plagiat merupakan tindakan tidak terpuji sitotoksisitas fraksi protein … · sitotoksisitas fraksi...
TRANSCRIPT
SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN MIMBA
(Azadirachta indica A. Juss) FP30, FP40, FP50, dan FP60 TERHADAP
KULTUR SEL MYELOMA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Anastasia Yuli Ekasaptawati
NIM : 038114016
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN MIMBA
(Azadirachta indica A. Juss) FP30, FP40, FP50, dan FP60 TERHADAP
KULTUR SEL MYELOMA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Anastasia Yuli Ekasaptawati
NIM : 038114016
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iiiPERSETUJUAN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Hal-hal yang benar-benar kau yakini, pasti akan selalu terjadi;
dan keyakinan akan suatu hal, akan menyebabkannya terjadi” -
Frank Lloyd Wright
“You don't have to be afraid of change. You dont have to worry
about what's been taken away. Just look to see what's been added”
- Jackie Greer
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak
dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai
akhir - Pengkhotbah 3:11
Dedicated with love to:
My King who died for me, JESUS
My heroes who fight for me, Mum and Dad
My sisters who cheer up my life, Tia and Tyas
My beloved who always there for me….
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga atas berkat rahmat
dan anugerahnya penulis bisa menyelesaikan skripsinya yang berjudul
“Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) FP30,
FP40, FP50,dan FP60 terhadap Kultur Sel Myeloma”.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak untuk itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
2. Drs. A. Yuswanto, S.U., Ph.D., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan atas segala masukan serta sarannya
dalam penyusunan skripsi ini.
3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji atas segala arahan, kritik,
saran dan waktunya.
4. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., selaku dosen penguji atas segala arahan,
kritik, saran dan waktunya.
5. Mbak Yuli, Pak Rajiman dan segenap teknisi Laboratorium Ilmu Hayati
Universitas Gadjah Mada yang telah membantu jalannya penelitian sehingga
dapat terselesaikan dengan baik.
6. Bapak, ibu dan adik-adikku tercinta atas kasih sayang, doa dan dukungannya
selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
7. Robertus Bangun Antoro yang senantiasa memberi dorongan motivasi, doa,
serta berbagi suka dan duka.
8. Sari, Melon, Vita, Lusi, Jeny, Ndari, Lea, buat kebersaman dan kerjasamanya
selama penelitian.
9. Uti, Neti, Lina, Sinta, Opunk, Meta, Agung, Widi, Win, Tanti buat
persahabatan yang indah. Aku tak merasa sendiri karena kalian......
10. D’ Sindens (Angger-Tata- Rosa ’sapi’-Vera ’sundes’- Sari ’Sri’- Dita-Dita ’Bu
Man’-Moncee) dan teman-teman kelas A angkatan 2003 buat kebersamaan
yang indah selama ini.
11. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.
Tidak dapat dipungkiri tulisan ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu
penulis tidak menutup diri untuk koreksi dan saran yang membangun dari
pembaca. Harapan penulis karya ini bermanfaat dan dapat mendorong mahasiswa
angkatan berikutnya untuk berkarya lebih baik bagi kemajuan dunia farmasi di
Indonesia.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viiiPERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
INTISARI
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat mematikan
di dunia. Banyak penelitian menggunakan sumber bahan obat dari alam nabati yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebut, salah satunya yaitu daun mimba (Azadirachta indica A. Juss). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) FP30, FP40, FP50, dan FP60 berpotensi sebagai antikanker.
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah. Uji sitotoksisitas dilakukan pada sel Myeloma dan sel Vero dengan menggunakan metode MTT (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide). Data yang diperoleh berupa persen kematian sel yang kemudian diolah dengan menggunakan analisis probit dan uji T sampel independen. Dari hasil penelitian harga LC50 yang diperoleh dari fraksi protein daun mimba FP30, FP40, FP50, dan FP60 terhadap sel myeloma berturut-turut adalah sebesar 0,71 μg/ml; 2,04 μg/ml; 1,88 μg/ml; 1,48 μg/ml. Harga LC50 untuk FP30, FP40, FP50, dan FP60 terhadap sel vero berturut-turut adalah 0,01 μg/ml; > 1 g/ml; 0,03 μg/ml; 0,05 μg/ml. Dapat disimpulkan bahwa FP30 berefek paling sitotoksik. Berdasarkan harga LC50; FP30, FP50 dan FP60 tidak berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker. Sedangkan FP40 tidak berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker berdasarkan uji T sampel independen.
Kata kunci: daun mimba, sitotoksisitas, kanker, sel myeloma, sel vero, LC50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Cancer is one of deadly diseases in the world. Many researchs use natural medicine plant for curing the disease. One of them is neem leaves (Azadirachta indica A. Juss). The purpose of this research was to determine which protein fraction of neem leaves have cytotoxic effect against myeloma cells.. The research is a pure experimental with the complete random- design, one way pattern. Cytotoxicity test was done at Myeloma cell and Vero cell by using MTT method (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide). Data in percentage of the death cells were analysed by probit and independent-samples T test. The result show that on myeloma cell, the LC50 value of protein fraction PF30, PF40, PF50, PF60 are 0,71 μg/ml; 2,04 μg/ml; 1,88 μg/ml; 1,48 μg/ml. LC50 value of protein fraction PF30, PF40, PF50, PF60 to vero cells are 0,01 μg/ml; > 1 g/ml; 0,03 μg/ml; 0,05 μg/ml. In conclusion, PF30 have the highest cytotoxic effect.The LC50 value, indicate that PF30, PF50, and PF60 doesn’t have anticancer potency. Independent-samples T test, indicate that PF40 doesn’t have anticancer potency. Keyword: neem leaves, cytotoxicity, cancer, myeloma cell, vero cell, LC50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... .. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PRAKATA.................................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... viii
INTISARI...................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xviii
ARTI SINGKATAN DAN ISTILAH PENTING..………………………….. xix
BAB I PENGANTAR.................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1. Permasalahan .............................................................................. 3
2. Keaslian penelitian ...................................................................... 3
3. Manfaat penelitian....................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian… ............................................................................. 4
1. Tujuan umum…… ...................................................................... 4
2. Tujuan khusus…………………………………………………. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA........................................................... 6
A. Tanaman Mimba (Azadirachta indica A. Juss)........................................ 6
1. Keterangan botani ....................................................................... 6
2. Deskripsi ..................................................................................... 6
3. Kandungan kimia ........................................................................ 6
4. Khasiat dan penggunaan ............................................................. 7
5. Penelitian mengenai tanaman mimba…………………………... 7
B. Kanker .................................................................................................. 7
C. Protein……………. ............................................................................. 9
D. Sel Myeloma……… ............................................................................ 12
E. Sel Vero................................................................................................ 13
F. Uji Sitotoksisitas .................................................................................. 14
G. Landasan Teori..................................................................................... 15
H. Hipotesis............................................................................................... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 16
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 16
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 16
1. Variabel bebas............................................................................. 16
2. Variabel tergantung..................................................................... 16
3. Variabel pengacau terkendali...................................................... 16
4. Variabel pengacau tak terkendali ................................................ 16
5. Definisi operasional .................................................................... 17
C. Alat dan Bahan ..................................................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Alat ............................................................................................ 17
2. Bahan .......................................................................................... 17
D. Tata Cara Penelitian ............................................................................. 18
1. Determinasi tanaman................................................................... 18
2. Pengumpulan daun mimba........................................................... 19
3. Sterilisasi alat dan bahan............................................................. 19
4. Preparasi fraksi protein daun mimba .......................................... 19
5. Pengukuran kadar protein dengan spektrofotometri UV ............ 20
6. Propagasi dan panen sel Myeloma.............................................. 21
7. Propagasi dan panen sel Vero…………………………………... 22
8. Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba pada sel Myeloma 23
9. Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba pada sel Vero......... 24
E. Analisis Hasil....................................................................................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 27
A. Determinasi Tanaman .......................................................................... 27
B. Pengumpulan Daun Mimba ................................................................. 27
C. Sterilisasi Alat dan Bahan .................................................................... 28
D. Preparasi Sampel Fraksi Protein Daun Mimba .................................... 28
E. Pengukuran Kadar Protein dengan Metode Spektrofotometri UV ...... 30
H. Uji Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba...................................... 31
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 39
A. Kesimpulan .......................................................................................... 39
B. Saran..................................................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 40
LAMPIRAN.................................................................................................. 43
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel I. Data absorbansi fraksi protein dengan menggunakan
metode spektrofotometer UV pada
panjang gelombang 280 nm dan 260 nm .............................. 30
Tabel II. Hasil uji sitotoksisitas fraksi protein terhadap
sel Myeloma ………………….……………………………. 33
Tabel III. Hasil uji sitotoksisitas fraksi protein terhadap
sel Vero.......………………….…………………………….. 35
Tabel IV. Harga LC50 fraksi protein daun mimba terhadap
sel Myeloma………………….…………………………….. 36
Tabel V. Hasil LC50 fraksi protein daun mimba terhadap
sel Vero………………….…………………………………. 36
Tabel VI. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP30
terhadap kultur sel Myeloma................................................... 45
Tabel VII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP40
terhadap kultur sel Myeloma................................................... 45
Tabel VIII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP50
terhadap kultur sel Myeloma................................................... 46
Tabel IX. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP60
terhadap kultur sel Myeloma................................................... 46
Tabel X. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP30
terhadap kultur sel Vero........................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel XI. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP40
terhadap kultur sel Vero........................................................... 48
Tabel XII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP50
terhadap kultur sel Vero........................................................... 48
Tabel XIII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP60
terhadap kultur sel Vero........................................................... 49
Tabel XIV. Data absorbansi fraksi protein dengan menggunakan metode
spektrofotometer UV pada panjang gelombang 280 nm dan
260 nm ................................................................................ 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sel Myeloma dan Sel Vero tanpa perlakuan …………..…... 32
Gambar 2 Kultur sel Myeloma dan sel Vero yang diberi
Perlakuan fraksi protein
daun mimba ……………………...………………………… 32
Gambar 3 Persen kematian sel Myeloma vs konsentrasi fraksi protein
daun mimba ……………………...………………………… 34
Gambar 4 Persen kematian sel Vero vs konsentrasi fraksi protein
daun mimba ……………………...………………………… 35
Gambar 5. Foto tanaman mimba …………............................................. 84
Gambar 6. Foto daun mimba …………................................................... 85
Gambar 7. Foto ELISA reader SLT 340ATC…………........................... 86
Gambar 8. Foto Spektrofotometer UV ………….................................... 86
Gambar 9. Foto Sentrifuse KPLC Series …………................................. 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jumlah penambahan amonium sulfat................................. .. 43
Lampiran 2. Absorbansi Sel dengan Metode MTT .................................... 45
Lampiran 3. Cara Perhitungan Konsentrasi Protein ................................... 50
Lampiran 4. Hasil analisis probit fraksi protein daun mimba
(Azadirachta indica A. Juss) terhadap kultur sel myeloma
dengan metode MTT…………………………………....…… 52
Lampiran 5. Hasil analisis probit fraksi protein daun mimba
(Azadirachta indica A. Juss) terhadap kultur sel vero
dengan metode MTT…………………………………....…… 64
Lampiran 6. Uji distribusi data dengan Kolmogorov-Smirnov
pada sel myeloma ………….………………………………. 76
Lampiran 7. Uji distribusi data dengan Kolmogorov-Smirnov
pada sel vero ………….……………………………………. 77
Lampiran 8. Perhitungan nilai kolerasi LC50 Sel Myeloma dan Sel Vero
pada Taraf Kepercayaan 95%…………….……………….. 79
Lampiran 9. Hasil Uji Signifikansi LC50 antara Sel Myeloma
dan Sel Vero dengan Analisis Statistik …………………… 80
Lampiran 10. Foto tanaman dan daun mimba.............................................. 84
Lampiran 11. Foto ELISA reader, Spektrofotometer UV, dan Sentrifuge... 86
Lampiran 12. Surat Determinasi Tanaman ………………………………... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
ARTI SINGKATAN DAN ISTILAH ASING
FBS : Fetal Bovine Serum
FP : Fraksi Protein
LC50 : Lethal Concentration 50%
MTT : 3-(4,5-dimetil-tiazol-2-il)-2,5-dipheniltetrazolium bromid)
reagen Stopper : reagen yang terdiri dari larutan SDS 10% dalam HCl 0,01N
RPMI : Rosswell Park Memorial Institute
SDS : Sodium Dodesil Sulfat
tissue culture flask : tempat untuk menumbuhkan sel, berbentuk botol dengan
leher bengkok
96 well plate : sumuran mikro yang terdiri dari 96 lubang tempat
menanam sel pada uji sitotoksisitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
Latar Belakang
Kanker adalah jenis tumor yang ganas. Penderita kanker semakin
meningkat hampir tiap tahunnya. Di negara yang telah berhasil membasmi
penyakit infeksi, kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit
kardiovaskular. Di Amerika Serikat kanker merupakan penyebab utama kematian
pada wanita antara 3-14 tahun (Ganiswara dan Nafrialdi, 1995). Di Indonesia
kanker masuk urutan ke-6 sebagai penyebab kematian. Penyakit kanker
diperkirakan diidap oleh 15 orang per 100.000 penduduk di dunia (Kuswibawati,
2000).
Obat antikanker yang ideal seharusnya dapat membunuh sel kanker tanpa
membahayakan jaringan sehat. Sampai sekarang belum ditemukan obat-obatan
yang memenuhi kriteria demikian (Katzung, 1989). Pada umumnya antineoplastik
menekan pertumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas, karena
menghambat pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat misalnya sumsum
tulang, epitel germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut dan jaringan
limfosit. Terapi hanya dapat dikatakan berhasil baik, bila dosis yang digunakan
dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlalu mengganggu sel normal
yang berproliferasi (Ganiswara dan Nafrialdi, 1995).
Kesadaran akan bahaya bahan-bahan kimiawi yang terkandung dalam
obat-obatan modern menyebabkan obat-obatan tradisional yang diwariskan secara
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
turun-temurun menjadi lebih penting dan bernilai. Bahan-bahan untuk itupun telah
disediakan secara melimpah oleh alam Indonesia (Soedibyo, 1998).
Kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan obat tradisional dan obat dari
alam akhir-akhir ini mengalami peningkatan, misalnya mimba (Azadirachta
indica A. Juss). Tumbuhan ini bisa digunakan mulai dari kulit batang sampai daun
segarnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya beberapa khasiat daun mimba
diantaranya, sebagai obat anti diabetes, antibakteri, analgesik, antiinflamasi,
ekspektoran, karminatif, hepatitis, alergi, dan malaria (Keating, 1999). Dewasa
ini, kepopulerannya semakin melambung karena dipercaya dapat digunakan
sebagai antikanker (Kardinan dan Taryono, 2003).
Suatu senyawa dinyatakan memiliki potensi sebagai antikanker jika
memiliki nilai LC50 lebih kecil dari 20 µg/ml (Suffness and Pezzuto, 1991).
