hidrokarbon
DESCRIPTION
bahan ajar hidrokarbonTRANSCRIPT
BAHAN AJARA. Penggolongan senyawa alkana
Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa, hidrokarbon dibedakan menjadi dua golongan. Kedua golongan tersebut adalah hidrokarbon jenuh(ikatan tunggal) dan hidrokarbon tidak jenuh(ikatan rangkap dua atau tiga).
Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, hidrokarbon dibedakan menjadi tiga yaitu hidrokarbon alifatik, siklik, dan aromatik. Hidrokarbon alifatik merupakan hidrokarbon dengan rantai krbon terbuka. Hidrokarbon alifatik dapat berupa hidrokarbon jenuh maupun hidrokarbon tidak jenuh.Contoh ;
Hidrokarbon siklik merupakan hidrokarbon dengan rantai karbon tertutupatau mengandung struktur cincin. Hidrokarbon siklik yang berasal dari hidrokarbon alifatik disebut hidrokarbon alisiklik.Contoh :
Hidrokarbon aromatik merupakan hidrokarbon yang terdiri atas enam atom C yang berstruktur cincin dan mengandung ikatan jenuh serta tidak jenuh.Contoh :
Alkana (CnH2n+2)Alkana adalah senyawa hidrokarbon yang seluruh ikatannya adalah tunggal. Alkana disebut juga hidrokarbon jenuh. Alkana sukar bereaksi dengan zat lain. Oleh karena itu, alkana juga dinamakan parafin. Parafin berasal dari kata latin “parum” yang berarti sedikit dan “affinis” yang berarti afinitas atau daya gabung.Alkana mempunyai rumus umum:C
nH2n+2
n=bilangan bulatalkana yang paling sederhana yaitu metana. Metana terdiri dari satu atom C dan empat atom H, dengan rumus molekul CH4. Nama-nama sepuluh jenis alkana pertama disajikan dalam tabel berikut.Tabel. Beberapa senyawa alkana
Rumus Molekul Nama Rumus Molekul NamaCH4
C2H6
C3H8
C4H10
C5H12
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22
MetanaEtana
PropanaButanaPentana HeksanaHeptanaOktanaNonanaDekana
C11H24
C12H26
C13H28
C14H30
C15H32
C16H34
C17H36
C18H38
C19H40
C20H42
UndekanaDodekanaTridekana
TetradekanaPentadekanaHeksadekanaHeptadekanaOktadekanaNonadekana
EikosanaSetiap alkana pada tabel di atas mempunyai selisih satu CH4 dengan suku alkana diatasnya, sehingga membentuk suatu deret homolog. Suku-suku alana tersebut mempunyai sifat-sifat kimia yang hampir sama. Sumber alkana yang paling banyak yaitu gas alam dan minyak bumi. Alkana diperoleh dari minyak bumi dengan penyulingan bertingkat.a. Isomer-isomer alkana
Rumus struktur metana digambarkan sebagai berikut:
Apabila pada metana tersebut satu atom H-nya diganti oleh satu atom C yang mengikat tiga atom H, akan terbentuk alkana yang terdiri atas dua atom C. alkana ini dinamakan etana.
atau CH3- CH3
Demikian juga saat satu atom H pada etana diganti oleh satu atom C yang mengikat tiga atom H, akan terbentuk alkana dengan tiga atom C yang disebut propana.
atau CH3-CH2-CH3
Pada metana, etana, dan propana penggantian satu atom H yang terikat pada atom C sembarangan oleh gugus –CH3 hanya menghasilkan satu rumus struktur. Namun pada deret homolog alkana selanjutnya yaitu pada butana dan lainnya, penggantian satu atom H oleh gugus –CH3 dapat menghasilkan lebih dari satu rumus struktur. Perhatikan contoh berikut!
atau CH3-CH2-CH2-CH3
atau
Hasil yang diperoleh dari penggantian atom H pada propana oleh gugs –CH3 adalah n-butana dan isobutana. n-butana mempunyai titik didih -5oC sementara iso-butana -11,7oC. Hal ini membuktikan bahwa kedua rumus struktur yang dihasilkan dari reaksi tersebut merupakan senyawa yang berbeda, meskipun rumus molekulnya sama yaitu C4H10. Peristiwa seperti ini disebut isomer. Semakin banyak jumlah atom C pada molekul alkana, semakin banyak pula isomernya. Perhatikan contoh dalam tabel berikut.
