makalah am - kel 3

31
Produktivitas & Pengendalian Kualitas BAB I PROFIL BADAN USAHA SEJARAH PERUSAHAAN Bogasari merupakan produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun, terbesar di dunia dalam satu lokasi. Bogasari berdiri pada tanggal 29 November 1971 di Jakarta Utara. Peresmian pabrik yang pertama di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada tanggal 10 Juli 1972, pabrik yang kedua di Tanjung Perak Surabaya mulai dioperasikan. Hingga tahun 1998, Bogasari bekerjasama dengan Bulog. Namun, karena kerjasama tersebut dirasa kurang menguntungkan, maka Bogasari memutuskan hubungan kerjasama dengan Bulog dan mengimpor secara langsung tepung dari luar negeri dan mendistribusikan langsung tanpa perantaraan Bulog. Selama hampir tiga dekade, Bogasari memilki tiga merek tepung terigu, yaitu Cakra Kembar, Kunci Biru dan Segitiga Biru. Ketiga jenis produk ini digunakan secara luas oleh industri mie, roti, biscuit, baik yang berskala besar dan kecil serta rumah tangga. Produk sampingan (by product) yang dimiliki Bogasari berupa bran, pollard untuk koperasi dan industri makanan ternak, dan tepung industri untuk industri kayu lapis. Akuntansi Manajemen Page 1

Upload: melita89

Post on 01-Jul-2015

522 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

BAB I

PROFIL BADAN USAHA

SEJARAH PERUSAHAAN

Bogasari merupakan produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas

produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun, terbesar di dunia dalam satu lokasi.

Bogasari berdiri pada tanggal 29 November 1971 di Jakarta Utara. Peresmian

pabrik yang pertama di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada tanggal 10 Juli 1972,

pabrik yang kedua di Tanjung Perak Surabaya mulai dioperasikan. Hingga tahun

1998, Bogasari bekerjasama dengan Bulog. Namun, karena kerjasama tersebut

dirasa kurang menguntungkan, maka Bogasari memutuskan hubungan kerjasama

dengan Bulog dan mengimpor secara langsung tepung dari luar negeri dan

mendistribusikan langsung tanpa perantaraan Bulog.

Selama hampir tiga dekade, Bogasari memilki tiga merek tepung terigu,

yaitu Cakra Kembar, Kunci Biru dan Segitiga Biru. Ketiga jenis produk ini  

digunakan secara luas oleh industri mie, roti, biscuit, baik yang berskala besar dan

kecil serta rumah tangga. Produk sampingan (by product) yang dimiliki Bogasari

berupa bran, pollard untuk koperasi dan industri makanan ternak, dan tepung

industri untuk industri kayu lapis.

Bogasari juga memiliki divisi Pasta, dan dua divisi penunjang, yaitu

kemasan (dahulu disebut Divisi Tekstil) dan Maritime. Pabrik Pasta didirikan

pada Desember 1991 dengan kapasitas produksi 60.000 mt per tahun. Produk

yang dihasilkan adalah “Long Pasta” dan “Short Pasta”, dan hampir 80%

ditujukan untuk pasaran ekspor. Divisi Kemasan Bogasari didirikan pada tahun

1977 di Citeureup, Jawa Barat yang memproduksi kebutuhan kantong terigu

untuk kedua pabrik tepung terigu tersebut. Sedangkan untuk menjamin

kelangsungan persediaan gandum, Divisi Maritim Bogasari mengoperasikan tiga

kapal angkut gandum dan tiga buah kapal tongkang untuk pelayaran antar pulau.

Kapal-kapal ini telah memperoleh penghargaan internasional AMVER

(Automated Mutual Assistance Vessel Rescue).

Selain fasilitas penggilingan gandum (milling facilities) yang canggih,

Bogasari juga memiliki berbagai fasilitas penunjang teknis baik untuk

Akuntansi Manajemen Page 1

Page 2: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

kepentingan sendiri maupun umum, antara lain laboratorium, dermaga, Milling

Training Center, dan Baking Training Center. Laboratorium yang ada dilengkapi

dengan peralatan modern dengan tujuan untuk melakukan uji-analisis terhadap

kualitas gandum dan tepung, serta meneliti kemungkinan pengembangan produk

baru.