Penelitian sebelumnya menggunakan fraksi protein daun mimba hasil
pengendapan ammonium sulfat 30%, 40%, dan 100% jenuh dengan konsentrasi
6,25 μg/ml; 12,5 μg/ml; 25 μg/ml; 50 μg/ml; 100 μg/ml; dan 200 μg/ml (Hariadi,
2006), terbukti memiliki efek sitotoksik terhadap kultur sel myeloma. Dari hasil
penelitian tersebut, pengendapan dengan ammonium sulfat 30% dan 60% dengan
nilai LC50 sebesar 0,5 µg/ml dan 2,6 µg/ml berpotensi untuk dikembangkan
sebagai antikanker. Pada penelitian tersebut, diperoleh persen kematian melebihi
50% yang kemungkinan disebabkan oleh terlalu besarnya fraksi protein yang
digunakan. Didasari oleh penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian
menggunakan proses fraksinasi untuk mencari fraksi protein yang memiliki efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sitotoksik dengan menggunakan parameter LC50 dan yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai antikanker.
1. Permasalahan
Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah :
a. fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) FP30, FP40, FP50,dan
FP60, manakah yang mempunyai daya sitotoksisitas paling besar terhadap sel
myeloma?
b. seberapa besar nilai LC50 dari fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica
A. Juss) FP30, FP40, FP50,dan FP60 terhadap sel myeloma?
c. apakah fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) FP30, FP40,
FP50,dan FP60, juga memiliki daya sitotoksisitas terhadap sel vero?
d. apakah fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) FP30, FP40,
FP50,dan FP60 berpotensi dikembangkan sebagai antikanker jika dilihat dari
daya sitotoksisitasnya terhadap sel myeloma dan sel vero?
2. Keaslian penelitian
Sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai “Sitotoksisitas Fraksi
Protein Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) Hasil Pengendapan dengan
Amonium Sulfat 30%, 60%, dan 100% Jenuh terhadap Kultur Sel Myeloma
(Hariadi, 2006)”. Sejauh ini, penulis belum menemukan adanya penelitian
mengenai sitotoksisitas fraksi potein daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss)
FP30, FP40, FP50,dan FP60 terhadap kultur sel myeloma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan memperkaya teori
yang telah ada mengenai khasiat, penggunaan dan efek sitotoksisitas fraksi
protein daun mimba terhadap kultur sel myeloma dan sel vero.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif untuk
pengobatan kanker dengan menggunakan bahan dari alam.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fraksi protein daun
Mimba (Azadirachta indica A. Juss) FP30, FP40, FP50,dan FP60 berpotensi
sebagai antikanker.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica A. Juss)
FP30, FP40, FP50,dan FP60 yang mempunyai daya sitotoksisitas paling besar
terhadap sel myeloma.
b. Untuk mengetahui nilai LC50 dari fraksi protein daun mimba (Azadirachta
indica A. Juss) FP30, FP40, FP50,dan FP60 terhadap sel myeloma.
c. Untuk mengetahui apakah fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica
A. Juss) FP30, FP40, FP50,dan FP60, juga memiliki daya sitotoksisitas
terhadap sel vero.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
d. Untuk mengetahui apakah fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica
A. Juss) FP30, FP40, FP50,dan FP60 berpotensi dikembangkan sebagai
antikanker jika dilihat dari daya sitotoksisitasnya terhadap sel myeloma
dan sel vero.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Azadirachta indica A. juss
Keterangan Botani
Tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) berasal dari genus
Azadirachta, famili Meliaceae, dan ordo Archiclamydae dengan sinonim Melia
azadirachta Linn. Tanaman ini dalam bahasa Inggris dikenal dengan neem.
(Backer dan Backuizen van den Brink, 1965; Hutapea, 1993).
Deskripsi
Tanaman mimba berupa pohon dengan tinggi 10-15 meter. Batang tegak,
berkayu, bulat, permukaan kasar, percabangan simpodial, dan berwarna coklat.
Daun berwarna hijau, majemuk, berhadapan, lonjong, melengkung, tepi bergerigi,
ujung lancip, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, panjang 5-7 cm, lebar 3-4
cm, dan tangkai daun panjang 8-20 cm. Bunga berwarna putih, majemuk,
berkelamin dua, terletak di ujung cabang, bertangkai silindris, panjang 8-15 cm,
kelopak hijau, mahkota halus, benang sari silindris berwarna putih kekuningan,
putih lonjong, dan coklat muda. Buah berwarna hijau, berbentuk bulat telur, dan
buni. Biji berbentuk bulat, berwarna putih, dan mempunyai diameter 1 cm.
Tanaman mimba mempunyai akar tunggang yang berwarna coklat (Hutapea,
1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Kandungan Kimia
Tumbuhan mimba mengandung azadirachtin, aspargin, margosin, asam
glutamat, isolesin, karbohidrat, protein, lemak, kalsium, dan treonin (Anonim,
2004; Anonim, 1985).
Khasiat dan Penggunaan
Mimba banyak digunakan sebagai obat di masyarakat, antara lain
digunakan sebagai penurun panas, pembunuh serangga, pencahar, pemacu enzim
pencernaan, antiinflamasi, antirematik, antipiretik, penurun gula darah, antitukak
lambung, hepatoprotektor, antifertilitas, antivirus, dan antikanker (Anonim, 1985;
Anonim, 2004; Sukrasno, 2003).
Penelitian Mengenai Tanaman Mimba
Penelitian mengenai tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) telah
banyak dilakukan antara lain sitotoksisitas fraksi protein daun mimba
(Azadirachta indica A. Juss) hasil pengendapan dengan ammonium sulfat 30%,
60%, dan 100% jenuh terhadap kultur sel Myeloma (Hariadi, 2006) dengan LC50
sebesar 0,5µg/ml, 2,6µg/ml,dan 25,0 µg/ml; terhadap kultur sel Hela (Suwanto,
2006) dengan LC50 sebesar 1,0µg/ml, 4,1µg/ml, dan 407,7µg/ml; terhadap kultur
sel SiHa (Candra, 2006) dengan LC50 sebesar 1,72µg/ml, 0,04µg/ml, dan 32,56
µg/ml; sedangkan terhadap kultur sel Raji (Robbyono, 2006) dengan LC50 sebesar
15,3µg/ml, 24,0µg/ml.
B. Kanker
Kanker adalah suatu proliferasi sel-sel yang tidak dapat diatur. Kanker
menunjukkan suatu kegagalan morfogenesis normal dan kegagalan diferensiasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
normal (Kimball, 1988). Kanker timbul dari sel tunggal yang mengalami mutasi.
Mutasi gen menyebabkan pertumbuhan sel meningkat dibandingkan yang lain dan
membiarkan sel-sel tersebut tidak terkendali perkembangannya (Macdonald and
Ford, 1997).
Agen yang menyebabkan terjadinya kanker disebut karsinogen.
Karsinogen mungkin dapat berupa zat kimia maupun fisika, seperti sinar radiasi
ultraviolet, zat-zat kimia seperti hidrokarbon dan tar. Karsinogen berupa biologis
misalnya virus (Franks and Teich, 1997).
Kanker dapat menyerang berbagai sel pada seluruh organ di dalam tubuh,
dari kepala sampai ujung kaki. Dalam keadaan normal sel hanya akan membelah
diri bila tubuh membutuhkan, misalnya ada sel yang mau diganti karena mati atau
rusak. Sedangkan sel kanker akan membelah meskipun tidak diperlukan, sehingga
terjadi sel-sel baru yang berlebihan. Sel-sel baru mempunyai sifat seperti
induknya yang sakit yaitu sel-sel yang tidak mempunyai daya atur (Kuswibawati,
2000).
Kanker dibedakan menjadi dua macam jenis kanker yaitu kanker jinak
(benigna) dan kanker ganas (maligna) (Macdonald and Ford, 1997). Disebut
kanker jinak apabila kanker membentuk suatu massa sel tunggal dan belum
mempengaruhi sel atau jaringan sekitarnya. Jika sel telah menginvasi jaringan di
sekitarnya danmasuk ke dalam aliran darah atau limfa maka disebut kanker ganas
(Albert et al, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tingkatan perubahan sel pada pertumbuhan kanker adalah sebagai berikut:
1. hiperplasi adalah pembengkakan organ tubuh akibat pertumbuhan sel-sel baru
yang abnormal karena hilangnya kontrol pertumbuhan.
2. metaplasi yaitu pertumbuhan epitel suatu jenis jaringan dewasa menjadi
jaringan lain yang juga dewasa.
3. displasi yaitu perubahan sel dewasa ke arah kemunduran dalam hal bentuk,
besar dan orientasinya yang masih bersifat reversibel.
4. anaplasi yaitu perubahan serupa displasi yang menyimpang lebih jauh dari
normal. Merupakan suatu ciri tumor ganas yang bersifat ireversibel.
5. karsinoma insitu yaitu gambaran sel menjadi sangat atipik namun belum
terdapat pertumbuhan infiltratif.
6. invasi yaitu sel kanker telah menembus lapisan basal jaringan (Kuswibawati,
2000).
C. Protein
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang
sangat bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta (Poedjiadi, 1994).
Protein dalam tanaman terbagi menjadi dua yaitu protein biji dan protein
daun. Beberapa protein biji memiliki sifat sebagai protein racun. Sebagian
diantaranya mungkin berperan dalam melindungi tumbuhan dari serangan
mikroba. Protein beracun lain memberikan harapan sebagai antikanker dan
penyakit lain yang disebabkan oleh virus (Robinson, 1991).
Cara untuk memisahkan protein dari suatu larutan adalah dengan
mengendapkannya. Proses ini dilakukan dalam beberapa langkah yang kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dikenal dengan istilah fraksinasi. Maksud dari langkah-langkah fraksinasi adalah
untuk memisahkan campuran protein ke dalam suatu seri fraksi protein. Fraksinasi
protein dapat dilakukan dengan cara pengendapan dengan garam, misalnya
dengan kalium atau amonium sulfat (Scopes cit Robbyono, 1994).
Keuntungan fraksinasi menggunakan amonium sulfat adalah
keefektifannya yang melebihi garam kation yang lain, selain itu harganya lebih
murah dan ada manfaat yang lebih besar lagi yaitu dapat menstabilkan protein
yang dimurnikan. Pada konsentrasi garam yang tinggi dapat mencegah terjadinya
proteolisis dan juga mencegah pertumbuhan bakteri. Selain itu, amonium sulfat
bersifat inert, tidak bereaksi dengan protein yang dipisahkan. Namun
kelemahannya, amonium sulfat biasanya terkontaminasi oleh logam berat seperti
besi, sehingga dapat mengganggu proses pengendapan. Jumlah amonium sulfat
yang ditambahkan untuk mencapai kejenuhan yang diinginkan dapat ditentukan
dengan rumus yang mudah (Scopes cit Candra, 1994).
Beberapa metode tersedia untuk determinasi protein, antara lain:
1) metode spektrofotometri
Sebagian besar protein memiliki absorbansi maksimal pada panjang
gelombang 280 nm karena adanya residu asam amino tirosin dan triptofan.
Keuntungan metode ini yaitu sensitifitasnya tinggi dan tidak membutuhkan
reagen. Komponen yang mengandung cincin purin dan pirimidin akan menyerap
UV pada panjang gelombang 260 nm. Dengan demikian keberadaan beberapa
komponen tersebut akan mengganggu pengukuran absorbansi protein pada
panjang gelombang 280 nm. Oleh karena itu untuk pengukuran protein dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pada panjang gelombang 260 nm dan 280 untuk mengoreksi adanya komponen-
komponen tersebut (Kerese, 1984).
2) metode biuret
Prinsip dari metode biuret adalah mencampur larutan yang
mengandung protein dengan basa kuat kemudian direaksikan dengan larutan
CuSO4 yang sangat encer, sehingga menghasilkan warna violet kemerahan sampai
biru violet. Warna yang dihasilkan merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan
karena reaksi antara Cu2+ dengan 4 atom N. Dua atom N yang berdekatan dari
satu rantai peptida dengan 2 atom N yang berdekatan dari rantai peptida yang lain
berikatan dengan Cu2+ sehingga membentuk kompleks warna biru violet, dimana
semakin lama warna yang terbentuk akan semakin pekat (tua). Reaksi ini tidak
dapat terjadi pada dipeptida dan asam amino bebas (kecuali serin dan Treonin).
Range protein yang dapat dianalisis menggunakan merode biuret yaitu 0,2 sampai
2 mg (Alexander, 1985).
3) metode lowry
Prinsip dari metode Lowry adalah mencampur larutan yang
mengandung protein dengan basa kuat kemudian direaksikan dengan larutan
CuSO4 yang sangat encer, sehingga menghasilkan warna violet kemerahan sampai
biru violet. Warna yang dihasilkan merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan
karena reaksi antara Cu2+ dengan 4 atom N. Dua atom N yang berdekatan dari
satu rantai peptida dengan 2 atom N yang berdekatan dari rantai peptida yang lain
berikatan dengan Cu2+ sehingga membentuk kompleks warna biru violet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Kemudian terjadi reduksi reagen fosfomolibdat-fosfotungstat (reagen Folin-
Ciocalteau) oleh tirosin, triptofan, dan sistein (Alexander,1985).
4) metode “dye-binding”
Interaksi antara reagen Coomassie Brilliant Blue G250 dengan protein
memberikan perubahan warna yang teramati, sehingga kadar protein dapat
ditetapkan dengan mengukur absorbansinya pada panjang gelombang 595 nm
(Alexander, 1985).
D. Sel Myeloma
Myeloma adalah tumor yang terdiri dari jenis sel yang biasa ditemukan
dalam sumsum tulang (Katzung, 1989). Multiple myeloma (yang dikenal sebagai
myeloma) merupakan penyakit hematologik progresif. Myeloma merupakan
kanker pada sel plasma, bagian penting dari sistem imun yang menghasilkan
immunoglobulin (antibodi) untuk membantu melawan infeksi dan penyakit.
Multiple myeloma ditandai dengan jumlah yang berlebihan dari sel plasma
abnormal pada sumsum tulang dan produksi berlebihan dari immunoglobulin
monoklonal (IgG, IgA, IgD, atau IgE). Hypercalcemia, anemia, kerusakan ginjal,
meningkatnya kerentanan terhadap infeksi bakteri dan terganggunya produksi
immunoglobulin adalah manifestasi klinis yang umum pada multiple myeloma
(Anonim, 2005).
Myeloma cell line pertama kali diambil pada tahun 1967 oleh R. Laskov
dan MD Scharff dari Merwin Plasma Sel Tumor-11 (MPC-11) yang diisolasi dari
mencit Balb/c yang diperoleh dari J. Fahey. Sel tumor ini diadaptasikan ke dalam
kultur secara terus-menerus sampai 6 kali dan dipelihara dalam flask yang berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
media Dulbecco’s-Eagle’s dengan asam amino non essensial dan 20% serum kuda
yang inaktif (Anonim cit Rahmawati, 1983).
Sel myeloma dapat menimbulkan efek pada tulang, akan tetapi sel
myeloma bukan termasuk ke dalam kanker tulang melainkan sel myeloma
merupakan sel kanker darah atau sel kanker plasma. Pengobatan sel myeloma
tergantung pada stadium yang diderita. Penyakit ini jarang terjadi, akan tetapi
merupakan suatu penyakit yang mematikan (Anonim cit Hariadi, 2003).
