strategi edukasi lingkar ganja nusantara (lgn) …

14
eJournal Sosiatri-Sosiologi 2021, 9 (2): 1-14 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021 STRATEGI EDUKASI LINGKAR GANJA NUSANTARA (LGN) DALAM PEMANFAATAN GANJA SEBAGAI OBAT Arie Indra Pranata 1 Abstrak Skripsi ini menjabarkan Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara Kota Samarinda Terhadap Pemanfaatan Ganja, dalam penelitian ini ada beberapa hal yang melatarbelakangi penulis agar tertarik untuk menulis skripsi ini antara lain adalah; masih tabunya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang ganja, masuknya ganja di Undang-Undang Narkotika No 35 Tahun 2009 sebagai golongan 1, adanya organisasi yang lantang menyuarakan pemanfaatan ganja. Adapun objek penelitian yang diambil oleh penulis adalah, Lingkar Ganja Nusantara Kota Samarinda. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian ini tidak berpretensi membuktikan atau menguji sebuah teori, melainkan mendeskripsikan Sejarah LGN dan strategi- strategi edukasi yang dilakukan LGN Kota Samarinda. Penelitian ini menemukan setidaknya 3 model strategi LGN Samarinda Pertama Melakukan Seminar dan Diskusi kedua Melakukan Road Show ketiga Kampanye Media Sosial. Dari 3 strategi yang ada, strategi 1 dan 3 yang paling efektif digunakan karena Masyarakat cenderung menyukai edukasi yang kreatif yang didasari dengan diskusi. Penelitian ini masih dalam kategori penelitian sangat awal dan hanya menghasilkan deskripsi-deskripsi permukaan. Masih sangat perlu dilakukan penelitian-penelitian lebih mendalam untuk bisa lebih mengangkat pengetahuan dan persepsi-persepsi masyarakat terhadap manfaaf positif penggunaan ganja di samarinda dan sekitarnya. Kata Kunci : komunitas LGN, edukasi masyarakat, ganja untuk kesehatan. Pendahuluan Secara umum masyarakat di Indonesia, telah lama memandang ganja sebagai tanaman yang memberi stigma buruk di kalangan masyarakat. Dicap sebagai tanaman yang menyebabkan ketergantungan, mabuk-mabukkan serta kehilangan akal bagi para penggunanya, hal ini membuat Ganja adalah hal yang harus dihindari. Namun ada pula kalangan yang menganggap bahwa Ganja memiliki manfaat yang sangat banyak, seperti pada umumnya di kalangan pekerja seni mereka menggunakan Ganja untuk mendapatkan inspirasi untuk karya seni mereka. Sementara itu ada pula yang dari kalangan para pekerja-pekerja lepas, mereka menggunakan Ganja sebagai relaksasi ketika seharian letih bekerja. Contoh kasus lain dalam pemanfaatan ganja ada di Kalimantan, tepatnya di Sanggau, Kalimantan Barat. Fidelis arie yang ditangkap ketika mengobati istrinya 1 Mahasiswa Program S1 Sosiatri-Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

eJournal Sosiatri-Sosiologi 2021, 9 (2): 1-14 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021

STRATEGI EDUKASI LINGKAR GANJA NUSANTARA (LGN)

DALAM PEMANFAATAN GANJA SEBAGAI OBAT

Arie Indra Pranata1

Abstrak

Skripsi ini menjabarkan Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara Kota

Samarinda Terhadap Pemanfaatan Ganja, dalam penelitian ini ada beberapa hal

yang melatarbelakangi penulis agar tertarik untuk menulis skripsi ini antara

lain adalah; masih tabunya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang ganja,

masuknya ganja di Undang-Undang Narkotika No 35 Tahun 2009 sebagai

golongan 1, adanya organisasi yang lantang menyuarakan pemanfaatan ganja.

Adapun objek penelitian yang diambil oleh penulis adalah, Lingkar Ganja

Nusantara Kota Samarinda. Dalam penelitian ini metode penelitian yang

digunakan adalah metode Penelitian ini tidak berpretensi membuktikan atau

menguji sebuah teori, melainkan mendeskripsikan Sejarah LGN dan strategi-

strategi edukasi yang dilakukan LGN Kota Samarinda. Penelitian ini

menemukan setidaknya 3 model strategi LGN Samarinda Pertama Melakukan

Seminar dan Diskusi kedua Melakukan Road Show ketiga Kampanye Media

Sosial. Dari 3 strategi yang ada, strategi 1 dan 3 yang paling efektif digunakan

karena Masyarakat cenderung menyukai edukasi yang kreatif yang didasari

dengan diskusi. Penelitian ini masih dalam kategori penelitian sangat awal dan

hanya menghasilkan deskripsi-deskripsi permukaan. Masih sangat perlu

dilakukan penelitian-penelitian lebih mendalam untuk bisa lebih mengangkat

pengetahuan dan persepsi-persepsi masyarakat terhadap manfaaf positif

penggunaan ganja di samarinda dan sekitarnya.

Kata Kunci : komunitas LGN, edukasi masyarakat, ganja untuk kesehatan.

