ddka kel 3

14
BAB II 2.1 DENTIFIKASI KATION GOLONGAN 3 Kationgolongan3 (Al 3+ , Cr 3+ , Fe 2+ , Mn 2+ ) membentuk sulfida yang lebih larut dibandingkan kation golongan 2. Karena itu untuk mengendakan kation golongan 3 igaram sulfida konsentrasi ion ! + dikurangi men"adi sekitar #$%& M atau ! &.!al ini da dilakukan dengan enambahan amonium hidroksida danamonium klorida.Kemudian di"enuhkan dengan ! 2'. alam kondisi ini kesetimbangan ! 2' * 2! + + '2 % akan bergeser ke kanan. engan demikian konsentrasi ' 2% akan meningkan dan uku untuk mengendakan kation golongan . ! 2 ' daat "uga diganti dengan (-! ) 2 './enambahanamonium hidroksida dan amonium klorida "uga daat men egah kemungkinan mengenda men"adi Mg(0!) 2 . /enambahan kedua ereaksi ini menyebabkan mengendanya kation Al 3+ , Cr 3+ dan Fe 2+ , sebagai hidroksidanya, Fe(0!) 3 ( oklat), Al(0!) 3 (utih) dan Cr(0!) 3 (utih). on sulfida daat bereaksi dengan Mn 2+ dan Fe 2+ akan bereaksi langsung membentuk endaan sulfida Fe' (hitam) dan Mn'( oklat). !idroksida aluminium dan kromium bersifat amfoter sehinggalarutdengan -a0!.'ebaliknya hidroksida besi dan mangan bersifat amfoter sehingga kation ter larut dengan -a0!.!al ini yang mendasari emisahan kedua sub golongan dalam kati golongan . A1ua regia "uga akan mengoksidasi Fe 2+ men"adi Fe 3+ . ika -a0! ditambahkan maka hidroksida ke emat kation tersebut akan terbentuk, aluminium dan kromium yang bersifat amfoter akan larut membentuk komleks Al(0!) % , Cr(0!) % , n(0!) % , sedangkan kation yang lain tidak larut. Mn(0!) 2 akan teroksidasi oleh udara men"adi Mn0 2 yang ber4arna hitam. /enambahan hidrogen eroksida memer eat oksidasi kedua 5at tersebut, "uga mengoksidasi Cr(0!) % men"adi Cr0 2% . !idroksida besi eat larut dalam asam sulfat men"adi Fe 2+ , tetai Mn0 2 lambat larut. !idrogen eroksida ditambahkan untuk memer eat kelarutan endaan ini dengan aramereduksinya men"adi Mn0. 6eaksi yang berlangsung BESI, Fe 7esi yang murni adalah logam ber4arna utih%erak, yang kukuh dan liat. a m ada#838 $ C. arang terdaat besi komersial yang murni9 biasanya besi mengandung se"umlah ke il karbida, silisida, dan sulfide dari besi, serta sedikit grafit. 1

Upload: renidewitasari27

Post on 05-Oct-2015

244 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dasar-dasar kimia analitik

TRANSCRIPT

BAB II

2.1 DENTIFIKASI KATION GOLONGAN 3

Kation golongan 3 (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih larut dibandingkan kation golongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3 sebaga igaram sulfida konsentrasi ion H+dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau pH 9.Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan amonium hidroksida danamonium klorida.Kemudian dijenuhkan dengan H2S. Dalam kondisi ini kesetimbangan:H2S 2H++ S2-akan bergeser ke kanan. Dengan demikian konsentrasi S2-akan meningkan dan cukup untuk mengendapkan kation golongan III. H2S dapat juga diganti dengan (NH4)2S.Penambahan amonium hidroksida dan amonium klorida juga dapat mencegah kemungkinan mengendapnya Mg menjadi Mg(OH)2. Penambahan kedua pereaksi ini menyebabkan mengendapnya kation Al3+, Cr3+dan Fe2+, sebagai hidroksidanya, Fe(OH)3(coklat), Al(OH)3(putih) dan Cr(OH)3(putih). Ion sulfida dapat bereaksi dengan Mn2+dan Fe2+akan bereaksi langsung membentuk endapan sulfida FeS (hitam) dan MnS(coklat).

