fraktur...sdh

16
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR I. Definisi Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya di sebabkan oleh rudapaksa. Fraktur secara umum terbagi menjadi 5 yaitu : A Incomplete Fraktur hanya melibatkan bagian potong menyilang tulang salah satu sisi patah yang lain biasanya hanya bengkok ( green stick ). B.Complete Garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan fragmen tulang biasanya berubah tempat. C. Tertutup ( simple ) Fraktur tidak meluas melewati kulit. D. Terbuka ( compound ) Fragmen tulang meluas melewati otot kulit. E.Patologis. Fraktur terjadi karena penyakit tulang ( kanker, osteoporosis, TBC tulang ) dengan tidak ada trauma. II. Patofisiologi Tulang dikatakan fraktur atau patah bila terdapat interupsi dan kontinuitas tulang. Biasanya fraktur di sertai cedera jaringan di sekitarnya yaitu : ligamen, otot, tendon, pembuluh darah dan persarafan. Untuk penyembuhan fraktur atau patah tulang di perlukan immobilisasi dengan cara : A. Pembidaian fisiologik terjadi secara alami untuk menjaga dam mencegah spasmus otot yang nyeri pada waktu di gerakkan. 1

Upload: ety-sugiharti

Post on 14-Jul-2016

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sak

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur...Sdh

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR

I. Definisi Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya di sebabkan oleh rudapaksa. Fraktur secara umum terbagi menjadi 5 yaitu : A Incomplete

Fraktur hanya melibatkan bagian potong menyilang tulang salah satu sisi patah yang lain biasanya hanya bengkok ( green stick ).

B. Complete Garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan fragmen tulang biasanya berubah tempat.

C. Tertutup ( simple ) Fraktur tidak meluas melewati kulit.

D. Terbuka ( compound ) Fragmen tulang meluas melewati otot kulit.

E. Patologis. Fraktur terjadi karena penyakit tulang ( kanker, osteoporosis, TBC tulang ) dengan tidak ada trauma.

II. Patofisiologi Tulang dikatakan fraktur atau patah bila terdapat interupsi dan kontinuitas tulang. Biasanya fraktur di sertai cedera jaringan di sekitarnya yaitu : ligamen, otot, tendon, pembuluh darah dan persarafan. Untuk penyembuhan fraktur atau patah tulang di perlukan immobilisasi dengan cara : A. Pembidaian fisiologik terjadi secara alami untuk menjaga dam mencegah

spasmus otot yang nyeri pada waktu di gerakkan. B. Pembidaian secara orthopedik eksternal dengan gips dan traksi. C. Fixasi internal yaitu kedua ujung tulang yang patah di kembalikan pada posisi

asalnya dan di fixasi dengan plat screw atau di ikat dengan kawat.

III. Gejala dan tanda fraktur A. Nyeri tekan : karena kerusakan saraf dan pembuluh darah. B. Bengkak : karena tidak lancarnya aliran darah ke jaringan. C. Krepitasi : rasa gemeretak ketika ujung tulang bergeser. D. Deformitas : perubahan bentuk tulang menjadi pendek karena

kuatnya tarikan otot – otot ekstremitas yang menarik patahan tulang

E. Gerakkan abnormal : bagian gerakan menjadi tak normal di sebabkan tetapnya tulang karena fraktur.

1

Page 2: Fraktur...Sdh

F. Funtiolesa : paralysis karena di sebabkan rusaknya saraf serta pembuluh darah.

G. Otot : atrophy, hiperthrophy, nyeri, kejang dan kelemahan. H. Tulang dan sendi : ketidakmampuan untuk menahan beban, nyeri,

kekakuan , bengkak, kemerah – merahan, naiknya temperatur lokal ( panas ), menurunnya rentang gerak, patah atau retak, berbunyi klik, mati rasa dan kesemutan ( parestesia ), perubahan warna kulit pucat, cyanosis, gelap dan ruam.

