hasil pengkajian keperawatan transkultural

9
HASIL PENGKAJIAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL 1.Identitas Klien Nama Ny.Rr.Murtirah, Nama panggilan Ibu Ketut/ Ibu Wiradi, Usia : 55 tahun, Agama : Islam, Pendidikan : SMEA, Pekerjaan : Ibu rumah tangga, Suku : Jawa, Tidak mempunyai marga, status anak nomer dari bersaudara, status perkawinan menikah dengan bapak Wiradi (Alm) suku Jawa, Alamat kampung Padangan Rt 2/XI Kelirahan Sumberejo Klaten Selatan Jawa Tengah, bahasa yang digunakan bahasa jawa, diagnosa medis hipertensi. 2.Data Biokultural Pasien mempunyai penyakit hipertensi, kulit sawo matang, wajah bulat telur, rambut lurus bergelombang.Saat ini tekanan darah pasien 120/80, karena hipertensi yang diderita pasien biasanya kambuh jika kelelahan dan stress. Beberapa komponen yang spesifik pada pengkajian transkultural : a. Faktor teknologi Ny.Rr.Murtirah menggunakan teknologi modern di dalam rumah tangganya seperti : televisi, handphone(HP), dan radio. Beliau pernah mengenal komputer ketika suaminya masih hidup. Namun setelah suaminya meniggal, beliau menjadi kurang peduli dengan perkembangan teknologi.

Upload: ecko-yulianto

Post on 30-Nov-2015

82 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Hasil Pengkajian Keperawatan Transkultural

TRANSCRIPT

Page 1: Hasil Pengkajian Keperawatan Transkultural

HASIL PENGKAJIAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

1.Identitas Klien

Nama Ny.Rr.Murtirah, Nama panggilan Ibu Ketut/ Ibu Wiradi, Usia : 55 tahun, Agama :

Islam, Pendidikan : SMEA, Pekerjaan : Ibu rumah tangga, Suku : Jawa, Tidak

mempunyai marga, status anak nomer dari bersaudara, status perkawinan menikah

dengan bapak Wiradi (Alm) suku Jawa, Alamat kampung Padangan Rt 2/XI Kelirahan

Sumberejo Klaten Selatan Jawa Tengah, bahasa yang digunakan bahasa jawa, diagnosa

medis hipertensi.

2.Data Biokultural

Pasien mempunyai penyakit hipertensi, kulit sawo matang, wajah bulat telur, rambut

lurus bergelombang.Saat ini tekanan darah pasien 120/80, karena hipertensi yang diderita

pasien biasanya kambuh jika kelelahan dan stress.

Beberapa komponen yang spesifik pada pengkajian transkultural :

a. Faktor teknologi

Ny.Rr.Murtirah menggunakan teknologi modern di dalam rumah tangganya seperti :

televisi, handphone(HP), dan radio. Beliau pernah mengenal komputer ketika

suaminya masih hidup. Namun setelah suaminya meniggal, beliau menjadi kurang

peduli dengan perkembangan teknologi.

b. Faktor agama dan falsafah hidup

Ny.Rr.Murtirah percaya bahwa sakit itu adalah cobaan dari Yang Maha Kuasa, oleh

karena itu disamping beliau berusaha untuk berobat beliau juga berdoa meminta

kesembuhan pada Tuhan dengan cara beristighfar dan shalat tahajud.

c. Faktor social dan keterikatan keluarga

Ny.Rr.Murtirah dan anak-anaknya jarang ketemu dikarenakan anak-anaknya bekerja

di luar kota (Tangerang dan Surakarta), walaupun demikian mereka sering

berkomunikasi lewat handphone(HP). Pasien sering mengikuti perkumpulan di

kampungnya seperti : PKK dan Lansia.

d. Faktor nilai budaya dan gaya hidup

Page 2: Hasil Pengkajian Keperawatan Transkultural

Pasien tidak pantang memandang ketika berkomunikasi dengan lawan jenis. Pasien

juga tidak menolak diperiksa lawan jenis, karena itu merupakan suatu kebutuhan

namun apabila ada perawat perempuan, alangkah lebih baiknya diperiksa oleh

perawat perempuan tersebut.

e. Faktor kebijakan dan hukum

Ny.Rr.Murtirah ikut saja akan kebijakan yang dibuat pemerintah, beliau berusaha

untuk tidak berbuat segala sesuatu yang melanggar hukum dan norma yang berlaku

karena beliau tidak begitu suka dengan hal-hal yang berbau politik. Politik menurut

beliau itu kotor.

f. Faktor ekonomi

Mata pencaharian pasien adalah ibu rumah tangga dan suaminya (Alm) adalah

pensiunan dokter hewan. Pasien memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan hasil

pensiunan suaminya dan kadang kala ditambah dengan hasil kebun. Pasien

menyisihkan uangnya tiap bulan kurang lebih Rp.300.000,00. Jika masih ada sisa,

pasien menyedekahkan uangnya untuk orang yang memerlukan.

g. Faktor pendidikan

Menurut klien pendidikan adalah hal yang utama dan apabila mampu pendidikan

harus dilanjutkan setinggi-tingginya.