Hidroksida aluminium dan kromium bersifat amfoter sehingga larut dengan NaOH.Sebaliknya hidroksida besi dan mangan bersifat amfoter sehingga kation tersebut tidak larut dengan NaOH.Hal ini yang mendasari pemisahan kedua sub golongan dalam kation golongan III. Aqua regia juga akan mengoksidasi Fe2+menjadi Fe3+.Jika NaOH ditambahkan maka hidroksida ke empat kation tersebut akan terbentuk, tetapi aluminium dan kromium yang bersifat amfoter akan larut membentuk kompleks Al(OH)4-, Cr(OH)4-, Zn(OH)4-, sedangkan kation yang lain tidak larut. Mn(OH)2akan teroksidasi oleh udara menjadi MnO2yang berwarna hitam. Penambahan hidrogen peroksida mempercepat oksidasi kedua zat tersebut, juga mengoksidasi Cr(OH)4-menjadi CrO42-.Hidroksida besi cepat larut dalam asam sulfat menjadi Fe2+, tetapi MnO2lambat larut. Hidrogen peroksida ditambahkan untuk mempercepat kelarutan endapan ini dengan caramereduksinya menjadi MnO. Reaksi yang berlangsung: BESI, Fe Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Ia melebur pada 15350C. Jarang terdapat besi komersial yang murni; biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, dan sulfide dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam besi(II) dab gas hydrogen. Fe + 2H+ Fe2+ + H2 Fe + 2HCl Fe2+ + 2Cl- + H2 Asam sulfat pekat yang panas, menghasilkan ion-ion besi(II) dan belerang dioksida : 2Fe + 3H2SO4 + 6H+ 2Fe3+ + 3SO2 + 6H2ODengan asam nitrat encer dingin, terbentuk ion besi(II) dan amonia : Identifikasi Besi( Fe3+)Identifikasi besi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:a. Kaliumheksasianoferat(II), K4Fe(CN)6 membentuk endapan biru Prussian 4Fe3++ 3Fe(CN)64- Fe4[Fe(CN)6]3b. Kalium tiosianat, KSCNLarutan berwarna merahFe3++ SCN- Fe(SCN)63-

c. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih bila tidak terdapat udara sama sekali. Bila terkena udar akan teroksidasi menjadi besi (III) hidroksida yang berupa endapan coklat kemerahan.Fe2++ 2OH- Fe(OH)24Fe(OH)2 + 2H2O + O2 4Fe(OH)34Fe(OH)3 + H2O2 2Fe(OH)3d. Dengan larutan amonia terjadi pengendapan besi (II) hidroksida.Fe2++ 2OH- Fe(OH)2e. Dengan hidrogen sulfida tidak terjadi pengendapan dalam larutan asam.

f. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam besi (II) sulfida yang larut dengan mudah dalam larutan asam.

Fe2++ S2- FeSFeS+ 2H+ Fe2++H2S FeS+ 9O2 2Fe2O(SO4)2g.Dengan larutan kalium sianida terbentuk endapan coklat kekuningan yang larut dalam reagensia berlebihan.Fe2++ 2CN- Fe(CN)2Fe(CN)2+4CN- Fe(CN)64-2. Mangan adalah suatu logam rapuh berwarna kelabu keputihan yang terdapat dalam delapan bentuk oksida. MnO2 adalah bentuk yang paling stabil, diantara senyawa-senyawa logam organik, mangan 2-metil siklopentadienil trikarbonil (MMT) dan mangan siklopentadienil trikarbonil (CMT) adalah yang paling penting. Mangan tidak larut dalam air. Bentuk yang terpenting adalah oksida, karbonat dan silikat mangan. Yang paling umum mangan dioksidasi (pirolusit) yang biasanya ditambang dengan teknik terbuka.

