gangguan mental dan perilaku berhubungan amfetamin
DESCRIPTION
Gangguan Mental Dan Perilaku Berhubungan AmfetaminTRANSCRIPT
Gangguan Mental dan Perilaku Berhubungan
AmfetaminAgus Kresnadi
Pembimbing: dr. Desmiarti, Sp.KJ
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) = bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Pendahuluan
Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika narkotika : zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Pendahuluan
Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Pendahuluan
WHO penyalahgunaan zat : pemakaian terus-menerus atau jarang tetapi berlebihan terhadap suatu zat atau obat yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan terapi medis.
Zat yang dimaksud : zat psikoaktif yang berpengaruh pada sistem saraf pusat (otak) dan dapat mempengaruhi kesadaran, perilaku, pikiran, dan perasaan.
Ketergantungan NAPZA : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus zat (withdrawal symptom).
Pendahuluan
• Ketergantungan fisik
Adiksi
• Tubuh kebal• Dosis makin lama makin besar
Toleransi
Zat Psikoaktif
• merokok dengan pipa atau sigaret
a. Mulut
• menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misal : kokain
b. Hidung
• menyuntiknya kedalam otot ataupun pembuluh darah
c. Kulit
Masuk melalui
• menstimulasi kegiatan sistem saraf
1. Stimulan
• mengurangi kegiatan sistem saraf
2. Depresan
• memberikan efek halusinasi
3. Halusinogen
• memberikan rasa gembira dan bergairah
4. Euforia
Klasifikasi Zat Psikoaktif
Individu Lingkungan
Faktor Penyebab Ketergantungan Zat
Faktor-faktor individual penyebab penyalahgunan NAPZA antara lain: Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau
berpikir panjang mengenai akibatnya Keinginan untuk mencoba-coba karena "penasaran" Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun) Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok
(konformitas) Lari dari kebosanan, masalah atau kegetiran hidup Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak
menimbulkan ketagihan Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya (fashionable) Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari
lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan NAPZA Tidak dapat berkata tidak terhadap NAPZA (Say no to drugs)
Faktor Individu
Lingkungan “permisif” (misal diskotik) Lingkungan pergaulan dan teman sebaya
(solidaritas), dan tidak dapat menolak tekanan kelompok (peer pressure)
Lemahnya penegakan hukum, penjualan obat-obatan secara bebas, bisnis narkotika yang terorganisir
Faktor Lingkungan
Ketergantungan Zat
Penyalahgunaan Zat
Intoksikasi Zat Putus Zat
Kriteria Diagnosis Gangguan Mental Akibat Zat
Suatu pola pemakaian zat maladaptif yang menyebabkan gangguan atau penderitaan yang bermakna secara klinis seperti yang dimanifestasikan oleh tiga (atau lebih) hal berikut, terjadi pada tiap saat dalam periode 12 bulan yang sama.
1. Toleransi, seperti yang didefinisikan oleh berikut : a) Kebutuhan untuk meningkatkan jumlah zat secara jelas untuk mencapai
intoksikasi atau efek yang diinginkan.b) Penurunan efek yang bermakna pada pemakaian berlanjut dengan
jumlah zat yang sama.
2. Putus, seperti yang dimanifeskan oleh berikut :a) Sindroma putus yang karakteristik bagi zat (lihat kriteria A dan B dari
kumpulan kriteria untuk putus dari zat spesifik).b) Zat yang sama (atau yang berhubungan erat) digunakan untuk
meghindari atau menghilangkan gejala putus.
3. Zat seringkali digunakan dalam jumlah yang lebih besar atau selama periode yang lebih lama dari yang diinginkan.
Kriteria diagnosis untuk ketergantungan zat
4. Terdapat keinginan terus menerus atau usaha yang gagal untuk menghentikan atau mengendalikan penggunaan zat.
5. Menghabiskan banyak waktu dalam aktivitas untuk mendapatkan zat (misalnya mengunjungi banyak dokter atau pergi jarak jauh), menggunakan zat ( misalnya chain-smoking), atau pulih dari efeknya.
6. Aktivitas sosial, pekerjaan, atau rekreasional yang penting dihentikan atau dikurangi karena penggunaan zat.
7. Pemakaian zat dilanjutkan walaupun mengetahui memiliki masalah fisik atau psikologis yang menetap atau rekuren yang kemungkinan telah disebabkan dieksaserbasi oleh zat (misalnya baru saja menggunakan kokain walaupun menyadari adanya depresi akibat kokain, atau terus minum walaupun mengetahui ulkus memburuk oleh konsumsi alkohol).
