hidrokarbon kel 3

30
TUGAS MAKALAH TENTANG HIDROKARBON DISUSUN OLEH: KELOMPOK III Luqmanul Hakim 26030112120007 Harum Sari Puspita M. 26030112120008 Ratna Budiyanti 26030112140034 Tia Wulandari 26030112140037 Siti Nur Chotimah 26030112130051 Dihya Khalifa 26030112130065 Mukarima Rismandari 26030112130072 Wildan Fadly 26030112140089 Sarah Nur Halimah 26030112130092 Indriyanti 26030112140102 TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN 2012 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Upload: luqman-hakim

Post on 25-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

mengenal hidrokarbon yang terdapat disekitar seta mengetahui bahaya dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan

TRANSCRIPT

Page 1: Hidrokarbon Kel 3

TUGAS MAKALAH TENTANG HIDROKARBON

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK III

Luqmanul Hakim 26030112120007Harum Sari Puspita M. 26030112120008Ratna Budiyanti 26030112140034Tia Wulandari 26030112140037Siti Nur Chotimah 26030112130051Dihya Khalifa 26030112130065Mukarima Rismandari 26030112130072Wildan Fadly 26030112140089Sarah Nur Halimah 26030112130092Indriyanti 26030112140102

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN 2012

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2014

Page 2: Hidrokarbon Kel 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua yang kita gunakan atau

kenakan dalam menjalankan aktifitas adalah hasil olahan dari senyawa

hidrokarbon. Seperti pakaian, alat masak, alat tulis tempat pensil, dan sebagainya.

Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari

senyawa  karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon

(C). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang

berikatan dengan rantai tersebut. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa

karbon yang paling sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui

senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-

lain.

Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon.sifat

senyawa-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen

antar atom karbon. Oleh karena itu,untuk memudahkan mempelajari senyawa

hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli melakukan pergolongan hidrokarbon

berdasarkan strukturnya, dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon dalam

molekulnya.

Sejalan dengan kemajuan industri dan teknologi, kebutuhan manusia akan

sarana  yang memadai makin bertambah. Kontaminasi hidrokarbon merupakan

masalah serius bagi lingkungan. Pencemaran hidrokarbon disebabkan adanya

pencemaran minyak ke dalam lingkungan. Pada umumnya pencemaran laut yang

Page 3: Hidrokarbon Kel 3

terjadi baik secara fisika, kimiawi maupun biologis. Suatu kerja toksik pada

umumnya merupakan hasil dari sederetan proses fisika, biokimia, dan biologik

yang sangat rumit dan komplek. Proses ini umumnya dikelompokkan ke dalam

tiga fase yaitu: fase eksposisi, toksokinetik dan fase toksodinamik. Hidrokarbon

juga menimbulkan gejala-gejala penyakit pada manusia biasanya terjadi pada

saluran pernapasan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari hidrokarbon?

2. Apa klasifikasi dari hidrokarbon?

3. Bagaimana struktur kimia dari hidrokarbon?

4. Bagaimana toksisitas mekanisme hidrokarbon menyerangan ke tubuh

manusia?

5. Apa gejala-gejala yang timbul jika terkontaminasi hidrokarbon?

6. Bagaimana cara pencegahan yang harus dilakukan agar tidak

terkontaminasi hidrokarbon?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui pengertian hidrokarbon;

2. Mengetahui klasifikasi dari hidrokarbon;

3. Mengetahui struktur kimia dari hidrokarbon;

4. Mengetahui toksisitas mekanisme hidrokarbon menyerang ke tubuh

manusia;

5. Mengetahui gejala-gejala jika terkontaminasi hidrokarbon; dan

6. Mengetahui cara pencegahan agar tidak terkontaminasi hidrokarbon.

Page 4: Hidrokarbon Kel 3

BAB II

ISI

2.1. Pengertian Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan

hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom

hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga

sebagai pengertian dari Hidrokarbon Alifatik. Sebagai contoh metana (gas rawa)

adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4.

Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua

atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga

atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya

(CnH2n+2). Pada dasarnya terdapat tiga jenis hidrokarbon, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Hidrokarbon Aromatik, mempunyai setidaknya satu cincin aromatik

2. Hidrokarbon Jenuh, juga disebut alkana yang tidak memiliki ikatan

rangkap atau aromatik

Hidrokarbon Tak Jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap antara

atom-atom karbon yang dibagi menjadi alkena dan alkuna. Menurut Dwiyanti

(2014), bahwa Hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang molekulnya

terdiridari atom C dan H. Sifat umum senyawa hidrokarbon adalah:

1. Tidak larut dalam air.

2. Pembakaran sempurnanya menghasilkan karbon dioksida dan air.

Page 5: Hidrokarbon Kel 3

Berdasarkan macam ikatan antar atom karbonnya, hidrokarbon dibagi menjadi

hidrokarbon jenuh (mengandung ikatan tunggal) dan hidrokarbon tak jenuh

(mengandung ikatan rangkap dan rangkap tiga). Alkana merupakan hidrokarbon

jenuh dan alkena serta alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon

aromatik juga merupakan hidrokarbon tak jenuh karena dalam struktur cincin

benzena terdapat ikatan rangkap. Walaupun demikian benzena tidak menunjukan

sifat yang sama dengan sifat alkena dengan tiga ikatan rangkap. Benzena tidak

mengalami reaksi adisi dan stabil terhadap oksidator. Hal tersebut disebabkan

ikatan rangkap antar atom karbon dalam cincin benzena tidak terlokalisasi tetapi

terdelokalisasi (resonansi).

2.2. Klasifikasi

Hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang molekulnya terdiri dari

atom C dan H. Berdasarkan macam ikatan antar atom karbon dan sifatnya,

hidrokarbon dapat diklasifikasi sebagai berikut:

Gambar 1. Klasifikasi Hidrokarbon

Pada dasarnya, senyawa karbon dapat digolongkan ke dalam senyawa

hidrokarbon dan turunannya. Senyawa turunan hidrokarbon adalah

senyawakarbon yang mengandung atom-atom lain selain atom karbon dan

Page 6: Hidrokarbon Kel 3

hidrogen,seperti alkohol, aldehida, protein, dan karbohidrat. Ditinjau dari cara

berikatan karbon-karbon, senyawa hidrokarbon dapat dikelompokkan menjadi dua

bagian besar.

Senyawa hidrokarbon alifatik, yaitu senyawa hidrokarbon yangmembentuk

rantai karbon dengan ujung terbuka, baik berupa rantailurus atau bercabang.

Senyawa alifatik dibedakan sebagai berikut

1) Senyawa hidrokarbon jenuh, merupakan senyawa hidrokarbon yang

berikatan kovalen tunggal. Pada alifatik jenuh, atom karbon dapat

mengikat atom hidrogen secara maksimal. Senyawa yang tergolong

alifatik jenuh adalah alkana dan sikloalkana. Contohnya, senyawa alkana.

a. Senyawa Alkana

Hidrokarbon dengan hanya atom sp3

(yakni dengan hanya ikatan-ikatan tunggal) disebut alkana (atau

sikloalkana jika atom karbon itu membentuk cincin). Beberapa alkana

yang lazim ialah metana, etana, propana dan butana. Alkanaalkana ini

berbentuk gas dan terdapat dalam minyak bumi. Gas-gas ini digunakan

sebagai bahan bakar. Bensin pada hakikatnya adalah campuran alkana.

Alkana dan sikloalkana disebut hidrokarbon jenuh (saturated

hydrocarbon), artinya “jenuh dengan hidrokarbon”. Senyawa ini tak

bereaksi dengan hidrogen. Senyawa yang mengandung ikatan pi

disebut tak jenuh , dalam kondisi reaksi yang tepat, senyawa ini

bereaksi dengan hidrogen, menghasilkan produk yang jenuh. Alkana

termasuk hidrokarbon jenuh karena hanya memiliki ikatan kovalen

tunggal antar-atom karbon yakni ikatan C – C (Fessenden, 1998).

Page 7: Hidrokarbon Kel 3

Gas alam dan minyak bumi tergolong hidrokarbon alifatik.