Identifikasi Mangan ( Mn 2+)Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi Mn2+menjadi MnO4-yang berwarna ungu dengan natrium bismutat (NaBiO3) dalam asam nitrat.2Mn2++ 5HBiO3+ 9H+ 2MnO4-+ 5Bi3++ 7H2ODengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena udara menjadi coklat.Mn2++ 2OH- Mn(OH)2Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena udara menjadi coklatMn2++ 2NH3+ 2H2O Mn(OH)2 + 2NH4+Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan merah jambu dari mangan sulfida.Mn2++ S2- MnSDengan larutan natrium fosfat terbentuk endapan merah jambu dari mangan amonium fosfat.Mn2++ 2NH3+ HPO42-Mn(NH4) PO4

AluminiumAlumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 6590. Bila terkena udara , objek-objek alumunium teroksidasi pada permukaan tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asal klorida encer dengan mudah melanjutkan logam ini, pelarutan lebih dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer:2Al + 6H+ 2Al3+ + 3H2Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit merkurium(II) klorida pada campuran. Asam klorida pekat juga melarutkanb alumunium:2Al + 6HCl 2Al3+ + 3H2 + 6Cl-Asam sulfat pekat melarutkan alumunium dengan membebaskan belerang dioksida:2Al + 6H2SO4 2Al3+ + 3SO4 + 3SO2 +H2OAsam nitrat pekat membuat logam menjadi pasif. Denag hidroksida hidroksida alkali, terbentuk larutan terahidroksoaluminat :2Al + 2OH- + 6H2O 2[Al(OH04]- + 3H2Alumunium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion alumunium(Al3+) membentuk garam-garam yang tidak berwarna dengan anion-anionyang tak berwarna. Halida, nitrat, dan sulfanya larut dalam air; larutan ini memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis. Alumunium sulfide dapat dibuat hanya dalam keadaan padat saja, dalam lauran air ia terhidrolisasi dari mentuk alumunium hidroksida, Al(OH)3. Alumunium sulfat membentuk garam-garam rengkap dengan sulfat dari kation-kation monovalen dengan bentuk-bentuk Kristal yang menarik, yang disebut tawas (alum,aluin).Reaksi-reaksi ion alumunium (III) pakailah larutan 0,33M alumunium klorida AlCl3, atau larutan 0,166M alumunium sulfat, Al2(SO4)3, 16H2O, atau tawas kalium, K2SO4.Al2(SO4)3. 24H2O, untuk mempelajari reaksi-reaksi ini.Larutan ammonium: endapan putih seperti gelatin, yaitu alumunium hidroksida Al(OH)3, yang larut sedikit dalam reagensie berlebihan. Kelarutan berkurang denganadanya garam-garam ammonium, disebabkan oleh efek ion sekutu (Bagian 1,27). Sebagian kecil endapan masuk kedalam larutan sebagai alumunium hidroksida koloid (sol alumunium hidroksida): sol ini berkoagulasi pada pendidihan ataun pada penambahan garam-garam yang larut (misalnya: ammonium klorida), dengan menghasilkan endapan alumunium hidroksida, yang dikenal sebagi gel alumunium hidroksida. Untuk menjamin pengendapan yang sempurna dengan larutan ammonia. Larutan alumunimu itu ditambahkan dengan sedikit berlebihan, dan campuran dididihkan sampai cairan sedikit berbau ammonia. Bila baru diendapkan ia mudah melarut dalam asam kuat dan basa kuat, tetapi setelah dididihkan ia menjadi sangat sedikit larut:Al3+ + 3NH3 + 3H2O Al(OH)3 + 3N

