gagal ginjal akut

25
GAGAL GINJAL AKUT DI SUSUN OLEH : ALI MASKURI DEDI WARDHANI FANDI AKHMAD IRMA MEILYANA FAJAR UTAMI MASPIAH NITA ASTUTI RIA FATMAWATI SRI RACHMAWARNI ZAHRATUN NISA

Upload: alwaysceria224862

Post on 22-Jul-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GAGAL GINJAL AKUTDI SUSUN OLEH : ALI MASKURI DEDI WARDHANI FANDI AKHMAD IRMA MEILYANA FAJAR UTAMI MASPIAH NITA ASTUTI RIA FATMAWATI SRI RACHMAWARNI ZAHRATUN NISA

KONSEP DASAR PENYAKIT

DEFINISI : Gagal ginjal akut ( GGA ) adalah suatu keadaan fisiologik dan klinik yang ditandai dengan pengurangan tiba-tiba glomerular filtration rate (GFR) dan perubahan kemampuan fungsional ginjal untuk mempertahankan eksresi air yang cukup untuk keseimbangan dalam tubuh. Atau sindroma klinis akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya azotemia. (Davidson 1984). Gagal ginjal akut adalah penurunan laju filtrasi glomerulus secara tiba-tiba, sering kali dengan oliguri, peningkatan kadar urea dan kreatinin darah, serta asidosis metabolic dan hiperkalemia. ( D. Thomson 1992 : 91 )

ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL

Anatomi. Ginjal berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap ginjal. Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter,kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.

LANJUTAN.

Fisiologi Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah menyaring/membersihkan darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.

Fungsi Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan eksresi dan melakukan eliminasi sisa hasil metabolisme tubuh. Selain mempunyai fungsi eliminasi, sistem perkemihan juga mempunyai fungsi lainnya, meliputi : Meregulasi volume darah dengan mengeluarkan sejumlah cairan ke dalam urin dan melepaskan eritropoitin serta melepaskan rennin. Meregulasi konsentrasi plasma dari sodium, potassium, kloired dan mengontrol kuantitas kehilangan ion-ion lainnya ke dalam urin serta menjaga batas ion kalsium dengan mensintesis kalsitrol.

LANJUTANMengkonstribusi stabilisasi pH darah dengan mengontrol jumlah keluarnya ion hidrogen dan ion bikarbonat ke dalam urin. Menghemat pengeluaran nutrisi dengan memelihara eksresi pengeluaran nutrisi tersebut pada saat proses eliminasi produk sisa, terutama pada saat pembuangan nitrogen seperti urea dan asam urat. Membntu organ hati dalam mendetoksikasi racun, selama kelaparan, deaminasi asam amino yang dapat merusak jaringan.

ETIOLOGI

Pra

renal

Kondisi prarenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum adalah : Hipovolemik (pendarahan postpartum, luka bakar, kehilangan cairan dari gastrointestinal, pancreatitis, pemakaian diuretik berlebihan), Vasodilatasi (sepsis dan anafilaksis), Penurunan curah jantung (disritmia, infark miokardium, CRF, syok kardiogenik, emboli paru), Obstruksi pembuluh darah ginjal bilateral.

LANJUTAN

Renal

Kondisi renal ginjal akut adalah akibat dari kerusakan struktur glomerolus atau tubulus ginjal. Kondisi klinis yang umum adalh : Trauma langsung pada ginjal dan cidera akibat terbakar. Iskemia Reaksi transfusi (akibat transfusi tidak cocok) Penyakit glumerovaskular ginjal Nefritis interstisial akut

LANJUTAN

PascarenalEtiologi pascarenal terutama obstruksi aliran urin pada bagian distal ginjal. Seperti pada kondisi : Obstruksi muara vesika urinaria : hipertropi prostat, karsinoma Obstruksi ureter bilateral oleh obstruksi batu saluran kemih, bekuan darah dan sumbatan dari tumor.