IV. Penatalaksanaan Medis Pengobatan dapat di bagi menjadi dua bagian : A. Cara konservatif pengobatan di lakukan dengan tidak terbuka.

1. Pada anak – anak remaja dimana masih ada perumbuhan tulang panjang. 2. Adanya infeksi atau diperkirakan terjadi infeksi. 3. Jenis fraktur tidak cocok untuk pemasangan fiksasi intrameduli, misalnya

letak terlalu tinggi. 4. Ada kontra indikasi untuk operasi dilakukan pasang traksi, pasang gips.

B. Cara operatif dengan cara membedah daerah fraktur untuk reposisi dan fiksasi. Dilakukan apabila reposisi tulang mengalami kesukaran, kegagalan. Dengan cara konservatif misalnya fraktur multiple, fraktur komulatif misalnya fraktur multiple, fraktur komulatif.

V. Pengkajian A. Data Subjektif

1. Panas dan edema di sekitar lokasi cedera. 2. Deformity yang nampak jelas. 3. Kehilangan fungsi pada cedera. 4. Terpasang alat immobilisasi pada lokasi cedera. 5. Nyeri. 6. Tanda – tanda gejala shock sistematis. 7. Gejala gangguan sirkulatori atau sensori kurang baik pada lokasi. 8. Adanya indikator kecemasan dan takut.

C. Data Objektif Mencakup pemeriksaan umum, inspeksi, perabaan, rentang gerak dan kekuatan otot. 1. Pemeriksaan umum meliputi TB, BB, tanda vital, umur, status nutrisi,

penampilan umum dan sosok tubuh. 2. Inspeksi penelitian postur , simetri, ukuran, cara berjalan, gerakan involunter

dan kelainan bentuk. 3. Palpasi menilai tonus otot , variasi temperatur, nyeri tekan, bengkak dan

krepitasi sendi. 4. Rentang gerak dan kekuatan otot dinilai dengan menggunakan gradasi atau

tingkatan 0 – 5 .

2

Page 3: Fraktur...Sdh

5. Hasil rontgen menampakan perubahan struktural atau fungsional pada tulang dan sendi yang secara umum di gunakan untuk menilai masalah dan melihat beratnya cedera.

VI. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul

Pre Operasi :

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas tulang.2. Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi.

Post Operasi :

1. Nyeri berhubungan dengan adanya luka operasi.2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka operasi.3. Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan takut melakukan mobilisasi.4. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.5. Kurang pengetahuan tentang perawatan dan pengobatan penyakit berhubungan

dengan kurangnya informasi.

3

Page 4: Fraktur...Sdh

No.Diagnosa Perawatan

Data Subjektif & ObjektifTujuan /

Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

1.

Pre Operasi

Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas tulang.

Data Subjektif : Pasien mengatakan nyeri

pada luka.

Data Objektif : Pasien tampak kesakitan. Tampak adanya fraktur

(sesuai dengan lokasi fraktur).

Hasil rontgen menunjukan adanya fraktur.

Tanda – tanda vital : Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Tujuan Jangka Panjang : Nyeri hilang.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 3 x 60 menit : Nyeri berkurang sampai

hilang. Ekspresi wajah pasien

rileks. Pasien dapat beristirahat. Tanda – tanda vital ;

Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

1. Kaji tingkat rasa nyeri , lokasi dan intensitas.

2. Observasi tanda – tanda vital

3. Ajarkan tehnik relaksasi yaitu tarik nafas dalam bila timbul nyeri.

4. Istirahatkan pasien di tempat tidur dan beri posisi yang nyaman pada daerah fraktur.

5. Libatkan keluarga untuk memberikan motivasi pada pasien.

6. Kolaborasi medik dalam pemberian analgesik.

1. Untuk mengetahui seberapa berat tingkat rasa nyeri yang dialami pasien.

2. Untuk mengetahui bila terjadi tanda – tanda syok atau perdarahan sedini mungkin.

3. Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan dapat meningkatkan kemampuan koping menghadapi rasa nyeri yang mungkin menetap untuk periode lama.

