ganja: antara kesejahteraan sosial dan penyakit …

179
1 GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT SOSIAL PERBANDINGAN ANTARA LINGKAR GANJA NUSANTARA (LGN) DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Rio Rinaldy Supandi NIM 11150541000083 KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/ 2020 M

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

1

GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN

PENYAKIT SOSIAL

PERBANDINGAN ANTARA LINGKAR GANJA

NUSANTARA (LGN) DAN BADAN NARKOTIKA

NASIONAL (BNN)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Sosial (S.Sos)

Oleh :

Rio Rinaldy Supandi

NIM 11150541000083

KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/ 2020 M

Page 2: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

2

GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL

DAN PENYAKIT SOSIAL

PERBANDINGAN ANTARA LINGKAR GANJA

NUSANTARA (LGN) DAN BADAN NARKOTIKA

NASIONAL (BNN)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh

Rio Rinaldy Supandi

NIM 11150541000083

Pembimbing

Dr. Arief Subhan, M.A.

NIP. 196601101993031004

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/ 2020 M

Page 3: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …
Page 4: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

3

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Rio Rinaldy Supandi

NIM : 11150541000083

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul GANJA:

ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT

SOSIAL, PERBANDINGAN ANTARA LINGKAR GANJA

NUSANTARA (LGN) DAN BADAN NARKOTIKA

NASIONAL (BNN) adalah benar merupakan karya saya sendiri

untuk memperoleh gelar srata 1 (S1) dan tidak melakukan

tindakan plagiat dalam penyusunannya. Jika terdapat kutipan,

saya sudah mencantumkan sumbernya sesuai dengan peraturan

penulisan skripsi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika suatu

hari terbukti bahwa ini plagiat karya orang lain, saya bersedia

untuk menerima sanksi.

Jakarta, 13 Juli 2020

Rio Rinaldy Supandi

NIM 11150541000083

Page 5: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …
Page 6: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

i

ABSTRAK

Rio Rinaldy Supandi, 11150541000083

Ganja: Antara Kesejahteraan Sosial dan Penyakit Sosial

Perbandingan Antara Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan

Badan Narkotika Nasional (BNN), 2020.

Lingkar Ganja Nusantara (LGN) memiliki pandangan

tentang nilai positif dari tanaman ganja yang dipercaya dapat

meningkatkan kesejahteraan sosial. Sedangkan menurut

pandangan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) ganja

berpontensi dapat menyebabkan penyakit sosial. Oleh karena itu,

LGN dan BNN mempunyai sudut pandang yang berbeda

mengenai manfaat dan kerugian tanaman ganja.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui ganja dari persepsi

LGN dan BNN serta untuk mengetahui manfaat dan kerugian

tanaman ganja menurut LGN dan BNN. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.

Teknik penelitian informan menggunakan Purposive Sampling.

Sedangkan untuk pengumpulan data menggunakan teknik

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teori persepsi sosial.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa ganja berdasarkan

persepsi LGN dan BNN mempunyai nilai manfaat, salah satunya

seperti contoh seratnya yang dapat dibuat sebagai salah satu

bahan untuk membuat pakaian. Kemudian nilai kerugian dari

ganja, salah satu contohnya seperti ketika dikonsumsi dapat

membuat kehilangan kesadaran dikarenakan dosis yang belum

jelas. Selain itu ganja sangat mempengaruhi dalam segi ekonomi,

medis, dan lingkungan sosial yang dapat berpengaruh bagi

individu dan masyarakat.

Kata Kunci: Ganja, Persepsi Sosial, Lingkar Ganja

Nusantara (LGN), Badan Narkotika Nasional (BNN).

Page 7: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

ii

KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Allah SWT atas nikmat dan kasih

sayang-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan pembuatan

skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Strata Satu

(S1). Walaupun sudah melakukan yang terbaik untuk skripsi ini,

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi. Maka dari itu, peneliti membutuhkan kritik dan

saran agar skripsi ini dapat menjadi skripsi yang baik.

Dalam pembuatan skripsi peneliti menyadari skripsi ini

tidak akan selesai dengan baik dan tepat pada waktu apabila tanpa

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dengan ini

peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah

membantu:

1. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Ibu Dr. Siti Napsiyah, BSW, MSW, selaku Wakil

Dekan Bidang Akademik. Bapak Drs. Sihabudin Noor,

MA sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.

Dan Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya, MA selaku Wakil

Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Bapak Ahmad Zaky, M.Si sebagai Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ibu

Hj. Nunung Khairiyah, MA, selaku Sekretaris Program

Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 8: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

iii

3. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

4. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, juga selaku dosen

pembimbing yang telah sabar membimbing, memberikan

ilmu pengetahuan dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

5. Para Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang

telah membuka wawasan dan berbagi ilmu serta

memberikan bimbingan kepada Penulis selama mengikuti

perkuliahan di Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dan seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan

sumbangan wawasan dan keilmuan serta bimbingan

kepada Penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah menjadi tempat ternyaman bagi Penulis

selama di kampus dengan segudang referensi baik buku,

jurnal, maupun skripsi.

8. Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan Badan Narkotika

Nasional (BNN) Kota Tangerang Selatan yang telah

mengizinkan untuk melakukan penelitian.

9. Dhira Narayana, Ketua Lingkar Ganja Nusantara (LGN)

dan Umbaran Fathilah Kencan sebagau Ketua Regional

Page 9: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

iv

Lingkar Ganja Nusantara yang sudah membantu dan

memberikan banyak informasi dalam penelitian ini.

10. Dr. Edy Kurniawan selaku Dokter Pertama Kasi

Rehabilitasi, Fiona Indah Fitriana, S.KM, selaku

Fasilitator Rehabilitasi, Kasi Rehabilitasi, dan Mba

Andini sebagai Humas yang sudah membantu dan

memberikan banyak informasi dalam penelitian ini.

11. Orang tua tersayang tercinta terkasih yang selalu memberi

dukungan dalam hal apapun dan tidak menekan peneliti

dalam situasi apapun yaitu Ayah Supandi Ismail dan

Mama Suhartini Supandi serta kakak Fanny Sulistia

Supandi dan Kenycono Satrio Putro yang selalu

menemani dan menghibur penulis.

12. Fadlillah Aldyni Winoto yang selalu ada sebagai tempat

curhat, menemani, memotivasi dan membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi.

13. Sahabat tercinta dari zaman putih abu-abu yang selalu

menghibur, mendengarkan curhat, dan selalu menjadi

saudara bagi penulis Gema Cafe.

14. Teman seperjuangan selama perkuliahan Aditya Iswandi,

Albert Supriadi, S.Sos, Rafika Aina Alfia, S.Sos, Dea

Riska, S.Sos, teman-teman tongkrongan SC, Yhajons

Crew, dan U.S.B.

15. Teman-teman Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya angkatan 2015.

16. The Smiths yang selalu menemani penulis skripsi.

Page 10: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

v

Kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam

membuat skripsi dan tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga

skripsi ini dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian

selanjutnya, serta dapat melengkapi khasanah keilmuan

kesejahteraan sosial.

Jakarta, 2020

Rio Rinaldy Supandi

Page 11: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................ i

KATA PENGANTAR .......................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................ ix

DAFTAR BAGAN ................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Batasan Masalah ................................................................ 7

C. Perumusan Masalah ........................................................... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 8

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................ 9

F. Metode Penlitian ................................................................ 12

G. Sistematika Penulisan ........................................................ 18

BAB II LANDASAN TEORI

A. Ganja ................................................................................. 20

B. Kesejahteraan Sosial .......................................................... 28

C. Penyakit Sosial .................................................................. 32

D. Teori Kognisi-Tingkah Laku ............................................. 41

E. Teori Persepsi Sosial.......................................................... 42

F. Kerangka Berpikir .............................................................. 43

BAB 111 GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Lingkar Ganja Nusantara (LGN).......................... 45

B. Visi dan Misi Lingkar Ganja Nusantara (LGN) ................ 47

C. Struktur Organisasi Lingkar Ganja Nusantara (LGN)....... 48

Page 12: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

vii

D. Kegiatan Lingkar Ganja Nusantara (LGN) ....................... 48

E. Sejarah Badan Narkotika Nasional (BNN) ........................ 49

F. Visi dan Misi Badan Narkotika Nasional (BNN) .............. 54

G. Tugas dan Fungsi Badan Narkotika Nasional (BNN) ....... 54

H. Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional (BNN) .... 60

I. Aktivitas Kegiatan Badan Narkotika Nasional (BNN) ....... 61

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Ganja Berdasarkan Persepsi LGN dan BNN..................... 67

B. Efek Ganja ......................................................................... 70

C. Ganja Bagi Kesejahteraan Sosial....................................... 72

D. Ganja Bagi Penyakit Sosial ............................................... 84

E. Manfaat dan Kerugian Ganja ............................................. 88

BAB V PEMBAHASAN

A. Persepsi Sosial ................................................................... 90

B. Ganja Berdasarkan Persepsi LGN ..................................... 91

C. Ganja Berdasarkan Persepsi BNN ..................................... 94

D. Kognisi Tingkah Laku ....................................................... 97

E. Lingkar Ganja Nusantara (LGN) ....................................... 97

F. Badan Narkotika Nasional (BNN) ..................................... 99

G. Perbandingan Persepsi LGN dan BNN ............................. 100

H. Perspektif Islam Tentang Tanaman Ganja ................... ....103

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................... 107

B. Saran .................................................................................. 109

C. Implikasi ............................................................................ 111

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 112

Page 13: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk daun Ganja jenis Sativa ......................... 26

Gambar 2.2 Bentuk daun Ganja jenis Indica ......................... 27

Gambar 2.3 Bentuk daun Ganja jenis Ruderalis .................... 28

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BNNK ................................ 60

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ................................................. 44

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Aktivitas BNNK Tahun 2018 ................................ 61

Tabel 5.1 Perbandingan pendapat tentang ganja .................... 101

Page 14: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Ganja merupakan tanaman yang tumbuh secara alami,

melainkan tidak ada campur tangan dari manusia untuk

menciptakan ganja. Karena memang ganja merupakan tumbuhan

yang diciptakan langsung oleh sang pencipta. Namun ganja

menuai kontroversi di kalangan masyarakat atau sebuah negara.

Ganja menjadi golongan narkotika yang berbahaya dilihat

dari penyalahgunannya dan menjadi ilegal khususnya di negara

Indonesia. Sehingga memuncul sebuah perbandingan antara isu-

isu ganja tersebut. BNN (Badan Narkotika Nasional) adalah

sebuah lembaga yang mendukung ilegalisasi ganja di Indonesia

yang diyakini bahwa ganja merupakan tanaman jenis narkotika

yang dapat merusak. Dilain sisi ada sebuah organisasi yang

dinamai LGN (Lingkar Ganja Nusantara) yang mempercayai

bahwa ganja merupakan tanaman yang mengandung banyak nilai

manfaat dan seharusnya tanaman ini merupakan jenis yang legal

dan tidak berbahaya.

Pembahasan mengenai ganja dibutuhkan untuk melihat

apa nilai positif dan negatif dari tanaman tersebut yang dapat

mempengaruhi lingkungan. Sebelum membandingkan apa itu

nilai manfaat yang dapat memberikan kesejahteraan dan apa itu

kerugian yang dapat merusak dari jenis tanaman ganja ini.

Penjelasan mengenai Ganja, Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan

Page 15: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

2

Badan Narkotika Nasional (BNN) dapat dijelaskan sebagai

berikut.

Secara etiomologi, istilah “ganja” diambil dari bahasa

sansekerta dengan arti yang sama seperti pada Bahasa Indonesia.

Sedangkan secara ilmiah ganja memiliki nama “cannabis sativa”

yang diberikan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1753. Kata

Cannabis sebagai penanda dari ganja sendiri sebenarnya sudah

dikenal jauh sebelum itu, yang mana menunjukkan bahwa

manusia sudah lama mengenal tanaman ini. Bahkan Bahasa Cina

untuk ganja adalah Ma. Yang menyimbolkan dua tanaman dalam

satu keranjang, sudah dikenal lebih dari tiga ribu tahun yang lalu.

Bagian yang dapat memabukkan dari tanaman ganja ialah bulu-

bulu halus atau trikoma. Ia tumbuh diseluruh permukaan ganja,

terutama pada bagian daun dan bunga. Salah satu zat yang

dihasilkan oleh trikoma ialah THC yang sifatnya dapat

memabukkan dan paling mudah untuk di dapatkan di daerah

seperti Indonesia. Pada daerah tropis ganja memiliki jumlah THC

yang lebih banyak ketimbang ganja yang tumbuh di daerah

lainnya (Julian 2018, 1).

Ganja dengan kandungan THC yang rendah sering disebut

sebagai Hemp. Ganja jenis ini dibudidayakan di beberapa negara

untuk tujuan industri. Karena kadar THC-nya yang rendah, hemp

tidak bisa digunakan untuk tujuan rekreasional. Ahli botani dari

Harvard, Richard E. Schultes, yang mempelajari Cannabis di

tahun 1970-an menyimpulkan berdasarkan perbedaan

morfologinya bahwa ganja dapat dibagi setidaknya sebanyak tiga

Page 16: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

3

spesies, yaitu Cannabis Sativa, Cannabis Indica dan Cannabis

Ruderalis. Dan adapula tiga jenis zat yang harus benar-benar

dipahami dalam tanaman ganja, yaitu Cannabinoid, THC dan

CBD (Julian 2018, 3)

Sebagai tanaman yang sudah dikenal selama bertahun-

tahun bahkan dari sebelum masehi, manusia menggunakan ganja

untuk berbagai tujuan. Dalam fungsi pembenargunannya yang

dapat menghasilkan beberapa manfaat dan ada pula dalam

penyalahgunaan yang dapat menjadikan tanamanan ganja bernilai

negatif.

Manfaat dari tanaman ganja yang dapat menimbulkan

suatu kesejahteraan sosial salah satunya adalah di mana ganja

yang dapat memberikan efek positif bagi kesejahteraan dalam

bidang ekonomi, sosial serta medis. Dan di sisi lain dalam segi

negatif ganja ini akan dapat menimbulkan penyakit sosial dalam

artian akan dapat merugikan banyak pihak dari segi ekonomi,

sosial dan medisnya.

Pada abad ke-19 ada sebuah contoh bahwa ganja dapat

mensejahterakan petani. Murizal Hamzah pada koran Sinar

Harapan edisi 2 Juli 2008. Dinyatakan bahwa Belanda sengaja

mendatangkan tanaman Ganja dari India ke Aceh sebagai

penghalau Hama Kopi Gayo, Aceh Tengah. Ganja juga

digunakan untuk melindungi tanaman tembakau dari hama ulat

dengan ditanam secara berdampingan. Masyarakat Aceh sendiri

memandang tanaman ganja sebagai tanaman multi-guna untuk

mengendalikan gulma, hama dan penyakit-penyakit pada

Page 17: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

4

tanaman utama. (Menuju Jalan Panjang Mariyuana, 2018, diakses

pada tanggal 16 Maret tahun 2019 melalui web www.dw.com).

Namun selanjutnya pada tahun 1971 Presiden

mengeluarkan Intruksi No.6, yang berisi Koordinasi Tindakan

dan Kegiatan Dari dan atau Intansi yang Bersangkutan Dalam

Usaha Mengatasi, Mencegah, dan Memberantas Masalah

Pelanggaran. Oleh karena itu dengan membentuk badan

koordinasi yang terkenal dengan nama BAKOLAK INPRES

6/71. Ini adalah badan yang mengkoordinasikan (antar

departemen). Lembaga ini melakukan kegiatan penanggulangan

terhadap berbagai bentuk yang dapat mengancam keamanan

negara, yaitu pemalsuan uang, penyelundupan, bahaya narkotika,

kenakalan remaja, kegiatan subversif, dan pengawasan terhadap

orang-orang asing.

Kemudian pemerintah mengeluarkan Undang-Undang

No.9 tahun 1976, tentang Narkotika. Undang-Undang tersebut

antara lain mengatur berbagai hal khususnya tentang peredaran

gelap (illicit traffic). Disamping itu juga diatur tentang terapi dan

rehabilitasi korban narkotika, dengan menyebutkan secara khusus

peran dari dokter dan rumah sakit terdekat sesuai petunjuk

menteri kesehatan. Dengan semakin merebaknya kasus

penyalahgunaan narkoba di Indonesia, maka UU Anti Narkoba

mulai di revisi. Sehingga disusunlah UU Anti Narkoba No.22

tahun 1997, menyusul dibuatnya UU Psikotropika No.5 tahun

1997.

Page 18: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

5

Selanjutnya pada saat ini untuk lebih mengefektifkan

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, diatur mengenai

penguatan kelembagaan yang sudah ada, terbentuklah Badan

Narkotika Nasional (BNN).

BNN tersebut didasarkan pada Peraturan Presiden Nomer

83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan

Narkotika Provinsi, dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota. BNN

tersebut merupakan lembaga non struktural yang berkedudukan

dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, yang

hanya mempunyai tugas dan fungsi melakukan koordinasi. Dalam

Undang-Undang ini, BNN tersebut ditingkatkan menjadi lembaga

pemerintahan nonkementrian (LPNK) dan diperkuat

wewenangnya untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan.

Namun di lain sisi muncul sebuah organisasi yang

bertentangan dengan peraturan dari BNN, Khususnya pada

narkotika jenis ganja. Organisasi tersebut berdiri sejak tahun

2010 dengan visi misi untuk pembenargunaan ganja. Organisasi

tersebut bernama Lingkar Ganja Nusantara (LGN).

Ketertarikan organisasi Lingkar Ganja Nusantara (LGN)

akan isu kebijakan ganja baik pada tingkat lokal, nasional,

maupun internasional, berakar dari minat kepedulian LGN akan

permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

Hal ini sering kali dipertajam atau diperburuk bukan hanya oleh

ekonomi neoliberalisme, tetapi juga oleh berbagai bentuk

pengendalian sosial seperti kebijakan pelarangan ganja.

Page 19: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

6

Kebanyakan dari orang yang menjadi korban dari perang ganja

adalah kelompok masyarakat kelas menengah kebawah, yang

pada umumnya (hampir) tidak memiliki akses bantuan hukum

berkaitan dengan hak asasi masyarakat atas peradilan yang jujur

dan adil. (LGN, Hikayat Pohon Ganja 2019, 301)

Selanjutnya ada contoh kasus di Indonesia terkait tanaman

ganja yang terjadi pada tanggal 19 Februari 2017 di Kabupaten

Sanggau, Kalimantan Barat. Fidelis Arie Sudewarto yang ditahan

akibat menanam 39 batang pohon ganja untuk pengobatan

istrinya, yaitu Yeni Riawati yang sedang menderita penyakit

tumbuhnya kista berisi carian (syrink) di dalam sumsum tulang

belakang.

Penggunaan ganja terjadi sebelum Fidelis ditahan dan

ketika kondisi Yeni semakin memburuk dengan tidak mau

makan, tidak bisa tidur, dan hanya dirawat dirumah. Fidelis

memberikan ekstrak ganja yang proses pengolahannya di

dapatkan melalui internet. Setelah menggunakan ekstrak ganja

terdapat perubahan terhadap Yeni seperti nafsu makan dan dapat

tertidur pulas. (Akhir Perjuangan Fidelis, 2017, diakses pada

tanggal 4 September tahun 2020 melalui web

www.regional.kompas.com).

Namun pada akhirnya pada tanggal 25 Maret 2017 Yeni

meninggal dunia, tepat 32 hari setelah Fidelis ditahan dengan

pasal 113 ayat (2) UU No. 35 Tahun 2009. Dengan hukuman 5

bulan penjara dan denda Rp. 800 juta subsider satu bulan penjara

karena terbukti melanggar pasal 111 ayat (2) UU No. 35 Tahun

Page 20: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

7

2009 tentang narkotika. (Kasus Fidelis, 2017, diakses pada

tanggal 4 September tahun 2020 melalui web www.icjr.or.id).

Alasan peneliti tertarik membahas dan meneliti adalah

dilatarbelakangi dengan fakta banyaknya kasus narkotika yang

salah satunya adalah narkotika jenis ganja. Pada penelitian ini

peneliti tertarik untuk membahas perbandingan ganja dilihat dari

sisi positif (LGN) dan negatif (BNN) tanaman ganja serta

pembenargunaan dan penyalahgunaan tanaman ganja. Dari

pemikiran diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

penelitian “Ganja: Antara Kesejahteraan Sosial dan Penyakit

Sosial Perbandingan antara Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan

Badan Narkotika Nasional (BNN)”.

B. Batasan Masalah

Untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian

maka peneliti memfokuskan dan membatasi masalah ini pada

ganja di Indonesia dalam persepsi positif yang menghasilkan

kesejahteraan sosial dan persepsi negatif yang dapat

menyebabkan penyakit sosial. Kedua persepsi tersebut diwakili

oleh LGN seagai sisi positif dan BNN sebagai sisi negatif dari

tanaman ganja.

Page 21: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

8

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan

permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut;

1. Bagaimana persepsi Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan

Badan Narkotika Nasional (BNN) tentang ganja?

2. Bagaimana ganja dapat berpengaruh untuk kesejahteraan

sosial dan penyakit sosial?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan

untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal berikut;

a. Untuk mengetahui ganja dari persepsi LGN dan BNN

b. Untuk mengetahui nilai kesejahteraan sosial dan

penyakit sosial dari ganja menurut LGN dan BNN

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan

manfaat baik secara akademis maupun praktis. Adapun

manfaatnya sebagai berikut.

a. Manfaat secara Akademis

penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan

perspektif dalam pengetahuan terkait ganja yang

berpengaruh terhadap fungsional serta efek negatif

bagi kesejahteraan dalam lingkungan sosial.

Page 22: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

9

b. Manfaat secara Praktisi

diharapkan dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa

atau pekerja sosial yang mendalami isu Narkoba

terkait ganja dalam penerapan pembenargunaan

ataupun penyalahgunaannya yang dapat

mempengaruhi kesejahteraan sosial dan penyebab

penyakit sosial.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Pengujian terkait tanaman ganja telah diteliti sebelumnya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan dan

mengembangkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

terdahulu. perbedan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah sebagai berikut;

1. Skripsi dari Dania Fatmawati Putri dengan NIM

0806344521 dari mahasiswi Universitas Indonesia

Jurusan Psikologi Tahun 2012 dengan Judul “Hubungan

Antara Tingkat Pengguna Ganja Dan Aspek-Aspek

Fungsi Psikososial”. Skripsi dari Dania, mempunyai isi

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara

tingkat pengguna ganja dengan aspek-aspek fungsi

psikososial. Selain itu, penelitian ini juga ditunjukan

untuk mengetahui tingkat penggunaan ganja dan aspek-

aspek fungsi psikososial jika dilihat berdasarkan usia awal

mulai menggunakan ganja, banyaknya ganja setiap

mengkonsumsi, jangka waktu (lama) menggunakan ganja,

dan ukuran jumlah penggunaan ganja sepanjang hidup.

Page 23: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

10

Adanya perbedaan dengan penelitian ini adalah peneliti

membahas terkait perbandingan ganja antara

kesejahteraan sosial dan penyakit sosial di Indonesia.

2. Selanjutnya Skripsi dari Mira Natasya Aulia Siregar,

mahasiswi Universitas Indonesia dengan Jurusan

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Tahun

2014 dengan Judul “Sikap Mahasiswa Terhadap

Gagasan Legalisasi Ganja Di Indonesia”. Skripsi dari

Mira mempunyai kesimpulan, yaitu responden yang

dalam hal ini mahasiswa UI, memiliki sikap netral

terhadap gagasan legalisasi ganja di Indonesia. Netral

tersebut terjadi karena adanya perbedaan sikap responden

pada masing-masing poin legalisasi ganja. Responden

cenderung tidak setuju apabila ganja dilegalkan untuk

rekreasional, namun sangat setuju apabila ganja menjadi

legal pemanfaatannya dalam bidang industri dan medis.

Sikap ini dipengaruhi oleh empat faktor, yakni gender,

media, pengalaman pribadi (self experience), dan

lingkungan pertemanan (significant others). Adanya

perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti,

yaitu peneliti membahas perbandingan antara

kesejahteraan sosial dan penyakit sosial.

3. Tesis dengan Judul “Kebijakan Pendayagunaan Hemp

(Ganja Industri) Untuk Kebutuhan Industri Di

Indonesia”. Penulis M. Taufan Perdana Putra, Fakultas

Page 24: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

11

Hukum Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini

membahas tentang kebijakan pendayagunaan hemp untuk

kepentingan industri di Indonesia meliputi pembentukan

badan pengawas hemp nasional, pengaturan tentang

mekanisme pembudidayaan hemp oleh petani, pengaturan

tentang mekanisme pemanfaatan hemp untuk kepentingan

industri oleh instansi dan pengaturan tentang mekanisme

eksport import. Adanya perbedaan dengan penelitian yang

dilakukan peneliti adalah lebih berfokus kepada ganja

yang mempunyai dampak bagi kesejahteraan sosial yang

positif atau dampak negatif yang dapat menimbulkan

penyakit sosial.

4. Skripsi dari Khalid Syaifullah mahasiswa Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Tahun 2017 dengan Judul

“Kontestasi Ganja: Diskursus Legitimasi Ganja Badan

Narkotika Nasional (BNN) dan Lingkar Ganja

Nusantara (LGN) Tahun 2011-2016” skripsi dari Khalid

bertujuan untuk melihat proses pembentukan diskursus

yang melibatkan masing-masing lembaga, proses

pergeseran epistemik (epistemic shift), dan tegangan-

tegangan yang terjadi di antara keduanya. Adanya

perbedaan dengan penelitian ini adalah bahwa peneliti

tidak membahas terkait diskursus melainkan peneliti

membahas tentang perbandingan ganja dari pihak LGN

Page 25: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

12

dan BNN tentang kesejahteraan sosial dan penyakit sosial

yang ditimbulkan.

5. Skripsi dari Victor Andrean mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Ilmu Pemerintahan

(Politik dan Pemerintah ( Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta tahun 2014 membahas tentang judul

“Lingkar Ganja Nusantara, Advokasi, Legalisasi Ganja,

Ganja, Undang-Undang Narkotika”. Skripsi dari Victor

membahas tentang mengetahui dan berkolaborasi lebih

dalam tentang strategi advokasi yang ditempuh Lingkar

Ganja Nusantara untuk memperjuangkan visi dan misinya

sebagai organisasi pertama di Indonesia yang mengangkat

isu tentang legalisasi ganja. Adanya perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bahwa peneliti

lebih kepada perbandingan serta dampak yang

ditimbulkan dari segi kesejateraan sosial dan penyakit

sosial.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan

untuk memahami suatu keadaan-keadaan sosial seperti

perilaku, persepsi ataupun berbagai tindakan yang ada, hal

ini tentu adanya proses dengan cara menggambarkan,

mendeskripsikan dan menemukan hasil penelitian secara

alamiah. Bukan mendeskripsipkan bagian dari hasil yang

Page 26: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

13

dapat diukur atau digambarkan sebagaimana yang dilakukan

pada penelitian kuantitatif. Pendekatan tersebut nantinya

dapat menghasilkan data deskriptif seperti kata-kata tertulis

atau informasi yang didapat dalam bentuk proses lisan

melaui informan atau orang-orang yang menjadi objek dalam

penelitian tersebut. (Moleong 2009, 10).

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yakni

penelitian yang menggambarkan sebuah situasi di lapangan.

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan

angka-angka. Data tersebut berasal dari wawancara secara

langsung, observasi dan dokumentasi (Bugin 2013, 23).

Berdasarkan pemahaman diatas, maka dalam penelitian

ini peneliti berusaha untuk menggambarkan dan menganalisa

manfaat tanaman ganja bagi kesejahteraan sosial serta

dampak negatif yang menyebabkan penyakit sosial

berdasarkan sudut pandang dari LGN dan BNN.

