laporan kasus gingiva enlargemen

26
LAPORAN KASUS SEORANG WANITA 13 TAHUN DENGAN GINGIVAL ENLARGEMENT Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Senior Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : Leonardo Cahyo Nugroho 22010112210028 Risa Ardiani 22010112210049 Rika Widyantari 22010112200050 Pembimbing : Drg. Tyas BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Upload: faizal-armando

Post on 09-Feb-2016

608 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

contoh laporan kasus pembesaran gusi

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

LAPORAN KASUS

SEORANG WANITA 13 TAHUN

DENGAN GINGIVAL ENLARGEMENT

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Senior

Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh :

Leonardo Cahyo Nugroho 22010112210028

Risa Ardiani 22010112210049

Rika Widyantari 22010112200050

Pembimbing :

Drg. Tyas

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

Page 2: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

BAB 1

PENDAHULUAN

Penyakit atau kelainan pada jaringan penyangga yang paling

banyak terjadi adalah kelainan gingiva, karena merupakan bagian dari

jaringan penyangga yang terletak dipermukaan. Salah satu kelainan itu

adalah pembesaran gingiva.

Pada keadaan yang normal, jaringan gingiva mengisi ruang di

antara tiap gigi. Dimulai pada titik kontak antara dua gigi, kemudian

mengelilingi leher gigi dan dilanjutkan ke arah bawah dan samping.

Pembesaran gingiva adalah suatu keadaan di mana terjadi

penambahan ukuran dari gingiva. Dalam keadaan ini, jaringan gingiva

menggelembung secara berlebihan di antara gigi dan atau pada daerah

leher gigi. Penambahan ukuran ini dapat terjadi secara hipertrofi,

hiperplasia, ataupun kombinasi antara keduanya. Dalam penegakan

diagnosis pembesaran gingiva, harus dilakukan anamnesis yang teliti dan

melakukan pemeiksaan oral diagnosis.

Pasien yang datang dengan keluhan gusinya membesar sebaiknya

dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya. Secara umum,

penyebab pembesaran gingiva dikelompokkan menjadi empat, yaitu

pembesaran gingiva karena inflamasi, pengaruh obat-obatan, sistemik,

dan herediter. Dengan mengetahui etiologi dari pembesaran gingiva

diharapkan dapat mendukung keberhasilan terapi.

Page 3: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1Gingiva Normal

Jaringan periodontal terdiri dari gingiva, epitel penghubung, ligamen periodonsium,

sementum dan tulang alveolar. Gingiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang

mengelilingi gigi dan menutupi linggir (ridge) alveolar. Gingiva sendiri tersusun oleh epitel

berkeratin dan jaringan ikat yang berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi

terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut (Susanto, 2009).

Gingiva yang sehat secara klinis tampak berwarna pink ‘salmon’, pada orang kulit

hitam (termasuk orang kaukasia) kadang menunjukkan adanya derajat variasi pigmentasi

warna coklat pada gingiva (Wolf dkk., 2005). Menurut Santoso (2009), ciri gingiva sehat

yaitu berwarna merah muda hingga bervariasi tergantung pada jumlah pigmen melanin pada

epitelium, derajat keratinisasi epithelium dan vaskularisasi serta sifat fibrosa dari jaringan

ikat dibawahnya, tepinya seperti pisau dan scallop agar sesuai dengan kontur gigi-geligi.

Secara histologis kedalaman sulkus pada gingiva sehat maksimal 0,5 mm dan lebar 0,15 mm.

Pada saat dilakukan probing, probe dapat berpenetrasi ke dalam epithel junctional sampai 2

mm (Wolf dkk., 2005).

Warna Ginggiva

Warna ginggiva normal umumnya merah jambu (coral pink). Hal ini disebabkan oleh

adanya pasokan darah, tebal dan derajat lapisan keratin epithelium serta sel-sel pigmen.

Warna ini bervariasi untuk setiap orang erat hubungannya dengan pigmentasi kutaneous.

Pigmentasi pada ginggiva biasanya terjadi pada individu berkulit gelap. Pigmentasi pada

gingiva cekat berkisar dari cokelat sampai hitam. Warna pigmentasi pada mukosa alveolar

lebih merah, karena mukosa alveolar tidak mempunyai lapisan keratin dan epitelnya tipis.