Identifikasi Aluminium (Al3+)Pada filtrat hasil pemisahan dengan sub golongan besi, penambahan asam nitrat akan memberikan reaksi berikut:Al(OH)4-+ 4H+_ Al3++ 4 H2O2CrO42-+ 2H+_ Cr2O72-+ H2OJika terdapat kromat warna larutan berubah menjadi jingga dengan terbentuknya dikromat. Penambahan amonium hidroksida lebih lanjut akan membentuk endapan putih yang menunjukkan adanya Al. Sedangkan Cr2O72-akan menjadi CrO42-.Identifikasi Cr dapat dilakukan dengan BaCl2memberikan endapan kuning barium kromat.CrO42-+ Ba2+ BaCrO4 KROMIUM Kromium adalah logam kristalin yang putih , tak begitu liat dan tak dapat di tempa dengan berarti. Ia melebur pada 17665C. logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Jika tak terkena udara, akan terbentuk ion-ion kromium (II) : Cr + 2H+ Cr2+ + H2 Cr + 2HCl Cr2+ + 2Cl- + H2 Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium, sebagian atau seluruhnya menjadi teroksidasi ke keadaan tervalen : 4Cr2+ + O2+ 4H+ 4Cr3+ + 2H2O Asam sulfat encer menyerang kromium perlahan-lahan dengan membentuk hidrogen. Dalam asam sulfat pekat panas, kromium melarut dengan mudah , pada mana ion-ion kromium (III) dan belerang dioksida terbentuk : 2Cr + 6 H2SO4 2Cr3+ +3 SO42- + 3SO2 + 6 H2O Asam nitrat, baik yang encer maupun yang pekat, membuat kromium menjadi pasif, begitu pula asam sulfat pekat dingin dan air raja . Identifikasi Kromium (Cr3+)Dengan larutan amonia terjadi endapan abu-abu hijau sampai abu-abu biru seperti gelatin dari kromium hidroksida yang larut sedikit dalam reagensia berlebihan.Cr3++ 3NH3+ 3H2O Cr(OH)3 + 3NH4+Cr(OH)3+ 6NH3 Cr(NH3)63+ + 3OH-Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksidaCr3++ 3OH- Cr(OH)3Dengan larutan natrium karbonat terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida2Cr3++ 3CO32-+ 3H2O 2Cr(OH)3 +3CDengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida 2Cr3++ 3S2-+ 6H2O 2Cr(OH)3+3H2Sd. Dengan larutan natrium asetat tidak terbentuk endapan dalam larutan netral dingin walaupun dengan mendidihkan. K0BALT Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat secara magnetis. Ia melebur pada 1490 C. logam ini mudah melarut dalam asam-asam mineral encer : Co + 2H+ Co2+ + H2 Pelarut dalam asam nitrat di sertai dengan pembentukan nitrogen oksida Co + 2HNO3 + 6H+ 3 Co2+ + 2NO + 4H2O Dalam larutan air, kobalt secara normal terdapat sebagai ion kobalt (II) Co2+ ; Kadang-kadang, khususnya dalam kompleks-kompleks, di jumpai ion kobalt (III), Co3+ . kedua ion ini masing-masing di turunkan Co2O3 . oksida kobalt (II) kobalt (III), Co3O4 , juga diketahui. Reaksi-reaksi ion kobalt(II).Reaksi ion kobalt (II) dapat di pelajari dengan larutan kobalt (II) klorida, CoCl2, 6H2O, 0,5M atau kobalt (II) nitrat Co (NO3)2. 6 H2O,larutan natrium hyroksida. Dalam keadaan dingin, mengendap suatu garam basa berwarna biru. Co2+ + OH- + NO3- Co(OH)NO 3 larutan ammonia : jika tak terdapat garam-garam ammonium, sedikit ammonia akan mengendapkan garam basa seperti dalam reaksi Co2+ + NH3 + H2O + NO3- Co (OH)NO3 +NH4+ lautan ammonium sulfide : endapan hitam kobalt (II) sulfida dari larutan netral atu basa : Co2+ + S2- CoS Endapan tak larut dalam asam kolrid encer atau asam asetat ( meskipun tak akan terjadi pengendapan dari larutan-larutan demikian ). Asam nitrat pekat,panas, atau air raja, melarutkan endapan, sementara belerang putih tetap tertinggal : 3CoS + 2HNO3 + 6H+ 3Co2+ + 3S +2NO + 4H2OCoS HNO3 + 3HCl Co2+ + S + NOCl + 2Cl- + 2H2O Pada pemanasan lebih lama, campuran menjadi jernih karena belerang teroksidasi menjadisulfat : S + 2HNO3 SO42- + 2H+ + 2NO S + 3HNO3 + 9HCl SO42- + 6Cl- + 3NOCl + 8H+ + 2H2C larutan kalium sianida (RACUN) : endapan coklat-kemerahan kobalt:Co2+ + 2CN- Co(CN)2 Larutan kalium nitrit : endapan kuning kalium heksanitritokobaltat (III)K3[Co(NO2)6]. 