Pabrik Jakarta memiliki dua dermaga, salah satunya selesai dibangun awal

tahun 1997 dan termasuk yang terbaik di dunia, di mana dermaga tersebut mampu

menangani jenis kapal ukuran Panamax. Sedangkan Pabrik Surabaya memiliki

satu dermaga. Ketiga dermaga ini mampu menyediakan jasa bongkar muat tidak

hanya untuk gandum, tapi juga untuk segala jenis komoditas biji-bijian (Grain).

Milling Training Center merupakan pusat pelatihan bagi calon “miller” baik

untuk internal maupun eksternal. Sementara fasilitas lain yang dapat dimanfaatkan

masyarakat adalah “Pusat Pengolahan Tepung Terigu Bogasari” (Bogasari Baking

Training Center). Baking Training Center ini didedikasikan untuk seluruh lapisan

masyarakat yang ingin mempelajari cara pengolahan tepung terigu, seperti cara

pembuatan roti, kue, biskuit dan mie. Selain di Jakarta (sejak 1981), Baking

Training Center juga didirikan di Surabaya (1996) dan Bandung (1999) dan

daerah-daerah lainnya yang telah memiliki sekitar 20.000 alumni.

Pada bulan September 2003, Bogasari memperoleh sertifikat ISO 9001:2000

dan sertifikasi HACCP untuk keamanan pangan dari SGS di tahun 2002. Untuk

standar keselamatan dan kesehatan kerja, Bogasari juga mendapatkan

penghargaan OHSAS 18000 dari Sucofindo pada November 2004. Sejak tgl 30

Juni 1995, Bogasari telah menjadi salah satu divisi dari PT Indofood Sukses

Makmur.

VISI & MISI

Visi Bogasari untuk tahun-tahun ke depannya adalah menjadi perusahaan

global penyedia makanan berkualitas (berbasis pertanian) dan produk serta jasa

terkait. Bogasari memiliki misi yaitu komitmen untuk menyediakan produk dan

jasa makanan (berbasis pertanian) bermerek yang berorientasi pasar dan

pelanggan yang inovatif dan berkualitas tinggi. Di samping itu juga berusaha

memberikan kepuasan, memenuhi kebutuhan kesehatan dan gizi masyarakat.

Akuntansi Manajemen Page 2

Page 3: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

Dengan kata lain memberikan nilai (manfaat) optimal bagi pelanggan, pemilik

modal, pekerja dan masyarakat pada umumnya.

FASILITAS

Bogasari memiliki dua buah pabrik tepung terigu yaitu di Jakarta dan

Surabaya yang masing-masing dibangun di areal seluas 29 ha dan 13 ha, dengan

fasilitas penggilingan (Milling), penyimpanan (Storage), dan dermaga/terminal

(jetty) yang modern dan terpadu, serta memiliki kapasitas giling 10,000 mt/hari

dan 5,900 mt/hari.  Sedangkan kapasitas pelletizing adalah 110 mt/jam untuk

Jakarta dan 38 mt/jam untuk Surabaya.

Untuk menjamin persediaan gandum yang memadai, Bogasari Jakarta

memiliki 140 buah Silo Gandum dengan total kapasitas + 400.000 mt, Silo Pellet

dengan kapasitas 69.000 mt, dan gudang untuk penyimpanan persediaan barang

jadi sebesar 65.000 mt.  Sedangkan Bogasari Surabaya memiliki  84 buah silo

gandum dengan total kapasitas + 214.000 mt, Silo pellet sejumlah 60.000 mt, dan 

gudang untuk penyimpanan persediaan barang jadi sebesar 35.000 mt.

Bogasari Jakarta mengoperasikan dua buah dermaga (Terminal Bongkar

Muat), panjangnya masing-masing 185 m dan 200 m dengan kedalaman masing-

masing 9 m dan 14 m, serta total kapasitas alat pneumatis sebesar 3,800 mt/jam. 

Salah satu dari dermaga ini relatif masih baru yang dibangun pada tahun 1996, di

mana dermaga tersebut mampu menangani kapal ukuran Panamax.  Sedangkan

Surabaya mengoperasikan 1 unit dermaga dengan panjangnya 187 m, kedalaman

9 m, dilengkapi alat pneumatis 1,800 mt per jam.

