makala poster

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan gigi sulung lebih sulit jika dibandingkan dengan gigi permanen karena gigi sulung lebih rentan terhadap terjadinya karies dan kerusakan lainnya. Karies dapat membuat anak-anak tersebut mengaharuskan untuk dilakukan restorasi atau ekstraksi. Dan apabila gigi sulungnya tanggal terlalu dini, gigi yang berada disebelahnya akan bergerak mendekat ke daerah yang kosong tersebut. Sehingga hanya akan meninggalkan sedikit celah untuk tempat tumbuh gigi permanen. Pada akhirnya gigi permanen tumbuh berdesak-desakan dan tumpang tindih tidak beraturan. Sehingga nantinya anak perlu memakai kawat gigi atau giginya harus di ekstraksi. Gigi sulung memerlukan perawatan yang lebih karena hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan gigi permanennya kelak. Waktu erupsi dan tanggal erupsi gigi sulung juga harus sesuai dengan waktunya begitu juga dengan pertumbuhan gigi permanennya harus diperhatikan. Perawatan yang tidak optimal dapat menggangu pertumbuhan gigi sulung dan permanen. Gigi

Upload: nurbaetty-rochmah

Post on 28-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makala Poster

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan gigi sulung lebih sulit jika dibandingkan dengan gigi permanen

karena gigi sulung lebih rentan terhadap terjadinya karies dan kerusakan lainnya.

Karies dapat membuat anak-anak tersebut mengaharuskan untuk dilakukan

restorasi atau ekstraksi. Dan apabila gigi sulungnya tanggal terlalu dini, gigi yang

berada disebelahnya akan bergerak mendekat ke daerah yang kosong tersebut.

Sehingga hanya akan meninggalkan sedikit celah untuk tempat tumbuh gigi

permanen. Pada akhirnya gigi permanen tumbuh berdesak-desakan dan tumpang

tindih tidak beraturan. Sehingga nantinya anak perlu memakai kawat gigi atau

giginya harus di ekstraksi.

Gigi sulung memerlukan perawatan yang lebih karena hal ini akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan gigi permanennya kelak. Waktu erupsi dan

tanggal erupsi gigi sulung juga harus sesuai dengan waktunya begitu juga dengan

pertumbuhan gigi permanennya harus diperhatikan. Perawatan yang tidak optimal

dapat menggangu pertumbuhan gigi sulung dan permanen. Gigi sulung dan gigi

permanen memiliki perbedaan dalam waktu erupsi, struktur, bentuk dan jumlah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, beberapa rumusan masalah yang akan dibahas

dalam tulisan ini adalah sebagai berikut.

1. Apa perbedaan antara gigi sulung dengan gigi permanen?

2. Bagaimana tahapan erupsi gigi sulung pada rahang atas dan rahang bawah?

3. Bagaimana akibat dari gigi sulung yang tidak dirawat?

4. Bagaimana cara perawatan gigi sulung pada anak?

Page 2: Makala Poster

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.3.1 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan

tentang gigi sulung yaitu perbedaan antara gigi sulung dan permanen, tahapan

erupsi gigi sulung, akibat dari gigi sulung anak yang tidak dirawat dan cara

perawatan gigi sulung pada anak.

1.3.2 Manfaat Penulisan

1. Memberikan informasi kepada praktisi kesehatan dan masyarakat bahwa

pentingnya merawat gigi sulung anak dan pentingnya peranan orang tua

dalam merawat dan memperhatikan gigi sulung anak.

2. Makalah ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan perhatian kita terhadap

kesehatan gigi sulung anak.

Page 3: Makala Poster

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada manusia terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang

berkembang dari interaksi sel epitel rongga mulut dan sel sbawah mesenkim.

