fp meningitis

12
DEFINISI Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges,lapisan yang tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis. (Harsono., 2003) Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu membran atau selaput yang melapisi otak dan medulla spinalis, dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah ke dalam cairan otak. (Black & Hawk, 2005) Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada system saraf pusat. (Suriadi & Rita, 2001) Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai lapisan piameter dan ruang subarachnoid maupun arachnoid, dan termasuk cairan serebrospinal (CCS). (Hickey,1997) ETIOLOGI Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas : Penumococcus, Meningococcus, Hemophilus influenza, Staphylococcus, E.coli, Salmonella. (Japardi, Iskandar., 2002) Penyebab meningitis terbagi atas beberapa golongan umur : 1. Neonatus : Eserichia coli, Streptococcus beta hemolitikus, Listeria monositogenes

Upload: yuni

Post on 29-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FP Meningitis

TRANSCRIPT

Page 1: FP Meningitis

DEFINISI

Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges,lapisan yang

tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung,

disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara

akut dan kronis. (Harsono., 2003)

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu membran atau

selaput yang melapisi otak dan medulla spinalis, dapat disebabkan berbagai

organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam

darah dan berpindah ke dalam cairan otak. (Black & Hawk, 2005)

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan

spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada system saraf pusat.

(Suriadi & Rita, 2001)

Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai lapisan

piameter dan ruang subarachnoid maupun arachnoid, dan termasuk cairan

serebrospinal (CCS). (Hickey,1997)

ETIOLOGI

Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas : Penumococcus, Meningococcus,

Hemophilus influenza, Staphylococcus, E.coli, Salmonella. (Japardi, Iskandar., 2002)

Penyebab meningitis terbagi atas beberapa golongan umur :

1. Neonatus : Eserichia coli, Streptococcus beta hemolitikus, Listeria

monositogenes

2. Anak di bawah 4 tahun : Hemofilus influenza, meningococcus, Pneumococcus.

3. Anak di atas 4 tahun dan orang dewasa : Meningococcus, Pneumococcus.

(Japardi, Iskandar., 2002)

EPIDEMIOLOGI

Distribusi Frekuensi Meningitis

a. Orang/Manusia

Umur dan daya tahan tubuh sangat mempengaruhi terjadinya

meningitis. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan

perempuan dan distribusi terlihat lebih nyata pada bayi. Meningitis

purulenta lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak karena sistem

Page 2: FP Meningitis

kekebalan tubuh belum terbentuk sempurna. Puncak insidensi kasus

meningitis karena Haemophilus influenzae di Negara berkembang adalah

pada anak usia kurang dari 6 bulan, sedangkan di Amerika Serikat terjadi

pada anak usia 6-12 bulan. Sebelum tahun 1990 atau sebelum adanya vaksin

untuk Haemophilus influenzae tipe b di Amerika Serikat, kira-kira 12.000

kasus meningitis Hib dilaporkan terjadi pada umur < 5 tahun. Insidens Rate

pada usia < 5 tahun sebesar 40-100 per 100.000. Setelah 10 tahun

penggunaan vaksin, Insidens Rate menjadi 2,2 per 100.000. Di Uganda

(2001-2002) Insidens Rate meningitis Hib pada usia < 5 tahun sebesar 88 per

100.000.

b. Tempat

Risiko penularan meningitis umumnya terjadi pada keadaan sosio-

ekonomi rendah, lingkungan yang padat (seperti asrama, kamp-kamp

tentara dan jemaah haji), dan penyakit ISPA. Penyakit meningitis banyak

terjadi pada negara yang sedang berkembang dibandingkan pada negara

maju. Insidensi tertinggi terjadi di daerah yang disebut dengan the African

Meningitis belt, yang luas wilayahnya membentang dari Senegal sampai ke

Ethiopia meliputi 21 negara. Kejadian penyakit ini terjadi secara sporadis

dengan Insidens Rate 1-20 per 100.000 penduduk dan diselingi dengan KLB

besar secara periodik. Di daerah Malawi, Afrika pada tahun 2002 Insidens

Rate meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae 20-40 per

100.000 penduduk.

c. Waktu

Kejadian meningitis lebih sering terjadi pada musim panas dimana

kasus-kasus infeksi saluran pernafasan juga meningkat. Di Eropa dan

Amerika utara insidensi infeksi Meningococcus lebih tinggi pada musim

dingin dan musim semi sedangkan di daerah Sub-Sahara puncaknya terjadi

pada musim kering. Meningitis karena virus berhubungan dengan musim, di

Amerika sering terjadi selama musim panas karena pada saat itu orang lebih

sering terpapar agen pengantar virus.