E. Sel Vero
Untuk pertama kalinya cell line diambil dari ginjal African Green Monkey
dewasa pada tanggal 27 Maret 1967 oleh Y. Yasamura dan Y. Kawakita dari
Universitas Chiba di Chiba, Jepang. Sel tersebut kemudian ditumbuhkan dalam
media yang berisi 0,5 % laktalbumin hidrosilat, 0,1 % ekstrak yeast dan 0,1 %
polivinilpirolidan dalam 98 % Earle’s BBS dan 2 % calf serum. Konsentrasi calf
serum akhirnya ditingkatkan menjadi 5 %. Kemudian sel di bawa ke laboratorium
Virologi Tropis, Institut Alergi dan Infeksi Nasional Amerika, Institut Kesehatan
Nasional Amerika setelah mencapai keturunan ke-93 dari Universitas Chiba oleh
Dr. B. Simizu pada 15 Juni 1964. Mulai keturunan ke-97 sel vero ditumbuhkan
dalam 95 % FBS (Fetal Bovine Serum), media Morgan, Morton dan Parker dan 95
% MEM (Minimum Essensial Medium) dengan asam amino non essensial dan
Earl’s BSS dan 5% FBS. Sel vero digunakan secara luas pada studi replikasi virus
dan uji penyakit pes. Selain itu juga digunakan untuk uji berbagai penyakit yang
diakibatkan oleh virus. Akhirnya virus cell line diserahkan ke American Type
Cultur Collection pada keturunan ke-113 (Anonim, 1983).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
F. Uji Sitotoksisitas
Uji sitotoksisitas adalah uji in vitro dengan menggunakan kultur sel yang
digunakan dalam evaluasi keamanan obat, kosmetika, zat tambahan makanan,
pestisida, dan digunakan juga untuk mendeteksi adanya aktivitas anti neoplastik
dari suatu senyawa (Freshney, 1986).
Program pengembangan obat baru untuk mengidentifikasi agen
kemoterapetik kanker yang baru melibatkan evaluasi preklinik yang luas dari
sejumlah besar senyawa kimia. Uji tersebut biasanya dilakukan pada hewan
percobaan yang mempunyai kesamaan sifat dengan manusia. Penelitian
menggunakan hewan percobaan memegang peranan penting, namun ada beberapa
pertimbangan yang menyebabkan kecenderungan untuk menggunakan kultur sel.
Pertimbangan tersebut antara lain tes in vitro lebih murah dibanding in vivo, ada
perbedaan proses fisiologi antara hewan percobaan dan manusia, dan ada
pertimbangan moral dalam penggunaan hewan untuk penelitian (Freshney, 1986).
Uji MTT mengindikasikan integritas dan aktivitas mitokondria, yang
diintepretasikan sebagai tolak ukur kelangsungan hidup sel. Pada uji MTT, garam
tetrazolium, 3-(4,5-dimetil-tiazol-2-il)-2,5-dipheniltetrazolium bromide secara
aktif diabsorbsi ke dalam sel dan direduksi dalam mitokondrial membentuk suatu
produk formazan berwarna ungu. Produk tersebut terakumulasi di dalam sel
karena tidak bisa menembus membran sel (Barile cit Robbyono, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
G. Landasan Teori
Kanker adalah adalah penyakit pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya, sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh sehingga menyebabkan kematian.
Myeloma adalah tumor yang terdiri dari jenis sel yang biasa ditemukan
dalam sumsum tulang dan sel myeloma telah digunakan sebagai model untuk
mengetahui daya sitotoksik.
Banyak penelitian telah dilakukan untuk mencari alternatif obat antikanker
yang berasal dari bahan alam. Salah satunya yaitu dengan menggunakan daun
mimba. Dari hasil penelitian sitotoksisitas fraksi protein daun mimba hasil
pengendapan dengan amonium sulfat 30%, 60%, dan 100% jenuh terhadap kultur
sel myeloma (Hariadi, 2006), diperoleh harga LC50 sebesar 0,5 µg/ml (fraksi 30%)
dan 2,6 µg/ml (fraksi 60%) yang berarti memikili potensi untuk dikembangkan
sebagai antikanker. Hal tersebut mendasari dilakukannya penelitian dengan
memfraksinasi protein daun mimba FP30, FP40, FP50, dan FP60. Diharapkan hasil
penelitian dapat memberikan informasi tentang fraksi protein yang memiliki efek
sitotoksik paling besar dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai senyawa
antikanker.
H. Hipotesis
Fraksi protein dari daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) FP30, FP40,
FP50, dan FP60 memiliki efek sitotoksik sehingga berpotensi sebagai antikanker.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian sitotoksisitas fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica A.
Juss.) FP30, FP40, FP50, dan FP60 terhadap kultur sel Myeloma ini termasuk
penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel bebas
Kadar fraksi protein daun mimba yaitu 0,20 μg/ml; 0,39 μg/ml; 0,78 μg/ml;
1,56 μg/ml; 3,13 μg/ml; 6,25 μg/ml; 12,5 μg/ml; 25 μg/ml; 50 μg/ml; 100
μg/ml dan 200 μg/ml.
2. Variabel tergantung
Persentase kematian sel myeloma dan sel vero.
3. Variabel pengacau terkendali
a. pH dan suhu pembuatan fraksi protein, dikendalikan pada pH 7,2 dan
suhu 4oC.
b. Medium tumbuh sel dikendalikan dengan menggunakan medium RPMI
1640-serum (untuk sel myeloma) dan M199 (untuk sel vero).
c. Tempat tumbuh dan waktu pemanenan daun mimba dikendalikan dengan
memanen daun pada tempat dan waktu yang sama.
4. Variabel pengacau tak terkendali
Kematian alami sel myeloma dan sel vero.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
5. Definisi operasional
a. Sitotoksisitas ialah sifat toksik atau beracun dari fraksi protein daun
mimba terhadap sel myeloma dan sel vero.
b.Fraksi protein ialah fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica A.
Juss.) FP30, FP40, FP50, dan FP60, dinyatakan dalam µg/ml.
c. LC50 ialah konsentrasi fraksi protein daun mimba yang mampu membunuh
atau menyebabkan kematian sejumlah 50% sel uji dan dinyatakan dalam
µg/ml.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: alat-alat gelas,
stamper, mortir, timbangan analitik (AND ER-400 H), alumunium foil, magnetic
stirrer, tabung conical, autoklaf, tissue culture flask, swing rotor sentrifuge
(PLC), inkubator (Nuaire), mikropipet, membran dialisis (Sigma), lemari
pendingin, cell counter (Nunc), 96-well plate (Nunc), spektrofotometer UV (Cecil
CE-292), ELISA reader (SLT 340 ATC), laminar air flow (Nuaire), mikroskop
(Olympus IMT-2), haemocytometer (Nebauer), kain monel, tissue, glove, masker.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah :
a. daun mimba segar
b. kultur sel myeloma yang diambil dari stok di Laboratorium Hayati
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. kultur sel vero (normal) yang diambil dari stok di Laboratorium Hayati
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
d. pereaksi-peraksi yang digunakan untuk preparasi fraksi protein daun
mimba
1) Larutan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2 (Merck)
2) Larutan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2 yang mengandung 0,14
M NaCl (Merck)
3) Amonium sulfat p.a. (Merck)
e. pereaksi-pereaksi untuk uji sitotoksisitas
1) Media pencuci: RPMI 1640 (Sigma), natrium bikarbonat, Hepes
2) Media penumbuh: RPMI 1640, M199, FBS (Foetal Bovine Serum)
10%, Penisilin-Streptomisin 1% (Gibco), dan Fungison 0,5%
(Gibco).
3) Reagen Stopper : Sodium Dodeksil Sulfat (SDS) dalam HCl 0,01 N
(Merck)
4) MTT (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyl tetrazolium
bromide) (Sigma)
D. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tanaman
Bahan utama yang akan digunakan dalam penelitian yaitu daun mimba,
telah dideterminasi terlebih dahulu di laboratorium Farmakognosi Fitokimia,
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan dipastikan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kebenarannya menggunakan acuan baku (Backer dan Backuizen van den Brink,
1965).
2. Pengumpulan daun mimba
Daun mimba yang digunakan diambil dari pohon mimba yang tumbuh di
pekarangan Laboratorium Hayati, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada
bulan Juni 2006.
3. Sterilisasi alat dan bahan
Untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh organisme, maka alat-alat
yang digunakan dalam penelitian ini harus disterilkan terlebih dahulu. Alat-alat
tersebut dicuci bersih dengan sabun dan dikeringkan, setelah itu dibungkus
dengan kertas payung dan disterilkan dalam autoklaf selama 20 menit pada suhu
1210C (Cook dan Martin cit Candra, 1961).
4. Preparasi fraksi protein dari daun mimba
Daun tanaman mimba dikumpulkan segar, diseleksi, dan ditimbang
sebanyak 400 gram. Daun kemudian dicuci bersih dengan air mengalir, dibungkus
plastik dan disimpan dalam freezer semalam. Bahan ditumbuk halus dalam mortir
bersih dan steril dengan penambahan sedikit demi sedikit dapar natrium fosfat 5
mM pH 7,2 yang mengandung 0,14 M NaCl pada suhu dingin (dengan
penambahan es di sekitarnya). Bahan diperas dan disaring dengan kain monel,
ditampung dalam tabung conical yang bersih dan steril. Cairan yang diperoleh
disentrifus dengan 4000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh
merupakan ekstrak gubal, dikumpulkan dalam beaker glass dan diukur
volumenya. Supernatan ekstrak gubal yang diperoleh, diendapkan proteinnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dengan menambahkan amonium sulfat hingga mencapai kejenuhan 30%.
Penambahan amonium sulfat dilakukan sedikit demi sedikit, diikuti pengadukan
teratur dengan magnetic stirrer pada suhu dingin, dilanjutkan dengan sentrifugasi
ultra dengan kecepatan 10000 rpm pada suhu 4°C selama 25 menit. Supernatan
(1) ditampung dalam labu ukur sedangkan endapan yang diperoleh dilarutkan
dalam sesedikit mungkin larutan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2. Selanjutnya
endapan tadi didialisis dengan memasukkan larutan endapan dalam dapar natrium
fosfat ke dalam membran dialisis yang salah satu ujungnya telah dijepit dengan
penjepit khusus membran kemudian ujung membran yang lainnya ditutup dengan
dijepit dengan penjepit khusus membran dengan kuat. Membran dialisis lalu
digantung dalam beaker glass yang berisi dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2
sebanyak 1000 ml. Proses dialisis dilakukan dalam almari es selama semalam
dengan di-stirrer perlahan dan dilakukan penggantian dapar natrium fosfat satu
kali. Hasil dialisis disentrifus dengan kecepatan 8000 rpm selama 20 menit.
Endapan hasil dialisis dibuang dan supernatan diambil. Supernatan ini merupakan
sampel fraksi protein daun mimba FP30.
Supernatan (1), (2), dan (3) ditampung secara bertahap, kemudian
ditambah amonium sulfat hingga mencapai kejenuhan 40%, 50%, 60% dengan
menggunakan langkah-langkah yang sama dengan fraksi protein daun mimba
FP30. Hasil yang diperoleh merupakan sampel fraksi protein FP40, FP50 dan FP60.
5. Pengukuran kadar protein dengan spektrofotometri UV
Sampel fraksi protein daun mimba FP30, FP40, FP50 dan FP60, masing-
masing sebanyak 10 µl dimasukkan ke dalam kuvet 1 ml lalu ditambah 990 µl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
larutan dapar natrium fosfat 5 mM, diukur serapannya dengan spektrofotometer
UV pada panjang gelombang 280 nm dengan blanko larutan dapar natrium fosfat
5 mM. Untuk mengoreksi adanya serapan oleh asam nukleat pada panjang
gelombang tersebut maka pengukuran juga dilakukan pada panjang gelombang
260 nm.
Konsentrasi = ([1,55 x E(280)] – [0,76 x E(260)] x faktor pengenceran) mg/ml
(Layne cit Richterich & Colombo, 1981)
6. Propagasi dan panen Sel Myeloma
a. Propagasi Sel Myeloma
Sel diambil dari tangki nitrogen cair, kemudian segera dicairkan dalam
penangas air 37oC, kemudian ampul disemprot dengan etanol 70%. Ampul dibuka
dan sel myeloma dipindahkan dalam tabung conical steril yang berisi medium
RPMI 1640. Suspensi sel disentrifugasi selama 5 menit, supernatan dibuang,
diganti dengan medium RPMI yang baru, kemudian disuspensikan perlahan.
Suspensi sel lalu disentrifugasi kembali selama 5 menit kemudian dicuci ulang
sekali lagi. Supernatan dibuang, pelet ditambahkan 1 ml medium penumbuh yang
mengandung 10% FBS. Resuspensikan secara perlahan sampai homogen,
kemudian sel ditumbuhkan dalam tissue culture flask kecil dan diinkubasikan
dalam inkubator dengan suhu 37oC dengan aliran 5% CO2. Setelah 24 jam,
medium penumbuh diganti dan sel ditumbuhkan hingga konfluen dan jumlahnya
cukup untuk penelitian (Freshney, 1986; Jacoby dan Pastan, 1979; Sambrook et al
cit Candra, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b. Panen Sel Myeloma
Setelah jumlah sel cukup (kurang lebih setelah berumur 7 hari), media
diganti dengan RPMI 1640 baru sebanyak 5 ml kemudian sel dilepaskan dari
dinding flask dengan cara diresuspensikan menggunakan pipet Pasteur. Sel
dipindahkan dalam tabung conical steril dan ditambahkan medium RPMI sampai
volume 10 ml dan disentrifugasi 3000 rpm selama 5 menit. Supernatan dibuang
dan pelet sel diresuspensikan perlahan dengan 1 ml medium. Sel kemudian
dihitung menggunakan haemocytometer. Suspensi sel ditambah sejumlah medium
sehingga memperoleh konsentrasi sel sebesar 2,5x104/100 μl dan siap dipakai
untuk penelitian (Freshney, 1986; Jacoby dan Pastan, 1979; Sambrook et al cit
Candra, 1989).
8. Propagasi dan panen sel Vero
a. Propagasi Sel Vero
Sel diambil dari tangki nitrogen cair, kemudian segera dicairkan dalam
penangas air 37oC, kemudian ampul disemprotkan dengan etanol 70%. Ampul
dibuka dan sel vero dipindahkan dalam tabung conical steril yang berisi medium
M199. Suspensi sel disentrifugasi selama 5 menit, supernatan dibuang, diganti
dengan medium M199 yang baru, kemudian disuspensikan perlahan. Suspensi sel
lalu disentrifugasi kembali selama 5 menit kemudian dicuci ulang sekali lagi.