Setiap gigi berbeda-beda secara anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya sama

pada semua gigi. Gigi-gigi tersebut tumbuh pada rahang atas dan rahang bawah

yang berpasangan atau simetris kanan dan kiri. Secara normal gigi geligi sulung

berjumlah 20 buah dan gigi geligi permanen berjumlah 32 buah. Pada gigi

permanen terdapat 8 gigi insisiv, 4 gigi kaninus, 8 gigi premolar dan 12 gigi

molar yang nantinya akan menggantikan gigi sulung pada rahang atas dan rahang

bawah. Dan pada gigi geligi sulung terdiri dari 8 gigi insisiv (gigi seri), 4 gigi

kaninus (gigi taring) dan 8 gigi molar (gigi geraham) yang masing-masing

tumbuh pada rahang atas dan rahang bawah.

2.1 Fungsi Gigi Sulung

Gigi sulung tidak hanya memiliki satu fungsi tetapi ada beberapa. Selain

untuk fungsi pengunyahan sebagai proses awal pencernaan makanan, fungsi

bicara dan fungsi keindahan wajah (estetis), gigi sulung juga memiliki fungsi

penting sebagai penunjuk jalan bagi gigi permanen yang berada dibawahnya.

Setiap tipe gigi sudah dikapling untuk digantikan secara estafet oleh gigi

berikutnya. Gigi insisivus pertama sulung akan digantikan oleh gigi insisivus

pertama permanen pula, gigi molar sulung akan digantikan oleh gigi premolar

permanen, sedangkan dibelakang gigi molar dua sulung sudah dikapling menjadi

milik gigi molar satu permanen. Jadi semua itu sudah ada polanya, kearah mana

gigi permanen akan bertempat tinggal. Sehingga gigi sulung memiliki jarak atau

ruang antara gigi suluang yang satu dengan yang lainnya sebagai penyedia tempat

untuk gigi permanen. (Chaerita Maulani:2005)

Terdapat perbedaan pertumbuhan gigi pada setiap anak, ada yang tumbuhnya

lebih cepat atau lebih lambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali. Pada

Page 4: Makala Poster

beberapa anak dapat ditemukan gigi semenjak ia dilahirkan disebut natal teeth.

Dan ada beberapa yang giginya belum muncul pada waktu normalnya atau

retardasi. Kelainan gigi sulung berdasarkan waktu erupsinya yaitu:

1. Natal teeth

Natal teeth adala gigi sullung yang muncul saat lahir. Sedangkan gigi yang

muncul mulai dari bayi lahir sampai 30 hari setelah lahir disebut neonatal.

Natal teeth lebih sering terjadi jika dibandingkan dengan neonatal. Sebagian

bentuk dan ukuran gig natal teeth cenderung normal. Paling sering pada gigi

insisivus sulung bawah. Sebabnya tidak diketahui pasti, kemungkinan besar

karena letak benih gigi yang terletak di permukaan dan juga latar belakang

keturunan. Keberadaan gigi saat lahir atau beberpaa bulan setelah lahir adalah

kondisi yang jarang terjadi. Apabila gigi yang muncul premature ini terdapat

kegoyangan gigi yang disebabkan oleh perkembangan akar yang terbatas,

disarakan gigi ini dicabut saja karena ada kemungkinan tertelan dan adanya

rasa tidak nyamanibu saat menyusui. Natal teeth yang tidak goyang tidak

perlu dicabut. (Chaerita Maulani:2005)

2. Erupsi gigi tertunda

Gigi sulung yang muncul terlambat (retardasi) dapat terjadi pada anak yang

ibunya mengalami kekurangan gizi pada saat hamil. Keterlambatan ini tidak

perlu dikhawatirkan. Biasanya gigi sulung akan mulai muncul pertama kali di

usia sekitar 12 bulan. Namun keterlambatan tumbuh lebih dari 6

bulanmerupakan pertanda bagi orang tua untuk mengunjungi dokter gigi.

Dokter gigi nantinya akan mencari sebab mengapa gigi sulung akan muncul

terlambat. (Chaerita Maulani:2005)

3. Teething

Teething yaitu proses fisiologis waktu erupsi diikuti gejala local dan sistemik.