Tabel. Isomer-isomer dari butana dan pentanaRumjus Molekul
Rumus Struktur NamaJumlah Isomer
C4H10
C5H12
n-butana
isobutana
n-pentana
isopentanaatau2-metil-butana
2,2-dimetil propanaAtauneopentana
2
3
b. Gugus alkilGugus alkil yaitu molekul alkana yang kehilangansatu atom H. Alkil mempunyai rumus CnH2n+1. Penamaan alkil sesuai dengan nama alkananya, tetapi akhiran –ana pada alkana diganti –il. Tabel di bawah ini menyajikan beberapa contoh alkil beserta rumus strukturnya.Tabel. Alkil dan rumus strukturnya
Alkil Nama alkil Alkil Nama alkil- CH3
- C2H5
- C3H7
- C4H9
- C5H11
MetilEtil
PropilButil
Amil atau pentil
- C6H13
- C7H15
- C8K17
- C9H19
- C10H21
HeksilHeptilOktilNonilDekil
Gugus metil dan etil hanya mempunyai satu jenis yaitu;CH3- metilCH3 – CH2 - etil
CH3-CH2-CH2-CH3
CH3- CH - CH3 I CH3
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3
CH3-CH2-CH2-CH3 I CH3
CH3 ICH3-CH2-CH3 I CH3
Gugus propil ada dua jenis yaitu; CH3 –CH2 –CH2- propil
isopropilGugus butil ada empat jenis yaitu;
CH3– CH2- CH2- CH3- butil
isobutil
sekunder butil
tersier butil
c. Tata nama alkana
Tata nama atau cara memberi nama senyawa alkana dikenal dengan nomenklatur. Cara pemberian nama ini diatur secara internasional oleh IUPAC (international union of pure and aplied chemistry). Tujuannya agar diperoleh keseragaman pada nama-nama senyawa alkana. Tata nama senyawa alkanan sebagai berikut;1) Alkana rantai lururs (tidak bercabang)
Alkana diberi nama sesuai dengan jumlah atom C-nya dan diberi nama n-. (n=normal, tidak bercabang).
n-propana
n-heksana
n-heptana
2) Alkana rantai bercabanga) Tentukan dahulu rantai C terpanjang yang menjadi nama alkana.b) Atom-atom C yang terletak diluar atom C terpanjang merupakan cabang
atau gugus alkil.c) Berilah nomor pada atom-atom C di rantai terpanjang, atom C yang
mengikat alkil diberi nomor sekecil mungkin.
3) Alkil-alkil yang tidak sejenis dituliskan berdasarkan urutan abjad (butil, etil, metil,propil).
4) Alkil-alkil sejenis penulisannya digabung dengan diberi awalan 2(di), 3(tri), 4(tetra), dan seterusnya.
2-metil-butana, bukan 3 metil butana
2-metil-pentana, bukan 4 metil pentana
4-isopropil-2-metil-heptana
5) Apabila salah satu atom C pada rantai terpanjang mengikat dua gugs alkil, penulisan nomornya harus diulang.
6) Alkil yang mengandung C terbanyak terikat pada atom C rantai terpanjang dengan nomor terkecil.
4,5-dietil-2,3,6-trimetil-oktana
2,2-dimetil-butana
2-etil-2,3-dimetil-butana
3-etil-5-metil-heptana, bukan 5-etil-3-m3til-heptana
7) Apabila terdapat beberapa alternatif rantai C terpanjang harus dipilih rantai C yang mengandung gugus alkil sebanyak mungkin.
.d. Sifat-sifat alkana
Sifat-sifat alkana dibedakan menjadi dua, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.1) Sifat-sifat fisika
a) Alkana tidak larut dalam airb) Semakin besar massa molekul relatif alkana, titik leleh dan titik didihnya
semakin tinggi.c) Dalam satu rantai molekul alkana dengan massa molekul relatif sama,
semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya.
Tabel. Titik didih dan titik leleh beberapa senyawa alkana
3-etil-2-metil-pentanaBukan 3-isopropil-pentana
3,3,4-trimetil-heksana
d) Pada suhu kamar, 25oC dan tekanan 1 atm, alkana dengan jumlahn atom C1-C4 berwujud gas, C5-C17 berwujud cair, dan jumlah atom C yang lebuh dari 18 berwujud padat.
e) Suku-suku tinggi dan suku-suku yang terbentuk gas tidak berbau bensin.2) Sifat-sifat kimia alkana
a) Senyawa-senyawa alkana sukar bereaksi dengan pereaksi kimia seperti zat pengoksidai atau zat pereduksi. Hal ini disebabkan ikatan antara C-C atau C-H sangat kuat dan tidak mudah putus meskipun dipanaskan pada suhu tinggi. Oleh karena itu senyawa alkana disebut senyawa parafin.
