hepatitis a
DESCRIPTION
referat hepatitis ATRANSCRIPT
TINJAUAN PUSTAKA
HEPATITIS A
DEFINISI
Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Secara populer
dikenal juga dengan istilah penyakit hati, sakit liver, atau sakit kuning.
Hepatitis A merupakan penyebab terbanyak hepatitis akut
Hepatiti dapat disebabkanoleh berbagai macam penyebab seperti virus, bakteri,
parasit, jamur, obat-obatan, bahan kimia, alkohol, cacing, gizi buruk, dan autoimun.
Penyakit hepatitis terbanyak disebabkan oleh virus.
Hepatitis A adalah penyakit peradangan hati yang diakibat masuknya virus hepatitis A
(HAV) melalui transmisi fekal-oral dari makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi
ETIOLOGI
Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis A (HAV) diklasifikasikan sebagai
pikornavirus dan secara morfologi merupakan partikel sferis tidak terbungkus yang
berdiameter 27 nm dengan simetri ikosahedral. HAV stabil stabil pada suhu 4 C selama 20
jam, suhu -20 C selama 1,5 tahun. HAV hancur pada air mendidih selama 15 menit, inefektit
pada pendidihan 5 menit, pemaparan sinar uv.
Infeksi ini biasanya ditularkan lewat jalur fekal-oral dan memiliki masa inkubasi sekitar 30
hari. Masa penularan tertinggi adalah pada minggu kedua segera sebelum timbulnya ikterus
dan selam masa prodrormal. Dalam waktu 1 minggu sejak terjadinya ikterus, virus
menghilang dari darah dan tinja penderita. HAV dapat juga dapat ditularkan lewat parenteral.
Hepatitis A biasanya merupakan penyakit akut ringan. Penyakit ini terkadang fatal pada
beberapa kasus dengan komplikasi nekrosis perenkim hati masif. Antibodi IgM muncul dini
pada fase akut, meningkat cepat, dan menghilang selama masa penyembuhan. Antibodi IgG
muncul lebih lambat pada perjalanan penyakit, meningkat cepat, dan bertahan sepanjang
hidup
CARA PENULARAN
Penularan
Feko-oral : makanan / minuman.
Berhubungan dengan faktor :
- sosio-ekonomi yang rendah
- Higiene sanitasi lingkungan yang jelek
Merupakan penyakit dengan distribusi global
EPIDEMIOLOGI
Di seluruh dunia terdapat sekitar 1,4 juta kasus hepatitis A setiap tahun. Lebih dari 75% anak
di benua Asia, Afrika, dan India memiliki antibody anti-HAV pada usia 5 tahun. Sebagian
besar infeksi HAV didapat pada awal kehidupan, kebanyakan asmtomatik, dan anikterik. Di
Indonesia sendiri insidensi penyakit hepatitis A berkisar antara 39,8-63,8% kasus.
a. Variasi musim dan geografi:
Daerah tropis (2 musim) è musim hujan,
Daerah dengan 4 musim è m. Semi / awal m. Dingin.
b. Variasi usia
Negara berkembang : Pada anak usia < 5 tahun sebagian besar kasus biasanya bersifat
asimptomatik, anikterik. Insidens terbanyak usia 5-14 tahun (90%)
Negara maju : pada anak-anak menurun, lebih banyak pada orang tua.
Di indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih
merupakan bagian terbesar dari kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8-
68,3%
PATOGENESIS
Hepatitis A adalah penyakit menular, proses transmisinya disebut fecel-oral. Virus hepatitis
A terdapat di dalam feses seorang penderita, dan dapat menyebar dari orang ke orang, atau
bisa tertular dari makanan atau air. Virus didapatkan pada tinja penderita pada masa
penularan mulai pada akhir masa inkubasi sampai dengan fase permulaan prodromal.
Transmisi HAV juga bisa terjadi melalui parenteral, tetapi kasus ini kurang umum. Begitu
juga dengan aktivitas seksual, namun tidak menutup kemungkinan seseorang yang menderita
HAV akut dapat menularkan kepada mitra seksualnya.
