fil67 lk combustio listrik
DESCRIPTION
njjTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. U DENGAN COMBUSTIO LISTRIK
DIRUANG A2 RS. Dr KARIADI SEMARANG
Disusun oleh :
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
2004
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN COMBUSTIO LISTRIK
DI RUANG A2 RS Dr. KARIADI SEMARANG
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 25 September 2004 Praktikan : Kunnika Mujhana Jam : 15.00 WIB NIM : 1.1.20277Ruang : A2No. Reg. : 745596
Identitas
Nama pasien : Tn. U
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : laki- laki
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Kuli bangunan
Alamat : Kauman RT01/ 02 Batang
Tgl pengkajian : 4 Oktober 2004, Jam 11.00 WIB
Penanggung jawab :
Nama : Ny. M
Umur : 56 tahun
Hubungan dg pasien : Istri
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
1.1 Riwayat keperawatan
1.1.1 Riwayat Perawatan sekarang
1 minggu yang lalu klien memperbaiki antena TV, tiang antena jatuh menempel
kabel listrik kemudian dipegang sehingga pasien jatuh tak sadar terkena sengatan
listrik. Pasien pertama kali dirawat di RS Batang kemudian dirujuk ke RS Dr.
Kariadi Semarang.
1.1.2 Riwayat keperawatan yang lalu
Sebelumnya pasien tidak pernah sakit seperti yang dialami saat ini, dan pasien
tidak pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit lain.
1.1.3 Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit yang dialami pasien saat ini
dan keluarga serta pasien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, paru, ginjal,
DM, hati maupun hipertensi.
GENOGRAM
Keterangan :Laki- laki Pasien Meninggal
Perempuan Tinggal serumah
POLA FUNGSIONAL GORDON
1. Pola manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan adalah segala- galanya dan penting, apabila ada
anggota keluarga yang sakit, segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan.
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi biasa 3 x sehari dengan menu nasi,
lauk- pauk, sayur, dan ditambah minum 7 gelas/ hari. Namun setelah sakit pasien
tetap makan seperti biasa, sehari 3x dengan menu yang ditentukan RS.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien BAB 1x / hari dengan konsistensi lunak dan BAK 5 – 7 x /
hari, setelah masuk rumah sakit pasien tidak mengalami kesulitan dalam BAB,
yaitu tetap 1 x / hari dengan konsistensi lunak warna kuning. Sedangkan BAK
pasien 3- 4 x / hari dibantu keluarga, warna urin kuning.
4. Pola aktivitas
Saat sebelum sakit dan masuk rumah sakit, pasien adalah seorang pekerja di
sebuah PT. Diwaktu sakit seperti saat ini pasien tidak mampu melakukan kegiatan
apapun dan hanya bedrest total karena pada ekstrimitas superior dextra telah
terputus dan ektrimitas inferior sinistra terjadi kematian jaringan.
5. Pola kognitif dan persepsi sensori
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik karena respon verbal ada dengan GCS
V 5. Persepsi sensori pasien mampu bergerak dan masih merasakan nyeri bila
dirangsang nyeri.
6. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya yaitu 7 jam
dimalam hari. Ketika sakit pasien sulit untuk tidur dan terjaga.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Body image : pasien sudah pasrah dengan keadaannya saat ini.
Identitas diri : Pasien sudah bekerja menjadi karyawan sebuah PT.
Harga diri : Pasien kadang belum bisa berinteraksi dengan orang lain
Peran diri : Tn U adalah seorang anak dari 3 saudaranya
Ideal diri : Kesembuhan dan sehat semua diserahkan pada Tuhan YME
8. Pola hubungan sosial
Hubungan pasien di rumah tangga baik, dengan tetangga serta kerabat keluarga
yang lainpun baik.
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien adalah seorang jejaka yang belum menikah.
10. Pola mengatasi permasalahan hidup
Pasien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah.
11. Pola nilai dan kepercayaan/ agama
Pasien beragama Islam, selama sakit ia hanya dapat berdoa sesuai dengan agama
dan kepercayaannya.
1.2 Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Composmentis dengan GCS : E= 4, M= 6, V= 5
Nadi : 99x/ menit
Pernafasan : 25x/ menit
Suhu tubuh : 380 C
Tekanan darah : 120/ 70 mmHg
Kulit :
Turgor baik, warna kulit sawo matang, ada hiperpigmentasi pada daerah jari tangan
maupun kaki, terdapat luka dipinggang dan bekas luka bakar didaerah dada.
