forum relawan pembantu korban kdrt

12
  PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM) JUDUL PROGRAM: FORUM RELAWAN PEMBANTU KORBAN KDRT USAHA OPTIMALISASI TINDAK LANJUT KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: Ketua : Ni Wayan Ratna Kesuma Dewi (1013041012 /2010) Anggota : Cokorda Istri Ayu Setyawati (1013041039 /2010) I Made Agus Dwi Cipta Santosa (0911011048/2009) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2011

Upload: ratna-kesuma-dewi

Post on 22-Jul-2015

92 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM) JUDUL PROGRAM:

FORUM RELAWAN PEMBANTU KORBAN KDRTUSAHA OPTIMALISASI TINDAK LANJUT KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh:

Ketua Anggota

: Ni Wayan Ratna Kesuma Dewi : Cokorda Istri Ayu Setyawati

(1013041012/2010) (1013041039/2010)

I Made Agus Dwi Cipta Santosa (0911011048/2009)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2011

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan

2. Bidang Kegiatan 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM. c. Jurusan d. Universitas e. Alamat Rumah/HP f. Alamat e-mai 4. Anggota Penulis 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIP c. Alamat Rumah/No Telp

: Forum Relawan Pembantu Korban KDRT sebagai Usaha Optimalisasi Tindak Lanjut Kekerasan dalam Rumah Tangga : ( ) PKM-AI () PKM-GT

: Ni Wayan Ratna Kesuma Dewi : 1013041012 : Pendidikan Biologi : Universitas Pendidikan Ganesha : Jl. Sahadewa No. 10, Singaraja : [email protected] : 2 orang : Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si : 195901281982031002 : Jl. Gempol Gg. Camar 6, Singaraja/ 08124664510

Menyetujui: Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Singaraja, 28 Februari 2011 Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Drs. I Ketut Artawan, M.Si) NIP. 19511124 197903 1 001

(Ni Wayan Ratna Kesuma Dewi) NIM. 1013041012

Pembantu Rektor III,

Dosen Pendamping,

(Drs. I Putu Sriartha, M.Si.) NIP. 19621215 198803 1 002

(Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si) NIP. 195901281982031002

KATA PENGANTAR Pertama, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Forum Relawan Pembantu Korban KDRT sebagai Usaha Optimalisasi Tindak Lanjut Kekerasan dalam Rumah Tangga. Karya tulis ini ditujukan dalam rangka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Gagasan Tertulis, Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh DIKTI. Kedua, penulis mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggitingginya kepada dosen pembimbing penulisan karya tulis ini, yth. Bapak Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si atas segala dedikasi dan segala masukan, komentar, kritik, dan saran yang beliau berikan dalam penulisan, serta semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya karya tulis ini. Terakhir, penulis senantiasa berharap ide ini dapat menjadi aspirasi bagi masyarakat untuk membuka jalan pikiran baru, penulis tidak berharap gagasan ini bila hanya menjadi gagasan yang dibaca untuk sebuah kompetisi, namun menjadi dasar pemikiran baru yang membuka dunia baru untuk ke depannya.

Singaraja, Februari 2011

Penulis,

DAFTAR ISI

Halaman judul Halaman pengesahan ......................................................................................... Kata pengantar .................................................................................................. Daftar isi ............................................................................................................ Ringkasan ..........................................................................................................

i ii iii iv

PENDAHULUAN Latar belakang ....................................................................................... 1 Tujuan ................................................................................................... 2 Manfaat ................................................................................................. 2 GAGASAN Siapa Relawan pembantu? .................................................................... Apa itu Forum relawan pembantu? ....................................................... Pihak pendukung dalam implementasi gagasan .................................... Langkah-langkah strategis ....................................................................

3 3 4 5

KESIMPULAN Gagasan akhir ........................................................................................ 5 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 6 BIODATA PENULIS DAN PEMBIMBING ................................................... 7