4. Membantu menghilangkan rasa nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang atau jaringan yang cedera.

5. Keluarga dapat memotivasi pasien sehingga pasien dapat berpartisipasi dalam proses perawatan yang diberikan.

6. Efek analgesik dapat mengurangi rasa nyeri.

4

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PRE DAN POST FRAKTUR

Page 5: Fraktur...Sdh

5

Page 6: Fraktur...Sdh

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

2.

1.

Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi.

Data Subjektif : Pasien mengatakan

cemas dengan akan dilakukannya tindakan operasi.

Data Objektif : Pasien banyak bertanya

mengenai penyakitnya. Pasien tampak gelisah. Tanda – tanda vital :

Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Post Operasi

Nyeri berhubungan dengan adanya luka operasi.

Tujuan Jangka Panjang : Cemas hilang.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 1 x 24 jam : Rasa cemas berkurang. Pasien kooperatif dengan

prosedur tindakan yang dilakukan.

Tanda – tanda vital ; Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

Tujuan Jangka Panjang : Nyeri hilang.

1. Kaji tingkat rasa cemas pasien.

2. Observasi tanda – tanda vital.

3. Anjurkan pasien untuk berdoa menurut agama dan keyakinannya.

4. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya.

5. Beri penjelasan pada pasien tentang prosedur tindakan operasi yang akan dilakukan.

6. Libatkan keluarga untuk membantu memotivasi pasien.

7. Kolaborasi medik untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas.

1. Kaji tingkat rasa nyeri, lokasi dan intensitas.

1. Untuk mengetahui kesiapan pasien dalam menghadapi operasi yang akan dilakukan.

2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

3. Memberikan ketenangan dan pasrah kepada Tuhan.

4. Agar pasien dapat mengungkapkan kecemasannya dan menerima kondisi penyakit yang dialaminya.

5. Pemahaman jelas akan prosedur dan apa yang terjadi meningkatkan perasaan kontrol dan mengurangi kecemasan.

6. Keluarga dapat mendukung dan memotivasi untuk dilakukan operasi.

7. Untuk mendapatkan informasi yang jelas mengenai penyakitnya dan tindakan yang akan dilakukan.

1. Mempengaruhi pilihan dan pengawasan keefektifan intervensi, yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan.

6

Page 7: Fraktur...Sdh

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

2.

Data Subjektif : Pasien mengatakan nyeri

pada luka operasi.

Data Objektif : Pasien tampak meringis

menahan nyeri. Pasien tampak gelisah. Tampak ada luka operasi. Tanda – tanda vital :

Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka operasi.

Data Subjektif : Pasien mengatakan nyeri,

luka merah dan bengkak.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 3 x 60 menit : Rasa nyeri berkurang. Wajah pasien tampak

rileks. Tanda – tanda vital ;

Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

Tujuan Jangka Panjang : Integritas kulit kembali normal.

Tujuan Jangka Pendek :Dalam waktu 7 x 24 jam : Pasien mengatakan nyeri

berkurang. Pembengkakan pada

jaringan hilang.

2. Observasi tanda – tanda vital.

3. Ajarkan tehnik relaksasi yaitu tarik nafas dalam bila nyeri timbul.

4. Istirahatkan pasien di tempat tidur dengan posisi yang nyaman dengan meninggikan ekstremitas yang terkena.

5. Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif / aktif.

6. Libatkan keluarga untuk membantu dalam memotivasi pasien.

7. Kolaborasi medik dalam pemberian analgesik.

1. Kaji keadaan kulit di sekitar luka.

2. Observasi keadaan luka operasi.

3. Observasi tanda – tanda vital.

4. Ajarkan pasien untuk beraktifitas ringan sesuai dengan kondisi

2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

3. Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan kontrol dan kemampuan koping dalam menghadapi rasa nyeri.

