hasil monev viii program sister hospital pada 11 rsud … · latar belakang dalam rangka akselerasi...
TRANSCRIPT
HASIL MONEV VIII
ASPEK MANAJEMEN
PROGRAM SISTER HOSPITAL
PADA 11 RSUD DI PROVINSI NTT
PERIODE APRIL 2013
TIM MONEV ASPEK MANAJEMEN
LATAR BELAKANG
Dalam rangka akselerasi penurunan AKI dan AKB di Provinsi NTT maka Gubernur NTT mencanangkan Program Revolusi KIA.
Peran RSUD sangat vital dlm mendukung Program Revolusi KIA di NTT
RSUD merupakan pusat rujukan puskesmas (faskes terdepan)
RSUD di NTT belum optimal dlm melaksanakan tupoksi RSUD, khususnya utk mendukung Program Revolusi KIA (keterbatasan sumber daya)
…………………LATAR BELAKANG (lanjutan)
Dalam rangka optimalisasi tupoksi RSUD di Kabupaten maka
Dinkes Provinsi NTT dgn bantuan teknis AIPMNH melaksanakan
program Sister Hospital (Sejak Tahun 2010)
Berbagai kegiatan (sesuai POA) Program SH telah
dilaksanakan
Dalam rangka memantau dan menilai pencapain program
(sesuai indikator) perlu melaksnakan kegiatan Monev (Monev
VIII)
TUJUAN MONEV
Untuk mengetahui pelaksanaan dan hasil program Sister
Hospital dalam hal manajemen Program SH pada 11
RSUD di Provinsi NTT
Untuk mengetahui pelaksanaan dan hasil program Sister
Hospital berdasarkan indikator AIPMNH pada 11 RSUD
di Provinsi NTT tahun 2013
Untuk mengetahui pelaksanaan dan hasil program Sister
Hospital dalam hal AMP pada 11 RSUD di Provinsi NTT
tahun 2013
A. HASIL MONEV ASPEK MANAJEMEN
1. REKOMENDASI KEPADA PEMDA
Rekomendasi yg dilaksanakan oleh semua RSUD (100%) :
Penataan SDM dan Obat2an
Rekomendasi yg dilaksanakan oleh sebagian besar RSUD
(81%) ; penataan ruangan dan kebutuhan fasilitas
Rekomendasi yg dilaksanakan oleh sebagian kecil RSUD :
seleksi bagi dokter umum dan PPDS (18,2%) dan
rekomendasi budaya kerja (54,5%).
…………….. HASIL ASPEK MANAJEMEN (lanjutan)
2. ADMINISTRASI UMUM
Semua kedatangan Tim RS Mitra (100%) disertai
dengan Surat pengantar.
Sebagian RSUD (50%)menginformasikan
kedatangan Tim RS Mitra kepada pihak terkait
hanya sebagaian kecil RSUD (20%) yang
menginformasikan kepulangan Tim RS Mitra.
Sebagian besar RSUD (60%) membuat SPMT
untuk Tim RS Mitra
…………….. HASIL ASPEK MANAJEMEN (lanjutan)
3. ADMINISTRASI KEUANGAN
Sebagian besar RSUD (70%) telah melaksanakan
pembayaran insentif tepat waktu
Sebagian kecil RSUD (44,4%) telah membayar jasa
medik tepat waktu dan sebagian besar RSUD
(65,6%) tidak tepat waktu dan tanpa JM sesuai
kesepakatan.
Semua RSUD (100%) telah membayar insentif dan
jasa medik sesuai dengan kesepakatan.
…………….. HASIL ASPEK MANAJEMEN (lanjutan)
4. FASILITAS UNTUK RS MITRA
Semua Tim RS Mitra(100%) pada 10 RSUD telah
mendapat fasilitas tempat tinggal
Semua Tim RS Mitra(100%) pada 10 RSUD telah
mendapat fasilitas kendaraan roda empat
Hanya sebagian kecil (30%) Tim RS Mitra yang
mempunyai masalah terkait fasilitas tsb
…………….. HASIL ASPEK MANAJEMEN (lanjutan)
5. CAPACITY BUILDING
> sebagain RSUD (54,6%) telah memiliki SK Direktur ttg
nama-nama staf yg prioritas dpt Capacity Building RS Mitra
Semua staf terkait PONEK pada semua RSUD (100%) telah
menerima pelatihan/on the job training dari RS Mitra namun
tanpa TNA
Sebagaian besar Tim PONED (90%) telah menerima
pelatihan/on the job training dari RS Mitra.
Hanya sebagian kecil RSUD (40%) melaksanakan pertemuan
koordinasi antara RS Mitra, Dinkes Kabupaten, Puskesmas dan
bidan tiap bulan.