Di dalam saluran penceranaan HVA dapat berkembang biak dengan cepat, kemudian
diangkut melalui aliran darah ke dalam hati, dimana tinggal di dalam kapiler-kapiler darah
dan menyerang jaringan-jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan kerusakan hati.
Kerusakan hati terjadi akibat proses imunologis yang disebabkan oleh aktifitas T limfosit
sitolitik terhadap target yaitu VAH antigen yang ada dalam sitoplasma sel hati dengan akibat
terjadi kerusakan sel perenkim hati yang luas sehingga terjadi peningkatan enzim
SGPT/SGOT kedalam plasma dan menyebabkan adanya obstuksi sinusoid intra hepatal
dengan akibat peningkatan bilirubin direk. Bila kerusakan hepar luas juga akan terjadi
gangguan proses perubahan bilirubin indirek menjadi direk, sehingga juga akan terjadi
peningkatan kadar bilirubin indirek.
MANIFESTASI KLINIS
Hepatitis pada anak sering bersifat asimtomatis dan hanya 10-20% yang simtomatik, masa
inkubasi 15-40 hari dengan rata-rata 28-30 hari. Masa infeksi virus hepatitis A berlangsung
antara 3-5 minggu. Virus sudah berada di dalam feces 1-2 minggu sebelum gejala pertama
muncul dan dalam minggu pertama timbulnya gejala. Setelah masa inkubasi biasanya diikuti
dengan gejala-gejala demam, kurang nafsu makan, mual, nyeri pada kuadran kanan atas
perut, dan dalam waktu beberapa hari kemudian timbul sakit kuning. Urin penderita biasanya
berwarna kuning gelap yang terjadi 1-5 hari sebelum timbulnya penyakit kuning. Terjadi
hepatomegali dan pada perabaan hati ditemukan tenderness. Sebagian besar (99%) dari kasus
hepatitis A adalah sembuh sendiri.
Perjalanan penyakit yang simtomatik dibagi dalam 3 fase, fase preikterik, fase ikterik,
fase penyembuhan. Yang pertama Fase preikterik/prodromal berlangsung selama 5-7 hari
yang ditandai dengan munculnya gejala seperti menurunnya nafsu makan, kelelahan, panas,
mual sampai muntah, anoreksia, nyeri perut sebelah kanan, mual dan muntah, demam, diare,
urin berwarna coklat gelap seperti air teh dan tinja yang pucat. Yang kedua fase ikterik
biasanya dimulai dalam waktu 10 hari gejala awal didahului urin yang berwarna coklat,
sklera kuning, kemudian seluruh badan menjadi kuning. Teradi puncak fase ikterik dalam 1-2
minggu, hepatomegali ringan yang disertai dengan nyeri tekan. Demam biasanya membaik
setelah beberapa hari pertama penyakit kuning. Viremia berakhir tak lama setelahnya,
meskipun tinja tetap menular selama 1 - 2 minggu. Biasanya terjadi peningkatan
SGPT/SGOT lebih dari 10 kali normal. Yang etrakhir fase Masa penyembuhan/ konvalense,
pada fase ini keluhan mulai berkurang, Ikterus berangsur-angsur berkurang dan hilang dalam
2-6 minggu kemudian, demikian pula anoreksia, lemas badan dan hepatomegali mulai
berkurang. Penyembuhan sempurna sebagian besar terjadi dalam 3-4 bulan.
Masa prodormal /praikterik (4 hari- 1 minggu)
o Malaise,
o Gejala Flu
o Anoreksia
o Mual
o Muntah
o Rasa tidak nyaman diperut sebelah kanan atas
o Demam
o Hepatomegali
o Nyeri kepala
o Kadang – kadang diare.