2) Senyawa hidrokarbon tidak jenuh, merupakan senyawa hidrokarbon yang

berikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Hidrokarbon tidak jenuh

adalah hidrokarbon dengan satu atau lebihatom karbon mengikat atom

hidrogen tidak maksimal atau memiliki ikatanrangkap. Alkena memiliki

ikatan rangkap dua karbon-karbon (C=C) dan alkuna memiliki ikatan

rangkap tiga karbon-karbon (C=C).Contohnya alkena dan alkuna.

a. Senyawa alkena

Alkena termasuk hidrokarbon tak jenuh karena memiliki setidaknya 1

ikatan rangkap dua C = C.

b. Senyawa alkuna

Alkuna merupakan keluarga hidrokarbon tak jenuh, karena tidak

mengandung jumlah atom H maksimum seperti alkana. Alkuna

memiliki setidaknya 1 ikatan rangkap tiga.

b. Senyawa hidrokarbon siklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan ujungrantai

karbon tertutup. Senyawa siklik dibedakan sebagai berikut.

1). Senyawa hidrokarbon alisiklik, merupakan senyawa golonganalifatik

dengan ujung rantai karbon tertutup. Contohnya: sikloheksana dan

sikloheksena.

Page 8: Hidrokarbon Kel 3

2). Senyawa hidrokarbon aromatik, merupakan senyawa benzena

danturunannya. Contoh hidrokarbon aromatik yaitu benzena, naftalena,

toluena, dan sebagainya.

2.3. Struktur Kimia

Menurut Kamaruzzaman,et al., (2013), Hidrokarbon merupakan senyawa

organik yang tersusun hanya oleh karbon (C) dan hidrogen (H). Hidrokarbon

terbagi menjadi tiga jenis utama yaitu hidrokarbon jenuh, hidrokarbon tak jenuh,

dan hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon jenuh hanya mempunyai ikatan C-C

tunggal, sementara hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan C-C rangkap 2 atau

rangkap 3. Hidrokarbon aromatik merupakan senyawa siklik yang mempunyai

sifat kimia berkaitan dengan benzena.

Hidrokarbon jenuh (alkana dan sikloalkana) bersifat relatif inert dan tidak

mudah bereaksi dengan pereaki-pereaksi umum. Hidrokarbon tak jenuh (alkena

dan sikloalkena) dapat mengalami reaksi adisi dan reaksi oksidasi. Benzena dan

senyawa aromatik lainnya tidak bereaksi secara adisi tetapi dapat mengalami

reaksi substitusi dengan penggantian atom hidrogen oleh satu atom atau

sekelompok atom lainnya.

Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom

karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih

terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan

sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana

memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2)

(http://id.wikipedia/Gas_alam, 2008).

Page 9: Hidrokarbon Kel 3

Rumus Molekul

Gambar 2. Struktur Molekul Senyawa Hidrokarbon: Alkana, Alkena, Alkuna

1.   Alkana

Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa

yang memenuhi rumus umum CnH2n+2 dan dinamakan alkana atau parafin. Suku

pertama sampai dengan 10 senyawa alkana dapat diperoleh dengan

mensubstitusikan harga n  (n menyatakan jumlah atom karbon yang terdapat pada

senyawa hidrokarbon) dan ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkanaSuku ke n rumus molekul nama1 1 CH4 metana2 2 C2H6 etana3 3 C3H8 propana4 4 C4H10 butana5 5 C5H12 pentana6 6 C6H14 heksana7 7 C7H16 heptana8 8 C8H18 oktana9 9 C9H20 nonana10 10 C10H22 dekana

Pemberian nama alkana dilakukan dengan mengganti awalan alk- dengan

suku kata lain berdasarkan pada harga n. Untuk n = 1 sampai n = 4, awalan alk-

berturut-turut diganti dengan met-, et-, prop- dan but-. Sedangkan untuk jumlah

Page 10: Hidrokarbon Kel 3

atom karbon lima sampai dengan sepuluh, digunakan awalan angka latin; pent-

untuk 5, heks- untuk 6, hept- untuk 7, okt- untuk 8, non- untuk 9, dan dek- untuk

10.