Forum Relawan Pembantu Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga sebagai Usaha Optimalisasi Tindak Lanjut Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga Ringkasan: Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan kekerasan yang terjadi di lingkungan keluarga. Korbannya merupakan orang yang masih dalam ruang lingkup keluarga dengn pelaku atau orang yang orang yang bukan anggota keluarga namun ia bergabung dengan keluarga, seperti pembantu rumah tangga misalnya. Sehingga KDRT juga sering disebut dengan kekerasan domestik (domestic violence). Meskipun demikian, kasus KDRT sendiri kurang mendapat perhatian yang serius dari masyarakat. Karena masyarakat masih menganggap kekerasan terjadi karena konflik yang ada dalam keluarga dan itu merupakan konflik internal. Aspek budaya masih mempengaruhi upaya untuk menciptakan kesetaraan dalam hubungan keluarga. Terdapat berbagai praktik kehidupan hubungan keluarga yang tidak menjunjung tinggi nilai persamaan gender namun justru mendapat penguat dari lingkungan sosialnya. Di samping itu pula peremuan yang umumnya menjadi korban KDRT merasa malu untuk mengungkapkan apa yang ia alami. Sehingga dari angka-angka yang terdata hanyalah sebagian kecil dari fenomena yang disebut dengan fenomena gunung es. Salah satu factor yang mempengaruhi masih kurangnya kasus KDRT yang tertangani atau yang terlaporkan karena masih terbatasnya relawan pendamping dibandingkan luas wilayah yang harus dijangkau di tiap lokasi Kabupaten/Kota. Bertolak dari permasalah di atas penulis ingin mengemukakan sebuah gagasan tentang pembentukkan forum untuk relawan pembantu sebagai usaha untuk mengoptimalkan peran mereka dalam membantu menangani tindak lanjut kasus KDRT. Tujuan dari gagasan ini adalah menggambarkan secara umum bagaimana forum menjadi sebuah wadah sebaga tempat berkumpulnya para relawan pembantu korban KDRT. Terbentuknya forum (perkumpulan) para relawan korban KDRT diharapkan dapat membantu mengatasi angka kasus KDRT. Dengan berkumpulnya relawan akan mudah untuk berbagi dan bertukar pikiran antar relawan dalam menangani kasus yang ditanganinya. Di samping itu pula dengan adanya forum ini dapat membantu berbagai pihak dalam menangani kasus KDRT. Keberhasilan dari tujuan terbentuknya forum ini dapat meningkatkan jumlah relawan di tiap kabupaten/kota. Sehingga dapat membantu meningkatkan angka tindak lanjut dari kasus KDRT. Di samping itu juga dengan adanya sosialosasi dari forum ini kepada masyarakat dapat meningkatkan rasa kepedulian masyarakat terhadap kasus kekerasan dalam rumah tangga.

PENDAHULUAN

Latar belakang Akhir-akhir ini kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) semakin banyak terdengar, seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya gaya hidup manusia. Setiap orang berpeluang menjadi korban tindak kekerasan dalam rumah tangga. Mulai dari kaum orang pedesaan hingga perkotaan. Korban mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari salah satu anggota keluarganya, baik orang yang bukan anggota keluarga namun ia bergabung dengan keluarga, seperti pembantu rumah tangga misalnya. Korban merupakan orang yang mengalami kekerasan dan/atau ancaman kekerasan dalam lingkup rumah tangga. Sehingga KDRT juga diistilahkan sebagai kekerasan domestik (domestic violence). Tindak kekerasan yang menimpa korban dapat berupa kekerasan fisik maupun kekerasan psikologis. Meskipun demikian, kasus KDRT sendiri kurang mendapat perhatian yang serius dari masyarakat. Karena masyarakat masih menganggap kekerasan terjadi karena konflik yang ada dalam keluarga dan itu merupakan konflik internal. Umumnya kekerasan tersebut berasal dari pihak suami kepada istri yang berimbas pada anak-anak. Masyarakat masih beranggapan bahwa suami wajar melakukan bentuk kekerasan kepada istri sebagai bentuk pendidikan keluarga kepada istrinya. Dan orang lain tidak berhak untuk turut ikut campur dalam masalah tersebut. Aspek budaya masih mempengaruhi upaya untuk menciptakan kesetaraan dalam hubungan keluarga. Terdapat berbagai praktik kehidupan hubungan keluarga yang tidak menjunjung tinggi nilai persamaan gender namun justru mendapat penguat dari lingkungan sosialnya. Menurut Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau disebut Komnas Perempuan, mencatat bahwa di tahun 2006 sebanyak 22.512 kasus kekerasan terhadap perempuan dilayani oleh 258 lembaga di 32 propinsi di Indonesia 74% diantaranya kasus KDRT dan terbanyak dilayani di Jakarta (7.020 kasus) dan Jawa tengah (4.878 kasus). Malah di Provinsi Bali menurut Sekretaris Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Provinsi Bali Terry Saputra, pada hingga November 2010 diperkirakan terjadi peningkatan kasus KDRT dibandingkan tahun 2009 yang tercata 637 kasus, yaitu 280 kasus dimana rata-rata lebih dari 50% merupakan kasus kekerasan fisik. Sedangkan dari jumlah kasus yang tercatat pada tahun 2009 yaitu 637, sekitar 307 diantaranya adalah kasus kekerasan secara fisik. Pemerintah tidak diam begitu saja melihat fenomena tersebut karena pada tahun 2004 telah lahir Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Dengan lahirnya UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga tidak serta merta dapat langsung menurunkan angka tersebut. Karena tersendatnya proses pengadilan terhadap pelaku KDRT. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 dalam Hasil Laporan Penelitian Faktor-faktor Penentu Tindak Kekerasan terhadap Perempuan di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan bahwa perempuan yang umumnya menjadi korban tindak KDRT masih ragu untuk melaporkan apa yang ia alami karena

