document 3fdsf

29
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika membahas beberapa konsep dalam aplikasi promosi kesehatan berkaitan erat dengan konsep- konsep atau istilah-istilah lain yang saling terhubung dan cenderung disama artikan . Hal tersebut, tidak terlepas dari sejarah praktik pendidikan kesehatan di dalam kesehatan masyarakat maupun praktik kesehatan masyarakat secara umum. Promosi kesehatan meliputi dan merangkum pengertian dari istilah pendidikan kesehatan, penyuluhan kesehatan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), dan istilah lainnya. Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa charter, 1986). Proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian informasi (seperti kegiatan penyuluha,

Upload: hamidatulfitriiyah

Post on 23-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fdsfdsfdsfd

TRANSCRIPT

Page 1: Document 3fdsf

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jika membahas beberapa konsep dalam aplikasi promosi kesehatan

berkaitan erat dengan konsep-konsep atau istilah-istilah lain yang saling

terhubung dan cenderung disama artikan . Hal tersebut, tidak terlepas dari

sejarah praktik pendidikan kesehatan di dalam kesehatan masyarakat

maupun praktik kesehatan masyarakat secara umum. Promosi kesehatan

meliputi dan merangkum pengertian dari istilah pendidikan kesehatan,

penyuluhan kesehatan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), dan istilah

lainnya.

Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau

memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan

kesehatannya (Ottawa charter, 1986). Proses pemberdayaan atau

memandirikan masyarakat tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian

informasi (seperti kegiatan penyuluha, KIE< dan pendidikan kesehatan),

tetapi juga menyangkut penggalangan berbagai dukungan di masyarakat.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui berbagai strategi promosi kesehatan.

2. Mengetahui macam-macam pendekatan dalam melakukan promosi

kesehatan.

3. Mengetahui perencanaan dan kebutuhan untuk promosi kesehatan.

Page 2: Document 3fdsf

1.3 Manfaat

1. Dapat memahami berbagai strategi promosi kesehatan.

2. Dapat mengetahui berbagai macam pendekatan saat melakukan promosi

kesehatan.

3. Dapat memahami perencanaan dan kebutuhan dalam promosi kesehatan.

Page 3: Document 3fdsf

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Strategi Global (WHO)

Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara

global ini terdiri dari 3 hal, yaitu:

1. Advokasi (Advocacy)

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang

lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.

Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada

para pembuat keputusan at au penentu kebijakan di berbagai sektor, dan

di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung

program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat

pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang

dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat

keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.

Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara

formal inaupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau

presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin

dimintakan dukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi

secara informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan

dengan program yang diusulkan, untuk secara informal minta dukungan,

baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau

Page 4: Document 3fdsf

fasilitas lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi

adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat

dan sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier).

2. Dukungan Sosial (Social support)

Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari

dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh

masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah

agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan

sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima

program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui

toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program

kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi

terhadap program kesehatan tersebut.

Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina

suasana, atau membina suasana yang kondusif terliadap kesehatan.

Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan para

toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya.

Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sasial atau bina suasana

adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder).

3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan

kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah

mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan

Page 5: Document 3fdsf

meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk

kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan,

antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan

masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk

kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income gener¬ating

skill).

Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan

berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharan kesehatan mereka,

misalnya: terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa,

berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini di

masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat" untuk kesehatan. Dari

uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan

masyarakat adalah masyarakat (sasaran primer).

2.2 Strategi Ottawa Chdalarter

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa ± Canada pada

tahun 1986 menghasilkan piagam Otawa (Ottawa Charter). Di dalam

piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan,

yang mencakup 5 butir, yaitu:

a. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy)

Suatu strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada para

penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-

kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan

kesehatan.Dengan perkataan lain, agar kebijakan- kebijakan dalam

Page 6: Document 3fdsf

bentuk peraturan, perundangan, surat-surat keputusab dan sebagainya,

selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesahatan publik. Misalnya,

ada peraturan atau undang-undang yang mengatur adanya analisis

dampak lingkingan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit,

dan sebagainya. Dengan katalain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh

pejabat publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan

(kesehatan masyarakat). Misalnya, orang yang mendirikan pabrik/

industri, sebelumnya harus dilakukan analisis dampak lingkungan agar

tidak tercemar dan tidak berdampak kepada masyarakat.

Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering

diabaikan, oleh karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan,

diharapkan bisa mengedepankan proses pembangunan dengan tetap

memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada

para pengambil kebijakan ( policy makers) atau pembuat

keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.

Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN di daerah

jepara, para penagmbil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-

benar bisa memperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan

kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta

kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan. 

b. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)

Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,

termasuk pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana-prasarana

Page 7: Document 3fdsf

atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi

masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum

tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat

umum antara lain: tersedianya tempat sampah, tersedianya tempat buang

air besar/kecil, tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi para

perokok dan non-perokok dan sebagainya.Contoh : perlunya jalur hijau

didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan

pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri

pada kelompok terpapar pencemaran udara, seperti penggunaan masker

pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas, dsb.

c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)

Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa

dalam pelayanan kesehatan itu ada “provider” dan “consumer”.

Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan

swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan

kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah dan harus diorientasi

lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima

pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam

batas-batas tertentu. 

Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini, adalah para

penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintrah maupun swasta

harus melibatkan diri, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka

juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan,

Page 8: Document 3fdsf

tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam

meorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan  sangat

penting.

Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan,

tanggung jawab pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi

pelayanan (health provider ), tetapi  pelayanan kesehatan  juga

merupakan  tanggung jawab  bersama antara pemberi pelayanan

kesehatan ( health provider ) dan pihak yang mendapatkan pelayanan.

Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar

memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan

peran serta aktif masyarakat untuk berperan dalam pembangunan

kesehatan. dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses pelayanan dan

pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangatlah

penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga

peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangatlah

diharapkan.

Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri.Bentuk

pemberdayaan masyarakat yaitu LSM yang peduli terhadap kesehatan

baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan teknis (pelatihan-

pelatihan) sampai upaya swadaya masyarakat sendiri. Contoh : semakin

banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat

(UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren,

dll. 

Page 9: Document 3fdsf

d. Keterampilan Individu (Personnal Skill)

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari

individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan

masyarakat akan terwujud apabila kesehatan indivu-individu, keluarga-

keluarga dan kelompok- kelompok tersebut terwujud. Strategi untuk

mewujudkan keterampilan individu-individu (personnels kill) dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah

awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan pemahaman-

pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara

kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan

ke fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan

sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat

individual daripada massa.

Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan,

ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin

banyak individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang

kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan

masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan

individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan keadaan masyarakat

yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan masyarakat

perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain

itu masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola

Page 10: Document 3fdsf

hidup sehat.Masing-masing individu seyogyanya mempunyai

pengetahuan dan kemampuan yang baik terhadap :

1. Cara – cara memelihara kesehatannya

2. Mengenal penyakit2 dan penyebabnya

3. Mampu mencegah penyakit

4. Mampu meningkatkan kesehatannya

5. Mampu mencari pengobatan yang layak bilamana sakit 

Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial

melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan

keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang

tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan

lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi

kesehatan. Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan

dalam menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk

menangani penyakit dan kecelakaan sangatlah penting. Hal ini harus

difasilitasi dalam sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan

komunitas.

Keterampilan Individu adalah kemapuan petugas dalam menyampaikan

informasi kesehatan dan kemampuan dalam mencontohkan

(mendemostrrasikan). Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau

kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya pelatihan kader kesehatan,

pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.        

 

Page 11: Document 3fdsf

e. Gerakan masyarakat (Community Action)

Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu

memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi

promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada

gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh karenaitu, promosi

kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di

masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya

kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, maka akan terwujud perilaku

yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu

memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.

Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur

yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dari kutipan

piagam Ottawa, dinyatakan bahwa: Promosi Kesehatan adalah upaya

yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri. 

Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa

kesehatan tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat.

Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehata, masyarakat perlu

dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat

perlu diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban

dalam upaya meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan

derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi

tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban

Page 12: Document 3fdsf

dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini

sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang

kesehatan, yang berbunyi:“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,

mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya”.