Untuk menjalankan aktivitas perusahaan, baik Bogasari Jakarta maupun

Surabaya menggunakan pembangkit listrik PLN dengan kapasitas terpasang

sebesar 30 MW dan 6 MW, didukung cadangan generator berkapasitas 32 dan 12

MW. Beberapa fasilitas penunjang lain yang juga dimiliki oleh kedua pabrik

adalah bengkel elektris dan mekanik (electric and mechanical workshop),

poliklinik, kantin, dan mesjid.

Divisi Pasta Bogasari memiliki 3 lini produksi yang serba otomatis yaitu 2

untuk Long Pasta dan 1 untuk Short Pasta. Fasilitas produksi tersebut didukung

oleh sistem komputer pengendali mutu, gudang penyimpanan produk jadi yang

Akuntansi Manajemen Page 3

Page 4: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

dilengkapi dengan mesin pengatur suhu ruangan, serta pemantauan kualitas yang

dilakukan secara terus menerus oleh Laboratorium.  Total kapasitas produksi

adalah 60.000 mt per tahun.

Divisi Kemasan di Citeureup, Jawa Barat berdiri di areal seluas 8 ha,

dengan kapasitas produksi kantong blacu (Cotton Bag) dan Polypropylene Bag

(PP Bag) sebesar lebih dari 4,5 juta kantong. Hampir keseluruhan kantong ini

digunakan oleh kedua pabrik tepung.

Divisi Maritim mengoperasikan 3 buah kapal angkut gandum dengan

kapasitas 100,000 mt dan 3 kapal tongkang 8,000 mt.

PRODUK DAN JASA

TEPUNG

PASTA

PRODUK SAMPINGAN

Akuntansi Manajemen Page 4

Page 5: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

STRUKTUR ORGANISASI

Akuntansi Manajemen Page 5

Page 6: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

BAB II

LANDASAN TEORI

KUALITAS

Kualitas merupakan dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan

manufaktur maupun jasa, juga bagi usaha kecil dan usaha besar. Kualitas salah

satu faktor penting bagi semua perusahaan karena adanya potensi menekan biaya

dan memperbaiki kualitas produk secara simultan. Para manajer perlu memahami

makna biaya-biaya kualitas dan bagaimana mereka berubah sepanjang waktu.

Prasyarat dasar bagi pelaporan ini adalah pengukuran biaya-biaya kualitas.

Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang

memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Dengan kata lain, kualitas adalah

kepuasan pelanggan. Produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi

atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi berikut:

1. Performance (Kinerja)

Kinerja mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah

produk. Dimensi kinerja dapat didefinisikan lebih jauh sebagai atribut

daya tanggap, kepastian, dan empati. Daya tanggap adalah keinginan

untuk membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan yang bersifat

konsisten dan bersifat segera. Kepastian, mengacu pada pengetahuan,

keramahan serta kemampuan karyawan, membangun kepercayaan dan

keyakinan pelanggan. Empati berarti peduli dan memberikan perhatian

individual terhadap pelanggan.

2. Aesthetics (Estetika)

Estetika berhubungan dengan penampilan wujud produk serta penampilan

fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan

jasa.

3. Serviceability (Kemudahan perawatan dan perbaikan)

Kemudahan perawatan dan perbaikan berkaitan dengan tingkat kemudahan

merawat dan memperbaiki produk.

Akuntansi Manajemen Page 6

Page 7: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

4. Features (Fitur)

Fitur (kualitas desain) adalah karakteristik produk yang berbeda dari

produk – produk sejenis yang fungsinya sama. Kualitas desain yang lebih

baik biasanya tercermin pada biaya produksi yang lebih tinggi. Kualitas

desain membantu perusahaan menentukan pasarnya.

5. Reliability (Keandalan)

Keandalan adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti

yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.

6. Durability (Tahan lama)

Tahan lama didefinisikan sebagai jangka waktu produk dapat berfungsi.

7. Quality of Conformance (Kualitas kesesuaian)

Kualitas kesesuaian adalah ukuran mengenai apakah sebuah produk telah

memenuhi spesifikasinya atau tidak.