PATOFISIOLOGIMenurut Smeltzer (2002) ada empat tahapan klinik gagal ginjal : Fase awal yaitu dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria. Fase Oliguria yaitu jumlah urin berkurang sampai 10-30 ml sehari, dapat berlangsung 4-5 hari, kadang-kadang sampai 1 bulan. Terdapat gejala uremia nyata, seperti pusing, muntah, apatis, haus, kejang, dan lain-lain. Ditemukan hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, hiponatremia, dan asidosis metabolic. Fase diuresis yaitu pasien menunjukkan peningkatan jumlah urin secara bertahap, disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus. Meskipun pengeluaran urin mencapai kadar normal atau meningkat, fungsi renal masih dianggap normal. Pasien harus di pantau dengan ketat akan adanya dehidrasi pada tahap ini. Jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat. Fase penyembuhan merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3 12 bulan. Nilai laboratorium akan kembali normal.

KOMPLIKASI

Komplikasi keseimbangan cairan ( edema paru, asites, kelebihan cairan ) Komplikasi keseimbanngan elektrolit (aritmia, henti jantung, kejang) Komplikasi kardiovaskular (CRF, hipertensi,hipotensi, syok) Komplikasi pernapasan (takipnea, edema pulmonary, gagal nafas) Komplikasi neurologis Perdarahan Infeksi & kerusakan kulit Malnutrisi

PENATALAKSANAAN1. Dialisis Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Perikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia ; menyebabkan caiarn, protein dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas ; menghilangkan kecendurungan perdarahan ; dan membantu penyembuhan luka. 2. Penanganan hiperkalemia Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan masalah utama pada gagal ginjal akut ; hiperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan ini. Oleh karena itu pasien dipantau akan adanya hiperkalemia melalui serangkaian pemeriksaan kadar elektrolit serum ( nilai kalium > 5.5 mEq/L ; SI : 5.5 mmol/L), perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi), dan perubahan status klinis. Pningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natrium polistriren sulfonat [kayexalatel]), secara oral atau melalui retensi enema.

LANJUTAN3. Mempertahankan keseimbangan cairan Penatalaksanaan keseimbanagan cairan didasarkan pada berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah dan status klinis pasien. Masukkan dan haluaran oral dan parentral dari urine, drainase lambung, feses, drainase luka dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantian cairan.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Data Dasar pengkajian Pasien Aktivitas /Istirahat : Apakah ada gejala keletihan,kelemahan Sirkulasi : Apakah ada hipotensi edema jaringan umum, pucat Eliminasi : Perubahan pola berkemih, disuria , retensi abdomen kembung Makanan/cairan : Peningkatan berat badan (Oedem), penurunan berat badan, mual ,muntah, anoreksia. Nyeri ulu hati Neurosensori : Sakit kepala, kram otot/kejang Pernapasan : Dispnea, takipnea, peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan, bau ammonia, batuk produktif. Keamanan : demam, petekie,pruritus, kulit kering

DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa Keperawatan pasien dengan gagal ginjal akut (ARF) : Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, vomitus, nausea. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan proses penyakit.

INTERVENSI KEPERAWATAN1

Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal Intervensi : Kaji keadaan udema Rasional :Edema menunjukan perpindahan cairan krena peningkatan permebilitas sehingga mudah ditensi oleh akumulasi cxairan walaupun minimal, sehingga berat badan dapat meningkat 4,5 kg Kontrol intake dan out put per 24 jam. Rasional :Untuk mengetahui fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan dan penurunan kelebihan resiko cairan.

Timbang berat badan tiap hari Rasional : Penimbangan berat badan setiap hari membantu menentukan keseimbangan dan masukan cairan yang tepat. Penimbangan Lebih dari 0.5 kg/hari dapat menunjukan perpindahan kesimbangan cairan

LANJUTAN.

Beritahu keluarga agar klien dapat membatasi minum Rasional :Manajemen cairan diukur untuk menggantikan pengeluaran dari semua sember ditambah perkiraan yang tidak nampak. Pasien dengan kelebihan cairan yang tidak responsif terhadap pembatasan caiaran dan diuretic membutuhkan dialysis.