2.   Alkena

Tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap

dua antara dua atom C yang berurutan, Alkena mempunyai 2 atom H lebih sedikit

dari alkana. Oleh karena itu rumus umumnya menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n.

Tabel Lima suku pertama alkena Suku ke n rumus molekul nama1 2 CH2 = CH2 etena2 3 CH2 = CH - CH3 propena3 4 CH2 = CH - CH2 - CH3 1-butena4 5 CH2 = CH - CH2 - CH2 - CH3 1-pentena

5 6CH2 = CH - CH2 - CH2 -CH2 - CH3

1-heksena

3.   Alkuna

Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam

tiap molekulnya mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang

berurutan. Untuk membentuk ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6

elektron, sehingga tinggal satu elektron pada tiap-tiap atom C tersisa untuk

mengikat atom H. Jumlah atom H yang dapat diikat berkurang dua, sehingga

rumus umumnya menjadi CnH2n+2 - 4H = CnH2n-2 (Ahmad, 2012).

2.4. Toksisitas Mekanisme Menyerang ke Tubuh Manusia

Kontaminasi hidrokarbon merupakan masalah serius bagi lingkungan.

Pencemaran hidrokarbon disebabkan adanya pencemaran minyak ke dalam

lingkungan. Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika,

kimiawi maupun biologis, banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan

Page 11: Hidrokarbon Kel 3

manusia. Salah satu dari bahan pencemar itu adalah hidrokarbon minyak bumi.

Minyak bumi adalah campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun

yang lalu di masa lampau sebagai hasil dekomposisi bahan-bahan organik dari

tumbuhan-tumbuhan dan hewan. Racun hidrokarbon sering ditemukan di laut.

Salah satu senyawa hidrokarbon yang beracun yaitu PAH. Menurut pendapat

Munawir (2007), senyawa PAH (Polisiklik Aromatik Hidrokarbon) adalah

senyawa organik yang tersebar luas di alam, bentuknya terdiri dari beberapa rantai

siklik aromatik dan bersifat hidrofobik. Senyawa PAH mengandung dua atau

lebih rantai benzena, berasal dari pirolisis, pembakaran yang tidak sempurna

(pembakaran hutan, buangan motor, gunung berapi) dan proses pembakaran yang

menggunakan suhu tinggi pada pengolahan minyak bumi. Zakaria dan Mahat

(2006) dalam Munawir (2007), sudah banyak hasil penelitian yang menunjukkan

bahwa PAH yang dihasilkan dari kegiatan manusia dapat menyebabkan kanker

dan efek mutagenik pada organisme.

Menurut Sherly (2009), bahwa hidrokarbon aromatik polisiklik dapat

masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara seperti respirasi atau

pernapasan, terabsorpsi melalui pori-pori kulit dan masuk ke dalam tubuh melalui

makanan dan minuman yang dikonsumsi. Senyawa HAP akan terakumulasi

menjadi kadar yang tinggi dalam tubuh hewan tingkat rendah dan hewan tingkat

tinggi seperti ikan dan sapi, karena senyawa ini sukar dicerna dalam tubuh.

Menurut Budiawan, (2008), Prinsip kunci dalam toksikologi ialah

hubungan dosis-respon/efek. Kontak zat toksik (paparan) terhadap

organisme/tubuh dapat melalui jalur tertelan (ingesti), terhirup (inhalasi) atau

terabsorpsi melalui kulit. Zat toksik umumnya memasuki organisme/tubuh dalam

Page 12: Hidrokarbon Kel 3

dosis tunggal dan besar akut), atau dosis rendah namun terakumulasi hingga

jangka waktu tertentu (kronis).

Menurut Abha and Singh, (2012), Bahan kimia yang sangat beracun yang

terkandung dalam minyak mentah dapat merusak sistem organ dalam tubuh

manusia seperti sistem saraf , sistem pernapasan , sistem peredaran darah , sistem

kekebalan tubuh , sistem reproduksi , sistem sensorik , sistem endokrin , hati,

ginjal , dan lain-lain dan akibatnya dapat menyebabkan berbagai macam penyakit

dan gangguan.