b) Alkana dapat bereaksi dengan oksigen melalui reaksi pembakaran. Pembakaran sempurna alkana dengan oksigen menghasilkan CO2, sedangkan pembakaran tidak semurna menghasilkan CO atau kadang-kadang karbon dalam bentuk arang atau jelaga.(1) pembakaran sempurna
2C2H6 + 7 O2 4CO2 + 6H2O(2) pembakaran tidak sempurna
2C2H6 + 5 O2 4CO + 6H2O karbon
monoksida2C2H6 + 3 O2 4C + 6H2O
karbon
e. Pembuatan alkanaSumber utama alkana yaitu minyak bumi. Berbagai jenis bahan bakar yang kita gunakan sehari-hari seperti solar, bensin, minyak tanah, elpiji dan lilin merupakan campuran alkana. Senyawa alkana murni dapat dipperoleh dengan cara sebagai berikut.1) Metana, di laboratorium dibuat dengan mereaksikan alumnium karbida dengan
air.Al4C3 (s) + 12 H2O(l) 3CH4(g) + 4Al(OH)3(aq)
2) Mereaksikan alkena dengan gas hidrogenCnH2n + H2(g) CnH2n+2
3) Sintesis WurtzAdolphe Wurtz, ahli kimia dari Pranncis(1917-1884) memperoleh alkana dengan cara mereaksikan alkil halida (hloalkana) dengan logam natrium. Reaksi ini lebih dikenal dengan sintesis Wurtz. Pada sintesis Wurtz dua molekul alkil halida akan menghasilkan satu molekul alkana.2CH3Cl(aq) + 2 Na(s) CH3-CH3(g) + 2NaCl(aq)alkil halida etana
2C2H5I(aq) + 2Na(s) CH3CH2CH2CH3(g) + 2NaI(aq) n-butana
4) Sintesis GrignardFrancois Auguste Victor Grignard, seorang seorang kimiawan dari prancis (1871-1935) memperoleh senyawa alkana dari reaksi senyawa Grignrd dengan air. Senyawa Grignard berupa alkil magnesium halida (RMgX), yaitu suatu senyawa yang sangat berguna untuk pembuatan senyawa-senyawa organik. Senyawa ini ditemukan oleh F.A.V. Grignard hingga ilmuwan tersebut memperoleh nobel pada tahun 1912. Alkana yang dihasilkan pada sintesis Grignard tergantung pada alkil (R) dari RMgX yang digunakan.CH3MgBr(aq) + H2O(l) CH4(g) + MgOHBr(aq)
C2H5MgI(aq) + H2O(l) CH3-CH3 + MgOHI
5) Sintesis DumasJean Andre Dumas, kimiawan dari Prancis (1800-1884) memperkenalkan pembuatan alkana dengan memanaskan campuran garam natrium karboksilat seperti natrium asetat dengan NaOH.
(aq) + NaOH (aq) CH4(g) + Na2CO3(aq)
(aq) + NaOH(aq) CH3CH2CH3(g) + Na2CO3(aq)
Alkena
A. RUMUS UMUM
Alkena termasuk keluarga hidrokarbon tak jenuh karena memiliki setidaknya 1 ikatan
rangkap dua C=C. Adanya ikatan rangkap menyebabkan jumlah atom H pada alkena tidak
maksimum seperti halnya alkana. Perhatikan tabel berikut.
Tabel 1. Nama,Rumus Struktur, dan Rumus Molekul Beberapa Senyawa Alkena
Nama Rumus Struktur Rumus Molekul Etena CH2=CH2 C2H4
Propena CH2=CH-CH3 C3H6
1-Butena CH2=CH-CH2-CH3 C4H8
1-Pentena CH2=CH-CH2-CH2-CH3 C5H10
1-Heksena CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH3 C6H12
1-Heptena CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 C7H14
Dari rumus molekul pada tabel di atas, terlihat bahwa jumlah atom H yang diikat adalah
dua kali jumlah atom C. Jika terdapat n atom C, maka jumlah atom H adalah 2n. Sehingga
dapat disimpulkan rumus umum senyawa alkena adalah
B. TATA NAMA
Langkah-langkah penamaan struktur alkena :
1. Penentuan Rantai Utama
Rantai utama pada senyawa alkena adalah rantai karbon terpanjang yang mengandung
ikatan rangkap dua C=C. Senyawa alkena diberi nama sesuai dengan jumlah atom C
terpanjang dan diberi akhiran –ena.
Bagian kuning merupakan rantai utama, yakni butena
Bagian kuning bukan rantai utama, karena tidak mengandung ikatan
rangkap
2. Penomoran dan penamaan
Penomoran pada rantai utama dimulai sedemikian sehingga atom C pertama yang terikat
pada ikatan C=C memiliki nomor sekecil mungkin. Nama rantai utama dimulai dengan
nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan C=C, diikuti tanda (-) kemudian nama
rantai utama.
