ganja document

7
MARIJUANA/GANJA/CANNABINOID Kimia dan Farmakokineka Cannabinoid Tiga cannabinoid utama telah ditemukan pada cannabis; cannabidiol (CBD), tetrahydrocannabinol (THC), dan cannabinol (CBN). Alur biosintesis dimulai dengan CBD, diolah menjadi THC, dan diakhiri dengan CBD. Sehingga seseorang dapat menyimulkan umur dari tanaman ini berdsar pada proporsi cannabinoid- cannabinoid di dalam materi tanaman tersebut. Banyak varian lain dari struktur ini telah ditemukan dalam cannabis, tetapi dengan mengecualikan THC dan analognya, tidak ada cannabinoid lain yang mempunyai psikoaktivitas pasti. Kandungan THC sanagt bervariasi di antara tanaman-tanaman ini, sehingga tanaman dengan deretan genetic khusus dapat menghasilkan kandungan THC sebesar 4-6 derajat di dalam bahan yang sangat terseleksi (‘’manicured’’). Serbagian tanaman cannabis mengandung THC sebesar 1-2%. Cara penggunaan yang paling disukai di negara negara barat adalah dengan merokok. Tingginya daya larut lipid (solubilitas lipid) dari THC menyebabkannya lebih mudah terjebak pada lapisan surfaktan paru. Studi-studi farmakokinetika mengindikasikan bahwa merokok hamper ekuivalen dengan pemberian intravena kecuali lebih rtendahnya konsentrasi puncak plasma THC yang dicapai. Di beberapa Negara timur, cannabis digunakan secara oral dalam

Upload: ayumi-milasari

Post on 10-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

GANJA DOCUMENT

TRANSCRIPT

Page 1: Ganja DOCUMENT

MARIJUANA/GANJA/CANNABINOID

Kimia dan Farmakokineka Cannabinoid

Tiga cannabinoid utama telah ditemukan pada cannabis; cannabidiol (CBD),

tetrahydrocannabinol (THC), dan cannabinol (CBN). Alur biosintesis dimulai dengan

CBD, diolah menjadi THC, dan diakhiri dengan CBD. Sehingga seseorang dapat

menyimulkan umur dari tanaman ini berdsar pada proporsi cannabinoid- cannabinoid di

dalam materi tanaman tersebut. Banyak varian lain dari struktur ini telah ditemukan

dalam cannabis, tetapi dengan mengecualikan THC dan analognya, tidak ada cannabinoid

lain yang mempunyai psikoaktivitas pasti. Kandungan THC sanagt bervariasi di antara

tanaman-tanaman ini, sehingga tanaman dengan deretan genetic khusus dapat

menghasilkan kandungan THC sebesar 4-6 derajat di dalam bahan yang sangat terseleksi

(‘’manicured’’). Serbagian tanaman cannabis mengandung THC sebesar 1-2%.

Cara penggunaan yang paling disukai di negara negara barat adalah dengan

merokok. Tingginya daya larut lipid (solubilitas lipid) dari THC menyebabkannya lebih

mudah terjebak pada lapisan surfaktan paru. Studi-studi farmakokinetika

mengindikasikan bahwa merokok hamper ekuivalen dengan pemberian intravena kecuali

lebih rtendahnya konsentrasi puncak plasma THC yang dicapai. Di beberapa Negara

timur, cannabis digunakan secara oral dalam bernabgai bentuk manisan / gula. Laju

absorbsi melalui pemberian ini lambat dan tak mnentu, walupun durasi kerjanya lebih

lama.

THC dimetabolisme secara ekstensif, dan metabolit-metabolit baru masih dalam

pencarian . Salah satu metabolit, 11-hydroxy-THC, kenyataannya lebih aktif daripada

senyawa induknya. Bagaimanapun, hal ini tidaklah berlebihan dan peran utama dari

aktivitas caanabis mungkin diperoleh dari THC itu sendiri. Tingginya solubilitas lipid

dari obat ini menimbulkan sekuestrasi (pengasingan) yang ekstensif dalam kompartmen

lipid tuibuh dan metabolit-metabolit dapat diekskresi selama seminggu setellah

pemberian dosis tunggal. Adanya akumulasi THC yang tak berubah masih dipertanyakan.

Farmakodinamika Cannabinoid

Page 2: Ganja DOCUMENT

Mekanisme kerja THC menjadi subyek penyelidikan yang intensif. Tingginya derajat

selektivitas enansiomer—baik cannabinoid alami maupun yang baru – memberi kesan

adanya selektivitas yang tinggio terhadap reseptor. Seuatu yang diduga sebagai ligan

endogen, anandamide, telah dideskripsikan sebelumnya. Agonis-agonis sintetis

cannabinoid dengan potensi dan stereoselektivitas yang tinggi dalam uji perilaku telah

digunakan untuk mengkarakterisasi situs ikatan cannabinoid. Afinitas ikatan mereka

sangat berhubungan dengan potensi – potensi relatifnya dalam pengujian biologis,

sehingga terpikirkan bahwa reseptor tersebut juga memperantarai efek-efek

farmakologisnya. Situs-situs ikatan sangat banyak pada nucleus arus keluar pada ganglia

basalais, substansia nigra, pars retiiculata, globus palidus, hippocampus, dan batang otak.

Reseptor telah dikloning dan merupakan penghubungan protein G. Reseptor ini bekerja

melalui CAMP, tetapi telah digambarkan adanya efektor-efektor intrasellular lain yang

menyebabkan aktivasi gen dan perubahan jangka panjang.

THC mempunyai efek farmakologis yang bervariasi yang menyerupai

amphetamine, LSD, alcohol, sedative, antropine, dan morphine. Sehingga, obat tersebut

tidak sesuai dengan klasifikasi farmakologis tradisional dan harus dipertimbangkan

sebagai kelompok sejarah.

Efek Klinis

Perokok marijuana yang ahli seringkali kadar akan efek obat setelah dua atau tiga hirup.

Karena merokok secara kontinu, efeknya meningkat, mencapai maksimum sekitar 20

menit setelah rokok dihabiskan. Sebagian besar efek obat biasanya menghilang setelah 3

jam, pada saat itu konsentrasi pplasma rendah. Efek puncak setelah penggunan secara

oral mungkin diperlambat hingga 3-4 jam setelah salah cerna obat, tetapi dapt bertahan

selama 6-8 jam.

Pada tahap awal, seseorang merasa “tinggi” dan dikarakterisasi dengan euphoria,

tertawa tanpa kendali, perubahan sensasi waktu, depersonalisasi, dan pandangan yang

tajam. Lalu pemakai menjadi santai dan mengalami keadaan introspektif dan keadaan

seperti bermimpi jika memang bukan benar-benar bermimpi. Berpikir dan berkonsentrasi

nmenjadi sulit, meskipun dengan paksaan subyek tersebut dapat mengikuti.

Page 3: Ganja DOCUMENT

Dua tanda-tanda psikologis karakterisrik dari intoksikasi cannabis adalah

meningkatnya laju nadi dan memerahnya kinjungtiva. Korelasi-korelasi yang baik

terakhir muncul pada konsentrasi plasma yang dapat dideteksi. Ukuran pupil tidak

berubah. Tekanan darah dapat menurun, khususnya dalam posisi tegak lurus. Efek

antimetik mungkin ada. Kelemahan otot, tremor, ketidakmampuan berdiri tegak dan

peningkatan refleks tendon dalam mungkin juga terlihat. Beberapa tes psikologi secara

nyata menunjukkan gangguan jika dosis yang diberikan cukup besar dan tesnya pun sulit.

Tidak ada perubahan biokimia khusus yang ditemukan pada manusia.

Toleransi terlihat pada setiap spesies hewan yang diuji. Hal ini terlihat jelas pada

manusia pemakai berat angka panjang obat tersebut. Perbedaan tingkat toleransi obat

berkembang untuk efek-efek yang berbeda, dengan toleransi efek takikardi berkembang

lebih cepat. Sindroma putus obat ringan diketahui setelah penggunanan kronis pada dosis

yang sangat tinggi.

Pemakai berat marijuana , khususnya yang berusia muda, telah meningkat

keprihatinanya sehubungan dengan efek-efek merugikan yang dapat mempengaruhi

kesehatan para pemakai. Bahaya penggunnaanya masih menjadi kontroversi dan

ambiguitas.

Studi eksperimental dengan subjek adalah perokok berat dalam periode yang

bervariasi menunjukkan rendahnya kadar serum testosteron pada pria dan pemyempitan

jalan nafas. Efek-efek pada mekanisme imun, kromosom, dan metabolisme sel sering kali

bertentangan. Efek pada janin masih diragukan.

Perokok berat marijuana dapat mengalami beberapa masalah yang sama pada

bronkithis kronis, obsrtruksi jalan nafas dan metaplasia sel skuamos seperti sigaret

tembakau. Angina pektoris mungkin diperburuk oleh meningkatnya denyut jantung,

hipotensi ortostatik, dan meningkatnya carboxyhemoglobin. Ketidakmampuan

mengendarai sepertinya menjadi terganggu, tetapi tidak mudah untuk didemonstrasikam

dengan pengujian biasa. ”Sindroma amotivasi” adalah sindroma yanmg memperlihatkan

pada orang-orang muda yang menjanjikan dengan keuntungan sosial yang jelas

kehilangan minat untuk sekolah dan berkarir dan memasuki masyarakat pengguna obat,

merupakan fenomena nyata, tetapi satu hal yang tak dapat diyakinkan yaitu apakah

pengguanaan obat disebabkan oleh karena adanya masalah tertentu atau hanya suatu

Page 4: Ganja DOCUMENT

masalah pilihan sederhana seseorang. Reaksi panik akut, delirium toksik, keadaan

paranoid, dan psikosis yang nyata jarang terjadi.

Penggunaan Terapeutik

Cannabis pernah terdaftar dalam formularium obat, tetapi tidak pernah digunakan secara

medis untuk sekian lama. Penemuan terhadap penurunan tekanan intraokular setelah

pemberian THC oral telah dikonfirmasi berulang kali; perlu dilihat apakah pemberian

cannabis mempunyai beberapa keuntungan yang lebih dari bentuk perawatan glaukoma

lain. Perbaikan rasa mual dan muntah sehubungan dengan kemoterapi kanker juga telah

dipelajari. THC, yang sekarang dinamai dronabinol (Marinol), telah dipasarkan untuk

indikasi ini. Obat ini dapat mengurangi rasa mual dan muntah pada dosis tertentu

sehubungan hanya dengan efek-efek mental yang ringan. Kerugian utamaya adalah

pengobatan oral seringkali tidak berguna pada pasien yang mengalami muntah.

Levonantradol, merupakan analog lain yang mungkin mempunyai kegunaan medis

mungkin sebagai analgesik, sebagaiobat untuk meredakan spasme otot atau bahkan

sebagai antikonvulsan.

Pengobatan

Sedikit pemakai mencari pngobatan, walaupun banyak dari mereka yang berhenti

menggunakan obat menjadi terkejut serta senang dengan meningkatnya kejernihan

pikiran mereka. Walaupun telah dinyatakan sebagai pengganti alkohol, marijuana lebih

biasa digunakan bersama-sama dengan alkohol, alkoholisme yang merupakan komplikasi

penggunaan marijuana sangat jarang terjadi. Marijuana mungkin digunakan dalam pola

penggunaan banyak obat, di mana dalam kasus tersebut pengobatan mungkin dibutuhkan

untuk obat yang lebih berbahaya yang telah digunakan.