Gambar 3. Routes of absorption, distribution, and excretion of toxicants in the human body

Menurut pendapat Wirasuta dan Niruri (2006), bahwa suatu kerja toksik

pada umumnya merupakan hasil dari sederetan proses fisika, biokimia, dan

biologik yang sangat rumit dan komplek. Proses ini umumnya dikelompokkan ke

dalam tiga fase yaitu: fase eksposisi, toksokinetik dan fase toksodinamik. Dalam

menelaah interaksi xenobiotika/tokson dengan organisme hidup terdapat dua

aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:kerja xenobiotika pada organisme dan

Page 13: Hidrokarbon Kel 3

pengaruh organisme terhadap xenobiotika. Yang dimaksud dengan kerja tokson

pada organisme adalah sebagai suatu senyawa kimia yang aktif secara biologik

pada organisme tersebut (aspektoksodinamik). Sedangkan reaksi organisme

terhadap xenobiotika/tokson umumnya dikenal dengan fase toksokinetik.

1. Fase Eksposisi

Fase eksposisi merupakan kontak suatu organisme dengan xenobiotika,

pada umumnya, kecuali radioaktif, hanya dapat terjadi efek toksik/ farmakologi

setelah xenobiotika terabsorpsi. Umumnya hanya tokson yang berada dalam

bentuk terlarut, terdispersi molekular dapat terabsorpsi menuju sistem sistemik.

Dalam fase ini terjadi kotak antara xenobiotika dengan organisme atau dengan

lain kata, terjadi paparan xenobiotika pada organisme. Paparan ini dapat terjadi

melalui kulit, oral, saluran pernafasan (inhalasi) atau penyampaian xenobiotika

langsung ke dalam tubuh organisme (injeksi).

2. Fase Toksikinetik

Fase toksikinetik disebut juga dengan fase farmakokinetik. Setelah

xenobiotika berada dalam ketersediaan farmasetika, pada mana keadaan

xenobiotika siap untuk diabsorpsi menuju aliran darah atau pembuluh limfe, maka

xenobiotika tersebut akan bersama aliran darah atau limfe didistribusikan ke

seluruh tubuh dan ke tempat kerja toksik (reseptor). Pada saat yang bersamaan

sebagian molekul xenobitika akan termetabolisme, atau tereksresi bersama urin

melalui ginjal, melalui empedu menuju saluran cerna, atau sistem eksresi lainnya.

3. Fase Toksodinamik

Fase toksodinamik adalah interaksi antara tokson dengan reseptor (tempat

kerja toksik) dan juga proses-proses yang terkait dimana pada akhirnya muncul

Page 14: Hidrokarbon Kel 3

efek toksik/farmakologik. Interaksi tokson-reseptor umumnya merupakan

interaksi yang bolak-balik (reversibel). Hal ini mengakibatkan perubahan

fungsional, yang lazim hilang, bila xenobiotika tereliminasi dari tempat kerjanya

(reseptor). Selain interaksi reversibel, terkadang terjadi pula. Interaksi tak bolak-

balik (irreversibel) antara xenobiotika dengan subtrat biologik.

2.5. Gejala-Gejala

Hidrokarbon  (minyak tanah)  yang teraspirasi ke dalam paru  akan

menimbulkan  perdarahan dan bronkopneumonia.  Selanjutnya timbul  edem paru 

dan konsolidasi paru sehingga terjadi asfiksia dan kematian.  Hidrokarbon yang

terminum akan terserap dan ikut  aliran darah sampai ke paru,  organ lain dan

otak.  Di organ akan timbul kelainan  degeneratif dan  perdarahan kecil kecil yang

reversibel. Sedangkan di otak akan terjadi depresi otak. Zat racun chlorinated

hidrokarbon akan menyerang susunan saraf pusat terutama batang otak, serebelum

dan kortek serebri. Gejala yang timbul adalah rangsangan saraf dan penekanan

pusat pernapasan.

Dasar diagnosis : Hidrokarbon menyebabkan perubahan paru paru dan

susunan saraf pusat. Menekan zat ini akan menyebabkan iritasi mukosa, muntah

dan diare. Kadang timbul distres pernapasan,  sianosis,  takikardi,  demam

dankematian. Bensin, gasolin, karosen dan minyak polish sangat bahaya.