8. Fitness for use (Kecocokan penggunaan)

Kecocokan penggunaan adalah kecocokan dari sebuah produk

menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan. Jika sebuah

produk mengandung cacat desain yang parah, maka produk tersebut

dianggap gagal meskipun tingkat kesesuaiannya sesuai dengan

spesifikasinya. Produk yang ditarik kembali sering kali disebabkan oleh

adanya masalah dalam dimensi kecocokan penggunaan.

Empat dimensi pertama merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi

sulit untuk diukur, yang menggambarkan dimensi fisik. Dimensi yang lain

merupakan dimensi konsep, yang berhubungan dengan expectation (harapan).

Menyediakan produk dengan kualitas yang lebih baik daripada pesaing berarti

mengungguli produk pesaing dalam setidaknya satu dimensi sementara kinerja

dimensi lainnya tetap setara. Meskipun kedelapan dimensi tersebut penting dan

mampu mengaruhi kepuasan pelanggan, namun atribut kualitas yang dapat diukur

cenderung lebih mendapat perhatian. Tingkat kesesuaian, terutama, adalah

dimensi yang mendapat perhatian paling besar. Faktanya, banyak pakar kualitas

percaya bahwa “kualitas adalah kesesuaian” (quality is conformance) merupakan

definisi operasional terbaik. Sikap ini didasarkan pada beberapa logika.

Akuntansi Manajemen Page 7

Page 8: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

Spesifikasi produk harus secara eksplisit mempertimbangkan beberapa hal seperti

keandalan, durabilitas, kecocokan penggunaan, dan kinerja. Secara implicit,

produk yang mampu memenuhi tingkat kesesuaian adalah produk yang andal,

tahan lama, bermanfaat, dan berkinerja baik. Produk tersebut harus dibuat

menurut spesifikasi desainnya. Kesesuaian adalah dasar untuk mendefinisikan apa

yang disebut produk yang tidak sesuai (nonconformance) atau produk cacat

(defective).

BIAYA KUALITAS

Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang

dilakukan karena mungkin atau telah terdapat kualitas yang buruk. Biaya-biaya

untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut disebut biaya kualitas. Jadi, biaya

kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat

produk yang buruk kualitasnya. Definisi tersebut mengimplikasikan bahwa biaya

kualitas berhubungan dengan dua subkategori dari kegiatan-kegiatan yang terkait

dengan kualitas, yaitu :

1. Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengendalian dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah atau

mendeteksi kualitas yang buruk, yang terdiri dari kegiatan-kegiatan

pencegahan dan penilaian. Biaya pengendalian adalah biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian.

2. Kegiatan karena kegagalan

Kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan atau pelanggan untuk merespon

kualitas yang buruk. Jika respon terhadap kualitas yang buruk dilakukan

sebelum produk cacat sampai ke pelanggan, maka kegiatannya

diklasifikasikan sebagai kegiatan kegagalan internal. Sebaliknya, jika

respon muncul setelah produk sampai ke tangan pelanggan, maka

kegiatannya diklasifikasikan sebagai kegiatan kegagalan eksernal. Biaya

kegagalan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena

terjadinya kegiatan karena kegagalan.

Akuntansi Manajemen Page 8

Page 9: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

Definisi mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kualitas juga

menunjukkan empat kategori biaya kualitas :

1. Prevention costs (Biaya pencegahan)

Terjadi untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang

dihasilkan.

2. Appraisal costs (Biaya penilaian)

Terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan

persyaratan atau kebutuhan pelanggan.

3. Internal failure costs (Biaya kegagalan internal)

Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan

spesifikasi atau kebutuhan pelanggan.

4. External failure costs (Biaya kegagalan eksternal)

Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi

persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk

disampaikan kepada pelanggan.

MENGUKUR BIAYA KUALITAS

Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati

atau tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati adalah biaya-biaya yang

tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas

tersembunyi adalah biaya kesempatan atau oportunitas yang terjadi karena

kualitas yang buruk.