Pendahuluan

Secara umum masyarakat di Indonesia, telah lama memandang ganja

sebagai tanaman yang memberi stigma buruk di kalangan masyarakat. Dicap

sebagai tanaman yang menyebabkan ketergantungan, mabuk-mabukkan serta

kehilangan akal bagi para penggunanya, hal ini membuat Ganja adalah hal yang

harus dihindari. Namun ada pula kalangan yang menganggap bahwa Ganja

memiliki manfaat yang sangat banyak, seperti pada umumnya di kalangan pekerja

seni mereka menggunakan Ganja untuk mendapatkan inspirasi untuk karya seni

mereka. Sementara itu ada pula yang dari kalangan para pekerja-pekerja lepas,

mereka menggunakan Ganja sebagai relaksasi ketika seharian letih bekerja.

Contoh kasus lain dalam pemanfaatan ganja ada di Kalimantan, tepatnya di

Sanggau, Kalimantan Barat. Fidelis arie yang ditangkap ketika mengobati istrinya

1 Mahasiswa Program S1 Sosiatri-Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Mulawarman. Email: [email protected]

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14

2

yang mengidap penyakit langka yaitu Syringomelia. Sebuah kondisi dimana

muncul kista di sumsum tulang belakang pengidapnya. Penyakit langka itu hanya

bisa disembuhkan lewat operasi. Lalu dengan berbekal keterampilan bahasa

Inggris yang seadanya “nduk” sapaan akrab fidelis mulai mencari alternatif-

alternatif pengobatan lainnya, hingga membawanya ke sebuah website yang

menjelaskan metode metode pengobatan menggunakan ekstrak ganja.

Dengan mengkonsumsi obat dari ekstrak ganja tersebut kondisi istrinya pun

perlahan membaik. Yang semula susah tidur, setelah mengkonsumsi ekstrak ganja

pun jadi lebih nyenyak, nafsu makan meningkat. Namun kondisi tersebut tidak

bertahan lama setelah akhirnya pengobatan tersebut terendus oleh pihak

berwenang, fidelis akhirnya pun ditahan oleh pihak berwenang dan tepat 39 hari

kemudian istrinya pun meninggal dunia.

Contoh kasus lain, seorang nenek berusia 70 Tahun di salah satu daerah di

Sulawesi Selatan yang mengidap diabetes dan liver. Kondisi tersebut

mengakibatkan ia susah tidur, sakit kepala, daya tahan tubuh menurun, dan telapak

kaki terasa berat seperti ada batu yang digantung sehingga sulit untuk berjalan.

Para keluarga pun sudah mengeluarkan biaya pengobatan yang tidak sedikit

ketika nenek mereka masih ditangani oleh obat-obatan farmasi dan sempat pula

dirawat di salah satu Rumah Sakit Umum di daerah tempat tinggalnya.

Namun setelah pihak keluarga bertemu dengan salah seorang pegiat LGN

dan menelaah buku Hikayat Pohon Ganja ia mendapatkan pengobatan alternatif

rebusan akar ganja. Tepat 29 juli 2014 para keluarga memberikan obat berupa

rebusan akar ganja selama 3 hari, dengan secangkir rebusan jamu tersebut dan

secara berangsur kondisinya membaik. (Dhira Narayana 2015 dalam lgn.or.id)

Dari beberapa contoh kasus diatas terbukti bahwa ganja memiliki manfaat di

bidang pengobatan, namun hingga saat ini masyarakat banyak yang belum

mengetahui manfaat dari ganja di bidang medis. Masih tabunya isu ganja dan pro

kontranya ditengah masyarakat membuat ganja sulit untuk diterima di masyarakat.

Perkembangan ilmu pengetahuan membuat Negara-negara berlomba-lomba

melakukan riset atau penelitian antara lain dibidang kesehatan, salah satunya

“Ganja” tanaman yang memiliki nama latin cannabis ini memiliki tempat

tersendiri didalam peradaban manusia ini dipercaya memiliki manfaat yang besar

sehingga tidak dapat dipisahkan dari sejarah peradaban manusia (hikayat pohon

ganja). Selama beberapa dekade terakhir banyak Negara-negara yang sukses

melakukan riset tentang “Ganja” baik dibidang medis, industri, dan rekreasi,

seperti di beberapa Negara bagian di Amerika, Uruguay, Canada, Australia dan

Belanda, serta tetangga Indonesia yaitu Thailand yang sudah terlebih dahulu

melakukan penelitian tentang manfaat dari “Ganja” tersebut.

Pada tahun 2010 muncul sebuah organisasi yang cukup untuk dikatakan

“kontroversi”, bagaimana tidak ketika pemerintah gencar menggaungkan perang

terhadap narkoba dan telah bergema di seluruh Indonesia, muncul sebuah

Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)

3

organisasi yang memperjuangkan legalisasi ganja di Indonesia. LGN (Lingkar

Ganja Nusantara) organisasi yang sudah 7 tahun terbentuk dalam bentuk

organisasi nirlaba dan Pancasila sebagai ideologinya. LGN memiliki 4 tujuan

utama yakni Edukasi, Regulasi, Advokasi, dan News.

Lembaga ini berusaha memberikan pemahaman baru tentang ganja yang

selama ini banyak masyarakat salah dalam menilai ganja. Dalam prosesnya LGN

sudah sering kali melakukan diskusi-diskusi terbuka dengan publik maupun

diskusi tertutup dengan pihak-pihak berwenang seperti Polri, BNN dan

Kementerian Kesehatan untuk membahas ganja dari berbagai perspektif antara lain

dari sisi hukum dan pengobatan.