tidak tahu apakah hal yang ia alami tersebut tergolong KDRT; malu membuka aib karena menurutnya itu masih merupakan masalah internal.; dan ketidakmampuan menafkahi keluarga sendirian jika nantinya suami harus ditahan. Sehingga dari angka-angka yang tercantum di atas hanyalah sebagian kecil dari fenomena yang disebut dengan fenomena gunung es. Menurut lembaga pengelola penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan di enam lokasi penelitian yang dilakukan oleh Balitbang Jawa Tengah, faktor yang menyebabkan masih kurangnya kasus KDRT yang tertangani atau yang terlaporkan karena masih terbatasnya relawan pendamping dibandingkan luas wilayah yang harus dijangkau di tiap lokasi Kabupaten/Kota, masih belum terintegrasikannya sistem pelaporan tindak kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan oleh berbagai lembaga penanganan yang ada di suatu Kabupaten/Kota, dan hambatan-hambatan sosial dan budaya berada dalam masyarakat untuk melapor mengingat kasus KDRT masih sering hanya dipandang sebagai permasalahan domestik saja. Bertolak dari permasalahan di atas, penulis mencoba memberikan gagasan tentang pembentukan forum untuk relawan pembantu. Dalam forum ini siapa saja boleh bergabung dengan sukarela dan dengan tujuan yang sama untuk membantu para korban KDRT dan mengurangi angka kasus korban KDRT. Forum beserta anggotanya bersifat fleksibel dalam artian tidak adanya pengkhususan atau spesifikasi keahlian. Dengan bergabungnya orang-orang yang memiliki tujuan yang sama maka akan terbentuk integritas forum yang baik. Seiring dengan perkembangan waktu dan zaman maka masalah korban KDRT yang tidak tertangani bisa teratasi.

Tujuan yang ingin dicapai Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan gagasan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mensosialisasikan forum relawan pembantu korban KDRT guna meningkatkan jumlah relawan yang membantu proses tindak lanjut kasus KDRT di tiap kabupaten/kota. 2. Untuk mengembangkan forum relawan pembantu korban KDRT demi terciptanya eksistensi dari forum ini sendiri, sehingga orang yang ingin menjadi relawan pembantu dapat tertampung. 3. Untuk mensosialisasikan forum ini kepada masyarakat agar menambah rasa peduli dalam masyarakat terhadap kasus KDRT.

Manfaat Terbentuknya forum (perkumpulan) para relawan korban KDRT diharapkan dapat membantu mengatasi angka kasus KDRT. Dengan berkumpulnya relawan akan mudah untuk berbagi dan bertukar pikiran antar relawan dalam menangani kasus yang ditanganinya. Di samping itu pula dengan adanya forum ini dapat membantu berbagai pihak dalam menangani kasus KDRT.

GAGASAN

Siapa Relawan pembantu? Penghapusan tindak kekerasan dalam rumah tangga adalah jaminan yang diberikan oleh Negara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumahh tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, dan melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga. Penghapusan KDRT dilaksanakan bukan tanpa dasar dan tujuan. Adapun penghapusan KDRT berdasarkan asas: (a). penghormatan hak asasi manusia; (b). keadilan dan kesetaraan gender; (c). nondiskriminasi; dan (d). perlindungan korban. Serta memiliki tujuan: (a). mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga; (b). melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga; (c). menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga; dan (d) memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera. Dalam prosesnya pihak kepolisian tidak bertindak sendirian. Banyak pihak yang diperlukan kontribusinya dan akan sangat membantu proses hukum sesuai dengan tugas dan peran dari masing-masing pihak tersebut. Relawan pembantu merupakan salah satu pihak yang bertanggungjawab dalam upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga dan dapat diajak bekerja sama oleh pihak kepolisian dalam memerikan perlindungan sementara. Disamping tenaga kesehatan, pekerja sosial dan/atau pembimbing rohani untul mendampingi korban. Menurut Pasal 23 UU No.23 Tahun 2004 tentang KDRT, dalam memberikan pelayanan, relawan pendamping dapat: (a). menginformasikan kepada korban akan haknya untuk mendapatkan seorang atau beberapa orang pendamping; (b). mendampingi korban di tingkat penyidikan, penuntutan atau tingkat pemeriksaan pengadian degan membimbing korban untuk secara objektif dan lengkap memaparkan kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya; (c). mendengarkan secara empati segala penuturan korban sehingga korban merasa aman didampingi oleh pendamping; (d). memberikan dengan aktif penguatan secara psikologis dan fisik kepada korban.