3Co2+ + 7NO2- + 2H+ + 3K+ K3 [Co(NO2)6] NO + H2O Reaksi ini berlkangsung dalam dua tahao, mula-mula, nitrit mengoksidasi kan kobalt (II) menjadi kobalt (III) :Co2+ + NO2- + 2H+ + 3K+ Co3+ + NO +H2O Lalu ion kobalt (III) bereaksi dengan ion nitrit dan kalium :Co3+ + 6NO2- + 3K+ K3 [Co(NO2)6] Kobalt terdapat dalam mineral kobaltit, smaltit dan eritrit. Sering terdapat bersamaan dengan nikel, perak, timbal, tembaga dan bijih besi, yang mana umum didapatkan sebagai hasil samping produksi. Kobal juga terdapat dalam meteorit.Bijih mineral kobal yang penting ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada. Survei badan geologis Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa di dasar bagian tengah ke utara Lautan Pasifik kemungkinan kaya kobal dengan kedalaman yang relatif dangkal, lebih dekat ke arah Kepulauan Hawai dan perbatasan Amerika Serikat lainnya. Identifikasi Kobalt (Co2+)Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan biruCo2++ OH-+ NO3- Co(OH) NO3Dengan larutan amonia terjadi endapan biru.Co2++ NH3+ H2O + NO3- Co(OH) NO3+ NH4+Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam kobalt sulfidaCo2++ S2- CoSDengan larutan kalium sianida bila ditambahkan perlahan-lahan menghasilkan endapan coklat kemerahan besi (III) sianida.Co2++ 2CN-Co(CN)2. Identifikasi Nikel (Ni2+)a.Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan hijauNi2++ 2OH-Ni(OH)2b.Dengan larutan amonia terjadi endapan hijauNi2++ 2NH3+ 2H2O Ni(OH)2 + 2NH4+c.Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam nikel sulfida.Ni2++ S2- NiSd.Dengan larutan kalium sianida endapan hijau nikel (II) sianida.Ni2++ 2CN- Ni (CN)2Dengan hidrogen sulfida (gas/ larutan air jenuh) membentuk endapan. ZINK ( Zn ) Zink adalah logam yang putih-kebiruan; logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada 110-150C. Zink melebur pada 410C dan mendidih pada 906C.Zink-zink komersial dapat mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer dengan mengeluarkan hydrogen: Zn + 2H+ Zn2+ + H2 Pelarut akan terjadi dalam asam nitrat yang encer sekali, pada mana tak ada gas yang dilepaskan: 4Zn + 10H+ + NO3- 4Zn2+ + NH4+ + 3h2ODengan bertambah pekatnya konsentrasi asam nitrat, akan terbentuk dinitrogen oksida ( N2O), nitrogen oksida (NO): 4Zn + 10H+ + 2NO3- 4Zn2+ + N2O + 5H2O 3Zn + 8HNO3 3Zn2+ + 2NO + 6NO3- + 4H2OAsam nitrat pekat mempunyai pengaruh yang kecil terhadap zink, karena rendahnya kelarutan zink nitrat dalam suasana demikian. Dengan asam sulfat pekat, panas, dilepaskan belerang dioksida: Zn + 2H2SO4 Zn2+ + SO2 + SO42- + 2H2OZink juga larut dalam hidroksida alkali, pada mana terbentuk tetrahidroksoziinkat(II): Zn + 2OH- + 2H2O [Zn(OH)4]2- + H2 Zink membentuk hanya satu seri garam: garam-garam ini mengandung kation zink(II), yang diturunkan dari zink oksida, ZnO.Reaksi-reaksi dari ion zink: Larutan natrium hidroksida: endapan seperti gelatin yang putih, yaitu zink zink hidroksida: Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2 Endapan larut dalam asam: Zn(OH)2 + 2H+ Zn2+ + 2H2ODan juga dalam reagensia yang berlebihan: Zn(OH)2 + 2OH- [Zn(OH)4]2-Jadi, zink hidroksida adalah senyawa yang bersifat amfoter.Larutan ammonia: endapan zink putih hidroksida, yang mudah larut dalam reagensia berlebihan dan dalam larutan garam ammonium, karna menghasilkan tetraaminazinkat(II). Zn2+ + 2NH3 + 2H2O Zn(OH)2 + 2NH4+ Zn(OH)2 + 4NH3 [Zn(NH3)4]2+ + 2Oh- Larutan ammonium sulfida:endapan putih zink sulfide, ZnS, dari larutan netral atau basa; endapan tak larut dalam larutan reagensia berlebihan, dalam asam asetat dan dalam larutan alkali, tetapi larutdalam asam-asam mineral encer. Zn2+ + S2- ZnS

