fp metpen2
DESCRIPTION
MetpenTRANSCRIPT
Integrasi Analisis Cluster dengan Fuzzy ANP dalam Pemilihan Supplier Multi Produk
Bagus Naufal Fitroni2513203202
Program Magister Jurusan Teknik IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
2013
AbstrakAnalisa Keputusan Multi Kriteria sangat berperan penting pada
pemilihan dan evaluasi supplier hal ini dibuktikan dengan banyaknya
penelitian mengenai hal tersebut. Dalam manajemen rantai pasok
kinerja mengenai pemasok dievaluasi terhadap beberapa kriteria
daripada mempertimbangkan biaya tunggal. Beberpa metode digunakan
dalam mengevaluasi dan memilih supplier diantaranya adalah Analitical
Hierarcial Program (AHP), Analitical Network Process (ANP), dan
Fuzzy. Tentunya metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam memecahkan studi kasus. Dalam proses pemilihan supplier
tentunya akan menghadapi kasus dengan jumlah alternatif supplier yang
tersedia berjumlah besar. Untuk mereduksi variansi dan memudahkan
pemilihan supplier maka digunakan cluster analysis yang akan
mengelompokkan sejumlah alternatif supplier menjadi sejumlah klaster.
Klaster dengan peringkat terbaik dipilih, dan selanjutnya digunakan
ANP dan Fuzzy untuk menghitung bobot dari tiap kriteria dan skor
akhir tiap supplier pada klaster terpilih. Dan untuk alokasi order kepada
tiap supplier, digunakan goal programming.
Kata Kunci : Analisa Keputusan Multi Kriteria, Fuzzy , Analisi
Cluster, ANP, Goal Progamming
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam membangun sebuah sistem rantai pasok yang kompetitif, perusahaan harus
melakukan penilaian yang komprehensif dan mengembangkan pembangunan rantai pasok
yang jelas dan eksplisit. Pemilihan pemasok adalah suatu permasalahan multi kriteria dimana
setiap kriteria yang digunakan mempunyai kepentingan yang berbeda dan informasi mengenai
hal tersebut tidak diketahui secara tepat . Dalam hal ini pemilihan pemasok yang berdasarkan
penawaran harga yang rendah sudah tidak efisien lagi. Untuk mendapatkan kinerja rantai
pasok yang maksimal harus menggabungkan kriteria lain yang relevan dengan tujuan
perusahaan.
Pemilihan pemasok adalah masalah pengambilan keputusan yang melibatkan banyak
pihak atau bersifat multi person. Input diperoleh dari pendapat para ahli yang mempunyai
cara pandang, tanggung jawab, pengalaman sebagai pengambil keputusan. Penilaian kriteria
diputuskan oleh bagian manajemen dan bagian produksi ber-dasarkan strategi rantai
pasoknya. Proses pengambilan keputusan dapat diterjemahkan dengan pendekatan sistematis
dan logika untuk mendapatkan prioritas dan bobot (Tam and Tumala).
Berbagai metode dapat digunakan dalam permasalahan pemilihan pemasok yang
melibatkan banyak kriteria. Antara lain. Goal Progamming, metode data envelopment
analysis (DEA). analytic network process (ANP) dan similarity to ideal solution (TOPSIS)
untuk menghasilkan bobot rangking pemasok sedangkan program linear digunakan untuk
mengalokasikan permintaan setiap pemasok. analisis SWOT untuk mendapatkan kerangka
kriteria dan indikator pemilihan pemasok. namun jika kriteria tersebut tidak mempunyai
hubungan keterkaitan maka metode yang tepat untuk digunakan adalah Analytical Hierarchy
Porcess (AHP). Pada penelitian ini di fokuskan menjadi 3 kategori saja yaitu metode
Analytical Hierarchy Proses (AHP), Metode Fuzzy, dan Analitical Network Process (ANP).