Oleh karena itu pentingnya edukasi yang dilakukan secara formal ,

kelembagaan seperti sekolah, kampus, les privat, dan secara informal yang tidak

diawasi oleh pihak-pihak terkait seperti belajar dan berdiskusi bersama teman dan

komunitas. Edukasi secara umum merupakan proses kegiatan belajar dan mengajar

antar guru atau dosen dengan peserta didiknya dengan harapan untuk

meningkatkan kecerdasan pola pikir dan mengembangkan potensi yang dimiliki

tiap individu melalui beragam cara agar proses pembelajaran menemuin titik

terbaiknya.

Kerangka Dasar Teori

Pengertian Ganja

Ganja (cannabis) merupakan tumbuhan budidaya penghasil serat, namun

lebih dikenal sebagai psikotropika karena adanya kandungan zat

tetrohidrokanabinol (THC) dan canabidiol (CBD). Cannabis adalah turunan dari

dioecious, tanaman obat yang termasuk family Cannabaceae. Tumbuhan ini telah

dipelihara selama 5000 tahun di seluruh dunia dan digunakan dalam

Tekstil,Industri,Medis, dan Rekreasi . Dikenal dengan banyak nama, seperti pot,

grass,green,bud,ganja,reefer, marijuana,herb, chronic,chiba, puff, dan weed;

namun di Indonesia dan beberapa negara lainnya Marijuana tercatat sebagai

Piskotropika.

Ganja baru resmi dicatat dalam kerajaan tanaman dengan nama ilmiah

“cannabis sativa” oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1753, namun nama lain ganja

telah lebih dahulu dikenal dengan berbagai nama. Fakta sejarah menyebutkan

bahwa “Cannabis” atau “Ganja” adalah salah satu kata dengan akar bahasa yang

tertua di dunia.

Sejarah yang mencatat tentang tanaman ganja berasal dari lempengan tanah

liat yang ditulis dalam huruf paku (cuneiform) oleh bangsa Sumeria pada masa

3.000 tahun sebelum masehi. Pada masa itu, kata-kata dalam bahasa

Sumeria seperti “A-Zal-La” (tanaman yang memintal). “Sa-mi-ni-is-sa-ti”, “Har-

mu- um,”Har-Gud”, “Gur-Gur-Rum” (tali tambang) dan “Gan-zi-Gun-Na”

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14

4

(pencuri jiwa yang terpintal) merujuk pada satu jenis tanaman, yaitu tanaman

ganja.

Dalam ilmu medis, marijuana jauh lebih aman dari kebanyakan makanan

yang kita konsumsi. Sebagai contoh, memakan sepuluh kentang mentah bisa

meracuni badan. Sebagai perbandingan adalah mustahil secara fisik untuk

memakan mariyuana dalam jumlah yang bisa menyebabkan kematian. Mariyuana

dalam bentuk alamiahnya, adalah salah satu zat terapeutik paling aman yang

diketahui manusia. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan ganja pun aman

untuk dikonsumsi. “ (Francis young, “opinion and recommended Ruling, Finding

of Fact, Conclusion of Law and Decision of Administrative Law Judge “. Drug

Enforcement Administration(DEA) 6 September 1988).

Diskomunikasi Kebijakan Legalisasi Ganja

Dalam perjalanannya kebijakan –kebijakan Legalisasi Ganja yang ada di

Dunia selalu mendapat pertentangan dari berbagai golongan. Kali ini penullis

ingin membuka kebijakan –kebijakan yang ada di Dunia tentang Legalisasi Ganja.

WHO adalah sebuah organisasi yang dibentuk oleh PBB (Perserikatan Bangsa-

Bangsa) untuk mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan. Pada

tanggal 4-7 Juni 2018, WHO mengadakan pertemuan khusus untuk membahas

ulang manfaat Teraupeutik dan masalah lain terkait dengan ganja .Pertemuan para

ahli untuk ketergantungan obat (Expert Committee of Drug Dependance) yang ke -

40 tersebut adalah yang pertama kali mengkahi masalah kebijakan soal ganja

semenjak kesepakatan internasional untuk tanaman ini ditetapkan lebih dari 6

dekade lalu (www.lgn.or.id/who -benahi-regulasi-ganja).

Pada Desember 2017 bertempat di Jenewa Swiss WHO telah memberikan

lampu hijau untuk penggunaan marijuana dalam perawatan teurapetik. WHO, yang

memberikan panduan kepada Negara-negara anggota PBB, mengatakan bukti

terbaru menunjukkan cannabidiol (CBD) memberikan bantuan potensial untuk

beberapa penyakit .namun hal ini sampai sekarang masih mengalami perdebatan

dan tinjauan informasi lengkap akan berlangsung pada bulan mei 2018

Ganja di Indonesia

Ganja di Kalangan Masyarakat

Di Aceh yang notabenenya adalah daerah yang subur akan tanaman ganja

juga mengalami pro dan kontra terhadap ganja, banyaknya masyarakat aceh yang

belum berani angkat bicara mengenai tanaman ini. Namun Hingga saat ini ganja

tetap merupakan tanaman kebanggaan rakyat Aceh. Hanya segelintir orang di

Aceh yang membenci tanaman ini yang mungkin dikarenakan suatu alasan, yaitu

ganja adalah narkoba. (www.lgn.or.id/budaya-ganja aceh).

Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)

5

Metode Penelitian

Penelitian deskriptif dalam penyajian ini memfokuskan perhatian terhadap

fenomena dan masalah yang pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang

aktual kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki

sebagaimana adanya diiringi kata-kata, kalimat atau gambar, juga dapat berupa

naskah wawancar, catatan lapangan, video tape, dokumen pribadi, dokumen resmi

atau memo.

Penelitian ini tidak menguji hipotesis melainkan hanya mendeksripsikan

informasi apa adanya sesuai dengan yang diteliti. Dengan demikian dapat

ditegaskan kembali bahwa peneliti ini juga ditempuh berdasarkan tujuan untuk

memahami strategi-strategi edukasi LGN Samarinda dalam pemanfaatan ganja

sebagai obat.

Hasil Penelitian

Model-Model Strategi Edukasi LGN

Samarinda Edukasi LGN Samarinda

Ruang publik nyaris tertutup rapat untuk mengembangkan wacana ganja

alternatif, melihat ganja dari manfaat medis yang selama ini tidak diberi ruang

untuk dikembangkan menjadi obat yang paten.

Pertama, buka mata dan telinga kita untuk mendengar, menyaksikan, atau

membaca berbagai sumber berita terkait ganja, mulai dari sisi medis sampai

dengan sisi hukum dan budaya. Dalam langkah pertama ini, hendaknya kita pun

akan peka akan berbagai pengalaman terkait (pelarangan) ganja yang dijalani oleh

orang-orang di sekitar kita, terlepas dari status, agama, atau warna kulit mereka.

Dengan mudah kita dapat menghitung jumlah orang yang tertangkap atau terjeblos

ke penjara akibat pelarangan ganja, tetapi sesekali kita lupa akan wajah,

kepribadian, dan jiwa dibalik angka-angka tersebut. Jika kita mampu membuka

mata dan telinga kita, banyak sekali kegiatan edukasi maupun advokasi yang telah

dilakukan di Indonesia.

Salah satu hal yang paling berharga dari proses pembelajaran bukanlah fakta

bahwa kita menjadi lebih pintar atau terampil, melainkan kesempatan untuk

membagikan ilmu dan pengalaman kita bagi orang-orang di sekitar kita. Langkah

berikutnya adalah untuk membicarakan hal ini dengan teman, anggota keluarga,

rekan kerja, atau siapapun di kalangan sekitar kita, hanya dengan sebatas berbagi

berita tentang khasiat ganja medis di media sosial, kita secara tidak langsung ikut

mendukung Edukasi yang dilakukan LGN. Tentunya, bagi sebagian dari kita yang

memiliki keinginan dan kesempatan untuk berkontribusi yang lebih besar, terdapat

banyak kegiatan yang dapat kita ikuti dan lakukan untuk mendukung pemerintah

Indonesia melakukan perubahan terhadap kebijakan di Indonesia, mulai dari

bidang jurnalisme, medis, hukum, pendidikan hingga budaya.

1. Edukasi Anggota LGN Samarinda

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14

6

a. Melingkar Mingguan

a) Dalam Melingkar mingguan LGN kali ini ada 2 agenda yang dibahas:

Mahasiswa melakukan diskusi tentang manfaat ganja di bidang

Industri dan Anggota LGN melakukan Koordinasi terhadap Kegiatan

yang sedang berjalan yaitu roadshow.

Output yang dihasilkan dalam kegiatan ini yaitu Ganja di bidang

industri telah lama eksis di dunia perindustrian global sampai pada

awal abad ke 19, serat ganja dijadikan dasar material pembuatan

kertas. Menurut sejumlah penelitian sebanyak 95% kertas di dunia

saat ini berasal dari bubur kayu yang berasal dari pohon berumur

puluhan tahun, sedangkan serat ganja dapat menyuplai 2-4 kali lipat

lebih banyak karena dapat dipanen dalam waktu 90-120 hari.

Kemudian koordinasi anggota LGN mengenai kegiatan roadshow

yang bersifat teknis seperti penyediaan tempat, konsumsi, dan

narasumber.

b) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan di minggu

sebelumnya dan diskusi tentang kegiatan menanam pohon dalam

memperingati hari menanam pohon Indonesia pada tanggal 28

November.

Output yang dihasilkan Melakukan penyelesaian permasalahan-

permasalahan yang dianggap menganggu dalam pelaksanaan kegiatan

seperti Efisiensi waktu, lokasi dan kondusifitas untuk kegiatan

selanjutnya.

Dikarekan 28 November 2019 terdapat di weekday yang berarti hari

kerja kegiatan disepakati dimajukan ke tanggal 23 November 2019

yang bertepatan pada hari minggu. Kegiatan ini akan dilangsungkan di

Kelurahan Mugirejo Samarinda Utara yang akan menanam lebih dari

100 bibit pohon dan buah buahan.

b. Melingkar Bulanan

Dalam Melingkar bulanan ini, LGN menyerukan bahwa kekuatan utama

perjuangan adalah gerakan yang solid. Dengan banyaknya dukungan

semakin terbuka lebar bagi ganja untuk di teliti, dan menggaungkan slogan

#stopganjaphobia. Kemudian turut membahas beberapa regulasi-regulasi

ganja yang ada di Asia Tenggara Seperti Thailand dan Malaysia.