3. Sumber Data

Tehnik pengumpulan data dapat dibagi menjadi dua,

yaitu:

a. Data Primer

Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari para

informan yang ada dalam LGN dan juga BNN. Penulis

Page 27: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

14

melakukan observasi dan wawancara untuk memperoleh

hasil informasi.

b. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh penulis secara

tidak langsung seperti melalui perpustakaan, data-data

maupun buku yang penulis dapatkan dari berbagai sumber.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian yang beralokasi di Lingkar

Ganja Nusantara (LGN), yaitu Rumah Hijau LGN, tepatnya

di alamat Jl. Cempaka Lestari III No.63, RT.13/RW.07,

Lebak Bulus, Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta (12440) dan Badan Narkotika Nasional Kota

(BNNK) di Jl. Puspitek Serpong No.1, Setu, Kec. Setu, Kota

Tangerang Selatan, Banten 15314. Penelitian ini dilakukan

pada bulan Agustus 2019 sampai bulan Januari 2020.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangatlah penting dilakukan

agar dapat menjawab serta menjelaskan permasalahan ini.

Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi (pengamatan) sebagai teknik pengumpulan

data, mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan

pengumpulan data yang lain. Kalau wawancara dan

Page 28: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

15

kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka

observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga pada objek-

objek alam yang lain. Peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-

hari orang yang sedang menjadi sumber data atau yang

sedang diamati. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Agustus 2019 hingga bulan Desember 2019.

b. Wawancara

Interview (wawancara) digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti,

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit atau kecil. Wawancara merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu data

tertentu. Adapun empat informan dalam penelitian ini

diantaranya, Ketua Lingkar Ganja Nusantara (LGN), Ketua

Regional Lingkar Ganja Nusantara (LGN), Dokter Pertama

Kasi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Kota Tangerang

Selatan (BNNK), dan Fasilitator Rehabilitasi Kasi

Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Kota Tangerang

Selatan (BNNK).

c. Dokumentasi

Dokumen setiap bahan yang tertulis atau foto, sehingga

dengan adanya bantuan dokumen peneliti terbantu

mendapatkan data yang sesuai dengan masalah penelitian.

Page 29: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

16

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film, lain dari

record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan

seseorang penyelidik atau peneliti. Dokumentasi sudah lama

digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena

dalam banyak hal dokumentasi sebagai sumber data

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk

meramalkan (Moeloeng 2003). Dokumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sumber referensi bacaan yang ada

di Kantor Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan Badan

Narkotika Nasional Kota Tangerang Selatan (BNNK).

6. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif, yang

data diperoleh melalui wawancara dan pengamatan tersebut

dideskripsikan dalam bentuk uraian. Menurut Bogdam,

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah

dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain (Sugiyono 2009, 15).

Pada saat menganalisis data hasil wawancara, peneliti

mengamatinya secara detail dan dilakukan berulang-ulang

dari awal sampai akhir kemudian menyimpulkannya. Setelah

itu menganalisis kategori-kategori yang terlihat pada data-

data tersebut. Analisa data melibatkan upaya mengidentifikasi

suatu objek dan peristiwa. Kategori dari analisa data

Page 30: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

17

diperoleh berdasarkan fenomena yang terlihat pada tempat

penelitian tersebut.

7. Teknik Pemilihan Informan

Dalam pemilihan informan, penulis menggunakan teknik

Purposive Sampling. Yang artinya adalah salah satu bentuk

penentuan atau pemilihan sample dengan menggunakan

penimbangan tertentu terhadap sesuatu yang akan diteliti

sesuai dengan subjek dan objek penelitian (Sugiyono, 2009).

Dimana suatu responden atau informan akan dipilih oleh

peneliti secara tepat pada bidang yang ditekuninya yang dapat

memberikan berbagai informasi sesuai dengan kebutuhan dari

peneliti yang didasari setelah melalui proses wawancara,

observasi dan studi dokumentasi dari hasil peneltian yang

diteliti oleh penulis.

8. Teknik Keabsahan Data

Untuk menentukan keabsahan data dalam penelitian,

penulis memilih teknik triangulasi. Triangulasi sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan antara

teknik pengumpulan data dengan sumber data. Apabila

penulis melakukan pengumpulan data dengan teknik

triangulasi, maka sebenarnya penulis telah mengumpulkan

data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek

keabsahan data dengan berbagai teknik pengumpulan data

(Sugiyono 2010).

Page 31: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

18

9. Pedoman Penulisan Skripsi

Penulisan penelitian kali mengacu pada Keputusan

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun

2017 tentang pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis,

dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari 6 bab sebagai

berikut;

BAB I PENDAHULUAN, yang terdiri dari Latar Belakang,

Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu, Metode Penelitian (yang

meliputi Pendekatan Penelitian, Jenis Penelitian, Sumber Data,

Tempat dan Waktu Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,

Teknik Analisis Data, Teknik Pemilihan Informan, Teknik

Keabsahan Data, dan Pedoman Penulisan Skripsi), serta

Sistematika Penulisan.

BAB II KONSEP DAN TEORI, berisi tentang konsep dan teori

yang dipergunakan dalam analisis dengan fokus relevansi ganja

terhadap kesejahteraan sosial ataupun penyakit sosial.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN,

penulis menuliskan gambaran tempat penelitian yaitu dalam

Rumah Hijau LGN dan BNN baik secara historis, struktur

organisasi, visi misi, upaya yang dilakukan, relasi dengan pihak

lain, pendanaan.

Page 32: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

19

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, berisi uraian

penyajian dan data temuan peneliti yang didapatkan dalam

penelitian di lapangan sesuai dengan judul “Ganja: Antara

Kesejahteraan Sosial dan Penyakit Sosial Perbandingan antara

Legalisasi Ganja Nusantara dan Badan Narkotika Nasional”.

BAB V PEMBAHASAN, membahas tentang bagaimana manfaat

ganja berpengaruh terhadap kesejahteraan sosial dan

penyalahgunaannya yang mengakibatkan penyakit sosial dalam

perspektif LGN dan BNN.

BAB VI PENUTUP, berisi simpulan dan implikasi dari hasil

penelitian yang dilakukan dan disertakan saran yang diajukan

pihak-pihak terkait sebagai bentuk dari hasil penelitian dalam

permasalahan yang telah diteliti.

Page 33: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

20

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II, peneliti menjelaskan tentang konsep dan teori

yang berkaitan dengan judul “Ganja: Antara Kesejahteraan Sosial

dan Penyakit Sosial”. Pembahasan bagian ini berisi tentang

Ganja, Kesejahteraan Sosial, Penyakit Sosial, dan teori yang

dipakai dalam penulisan. Untuk penulisan ini menggunakan dua

macam teori, pertama teori Kognisi Tingkah Laku dan yang

kedua teori Persepsi Sosial. Kemudian kerangka berpikir untuk

mengetahui hasil dari perumusan masalah dari penelitian yang

dilakukan.

A. Ganja

Ganja (Cannabis) adalah nama singkatan untuk tanaman

Cannabis Sativa. Istilah ganja umunya mengacu kepada pucuk

daun, bunga dan batang dari tanaman yang dipotong, dikeringkan

dan diacah dan biasanya dibentuk menjadi rokok. Nama lain

untuk ganja itu sendiri adalah marijuana, grass, weed, pot, tea,

Mary Jane dan produknya hemp, hashish, charas, bhang, dagga

dan sinsemillia (Mahmood T 2010, 2).

Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai 2 meter

dengan berdaun menjari dan memiliki bunga jantan dan betina

ada di tanaman yang berbeda. Ganja hanya tumbuh di

pegunungan tropis dengan elevasi diatas 1.000 meter di atas

permukaan air laut (BNN 2007, 61).

Page 34: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

21

Tanaman ganja resmi dicatatkan ke dalam kerajaan

tanaman dengan nama ilmiah “Cannabis Sativa” oleh Carolus

Linnaeus pada tahun 1753, sebelumnya manusia telah mengenal

ganja dengan berbagai nama sepanjang zaman. Fakta sejarah

mengungkapkan sendiri kalau “cannabis” atau “ganja” adalah

salah satu kata dengan akar bahasa yang tertua di dunia.

Catatan tertulis pertama yang lengkap tentang tanaman

ganja berasal dari lempengan tanah liat yang ditulis dalam huruf

paku (cunriform) oleh bangsa Sumeria sekitar 3000 SM. Pada

masa itu, kata-kata dalam Bahasa Sumeria seperti “a-zal-la”

(tanaman yang memintal), “gur-gur-rum” (tali tambang) dan

“gan-zi-gun-na” (pencuri jiwa yang terpintal) merujuk pada satu

jenis tanaman, yaitu tanaman ganja.

Berbagai ahli bahasa memperkirakan bahwa “gan-zi” dan

“gun-na” dalam Bahasa Sumeria terpisah menjadi “ganja” yang

dipakai dalam Bahasa Sanskerta serta “qaneh” atau “qunubu”

yang dipakai dalam Bahasa Ibrani. Pada masa setelah peradaban

bangsa Sumeria, masih di lembah sungai Tigris dan Eufrat,

bangsa Asyur sudah menyebutnya dengan nama “qunnabu”.

Perubahan sebutan demi sebutan ini menandakan bahwa tanaman

ganja berevolusi terus menerus dalam kesadaran manusia sebagai

komoditas yang penting dari bangsa ke bangsa dan dari masa ke

masa. (LGN, Hikayat Pohon Ganja 2019, 4).

Bangsa Yunani lewat para ilmuwannya di zaman Romawi

seperti Dioskorides dan Galenus kemudian mengabadikan ganja

dalam literatur pengobatan Romawi dengan nama “kannabis”.

Page 35: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

22

Setelah Yunani ditaklukan oleh bangsa Romawi, “kannabis‟

berubah dalam bahasa Latin menjadi “cannabis” untuk pertama

kalinya.

Tanaman ganja dalam peradaban Romawi merupakan

tanaman strategis dengan berbagai kegunaan. Ganja

dimanfaatkan sebagai analgesik (penghilang rasa sakit) dalam

situasi perang, bahan untuk tali temali, minyak untuk penerangan,

memasak, dan lain-lainnya. Fungsi yang banyak ini melahirkan

istilah “cannapaceus” atau “canape” yang bermakna segala

sesuatu yang dibuat dari cannabis (LGN, Hikayat Pohon Ganja

2019, 5).

Ganja di Indonesia pertama kali diperkenalkan pada abad

ke-19 di daerah Aceh yang sengaja di datangkan oleh Belanda

dari India untuk dijadikan penghalau hama kopi Gayo, Aceh

Tengah. Pada saat itu ganja yang fungsionalnya hanya penghalau

hama yang ditanam secara berdampingan dengan tanaman lain,

bahkan daun ganja yang digunakan untuk membalut tembakau

agar tetap kering dan tidak berulat ditemukan begitu saja di pasar

Aceh yang bersisian dengan Masjid Raya Baiturrahman Banda

Aceh hingga 1945.

Di dalam ganja terdapat tiga jenis kandungan zat, yaitu

Cannabinoid, THC dan CBD yang harus benar-benar dipahami.

Cannabinoid adalah senyawa kimia aktif di dalam ganja yang

memberikan efek medis dan rekreasional. Cannabinoid pada

ganja diproduksi dan disimpan pada trikoma (kristal) yang

Page 36: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

23

terletak pada bunganya. Oleh karena itu trikoma inilah yang

membuat tanaman ganja terlihat berkilauan.

Selanjutnya THC (Tetrahydrocannbino) adalah komponen

yang paling sering diasosiasikan dengan marijuana. Ia adalah zat

psikoaktif yang berperan membuat penikmat ganja mengalami

kondisi “high”. Efek ini didapat setelah THC diterima oleh

reseptor CB1 di otak.

Dan yang terakhir adalah CBD (Cannabidiol), jenis ini

sudah dikenal karena efek medisnya. Selain itu CBD memiliki

efek psikoaktif yang sangat kecil, tidak seperti THC. CBD tidak

diterima oleh reseptor CB1 diotak, hal ini juga yang membuat

CBD tidak dapat membuat orang mengalami kondisi “high”

seperti pada THC (Julian 2018, 26).

Selain kandungan yang terdapat dalam tanaman ganja

tersebut adapun jenis ganja itu sendiri yaitu Cannabis Sativa,

Cannabis indica dan Cannabis ruderallis. Ketiga jenis ganja ini

memiliki kandungan tetrahidrokanabinol (THC) yang berbeda-

beda (BNN 2007, 32).

Asal geografis yang akurat dari tanaman ganja belum bisa

dipastikan sampai sekarang. Namun, ada kesepakatan dari para

ahli botani bahwa ganja muncul pertama kali di Asia Tengah,

dengan kemungkinan daerah awal adalah Afghanistan Utara yang

paling banyak disetujui oleh para ahli sebagai lokasi asal

penyebaran tanaman ganja.

Page 37: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

24

Sampai saat ini masih terdapat perdebatan genus Cannabis

merupakan genus dengan karakteristik monotypic (terdiri atas

satu spesies) atau polytypic (terdiri atas banyak spesies).

Perdebatan ini masih berlangsung sejak tahun 1753, dimana

Carolus Linnaeus memberi nama ilmiah “Cannabis Sativa”

dalam karyanya, Spesies Plantarum hingga abad ke-21. Lima

tahun setelah Linnaeus menyatakan ganja sebagai spesies

tunggal, Jean-Baptiste Lamarck pada tahun 1758 memunculkan

konsep baru bahwa Cannabis adalah “polispesies” (berspesies

banyak) berdasar pada penemuannya akan spesies ganja dari

India Selatan, yang morfologi (bentuk luarnya) dan kandungan-

kandungan kimianya berbeda dari Cannabis Sativa. Dua puluh

tahun kemudian, seorang ilmuwan bernama Christian Hendrik

Persoon menolak konsep polispesies Lamarck dengan menyebut

bahwa spesies-spesies ganja baru dari Lamarck adalah sinonim

atau bagian dari Cannabis Sativa (LGN, Hikayat Pohon Ganja

2019, 7).

1. Jenis-jenis Ganja

Sejak masa itu, berbagai bentuk atau morfologi

tanaman ganja telah diidentifikasi oleh banyak ilmuwan di

seluruh dunia. Di antara variasi genetis tersebut terdapat tiga

yang paling menonjol perbedaan morfologinya dengan

varietas lain, yaitu Cannabis Indica yang ditemukan oleh

Lamarck di India, Cannabis Ruderalis yang dinamai oleh

Dmitry Janischevsky di Siberia Barat dan Asia Tengah, serta

Cannabis Sativa sendiri yang penyebarannya paling luas di

seluruh dunia.

Page 38: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

25

Pada tahun 1970-an menurut ahli botani dari Harvard,

Richard E. Schultes, Cannabis Sativa adalah ganja paling

tinggi (bisa mencapai 4-5 meter) dengan tangkai yang lemah,

Cannabis Indica sedikit lebih pendek, berbentuk seperti

kerucut, dan memiliki pucuk daun yang lebih lebar, dan

Cannabis Ruderalis adalah yang paling pendek, batangnya tak

memiliki cabang, serta tumbuh liar di daerah Asia Tengah

(Julian 2018, 9).

2. Ciri-ciri spesifik dari jenis-jenis ganja adalah sebagai

berikut :

a. Cannabis Sativa, adalah jenis ganja yang paling

banyak digunakan orang-orang untuk tujuan

rekreasional. Daunnya panjang, halus, tidak lebar,

dan dalam satu tangkai bisa berbentuk seperti

tangan dan jari jemari manusia. Dengan tingginya

yang menjulang dan jenis daun seperti itu,

Cannabis Sativa sangat bagus untuk

dibudidayakan diluar ruangan. Cannabis Sativa

dapat berbunga dengan cepat. Membutuhkan

pasokan sinar matahari kurang lebih selama 12

jam, dan perubahan siklus cahaya dapat mengubah

kecepatan berbunganya. Kerananya Cannabis

Sativa lebih sering ditemukan di daerah dibawah

garis lintang 30 derajat seperti India, Indonesia,

Thailand, Nigeria, Meksiko, dan Kolombia. Sativa

memiliki THC Cannabinoid yang lebih dominan.

Hal ini menyebabkan ia jarang digunakan untuk

Page 39: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

26

tujuan medis, walaupun pengobatan Aryuveda

terkadang masih memakainya. Kandungan THC

tersebut berguna untuk melawan gejala dpresi,

ADD, kelelahan dan gangguan mental.

Gambar 2.1

Bentuk daun Ganja jenis Sativa

Sumber: https://www.google.co.id/url-Hemp-Seed-

Oil-Cold-Pressed-Cannabis-Sativa-Oil

b. Cannabis Indica memiliki batang dan tangkai yang

lebih kuat daripada Sativa, dan tidak setinggi

ukuran dari Sativa. Oleh karena itu Indica bisa

dibudidayakan di dalam ruangan. Proses berbunga

Indica lebih cepat dan lebih mudah daripada

Sativa, kecepatan tumbuhnya bunga dapat di

rekayasa hanya dengan mengatur siklus cahaya

ada di sekitarnya. Cannabis Indica biasa tumbuh

diatas garis lintang 30 derajat, seperti daerah

Nepal, Libanon, Maroko, dan Afganistan.

Kandungan CBD yang dimiliki Indica lebih

banyak daripada Sativa, hal ini membuat orang-

orang merasa lebih rileks dan lebih banyak

Page 40: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

27

penggunaan untuk dijadikan ganja medis dalam

hal konsumsinya.

Gambar 2.2

Bentuk daun Ganja jenis Indica

https://www.google.co.id/url_indicaSumber:

c. Cannabis Ruderalis adalah jenis ganja yang paling

jarang dibicarakan. Cannabis Ruderalis adalah

jenis ganja dengan ukurannya yang pendek

dibandingkan dengan Sativa dan Indica. Cannabis

Ruderalis banyak ditemui di bagian utara bumi.

Ruderalis berbunga dengan cepat karena tumbuh

di bagian utara, sehingga tidak membutuhkan

waktu yang lama seelum hawa dingin

menghampiri. Salah satu yang membuat Cannais

Ruderalis tidak terlalu terkenal dibandingkan

dengan Sativa dan Indica adalah kadar

psikoaktifnya yang sangat rendah. Ruderalis lebih

sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan

Page 41: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

28

sandang ataupun papan, seperti tali-temali atau

bahan rajut untuk pakaian (Julian 2018, 16).

Gambar 2.3

Bentuk daun Ganja jenis Ruderalis

Sumber: https://www.google.co.id/ imgurl-leaf.jpg

B. Kesejahteraan Sosial

Ilmu Kesejahteraan Sosial berawal pada abad ke-13-18

dalam literatur „barat‟ bagian Eropa. Pada periode itu pemerintah

Inggris telah mengeluarkan beberapa peraturan perundangan

untuk menangani isu kemiskinan (Poor Law) yang ada pada saat

itu. Undang-undang kemiskinan yang paling terkenal pada

periode itu adalah Elizabethan Poor Law yang dikeluarkan pada

1601 yang membahas tiga kelompok orang miskin, dimana

diantara kelompok orang miskin ada yang dikelompokkan

sebagai orang miskin yang tidak perlu mendapatkan bantuan

negara (the able bodied poor), dan ada pula kelompok orang

miskin yang perlu mendapatkan bantuan dari negara, seperti the

Page 42: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

29

impotent poor dan dependent children. (Istandi Rukminto Adi

2013, 4).

Undang-undang kemiskinan ini tidak mengizinkan

seseorang untuk menyatakan diri mereka sebagai orang yang

perlu mendapatkan bantuan apabila masih ada orang tua,

pasangan, anak ataupun saudara-saudara mereka yang masih

dapat memberikan dukungan pada orang tersebut. Undang-

undang kemiskinan yang dikeluarkan oleh Ratu Elizabeth pada

1601 dianggap sebagai awal intervensi pemerintah terhadap

masyarakat dalam kaitan dengan penyampaian layanan

kesejahteraan sosial yang terorganisasi. Karena pada sebelumnya

kesejahteraan sosial lebih banyak dilakukan oleh kelompok

keagamaan. (Istandi Rukminto Adi 2013, 7).

Setelah pada saat itu, ilmu mengenai kesejahteraan sosial

terus berkembang, dapat terlihat hingga saat ini kesejahteraan

sosial tidak hanya meliputi masalah ekonomi (kemiskinan) saja,

melainkan kesejahteraan sosial juga membahas terkait perspektif

kesehatan, hukum, bahkan penyalahgunaan kekuatan (politik).

Landasan tersebut yang menjadikan kesejahteraan sosial sebagai

ilmu yang dapat berkaitan dengan ilmu lainnya, seperti sosiologi,

antropologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, dan ilmu hukum. Kelima

ilmu ini tergambar pula dari apa yang dikembangkan oleh

ESCAP (Economic and Sosial Commision for Asia and Pasific

adalah suatu organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa) ketika

merumuskan domain yang dibahas dalam pembangunan sosial.

(Istandi Rukminto Adi 2013, 22).

Page 43: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

30

Ilmu kesejahteraan sosial diawali dengan upaya

memahami suatu fenomena dari konteks makro, masyarakat

dalam arti luas (society), dengan tanpa melupakan aspek mikro

dari persoalan tersebut. Midgley (1997, 5) melihat kesejahteraan

sosial sebagai suatu keadaan atau kondisi kehidupan manusia

yang tercipta ketika berbagai permasalahan sosial dapat dikelola

dengan baik; ketika kebutuhan manusia dapat terpenuhi dan

ketika kesempatan sosial dapat dimaksimalkan).

Sedangkan di Indonesia, pengertian Kesejahteraan Sosial

tidak dapat dilepaskan dari apa yang telah dirumuskan dalam

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan

Sosial, pasal 1 ayat 1:

“Kesejahteraan Sosial ialah kondisi terpenuhinya

kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara

agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”

Rumusan di atas menggambarkan Kesejahteraan Sosial

sebagai suatu keadaan yang digambarkan secara ideal yang

merupakan suatu tatanan (tata kehidupan) yang meliputi

kehidupan material maupun spiritual, dengan tidak menempatkan

satu aspek lebih penting dari yang lainnya, tetapi lebih mencoba

melihat pada upaya mendapatkan titik keseimbangan. Titik

keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan antara aspek

sosial, material dan spiritual.

Dalam kaitan dengan definisi ilmu kesejahteraan sosial,

pada dasarnya Ilmu Kesejahteraan Sosial merupakan suatu ilmu

Page 44: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

31

yang mencoba mengembangkan pemikiran, strategi dan teknik

untuk meningkatkan derajat kesejahteraan suatu masyarakat.

Sedangkan bila melihat pada pengertian Kesejahteraan Sosial

yang dikemukakan oleh Midgley di atas, maka Ilmu

Kesejahteraan Sosial dapat di definisikan sebagai suatu ilmu

terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran

serta metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

kualitas hidup (kondisi) masyarakat antara lain melalui

pengelolaan masalah sosial; pemenuhan kebutuhan hidup

masyarakat; dan pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat

untuk berkembang (termasuk di dalamnya kesempatan untuk

bekerja). (Istandi Rukminto Adi 2013, 24).

Dari definisi ini dapat terlihat bahwa Ilmu Kesejahteraan

Sosial pada dasarnya merupakan:

1. Ilmu yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata

(bersifat terapan).

2. Kajian baik secara teoritis maupun metodologis

terhadap upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas

hidup (derajat kehidupan) suatu masyarakat.

Regulasi ganja sebagai bentuk penegakan HAM demi

kesejahteraan bangsa membawa minat dan kepedulian LGN akan

permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat

yang sering kali dipertajam atau diperburuk bukan hanya oleh

sistem ekonomi neoliberalisme, tetapi juga oleh berbagai bentuk

pengendalian sosial seperti kebijakan pelarangan ganja.

Page 45: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

32

Regulasi pelarangan ganja menghilangkan suatu sumber

yang dipercaya dapat membawa kesejahteraan sosial bagi bangsa

yang diyakini oleh LGN bahwa ganja memiliki nilai untuk

membangun kesejahteraan sosial jika ganja menjadi legal (LGN

Hikayat Pohon Ganja 2019, 298).

C. Penyakit Sosial

Masyarakat menyebut suatu peristiwa sebagai penyakit

sosial murni dengan ukuran moralistik. Maka kemiskinan,

kejahatan, pelacuran, kecanduan, perjudian, dan tingkah laku

yang berkaitan dengan semua peristiwa tersebut dinyatakan

sebagai gejala penyakit sosial yang harus diberantas. Pada abad

ke-19 dan awal abad ke-20, para sosiolog mendefinisikan

penyakit sosial sebagai tingkah laku yang bertentangan dengan

norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak

milik, solidaritas, kekeluargaan, hidup rukun bertetangga,

disiplin, dan hukum formal. (Kartini Kartono 2014, 2)

Pihak yang dianggap “kompeten” dalam menilai tingkah

laku orang lain sebagai penyakit sosial antara lain adalah

rohaniawan, dokter, polisi, dan kaum ilmuwan di bidang sosial.

Sekalipun adakalanya dari mereka membuat beberapa kekeliruan

dalam membuat analisis dan penilaian terhadap gejala sosial,

tetapi pada umumnya mereka dianggap mempunyai peranan

menentukan dalam memastikan baik-buruknya pola tingkah laku

masyarakat. Mereka juga berhak menunjuk aspek-aspek

kehidupan sosial yang harus atau perlu diubah dan diperbaiki

(Kartini Kartono 2014, 2).

Page 46: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

33

Menurut Kartini Kartono deviasi atau penyimpangan

diartikan sebagai tingkah laku yang menyimpang dari tendensi

sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-rata dari rakyat

kebanyakan/populasi. Sedang diferensiasi diartikan sebagai

tingkah laku yang berbeda dari tingkah laku yang ada pada

umumnya. Misalnya, kejahatan adalah semua bentuk tingkah laku

yang berbeda dan menyimpang dari ciri-ciri karakteristik umum,

serta bertentangan dengan hukum atau melawan peraturan yang

legal. Deviasi ini dapat dibagi menjadi tiga jenis: (Kartini

Kartono 1992, 15).

1. Deviasi Individual

Beberapa deviasi merupakan gejala personal, pribadi

atau individual, sebab ditimbulkan oleh ciri-ciri yang unik

dari individu itu sendiri. yaitu berasal dari anomali-

anomali (penyimpangan dari hukum, kelainan-kelainan),

variasi-variasi biologis, dan kelainan psikis tertentu yang

sifatnya hederiter ada sejak lahir.

Deviasi jenis ini seringkali sifatnya simptomatik. Yaitu

disebabkan oleh konflik-konflik intrapsikis yang kronis

dan sangat dalam atau berasal dari konflik-konflik yang

ditimbulkan oleh identifikasi-identifikasi yang

kontroversal bertentangan satu sama lain.

2. Deviasi Situasional

Deviasi jenis ini disebabkan oleh pengaruh bermacam-

macam kekuatan situasional atau sosial diluar individu

Page 47: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

34

atau oleh pengaruh situasi, di mana pribadi yang

bersangkutan menjadi bagian integral dari dirinya. Situasi

yang dapat memberikan pengaruh yang memaksa individu

sehingga terpaksa untuk harus melanggar peraturan-

peraturan dan norma-norma umum atau hukum formal.

3. Deviasi Sistematik

Deviasi sistematik itu pada hakikatnya adalah suatu

subkultur, atau satu sistem tingkah laku yang disertai

organisasi sosial khusus, status formal, peran, nilai-nilai,

rasa kebanggaan, moral, dan norma tertentu yang

semuanya berbeda dengan situasi umum. Segala pikiran

dan perbuatan yang menyimpang dari norma umum,

kemudian dirasionalisasi atau dibenarkan oleh semua

anggota kelompok dengan pola yang menyimpang itu.