Kriteria diagnosis untuk ketergantungan zat
Sebutkan jika : Dengan ketergantungan fisiologis :
tanda-tanda toleransi atau putus (yaitu terdapat butir 1 maupun 2)
Tanpa ketergantungan fisiologis : tidak ada tanda-tanda toleransi atau putus (yaitu tidak terdapat butir 1 maupun 2)
Kriteria diagnosis untuk ketergantungan zat
A. Pola penggunaan zat maladaptif yang menyebabkan gangguan atau penderitaan yang bermakna secara klinis seperti yang ditunjukkan oleh satu (atau lebih) hal berikut, terjadi dalam periode 12 bulan.
1. Penggunaan zat rekuren yang menyebabkan kegagalan untuk memenuhi kewajiban utama dalam pekerjaan, sekolah atau rumah (misalnya membolos berulang kali, atau kinerja pekerjaan yang buruk yang berhubungan dengan penggunaan zat; mangkir, skor, atau pengeluaran dari sekolah yang berhubungan dengan zat; penelantaran anak atau rumah tangga.
2. Penggunaan zat rekuren dalam situasi yang berbahaya secara fisik (misalnya, mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin saat terganggu oleh penggunaan zat).
3. Masalah hukum yang berhubungan dengan zat yang berulang kali (misalnya penahanan karena gangguan tingkah laku yang berhubungan dengan zat).
4. Pemakaian zat yang diteruskan walaupun memiliki masalah sosial atau interpersonal yang menetap atau rekuren karena efek zat (misalnya, bertengkar dengan pasangan tentang akibat intoksikasi, perkelahian fisik).
B. Gejala diatas tidak pernah memenuhi kriteria ketergantungan zat untuk kelas zat ini.
Kriteria diagnosis untuk penyalahgunaan zat
A. Perkembangan sindroma spesifik zat yang reversibel karena ingesti (atau pemaparan) suatu zat yang belum lama terjadi. (Catatan : zat yang berbeda dapat menimbulkan sindroma yang mirip atau identik.)
B. Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis yang disebabkan oleh efek zat pada sistem saraf pusat (misalnya, kekanakan, labilitas mood, gangguan kognitif, gangguan pertimbangan, gangguan fungsi sosial, atau pekerjaan) dan berkembang selama atau segera setelah penggunaan zat.
C. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain.
Kriteria diagnostik untuk intoksikasi zat
A. Perkembangan suatu sindroma spesifik zat karena penghentian (atau penurunan) pemakaian zat yang telah digunakan lama dan berat.
B. Sindroma spesifik zat menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
C. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain.
Kriteria diagnostik untuk putus zat
Amfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut stimulan sistem saraf pusat (SSP) (stimulants).
Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara.
dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil
Amfetamin
efek amfetamin sangat mirip dengan kokain Amfetamin waktu paruh lebih panjang
dibandingkan dengan kokain (waktu paruh amfetamin 10 – 15 jam) dan durasi yang memberikan efek euforianya 4 – 8 kali lebih lama dibandingkan kokain.
Hal ini disebabkan oleh stimulator-stimulator tersebut mengaktivasi “reserve powers” yang ada di dalam tubuh manusia dan ketika efek yang ditimbulkan oleh amfetamin melemah, tubuh memberikan “signal” bahwa tubuh membutuhkan senyawa-senyawa itu lagi.
Amfetamin
Amfetamin Klasik
Amfetamin Racikan
Jenis Amfetamin
Ice/Shabu-shabu
Ecstasy/Adam Speed
Jenis Amfetamin
dextroamphetamine, methamphetamine, dan methylphenidate
Nama lain ice, shabu-shabu,SS, crystal, crank Ice bentuk murni dari methamphetamine yang dapat
diinhalasi, diisap seperti rokok, atau disuntikkan secara intravena oleh pelaku penyalahgunaan zat
Ice paling banyak digunakan di Pantai Barat di Amerika Serikat dan di Hawaii.
Tidak seperti crack cocaine, yang harus diimpor, ice adalah suatu obat sintetik yang dapat dibuat dalam laboratorium gelap setempat.
Efek dopaminergik
Amfetamin Klasik
Nama lain MDMA, ecstacy, XTC, Adam, MDEA/Eve, MMDA, DOM/STP
Efek sistem serotonergik dan dopaminergik efek perilaku yang mencerminkan suatu kombinasi
aktifitas obat mirip amfetamin dan mirip halusinogen Beberapa ahli farmakologis mengklasifikasikan
amfetamin racikan sebagai halusinogen; tetapi, Kaplan dan Sadock mengklasifikasikan obat tersebut dengan amfetamin karena strukturnya yang sangat berhubungan.