Supernatan dibuang, pelet ditambahkan 1 ml medium penumbuh yang
mengandung 10% FBS. Resuspensikan secara perlahan sampai homogen,
kemudian sel ditumbuhkan dalam tissue culture flask kecil dan diinkubasikan
dalam inkubator dengan suhu 37oC dengan aliran 5% CO2. Setelah 24 jam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
medium penumbuh diganti dan sel ditumbuhkan hingga konfluen dan jumlahnya
cukup untuk penelitian (Freshney, 1986; Jacoby dan Pastan, 1979; Sambrook et al
cit Candra, 1989).
b. Panen sel Vero
Setelah jumlah sel cukup (kurang lebih setelah berumur 7 hari), sel dicuci
dengan FBS 10% sebanyak 3 ml. Untuk melepaskan sel-sel dari dinding flask,
diberi tripsin 2,5% sebanyak 1 ml. Sel dipindahkan dalam tabung conical steril
yang sudah berisi M199 sebanyak 7 ml. Kemudian sel dibilas kembali dengan
FBS 10% sebanyak 3 ml. Hasil bilasan dituang ke dalam tabung conical yang
sama dan disentrifuse selama 5 menit. Untuk menghilangkan sisa tripsin, sel
dicuci sekali lagi dengan menggunakan medium yang sama. Kemudian pelet
ditambah media kultur sebanyak 1 ml. Selanjutnya lakukan perhitungan jumlah
sel dengan menggunakan haemocytometer. Suspensi sel ditambah sejumlah
medium sehingga memperoleh konsentrasi sel sebesar 2,5x104/100 μl dan siap
dipakai untuk penelitian (Freshney, 1986; Jacoby dan Pastan, 1979; Sambrook et
al cit Candra, 1989).
9. Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba pada sel Myeloma
Untuk uji sitotoksisitas, sebanyak 100 μl suspensi sel Myeloma dengan
kepadatan 2,5x104/100 μl dimasukkan dalam sumuran-sumuran 96-well plate
yang telah berisi 100 μl fraksi protein daun mimba dengan kadar 200 µg/ml pada
sumuran A1, B1 dan C1 pada kolom 1, kemudian pada sumuran A2, B2 dan C2 di
kolom 2 ditambahkan 100 μl suspensi sel Myeloma pada sumuran yang telah
berisi 100 μl fraksi protein daun mimba dengan kadar 100 µg/ml, demikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
seterusnya hingga diperoleh seri kadar yang terendah yang digunakan dalam
penelitian. Sebagai kontrol, 100 µl suspensi sel ditambahkan ke dalam sumuran
yang berisi medium RPMI 1640 dan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2 sedangkan
untuk faktor koreksi, 100 µl sampel ditambahkan ke dalam sumuran yang berisi
medium RPMI 1640 dan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2. Selanjutnya 96-well
plate diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37oC, dalam inkubator dengan
aliran 5% CO2 (Freshney, 1986; Jacoby dan Pastan, 1979; Sambrook et al cit
Candra, 1989).
Pada akhir inkubasi, ke dalam masing-masing sumuran ditambahkan 10 μl
MTT 2,5 μg/ml dalam media RPMI 1640, lalu diinkubasikan semalam pada suhu
37oC, dalam inkubator dengan aliran CO2 5%. Sel hidup akan bereaksi dengan
MTT dan membentuk warna ungu. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 50 μl
reagen stopper pada setiap sumuran dan inkubasi semalam pada suhu kamar.
Serapan setiap sumuran dibaca deangan ELISA reader pada panjang gelombang
550 nm. Besarnya serapan berbanding lurus dengan jumlah sel yang hidup.
10. Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba pada sel Vero
Untuk uji sitotoksisitas, sebanyak 100 μl suspensi sel vero dengan
kepadatan 2,5x104/100 μl dimasukkan dalam sumuran-sumuran 96-well plate
yang telah berisi 100 μl fraksi protein daun mimba dengan kadar 200 µg/ml pada
sumuran A1, B1 dan C1 pada kolom 1, kemudian pada sumuran A2, B2 dan C2 di
kolom 2 ditambahkan 100 μl suspensi sel vero pada sumuran yang telah berisi 100
μl fraksi protein daun mimba dengan kadar 100 µg/ml, demikian seterusnya
hingga diperoleh seri kadar yang terendah yang digunakan dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Sebagai kontrol, 100 µl suspensi sel ditambahkan ke dalam sumuran yang berisi
medium M199 dan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2 sedangkan untuk faktor
koreksi, 100 µl sampel ditambahkan ke dalam sumuran yang berisi medium M199
dan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2. Selanjutnya 96-well plate diinkubasikan
selama 24 jam pada suhu 37oC, dalam inkubator dengan aliran 5% CO2 (Freshney,
1986; Jacoby dan Pastan, 1979; Sambrook et al cit Candra, 1989).
Pada akhir inkubasi, ke dalam masing-masing sumuran ditambahkan 10 μl
MTT 2,5 μg/ml dalam media M199, lalu diinkubasikan semalam pada suhu 37oC,
dalam inkubator dengan aliran CO2 5%. Sel hidup akan bereaksi dengan MTT
dan membentuk warna ungu. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 50 μl
reagen stopper pada setiap sumuran dan inkubasi semalam pada suhu kamar.
Serapan setiap sumuran dibaca deangan ELISA reader pada panjang gelombang
550 nm. Besarnya serapan berbanding lurus dengan jumlah sel yang hidup.
E. Analisis Hasil
Pada metode MTT ini, serapan terbaca menunjukkan jumlah sel yang
hidup dan hasil akhir uji sitotoksisitas yaitu persentase kematian sel yang dihitung
menggunakan modifikasi rumus Abbot, dengan persamaan berikut:
% Kematian sel = 100% x A
C)(BA −−
Keterangan : A = Rata-rata absorbansi kontrol B = Rata-rata absorbansi perlakuan C = Rata-rata absorbansi perlakuan tanpa sel
(Meyer, Ferrigni, Putnam, Jacobsen, Nochols, Mc Laughlin cit Candra, 1982)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Untuk menghitung harga LC50 dilakukan perhitungan secara statistik
menggunakan analisis probit sedangkan untuk menganalisis perbedaan antara
daya sitotoksik fraksi protein daun mimba terhadap sel Myeloma dan sel Vero
dilakukan pengolahan data dengan uji T independen.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Penelitian ini menggunakan bahan utama berupa daun mimba. Untuk menghindari
terjadinya kesalahan pada penggunaan tanaman yang digunakan maka dilakukan
determinasi. Determinasi dilakukan di laboratorium Farmakognosi Fitokimia,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dari determinasi
didapat kunci Meliaceae -1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-
23b-24b-25b-26b-27a-28b-29b-30b-31a-32a-33a-34a-35a-36d-37b-38b-39b-41b-
42b-44b-45b-46e-50b-51b-53b-54b-56b-57b-58b-59d-72b-73b-74a-75b-76a-77a-
78b-103c-104b-106b-107a-108b-109a-110b-115b-119b-126a-136. Azadirachta -
1b-3b-4b-7b-10b-13b-15a. Azadirachta indica A. Juss -1a. hasil detrminasi
menyatakan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah benar
Azadirachta indica A. Juss.
B. Pengumpulan Daun Mimba
Daun mimba yang digunakan pada penelitian diambil dari pohon mimba
yang tumbuh di halaman Laboratorium Ilmu Hayati, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, pada bulan Juni 2006. Pemanenan daun mimba dilakukan pada
pohon dan waktu pemanenan yang sama. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kemungkinan terjadinya perbedaan kualitas dan kandungan kimia yang terdapat
pada daun mimba. Daun mimba yang digunakan dipilih yang tidak terlalu muda
maupun terlalu tua supaya diperoleh kandungan kimia yang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C. Sterilisasi Alat dan Bahan
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini harus disterilkan
terlebih dahulu untuk menghilangkan semua pengotor dan kontaminan yang bisa
mengganggu pada saat proses penelitian. Sterilisasi dilakukan dengan
menggunakan metode uap panas bertekanan yang dilakukan pada suhu 121°C
selama kurang lebih 20 menit. Prinsip kerja dari metode ini yaitu dengan
menaikkan tekanan hingga suhu tinggi sehingga terbentuk uap air panas. Uap air
panas tersebut akan membunuh mikroorganisme dengan menyebabkan terjadinya
koagulasi dan denaturasi protein pada mikroorganisme. Penetrasi uap air panas
yang cepat mengakibatkan perusakan sel mikroorganisme yang lebih cepat.
D. Preparasi Sampel Fraksi Protein Daun Mimba
Pada penelitian ini menggunakan sampel berupa fraksi protein daun
mimba. Sampel dibuat dari daun mimba yang sebelumnya sudah dicuci bersih
yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang menempel pada
daun, kemudian sampel disimpan di dalam freezer semalam agar daun menjadi
lebih kaku sehingga mudah dihaluskan. Daun ditumbuk sampai halus dengan
menggunakan mortir yang dialasi dengan wadah yang berisi es sehingga tercipta
suasana yang dingin di sekitar mortir. Pada saat penumbukan ditambahkan dapar
natrium fosfat 5 mM yang mengandung NaCl. Dapar ini berfungsi untuk
mengeluarkan atau mengekstraksi protein yang terdapat pada daun dan NaCl akan
mempermudah proses ekstraksi tersebut sehingga protein dapat larut dan stabil di
dalam buffer penggerak. Proses tersebut dilakukan pada suhu dingin supaya
protein tidak rusak, karena jika dilakukan pada suhu tinggi protein akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mengalami denaturasi. Supernatan yang diperoleh merupakan ekstrak gubal daun
mimba yang kemudian ditambahkan amonium sulfat sampai mencapai kejenuhan
30%. Penambahan amonium sulfat ini bertujuan untuk menarik air yang terdapat
di dalam larutan sehingga akan terjadi penurunan kelarutan protein dan agregasi
molekul protein yang menyebabkan protein terendapkan. Proses di atas disebut
mekanisme salting out. Ion anorganik dari amonium sulfat akan bersaing dengan
protein untuk mengikat air, karena amonium sulfat lebih polar dibanding protein
maka air akan lebih banyak terikat pada amonium sulfat sehingga terjadi
penurunan kelarutan protein dan pada akhirnya protein terendapkan. Pada
mekanisme salting out tersebut, penambahan amonium sulfat dilakukan secara
sedikit demi sedikit agar dapat larut sempurna. Dari proses sentrifugasi akan
diperoleh supernatan dan endapan. Supernatannya ditampung untuk digunakan
pada proses preparasi sampel fraksi berikutnya, sedangkan endapan yang
diperoleh dilarutkan dalam sesedikit mungkin larutan dapar natrium fosfat 5 mM
pH 7,2. Endapan yang diperoleh didialisis dengan tujuan untuk menghilangkan
amonium sulfat yang masih terikat dengan protein. Amonium sulfat yang
memiliki ukuran molekul lebih kecil dari protein akan menembus membran
dialisis secara difusi pasif, hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan gradien
konsentrasi,dimana konsentrasi di tubing lebih tinggi dibanding dengan di luar.
Dialisis dilakukan semalaman supaya amonium sulfat dalam sampel dapat keluar
semua dengan sempurna sehingga diperoleh fraksi protein yang murni. Dapar
natrium fosfat diganti pada jam ke-4, agar gradien konsentrasi di dalam dan di
luar membran dialisis tetap besar sehingga proses dialisis bisa berlangsung dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
baik. Endapan hasil dialisis dibuang dan supernatan diambil. Supernatan ini
merupakan sampel fraksi protein daun mimba FP30.
Pada preparasi sampel fraksi protein daun mimba FP40, FP50 dan FP60
langkah pengerjaannya sama seperti di atas, yaitu dengan menggunakan
supernatan hasil pengendapan amonium sulfat. Jumlah amonium sulfat yang
ditambahkan berturut-turut untuk sampel fraksi protein daun mimba FP30, FP40,
FP50 dan FP60 adalah sebanyak 28,35 gram; 29,29 gram; 30,29 gram; dan 31,36
gram. Sampel fraksi-fraksi protein yang diperoleh berwarna hijau kecoklatan dan
disimpan dalam suhu dingin.
E. Pengukuran Kadar Protein dengan Spektrofotometri UV
Sampel fraksi protein daun mimba yang diperoleh kemudian diukur
kadarnya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang
280 nm dan 260 nm. Sampel fraksi protein tersebut dapat diukur kadarnya dengan
spektrofotometer UV karena memiliki asam amino aromatik yang dapat menyerap
sinar UV. Asam amino tersebut memiliki panjang gelombang maksimum pada
280 nm. Adanya asam nukleat dan senyawa yang mengandung cincin purin dan
pirimidin yang memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang 280 nm
yang terdapat di dalam sampel protein dapat mengganggu dalam pengukuran
absorbansi. Oleh sebab itu, dilakukan pengukuran absorbansi juga pada panjang
gelombang 260 nm untuk mengoreksi adanya senyawa-senyawa tersebut.
Hasil yang diperoleh dari pengukuran menggunakan spektrofotometer
UV ini ialah absorbansi fraksi protein daun mimba (tabel I) dan kadar protein
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dihitung berdasarkan perhitungan kadar protein dari Layne cit Richterich &
Colombo (1981).
Tabel I. Data absorbansi fraksi protein dengan menggunakan metode spektrofotometer UV pada panjang gelombang 280 nm dan 260 nm
Fraksi protein daun mimba
Absorbansi pada λ 280 nm
Absorbansi pada λ 260 nm
Konsentrasi fraksi protein daun mimba
(mg/ml) FP30 0,223 0,245 15,95
FP40 0,195 0,276 9,25
FP50 0,203 0,214 15,20
FP60 0,542 0,641 35,29
`Pada penelitian ini, pengukuran kadar protein dilakukan dengan
spektrofotometri UV karena protein mengandung beberapa kromofor penting
seperti fenilalanin, tirosin dan triptofan yang mampu menyerap sinar UV. Selain
itu pengukuran kadar protein menggunakan metode spektrofotometri UV mudah
dilakukan, hanya membutuhkan sedikit sampel dan tidak membutuhkan reagen.
F. Uji Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba
Uji sitotoksisitas dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu
senyawa digunakan sebagai senyawa antikanker. Dipilih metode MTT karena
metode ini cukup baik, mudah, cepat, akurat, tidak menggunakan bahan
radioaktif, dan sensitif karena mampu menghitung jumlah sel yang sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sel Myeloma sel Vero
Gambar 1. Sel Myeloma dan Sel Vero tanpa perlakuan
Pada penelitian ini, seri kadar yang digunakan sebanyak 11 konsentrasi
dengan konsentrasi tertinggi 200 µg/ml dan konsentrasi terendah 0,20 µg/ml.
Absorbansi dari sel diukur pada panjang gelombang 550 nm. Semakin banyak sel
yang masih hidup maka akan semakin banyak intensitas warna ungu yang
dihasilkan. Hal ini akan berbanding lurus dengan nilai absorbansi yang terbaca
pada ELISA Reader.
i i
ii
ii
sel Myeloma sel Vero
Gambar 2. Sel Myeloma dan sel Vero yang diberi perlakuan fraksi protein daun mimba keterangan: (i) sel myeloma yang hidup (ii) sel myeloma yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pada penelitian dilakukan pula pengukuran absorbansi pada perlakuan
tanpa sel yang akan digunakan sebagai faktor koreksi untuk mengurangi adanya
pengaruh fraksi protein yang berwarna terhadap absorbansi. Dengan adanya faktor
koreksi ini diharapkan absorbansi yang terbaca merupakan absorbansi yang
sebenarnya yang dihasilkan oleh sel yang tetap hidup setelah pemberian senyawa
uji tanpa adanya pengaruh dari warna senyawa uji yang digunakan. Hasil uji
sitotoksisitas yang diperoleh yaitu berupa persen kematian sel yang didapatkan
dengan menggunakan modifikasi rumus Abbot, tampak pada tabel berikut ini.