Gejala-gejala yang timbul pada saat pertumbuhan gigi biasanya adalah gusi

yang terasa gatal, sehingga anak menggigit-gigit suatu benda yang

menimbulkan keluarnya air liur secara berlebih (hipersalivasi) dan putih

Page 5: Makala Poster

sekitar gigi. Ketidaknyamanan bayi seperti demam, kemudian anak menjadi

gelisah disebabkan karena pembentukan gigi bertepatan dengan perubahan

saraf dan otot yang terjadi pada masa perkembangan anak. Dan nafsu makan

anak juga berkurang.

4. Submerged teeth

Yaitu molar sulung gagal mempertahankan posisinya, akibat pertunbuhan gigi

disebelahnya yaitu molar sulung menjadi dibawah permukaan oklusal.

2.2 Alasan perawatan gigi sulung

Banyak orang tua mengira bahwa gigi sulung atau sering juga disebut sebagai

gigi susu tidak perlu dirawat. Mereka berpendapat bahwa gigi sulung tidak lama

ada dalam mulut dan pada saatnya akan diganti dengan gigi tetap atau gigi

permanen yang lebih kuat dan lebih besar. Mereka tidak tahu bahwa cukup

banyak akibat yang dapat terjadi bila gigi sulung atau gigi susu tidak

dirawat dengan baik. Pengaruhnya cukup besar terhadap perkembangan gigi tetap,

pertumbuhan dan perkembangan rahang, kesehatan umum anak tersebut dan juga

dapat mempengaruhi kepribadian dan psikologis penderita.

Gigi sulung atau gigi susu harus dipertahankan sampai saat eksfoliasi normal

karena alasan sebagai berikut (Kennedy,1976) :

1. Mempertahankan lengkung rahang.

2. Mempertahankan kesehatan dalam mulut.

3. Mencegah dan menghilangkan rasa sakit.

4. Mempertahankan dan memperbaiki penampilan.

Penjelasannya sebagai berikut :

1. Mempertahankan Lengkung Rahang

Kehilangan dini gigi sulung adalah penyebab lokal terjadinya maloklusi. Gigi

sulung harus tetap dirawat dan dipertahankan karena merupakan space

maintainer yang paling baik. Meskipun mempertahankan gigi sulung sampai

Page 6: Makala Poster

saatnya tanggal tidak menjamin tidak terjadinya maloklusi tetapi yang pasti dapat

mengurangi parahnya maloklusi. Kehilangan dini gigi molar sulung lebih parah

akibatnya dari kehilangan dini gigi insisivus sulung. Kehilangan gigi sulung

makin dini makin parah akibatnya. Contohnya, kehilangan dini gigi molar kedua

sulung umur tiga tahun lebih parah dari kehilangan gigi yang sama umur delapan

tahun.

Lokasi gigi yang tanggal dinipun mempunyai pengaruh yang besar. Bila gigi

sulung tanggal dini, gigi di sebelahnya akan mengisi tempat yang belum ditempati

gigi pengganti. Gigi lawan juga dapat mengisi tempat yang kosong. Bila saatnya

gigi pengganti akan erupsi akan kekurangan ruang sehingga tumbuhnya akan

terhambat dan tidak pada lengkung rahang gigi yang seharusnya. Pergeseran

gigipun dapat terjadi karena adanya karies dipermukaan proksimal (mesial

dan/atau distal). Bila gigi yang berlubang itu tidak dirawat, maka gigi sebelahnya

dapat bergeser mengisi ruang yang terjadi karena gigi berlubang. Kehilangan gigi

anterior selain dapat menyebabkan pergeseran gigi sebelahnya juga dapat

mempengaruhi penampilan.

2. Mempertahankan Kesehatan Gigi

Menurut teori Miller, mikroorganisme Laktobasillus acidophilus dan

Streptococcus mutans, berhubungan erat dengan proses karies gigi. Telah

dibuktikan bahwa dengan melakukan penambalan pada gigi yang karies maka

jumlah kuman dalam mulut berkurang (Elliot cit. Kennedy, 1976). Anak yang

mempunyai sedikit gigi yang karies jumlah kuman yang ada didalam mulutnya

sedikit. Mengurangi jumlah gigi yang berlubang (dengan merawatnya) juga akan

mengurangi jumlah gigi tetap yang karies. Nikiforuk dan Pulver (1969 cit.

