gingiva normal

7
1. GINGIVA NORMAL Gingiva merupakan bagian dari mukosa rongga mulut yang menutupi processus alveolaris dan leher gigi. Secara klinis gingival mempunyai beberapa baguan yaitu, Marginal Gingiva Marginal gingiva yang biasa juga disebut juga unattached gingival ( gingival bebas ), merupakan ujung ginggiva yang mengelilingi gigi yang berbentuk collar like fashion (seperti kerah baju). Mempunyai lebar 1mm dan dipisahkan oleh free gingival groove. Marginal gingival ini nantinya yang membentuk dinding sulkus gingival. Attached Gingiva Merupakan bagian dari ginggiva yang melekat erat pada sementum dan periosteum tulang alveolar. Berbatasan dengan mukosa alveolar pada Mucogingival junction (MGJ). Lebarnya mulai dari dasar sulkus sampai Mucogingival junction. Mempunyai Lebar bervariasi pada setiap gigi. Pada insisiv rahang atas 3,5-4,5 mm, pada insisiv rahang bawah 3,3-3,9 mm. Pada posterior rahang bawah 1,8 mm. Interdental Papilla Mengisi gingival embrasure (ruang interproksimal). Berbentuk piramida pada gigi anterior atau “col” pada gigi posterior. Bentuknya tergantung titik kontak, ada atau tidaknya resesi gingival. Pada gigi dengan diastema tidak terdapat interdental papilla, ginggiva cekat pada tulang interdental. Sulcus Gingiva

Upload: aliful-nisa-noviga

Post on 08-Apr-2016

590 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

gingiva normal

TRANSCRIPT

Page 1: GINGIVA NORMAL

1. GINGIVA NORMAL

Gingiva merupakan bagian dari mukosa rongga mulut yang menutupi processus

alveolaris dan leher gigi. Secara klinis gingival mempunyai beberapa baguan yaitu,

Marginal Gingiva

Marginal gingiva yang biasa juga disebut juga unattached gingival ( gingival bebas ),

merupakan ujung ginggiva yang mengelilingi gigi yang berbentuk collar like fashion

(seperti kerah baju). Mempunyai lebar 1mm dan dipisahkan oleh free gingival groove.

Marginal gingival ini nantinya yang membentuk dinding sulkus gingival.

Attached Gingiva

Merupakan bagian dari ginggiva yang melekat erat pada sementum dan periosteum

tulang alveolar. Berbatasan dengan mukosa alveolar pada Mucogingival junction (MGJ).

Lebarnya mulai dari dasar sulkus sampai Mucogingival junction. Mempunyai Lebar

bervariasi pada setiap gigi. Pada insisiv rahang atas 3,5-4,5 mm, pada insisiv rahang

bawah 3,3-3,9 mm. Pada posterior rahang bawah 1,8 mm.

Interdental Papilla

Mengisi gingival embrasure (ruang interproksimal). Berbentuk piramida pada gigi

anterior atau “col” pada gigi posterior. Bentuknya tergantung titik kontak, ada atau

tidaknya resesi gingival. Pada gigi dengan diastema tidak terdapat interdental papilla,

ginggiva cekat pada tulang interdental.

Sulcus Gingiva

Merupakan suatu Celah berbentuk “v” dibatasi oleh permukaan gigi pada satu sisinya dan

margin gingiva pada sisi lainnya. Secara histologis kedalamannya adalah 1,8 mm.

sedangkan secara klinis, diperiksa dengan Probe periodontal (probing depth) mempunyai

kedalaman ormal : 2 – 3 mm

Gambaran Mikroskopis Gingiva Normal

I. Jaringan Ikat

Gingiva diikat oleh jaringan ikat sebagai inti yang diikat oleh sel epitel pipih berlapis

(Stratified Squomous Epitel).

Komponen seluler

Fibroblas

Sel mast

Page 2: GINGIVA NORMAL

Makrofag

Limfosit, Sel plasma

Komponen ekstraseluler

Serabut gingiva : kolagen, reticular, elastin

Bahan dasar : mengisi ruang antara sel dan serabut gingiva (proteoglican,

glikoprotein)

Pembuluh darah, limfe dan saraf

II. Jaringan Epitel

Oral/Outher Epithelium

Meliputi crest dan permukaan luar dari marginal gongiva dan permukaan pada

attached gingival. Tebalnya sekitar 0,2 mm hingga 0,3 mm. Outher epithelium

merupakan epitel berlapis pipih berkeratin (parakeratinisasi) dan mengandung retepeg.

Derajat keratinisasi gingival menurun dengan bertambahnya usia dan onset menopause.

Tetapi tidak selalu berhubungan dengan fase menstruasi. Keratinisasi pada mukosa mulut

berbeda pada tiap daerah, seperti palatum mempunyai tingkat keratinisasi lebih tinggi

dibandingkan gingival, ventral lidah, dan pipi.

Sulcular Epitelium

Meliputi sulcus gingiva tipis terdiri dari stratified squomous epitelium . Tidak

berkeratin dan tidak mengandung retepeg, tetapi bila ada iritasi plak maka dapat

berkeratin. Sulcular epithelium meluas dari batas koronal epitel junctional ke puncak

margin gingival. Seperti epitel nonkeratin lainnya, epitel sulcular memiliki granulosum

dan strata korneum.