Tabel II. Hasil uji sitotoksisitas fraksi protein terhadap sel Myeloma
Rata-rata Persen Kematian Sel ( % ) Konsentrasi fraksi protein daun mimba
(µg/ml) FP30 FP40 FP50 FP60
0,20 46,88 40,40 52,67 48,13
0,39 52,49 45,83 50,62 50,09
0,78 49,76 44,92 47,79 47,26
1,56 51,84 43,84 46,65 48,34
3,13 57,22
49,08 47,48 48,45
6,25 69,25 43,22 45,10 47,95
12,5 52,51 51,70 47,23 50,29
25 62,46 63,85 50,71 55,62
50 82,07 76,51 52,92 69,37
100 91,64 86,99 67,84 75,75
200 90,20 89,52 82,60 85,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Grafik konsentrasi vs % Kematian Sel Myeloma
30
40
50
60
70
80
90
100
0.20 0.39 0.78 1.56 3.13 6.25 12.50 25.00 50.00 100.00 200.00Konsentrasi fraksi protein
% Kematian
fp 30%
fp 40%
fp 50%
fp 60%
FP30 FP60
FP50
FP40
Gambar 3. Persen kematian sel myeloma vs konsentrasi fraksi protein daun mimba
Dari tabel II dan gambar 3 dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang
linier antara konsentrasi fraksi protein daun mimba dengan persen kematian sel
Myeloma. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan semakin tingginya konsentrasi
fraksi protein daun mimba maka semakin tinggi pula persen kematian sel
Myeloma. Namun pada grafik FP30, terlihat persen kematian sel yang naik turun
seiring dengan kenaikan konsentrasi fraksi protein daun mimba. Terdapat banyak
kemungkinan yang bisa menyebabkan hal tersebut antara lain yaitu digunakannya
subyek uji berupa sel yang pertumbuhan dan kematiannya dipengaruhi oleh
banyak faktor. Kematian sel tidak hanya disebabkan karena perlakuan dengan
fraksi protein daun mimba, akan tetapi dapat pula disebabkan karena proses
kematian alami sel. Kemungkinan lain yang dapat terjadi yaitu karena pengaruh
kondisi penelitian dimana uji ini sangat rentan terhadap kontaminasi lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel III. Hasil uji sitotoksisitas fraksi protein terhadap sel Vero
Rata-rata Persen Kematian Sel ( % ) Konsentrasi fraksi protein daun mimba
(µg/ml) FP30 FP40 FP50 FP60
0,20 63,66 82,75 56,37 59,73
0,39 68,93 79,64 58,01 65,33
0,78 67,71 85,06 52,51 58,44
1,56 69,34 75,84 64,14 59,39
3,13 76,81 77,03 63,26 68,72
6,25 82,06 70,07 75,08 70,29
12,5 78,38 66,81 85,41 72,59
25 85,49 79,22 76,59 75,00
50 90,60 85,14 72,48 75,29
100 79,88 75,42 73,79 85,57
200 89,50 74,41 71,88 84,35
Grafik konsentrasi vs % Kematian Sel Vero
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
0.20 0.39 0.78 1.56 3.13 6.25 12.50 25.00 50.00 100.00 200.00
Konsentrasi fraksi protein
% Kematian
fp 30%
fp 40%
fp 50%
fp 60%
FP30
FP50
FP 40
FP 60
Gambar 4. Persen kematian sel vero vs konsentrasi fraksi protein daun mimba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Dari tabel III dan gambar 4 dapat dilihat bahwa persen kematian sel naik
turun sehingga tidak dapat ditarik suatu korelasi yang dapat menyatakan aktivitas
sitotoksik dari fraksi protein daun mimba yang digunakan. Seperti halnya yang
terjadi pada sel myeloma, kematian sel vero yang naik turun tersebut
kemungkinan disebabkan karena adanya kematian alami sel dan kondisi
penelitian.
Selanjutnya ditentukan nilai LC50 yang dilakukan dengan analisa probit
menggunakan SPSS 13. Penentuan nilai LC50 ini bertujuan untuk mengetahui
ketoksikan fraksi protein daun mimba terhadap sel myeloma dan sel vero. Dari
hasil pengolahan data, diperoleh harga LC50 sebagai berikut ini.
Tabel IV. Harga LC50 fraksi protein daun mimba pada sel myeloma
Fraksi protein Harga LC50 (µg/ml)
FP30 0,714
FP40 2,040
FP50 1,885
FP60 1,486
Tabel V. Harga LC50 fraksi protein daun mimba pada sel vero
Fraksi protein Harga LC50 (µg/ml)
FP30 0,014
FP40 > 1 g/ml
FP50 0,033
FP60 0,048
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Semakin kecil harga LC50 maka senyawa semakin bersifat toksik,
sebaliknya semakin besar harga LC50 maka semakin bersifat tidak toksik (Meyer
et al, 1982). Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada sel myeloma, nilai LC50
paling kecil dimiliki oleh FP30, yang berarti FP30 bersifat sangat toksik. Suatu
senyawa dikatakan memiliki aktivitas sebagai antikanker bila memiliki nilai LC50
lebih kecil dari 20 µg/ml (Suffness and Pezzuto, 1991). Apabila dilihat dari nilai
LC50; FP30, FP40, FP50 dan FP60 memiliki nilai LC50 lebih kecil dari 20 µg/ml,
sehingga bisa dikembangkan sebagai senyawa antikanker.
Sedangkan untuk sel vero, nilai LC50 paling kecil juga dimiliki oleh
FP30, yang berarti fraksi protein tersebut bersifat sangat toksik. Namun pada FP50
dan FP60 juga memberikan nilai LC50 yang tidak jauh berbeda dengan nilai LC50
FP30. Dari data di atas dapat dilihat bahwa fraksi protein daun mimba juga bersifat
toksik pada sel vero. Hal ini dapat menjadi penghambat untuk mengembangkan
fraksi protein daun mimba sebagai senyawa antikanker. Dilakukan pula uji
Kolmogorov-Smirnov yang bertujuan untuk membandingkan tingkat kesesuaian
sampel dengan suatu distribusi tertentu. Hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan bahwa semua fraksi protein baik pada sel myeloma maupun sel vero
memiliki distribusi normal (α > 0,05).
Selanjutnya dilakukan penghitungan nilai r pada taraf kepercayaan 95%.
Untuk sel myeloma diperoleh hasil bahwa pada semua fraksi (FP30, FP40, FP50 dan
FP60) memiliki kolerasi yang linier antara konsentrasi dengan persen kematian
(rhitung > rtabel), sedangkan pada sel vero hanya FP40 saja yang tidak memiliki
kolerasi yang linier antara konsentrasi dengan persen kematian (rhitung < rtabel).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dilakukan pengolahan data dengan statistik uji T sampel independen
(independent-samples T Test) untuk melihat perbedaan antara persen kematian sel
Myeloma dengan sel Vero karena pemaparan fraksi protein daun mimba. Pada
FP30, FP50, dan FP60 menunjukkan bahwa LC50 sel Myeloma berbeda bermakna
dengan LC50 sel Vero (sig. < 0,05), yang berarti terdapat perbedaan respon antara
sel Myeloma dengan sel Vero karena adanya fraksi protein daun mimba. Hal
tersebut memungkinkan FP30, FP50, dan FP60 untuk dikembangkan sebagai
senyawa antikanker. Akan tetapi apabila membandingkan nilai LC50 antara sel
Myeloma dengan sel Vero, FP30, FP50, dan FP60 tidak memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai senyawa antikanker. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
melihat nilai LC50 pada sel vero yang nilainya lebih kecil daripada pada sel
myeloma yang berarti bahwa FP30, FP50, dan FP60 bersifat lebih toksik terhadap
sel vero (sel normal) daripada terhadap sel myeloma (sel kanker).
FP40 menunjukkan bahwa LC50 sel Myeloma berbeda tidak bermakna
dengan LC50 sel Vero. Hal ini berarti fraksi protein daun mimba FP40 memiliki
kemampuan yang sama untuk menginduksi kematian sel Myeloma dan sel Vero
sehingga FP40 diduga tidak dapat dikembangkan sebagai antikanker.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Harga LC50 fraksi protein daun mimba FP30, FP40, FP50, dan FP60 terhadap sel
myeloma berturut-turut sebesar 0,71 μg/ml; 2,04 μg/ml; 1,88 μg/ml; dan 1,48
μg/ml.
2. Harga LC50 fraksi protein daun mimba FP30, FP40, FP50, dan FP60 terhadap sel
vero berturut-turut sebesar 0,014 μg/ml; > 1 g/ml; 0,033 μg/ml; dan 0,048
μg/ml.
3. Fraksi protein daun mimba FP30 memiliki efek sitotoksik paling besar
terhadap sel myeloma.
4. Fraksi protein daun mimba FP30, FP40, FP50, dan FP60 memiliki daya sitotoksik
terhadap sel vero.
5. Fraksi protein daun mimba FP30, FP40, FP50, dan FP60 tidak berpotensi untuk
dikembangkan sebagai senyawa antikanker.
B. Saran
1. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme kematian sel myeloma.
2. Perlu dilakukan uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba dengan waktu
inkubasi lebih dari 24 jam.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Albert, B., P., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K. dan Watson, J.D., 1994, Molecular
Biology of The Cell, Third Edition, Garland Publishing Inc., New York Alexander, Renee R., 1985, Basic Biochemical Method, John Willey & Sons Inc.,
New York Anonim, 1983, American Type Culture Collection Catalogue of Strain II, Fourth
Ed, Liss.Inc., New York, 61,107,145
Anonim, 1985, Tanaman Obat Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2003, What You Need to Know About Multiple Myeloma, http://www.cancer.gov/cancerinfo/wyntk/myeloma, November 2006
Anonim, 2004, www.indoneem.com/html/product/index, diakses pada Desember
2005 Anonim, 2005, Multiple Myeloma research foundation,
http://www.multiplemyeloma.org/about_myeloma/indexhtml, diakses November 2006
Anonim, 2006, Methods for Concentrating Protein Solutions,
http://sbio.uct.ac.za/Sbio/documentation/Protein%20Concentration.html, diakses tanggal 22 November 2006
Backer, C.A. dan Bakhuizen Van Den Brink, R.C., 1965, Flora of Java, N.V.P.
Noordhoof, Groningen. Barille, F.A., 1997, In Vitro Methods in Pharmaceutical Research, Academic
Press, Valencia, Spanyol, 2-3, 34-43 Candra, 2006, Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba (Azadirachta indica A.
Juss) Hasil Pengendapan dengan Amonium Sulfat 30%, 60% dan 100% Jenuh Terhadap Kultur Sel SiHa, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Franks L.M., and Teich N.M., 1997, Introduction to the Cellular Biology of
Cancer, 3 ed, Oxford University Press, Oxford, 1-7 Freshney, R.I, 1986, Animal Cell Culture, a practical approach, second edition,
IRL Press Ltd, Washington DC.
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Ganiswara, S.G dan Nafrialdi, 1995, Antikanker, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, editor Sulistia Gan dkk, Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia, Jakarta
Hariadi, A., 2006, Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba (Azadirachta indica
A. Juss) Hasil Pengendapan dengan Amonium Sulfat 30%, 60% dan 100% Jenuh Terhadap Kultur Sel Myeloma, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Hutapea, J.R., 1993, Inventoris Tanaman Obat Indonesia, Jilid II, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta
Jakoby, W.B., and Pastan, I.H., Methods in Enzymology Cell Culture, Vol.LVIII, Academic Press Inc, New York
Kardinan, A dan Taryono, 2003, Tanaman Obat Penggempur Kanker, PT
Agromdia Pustaka, Jakarta, 22-29
Katzung, B.G., 1989, Basic and Clinical Pharmacology, Fourth Ed, Prentice- Hall International Inc, USA
Keating, K., B., 1999, Neem: The Miracolous Healing Herb, http://www.
NEEM.com / Azadirachta indica/ neem.Htm Kerese, Istvan, 1984, Methods of Protein Analysis, John Willey & Sons Inc., New
York Kimball, J.W., 1988, Biologi, diterjemahkan oleh H. Siti Soetarmi Tjitrosomo,
Nawangsari Sugiri, ed 5, Erlangga, Jakarta Kuswibawati, L., 2000, Apa Itu Kanker, Kanker, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, 2-5 Macdonald F. and Ford C.H.J., 1997, Molecular Biology of Cancer, edisi I, 1-2
Bios Scientific Publisher Ltd, Oxford OX4 IRE, UK
Meyer, B.N., Ferrigni, N.R, Putnam, J.E., Jacobsen, L.B., Nichols, D.E., Mc Laughlin, J.L., 1982, Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituents, Vol. 45, Planta Medica, 31-34
Poedjiadi, A., 1994, Dasar- Dasar Biokimia, Universitas Indonesia Press, Jakarta Rahmawati, N., 2004, Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba (Azadirachta
indica A. Juss) terhadap Kultur Sel Myeloma, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Richterich, R., Colombo, J.P., 1981, Clinical Chemistry Theory, Practice, and Interpretation, 408, John Wiley & Sons, Ltd., New York
Robbyono, 2006, Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba (Azadirachta indica
A. Juss) Hasil Pengendapan dengan Amonium Sulfat 30%, 60% dan 100% Jenuh Terhadap Kultur Sel Raji, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Robinson, T., 1991, Kandungan Kimia Organik Tumbuhan Tinggi, diterjemahkan
oleh Padmawinata, penerbit ITB, Bandung
Sambrook, J., Fritsch, E.F., and Maniatis, T., 1989, Molecular Cloning A Laboratory Manual, Jilid 1, 2, dan 3, 22nd ed, Cold Spring Harbor laboratory Press
Scopes, R.K., 1994, Protein Purification, Principles and Practice, 2nd edition,
Jeringer- Verleg, New York Soedibyo, M., Alam Sumber Kesehatan, Manfaat dan Kegunaan, cet I, Balai
Pustaka, Jakarta Suffness, M., and Pezzuto, J., 1991, Assay Related to Cancer Drug Discovery
Methods in Plant Biochemistry: Assay aBioactivity, Volume 6, Academic Ress, London
Sukrasno, 2003, Mimba Tanaman Obat Multifungsi, Agromedia Pustaka, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Lampiran 1 . Jumlah penambahan amonium sulfat pada derajat kejenuhan
tertentu
Penambahan amonium sulfat dihitung dengan menggunakan rumus:
G = ( )S1 0,3-100)1S(S2335
×−×
Dimana:
S1= % kejenuhan dari larutan awal
S2= % kejenuhan dari larutan akhir
G= gram amonium sulfat yang ditambahkan per liter
Rumus penambahan amonium sulfat di atas hanya dapat diaplikasikan ketika
penambahan amonium sulfat dilakukan pada suhu dingin (± 4oC).
