“pink esthetics” pada periodontik – depigmentasi gingiva

19
Makalah Seminar Periodonsia “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva : pada Studi Kasus Arthiie Thangavelu, Sugumari Elavarasu, Piranitha Jayapalan Pembimbing : Ina Hendiani,drg., Sp. Perio Seminaris : Reggy amalia Nurgama 1601 1213 0055 Bonita Putri Arinida 1601 1213 0056 Selvy Chairani 1601 1213 0058 Hari/ Tanggal : Senin/ 7 April 2014 Jam : 07.00

Upload: selvychairani

Post on 11-Jan-2016

56 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

periodonsia

TRANSCRIPT

Page 1: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

Makalah Seminar Periodonsia

“Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva :

pada Studi Kasus

Arthiie Thangavelu, Sugumari Elavarasu, Piranitha Jayapalan

Pembimbing : Ina Hendiani,drg., Sp. Perio

Seminaris : Reggy amalia Nurgama 1601 1213 0055

Bonita Putri Arinida 1601 1213 0056

Selvy Chairani 1601 1213 0058

Hari/ Tanggal : Senin/ 7 April 2014

Jam : 07.00

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2014

Page 2: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

1

ABSTRAK

Senyuman mengekspresikan perasaan senang, keberhasilan, sensualitas, kasih sayang dan kebaikan, dan mengungkapkan percaya diri dan kebaikan. Keselarasan dari senyuman ditentukan tidak hanya dari bentuk, posisi, dan warna dari gigi, tetapi ditentukan juga dari gingival tissue. Walaupun pigmentasi melanin pada gingiva sepenuhnya jinak dan tidak menimbulkan masalah medis, komplain mengenai ”black gums” sering terjadi, biasanya pada pasien yang memiliki garis senyuman yang tinggi. Sehingga perawatan perio-esthetic merupakan usaha untuk mendapatkan keselarasan inter-relationship of the pink with white, yang merupakan hal penting dalam seluruh prosedur perawatan. Pada depigmentasi gingiva, perbedaan dalam melakukan perawatan telah dilaporkan, seperti bur abrasion, scraping, partial thickness flap, cryotherapy, electrosurgery, dan laser. Pada serangkaian kasus saat ini, scraping, electrosurgery, dan diode laser telah digunakan untuk mengatasi depigmentasi, dimana simpel, efektif, dan memberikan hasil yang baik sepanjang tingkat kepuasan pasien.

Kata kunci : Depigmentasi, elektrokauteri, laser, repigmentasi, scraping.

Page 3: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

2

Estetik adalah ilmu tentang kecantikan yang merupakan detail tertentu dari

suatu yang bernyawa atau benda mati yang dapat menarik bagi mata. Estetik atau

cosmetic dentistry berusaha untuk menggabungkan fungsi dan kecantikan yang

berharga dan kebutuhan individual pada setiap pasien. Kemajuan ini sekarang

memberikan kepada praktisi untuk mendapatkan suasana periodontal yang

komplemen dan menambah kreasi dental estetik yang optimal. Kesehatan gingiva

dan penampilan merupakan komponen penting untuk menghasilkan senyuman

yang atraktif. Pigmentasi melanin rongga mulut betul-betul dipertimbangkan

secara multifaktor, psiologi/patologi. Melanin, pigmen coklat, adalah pigmen

natural yang paling sering berkontribusi dalam pigmentasi endogen pada gingiva.

Hal ini merupakan non-hemoglobin-derived pigmen yang dibentuk oleh sel-sel

yang yang disebut melonosit yang merupakan sel dentritic pada neuroektodermal

yang berasal dari basal dan lapisan spinous.

Gingival depigmentasi merupakan prosedur bedah plastik periodontal

dimana gingival hiperpigmentasi di hilangkan atau dikurangi. Indikasi yang

pertama dan yang paling penting untuk depigmentasi adalah pasien yang

menuntut peningkatan estetika. Eliminasi dari area melanotik ini dapat dilakukan

dengan scraping, free gingival autografting, cryosurgery, electrosurgery dan

beberapa tipe laser. Pemilihan teknik harus berdasarkan pengalaman klinis dan

preferensi setiap individu.