MDMA merupakan yang paling banyak diteliti dan kemungkinan merupakan yang paling banyak tersedia.
Amfetamin Racikan
Amphetamine sulfate (Benzedrine) pertama kali disintesis pada tahun 1887 oleh Lazar Edeleanu di Berlin, Jerman.
1932 diperkenalkan sebagai inhaler dekongestan dan untuk asthma
1937 tablet narkolepsi, parkinsonisme pasca ensefalitis, depresi, letargi
1970an dibatasi penggunaan gelap meningkat
Indikasi dibatasi: ADHD, narkolepsi, depresi Untuk obesitas kontroversial
Sejarah Amfetamin
1991 7 % populasi di AS menggunakan stimulan sekurangnya satu kali <1 % merupakan pengguna sekarang ini (current user)
usia 18-25 tahun tingkat penggunaan paling tinggi 9 % menggunakan sekurangnya satu kali 1 % pengguna sekarang ini
usia 12-17 tahun 3 % melaporkan menggunakan sekurangnya satu kali 1 % penggunaan sekarang ini
ditemukan dalam semua kelas ekonomi tinggi di antara profesional bangsa Kaukasia Tidak tersedia data yang dapat dipercaya tentang
epidemiologi penggunaan amfetamin racikan.
Epidemiologi
cepat diabsorbsi peroral onset kerja yang cepat biasanya dalam satu
jam peroral Intravena efek yang hampir segera Amfetamin yang tidak diresepkan dan amfetamin
racikan juga dimasukkan dengan inhalasi. Toleransi menggunakan lebih banyak obat. lebih kurang adiktif dibandingkan kokain
dibuktikan pada percobaan binatang tidak semua tikus memasukkan sendiri dosis rendah amfetamin
Mekanisme Kerja
Amfetamin klasik menghalangi re-uptake dari katekolamin oleh neuron presinap dan menginhibisi aktivitas monoamin oksidase dopamin cenderung meningkat dalam sinaps
Efek tersebut terutama kuat pada neuron dopaminergik yang keluar dari area tegmental ventralis ke korteks serebral dan area limbik.
Jalur tersebut disebut jalur hadiah (reward pathway) mekanisme adiksi utama bagi amfetamin
Mekanisme Kerja
Amfetamin racikan menyebabkan pelepasan katekolamin (dopamin dan norepinefrin) dan pelepasan serotonin
Serotonin adalah neurotransmiter yang berperan sebagai jalur neurokimiawi utama yang terlibat dalam efek halusiogen.
Farmakologi MDMA adalah yang paling dimengerti di antara semua jenis amfetamin racikan.
MDMA diambil dalam neuron serotonergik oleh transporter serotonin Setelah di dalam neuron pelepasan cepat suatu bolus serotonin
Pengguna SSRI tidak dapat mencapai perasaan elasi jika menggunakan MDMA karena SSRI mencegah pengambilan/uptake MDMA ke dalam neuron serotonergik.
Mekanisme Kerja
• Gejala mirip skizofrenia psikosa amfetamin
Dopamin
• Euforia dan meningkatkan libido
Norepinefrin
• Elasi/euforia dan halusinogenik
Serotonin
Mekanisme Kerja
Meningkatkan suhu tubuh
Kerusakan sistem
kardiovaskular
Paranoia
Meningkatkan denyut jantung
Meningkatkan tekanan darah
Menjadi hiperaktif
Mengurangi rasa kantuk
Tremor
Menurunkan nafsu makan
Euforia
Mulut kering
Dilatasi pupil
Mual
Sakit kepala
Perubahan perilaku seksual
Efek Amfetamin
Sindrom intoksikasi oleh kokain (yang menghambat reuptake dopamin) dan amfetamin (yang menyebabkan pelepasan dopamin) serupa
Dalam DSM IV kriteria diagnostik intoksikasi amfetamin dan intoksikasi kokain dipisahkan tetapi sebenarnya adalah sama.
DSM-IV memungkinkan spesifikasi adanya gangguan perseptual.
Gejala intoksikasi amfetamin hampir menghilang sama sekali setelah 24 jam dan biasanya menghilang secara lengkap setelah 48 jam.
