fil uas 1

43
A. ETIKA PENELITIAN ILMIAH 1. Jenis-jenis etika penelitian Selain didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah (metode ilmiah), pelaksanaan penelitian harus mengikuti etika penelitian. Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma: Norma sopan-santun; peneliti memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat Norma hukum; apabila terjadi pelanggaran maka peneliti akan dikenakan sanksi Norma moral; peneliti mempunyai itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian Berkenaan dengan etika sosial, Kemmis dan Taggart dalam Hopkins menjelaskan bahwa terdapat beberapa etika/pedoman yang harus ditaati sebelum, selama dan sesudah penelitian dilakukan sebagai berikut: 1) Meminta persetujuan dan ijin kepada orang-orang, panitia, atau pejabat yang berwenang. 2) Mengajak kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam penelitian. 3) Terhadap yang tidak langsung terlibat, perhatikan pendapat mereka. 4) Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saran- saran diperhatikan, dan kawan sejawat diperbolehkan mengajukan protes. 5) Meminta izin eksplisit, untuk mengobservasi dan mencatat kegiatan mitra peneliti, tidak termasuk izin dari siswa apabila penelitian bertujuan meningkatkan pembelajaran.

Upload: rezkytio

Post on 16-Sep-2015

234 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

filsafat

TRANSCRIPT

A. ETIKA PENELITIAN ILMIAH1. Jenis-jenis etika penelitianSelain didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah (metode ilmiah), pelaksanaan penelitian harus mengikuti etika penelitian. Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma: Norma sopan-santun; peneliti memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat Norma hukum; apabila terjadi pelanggaran maka peneliti akan dikenakan sanksi Norma moral; peneliti mempunyai itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitianBerkenaan dengan etika sosial, Kemmis dan Taggart dalam Hopkins menjelaskan bahwa terdapat beberapa etika/pedoman yang harus ditaati sebelum, selama dan sesudah penelitian dilakukan sebagai berikut:1) Meminta persetujuan dan ijin kepada orang-orang, panitia, atau pejabat yang berwenang.2) Mengajak kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam penelitian.3) Terhadap yang tidak langsung terlibat, perhatikan pendapat mereka.4) Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saran-saran diperhatikan, dan kawan sejawat diperbolehkan mengajukan protes.5) Meminta izin eksplisit, untuk mengobservasi dan mencatat kegiatan mitra peneliti, tidak termasuk izin dari siswa apabila penelitian bertujuan meningkatkan pembelajaran.6) Meminta izin untuk membuka dan mempelajari catatan resmi, surat menyurat dan dokumen. Membuat fotokopi hanya diperkenankan apabila di ijinkan.7) Catatan dan deskripsi kegiatan hendaknya relevan, akurat dan adil.8) Wawancara, pertemuan atau tukar pendapat tertulis hendaknya memperhatikan pandangan lain, relevan, akurat dan adil.9) Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan, atau rekomendasi hendaknya mendapat izin atau otorisasi kutipan.10) Laporan disusun untuk kepentingan yang berbeda, seperti laporan verbal pada pertemuan staf jurusan, tertulis untuk jurnal, surat kabar, orang tua murid dan lain-lain.11) Tanggung jawab untuk hal-hal atau pribadi-pribadi yang sifatnya konfidensial.12) Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja di atas, sebelum penelitian berlangsung.13) Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui oleh para mitra peneliti, dan laporan tidak bersifat melecehkan siapapun yang terlibat, maka laporan tidak boleh di veto atau dilarang karena alasan kerahasiaan.14) Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.2. Tahapan PenelitianMetode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu.(Komara, 2011). Garis besar langkah-langkah sistematis keilmuan menurut Soetriono dan SRDm Rita Hanafie (2007) sebagai berikut:1.Mencari, merumuskan, dan mengidentifikasi masalah.2.Menyusun kerangka pemikiran (logical construct).3.Merumuskan hipotesis (jawaban rasional terhadap masalah).4. Menguji hipotesis secara empirik.5. Melakukan pembahasan.6. Menarik kesimpulan.Tiga langkah pertama merupakan metode penelitian, sedangkan langkah-langkah selanjutnya bersifat teknis penelitian.Dengan demikian maka dapat diartikan juga bahwa pelaksanaan penelitian menyangkut dua hal, yaitu hal metode dan hal teknis penelitian.Mengidentifikasi atau menyatakan masalah yang spesifik dilakukan dengan mengajukan pertanyaan penelitian (research question), yaitu pertanyaan yang belum dapat memberikan penjelasan (explanation) yang memuaskan berdasarkan teori (hukum atau dalil) yang ada.Misalnya menurut teori dalam teknik kimia dinyatakan bahwa jika suhu semakin naik, maka kelarutan semakin naik.Hal ini bisa saja menjadi global dan diterima dalam skala yang lebih luas.Namun kenyataannya hal ini terdapat pengecualian untuk beberapa senyawa tertentu.Oleh karena itu pertanyaan penelitiannya dapat diidentifikasikan pada situasi mana atau pada kondisi mana Dengan mengidentifikasi situasi atau kondisi yang memungkinkan atau tidak memungkinkan secara lebih lanjut berarti telah merumuskan masalah penelitian.Cara yang paling sederhana untuk menemukan pertanyaan penelitian (research question) adalah melalui data sekunder. Wujudnya berupa beberapa kemungkinan misalnya:a. Melihat suatu proses dari perwujudan teori.b. Melihat linkage dari proposisi suatu teori, kemudian bermaksud memperbaikinya.c. Merisaukan keberlakuan suatu dalil atau model di tempat tertentu atau pada waktu tertentu.d. Melihat tingkat informative value dari teori yang telah ada. Kemudian bermaksud meningkatkannya.e. Segala sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan teori yang telah ada atau belum dapat dijelaskan secara sempurna.(Komara, 2011).Cara berpikir ke arah memperoleh jawaban terhadap masalah yang diidentifikasi ialah dengan penalaran deduktif. Cara penalaran deduktif ialah cara penalaran yang berangkat dari hal yang umum kepada hal-hal yang khusus. Hal-hal yang umum ialah teori/dalil/hukum, sedangkan hal yang bersifat khusus (spesifik) tida lain adalah masalah yang diidentifikasi.Bagian berikutnya adalah abduktif atau merumuskan hipotesis.Hipotesis adalah kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan kerangka pemikiran, berupa proposisi deduksi.Merumuskan berarti membentuk proposisi yang sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan serta tingkat-tingkat kebenarannya.Bentuk-bentuk proposisi menurut tingkat keeratan hubungannya (linkage) serta nilai-nilai informasinya (informative value).Hasil pembahasan disajikan dalam bentuk kesimpulan. Kesimpulan penelitian adalah penemuan-penemuan dari hasil interpretasi dan pembahasan yang disajikan dalam kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran lain.Penemuan dari interpretasi dan pembahasan harus merupakan jawaban terhadap pertanyaan penelitian sebagai masalah, atau sebagai bukti dari penerimaan terhadap hipotesis yang diajukan.(Komara, 2011).Dalam hal inilah digunakan metode induktif yakni dari pembahasan secara khusus menjadi umum sehingga aplikasinya dapat dipakai dalam skala yang lebih luas.