Rantai utama 2-butena Rantai utama adalah 1-pentena
3. Jika terdapat cabang (gugus alkil) pada rantai utama, beri nama alkil yang sesuai. Aturan
lainnya sama dengan aturan tata nama alkana.
C
Rantai utama = 1-pentena Rantai utama = 2-heptena
Cabang = 3,3-dimetil Cabang = 4-etil-4-metil
sehingga diberi nama : 3,3-dimetil-1-pentena
sehingga diberi nama : 4-etil-4-metil-2-heptena
4. Jika terdapat lebih dari satu ikatan C=C maka akhiran '-na' pada alkena diganti dengan
'diena' (ada 2 ikatan C=C), '-triena' (ada 3 ikatan C=C) dan seterusnya. Kedua atom C
pertama yang terikat pada ikatan C=C, harus memiliki nomor sekecil mungkin.
1,3-pentadiena
Rantai utama = 1,4-heksadiena
Cabang = 2-etil-5-metil
sehingga namanya, 2-etil-5-metil-1,4-heksadiena
C. ISOMER
Senyawa hidrokarbon dapat membentuk isomer. Isomer berasal dari bahasa
yunani: iso yang berarti sama, dan mer- yang berarti bagian. Isomer adalah senyawa-
senyawa berbeda yang mempunyai rumus molekul sama. Secara umum isomer-isomer yang
ada pada alkena ditunjukan oleh bagan berikut.
1. Isomer Struktur
Isomer dengan perbedaan terletak pada urutan penggabungan atom-atom penyusun
molekul.
a. Isomer Kerangka
Senyawa dengan rumus molekul sama namun kerangka (struktur) atom karbon (C)
berbeda.
b. Isomer Posisi
Senyawa dengan rumus molekul dan memiliki ikatan C=C tetapi posisi ikatan
rangkapnya berbeda.
Contoh : C4H8
Senyawa alkena C4H8 memiliki 3 isomer lain, yaitu
a.
1-Butena
b.
2-Butena
Kedua senyawa tersebut memiliki kerangka atom C yang sama yaitu berjumlah 4, tetapi
posisi ikatan rangkapnya berbeda sehingga disebut berisomer posisi. Kedua senyawa tersebut
juga berisomer kerangka dengan senyawa
Contoh lain : C5H10
Senyawa ini memiliki lima isomer dengan dua bentuk kerangka atom C, yaitu kerangka lurus
dan kerangka bercabang.
1. Bentuk kerangka lurus
a.
1-pentena
b.
2-pentena
2. Bentuk kerangka bercabang
2-metil propena
a.
2-Metil-1-butena
b.
2-Metil-2-butena
c.
3-Metil-1-butena
2. Isomer Geometri
Senyawa dengan rumus molekul, posisi ikatan C=C sama namun memiliki perbedaan
susunan geometri (struktur ruang). Isomer geometri terdiri dari isomer cis-trans. Isomer
cis-trans terjadi jika atom C memiliki ikatan rangkap mengikat dua gugus yang berbeda
bentuk cis bentuk transKeterangan :
R : gugus ringan atau kecilB : gugus berat atau besar
(garis putus-putus) : mengarah ke belakang (garis utuh) : mengarah ke depan
Bentuk geometri cis mengandung gugus-gugus yang sama (sama ringan atau sama berat)
dan terletak pada satu sisi. Gugus R yang terikat pada garis putus-putus berarti mengarah
ke belakang dan gugus B yang terikat pada garis utuh berarti mengarah ke depan.
Bentuk geometri trans mengandung gugus-gugus yang sama dan terletak bersebrangan.
Gugus R yang terikat pada garis putus-putus bersebrangan dengan gugus R yang terikat
pada garis utuh. Begitu juga dengan gugus B yang bersebrangan dengan gugus lainnya.
Contoh :
Cis-2-butena trans-2-butena
D. SIFAT FISIK DAN KIMIA
1. Sifat fisik alkena
Sifat fisik alkena, yakni titik didih mirip dengan alkana. Hal ini dikarenakan alkena
bersifat non-polar dan mempunyai gaya antar-molekul yang relative lemah. Di samping
itu, nilai Mr alkena hampir sama dengan alkana. Seperti halnya alkana, kecenderungan
titik didih alkena juga naik dengan pertambahan nilai Mr.