Fase Ikterik
o Urin berwarna gelap (seperti teh pekat)
o Feses seperti dempul (tidak selalu ada)
o Sklera dan kulit tampak ikterik
o Anoreksia
o Lesu
o Mual dan muntah berat
o Bradikardi
o Pruritus
o * Gejala prodormal menurun atau menghilang
Fase penyembuhan
o Ikterik menghilang dalam 4 minggu
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa, gejala klinik dan berdasarkan
pemeriksaan penunjang (Isolasi partikel virus atau antigen virus Hepatitis A dalam tinja
penderita, kenaikan titer anti-HAV, kenaikan titer IgM anti-HAV). Antibodi IgM untuk virus
hepatitis A pada umumnya positif ketika gejala muncul disertai kenaikan ALT (alanine
aminotransferase) atau SGPT. IgM akan positif selama 3-6 bulan setelah infeksi primer
terjadi dan bertahan hingga 12 bulan dalam 25% pasien. IgG anti-HAV muncul setelah IgM
turun dan biasanya bertahan hingga bertahun-tahun. Pada awal penyakit, keberadaan IgG
anti-HAV selalu disertai dengan adanya IgM anti-HAV. Sebagai anti-HAV IgG tetap seumur
hidup setelah infeksi akut, deteksi IgG anti-HAV saja menunjukkan infeksi yang pernah
terjadi pada masa lalu.
Untuk menunjang diagnosis dapat dilakukan tes biokimia fungsi hati (evaluasi
laboratorium: bilirubin urin dan urobilinogen, bilirubin total serum dan langsung, ALT atau
SGPT, AST atau SGOT, fosfatase alkali, waktu protrombin, protein total, albumin, IgG, IgA,
IgM, hitung darah lengkap). Level bilirubin naik setelah onset bilirubinuria diikuti
peningkatan ALT dan AST. Individu yang lebih tua dapat memiliki level bilirubin yang lebih
tinggi. Fraksi direk dan indirek akan meningkat akibat adanya hemolisis, namun bilirubin
indirek umumnya akan lebih tinggi dari bilirubin direk. Peningkatan level ALT dan AST
sangat sensitif untuk hepatitis A. Enzim liver ini dapat meningkat hingga melebihi 10.000
mlU/ml dengan level ALT lebih tinggi dari AST yang nantinya akan kembali normal setelah
5-20 minggu kemudian. Peningkatan Alkaline Phospatase terjadi selama penyakit akut dan
dapat berkelanjutan selama fase kolestasik berlangsung mengikuti kenaikan level
transaminase. Selain itu, albumin serum dapat turun.
Pencitraan biasanya tidak diindikasikan untuk infeksi virus hepatitis A, namun
ultrasound scan dapat digunakan untuk membantu menyingkirkan diagnosis banding, untuk
melihat pastensi pembuluh darah, dan mengevaluasi apakah ada penyakit liver kronis. USG
penting dilakukan pada pasien gagal hati fulminan.
Teknik molekular dapat dilakukan melalui bahan sampel darah dan feses untuk
mendeteksi antigen virus RNA hepatitis A. Virus dan antibodi dapat dideteksi oleh RIA
tersedia secara komersial, AMDAL atau ELISA kit. Biopsi hati jarang dilakukan untuk
infeksi virus hepatitis A kecuali pasien dicurigai sedang mengalami relaps kronik virus
hepatitis A dan apabila diagnosis lain tidak pasti.
Anamnesis:
Gejala manifestasi klinis, riwayat kontak erat dengan penderita, higiene dan sanitasi
yang buruk
Pem. Fisik:
Sklera Ikterik, kulit kekuningan, nyeri tekan, hepatomegali, splenomegali,
kadang – kadang limfadenopati gangguan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang:
o Bilirubin ↑ dan transferase ↑ ,
o SGOT ↑, SGPT ↑ (>10x normal),
o IgM anti HVA (+)
TATALAKSANA
Hingga sekarang belum ada pengobatan spesifik bagi hepatitis virus akut. Terapi simtomatis
dan penambahan vitamin dengan makanan tinggi kalori protein dapat diberikan pada
penderita yang mengalami penurunan berat badan atau malnutrisi. Istirahat dilakukan dengan
tirah baring, mobilisasi berangsur dimulai jika keluhan atau gejala berkurang, bilirubin dan
transaminase serum menurun. Aktifitas normal sehari-hari dimulai setelah keluhan hilang dan
data laboratorium normal.