Besar Ginggiva

Besar ginggiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan pasokan

darah. Perubahan besar ginggiva merupakan gambaran yang paling sering dijumpai pada

penyakit periodontal.

Page 4: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

Kontur Ginggiva

Kontur dan besar ginggiva sangat bervariasi. Keadaan ini dipengaruhi oleh bentuk dan

susunan gigi-geligi pada lengkungnya, lokalisasi dan luas area kotak proksimal, dan dimensi

embrasure (interdental) gingival oral maupun vestibular. Papilla interdental menutupi bagian

interdenterdental sehingga tampak lancip.

Konsistensi

Gingival melekat erat ke struktur di bawahnya dan tidak mempunyai lapisan

submukosa sehingga ginggiva tidak dapat digerakkan dan kenyal.

Tekstur

Permukaan ginggiva cekat berbintik-bintik seperti kulit jeruk. Bintik-bintik ini disebut

stipling. Stipling akan terlihat jelas jika permukaan ginggiva dikeringkan. Stipling ini

bervariasi dari individu ke individu yang lain dan pada permukaan yang berbeda pada mulut

yang sama. Stipling akan lebih jelas terlihat pada permukaan vestibular dibandingkan dengan

permukaan oral. Pada permukaan marginal gingival tidak terdapat stipling.

2.2 Pembesaran Gingiva

Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi dan

berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling sering terjadi

adalah penyakit gingiva, karena gingiva merupakan bagian terluar dari jaringan periodonsium

yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi faktor estetik. Salah satu

penyakit gingiva yang sangat menggangu estetik dan fungsional gigi adalah terjadinya

Page 5: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

pembesaran gingiva. Kelainan ini menyebabkan perubahan bentuk gingiva yang secara klinis

terlihat lebih besar dari normal.

2.2.1 Defenisi

Pembesaran gingiva didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana ukuran gingiva

bertambah dari normal yang dapat menimbulkan masalah estetis dan kebersihan gigi geligi.

Klasifikasi dari pembesaran gingiva menurut etiologi dan perubahan patologisnya dibagi

menjadi 5, yaitu:

1. Pembesaran gingiva inflamatorik:

a) Akut

b) Kronik

2. Pembesaran gingiva fibrotik

a) Diinduksi oleh obat

b) Idiopatik

3. Kombinasi pembesaran (fibrotik dan inflamasi)

4. Pembesaran ginggiva akibat kondisi / penyakit sistemik

a) Kondisi sistemik :

Kehamilan

Pubertas

Defisiensi vitamin C

Gingivitis sel plasma

Pemesaran gingiva non-spesifik

b) Penyakit sistemik :

Leukemia

Penyakit Granulomatosa (granulomatosis Wegener, sarkoidosis)

5. Pembesaran ginggiva akibat neoplasma (tumor ginggiva)

a) Tumor jinak

b) Tumor ganas

6. Pembesaran semu (palsu)

Klasifikasi menurut Lokasi dan Distribusi :

1. Terlokalisir = hanya 1 atau beberapa gigi

2. Generalisata = melibatkan seluruh ginggiva pada rongga mulut

3. Papillary = terbatas pada papilla interdental

Page 6: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

4. Marginal = terbatas pada ginggiva marginal

5. Diffuse = melibatkan ginggiva marginal, ginggiva terfiksir, dan papilla interdental

6. Diskret = sessile terisolasi, pembesaran bertangkai (tumor like)

2.2 4 Etiologi Pembesaran Gingiva

Pembesaran gingiva dapat disebabkan oleh berbagai etiologi dan juga diklasifikasikan

berdasarkan faktor-faktor etiologi.

1. Pembesaran gingiva inflamasi

Pembesaran gingiva bisa dihasilkan dari perubahan inflamasi kronis atau akut. Perubahan

kronis lebih banyak terjadi. Pembesaran inflamasi biasanya adalah komplikasi sekunder dari

banyak tipe-tipe pembesaran, dan dikombinasikan dengan oembesaran gingiva.