Tabel 2. Beberapa sifat fisis dari alkena
Nama Alkena Rumus Molekul Mr Titik leleh Titik didih Fase pada
(ºC) (ºC) 25 ºCEtena C2H4 28 -169 -104 Gas
Propena C3H6 42 -185 -48 Gas
1-Butena C4H8 56 -185 -6,2 Gas
1-Pentena C5H10 70 -165 30 Cair
1-Heksena C6H12 84 -140 63 Cair
1-Heptena C7H14 98 -120 94 Cair
1-Oktena C8H16 112 -102 122 Cair
1-Nonena C9H18 126 -81,3 147 Cair
1-Dekena C10H20 140 66,3 171 Cair
Sumber; CRC Handbook of Chemistry and Physic
Sifat alkena yang lain adalah sedikit larut dalam air. Makin banyak atom karbonnya,
makin berkurang kelarutannya. Alkena larut dalam etanol, eter, minyak tanah dan
benzene.
2. Sifat kimia Alkena
Alkena jauh lebih reaktif dibandingkan alkana. Sifat sifat kimia Alkena adalah sebagai
berikut :
- Dapat mengalami reaksi adisi (penambahan = penjenuhan) yaitu pengubahan
ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal, misalnya oleh H2, Cl2, Br2, HCl dan HBr.
Contoh :
+ H2
Propena Propana
+ HCl Etena Etil klorida
- Dapat mengalami reaksi polimerisasi yaitu reaksi penggabungan monomer menjadi
polimer (molekul yang besar).
nCH2 = CH2 (–CH2 – CH2 – )n
Etena Polietilena (salah satu jenis plastic)
Hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki dua ikatan rangkap disebut alkadiena
(Rumus umumnya CnH2n-2), yang memiliki tiga ikatan rangkap disebut alkatriena
(rumus umumnya CnH2n-4), dan seterusnya.
Contoh :
1,3-butadiena (C4H6)
1,3,5-heksatriena (C6H8)
- Alkena juga mudah terbakar.
Reaksi pembakaran alkena disebut juga sebagai reaksi oksidasi alkena dengan O2.
Jika jumlah O2 berlebih, maka produk reaksi adalah CO2 dan H2O. apabila jumlah O2
terbatas, maka pembakaran alkena juga akan menghasilkan CO atau C.
(g) + 3O2 (g) 2CO2(g) + 2H2O(g)
E. SUMBER DAN KEGUNAAN
1. Sumber Alkena
Alkena berada dalam jumlah yang kecil di alam sehingga harus disintesis melalui
perengkahan alkana dari gas alam dan minyak bumi. Contoh : sintesis etena (C2H4).
- Perengkahan alkana dari gas alam
C2H6(g) panas→
CH2 = CH2 (g) + H2 (g)
Etana Etena
C3H8(g) panas→
CH2 = CH2 – CH3 (g) + H2 (g)
Propana Propena
- Perengkahan alkana dari minyak bumi
C18H38(g) Katalis , panas→
4CH2 = CH2 (g) + C10H22
Oktadekana Etena
2. Kegunaan Alkena
Alkena banyak digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan senyawa organic di
industry, seperti industry plastic, farmasi, dan insektisida.
- Etena (C2H4)
Etena adalah bahan baku pembuatan polietena dan senyawa organic intermediet
(produk antara) seperti kloroetena (vinil klorida) dan stirena.
- Propena (C3H6)
Propena digunakan untuk membuat polipropena, suatu polimer untuk membuat serat
sintesis, materi pengepakan, dan peralatan masak.
- Butadiena
Butadiena adalah suatu alkadiena, yang melalui reaksi polimerisasi akan membentuk
polibutadiena (karet sintesis). Polibutadiena murni bersifat lengket dan lemah
sehingga digunakan sebagai komponen adhesive dan semen. Agar lebih kuat dan
elastis, polibutadiena dipanaskan dengan belerang melalui proses vulkanisir. Rantai-
rantai polibutadiena akan bergabung melalui rantai belerang. Setelah itu, zat kimia
seperti karbon dan pigmen ditam bahkan untuk memperoleh karakteristik yang
diinginkan.
Butadiena
ALKUNA
StrukturRumus
Struktur
Jumlah Atom Rumus
MolekulC H
(CH)2 2 2 C2H2
(CH)2 CH2 3 4 C3H4
(CH)2 (CH2)2 4 6 C4H6
(CH)2 (CH2)3 5 8 C5H8
(CH)2 (CH2)4 6 10 C6H10
(CH)2 (CH2)5 7 12 C7H12
Rumus Umum (CH)2 (CH2)x 2+x 2+2x C2+xH2+2x
Rumus umum CnH2n-2 adalah sama dengan C2+xH2+2x
C = C
n = 2 + x
2n – 2 = 2(2+x) – 2
= 4 + 2x – 2
= 2 + 2x
Jumlah atom
CN CnH2n-2 x
C
2+xH2+2x
2 2 C2H2 0 C2H2
3 3 C3H4 1 C3H4
4 4 C4H6 2 C4H6
Struktur pertama dengan struktur kedua, struktur kedua dengan stuktur ketiga
dan seterusnya hanya berbeda gugus CH2. Jadi deret homolog adalah suatu
deret alkuna yang tiap strukturnya berbeda sebanyak n (CH2).