Kennedy, 1976) menyatakan bahwa ada unsur perpindahan mikroorganisme,

kuman yang ada pada gigi sulung yang tidak terrawat merupakan sebagaian

penyebab karies pada gigi tetap.

Merawat gigi yang karies akan memberi efek yang baik. Contohnya, orang tua

sering mengeluh anaknya tidak mempunyai nafsu makan. Dokter sering

memberikan  tonic atau obat nafsu makan, sebenarnya masalahnya terletak pada

Page 7: Makala Poster

gigi yang karies. Anak tidak mau makan karena setiap kali dia mengunyah akan

terasa sakit, atau ada makanan yang terselip, sehingga penderita hanya mau

makan makanan yang lunak saja. Bila gigi mereka yang karies dirawat, mereka

bisa menikmati segala jenis makanan termasuk sayuran dan buah. Dengan gizi  

yang baik, pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi lebih baik sehingga

seluruh penghidupannya akan lebih baik.

3. Mencegah dan Menghilangkan Rasa Sakit

Dilihat dari sudut penderita, orang tua maupun dokter gigi mencegah rasa

sakit lebih mudah daripada mengobati. Masalah yang harus dihadapi dokter gigi

sehari-hari adalah penderita datang dalam keadaan sakit. Merawat pasien anak

lebih sulit dari orang dewasa dan anak yang sakit ini bisa kurang tidur, kurang

istirahat dan adanya rasa sakit mempersulit perawatan penderita. Dokter gigi

harus menghadapi pasien yang sedang dalam keadaan tidak menyenangkan.

Pengalaman ke dokter gigi yang buruk ini dapat mempengaruhi pendapat

penderita tentang berobat ke dokter gigi seumur hidupnya. Mencegah rasa sakit

paling penting. bila karies terdiagnosa dini perawatannya lebih mudah, sederhana

dan tidak membutuhkan waktu yang lama.

4. Mempertahankan dan Memperbaiki Penampilan

Setiap individu mempunyai pendapat sendiri mengenai giginya untuk

penampilan maupun fungsinya, sehingga kita tidak yakin pendapat seseorang

mengenai giginya. Orang tua pasti menghargai restorasi gigi anterior atau

perawatan orthodonti karena alasan estetik. Anak mulai memperhatikan

penampilannya sejak dapat bersosialisasi. Mereka ingin seperti temannya dan

tidak mau dikritik oleh temannya. Bila mereka dicemooh oleh teman karena

giginya, dapat terjadi trauma psikologis. Pada anak yang sudah sekolah dapat

menyatakan pendapatnya sendiri. Anak yang masih kecil sangat tergantung pada

pengaruh orang tuanya.

Page 8: Makala Poster

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perbedaan gigi sulung dengan gigi permanen

Gigi susu atau biasa disebut gigi sulung adalah struktur keras yang

terkalsifikasi yang digunakan untuk mengunyah makanan dan berwarna putih

seperti susu sehingga disebut dengan gigi susu. Gigi sulung berjumlah 20 buah

dengan jenis gigi insisiv (gigi seri), gigi kaninus (gigi taring) dan gigi molar (gigi

geraham). Dan masing-masing jenis gigi memiliki jumlah berbeda-beda yang

tumbuh pada rahang atas dan rahang bawah. Gigi insisiv berjumlah 8, gigi

kaninus 4 dan gigi molar 8. Pada gigi sulung memiliki jenis yang sama dengan

gigi permanen namun pada gigi permanen terdapat dua jenis gigi molar yaitu

molar dan premolar sedangkan pada gigi sulung hanya terdapat molar saja. Gigi

geligi sulung ini nantinya akan digantikan oleh gigi permanen yang berjumlah 32,

apabila gigi geligi permanen tersebut erupsi secara normal dan lengkap.

Gigi sulung memiliki beberapa perbedaan dengan gigi permanen. Hal ini

dapat dilihat dari jumlah, bentuk, waktu erupsi dan struktur. Jika dibandingkan

dengan gigi permanen, makota gigi sulung lebih kecil dalam segala ukuran dan

dimensi. Memiliki cervical ridge yang lebih menonjol dengan leher yang lebih

sempit, warna lebih cerah dan memiliki akar yang lebih melebar. Selain itu juga

terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut:

No Gigi sulung Gigi permanen1 Gigi sulung tidak memiliki gigi

premolar ataupun gigi yang menyerupai gigi premolar

Gigi permanen memiliki gigi premolar

2 Gigi geligi sulung lebih putih Gigi geligi permanen lebih kuning3 Akar-akar gigi susu mengalami

resorpsiAkar-akar gigi permanen tidak mengalami resorpsi

4 Akar-akar molar susu relative lebih sempit/ramping, panjang dan lebih divergen

Akar-akar molar permanen lebih lebar, pendek dan lebih konvergen

5 Ukuran mesio-distal akar-akar gigi sulung depan sempit

Ukuran mesio-distal akar-akar gigi permanen depan lebar

Page 9: Makala Poster

6 Mesio-distal>cervico-incisal Cervico-incisl>mesio-distal7 Pada gigi sulung tidak terbentuk

sekunder dentinPada gigi permanen terbentuk sekunder dentin

8 Permukaan fasialnya lebih licin Permukaannya fasialnya lebih kasar9 Akar-akar dan korona sulung

mesio-distal dan sepertiga servikal lebih sempit

Akar-akar dan korona gigi permanen mesio-distal dan sepertiga servikal lebih lebar

10 Perbedaan formula dan jumlahnya: gigi sulung: i 2/2, c 1/1, m 2/2 = 10. Jumlah = 20

Perbedaan formula dan jumlahnya: gigi permanen: I 2/2, C 1/1, P 2/2, M 3/3 = 16. Jumlah = 32

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat beberapa perbedaan antara

gigi sulung dan gigi permanen. Gigi sulung juga memiliki ukuran yang relative

kecil dibandingkan gigi permanen dan satu gigi dengan gigi lainnya memiliki

letak yang cukup renggang pada lengkung rahang karena sebagai persiapan

tempat erupsi untuk gigi permanen yang berukuran lebih besar. Sehingga gigi

permanen tidak akan renggang lagi satu dengan lainnya. Sebaliknya, gigi geligi

permanen akan tumbuh rapat satu sama lain.

3.2 Tahapan erupsi gigi sulung pada rahang atas dan rahang bawah

Normalnya, bayi yang baru dilahirkan tidak mempunyai gigi, walaupun benih

gigi sudah ada jauh sebelum bayi tersebut dilahirkan. Pembentukkan gigi sulung

dimulai sejak janin masih dalam kandungan usia 6-8 minggu kehamilan ibu dan

gigi sulung pertama akan mulai tumbuh pada masa bayi berusia kurang lebih 6

bulan sejak ia lahir. Masa pembentukan gigi perlu diperhatikan karena merupakan

masa rentan. Gangguan yang terjadi pada kehamilan saat pembentukkan struktur

gigi sedang berlangsung dapat menyebabkan kelainan pada gigi itu nantinya.

Masa pertumbuhan gigi tidaklah sama pada setiap anak. Ada yang masa

pertumbuhannya cepat sekali, begitu lahir sudah ada gigi sulung yang muncul,

ada pula yang sampai usia 1 tahun gigi sulungnya baru mau erupsi atau bahkan

belum erupsi. Usia yang dimaksudkan disini adalah relative bisa lebih atau

kurang. Munculnya gigi sulung secara normal, pertama kali antara usia 4-6 bulan

Page 10: Makala Poster

dan paling lambat antara 20-26 bulan. Munculnya gigi sulung sebelum waktunya

disebut premature dan munculnya gigi yang terlambat disebut retardasi. Gigi akan

tumbuh secara lengkap sejumlah 20 buah pada usia antara 24 bulan sampai

dengan 36 bulan yaitu 10 gigi pada rahang atas dan 10 gigi pada rahang bawah.

Gigi sulung yang tumbuh lebih cepat atau tumbuh terlambat tidak perlu

dikhawatirkan. Selama masih dalam kurun waktu tersebut, pertumbuhan masih

dianggap normal.

Gigi tumbuh secara beurutan yang dimulai dari gigi insisivus pertama bawah,

kemudian diikuti oleh gigi insisivus pertama atas. Selanjutnya gigi insisivus

kedua atas dan bawah akan tumbuh pada usia satu tahun. Apabila munculnya gigi

insisivus pertama lambat, kemungkinan akan terjadi keterlambatan pada

munculnya gigi berikutnya.

Pada usia sekitar 13-19 bulan gigi molar pertama atas dan bawah akan erupsi

yang diikuti oleh erupsinya gigi caninus. Pada usia 2 tahun erupsi gigi molar dua

atas dan bawah dan mencapai pertumbuhan sempurna pada saat anak berusia 3

tahun.

Saat gigi sulung tumbuh dengan sempurna kurang lebih saat usia 6 tahun,

tulang rahang akan berkembang sesuai dengan lebar lengkung rahang. Pada saat

ini maka akan terlihat jarak atau ruang antar gigi yang disebut diastema. Al ini

merupakan keadaan yang normal, karena dengan tumbuhnya gigi tetap, pengganti

ruangan yang diperlukan sudah cukup tersedia.

Berikut adalah gambar erupsi dari gigi geligi sulung yang sesuai dengan

urutan erupsi

Page 11: Makala Poster

Dengan demikian gigi geligi sulung berguna dan berpengaruh teradap

perkembangan rahang, erupsi gigi geligi tetap, perkembangan fisik dan mental

anak dan kesehatan individu karena dengan keilangan dini gigi sulung,

mengakibatkan perkembangan rahang yang normal tidak mungkin terjadi dan gigi

M1 tidak dapat tumbuh pada posisi yang normal sebagai kunci dari oklusi.

3.3 Akibat dari gigi sulung yang tidak dirawat

Gigi sulung sama pentingnya dengan permanen walaupun gigi sulung hanya

tumbuh sementara namun kesehatan dan kebersihannya harus tetap dijaga. Karena

gigi sulung menjadi patokan bagi gigi permanen untuk tumbuh menggantikan gigi

sulung. Meskipun gigi sulung yang berjumlah 20 buah hanya bersifat temporer,

kebersihan dan kesehatannya tetap harus menjadi peratian orang tua sedini mungkin.

Apabila gigi sulung tidak dirawat dapat menyebabkan beberapa hal yang bisa

berpengaruh terhadap kesehatan maupun estetik. Berikut beberapa hal akibat dari gigi

sulung yang tidak dirawat:

Page 12: Makala Poster

1. Gigi sulung yang tidak disikat dengan benar menyebabkan plak gigi

(kombinasi saliva, sisa makanan dan bakteri) akan terbentuk. Ketika bakteri

bertemu dengan sisa makanan, terutama gula maka akan terbentuklah asam.

Jika asam ini tidak dibersihkan, dapat merusak email gigi yang menyebabkan

gigi berlubang yang makin lama akan semakin membesar.

2. Gigi berlubang pada gigi sulung dapat mengakibatkan gigi sulung harus di

tambal ataupun di cabut. Gigi sulung merupakan penunjuk jalan gigi

permanen sehingga pencabutan gigi sulung yang terlalu dini, jauh sebelum

gigi permaen pengganti dibawahnya muncul membuat gigi tetap dibawahnya

kehilangan arah dan tumbuh bukan pada tempat semestinya. Contohnya gigi

caninus yang tumbuhnya ektopik atau diluar lengkung. Kemungkinan besar

disebabkan karena gigi caninus sulung yang tanggal dini. Gigi yang

berlubang pada bagian yang berkontak dengan gigi tetangganya, akan

menyebabkan titik kontak gigi hilang dan dapat menyebabkan pergeseran

gigi. Pergeseran ini menyebabkan panjang lengkung rahang menjadi

berkurang, sehingga gigi yang tumbuh belakangan, kekurangan tempat.

3. Kehilangan dini gigi sulung pada anak juga akan mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan wajah, tulang rahang dan oklusi gigi geligi. Sehingga

dapat menyebabkan kehilangan keseimbangan struktur, efisiensi

pengunyahan, dan keharmonisan wajah. Pada umumnya kehilangan dini gigi

sulung disebabkan karies yang tidak dirawat atau bisa karena trauma dan pada

beberapa kasus benihnya tidak ada.

Gigi susu yang tanggal terlalu dini dapat terjadi pada satu gigi atau lebih, gigi

depan maupun belakang, dan akan menyebabkan terjadinya beberapa hal,

seperti penutupan ruangan yang tidak terkontrol akibat pergeseran gigi-gigi

tetangga dari gigi yang hilang tersebut yang akan menyebabkan malposisi

gigi tetap pengganti, baik di lengkung gigi depan maupun gigi belakang.

Gangguan waktu bicara. Gangguan fungsi bicara ini terjadi terutama pada

saat pengucapan huruf-huruf mati S, Z, V, dan F. Kebiasaan buruk. Kebiasaan

buruk yang akan timbul biasanya adalah menjulurkan lidah pada tempat yang

Page 13: Makala Poster

kosong tersebut. Kebiasaan buruk yang terus berlanjut setelah tumbuhnya gigi

tetap pengganti akan menyebabkan berubahnya posisi gigi tetap akibat

tekanan yang terus menerus dari lidah. Trauma psikis. Kehilangan dini gigi

susu, terutama gigi depan, akan menyebabkan rasa rendah diri terutama pada

anak wanita. Trauma psikis dapat mempengaruhi hubungan sosial dengan

teman-temannya. Gangguan fungsi pengunyahan. Bila kehilangan dini gigi

susu terjadi pada gigi belakang dapat mengurangi fungsi pengunyahan.

3.4 Cara perawatan gigi sulung pada anak

Orang tua sering menyepelekan kesehatan gigi pada anak. Padahal tanpa gigi

yang sehat, si anak tidak akan mendapat asupan gizi yang baik. Akibatnya,

perkembangan dan pertumbuhan si anak menjadi sangat terganggu. Maka pada

gigi sulung anak peran orang tua sangat penting dalam menjaga kesehatan dan

kebersihan gigi sulung anak. Orang tua harus mengetahui bagaiman cara

melakukan perawatan pada gigi sulung anak. Agar gigi sulung anak dapat terjaga

dengan baik. Berikut adalah cara-cara perawatan gigi sulung anak:

1. Membersihkan gigi anak

Orang tua sudah harus membersihkan gigi anak sedini mungkin, bahkan

ketika masih berusia beberapa bulan saat gigi belum mulai muncul. Anda bisa

menggunakan spons halus basah, yang berfungsi sebagai sarung tangan,

untuk mengelap dan memijat gusi bayi dua kali sehari. Hal ini perlu

dilakukan untuk menjaga kebersihan mulut dan membiasakan anak dengan

perawatan mulut.

2. Mengajari anak menyikat gigi

Mengajari anak menyikat gigi membutuhkan konsistensi dan harus dimulai

sejak dini. Perawatan gigi sulung anak dapat dimulai dengan menyikat gigi

anak segera setelah gigi sulungnya tumbuh. Membiasakan anak menyikat

giginya minimal 2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum

tidur dan setelah makan-makanan yang manis. Gunakan siakt gigi anak yang

Page 14: Makala Poster

lembut dan beri pasta gigi berfluoride sebanyak ukuran kacang polong.

Karena fluoride dapat menguatkan gigi dan mencegah terjadinya gigi

berlubang.

3. Memeriksakan gigi secara rutin

Pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi tetap diperlukan. Hal

ini berguna untuk memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta

medeteksi kelainan gigi sejak dini. Orang tua diharapkan untuk berperan serta

dalam memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak-anak di rumah.