Pembesaran karena Inflamasi Kronis (Ginggivitis Kronis)

Gambaran Klinis. Pembesaran gingiva radang kronis berasal dari pembengkakan

kecil pada papilla interdental atau gingiva marginal. Pada tahap awal, menghasilkan

penonjolan di sekeliling gigi yang terlibat. Tonjolan ini meningkat dalam ukuran

sampai menutupi bagian dari mahkota. Pembesaran ini secara umum bersifat papillary

atau marginal dan terlokalisasi atau bersifat umum. Perkembangannya sangat lambat

dan tanpa sakit kecuali ditambah dengan infeksi atau trauma yang akut.

Pembesaran radang gingiva yang kronis sebagai sebuah sessile yang berbeda sendiri

atau massa pedunculated yang menyerupai tumor. Pembesaran ini mungkin terdapat

pada interpoximal atau gingiva marginal atau perlekatan gingiva. Luka ini lambat

untuk tumbuh dan biasanya tanpa rasa nyeri. Pembesaran bisa secara spontan

berkurang dalam ukuran, diikuti dengan pembusukan dan kemudian membesar

kembali. Pembusukan dengan rasa sakit kadang-kadang terjadi pada lipatan di antara

massa dan batasan gingiva.

Histopatologi. Pembesaran gingiva radang kronis menunjukkan sifat eksudatif dan

proliferatif pada peradangan kronis. Luka yang secara klinis berwarna merah gelap

atau merah kebiru-biruan, bersifat lunak dan rapuh dengan permukaan berkilauan

yang lembut, dan mudah berdarah yang memiliki sel radang yang melimpah dan

mengalir dengan penelanan pembuluh darah, dan berkaitan dengan perubahan

degeneratif. Luka yang relatif keras, leathery, dan berwarna merah muda memiliki

komponen serat yang lebih besar, dengan melimpahnya fibroblast dan serat kolagen.

Bentuk-bentuknya :

1. Lokal atau Generalisata

Page 7: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

Diawali dengan bentuk seperti bulatan kecil pada papila interdental dan atau margin

gingiva. Pada stadium awal, terjadi penonjolan (bulge) disekitar gigi yang terlibat.

Enjolan dapat terlokalisir atau menyeluruh dan berjalan secara lambat dan sedikit nyeri,

sampai mengalami komplikasi oleh karena trauma atau infeksi.

2. Diskret (tumor like) :

- Massa bertangkai

- Terjadi pada gingiva bagian interproximal atau marginal

- Berkembang perlahan, tidak nyeri pada massa tersebut, tetapi nyeri pada ulserasi di

lipatan antara massa dan ginggiva

- Dapat terjadi reduksi secara spontan, dapat diikuti dengan eksaserbasi dan

pembesaran kembali

3. Perubahan ginggiva yang berhubungan dengan kebiasaan bernafas lewat mulut

- Ginggiva tampak merah dan edematous serta tampak mengkilap

- Regio maxilla anterior adalah tempat yang menjadi predileksi. Ginggiva yang

mengalami perubahan berbatas tegas dengan ginggiva normal

- Patofisiologi bagaimana kebiasaan bernafas lewat mulut menyebabkan pembesaran

ginggiva tidak sepenuhnya diketahui

- Efek kebiasaan bernafas lewat mulut yang merugikan disebakan oleh iritasi

menyeluruh pada permukaan yang dehidrasi

Etiologi dari pembesaran inflamasi kronis

- Iritasi lokal yang berkepanjangan, kebersihan mulut yang buruk

- Faktor-faktor yang menyebabkan akumulasi dan retensi plak : hubungan yang

abnormal antara gigi, over hanging margin, impaksi makanan, iritasi saat

mengatupkan rahang, terapi ortodontik, kebiasaan seperti bernafas lewat mulut,

menekankan lidah ke ginggiva.

Pembesaran karena Inflamasi Akut

Abses ginggiva :

Abses gingiva biasanya berlokasi di tempat tertentu, nyeri, luka yang menyebar dengan cepat

yang biasanya terserang secara mendadak. Secara umum dibatasi pada gingiva marginal atau

papilla interdental. Pada tahap awal muncul dengan pembengkakan berwarna merah dengan

permukaan berkilauan yang lembut. Dalam waktu 24 jam sampai 48 jam, luka biasanya

menjadi berubah-ubah dan berpusat dengan lubang permukaan dari mana eksudat bernanah

bisa terlihat. Gigi yang berdekatan selalu sensitif.