Fuzzy logic merupakan sebuah metode berhitung dengan bilangan dan kata yang di
gunakan memang tidak sepresisi bilangan, namun kata-kata jauh lebih dekat dengan intuisi
manusia. Metode fuzzy lebih menghasilkan keputusan yang lebih adil dan lebih
Memanusiakan dikarenakan metode fuzzy memodelkan intuisi dengan cara merubah nilai
crisp menjadi nilai linguistik dengan fuzzication dan kemudian memasukan kepada rule yang
dibuat berdasar knowledge. Kelebihan selanjutnya adalah metode fuzzy lebih cocok
digunakan pada permasalahan rantai pasok yang real dikarenakan. Pada permasalahan yang
real pada dasarnya bersifat non linier bukan biner sehingga fuzzy logic cocok digunakan
karena menggunakan nilai linguistic yang tidak linier. Sementara itu Kekurangan dari metode
fuzzy akurasi fuzzy logic dari peneliti harus tinggi dalam membentuk parameter parameter
dikarenakanan parameter tersebut yang membentuk sebuah knowledge.
Liang dan Cheng (2009) Menggunakan metode fuzzy untuk mengintegrasikan
masalah keputusan manufaktur / perencanaan distribusi ( MDPD ) dengan multi produk dan
periode multi waktu dalam rantai pasokan dengan mempertimbangkan nilai waktu dari uang
untuk masing masing kategori operating cost . Tujuan dari Fuzzy model Multi Object Linier
Progamming (FMOLP) mencoba untuk secara bersamaan meminimalkan biaya total dan total
waktu pengiriman dengan mengacu pada tingkat persediaan , kapasitas mesin yang tersedia
dan tingkat tenaga kerja di masing-masing sumber , serta permintaan pasar dan tersedia
gudang ruang pada setiap tujuan , dan kendala pada total anggaran.
Metode Analityc Network Process (ANP) adalah salah satu metode yang mampu
mempresentasikan tingkat kepentingan berbagai pihak dengan mempertimbangan saling
keterkaitan antara strategi objektif yang satu dengan yang lain. Metode ini merupakan
pengembangan dari metode AHP. Metode Analitycal Hierarki Process (AHP) adalah metode
pembobotan yang sering digunakan dalam merancang sistem pengukuran kinerja. Metode ini
menggunakan asumsi bahwa strategi objektif di setiap perspektif saling independent satu sama
lain yang direpresentasikan sengan struktur hierarki system pengukuran kinerjanya. Asumsi
ini secara tidak langsung mengabaikan adanya keterkaitan pada strategy map yang telah
dirancang. Kebutuhan akan metode pembobotan yang mampu mempertimbangkan saling
keterkaitan antara strategi objektif yang ditunjukkan pada strategi map menjadi penting untuk
diteliti.
Kurniawati, Yuliando, dan Widodo (2013) menggunakan Metode ANP untuk
menunjukan bahwa kriteria dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : performa lampau,
harga, Sistem Komunikasi, dan profesionalitas dari supplier. Hanya saja metode ANP tersebut
berfokus pada crisp comparison ratio dan belum mampu menyelesaikan permasalahan
pengambilan keputusan yang bersifat samar dan mengandung. Dimana dalam kenyataannya
penilaian oleh para expert selalu di berikan dengan cara kualitatif dan direpresentasikan secara
linguistik seperti sangat bagus, bagus, sedang, tidak bagus, sangat tidak bagus ketidakpastian
(Mohanty, dkk 2005). Keputusan yang masih samar (imprecise) inilah yang mengakibatkan
ketidakpastian informasi hingga berakibat terjadinya kesalahan dalam pengambilan
keputusan. Sedangkan ketidakpastian dan ketidak jelasan informasi merupakan karakteristik
yang umum dijumpai dalam banyak pengambilan keputusan, dimana model pengambilan
keputusan seharusnya mampu mentoleransi ketidakpastian (Lee, 2008).
Hal ini yang menjadi research gap dalam penelitian ini, dimana akan dilakukan
penentuan bobot kriteria dari dengan menggunakan metode Fuzzy ANP. Alasan
digunakannya Fuzzy ANP adalah untuk merevisi penilaian pengambil keputusan yang
sebelumnya hanya berfokus pada crisp comparison ratio dengan metode ANP. Metode Fuzzy
ANP mampu membangun hubungan antara level atas kriteria dengan level bawah sub-kriteria
atau sebaliknya yang dikenal dengan interaksi dan feedback, selain itu FANP mampu
mengakomodasi Interrelationships antara berbagai aktifitas fungsional (Mohanty, dkk 2005).