(Anonim, 2006)
• Fraksi protein daun mimba FP30
LgG /70,566100
5330)20()3,0(100
)2030(533=
−=
−−
=
Supernatan 500 ml= gmlmlg 35,28500
100070,56
=×
• Fraksi protein daun mimba FP40
LgG /57,589100
5330)30()3,0(100
)3040(533=
−=
−−
=
Supernatan 500 ml= gmlmlg 29,29500
100057,58
=×
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
• Fraksi protein daun mimba FP50
LgG /57,6012100
5330)40()3,0(100
)4050(533=
−=
−−
=
Supernatan 500 ml= gmlmlg 29,30500
100057,60
=×
• Fraksi protein daun mimba FP60
LgG /71,6215100
5330)50()3,0(100
)5060(533=
−=
−−
=
Supernatan 500 ml= gmlmlg 36,31500
100071,62
=×
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lampiran 2 . Absorbansi sel dengan metode MTT Tabel VI. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP 30% terhadap kultur sel
Myeloma
perlakuan (B) perlakuan tanpa sel (C) Kadar fraksi
protein (μg/ml)
I II III IV V Rata-rata
I II III Rata-rata
kontrol (A)
200 0,636 0,619 0,600 0,635 0,626 0,623 0,499 0,525 0,516 0,513 1,041 100 0,609 0,567 0,647 0,600 0,615 0,608 0,469 0,508 0,565 0,514 1,092 50 0,687 0,739 0,778 0,706 0,710 0,724 0,480 0,585 0,505 0,523 1,116 25 0,914 0,909 0,966 0,984 0,949 0,944 0,466 0,618 0,489 0,524 1,147
12,5 0,902 0,965 0,990 1,046 1,039 0,988 0,409 0,467 0,495 0,457 1,199 6,25 0,870 0,830 0,845 0,896 0,906 0,869 0,559 0,502 0,515 0,525 3,13 0,960 1,027 0,973 1,021 1,051 1,006 0,524 0,531 0,528 0,528 1,56 1,022 1,027 1,071 1,023 1,070 1,043 0,489 0,500 0,522 0,504 0,78 1,045 1,052 1,100 1,054 1,098 1,070 0,496 0,503 0,524 0,508 0,39 1,060 1,047 1,070 1,085 0,973 1,047 0,516 0,511 0,519 0,515 0,20 1,128 1,055 1,088 1,143 1,148 1,112 0,508 0,521 0,525 0,518
Rata- rata 1,119 Tabel VII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP 40% terhadap kultur sel
Myeloma
Perlakuan (B) Perlakuan tanpa sel (C) Kadar fraksi
protein (μg/ml)
I II III IV V Rata-rata
I II III Rata-rata
Kontrol (A)
200 0,598 0,631 0,654 0,612 0,585 0,616 0,477 0,505 0,528 0,503 1,055 100 0,608 0,603 0,588 0,556 0,621 0,595 0,446 0,464 0,456 0,455 1,067 50 0,693 0,711 0,673 0,697 0,727 0,700 0,441 0,449 0,453 0,448 1,064 25 0,805 0,879 0,870 0,791 0,848 0,839 0,436 0,458 0,456 0,450 1,109
12,5 0,919 1,006 0,988 0,954 0,961 0,966 0,444 0,442 0,453 0,446 1,080 6,25 1,047 1,076 1,050 1,045 1,044 1,052 0,430 0,450 0,446 0,442 3,13 0,952 0,975 1,102 0,964 1,049 1,008 0,436 0,462 0,485 0,461 1,56 1,043 1,069 1,089 1,071 1,078 1,070 0,439 0,474 0,486 0,466 0,78 1,041 1,048 1,102 1,119 1,062 1,074 0,469 0,478 0,500 0,482 0,39 1,136 0,997 1,088 1,055 1,104 1,076 0,473 0,498 0,510 0,494 0,20 1,081 1,119 1,183 1,196 1,173 1,150 0,488 0,515 0,526 0,510
Rata- rata 1,075
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel VIII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP 50% terhadap kultur sel Myeloma
Perlakuan (B) Perlakuan tanpa sel (C) Kadar
fraksi protein (μg/ml)
I II III IV V Rata-rata
I II III Rata-rata
Kontrol (A)
200 0,699 0,645 0,658 0,621 0,678 0,660 0,456 0,473 0,478 0,469 1,180 100 0,795 0,783 0,824 0,808 0,827 0,807 0,448 0,450 0,464 0,454 1,065 50 0,941 0,971 0,976 0,964 0,985 0,967 0,437 0,453 0,460 0,450 1,125 25 0,984 0,986 1,067 0,978 0,962 0,995 0,446 0,459 0,456 0,454 1,045
12,5 1,030 1,023 1,019 1,055 1,081 1,042 0,446 0,475 0,464 0,462 1,080 6,25 1,053 1,096 1,095 1,054 1,122 1,084 0,458 0,471 0,513 0,481 3,13 1,074 1,098 1,071 1,048 1,090 1,076 0,479 0,494 0,524 0,499 1,56 1,112 1,122 1,000 1,083 1,088 1,081 0,479 0,490 0,515 0,495 0,78 1,077 1,079 1,061 1,124 1,038 1,076 0,487 0,502 0,517 0,502 0,39 1,039 1,054 1,084 1,035 1,035 1,049 0,484 0,507 0,529 0,507 0,20 1,051 1,048 1,074 1,016 1,002 1,038 0,504 0,510 0,540 0,518
Rata- rata 1,099 Tabel IX. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP 60% terhadap kultur sel
Myeloma
Perlakuan (B) Perlakuan tanpa sel (C) Kadar fraksi
protein (μg/ml)
I II III IV V Rata-rata
I II III Rata-rata
Kontrol (A)
200 0,678 0,617 0,655 0,584 0,684 0,644 0,471 0,487 0,491 0,483 1,048 100 0,707 0,722 0,735 0,743 0,733 0,728 0,455 0,459 0,455 0,456 1,173 50 0,796 0,773 0,814 0,814 0,795 0,798 0,442 0,463 0,461 0,455 1,104 25 0,905 0,915 0,917 0,965 0,882 0,917 0,451 0,459 0,349 0,420 1,144
12,5 0,996 1,004 1,032 1,066 0,971 1,014 0,442 0,453 0,476 0,457 1,132 6,25 1,058 1,067 1,064 1,021 1,057 1,053 0,457 0,472 0,482 0,470 3,13 1,071 1,070 1,111 1,083 1,074 1,082 0,502 0,491 0,520 0,504 1,56 1,089 1,061 1,138 1,131 1,063 1,096 0,495 0,538 0,520 0,518 0,78 1,091 1,129 1,107 1,072 1,080 1,096 0,497 0,506 0,512 0,505 0,39 1,118 1,105 1,146 0,931 1,107 1,081 0,515 0,520 0,532 0,522 0,20 1,103 1,114 1,106 1,070 1,109 1,100 0,504 0,527 0,527 0,519
Rata- rata 1,120 Keterangan tabel VI, VII, VIII, IX :
A = Sumuran berisi medium RPMI 1640, buffer natrium fosfat 5mM, dan sel
myeloma tanpa perlakuan fraksi protein daun mimba.
B = Sumuran berisi medium RPMI 1640, buffer natrium fosfat 5mM, dan sel
myeloma dengan perlakuan fraksi protein daun mimba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
C = Sumuran berisi medium RPMI 1640, buffer natrium fosfat 5mM, dan fraksi
protein daun mimba tanpa adanya sel myeloma.
Persen kematian sel dihitung dengan rumus:
% Kematian = 100% x A
C)(BA −−
Keterangan rumus:
A = Rata-rata absorbansi kontrol
B = Rata-rata absorbansi perlakuan
C = Rata-rata absorbansi perlakuan tanpa sel
Tabel X. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP 30% terhadap kultur sel
Vero
Perlakuan (B) Perlakuan tanpa sel (C) Kadar fraksi
protein (μg/ml)
I II III IV V Rata-rata
I II III Rata-rata
Kontrol (A)
200 0,847 0,751 0,720 0,700 0,707 0,745 0,601 0,793 0,555 0,650 1,020 100 0,783 0,708 0,835 0,724 0,752 0,760 0,577 0,593 0,563 0,578 0,880 50 0,753 0,785 0,837 0,793 0,779 0,789 0,578 0,811 0,723 0,704 0,811 25 0,749 0,739 0,802 0,773 0,766 0,766 0,699 0,586 0,617 0,634 1,098
12,5 0,776 0,830 0,784 0,793 0,812 0,799 0,566 0,603 0,639 0,603 0,732 6,25 0,824 0,814 0,807 0,746 0,782 0,795 0,557 0,680 0,658 0,632 3,13 1,034 0,798 0,818 0,927 0,796 0,875 0,598 0,604 0,790 0,664 1,56 1,153 0,821 0,851 0,833 0,766 0,885 0,565 0,641 0,613 0,606 0,78 1,097 0,957 0,838 0,772 0,794 0,892 0,558 0,593 0,644 0,598 0,39 0,886 0,796 0,857 1,167 0,798 0,901 0,596 0,648 0,612 0,619 0,20 0,868 0,850 0,840 1,185 0,854 0,919 0,589 0,568 0,593 0,583
Rata- rata 0,908
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel XI. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP 40% terhadap kultur sel Vero
Perlakuan (B) Perlakuan tanpa sel (C) Kadar
fraksi protein (μg/ml)
I II III IV V Rata-rata
I II III Rata-rata
Kontrol (A)
200 0,804 0,763 0,737 0,758 0,781 0,769 0,562 0,550 0,551 0,554 0,843 100 0,754 0,753 0,782 0,746 0,709 0,749 0,515 0,553 0,561 0,543 0,834 50 0,696 0,671 0,818 0,691 0,693 0,714 0,640 0,549 0,579 0,589 0,866 25 0,759 0,727 0,905 0,599 0,695 0,737 0,552 0,562 0,575 0,563 0,833
12,5 0,791 0,780 1,091 0,768 0,713 0,829 0,522 0,549 0,581 0,551 0,811 6,25 0,762 0,790 1,027 0,764 0,730 0,815 0,541 0,554 0,579 0,564 3,13 0,786 0,741 0,764 0,755 0,744 0,758 0,548 0,582 0,567 0,566 1,56 0,822 0,753 0,721 0,757 0,742 0,759 0,524 0,568 0,578 0,557 0,78 0,815 0,783 0,856 0,753 0,767 0,795 0,679 0,561 0,769 0,670 0,39 0,813 0,762 0,759 0,815 0,770 0,784 0,552 0,560 0,728 0,613 0,20 0,799 0,788 0,768 0,776 0,788 0,784 0,489 0,831 0,598 0,639
Rata- rata 0,837
Tabel XII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP 50% terhadap kultur sel Vero
Perlakuan (B) Perlakuan tanpa sel (C) Kadar
fraksi protein (μg/ml)
I II III IV V Rata-rata
I II III Rata-rata
Kontrol (A)
200 0,845 0,766 0,750 0,744 0,790 0,779 0,570 0,505 0,486 0,520 1,058 100 0,742 0,751 0,767 0,772 0,847 0,776 0,552 0,572 0,480 0,535 0,911 50 0,788 0,746 0,736 0,763 0,743 0,755 0,529 0,486 0,491 0,502 0,901 25 0,747 0,771 0,787 0,726 0,736 0,753 0,540 0,481 0,593 0,538 0,849
12,5 0,779 0,764 0,757 0,724 0,744 0,754 0,544 0,665 0,649 0,619 0,881 6,25 0,878 0,794 0,803 0,886 0,792 0,831 0,594 0,500 0,710 0,601 3,13 1,020 0,833 0,810 0,866 0,796 0,865 0,548 0,515 0,518 0,527 1,56 0,956 0,851 0,832 0,707 0,822 0,834 0,486 0,518 0,507 0,504 0,78 1,114 0,834 0,870 1,134 0,786 0,948 0,504 0,518 0,510 0,511 0,39 0,810 0,890 0,871 1,177 0,847 0,919 0,522 0,550 0,526 0,533 0,20 0,859 0,849 0,824 1,132 0,828 0,898 0,497 0,496 0,498 0,497
Rata- rata 0,920
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel XIII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba FP 60% terhadap kultur sel Vero
Perlakuan (B) Perlakuan tanpa sel (C) Kadar
fraksi protein (μg/ml)
I II III IV V Rata-rata
I II III Rata-rata
Kontrol (A)
200 0,714 0,760 0,743 0,719 0,718 0,731 0,469 0,551 0,722 0,581 1,160 100 0,778 0,769 0,767 0,751 0,694 0,752 0,435 0,707 0,698 0,613 0,940 50 0,763 0,742 0,746 0,750 0,683 0,737 0,454 0,514 0,531 0,500 0,938 25 0,770 0,739 0,713 0,717 0,702 0,728 0,458 0,478 0,529 0,488 0,900
12,5 0,800 0,798 0,765 0,683 0,704 0,750 0,447 0,466 0,548 0,487 0,860 6,25 0,799 0,745 0,786 0,846 0,721 0,779 0,463 0,458 0,562 0,494 3,13 0,830 0,869 0,806 0,949 0,697 0,830 0,483 0,503 0,604 0,530 1,56 0,862 0,834 0,881 1,218 0,745 0,908 0,472 0,504 0,579 0,518 0,78 1,109 0,870 0,915 0,987 0,813 0,939 0,491 0,525 0,604 0,540 0,39 1,118 0,870 0,818 0,855 0,856 0,903 0,540 0,563 0,609 0,571 0,20 1,086 0,864 0,886 0,948 0,788 0,914 0,490 0,510 0,584 0,528
Rata- rata 0,960
Keterangan tabel X, XI, XII, XIII:
A = Sumuran berisi medium M199, buffer natrium fosfat 5mM, dan sel Vero
tanpa perlakuan fraksi protein daun mimba.
B = Sumuran berisi medium M199, buffer natrium fosfat 5mM, dan sel Vero
dengan perlakuan fraksi protein daun mimba.
C = Sumuran berisi medium M199, buffer natrium fosfat 5mM, dan fraksi protein
daun mimba tanpa adanya sel Vero.