…………….. HASIL ASPEK MANAJEMEN (lanjutan)
6. PENGEMBANGAN SISTEM PONEK
Semua RSUD (100%) telah membentuk Tim PONEK,
Semua RSUD (100%) telah membahas, menetapkan
dan menerapkan SOP PONEK
Sebagian besar RSUD (80%) mengalami kendala
dalam penerapan SOP PONEK
Semua RSUD (100%) telah membahas, menetapkan
dan menerapkan formularium obat.
Sebagian besar RSUD (80%) mengalami kendala
dalam penerapan formularium obat
…………….. HASIL ASPEK MANAJEMEN (lanjutan)
7. KINERJA SISTEM PONEK
Sebagian besar RSUD (60%) pernah terjadi
kekosongan pelayanan namun hanya sebagian kecil
dari RSUD (40%) yang mengalami kekosongan lebih
dari 3 hari.
Hampir semua Tim PONEK RSUD (90%) telah
bekerja 24 jam (on call) selama 30/31 hari
hampir semua Tim PONEK (90%) dapat mencapai
respon time 30 menit
…………….. HASIL ASPEK MANAJEMEN (lanjutan)
……... KINERJA SISTEM PONEK (lanjutan)
Semua RSUD (100%) mengalami peningkatan kasus
rujukan dari puskesmas/bidan desa
Sebagian besar RSUD (81,8%) mengalami
penurunan rujukan ke atas
B. INDIKATOR AIPMNH
1. IINDIKATOR INPUT
Kehadiran RS Mitra di RSUD rata-rata 95 % dan semua
RSUD (100%) membuat absen untuk memantau kehadiran
Tim RS Mitra
Sebagian besar Tim RS Mitra (70%) tiba di RSUD dalam
waktu yang bersamaan
Hampir semua Tim RS Mitra (90%) melaksanakan proses
handover
Sebagian besar (60%) handover melibatkan Direktur
RSUD
………..INDIKATOR AIPMNH (lanjutan)
……………………IINDIKATOR INPUT (lanjutan)
Hampir semua RSUD (90%) melaksanakan pertemuan
koordinasi antara Tim RS Mitra dan Direktur RSUD (rata-
rata 1X/bulan.
Pertemuan koordinasi dengan puskesmas PONED rata-
rata 1 kali dalam sebulan.
Sebagaian besar RS Mitra (81,8%) melaksanakan
pelatihan untuk Tim PONED Puskesmas
Sebagaian besar (70%) RS mitra melaksanakan
pertemuan koordinasi secara periodic mengenai system
rujukan dengan puskesmas PONED
………..INDIKATOR AIPMNH (lanjutan)
2. IINDIKATOR PROSES
Kelengkapan peralatan obstetri dan neonatal sesuai dengan standar PONEK nasional untuk pelayanan PONEK dalam waktu 6 bulan pada 11 RSUD di Provinsi NTT adalah rata-rata 90%
Kelengkapan obat-obatan obstetri dan neonatal sesuai dengan standar PONEK nasional untuk pelayanan PONEK dalam waktu 6 bulan rata-rata 90%.
Semua RSUD telah menyiapkan dokter spesialis yang sedang mengikuti pendidikan pada berbagai PTN di Indonesia dengan jumlah dan jenis yang berbeda.
………..INDIKATOR AIPMNH (lanjutan)
……….INDIKATOR PROSES (lanjutan)
Hanya sebagian kecil RSUD (45,4%) yang sudah ada peralatan baru untuk pelayanan obstetri
Hanya sebagian kecil RSUD (36,4 %) yang sudah ada peralatan baru untuk pelayanan neonatal.
Rencana pemeliharaan dan pelatihan untuk staf terkait peralatan baru tsb hanya dilaksanakan oleh sebagian kecil RSUD (20%).
………..INDIKATOR AIPMNH (lanjutan)
3. IINDIKATOR OUTPUT
Semua RSUD (100%) sudah melaksanakan
pelayanan obstetri PONEK 24 jam dan
pelayanan neonatal PONEK 24 jam.
Semua RSUD (100%) telah tersedia Dokter
Umum, Perawat/bidan yang terlatih PONEK
Hanya sebagian kecil RSUD ((36,4%) yang
melaksanakan evaluasi kompetensi dokter,
Perawat/Bidan terkait PONEK dengan
instrument JNPK.
………..INDIKATOR AIPMNH (lanjutan)
……………INDIKATOR OUTPUT (lanjutan)
Sebagian besar RSUD (63,6%) belum melakukan
pengukuran respon time pelayanan SC secara
periodic.