Ketika proses pemilihan supplier, sering kali pengambil keputusan dihadapkan pada
sangat banyaknya pilihan alternatif supplier yang tersedia. Sangat tidak efisien dan
membutuhkan waktu lama jika tiap supplier diseleksi satu per satu sehingga diperlukan suatu
metode yang bisa mereduksi alternatif pilihan. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan metode
yang dapat mereduksi alternatif supplier yang akan dipilih. Disamping itu, perusahaan sering
kali dihadapkan pada kriteria yang ada berkaitan antara satu dengan yang lain. Kriteria yang
saling terkait antar satu dengan yang lain semakin menambah kekompleksitasan dalam
pemilihan supplier. Sedangkan untuk meningkatkan daya saing perusahaan, dalam pemilihan
supplier tidak hanya menetapkan satu target tujuan tetapi juga menetapkan beberapa tujuan
sekaligus yang ingin dicapai, tentunya dengan mempertimbangkan kendala yang ada..
Berdasarkan kondisi tersebut, maka pada penelitian ini adalah pengembangan dari
penelitian yang dilakukan oleh Lin et al. (2011). Penelitian ini metode yang sama dengan Lin
et al. (2011) yaitu menggunakan ANP untuk mengakomodasi karakteristik kriteria – kriteria
yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Pengembangan modelnya dilakukan
dengan mengintregasikan cluster analysis yang bertujuan untuk mereduksi variansi supplier
yang dijadikan alternatif sehingga proses pemilihan supplier memerlukan waktu lebih
singkat.. Untuk mengakomodasi kondisi nyata, dimana biasanya perusahaan dihadapkan pada
konstrain-konstrain yang membatasinya, diperlukan suatu pendekatan yang mampu
memberikan solusi berdasarkan kendala yang dimiliki oleh perusahaan. Pendekatan goal
programming adalah suatu pendekatan yang mampu mencari solusi yang kompromis dengan
mengkombinasikan beberapa obyektif yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan target
dan kendala yang dimiliki oleh perusahaan.Dengan menggunakan goal programming maka
dapat meminimumkan atau memaksimumkan suatu fungsi tujuan sehingga dapat
meminimumkan deviasi diantara berbagai tujuan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal
dalam pengalokasian order.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana melakukan pemilihan supplier
dengan kriteria pemilihan yang saling berkaitan dan mempunyai banyak pilihan supplier serta
bagaimana mengalokasikan order dengan mengoptimalkan sejumlah tujuan yang hendak
dicapai.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Menghasilkatn pengembangan model pemilihan supplier dengan mengkombinasikan
ANP, Fuzzy, cluster analysis dan goal programming.
2. Untuk menghasilkan solusi dalam pemilihan supplier sesuai dengan kriteria yang
ditentukan dan mengoptimalkan beberapa fungsi tujuan.
1.4 Batasan Penelitian
Adapun batasan dalam penelitian ini adalah produk yang digunakan adalah multi
produk .
1.5 Asumsi Penelitian
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Data awal yang didapat dari focus group mewakili kriteria untuk melakukan klaster.
2. Kriteria pemilihan supplier antara satu kriteria dengan kriteria yang lainnya saling
berkaitan.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metode Analisis Cluster
Analisis kluster merupakan salah satu teknik statistik multivariat yang tujuan
utamanya adalah untuk mengidentifikasi grup dari objek berdasarkan karakteristik yang
mereka miliki, sehingga objek-objek dalam satu grup (cluster) akan memiliki kemiripan
karakteristik (Hair, 2006). Secara umum terdapat 5 tahap analisis kluster yaitu (Hair, 2006):
2.1.1 Menentukan Tujuan Analisis Kluster
Dengan membentuk kelompok yang homogen dapat diketahui 3 hal berikut:
a) Deskripsi taksonomi.