3. Point-point Penting dalam Etika PenelitianEtika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya dilakukandan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan.Rangkuman etika penelitian meliputi butir-butir berikut:1) Kejujuran; Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode danprosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yangdilakukan. Menghargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaanAnda sebagai pekerjaan Anda.2) Obyektivitas; Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan, analisis daninterpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.3) Integritas; Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis, upayakan selalumenjaga konsistensi pikiran dan perbuatan. 4) Ketelitian; Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur catatpekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di manapengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden, jurnal atauagen publikasi lainnya.5) Keterbukaan; Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian. Terbukaterhadap kritik dan ide-ide baru.6) Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI); Memperhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan menggunakandata, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Menuliskan semua narasumber yang memberikan kontribusi pada riset Anda. 7) Penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden); apabila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yangoleh responden dianggap sebagai rahasia,maka peneliti harus menjaga kerahasiaan datatersebut. 8) Publikasi yang terpercaya; Hindari mempublikasikan penelitian yangsama berulang-ulang ke berbagai media(jurnal, seminar). 9) Pembinaan yang konstruktif; Membantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualitas. 10) Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja; Hargai dan perlakukan rekan penelitian Anda dengan semestinya. Apabila penelitiandilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesarditetapkan sebagai penulis pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penuliskedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalampenelitian.11) Tanggung jawab sosial; Upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahatan masyarakat, meningkatkan tarafhidup, mudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup masyarakat. Anda jugabertanggung jawab melakukan pendampingan bagi masyarakat yang inginmengaplikasikan hasil penelitian Anda.12) Tidak melakukan diskriminasi; Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa karena alasanjenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannyadengan kompetensi dan integritas ilmiah. 13) Kompetensi; Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan pembelajaranseumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda sampai taraf pakar. 14) Legalitas; memahami dan mematuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang terkait denganpenelitian Anda. 15) Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik; apabila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang sebaikmungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan percobaan.16) Mengutamakan keselamatan manusia; apabila harus menggunakan manusia untuk menguji penelitian, maka penelitian harusdirancang dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan;hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian Anda tersebut; siapkanpencegahan dan pengobatan apabila sampel Anda menderita efek negatif penelitian (jika untuk penelitian medis).

B. THOMAS KHUN1. Pengertian ParadigmaIstilah paradigama ilmu pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn melalui bukunya yang berjudul The Structur of Science Revolution. Kuhn (dalam Hidayati, 2011) menjelaskan paradigma dalam dua pengertian. Pertama, paradigma berarti keselurahan konstelasi kepercayaan, nilai, teknik yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat ilmiah tertentu. Kedua, paradigma menunjukkan sejenis unsur pemecahan teka-teki yang konkrit yang jika digunakan sebagai model, pola atau contoh dapat menggantikan kaidah-kaidah yang secara eksplisit sebagai atau menjadi dasar bagi pemecahan