Kepala :
Bentuk kepala mesosephal, kotor, berbau, tidak ada lesi, rambut beruban kriting dan
jarang.
Mata :
Udem palpebra tidak ada, reflek pupil simetris isokor, konjungtiva sedikit anemis,
sclera tidak ikteric.
Hidung :
Bentuk simetris, septum deviasi tidak ada, polip hidung tidak membesar, concha
normal, tidak ada scret hidung.
Telinga :
Simetris, tidak ada tanda peradangan ditelinga/ mastoid. Cerumen tidak ada
penumpukan.
Mulut :
Rongga mulut : tidak radang mukosa (stomatitis).
Gigi : pada gigi geraham dan gigi seri terdapat caries, berwarna hitam.
Lidah : lidah kotor, hygiene mulut kurang.
Bibir : Bibir kering.
Tonsil : tonsil tidak membesar.
Pharinx : tidak ada peradangan
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid, tidak ditemukan distensi vena jugularis.
Dada :
Paru- paru
Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu bernafas simetris, peningkatan
frekuensi pernafasan.
Palpasi : tactil fremitus normal.
Perkusi : terdengar suara tympani.
Auskultasi : suara nafas vesikuler
Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis.
Palpasi : ictus cordis teraba di IC V
Perkusi : batas jantung normal.
Auskultasi : bunyi jantung I (normal) Bunyi jantung II Normal)
Abdoment :
Inspeksi : datar, simetris.
Auskultasi : peristaltik usus normal
Palpasi : hepar tidak membesar, tidak ada massa di kolon.
Perkusi : terdapat suara tympani.
Genetalia
Tidak ada jamur, testis dan skrotum normal. Pada anus tidak terdapat hemoroid.
Ekstrimitas :
Ekstrimitas atas : lengan kanan dibalut karena terdapat luka bakar dan jaringan
terputus
Lengan kiri dibalut karena terdapat luka bakar.
Ekstrimitas bawah: kaki kiri dibalut karena terdapat luka bakar serta jaringan telah
mati dan terputus.
Ektrimitas seluruhnya tidak terjadi oedem.
1.3 Pemeriksaan diagnostik
I. Laboratorium
Tanggal 28 September 2004
Tanggal 5 September 2004
▪ Hemoglobin : 12,40 gr/ %
▪ Hematokrit : 35,9 gr/ %
▪ Erytrosit : 4, 18 juta/ mmk
▪ Lekosit : 24,80 ribu/ mmk
▪ Trombosit : 356,0 ribu/ mmk
▪ Protein total : 5,5 gr/ dl
▪ Albumin : 1,5 gr/ dl
▪ Globulin : 4, 00 gr/ dl
Program terapi :
Terapi injeksi :
- Ampicilin 4 x 1 gr
- Gentamycin 2 x 80 gr
- Asam Mefenamat 3 x 500 gr
Terapi infus :
- RL
- Dextrose 5 %
Diet : TKTP
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus tentang luka bakar pada Tn. U telah disyahkan oleh pembimbing
klinik / CI ruang A2 RSUP Dr. Kariadi Semarang pada :
Hari, tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing klinik/ CI Mahasiswa
Kunnika Mujhana
NIM. 1.1.20277
NO TGL/ JAM DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH TTD
1.
2.
3.
4 – 10 – 2004
11.00 WIB
4 – 10 – 2004
11.00 WIB
4 – 10 – 2004
13.00 WIB
DS : Pasien mengatakan bagian
tubuhnya yang terbakar
merasakan nyeri.
DO : GCS : 15, E= 4, M= 6,
V=5.
Kesadaran composmentis
TD : 120/ 70 mmHg
RR : 25 x/ menit
N : 99 x/ menit
S : 38 0 C
DS : Pasien mengeluh susah
dalam bernafas
DO : Pola nafas klien cepat,
kadang terengah- engah.
DS : pasien mengatakan
tubuhnya lemas.
DO : terjadi luka bakar pada
daerah ektrimitas atas dan
bawah. Hasil lab albumin
1,5 gr/ dl.
Gangguan rasa
nyaman nyeri b/d
stimulasi saraf
sensoris, luka
Gangguan
pernafasan b/d
penyumbatan
saluran pernafasan
karena oedem
Gangguan
keseimbangan
cairan, elektrolit
b/d haluaran
cairan elektrolit
DAFTAR MASALAH
Epidermis
Stimulasi reseptor sensoris
Nyeri
Derajat I
Lepuh dan oedem
Epidermis dan dermis
Gangguan pernafasan
Derajat II
keseimbangan cairan elektrolit
Elektrolit dan protein keluar
Permeabilitas pembuluh darah
RENCANA PERAWATAN
No TGL/JAM DP TUJUAN INTERVENSI TTD1.