Determinan Meningitis

a. Host/ Pejamu

Page 3: FP Meningitis

Meningitis yang disebabkan oleh Pneumococcus paling sering

menyerang bayi di bawah usia dua tahun. Meningitis yang disebabkan oleh

bakteri Pneumokokus 3,4 kali lebih besar pada anak kulit hitam

dibandingkan yang berkulit putih. Meningitis Tuberkulosa dapat terjadi

pada setiap kelompok umur tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak usia 6

bulan sampai 5 tahun dan jarang pada usia di bawah 6 bulan kecuali bila

angka kejadian Tuberkulosa paru sangat tinggi.

Meningitis serosa dengan penyebab virus terutama menyerang anak-

anak dan dewasa muda (12-18 tahun). Meningitis virus dapat terjadi waktu

orang menderita campak, Gondongan (Mumps) atau penyakit infeksi virus

lainnya. Meningitis Mumpsvirus sering terjadi pada kelompok umur 5-15

tahun dan lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan.

b. Agent

Penyebab meningitis secara umum adalah bakteri dan virus. Meningitis

purulenta paling sering disebabkan oleh Meningococcus, Pneumococcus dan

Haemophilus influenzae sedangkan meningitis serosa disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosa dan virus. Bakteri Pneumococcus adalah salah

satu penyebab meningitis terparah. Sebanyak 20-30 % pasien meninggal

akibat meningitis hanya dalam waktu 24 jam. Angka kematian terbanyak

pada bayi dan orang lanjut usia.

c. Lingkungan

Faktor Lingkungan (Environment) yang mempengaruhi terjadinya

meningitis bakteri yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe b

adalah lingkungan dengan kebersihan yang buruk dan padat dimana terjadi

kontak atau hidup serumah dengan penderita infeksi saluran pernafasan.

KLASIFIKASI

Meningitis Kriptikokus

adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Jamur ini bisa masuk

ke tubuh kita saat kita menghirup debu atau tahi burung yang kering.

Kriptokokus ini dapat menginfeksikan kulit, paru, dan bagian tubuh lain.

Meningitis Kriptokokus ini paling sering terjadi pada orang dengan CD4 di bawah

100. (Yayasan Spiritia., 2006)

Page 4: FP Meningitis

Viral meningitis

termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa, dan umumnya

si penderita dapat sembuh sendiri. Frekuensi viral meningitis biasanya

meningkat di musim panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar

agen pengantar virus. Banyak virus yang bisa menyebabkan viral meningitis.

Antara lain virus herpes dan virus penyebab flu perut.

Bacterial meningitis

disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius. Salah

satu bakterinya adalah meningococcal bacteria. Gejalanya seperti timbul bercak

kemerahan atau kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan berkembang menjadi

memar yang mengurangi suplai darah ke organ-organ lain dalam tubuh dapat

berakibat fatal dan menyebabkan kematian.

Meningitis Tuberkulosis Generalisata

Gejala : demam, mudah kesal, obstipasi, muntah- muntah, ditemukan tanda-

tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik turun, nadi

sangat labil/lambat, hipertensi umum, abdomen tampak mencekung, gangguan

saraf otak. Penyebabnya yaitu kuman mikobakterium tuberkulosa varian

hominis. (Harsono., 2003)