Ada tiga metode yang disarankan untuk mengukur biaya kualitas yang

tersembunyi, yaitu:

1. Metode Pengali (multiplier method)

Mengansumsikan bahwa total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari

biaya-biaya yang terukur :

Total biaya kegagalan eksternal = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur)

k = efek pengali; diperoleh berdasarkan pengalaman

Akuntansi Manajemen Page 9

Page 10: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

Dengan memasukkan biaya kualitas yang tersembunyi dalam menilai

jumlah biaya kegagalan eksternal, manajemen dapat menentukan secara

lebih akurat tingkat pengeluaran sumber daya untuk kegiatan pencegahan

dan penilaian. Dengan meningkatnya biaya kegagalan, manajemen

diharapkan akan meningkatkan investasinya dalam biaya pengendalian.

2. Metode penelitian dasar (market research method)

Digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadap penjualan

dan pangsa pasar. Survey pelanggan dan wawancara dengan anggota tim

penjualan perusahaan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik

terhadap besarnya biaya tersembunyi perusahaan. Hasil penelitian pasar

dapat digunakan untuk memproyeksikan hilangnya laba dimasa depan

akibat kualitas yang buruk.

3. Fungsi kerugian kualitas Taguchi (Taguchi quality loss function)

Fungsi kerugian Taguchi mengasumsikan bahwa setiap penyimpangan dari

nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya kualitas

yag tersembunyi. Selanjutnya, biaya kualitas yang tersembunyi

meningkatkan secara kuadrat pada saat nilai actual menyimpang dari nilai

target.

L(y) = k(y-T)2

dimana:

k= konstanta proporsionalitas yang bersarnya bergantung pada

struktur biaya kegagalan eksternal perusahaan.

y= nilai actual dari karakteristik kualitas

T= nilai target dari karakteristik kualitas

L= kerugian kualitas

Untuk menggunakan fungsi kerugian Taguchi, nilai k harus diestimasi.

Nilai k dihitung dengan membagi estimasi biaya pada salah satu batas

spesifikasi tertentu dengan kuadrat deviasi dari batas nilai target:

k= c/d2

Akuntansi Manajemen Page 10

Page 11: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

PRODUKTIVITAS: PENGUKURAN & PENGENDALIAN

Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan

secara spesifik mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan

untuk memproduksi output. Kombinasi (bauran) dari input yang berbeda-beda

dapat digunakan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. Efisiensi

produktif total adalah suatu titik di mana dua kondisi terpenuhi:

1. Pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak satu

input pun yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan

output.

2. Atas bauran-bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan

biaya terendah.

Kondisi pertama digerakkan oleh hubungan teknis, disebut juga efisiensi

teknis (technical efficiency). Dengan melihat berbagai kegiatan sebagai input,

kondisi pertama mensyaratkan penghapusan seluruh kegiatan tak bernilai tambah

dan pelaksanaan kegiatan bernilai tambah dengan kuantitas minimal yang

diperlukan untuk memproduksi sejumlah output. Kondisi kedua digerakkan oleh

hubungan relatif dari harga input dan disebut juga sebagai efisiensi trade-off input

(input trade off efficiency). Harga input menentukan proporsi relatif masing-

masing input yang harus digunakan. Penyimpangan dari proporsi tetap tersebut

menciptakan trade-off input yang tidak efisien.

Program peningkatan produktivitas berupaya untuk mencapai efisiensi

produktif total. Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai dengan

menggunakan lebih sedikit input untuk menghasilkan output yang sama, atau

memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang sama, atau

memproduksi output lebih banyak dengan input relative lebih sedikit.

Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilaian

kualitatif atas perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk

menilai apakah efisiensi produktif telah meningkat atau menurun. pengukuran

produktivitas dapat berupa aktual atau prospektif. Pengukuran produktivitas

aktual memungkinkan manajer untuk menilai, memantau, dan mengendalikan

perubahan.

Akuntansi Manajemen Page 11

Page 12: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

Pengukuran prospektif melihat ke masa depan, dan berguna sebagai input

bagi pengambilan keputusan strategis. Secara khusus, pengukuran prospektif

memungkinkan para manajer untuk membandingkan manfaat relatif dari berbagai

kombinasi input, pemilihan input dan bauran input yang memberikan manfaat

terbesar.

Produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung

rasio output terhadap input:

Rasio produktivitas = Output / Input

Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, maka

ukuran itu disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur

dalam kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran produktivitas operasional

(operational productivity measure). Jika output dan input dinyatakan dalam dolar,

maka kita memperoleh ukuran produktivitas keuangan (financial productivity

measure).