Epitel sulcular ini sangat penting karena dapat bertindak sebagai membrane

semipermiabel di mana produk bakteri pathogen yang masuk merembes ke dalam sulkus

gingival. Berbeda dengan epitel junctional, epitel junctional tidak banyak disusupi oleh

leukosit PMN dan menjadi kurang permiabel

Junctional Epitelium

Terdiri dari stratified squomous berepitel, berkeratin, dan tidak mempunyai

retepeg. Pada awal perkembangan terdapat 3-4 lapis sel, tetapi dengan bertambahnya usia

meningkat 10-20 lapis sel.

Sel ini dapat dikelompokkan menjadi dua lapisan :

Page 3: GINGIVA NORMAL

- Lapisan basal

- Lapisan suprabasal

Panjang epitel junctional ini sekitar 0,25 mm hingga 1,35 mm dan melekat pada

jaringan ikat gingival oleh lamina basal eksterna. Junctional epitelium atau functional

epithelium terdiri dari 3 zona, yaitu apikal, tengah, dan koronal

Gambaran Klinis Gingiva Normal

I. Warna

Warna gingiva yang normal adalah merah jambu (coral pink). Warna gingiva

adalah dipengaruhi oleh pasok vaskular, ketebalan dan derajat keratinisasi epitel, dan

keberadaan sel-sel yang mengandung pikmen (pikmen melanin). Warna gingiva

bervariasi antar individu, dan tampaknya berkorelasi dengan pikmentasi pada kulit.

Artinya warna gingiva lebih gelap pada individu yang warna kulitnya gelap. Mukosa

alveolar yang berbatasan dengan attached gingiva berbeda sekali warnanya dari gingiva

karena warnanya lebih merah. Hal ini disebabkan perbedaan struktur mikroskopisnya.

Epitel mukosa alveolar adalah lebih tipis, tidak berkeratin, dan tidak mengandung rete-

peg. Disamping itu jaringan ikat mukosa alveolar tersusun lebih longgar dan mengandung

lebih banyak pembuluh darah.

II. Kontur

Kontur atau bentuk gingiva dipengaruhi oleh bentuk gigi geligi dan susunan gigi

geligi pada lengkung rahang, lokasi dan besar area kontak proksimal, dan dimensi

embrasur gingiva pada vestibular dan sisi oral. Margin gingiva mengelilingi gigi seperti

kerah baju dengan mengikuti pola seperti busur pada permukaan vestibular dan oral.

Polanya menjadi seperti garis lurus apabila permukaan giginya relatif datar. Apabila gigi

sangat konveks dalam arah mesio-distal (misalnya kaninus maksila atau gigi yang

posisinya labio-versi), pola yang seperti busur akan semakin nyata dan posisi tepi margin

gingiva berada lebih ke apikal. Sebaliknya bila posisi gigi linguo-versi, tepi margin

gingiva menjadi datar dan menebal. Bentuk gingiva interdental dipengaruhi oleh kontur

permukaan proksimal gigi serta lokasi dan bentuk embrasur gingiva. Bila permukaan

proksimal mahkota gigi relatif datar dalam arah vestibular-oral, akar gigi rapat satu sama

lain dan tulang interdental tipis dalam mesio-distal. Sebaliknya, bila permukaan

Page 4: GINGIVA NORMAL

proksimal gigi cembung, diameter gingival interdental bertambah lebar. Tinggi gingiva

interdental bervariasi tergantung pada lokasi dari kontak proksimal.

III. Konsistensi

Konsistensi gingival yang normal adalah kenyal. Konsistensi attached gingiva

yang kenyal adalah disebabkan oleh lamina proprianya yang mengandung banyak serat

kolagen dan melekat ke mukoperiosteum tulang alveolar. Margin gingiva meskipun tidak

melekat ke tulang alveolar berkonsistensi kenyal karena mengandung serat-serat gingiva.

IV. Tekstur Permukaan

Tekstur permukaan gingiva cekat yang normal adalah seperti kulit jeruk

(stippled/stippling), sedangkan tekstur permukaan margin gingiva adalah licin. Bagian

tengah dari gingiva interdental mempunyai tekstur seperti kulit jeruk, sedangkan bagian

tepinya licin. Pola dan perluasan stippling adalah bervariasi antar individu dan antar sisi

pada satu individu. Stippling tidak begitu jelas pada permukaan oral, dan pada beberapa

orang bisa tidak dijumpai. Stippling timbul sebagai akibat adaptasi gingiva untuk

menerima fungsi, yang secara mikroskopis disebabkan oleh adanya protuberansia

(penonjolan) dan depresi pada permukaan gingiva.

V. Posisi Ginggiva

Posisi gingival pada awal erupsi, tepi ginggiva dan sulkus gingival berada pada

puncak mahkota gigi. Semakin lama semakin menuju ke koronal. Pada saat mengalami

kelainan (gingivitis) ginggiva mengalami resesi dan semakin ke apical.

VI. Ukuran Ginggiva

Ukuran gingival tergantung pada banyaknya elemen seluler dan interseluler serta

vaskularisasinya. Bertambahnya besar gingival akibat adanya pertambahan elemen

seluler, interseluler, vaskularisasi merupakan gambaran umum pada gingival yang

inflamasi.

VII. Bleeding On Probing

Pada gingival yang normal tidak terdapat perdarahan pada saat dilakukan

pemeriksaan dengan probe periodontal.

VIII. Probing Depth

Pada gingival yang normal mempunyai kedalaman antara 2-3 mm saat diperiksa

dengan probe periodontal.