Persen kematian sel dihitung dengan rumus:
% Kematian = 100% x A
C)(BA −−
Keterangan rumus dan tabel:
A = Rata-rata absorbansi kontrol
B = Rata-rata absorbansi perlakuan
C = Rata-rata absorbansi perlakuan tanpa sel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Lampiran 3. Cara Perhitungan Konsentrasi Protein
Konsentrasi protein dihitung dengan menggunakan rumus:
Konsentrasi = ([1,55 x E(280)] – [0,76 x E(260)] x faktor pengenceran) mg/ml
Keterangan: E(280) = absorbansi pada λ 280 nm
E(260) = absorbansi pada λ 260 nm
(Layne cit Richterich & Colombo, 1981)
Tabel XIV. Data absorbansi fraksi protein dengan menggunakan metode spektrofotometer UV dan rasio serapan pada panjang gelombang 280 nm dan 260 nm
Fraksi
protein daun mimba
Absorbansi pada λ 280
nm
Absorbansi pada λ 260
nm FP30 0,223 0,245 FP40 0,195 0,276 FP50 0,203 0,214 FP60 0,542 0,641
a. Fraksi protein daun mimba FP30
Konsentrasi protein = [([1,55 x 0,223] – [0,76 x 0,245]) x 100] mg/ml
= 15,95 mg/ml
b. Fraksi protein daun mimba FP40
Konsentrasi protein = [([1,55 x 0,195] – [0,76 x 0,276]) x 100] mg/ml
= 9,25 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
c. Fraksi protein daun mimba FP50
Konsentrasi protein = [([1,55 x 0,203] – [0,76 x 0,214]) x 100] mg/ml
= 15,20 mg/ml
d. Fraksi protein daun mimba FP60
Konsentrasi protein = [([1,55 x 0,542] – [0,76 x 0,641]) x 100] mg/ml
= 35,29 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Lampiran 4. Hasil analisis probit fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap kultur sel myeloma dengan metode MTT
FP30 myeloma Probit * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * DATA Information 11 unweighted cases accepted. 1 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Parameter estimates converged after 8 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX): Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. konsentr ,42034 ,04351 9,66106 Intercept Standard Error Intercept/S.E. ,06143 ,04958 1,23905 Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = 36,729 DF = 9 P = ,000 Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Observed and Expected Frequencies
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Number of Observed Expected konsentr Subjects Responses Responses Residual Prob -,71 100,0 46,9 40,644 6,237 ,40644 -,41 100,0 52,5 45,614 6,874 ,45614 -,11 100,0 49,8 50,653 -,888 ,50653 ,19 100,0 51,8 55,682 -3,844 ,55682 ,49 100,0 57,2 60,620 -3,403 ,60620 ,80 100,0 69,3 65,394 3,858 ,65394 1,10 100,0 52,5 69,934 -17,423 ,69934 1,40 100,0 62,5 74,185 -11,724 ,74185 1,70 100,0 82,1 78,100 3,967 ,78100 2,00 100,0 91,6 81,650 9,985 ,81650 2,30 100,0 90,2 84,818 5,382 ,84818 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Confidence Limits for Effective konsentr 95% Confidence Limits Prob konsentr Lower Upper ,01 ,00000 3,81896E-012 ,00025 ,02 ,00001 6,44265E-011 ,00069 ,03 ,00002 3,86540E-010 ,00131 ,04 ,00005 1,48685E-009 ,00214 ,05 ,00009 4,44593E-009 ,00319 ,06 ,00014 ,00000 ,00447 ,07 ,00022 ,00000 ,00603 ,08 ,00032 ,00000 ,00787 ,09 ,00046 ,00000 ,01004 ,10 ,00064 ,00000 ,01256 ,15 ,00244 ,00000 ,03190 ,20 ,00711 ,00002 ,06727 ,25 ,01775 ,00010 ,12839 ,30 ,04039 ,00045 ,23110 ,35 ,08653 ,00185 ,40225 ,40 ,17829 ,00695 ,68976 ,45 ,35884 ,02450 1,18557 ,50 ,71425 ,08203 2,08602 ,55 1,42167 ,26005 3,87685
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
,60 2,86131 ,76367 8,00341 ,65 5,89563 2,00460 19,63716 ,70 12,62998 4,65274 60,23986 ,75 28,73865 9,97282 233,74484 ,80 71,79161 21,13312 1166,87294 ,85 208,70532 47,59239 8101,11125 ,90 799,23009 126,28080 97093,25508 ,91 1105,39476 159,15529 177660,59975 ,92 1572,26948 204,36777 342946,15267 ,93 2316,16354 268,68024 707742,68155 ,94 3570,01009 364,20253 1591803,07821 ,95 5847,50544 514,48408 4017936,97866 ,96 10441,11676 770,77097 11943906,2021 ,97 21294,81784 1264,45890 45672744,7683 ,98 54920,70692 2435,42500 272339863,758 ,99 244484,57035 6814,02658 4562144281,41 Abbreviated Extended Name Name konsentr konsentrasi
210-1
Log of konsentrasi
1.0
0.5
0.0
Prob
it
Probit Transformed Responses
R Sq Linear = 0.754
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Probit FP40 myeloma * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * DATA Information 11 unweighted cases accepted. 0 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Parameter estimates converged after 7 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX): Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. konsentr .45379 .04304 10.54430 Intercept Standard Error Intercept/S.E. -.14332 .05004 -2.86413 Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = 34.636 DF = 9 P = .000 Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Observed and Expected Frequencies Number of Observed Expected konsentr Subjects Responses Responses Residual Prob
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
-.70 100.0 40.4 32.258 8.139 .32258 -.40 100.0 45.8 37.301 8.529 .37301 -.10 100.0 44.9 42.572 2.352 .42572 .20 100.0 43.8 47.979 -4.134 .47979 .49 100.0 49.1 53.237 -4.158 .53237 .80 100.0 43.2 58.622 -15.404 .58622 1.10 100.0 51.7 63.850 -12.154 .63850 1.40 100.0 63.9 68.831 -4.979 .68831 1.70 100.0 76.5 73.489 3.020 .73489 2.00 100.0 87.0 77.764 9.225 .77764 2.30 100.0 89.5 81.617 7.902 .81617 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Confidence Limits for Effective konsentr 95% Confidence Limits Prob konsentr Lower Upper .01 .00002 1.37911E-009 .00072 .02 .00006 .00000 .00193 .03 .00015 .00000 .00360 .04 .00029 .00000 .00576 .05 .00049 .00000 .00846 .06 .00078 .00000 .01172 .07 .00116 .00000 .01562 .08 .00166 .00000 .02020 .09 .00230 .00001 .02554 .10 .00310 .00001 .03170 .15 .01076 .00010 .07791 .20 .02892 .00056 .16040 .25 .06753 .00233 .30059 .30 .14462 .00836 .53407 .35 .29289 .02687 .92305 .40 .57217 .07972 1.58445 .45 1.09372 .22096 2.76065 .50 2.06929 .57237 5.01987 .55 3.91506 1.36988 9.87970 .60 7.48371 2.99254 21.84140 .65 14.61985 6.01573 55.32118 .70 29.60943 11.49616 160.89812 .75 63.41293 21.74939 541.43536 .80 148.07478 42.43601 2179.86137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
.85 397.90885 89.76916 11388.48048 .90 1380.20677 224.91025 93423.54239 .91 1863.84288 280.06526 155705.82538 .92 2583.10440 355.12794 271433.68124 .93 3698.15077 460.69502 500511.67925 .94 5521.23769 615.55049 992204.10653 .95 8720.54186 855.80774 2167526.30392 .96 14919.82331 1259.03314 5434386.15795 .97 28872.09378 2021.04622 16845264.1675 .98 69440.90745 3784.62496 75926557.7191 .99 276907.45166 10141.21679 817313047.233 Abbreviated Extended Name Name konsentr konsentrasi
210-1
Log of konsentrasi
1.5
1.0
0.5
0.0
Prob
it
Probit Transformed Responses
R Sq Linear = 0.787
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
FP50 myeloma Probit * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * DATA Information 11 unweighted cases accepted. 1 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Parameter estimates converged after 5 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX): Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. konsentr .18675 .04032 4.63113 Intercept Standard Error Intercept/S.E. -.05143 .04928 -1.04360 Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = 32.567 DF = 9 P = .000 Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Observed and Expected Frequencies Number of Observed Expected konsentr Subjects Responses Responses Residual Prob
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
-.71 100.0 52.7 42.705 9.961 .42705 -.41 100.0 50.6 44.921 5.695 .44921 -.11 100.0 47.8 47.152 .637 .47152 .19 100.0 46.6 49.392 -2.744 .49392 .49 100.0 47.5 51.635 -4.155 .51635 .80 100.0 45.1 53.872 -8.770 .53872 1.10 100.0 47.2 56.097 -8.866 .56097 1.40 100.0 50.7 58.302 -7.596 .58302 1.70 100.0 52.9 60.482 -7.561 .60482 2.00 100.0 67.8 62.630 5.214 .62630 2.30 100.0 82.6 64.739 17.863 .64739 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Confidence Limits for Effective konsentr 95% Confidence Limits Prob konsentr Lower Upper .01 6.57906E-013 5.87071E-183 .00000 .02 1.89621E-011 2.38333E-162 .00001 .03 1.59969E-010 2.83160E-149 .00002 .04 7.95682E-010 1.93794E-139 .00005 .05 2.93397E-009 1.93777E-131 .00010 .06 8.90880E-009 1.24815E-124 .00018 .07 .00000 1.16458E-118 .00029 .08 .00000 2.57806E-113 .00047 .09 .00000 1.87185E-108 .00071 .10 .00000 5.57981E-104 .00104 .15 .00001 1.85796E-085 .00511 .20 .00006 9.67222E-071 .01832 .25 .00046 4.02943E-058 .05557 .30 .00293 8.51012E-047 .15336 .35 .01629 2.57339E-036 .40523 .40 .08294 2.13501E-026 1.08214 .45 .40039 7.24411E-017 3.25886 .50 1.88530 .00000 18.28174 .55 8.87719 .24568 48308.75833 .60 42.85604 5.68308 2.13390E+013 .65 218.12627 21.09998 1.27335E+023 .70 1211.87845 62.17783 3.45275E+033
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
.75 7711.92108 180.29987 6.94054E+044 .80 60551.45050 561.58267 2.81524E+057 .85 668824.28771 2048.37831 1.44200E+072 .90 13736626.6767 10201.29474 4.74990E+090 .91 28503950.8864 14999.23962 1.41340E+095 .92 62995514.1787 22783.84298 1.02452E+100 .93 150661019.023 36052.39302 2.26442E+105 .94 398969528.932 60142.98405 2.10959E+111 .95 1211444952.56 107718.07780 1.35682E+118 .96 4467033934.04 213416.08527 1.35474E+126 .97 22218973982.7 494037.56253 9.25834E+135 .98 187444016406 1505380.05500 1.09830E+149 .99 5402500285022 8691847.82760 4.45097E+169 Abbreviated Extended Name Name konsentr konsentrasi
210-1
Log of konsentrasi
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
Prob
it
Probit Transformed Responses
R Sq Linear = 0.407
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
FP60 myeloma Probit * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * DATA Information 11 unweighted cases accepted. 1 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Parameter estimates converged after 6 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX): Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. konsentr .29645 .04122 7.19109 Intercept Standard Error Intercept/S.E. -.05101 .04939 -1.03267 Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = 26.594 DF = 9 P = .002 Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Observed and Expected Frequencies Number of Observed Expected konsentr Subjects Responses Responses Residual Prob
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
-.71 100.0 48.1 39.694 8.434 .39694 -.41 100.0 50.1 43.171 6.921 .43171 -.11 100.0 47.3 46.701 .558 .46701 .19 100.0 48.3 50.257 -1.921 .50257 .49 100.0 48.4 53.812 -5.362 .53812 .80 100.0 47.9 57.336 -9.386 .57336 1.10 100.0 50.3 60.803 -10.508 .60803 1.40 100.0 55.6 64.185 -8.564 .64185 1.70 100.0 69.4 67.460 1.914 .67460 2.00 100.0 75.7 70.606 5.143 .70606 2.30 100.0 85.7 73.603 12.061 .73603 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Confidence Limits for Effective konsentr 95% Confidence Limits Prob konsentr Lower Upper .01 .00000 2.38467E-018 .00002 .02 .00000 2.37854E-016 .00008 .03 .00000 4.40626E-015 .00020 .04 .00000 3.95775E-014 .00038 .05 .00000 2.35889E-013 .00065 .06 .00001 1.07739E-012 .00103 .07 .00002 4.07941E-012 .00153 .08 .00003 1.34328E-011 .00220 .09 .00004 3.96938E-011 .00306 .10 .00007 1.07579E-010 .00414 .15 .00047 6.64658E-009 .01455 .20 .00215 .00000 .03983 .25 .00789 .00000 .09532 .30 .02530 .00003 .21112 .35 .07452 .00035 .44856 .40 .20771 .00300 .94224 .45 .55997 .02301 2.02967 .50 1.48612 .15424 4.77776 .55 3.94401 .83227 13.97287 .60 10.63289 3.19020 60.13941 .65 29.63658 8.99536 386.60263 .70 87.29257 21.98050 3352.05192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
.75 280.06769 52.31796 37995.31396 .80 1025.73742 130.46161 597613.96251 .85 4657.82010 366.40579 15324503.0144 .90 31262.45466 1311.44700 930439780.947 .91 49514.23589 1780.18523 2514501813.51 .92 81598.95893 2479.21234 7410239399.67 .93 141331.10611 3565.70706 24337628253.9 .94 261014.26468 5346.43508 91922632222.4 .95 525442.32098 8478.43477 418835216039 .96 1195425.15203 14559.63472 2490420019292 .97 3284015.79449 28270.04484 2.23158E+013 .98 12584139.3765 68187.25302 4.12369E+014 .99 104559366.354 272380.56327 4.10129E+016 Abbreviated Extended Name Name konsentr konsentrasi
210-1
Log of konsentrasi
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
Prob
it
Probit Transformed Responses
R Sq Linear = 0.674
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 5 . Hasil analisis probit fraksi protein daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap kultur sel vero dengan metode MTT
Probit vero FP30 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * DATA Information 11 unweighted cases accepted. 0 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Parameter estimates converged after 9 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX): Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. konsentr .29311 .04576 6.40487 Intercept Standard Error Intercept/S.E. .54472 .05200 10.47543 Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = 9.858 DF = 9 P = .362 Since Goodness-of-Fit Chi square is NOT significant, no heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Observed and Expected Frequencies
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Number of Observed Expected konsentr Subjects Responses Responses Residual Prob -.70 100.0 62.1 63.301 -1.201 .63301 -.40 100.0 68.9 66.570 2.360 .66570 -.10 100.0 67.7 69.718 -2.008 .69718 .20 100.0 69.3 72.726 -3.386 .72726 .49 100.0 76.8 75.451 1.359 .75451 .80 100.0 82.1 78.201 3.859 .78201 1.10 100.0 78.4 80.682 -2.302 .80682 1.40 100.0 85.5 83.008 2.482 .83008 1.70 100.0 90.6 85.146 5.454 .85146 2.00 100.0 79.9 87.096 -7.216 .87096 2.30 100.0 89.5 88.861 .639 .88861 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Confidence Limits for Effective konsentr 95% Confidence Limits Prob konsentr Lower Upper .01 1.60248E-010 3.85485E-015 .00000 .02 1.36401E-009 8.41197E-014 .00000 .03 5.30747E-009 5.94631E-013 .00000 .04 .00000 2.58879E-012 .00000 .05 .00000 8.56426E-012 .00000 .06 .00000 2.37080E-011 .00000 .07 .00000 5.78870E-011 .00001 .08 .00000 1.28727E-010 .00001 .09 .00000 2.66256E-010 .00002 .10 .00000 5.19763E-010 .00003 .15 .00000 8.28322E-009 .00011 .20 .00002 .00000 .00036 .25 .00007 .00000 .00099 .30 .00023 .00000 .00246 .35 .00067 .00001 .00572 .40 .00189 .00006 .01277 .45 .00516 .00024 .02789