Tidak ada diet khusus bagi penderita hepatitis A, yang penting adalah jumlah kalori dan
protein adekuat, disesuaikan dengan selera penderita, terkadang pemasukan nutrisi dan cairan
kurang akibat mual dan muntah, sehingga perlu ditunjang oleh nutrisi parenteral. Minuman
mengandung alkohol tidak boleh dikonsumsi selama hepatitis akut karena efek hepatotoksik
langsung dari alkohol.
Tidak ada yang spesifik, bersifat suportif.
1. Tirah baring, terutama fase awal penyakitnya.
2. Banyak makan dan minum
3. Diet :
Bebas menurut selera penderita (gizi seimbang)
Makanan tinggi protein & KH, rendah lemak (sementara) disaat mual dan muntah.
Dirawat di rumah sakit apabila
Sakit berat, muntah berlebih,kesadaran menurun, kejang, panas tinggi sehingga
memerlukan cairan parenteral.
PENGOBATAN
Kolesteramin 1 mg/kgbb hari bersama- sama dengan makan èbila ada kolestasis berat
(ikterus ++, gatal)
Asam ursodeoksikolat (UDCA) 10-16 mg/kg bb/hari di bagi 3 dosis
KOMPLIKASI
Komplikasi pada hepatitis A yaitu diantaranya Hepatitis virus kolestasis dan hepatitis virus
fulminan. Hepatitis virus kolestasis ditandai oleh kolestasis intrahepatik hebat, dengan ikterus
berat, bilirubin dalam urine, dan tidak didapatkan urobilinogen di dalam urine dan tinja.
Hepatitis virus fulminan ditandai oleh kegagalan hati akut yang terkait dengan nekrosis masif
dan submasif sel hati, ini adalah suatu komplikasi yang jarang namun parah di mana 50%
pasien dengan kondisi ini memerlukan transplantasi hati langsung untuk menghindari
kematian. Hepatitis fulminan A juga bisa menyebabkan komplikasi lebih lanjut, termasuk
disfungsi otot dan kegagalan organ multiple.
• Hepatitis fulminan, 0,1% meningkat pada HVB dan HVC kronik
• Prolong hepatitis, bilirubin ↑ selama 12-18 minggu
• Relapsing hepatitis (3,8-20%), kekambuhan > 1 kali
• Mortalitas HVA 0,4% akibat hepatitis fulminan
PENCEGAHAN
Ada beberapa cara untuk mencegah penularan hepatitis A, Menurut WHO antara lain melalui
hidup bersih dan sehat dan pemberian vaksinasi. Hampir semua infeksi HAV menyebar
dengan rute fekal-oral, maka pencegahan dapat dilakukan dengan hygiene perorangan yang
baik, standar kualitas tinggi untuk persediaan air publik dan pembuangan limbah saniter, serta
sanitasi lingkungan yang baik. Dalam rumah tangga, kebersihan pribadi yang baik, termasuk
tangan sering dan mencuci setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan,
merupakan tindakan penting untuk mengurangi risiko penularan dari individu yang terinfeksi
sebelum dan sesudah penyakit klinis mereka menjadi apparent.
Pemberian vaksin atau imunisasi. Imunisasi pasif yaitu pemberian antibodi dalam
profilaksis untuk hepatitis A telah tersedia selama bertahun-tahun. Serum imun globulin
(ISG), dibuat dari plasma populasi umum, memberi 80-90% perlindungan jika diberikan
sebelum atau selama periode inkubasi penyakit. Dalam beberapa kasus, infeksi terjadi, namun
tidak muncul gejala klinis dari hepatitis A. Saat ini, ISG harus diberikan pada orang yang
intensif kontak pasien hepatitis A dan orang yang diketahui telah makan makanan mentah
yang diolah atau ditangani oleh individu yang terinfeksi. Begitu muncul gejala klinis, host
sudah memproduksi antibodi. Orang dari daerah endemisitas rendah yang melakukan
perjalanan ke daerah-daerah dengan tingkat infeksi yang tinggi dapat menerima ISG sebelum
keberangkatan dan pada interval 3-4 bulan asalkan potensial paparan berat terus berlanjut,
tetapi imunisasi aktif adalah lebih baik.