Page 4: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

3

Pemilihan Kriteria

Kasus ini dipilih berdasarkan Dummett-Gupta Oral Pigmentation Index (DOPI):

(Dummet 1971)

1. Tidak ada pigmentasi ( gingiva berwarna pink )

2. Pigmentasi klinis ringan ( berwarna coklat muda ringan )

3. Pigmentasi klinis sedang ( berwarna coklat atau campuran warna pink dan

coklat medium )

4. Pigmentasi klinik berat ( coklat tua atau kehitaman )

Klasifikasi garis senyum (Liebart dan Deruelle 2004)

Kelas I : garis senyum sangat tinggi- lebih dari 2mm terlihat marginal gingiva.

Kelas II : garis senyum tinggi- antara 0 dan 2mm terlihat marginal gingiva.

Kelas III: garis senyum sedang- terlihat hanya embrasur gingival.

Kelas IV: garis senyum rendah- tidak terlihat embrasur gingival dan cemento

enamel junction.

Pada kasus ini menjelaskan tentang tiga teknik bedah depigmentasi yang

simpel dan efektif- scalpel, electrosurgery, dan diode laser. Seluruh teknik ini

telah menghasilkan kepuasan pasien yang baik.

Page 5: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

4

Laporan Kasus

Kasus 1

Pasien wanita berusia 20 tahun mengeluhkan gusi berpigmen parah datang ke

Departemen Periodonti, JKK Nattraja Dental College and Hospital,

Komarapayam. Pada pemeriksaan, skor DOPI pasien 3 dan memiliki garis

senyum yang sangat tinggi sehingga terlihat gingiva yang terpigmentasi dari

premolar pertama satu regio ke premolar pertama regio sebelahnya dan juga

mempunyai diastema di garis median [Gambar 1].

Gambar 1 Foto prabedah menunjukkan pigmentasi melanin pada gingiva labial atas.

Dengan mempertimbangkan keluhan pasien, prosedur bedah depigmentasi

direncanakan. Keseluruhan prosedur dijelaskan kepada pasien dan persetujuan

tertulis didapatkan. Prosedur kebersihan oral (oral hygiene) dilaksanakan dan

instruksi kebersihan oral diberikan. Anestesi lokal diinfiltrasikan ke regio anterior

maksila dari premolar pertama satu regio ke premolar pertama region sebelahnya.

Dengan menggunakan blade Bard Parker nomor 15, pembuangan epitel yang

Page 6: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

5

terpigmentasi dilakukan hingga mencapai mucogingival junction, meninggalkan

jaringan ikat tetap utuh [Gambar 2].

Gambar 2 Foto sesaat setelah depigmentasi, pisau nomor 15 digunakan untuk menghilangkan lapisan berpigmen dan frenektomi dilakukan

Setelah menghilangkan keseluruhan epitelium,abrasi dengan bur diamond

dilakukan untuk mendapatkan kontur fisiologis gingiva. Bur digunakan dengan

tekanan minimal dan feather light brushing strokes. Frenektomi dilakukan setelah

depigmentasi selesai. Periodontal dressing (Coe-Pak) diletakkan pada area luka

bekas bedah untuk kenyamanan pasien dan melindungi luka selama 1 minggu.

Pasien diberikan analgesik untuk 5 hari dan disarankan untuk menggunakan obat

kumur klorheksidin glukonat 0.12% selama 2 minggu pascabedah. Selama

periode pascabedah, luka pulih tanpa menimbulkan ketidaknyamanan.

Pemeriksaan tiga bulan pascabedah memperlihatkan gingiva terepitelialisasi

dengan baik, berwarna merah muda dan menyenangkan, tetapi dengan beberapa

daerah menunjukkan sisa pigmentasi. [Gambar 3]

Page 7: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

6

Gambar 3 Foto 3 bulan pascabedah. Gingiva yang didepigmentasi berwarna merah muda dan sehat.

Kasus 2

Wanita berusia 23 tahun mengunjungi Departemen Periodontik, JKK Nattraja

Dental College and Hospital dengan keluhan utama gusi kehitaman yang

mengganggu estetik senyum. DOPI pasien 3 dan menunjukkan garis senyum yang

sangat tinggi [Gambar 4].