Output yang dihasilkan dalam kegiatan ini yaitu Slogan ganja phobia

memiliki arti bahwa setiap orang tidak perlu menutup diri untuk

pengetahuan terutama ganja. Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan

keadaan sekarang dimana para pengguna ganja secara keseluruhan

dianggap kriminal dan lembaga Negara yang seharusnya menaungi dan

memfasilitasi para peneliti untuk meneliti ganja, cenderung bersifat kaku.

Berawal dari keberhasilan sekelompok warga Negara Malaysia yang

Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)

7

berhasil memproduksi ganja di luar negeri, hal ini yang mendasari

Malaysia mengambil langkah cepat untuk melakukan penelitian terhadap

ganja. Namun tentunya harus dengan prosedur dan regulasi yang ketat.

2. Edukasi Masyarakat Luas

a. Seminar Bedah Buku “Hikayat Pohon Ganja”

a) Ganja sebagai obat Diabetes

Diabetes merupakan pembunuh yang paling ditakuti di tengah-tengah

masyarakat Indonesia, diabetes saat ini menempati urutan pertama

sebagai penyakit yang paling banyak di idap oleh masyarakat

Indonesia terutama dari kalangan berumur lanjut. Diabetes menyerang

auto imunitas yang ditandai dengan turunnya produksi insulin yang

menyebabkan hiperglikemia, atau tingginya kadar gula dalam darah.

Ada dua jenis diabetes. Pada diabetes jenis pertama, pankreas

penderita tidak dapat memproduksi insulin sama sekali dan

bergantung pada suplai insulin dari luar. Sedangkan pada jenis kedua,

pankreas masih dapat memproduksi insulin, namun jumlahnya tidak

cukup, dalam jangka waktu tertentu diabetes dapat menyebabkan

gagal ginjal, kebutaan, pengerasan pembuluh darah arteri, dan

perusakan saraf. Beberapa studi menunjukkan bahwa cannabinoid

dapat membantu mengurangi gejala-gejala akibat diabetes. Dalam

sebuah studi yang diterbitkan Journal of Autoimmunity, injeksi 5 mg

CBD setiap hari dapat mengurangi insiden timbulnya diabetes pada

tikus percobaan. Sebanyak 86% tikus yang tidak mendapat asupan

CBD mengidap diabetes, dan hanya 30% dari kelompok tikus yang

diberikan mengidap penyakit ini. Pada penelitian lainnya, ilmuwan

menemukan tikus yang tidak diberikan cannabidiol mengidap diabetes

rata-rata pada minggu ke 17, sementara mayoritas (60%) tikus yang

diberikan zat tersebut tidak mengidap diabetes sampai minggu ke-

26. Pada tahun 2006 American Journal of Pathology menerbitkan

penelitian yang menyatakan zat aktid pada ganja dapat mengurangi

risiko penderita diabetes secara siginifikan.

b) Ganja sebagai Obat Kanker dan Leukimia

Kanker merupakan pembunuh nomor 3 di dunia, Ciri-ciri utama

kanker adalah pertumbuhan yang berlebihan dan tidak normalnya

pembelahan sel; gangguan dan juga penghacuran jaringan di

sekitarnya; dan penyebaran melalui cairan getah bening hingga ke

bagian badan lainnya. Ciri ciri inilah yang menyebabkan tumor

berbeda dari kanker: tumor berkembang hanya pada daerah tertentu

saja dan tidak menyebar ke daerah lainnya. Kanker menyerang segala

usia, bahkan juga menyerang janin. Secara umum, resiko terserang

kanker bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Penyebab

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14

8

kanker yang utama adalah kelainan genetis yang dapat disebabkan oleh

radiasi, asap rokok, karsinogen, infeksi, dan zat – zat kimia.

Sedangkan penyebab lainnya adalah mutasi genetis pada saat

pembelahan sel atau kelainan genetis yang memang diturunkan dari

keluarga. Macam-macam pengobatan kanker antara lain seperti operasi

bedah, terapi radiasi, terapi imunitas dan antibody mono-klonal

(membunuh sel kanker dengan antibodi buatan), dan tentu saja

kemoterapi. Namun didalam dunia kedokteran obat-obatan untuk

kemoterapi merupakan obat-obatan yang paling beracun, obat-obatan

tersebut membunuh sel-sel kanker namun juga membunuh sel-sel

sehat. Efek samping kemoterapi dapat menimbulkan mual hingga

muntah, berkurangnya sel darah merah, dan rontoknya rambut. Pasien

pun akan semakin menderita dengan hilangnya selera makan, tenaga,

berkurangnya berat badan, hingga timbulnya depresi yang membuat

pasien beberapa pasien menghentikan pengobatan dan lebih memilih

pasrah menghadapi kematian. Ganja juga bisa mengurangi depresi dan

mengembalikan nafsu makan bagi penderita kanker yang sedang

menjalani kemoterapi. Penggunaan untuk mengurangi berbagai efek

samping pengobatan kanker inilah yang salah satunya mendongkrak

popularitas ganja dalam dunia medis internasional. Penelitian Manuel

Guzman yang diterbitkan dalam Journal of Nature Review tahun 2003

menyebutkan bahwa pada percobaan in –vivo (pada tikus) dan in vitro

(diluar organisme), senyawa-senyawa cannabinoid memiliki efek

menghambat pertumbuhan sel tumor dan bahkan dapat membunuhnya

dengan memicu apoptosis (penghancuran diri sendiri pada sel ).