Identifikasi Zink (Zn2+)Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan seperti gelatin yang putih. Endapan larut dalam asam.Zn2++ 2OH- Zn(OH)2Zn(OH)2 + 2H+ Zn2++ 2H2ODengan larutan amonia terbentuk endapan putih.Zn2++ 2NH3+ 2H2O Zn(OH)2 + 2NH4+Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan putihZn2++ S2- MnSDengan larutan dinatrium hidrogen fosfat terbentuk endapan putihZn2++ HPO42- Zn(PO4)2 + 2H+

2.2. Prosedur Identifikasi Kation Golongan 3 Sampel:FeSO4 ,FeCl3 ,Al2(SO4)3 ,ZnCl2 ,Co(No3)2 ,NiSO4Prosdur 1Di sediakan 6 buah tabung reaksi.Di masukan 10 tetes larutan FeSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi 2, 10 tetes larutan Al2(SO4)3 ke dalam tabug reaksi 3, 10 tetes larutan ZnCl2 ke dalam tabung reaksi 4, 10 tetes larutan Co(NO3)2 ke dalam tabung reaksi 5, 10 tetes larutan NiSO4 ke dalam tabung reaksi 6.Ke dalam masing-masing tabung di tambahkan 5 tetes larutan NaOH dan amati perubahan yang terjadi.Prosedur 2Di sediakan 6 buah tabung reaksi.Di masukan 10 tetes larutan FeSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi 2, 10 tetes larutan Al2(SO4)3 ke dalam tabug reaksi 3, 10 tetes larutan ZnCl2 ke dalam tabung reaksi 4, 10 tetes larutan Co(NO3)2 ke dalam tabung reaksi 5, 10 tetes larutan NiSO4 ke dalam tabung reaksi 6. Ke dalam masing-masing tabung di tambahkan 5 tetes larutan NH4OH dan amati perubahan yang terjadi.Prosedur 3Di sediakan 3 buah tabung reaksi.Di masukan 10 tetes larutan FeSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi 2, 10 tetes larutan ZnCl2 ke dalam tabung reaksi 3.Ke dalam masing-masing tabung di tambahkan 5 tetes larutan K4[Fe(CN)6] dan amati perubahan yang terjadi. Prosedur 4Di sediakan 3 buah tabung reaksi. Di masukan 10 tetes larutan FeSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi 2, 10 tetes larutan ZnCl2 ke dalam tabung reaksi 3.Ke dalam masing-masing tabung di tambahkan 5 tetes larutan K3[Fe(CN)6] dan amati perubahan yang terjadi.Prosedur 5Di sediakan 3 buah tabung reaksi. Di masukan 10 tetes larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan Al2(SO4)3 ke dalam tabung reaksi 2, 10 tetes larutan ZnCl2 ke dalam tabung reaksi 3.Ke dalam masing-masing tabung reaksi di tambahkan 5 tetes larutan Na2HPO4 dan amati perubahan yang terjadi.Prosedur 6Di sediakan 3 buah tabung reaksi.Di masukan 10 tetes larutan FeSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi 2, 10 tetes larutan Co(NO3)2 ke dalam tabung reaksi 3.Ke dalam masing-masing tabung di tambahkan 5 tetes larutan NH4SCN dan amati perubahan yang terjadiProsedur 7Di sediakan 2 buah tabung reaksi. Di masukan 10 tetes larutan NiSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan FeSO4 ke dalam tabung reaksi 2.Ke dalam masing-masing tabung tabung di tambahkan 5 tetes larutan dimetilglioksin (DMG) dan amati perubahan yang terjadi.Prosedur 8Di sediakan 2 buah tabung reaksi. Di masukan 10 tetes larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan Al2(SO4)3 ke dalam tabung reaksi 2.Ke dalam masing-masing tabung di tambahkan 5 tetes larutan Na-asetat dan amati perubahan yang terjadi.Prosedur 9Di sediakan 1 buah tabung reaksi. Di masukan 10 tetes larutan Al2(SO4)3 ke dalam tabung reaksi tersebut.Ke dalam masing-masing di tambahkan 5 tetes larutan Na2CO3 dan amati perubahan yang terjadi.