2.
3.
4 – 10 – 2004
11.00 WIB
4 – 10 – 2004
11.00 WIB
4 – 10– 2004
13.00 WIB
Gangguan
rasa nyaman
nyeri b/d
stimulasi saraf
sensoris, luka
Gangguan
pernafasan
b/d
penyumbatan
saluran
pernafasan
karena oedem
Gangguan
keseimbangan
cairan,
elektrolit b/d
haluaran
cairan
elektrolit
Rasa nyeri berkurang setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
dengan KH :
- pasien mengatakan nyeri
berkurang.
- Pasien menunjukan skala
nyeri pada angka 3.
- Ekspresi wajah klien rileks.
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 X 24
jam tidak ada gangguan
siositem perbafasan dengan
KH :
- menunjukan bunyi nafas
yang benar
- Frekuensi dalam rentang
normal
Tidak terjadi gangguan
haluaran urine setelah
dilkakukan tindakan
keperawatan dengan KH :
- menunjukan haluaran urin
yang adekuat, TTV stabil
dan membran mukosa
lembab
▪ Tutup luka sesegera
mungkin.
▪ Ubah posisi dengan sering
dan rentang gerak pasif dan
aktif sesuai indikasi
▪ Kaji keluhan nyeri,
perhatikan lokasi/ karakter
dan intensitas (skala 0-10)
▪ Kaji reflek menelan
▪ Latihan nafas dalam dan
perubahan posisi sering
▪ Selidiki perubahan perilaku/
mental contoh gelisah
agitasi, kacau mental
▪ Monitor TTV
▪ Monitor haluaran urine dan
berat jenis
▪ Pertahankan pencatatan
kumulatif yang jumlah dan
tipe pemasukan cairan
▪ Kolaborasi pemberian
albumin.
▪ Kolaborasi ahli gizi
TINDAKAN KEPERAWATAN
No TGL/ JAM DP TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON TTD
1.
2.
3.
4 – 10 – 2004
11.00 WIB
4 – 10 – 2004
11.00 WIB
4 – 10 – 2004
13.00 WIB
1
2
3
▪ Menutup luka sesegera mungkin.
▪ Mengatur posisi dengan sering dan rentang
gerak pasif dan aktif sesuai indikasi
▪ Mengkaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi/
karakter dan intensitas (skala 0-10)
▪ Mengkaji reflek menelan
▪ Melatih nafas dalam dan perubahan posisi
sering
▪ Menyelidiki perubahan perilaku/ mental
contoh gelisah agitasi, kacau mental
▪ Memonitor TTV
▪ Memonitor haluaran urine dan berat jenis
▪ Mempertahankan pencatatan kumulatif
yang jumlah dan tipe pemasukan cairan
▪ Kolaborasi pemberian albumin.
▪ Kolaborasi ahli gizi untuk terapi TKTP
Pasien mengatakan
terasa nyaman setelah
luka dibalut.
Dengan adanya
perubahan posisi
pasien dapat benafas
dengan lega.
Pasien merasakan
tubuhnya masih
terasa lemas.
CATATAN PERKEMBANGAN
No TGL/ JAM DP CATATAN PERKEMBANGAN TTD
1.
2.
3.
4 – 10 – 2004
11.00 WIB
4 – 10– 2004
11.00 WIB
4 – 10 – 2004
13.00 WIB
1
2
3
S: pasien mengatakan lebih enak dari sebelumnya.
O : wajah pasien rileks.
A : masalah sebagian teratasi
P : gunakan cairan NaCl untuk membantu membuka bebat dan
kolaborasi pemberian analgetik.
S : pasien mengatakan terasa sesak saat bernafas.
O : pola nafas pasien sering dengan frekuensi 25 x/ menit.
A : Masalah belum teratasi
P: atur posisi jika pasien mengeluh susah untuk bernafas.
S : pasien mengatakan tubuhnya masih terasa lemah.
O : telah diberikan terapi albumin dan infus RL dan Dextrose 5%
A : masalah belum teratasi
P : pemeriksaan laboratorium : kadar albumin.
Kolaboarasi ahli gizi untuk diit TKTP