Sehingga penyimpangan tingkah laku deviasi-deviasi itu

berubah menjadi deviasi yang terorganisasi atau deviasi

sistematik. Pada umumnya, kelompok-kelompok deviasi

tersebut mempunyai peraturan yang ketat, sanksi, dan

hukum-hukum yang sangat berat yang diperlukan untuk

bisa menegakkan konformitas dan kepatuhan anggota-

anggotanya.

Kelompok-kelompok patologis dan menyimpang

secara sosial itu muncul dan bertambah banyak jumlahnya

pada periode transisional dan perubahan-perubahan sosial

yang cepat disertai dengan diskontinuitas dalam

kebudayaan dan dipenuhi dengan macam-macam krisis

serta konflik. Pada periode penuh konflik kultural

Page 48: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

35

biasanya organisasi-organisasi yang menyimpang muncul

secara spontan dari deviasi situasional kumulatif. Dimana

individu-individu yang menyimpang terseut menjalin

interkomunikasi yang sangat intensif (Kartini Kartono

2007, 12)

Dereliasi diartikan sebagai tanggapan sangat keliru

mengenai dunia sekitar atau realitas yang ada, yang diputar-

balikkan, dipalsukan atau bergeser dari realitas sebenarnya. Jika

pemalsuan dan pergeseran realitas nyata itu berlaku terhadap diri

sendiri dan orang-orang lain, maka peristiwa ini disebut dengan

depersonalisasi. Pengalaman depersonalisasi hendaknya tidak

disamakan dengan pengalaman orang-orang kecanduan bahan

narkotika atau obat-obat bius, yang disebut pula sebagai drugs.

(Kartono Kartini 2005, 27)

Drugs ini terdiri dari hard drugs dan soft drugs, dalam

kategori hard drugs dimasukkan antara lain: candu, morfin,

codeine, papaverine, dicodid, heroine, LSD, DET atau

Diethytridamine, LAD atau Lyseric Acid Diethylamide,

hydromorphine, coca, cassaine, methadoze, codom, ogozine,

amvetamine, pethidine dan bahan synthetis lainnya. Jenis

narkotika ini mempengaruhi syaraf dan jiwa si penderita dengan

cepat dan keras. Waktu ketagihan berlaku relatif pendek. Jika si

pemakai tidak mendapatkan jatah obat-obatan tersebut, resiko

terburuk yang diterima si pemakai adalah kematian. (Kartini

Kartono 2005, 27)

Page 49: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

36

Salah satu tanaman yang termasuk kedalam jenis soft

drugs ialah: ganja, mariyuana atau canabis satuva, yang biasa

dikatakan juga sebagai daun surga. Merupakan narkotika alami

yang bisa mempengaruhi jiwa dan syaraf penderita secara lembut.

Waktu kecanduan yang agak panjang. Dan walaupun pemakai

tidak mendapatkan ransum, tidak akan menyebabkan efek

kematian. Narkotika alam lainnya ialah: hasj-hisj, berupa pasta-

extract. (Kartini Kartono 2005, 28)

Narkotika berbahan tersebut merupakan psychotrapic

sustance yang bisa memperangkap-membelenggu dan mengubah

jiwa. Efek dari pemakaian ganja ialah: timbulnya ketergantungan

psikis (psychal dependence); yaitu orang jadi tidak merasa enak,

tidak senang, gelisah, dan bingung, jika memakainya. Sedang

pemakaian hard drugs, morfin dan LSD misalnya, akan

menimbulkan ketergantungan fisik (physical dependence); yaitu,

penderita jadi sangat gelisah, panik, seluruh badan merasa sakit-

sakit, keringat banyak keluar, muntah-muntah, kejang-kejang

hebat, merasa tidak karuan seperti menghadapi sakaratul maut,

pingsan, bahan tidak jarang berakibatnya kematian. (Kartini

Kartono 2005, 28)

Soft drugs dan hard drugs, kedua-duanya memuncullkan

efek memabukkan dan membius, lalu membuat pemakainya

dalam khayalan halusinasi. Inilah perasaan “high” atau “fly” yang

terjadi selama beberapa menit. Namun jelas pengalaman

“melayang” dan merangsang dalam waktu sangat pendek itu

Page 50: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

37

sama sekali tidak memberikan makna atau arti bagi kehidupan

pribadi, hanya bergetar sejenak. (Kartini Kartono 2005, 31)

Para pemakai narkotika akan menjadi ketagihan, dengan

waktu yang semakin lama akan menjadi kronis. Jarak waktu

kecanduannya menjadi semakin pendek. Sehingga setiap kali

diperlukan dosis pemakaian yang lebih besar agar pemakai dapat

menikmati rasa “high” itu. Namun, oleh karena itu pemakainya

tidak tahu pasti berapa jumlah yang harus ditambahkan, maka

biasanya terjadi overdosis, yang mengakibatkan kefatalan dalam

bentuk kematian.

Pada saat si pemakai ada dalam pengaruh narkotika, akan

muncul perasaan nyaman, aman, kuat, senang, puas, merasa

seolah-olah mampu melakukan tugas-tugas besar. Namun setelah

habis pengaruh narkotika tersebut, pemakai menjadi lemas lesu,

tidak bergairah, dan tidak lengkap.

Tanda umum yang destruktif pada peristiwa ketagihan

ganja dan bahan narkotik lainnya, ialah sebagai berikut; (Kartini

Kartono 1997, 48)

1. Fisik/jasmaniah: badan tidak terurus, menjadi semakin

lemah, kurus, tidak suka makan, mata menjadi sayu

dan merah. Badan menjadi ketagihan. Sistem syaraf

melemah atau rusak total. Lalu timbul komplikasi

kerusakan pada hati dan jantung. Kondisi tubuh

menjadi rusak, karena muncul bermacam-macam

penyakit jasmaniah lainnya.

Page 51: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

38

2. Psikis/rohaniah: pemakai menjadi pembohong,

pemalas, daya tangkap otaknya semakin melemah,

fungsi inteleknya menjadi semakin rusak. Tidak dapat

bereaksi dengan cepat atau sigap. Lalai dalam

menjalankan tugas dan pekerjaannya. Menjadi

gampang emosi, mudah marah, dan sangat mudah

meledak. Perilaku yang dilakukan hampir tidak dapat

dikendalikan oleh kesadaran. Daya kemauannya

berkurang drastis. Pola pikir dan perasaannya menjadi

hancur. Jiwa berubah murung dan mudah depresi.

Beberapa ganja dan bahan narkotika memiliki harga yang

terbilang mahal. Sedangkan untuk kebutuhan rutin diperlukan

supply yang dapat memberikan secara berlanjut. Karena itu

berapapun besarnya harta kekayaan, si pemakai pasti jadi

bangkrut tidak tertolong lagi. Bila pemakai sudah tidak memiliki

uang atau metarial yang cukup, namun badan dan jiwa terus

menerus ketagihan untuk mengkonsumsi drugs. Ketika pemakai

atau pecandu sudah kehabisan harta dalam bentuk apapun

memungkinkan dapat terjadi tindak kriminal. Berkembanglah

kemudian permasalahan di lingkungan sosial seperti: prostitusi

atau pelacuran, juvenile delinquency (kenakalan remaja),

kriminalitas, radikalisme ekstrim dengan jalan membunuh,

menculik, menyandera dan lain-lain. Juga dapat memunculkan

gangguan mental. Semua itu dapat menjadi masalah sosial yang

sangat mengganggu kesejahteraan pada masyarakat (Kartini

Kartono 1997, 45).

Page 52: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

39

Dari perspektif yang sudah dibahas, penyakit sosial bisa

dikatakan berhubungan dengan kriminalitas. Dimana kriminalitas

atau kejahatan itu bukan merupakan peristiwa herediter (bawaan

sejak lahir, warisan) juga bukan merupakan warisan biologis.

Tingkah laku kriminal itu bisa dilakukan oleh siapapun,

baik wanita maupun pria. Dapat berlangsung pada usia anak,

dewasa, ataupun lanjut usia. Tindak kejahatan dapat dilakukan

secara sadar, seperti dipikirkan, direncanakan, dan diarahkan

pada satu maksud tertentu secara sepenuhnya sadar.

Namun dapat juga dilakukan dengan setengah sadar

misalnya, didorong oleh hal-hal yang dapat memabukkan, disertai

oleh dorongan-dorongan paksaan yang sangat kuat, ataupun oleh

karena obsesi. Kejahatan dapat juga dilakukan benar-benar secara

tidak sadar sama sekali. Misalnya, karena terpaksa untuk

mempertahankan hidupnya, seseorang harus melawan dan

terpaksa membalas menyerang, sehingga terjadinya peristiwa

pembunuhan.

Kriminalitas atau kejahatan adalah tingkah laku yang

melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, bentuk

tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan

(immoril), merugikan masyarakat dan sifatnya asosial.

Menurut objek hukum ada beberapa penyerangan

kejahatan seperti :

1. Kejahatan ekonomi: fraude, penggelapan,

penyelundupan, perdagangan barang-barang terlarang

Page 53: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

40

(bahan narkotika, buku-buku dan bacaan pronografi,

minuman keras dan lain-lainnya), penyogokan dan

penyuapan untuk mendapatkan monopoli-monopoli

tertentu, dan lain-lain.

2. Kejahatan politik dan pertahanan keamanan,

pelanggaran ketertiban umum, pengkhianatan,

penjualan rahasia-rahasia negara pada agen-agen

asing, berfungsi sebagaisubversi, pengacauan,

kejahatan terhadap keamanan negara dan kekuasaan

negara, penghinaan terhadap martabat pemimpin-

pemimpin negara, kolaborasi dengan musuh, dan lain-

lain.

3. Kejahatan kesusilaan: pelanggaran seks, perkosaan,

fitnah.

4. Kejahatan terhadap jiwa orang dan harta benda.

Ganja dalam segi penyakit sosial saat ini sangat

berpengaruh, dikarenakan dapat membuat individunya tidak

sadarkan diri atau lebih tepatnya merasakan kondisi “high” ketika

individu itu mengkonsumsinya. Dan semakin ditegaskan pada

saat ini oleh peraturan perundang-undangan ahwa ganja itu salah

satu jenis narkoba yang di ilegalkan. Dan menjadi suatu kejahatan

ketika menjual sesuatu barang yang ilegal dan menjadi ganja

merupakan penyakit sosial (Kartini Kartono 2014, 152)

Page 54: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

41

D. Teori Kognisi-Tingkah Laku

Teori kognitif adalah bagian dari pengembangan teori dan

terapi tingkah laku, yang akhir-akhir ini dibangun oleh teori

belajar sosial. Ia juga tumbuh menjadi pengembangan terapeutik.

Teori kognitif berpendapat bahwa tingkah laku dapat dipengaruhi

oleh persepsi atau interpretasi terhadap lingkungan selama proses

belajar. Jika tingkah lakunya tidak sesuai maka bisa dipastikan

karena salah dalam mempersepsi dan menginterpretasi

lingkungan.

Teori belajar sosial (Bandura, 1997) memperpanjang ide

tersebut dengan argumentasi bahwa biasanya belajar dilakukan

oleh persepsi orang dan memikirkan tentang pengalaman apa

yang dimiliki. Mereka belajar dengan cara mencontoh orang yang

berada disekelilingnya (Fuaida 2011, 40).

Dalam negara Indonesia ini, ganja dipengaruhi oleh

persepsi negatif yang sudah lama dibicarakan tentang

penyalahgunaannya dan efek negatif yang ditimbulkan. Namun

baru sedikit orang yang mengetahui manfaatnya tanaman ganja

yang jika tidak disalahgunakan sama halnya negara-negara

bagian yang sudah melegalkan ganja tersebut.

Pada pengalaman sebelum kemerdekaan ganja

dipergunakan sangat bijak karena memang ganja sendiri ini sudah

tumbuh di Indonesia, namun beberapa waktu setelah

kemerdekaan ganja menjadi ilegal mengikut peraturan yang

diajukan pada Konvensi Tunggal PBB pada tahun 1961. Dibalik

Page 55: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

42

sejarah karena ganja pernah legal dan berubah menjadi ilegal,

persepsi sangat berperan penting pada tanaman ganja ini.

Penulisan kali ini mengenai persepsi pada Organisasi Lingkar

Ganja Nusantara yang menganggap ganja itu adalah tanaman

bermanfaat dan Badan Narkotika Nasional yang menganggap

ganja itu adalah suatu hal yang negatif dan dapat menjadi

penyakit di dalam sosial.

E. Teori Persepsi Sosial

Menurut Heider (1958), persepsi sosial bersumber dari

dua kebutuhan, yaitu: (Rahman 2014, 74)

1. Memahami (need of cognition). Mempunyai kebutuhan

untuk memahami lingkungan, termasuk untuk

memahami kebutuhan orang-orang yang ada disekitar.

Cacioppo dan Petty (dalam Fiske dan Taylor, 1991)

mengatakan bahwa kita mempunyai kebutuhan yang

berbeda-beda dalam memahami perilaku orang lain.

Contoh individu yang begitu menyukai dan menikmati

aktivitas mencari, menganalisis, dan menilai perilaku

orang lain tidak mudah percaya, suka berpikir, tidak

mudah menilai, dan tidak gampang dirayu. Informasi

apapun diprosesnya secara serius dan hati-hati.

2. Kebutuhan untuk mengendalikan lingkungan (need of

control). Kebutuhan untuk mengendalikan lingkungan.

Kebutuhan untuk mengendalikan tersebut berkaitan

dengan kebutuhan untuk memahami. Pemahaman

mengenai karakteristik dan motivasi orang lain, akan

Page 56: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

43

membuat kita lebih mudah dalam memprediksi dan

menentukan apa yang sebaiknya kita lakukan. Contoh

jika berada dalam situasi yang tidak kita ketahui, kita

akan mengalami ketidaknyamanan dan kebingungan

dalam menentukan sikap dan perilaku yang paling tepat

dan tidak akan menimbulkan kesulitan. Kebingungan

tersebut sebagiannya bersumber dari ketidaktahuan dan

ketidakmampuan mengendalikan lingkungan yang ada

di sekitar kita. Oleh karena itu, kita kemudian

melakukan melakukan persepsi sosial sehingga

lingkungan sosial menjadi lebih bisa dipahami.

(Rahman 2014, 75)

F. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir ini dibuat agar mempermudah proses

penelitian karena meliputi tujuan dari penelitian ini. Tujuan

keseluruhan dari penelitian yang diteliti ialah menemukan bukti-

bukti konkret mengenai tanaman ganja terkait dengan

kesejahteraan sosial dan penyakit sosial yang ditimbulkan dengan

persepsi individu. Penelitian ini difokuskan kepada organisasi

Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan Badan Narkotika Nasional

(BNN). Dimana pada organisasi Lingkar Ganja Nusantara

memiliki stigma positif akan ganja yang bertentangan dengan

lembaga Badan Narkotika Nasional. Berikut kerangka berfikir

menurut keterkaitan landasan teori dan organisasi serta lembaga

yang akan penulis teliti.

Page 57: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

44

Bagan 1.1

Kerangka Berfikir

Ganja

1. Teori Persepsi Sosial

2. Teori Kognisi –

Tingkah Laku

Lingkar Ganja

Nusantara (LGN)

Badan Narkotika

Nasional (BNN)

Kesejahteraan Sosial Penyakit Sosial

Manfaat

1. Ekonomi

2. Medis (Kesehatan)

3. Lingkup Sosial

Kerugian

1. Ekonomi

2. Medis (Kesehatan)

3. Lingkup Sosial

Page 58: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

45

BAB III

Gambaran Umum Profil Lembaga Lingkar Ganja Nusantara

(LGN) dan Badan Narkotika Nasional (BNN)

Pada bab III ini, peneliti akan menjelaskan tentang sejarah

terbentuknya, visi dan misi, serta struktur organisasi dan juga

kegiatan yang dilakukan oleh Lingkar Ganja Nusantara (LGN)

dan Badan Narkotika Nasional (BNN) .

A. Sejarah Singkat Lingkar Ganja Nusantara

Lembaga Lingkar Ganja Nusantara yang biasa disebut

dengan LGN ini bermula dari ide legalisasi ganja muncul dari

ngobrol-ngobrol santai di Kampus UI Depok. Kemudian salah

seorang mengusulkan dan kemudian membuat Grup Facebook:

Dukung Legalisasi Ganja (DLG). Tanpa disadari jumlah

pendukung DLG mencapai angka 11.000 pada tahun 2009. Di

tahun itu pula DLG melakukan pertemuan pertama yang diinisiasi

oleh salah seorang aktivis NAPZA. Dari sinilah berawal untuk

memulai menggerakkan ide legalisasi ganja di Indonesia. LGN

sendiri saat ini berlokasi di Rumah Hijau, tepatnya di alamat Jl.

Cempaka Lestari III No.63, RT.13/RW.07, Lebak Bulus,

Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

(12440) dan Kantor BNNK Tangerang Selatan yang tepatnya

berada Jl. Puspitek Serpong No.1, Setu, Kec. Setu, Kota

Tangerang Selatan, Banten 15314.

Mei 2010, DLG memutuskan untuk ambil bagian dalam

merayakan event tahunan “Global Marijuana March” atau yang

Page 59: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

46

disingkat GMM 2010. DLG melakukan aksi damai ini dengan

membagikan selebaran yang berisi informasi objektif terkait

pohon ganja di sekitar Bundaran HI, Jakarta. Pada waktu itu

jumlah DLG hanya 30 orang, tapi semangat juang DLG tidak

luntur sedikitpun. DLG tetap menggelar spanduk legalisasi ganja,

keluarkan ganja dari golongan narkotika, dan melakukan

sosialisasi mengenai pemanfaatan tanaman ganja.

Setelah GMM 2010, DLG rutin berkumpul semingu sekali

mendiskusikan bagaimana cara mewujudkan wacana legalisasi

ganja di Indonesia. Diskusi DLG tidak pernah lari dari manfaat

ganja untuk bangsa Indonesia. Setiap pertemuan selalu dihadiri

oleh orang-orang baru yang entah darimana datangnya. Semakin

hari semangat dan gagasan DLG semakin nyata dan jelas. Dalam

suatu diskusi seseorang berkata, “Kita harus membuat nama

organisasi yang bisa mewadahi isu yang sedang kita bangun ini!

Nama Dukung Legalisasi Ganja biarkan menjadi grup di

facebook, lagipula kurang pas untuk menjadi nama organisasi.”

Kemudian pada bulan Juni 2010 nama Lingkar Ganja Nusantara

resmi menjadi identitas kami.

Tahun 2011 awal jumlah pendukung DLG mencapai

42.000 orang dan saat itu pula grup yang berada di Facebook

menghilang. Kejadian itu justru membuat LGN semakin

semangat dan fokus pada website pribadinya www.lgn.or.id.

Selain itu, LGN mulai melakukan audiensi dengan pihak-pihak

yang dianggap bersinggungan langsung dengan visi dan misi

Page 60: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

47

LGN. Berkunjung ke LSM-LSM, instansi-instansi pemerintah,

lembaga agama, maupun ke tokoh-tokoh masyarakat.

April 2011 LGN berhasil mendapatkan kantor pertama di

daerah Ciputat, Pulau Situ Gintung 3. Kantor itu biasa disebut

dengan Rumah Hijau LGN. Satu hal yang perlu ditekankan

bahwa Rumah Hijau LGN adalah pusat perjuangan legalisasi

ganja di Indonesia.

LGN menyadari bahwa isu pohon ganja adalah isu yang

selalu menuai kontroversi. Oleh karena itu, LGN memandang

perlunya sebuah badan hukum yang diakui pemerintah untuk

menjalankan kegiatan organisasinya. Semenjak November 2010

LGN melakukan proses pembentukan Yayasan Lembaga

Penelitian Tanaman Ganja yang sedang dalam proses pengesahan

dari Kementrian Hukum dan Hak Azazi Manusia (LGN, 2018,

diakses pada tanggal 17 September 2019 pukul 22.00 melalui

web http://www.lgn.or.id).

B. Visi dan Misi Lingkar Ganja Nusantara

1. Visi

Pemanfaatan pohon ganja sebagai aset kapital bangsa

demi mewujudkan rakyat adil, makmur dan sentosa

berdasarkan ajaran Pancasila.

2. Misi

Gotong Royong dalam segala bidang perjuangan:

terutama penelitian, edukasi dan membangun komunitas.

Page 61: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

48

C. Struktur Organisasi Lingkar Ganja Nusantara

Saat ini Organisasi dari Lingkar Ganja Nusantara diketuai

oleh Dhira Narayana, S.Psi kemudian sekertaris Singgih Tomi

Gumilang, S.H lalu bendahara ada Iwan Jusack. Kemudian untuk

divisi dari Lingkar Ganja Nusantara ini terbagi menjadi dua

dalam team. Yang pertama ada ketua Divisi Art Director, yaitu

Angki Pu dan divisi yang kedua ada ketua Divisi Regional, yaitu

Umbaran Fathilah Kencana.

D. Kegiatan Lingkar Ganja Nusantara

Kegiatan di tahun 2019 dari Organisasi Lingkar Ganja

Nusantara dalam setahun ini, dimulai dari Januari hingga April,

team LGN melakukan riset terkait kebudayaan yang berhubungan

dengan ganja dari berbagai kota seperti, Medan, Aceh, dan lain

sebagainya. Riset yang dilakukan adalah mencari tau sejarah

tanaman ganja pada kota tersebut melalui peninggalan sejarah

seperti, kitab sejarah, candi-candi atau patung-patung yang

mempunyai tulisan ataupun gambar yang berkaitan dengan

tanaman ganja, atau berbicara dengan para tokoh sejarah era

tanaman ganja ketika masih legal.

Dilanjut dengan Roadshow buku Hikayat Pohon Ganja

yang LGN terbitkan, dimulai pada bulan Juni tepatnya tanggal 26

pada tahun 2019 team LGN Regional Bandung dengan lokasi di

The Panas Dalam Cafe. Selanjutnya pada tanggal 28 Juli 2019

team LGN Makassar dengan lokasi di Hotel Amaris

Pannakukang. Kemudian pada tanggal 19 Agustus 2019 team

Page 62: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

49

LGN Regional Medan yang belokasi di Universitas Negri Medan.

Dan diakhiri pada kota Jogjakarta dengan team Regional Yogya

pada tanggal 5 November 2019 yang berlokasi di Universitas

Islam Negri Yogyakarta. Setelah acara Roadshow Buku Hikayat

Pohon Ganja, LGN ikut berpartisipasi dalam acara Pekan

Kebudayaan Nasional, LGN membahas isu-isu terkait sejarah

kebudayaan Ganja di Indonesia. acara tersebut dilaksanakan pada

tanggal 07 Oktober 2019 hingga 13 Oktober 2019. Lokasi

Senayan Jakarta.

E. Sejarah Singkat Badan Narkotika Nasional

Sejarah penanggulangan bahaya Narkotika dan

kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat

dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres)

Nomor 6 Tahun 1971 kepada Kepala Badan Koordinasi

Intelligen Nasional (BAKIN) untuk menanggulangi 6 (enam)

permasalahan nasional yang menonjol, yaitu pemberantasan uang

palsu, penanggulangan penyalahgunaan narkoba, penanggulangan

penyelundupan, penanggulangan kenakalan remaja,

penanggulangan subversi, pengawasan orang asing.

Berdasarkan Inpres tersebut Kepala BAKIN membentuk

Bakolak Inpres Tahun 1971 yang salah satu tugas dan fungsinya

adalah menanggulangi bahaya narkoba. Bakolak Inpres adalah

sebuah badan koordinasi kecil yang beranggotakan wakil-wakil

dari Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Departemen

Luar Negeri, Kejaksaan Agung, dan lain-lain, yang berada di

bawah komando dan bertanggung jawab kepada Kepala BAKIN.

Page 63: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

50

Badan ini tidak mempunyai wewenang operasional dan tidak

mendapat alokasi anggaran sendiri dari ABPN melainkan

disediakan berdasarkan kebijakan internal BAKIN.

Pada masa itu, permasalahan narkoba di Indonesia masih

merupakan permasalahan kecil dan Pemerintah Orde Baru terus

memandang dan berkeyakinan bahwa permasalahan narkoba di

Indonesia tidak akan berkembang karena bangsa Indonesia adalah

bangsa yang ber-Pancasila dan agamis. Pandangan ini ternyata

membuat pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia lengah

terhadap ancaman bahaya narkoba, sehingga pada saat

permasalahan narkoba meledak dengan dibarengi krisis mata

uang regional pada pertengahan tahun 1997, pemerintah dan

bangsa Indonesia seakan tidak siap untuk menghadapinya,

berbeda dengan Singapura, Malaysia dan Thailand yang sejak

tahun 1970 secara konsisten dan terus menerus memerangi

bahaya narkoba.

Menghadapi permasalahan narkoba yang

berkecenderungan terus miningkat, Pemerintah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) mengesahkan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.

Berdasarkan kedua Undang-undang tersebut, Pemerintah

(Presiden Abdurahman Wahid) membentuk Badan Koordinasi

Narkotika Nasional (BKNN), dengan Keputusan Presiden Nomor

116 Tahun 1999. BKNN adalah suatu Badan Koordinasi

Page 64: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

51

penanggulangan narkoba yang beranggotakan 25 Instansi

Pemerintah terkait.

BKNN diketuai oleh Kepala Kepolisian Republik

Indonesia (Kapolri) secara ex-officio. Sampai tahun 2002 BKNN

tidak mempunyai personil dan alokasi anggaran sendiri.

Anggaran BKNN diperoleh dan dialokasikan dari Markas Besar

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri), sehingga

tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal.

BKNN sebagai badan koordinasi dirasakan tidak memadai

lagi untuk menghadapi ancaman bahaya narkoba yang makin

serius. Oleh karenanya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor

17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional, BKNN

diganti dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). BNN, sebagai

sebuah lembaga forum dengan tugas mengoordinasikan 25

instansi pemerintah terkait dan ditambah dengan kewenangan

operasional, mempunyai tugas dan fungsi:

1. mengoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam

perumusan dan pelaksanaan kebijakan nasional

penanggulangan narkoba; dan

2. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional

penanggulangan narkoba.

Mulai tahun 2003 BNN baru mendapatkan alokasi

anggaran dari APBN. Dengan alokasi anggaran APBN tersebut,

BNN terus berupaya meningkatkan kinerjanya bersama-sama

dengan BNP dan BNK. Namun karena tanpa struktur

kelembagaan yang memilki jalur komando yang tegas dan hanya

Page 65: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

52

bersifat koordinatif (kesamaan fungsional semata), maka BNN

dinilai tidak dapat bekerja optimal dan tidak akan mampu

menghadapi permasalahan narkoba yang terus meningkat dan

makin serius. Oleh karena itu pemegang otoritas dalam hal ini

segera menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007

tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika Provinsi

(BNP) dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota (BNK), yang

memiliki kewenangan operasional melalui kewenangan Anggota

BNN terkait dalam satuan tugas, yang mana BNN-BNP-

BNKab/Kota merupakan mitra kerja pada tingkat nasional,

Provinsi dan kabupaten/kota yang masing-masing bertanggung

jawab kepada Presiden, Gubernur dan Bupati/Walikota, dan yang

masing-masing (BNP dan BNKab/Kota) tidak mempunyai

hubungan struktural-vertikal dengan BNN.

Merespon perkembangan permasalahan narkoba yang

terus meningkat dan makin serius, maka Ketetapan MPR-RI

Nomor VI/MPR/2002 melalui Sidang Umum Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Tahun

2002 telah merekomendasikan kepada DPR-RI dan Presiden RI

untuk melakukan perubahan atas Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1997 tentang Narkotika. Oleh karena itu, Pemerintah dan

DPR-RI mengesahkan dan mengundangkan Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai perubahan atas

UU Nomor 22 Tahun 1997. Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun

2009 tersebut, BNN diberikan kewenangan penyelidikan dan

penyidikan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika.

Page 66: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

53

Berdasarkan undang-undang tersebut, status kelembagaan

BNN menjadi Lembaga Pemerintah Non-Kementrian (LPNK)

dengan struktur vertikal ke Provinsi dan kabupaten/kota. Di

Provinsi dibentuk BNN Provinsi, dan di Kabupaten/Kota

dibentuk BNN Kabupaten/Kota. BNN dipimpin oleh seorang

Kepala BNN yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.

BNN berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada

Presiden. Kepala BNN dibantu oleh seorang Sekretaris

Utama, Inspektur Utama, dan 5 (lima) Deputi yaitu Deputi

Pencegahan, Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Deputi

Rehabilitasi, Deputi Pemberantasan, dan Deputi Hukum dan

Kerja Sama.

Saat ini, BNN telah memiliki perwakilan daerah di 33

Provinsi. Sedangkan di tingkat kabupaten dan kota, BNN telah

memiliki 100 BNNK/Kota. Secara bertahap, perwakilan ini akan

terus bertambah seiring dengan perkembangan tingkat kerawanan

penyalahgunaan Narkoba di daerah. Dengan adanya perwakilan

BNN di setiap daerah, memberi ruang gerak yang lebih luas dan

strategis bagi BNN dalam upaya P4GN. Upaya peningkatan

performa pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta

peredaran gelap Narkoba (BNN, 2018, diakses pada tanggal 18

September 2019 pukul 01.00 melalui web

https://bnnktangsel.com).

Page 67: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

54

F. Visi dan Misi Badan Narkotika Nasional

1. Visi

Menjadi Lembaga Non Kementerian yang profesional

dan mampu menggerakkan seluruh koponen masyarakat,

bangsa dan negara Indonesia dalam melaksanakan

Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan

Bahan Adiktif lainnya di Indonesia.

2. Misi

1) Menyusun kebijakan nasional P4GN

2) Melaksanakan operasional P4GN sesuai bidang

tugas dan kewenangannya.

3) Mengkoordinasikan pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan

adiktif lainnya (narkoba).

4) Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan

kebijakan nasional P4GN.

5) Menyusun laporan pelaksanaan kebijakan nasional

P4GN dan diserahkan kepada Presiden (BNNK,

2018, diakses pada tanggal 18 September 2019

pukul 02.00 melalui web https://bnnktangsel.com).

G. Fungsi Badan Narkotika Nasional

Badan Narkotika Nasional itu sendiri memiliki beberapa

tugas yang harus dijalankan, yaitu sebagai berikut :

Page 68: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

55

1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional

mengenai pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan

Prekursor Narkotika;

2. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

3. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia dalam pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika;

4. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis

dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang

diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;

5. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan

Prekursor Narkotika;

6. Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan

masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika Narkotika;

7. Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik

regional maupun internasional, guna mencegah dan

memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor

Narkotika;

8. Mengembangkan laboratorium Narkotika dan

Prekursor Narkotika;

9. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan

penyidikan terhadap perkara penyalahgunaan dan

Page 69: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

56

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

dan

10. Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas

dan wewenang.

11. Selain tugas sebagaimana diatas, BNN juga bertugas

menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional

mengenai pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika,

prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan

adiktif untuk tembakau dan alkohol.

Selain menjalankan tugas, BNN mempunyai fungsi

sebagai berikut :

1. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di

bidang pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,

psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya

kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang

selanjutnya disingkat dengan P4GN.

2. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar,

kriteria dan prosedur P4GN.

3. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.

4. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis

pencegahan, pemberdayaan masyarakat,

pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di

bidang P4GN.

Page 70: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

57

5. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna teknis

P4GN di bidang pencegahan, pemberdayaan

masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan

kerjasama.

6. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada

instansi vertikal di lingkungan BNN.

7. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan

komponen masyarakat dalam rangka penyusunan dan

perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di

bidang P4GN.

8. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan

administrasi di lingkungan BNN.

9. Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian wadah

peran serta masyarakat.

10. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan

Prekursor Narkotika.

11. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan

terorganisasi di bidang narkotika, psikotropika dan

prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan

adiktif untuk tembakau dan alkohol.

12. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun

komponen masarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi

dan penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta

perawatan lanjutan bagi penyalahguna dan/atau

pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif

Page 71: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

58

lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan

alkohol di tingkat pusat dan daerah.

13. Pengkoordinasian peningkatan kemampuan lembaga

rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu

narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya,

kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang

diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat.

14. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi

penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan

psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan

adiktif tembakau dan alkohol berbasis komunitas

terapeutik atau metode lain yang telah teruji

keberhasilannya.

15. Pelaksanaan penyusunan, pengkajian dan perumusan

peraturan perundang-undangan serta pemberian

bantuan hukum di bidang P4GN.

16. Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan

internasional di bidang P4GN.

17. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap

pelaksanaan P4GN di lingkungan BNN.

18. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional

instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat

di bidang P4GN.

19. Pelaksanaan penegakan disiplin, kode etik pegawai

BNN dan kode etik profesi penyidik BNN.

Page 72: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

59

20. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional

penelitian dan pengembangan, serta pendidikan dan

pelatihan di bidang P4GN.

21. Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika dan

prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan

adiktif untuk tembakau dan alkohol.

22. Pengembangan laboratorium uji narkotika,

psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya,

kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol.

23. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kebijakan nasional di bidang P4GN (BNNK, 2018,

diakses tanggal 18 September 2019 pukul 02.00

melalui web https://bnnktangsel.com).

Page 73: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

60

H. Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional Kota

Tangerang Selatan (BNNK)

Page 74: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

61

I. Aktivitas Badan Narkotika Nasional Pada Tahun 2018

Tabel 3.1

Aktivitas yang dilakukan Badan Narkotika Nasional

pada Tahun 2018

No Tanggal Tema Kegiatan Tempat

Kegiatan

Narasumber

1 22 Januari

2018

Sosialisasi tentang

bahaya Narkoba

SMPN 6 Kota

Tangerang

Selatan

AKBP

Heri Istu

Hariono, S.Si

Desti Pratiwi,

S.I.Kom

2 31 Januari

2018

Sosialisasi tentang

bahaya Narkoba

Pangkalan

Udara TNI AL

Jakarta Pondok

Cabe

AKBP Heri Istu

Hariono, S.Si

3 3 Februari

2018

Deklarasi Pelajar

Anti Narkoba, Anti

Kekerasan dan Anti

Radikalisme Dinas

Pendidikan dan

Kebudayaan Kota

Tangerang Selatan

bersama BNN Kota

Tangerang Selatan

Lapangan SMP

Cikal Harapan

BSD

AKBP Heri Istu

Hariono, S.Si

4 6 Februari Seminar Anti SMP Budi AKBP Heri Istu

Page 75: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

62

2018 Narkoba “Menjadi

Generasi Sukses

Bebas Narkoba”

Mulia Dua

Bintaro

Hariono, S.Si

Sony Gunawan,

SE

9 8 Maret

2018

Menciptakan

Keluarga Dan

Lingkungan Yang

Bersih Dari

Penyalahgunaan

Narkoba

Aula Kecamatan

Serpong Utara

AKBP Heri Istu

Hariono, S.Si

Andie Nugroho

Desti Pratiwi,

S.I.Kom

14 23 Maret

2018

Penyuluhan

Narkoba “Tidak

Pada Narkoba”

SMP SMA

Erenos Serua,

Ciputat – Kota

Tangerang

Selatan

AKBP Heri Istu

Hariono, S.Si

dr. Edy

Kurniawan

Andie Nugroho

18 11 April

2018

Pembinaan Dini

Keluarga Mandiri

dari Bahaya

Narkoba dan Zat

Adiktif Tingkat

Kecamatan Setu

Kantor

Kelurahan

Babakan

AKBP Heri Istu

Hariono, S.Si

Desti Pratiwi,

S.I.Kom

20 16 April

2018

Pembinaan Dini

Keluarga Mandiri

Kantor

Kelurahan

Sony Gunawan,

SE

Page 76: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

63

dari Bahaya

Narkoba dan Zat

Adiktif Tingkat

Kecamatan Setu

Kademangan Desti Pratiwi,

S.I.Kom

24 8 Mei

2018

Pengembangan

Kapasitas P4GN

(Workshop) di

Instansi Pemerintah

Kota Tangerang

Selatan

Pranaya

Boutique Hotel

BSD

AKBP Heri Istu

Hariono, S.Si

Sony Gunawan,

SE

drg. Vinna

Tauria

25 14 Mei

2018

Sosialisasi P4GN

pada Kegiatan

Pencegahan

Penyuluhan

Penyakit

Masyarakat

Kantor

Kecamatan

Pamulang

AKBP Heri Istu

Hariono, S.Si

Sony Gunawan,

SE

26 5 Juni

2018

Grup Therapy 3

(Tahap I) Pasca

Rehabilitasi

Reguler dengan

Topik Konsep Diri

Kantor BNN

Kota Tangsel

Warsono Hadi

Mulyono, S.Psi

(Kubik Leadership)

27 7 Juni

2018

Sosialisasi P4GN

pada kegiatan

Penyuluhan

PT Prima

Makmur

Rotokemindo,

Desti Pratiwi,

S.I.Kom

Page 77: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

64

Bahaya Narkoba di

Lingkungan Kerja

Cikupa,

Kabupaten

Tangerang

28 3 Juli

2018

Talkshow P4GN di

Star Radio 107,3

FM

Star Radio 107,3

FM Kota

Tangerang

AKBP Stince

Djonso, S.Si

Sony Gunawan,

SE

29 20 Juli

2018

Penyuluhan

Bahaya Narkoba

Bagi Pelajar pada

kegiatan Masa

Perkenalan

Lingkungan

Sekolah

SMKN 5

Tangerang

Selatan

Nova Dwi

Ayuningtyas,

AMKL

30 8 Agustus

2018

Sosialisasi P4GN

di Lingkungan

Pekerja

Aula PT.

Mayora Indah

Jayanti, Kab.

Tangerang

Sony Gunawan, SE

31 9 Agustus

2018

Sosialisasi

Pembinaan Anti

Aula Kecamatan

Serpong Utara

drg. Vinna

Tauria

Page 78: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

65

Narkoba Ir. Yusi Imam

Mahendra

Budy Tjoanda

32 13

Septembe

r 2018

Pembinaan dan

Pencegahan

Bahaya Narkoba

“Selamatkan

Generasi Muda dari

Bahaya Narkoba”

Lapangan

Persera

Kecamatan Setu

Sony Gunawan, SE

33 15

Septembe

r 2018

Sosialisasi Bahaya

Narkoba Bagi

Peserta Didik Paket

B dan Peserta

Didik Paket C

Tahun 2018

Graha Widya

Bhakti Puspitek

Setu

Sony Gunawan,SE

Page 79: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

66

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Ganja sudah ada di Indonesia sejak lama, karena seperti

hakikatnya tanaman tumbuh dan berkembang di bumi ini

berdasarkan alam. Namun, tanaman ganja ini masih terbilang

muda atau relatif baru bila dibandingkan dengan organisme-

organisme lain di kerajaan tanaman. Kemunculan tanaman ganja

dalam perjalanan evolusi diperkirakan terjadi sekitar tiga puluh

empat juta tahun yang lalu. Seperti halnya tanaman pada

umumnya, ganja bukan merupakan hasil rekayasa yang dibuat-

buat oleh manusia. Sejak dahulu pada masa legalisasi hingga

sekarang masa ilegalisasi terhadap tanaman ganja khususnya di

negara Indonesia peredaran ganja masih sangat ramai dan sangat

luas. Pada masa awal ilegalisasi ganja, yaitu sejak tahun 1976

muncul peraturan Undang-Undang Nomor 9 tahun 1976 yang

mengatur berbagai hal khususnya tentang peredaran pasar gelap.

Kemudian pada tahap pembuatan Undang-Undang tersebut, ganja

termasuk ke dalam salah satu jenis narkotika. Disamping itu juga

diatur tentang terapi dan rehabilitasi korban narkotika yang

terdapat pada pasal 23, dengan menyebutkan secara khusus peran

dari dokter dan rumah sakit terdekat sesuai petunjuk menteri

kesehatan.

Hasil dari data dan temuan lapangan yang dilakukan

peneliti melalui Teknik wawancara dan dokumentasi, maka di

dapatkan beberapa informasi mengenai ganja berdasarkan

perspektif Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan Badan Narkotika

Page 80: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

67

Nasional (BNN) dalam meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan

menyebabkan Penyakit Sosial.

Pada bab IV ini, peneliti memaparkan hasil temuan

penelitian terkait perspektif Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan

Badan Narkotika Nasional (BNN) mengenai ganja yang dapat

meningkatkan kesejahteraan sosial ataupun ganja yang dapat

menyebabkan penyakit sosial.

A. Ganja berdasarkan persepsi LGN dan BNN

Pada dasarnya manusia saling terhubung dengan

lingkungan di sekitarnya, manusia dengan manusia, manusia

dengan hewan, manusia dengan tanaman, dan manusia dengan

lingkungan. Ganja di Indonesia menjadi hal yang sangat tabu

untuk dibicarakan, masyarakat masih memiliki spekulasi tentang

ganja berdasarkan sumber yang didapat di mana saja. Lingkar

Ganja Nusantara (LGN) sebagai Organisasi yang menilai ganja

positif yang percaya dengan manfaatnya, seperti yang dikatakan

menurut persepsi dari Dhira Narayana yang menyebutkan bahwa

ganja adalah:

“Pohon Kehidupan. Tanaman kehidupan yang merupakan

suatu anugerah karena lebih tua dari peradaban manusia

yang sakral, di mana tanaman ini telah memberi banyak

warna pada peradaban dan kebudayaan manusia.

Tanaman yang secara tidak sadar bisa disebut mengambil

tempat juga dalam sejarah manusia dari tanaman yang

membantu manusia dan manusia yang memanfaatkan

tanaman, saling berkesinambungan.” (Dhira, Ketua LGN.

2019).

Page 81: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

68

Nilai positif ganja dari pernyataan Dhira mempunyai

perbedaan dengan pernyataan dari Dr. Edy sebagai Dokter sesi

Rehabilitasi, beliau mengatakan bahwa setelah diadakannya

penelitian dari berbagai pihak yang akhirnya membuat ganja ini

menjadi salah satu jenis narkotika. Yang kemudian membuat

pernyataan atas persepsi Dr.Edy bahwa:

“Ganja menurut saya sebagai staff BNN. Ganja itu

merupakan narkotika golongan 1 yang memang tumbuh

secara alami jadi bukan dibuat-buat seperti heroin atau

sabu ya yang sengaja dibuat. Tapi ganja ini secara alami

tumbuh secara sendirinya sebagai suatu tanaman semak

yang gampang sekali memperbanyak diri. Nah tapi dalam

perjalanannya ternyata memiiki efek-efek yang sifatnya

psiko aktif. Yang dalam artian bisa mempengaruhi pola

pikir, mempengaruhi perasaan, mempengaruhi perilaku

dari orang yang menggunakan tanaman itu.”(Dr. Edy,

Dokter Rehabilitasi BNN 2019).

Kedua pernyataan tersebut membuat ganja menjadi

tanaman yang sering dibicarakan, karena mempunyai dua pihak

dengan pendapat yang berbeda yang membuat ganja ini menjadi

tanaman yang sangat rumit. Seperti Lingkar Ganja Nusantara

(LGN) ataupun Badan Narkotika Nasional (BNN) yang

memperkuat pernyataan tersebut melalui:

“Melalui riset atau pun jurnal. Yaa paling itu awalnya kita

membaca melalui artikel-artikel, lingkungan sekitar,

ataupun jurnal-jurnal sampai akhirnya terbentuk LGN dan

dalam team tersebut baru kita mulai mengetahui ganja

lebih dalam melalui riset. Selain riset kebudayaan

Indonesia, kami team LGN juga sudah meriset ke

beberapa negara lainnya, seperti USA, Malaysia,

Thailand, dan lain sebagainya.”(Dhira, Ketua LGN. 2019)

Page 82: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

69

“Karena memang sudah banyak bukti dari para pecandu

ganja, dampaknya seperti apa. Kemudian kerugian secara

materi maupun kerugian pribadi dari pengunanya. Jadi

kita bukan membangun argumen ya, tapi lebih kearah

menunjukkan fakta apasih akibat yang terjadi dari

penggunaan ganja dan tidak hanya BNN bahkan

pemberantasan internasional organisasi kesehatan

internasional (WHO) pun mengkategorikan ganja sebagai

narkotika golongan 1. Yaitu narkotika yang sampai saat

ini tidak atau belum disetujui pengguaannya untuk

kepentingan pengobatan, hanya sebatas penelitian. Dan

saat ini penelitian tentang ganja untuk penggunaan ke

manusia itu setau saya belum ada. Tetapi lebih kearah

percobaan, walaupun mungkin di luar sana banyak yang

mengklaim ganja dapat membantu menangani kanker,

dapat membantu orang-orang dengan gangguan kejiwaan.

Nah itu tadi saya bilang penelitian itu belum sampai ke

arah manusia, klaim-klaim itu juga tidak ada dasar

penelitian yang jelas dan hanya klaim sepihak dari orang

yang merasa pakai ganja nih untuk mengobati dirinya

sendiri, mengobati keluarganya, mengobati temannya atau

dan yang lain-lain. Belum ada penelitian yang sesuai

dengan tata cara penelitian yang sebenarnya”(Dr. Edy,

Dokter Rehabilitasi BNN. 2019).

Pernyataan tentang ganja yang berbeda tersebut membuat

masyarakat yang tidak mengenal ganja menjadi bingung karena

ada satu jenis tanaman, yaitu ganja yang mempunyai perdebatan

yang bertentangan. Oleh karena itu kedua pihak-pihak yang

terkait seperti LGN ataupun BNN dengan pengetahuan yang

dimiliki berusaha menyampaikan edukasi terkait tanaman ganja,

seperti:

“Ya, kami mengedukasi masyarakat dengan semua

pengetahuan yang kami miliki dengan tujuan agar

masyarakat Indonesia mulai terbuka pengetahuannya

terkait tanaman ganja ini. Karena faktanya dari tahun

Page 83: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

70

Ilegalisasi ganja, yaitu tahun 1976 seakan-akan adalah

tanaman ganja ini merupakan suatu tindak kriminal, oleh

karena itu fakta-fakta serta informasi-informasi tentang

tanaman ganja ini sangat ditutupi dan dirahasiakan.

Adanya LGN saat ini salah satunya adalah untuk

mengungkapkan informasi-informasi serta fakta-fakta

terkait tanaman ganja untuk mengedukasi masyarakat

bahwa tanaman ini memiliki sisi positif yang sedari dulu

telah ditutup-tutupi.” (Dhira, Ketua LGN. 2019).

“Ya, kita selalu memberikan edukasi karna ganja itu

termasuk narkotika golongan 1, jadi kita memberitahukan

jangan sampai masyarakatpun beranggapan jika memakai

ganja itu aman dan bisa untuk pengobatan dan pemakaian

ganja itu sah. Tidak, karena narkotika golongan 1 diatur

dalam hukum penggunaan narkotika golongan 1 tanpa

izin dapat dipidana minimal 4 tahun penjara. Karena kita

juga sudah mengedukasi dari dampak ganja itu sendiri,

ganja sifatnya halusinogen depressan, sistem syaraf itu

juga merupakan dampak yang berbahaya. Belum lagi

tanaman ganja dapat menyebabkan ketergantungan dan

juga perubahan pola pikir perilaku yang sangat jelas

kelihatan.”(Dr.Edy, Dokter Rehabilitasi BNN 2019)

B. Efek ganja

Ganja mempunyai efek ketika seseorang

mengkonsumsinya, karena di dalam ganja mempunyai zat-zat

seperti (THC) dan (CBD) yang aktif di dalam tubuh seseorang

ketika mengkonsumsinya. Menurut pendapat dari Dhira ketua

umum Organisasi Ganja Nusantara (LGN) bahwa ganja;

“Kalo mau tau ganja itu memabukan atau tidak, cobain!

Gak akan mati kok karena nyoabain ganja, bahkan sampai

saat ini aku belum menemukan kasus orang meninggal

karena mengkonsumsi ganja doang yaa. Oleh karena itu

kalo kalian mau tau efeknya yaa cobain. Gambaran sedikit

bahwa ganja itu bisa merelaksasikan pikiran dan sangat

beda jauh efeknya dibandingkan alkohol.”

Page 84: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

71

“Intinya balik lagi kepada orang tersebut, ketika memakai

ganja sendirian atau ketika sedang berada di lingkungan

sosial. Ini merupakan hal yang relatif, perilaku seseorang

ketika mengkonsumsi ganja ataupun tidak

mengkonsumsinya. Mau dibawa kemana ganja ini, apakah

menjadikan kita lebih kreatif atau hanya untuk tidur

merelaksasikan pikiran. Karena pada dasarnya ganja itu

bisa membuat rileks pikiran.”(Dhira Narayana, Ketua

LGN. 2019.)

Menurut pendapat Dr. Edy sebagai Dokter Rehabilitasi

Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan bahwa ganja

mempunyai efek seperti;

“Efeknya kepada kognitif seperti gangguan perasaan,

perilaku, pola pikir atau tindakannya itu efeknya. Nah

kalau sifatnya tadi sudah dibahas jika ganja memiliki sifat

yang halusinogen dan juga depressan. Halusinogen itu

menyebabkan halusinasi kepada pengguna. Depressan itu

menenangkan sistem syaraf. Pengguna ganja itu sifatnya

males tidak mau ngapa-ngapain kalau dia sudah memakai

ganja. Dapat memicu kecemasan juga kalau halusinasinya

kearah yang paranoid. Mendapat halusinasi yang tidak

enak nah itu dapat menimbulkan kecemasan. Dalam hal

ini mood seseorang juga sangat berpengaruh dalam

menciptakan halusinasinya.”

“Kalau dia sedang dalam efek intoksidasi ganja otomatis

dia tidak akan bisa adaptasi dengan lingkungan sosial.

Tetapi kalau dia hanya pemakai ganja yang coba pakai

apabila dia sedang tidak memakai ya dia akan biasa aja

dalam lingkungan sosialnya sama saja seperti orang biasa

tidak ada pengaruh narkobanya. Tetapi kalau dia ada

dalam efek ganja dapat menimbulkan gesekan-gesekan

sifat halusinogen ketika dalam lingkungan sosialnya dapat

merubah mood dan tidak fokus dan mudah emosi.

Terintoksidasi ganja itu dapat berpengaruh dalam

lingkungan sosialnya.”(Dr. Edy, Dokter Rehabilitasi BNN

2019.)

Page 85: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

72

C. Ganja bagi Kesejahteraan Sosial

Ganja mempunyai banyak manfaat menurut beberapa

pendapat, terutama dari satu-satunya organisasi di Indonesia yaitu

Lingkar Ganja Nusantara (LGN) yang berpendapat bahwa ganja

merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat untuk

sekitarnya. Manfaat tersebut dikaitkan dengan kondisi

kesejahteraan bagi lingkungan sosial dari beberapa aspek seperti;

1. Ekonomi

“Ganja untuk ekonomi atau biasa disebut hemp,

yaitu mengolah ganja untuk memproduksi sesuatu

seperti ganja menjadi dari sekeliling aja dulu nih

yaa, disini ada hemp plastik, pada zaman dulu

awal-awal mobil ford bodynya dibuat dari serat

ganja. Tembok, ada istilah hemp create yang

dibuat dari serat batang ganja dicampur pasir dan

semen bisa jadi tembok. Kain, pada dinasti china

para pejabat itu bajunya dibuat dari hemp, serat

ganja. Nah kalo warga biasanya pada saat itu

bahan dari kapas. Kanvas, media buat melukis,

akar katanya dari canevas dan mundur lagi itu dari

cannabis. Makanan, biji-bijinya bisa dipakai untuk

bumbu makanan. Nah di dalam ganja ini untuk

segi makanan itu mengandung omega 3, 6, dan

9.”(Dhira Narayana, Ketua LGN. 2019)

Hal tersebut juga disampaikan oleh Umbara

sebagai ketua regional dari Organisai Lingkar Ganja

Nusantara (LGN) yang memberikan penjelasan saat

wawancara pribadi peneliti yang bersangkutan, berikut

penjelasannya;

“Untuk ekonomi itu sudah pasti aset. Dunia itu

mengenalnya hemp. Dimana hemp ini jatuhnya

Page 86: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

73

produktivitas yang dimana zat THC nya ini tidak

ada. Hemp itu didunia ini dari 2012 tingkat

pembelian sekitar 3billion us dollar. Sampai 2018

kemarin itu angkanya mencapai 900 persen.

Sekitar 300billion. Itu untuk ekonomi dari hasil

penjualan. Amerika sendiri itu negara importir

untuk hemp itu sendiri. Di Amerika ada peraturan

baru untuk Undang-Undang pertanahan dan

pertanian dia membolehkan lahan tani itu

digunakan untuk ganja, kalau dulu kan hanya

untuk batasan beberapa hektar. Nah kalau

sekarang bisa berpuluh-puluh hektar. Tahun depan

dia akan membuka lahan beratus-ratus hektar

khusus hemp. Kita menyebutnya hemp. Stigma

masyarakat itu yang mesti kita rubah hemp dengan

ganja. Ganja itu kalau hemp itu untuk diproduksi

dan bisa juga untuk berelaksasi.”(Umbara, Ketua

Regional LGN. 2019)

2. Medis

Selain dalam segi ekonomi, ganja juga memiliki

manfaat dari segi medis bagi beberapa penyakit. Hal ini

yang cukup sering dibicarakan oleh para dokter untuk

mencari kebenarannya dari khasiat tanaman ganja.

Organisasi Lingkar Ganja Nusantara (LGN) yang telah

melakukan riset dari beberapa sumber termasuk artikel-

artikel yang didapatkan dari luar negeri dan berdasarkan

fakta. Salah satu contohnya adalah artikel yang dimuat

oleh team LGN tentang risetnya untuk negara Inggris

yang ternyata adalah salah satu pusat farmasih terbesar di

seluruh dunia yang menggunakan ganja sebagai salah satu

bahan dasar bagi pengobatannya.

Page 87: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

74

Selanjutnya menurut pendapat dari Dhira terkait

tanaman ganja ini mempunyai manfaat bagi medis atau

tidak, dan kemudian beliau memberi pendapat seperti;

“Ada banget, nih misalnya ganja untuk medis

yaitu, kebudayaan lokal, contohnya diabetes, kita

dikasih ramuan yang dibuat dari akar rebusan

ganja. Ada seorang nenek yang tinggal di bone

sulawesi selatan sakit diabetes parah yang hanya

rebahan aja di kasur. Akhirnya nenek tersebut

dikasih akar rebusan ganja 3- 7 hari akhirnya si

nenek tersebut bisa ke kamar mandi sendiri. nah

mungkin untuk orang yang sakit, ganja ini bisa

meredakan rasa sakit, bisa pula untuk relaksasi

agar tidak membuat otak semakin stress

memikirkan penyakitnya. Nah..”(Dhira Narayana,

Ketua LGN. 2019)

Dan pernyataan bahwa ganja memiliki manfaat

untuk medis diperkuat oleh pendapat dari Bara selaku

ketua regional dari Organisai Lingkar Ganja Nusantara

(LGN) yang memberikan penjelasan saat wawancara

pribadi peneliti yang bersangkutan, berikut penjelasannya;

“Untuk medis sudah pasti dari sisi medis, kita lihat

sendiri kasus di Indonesia fidelis belum lagi kasus-

kasus yang tidak terbuka. Saya sudah liat sendiri

dari penyakit diabetes itu. Semua bisa digunakan

untuk medis. Dari daun akar biji batang nya bisa

digunakan. Untuk penyakit epilepsi kanker dan

diabetes itu ada artikelnya. Nah kalau diabetes

saya lihat sendiri itu ada di Ambon. Dia minum

rebusan ganja ini, minggu pertama kedua itu

perubahannya ada signifikan. Minggu kedua dia

bilang sakit banget, kemudian minggu ketiga

keempat dan sekarang sudah sembuh. Itu untuk

medis bisa membantu devisa negara juga dan

ekonomi. Di Aceh sendiri sudah menggunakan

Page 88: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

75

hemp ini untuk medis itu ada dalam

kitabnya.”(Umbara, Ketua Regional LGN. 2019)

Lebih jelasnya lagi LGN memberitahu manfaat

ganja bagi medis ini yang ditulis pada buku yang

diterbitkan oleh mereka, buku yang berjudul Hikayat

Pohon Ganja. Di dalam buku itu terdapat isi manfaat

ganja bagi medis, seperti;

a. Alzheimer

Penyakit saraf yang gejalanya ditandai dengan

kehilangan memori dan melambatnya respons alat gerak

tubuh. Penderita Alzheimer juga mengalami depresi,

agitasi, dan hilangnya nafsu makan.