4. Meningkatkan aliran balik vena, meningkatkan kontrol dan kemampuan koping dalam menghadapi rasa nyeri.

5. Mempertahankan kekuatan atau mobilitas otot yang sakit dan memudahkan resolusi inflamasi pada jaringan yang cedera.

6. Keluarga dapat membantu dan memotivasi pasien dalam proses penyembuhan.

7. Efek analgesik dapat mengurangi rasa nyeri.

1. Mengetahui apakah jaringan yang baru mulai timbul atau belum.

2. Untuk mengetahui apakah luka masih basah atau kering.

3. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

4. Membantu mengurangi odema pada daerah luka.

7

Page 8: Fraktur...Sdh

pasien.

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

3.

Data Objektif : Tampak sekitar luka

terjadi pembengkakan jaringan atau odema.

Tanda – tanda vital : Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang di temukan).

Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan takut melakukan mobilisasi.

Data Subjektif : Pasien mengatakan takut

untuk bergerak dan melakukan aktifitas.

Pasien mengatakan nyeri bila ekstremitas yang sakit digerakkan.

Data Objektif : Pasien tampak meringis

menahan nyeri. Pasien tampak takut bila

hendak mobilisasi.

Tanda – tanda vital ; Suhu : 36 – 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

Tujuan Jangka Panjang : Aktifitas pasien kembali normal.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 7 x 24 jam : Pasien dapat melakukan

aktifitas secara bertahap. Pasien tidak takut lagi

dalam mobilisasi. Tanda – tanda vital ;

Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

5. Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptik dan antiseptik.

6. Jaga alat tenun tetap bersih dan kering, ganti bila basah.

7. Libatkan keluarga untuk menjaga kebersihan kulit pasien.

8. Kolaborasi medik dalam pemberian anti topikal.

1. Kaji tingkat kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas.

2. Observasi tanda – tanda vital.

3. Observasi kemampuan motorik pasien.

4. Anjurkan pasien untuk melakukan aktifitas secara bertahap.

5. Jelaskan pada pasien mengenai tujuan dan manfaat latihan gerak yang dilakukan.

5. Menghindari terjadinya infeksi nosokomial.

6. Mencegah terjadinya iritasi kulit dan memberi rasa nyaman pada pasien.

7. Keterlibatan keluarga dapat membantu menjaga dan mencegah infeksi.

8. Pemberian obat anti topikal memperbaiki jaringan kulit.

1. Untuk mengetahui sejauhmana ketergantungan pasien dalam beraktifitas.

2. Untuk mengatahui keadaan umum pasien.

3. Untuk mengetahui kekuatan otot.

4. Agar pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

5. Agar pasien mengetahui dampak yang terjadi bila latihan gerak tidak dilakukan dan memotivasi pasien agar mau bekerja sama dalam proses penyembuhan.

8

Page 9: Fraktur...Sdh

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

4.

Tanda – tanda vital : Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Potensial terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

Data Subjektif : (Data sesuai dengan keluhan pasien yang menunjang diagnosa keperawatan).

Data Objektif : Tampak adanya luka

operasi. Tanda – tanda vital :

Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Tujuan Jangka Panjang :Infeksi tidak terjadi.

Tujuan Jangka Pendek :Dalam waktu 3 x 24 jam : Tidak ada tanda – tanda

infeksi. Luka tetap bersih. Tanda – tanda vital ;

Suhu : 36 – 37 º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernapasan : 16 – 24 x/menit. (tanda – tanda vital dalam batas normal).