Penatalaksanaan pemberian obat anti diuretik Rasional :Obat anti diuretic dat melebarkan lumen tubular dari debris, menurunkan hiperkalemia dan meningkatkan volume urine adekuat. Misalnya : Furosemide.Kolaborasi pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal. Rasional :Hasil dari pemeriksaan fungsi ginjal dapat memberikan gambaran sejauh mana terjadi kegagalan ginjal.

LANJUTAN2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, vomitus, nausea.

Intervensi : Observasi status klien dan keefektifan diet. Rasional :Membantu dalam mengidentifikasi dan kebutuhan diet, kondisi fisik umum, gejala uremik dan pembatasan diet mempengaruhi asupan makanan. Berikan dorongan hygiene oral yang baik sebelum dan setelah makan. Rasional :Higiene oral yang tepat mencegah bau mulut dan rasa tidak enak akibat mikroorganisme, membantu mencegah stomatitis.

LANJUTAN

Berikan makanan TKRGR Rasional :Lemak dan protein tidak digunakan sebagai sumber protein utama, sehingga tidak terjadi penumpukan yang bersifat asam, serta diet rendah garam memungkinkan retensi air kedalam intra vaskuler. Berikan makanan dalam porsi kecil tetapi sering. Rasional :Meminimalkan anoreksia, mual sehubungan dengan status uremik. Kolaborasi pemberian obat anti emetic. Rasional :Antiemetik dapat menghilangkan mual dan muntah dan dapat meningkatkan pemasukan oral.

LANJUTAN3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. Intervensi:

Kaji kebutuhan pasien dalam beraktifitas dan penuhi kebutuhan ADL Rasional :Memberi panduan dalam penentuan pemberian bantuan dalam pemenuhan ADL. Kaji tingkat kelelahan. Rasional :Menentukan derajat dan efek ketidakmampun. Identifikasi factor stess/psikologis yang dapat memperberat. Rasional :Mempunyai efek akumulasi (sepanjang factor psykologis) yang dapat diturunkan bila ada masalah dan takut untuk diketahui.

LANJUTAN

Ciptakan lingkungan tengan dan periode istirahat tanpa gangguan. Rasional :Menghemat energi untuk aktifitas perawatan diri yang diperlukan. Bantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan. Rasional :Memungkinkan berlanjutnya aktifitas yang dibutuhkan memberika rasa aman bagi klien. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium darah. Rasional :Ketidak seimbangan Ca, Mg, K, dan Na, dapat menggangu fungsi neuromuscular yang memerlukan peningkatan penggunaan energi Ht dan Hb yang menurun adalah menunjukan salah satu indikasi teerjadinya gangguan eritopoetin.

LANJUTAN1. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan proses penyakit. Intervensi :

Kaji tingkat kecemasan klien Rasional :Menentukan derajat efek dan kecemasan. Berikan penjelasan yang akurat tentang penyakit. Rasional :Klien dapat belajar tentang penyakitnya serta penanganannya, dalam rangka memahami dan menerima diagnosis serta konsekuensi mediknya.

Bantu klien untuk mengidentifikasi cara memahami berbagai perubahan akibat penyakitnya. Rasional :Klien dapat memahami bahwa kehidupannya tidak harus mengalami perubahan berarti akibat penyakit yang diderita.

LANJUTAN.

Biarkan klien dan keluarga mengekspresikan perasaan mereka. Rasional :Mengurangi beban pikiran sehingga dapat menurunkan rasa cemas dan dapat membina kbersamaan sehingga perawat lebih mudah untuk melaksanakan intervensi berikutnya. Memanfaatkan waktu kunjangan yang fleksibel, yang memungkinkan kehadiran keluarga. Rasional : Mengurangi tingkat kecemasan dengan menghadirkandukungan keluarga.

EVALUASIIntake dan output cairan tubuh seimbang Nutrisi sesuai kebutuhan tubuh terpenuhi Peningkatan pola aktivitas yang adekuat Tingkat kenyamanan

SELES