Saat ini terdapat lebih dari 4,5 juta warga Amerika

yang mengidap Alzheimer. Belum ada pengobatan yang

dapat menghentikan penyakit ini. Namun pada tahun

2005, Journal of Neuroscience memuat penelitian dari

Complutense University dan Cajal Institute di Spanyol

yang melaporkan bahwa pemberian sintetis zat aktif ganja

dapat mencegah kerusakan kognisi dengan mengurangi

neurotoksisitas (sifat racun pada sel saraf) pada tikus yang

diinjeksi amyloid-beta peptide (protein yang diyakini

menjadi salah satu penyebab Alzheimer) juga mengurangi

peradangan yang disebabkan penyakit ini pada jaringan

sel-sel otak. Para ilmuwan dari Spanyol ini menyimpulkan

bahwa cannabinoid berhasil mencegah proses semakin

rusaknya sel saraf akibat penyakit Alzheimer.

Page 89: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

76

Pada tahun 2006, ilmuwan dari Scripps Research

Institute di California melaporkan bahwa zat THC

menghambat berkembangnya enzim penyebab gejala

utama Alzheimer dengan lebih baik dibandingkan dengan

obat-obatan populer untuk mengatasi penyakit ini seperti

donepezil dan tacrine. Ilmuwan-ilmuwan ini menyatakan

bahwa THC mengobati secara bersamaan baik gejala

maupun proses berkembangnya Alzheimer.

Para ilmuwan dari Ohio State University dan

Departemen Psikologi dan Neurosains melaporkan bahwa

tikus berumur tua yang mendapat dosis cannabinoid

sintetis dalam waktu tiga minggu menunjukan hasil yang

jauh lebih baik dalam tes memori labirin-air. Tulisan

dalam Journal of Neurosains 2007 juga melaporkan

bahwa tikus yang diberikan cannabinoid ini mengalami

perbaikan memori sebesar 50% dan penurunan tingkat

peradangan sebesar 40-50% dibandingkan tikus lain yang

digunakan sebagai kontrol atau perbandingan.

Begitu juga British Journal of Pharmacology,

yang pada tahun 2007 memuat hasil penelitian Trinity

College of Neurosains, Irlandia, yang menyimpulkan

bahwa cannabinoid menyediakan mekanisme

perlindungan saraf dan mengurangi inflamasi akibat

Alzheimer. Secara bersamaan, cannabinoid juga

membanu proses perbaikan internal otak dengan

meningkatkan neurogenesis (pembentukan sel-sel saraf

baru). (LGN, Hikayat Pohon Ganja).

Page 90: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

77

b. Glaukoma

Bola mata manusia berisi cairan yang memiliki

tekanan tertentu agar dapat mempertahankan bentuknya

yang bulat. Glaukoma adalah kondisi dimana sirkulasi

cairan mata ini terganggu karena salurannya tersumbat.

Penyumbatan meningkatkan tekanan cairan ke dalam bola

mata dan menghalangi masuknya darah, menekan sel-sel

saraf retina, serta pada akhirnya mengurangi kemampuan

penglihatan secara bertahap. Ciri penyakit saraf ini adalah

hilang atau berkurangnya jangkauan penglihatan (luas

daerah yang terliput oleh mata) secara perlahan-lahan

selama periode yang sangat lama sehingga sering tidak

didasari penderitanya.

Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor

dua setelah katarak. Setiap 2 dari 200 orang berusia

dibawah 50 tahun kemungkinan menderita penyakit ini.

Sedangkan untuk orang tua dengan umur 80 tahun keatas,

kemungkinan risiko terserang glaukoma jauh lebih tinggi,

yaitu 1 diantara 10 orang.

Tiga faktor utama penyebab glaukoma adalah

tingginya tekanan cairan dalam bola mata, penurunan

fungsi sel saraf mata, dan menipisnya kepala sel saraf

penglihatan. Penurunan fungsi sel saraf pada ganglion

retina dihubungkan dengan aktivitas eksitotoksisitas

(pelepasan neurotransmiter tertentu yang berlebihan) dari

glutamat dan sifat racun dari peroxynitrite.

Page 91: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

78

Menurtu Profesor Neville Osborne dalam Euro

Times, penyerapan cahaya oleh protein mitokondria yang

berlebihan pada sel ganglion retina mengubahnya menjadi

penghasil radikal bebas. Radikal bebas yang banyak

terbentuk bila nitric oxide bereaksi dengan radical super

oxide. Penelitian Dr. Melanie Kelly dari Universitas

Dalhouise, Kanada, juga menunjukan bahwa cannabinoid

bisa menghambat mekanisme komunikasi dengan

perantara kalsium pada ganglion sel retina tikus. Ini

membuat tikus membangun sistem antibodi yang dapat

menghambat terbentuknya nitrit oksida dan melindungi

sel ganglion dari eksitotoksisitas.

Para pemakai ganja sangat familiar bahwa mata

“mabuk” ganja dapat menyebabkan mata merah. Efek ini

ternyata membawa dampak positif bagi kesehatan mata.

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1970

menunjukan bahwa memerahnya mata akibat menghisap

ganja disebabkan masuknya darah ke dalam mata akibat

turunnya IOP (intra ocular pressure) atau tekanan cairan

dalam bola mata, yang menjadi salah satu faktor penyebab

glaukoma. US National Eye Institute pada tahun 1978-

1984 membiayai studi penelitian mengenai kemungkinan

efek ganja yang dapat mengobati glaukoma. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa ganja memang dapat

menurunkan tekanan cairan dalam bola mata secara

efektik dibandingkan berbagai obat glaukoma yang ada

dipasaran. Pengobatan biasa memberikan efek samping

Page 92: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

79

yang tidak nyaman dan kadang berbahaya, serta tidak

efektif menurunkan IOP pada penderita glaukoma tahap

lanjut. Banyak pasien penderita glaukoma jangka panjang

berhasil mempertahankan penglihatan mereka selama 20

sampai 25 tahun dengan mengkonsumsi ganja.

c. Depresi

Depresi merupakan gangguan psikis yang ditandai

berubahnya suasana hati, rasa tertekan, dan anhedonia

(kehilangan kesenangan atau minat terhadap sebagian

besar kegiatan atau aktivitas). Ciri-ciri depresi adalah

perubahan pada berat badan, pola tidur, perilaku

psikomotor, tingkat energi, dan fungsi kognitif.

Berbagai penelitian dengan hewan pada abad ke-

20 menyebutka bahwa depresi juga memiliki dimensi

neurologis yang berhubungan erat dengan rendahnya

produksi endocannabinoid. Penelitian-penelitian ini

menemukan bahwa meningkatnya aktivitas

endocannainoid pada reseptor CB1 menghasilkan efek

antidepresan. Pada sebuah penelitian lain, bagian otak

dentate gyrus pada hipokampus ditemukan sebagai bagian

yang berperan dalam proses neurogenesis atau

pertumbuhan sel-sel baru pada otak yang ternyata juga

menghasilkan efek antidepresan. Aktivitas zat-zat dari

ganja merangsang pertumbuhan sel-sel saraf pada bagian

hipokampus ini.

Page 93: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

80

Artikel “The Brain’s Own Marijuana” juga

menyebetukan bahawa endocannabinoid berperan penting

dalam menghilangkan perasaan buruk ataupun

pengalaman sakit yang ditimbulkan oleh stimulus ingatan

masa lalu. Ini bertentangan dengan hal yang sering

dipublikasikan media bahwa pemakaian ganja

berhubungan erat dengan depresi seperti studi yang

dilakukan oleh Louis Degenhardt, Wayne Hall, dan

Michael Lynskey pada tahun 2003. Media tidak pernah

mempublikasikan bahwa kolerasi konsumsi ganja dan

depresi sangatlah kecil, dan hanya terjadi pada “pemakai

bermasalah” yang sudah memiliki masalah psikologis

berat sebelum mengkonsumsi ganja.

Dalam studi ilmiah mengenai pengobatan depresi

menggunakan ganja di abad ke-20, survei “Skala Depresi

dan Penggunaan Ganja” yang dilakukan oleh The Center

for Epidemiological Studies tercatat sebagai survei

dengan jumlah partisipan terbesar hingga tahun 2005,

dengan 4.494 responden. Hasil survei ini menunjukkan

bahwa sebanyak 861 orang yang menggunakan ganja

minimal sekali seminggu atau kurang memiliki tingkat

depresi yang rendah, sementara 3.233 orang yang

menggunakan ganja setiap hari juga menunjukan hasil

yang sama. Mereka menunjukan lebih banyak perasaan

yang positif dan lebih sedikit keluhan yang berhubungan

dengan tubuh mereka dibandingkan dengan 310 orang

yang tidak mengkonsumsi ganja.

Page 94: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

81

d. Insomnia

Pada tahun 1890, J.R Reynolds, dokter pribadi

Ratu Victoria, menyimpulkan tiga puluh tahun

pengalamannya bersama ganja dengan

merekomendasikannya untuk pasien-pasiennya yang

menderita senile insomnia atau insomnia karena faktor

usia.

Reynold mengatakan bahwa ganja adalah obat

yang paling efektif untuk mengatasi masalah tidur

dibandingkan semua obat lain. Penggunaannya selama

berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, tidak

mengakibatkan toleransi dan bertambahnya dosis.

Insomnia, atau penyakit sulit tidur, biasa diobati dengan

bermacam obat-obatan psikotropika, salah satunya

valium.

Penelitian modern menunjukkan bahwa tidur yang

dibantu cannabinoid tidak berbeda dari tidur yang dibantu

dengan hipnotis. Penelitian menunjukkan bahwa zat CBD

(cannabinoid) mempunyai efek lebih baik daripada THC

dalam membantu masalah sulit tidur. Sementara tidur

yang dibantu valium dapat menghambat atau

memperpendek tahapan bermimpi dalam tidur. Pada tahun

2005, tercatat 1.450-an kematian di Amerika Serikat yang

disebabkan oleh overdosis valium. Sedangkan

penggunaan ganja sama sekali tidak memiliki catatan

overdosis.

Page 95: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

82

e. Asma

Asma adalah gejala kesulitan bernapas, dan

bersin-bersin yang disebabkan kejangnya saluran

pernapasan. Ini menyebabkan meningkatnya produksi

mokus (lendir) dan membengkaknya membran mukus.

Penyakit ini membunuh lebih dari 4.000 orang di

Amerika setiap tahunnya. Penelitian klinis menunjukkan

bahwa THC memiliki efek bronchodilator atau

memperlebar saluran bronkus, membuka sumbatan udara,

dan melancarkan pernapasan. Dalam sebuah studi yang

dimuat oleh American Review of Respiratory Disease

pada tahun 1975 dengan judul “Effect of Smoked

Marijuana in Experimentally Induced Asthma”,

disebutkan bahwa ganja dapat mengobati kondisi

hiperinflasi pada paru-paru dan asma yang dipicu oleh

kelelahan dalam waktu seketika.

Eksperimen untuk menguji efek anti-asma dari

THC atau ganja sudah dimulai sejak tahun 1970. Merokok

ganja atau dengan memakannya memiliki efek

bronchodilator yang sama dengan obat-obatan untuk

asma seperti salbutamol dan isoprenaline. Walaupun THC

pada ganja memiliki khasiat melegakan saluran

pernapasan pada gejala asma, memakainya dengan cara

dirokok tentunya memiliki resiko kesehatan tersendiri,

oleh karena itu ilmuwan kesehatan saat ini sedang

berusaha membuat alat pengisap semacam penghisap atau

Page 96: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

83

vaporizer (penguap) zat THC untuk asma yang tidak

menggunakan proses pembakaran.

f. Diabetes

Ada dua jenis diabetes. Pada diabetes jenis

pertama, pankreas penderita tidak dapat memproduksi

insulin sama sekali dan bergantung pada suplai insulin

dari luar. Sedangkan pada jenis kedua, pankreas masih

dapat memproduksi insulin, namun jumlahnya tidak

cukup. Dalam jangka waktu yang panjang diabetes dapat

menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf,

pengerasan pembuluh darah arteri, serta berbagai

komplikasi lain yang pada akhirnya menyebabkan

kematian.

Beberapa studi menunjukkan bahwa cannabinoid

dapat membantu mengurangi gejala-gejala akibat

diabetes. Dalam sebuah studi yang diterbitkan Journal of

Auto immunity, injeksi 5 mg CBD setiap hari dapat

mengurangi insiden timbulnya diabetes pada tikus

percobaan.

Pada penelitian lainnya, ilmuwan menemukan

tikus yang tidak diberikan cannabidiol mengidap diabetes

rata-rata pada minggu ke-17, sementara mayoritas (60%)

tikus yang diberikan zat tersebut tidak mengidap diabetes

sampai minggu ke-26. Sementara pemberian CBD pada

penelitian yang diterbitkan American Journal of Patology

tahun 2006 menyatakan bahwa zat aktif pada ganja ini

secara signifikan mengurangi risiko tikus yang menderita

Page 97: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

84

diabetes mengalami kekurangan oksigen pada mata

sehingga penyaring darah ke retina terurai, yang

meruoakan penyebab kebutaan utama pada penderita

diabetes

Kemudian pada studi tahun 2001 mengungkap

peran senyawa delta-9-THC dalam pengobatan diabetes.

THC ditemukan dapat mengurangi kemungkinan diabetes

pada tikus yang diberikan kadar glukosa lebih dalam

darahnya dan pengurangan insulin secara buatan,

dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi THC. (LGN

2019, 170)

D. Ganja Penyakit Sosial

Sesuatu mempunyai nilai positif dan negatif, termasuk

tanaman ganja. Ketika ada organisasi LGN yang terus

menyuarakan tentang manfaat dan nilai positif dari ganja. Ada

sebuah instansi langsung dibawah Presiden yang mengatakan

bahwa ganja memiliki nilai yang negatif, yaitu instansi Badan

Narkotika Nasional (BNN) yang percaya bahwa ganja merupakan

sebuah narkotika dan sangat merugikan bagi individu ataupun

sebuah negara jika ganja terus tumbuh dan berkembang. BNN

berpendapat bahwa ganja salah satu hal yang memunculkan

adanya penyakit sosial seperti dari beberapa aspek Ekonomi dan

Kesehatan.

Penyakit sosial adalah suatu peristiwa sebagai murni

dengan ukuran moralistik. Maka kemiskinan, kejahatan,

Page 98: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

85

pelacuran, kecanduan, perjudian, dan tingkah laku yang berkaitan

dengan semua peristiwa tersebut dinyatakan sebagai gejala

penyakit sosial yang harus diberantas. Seperti yang dikatakan

oleh Dr. Edy dan Fiona yaitu narasumber memberikan pernyataan

terkait penyakit sosial berikut

1. Ekonomi

Ganja merupakan sesuatu hal yang berbahaya

menurut BNN, oleh karena itu selain mencoba

memberantas pertumbuhan dari tanaman tersebut BNN

memiliki peraturan bahwa seseorang yang mengonsumsi

ganja harus diberi hukuman sesuai Undang-Undang

seperti yang dijelaskan oleh Fiona;

“UU 112 isinya itu barang siapa yang memakai

memiliki dan menguasai tanaman golongan 1

minimal 4 tahun penjara. Nah berapa banyaknya

barang itu ada di MA, kalau misalnya ganja

minimalnya 5 gram. 5 gram ganja itu minimalnya

4 tahun penjara. Kalau lebih dari 5gram itu bisa

sampai hukuman mati. UU nomer 112 itu kan

pasalnya yang memakai memiliki dan menguasai,

apabila yang sudah mengedarkan atau menjadi

kurir itu tambah lagi dengan UU 114 yang isinya

ya mengedarkan itu. Nah kalau seperti ini kan

sudah double pasal.”(Fiona, Fasilitator

Rehabilitiasi BNN. 2019)

karena ganja merupakan salah satu jenis narkotika

dan merupakan golongan 1, ganja merupakan suatu

narkotika yang sangat merugikan bagi pertumbuhan

ekonomi seseorang ataupun sebuah negara. Seperti yang

dikatakan oleh Dr. Edy;

Page 99: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

86

“Terutama kalau dilingkungan terdapat bandar

ganja di mana bandar itu justru mengendalikan

sistem perekonomian didaerahnya. Narkotika itu

menjadi suatu bisnis yang sangat menyangkut

dengannya, bisnis yang menyangkut terkait

permasalahan ekonomi di lingkungan sekitarnya.

Ribuan juta kalilipat keuntungannya.”(Dr. Edy,

Dokter Rehabilitasi BNN. 2019)

Jika ada satu bandar narkoba di daerah

pemukiman warga, akan sangat mengganggu sistem

ekonomi yang ada pada lingkungan masyarakat tersebut.

Bisnis yang dapat menguntungkan hasil besar namun

hanya kepada individu-individunya saja dan melalui

“pasar gelap” atau melanggar hukum. Hal ini diperkuat

oleh pernyataan dari Fiona yang menjelaskan bahwa

ganja;

“Kalau ini termasuk dalam kerugian negara karena

kan orang yang menggunakan ganja yang direhab

itu menggunakan uang negara. Coba kalau tidak

ada yang direhab berartikan negara tidak harus

mengeluarkan uang untuk merehab. Kalau untuk

individunya sendiri tadi saya sudah bilang tidak

terlalu menimbilkan kerugian karena masih

terjangkaulah harga ganja itu. Belum lagi jika

orang yang sudah tertangkap kasus karena ganja

itu ekonominya rendah. Si pemakai tersebut akan

kehilangan pekerjaan dan meninggalkan

keluarganya sehingga keluarganya semakin rendah

tingkat ekonominya.”(Fiona, Fasilitator

Rehabilitasi BNN. 2019)

2. Medis

Di dalam dunia kesehatan selain manfaat ganja

yang sudah dijelaskan oleh LGN, ternyata ada dampak

Page 100: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

87

kesehatan yang buruk disebabkan ganja tersebut. Seperti

yang dikatakan oleh Dr. Edy sebagai berikut;

“Di perkembangan ini hanya isu penelitian yang

belum valid bahkan diinternasionalpun jurnal-

jurnal internasional belum ada yang berani

mengklaim ganja dapat digunakan atau memiliki

manfaat cara medis yang sempurna. Nah obat-

obatan yang beredar saat ini legal itu panjang

proses penelitiannya baru bisa diproduksi. Pasti ini

efek sampingnya jelas dan dosis yang digunakan

juga jelas. Kemudian dampak jangka panjangnya

jelas itu baru boleh keluar izin legalnya. Percobaan

obat itu dilakukan dari mulai didalam leboratium

kemudian pada binatang percobaan dengan

penyakit, kemudian baru ke manusia normal

dengan penyakit. Nah ini panjang sekali proses

untuk menglegalkan obat. Dan ganja belum

sampai itu prosesnya. Untuk mendapatkan izinpun

harus ke menteri kesehatan, harus ada dasar

penelitian terdahulu dengan bukti dan tujuannya

jelas seperti apa.”(Dr. Edy, Dokter Rehabilitasi

BNN. 2019)

Dr. Edy membuat pernyataan bahwa ganja untuk

kesehatan medis hanya merupakan klaim-klaim saja yang

dilakukan oleh orang-orang yang selalu menyuarakan

bahwa ganja memiliki manfaat pada bidang medis seperti

LGN. Dan pernyataan bahwa ganja memiliki dampak

buruk bagi kesehatan ini juga diperkuat oleh Fiona dengan

menyebutkan bahwa;

“Iyaa, racun yang ditimbulkan oleh ganja itu kan

tadi THC, yang dimana racun THC ini merusak

syaraf di otak. Syaraf itukan diibaratkan seperti

komputer yaitu CPUnya semuanya diatur diotak.

Nah kalau sel syaraf diotak itu jika sudah rusak

Page 101: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

88

tidak mudah untuk balik, tidak seperti sel-sel kulit,

misalkan sel kulit dia robek paling 2 minggu sudah

balik gitu ya. Tapi kalau sel syaraf itu sifatnya

irreversible tidak bisa kembali tidak bisa utuh

seperti semula. Jadi THC itu merusak sel syaraf,

nah kalau dimedis itu kita menyebutnya seperti

adiksi yaitu penyakit otak kronis ini berlangsung

lama dan tidak bisa sembuh hanya bisa pulih

dalam artian menjaga. Contohnya seperti penyakit

diabetes, ketika dia tidak makan-makanan yang

manis dia tidak akan kenapa-kenapa. Sangat

disayangkan kalau ada orang yang menggunakan

ganja itu syarafnya jadi terganggu, terganggu juga

gangguan emosionalnya, psikis, penyakit

kejiwaan. Kasian juga saya kalau sudah sampai

penyakit kejiwaan, lebih baik penyakit fisik

daripada kejiwaan, karena kan kalau penyakit fisik

itu bisa disembuhkan dengan kita pergi ke dokter.

Kalau penyakit kejiwaan itu kan ke psikiater.

Sebenarnya bisa sembuh sih cuman kan kasian

saya kalau ini kan sudah menyerang syaraf.

Kebanyakan masalah dengan ganja ini kan

berakhir juga dengan masalah kejiwaan. Nah ini

berdasarkan fakta seperti di LIDO yang aku

temui.”(Fiona, Fasilitator Rehabilitasi BNN. 2019)

E. Manfaat dan Kerugian menggunakan ganja menurut

perspektif LGN dan BNN

Ganja mempunyai sifat positif dan negatif, seperti halnya

ganja dapat menyebabkan manfaat ataupun kerugian bagi

individu ataupun lingkungan. Karena hingga saat ini ganja bagi

masyarakat Indonesia merupakan suatu hal yang tabu untuk

dibicarakan. Oleh karena itu Dhira dan Bara sebagai aktivis dari

Organisasi LGN mempunyai perspektif terkait manfaat dan

kerugian ganja sebagai berikut;

Page 102: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

89

“Manfaatnya seperti yang tadi saya sudah jelaskan, bahwa

ganja itu banyak sekali efek baiknya untuk medis bisa

menyembuhkan beberapa penyakit dan sudah dibuktikan.

Ganja hemp create bisa untuk memenuhi kebutuhan

sandang dan papan. Ganja bisa juga sebagai bumbu

makanan dimana ganja bisa berfungsi dari segi pangan.

Kalo kerugiannya sih gaada, paling Cuma rugi kalo hanya

mengetahui informasi ganja sebatas narkoba doang di

Indonesia. karena pada dasarnya ganja itu luas kalo kita

mau paham literatur dari ganja tersebut.”(Dhira, Ketua

LGN. 2019.)

“Manfaatnya itu sebagai aset negara, bisa

membudidayakan ganja untuk kepentingan negara. Untuk

kepentingan kelompok atau untuk kepentingan instansi

tertentu. Dampak buruknya untuk ganja ya itulah kita

kurangnya edukasi.”(Umbara, Ketua Regional LGN.

2019)

Begitupun ganja menurut staff dan anggota dari BNN,

yaitu Dr. Edy dan Fiona yang mempunyai perspektif tentang

manfaat dan kerugian ganja disebutkan sebagai berikut.

“Ya itu saja sudah kita bahas tadi kalau manfaatnya hanya

sebatas klaim-klaim saja. Sementara kerugiannya sangat

banyak dirasakan oleh orang tersebut ataupun lingkungan

sekitarnya.”(Dr. Edy, Dokter Rehabilitasi BNN. 2019)

“Manfaat ganja itu saya belum tau ya, karena saya juga

kan bukan peneliti. Kalau menurut saya manfaat ganja itu

pembelajaran hidup ya saya bersyukur masih diberikan

sehat tidak seperti mereka yang sulit sekali untuk keluar

dari itu. Dan menyusahkan orang-orang

disekelilinginya.”(Fiona, Fasilitator Rehabilitasi BNN.

2019)

Page 103: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

90

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian yang

telah dilakukan dan dikaitan dengan latar belakang masalah serta

teori yang ditulis pada Bab II. Setelah dilakukan penelitian dan

pengumpulan data di lapangan, baik melalui observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi, maka peneliti memperoleh

data informasi dalam kaitannya dengan “Ganja: Antara

Kesejahteraan Sosial Dan Penyakit Sosial, Perbandingan Antara

LGN Dan BNN”. Peneliti memperoleh data selama penelitian

dengan analisis data yang di peroleh dari wawancara sehingga

dapat diuraikan dalam penyajian data.

Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, fokus

penelitian ini untuk mengetahui persepi antara Lingkar Ganja

Nusantara dan Badan Narkotika Nasional tentang tanaman Ganja.

A. Persepsi Sosial

Menurut Heider (1958), persepsi sosial bersumber dari

dua kebutuhan, yaitu: (Rahman 2014, 74)

1. Memahami (need of cognition). Mempunyai kebutuhan

untuk memahami lingkungan, termasuk untuk memahami

kebutuhan orang-orang yang ada disekitar. Cacioppo dan

Petty (dalam Fiske dan Taylor, 1991) mengatakan bahwa

kita mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dalam

memahami perilaku orang lain. Contoh individu yang

Page 104: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

91

begitu menyukai dan menikmati aktivitas mencari,

menganalisis, dan menilai perilaku orang lain tidak mudah

percaya, suka berpikir, tidak mudah menilai, dan tidak

gampang dirayu. Informasi apapun diprosesnya secara

serius dan hati-hati.

2. Kebutuhan untuk mengendalikan lingkungan (need of

control). Kebutuhan untuk mengendalikan lingkungan.

Kebutuhan untuk mengendalikan tersebut berkaitan

dengan kebutuhan untuk memahami. Pemahaman

mengenai karakteristik dan motivasi orang lain, akan

membuat kita lebih mudah dalam memprediksi dan

menentukan apa yang sebaiknya kita lakukan. Contoh jika

berada dalam situasi yang tidak kita ketahui, kita akan

mengalami ketidaknyamanan dan kebingungan dalam

menentukan sikap dan perilaku yang paling tepat dan

tidak akan menimbulkan kesulitan. Kebingungan tersebut

sebagiannya bersumber dari ketidaktahuan dan

ketidakmampuan mengendalikan lingkungan yang ada di

sekitar kita. Oleh karena itu, kita kemudian melakukan

melakukan persepsi sosial sehingga lingkungan sosial

menjadi lebih bisa dipahami. (Rahman 2014, 75)

B. Ganja berdasarkan Persepsi LGN

Ganja di Indonesia menjadi hal yang sangat tabu untuk

dibicarakan, masyarakat masih memiliki spekulasi tentang ganja

berdasarkan sumber yang didapat dimana saja. Namun tidak

untuk Lingkar Ganja Nusantara (LGN) sebagai satu-satunya

Page 105: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

92

organisasi yang mendukung penuh tentang Legalisasi Ganja dan

yang sangat sering berbicara tentang ganja terhadap masyarakat

di Indonesia. LGN menejelaskan bahwa ganja merupakan

tanaman yang saling berkesinambungan dengan peradaban

manusia sejak lama. Ganja merupakan pohon kehidupan, karena

ganja memiliki banyak manfaat bagi sekitarnya. Seperti kepada

manusia yang dapat dipercaya dapat menyembuhkan beberapa

penyakit. Atau kepada tumbuhan lainnya dengan cara melindungi

tumbuhan yang ada di sekitar tanaman ganja dari hama.