Meningitis Purulenta

Gejala : demam tinggi, menggigil, nyeri kepala yang terus-menerus, kaku kuduk,

kesadaran menurun, mual dan muntah, hilangnya nafsu makan, kelemahan

umum, rasa nyeri pada punggung serta sendi. Penyebabnya yaitu Diplococcus

pneumoniae(pneumokok), Neisseria meningitidis(meningokok), Stretococcus

haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli,

Klebsiella pneumoniae, Pneudomonas aeruginosa. (Harsono., 2003)

Page 5: FP Meningitis

PATOFISIOLOGI

FAKTOR RISIKO

Page 6: FP Meningitis

1. Faktor predisposisi: laki-laki lebih sering dibanding dengan wanita

2. Faktor maternal: rupture membran fetal, infeksi metrnal pada minggu terakhir

kehamilan

3. Faktor imunologi: usia muda, defisiansi mekanisme imun, defek lien karena penyakit

sel sabit atau asplenia (rentan terhadap S. Pneumoniae dan Hib), anak-anak yang

mendapat obat-obat imunosupresi

4. Anak dengan kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injuri yang berhubungan

dengan system persarafan

5. Faktor yang berkaitan dengan status sosial-ekonomi rendah: lingkungan padat,

kemiskinan, kontak erat dengan individu yang terkena (penularan melalui sekresi

pernapasan)

MANIFESTASI KLINIK

Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah

laku.

Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.

Sakit kepala

Sakit-sakit pada otot-otot

Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata

pasien

Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI

Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap

lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.

Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak

terdapat pada virus meningitis.

Nausea

Vomiting

Demam

Takikardia

Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia

Pasien merasa takut dan cemas.

Page 7: FP Meningitis

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Pungsi Lumbal

Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel dan protein cairan

cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan tekanan intrakranial.

a. Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi, cairan jernih, sel darah

putih meningkat, glukosa dan protein normal, kultur (-).

b. Pada Meningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan keruh, jumlah sel

darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri.

Pemeriksaan darah

Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju Endap Darah (LED),

kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur.

a. Pada Meningitis Serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping itu, pada

Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.

b. Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.

Pemeriksaan Radiologis

a. Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkin dilakukan CT

Scan.

b. Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal,

gigi geligi) dan foto dada.

PENATALAKSANAAN

Obat anti inflamasi :

1) Meningitis tuberkulosa :

a) Isoniazid 10 – 20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari maksimal 500 gr

selama 1 ½ tahun.

b) Rifamfisin 10 – 15 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali sehari selama 1 tahun.

c) Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kg/24 jam sampai 1 minggu, 1 – 2 kali

sehari, selama 3 bulan.

2) Meningitis bacterial, umur < 2 bulan :

Page 8: FP Meningitis

a) Sefalosporin generasi ke 3

b) ampisilina 150 – 200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4 – 6 kali sehari.

c) Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali sehari.

3) Meningitis bacterial, umur > 2 bulan :

a) Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali sehari.

b) Sefalosforin generasi ke 3.

Pengobatan simtomatis :

1) Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 – 0.6/mg/kg/dosis

kemudian klien dilanjutkan dengan.

2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.

3) Turunkan panas :

a) Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis.

b) Kompres air PAM atau es.

Pengobatan suportif :

1) Cairan intravena.

2) Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara 30 – 50%.

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: FP Meningitis

Alpers,Ann.2006.Buku Ajar Pediatri Rudolph. Ed.20.Jakarta:EGC.

Suriadi, Rita Yuliani.2006.Asuhan keperawatan pada Anak Ed.2.Jakarta:Percetakan

Penebar Swadaya

Indah. P, Elizabeth. 1998. Asuhan Keperawatan Meningitis. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama

Harsono. 2003. Meningitis. Kapita Selekta Neurologi. 2 URL.(online)

http://www.uum.edu.my/medic/meningitis.htm

Diakses pada tanggal 18 November 2014 Pukul 13.49

Mesranti, M.2011.Makalah Meningitis.(online).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23705/4/Chapter%20II.pdf

Diakses pada tanggal 18 November 2014 pukul 13.53

Israr, Yayan A.2008.Meningitis.(online).

http://yayanakhyar.co.nr/2009/01/meningitis.pdf

Diakses pada tanggal 18 November 2014 pukul 13.56