Tata Nama Alkuna
1. Trivial
Dalam sistem tatanama trivial yang lebih kuno, asetilena HC ≡CH dianggap
sebagai induk untuk alkuna sederhana. Alkuna-alkuna lainnya dapat dianggap
sebagai turunan dari asetilena. Yaitu dengan mengganti 1 atau 2 atom H
dengan gugus alkil.
2. IUPAC
a. Rantai utama
Rantai utama diambil dari rantai terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap
b. Penomoran atom karbon
Penomoran atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan
ikatan rangkap
c. Cara penulisan dan penamaan rantai utama
Nomor yang menunjukkan letak ikatan rangkap-nama rantai utama
d. Cara penulisan dan penamaan cabang
Cara penulisan dan penamaan cabang sama dengan alkana. Yaitu, nomor
cabang diikuti dengan nama cabang
e. Urutan penamaan alkuna
Nomor cabang-nama cabang-nomor ikatan rangkap-nama rantai utama
Alkuna merupakan molekul organik yang sangat reaktif. Kereaktifan alkuna
disebabkan karena adanya ikatan rangkap tiga yang kaya akan elektron yang
mudah menyerang molekul elektropositif dan asam halida. Kebanyakan sifat
kimia alkuna tergantung ada tidaknya hidrogen asetilenik yang terletak pada
karbon terakhir yang berikatan rangkap tiga dengan karbon tetangganya.
Molekul alkuna yang memiliki hidrogen asetilenik disebut alkuna terminal.
Sedangkan alkuna yang tidak memiliki hidrogen asetilenik disebut alkuna
internal.
Struktur Alkuna
Orbital sp adalah linear dan diorientasikan pada 180. Ikatan C-C dibentuk dari
overlap sp–sp. Ikatan C-H dibentuk dari overlap sp–s. Pembentukan dari hibrida
sp menghasilkan dua orbital p bebas; Panjang ikatan C-C untuk etuna adalah
1.20 A, lebih pendek dari etana (1.54 A) dan etena (1.33 A). Panjang ikatan C-H
dalam etuna adalah 1.06 A, juga lebih pendek dari etana (1.09 A) atau etena
(1.08 A). Ini karena ikatan C-H bond berisi lebih banyak karakter s (sp3 → sp2 →
sp), menghasilkan ikatan lebih kuat.
Reaksi Alkuna
Alkuna adalah reagen kaya elektron. Ikatan rangkap tiga beraksi sebagai
nukleofil, dan menyerang elektrofil. Selanjutnya alkuna mengalami reaksi adisi
elektrofil contohnya hidrogenasi, halogenasi dan hidrohalogenasi, sama seperti
alkena. Ringkasan reaksi adisi elektrofil dari alkuna dipresentasikan sebagai
berikut:
Salah satu reaksi alkuna yaitu reaksi pemutusan ikatan rangkap tiga oleh asam
halida. Untuk alkuna terminal reaksi ini mengikuti aturan markovnikov, dimana
adisi proton asam pada ikatan rangkap tiga akan menghasilkan produk yang
proton asamnya terikat pada atom karbon yang memiliki ikatan hidrogen paling
banyak. Misalnya reaksi alkuna terminal yang mengikuti reaksi markovnikov.
1.54 Å 1.33 Å 1.20 Å
CH3 CH3 CH2 CH2 CH CH
Sedangkan reaksi antara alkuna internal seperti 2-butuna dan asam halida tidak
mengikuti aturan markovnikov karena 2-butuna tidak memiliki proton
asetilenik.Produk reaksi ini bersifat stereoselektivitas. Sehingga produk dari
reaksi ini berupa molekul cis dan trans.
Keisomeran
Keisomeran pada alkuna dimulai dengan butuna (C4H6). Jenis keisomeran pada
alkuna adalah keisomeran struktur, yaitu keisomeran kerangka dan posisi.
- Pada keisomeran kerangka, isomer-isomer mempunyai kerangka atom C
yang berbeda. Contoh : 1-pentuna dan 3-metil-1-butuna
- Pada keisomeran posisi, isomer-isomer mempunyai ikatan −C ≡ C−¿ , tetapi
letaknya berbeda. Contoh : 1-pentuna dan 2-pentuna
Kegunaan Alkuna
1. Asetilena merupakan gas yang dihasilkan jika karbid (kalsium karbida)
direaksikan dengan air. Gas ini sering digunakan sebagai bahan bakar untuk
proses pengelasan
CaC2(s) + 2 H2O(aq) → Ca(OH)2(s) + C2H2(g)
2. Etuna secara industri digunakan sebagai suatu starting material untuk
menghasilkan polimer-polimer, misalnya vinil, perpipaan plastik, teflon dan
akrilat. Polimer-polimer adalah molekul yang besar, dipreparasi oleh
hubungan banyak monomer-monomer kecil. Polivinil klorida, juga umumnya
dikenal sebagai PVC, adalah suatu polimer yang dihasilkan dari polimerisasi
dari vinil klorida.
3. Salah satu sifat karbid yang sering dimanfaatkan masyarakat adalah karena
kemampuannya untuk menghasilkan gas jika bercampur dengan air. Gas
tersebut adalah gas asetilena atau etuna dengan rumus kimia C2H2.
Persamaan kimianya adalah :
CaC2(s) + 2 H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
Karbid sering digunakan sebagai stimulus pematangan buah pisang. Secara
alamiah, buah pisang akan menghasilkan gas asetilena untuk mempercepat
pematangan. Dengan mengenali sifat ini, proses pematangan buah akan
dapat dipercepat dengan memanfaatkan sifat karbid seperti disebutkan di
atas. Proses mempercepat pematangan buah seperti ini biasa disebut
memeram.
Materi Ajar
Tujuan PembelajaranTujuan kognitif:1. Siswa dapat menyebutkan definisi alkuna.2. Siswa dapat menyebutkan rumus umum alkuna.3. Siswa dapat memberi nama senyawa alkuna berdasarkan rumus strukturnya.4. Siswa dapat menggambar struktur senyawa alkuna berdasarkan namanya.5. Siswa dapat menuliskan isomer rantai senyawa alkuna.6. Siswa dapat menuliskan isomer posisi senyawa alkuna.7. Siswa dapat menyebutkan sifat fisik alkuna.8. Siswa dapat menjelaskan hubungan titik didih dan titik leleh senyawa alkuna dengan
massa molekul relatif dan strukturnya.9. Siswa dapat menyebutkan sifat kimia alkuna.10. Siswa dapat menuliskan persamaan reaksi sederhana dari senyawa alkuna.11. Siswa dapat menyebutkan kegunaan alkuna.
Materi AjarAlkuna
A. DefinisiAlkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang memiliki satu buah ikatan rangkap tiga (C≡C). Alkuna paling sederhana adalah etuna yang memiliki rumus mampat CH≡CH.
B. Rumus UmumRumus umum alkuna adalah:
Dimana n adalah 2, 3, 4, dst.
Tabel beberapa contoh senyawa alkuna
Tiga deret pertama dari alkuna rantai lurus dapat ditulis dalam bentuk struktur mampat sebagai berikut.
Sama halnya dengan alkana, senyawa-senyawa dalam golongan alkuna membentuk deret homolog, dengan selisih antar senyawa yang berurutan sebanyak –CH2–.
C. Tata Nama Alkuna rantai lurus
Nama alkuna rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana, tetapi dengan mengganti akhiran –ana menjadi –una. Contoh:
Atom karbon yang berikatan rangkap (C≡C) diberi nomor yang menunjukkan ikatan rangkap tersebut. Penomoran dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
Alkuna rantai bercabangUrutan penamaan adalah:
Jumlah Atom C (n)
Rumus molekul
Deret Homolog
Nama Senyawa
2 C2H2 Etuna3 C3H4 Propuna4 C4H6 Butuna5 C5H80 Pentuna6 C6H10. Heksuna7 C7H12 Heptuna8 C8H14 Oktuna9 C9H16 Nonuna
10 C10H18 Dekuna
CH2
CH2
CH2
CH2
CH2
CH2
CH2
CH2
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. Contoh:
b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi cabang). Contoh:
c) Penamaan, dengan urutan: nomor atom C yang mengikat cabang−nama cabang−nomor atom C ikatan rangkap−nama rantai induk (alkuna). Contoh:
D. IsomerAlkuna paling rendah yang memiliki isomer yaitu butuna (C4H8). Alkuna memiliki dua jenis isomer, yaitu:1) Isomer Rantai
Isomer rantai terjadi pada senyawa alkuna jika terdapat perbedaan pada struktur rantainya. Isomer rantai terjadi antara senyawa bentuk rantai lurus dengan senyawa bentuk rantai bercabang. Contoh:
Senyawa 1-heksuna dan 4-metil-1-pentuna memiliki rumus molekul yang sama, tetapi rumus strukturnya berbeda. Kedua senyawa tersebut memiliki kesamaan letak ikatan rangkap, yaitu ikatan rangkap antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 2. Sementara itu, perbedaan antara kedua senyawa tersebut yaitu adanya cabang metil pada senyawa 4-metil-1-pentuna.