Ganja dipercaya oleh LGN berdasarkan sumber serta riset

yang dilakukan bahwa ganja memang sudah ada sejak ribuan

tahun lalu. Ganja dipergunakan sebagai bahan sandang, pangan,

serta papan. Dijelaskan oleh LGN bahwa ganja memiliki manfaat

bagi sandang seperti seratnya yang dapat dimanfaatkan sebagai

salah satu bahan pembuat pakaian seperti baju dan sepatu.

Kemudian ganja yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan, LGN

menyatakan sangat jelas hingga saat ini di beberapa kebudayaan

daerah di Indonesia masih menggunakan ganja sebagai bumbu

masakan. Ketika hari-hari raya dari sebuah daerah dipercaya

bahwa adanya ganja sebagai salah satu bumbu pada menu

makanan yang disajikan. Manfaat ganja bagi kebutuhan papan,

LGN menjelaskan bahwa dalam penggunaan ganja sebagai salah

satu bahan kebutuhan papan itu disebut dengan istilah ”hemp

create” dimana ganja bisa menjadi salah satu bahan pembuatan

seperti tali temali, pembuatan tembok dengan cara pasir, semen,

dan kemudian dicampur dengan serat-serat dari ganja, sebagai

kanvas untuk melukis yang dipercaya bahwa sejarahnya bahwa

Page 106: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

93

dulu bernama “cannivas” dan kemudian berevolusi menjadi

kanvas.

Persepsi ganja bagi kebutuhan medis yang diyakini oleh

LGN sangat berpengaruh kepada kesehatan bagi masyarakat.

Melalui risetnya, LGN merangkum hasil temuan yang

dilakukannya dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti

Diabetes dengan cannabinoid dapat mengurangi gejala-gejala

diabetes, injeksi 5 mg CBD setiap hari mengurangi insiden

timbulnya diabetes, Asma dengan THC memiliki efek

bronchodilator atau memperlebar saluran bronkus, membuka

sumbatan saluran udara, dan melancarkan pernapasan, Insomnia

bahwa zat CBD mempunyai efek lebih baik daripada THC dalam

membantu masalah sulit tidur, cannabinoid tidak berbeda dari

tidur yang dibantu dengan hipnotis.

Pada tahun 1976 Indonesia melarang penggunaan ganja

baik secara dikonsumsi ataupun hanya menanamnya saja.

Peraturan yang membuat ganja menjadi suatu tindak kriminal

dikarenakan ada hukuman jeruji ataupun rehabiitasi sesuai

dengan peraturan yang berlaku membuat ganja menjadi suatu hal

kriminal ketika pemakaiannya, karena dapat menghilangkan

kesadaran serta membuat orang menjadi kecanduan. Namun LGN

berpendapat bahwa belum pernah ada kasus kriminal yang

disebabkan oleh individu ketika mengkonsumsi ganja, dan efek

yang ditimbulkan itu lebih disebut kepada efek “High” dimana

manusia seharusnya menemukan titik tenang mereka dan

menggunakan itu untuk merelaksasikan tubuh serta pikiran-

pikiran dari stress dan bukan sepenuhnya menghilangkan

Page 107: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

94

kesadaran manusia secara total. LGN menyebutkan bahwa ada

hal yang lebih membuat kecanduan di dunia ini seperti gula, kopi,

dan rokok yang di dalamnya mempunyai kandungan zat adiktif.

LGN bertujuan melakukan riset agar ganja lebih di

pahami oleh masyarakat Indonesia sebagai sesuatu yang

bermanfaat dan memiliki tujuan untuk membuktikan bahwa ganja

mempunyai banyak manfaat untuk bisa dikembangkan di

Indonesia. Ganja bisa menjadi aset bagi negara Indonesia

contohnya seperti negara-negara lain yang sudah melegalisasikan

ganja. Hukum yang berlaku di Indonesia saat ini dinilai sangat

menutupi informasi terkait nilai-nilai positif dari tanaman ganja

yang membuat munculnya sebuah gerakan untuk mengedukasi

masyarakat mengungkap sisi-sisi positif yang sudah lama di

rahasiakan oleh beberapa pihak terkait.

C. Ganja berdasarkan persepsi BNN

Ketika berbicara terkait tanaman ganja di Indonesia

membuat masyarakat menjadi bingung, bingung karena

minimnya informasi terkait tanaman ganja yang ada. Tanaman

ganja merupakan salah satu jenis narkotika di Indonesia yang

termasuk ke dalam golongan satu dan hal tersebut bisa terjadi

dikarenakan adanya instansi langsung dari Presiden, yaitu Badan

Narkotika Nasional (BNN). Secara resmi BNN menyebutkan

bahwa ganja memiliki kandungan zat adiktif yang dapat

menghilangkan kesadaran seseorang ketika mengkonsumsinya

sehingga masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki

ketakutan terhadap ganja. Hal tersebut yang membuat ganja

Page 108: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

95

menjadi salah satu jenis narkotika dan informasi terkait tanaman

ganja pada masyarakat Indonesia hanya sebatas bahwa ganja

adalah salah satu jenis narkotika dan penggunaan ganja di

Indonesia baik secara di konsumsi atau dimanfaatkan menjadi

perbuatan yang ilegal dan dapat dikenakan pasal UU 112 isinya

itu barang siapa yang memakai memiliki dan menguasai tanaman

golongan 1 minimal 4 tahun penjara.

Rehabilitasi dipergunakan kepada pemakai ganja yang

sudah dikategorikan sebagai pecandu aktif, karena pada tanaman

ganja tersebut terdapat zat adiktif yang membuat seseorang

menjadi ketergantungan ketika sekali mencoba mengkonsumsi

ganja. BNN berdasarkan bukti yang sudah di dapat bahwa

pemakai ganja sangat merugikan ekonomi di sekitarnya, pasalnya

ketika pemakai ganja itu ditangkap oleh pihak yang berwajib dan

kemudian di rehabilitasi itu akan merugikan uang negara dan

ekonomi keluarga jadi terganggu karena berhentinya penghasilan

yang didapat ketika sedang menjalani proses. Ataupun semisal

pemakai tersebut adalah pelajar, mengganggu ekonomi karena

akan kecanduan ketika mengkonsumsi ganja dan bisa

menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang dan membeli

ganja tersebut. Bagi bandar ganja sendiri pun dapat

mengendalikan ekonomi di sekitarnya, karena ganja itu

keuntungannya berkali lipat ketika dapat menguasi pasar gelap di

lingkungan sekitar.

Di dalam dunia medis pun ganja sangat merugikan bagi

pemakainya, dikarenakan racun yang ditimbulkan oleh THC yang

dapat merusak otak ketika seseorang sedang mengkonsumsinya.

Page 109: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

96

Menurut BNN ketika otak yang sudah rusak tersebut tidak dapat

untuk dikembalikan hanya bisa untuk dipulihkan namun tidak

akan dapat kembali normal seperti biasanya. BNN berpendapat

bahwa apapun jenis ganja itu tidak dapat menyembuhkan

penyakit, BNN percaya data tersebut belum valid dikarenakan

dosis yang ada pada ganja sangat tidak jelas dan ketidak jelasan

tersebutlah yang membuat ganja menjadi ilegal dikarenakan

konsumsi yang belum jelas takarannya. Baik itu takaran untuk

anak dibawah umur, dewasa, maupun orang tua. Hal ini

dikarenakan tidak adanya penelitian oleh intansi terkait yang

berwenang sehingga mengakibatkan asumsi-asumsi praduga yang

menyebabkan kepastiannya belum dapat dipastikan.

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Internasional (WHO)

menyebutkan bahwa ganja termasuk ke dalam kategori golongan

1 narkotika dimana sampai saat ini tidak atau belum disetujui

penggunaannya untuk kepentingan secara medis maupun

konsumsi, ganja diperbolehkan hanya sebatas penelitian.

Indonesia merupakan negara hukum oleh karena itu sesuai

dengan pasal yang tertera, yaitu pasal 112 yang menjadi pedoman

bagi siapapun yang mengkonsumsi atau menggunakan narkotika

golongan jenis 1 merupakan sebuah tindak kriminal dan akan

dikenakan hukuman. BNN saat ini menganggap ganja merupakan

sebuah hal yang negatif berdasarkan bukti pengguna ganja yang

mengalami kerugian baik secara fisik ataupun materi.

Page 110: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

97

D. Kognisi-Tingkah Laku

Teori kognitif adalah bagian dari pengembangan teori dan

terapi tingkah laku, yang akhir-akhir ini dibangun oleh teori

belajar sosial. Ia juga tumbuh menjadi pengembangan terapeutik.

Teori kognitif berpendapat bahwa tingkah laku dapat dipengaruhi

oleh persepsi atau interpretasi terhadap lingkungan selama proses

belajar. Jika tingkah lakunya tidak sesuai maka bisa dipastikan

karena salah dalam mempersepsi dan menginterpretasi

lingkungan (Fuaida 2011, 40).

Dalam mempresepsi ganja, LGN yang melihat ganja dari

segi positif dan mempunyai banyak manfaat sedangkan BNN

berpresepsi sebaliknya dengan melihat sisi negatif dari ganja

yang akan merugikan bagi penggunanya. Oleh karena itu dalam

bertingkah laku ketika ada individu mengkonsumsi ganja LGN

berasumsi bahwa terdapat tiga jenis golongan, yaitu pemakai

diusia dini, pemakai diusia remaja, pemakai diusia dewasa dan

kebutuhan pemakaian ganja tersebut. Berbeda dengan LGN,

BNN berpendapat bahwa tingkah laku seseorang ketika

menggunakan ganja akan mengalami gangguan perasaan,

perilaku, pola pikir atau tindakan yang berasal dari efeknya

seperti halusinogen.

E. Lingkar Ganja Nusantara (LGN)

Tingkah laku seorang individu ketika menggunakan ganja

terbagi dari tiga golongan, usia dini, usia remaja, dan usia

dewasa. Ketiga golongan tersebut memakai ganja dan sangat

berpengaruh terhadap tingkah laku, karena pemakai ganja

Page 111: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

98

dibawah usia 21 tahun itu berpengaruh terhadap otak. Jadi diusia

dini itu adalah disaat pemakai ganja tidak dapat mengontrol

pikirannya sehingga menyebabkan lebih sering tidak sadarkan

diri saat bertingkah laku. Saat tubuh merasa malas, pada saat usia

dini itu belum bisa untuk melawannya. Kemudian pemakaian

diusia remaja itu lebih bisa untuk menemukan diri sendiri,

melainkan dapat mengontrol tingkah laku ketika berada dalam

efek memakai ganja. Ketika seorang memakai ganja dan lebih

memilih untuk bermalas-malasan dan tidak digunakan untuk hal

yang kreatif, usia remaja ini akan mengikuti kemana perasaan

seseorang tersebut. Untuk pemakaian pada saat usia dewasa ini

sifatnya untuk rileks dari rutinitas. Sehingga pada saat usia

dewasa ini lebih memanfaatkan efek ganja sebagai kebutuhan dan

untuk merelaksasikan diri. Lebih sadar dan lebih terkontrol dalam

bertingkah laku.

LGN merasa di Indonesia itu memiliki kerugian dari ganja

melainkan kurangnya edukasi terhadap tanaman ganja kepada

masyarakat. Hal tersebut yang membuat LGN ada dan bergerak

dalam bertujuan untuk mengungkap rahasia terkait tanaman ganja

yang selama ini sudah di tutup-tutupi. Oleh karena itu LGN

merekrut serta menscreaning anggota-anggota baru untuk

menyebarluaskan informasi terkait tanaman ganja. Serta ketika

berada di LGN tidak boleh terlibat dengan pasar gelap, karena

memang tujuan dari LGN adalah untuk meriset, mencari

informasi tentang tanaman ganja dan kemudian mengedukasinya

kepada masyarakat.

Page 112: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

99

F. Badan Narkotika Nasional (BNN)

Tingkah laku pengguna ganja memiliki gangguan

perasaan, perilaku, pola pikir atau dalam bertindak. Efeknya

memiliki sifat yang halusinogen dan juga depressan. Halusinogen

itu menyebabkan halusinasi kepada pengguna dan depressan itu

menenangkan sistem syaraf. Pengguna ganja itu memiliki sifat

malas dan dapat memicu kecemasan jika halusinasinya kearah

yang paranoid. Jika halusinasi pemakai ganja dalam keadaan

yang tidak baik maka akan menyebabkan tingkah laku yang

cemas. Ketika menggunakan ganja, perasaan hati seseorang juga

sangat berpengaruh dalam menciptakan halusinasinya.

Efek intoksidasi ganja, efek ini dapat menghilangkan

kesadaran seorang pemakai ganja yang menyebabkan tidak dapat

beradaptasi dengan baik ketika berada di lingkungan sosial. Efek

ganja dapat menimbulkan pertengkaran dikarenakan sifat

halusinogen ketika dalam lingkungan sosialnya dapat merubah

perasaan, tidak fokus dan mudah emosi. Terintoksidasi ganja itu

dapat berpengaruh dalam lingkungan sosialnya. Efek ganja sangat

berpengaruh terhadap otak, dapat mengganggu syaraf-syaraf yang

ada di otak. Seperti efek dari pemakaian ganja yang dapat

merubah tingkah laku menjadi lebih emosional, gampang lupa,

atau pun membuat lemah otak sehingga membuat seseorang

berpikir sangat lambat.

BNN berpendapat manfaat dalam ganja mungkin ada dan

tidak beranggapan bahwa suatu zat itu tidak ada positifnya. Yang

perlu diketahui bahwa dosis dalam ganja ini untuk meghasilkan

Page 113: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

100

manfaat itu berapa takaran penggunaannya dan apakah

dampaknyapun sama atau ternyata berbeda-beda terhadap

individu. Memiliki informasi yang seimbang terkait nilai positif

dan negatif. Untuk saat ini tugas BNN untuk memberantas

narkotika yang ada di Indonesia, dan ganja termasuk kedalam

jenis narkotika tersebut. Sesuai dengan hukum di Indonesia setiap

individu pengguna ganja berhak dikenakan pasal 112 dan

kerugian yang sangat besar akan dialami bagi pengguna ganja

dari berbagai aspek seperti ekonomi, medis, atau pun efek relasi

kepada lingkungannya.

G. Perbandingan Persepsi Antara Lingkar Ganja Nusantara

(LGN) dan Badan Narkotika Nasional (BNN)

Perbandingan ganja tentang manfaat dan kerugiannya

berdasarkan informasi yang di dapat oleh hasil kesimpulan dari

wawancara bersama pihak Lingkar Ganja Nusantara (LGN), yaitu

Dhira Narayana sebagai Ketua dan Umbaran Fathilah Kencana

sebagai Ketua Regional. Dan dari pihak Badan Narkotika

Nasional Kota Tangerang Selatan (BNNK), yaitu Dr. Edi

Kurniawan sebagai Dokter Kasi Rehabilitasi dan Fiona Indah

Fitriana, S.Kom. sebagai Fasilitator Rehabilitasi. Dan hasilnya

sebagai berikut;

Page 114: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

101

Tabel 5.1

Perbandingan pendapat tentang ganja

Indikator Lingkar Ganja Nusantara

(LGN)

Badan Narkotika

Nasional (BNN)

Ganja Pohon Kehidupan

Aset

Bermanfaat bagi

manusia

Tanaman

Narkotika

Zat Psikoaktif

Ekonomi Hemp

Ganja merupakan salah

satu material bagi

kebutuhan manusia.

Contoh, serat ganja

dapat dimanfaatkan

menjadi salah satu

bahan material

pembuatan baju.

Ataupun menjadi salah

satu bahan untuk

penyedap makanan.

Membangun ekonomi

dengan memanfaatkan

tanaman ganja untuk

kebutuhan manusia

dengan menciptakan

lapangan pekerjaan.

Kecanduan

mengkonsumsi ganja

dapat menyebabkan

kondisi ekonomi

seseorang menurun.

Menguasai pasar

gelap di lingkungan

sekitar ketika terdapat

bandar.

Mengkonsumsi ganja

melanggar aturan

hukum di Indonesia,

sehingga ketika

pemakai ganja

dikenakan hukuman

pidana dan akan

dikenakan denda

dengan nominal

relatif.

Medis Ganja dapat Menghilangkan

Page 115: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

102

menyembuhkan

beberapa penyakit

menurut beberapa riset.

Seperti, Diabetes,

Depresi, Glaukoma,

Asma, Insomnia, dan

Epilepsi. Pernyataan

tentang ganja medis ini

juga diperkuat dengan

adanya buku Hikayat

Pohon Ganja yang

dibuat oleh LGN

dengan mengumpulkan

berbagai riset dan jurnal

menjadi satu buah buku.

Kesadaran ketika

mengkonsumsinya

Menjadi kecanduan

untuk

mengkonsumsinya

ketika dikeringkan

kemudian dibakar itu

akan muncul racun

yang namanya THC,

adalah zat yang

mempengaruhi syaraf,

nah itu yang

disalahgunakan oleh

sebagian masyarakat

Indonesia. Dan

membuat otak

manusia menjadi

lemah atau terganggu.

Lingkungan

Sosial

Ketika berada di

lingkungan ganja dapat

membuat seseorang

menjadi kreatif dan

mudah bersosialisasi

dengan kondisi

perasaan/mood yang

baik.

Menjadi pribadi yang

tenang ketika

mengkonsumsi ganja

Lingkungan sosial

yang tercemar dengan

adanya ganja. Yang

dapat menyebabkan

lingkungan tersebut

menjadi lingkungan

pecandu.

Merubah perasaan

seseorang ketika

menggunakan ganja.

Bahkan dapat

Page 116: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

103

menyebabkan

halusinogen dan

menjadi lebih sensitif

perasaan seseorang

yang mengkonsumsi

ganja. Dan hal ini

dapat menyebabkan

kesalahpahaman

ketika berada di

lingkungan sosial.

Ketika mengkonsumsi

ganja dan tidak sadar.

Ganja akan membuat

seseorang menjadi

kriminalitas, seperti

mencuri dan lainnya.

H. Persepsi Islam Tentang Tanaman Ganja

a. Al-Qur‟an. Surat Al-Hud‟: 6

ها تقر لم مسأ قها ويعأ رزأ ض إل على ٱلل رأ وما من دابة فى ٱلأ

بين ب م دعها كل فى كت تىأ ومسأ

“Dan tidak ada satu pun mahluk bergerak (bernyawa) di

bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia

mengetahui tempat kediamannya dan tempat

penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang

nyata (Lauh Mahfuz)”. (Qs. Al-Hud‟: 6).

Page 117: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

104

dan tidak ada satupun mahluk bergerak : وما من دابة

(bernyawa)

ض رأ di bumi : فى ٱلأ

melainkan Allah (yang menjamin) : إل على ٱلل

قها rezekinya : رزأ

لم Dia mengetahui : ويعأ

ها تقر tempat kediamannya : مسأ

دعها تىأ dan tempat penyimpanannya : ومسأ

semua : كل

ب dalam Kitab (tertulis) : فى كت

بين yang nyata (Lauh Mahfuz) : م

Pada ayat ini menjelaskan Sesungguhnya Allah telah

menjamin rezeki semua makhluk yang berjalan di atas permukaan

bumi, sebagai bentuk karunia dariNya, dan Dia mengetahui

tempat tinggalnya saat hidup dan setelah matinya, dan

mengetahui tempat dimana ia akan mati. Semua itu sudah tertulis

di satu kitab di sisi Allah yang sudah menerangkan semua itu.

Dan bagian dari keluasan ilmu, kesempurnaan kuasa, dan

pehatian-Nya kepada hamba-hamba-Nya; Allah menjamin setiap

makhluk yang ada di muka bumi, Dia memberinya rezeki,

mengetahui dimana ia tinggal selama hidupnya, baik itu di

sarang, liang, atau gua-gua; dan Allah mengetahui tempat ia nanti

Page 118: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

105

setelah mati. Semua ini tertulis dalam lauhul mahfudz yang

mencatat segala hal kecil dan besar

Setiap mahluk sudah ditentukan rezekinya, dan mereka

harus mendapatkannya. "Dan tidak ada suatu binatang melata pun

di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya" ; bahkan

apa yang ia makan dari sesuatu yang haram pun masuk dalam

kategori rezeki ini! sebagaimana orang-orang kafir mendapatkan

rezeki mereka dan terkadang apa yang mereka dapat karena

perantara yang haram namun mereka diberikan rezeki yang baik,

adapun orang-orang bertaqwa Allah beri mereka rezeki dari arah

yang mereka tidak sangka, namun jatah yang mereka terima

bukan dari arah yang haram dan tidak pula dari sumber yang

kotor. (Tafsir QS. Al‟Hud‟ (11): 6. (tanggal 07 September 2020.

Pukul 00.00 melalui web www.tafsirweb.com ).

b. Hadist Riwayat Muslim No.2003

مر ل مسكر خ

مر حرام ك

ل خ

وك

“Setiap yang memabukkan adalah khomr dan setiap

khomr adalah haram.”(H.R Muslim No.2003 dari Hadits

Ibnu Umar, Bab Bayanu anna kulla muskirin khomr wa

anna kulla khomr harom, Abu Daud, No.3679)

ل setiap = ك

memabukkan = مسكر

مر خ = khomr

ل dan setiap = وك

Page 119: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

106

مر khomr = خ

haram = حرام

Sayyidina Umar bin Al-Khattab r.a. telah menjelaskan

tentang makna khomr, yakni “Sesuatu yang dapat menutupi dan

mengahalangi akal (untuk berpikir dengan jernih atau sadar)”.

Para sahabat Nabi saw. pun telah menyepakati penjelasan (makna

khomr) ini, keharaman khomr atau minuman keras, serta sebab

keharamannya adalah dapat memabukkan. Ganja di nilai

memiliki kesamaan efek seperti khomr yaitu dapat

menghilangkan akal atau kesadaran. Oleh karena itu ganja

termasuk kedalam golongan yang memabukkan. (Hadist Riwayat

Muslim, diakses melalui https://bincangsyariah.com/ubudiyah/dalil-

keharaman-minuman-keras-dalam-al-quran-dan-hadis/ pada tanggal 13

Maret 2020, Pukul 16.20).

Page 120: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

107

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pada bab sebelumnya, maka

peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi Lingkar Ganja Nusantara (LGN) dan Badan

Narkotika Nasional (BNN) tentang ganja adalah:

Lingkar Ganja Nusantara (LGN) mempunyai

persepi bahwa ganja merupakan pohon kehidupan yang

ada sejak dahulu kala dan berhubungan dalam peradaban

manusia hingga saat ini. Ganja mempunyai banyak

manfaat bagi manusia dalam segi ekonomi, medis,

sandang, pangan, dan papan serta dapat dipercaya dapat

meningkatkan kualitas sebuah negara jika

pemanfaatannya digunakan secara benar. Pada umumnya

terdapat tiga jenis ganja, yaitu ganja jenis sativa, indica,

dan ruderalis yang mempunyai kadar zat yang berbeda.

Badan Narkotika Nasioal (BNN) mempunyai

persepsi bahwa ganja adalah sebuah jenis narkotika

golongan 1, merupakan tanaman yang tumbuh secara

alami dan tanpa dibuat-buat seperti narkotika jenis

lainnya. Namun pada dasarnya narkotika golongan 1

hanya diperbolehkan untuk penelitian saja, memiliki

ataupun menggunakannya dilarang dan akan dikenakan

hukuman pidana selama 4 tahun, seperti yang tertera pada

pasal 112 KUHP. Pemakaian ganja itu dapat

Page 121: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

108

menghilangkan kesadaran dan membuat pemakainya

dapat bertindak kriminal ketika berada dalam pengaruh

ganja.

2. Manfaat dan kerugian ganja yang dapat

menyebabkan terwujudnya kesejahteraan sosial dan

menghindari penyakit sosial.

Ganja merupakan sebuah aset bagi ekonomi

negara dikarenakan dapat menunjang kualitas disebuah

negara. Dengan pemanfaatan ganja dari bidang eksport

dan import ataupun untuk mengurangi angka

pengangguran di suatu negara. Untuk bidang medis, dari

berbagai riset ganja dapat menyembuhkan ataupun

mencegah beberapa penyakit. Ganja pun dapat

dimanfaatkan dari segi sandang yang seratnya dapat

dimanfaatkan untuk pakaian, pangan untuk bumbu sebuah

makanan, serta papan sebagai salah satu bahan material

untuk kebutuhan properti.

Namun ganja juga dapat merugikan sebuah

negara, seperti saat ini di Indonesia hukum ganja yang

masuk kedalam golongan narkotika jenis 1 yang membuat

memakai, memiliki, serta mengedarkan menjadi sebuah

tindak kriminal. Peredaran ganja yang tidak terkendali di

Indonesia mengakibatkan tingginya tindak pidana kasus

ganja dan membuat anggaran negara semakin bertambah

untuk memenuhi kebutuhan narapidana yang ada di dalam

Page 122: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

109

penjara. Selain itu, ganja juga dapat merugikan keluarga

pengguna ketika pengguna ganja tersebut merupakan

seseorang yang menafkahi keluarganya sehingga

terhentinya perekonomian dalam sebuah keluarga.

BNN menilai bahwa ganja dari segi medis dapat

menghilangkan kesadaraan seseorang ketika sedang

menggunakannya yang dikarenakan dosis yang masih

belum jelas untuk dikonsumsi. Dapat merusak syaraf otak

sehingga membuat seseorang menjadi lambat berpikir,

berhalusinasi, dan membuat perasaan menjadi tidak

menentu. Hal tersebut pun dapat memicu tindak kriminal

ataupun berselisih paham dengan lingkungan sosial.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti, terdapat saran yang akan peneliti berikan untuk Lingkar

Ganja Nusantara (LGN) dan Badan Narkotika Nasional (BNN)

serta untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Lingkar Ganja Nusantara (LGN)

Peneliti berharap agar LGN dapat meriset ganja

lebih mendalam dan meluas ke berbagai aspek lainnya.

Serta LGN lebih giat dalam mengedukasi masyarakat di

Indonesia mengenai ganja terkait sisi positif dan sisi

negatifnya. Peneliti berharap agar LGN lebih dapat benar-

benar membuktikan kepada masyarakat mengenai riset

yang sedang dilakukan.

Page 123: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

110

2. Badan Narkotika Nasional (BNN)

Peneliti berharap agar BNN tidak menutup mata

untuk informasi mengenai manfaat ganja. Karena tidak

ada salahnya jika manfaat ganja terbukti dapat menaikan

kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Peneliti berharap

agar BNN segera melakukan riset mengenai ganja untuk

membuktikan manfaat dan negatifnya agar tidak

menimbulkan asumsi-asumsi liar yang beredar oleh

masyarakat saat ini. Tidak ada salahnya BNN melibatkan

atau bekerja sama dengan pihak lainnya agar dapat

melakukan penelitian dengan lebih baik dan mendapatkan

yang maksimal.

3. Penelitian Selanjutnya

Peneliti berharap untuk penelitian sejanjutnya

dapat lebih mendalam terkait aspek-aspek lainnya yang

belum terungkap mengenai ganja. Penelitian selanjutnya

juga diharapkan mampu untuk lebih mengedukasi

mengenai nilai positif dan negatif selanjutnya yang belum

ada penelitiannya sampai saat ini sehingga dapat

bermanfaat bagi masyarakat maupun akademisi dan

praktisi.