Terapi ini sukses untuk pengobatan tumor paru-paru, tumor gliom,

tumor pada tiroid, limfadenoma, kulit, Rahim, payudara, prostat, dan

juga neuroblastoma. Dalam bahasa sederhana, ganja dapat

memperlemah pertahanan sel-sel tumor ini terhadap sistem kekebalan

manusia.

c) Ganja Sebagai Obat Depresi

Depresi merupakan gangguan psikis yang ditandai berubahnya

suasana hati, rasa tertekan, dan anbedonia (kehilangan kesenangan

atau minat terhadap sebagian besar kegiatan atau aktivitas. Perubahan

berat badan, pola tidur, perilaku psikomotor, dan timngkat energi

adalah beberapa diantara banyaknya ciri-ciri depresi. Pada sebuah

penelitian, bagian otak dentate gyrus pada hipokampus ditemukan

sebagai bagian yang berperan dalam proses neurogenesis atau

pertumbuhan sel-sel baru pada otak yang ternyata juga menghasilkan

efek antidepresan. Aktivitas zat- zat dari ganja merangsang

pertumbuhan sel-sel saraf pada bagian hipokampus ini. Di artikel

Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)

9

“The Brain’s Own Marijuana” juga disebutkan bahwa

endocannabinoid berperan penting dalam menghilangkan perasaaan

buruk ataupun pengalaman sakit yang ditimbulkan oleh stimulus

ingatan masa lalu. Ini bertentangan dengan hal yang sering

dipublikasikan media bahwa pemakaian ganja berhubungan erat

dengan depresi seperti studi yang dilakukan oleh Louis Degenhardt,

Wayne Hall, dan Michael Lynskey pada tahun 2003. Media tidak

pernah mempublikasikan bahwa korelasi konsumsi ganja dan depresi

sangatlah kecil, dan hanya terjadi pada “pemakai bermasalah” yang

sudah memiliki masalah psikologis berat sebelum mengonsumsi

ganja. Banyak studi membantah adanya hubungan antara ganja dan

depresi, seperti studi yang dilakukan oleh Elena Kouri, Harrison Pope,

Deborah Yurgelun-Todd, dan Staci Gruber pada tahun 1995; David

Ferguson, John Horwood dan Michael Lynskey pada tahun 1996 dan

1997; Brian Green dan Christian Ritter pada tahun tahun 2000; Rob

Mcgee, Sheilla Williams, Richie Poulton, dan Terrie Moffit tahun

2000; Richard E.Musty dan Lee A.Kaback tahun 1995; M.G Rowe,

Michael F.Fleming, Kristen Barry, Linda B.Manwell, dan Sabine

Kropp di tahun 1995Berdasarkan hasil wawancara dari Kordinator dan

ketua LGN Samarinda, diketahui bahwa mayoritas masyarakat masih

memandang bahwa kegiatan-kegiatan edukasi dengan metode-metode

yang sudah umum seperti menggunakan slide dan proyektor dianggap

kurang menarik, hal ini ditandai dengan menurunnya partisipan yang

hadir. Oleh karena itu LGN Samarinda terus berbenah dengan

memberikan edukasi yang menarik dan lebih mudah untuk di terima

oleh masyarakat.

b. Nonton Bareng Film

a) Ganja Sebagai Penyelamat Hutan Dunia

Adapun bidang dan manfaat ganja di bidang industri adalah sebagai

penyelamat hutan dunia Saat ini pohon-pohon yang berusia puluhan

tahun telah ditebang untuk menghasilkan bubur bubur kertas yang

jumlahnya mencapai 95% kebutuhan kertas dunia.. Permintaan kertas

yang terus meningkat membuat penebangan liar di seluruh dunia terus

berjalan. Bagaimana dengan Indonesia? Asia Pulp & Paper adalah

industri bubur kertas terbesar di dunia yang juga beroperasi di

Indonesia. Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

(WALHI), perusahaan tersebut bertanggung jawab terhadap sebagian

besar kerusakan dan penggundulan hutan di Indonesia. Beberapa

sumber bahkan menyebutkan bahwa perusahaan ini adalah salah satu

perusak hutan terbesar di dunia. Data WALHI juga menyebutkan

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14

10

bahwa dari 95 juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, hanya 17

juta hektar yang berada dalam kondisi baik.. Menurut hasil penelitian

Departemen Pertanian Amerika Serikat pada tahun 1916, satu hektar

lahan yang ditanami ganja menghasilkan serat untuk bubur kertas

setara dengan 4 hektar lahan yang ditanami pohon lain biasa. Kayu

dari pohon baru dapat dipanen dalam waktu puluhan tahun, sedangkan

serat ganja dapat menyuplai dua sampai empat kali lebih banyak

jumlah bubur kertas karena dapat dipanen dalam waktu 90 sampai 120

hari saja. Liberty of Congress di Amerika menemukan fakta bahwa,

“sementara kertas- kertas dari serat ganja dengan umur sekitar 300-

400 tahun masih terlihat kuat. 97% buku-buku yang dicetak antara

tahun 1900-1937 dari bahan serat kayu hanya akan bertahan dalam

waktu kurang dari 50 tahun.” Kertas dari bahan serat ganja juga dapat

didaur ulang hingga 8 kali, sementara kertas dari bahan serat kayu

hanya dapat didaur ulang sampai 3 kali saja. Kertas dari bahan serat

kayu juga lebih cepat menguning karena kandungan lignin yang jauh

lebih tinggi (18-30%) daripada kandungan lignin pada serat ganja (4-

10%). Dalam proses pembuaan bubur kertas, untuk memecah lignin

yang berfungsi sebagai perekat serat kayu ini dibutuhkan zat kimia

asam sulfur atau sulfide yang merupakan produk utama Dupont pada

masa 1990 an, sementara serat ganja dengan kandungan lignin yang

rendah hanya membututhkan 1/7 sampai ¼ bahan kimia yang dipakai

untuk memecah lignin pada kayu. Perekat pada serat ganja juga dapat

dipecah menggunakan abu soda.