permasalahan dan teka-teki normal sains yang belum tuntas.Paradigma merupakan elemen primer dalam progress sains. Seorang ilmuwan selalu bekerja dengan paradigma tertentu, dan teori-teori ilmiah dibangun berdasarkan paradigma dasar. Melalui sebuah paradigma seorang ilmuwan dapat memecahkan kesulitan-kesulitan yang lahir dalam kerangka ilmunya, sampai muncul begitu banyak anomali yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kerangka ilmunya sehingga menuntut adanya revolusi paradigmatik terhadap ilmu tersebut. Menurut Kuhn, ilmu dapat berkembang secara open-ended (sifatnya selalu terbuka untuk direduksi dan dikembangkan). Kuhn berusaha menjadikan teori tentang ilmu lebih cocok dengan situasi sejarah dengan demikian diharapkan filsafat ilmu lebih mendekati kenyataan ilmu dan aktifitas ilmiah sesungguhnya. Menurut Kuhn ilmu harus berkembang secara revolusioner bukan secara kumulatif sebagaimana anggapan kaum rasionalis dan empiris klasik sehingga dalam teori Kuhn faktor sosiologis historis serta psikologis ikut berperan. Paradigma membantu seseorang dalam merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan jawaban yang diperoleh. Definisi paradigma ditinjau dari asal usul beberapa bahasa diantaranya, menurut bahasa Inggris paradigma berarti keadaan lingkungan. Menurut bahasa Yunani, paradigma yakni para yang berarti disamping, di sebelah dan dikenal sedangkan deigma berarti suatu model, teladan, arketif dan ideal. Menurut kamus psycologi, paradigma diartikan sebagai satu model atau pola untuk mendemonstrasikan semua fungsi yang memungkinkan sadar dari apa yang tersajikan, rencana riset berdasarkan konsep-konsep khusus dan satu bentuk eksperimental. Secara etimologi arti paradigma adalah satu model dalam teori ilmu pengetahuan atau kerangka pikir.Secara terminologis arti paradigma sebagai berikut. Paradigma adalah konstruk berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan konseptual terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan teori formal, eksperimentasi dan metode keilmuan yang terpecaya. Dasar-dasar untuk menyeleksi problem dan pola untuk mencari permasalahan riset. Paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalah-masalah dunia nyata yang kompleks. Kesimpulan, secara terminologi paradigma adalah pandangan mendasar para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan.Jika mengikuti pendapat Kuhn, bahwa ilmu pengetahuan ini terikat oleh ruang dan waktu, maka sudah jelas bahwa suatu paradigma hanya cocok dan sesuai untuk permasalahan yang ada pada saat tertentu saja. Sehingga apabila dihadapkan pada permasalahan berbeda dan pada kondisi yang berlainan, maka perpindahan dari satu paradigma ke paradigma yang baru lebih sesuai adalah suatu keharusan. Sebagaimana dalam ilmu-ilmu sosial yang berparadigma ganda, usaha-usaha dalam menemukan paradigma yang lebih mampu menjawab permasalahan yang ada sesuai perkembangan jaman terus dilakukan.Pengertian paradigma menurut kamus filsafat adalah (1) Cara memandang sesuatu, (2) Model, pola, ideal dalam ilmu pengetahuan. Dari model-model ini fenomena dipandang dan dijelaskan. (3) Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan dan atau mendefinisikan suatu studi ilmiah kongkrit dan ini melekat di dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu. (4) Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset. (Hidayati, 2011)Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkanpengertianparadigma adalah suatu pandang atau kerangka berpikir yang berdasarkan fakta atau gejala diinterpretasikan untuk dipahami danmembantu merumuskan tentang apa yang harus di pelajari, persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus di ikuti dalam menginterprestasikan jawaban yang diperoleh terhadap suatu fenomena.2. Ilmu Sains NormalAktivitas yang terpisah-pisah dan tidak terorganisasi yang mengawali pembentukan suatu ilmu akhirnya menjadi tersusun dan terarah pada suatu paradigma tunggal yang telah dianut oleh suatu masyarakat ilmiah, suatu paradigma yang terdiri asumsi-asumsi teoritis yang umum dari hukum-hukum serta teknik-teknik untuk penerapannya diterima oleh para anggota komunitas ilmiah, keadaan seperti