Page 124: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

111

C. Implikasi

Hasil dari penelitian ini tentu mempunyai manfaat untuk

akademis kedepannya, maka hasil dari implikasi tersebut ialah:

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi bacaan, menambah wawasan baru, dan dapat

memberikan kontribusi positif bagi perkembangan

keilmuan studi kesejahteraan sosial terutama dalam

pengetahuan tentang ganja. Selain itu, penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca pada

umumnya dan menjadi bahan rujukan atau

pembanding bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan tentang manfaat dan kerugian dari

tanaman ganja. Serta efek positif dan negatif ketika

menggunakan ganja.

Page 125: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

112

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Aristedes Julian. 2018. Alegori 420. Yogyakarta: Vice Versa

Books.

Abdul Khaliq. 2017. Dunia Dalam Ganja. Yogyakarta: Penerbit

Jalan Baru dan Penerbit Katalika.

BNN. 2007. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia

Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik

Indonesia

Bugin, Burhan. 2013. Analisis Data dan Penelitian Kualitatif.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cet ke 2.

Dr. Agus Abdul Rahman. 2014. Psikologi Sosial. Jakarta,

Rajawali Pers.

Dr. Kartini Kartono. 2014. Patologi Sosial – Jilid 1. Jakarta,

Rajawali Pers.

Dr. Kartini Kartono. 1997. Patologi Sosial 3. Jakarta, PT Raja

Grafindo Persada.

Dr. Kartini Kartono. 2007. Patologi Sosial – Jilid 1. Jakarta, PT

Raja Grafindo Persada.

Dr. Agus Abdul Rahman. 2014. Psikologi Sosial. Jakarta,

Rajawali Pers.

Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan

Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 126: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

113

Fuaida, Siti Napsiyah Ariefzzuman dan Lisma Diawati. 2011.

Belajar Teori Pekerja Sosial. Jakarta: Lembaga UIN

Syarief Hidayatullah.

Isbandi Rukminto Adi. 2013. Kesejahteraan Sosial. Jakarta,

Rajawali Pers.

Mahmood T, Akhtar N dan Khan BA. 2010. "The Morphologi,

Characteristics, And Medicinal Properties Of Camellia

Sinesis Tea.". J Med Plans Res//JMPR 10.010.

Lingkar Ganja Nusantara. 2013. Kriminalisasi Ganja.

Yogyakarta: Indie Book Corner.

Moeloeng, J Lexy. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Moeloeng, J Lexy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si. 2008. Penelitian

Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan

Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta , cet ke 5.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Tim LGN. 2019. Hikayat Pohon Ganja. Jakarta Selatan:

Perkumpulan Lingkar Ganja Nusantara.

W. Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.

Page 128: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

115

LAMPIRAN

Page 129: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

116

LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA

Ketua Lingkar Ganja Nusantara (LGN)

1. Bagaimana pandangan LGN terhadap ganja?

2. Bagaimana LGN membangun argument tentang

manfaat ganja kepada masyarakat?

3. Adakah keterkaitan antara ganja dengan

kesejahteraan sosial menyangkut kedalam ekonomi,

kesehatan dan ruang lingkup sosial?

4. Apakah LGN mengedukasi masyarakat terkait ganja?

5. Bagaimana upaya yang dilakukan LGN untuk

menginformasikan kepada masyarakat bahwa ganja

itu memiliki manfaat?

6. Bagaimana LGN menangapi stigma negatif terhadap

ganja?

7. Bagaimana efek pemakai ganja bagi individu?

8. Bagaimana efek pemakai ganja ketika berada di

lingkungan sosial?

9. Apakah ganja dapat membuat seseorang menjadi

kriminalitas?

10. Bagaimana penyalahgunaan dan pembenargunaan

ganja?

11. Manfaat dan Kerugian ganja?

Page 130: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

117

Ketua Divisi Regional Lingkar Ganja Nusantara

1. Bagaimana pandangan LGN terhadap ganja?

2. Bagaimana LGN membangun argument tentang

manfaat ganja kepada masyarakat?

3. Adakah keterkaitan antara ganja dengan

kesejahteraan sosial menyangkut kedalam ekonomi,

kesehatan dan ruang lingkup sosial?

4. Apakah LGN mengedukasi masyarakat terkait ganja?

5. Bagaimana upaya yang dilakukan LGN untuk

menginformasikan kepada masyarakat bahwa ganja

itu memiliki manfaat?

6. Bagaimana LGN menangapi stigma negatif terhadap

ganja?

7. Bagaimana efek pemakai ganja bagi individu?

8. Apabila seseorang menggunakan ganja dari usia dini

kemudian memakai lagi sampai ke usia remaja dan

dewasa itu, apakah ada perubahan?

9. Bagaimana efek pemakai ganja ketika berada di

lingkungan sosial?

10. Apakah ganja dapat membuat seseorang menjadi

kriminalitas?

11. Bagaimana penyalahgunaan dan pembenargunaan

ganja?

12. Manfaat dan Kerugian ganja?

13. Apakah perspektif orang lain atau lingkungan dapat

mempengaruhi orang lain yang sebelumnya belum

memakai ganja ?

Page 131: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

118

Dokter Pertama Divisi Kasi Rehabilitasi

1. Bagaimana pandangan BNN terhadap ganja itu

sendiri?

2. Bagamaina BNN membangun argumen tentang

kerugian memakai ganja?

3. Apakah BNN mengedukasi masyarakat terkait ganja?

4. Menurut pandangan BNN, adakah keterkaitan ganja

dengan penyakit sosial?

5. Bagaimana BNN menaggapi isu-isu bahwa ganja

dapat mensejahterakan masyarakat dalam bidang

medis?

6. Bagaimana upaya yang dilakukan BNN dalam

menanggapi stigma positif yang ada dalam ganja?

7. Adakah keterkaitan antara ganja dengan penyakit

sosial menyangkut kedalam ekonomi, kesehatan dan

ruang lingkup sosial?

8. Apakah ganja dapat memberikan dampak

kriminalisasi bagi penggunanya?

9. Bagaimana efek pemakai ganja bagi individu?

10. Bagaimana efek pemakai ganja ketika berada di

lingkungan sosial?

11. Bagaimana penyalahgunaan dan pembenargunaan

ganja?

12. Manfaat dan Kerugian ganja?

13. Apakah ada kasus dalam penggunaan ganja dapat

menyebabkan tewas karena overdosis ?

Page 132: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

119

Fasilitator Rehabilitasi Divisi Kasi Rehabilitasi

1. Bagaimana pandangan BNN terhadap ganja itu

sendiri?

2. Bagamaina BNN membangun argumen tentang

kerugian memakai ganja?

3. Apakah BNN mengedukasi masyarakat terkait ganja?

4. Menurut pandangan BNN, adakah keterkaitan ganja

dengan penyakit sosial?

5. Bagaimana BNN menaggapi isu-isu bahwa ganja

dapat mensejahterakan masyarakat dalam bidang

medis?

6. Bagaimana upaya yang dilakukan BNN dalam

menanggapi stigma positif yang ada dalam ganja?

7. Adakah keterkaitan antara ganja dengan penyakit

sosial menyangkut kedalam ekonomi, kesehatan dan

ruang lingkup sosial?

8. Apakah ganja dapat memberikan dampak

kriminalisasi bagi penggunanya?

9. Bagaimana efek pemakai ganja bagi individu?

10. Bagaimana penyalahgunaan dan pembenargunaan

ganja?

11. Manfaat dan Kerugian ganja?

12. Kenapa ganja digolongkan dalam golongan 1 ?

13. Menurut BNN, apakah perspektif orang lain terhadap

ganja dapat mempengaruhi orang lain juga yang tidak

menggunakan ganja?

14. Bagaimana peraturan ganja di Indonesia ?

Page 133: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

120

15. Bagaimana caranya untuk direhabilitasi dalam BNN?

16. Berapa lamakah proses rehabilitasi ?

17. Contoh kasus dari efek negatif ganja?

Page 134: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

121

TRANSKIP WAWANCARA TERKAIT GANJA,

ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN

PENYAKIT SOSIAL. PERBANDINGAN ANTARA

LINGKAR GANJA NUSANTARA DAN BADAN

NARKOTIKA NASIONAL

Nama : Dhira Narayana

Jabatan : Ketua Lingkar Ganja Nusantara

Topik Wawancara : Perspektif Ganja dan Manfaat dari

Ganja

1. Bagaimana pandangan LGN terhadap ganja?

Pohon Kehidupan. Tanaman kehidupan yang merupakan

suatu anugerha karena lebih tua dari peradaban manusia

yang sakral, dimana tanaman ini telah memberi banyak

warna pada peradaban dan kebudayaan manusia.

Tanaman yang secara tidak sadar bisa disebut mengambil

tempat juga dalam sejarah manusia dari tanaman yang

membantu manusia dan manusia yang memanfaatkan

tanaman, saling berkesinambungan. Tanaman yang

banyak memiliki manfaat tapi telah dikriminalisasikan

oleh hukum-hukum yang dibuat sejak tahun 1972.

Page 135: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

122

2. Bagaimana LGN membangun argument tentang

manfaat ganja kepada masyarakat?

Melalui riset atau pun jurnal. Yaa paling itu awalnya kita

membaca melalui artikel-artikel ataupun jurnal-jurnal

sampai akhirnya terbentuk LGN dan dalam team tersebut

baru kita mulai mengetahui ganja lebih dalam melalui

riset. Selain riset kebudayaan Indonesia, kami team LGN

juga sudah meriset ke beberapa negara lainnya, seperti

USA, Malaysia, Thailand, dan lain sebagainya.

3. Adakah keterkaitan antara ganja dengan

kesejahteraan sosial menyangkut kedalam ekonomi,

kesehatan dan ruang lingkup sosial?

Ada banget, nih misalnya ganja untuk medis yaitu,

kebudayaan lokal, contohnya diabetes, kita dikasih

ramuan yang dibuat dari akar rebusan ganja. Ada seorang

nenek yang tinggal di bone sulawesi selatan sakit diabetes

parah yang hanya rebahan aja di kasur. Akhirnya nenek

tersebut dikasih akar rebusan ganja 3- 7 hari akhirnya si

nenek tersebut bisa ke kamar mandi sendiri. nah mungkin

untuk orang yang sakit, ganja ini bisa meredakan rasa

sakit, bisa pula untuk relaksasi agar tidak membuat otak

semakin stress memikirkan penyakitnya. Nah..

Ganja untuk ekonomi atau biasa disebut hemp, yaitu

mengolah ganja untuk memproduksi sesuatu seperti ganja

menjadi dari sekeliling aja dulu nih yaa, disini ada hemp

plastik, pada zaman dulu awal-awal mobil ford bodynya

Page 136: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

123

dibuat dari serat ganja. Tembok, ada istilah hemp create

yang dibuat dari serat batang ganja dicampur pasir dan

semen bisa jadi tembok. Kain, pada dinasti china para

pejabat itu bajunya dibuat dari hemp, serat ganja. Nah

kalo warga biasanya pada saat itu bahan dari kapas.

Kanvas, media buat melukis, akar katanya dari canevas

dan mundur lagi itu dari cannabis. Makanan, biji-bijinya

bisa dipakai untuk bumbu makanan. Nah di dalam ganja

ini untuk segi makanan itu mengandung omega 3, 6, dan

9.

Ruang lingkup tergantung pada perspektifnya, kalo ganja

itu kita bawa kepada suatu hal yang kreatif, bakalan jadi

kita membuat suatu hal yang kreatif. Atau ganja tersebut

digunakan untuk relaksasi melepas lelah, bisa juga

otomatis kita akan tertidur. Dengan ganja kita juga bisa

melingkar (duduk) ketemu orang-orang baru dan

melakukan semuanya untuk suatu hal yang positif.

pengalamanku dalam mengobservasi orang-orang

pemakai ganja bahkan aku mempelajari juga filosofi

pemakai ganja dari Johan Below, peneliti asal Amerika

yang belajar pengobatan tradisional di India dia bilang

ganja itu sederhana konsepnya. To Be Healthy, Is To Be

Happy, Is To Be Holy, itu tuh sebuah trinitas kesatuan

bahwa untuk tubuh lu harus sehat, pikiran harus segar,

jiwa harus suci.

Page 137: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

124

4. Apakah LGN mengedukasi masyarakat terkait ganja?

Tentu iya, kami mengedukasi masyarakat dengan semua

pengetahuan yang kami miliki dengan tujuan agar

masyarakat Indonesia mulai terbuka pengetahuannya

terkait tanaman ganja ini. Karena faktanya dari tahun

Ilegalisasi ganja, yaitu tahun 1972 seakan-akan adalah

tanamanan ganja ini merupakan suatu tindak kriminal,

oleh karena itu fakta-fakta serta informasi-informasi

tentang tanaman ganja ini sangat ditutupi dan

dirahasiakan. Adanya LGN saat ini salah satunya adalah

untuk mengungkapkan informasi-informasi serta fakta-

fakta terkait tanaman ganja untuk mengedukasi

masyarakat bahwa tanaman ini memiliki sisi positif yang

sedari dulu telah ditutup-tutupi.

5. Bagaimana upaya yang dilakukan LGN untuk

menginformasikan kepada masyarakat bahwa ganja

itu memiliki manfaat?

Untuk mengedukasi masyarakat tentang tanaman ganja,

kami saat ini menggunakan banyak media sosial dalam

menyampaikan informasi. Seperti website, instagram,

youtube ataupun media cetak seperti buku yang kami

buat. Disamping melalui platform tersebut, kami juga

melakukan tour ke beberapa kota di Indonesia dan

mengadakan acara seperti seminar ataupun bedah buku.

Dalam acara tersebut kami membicarakan semua seputar

terkait tentang tanaman ganja. Baik ke remaja maupun

Page 138: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

125

usia lanjut. Melalui instagram dan youtube kami sangat

rutin membahas terkait ganja di dunia.

6. Bagaimana LGN menangapi stigma negatif terhadap

ganja?

Agak susah, tapi biarin aja orang berpendapat apapun soal

ganja. Disini itu juga merupakan salah satu PR dari kita

team LGN untuk merubah stigma masyarakat dari ganja

hanya dipandang sebagai narkoba padahal ganja

merupakan tanaman yang sangat bermanfaat yang nilai

posistifnya ini menjadi pembahasan yang awam di

masyarakat. Itu fungsinya kami mengedukasi masyarakat

melalui media-media untuk bertujuan membuka pikiran

menjadi lebih luas kepada tanaman ganja ini.

7. Bagaimana efek pemakai ganja bagi individu?

Kalo mau tau ganja itu memabukan atau tidak, cobain!

Gak akan mati kok karena nyoabain ganja, bahkan sampai

saat ini aku belum menemukan kasus orang meninggal

karena mengkonsumsi ganja doang yaa. Oleh karena itu

kalo kalian mau tau efeknya yaa cobain. Gambaran sedikit

bahwa ganja itu bisa merelaksasikan pikiran dan sangat

beda jauh efeknya dibandingkan alkohol.

Page 139: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

126

8. Bagaimana efek pemakai ganja ketika berada di

lingkungan sosial?

Intinya balik lagi kepada orang tersebut, ketika memakai

ganja sendirian atau ketika sedang berada di lingkungan

sosial. Ini merupakan hal yang relatif, perilaku seseorang

ketika mengkonsumsi ganja ataupun tidak

mengkonsumsinya. Karena pada dasarnya ganja itu bisa

memuat rileks pikiran.

9. Apakah ganja dapat membuat seseorang menjadi

kriminalitas?

Gaada, saat ini di Indonesia hanya ketika orang itu

memakai, mengkonsumsi, memiliki, serta menanam saja

mereka bisa dibilang kriminal karena hukum di Indonesia

yang memang mengilegalisasikan ganja. Diluar dari itu

tidak pernah ada yang namanya orang mengkonsumsi

ganja jadi anarki ataupun kriminal. Gaada efek ganja yang

membuat seseorang menjadi brutal.

10. Bagaimana penyalahgunaan dan pembenargunaan

ganja?

Penyalahgunaan dan pembenargunaan ganja itu sangat

relatif dari cara penggunaannya. Contoh sedikit, air putih

adalah suatu hal yang sangat penting, isa dibilang sebagai

kebutuhan untuk manusia hidup. Itu sangat dinilai positif

dan memang itu benar digunakannya. Namun pada zaman

peperangan dahulu ada hukuman dimana korbannya itu di

Page 140: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

127

gelonggong, yaitu memasukan kadar air yang berlebih

kedalam tubuh manusia sehingga menyebabkan paru-paru

yang terendam dan dapat berujung kepada kematian

akibat kembung dan pernapasan yang sudah terendam

oleh kadar air yang banyak. Dan itu suatu hal yang negatif

dimana disini adalah penyalahgunaan dari air tersebut.

Nah disini aku bertanya-tanya, penyalahgunaan ganja itu

seperti apa? Apa kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh

ganja? Bob Marley dari sekitar umur 17 tahun sampai

akhir khayatnya dia mengkonsumsi ganja dan meninggal

bukan karena ganja melainkan karena infeksi luka yang

disebabkan karena bermain sepak bola dan hanya di

diamkan saja. Jadi penyalahgunaannya dimana?

11. Manfaat dan Kerugian ganja?

Manfaatnya seperti yang tadi saya sudah jelaskan, bahwa

ganja itu banyak sekali efek baiknya untuk medis bisa

menyembuhkan beberapa penyakit dan sudah dibuktikan.

Ganja hemp create bisa untuk memenuhi kebutuhan

sandang dan papan. Ganja bisa juga sebagai bumbu

makanan dimana ganja bisa berfungsi dari segi pangan.

Kalo kerugiannya sih gaada, paling Cuma rugi kalo hanya

mengetahui informasi ganja sebatas narkoba doang di

Indonesia. karena pada dasarnya ganja itu luas kalo kita

mau paham literatur dari ganja tersebut.

Page 141: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

128

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Umbaran Fatlhilah Kencana

Jabatan : Ketua Regional Lingkar Ganja

Nusantara (LGN)

Topik Wawancara : Perspektif Ganja dan Manfaat dari

Ganja

1. Bagaimana pandangan LGN terhadap ganja?

ganja itu anugrah aset yang dimiliki setiap mahluk hidup.

Kan tidak cuman manusia saja mahluk hidup, melainkan

seperti binatang dan tumbuhan. Nah ini korelasinya ganja

bisa bermanfaat untuk itu semua. Untuk manusia bisa buat

obat membantu perabadan manusia itu sendiri. Ganja itu

ditemukan beberapa ribu tahun menghidupi peradaban

dunia. Jadi selama beberapa ribu tahun yang lalu kita

terpatok pada saat itu pada ganja. Jadi ganja itu digunakan

untuk membuat baju, nutrisi, papan. Karena memang yang

alami sebelum ada minyak bumi itu kita pakai nabati.

Pointnya Ganja adalah salah satu anugerah yang harus

kita manfaatkan.

2. Bagaimana LGN membangun argument tentang

manfaat ganja kepada masyarakat?

Berdasarkan ilmiah, buku, artikel dan berdasarkan

pengalaman pribadi dan pengalaman orang.

Page 142: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

129

3. Adakah keterkaitan antara ganja dengan

kesejahteraan sosial menyangkut kedalam ekonomi,

kesehatan dan ruang lingkup sosial?

Untuk ekonomi itu sudah pasti aset. Dunia itu

mengenalnya ham. Dimana ham ini jatuhnya

produktivitas yang dimana zat THC nya ini tidak ada.

Ham itu didunia ini dari 2012 tingkat pembelian sekitar

3billion us dollar. Sampai 2018 kemarin itu angkanya

mencapai 900 persen. Sekitar 300billion. Itu untuk

ekonomi dari hasil penjualan. Amerika sendiri itu negara

importir untuk ham itu sendiri. Di Amerika ada peraturan

baru untuk Undang-Undang pertanahan pertanian dia

membolehkan lahan tani itu digunakan untuk ganja, kalau

dulu kan hanya untuk batasan beberapa hektar. Nah kalau

sekarang bisa berpuluh-puluh hektar. Tahun depan dia

akan membuka lahan beratus-ratus hektar khusus ham.

Kita menyebutnya ham. Stigma masyarakat itu yang mesti

kita rubah ham dengan ganja. Ganja itu akan habis kalau

ham itu untuk diproduksi dan untuk berelaksasi.

Untuk medis sudah pasti dari sisi medis, kita lihat sendiri

kasus di Indonesia fidelis belum lagi kasus-kasus yang

tidak terbuka. Saya sudah liat sendiri dari penyakit

diabetes itu. Semua bisa digunakan untuk medis. Dari

daun akar biji batang nya bisa digunakan. Untuk penyakit

epilepsi kanker dan diabetes itu ada artikelnya. Nah kalau

diabetes saya lihat sendiri itu ada di Ambon. Dia minum

rebusan ganja ini, minggu pertama kedua itu

Page 143: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

130

perubahannya ada signifikan. Minggu kedua dia bilang

sakit banget, kemudian minggu ketiga keempat dan

sekarang sudah sembuh. Itu untuk medis bisa membantu

devisa negara juga dan ekonomi. Di Aceh sendiri sudah

menggunakan ham ini untuk medis itu ada dalam

kitabnya.

Kenapa masyarakat aceh identik dengan ganja ? ya dari

sejarahnya ganja memang tumbuh disana. Dan kenapa

LGN itu memperjuangkan? Ya karna ganja itu tumbuh di

Indonesia. Dari abad 16 sampai 18 itu ya digunakan untuk

obat. Jadi keseharian masyarakat sana melalui kitab.

Undang-undang dia ya kitab dari kerajaan-kerajaan ditulis

setelah digunakan kemudian diaplikasikan pada

masyarakat. Dan masyarakat aceh yang kita ketahui dia

yg paling survive berjuang dengan Belanda. Belanda

masuk ke jawa dan yang lainnya itu tidak lama. Tapi

ketika masuk ke Aceh itu dia berjuang lama. Nah itu dia

karna Aceh ini memiliki Undang-undangnya atau aturan

nya sendiri. Tetapi untuk ganja itu sama dilarang tetapi

untuk kita mengenalkan lingkar ganja nusantara itu ya

dari Aceh.

Yang terpenting adalah stigma masyarakat ini dulu yg

mesti dirubah. Mereka banyak yang tidak terima akan

masalah ganja ini. Mungkin ada beberapa yg setuju akan

penggunaan ganja untuk medis. Tapi relaksasi dan medis

itu beda tipis. Relaksasi itukan juga untuk medis. Tapikan

stigma nya beda.

Page 144: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

131

Ruang lingkup sosial, yang tadi saya sudah bilang ruang

lngkup masyarakat kita yang masih belum menerima

suatu hal yang baru. Suatu hal yang baru padahal ini

sudah lama. Mereka tidak mau menerima satu ide satu

gagasan baru untuk hal yang sudah puluhan tahun tetapi

stigma nya jelek. Mereka tidak akan terima mentah-

mentah pasti ada aja penolakan. Tapi sisi baiknya kita

sudah punya sosial media, kita sudah punya temen-temen

kampus yang mau mengetahui tentang ganja untuk

penelitian. Itu menjadi salah satu aset kita juga. Semoga

dengan itu semua masyarakat bisa terbuka gitu, karena

yang ngomongin bukan anak-anak yang nongkrong

diterminal atau di pinggir jalan. Tapi yang ngomongin itu

kan anak-anak dari sisi akademis. Itu akan diterima

masyarakat kedepannya.

4. Apakah LGN mengedukasi masyarakat terkait ganja?

Satu buku dan sosial media, yang kedua ketemu langsung

kemudian bedah buku seminar, sama wawancara di tv itu

strategi bagus untuk mensupport edukasi masyarakat ini.

Media penting karena kan sekarang orang pasti melihat

apa aja dari media.

Page 145: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

132

5. Bagaimana upaya yang dilakukan LGN untuk

menginformasikan kepada masyarakat bahwa ganja

itu memiliki manfaat?

Yaaa kita melalui edukasi sama lewat sosial media gitu

yaa

6. Bagaimana LGN menangapi stigma negatif terhadap

ganja?

Stigma masyarakat saat ini tentang ganja negatif itu masih

banyak. Walaupun ada stigma positif ya paling cuman

sekian persen saja sisanya ya negatif. Sebenernya hal ini

menjadi PR juga untuk LGN bagaimana LGN untuk

memberitahu hal positifnya itu. Dengan itu kami merekrut

dan menscreaning ketika kamu mau jadi pengurus ya

kamu gaboleh menjadi ikut pasar gelap atau penjualan.

7. Bagaimana efek pemakai ganja bagi individu?

Kalo dari perspektif saya, kita bagi dulu pemakai itu kan

ada beberapa golongan. Yang pertama pemakai diusia

dini, kedua pemakai diusia remaja, ketiga pemakai diusia

dewasa. diusia dini itu menurut penelitian itu di Amerika

yang saya baca itu berpengaruh sama otak ketika kamu

memakai ganja dibawah usia 21 tahun itu berpengaruh

sama otak yaa. Jadi diusia dini itu saat lo makai ganja

gabisa mengontrol. Saat tubuh ngerasa males nih

yayaudah males gitu, pada saat usia dini itu belum bisa

melawan hal-hal kaya gitu. Itu yang ada di efek pada saat

Page 146: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

133

usia dini yaa. Ganja itu kan menurut saya salah satu zat

yang unik kenapa kaya gitu. Karena pada saat orang

makai ganja itu, ngerasa jadi diri sendiri. Contohnya yg

tadi tidak bisa mengontrol diri, ya memang sebenernya

diri kamu tuh belum bisa mengontrol diri. Tapi

kebanyakan sih emang gabisa mengontrol pada usia dini

ini. Dan pemakaian diusia remaja itu, kamu bisa

menemukan ya diri sendiri. Contohnya pemalas ya berarti

memang kamu itu orangnya pemalas. Tapikan ganja juga

kan ada dua sativa dan indica. Sativa dan indica ini juga

memiliki sifat yang berbeda. Kenapa saya bilang ganja ini

adalah zat yang unik karena ganja jenis indica dan sativa

ini saja memiliki perbedaan. Sativa itu kamu akan merasa

rileks, kalau indica kamu akan merasa aktif. Jenis

tanaman yang sama ini tetapi memiliki akibat yang

berbeda. Jadi kadar THC nya ini juga berbeda-beda. Dan

untuk pemakaian pada saat usia dewasa ini sifatnya untuk

rileks dari rutinitas dan hal lain. Makanya kan pada tahu

2014 menurut BNN pemakai ganja itu terbanyak pada

lingkungan pekerja untuk merileksasi.

8. Apabila seseorang menggunakan ganja dari usia dini

kemudian memakai lagi sampai ke usia remaja dan

dewasa itu, apakah ada perubahan?

Pasti adalah, usia dini itu yang sudah saya bilang

pengaruh ke otak itu akan memeiliki kepribadian lain

pada saat remaja. itu mempengaruhi juga pada usia

Page 147: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

134

remaja. saat kamu memakai ganja dari usia dini kemudian

memakai lagi pada usia remaja, saat tubuh kamu merasa

males ya itu akan terbawa nanti pada saat usia remaja.

Pada riset dikatakan usia 2 tahun keatas itu tidak

dianjurkan untuk pemakaian ganja, nah hal ini kan juga

harus diberitahukan pada masyarakat. Batasan-batasan

pada umur berapa yg boleh menggunakan ganja. Ini harus

diberitahu juga kepada masyarakat, yang kita tahu kita

hanya dilarang saja menggunakan ganja. Padahal jika kita

diberitahu pada saat usia berapa kita dibolehkan

menggunakan ganja. Kalau saja negara itu open minded

gitu terhadap ganja, kita mengedukasi ke sekolah-sekolah,

kampus dan sebagainya kita beritahu bentuk, bahaya dan

efek nya seperti apa dan jangan negatifnya terus yang

dibicarakan. Karena kan jika negatif terus ada saja

beberapa orang yang penasaran bahkan sampai mencari

tahu seperti itu.