Diagnosis dibantu dengan foto thorak adanya pneumonia hidrokarbon.

Penatalaksanaan : Resusitasi JPO / homeostasis.  Observasi selama 24 jam. 

Kontra indikasi emesis dan bilas lambung. Berikan oksigen, antibiotika dan

kortikosteroid.  Hindari penggunaan adrenalin.  Jangan diberikan  alkohol dan

minyak mineral karena akan mempermudah absorbsi.  Boleh diberikan caffein

Page 15: Hidrokarbon Kel 3

pada depresi  saraf pusat. Menurut Sugiarti (2009), PAH ini merangsang

terbentuknya sel-sel kanker bila terhisap masuk ke paru-paru, dan PAH yang

bersifat karsinogenik ini banyak terdapat di daerah industri dan daerah padat

lalu lintasnya, yang bersumber utama dari gas buangan hasil pembakaran

bahan bakar fosil. Toksisitas HC aromatik lebih tinggi dari pada HC alisiklik.

Dalam keadaan gas HC, dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa

dan menimbulkan infeksi paru-paru bila terhisap.

Gejala dari Intoksikasi Hidrokarbon

Gejala intoksikasi minyak tanah dapat dibagi menjadi gejala inhalasi dan

gejala akibat minyak tanah yang terminum. Gejala inhalasi dapat menimbulkan

euphoria yang menyerupai intoksikasi alkohol.

a. Gejala iritatif terhadap faring, esophagus, lambung dan usus halus dan

dapat menyebabkan perasaan terbakar pada mulut, tenggorokan,

esophagus dan ulkus pada mukosa.

b. Gejala fibriasi ventrikel, walaupun jarang terjadi. Fibriasi ventrikel ini

disebabkan karena minyak tanah menyebabkan sensitifasi jantung terhadap

katekolamin eksogen dan endogen (epinefrin, norepinefrin). Gejala pada

susunan syaraf pusat berupa mengantuk atau koma yang terjadi segera

setelah terminum minyak tanah.

c. Gejala pada paru berupa bronkopneumonia.

d. Bronkopneumonia ini bukan disebabkan oleh minyak tanah yang di

absorbs melalui oral atau ekskresi minyak tanah melalui paru, tetapi akibat

aspirasi trakeobronkial

Page 16: Hidrokarbon Kel 3

Pada intoksikasi minyak tanah yang berat dapat pula dilihat kelainan pada urin

berupa albuminuria. Kematian biasanya timbul sebagai akibat asfiksia. Menurut

Romdhoni (2009), bahwa partikel (debu) yang masuk/mengendap dalam paru-

paru dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan

(pnevmokoniosis) antara lain:

• Penyakit Silikosis

Disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas (SiO2). Dapat terjadi pada daerah

pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan

besi (mengikir / menggerinda), penambangan bijih besi, timah putih dan

batubara. Bila sudah parah penyakit ini dapat diikuti hipertropi jantung sebelah

kanan yang mengakibatkan kegagalan kerja jantung.

• Penyakit Asbestosis

Disebabkan oleh debu/serat asbes (campuran berbagai silikat terutama magnesium

silikat). Dapat terjadi di daerah pabrik/industri yang menggunakan asbes, pabrik

pemintalan serat asbes, pabrik yang beratap asbes, dan lain-lain.

• Penyakit Bisinosis

Disebabkan oleh debu/serat kapas. Dapat terjadi pada daerah pabrik pemintalan

kapas/tekstil, pembuatan kasur atau jok kursi. Penyakit ini dapat diikuti bronkitis

kronis.

• Penyakit Antrakosis

Disebabkan oleh debu batubara. Dapat terjadi pada daerah tambang batubara,

penggunaan batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker), kapal laut bertenaga

batubara, pekerja boiler pada PLTU bertenaga batubara.

• Penyakit Beriliosis

Page 17: Hidrokarbon Kel 3

2.6. Pencegahan

Organokhlorin atau disebut “Chlorinated hydrocarbon” terdiri dari beberapa

kelompok yang diklasifikasi menurut bentuk kimianya. Pengobatan keracunan

pestisida ini harus cepat dilakukan terutama untuk toksisitas organophosphat..