Data Fokus

1.Data Subyektif

a) Awal terkena hipertensi dan trauma

Sekitar 6 tahun yang lalu Ny.Murtirah didiagnosa mengalami osteoporosis. Oleh dokter

disarankan untuk disuntik cairan yang berfungsi untuk menambah cairan sendi. Namun

setelah dilakukan penyuntikan, kaki kiri beliau mati rasa. Sejak saat itu beliau menjadi

trauma. Setahun kemudian terjadi gempa di daeerah Jogja-Jateng. Gempa tersebut

mengakibatkan Ny.Murtirah panik. Selang beberapa saat beliau merasakan kepalanya

berat. Kemudian setelah memeriksakan diri ternyata tekanan darahnya tinggi 170/120

mmHg. Dokter mendiagnosa Ny.Murtirah mengalami hipertensi dan depresi stadium 3.

b) Pengobatan yang dilakukan

Page 3: Hasil Pengkajian Keperawatan Transkultural

Ny.Murtirah rutin melakukan check up tekanan darahnya ke rumah sakit setiap 1 bulan

sekali, akan tetapi setelah tekanan darahnya normal beliau melakukan check up setiap 2

bulan sekali. Selain itu Ny.Murtirah juga mengkonsumsi obat-obatan herbal yang

diberikan oleh dokter untuk menjaga kesehatannya.

Page 4: Hasil Pengkajian Keperawatan Transkultural

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Ny.Rr. Murtirah berusia 55th, Warga Negara Indonesia. Mengelami hppertensi

yang diawali ketika terjadi gempa di daerah Jogja dan sekitarnya pada 26 Mei 2006. Di

saat itu Ny.Rr. Murtirah kegaet karena adanya goncangan gempa bumi dan beliau

semakin shock ketika melihat para warga berbondong-bondong ingin mengungsi.

Beberapa saat setelah itu, Ibu Murtirah merasakan kepalanya berat, kekuatan kaki kiri

dan tangan kirinya berkurang, dan setelah diperiksakan ke dokter tensi beliau adalah

170/120 mmHg. Beliau juga pernah mengalami trauma yangh disebabkan oleh salah

pemnyuntikan yang dilakukan oleh salah seorang dokter yang mengakibatkan kaki

kirinya mati rasa setelah dilakukan penyuntikan. Setelah kejadian itu, Ibu Murtirah

menjadi trauma terhadap tindakan penyuntikan. Selain itu Ibu Murtirah juga mempunyai

makanan pantangan seperti jeroan, kopi dan mengurangi konsumsi gula dan garam.

Pembahasan kasus

Kondisi Ibu Murtirah saat ini mengalami gangguan hipertensi, data pendukungnya

adalah tekanan darah yang mencapai 140/90 mmHg. Untuk mempertahankan agar

tekanan darahnya tidak naik, maka beliau berpantangan makan jeroan, minum kopi,

serta mengurangi mengonsumsi gula dan garam. Biasanya tekanan darah beliau

akan naik ketika sedang stress, kelelahan dan mau disuntik. Prinsip yang dipakai

adalah Akomodasi Perawatan Budaya atau Negosiasi Budaya, sebab budaya pasien

dengan memantang makanan tersebut perlu didukung, karena makanan tersebut

banyak menganduing zat-zat yang dapat meningkatkan tekanan darah, seperti

kolesterol dan kafein.

Kemudian perawat berpikir kritis dan menyusun rencana tindakan keperawatan

berdasarkan perinsip tersebut.

a. Kepatuhan dalam pengobatan hipertensi

b. Takut terhadap tindakan suntik yang dilakukan para medis berhubungan dengan

trauma, ditandai dengan:

Data objektif : beliau mematuhi saran dokter tetapi tidak mau disuntuk.

Data subjektif : beliau mengatakan bahwa dokter lebih mengetahui

penyakitnya, karena dokter mampu menjelaskan penyakitnya secara relevan

Page 5: Hasil Pengkajian Keperawatan Transkultural

lewat pemeriksaan medis. Namun kalau dilakukan suntik, beliau trauma akan

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Tujuan

a. Pasien menerima tindakan prinsip akomodasi perawatan budaya atau negosiasi

budaya.

b. Pasien tetap mematuhi saran para medis demi kesembuhannya.

c. Pasien percaya pada para medis yang akan melakukan tindakan suntik

kepadanya.

Criteria hasil

Setelah dua kali pertemuan, klien dapat percya bahwa tidak semua para medis

salah dalam melakukan tindakna. Selama prosedur yanbg dilakukan sesuai dengan

SOP (Standard Operation Procedure) maka tidak akan menimbulkan efek yang

signifikan.

C. RENCANA INTERVENSI

1. Kaji tingkat pengetahuan pasien ytentang hipertensi.

2. Kaji tingkat kepercayaan pasien terhadap tindakan para medis.

3. Hargai pengalaman klien tentang tindakan medis.

4. Beri penjelasan akibat dan dampak perilakunya.

5. Anjurkan pasien tetap mempertahankan budayanya untuk memantang jeroan,

kafein, serta mengurangi konsumsi gula dan garam.

6. Anjurkan pasien untuk percaya pada para medis saat melakukan tindakan suntik.

7. Amati perubahan psikologis pada pasien.

8. Berikan dukungan dalam mempertahankan dan menerima perubahan.

D. PENERAPAN

1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien ytentang hipertensi.

2. Mengkaji tingkat kepercayaan pasien terhadap tindakan para medis.

3. Menhargai pengalaman klien tentang tindakan medis.

4. Memberi penjelasan akibat dan dampak perilakunya.

Page 6: Hasil Pengkajian Keperawatan Transkultural

5. Menganjurkan pasien tetap mempertahankan budayanya untuk memantang jeroan,

kafein, serta mengurangi konsumsi gula dan garam.

6. Menganjurkan pasien untuk percaya pada para medis saat melakukan tindakan

suntik.

7. Mengamati perubahan psikologis pada pasien.

8. Memberikan dukungan dalam mempertahankan dan menerima perubahan.

E. EVALUASI

Klien mempertahankan budayanya untuk berpantang mengonsumsi jeroan, minum

kopi serta mengungai konsumsi garam dan gula.

Kliean bersedia menerima tindakan suntik, namun harus dilakukan oleh dokter

spesialis.