Gambar 4 Foto prabedah menunjukkan labial gingiva atas terpigmentasi parah

Mempertimbangkan keluhan pasien, prosedur depigmentasi direncanakan

menggunakan elektrocautery. Lup elektroda digunakan untuk depigmentasi

gingiva [Gambar 5].

Page 8: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

7

Gambar 5 Foto sesaat pascabedah menggunakan electrocautery

Lup elektroda digunakan dalam light brushing strokes dan ujungnya

dipertahankan pada gerakan tersebut selama prosedur berlangsung untuk

menghindari penumpukan panas berlebih dan perusakan jaringan. Terakhir, perio-

pack diletakkan diatas daerah luka dan instruksi kebersihan oral diberikan. Pack

ini dilepaskan setelah 1 minggu dan area dibersihkan untuk mencegah infeksi.

Pigmentasi tidak ada pada pembentukan epitelium baru, dengan gingiva terlihat

merah muda pucat setelah periode 3 bulan. [Gambar 6].

Gambar 6 Foto 3 bulan pascabedah

Page 9: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

8

Kasus 3

Pasien wanita berusia 25 tahun mengeluhkan gusi berpigmen parah dengan

permintaan perawatan estetik gusi hitam mendatangi Departemen Periodontik,

JKK Nattraja Dental College and Hospital. Pada pemeriksaan, skor DOPI pasien

ini 3 dan pasien memiliki garis senyum yang sangat tinggi [Gambar 7].

Gambar 7 Foto prabedah wanita berusia 25 tahun yang mengeluhkan gusi berwarna hitam

Pasien dan staff dilindungi dari laser dengan menggunakan kacamata buatan

pabrik. Setelah anestesi yang adekuat diberikan, laser dioda dalam contact mode

digunakan. Ablasi dilaksanakan menggunakan hand piece dengan fiber optic

filament, diameter 320 µm dan diatur pada 0.8 W. Prosedur dilakukan pada

contact mode dengan arah serviko-apikal di semua area terpigmentasi [Gambar 8].

Page 10: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

9

Gambar 8 Foto sesaat pascabedah, laser diode digunakan

Tidak ada sakit atau komplikasi perdarahan ditemukan saat dan setelah prosedur.

Satu hari pascabedah menunjukkan tidak adanya sakit atau ketidaknyamanan

[Gambar 9].

Gambar 9 Foto satu hari pascabedah

Luka ablasi pulih sempurna dalam 1 minggu. Tiga bulan setelah ablasi, gingiva

secara keseluruhan berwarna merah muda dan terlihat sehat [Gambar 10].

Page 11: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

10

Gambar 10 Foto 3 bulan pascabedah menunjukkan gingica sehat tanpa peningkatan dalam perluasan daerah yang repigmentasi.

Diskusi

Terjadinya Pigmentasi pada gingiva sering kali memaksa pasien untuk

mencari perawatan kecantikan (cosmetic treatment). Beberapa perawatan telah

disarankan dan terdapat dalam literatur, mulai dari metode yang menggunakan

scalpel yang sederhana hingga laser yang canggih. Menurut Cicek (2003),

pigmentasi melanin disebabkan karena penurunan melanin oleh aktifnya

melanosit yang terdapat pada lapisan basal pada epitelium oral.

Pada kasus ini , terdapat 3 teknik yang dipilih untuk depigmentasi, yaitu

menggunakan scalpel, electrosurgery, laser. Setelah prosedur bedah, pasien

dipanggil kembali pada bulan 1 dan bulan ke 3 untuk mengevaluasi terjadinya

rekurensi pada pigmen. Seluruh teknik ini telah menghasilkan kepuasan pasien

yang baik.

Prosedur depigmentasi dengan teknik scalpel itu mudah, mudah untuk

dilakukan, non-invasif, dan memiliki biaya yang terjangkau. Menurut Almas dan

Page 12: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

11

Sadiq (2002), penyembuhan luka dengan menggunakan scalpel lebih cepat

dibanding dengan menggunakan teknik lain. Menurut penelitian ini,

penyembuhan dengan scalpel lebih cepat dibandingkan dengan cautery atau laser.