Bila dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat menyebabkan

kematian. Diagnosis keracunan dilakukan berdasarkan terjadinya gejala penyakit

dan sejarah kejadiannya yang saling berhubungan. Pada keracunan yang berat ,

pseudokholinesterase dan aktifits erytrocyt kholinesterase harus diukur dan bila

kandungannya jauh dibawah normal, kercaunan mesti terjadi dan gejala segera

timbul.

Pengobatan dengan pemberian atrophin sulfat dosis 1-2 mg i.v. dan

biasanya diberikan setiap jam dari 25-50 mg. Atrophin akan memblok efek

muskarinik dan beberapa pusat reseptor muskarinik. Pralidoxim (2-PAM) adalah

obat spesifik untuk antidotum keracunan organofosfat. Obat tersebut dijual secara

komersiil dan tersedia sebagai garam chlorin.

Page 18: Hidrokarbon Kel 3

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan makalah tentang hidrokarbon ini, kesimpulan yang dapat

diambil adalah sebagai berikut:

1. Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C)

dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-

atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut;

2. Ditinjau dari cara berikatan karbon-karbon, senyawa hidrokarbon dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu senyawa hidrokarbon

alifatik dan senyawa hidrokarbon siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik

dibagi menjadi 2 yaitu alifatik jenuh dan alifatik tak jenuh. Senyawa

hidrokarbon siklik juga dibagi menjadi 2 yaitu alisiklik dan aromatic;

3. ;

4. Toksisitas mekanisme hidrokarbon menyerang ke tubuh manusia

dikelompokkan ke dalam tiga fase yaitu: fase eksposisi, toksokinetik dan

fase toksodinamik;

5. Gejala-gejala terkontaminasi hidrokarbon biasanya terjadi pada saluran

pernapasan; dan

6. Pencegahan dengan pemberian atrophin sulfat dosis 1-2 mg i.v. dan

biasanya diberikan setiap jam dari 25-50 mg.

Page 19: Hidrokarbon Kel 3

3.2. Saran

Saran yang dapat diberikan pada makalah ini adalah setiap individu

mempunyai kesadaran untuk mengurangi kegiatan yang menghasilkan

hidrokarbon.

Page 20: Hidrokarbon Kel 3

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, F. 2012. Kandungan senyawa polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) di teluk jakarta. Jurnal ilmu kelautan. Vol. 17 No. 4, hal 199-208.

Budiawan. 2008. Peran Toksikologi Forensik dalam Mengungkap Kasus Keracunan dan Pencemaran Lingkungan. Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2008; 1(1):35-39.

Dwiyanti, G. 2014. Konsep Dasar Kimia Organik yang Menunjang Pembelajaran Kimia SMA.

Fessenden dan Fessenden. 1984. Kimia Organik Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Kamaruzzaman., Muyassir, dan Syafruddin. 2013. Pengaruh Nutrisi Dan Bakteri Pseudomonas Fluorescens terhadap Mikroorganisme Pendegradasi hidrokarbon Pada Entisol. Jurnal konversi sumber daya alam. Vol.1 No.1.

Munawir, K. 2007. Kadar Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) dalam Air, Sedimen dan Sampel Biota di Perairan Teluk Klabat-Bangka. ISSN 0125 – 9830. 33: 441–453.

Romdhoni. 2009. Kimia Lingkungan. Universitas Gunadarma. Depok.

S., Abha and C. S. Singh. (2012). Hydrocarbon Pollution: Effects on Living Organisms,Remediation of Contaminated Environments, and Effects of Heavy Metals Co-Contamination on Bioremediation, Introduction to Enhanced Oil Recovery (EOR) Processes and Bioremediation of Oil- Contaminated. ISBN: 978-953-51-0629-6. InTech.

Sherly. 2009. Study Analisis Kandungan Benzo(a)Piren dalam Daging Olahan dengan Metode Kromatografi Gas. Jurnal Kimia. UNHAS. Makassar.

Sugiarti. 2009. Gas Pencemar Udara Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia. UNM. Makassar.

Wirasuta, I M.A.G., dan R. Niruari. 2006. Toksikologi Umum. Udayana. Bali.