6. Lakukan latihan aktif dan pasif.

7. Libatkan keluarga dalam membantu latihan gerak.

8. Kolaborasi medik dalam pemberian roboransia.

1. Kaji dan kenali tanda – tanda terjadinya infeksi.

2. Observasi tanda – tanda vital, khususnya suhu.

3. Anjurkan pasien untuk memelihara kebersihan luka.

4. Lakukan perawatan luka dengan tehnik septic dan aseptic.

5. Libatkan keluarga untuk mendampingi pasien.

6. Kolaborasi medik dalam pemberian antibiotik.

6. Agar tidak terjadi kekakuan pada otot.

7. Keluarga dapat memotivasi pasien agar tetap melakukan latihan gerak yang dapat mempercepat proses penyembuhan.

8. Efek roboransia dapat meningkatkan stamina tubuh.

1. Untuk mengetahui secara dini bila terjadi infeksi agar dapat ditanggulangi sedini mungkin.

2. Bila suhu tubuh meningkat salah satu tanda terjadinya infeksi.

3. Agar luka tetap bersih.

4. Untuk mencegah terjadinya infeksi.

5. Keluarga dapat memberikan dukungan kepada pasien dalam proses penyembuhan.

6. Untuk mencegah terjadinya infeksi.

9

Page 10: Fraktur...Sdh

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

5.

6.

Potensial terjadinya konstipasi berhubungan dengan immobilisasi yang lama.

Data Subjektif : Pasien mengatakan sudah

(sesuai dengan data yang didapat) hari belum BAB.

Data Objektif : Pasien tampak gelisah. Pasien belum BAB

(sesuai dengan data yang didapat) hari.

Tanda-tanda vital : Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernapasan (sesuai dengan data yang didapat).

Kurang pengetahuan tentang perawatan dan pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan Jangka Panjang :Konstipasi tidak terjadi.

Tujuan Jangka pendek : Dalam waktu 3x24 jam : Pasien dapat BAB. Pola eliminasi BAB

pasien normal. Tanda-tanda vital ;

Suhu : 36 – 37 º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernapasan : 16 – 24 x/menit (tanda-tanda vital dalam batas normal).

Tujuan Jangka Panjang :Pasien mengerti tentang perawatan dan pengobatan di rumah.

1. Kaji pola eliminasi BAB pasien.

2. Observasi tanda-tanda vital.

3. Anjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi.

4. Anjurkan pasien untuk banyak minum.

5. Jelaskan manfaat mobilisasi.

6. Libatkan keluarga untuk memotivasi minum dan mobilisasi.

7. Kolaborasi medik dalam pemberian obat pencahar.

1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan yang akan dilakukan di rumah.

2. Observasi kemampuan pasien dalam melakukan perawatan luka.

1. Untuk mengetahui frekwensi kebiasaan pasien BAB dalam sehari.

2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

3. Dengan mobilisasi diharapkan dapat merangsang keefektifan pergerakan usus sehingga merangsang untuk berdefekasi.

4. Untuk memebantu proses pencernaan sehingga proses BAB dapat lancar.

5. Manfaat mobilisasi mencegah terjadinya konstipasi.

6. Partisipasi keluarga dapat memotivasi pasien sehingga mempermudah defekasi.

7. Obat pencahar dapat membantu untuk merangsang berdefekasi.

1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang perawatan dan pengobatan penyakitnya.

2. Mengetahui kemampuan pasien dalam melakukan perawatan luka.

10

Page 11: Fraktur...Sdh

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

Data Subjektif : Pasien mengatakan tidak

tahu tentang perawatan dan pengobatan yang akan dilakukan di rumah.

Data Objektif : Pasien banyak bertanya

mengenai perawatan dan pengobatan yang akan dilakukan selanjutnya.

Tujuan Jangka Pendek :Dalam waktu 1 x 60 menit : Pasien mengerti tentang

perawatan dan pengobatan yang akan dilakukan di rumah.

3. Beri kesempatan pasien untuk bertanya.

4. Jelaskan tentang keadaan penyakitnya secara umum.

5. Jelaskan manfaat perawatan luka.

6. Libatkan keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan perawatan.

7. Kolaborasi medik dalam penjelasan dan pengobatan penyakit.

3. Memberi pemahaman yang jelas tentang penyakitnya.

4. Dengan menjelaskan keadaan pasien dapat mengerti dan dapat menerima keadaannya sekarang.

5. Agar pasien dapat menjaga kebersihan luka sehingga luka tidak kotor.

6. Partisipasi keluarga memberi semangat pada pasien dalam proses penyembuhan.

7. Memberi pemahaman dan pengertian yang jelas pada pasien dan keluarga.

11