b) Kegiatan Menanam Pohon (#membacaalam)

Kegiatan yang diberi nama #membacaalam ini adalah sebuah kegiatan

edukasi yang bertujuan membangkitkan semangat masyarakat akan

melestarikan alam dan segala isinya. Selain menanam pohon,

agenda #membacaalam juga memberikan beberapa materi edukatif

tentang pelestarian alam.

3. Marchandise

Dalam perjuangan biaya merupakan hal yang tidak kalah pentingnya, oleh

karena itu LGN berkeinginan untuk mandiri secara finansial dengan cara

membentuk sebuah toko yang menjual berbagai macam merchandise seperti

baju, topi, dll yang keseluruhan hasil keuntungannya digunakan untuk

perjuangan LGN, di dalam produk-produknya LGN seringkali membuat

sebuah pesan yang berisikan tentang propaganda ganja.

Saat ini LGN Shop membuka lebar peluang bagi para LGN Regional

Samarinda untuk melakukan kerjasama di bidang konveksi tersebut, agar

LGN Regional Samarinda dapat mandiri secara finansial. Saat ini LGN

Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)

11

Samarinda pun turut melakukan kerjasama dengan LGN Shop Pusat yang

berada di Jakarta untuk melakukan promosi dan menjual.

4. Media Sosial

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat dan

meningkatnya jumlah pengguna internet, media sosial telah bertransformasi

sebagai salah satu sumber informasi yang paling akrab dengan masyarakat.

Media sosial saat ini telah menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat Indonesia

saat ini, berdasarkan hasil wawancara peneliti bahwa saat ini kegiatan yang

paling dinilai ampuh adalah melakukan edukasi di Media sosial instagram dan

facebook. Instagram dan Facebook dinilai paling cocok digunakan saat ini

karena memiliki fitur-fitur yang paling unggul dari sisi visual karena dapat

mengunggah foto dan video. Tidak hanya itu instagram dan facebook juga

memungkinkan para penggunanya untuk membagikan konten edukasi di

berbagai jaringan seperti twitter, whatsapp, Flickr, dan tumblr. Media sosial

LGN saat ini telah diikuti sekitar 1500+ pengguna di Indonesia.

Ilegalisasi Ganja dan Legalisasi di Dunia

Hasil konvensi tunggal PBB pada tahun 1961 adalah tonggak sejarah global

meiilegalkan ganja. Hal ini bermula pada perdebatan panjang atas usulan Mesir,

Afrika Selatan, dan Turki yang meminta untuk mengatur ganja agar masuk ke

dalam undang undang peraturan pelarangan. Konvensi opium Internasional ke-2

mengesahkan larangan terhadap tanaman ganja. Konvensi ini berlangsung setelah

adanya afirmasi dari WHO pada 1954 bahwa olahan ganja sama sekali tidak

memiliki manfaat untuk medis, WHO mendapatkan mandat tugas dari komisi

Obat-obatan Narkotika PBB untuk meneliti pengaruh mental dan fisik dari ganja.

Lahirlah penyatuan berbagai perjanjian internasional mengenai narkotika

dimana ganja masuk dalam narkotika golongan 1 bersama opium, heroin, morfin

dan kokain pada saat itu. Kemudian konvensi ini diamandemen pada tahun 1971-

1978 agar sistem pelarangan ganja dapat diimplementasikan di berbagai Negara

seluruh dunia hingga saat ini, termasuk di Indonesia.

Pada tahun 1961 hasil dari konvensi tunggal PBB memunculkan pandangan

dunia terhadap ganja, konvensi tersebut berisi tentang regulasi – regulasi yang

sangat ketat tentang ganja, ditambah peran media yang menggiring stigma

masyarakat, dimana ganja dipandang lebih berbahaya dibandingkan rokok dan

minuman beralkohol bahkan dikategorikan dalam kelompok narkoba tingkat I.

Meskipun demikian, beberapa Negara pemegang hak veto PBB seperti Amerika,

Inggris,dan Tiongkok justru memanfaatkan tanaman ini secara penuh di

negaranya.

Di negara berkembang seperti Indonesia Ganja masih tidak menjadi prioritas

untuk penelitian dikarenakan di negara negara berkembang terkadang masih

disibukkan dengan isu isu sosial yang menjadi masalah kebanyakan di negara

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14

12

berkembang, lain halnya seperti di negara maju ganja sudah lebih dulu diteliti dan

dimanfaatkan secara medis, industri maupun rekreasi yang tentunya dengan

regulasi yang ketat.

Oleh karena itu negara – negara maju saat ini tidak lagi lagi menyatakan

perang tehadap narkoba yang terbukti tidak efektif, menguras anggaran negara

yang ternyata salah sasaran, negara – negara maju saat ini lebih memilih merevisi

kebijakan – kebijakan narkotikanya sebagai solusi ampuh untuk mengendalikan

peredaran ganja. Terbukti dengan adanya legalitas mengurangnya angka

kriminalitas, minimnya pembiayaan penjara, meningkatnya pemasukan dari pajak

yang dihasilkan, dan memangkas peredaran gelap narkoba.