Page 8: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

Histopatologis. Abses gingiva terdiri dari pusat bernanah pada jaringan konektif dikelilingi

sebuah infiltrasi memanjang pada leukosit poli-morfon-nuklear, jaringan edematous, dan

penelanan jaringan pembuluh darah. Epitel permukaan memiliki tingkat yang bervariasi pada

edema intra dan ekstra-sel, serangan leukosit dan pemborokan.

Etiologi Abses Gingiva :

- Bakteri yang masuk ke dalam jaringan gingiva

- Benda asing (misal, bulu sikat gigi yang keras)

Pembesaran Fibrotik :

- Disebabkan oleh faktor-faktor selain iritasi lokal

- Sebagian besar kasus terjadi terkait dengan terapi medikamentosa seperti: fenitoin,

cyclosporine, nifedipine.

2. Pembesaran gingiva diinduksi obat-obatan

1. Anti konvulsan, misal: phenytoin

- Tidak berkaitan dengan durasi, dosis, atau iritasi lokal

- Jarang terjadi di bagian gingiva yang tidak terdapat gigi

- Menghilang secara spontan setelah penghentian obat

- Gambaran klinis :

Gambaran klinis dan mikroskopis dari pembesaran gingiva yang disebabkan oleh

obat-obat yang berbeda mirip.

Diawali oleh pembesaran menyerupai manik-manik yang tidak nyeri (di bagian

margin gingiva bagian lingual dan papila interdental, yang kemudian menyatu dan

membentuk jaringan masif yang menutupi sebagian mahkota gigi. Hiperplasia gingiva

akibat obat yang tidak mengalami komplikasi oleh faktor lokal akan berbentuk seperti

buah mulberry, batas tegas, berwarna pink pucat. Permukaannya berbenjol-benjol dan

tidak mudah berdarah. Jika mengalami komplikasi akibat faktor lokal akan terjadi

pembesaran ukuran dengan warna yang kemerahan atau merah kebiruan dan

cenderung mudah berdarah.

Page 9: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

2. Obat imunosupresor, misal: cyclosporine

Mekanisme kerja yang pasti tidak diketahui. Pembesaran akibat obat-obatan

imunosupresor terjadi pada 30% pasien, baik pemeberian obat secara peroral pembesaran

gingiva akibat pemberian fenitoin, tetapi vaskularisasinya maupun intravena. Menurut

penelitian, pemberian > 500 mg/hari dapat menginduksi terjadinya pemebesaran gingiva.

Secara klinis, gambarannya mirip dengan lebih banyak dibanding akibat fenitoin. Pada

beberapa kasus, dapat tampak gambaran inflamasi.

3. Calcium channel blocker, misal: nifedipine

Mekanisme kerja obat ini adalah menghambat masuknya ion kalsium melalui membran

sel jantung dan otot polos sehingga menghambat mobilisasi kalsium intraseluler.

Keadaan ini akan menyebabkan dilatasi arteri koronaria dan arteriol, sehinggan

meningkatkan suplai oksigen ke otot jkantung dan juga menurunkan hipertensi dengan

mendilatasi vaskuler perifer. Nifedipine biasanya juga digunakan bersama cyclosporine

pada pasien transplantasi ginjal dan kombinasi kedua obat ini dapat menginduksi

pertumbuhan gingiva yang lebih besar.

3. Pembesaran gingiva yang dikaitkan dengan kondisi atau penyakit sistemik

a. Pembesaran kondisional seperti pada keadaan pregnansi, pubertas, defisiensi vitamin

C, gingivitis sel plasma, pembesaran nonspesifik.

Pembesaran Gingiva kondisional terjadi ketika kondisis sistemik pada pasien

memperparah respon gingiva pasien terhadap plak gigi. Plak Bakterial

berperan penting dalam permulaan pembentukan awal pada pembesaran

gingiva ini. Namun, plak bukan semata mata penentu dari gambaran klinis.

Page 10: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

Tiga tipe pembesaran gingiva kondisional adalah hormon (kehamilan,

puberitas), nutrisional (berhubungan dengan kekurangan vitamin C) dan

alergi.

1. Pembesaran Gingiva pada Kehamilan

Selama kehamilan terjadi peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen

dimana pada akhir trimester ketiga kadar ini bisa mencapai 10-30kali lebih

banyak dibandingkan pada saat siklus menstruasi. Hormon-hormon tersebut

mempengaruhi permeabilitas vaskuler kemudian memicu edema gingiva dan

peningkatan respon inflamasi terhadap plak gigi. Mikroba pada daerah

subgingiva juga mengalami peningkatan termasuk Bakteri Provotella

intermedia.

A. Pembesaran Marginal. Pembesaran marginal gingiva selama

kehamilan terjadi akibat peningkatan dari proses inflamasi sebelumnya

dan insidennya mencapai 10-70%. Pembesaran gingiva tidak dapat terjadi

tanpa peranan dari plak bakterial.

Gambaran Klinis : Pembesaran gingiva biasanya luas dan cenderung

dibagian interproximal dibandingkan pada permukaan facial dan lingual.

Warna pada pembesaran gingiva ini biasanya merah terang atau magenta,

lunak, dan memiliki permukaan terang dan tambak lembut.

B. Tumor Like Enlargement. Pembesaran ini bukanlah neoplasma,

namun merupakan respon inflamasi terahadap plak bakteri yang

dipengaruhi juga dengan kondisi pasien. Biasanya pembesaran gingiva ini

muncul pada bulan ke tiga kehamilan, tetapi juga bisa muncul lebih awal.

Insidennya 1,8-5%.

Gambaran klinis : Lesinya tampak tersebar, mushroomlike, massa

bulat,pipih yang menonjol dari margin gingiva atau lebih sering dari

spasial interproksimal dan melekat dengan atau tanpa tangkai.

2. Pembesaran Gingiva pada masa Pubertas

Pembesaran dari gingiva ini kadang-kadang muncul pada masa pubertas baik

pada laki-laki maupun perempuan. Dan ini muncul pada area dengan

akumulasi plak.

Gambaran klinis : Ukuran dari pembesaran gingival ini berukuran cukup besar.

Lokasinya di marginal dan interdental dan berlokasi khas di bulbus papil

interproximal. Seringnya pembesaran terletak pada facial gingiva dan bagian

Page 11: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

superfisial lingua relatif berubah. Hal ini dikarenakan dari mekanisme lidah

dan makanan yang mencegah akumulasi yang besar dari iritasi lokal pada

superfisial lingua. Pembesaran ginggiva selama pubertas mempunyai seluruh

tampilan klinis yang berhubungan dengan penyakit ginggivitis kronis. Yaitu

terkait dalam derajat pembesaran dan kaitannya dengan rekurensi masif yang

berhubungan dengan deposit plak yang tumbuh pada pembesaran ginggiva

pubertas yang tidak menimbulkan komplikasi. Setelah masa pubertas,

pembesaran yang terjadi secara spontan akan berkurang tetapi tidak akan

kembali ke bentuk normal kalau plak dan kalkulus yang ada tidak dihilangkan

terlebih dahulu.

b. Pembesaran gingiva akibat penyakit sistemik seperti pada penyakit leukemia.

Pembesaran dan perdarahan gingiva merupakan komplikasi oral yang paling

umum dari leukemia. Jaringan gingiva dianggap lebih rentan terhadap infiltrasi sel

leukemia yang menyebabkan pengeluaran komponen molekul adhesi endotelial

sehingga infiltrasi leukosit meningkat.

Klasifikasi etiologi lesi gingiva pada pasien leukemia telah dibuat oleh Barrett.

Klasifikasi ini terdiri dari empat kategori yang membedakan antara lesi akibat

langsung dari proses penyakit dan perawatan sertayang disebabkan oleh efek sekunder

seperti depresi sumsum tulang dan jaringanlimfoid.

Kategori 1 adalah lesi yang disebabkan oleh infiltrasi leukemia langsung

disertai pembesaran pada gingiva.

Kategori 2 berhubungan langsung dengan toksisitas obat yang disebabkan oleh

agen kemoterapi. Obat-obatan ini menyebabkan perubahan yang nyata pada

gingiva termasuk erosi dan ulserasi. Sebelum transplantasi sumsum tulang,

ablasi sumsum tulang dengan kemoterapi, dengan ataupun tanpa radioterapi

dapat mengakibatkan retensi epitel, yang akan terlihat memutih dan

menebalnya mukosa oral. Obat immunosuppressif siklosporin yang biasa

digunakan untuk mencegah terjadinya penolakan setelah transplantasi juga

dapat menyebabkan terjadinya hiperplasia gingiva.

Kategori 3 terdiri dari efek yang merugikan dari graft versus host reactions.

Pada penyakit ini limfosit yang ditrasplantasikan bereaksi terhadap host

antigens. Lesi mukosa termasuk lichenoid striae, pelepasan epitel, erosi dan

ulserasi dan dapat berguna sebagai penanda aktivitas graft versus host

reactions.

Page 12: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

Kategori 4 mencakup efek sekunder dari depresi sumsum / jaringan limfoid

dan juga perdarahan, ulserasi neutropeni dan rentan terjadi infeksi mikroba.

Gambaran klinis periodontal mencakup gingiva pucat, perdarahan karena

defisiensi trombosit, resistensi terhadap infeksi. Umumnya perdarahan dan

ulserasi gingiva dapat berkurang jika oral higiene yang cukup.

3. Pengukuran Hiperplasi GingivaHiperplasia Index (HI) dapat digunakan sebagai parameter mengukur derajat pembesaran

ginggiva. Menurut Seymour penentuannya dilihat dengan skor berikut:

0 = Tidak ada pembesaran interdental papil ke permukaan gigi.

1 = Sedikit pembesaran interdental papil, ujung papil tampak membulat.

2= Pembesaran sedang, papil mengembang meliputi bagian lateral yang melintasi permukaan bukal.

Pembesaran gusi kurang dari separuh panjang mahkota gigi.

3= Pembesaran papil, yaitu pembesaran gusi lebih dari separuh panjang mahkota gigi, Bentuk

normal papil hilang.

Page 13: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

BAB III

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. AY

Umur : 13 tahun

Alamat : Klipang Blok T 1, Sendang Mulyo, Tembalang

Agama : Kristen

Pekerjaan : Pelajar

Suku : Jawa

No CM : C391551

Tanggal Kunjungan : 17 Desember 2012-12-20

2. DATA DASAR

A. SUBYEKTIF

Aloanamnesis dengan Ibu Penderita pada tanggal 17 Desember 2012 Jam 12.46

Keluhan Utama : Gusi rahang atas bagian depan bengkak

Riwayat Penyakit Sekarang :

Kurang lebih dua tahun yang lalu pasien mulai merasakan gusi rahang atas mulai

bengkak, merah dan nyeri. Kurang lebih satu tahun yang lalu, setelah pasien

menstruasi bengkak pada gusi dirasakan semakin parah. Saat ini gusi pasien

mudah berdarah terutama saat menggosok gigi dan makan makanan keras serta

mengganggu secara penampilan pasien. Pasien kemudian berobat ke RSDK

bagian Gigi Mulut.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Penderita baru pertama kali sakit seperti ini

Riwayat sakit jantung (-)

Riwayat sakit Hipertensi (-)

Riwayat sakit DM (-)

Riwayat Flek Paru (-)

Riwayat tambalan gigi (-)

Riwayat menggunakan gigi palsu (-)

Pasien mengaku menggosok gigi dua kali sehari saat mandi

Riwayat gusi sering berdarah (-)

Riwayat alergi (-)

Page 14: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

Riwayat sakit gigi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang sakit serupa

riwayat DM, hipertensi, jantung dalam keluaga disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang pelajar SMP yang masih menjadi tanggungan dari orang tua.

Orang tua pasien bekerja sebagai pegawai negri. Biaya pengobatan ditanggung

ASKES.

Kesan : sosial ekonomi cukup

B. OBYEKTIF (17 Desember 2012)

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sehat

Kesadaran : Kompos mentis

Keadaan Gizi : Baik

Tanda vital :

Tekanan Darah : 100/60 mmHg

Nadi : 86 x/menit

RR : 20 x/ menit

Suhu : Suhu 36,8 oC

Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Ekstra oral

Kelenjar Limfe : pembengkakan nnll colli ant (-/-)

Asimetri muka : (-)