Ukuran parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya

pada penggunaan input tertentu. Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan,

yaitu mudah diinterpretasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan, sehingga

ukuran tersebut mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari

karyawan operasional. Dengan menggunakan standar ini, tren produktivitas untuk

tahun berjalan dapat ditelusuri.

Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah dapat menyesatkan.

Penurunan produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan

produktivitas yang lainnya. Trade-off seperti itu diperlukan jika biaya secara

keseluruhan turun, tetapi pengaruh tersebut akan hilang jika digunakan ukuran

parsial masing-masing. Dalam hal ini, produktivitas tenaga kerja meningkat,

tetapi produktivitas penggunaan bahan baku menurun. Jika kenaikan biaya sisa

bahan baku dan limbah produksi melebihi penghematan dari pengurangan tenaga

kerja, maka produktivitas secara keseluruhan menurun.

Terdapat kemungkinan terjadi trade-off, menyebabkan perlu adanya ukuran

produktivitas total untuk menilai kelebihan berbagai keputusan produktivitas.

Hanya dengan melihat total pengaruh produktivitas dari seluruh input manajer

mampu secara akurat membuat kesimpulan mengenai kinerja produktivitas secara

Akuntansi Manajemen Page 12

Page 13: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

keseluruhan. Karena ada kemungkinan terjadi trade-off, maka ukuran

produktivitas total harus mempertimbangkan konsekuensi keuangan agregat dan

dalam bentuk sebuah ukuran keuangan.

Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran

produktivitas total (total productivity measurement). Pengukuran produktivitas

total dapat didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian pada beberapa input yang,

secara total, menunjukkan keberhasilan perusahaan. Dua pendekatan yang

memperoleh beberapa pengakuan adalah pengukuran profil (profile measurement)

dan pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba (profile linked

productivity measurement). Pengukuran profil menyediakan serangkaian atau

sebuah vektor ukuran operasional parsial yang berbeda dan terpisah. Profil dapat

dibandingkan dari waktu ke waktu untuk memberikan informasi mengenai

perubahan produktivitas. Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan

oleh perubahan produktivitas disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan

dengan laba. Dengan menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba

periode berjalan, manajer akan terbantu dalam mengetahui manfaat ekonomis dari

perubahan produktivitas.

Akuntansi Manajemen Page 13

Page 14: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

BAB III

PENERAPAN PADA BOGASARI

Prevention Cost

Salah satu metode yang digunakan oleh Bogasari dalam menjaga kualitas

yakni dengan mengutamakan prevention cost. Hal ini diterapkan dalam

kegiatan operasional Bogasari dengan menghindari penggunaan gancu

yang dapat menyebabkan kerusakan packing. Dalam hal packaging,

Bogasari tidak bisa menerapkan zero defect. Zero defect model tidak dapat

atau sulit untuk diterapkan dikarenakan adanya human error atau

kesalahan yang terjadi karena manusia. Tentu saja Bogasari tidak

mengesampingkan masalah packaging, yang nantinya dapat

mempengaruhi kondisi financial dan non financial perusahaan. Oleh

karena itu perusahaan melakukan strategi dan menyikapi masalah ini

dengan melakukan re-packing bag yang rusak. Untuk meminimalkan cost

yang timbul, Bogasari menetapkan x% standard untuk broken bag.

Metode continuous improvement dan Six Sigma

Metode Continuous improvement adalah jenis perubahan yang

difokuskan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi

untuk mencapai kebijakan dan sasaran. Perbaikan harus berfokus terhadap

hal-hal seperti kepemimpinan, komunikasi, sumber daya, struktur

organisasi, orang, dan proses. Dalam kata lain, semua yang ada dalam

organisasi, semua fungsi di dalam semua tingkatan. Perbaikan juga harus

membawa hasil yang lebih baik, baik dari segi harga, biaya, produktivitas,

waktu ke pasar, publik, responsif, keuntungan, dan kepuasan pelanggan

dan karyawan.

Six Sigma adalah usaha yang dilakukan terus menerus untuk

mengurangi pemborosan, serta menurunkan variansi dan mencegah cacat.