Dengan analisis kluster dapat dibetuk taksonomi yaitu klasifikasi dari objek.
b) Simplifikasi data
Dengan mengelompokkan objek-objek dalam kelompok tertentu maka akan lebih
mudah melakukan interpretasi terhadap beberapa kelompok objek dibandingkan
terhadap objek dalam jumlah besar.
c) Identifikasi hubungan
Dengan mengukur similaritas objek dapat dilihat hubungan kesamaan atau
ketidaksamaan antar objek.
2.1.2 Asumsi dalam Analisis Kluster
Analisis kluster agak sedikit berbeda dengan analisis multivariat lainnya dalam hal
asumsi. Kalau teknik lain banyak yang mensyaratkan adanya normalitas data, linearitas, dan
kesamaan variansi maka dalam analisis kluster syarat-syarat itu tidak terlalu dipentingkan.
Syarat yang dipentingkan dalam analisis kluster ada dua yaitu:
a) Data yang ada merupakan representasi yang baik dari populasi Data yang merupakan
representasi yang baik dari populasi akan menghasilkan pengelompokan yang baik
pula dan hasilnya akan bisa dipakai dengan baik
b) Tidak adanya multikolinearitas antar variabel. Agar grup yang dihasilkan baik harus
diusahakan agar tidak ada multikolinearitas antar variabel yang digunakan dalam
analisis. Bila terjadi mulikolinearitas maka peneliti bisa mengurangi variabel yang
digunakan dalam analisis atau menerapkan teknik pengukuran Mahalanobis yang bisa
mengatasi masalah multikolinearitas ini.
2.2 Metode Analytic Network Process (ANP)
Metode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ANP mampu memperbaiki kelemahan AHP
berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif (Vanany, 2003).
Keterkaitan pada metode ANP ada 2 jenis yaitu keterkaitan dalam satu set elemen (inner
dependence) dan keterkaitan antar elemen yang berbeda (outer dependence). Adanya
keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks di banding metode AHP.
Pembobotan dengan ANP membutuhkan model yang merepresentasikan saling
keterkaitan antar kriteria dan subkriteria yang dimilikinya. Ada 2 kontrol yang perlu
diperhatikan didalam memodelkan sistem yang hendak diketahui bobotnya. Kontrol pertama
adalah kontrol hierarki yang menunjukkan keterkaitan kriteria dan sub kriterianya. Pada
kontrol ini tidak membutuhkan struktur hierarki seperti pada metode AHP. Kontrol lainnya
adalah kontrol keterkaitan yang menunjukkan adanya saling keterkaitan antar kriteria atau
cluster (Vanany, 2003).
2.3 Logika Fuzzy
Fuzzy Logic diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh pada tahun 1965. Merupakan
metode yang mempunyai kemampuan untuk memproses variabel yang bersifat kabur atau
yang tidak dapat dideskripsikan secara eksak / pasti seperti misalnya tinggi, lambat, bising,
dll. Dalam fuzzy logic, variabel yang bersifat kabur tersebut direpresentasikan sebagai sebuah
himpunan yang anggotanya adalah suatu nilai crisp dan derajat keanggotaannya ( membership
function ) dalam himpunan tersebut. Logika fuzzy berbeda dengan logika digital biasa,
dimana logika digital biasa hanya mengenal dua keadaan yaitu: Ya dan Tidak atau ON dan
OFF atau High dan Low atau "1" dan "0". Sedangkan Logika Fuzzy meniru cara berpikir
manusia dengan menggunakan konsep sifat kesamaran suatu nilai. Dengan teori himpunan
fuzzy, suatu objek dapat menjadi anggota dari banyak himpunan dengan derajat keanggotaan
yang berbeda dalam masing-masing himpunan.
2.4 Strategi Multi Produk
Gambar 1 Supply Chain NetworkSeperti ditunjukkan dalam Gambar 1, produsen bertujuan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan pelanggan dengan memproduksi beberapa produk, dengan beberapa varian produk
dalam setiap kelompok. Kelompok produk ini memungkinkan untuk saling berbagi bahan
baku umum dan non umum. dengan terbatas kapasitas pemasok, penting untuk menentukan
pasokan kuota antara kelompok pemasok yang berbeda untuk manufaktur beberapa produk.