Apa itu forum relawan pembantu? Manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain dan makhluk lainnya. Ketika manusia itu berkumpul maka alami akan terbentuk sebuah perkumpulan untuk mengorganisasi kegiatan dan kehidupannya. Dalam menghadapi masalah yang tak bisa diatasinya sendiri, manusia akan membutuhkan orang lain atau melakukan tukar pikiran untuk memenuhi kebutuhannya, baik rohani maupun jasmani. Begitu pula dengan relawan pembntu korban KDRT. Saat mereka Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia forum memiliki arti (1) .lembaga atau badan; wadah; (2). sidang; (3). tempat pertemuan untuk bertukar pikiran secara bebas. Dalam wadah ini orang-orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya (pikiran, tenaga, waktu, harta, dsb) kepada

masyarakat atau yang disebut dengan relawan bisa berkumpul dan bertemu dengan orang-orang yang memiliki persamaan tujuan dan cita-cita yang tidak mengenal batasan daerah, agama, usia dan kelompok. Sifat yang melekat dalam forum relawan pembantu korban KDRT ini adalah keanggotaan dalam forum ini sangat cair, tidak ekslusif karena siapa saja boleh bergabung untuk menjadi anggota dan dalam keanggotaannya mencerminkan kesetaraan (tidak struktural) dan posisi keanggotaan sederajat (tanpa diskriminasi). Jadi siapa saja bisa menjadi relawan pembantu korban KDRT dan bergabung dalam forum.

Pihak pendukung dalam implementasi gagasan Dalam implementasinya, forum relawan pembantu korban KDRT ini tidak begitu saja bisa langsung diterapkan. Diperlukan integrasi dan pemahaman terhadap tujuan yang akan dicapai. Adapun pihak yang dapat mendukung implementasi dari gagasn ini adalah: 1. Pemerintah. Pemerintah merupakan salah satu pihak yang sangat berpengaruh dalam proses dan penanganan tindak KDRT. Pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan yang mengatur tentang pembentukan orum ini agar di tiap kabupaten/kota trdapat forum relawan pembantu beserta tujuan, tugas, wewenang, dan peran dari forum itu sendiri. Dengan keluarnya suatu kebijakan dan dibarengi dengan sikap tegas pemerintah, diharapkan akan terciptanya implementasi yang baik. 2. Badan Pusat Statistik. Dengan adanya sebuah badan yang mencatat kasus KDRT yang tepat dan jelas nantinya akan mudah untuk mencari indikator apakah angka statistik menunjukkan terjadi penurunan atau peningkatan kasus KDRT. 3. Badan Penelitian dan Pengembangan di tiap provinsi. Sebuah badan penelitian memegang peranan penting dalam melakukan kajian terhadap permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, apalagi permasalahan yang cukup krusial seperti KDRT. Karena, kasus KDRT mirip dengan kasus HIV/AIDS bagai fenomena gunung es yang hanya puncaknya saja yang terlihat. Padahal sebenarnya masih luas dan banyak bagian es yang tertutupi di bawah air. Maka badan litbang diharapkan bisa menjawab pertanyaan yang menjadikan KDRT bagai fenomena gunung es. 4. Yayasan atau badan perlindungan wanita. Dari lembaga inilah diharapkan forum itu berasal. Orang-orang yang sudah memahami, mengerti dan peduli terhadap kasus KDRT mencari dan mengajak orang-orang yang sebenarnya peduli namun tidak tahu harus kemana untuk membantu korban KDRT. Selanjutnya akan berkembang jaringan-jaringan dari orang-orang yang memang benar-benar peduli dan ingin membantu para korban. Sebelumnya dari lembaga ini dapat memberikan pelatihan bagaimana menjadi relawan pembantu yang baik dan tepat. 5. Masyarakat. Keterbukaan masyarakat terhadap keberadann kasus ini dan sesadarannya sangat dibutuhkan. Sehingga masyarakat memiliki peran yang cukup penting dalam terealisasinya gagasan dan upaya untuk

mengurangi angka kasus KDRT dan meningkatkan angka penanganan kasus KDRT.

