gizi kel 11

15
Nama : Intan Vivi. H (10031010) Yohana Gizi dan Infeksi ( Malnutrisi ) A. Latar Belakang Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause). “Di Indonesia, penderita Malnutrisi terdapat di kalangan ibu dan masyarakat yang kurang mampu ekonominya” Kondisi anak dengan gejala Malnutrisi dianggap kondisi “biasa” dan dianggap sepele oleh orang tuanya. Masyarakat di Indonesia, para ibunya berpendapat bahwa anak yang buncit perutnya bukan kekurngan nutrisi, melainkan karena penyakit cacingan. Kematian akibat Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang mengakibatkan kurangnya jumlah makanan yang diberikan”, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Selain itu juga karena adanya penyakit, “terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.”

Upload: vynda-ayu

Post on 11-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gizi kesehatan masyarakat

TRANSCRIPT

Nama : Intan Vivi. H (10031010)

Yohana Gizi dan Infeksi ( Malnutrisi )

A. Latar BelakangMalnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause). Di Indonesia, penderita Malnutrisi terdapat di kalangan ibu dan masyarakat yang kurang mampu ekonominya Kondisi anak dengan gejala Malnutrisi dianggap kondisi biasa dan dianggap sepele oleh orang tuanya. Masyarakat di Indonesia, para ibunya berpendapat bahwa anak yang buncit perutnya bukan kekurngan nutrisi, melainkan karena penyakit cacingan.Kematian akibat Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang mengakibatkan kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Selain itu juga karena adanya penyakit, terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.

B. PembahasanMalnutrisi adalah keadaan gizi individu akibat kekurangan maupun kelebihan asupan energi, protein, atau zat gizi tertentu yang berdampak pada perubahan komposisi tubuh dan fungsi organ. Malnutrisi merupakan masalah yang cukup menjadi perhatian di semua kalangan baik masyarakat, pemerintah, bahkan dari kalangan internasional. Di Indonesia, angka kebutuhan energi untuk kelompok umur 0-6 bulan adalah 550 kkal/hari. Kelompok umur 7-12 bulan 650 kkal/hari. Kelompok umur 1-3 tahun 1000 kkal/hari, dan kelompok umur 4-6 tahun 1550 kkal/hari. Jika konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuhnya maka akan terjadi kesalahan gizi atau malnutrition. Malnutrisi ini mencakup kelebihan gizi yang disebut dengan gizi lebih atau overnutrition dan kekurangan gizi yang disebut dengan gizi kurang atau undernutrition. Penyakit kurang gizi banyak ditemukan pada masyarakat terutama pada anak-anak. Anak-anak mudah sekali terkena penyakit kekurangan gizi yang disebabkan karena kekurangan makanan misalnya marasmus, kwashiorkor, busung lapar, beri-beri, dan lain sebagainya. Sedangkan penyakit gizi yang disebabkan karena kelebihan makanan yaitu obesitas, diabetes mellitus, dan lain sebagainya.Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang.a. Efek Infeksi akibat malnutrisiMarasmus merupakan keadaan dimana seorang anak mengalami defisiensi energi dan protein. Umumnya kondisi ini dialami masyarakat yang menderita kelaparan. Gizi buruk tipe marasmus adalah suatu keadaan dimana pemberian makanan tidak cukup atau higiene jelek disebabkan oleh defisiensi karbohidrat.1. EPIDEMIOLOGIPada umumnya masyarakat indonesia telah mampu mengkonsumsi makanan yang cukup secara kuantitatif. Namun dari segi kualitatif masih cukup banyak yang belum mampu mencukupi kebutuhan gizi minimum.Departemen Kesehatan juga telah melakukan pemetaan, dan hasilnya menunjukan bahwa penderita gizi kurang ditemukan di 72% kabupatendi Indonesia. Indikasinya 2 4 dari 10 balita di Indonesia menderita gizi kurang. Sesuai dengan survai di lapangan, insiden gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita yang dirawat mondok di rumah sakit masih tinggi. Rani di RSU Dr. Pirngadi Medan mendapat 935 (38%) penderita malnutrisi dari 2453 anak balita yang dirawat. Mereka terdiri dari 67% gizi kurang dan 33% gizi buruk. Penderita gizi buruk yang paling banyak dijumpai ialah tipe marasmus. Arif di RS. Dr. Sutomo Surabaya mendapatkan 47% dan Barus di RS Dr. Pirngadi Medan sebanyak 42%. Hal ini dapat dipahami karena marasmus sering berhubungan dengan keadaan kepadatan penduduk dan higiene yang kurang di daerah perkotaan yang sedang membangun dan serta terjadinya krisis ekonomi di ludonesia.2. Etiologi

a. Penyebab langsung:1.Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah.

2.Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.

b.Penyebab tidak langsung:1.Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk menghasilkan atau mendapatkan makanan.

2.Kualitas perawatan ibu dan anak.

3.Buruknya pelayanan kesehatan.

4.Sanitasi lingkungan yang kurang.

3. Manifestasi klinis Adapun tanda dan gejala dari malnutrisi adalah sebagai berikut:

1. Kelelahan dan kekurangan energi

2. Pusing

3. Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan infeksi)

4. Kulit yang kering dan bersisik

5. Gusi bengkak dan berdarah

6. Gigi yang membusuk

7. Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat

8. Berat badan kurang

9. Pertumbuhan yang lambat

10. Kelemahan pada otot

11. Perut kembung

12. Tulang yang mudah patah

13. Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh

4. PatofisiologiSebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri(host),agent (kuman penyebab),environment(lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan

Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mem-pergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol danketon bodies.Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. Pada Malnutrisi, di dalam tubuh sudah tidak ada lagi cadangan makanan untuk digunakan sebagai sumber energi. Sehingga tubuh akan mengalami defisiensi nutrisi yang sangat berlebihan dan akan mengakibatkan kematian.

5. KlasifikasiKurang Energi Protein, secara umum dibedakan menjadi marasmus dan kwashiorkor.

a.Marasmus

adalah suatu keadaan kekurangan kalori protein berat. Namun, lebih kekurangan kalori daripada protein. Penyebab marasmus adalah sebagai berikut :

1.Intake kalori yang sedikit.

2.Infeksi yang berat dan lama, terutama infeksi enteral.

3.Kelainan struktur bawaan.

4.Prematuritas dan penyakit pada masa neonates.

5.Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup.

6.Gangguan metabolism.

7.Tumor hipotalamus.

8.Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang.

9.Urbanisasi.

b.Kwashiorkor

adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan protein dalam jumlah besar. Selain itu, penderita juga mengalami kekurangan kalori. Penyebabnya adalah :

1.Intake protein yang buruk.

2.Infeksi suatu penyakit.

3.Masalah penyapihan.

Tabel Klasifikasi IMT Menurut WHO :

KlasifikasiIMT (kg/ m2)

Malnutrisi berat