Keluhan-keluhan ataupun kelainan yang ditunjukkan anak perlu mendapat

perhatian. Sering kali anak belum dapat menjelaskan rasa sakit, tetapi ia

menolak makan-makanan yang keras atau mengunyah makanan pada satu sisi

atau nafsu makannya hilang sama sekali. Hal ini perlu diperhatikan karena

mungkin saja anak mengalami sakit gigi atau kelainan pada fungsi

pengunyahan. Kunjungan pertama ke dokter gigi sebaiknya mulai dilakukan

pada saat anak berusia dua tahun.

4. Menghilakan kebiasaan buruk

Kebiasaan buruk yang sering terjadi pada anak adalah sindroma susu botol.

Sindroma ini adalah karies pada gigi sulung anak yang biasanya menyerang

gigi-gigi depan rahang atas, yang disebabkan oleh kebiasaan minum susu

botol atau larutan gula pada waktu tidur. Faktor lain yang menentukan adalah

lamanya gigi terekspos oleh zat gula. Gula tersebut akan diubah oleh bakteri

plak menjadi asam. Asam yang diproduksi oleh bakteri inilah yang akan

melarutkan email gigi anak sehingga gigi menjadi berlubang.

5. Konsumsi makanan yang bergizi

Mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi dan mengurangi konsumsi gula

yang berlebihan perlu diperhatikan. Kebanyakan anak-anak suka terhadap

makanan yang manis-manis seperti coklat, biscuit, permen dan lain-lain.

Maka hindari anak-anak dari jajanan manis diluar waktu makan dan

menggantikan cemilan manis dengan buah atau sayuran.

Page 15: Makala Poster

Yang boleh dan tidak boleh soal gigi

Sikatlah gigi anak dua kali sehari dan setelah makan-makanan yang manis.

Periksakanlah label pada kemasan makanan untuk mengetahui kandungan

gulanya.

Belilah obat yang bebas gula.

Bawalah anak kedokter gigi ketika anak berusia dua tahun.

X Jangan biarkan anak tertidur ketika sedang minum susu atau jus dari botol

X Jangan memberikan makanan atau minuman setelah anak menyikat giginya

sebelum tidur

Page 16: Makala Poster

BAB 1V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kajian dari berbagai literature diatas dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Gigi sulung memiliki beberapa perbedaan dengan gigi permanen mulai

dari struktur, jumlah, bentuk dan waktu erupsi.

2. Gigi sulung memiliki urutan erupsi sebagai berikut:

a. Gigi i1 bawah

b. Gigi i1 atas

c. Gigi i2 atas

d. Gigi i2 bawah

e. Gigi m1 atas

f. Gigi m1 bawah

g. Gigi c atas

h. Gigi c bawah

i. Gigi m2 bawah

j. Gigi m2 atas

3. Gigi sulung yang tidak dirawat mengakibatkan karies pada gigi,

tanggal premature, trauma psikis, gangguan pengunyahan, gangguan

estetik bahkan mengganggu fungsi bicara.

4. Cara merawat gigi sulung anak yaitu dengan cara membersihkan gigi

anak, mengajari anak menyikat gigi, memeriksan gigi secara rutin,

menghilangkan kebiasaan buruk dan mengkonsumsi makan-makanan

bergizi.

4.2 Saran

Berdasarkan kajian diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

Page 17: Makala Poster

1. Menggalakkan penyuluhan kepada masyarakat umum untuk lebih

memperhatikan kesehatan gigi dan mulut terutama untuk gigi sulung.

2. Mensosialisasikan perawatan gigi sulung yang baik dan benar kepada para

orang tua.

Page 18: Makala Poster

DAFTAR PUSTAKA

Maulani, Chaerita. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Prasko. 2011. Mengapa Gigi Sulung harus Dirawat. Available at

http://www.prasko.com/2011/08/mengapa-gigi-sulung-harus-dirawat.html

Nasution, Minasari Imran. 2008. Morfologi Gigi Desidui dan Gigi Permanen.

Available at http://usupress.usu.ac.id/files/Morfologi%20Gigi%20Desidui%20dan%20Gigi

%20Permanen_Final_Normal.pdf

Thompson, June. 2003. Toddlecare. Jakarta: Erlangga.