9. Bagaimana efek pemakai ganja ketika berada di

lingkungan sosial?

Untuk efek sampingnya sih ngga ada yaa, tidak

menimbulkan apa-apa. Ya kecuali pemakaian ganja diusia

yang masih dini.

10. Apakah ganja dapat membuat seseorang menjadi

kriminalitas?

Page 148: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

135

Itu stigma masyarakat. Kriminal itu pasti kalian dianggap

kriminal ya karena kalian itu melanggar Undang-Undang

bukan karna kalian menyebabkan tindak kriminal.

Kriminalnya kalian ya karena melanggar Undang-Undang

itu. Pemakai ganja itu tidak menyebabkan menodong,

memperkosa orang.

11. Bagaimana penyalahgunaan dan pembenargunaan

ganja?

Penyalagunaan ya itu seperti tadi kita harus memberi tahu

ganja itu tidak bagus untuk anak-anak usia dini.

Pembenargunaanya ya itu tadi juga kita harus

mengedukasi tingkat SD, SMP dan SMA jadi

pembenarannya dalam artian ini tuh ganja bukan untuk

merelaksasi tapi juga bisa untuk produksi. Jadi

masyarakat diberitahu terlebih dahulu. Di negera yang

mergulasikannya ada untuk usia-usia berapa nya dalam

pemakaian ganja, dan dalam sebulan bisa berapa gram

untuk menggunakan ganja tersebut. Hal-hal seperti itu

yang harus diberitahu manfaatnya dan efek sampingnya.

12. Manfaat dan Kerugian ganja?

Manfaatnya itu sebagai aset negara, bisa

membudidayakan ganja untuk kepentingan negara. Untuk

kepentingan kelompok atau untuk kepentingan instansi

tertentu. Dampak buruknya untuk ganja ya itulah kita

kurangnya edukasi.

Page 149: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

136

13. Apakah perspektif orang lain atau lingkungan dapat

mempengaruhi orang lain yang sebelumnya belum

memakai ganja ?

Ya itu pastilah, karena kan tadi kita tidak diberitahu disaat

seperti itu kita harus mengambil langkah seperti apa.

Page 150: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

137

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Dr. Edi Kurniawan

Jabatan : Dokter Pertama Kasi Rehabilitasi

Topik Wawancara : Perspektif Ganja dan Kerugian dari

Ganja

1. Bagaimana pandangan BNN terhadap ganja itu

sendiri?

Ganja menurut saya sebagai staff bnn. Ganja itu

merupakan narkotika golongan 1 yang memang tumbuh

secara alami jadi bukan dibuat-buat seperti heroin, shabu

ya sengaja dibuat. Tapi ganja ini secara alami tumbuh

secara sendirinya sebagai suatu tanaman semak yang

gampang sekali memperbanyak diri. Nah tapi dalam

perjalanannya ternyata memiiki efek-efek yang sifatnya

suka aktif. Yang dalam artian dia suka mempengaruhi

pola pikir, mempengaruhi perasaan, mempengaruhi

perilaku dari orag yang menggunakan tanaman itu.

2. Bagamaina BNN membangun argumen tentang

kerugian memakai ganja?

Karena memang sudah banyak bukti dari para pecandu

ganja, dampaknya seperti apa. Kemudian kerugian secara

materi maupun kerugian pribadi dari pengunanya. Jadi

kita bukan membangun argumen ya, tapi lebih kearah

menunjukkan fakta apasih akibat yang terjadi dari

Page 151: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

138

penggunaan ganja dan tidak hanya bnn bahkan

pemberantasan internasional organisasi kesehatan

internasional (WHO) pun mengkategorikan ganja sebagai

narkotika golongan 1. Yaitu narkotika yang sampai saat

ini tidak atau belum disetujui pengguaannya untuk

kepentingan pengobatan, hanya sebatas penelitian. Dan

saat ini penelitian tentang ganja untuk penggunaan ke

manusia itu setau saya belum ada. Tetapi lebih kearah

percobaan, walaupun mungkin diluar sana banyak yang

mengklaim ganja dapat membantu menangani kanker,

dapat membantu orang-orang dengan gangguan kejiwaan.

Nah itu tadi saya bilang penelitian itu belum sampai

kearah manusia, kalim-klaim itu juga tidak ada dasar

penelitian yang jelas dan hanya klaim sepihak dari orang

yang merasa saya pakai ganja nih untuk mengobati diri

saya sendiri, mengobati keluarga saya, mengobati teman

saya atau dan yang lain-lain. Belum ada penelitian yang

sesuai dengan tata cara penelitian yang sebenarnya.

3. Apakah BNN mengedukasi masyarakat terkait ganja?

Ya, kita selalu memberikan edukasi karna ganja itu

termasuk narkotika golongan 1, jadi kita memberitahukan

jangan sampai masyarakatpun beranggapan jika memakai

ganja itu aman dan bisa untuk pengobatan dan

cpemakaian ganja itu sah. Tidak, karena narkotika

golongan 1 diatur dalam hukum penggunaan narkotika

golongan 1 tanpa izin dapat dipidana minimal 4 tahun

Page 152: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

139

penjara. Karena kita juga sudah mengedukasi dari dampak

ganja itu sendiri, ganja sifatnya halusinogen depressan,

sistem syaraf itu juga merupakan dampak yang berbahaya.

Belum lagi tanaman ganja dapat menyebabkan

ketergantungan dan juga perubahan pola pikir perilaku

yang sangat jelas kelihatan.

4. Menurut pandangan BNN, adakah keterkaitan ganja

dengan penyakit sosial?

Penyakit sosial menurut pandangan seperti dilingkungan

sosial seperti yang tadi dokter sudah jelaskan contohnya

perubahan pola pikir. Lingkungan yang semulanya baik

menjadi tidak baik. Penyakit sosial adalah dia menjadi

sesuatu istilahnya itu seperti merusak tatanan sosial.

Ganja dapat menyebabkan lingkungan sosial yang tidak

baik, kecanduan. Kalau memang mau dikaitkan tentu saja

ada. Terutama kalau dilingkungan terdapat bandar ganja

dimana bandar itu justru mengendalikan sistem

perekonomian didaerahnya. Narkotika itu menjadi suatu

bisnis yang sangat menyangkut dengannya. Ribuan juta

kalilipat keuntungannya. Nah jika bandar tersebut

memiliki sistem bisnis yang juga dapat merusak tatanan

sosial otomatis akan menimbulkan penyakit sosial.

Dimana bandar itu contoh menyuplai ganja ke temannya

mungkin gratis ia kasih tapi dengan syarat sekitarnya itu

menutupi klalau ada pihak berwajib seperti bnn polisi dan

pihak berwajib lainnya, bandar itu akan ditutupi.

Page 153: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

140

5. Bagaimana BNN menaggapi isu-isu bahwa ganja

dapat mensejahterakan masyarakat dalam bidang

medis?

Di perkembangan ini hanya isu penelitian yang belum

valid bahkan diinternasionalpun jurnal-jurnal

internasional belum ada yang berani mengklaim ganja

dapat digunakan atau memiliki manfaat cara medis yang

sempurna. Nah obat-obatan yang beredar saat ini legal itu

panjang proses penelitiannya baru bisa diproduksi. Pasti

ini efek sampingnya jelas dan dosis yang digunakan juga

jelas. Kemudian dampak jangka panjangnya jelas itu baru

boleh keluar izin legalnya. Percobaan obat itu dilakukan

dari mulai didalam leboratium kemudian pada binatang

percobaan dengan penyakit, kemudian baru ke manusia

normal dengan penyakit. Nah ini panjang sekali proses

untuk menglegalkan obat. Dan ganja belum sampai itu

prosesnya. Untuk mendapatkan izinpun harus ke menteri

kesehatan, harus ada dasar penelitian terdahulu dengan

bukti dan tujuannya jelas seperti apa.

6. Bagaimana upaya yang dilakukan BNN dalam

menanggapi stigma positif yang ada dalam ganja?

Manfaat dalam ganja mungkin ada, kita tidak beranggpan

bahwa suatu zat itu tidak ada positifnya. Yang perlu

diketahui adalah dosis dalam ganja ini yang meghasilkan

manfaat itu berapa. Apakah sama ketika kamu memakai

Page 154: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

141

ganja 5mg lalu dia memakai ganja 5mg, apakah

manfaatnya sama, dampaknyapun sama atau ternyata

beda-beda. Nah apabila berbeda-beda itu susah.

Disesuaikan dosisnya terlebih dahulu. Seperti contohnya

obat yang sudah terstandar paracetamol 500mg sudah

jelas dampaknya turun demam. Semua sudah terstandar

nah kalau ganja ini belum. Kemudian yang kedua efek

samping dari ganja apakah sudah diteliti atau hanya

digembor-gemborkan manfaat-manfaatnya. Ternyata ada

efek samping yang ditutupi. Kadang itu informasi tidak

seimbang mereka yang mendukung legalisasi ganja

menggembor-grmborkan manfaat ganja, di negara lain

juga dilegalkan ganja. Tetapi mereka tidak memberikan

informasi seimbang, dilegalkannya seperti apa. Apakah

bebas legal atau legal dengan aturan yang ketat dalam

penggunaannya. Kemudian dampak yang memang di

gembor-grmborkan ada dampak negatifnya atau tidak,

efek sampingnya, kan obat yang sudah terstandarpun tetap

memiliki efek samping nah itu tidak disampaikan. Jadi

masyarakat dapat informasinya tidak menyeluruh, hanya

saja manfaat seperti ada yang beranggapan ganja lebih

baik dari merokok. Hal ini kan sangat menyesatkan. Kalau

memang ganja lebih baik dari merokok tidak mungkin

ganja digolongankan dalam golongan 1 dan bisa beredar

bebas dengan aturan ketat.

Page 155: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

142

7. Adakah keterkaitan antara ganja dengan penyakit

sosial menyangkut kedalam ekonomi, kesehatan dan

ruang lingkup sosial?

Seperti yang sudah kita bahas tadi ini ada kaitannya antara

ganja dengan penyakit sosial, lingkungan sosial, ekonomi

dan bahkan sampai ke kesehatan.

8. Apakah ganja dapat memberikan dampak

kriminalisasi bagi penggunanya?

Tentu saja, karena ganja masih termasuk narkotika

golongan 1. Pengguna yang tidak memiliki izin otomatis

dapat terjerat dengan hukuman miminal 4 tahun penjara.

Bisa saja pengguna ganja melakukan tindak kriminal

seperti mencuri karena dalam zat itu dapat menyebabkan

halusinasi. Contohnya seperti ketika ia masuk rumah

ternyata itu bukan rumah dia. Atau mungkin dia

beranggapan jika dia memakai ganja itu akan

membuatnya lebih tenang, nah hal ini dapat menimbulkan

berbagai cara untuk ia tetap menggunakan ganja ya

melegalkan segala cara bisa saja dengan mencuri.

Otomatis kriminalitasnya akan tinggi.

9. Bagaimana efek pemakai ganja bagi individu?

Efeknya kepada kognitif sepeti gangguan perasaan,

perilaku, pola pikir atau tindakannya itu efeknya. Nah

kalau sifatnya tadi sudah dibahas jika ganja memiliki sifat

yang halusinogen dan juga depressan. Halusinogen itu

Page 156: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

143

menyebabkan halusinasi kepada pengguna. Depressan itu

menenangkan sistem syaraf. Pengguna ganja itu sifatnya

males tidak mau ngapa-ngapain kalau dia sudah memakai

ganja. Dapat memicu kecemasan juga kalau halusinasinya

kearah yang paranoid. Mendapat halusinasi yang tidak

enak nah itu dapat menimbulkan kecemasan. Dalam hal

ini mood seseorang juga sangat berpengaruh dalam

menciptakan halusinasinya.

10. Bagaimana efek pemakai ganja ketika berada di

lingkungan sosial?

Kalau dia sedang dalam efek intoksidasi ganja otomatis

dia tidak akan bisa adaptasi dengan lingkungan sosial.

Tetapi kalau dia hanya pemakai ganja yang coba pakai

apabila dia sedang tidak memakai ya dia akan biasa aja

dalam lingkungan sosialnya sama saja seperti orang biasa

tidak ada pengaruh narkobanya. Tetapi kalau dia ada

dalam efek ganja dapat menimbulkan gesekan-gesekan

sifat halusinogen ketika dalam lingkungan sosialnya dapat

merubah mood dan tidak fokus dan mudah emosi.

Terintoksidasi ganja itu dapat berpengaruh dalam

lingkungan sosialnya.

11. Bagaimana penyalahgunaan dan pembenargunaan

ganja?

Kita bnn belum pernah atau tidak merekomendasikan

adanya pembenargunaan ganja. Karna tadi itu belum ada

Page 157: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

144

data yang valid terkait ganja itu sendiri dengan dosis yang

tepat, kejelasan, manfaat, kerugian yang didapatkan dalam

penggunanya.

12. Manfaat dan Kerugian ganja?

Ya itu saja sudah kita bahas tadi kalau manfaatnya hanya

sebatas klaim-klaim saja.

13. Apakah ada kasus dalam penggunaan ganja dapat

menyebabkan tewas karena overdosis ?

Kalau pengunaan satu zat seperti ganja dapat

menyebabkan meninggal itu sih tidak ada kalau dari

overdosis. Yang seperti itu jika menggunakan beberapa

zat sekaligus yaitu menggunakan ganja, alkohol kemudian

obat penenang. Nah itu namanya multiple user bisa

menyebabkan overdosis. Terus apabila penggunaan ganja

dengan halusinasinya meningkat.

Page 158: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

145

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Fiona Indah Fitriana, S.KM

Jabatan : Fasilitator Rehabilitasi Kasi

Rehabilitasi

Topik Wawancara : Perspektif Ganja dan Kerugian dari

Ganja

1. Bagaimana pandangan BNN terhadap ganja itu

sendiri?

Ganja itu adalah tanaman yang diciptakan Allah Swt yang

jika disalahgunakan yaa bisa berdampak negatif.

Kebanyakan dislahgunakan itu dikeringkan kemudian

dibakar dan dihisap seperti yang kita tahu seperti itu.

Karena ketika dikeringkan kemudian dibakar itu akan

muncul racun yang namanya THC yang mungkin kalau

tembakau juga ketika dia dikeringkan dan dibakar muncul

racun namanya TAR. Itulah yang merusak fisik kita. Dan

ganja itu juga sama ketika dikeringkan dan dibakar

muncul racun yaitu THC dan THC ini berbeda dengan

TAR. Kan kalau TAR itukan berbentuknya hitam seperti

aspal ya, yang menyebabkan paru-paru manusia itu

menjadi hitam gitu ya. Nah kalau THC itu adalah zat yang

mempengaruhi syaraf, nah itu yang disalahgunakan oleh

sebagian masyarakat Indonesia.

Page 159: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

146

2. Bagamaina BNN membangun argumen tentang

kerugian memakai ganja?

Yang saya sudah bilang di awal racun yang ditimbulkan

oleh ganja itu kan tadi THC, yang dimana racun THC ini

merusak syaraf di otak. Syaraf itukan diibaratkan seperti

komputer yaitu cpunya semuanya diatur diotak. Nah kalau

sel syaraf diotak itu jika sudah rusak tidak mudah untuk

balik tidak seperti sel-sel kulit, kalau misalkan dia robek

paling 2 minggu sudah balik gitu ya. Tapi kalau sel syaraf

itu sifatnya irreversible tidak bisa kembali tidak bisa utuh

seperti semula. Jadi THC itu merusak sel syaraf, nah

kalau dimedis itu kita menyebutnya seperti adiksi yaitu

penyakit otak kronis ini berlangsung lama dan tidak bisa

sembuh hanya bisa pulih. Contohnya seperti penyakit

diabetes, ketika dia tidak makan-makanan yang manis dia

tidak akan kenapa-kenapa. Sangat disayangkan kalau ada

orang yang menggunakan ganja itu syarafnya jadi

terganggu, terganggu juga gangguan emosionalnya,

psikis, penyakit kejiwaan. Kasian juga saya kalau sudah

sampai penyakit kejiwaan, lebih baik penyakit fisik

daripada kejiwaan, karena kan kalau penyakit fisik itu

bisa disembuhkan dengan kita pergi ke dokter. Kalau

penyakit kejiwaan itu kan ke psikiater. Sebenarnya bisa

sembuh sih cuman kan kasian saya kalau ini kan sudah

menyerang syaraf. Kebanyakan masalah dengan ganja ini

kan berakhir juga dengan masalah kejiwaan.

Page 160: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

147

3. Apakah BNN mengedukasi masyarakat terkait ganja?

Iya, kita mengedukasi masyarakat terkait ganja. Kita juga

sering untuk sosialisasi, pencegahan, dan pemberdayaan

masyarakat. Kita juga sering diajak untuk menangani

langsung kasus. Kita melihat kondisi mereka setelah

penggunaan ganja. Selain sosialisasi dan mengedukasi ke

masyarakat kita juga melakukan hal yang sama pada

keluarga klien atau orangtua untuk mencegah hal yang

serupa. Kalau sosialisasi ke masyarakatnya itu berupa

seminar, entah kita yang mengadakan atau kita diundang

oleh yg pembuat acara tersebut untuk menjadi

narasumber. Target nya itu iya untuk masyarakat, dalam

pendidikan, pekerjaan, sampai bahkan ke karangtaruna

juga. Edukasi dari BNN untuk masyarakat ini juga berupa

website, Instagram, sosial media. Semua zat tidak hanya

ganja saja yang kami edukasi ke masyarakat.

4. Menurut pandangan BNN, adakah keterkaitan ganja

dengan penyakit sosial?

Kalau menurut saya iya, karena inikan memiliki efek.

Efek itu adalah ketika ia masih dalam penggunaan zat.

Ketika dia makai masih dalam pengaruh zat itu namanya

efek. Kalau difek itu berpengaruh zat. Jadi itu sudah

permanen, seperti contohnya ada yang sudah direhap dan

berarti tidak memakai itu tetap saja masih emosional,

sensitif. Ganja ini kan bersifat halusinogen, nah

halusinogen ini dapat mengaburkan panca indera. Nah

Page 161: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

148

halusinogen ini yang berbahaya bisa menyebabkan seperti

kesalahpahaman, sensitif, emosional bisa berakibat

tawuran. Nah diakan masih dalam pengaruh ya pede-pede

aja. Atau sensitif ketika dalam lingkungan dia merasa

diomongin oleh orang kenyataannya padahal dia tidak

diomongin. Kemudian pada akhirnya akan menyebabkan

perkelahian.

5. Bagaimana BNN menaggapi isu-isu bahwa ganja

dapat mensejahterakan masyarakat dalam bidang

medis?

Setiap zat itu pasti memiliki efek langsung dan efek

samping, nah efek langsungnya yaitu fungsi dari obat

tersebut mencegah efek samping. Mungkin alhamdulillah

dalam penelitian ketika ganja dapat menyembuhkan suatu

penyakit itu bisa dibilang efek sampingnya, tetapi ganja

itu menyerang sistem syaraf. Seperti contohnya kamu

minum antimo yang dicari sebenarnya efek sampingnya

untuk tidur atau mengantuk. Tapi efek langsungnya itu

jauh lebih besar jadi efek langsungnya menyerang sistem

syaraf dibandingkan dengan efek sampingnya. Yang

diharapkan sebenarnya dalam orang-orang yang ingin

melegalkan ganja itu dalam definisi yang dimananya dan

seperti apa. Legalnya itu seperti mereka menggunakan

ganja bareng-bareng atau legal seperti negara-negara yag

sudah ada melegalkan ganja dengan dosis yang sudah

Page 162: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

149

ditentukan. Dan satu lagi ganja di Indonesia itu kadar

THC nya paling tinggi di dunia.

6. Bagaimana upaya yang dilakukan BNN dalam

menanggapi stigma positif yang ada dalam ganja?

Yaa memahami dan mengerti kenapa mereka seperti itu,

saya paham karena pandangan mereka terhadap ganja.

7. Adakah keterkaitan antara ganja dengan penyakit

sosial menyangkut kedalam ekonomi, kesehatan dan

ruang lingkup sosial?

Kalau ini termasuk dalam kerugian negara karena kan

orang yang menggunakan ganja yang direhab itu

menggunakan uang negara. Coba kalau tidak ada yang

direhap berartikan negara tidak harus mengeluarkan uang

untuk merehab. Kalau untuk individunya sendiri tadi saya

sudah bilang tidak terlalu menimbilkan kerugian karena

masih terjangkaulah harga ganja itu. Nah kalau sosialnya

dari individu tersebut, dari pengalaman klien yang pernah

direhab disini mereka banyak meresahkan lingkungan

sekitar. Ketakutan masyarakat itu takut anaknya juga ikut

menggunakan ganja atau takut menjadi inceran polisi.

Mereka banyak mengakui bahwa dampak sosialnya itu

sangat besar. Ada juga keluarga klien yang dikucilkan

dari masyarakat karena anaknya ini menggunakan ganja.

Karena kan stigma ganja sendiri masih negatif.

Page 163: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

150

8. Apakah ganja dapat memberikan dampak

kriminalisasi bagi penggunanya?

Iya banyak, contohnya dia mencuri dan hasil curiannya ini

untuk membeli ganja. Karena dia jugakan tidak bekerja,

perusahaan-perusahaan kan juga tidak mau menerima

orang yang pengguna ganja. Dan juga sekarang kalau

ingin bekerja harus melampirkan surat-surat kesehatan.

Jadi para pengguna ganja ini tidak bisa kerja yang layak

atau terikat.

9. Bagaimana efek pemakai ganja bagi individu?

Karena yang diserang syaraf, dan syaraf itukan banyak.

Jadi masing-masing orang itu berbeda-beda. Tergantung

syaraf mana yang diserang oleh ganja itu. Efeknya itu

beda-beda ke masing-masing orang. Ada yang lemot ada

juga yang menyerang syaraf memorik orang menjadi

gampang lupa. Ataupun cara bicara nya pun udah gak

utuh satu kalimat, atau susah untuk menyusun kata-kata.

Ada juga yang menyerang syaraf membuat orang ini

menjadi emosional, sensitif. Ada juga yang menyerang

syaraf ke psikis contohnya menjadi fisiknya lebih tua.

10. Bagaimana penyalahgunaan dan pembenargunaan

ganja?

Mungkin kalau di Aceh yang kita tahu untuk dibuat

masakan, seperti itu. Mungkin tapi ini juga masih dalam

penelitian juga ya. Zat THC ini apakah muncul ketika

Page 164: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

151

dimasak atau tidak, kan kalau dimasak ini dia tidak

dikeringkan dan dibakar terlebih dahulu. Seperti kamu

kalau masak sayur tembakau mungkin paru-parunya tidak

akan hitam. Tapi ya karna ilegal, ganja itu untuk

melindungi bangsa Indonesia jadi untuk tidak

disalahgunakan. Unutk sekarang ganja itu ilegal dalam

pembergunaanya entah untuk dimasak atau digunakan

dalam bentuk lain.

11. Manfaat dan Kerugian ganja?

Manfaat ganja itu saya belum tau ya, karena saya juga kan

bukan peneliti. Kalau menurut saya manfaat ganja itu

pembelajaran hidup ya saya bersyukur masih diberikan

sehat tidak seperti mereka yang sulit sekali untuk keluar

dari itu. Dan menyusahkan orang-orang disekelilinginya.

12. Kenapa ganja digolongkan dalam golongan 1 ?

Karena efek buruknya masih terlalu besar. Yang kedua

masyarakat masih belum terlalu wise dalam penggunaan

ganja. Mungkin beberapa orang sudah teredukasi terkait

ganja tapi kelompok lain ada juga belum teredukasi terkait

ganja ini.

Page 165: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

152

13. Menurut BNN, apakah perspektif orang lain terhadap

ganja dapat mempengaruhi orang lain juga yang tidak

menggunakan ganja?

Berpengaruh banget. Karena kan sering ya dalam

lingkungan atau tongkrongan itu mengajak memakai

ganja dan temannya itu merasa tidak enakan kalau tidak

menggunakan padahal sudah diajak. Ada pula yang benar-

benar tidak tahu akibat yang dapat ditimbulkan oleh

pemakaian ganja. Karena kan biasanya kalau ditempat

tongkrongan gitu mereka hanya mengajak tidak

mengedukasi terlebih dahulu apa yang ditimbulkan oleh

efek ganja ini.

14. Bagaimana peraturan ganja di Indonesia ?

UU 112 isinya itu barang siapa yang memakai memiliki

dan menguasai tanaman golongan 1 minimal 4 tahun

penjara. Nah berapa banyaknya barang itu ada di MA,

kalau misalnya ganja minimalnya 5 gram. 5 gram ganja

itu minimalnya 4 tahun penjara. Kalau lebih dari 5gram

itu bisa sampai hukuman mati. UU nomer 112 itu kan

pasalnya yang memakai memiliki dan menguasai, apabila

yang sudah mengedarkan atau menjadi kurir itu tambah

lagi dengan UU 114 yang isinya ya mengedarkan itu. Nah

kalau seperti ini kan sudah double pasal.

Page 166: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

153

15. Bagaimana caranya untuk direhabilitasi dalam BNN ?

Sebelum ketangkep polisi dan dia sukarela datang ke

BNN itu tidak masuk kedalam proses hukum. Ini kalau

dia sukarela untuk berobat sama saja seperti kalau kamu

sakit berobat ke puskesmas. Tapi kalau sudah ketangkep

terlebih dahulu dengan polisi, ya ini masuk ke proses

hukumnya polisi dulu. BNN bisa menolong dengan

namanya assesment terpadu. Inti dari assesment terpadu

ini adalah ingin mengeluarkan rekomendasi untuk

direhabilitasi. Tetapi hal ini tetap menjalankan proses

hukum. Putusan hakim nanti yang menentukan apakah dia

benar-benar direhabilitasi saja atau di penjara. Dalam

assesment ini ada dua yang menilai yaitu tim hukum dan

tim medis, kalau yang menyerahkan dengan sukarela itu

tadi yang menilai hanya medis.

16. Berapa lamakah proses rehabilitasi ?

Tergantung treatment. Assesment ini kan nanti dinilai

secara medis, tingkat penggunaannya dan terapi yang

dibutuhkan.

17. Contoh kasus dari efek negatif ganja?

Dampak ganja itu ada yg langsung dan tidak langsung.

Seprti pada kasus Afriani yang menggunakan ganja hanya

afriani tapi 9 orang meninggal itu penyebab ia tabrak. Jadi

ganja itu juga dapat membahayakan sekitar. Kasus

pemakaian ganja, kehilangan kesadaran, dan kecelakaan.

Page 167: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

154

Sementara Heroin itu jika dia tidak makai dia akan sakaw

ke fisik kaya badannya sakit, menggigil. Nah kalau ganja

itu sakawnya ke psikis kaya gelisah, kaya ada yang

kurang. Kasus fidelis : terlepas dari manfaat yang dia

temukan sendiri untuk istrinya. Balik lagi dia

menggunakan itu di Indonesia, yang dimana Indonesia ini

belum melegalkan ganja. Meskipun ganja itu ada

manfaatnya ya silahkan ke negara yang meleglkan itu,

karena ya memang di Indonesia ini ganja di ilegal. Nah

kita juga harus menjalankan hukum. Disatu sisi dia

menyembuhkan istrinya tapi disisi lain dia juga melanggar

hukum seperti itu.

Page 168: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

155

Page 169: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

156

Page 170: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

157

Page 171: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

158

Page 172: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

159

Page 173: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

160

Page 174: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

161

Page 175: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

162

Page 176: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

163

Page 177: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

164

Page 178: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

165

Page 179: GANJA: ANTARA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENYAKIT …

166