Untuk Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen

community actions) promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan

komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat

keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai

kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan

komunitas –-kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib

mereka. Pengembangan komunitas menekankan pengadaan sumber daya

manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan

kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem

yang fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah

kesehatan. Hal ini memerlukan akses yang penuh serta terus menerus

akan informasi, memelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana

penggalangan dukungan. Gerakan Masyarakat merupakan suatu

partisifasi masyarakat yang menunjang kesehatan. Contoh adanya

gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih,

perlu diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu

langkah (hal ini bisa kita contoh), bahkan untuk mengukurnya disana

sudah dijual alat semacam speedometer.Dalam piagam Ottawa tersebut

juga mencantumkan ada 9 (sembilan) faktor sebagai prasyarat untuk

Page 13: Document 3fdsf

kesehatan, yaitu: Perdamaian/keamanan, tempat tinggal, pendidikan,

makanan, pendapatan, ekosistem yang stabil dan seimbang, sumber daya

yang berkesinambungan, keadilan sosial dan pemerataan.

2.3 Pendekatan Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan suatu proses / upaya agar masyarakat

mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan (Piagam Ottawa). Promosi

kesehatan juga suatu program yang untuk  mengubah  prilaku

organisasi masyarakat  dan lingkungannya (Victoria Health Foundation,

1996). Lingkup promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan mencakup

pada masa bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu

menyusui, PUS/WUS (pasangan usia subur atau wanita usia subur),

wanita klimakterium, dan wanita menopause.

Salah satu tujuan dan sasaran promosi kesehatan bagi petugas,

program maupun institusi kesehatan ialah untuk melakukan promosi

kesehatan dalam setiap program  kesehatan  yang  diselenggarakan,

mendukung  tumbuhnya  gerakan  hidup  sehat  di masyarakat, serta

meningkatkan  mutu  layanan  kesehatan  yang  dapat memberikan kepuasan

pada masyarakat. Maka dari itu perlu dilakukan  pendekatan  pada  promosi

kesehatan  agar  goal-goal  yang dicanangkan dapat terealisasikan macam-

macam pendekatan dalam promosi kesehatan dapat dilakukan dengan :

Page 14: Document 3fdsf

a. Pendekatan Medikal

Pendekatan medikal yaitu pendekatan dengan pencegahan terhadap

penyakit.Keberhasilannya dapat dilihat pada program imunisasi dan

vaksinasi. Tujuan akhir ini untuk menurunkan angka kesakitan dan

kematian dini.

b. Pendekatan Perubahan Prilaku

Pendekatan perubahan prilakuyaitu dengan mendorong seseorang

untuk menjalankan perilaku-perilaku kesehatan dan menerapkannya

dalam kehidupansehari-hari.

c. Pendekatan Educational

Pendekatan educational yaitu dengan memfasilitasi individu untuk

prosespembelajaran dan memberikan fasilitas penunjang.

d. Pendekatan  Yang  Berpusat  Pada  Klien  

Pendekatan  yang  berpusat  pada  klien  dengan  tenaga kesehatan

sebagai fasilitator dan mendorong klien untuk membuat keputusan.

e. Pendekatan Perubahan Sosial

Untuk memastikan  bahwa sehat itu mudah dijangkau salah satunya

dengan memperluas  jaringan kerjasama denganpembuat

kebijakan.Perubahan sosial adalah sebuah gejala berubahnya struktur

sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya

merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam

Page 15: Document 3fdsf

setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan dasar

manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman

mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab

dari perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor.

Di antaranyakomunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal

lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru,

terjadinya konflik atau revolusi, dan faktor eksternal seperti bencana

alam dan perubahan iklim, peperangan, dan

pengaruhkebudayaan masyarakat lain. Ada pula beberapa faktor yang

menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya

hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK

yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-

kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka

negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada

masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan

pengaruh adat atau kebiasaan.

2.4 Perencanaan Promosi Kesehatan

Dibidang promosi kesehatan, perencanaan dapat didefenisikan sebagai

proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat,

menentukankebutuhan dan sumberdaya yang tersedia, menetapkan tujuan

program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah mencapai

tujuan perubaha nperilaku sasaran yang mendukung untuk hidup sehat.

Perencanaan promosi kesehatanan adalah suatu proses diagnosis penyebab

masalah. Penetapan prioritas masalah dan alokasi sumberdaya yang ada

Page 16: Document 3fdsf

untuk mencapai tujuan dalam membuat perencanaan promosi kesehatan,

perencanaan harus terdiri dari masyarakat, professional kesehatan dan

promotor kesehatan. Perencanaan promosi kesehatan merupakan

keterpaduan dengan program kesehatan lain seperti KIA, gizi, kesehatan

lingkungan dan program yang lainnya.