Six sigma merupakan sebuah konsep bisnis yang berusaha untuk

menjawab permintaan pelanggan terhadap kualitas yang terbaik dan proses

bisnis yang tanpa cacat. Kepuasan pelanggan dan peningkatannya menjadi

Akuntansi Manajemen Page 14

Page 15: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

prioritas tertinggi, dan Six sigma berusaha menghilangkan ketidakpastian

pencapaian tujuan bisnisnya.

Perbedaan penting antara Six Sigma dan Total Quality Management

(TQM) yaitu, TQM hanya memberikan petunjuk secara umum (sesuai

dengan istilah manajemen yg digunakan dalam TQM). Petunjuk untuk TQM

begitu umum sehingga hanya seorang pemimpin bisnis yang berbakat yang

mampu menterjemahkan TQM dalam operasional sehari-hari. TQM hanya

memberikan petunjuk filosofis tentang menjaga dan meningkatkan kualitas,

tetapi sukar untuk membuktikan keberhasilan pencapaian peningkatan

kualitas.

Key resource area (per individu).

Di samping menilai kualitas produk yang dihasilkan, Bogasari juga

menilai kinerja karyawan per individu. Performance dari masing-masing

karyawan dapat dinilai dari standard-standard yang telah ditetapkan oleh

perusahaan (atau dapat pula dilihat dari data historis). Hal ini diterapkan

untuk mencapai produktivitas yang maksimal.

Untuk mempertahankan kualitas produk, Bogasari tetap menggunakan

bahan baku yang dikirim dari luar negeri (seperti dari Amerika Serikat, Kanada

dan Australia). Mereka tetap menggunakan bahan baku tersebut (hingga kini)

karena berdasarkan penelitian dan pertimbangan yang telah dilakukan oleh

Bogasari. Bahan baku lokal bisa digunakan namun tepung yang dibuat

menggunakan bahan baku lokal tidak dapat memenuhi standar yang ditetapkan

atau diinginkan oleh perusahaan. Dari tes kualitas yang telah dilakukan, Bogasari

telah menyesuaikan gandum yang digunakan dengan produk yang hendak

diproduksi. Dari tes kualitas tersebut menunjukkan, bahwa gandum yang diimpor

lebih memenuhi kriteria.

Bogasari sebagai perusahaan mass production, juga menerima order dari

konsumen (job order). Setiap permintaan khusus dari konsumen, misal

permintaan tepung dari J. Co, Bread Talk, ditanggapi dan dipenuhi oleh pihak

Bogasari dengan membuat formula yang sesuai dengan permintaan konsumen.

Akuntansi Manajemen Page 15

Page 16: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

Seandainya konsumen masih merasa kurang puas terhadap formula tersebut,

perusahaan akan terus melakukan pengujian di laboratorium dan membuat

formula yang sesuai dengan permintaan konsumen hingga dapat memenuhi

harapan pelanggan. Dengan demikian, konsumen akan merasa diperhatikan dan

akan meningkatkan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap Bogasari.

Akuntansi Manajemen Page 16

Page 17: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

BAB IV

ANALISIS & PEMBAHASAN

Dalam konsep Akuntansi Manajemen yang dipelajari dikelas, kita mengenal

ada 4 jenis biaya kualitas, yaitu prevention cost (biaya untuk mencegah kualitas

buruk pada produk dan jasa), appraisal cost (biaya untuk menentukan apakah

produk dan jasa sesuai dengan kriteria yang diinginkan konsumen), internal

failure cost (biaya yang muncul karena produk dan jasa tidak memenuhi

spesifikasi yang diinginkan konsumen) dan eksternal failure cost (biaya yang

muncul saat produk atau jasa gagal memenuhi ekspektasi konsumen, dimana

produk dan jasa telah sampai ke tangan konsumen). Dalam hal ini, Bogasari lebih

menekankan pada jenis biaya yang pertama, yaitu prevention cost. Menurut

Bogasari, prevention cost menjadi hal yang paling penting karena kepuasan

konsumen adalah hal yang diutamakan oleh Bogasari. Dengan tingginya

prevention cost yang dikeluarkan, maka jenis biaya kualitas yang lain, terutama

yang menyangkut kepuasan konsumen tentu akan lebih rendah, sehingga

kredibilitas Bogasari akan tetap bernilai positif di mata konsumen.