Intoksikasi Amfetamin
Kriteria diagnostik untuk intoksikasi amfetamin menurut DSM-IV:A. Pemakaian amfetamin atau zat yang berhubungan (misalnya methylphenidate) yang
belum lama terjadi.B. Perilaku maladaptif atau perubahan perilaku yang bermakna secara klinis (misalnya
euforia atau penumpulan afektif, perubahan sosiabilitas, kewaspadaan berlebihan, kepekaan interpersonal, kecemasan, ketegangan, atau kemarahan, perilaku stereotipik, gangguan pertimbangan, atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan) yang berkembang selama atau segera setelah pemakaian amfetamin atau zat yang berhubungan.
C. Dua (atau lebih) hal berikut berkembang selama atau segera sesudah pemakaian amfetamin atau zat yang berhubungan;
1. takikardia atau bradikardia2. dilatasi pupil3. peninggian atau penurunan tekanan darah4. berkeringat atau menggigil5. mual atau muntah6. tanda-tanda penurunan berat badan7. agitasi atau retardasi psikomotor8. elemahan otot, depresi pernapasan, nyeri dada, atau aritmia jantung9. konfusi, kejang, diskinesia, distonia, atau koma
D. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain
Sebutkan jika: dengan gangguan persepsi
Intoksikasi Amfetamin
kecemasan, gemetar, mood disforik, letargi, fatigue, mimpi menakutkan (disertai oleh rebound tidur REM), nyeri kepala, keringat banyak, kram otot, kram lambung, dan rasa lapar yang tidak pernah kenyang
biasanya memuncak dalam dua sampai empat hari dan menghilang dalam satu minggu
Gejala putus amfetamin yang paling serius adalah depresi berat setelah penggunaan amfetamin dosis tinggi secara terus menerus dapat disertai dengan ide atau usaha untuk bunuh diri
Kriteria diagnostik DSM-IV untuk putus amfetamin menyebutkan bahwa suatu mood disforik dan sejumlah perubahan fisiologis diperlukan untuk diagnosis putus amfetamin.
Putus Amfetamin
Kriteria diagnostik untuk putus amfetamin menurut DSM-IV:A. Penghentian (atau penurunan) amfetamin (atau zat yang
berhubungan) yang sudah lama atau beratB. Mood disforik dan dua (atau lebih) perubahan fisiologis
berikut, yang berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah kriteria A:
1. kelelahan2. mimpi yang gamblang dan tidak menyenangkan3. insomnia atau hipersomnia4. peningkatan nafsu makan5. retardasi atau agitasi psikomotor
C. Gejala dalam kriteria B menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain
D. Gejala bukan karena kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain
Putus Amfetamin
Skizofrenia bedakan dari gangguan psikotik akibat amfetamin menonjolnya halusinasi visual, afek yang biasanya
sesuai, hiperaktifitas, hiperseksualitas, konfusi dan inkoherensi, dan sedikit bukti gangguan berpikir (sebagai contohnya, asosiasi longgar
pendataran afek dan alogia dari skizofrenia tidak ditemukan
akut mungkin sama sekali tidak dapat dibedakan dari skizofrenia hanya resolusi gejala dalam beberapa hari atau temuan positif pada uji saring urine diagnosis yang tepat
amfetamin jangka panjang peningkatan kerentanan terhadap psikosis di bawah sejumlah keadaan, termasuk intoksikasi alkohol dan stres
Pengobatan terpilih antagonis reseptor dopamin jangka pendek seperti haloperidol
Amfetamin Psikosis
delirium gangguan mood
gangguan kecemasa
n
gangguan tidur
disfungsi seksual
Gangguan lain yang berhubungan dengan amfetamin
Coba-coba
Senang-senang
Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
Penyalahgunaan
Ketergantungan
Tingkatan Penyalahgunaan
Psikoterapi individual, keluarga, dan kelompok
Obat spesifik jangka pendek untuk gangguan yang ada (antipsikotik untuk gangguan psikotik, anti anxietas/sedatif untuk anxietas, dll)
Atasi gangguan kepribadian dasar atau depresi yang mendasari
Pengobatan
• sebelum penyalahgunaan terjadi• pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui
keluarga, dll• Instansi pemerintah, seperti halnya BNN, lebih banyak berperan• kepada remaja langsung dan keluarga.
Primer
• saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment)• Fase penerimaan awal (initial intake)antara 1 – 3 hari pemeriksaan fisik dan mental• Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu pengurangan
ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap
Sekunder
• merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan• Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat• Fase sosialiasi dalam masyarakat mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di
masyarakat• kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan
alternatif, dll.
Tertier
Pencegahan
TERIMA KASIH