Imunisasi aktif merupakan vaksin hidup yang telah dilemahkan dan telah dievaluasi tetapi
menunjukkan imunogenisitas dan belum efektif bila diberikan secara oral. Penggunaan
vaksin ini lebih baik daripada pasif profilaksis bagi mereka yang berkepanjangan atau
berulang terpapar hepatitis A. Vaksin hepatitis A diberikan 2 kali dengan jarak 6-12 bulan.
Vaksin sudah mulai bekerja 2 minggu setelah penyuntikan pertama. Apabila terpapar virus
hepatitis A sebelum 2 minggu yang berarti vaksin masih belum bekerja maka dapat diberikan
imunoglobulin.
UMUM:
- Higiene perorangan
- Lingkungan dan sanitasi yang baik
- Pencegahan terhadap makanan / minuman yang terkontaminasi
KHUSUS
1. Imunisasi pasif
a. Pencegahan setelah kontak: keluarga dekat, serumah
b. Pencegahan sebelum kontak : berpergian kedaerah endemik, diberikan Human
Imunoglobulin 0,02-0,08/kg BB
2. Imunisasi aktif
Anak2 dibawah 10 thn ½ dosis
Dewasa 1 flakon
Pemberian 3x 0-1-12 bulan
Vaksin hepatitis A cukup aman dan imunogenik:
Kontra indikasi :- Penderita sakit berat & Hipersensitivitas
Pemberian vaksin :- Tidak boleh membeku & Harus pada
2-8 oC
PROGNOSIS
Prognosis hepatitis A sangat baik, lebih dari 99% dari pasien dengan hepatitis A
infeksi sembuh sendiri. Komplikasi akibat Hepatitis A hampir tidak ada kecuali pada para
lansia atau seseorang yang memang sudah mengidap penyakit hati kronis atau sirosis. Hanya
0,1% pasien berkembang menjadi nekrosis hepatik akut fatal.
REFERENSI
• Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke-4. FK UNPAD RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. 2012
• Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUPN DR. Cipto Manngunkusumo. 2007
• Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke-3. FK UNPAD RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. 2005
• Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Kelima
• Buku saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS, WHO
• Adirson D.A, Stephen A, Locarini: Replication of Hepatitis Virus A; In Viral
Hepatitis and Liver disease. 1988 p8-11.
• Nelson WE, ed. Ilmu kesehatan anak. 15th ed. Alih bahasa. Samik Wahab.Jakarta:
EGC, 2000
• Sulaiman A, Julitasari: Virus hepatitis A sampai E di Indonesia; yayasan penerbitan
Ikatan Dokter Indonesia 1995.
• Silverman A and Sokol R.S: Liver and Pancreas in Current Pediatric Diagnosis and
Treatment 12th. Lange Medical Book 2003. H. 582-9.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.
P420-428
• Mehta N. Drug-induced hepatotoxicity. 2013 April 02. [cited 2011 Jan 24]. [Internet]
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/ 169814-overview
• Steel PAD. Cholecystitis and biliary colic. 2013 April 02. [cited 2011 Jan 22].
[Internet] Available at: http://emedicine.medscape.com/article /774443-overview
• Har prett pall and Maureen M. jonas: Acute and Chronic hepatitis; in Pediatric Gastro
Intestinal and Liver disease therd edition Edited by. Rober Wyllie and Jeffrey Hyams
2006. H. 925-37.
• Previsani N, Lavanchy D. Hepatitis A. 2000. [cited 2013 April 02]. [Internet]
Available at: http://www.who.int/csr/disease/hepatitis
/HepatitisA_whocdscsredc2000_7.pdf
• Gilroy RK. Hepatitis A: Differential Diagnoses & Workup. 2010 Dec 29. [cited 2013
April 02]. [Internet] Available at: http://emedicine. medscape.com/article/177484-
diagnosis
• Report of the committee on infection disease hepatitis, 22 nd ed. 1981.h. 234-240.
• World Health Organization. The global prevalence of hepatitis A virus infection and
susceptibility: a systematic review. [cited 2013 April 02]. [Internet] Available at:
http://whqlibdoc.who.int/hq/2010/WHO_IVB_ 10.01_eng.pdf
• Balistreri W.F: Viral Hepatitis In: Pediatric Clinic of America 1988 p 375-407.