golongan darah
DESCRIPTION
Golongan DarahTRANSCRIPT
Golongan Darah
Dasar Teori
Darah adalah jaringan air pada tubuh yang terus menerus beredar dalam pembuluh darah. Volume darah pada orang dewasa adalah 4,5 – 5 l. Darah terdiri atas sel darah merah dan plasma. Sel darah merah terdiri dari eritrosit (Sel darah merah : SDM), lekosit dan trombosit. Sel terbanyak adalah SDM yaitu mencapai 5 juta / ml, trombosit : 250.000-400.000 / ml dan lekosit : 5.000-10.000 /ml.
Berdasarkan adanya molekul tertentu pada membran sel darah merah diketahui ada beberapa golongan darah. Molekul-molekul ini mempunyai sifat antigenetik, yang dapat menimbulkan reaksi imun. Keadaan ini harus diperhatikan pada proses transfusi. Penggolongan darah yang terpenting adalah penggolongan darah ABO.
Membran sel darah merah manusia mengandung zat antigen A, atau antigen B atau keduanya atau tidak dua-duanya. Bila direksikan dengan anti bodi hemoglobin yang sesuai, akan mengaglutinasikan SDM tersebut. Reaksi ini dinamai reaksi aglutinasi langsung karena antigen yang diikat oleh antibody merupakan bagian integral dari SDM.
Menurut Landsteiner sistem ABO merupakan unsur penting dalam transfusi darah. Hal ini karena membran sel darah merah sebagian besar individu mengandung satu substansi golongan darah tipe A, B, AB dan O.
Individu dengan tipe A memiliki antibodi anti B dalam plasmanya dan karena itu akan mengaglutinasikan darah tipe B atau AB. Individu dengan tipe B memiliki antibodi anti A dalam plasmanya dan karena itu akan mengaglutinasikan darah tipe A atau AB.
Darah tipe AB tidak mempunyai antibodi anti A ataupun anti B dan disebut dengan “Resipien Universal”. Darah tipe O tidak mempunyai substansi A ataupun B dan disebut sebagai “Donor Universal”.
Individu dengan tipe A tidak akan memproduksi antibodi terhadap substansi golongan darahnya sendiri yaitu substansi A, namun memiliki antibodi terhadap substansi golongan darah yang asing, yaitu sustansi B. Keadaan ini mungkin terjadi karena struktur serupa yang terdapat dalam mikroorganisme yang mengenai tubuh pada awal kehidupannya.
Karena individu tipe O tidak mempunyai substansi A atau B maka individu tersebut memiliki antibodi terhadap kedua substansi asing ini.
Gen yang bertanggung jawab atas produksi substansi ABO terdapat pada lengan panjang kromosom g. Ada tiga-tiga alel, dimana dua diantaranya merupakan kediaman (A serta B) dan ketiga (O) resesif ; kenyataan ini akhirnya menentukan empat produk fenotip :
Substansi A, B, AB, dan O, hal tersebut didasarkan pada 2 faktor :
1.Antigen : Ditemukan pada permukaan eritrosit.
2.Antibodi : Dalam plasma (serum yang sifatnya dapat menghancurkan antigen).
Mengapa terjadi Aglutinasi :
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan anti bodi yang terkandung darah tersebut yaitu :
a.Golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
b.Golongan darah B memiliki B pada permukaan pada sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
c.Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
d.Golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B
Alat dan Bahan
Alat: - pipet tetes
-Objek glass
Bahan : - sampling darah vena atau kapiler
- reagen Antigen A dan Antigen B
Cara Kerja
1. Teteskan darah dengan pipet di atas object glass, 3 tetes di tempat berbeda.
2. Kemudian di atasnya masing-masing ditetesi dengan antigen A, lalu antigen B.
3. Aduk campuran tersebut.
4. Lalu amati apakah terjadi aglutinasi.
Aplikasi Klinis
1. Mengetahui golongan darah seseorang
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata
lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung
di dalam sel darah merah. Fungsi atau manfaat dari tes golongan darah adalah untuk
mengetahui golongan darah (A, B, AB, atau O) dan rhesusnya (+ atau -). Misal untuk
penulisan data identitas diri, keperluan bukti verifikasi anak atau screening genetik.
2. Transfusi darah
Transfusi ialah proses pemindahan darah atau komponen darah dari sesorang (donor) ke orang lain (resipien). Atau dapat dikatakan suatu proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Transfusi darah jika diberikan dengan tepat akan dapat menyelamatkan penderita yang membutuhkan darah akibat kehilangan darah. Transfusi darah harus melalui prosedur yang ketat untuk mencegah efek samping (reaksi transfusi) yang dapat timbul. Prosedurnya yaitu, baik donor maupun resipien harus mempunyai golongan darah yang sama. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit.
DAFTAR PUSTAKA
Bakta, I Made. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : Buku Kedokteran EGC