PENGAMATANIdentifikasi kation golongan III : Fe+, Fe3+, Al3+, Zn2+, CO2+, Ni2+Sampel : FeSO4, FECL3, Al2(SO4)3, ZnCl2, CO(NO3)2,dan NiSOProsedur 1NoKationPereaksiPengamatan

1FeSO4NaOHMenghasilkan larutan berwarna kuning

2FeCL3NaOHMenghasilkan endapan bewarna orens

3Al2(SO4)3NaOHMenghasilkan endapan berwarna putih

4ZnCl2NaOHMenghasilkan endapan berwarna kuning

5CO(NH3)2NaOHMenghasilkan endapan berwarna biru

6NiSO4NaOHMenghasilkan endapan berwarna hijau muda

Prosedur 2NoKationPereaksiPengamatan

1FeSO4NH4OHMenghasilkan larutan bening

2FeCL3NH4OHMenghasilkan endapan berwarna kuning

3Al2(SO4)3NH4OHMenghasilkan larutan berwarna putih

4ZnCl2NH4OHMenghasilkan endapan berwarna putih

5CO(NH3)2NH4OHMenghasilkan endapan berwarna biru

6NiSO4NH4OHMenghasilkan endapan berwarna hijau

-Prosedur 3NoKationPreaksiPengamatan

1FeSO4K4[Fe(CN)6]Menghasilkan endapan berwarna biru prusia

2FeCl3K4[Fe(CN)6]Menghasilkan endapan berwarna biru prusia

3ZnCl2K4[Fe(CN)6]Menghasilkan endapan berwarna kuning

Prosedur 4NoKationPereaksiPengamatan

1FeSO4K3[Fe(CN)6]Menghasilkan endapan berwarna biru prusia

2FeCl3K3[Fe(CN)6]Menghasilkan endapan berwarna hijau tua

3ZnCl2K3[Fe(CN)6]Menghasilkan endapan berwarna hijau

Prosedur 5NoKationPereaksiPengamatan

1FeCl3Na2HPO3Tidak mengalami perubahan

2Al(SO4)3Na2HPO3Menghasilkan endapan berwarna putih

3ZnCl2Na2HPO3Menghasilkan endapan berwarna putih

Prosedur 6NoKationPereaksiPengamatan

1FeSO4NH4SCNMenghasilkan endapan berwarna merah

2FeCl3NH4SCNMenghasilkan endapan berwarna coklat

3CO(NO3)2NH4SCNTidak mengalami perubahan

Prosedur 7NoKationPereaksiPengamatan

1NiSO4DMGMenghasilkan endapan berwarna pink

Prosedur 8NoKationPereaksiPengamatan

1FeCl3Na AsetatMenghasilkan endapan berwarna coklat

2Al2(SO4)3Na AsetatMenghasilkan endapan berwarna putih

Prosedur 9NoKationPereaksiPengamatan

1Al2(SO4)3Na2CO3Menghasilkan endapan berwarna putih

BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULANKation golongan 3 (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih larut dibandingkan kationgolongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3 sebagaigaram sulfida konsentrasi ion H+dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau pH 9.Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan amonium hidroksida danamonium klorida.Kemudian dijenuhkan dengan H2S. Identifikasi Mn.Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi Mn2+menjadi MnO4-yang berwarna ungu dengan natrium bismutat (NaBiO3) dalam asam nitrat. Alumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 6590. Bila terkena udara , objek-objek alumunium teroksidasi pada permukaan tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Kromium adalah logam kristalin yang putih , tak begitu liat dan tak dapat di tempa dengan berarti. Ia melebur pada 17665C. logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Dengan larutan amonia terjadi endapan abu-abu hijau sampai abu-abu biru seperti gelatin dari kromium hidroksida yang larut sedikit dalam reagensia berlebihan. Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat secara magnetis. Ia melebur pada 1490 C.Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan seperti gelatin yang putih. Endapan larut dalam asam

DAFTAR PUSTAKAmindstrom444.blogspot.com/2011/05/analisis-kation-golongan-iii.htmprabudiasto.wordpress.com/2012/05/20/kation-golongan-iii-3/

www.yousaytoo.com/pemisahan-dan...kation-golongan-3-iii-a/5253681

id.wikipedia.org/wiki/Analisis_anorganik_kualitatif

tanayatanaya.blogspot.com/2013/.../kation-pemisahan-golongan-i-iii.htm

14