Sebagian besar RSUD (54,5%) belum melakukan
pengukuran respon time pelayanan IGD secara
periodic.
a. Pesentase Komplikasi Obstetri yang ditangani di RSUD
dibandingkan dengan total persalinan
4. INDIKATOR OUTCOME
No
RSUD Komplikasi
Obstetri Total
Persalinan % Komplikasi
Obstetri/ Total persalinan
1 Atambua 69 452 15,26 2 Kefa 139 242 57,43 3 Soe 21 128 16,40 4 Waingapu 50 228 21,93 5 Waikabubak 50 182 27,47 6 Lewoleba 23 179 12,85 7 Larantuka 13 69 13,84 8 Maumere 370 538 68,77 9 Ende 273 398 68,59 10 Bajawa 9 220 4,09 11 Ruteng 222 679 32,69
Rata-rata 112,64 301,36 30,85
b. Pesentase Kematian Obstetri di RSUD dibandingkan dengan total
persalinan
………………..4. INDIKATOR OUTCOME (lanjutan)
No
RSUD Kematian
Obstetri Total
Persalinan % Kematian Obstetri/
Total persalinan
1 Atambua 1 452 0,22
2 Kefa 0 242 0,00
3 Soe 0 128 0,00
4 Waingapu 3 228 1,32
5 Waikabubak 1 182 0,55
6 Lewoleba 0 179 0,00
7 Larantuka 0 69 0,00
8 Maumere 2 538 0,37
9 Ende 5 398 1,25
10 Bajawa 2 220 0,91
11 Ruteng 2 679 0,29
Rata-rata 1,45 301,36 0,45
c. Pesentase Kematian Obstetri di RSUD dibandingkan dengan
Komplikasi Obstetri yang ditangani di RSUD
………………..4. INDIKATOR OUTCOME (lanjutan)
No
RSUD Kematian
Obstetri Komplikasi
Obstetri % Kematian Obstetri/ Komplikasi Obstetri
1 Atambua 1 69 1,45
2 Kefa 0 139 0,00
3 Soe 0 21 0,00
4 Waingapu 3 50 6,00
5 Waikabubak 1 50 2,00
6 Lewoleba 0 23 0,00
7 Larantuka 0 13 0,00
8 Maumere 2 370 0,54
9 Ende 5 273 1,83
10 Bajawa 2 9 22,22
11 Ruteng 2 222 0,90
Rata-rata 1,45 112,64 3,17
d. Pesentase Persalinan dgn SC di RSUD dibandingkan dengan total
persalinan di RSUD
………………..4. INDIKATOR OUTCOME (lanjutan)
No
RSUD Persalinan
SC Total
Persalinan % Persalinan SC/ Total Persalinan
1 Atambua 205 452 45,35 2 Kefa 27 242 11,16 3 Soe 42 128 32,81 4 Waingapu 72 228 31,58 5 Waikabubak 63 182 34,61 6 Lewoleba 56 179 31,28 7 Larantuka 47 69 68,12 8 Maumere 115 538 21,37 9 Ende 110 398 27,64 10 Bajawa 61 220 27,73 11 Ruteng 213 679 31,37
Rata-rata 91,91 301,36 33,OO
e. Pesentase komplikasi neonatal yang ditangani di RSUD
dibandingkan dengan total persalinan di RSUD
………………..4. INDIKATOR OUTCOME (lanjutan)
No
RSUD Komplikasi
Neonatal Total
Persalinan % Komplikasi Neonatal/
Total Persalinan
1 Atambua 45 452 9,95
2 Kefa 29 242 11,98
3 Soe 29 128 22,65
4 Waingapu 105 228 46,05
5 Waikabubak 44 182 24,17
6 Lewoleba 53 179 29,61
7 Larantuka 72 69 104,34
8 Maumere 216 538 40,15
9 Ende 95 398 23,87
10 Bajawa 87 220 39,55
11 Ruteng 163 679 24,01
Rata-rata 85,27 301,36 34,21
f. Pesentase kematian neonatal di RSUD dibandingkan dengan total
persalinan di RSUD
………………..4. INDIKATOR OUTCOME (lanjutan)
No
RSUD Kematian
Neonatal Total
Persalinan % Kematian Neonatal/
Total Persalinan
1 Atambua 9 452 1,99 2 Kefa 18 242 7,43 3 Soe 4 128 3,12 4 Waingapu 13 228 5,70 5 Waikabubak 6 182 3,29 6 Lewoleba 4 179 2,23 7 Larantuka 11 69 15,94 8 Maumere 26 538 4,83 9 Ende 14 398 3,52 10 Bajawa 7 220 3,18 11 Ruteng 35 679 5,15
Rata-rata 13,36 301,36 5,12
g. Pesentase kematian neonatal di RSUD dibandingkan dengan
komplikasi neonatal yang ditangani di RSUD
………………..4. INDIKATOR OUTCOME (lanjutan)
No
RSUD Kematian
Neonatal Komplikasi
Neonatal % Kematian Neonatal/
Komplikasi
1 Atambua 9 45 20,00 2 Kefa 18 29 62,07 3 Soe 4 29 13,79 4 Waingapu 13 105 12,38 5 Waikabubak 6 44 13,63 6 Lewoleba 4 53 7,54 7 Larantuka 11 72 15,28 8 Maumere 26 216 12,03 9 Ende 14 95 14,73 10 Bajawa 7 87 8,04 11 Ruteng 35 163 21,47
Rata-rata 13,36 85,27 18,27
C. PELAKSANAAN AMP
Semua RSUD telah melaksanakan AMP jika terjadi kasus
kematian.