inilah yang dikatakan dalam tahapan paradigma normal sains (Chalmers dalam Hidayati, 2011).Para ilmuan akan menjelaskan dan mengembangkan paradigma dalam usaha mempertanggung-jawabkan dan menjabarkan perilaku beberapa aspek yang relevan dengan dunia nyata ini, sebagaimana diungkapkan lewat hasil-hasil eksperimen. Physica karya Aristoteles, Almagest karya Ptolemaeus, Principiadan Opticks karya Newton, Electricity karya Franklin, Chemistry karya Lavoisier dan Geology karyaLyell, pencapaian mereka cukup baru, belum pernah ada sebelumnya, sehingga dapat menghindarkankelompok penganut yang kekal dari mempersaingkan cara melakukan kegiatan ilmia (Kuhn dalam Wikipedia, 2010).Ilmuan-ilmuanyang risetnya didasarkan atas paradigma bersama terikat pada kaidah-kaidah dan standar-standarpraktek ilmiah yang sama. Contoh konsep yang disepakati pada tahapan normal sains ini adalahpada abad ke-18paradigma disajikan tentang Optik karya Newton yang mengajarkan bahwa cahaya adalah partikelyang sangat halus yang diterima oleh komunitas ilmiah pada zaman tersebut (Kuhn dalam Wikipedia, 2010).Dari penjelasan di atas bisa dikatakan pada tahap initidak terdapat sengketa pendapat mengenai hal-hal fundamental di antara para ilmuan, sehingga paradigma tunggal diterima oleh semuanya. Paradigma tunggal yang telah diterima tersebut dilindungi dari kritik dan falsifikasi sehingga ia tahan dari berbagai kritik dan falsifikasi. Hal ini menjadi ciri yang membedakan antara normal science dan pra science (Chalmers dalam Hidayati 2011).Menurut muslih dalam (Ismanita, 2009) normal science melibatkan usaha terperinci dan terorganisasi untuk menjabarkan paradigma dengan tujuan memperbaiki keseimbangannya dengan alam (fenomena) dengan memecahkan teka-teki science, baik teka-teki teoritis maupun teka-teki eksperimental. Teka-teki teoritis meliputi perencanaan dan mengembangkan asumsi yang sesuai untuk penerapan status hokum Teka-teki eksperimental meliputi perbaikan keakuratan observasi dan pengembangan teknik eksperimen sehingga mampu menghasilkan pengukuran yang dapat dipercaya. Menurut Yudi (2010) dalam tahap normal science ini terdapat tiga fokus bagi penelitian sain faktual, yaitu:a) Menentukan fakta yang penting.b) Menyesuaikan fakta dengan teori.c) Mengartikulasikan teori paradigma dengan memecahkan beberapa ambiguitasnya yang masih tersisa dan memungkinkan pemecahan masalah yang sebelumnya hanya menarik perhatian saja.3. Pergeseran paradigmaParadigma Bersifat Shifting Perpindahan shift (pergeseran) adalah suatu persepsi transformatif. Konsep paradigm shifts membuka kesadaran bersama bahwa para pengkaji ilmu pengetahuan itu tak akan selamanya mungkin bekerja dalam suatu suasana objektivitas yang mapan, yang bertindak tak lebih tak kurang hanya sebagai penerus yang berjalan dalam suatu alur progresi yang linier belaka. Para pengkaji dan peneliti ilmiah yang sejati selalu saja memiliki subjektivitas naluriah untuk bergerak secara inovatif guna mencari dan menemukan alur-alur pendekatan baru, atau untuk mempromosikan cara pendekatan yang sampai saat itu sebenarnya sudah ada namun yang selama ini terpendam dan terabaikan oleh kalangan yang selama ini berkukuh pada paradigma lama yang diyakini telah berhasil menyajikan sehimpunan pengetahuan yang normal dan tak lagi diragukan legitimasinya. Paradigma identik sebagai teori terminologi dan dasar umum dari suatu komunitas sains dan asumsi dasar masyarakat sains mengenai metodologi dan apa pertanyaan ahli sains yang legitimed (sah) untuk bisa menjawab sains itu sendiri. Dalam paradigma, seorang ahli sains mengetahui fakta-fakta yang relevan yang dibentuk pada riset terdahulu. Mereka yang menyimpang dari paradigma dominan adalah bukan ahli sains, masyarakat sains menganggap dirinya mengejar super-titions (temuan besar). Menurut Kuhn, para saintis bekerja dalam komunitas tertentu mampu menjelaskan keberhasilan yang menakjubkan dari sebuah sains masyarakat ilmiah adalah instrumen sangat efisien untuk memaksimalkan jumlah dan ketepatan masalah diselesaikan melalui Paradigm shifts (pergeseran paradigma).23 Ketika paradigma berubah disebabkan adanya shift (pergeseran) biasanya signifikan determinan