Kendala LGN Samarinda dalam Melakukan Edukasi

Ada beberapa kendala utama yang dihadapi LGN selama ini baik di pusat

maupun di daerah antara lain adalah : Ketakutan para anggota yang nantinya akan

di cap buruk oleh masyarakat, tidak adanya badan hukum resmi yang dimiliki oleh

LGN sehingga membuat organisasi ini begitu cair, tanpa pendanaan eksternal,

kerja LGN mungkin tampak kurang strategis dibandingkan dengan organisasi yang

terlibat dalam pengurangan bahaya dan gerakan reformasi kebijakan narkoba.

Kurangnya dana LGN telah membuat mereka sulit untuk menggunakan lisensi

penelitian mereka secara nyata. Seperti banyak organisasi lain, mereka

dilumpuhkan oleh birokrasi Indonesia yang rumit meskipun memiliki lisensi dan

yang paling penting isu yang dibawa harus berlawanan dengan UU No 35 tentang

narkotika yang dimana Ganja saat ini termasuk di golongan 1 Narkotika yang

dimana segala pemanfaatannya di larang oleh UU tersebut terkecuali untuk

penelitian. Adapun beberapa hambatan yang di temui oleh LGN Kota Samarinda

adalah sebagai berikut:

1. Hambatan Struktural

Hambatan ini terjadi di dalam internal organisasi LGN, hambatan ini

dikarenakan LGN sebagai organisasi sosial yang menyuarakan untuk

pemanfaatan dan pelegalan ganja tentunya sangat bertentangan dengan

Hukum yang berlaku di Indonesia, tak banyak yang ingin tampil menyuarakan

hal tersebut lah yang sangat menghambat pergerakan LGN Kota Samarinda.

2. Birokrasi

Di dalam setiap kegiatannya LGN kota Samarinda berusaha mengikuti segala

birokrasi-birokrasi yang ada untuk melancarkan segala kegiatannya, dan tidak

jarang pula mendapatkan penolakan dari lembaga-lembaga PTN maupun

pemerintah.

3. Budaya Membaca yang Rendah

Dalam edukasi tentunya diperlukan minat baca yang tinggi, hal ini tentu

sangat berat dikarenakan kesadaran masyarakat untuk membaca dewasa ini

sangatlah rendah.

Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)

13

4. Terbatasnya Jurnal Penelitian tentang Ganja di Indonesia

Hal ini tentunya sangat berpengaruh kepada minat baca seseorang,

dikarenakan di Indonesia, belum dapat ditemukan riset ganja yang teruji

secara klinis oleh karena itu LGN kota Samarinda sering mendapatkan jurnal-

jurnal penelitian dari Negara lain.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian, LGN Kota Samarinda adalah Regional LGN

Indonesia yang berpusat di Jakarta. Organisasi yang berbentuk gerakan ini

berfokus kepada Edukasi, dan penelitian seputar tanaman ganja.

2. Peneliti menyimpulkan bahwa strategi edukasi yang dilakukan LGN Kota

Samarinda terfokus kepada kegiatan-kegiatan yang cukup menarik seperti

kegiatan nonton bareng film edukasi ganja, roadshow yang diikuti oleh pakar-

pakar di berbagai bidang seperti sosial,hukum, dan budaya.

3. UU No 35 tahun 2009 tentang narkotika nampaknya masih menjadi

pertimbangan masyarakat untuk kembali menggali pengetahuan dan informasi

seputar tanaman ganja, masyarakat cenderung memilih informasi yang

bersifat saklek atau buntu. Namun dengan adanya gerakan Lingkar Ganja

Nusantara (LGN) mampu sedikit membuka tabir terhadap pemahaman awam

tentang ganja di berbagai kegiatannya yang melibatkan masyarakat dan para

lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah.

Saran

1. LGN Kota Samarinda harus memiliki badan hukum dan legalitas secara resmi

yang terdaftar di Kesbangpol, agar para anggota-anggota yang tergabung

dapat merasakan manfaat secara langsung dari bergabung ke LGN Kota

samarinda.

2. LGN Kota Samarinda juga harus memiliki protokol pendidikan yang

terkonsep secara formal, sehingga penjaringan calon anggota terstruktur dan

sistematis.

3. Pemerintah maupun swasta memiliki kewajban untuk mengembangkan

penelitian terhadap tanaman ganja, sebagaimana yang tertuang di dalam UUD

1945 Pasal 31, Pemerintah memajukan pengetahuan dan teknologi dengan

menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan

peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Daftar Pustaka

Abbiyyu, Darry (2016). Strategi Gerakan Lingkar Ganja Nusantara Dalam

Memperjuangkan Legalisasi Ganja Di Indonesia. Tangerang Selatan:

Lingkar Ganja Nusantara.

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14

14

Dhira Narayana, Peter Dantovski, Tim LGN 2011, Hikayat Pohon Ganja.

Surabaya : Karya Gemilang.

Khalik, Abdul. 2007. Dunia Dalam Ganja; Dari Aceh Hingga Bob Marley.

Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

LGN, Tim (2014). Sekarang Aku Besok Kamu Tangerang Selatan: Lingkar Ganja

Nusantara.