Masalahnya adalah lebih rumit oleh beberapa kriteria seleksi untuk memilih pemasok seperti:
harga, kualitas, pengiriman tepat waktu dan kepercayaan [3]. Tujuan Oleh karena itu makalah
ini adalah untuk:
1. Menentukan jumlah produksi masing-masing produk variasi
2. Pilih pemasok yang paling sesuai berdasarkan seleksi kriteria dan kapasitas mereka
dan membagi pesanan antara pemasok ini
3. Memaksimalkan keuntungan produsen
2.5 Penelitian Sebelumnya
Kurniawati, Yuliando, dan Widodo (2013) menunjukan bahwa kriteria dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain : performa lampau, harga, Sistem Komunikasi, dan
profesionalitas dari supplier. Di sisi lain, pentingnya manajemen pengiriman waktu, kualitas
yang konsisten, harga, dan jumlah pengiriman. Perbedaan perspektif dipengaruhi oleh tingkat
bunga dan tanggung jawab yang berbeda. Perbedaan penilaian ini membentuk dasar
pengambilan keputusan dan kebijakan strategis dari rantai pasokan sesuai dengan kondisi
perusahaan.
Arin, Astuti, dan Ikasari (2013) menggunakan metode Analitical Network Proses
(ANP) dalam mengevaluasi kinerja pemasok dengan studi kasus pemasok pabrik susu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bobot kriteria kinerja pemasok susu segar
dengan menerapkan metode Analytic Network Process (ANP) dan untuk mendapatkan urutan
atau prioritas pemasok susu segar berdasarkan rating scale. Kriteria yang dipakai peneliti
adalah efficiency, flexibility, responsiveness dan food quality. Sedangakan bobot subkriteria
adalah biaya produksi, biaya transaksi, kepuasan konsumen, fleksibilitas volume, fleksibilitas
pengiriman, keterlambatan pengiriman, tingkat pemenuhan jumlah pemesanan, kesesuaian
metode pengiriman, keluhan konsumen, kenampakan fisik, keamanan dan kesehatan produk,
reliabilitas produk, sistem produksi dan aspek lingkungan.
Liang dan Cheng (2009) Menggunakan metode fuzzy untuk mengintegrasikan
masalah keputusan manufaktur / perencanaan distribusi ( MDPD ) dengan multi produk dan
periode multi waktu dalam rantai pasokan dengan mempertimbangkan nilai waktu dari uang
untuk masing masing kategori operating cost . Tujuan dari Fuzzy model Multi Object Linier
Progamming (FMOLP) mencoba untuk secara bersamaan meminimalkan biaya total dan total
waktu pengiriman dengan mengacu pada tingkat persediaan , kapasitas mesin yang tersedia
dan tingkat tenaga kerja di masing-masing sumber , serta permintaan pasar dan tersedia
gudang ruang pada setiap tujuan , dan kendala pada total anggaran.
Jong Chuu (2011) meneliti fleksibilitas rantai pasok menggunakan pendekatan fuzzy
linguistic. Karena fleksibilitas rantai pasok telah menjadi semakin penting . Namun, literatur
mengenain fleksibilitas rantai pasok masih terbatas . Peneliti membangun model struktur
pengambilan keputusan kelompok fleksibilitas pengembangan manajemen rantai pasok.
Peneliti menyajikan suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi fleksibilitas rantai pasok terdiri
dari dua bagian, hirarki evaluasi dengan dimensi fleksibilitas dan metrik terkait, dan skema
evaluasi yang menggunakan proses tiga tahap untuk mengevaluasi fleksibilitas rantai pasok.
Kemudian mengusulkan suatu algoritma untuk menentukan tingkat fleksibilitas supply chain
menggunakan pendekatan metode fuzzy linguistik . Evaluasi tingkat fleksibilitas supply chain
dapat mengidentifikasi kebutuhan untuk meningkatkan fleksibilitas rantai pasokan, dan
mengidentifikasi dimensi tertentu dari fleksibilitas rantai suplai sebagai petunjuk terbaik
untuk perbaikan .