2.5 Kebutuhan Promosi Kesehatan

Titik awal penetapan kebutuhan promosi kesehatan adalah berbagi

informasi dari berbagai sumber. Jenis-jenis informasi yang dapat digunakan,

yaitu data epidemiologi, data social-ekonomi, pandangan professional,

pandangan public/masyarakat, dan media local.

a. Data epidemiologi

Studi tentang dsitribusi dan determinan kesehatan dalam masyarakat.

Data epidemiologi memberikan informasi yang mendasar tentang

kesehatan penduduk, penyebab, dan faktor resiko yang berkaitan dengan

kesakitan. Informasi-informasi tersebut dapat memberikan gambaran

tentang potensi pencegahan dan promosi kesehatan.

b. Data social ekonomi

Data mencakup informasi tentang perumahan, pekerjaan, lapisan social

dan fasilitas-fasilitas social, hiburan, rekreasi atau perbelanjaan. Dengan

mencocokkan penyakit menurut data social-ekonomi, kita dapat melihat

pola khususnya para pengambil keputusan dan penentu kebijakan di

pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, mitra dikalangan

pengusaha/swasta, badan penyandang dana, media massa, organisasi

Page 17: Document 3fdsf

profesi, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat.

Semuanya bukan hanya berpotensi mendukung, tetap juga menentang

atau berlawanan atau merugikan kesehatan (misalnya industri rokok).

c. Pandangan professional

Menurut UNFPA dan BKKBN (2002), terdapat lima pendekatan utama

dalam advokasi, yaitu melibatkan para pemimpin, bekerja dengan media

massa, dan membangun kapasitas. Strategi advokasi dapat dilakukan

melalui pembentukan koalisi, pengembangan jaringan kerja,

pembangunan institusi, pembuatan forum, dan kerja sama bilateral.

d. Media local

Media dibuat untuk memudahkan pemahaman materi yang akan

disampaikan. Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran,

tingkat pendidikan sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang

digunakan, dan sumber daya yang ada. Media dapat digunakan di

berbagai tempat antara lain sebagai berikut :

1. Rumah tangga (leaflet, model buku bergambar, benda nyata seperti

buah-buahan, dan sayuran)

2. Tempat kerja dan sekolah (papan tulis, flipchart, poster, leaflet, buku

cerita bergambar, kotak gambar gulung, dan boneka)

3. Masyarakat umum (poster, spanduk, leaflet, flannel, graf, dan

wayang)

Page 18: Document 3fdsf

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Promosi kesehatan merupakan suatu proses / upaya agar masyarakat

mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan (Piagam Ottawa). Promosi

kesehatan juga suatu program yang untuk  mengubah  prilaku

organisasi masyarakat  dan lingkungannya (Victoria Health Foundation,

1996). Lingkup promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan mencakup

pada masa bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu

menyusui, PUS/WUS (pasangan usia subur atau wanita usia subur),

wanita klimakterium, dan wanita menopause.

3.2 Saran

Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan mahasiswa Program Studi

DIII Keperawatan Bondowoso dapat memahami pendekatan, model dan

kebutuhan promosi kesehatan dengan baik serta hubungannya dengan ilmu

keperawatan yang tengah ditekuni. Hal tersebut ditujukan agar mahasiswa

Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso dapat memiliki

kompetensi yang tinggi dalammelakukanpromosikesehatan. Serta mampu

untuk menjalankan peranan keperawatan baik untuk sasaran perorangan

ataupun komunitas.

Page 19: Document 3fdsf

DAFTAR PUSTAKA

Maula, Heri DJ. 2005. Promosi Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Mesi, Novita. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta :

Salemba Medika.

Zal, Bayi. 2012. Pendekatan Promosi Kesehatan.

https://www.scribd.com/doc/88701171/PENDEKATAN-PROMOSI-

KESEHATAN#scribd . [diakses 29 September 2015 pukul 10.37 WIB]

Suparyanto. 2011. Promosi Kesehatan. http://laporan-pendahuluan.asuhan-

keperawatan.com/promosi-kesehatan-86085/. [diakses 28 September 2015 pukul

19.37 WIB]

Zal, Bayi. 2012. Pendekatan Promosi Kesehatan.

https://www.scribd.com/doc/88701171/PENDEKATAN-PROMOSI-

KESEHATAN#scribd . [diakses 29 September 2015 pukul 10.37 WIB]