2) Isomer PosisiIsomer posisi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi gugus fungsinya berbeda. Contoh:
Senyawa 1-butuna dan 2-butuna memiliki rumus molekul yang sama, tetapi posisi ikatan rangkapnya berbeda. Pada senyawa 1-butuna, ikatan rangkapnya antara atom C nomor 1 dan atom C nomor 2. Sedangkan, pada senyawa 2-butuna, ikatan rangkapnya antara atom C nomor 2 dan atom C nomor 3.
E. Sifat FisikBerikut sifa-sifat fisik senyawa golongan alkuna:1) Alkuna merupakan senyawa nonpolar, sehingga mudah larut dalam pelarut organik, seperti
tetraklorometana (CCl4).2) Semakin besar nilai massa molekul relatif (Mr) senyawa alkuna, semakin tinggi pula titik
didih dan titik lelehnya.
Tabel Sifat Fisika Semyawa AlkunaSenyawa Alkuna
Rumus Molekul
MrSifat Fisika
Titik Didih (oC) WujudEtuna C2H2 26 -85 GasPropuna C3H4 40 -23 Gas1-Butuna C4H6 54 8 Gas1-Pentuna C5H8 68 40 Cair1-Heksuna C6H10 82 71 Cair1-Heptuna C7H12 96 100 Cair1-Oktuna C8H14 10 126 Cair1-Nonuna C9H16 124 151 Cair1-Dekuna C10H18 138 174 Cair
3) Alkuna dengan massa molekul rendah berwujud gas pada suhu kamar, sedangkan alkuna lainnya berwujud cair dan padat.
F. Sifat KimiaSeperti halnya pada alkena, alkana juga dapat mengalami reaksi pembakaran dan reaksi adisi.1) Reaksi pembakaran (oksidasi)
Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, pembakaran sempurna alkuna juga akan menghasilkan CO2 dan H2O. Contoh:
2) Reaksi adisi (penambahan atau penjenuhan)Penambahan suatu gugus atom pada senyawa tak jenuh (ikatan rangkap dua atau rangkap tiga) sehingga terjadi senyawa jenuh (ikatan tunggal) disebut reaksi adisi. Alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen (H2), halogen (F2, Cl2, Br2, I2), asam halida (HF, HCl, HBr, HI). Adisi dengan hidrogen (H2)
Reaksi adisi dengan hidrogen disebut juga reaksi hidrogenasi. Alkuna mengalami dua kali reaksi adisi dengan H2 untuk menghasilkan alkana. Contoh:
Adisi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2)Reaksi adisi dengan halogen disebut juga reaksi halogenasi. Jika halogennya berupa klor maka disebut klorinasi, jika berupa brom maka disebut brominasi, dan seterusnya. Contoh:
Tahap 1:
Tahap 2:1,2-dikloropropena 1,1,2,2-tetrakloropropena
Adisi dengan asam halida (HF, HCl, HBr, HI)Reaksi adisi dengan asam halida disebut juga reaksi hidrohalogenasi. Pada reaksi adisi dengan asam halida, berlaku aturan Markovnikov. Atom H dari asam halida akan terikat pada atom karbon dari alkuna tidak simetris yang memiliki atom H paling banyak. Jika atom C yang berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan terikat pada atom C yang paling panjang. Contoh:
2-kloropropena 2,2-dikloropropana
Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan perekasi pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap yang sama.
G. Kegunaan AlkunaSenyawa alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (biasa
disebut gas asetilena). Gas asetilena biasa digunakan untuk mengelas besi dan baja. Dalam industri etuna dibuat dari metana melalui pembakaran tak sempurna.
4CH4(g) + 3O2(g) → 2C2H2(g) + 6H2O(g)Untuk skala kecil, etuna dapat juga dibuat dari reaksi batu karbit dengan air.
CaC2(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
Di beberapa daerah karbit dimanfaatkan untuk memeram buah-buahan. Gas yang dihasilkan dari batu karbit berbau tidak sedap. Sesungguhnya gas asetilena murni tidaklah berbau busuk, bahkan sedikit harum. Bau busuk disebabkan adanya pengotor berupa gas fosfin (PH3).