Hasil penelitian Jong Chuu (2011) lebih objektif dan tidak bias karena dua alasan .
Pertama , hasil yang dihasilkan oleh pengambilan keputusan kelompok dengan analisia
konsensus interaktif . Kedua, pendekatan fuzzy linguistik yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki keuntungan lebih untuk untuk menjaga tanpa kehilangan informasi daripada metode
lainnya .Selain itu , peneliti menyajikan contoh menggunakan studi kasus untuk
menggambarkan ketersediaan metode yang diusulkan dan membandingkannya dengan metode
lain.
Dargi dan Ajomsohae (2014) meneliti mengenai proses pemilihan supplier pada
sebuah industry otomotif di Negara Iran dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical
Network Process (FANP). Dalam penelitian tersebut Meskipun banyak kriteria yang cocok
digunakan untuk pemilihan supplier, namun pemilihan faktor penting dalam kesesuaian
dengan spesifikasi industri otomotif kurang diselidiki. Untuk mengisi kekosongan ini,
dilakukan secara sistematis mengusulkan kerangka kerja yang terdiri dari faktor yang paling
penting untuk tujuan pemilihan supplier. Kemudian FANP digunakan untuk pembobotan
kepentingan dalam penelitian ini sehingga membantu perusahaan dalam pemilihan supplier
Tabel 1 Posisi Penelitian ini terhadap penelitian-penelitian sebelumnyaNo Karakteristik
PenelitianPenelitian – Penelitian Sebelumnya Posisi
Penelitian Ini
Liang, Cheng (2009)
Lin et al (2011)
Shodiqi (2011)
Sulistiana, Yuliati (2012)
Ikasari (2013)
Dargi, Ajomsohae (2014)
1 AHP v2 ANP v v v v v3 Topsis v v4 QFD5 Fuzzy QFD v v v v6 Fungsi Tujuan
Tunggalv v v
7 Fungsi Tujuan Multi
v v
8 Linier Progamming
v v
9 Goal Progamming
v v
10 Analisis Cluster v v11 ProdukTunggal v v v v12 Multi Produk v v
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai alur pemecahan masalah dalam pemilihan
supplier pada penelitian ini. Adapun alurnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Studi Pendahuluan
Identifikasi dan Rumusan Masalah
Menetapkan Tujuan
Pengumpulan Data
Pemodelan dari pengembangan model :
-Analisis Cluster
-Fuzzy ANP
-Alokasi Order dengan Goal Progamming
Pengolahan Data
Analisa dan Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
Mengelompokan Supplier ke dalam sejumlah Cluster
Merangking dan menghitung skor akhir dari tiap alternatif
Menghitung Bobot dari tiap kriteria
Pendeffinisian Kriteria dan menemukan keterkaitan antara kriteria
TujuanProsedur
3.1 IDENTIFIKASI MASALAH
Tahap ini merupakan langkah awal dalam penelitian. Adapun tahapannya adalah
sebagai berikut.
1. Studi lapangan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi proses pengadaan bahan baku di PT xxx melalui
wawancara dengan pihak yang terkait. Hasilnya yaitu diperoleh gambaran permasalahan
maupun peluang untuk dilakukan langkah perbaikan dalam pengadaan bahan baku.
2. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengeksplorasi buku-buku, jurnal-jurnal, penelitian-
penelitian sebelumnya dan sumber-sumber lain yang terkait dengan pemilihan pemasok,
Analisis Cluster, Fuzzy dan Topsis.
3. Perumusan masalah
Setelah dilakukan studi pendahuluan dirumuskanlah permasalahan dalam penelitian ini
yaitu bagaimana melakukan pemilihan pemasok yang tepat dan berapa kuantitas bahan baku
yang dipesan dengan mempertimbangkan berbagai kriteria menggunakan metode Analisis
Cluster, Fuzzy, dan Topsis.
4. Penentuan tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah Menghasilkatn pengembangan model pemilihan
supplier dengan mengkombinasikan ANP, Fuzzy, cluster analysis. Untuk menghasilkan
solusi dalam pemilihan supplier sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan mengoptimalkan
beberapa fungsi tujuan.