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
.50 .01385 .00096 .06037 .55 .03718 .00391 .13149 .60 .10137 .01604 .29300 .65 .28587 .06769 .68400 .70 .85245 .29554 1.74574 .75 2.77159 1.29923 5.35607 .80 10.30220 5.33166 23.65380 .85 47.59584 21.15872 174.54042 .90 326.46514 102.23061 2530.17301 .91 519.78153 148.01014 4876.93100 .92 861.48764 220.69896 9973.27566 .93 1501.48892 341.64945 21951.35133 .94 2792.45614 555.37360 53096.81572 .95 5666.45876 964.51118 145714.99179 .96 13013.06170 1840.78104 478142.66998 .97 36163.16206 4064.93775 2065410.01960 .98 140713.80502 11619.20705 14486351.2203 .99 1197734.46689 60565.10860 313433106.367 Abbreviated Extended Name Name konsentr konsentrasi
210-1
Log of konsentrasi
1.4
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
Prob
it
Probit Transformed Responses
R Sq Linear = 0.801
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Probit vero FP40* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * DATA Information 11 unweighted cases accepted. 0 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Parameter estimates converged after 10 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX): Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. konsentr -.06301 .04458 -1.41353 Intercept Standard Error Intercept/S.E. .80380 .05602 14.34897 Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = 17.188 DF = 9 P = .046 Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Observed and Expected Frequencies Number of Observed Expected konsentr Subjects Responses Responses Residual Prob -.70 100.0 82.8 80.174 2.576 .80174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
-.40 100.0 79.6 79.641 -.001 .79641 -.10 100.0 85.1 79.100 5.960 .79100 .20 100.0 75.8 78.551 -2.711 .78551 .49 100.0 77.0 78.019 -.989 .78019 .80 100.0 70.1 77.441 -7.371 .77441 1.10 100.0 66.8 76.873 -10.063 .76873 1.40 100.0 79.2 76.292 2.928 .76292 1.70 100.0 85.1 75.702 9.438 .75702 2.00 100.0 75.4 75.104 .316 .75104 2.30 100.0 74.4 74.499 -.089 .74499 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Confidence Limits for Effective konsentr 95% Confidence Limits Prob konsentr Lower Upper .01 4.74176E+049 . . .02 2.23744E+045 . . .03 4.02647E+042 . . .04 3.46815E+040 . . .05 7.25306E+038 . . .06 2.69735E+037 . . .07 1.50478E+036 . . .08 1.13538E+035 . . .09 1.08250E+034 . . .10 1.24412E+033 . . .15 1.60250E+029 . . .20 1.29748E+026 . . .25 2.88867E+023 . . .30 1.19883E+021 . . .35 7.43938E+018 . . .40 5.98548E+016 . . .45 5.63257E+014 . . .50 5707447644009 . . .55 57833183809.9 . . .60 544232632.790 . . .65 4378719.00662 . . .70 27172.23893 . . .75 112.76809 . . .80 .25106 . . .85 .00020 . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
.90 .00000 . . .91 3.00922E-009 . . .92 2.86907E-010 . . .93 2.16477E-011 . . .94 1.20767E-012 . . .95 4.49120E-014 . . .96 9.39260E-016 . . .97 8.09020E-018 . . .98 1.45590E-020 . . .99 6.86981E-025 . . Abbreviated Extended Name Name konsentr konsentrasi
210-1
Log of konsentrasi
1.1
1.0
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
Prob
it
Probit Transformed Responses
R Sq Linear = 0.103
Probit vero FP50 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * DATA Information 11 unweighted cases accepted. 0 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Parameter estimates converged after 7 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX): Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. konsentr .21055 .04186 5.02950 Intercept Standard Error Intercept/S.E. .31225 .05026 6.21318 Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = 20.687 DF = 9 P = .014 Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Observed and Expected Frequencies Number of Observed Expected konsentr Subjects Responses Responses Residual Prob -.70 100.0 56.4 56.556 -.186 .56556 -.40 100.0 58.0 59.036 -1.026 .59036 -.10 100.0 52.5 61.480 -8.970 .61480 .20 100.0 64.1 63.879 .261 .63879 .49 100.0 63.3 66.119 -2.859 .66119 .80 100.0 75.1 68.458 6.622 .68458 1.10 100.0 85.4 70.650 14.760 .70650
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1.40 100.0 76.6 72.793 3.797 .72793 1.70 100.0 72.5 74.856 -2.376 .74856 2.00 100.0 73.8 76.832 -3.042 .76832 2.30 100.0 71.9 78.719 -6.839 .78719 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Confidence Limits for Effective konsentr 95% Confidence Limits Prob konsentr Lower Upper .01 2.93630E-013 9.98834E-042 .00000 .02 5.78800E-012 1.16743E-037 .00000 .03 3.83700E-011 4.44407E-035 .00000 .04 1.59201E-010 3.88004E-033 .00000 .05 5.06530E-010 1.47092E-031 .00001 .06 1.35658E-009 3.24517E-030 .00001 .07 3.21796E-009 4.88934E-029 .00002 .08 6.97377E-009 5.54535E-028 .00003 .09 .00000 5.04699E-027 .00005 .10 .00000 3.85309E-026 .00007 .15 .00000 1.73678E-022 .00034 .20 .00000 1.38738E-019 .00123 .25 .00002 4.27107E-017 .00370 .30 .00011 7.29667E-015 .01002 .35 .00049 8.49872E-013 .02535 .40 .00206 7.69813E-011 .06168 .45 .00832 5.94746E-009 .14767 .50 .03288 .00000 .35626 .55 .12995 .00003 .89668 .60 .52510 .00185 2.54069 .65 2.22363 .09872 10.51373 .70 10.17729 1.96991 155.27678 .75 52.54019 11.00901 12842.70136 .80 326.80935 42.42086 3092176.27550 .85 2751.49448 170.76687 2209797860.21 .90 40158.25548 906.83851 9361122076136 .91 76730.12693 1348.85698 7.08038E+013 .92 155039.31091 2072.79892 6.38870E+014 .93 335992.02298 3318.98385 7.18782E+015 .94 797007.26006 5605.61000 1.07479E+017 .95 2134537.51110 10173.76798 2.35422E+018 .96 6791449.95417 20455.62220 8.86304E+019 .97 28178475.6219 48173.75699 7.68528E+021 .98 186801772.470 150024.06753 2.90503E+024 .99 3682214953.45 895131.95606 3.36861E+028 Abbreviated Extended
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Name Name konsentr konsentrasi
210-1
Log of konsentrasi
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Prob
it
Probit Transformed Responses
R Sq Linear = 0.497
Probit vero FP60 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * DATA Information 11 unweighted cases accepted. 0 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Parameter estimates converged after 8 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. konsentr .26180 .04324 6.05385 Intercept Standard Error Intercept/S.E. .34429 .05048 6.82077 Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = 6.649 DF = 9 P = .674 Since Goodness-of-Fit Chi square is NOT significant, no heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Observed and Expected Frequencies Number of Observed Expected konsentr Subjects Responses Responses Residual Prob -.70 100.0 59.7 56.407 3.323 .56407 -.40 100.0 65.3 59.488 5.842 .59488 -.10 100.0 58.4 62.510 -4.070 .62510 .20 100.0 59.4 65.458 -6.068 .65458 .49 100.0 68.7 68.187 .533 .68187 .80 100.0 70.3 71.006 -.716 .71006 1.10 100.0 72.6 73.613 -1.023 .73613 1.40 100.0 75.0 76.123 -1.123 .76123 1.70 100.0 75.3 78.497 -3.217 .78497 2.00 100.0 85.6 80.727 4.843 .80727 2.30 100.0 84.4 82.810 1.540 .82810 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Confidence Limits for Effective konsentr 95% Confidence Limits Prob konsentr Lower Upper .01 6.29293E-011 3.68099E-016 .00000 .02 6.92010E-010 1.27171E-014 .00000 .03 3.16780E-009 1.20312E-013 .00000 .04 9.94800E-009 6.52164E-013 .00000 .05 .00000 2.57852E-012 .00000 .06 .00000 8.30735E-012 .00001 .07 .00000 2.31689E-011 .00001 .08 .00000 5.80363E-011 .00001 .09 .00000 1.33765E-010 .00002 .10 .00000 2.88481E-010 .00003 .15 .00001 6.94263E-009 .00016 .20 .00003 .00000 .00060 .25 .00013 .00000 .00183 .30 .00048 .00001 .00501 .35 .00163 .00003 .01277 .40 .00521 .00017 .03114 .45 .01603 .00090 .07419 .50 .04841 .00449 .17578 .55 .14619 .02208 .42258 .60 .44940 .10813 1.06074 .65 1.43463 .52214 2.93788 .70 4.87518 2.32911 10.12850 .75 18.25131 8.89055 50.66104 .80 79.37686 31.75945 378.47478 .85 440.37952 125.82323 4392.22007 .90 3802.91444 673.50426 101380.24151 .91 6401.16218 1005.81837 217279.60808 .92 11270.20192 1553.30450 497922.61824 .93 20992.40420 2502.14256 1240592.90248 .94 42048.99396 4256.88911 3442623.42927 .95 92862.11113 7795.04979 11038491.2220 .96 235554.67383 15848.08902 43444039.6261 .97 739723.83705 37864.90007 234430132.805 .98 3386219.68728 120318.94483 2207618362.90 .99 37236961.2382 742223.85024 75874183110.4 Abbreviated Extended Name Name konsentr konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
210-1
Log of konsentrasi
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
Prob
it
Probit Transformed Responses
R Sq Linear = 0.854
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 6 . Uji distribusi Data dengan Kolmogorov-Smirnov pada Sel Myeloma
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test myeloma FP30 LC50 N 5
Mean .7277Normal Parameters(a,b) Std. Deviation .14754
Absolute .193Positive .193
Most Extreme Differences
Negative -.192Kolmogorov-Smirnov Z .432Asymp. Sig. (2-tailed) .992
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test myeloma FP40 LC50 N 5
Mean 2.0703Normal Parameters(a,b) Std. Deviation .51499
Absolute .194Positive .194
Most Extreme Differences
Negative -.149Kolmogorov-Smirnov Z .434Asymp. Sig. (2-tailed) .992
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test myeloma FP50 LC50 N 5
Mean 1.8860Normal Parameters(a,b) Std. Deviation .31545
Absolute .192Positive .192
Most Extreme Differences
Negative -.159Kolmogorov-Smirnov Z .430Asymp. Sig. (2-tailed) .993
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test myeloma FP60 LC50 N 5
Mean 1.5170Normal Parameters(a,b) Std. Deviation .49606
Absolute .228Positive .228
Most Extreme Differences
Negative -.149Kolmogorov-Smirnov Z .509Asymp. Sig. (2-tailed) .958
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test vero FP30 LC50 N 5
Mean .0693Normal Parameters(a,b) Std. Deviation .11406
Absolute .324Positive .324
Most Extreme Differences
Negative -.272Kolmogorov-Smirnov Z .725Asymp. Sig. (2-tailed) .670
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test vero FP40 LC50 N 4
Mean 3891451956754500
00000000.0000Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 77670401
3732445000000000.
00000Absolute .441Positive .441
Most Extreme Differences
Negative -.308Kolmogorov-Smirnov Z .881Asymp. Sig. (2-tailed) .419
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test vero FP50 LC50 N 5
Mean .2228Normal Parameters(a,b) Std. Deviation .44626
Absolute .415Positive .415
Most Extreme Differences
Negative -.309Kolmogorov-Smirnov Z .929Asymp. Sig. (2-tailed) .354
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test vero FP60 LC50 N 5
Mean .2053Normal Parameters(a,b) Std. Deviation .31094
Absolute .340Positive .340
Most Extreme Differences
Negative -.255Kolmogorov-Smirnov Z .760Asymp. Sig. (2-tailed) .610
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 8. Perhitungan Nilai Korelasi LC50 Sel Myeloma dan Sel Vero pada Taraf Kepercayaan 95%
Diketahui nilai korelasi (r) pada tabel untuk taraf kepercayaan 95%:
r = 0,576
• Nilai korelasi FP pada sel myeloma
FP30 r2 = 0,754 r = 0,868
r hitung > r tabel, sehingga kolerasinya linier
FP40 r2 = 0,787 r = 0,887
r hitung > r tabel, sehingga kolerasinya linier
FP50 r2 = 0,407 r = 0,638
r hitung > r tabel, sehingga kolerasinya linier
FP60 r2 = 0,674 r = 0,821
r hitung > r tabel, sehingga kolerasinya linier
• Nilai korelasi FP pada sel Vero
FP30 r2 = 0,801 r = 0,895
r hitung > r tabel, sehingga kolerasinya linier
FP40 r2 = 0,103 r = 0,321
r hitung < r tabel, sehingga kolerasinya tidak linier
FP50 r2 = 0,497 r = 0,705
t hitung > t tabel, sehingga kolerasinya linier
FP60 r2 = 0,854 r = 0,924
t hitung > t tabel, sehingga kolerasinya linier
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 9 . Hasil Uji Signifikansi LC50 antara Sel Myeloma dan Sel Vero dengan Analisis Statistik T-Test FP30
Group Statistics
5 .0693 .11406 .051015 .7277 .14754 .06598
ve-mye1.002.00
LC50N Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
.826 .390 -7.894 8 .000 -.65841 .08340 -.85073 -.46608
-7.894 7.523 .000 -.65841 .08340 -.85288 -.46394
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
LC50F Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
T-Test FP40
Group Statistics
5 7E+069 1.5693E+070 7E+0695 2.0703 .51499 .23031
ve-mye1.002.00
LC50N Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
7.111 .029 1.000 8 .347 7.02E+069 7.02E+069 -9E+069 2E+070
1.000 4.000 .374 7.02E+069 7.02E+069 -1E+070 3E+070
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
LC50F Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
T-Test FP50
Group Statistics
5 .2228 .44626 .199575 1.8860 .31545 .14107
ve-mye1.002.00
LC50N Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
.234 .641 -6.805 8 .000 -1.66322 .24440 -2.22681 -1.09963
-6.805 7.199 .000 -1.66322 .24440 -2.23791 -1.08852
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
LC50F Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
T-Test FP60
Group Statistics
5 .2053 .31094 .139065 1.5170 .49606 .22185
ve-mye1.002.00
LC50N Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
.307 .595 -5.010 8 .001 -1.31174 .26183 -1.91551 -.70797
-5.010 6.723 .002 -1.31174 .26183 -1.93607 -.68741
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
LC50F Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 10. Foto tanaman dan daun mimba (Azadirachta indica A. Juss)
Gambar 5. Foto tanaman mimba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar 6. foto daun mimba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 11. foto ELISA reader, Spektrofotometer UV, dan Sentrifuge
Gambar 7. Foto ELISA reader SLT 340ATC
Gambar 8. Foto Spektrofotometer UV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 9. Foto Sentrifuge K PLC Series
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Anastasia Yuli Ekasaptawati
yang lahir pada tanggal 17 Juli 1985 di Cilacap, Jawa
Tengah. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan
Bapak Julius Muryanto dan Ibu Aloysia Endang
Susilowati. Tahun 1990 menempuh pendidikan di TK
Maria Immaculata Cilacap kemudian melanjutkan ke
SD Maria Immaculata Cilacap pada tahun 1991 dan
lulus pada tahun 1997. Tahun 1997 sampai tahun 2000
menempuh pendidikan di SLTP Negeri 4 Cilacap. Setelah menyelesaikan
pendidikan SLTP, tahun 2000 melanjutkan ke SMU Negeri 1 Cilacap dan lulus
pada tahun 2003. Tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan S1 di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI