gerd indonesia

3
Tanda dan gejala Gejala pada esofagus biasanya adalah sebagai berikut: Heartburn Regurgitasi Disfagia Refluks yang abnormal dapat menyebabkan gejala yang atipikal (extraesofageal), seperti: Batuk dan/atau wheezing Serak Otitis media Noncardia chest pain Erosi enamel atau manifestasi dental lainnya Riwayat nausea, vomit, atau regurgitasi dapat menjadi tanda untuk mengevaluasi pengosongan lambung yang tertunda. Etiologi Pergerakan retrograde yang berlebihan dari sekret asam lambung atau empedu dari duodenum dan gaster ke esofagus adalah etiologi efektor dari GERD. Gangguan fungsional ( seringnya relaksasi transien dari LES) dan mekanikal ( lemahnya tekanan LES) adalah penyebab GERD yang paling sering. Relaksasi LES dapat disebabkan oleh makanan (kopi, alkohol, cokelat, makanan berlemak), pengobatan (beta-agonis, nitrat, bloker channel kalsium, antikolinergik), hormon (progesteron), dan nikotin. Patofisiologi Secara skematis, esofagus, sfingter esofagus bagian bawah (LES), dan perut dapat dibayangkan sebagai rangkaian pipa sederhana. Fungsi esophagus sebagai pompa searah, LES sebagai katup, dan perut sebagai reservoir. Kelainan yang berkontribusi terhadap GERD dapat berasal dari semua komponen sistem tersebut. Motilitas esofagus yang buruk

Upload: handhy-tanara

Post on 04-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gerd gerd gerd

TRANSCRIPT

Page 1: Gerd Indonesia

Tanda dan gejala

Gejala pada esofagus biasanya adalah sebagai berikut:

Heartburn Regurgitasi Disfagia

Refluks yang abnormal dapat menyebabkan gejala yang atipikal (extraesofageal), seperti:

Batuk dan/atau wheezing Serak Otitis media Noncardia chest pain Erosi enamel atau manifestasi dental lainnya

Riwayat nausea, vomit, atau regurgitasi dapat menjadi tanda untuk mengevaluasi pengosongan lambung yang tertunda.

Etiologi

Pergerakan retrograde yang berlebihan dari sekret asam lambung atau empedu dari duodenum dan gaster ke esofagus adalah etiologi efektor dari GERD. Gangguan fungsional ( seringnya relaksasi transien dari LES) dan mekanikal ( lemahnya tekanan LES) adalah penyebab GERD yang paling sering. Relaksasi LES dapat disebabkan oleh makanan (kopi, alkohol, cokelat, makanan berlemak), pengobatan (beta-agonis, nitrat, bloker channel kalsium, antikolinergik), hormon (progesteron), dan nikotin.

Patofisiologi

Secara skematis, esofagus, sfingter esofagus bagian bawah (LES), dan perut dapat dibayangkan sebagai rangkaian pipa sederhana. Fungsi esophagus sebagai pompa searah, LES sebagai katup, dan perut sebagai reservoir. Kelainan yang berkontribusi terhadap GERD dapat berasal dari semua komponen sistem tersebut. Motilitas esofagus yang buruk menurunkan tingkat clearance material asam. LES yang disfungsional memungkinkan refluks cairan lambung dalam jumlah besar. Pengosongan lambung yang tertunda dapat meningkatkan volume dan tekanan di reservoir sampai mekanisme katup dikalahkan, menyebabkan GERD. Dari sudut pandang medis atau bedah, sangat penting untuk mengidentifikasi komponen mana yang rusak sehingga terapi yang efektif dapat diterapkan.

Mekanisme pertahanan esofagus

Page 2: Gerd Indonesia

Mekanisme pertahanan esofagus dapat dipecah menjadi 2 kategori (yaitu, pembersihan esofagus dan ketahanan mukosa). Pembersihan esofagus yang efisien merupakan faktor yang sangat penting dalam mencegah cedera mukosa. Pembersihan esofagus harus mampu menetralkan asam yang refluks melalui sfingter esofagus bagian bawah. Pembersihan secara mekanik akibat gerakan peristaltik esofagus sedangkan pembersihan kimiawi melalui saliva. Normalnya, pembersihan ini membatasi seberapa lama esofagus terpapar cairan refluks. Peristaltik yang abnormal mengakibatkan pembersihan yang tidak efektif dan tertunda.

Disfungsi dari sfingter esofagus bagian bawah

Lower esophageal sphincter (LES) didefinisikan oleh manometry sebagai zona yang mengalami peningkatan tekanan intraluminal di sambungan esofagogastrik. Agar LES berfungsi dengan baik, sambungan ini harus terletak di perut sehingga krura diafragma dapat membantu aksi LES, sehingga berfungsi sebagai sfingter ekstrinsik. Selain itu, LES harus memiliki panjang normal, tekanan normal dan jumlah irama relaksasi yang normal.

Disfungsi LES terjadi melalui salah satu dari beberapa mekanisme: relaksasi transien LES (mekanisme yang paling umum), relaksasi LES permanen, dan peningkatan sementara tekanan intra-abdomen yang mengganggu tekanan LES.

Pengosongan lambung yang tertunda

Mekanisme pengosongan lambung yang tertunda dapat menyebabkan GERD adalah peningkatan isi lambung yang mengakibatkan peningkatan tekanan intragastrik dan, pada akhirnya, meningkatkan tekanan terhadap sfingter esofagus bagian bawah. Tekanan ini akhirnya mengalahkan tekanan LES dan menyebabkan refluks. Namun, tujuan penelitian telah menghasilkan data yang bertentangan tentang peran pengosongan lambung tertunda dalam patogenesis GERD.