dengan kriteria legitimasi antara masalah dan solusi yang dimunculkan.24 Paradigma lama sebagai ilmu yang dipandang normal dan berlegitimasi pada masanya gagal menjawab masalah-masalah baru yang timbul, dan selanjutnya hanya akan menerbitkan anomali-anomali saja. Keadaan seperti itu akan mengundang paradigma baru yang bisa menawarkan alternatif. Dominasi gagasan baru baik secara eksplisit atau implisit menghendaki bahwa perubahan paradigma membawa para saintis belajar lebih dekat lagi kepada kebenaran.25 Apabila diterima, paradigma baru ini akan menjadi sumber terjadinya arus pemikiran baru, yang tak hanya akan terjadi persaingan melainkan juga sampai bisa menandingi mainstream lama. Apabila berhasil, paradigma baru akan dominan sebagai mainstream yang meminggirkan paradigma lama, walau mungkin saja yang lama ini tidak akan lenyap begitu saja dari percaturan. Paradigma baru muncul akibat kepekaan individu terhadap apreasiasi atau estetis. Paradigma baru disebut juga dengan neater (rapi), more suitable (lebih cocok), simpler (sederhana), or more elegant (lebih elegan).26 Kuhn mengidentifikasi lima karakteristik yang memberikan dasar untuk menentukan sebuah teori yaitu: 1. akurasi; 2. konsistensi (baik internal dan dengan teori-teori didukung data itu untuk menjelaskannya); 4. simplicity (tidak terorganisir dan terisolasi dari fenomena); 5. fruitfulness (berguna untuk penelitian lebih lanjut).27 Paradigm Shifts adalah kemampuan mengembangkan pola, model atau contoh28 berpikir yang sama untuk mendefinisikan pengetahuan-pengetahuannya, dan menstrukturkannya sebagai ilmu pengetahuan yang diterima dan diyakini bersama sebagai yang normal dan yang paling benar, untuk kemudian didayagunakan sebagai penunjang kehidupan yang dipandangnya paling normal dan paling benar pula.4. Krisis RevolusiSasaran normal science adalah memecahkan teka-teki science dan bukan menghasilkan penemuan-penemuan baru yang konseptual, yang diikuti dengan munculnya teori-teori baru. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya akan muncul gejala-gejala baru yang belum terjawab oleh teori yang ada. Apabila hal-hal baru yang terungkap tersebut tidak dapat diterangkan oleh paradigma dan anomali antara teori dan fakta menimbulkan problem yang gawat, serta anomali-anomali tersebut secara fundamental menyerang paradigma maka dalam keadaan demikian, kepercayaan terhadap paradigma mulai goyah yang kemudian terjadilah keadaan krisis yang berujung pada perubahan paradigma (revolusi) (Kuhn dalam Wikipedia, 2010).Revolusi sains muncul karena adanya anomali dalam riset ilmiah yang makin parah dan munculnya krisis yang tidak dapat diselesaikan oleh paradigma yang menjadi referensi riset. Untuk mengatasi krisis, ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang lama sambil memperluas cara-cara itu atau mengembangkan sesuatu paradigma tandingan yang bisa memecahkan masalah dan membimbing riset berikutnya. Jika yang terakhir ini terjadi, maka lahirlah revolusi sains (Aribah, 2010)Revolusi sains merupakan episode perkembangan non-kumulatif, dimana paradigma lama diganti sebagian atau seluruhnya oleh paradigma baru yang ber-tentangan. Transformasi-transformasi paradigma yang berurutan dari paradigma yang satu ke paradigma yang lainnya melalui revolusi, adalah pola perkembangan yang biasa dari sains yang telah matang. Jalan revolusi sains menuju sains normal bukanlah jalan bebas hambatan (Yudi, 2009).Sebagian ilmuwan atau masyarakat sains tertentu ada kalanya tidak mau menerima paradigma baru dan ini menimbulkan masalah sendiri. Dalam pemilihan paradigma tidak ada standar yang lebih tinggi dari pada persetujuan masyarakat yang bersangkutan. Untuk menyingkap bagaimana revolusi sains itu dipengaruhi, kita harus meneliti dampak sifat dan dampak logika juga teknik-teknik argumentasi persuasif yang efektif di dalam kelompok-kelompok yang membentuk masyarakat sains itu. Oleh karena itu, permasalahan paradigma sebagai akibat dari revolusi sains, hanya sebuah konsensus yang sangat ditentukan oleh retorika di kalangan masyarakat sains itu sendiri. Semakin paradigma baru itu diterima oleh mayoritas masyarakat sains, maka revolusi sains