Langkah-langkah strategis 1. Sosialisasi forum Untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa forum ini ada diperlukan sosialisasi. Salah satu media yang cocok digunakan untuk mensosialisasikan forum ini adalah melalui jaringan internet. Karena dewasa ini etiap orang memanfaatkan fasilitas jaringan internet untuk mengakses informasi. Di sini tersedia berbagai jejaring sosial yang banyak dikunjungi oleh berbagai kalangan. Sehingga relawan-relawan pembantu bisa terjaring dari sini. 2. Pelatihan-pelatihan dari fasilitator kepada relawan pembantu Fasilitator dibutuhkan bagi relawan pembantu korban KDRT untuk melatih para relawan yang baru bergabung. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas sebagai relawan pembantu itu sendiri. Adapun pelatihan itu terdiri dari Pelatihan Dasar Relawan Pembantu Korban KDRT dan coaching-coaching lanjutan sesuai kebutuhan. 3. Membentuk pertemuan antar forum Setiap enam bulam sekali diadakan pertemuan yang bersifat formal. Adapun yang bisa dibahas dalam forum tersebut adalah sejauh mana eksistensi forum; evaluasi terhadap keberhasilan angggota relawan pembantu dalam membantu korban KDRT dalam menjalani tindak lanjut KDRT dan kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan baik dalam jangka waktu singkat maupun dalam jangka waktu panjang.

KESIMPULAN

Gagasan akhir 1. Gagasan tentang pembentukan forum relawan pembantu korban KDRT adalah untuk menjaring dan tempat berkumpulnya orang-orang yang memang ingin menjadi sukarelawan untuk membantu proses tindak lanjut kasus KDRT di tiap kabupaten/kota. 2. Teknik implementasi yang digunakan adalah dengan merealisasikan pembentukan forum untuk relawan pembantu krban KDRT dengan menggunakan pemaparan dalam langkah yang strategis. 3. Konsep pembentukan forum untuk relawan pembantu korban KDRT akan dapat membantu proses tindak lanjut kasus KDRT di tiap kabupaten/kota.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Relawan dan Kerelawanan. Available at www.p2kp.org/pustaka/files/relawan/4_ISI_BOOKLET_RELAWAN.doc Opened on 28 February 2011 Badan penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah 2008. Hasil Laporan Penelitian Faktor-faktor Penentu Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. Available at www. gerbangtani.com/litbang/hasil_penelitian/4-kdrt.pdf Opened on 18 February 2011 Kolibonso, Rita S., 2010. Penegakan Hukum Kejahatan Kekerasan dalam Rumah Tangga Available at http://djpp.depkumham.go.id/hukum-pidana/677-penegakanhukum-kejahatan-kekerasan-dalam-rumah-tangga.html Opened on 8 Februari 2011 Reynata, Voney. 2003. Kekerasan dalam Rumah Tangga. Available at www.pemantauperadilan.com Opened on 7 February 2011 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Available at http://focalpointgender.kejaksaan.go.id/downloads/undang2/UU%20No%202 3%20Tahun%202004%20PKDRT.pdf Opened on 18 februari 2011

Biodata Penulis dan Pembimbing a. Ketua 1. Nama lengkap : Ni Wayan Ratna Kesuma Dewi 2. Tempat lahir : Denpasar 3. Tanggal : 17 Juli 1992 4. NIM : 1013041012 5. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Biologi/MIPA 6. Karya tulis yang pernah dibuat : Singaraja, 28 Februari 2011

Ni Wayan Ratna Kesuma Dewi NIM. 1013041012 b. Anggota 1 1. Nama lengkap : Cokorda Istri Ayu Setyawati 2. Tempat lahir : Denpasar 3. Tanggal : 11 Desember 1991 4. NIM : 1013041039 5. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Biologi/MIPA 6. Karya tulis yang pernah dibuat : PKM-M tahun 2010, judul Pemanfaatan Rebung Bambu (Dendrocalamus sp.) Di Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan sebagai Keripik Tinggi Serat Rendah Kolesterol. Singaraja, 28 Februari 2011

Cokorda Istri Ayu Setyawati NIM. 1013041039 c. Anggota 2 1. Nama lengkap : I Made Bagus Dwi Cipta Santosa 2. Tempat lahir : Gianyar 3. Tanggal : 17 Desember 1990 4. NIM : 0911011048 5. Jurusan/Fakultas : Bimbingan Konseling/Ilmu Pendidikan 6. Karya tulis yang pernah dibuat : Singaraja, 28 Februari 2011

I Made Bagus Dwi Cipta Santosa NIM. 0911011048