Namun scalpel surgery dapat menyebabkan pendarahan pada selama dan setelah

bedah dilakukan. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan periodontal dressing

selama 7-10 hari untuk menutupi lamina propria yang terbuka.

Teknik Electrosurgery lebih efisien dibandingkan dengan scalpel

berdasarkan penjelasan dari Oringer’s (1975) tentang “exploding cell theory”.

Berdasarkan teori, telah terprediksi bahwa electrical energy dapat dengan mudah

menghancurkan molekul dari sel melanin yang terdapat pada lapisan basal dan

supra basal ataupun yg berada disekelilingnya. Sehingga, electrosurgery memiliki

pengaruh yang kuat dalam memperlambat perpindahan sel melanin dari sel lokal,

yang dapat dideteksi secara klinis untuk dihilangkan. Cicek (2003) melaporkan

bahwa tidak terdapat pendarahan dan sedikit pasien yang merasa tidak nyaman

ketika menggunakan electrocautery. Namun electrosurgery juga memiliki batas

dalam penggunaan yaitu pengulangan dan penggunaan dalam jangka waktu

panjang dapat memicu akumulasi panas dan kerusakan jaringan yang tidak

diinginkan.

Perawatan lain yang efektif dilakukan pada kasus untuk depigmentasi

adalah diode laser. Disini, energi radiasi diubah menjadi energi ablasi, yang dapat

menyebabkan rupture dan vaporization pada sel dengan memberikan pemanasan

yang minimal di jaringan sekitar. Menurut Atsawasuwan dan Greethong (1999),

sinar laser menghasilkan pendarahan yang sedikit pada bedahnya, dikarenakan

Page 13: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

12

sedikitnya kerusakan yang terjadi pada periosteum dan dasar tulang, dan

perawatan dengan menggunakan laser ini tidak membutuhkan pengaplikasian

dressing pada gingiva dan mukosanya. Keunggulan menggunakan laser yaitu

mudah ditangani, waktu perawatan singkat, hemostasis, steril dan tidak

terkontaminasi. Namun perawatan ini membutuhkan alat yang mahal dan canggih,

hal ini yang menyebabkan perawatan ini sangat mahal. Sinar laser dapat

menghancurkan sel epitel yang terdapat pada lapisan basal,yang dapat mengurangi

terjadinya repigmentasi. Oleh karena itu, terjadinya repigmentasi minimal terjadi

dan kepuasan pasien lebih baik pada kasus ini ketika menggunakan lasers

dibadingkan dengan teknik lain.

Rekurensi pigmen telah dapat diperkirakan terjadi mengikuti prosedur

bedah, dalam waktu 24 hari hingga 8 tahun. Studi dari Perlmutter et al, (1986)

menyatakan bahwa prosedur bedah gingiva hanya ditujukan untuk tujuan

kosmetik (kecantikan) dengan hasil yang tidak permanen. Adanya repigmentasi

ditandai dengan muncul pigmen melanin setelah periode depigmentasi.

Mekanisme terjadinya repigmentasi secara spontan yakni terjadinya proliferasi

melanosit dari kulit normal dan bermigrasi ke daerah depigmentasi.

Kesimpulan

Pertumbuhan estetik membutuhkan perhatian dalam menghilangkan area

pigmentasi gingiva yang tidak enak dipandang untuk menghasilkan kenyamanan

dan senyuman yang percaya diri, dimana keseluruhannya berpengaruh pada

personalitas dari setiap individu. Hal ini dapat dengan mudah diperoleh dengan

Page 14: “Pink Esthetics” pada Periodontik – Depigmentasi Gingiva

13

menggunakan tiga metode yang sudah dijelaskan pada kasus diatas. Tetapi

repigmentasi lebih terlihat berkurang menggunakan laser dan cautery. Metode ini

digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan pada keseluruhannya,

pasien puas dengan hasil yang didapat, dimana merupakan tujuan utama pada

terapi yang telah dibahas.