Sebagian besar RSUD (85%) melaksanakan AMP lebih dari
2 x 24 jam
Sebagian besar RSUD (85%) belum melaksanakan AMP
lintas sector dalam waktu 2x24 jam
Pihak yang terlibat dalam AMP :
o Pihak internal RSUD : adalah Staf yang bertugas saat kasus
kematian (dokter/perawat/bidan), Ka ruangan VK, Ka ruangan
Perina, ICU dan pihak manajemen RSUD
o Pihak Eksternal/Sektor terkait : BAPPEDA, DPR, Dinkes Kabupaten
dan PMI
………………………C. PELAKSANAAN AMP (LANJUTAN)
Proses pelaksanaan AMP dan penyusunan rekomendasi:
Kepala ruang VK/Perina menyampaikan terjadinya
kasus kematian kepada Direktur RSUD
Direktur melakukan koordinasi internal RSUD untuk
menghadiri rapat AMP yang dilaksanakan sesuai
kesepakatan waktu pada setiap RSUD
Dokter /perawat yang bersangkutan menyampaikan
kronologis kasus
………………………C. PELAKSANAAN AMP (LANJUTAN)
……Proses pelaksanaan AMP dan penyusunan rekomendasi
(lanjutan) :
o Melakukan pembahasan bersama untuk mencari penyebab
dan solusi agar tidak terulang kembali
o Merumuskan rekomendasi untuk ditindaklanjuti
o Direktur menyampaikan hasil rekomendasi internal kepada
para pihak terkait untukdibahas dalam forum AMP tingkat
kabupaten
Hampir semua RSUD (95%) tidak menyiapkan dana khusus
untuk AMP (masuk dalam kegiatan rutin)
………………………C. PELAKSANAAN AMP (LANJUTAN)
……Proses pelaksanaan AMP dan penyusunan
rekomendasi (lanjutan) :
Tidak ada kasus kematian (terutama neonatal) yang
tidak dilakukan AMP dalam waktu lebih dari sebulan
pada 11 RSUD (100%)
Tindak lanjut AMP dipantau melalui koordinasi antara
Direktur RSUD dengan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten masing-masing
KESIMPULAN
Sebagian besar parameter aspek manajemen Program SH
telah diterapkan oleh 11 RSUD sasaran Program SH namun
hasilnya belum optimal sehingga perlu adanya kesinambungan
program secara berkelanjutan
Indikator Input dan Proses Program SH belum diterapkan
secara optimal sehingga Output dan Outcome Program Sister
Hospital belum mencapai hasil yg optimal
Semua RSUD telah melaksnakan proses AMP dengan baik
sampai menghasilkan rekomendasi tetapi waktu pelaksanaan
AMP belum sesuai dengan standar dan keterlibatan para
pihak terkait rekomendasi AMP belum optimal
SARAN
1. Tingkatkan budaya kerja yang telah direkomendasikan
oleh Tim RS Mitra dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kepada pengguna jasa pelayanan RSUD masing-masing
2. Pelatihan/on the job training yang dilaksanakan bagi staf
RSUD hendaknya dilakukan melalui kegiatan need
assessment
3. Tim RS Mitra perlu tingkatkan koordinasi antar anggota
tim agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan jadual
sehingga tidak terjadi kekosongan pelayanan
…………..SARAN (LANJUTAN)
4. Perlu adanya rencana pemeliharaan dan pelatihan untuk
staf terkait peralatan baru.
5. Perlu adanya evaluasi kompetensi Dokter/Bidan/Perawat
terkait PONEK dengan menggunakan instrument JNPK
6. RSUD perlu melaksanakan pengukuran respon time secara
periodic untuk pelayanan di UGD dan SC
7. Perlu adanya upaya peningkatan frekwensi AMP sesuai
dengan standar AMP melaui : uapaya peningkatan
koordinasi dengan sector-sektor terkait, dan menyiapkan
anggaran pertemuan AMP lintas sektor