Di samping prevention cost, perusahaan juga menerapkan metode

continuous improvement dan Six Sigma. Salah satu penerapan metode continuous

improvement berhubungan dengan penggunaan bahan baku gandum impor.

Bogasari pernah melakukan penanaman gandum di wilayah Indonesia, tetapi

gandum yang dihasilkan memiliki kadar protein yang rendah dan tidak memenuhi

standar kualitas pembuatan tepung. Tentu saja hal ini menghambat produktivitas

Bogasari. Oleh karena itu, perusahaan memutuskan untuk mengimpor gandum

demi menjaga kualitas gandum yang berprotein. Penggunaan bahan baku impor

memang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan bahan baku lokal. Namun,

dengan gandum impor perusahaan dapat menghasilkan output yang lebih

maksimal bila dibandingkan dengan penggunaan bahan baku lokal karena gandum

impor telah memenuhi tes kualitas sehingga input yang dibutuhkan tidak perlu

sebanyak jika menggunakan gandum lokal. Selain peningkatan produktivitas

produksi, kandungan protein dalam gandum serta kualitas produk ikut terjaga.

Akuntansi Manajemen Page 17

Page 18: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

Selain itu Bogasari juga mendirikan Milling Training Center yang

merupakan pusat pelatihan bagi calon “miller” atau sumber daya manusia yang

melakukan penggilingan gandum baik untuk internal maupun eksternal. Upaya ini

dilakukan agar Bogasari memiliki sumber daya manusia yang handal dalam

melakukan penggilingan gadum, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan

lancar, efektif dan efisien.

Sehubungan dengan teori Six Sigma dengan penerapan yang ada di dalam

perusahaan dimana penerapan Six Sigma digunakan untuk mengurangi

pemborosan, mencegah cacat dan memenuhi keinginan pelanggan, maka dapat

dilihat dari adanya laboratorium yang digunakan untuk membuat tepung dengan

formula yang sesuai permintaan konsumen dan menjaga kualitas tepung Bogasari.

Akuntansi Manajemen Page 18

Page 19: Makalah AM - kel 3

Produktivitas & Pengendalian Kualitas

BAB V

SIMPULAN

Proses penilaian kinerja dan produktivitas Bogasari menurut kelompok

kami sudah bagus. Dengan penerapan sistem perusahaan hingga saat ini mampu

mencapai tingkat kualitas produk dan produktivitas yang maksimal dan memenuhi

harapan atau permintaan konsumen. Permintaan konsumen terpenuhi, loyalitas

konsumen semakin meningkat, sehingga revenue perusahaan tetap terjaga. Biaya

yang lebih tinggi tidak menghalangi perusahaan untuk terus melakukan produksi.

Di samping hal kualitas produk, Bogasari juga mengembangkan pelayanan

kepada masyarakat, yang menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap

konsumen. Pelayanan tersebut berupa Baking Training Centre, pengiriman produk

kepada konsumen tepat waktu. Sebagai perusahaan besar dengan produk yang

sudah terkenal di masyarakat Indonesia, perusahaan tetap mau membagikan cara

membuat makanan dari tepung hasil produksi mereka. Di satu sisi masyarakat

awam akan mengira perusahaan hanya ingin memperbesar profit perusahaan.

Tetapi sebenarnya hal tersebut juga turut membantu masyarakat dalam

mengembangkan ide untuk wiraswasta di bidang makanan.

Kekurangan / hambatan yang dihadapi selama pengerjaan proyek:

Kekurangan data dan waktu untuk bertanya pada saat kuliah umum.

Sulit untuk mengatur jadwal kerja kelompok, karena tiap anggota

kelompok memiliki jadwal kuliah yang berbeda dan juga final project

mata kuliah yang lain.

Terdapat beberapa istilah yang kurang bisa dimengerti atau diluar bahan

materi mata kuliah Akuntansi Manajemen pada saat kuliah tamu.

Saran-saran perbaikan yang diperlukan:

Waktu pelaksanaan kuliah tamu sebaiknya dimulai pada pagi atau sore

hari.

Akuntansi Manajemen Page 19