Intra oral

Mukosa pipi kiri/kanan : kanan: tidak ditemukan kelainan

kiri : tidak ditemukan kelainan

Mukosa palatum durum-molle: tidak ditemukan kelainan

Mukosa dasar mulut/lidah : tidak ditemukan kelainan

Mukosa pharynx : tidak ditemukan kelainan

Kelainan periodontal : tidak ditemukan kelainan

Gingiva RA : bengkak, merah, nyeri

Page 15: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

Gingiva RB : sedikit bengkak, merah, tidak nyeri

Karang gigi : kalkulus (+) RA dan RB

Gigi : sisa akar gigi 46, Karies superfisial oklusal gigi 36, 37

4. DIAGNOSIS

Diagnosis Keluhan Utama : Gingival Enlargement ec Calculus + Hormonal

Diagnosis Banding :

Page 16: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

Diagnosis Penyakit lain

Gangren Radix 46

5. INITIAL PLAN

Pemeriksaan Penunjang :

Radiologi : X Foto Panoramik

6. TERAPI

1. Medikamentosa : Klorhexidin gargle diberikan sehari 2 kali sehari untuk dikumur

2. Konsul ke periodentis

CATATAN KEMAJUAN

Pada tanggal 20 Desember 2012, pasien datang ke poli kembali Gigi dan Mulut dengan

keadaan umum tampak baik. Pasien membawa hasil pemeriksaan radiologi berupa X Foto

Panoramik dengan interpretasi sebagai berikut :

Struktur tulang tampak baik

Tampak impaksi gigi 18, 28 disertai pericoronal lusensi kearah bukal dan 38,

48 disertai pericoronal lusensi kearah mesial

tampak sisa akar gigi 46, disertai periapical lusensi

Tak tampak karies gigi

Tak tampak tumpatan

Kanalis alveolaris kanan kiri baik

Page 17: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

Terapi

Medikamentosa :

1. Amoxicilin tab 3x1 diberikan selama 4 hari

2. Metronidazol 500 mg 2x1selama 5 hari

3. Minosep, obat kumur, dikumurkan selama 20 detik 2xsehari sehabis sikat gigi

pro kalkulektomi setelah 1 minggu (menunggu inflamasi pada gingiva berkurang

setelah diberikan obat)

BAB IV

PEMBAHASAN

Seorang anak perempuan berusia 13 tahun dengan keluhan terdapat pembengkakan

pada gusi bagian rahang depan atas. Kurang lebih dua tahun yang lalu pasien mulai

merasakan gusi rahang atas mulai bengkak, merah dan nyeri. Kurang lebih satu tahun yang

lalu, setelah pasien menstruasi bengkak pada gusi dirasakan semakin parah. Saat ini gusi

pasien mudah berdarah terutama saat menggosok gigi dan makan makanan keras serta

mengganggu secara penampilan pasien. Pasien kemudian berobat ke poli Gigi dan Mulut

RSUP Dr.Kariadi. Penderita baru pertama kali sakit seperti ini. Riwayat sakit jantung (-),

Page 18: LAPORAN KASUS Gingiva Enlargemen

sakit Hipertensi (-), riwayat sakit DM (-), riwayat Flek Paru (-), riwayat tambalan gigi (-),

riwayat menggunakan gigi palsu (-), pasien mengaku menggosok gigi dua kali sehari saat

mandi, riwayat gusi sering berdarah (-), riwayat alergi (-), riwayat sakit gigi (-).

Dari hasil pemeriksaan ekstra oral tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan

intraoral ditemukan Gingiva RA bengkak, merah, nyeri. Gingiva RB sedikit bengkak, merah,

tidak nyeri. Terdapat kalkulus (+) RA dan RB. Pada pemeriksaan gigi ditemukan sisa akar

gigi 46 dan karies superfisial oklusal gigi 36, 37.

Pada pemeriksaan radiologis foto panoramix didapatkan impaksi gigi 18, 28 disertai

pericoronal lusensi kearah bukal dan 38, 48 disertai pericoronal lusensi kearah mesial dan

tampak sisa akar gigi 46, disertai periapical lusensi.

Pasien ini didiagnosis sebagai gingival enlargement ec calculus dan hormonal. Untuk

terapinya diberikan medikamentosa : Amoxicilin tab 3x1 diberikan selama 4 hari,

Metronidazol 500 mg 2x1selama 5 hari, Minosep, obat kumur, dikumurkan selama 20 detik

2xsehari sehabis sikat gigi serta pro kalkulektomi setelah 1 minggu (menunggu inflamasi

pada gingiva berkurang setelah diberikan obat).