kian dapat terwujud dengan baik (Syamsir, 2008).5. Ilmu normalbaru-krisis baruJika anomali yang ada dalam proses perkembangan suatu ilmu telah bisa dipecahkan oleh ilmuan dalam komunitasilmiah, dalam arti suatu komunitas ilmiah telah bisa mengatasi dan menyelesaikan krisisnya dan menyusun suatu paradigma barumaka terjadilah revolusi sains (Chalmers dalam Hidayati, 2011).Sesudah suatu komunitas sains mengalami revolusi, maka kemajuan-kemajuan penyelesaian teka-teki yang ada selama ini bisa diselesaikan, sehingga dicapailah kembali pada tahapan normal sainsyang baru yang mempunyai keadaan baru sebab gambaran yang dihasilkan dari teki-teki tersebut juga sudah berubah. Dalam tahapan nomal sains baru ini para komunitas ilmiah menyusun kembali suatu paradigma baru dengan memilih nilai-nilai, norma-norma, asumsi-asumsi, bahasa-bahasa, dan cara mengamati dan memahami alam ilmiahnya dengan cara baru, sehingga cara pemecahan persoalan model lama ditinggalkan danmenuju cara pemecahan dan pemahaman yang baru (Muslih dalam Ismanita, 2009).Yang dimaksud Kuhn (dalam Yudi, 2009). ilmu normal adalah kegiatan penelitian yang secara teguh berdasarkan satu atau lebih pencapaian ilmiah (scientific achievements) dimasa lalu, yakni pencapaian-pencapaian yang komunitas atau masyarakat ilmiah bidang tertentu pada suatu masa dinyatakan sebagai pemberi landasan untuk praktek selanjutnya. Kuhn mengatakan bahwa ilmu normal memiliki dua ciri esensial : (1) Pencapaian ilmiah itu cukup baru sehingga mampu menarik para pempraktek ilmu dari berbagai cara lain dalam menjalankan kegiatan ilmiah; maksudnya dihadapkan pada berbagai alternatif cara menjalankan kegiatan ilmiah, sebagian besar pempraktek ilmu cenderung memilih untuk mengacu pada pencapaian itu dalam menjalankan kegiatan ilmiah mereka. (2) Pencapaian itu cukup terbuka sehingga masih terdapat berbagai masalah yang memerlukan penyelesaian oleh pempraktek ilmu dengan mengacu pada pencapaian-pencapaian itu.6. Paradigma AnomaliSains yangnormal, yakni kegiatan pemecahan masalah yang baru saja kita teliti, adalah kegiatanyang sangat kumulatif, benar-benar berhasil dalam tujuannya, perluasan secara tetap ruang lingkupdan persisi pengetahuan sains. Sains yang normal tidak ditujukan kepada kebaruan-kebaruan faktaatau teori dan, jika berhasil tidak menemukan hal-hal tersebut. Jika karakteristik sains ini akandiselaraskan dengan apa yang telah dikatakan, maka riset yang mengikuti suatu paradigma harusmerupakan cara yang sangat efektif untuk mendorong perubahan paradigma (Kuhn dalam Wikipedia, 2010).Jika ilmuan gagal memecahkan teka-teki science tersebut maka kegagalan tersebut merupakan kegagalan ilmu itu sendiri bukan kegagalan paradigma. Teka-teki harus ditandai oleh kepastian akan adanya pemecahannya dari paradigma. Teka-teki yang tidak terpecahkan dipandang sebagaikelainan (anomali)bukan sebagai falsifikasi suatu paradigma (Chalmer, 1983)Jadi bisa disimpulkan bahwa apabila dalam pemecahan teka-teki dan masalah science normaljika dijumpai problem, kelainan, kegagalan (anomali) yang tidak mendasar, maka keadaan ini tidak akan mendatangkan krisis. Sebaliknya jika sejumlah anomali atau fenomena-fenomena yang tidak dapat dijawab oleh paradigma muncul secara terus menerus dan secara mendasar menyerang paradigma, maka ini akan mendatangkan suatu krisis.C. POSITIVISME1. VARIAN Positivisme 2.2.1.1 PositivismePositivisme diganakan pertama kali oleh Sain Simon (sekitar 1825), positivisme berakar dari empirisme, prinsip positivisme dikembangkan pertama kali oleh empirist Inggris Francis Bacon (sekitar 1600).2.2.2.1 Positivisme SosialPendekatan ilmu-ilmu alam telah sukses menjelaskan gejala-gejala alam sampai menjadi teknologi , diyakini sukses yang sama akan diperoleh jika pendekatan tersebut diterapkan dalam ilmu-ilmu tentang masyarakat. Para penganut pandangan ini dimasukkan kedalam aliran positivisme, seperti Aguste Comte, Ernst Mach, para filsuf dari lingkungan wina.[13]August Comte dan John Stuart Mill merupakan tokoh-tokoh utama posistivisme sosial. Positivisme sosial pengembangan ilmu terutama untuk mengembangkan organisasi sosial. Filsafat positivistik August ComteMeskipun Comte seorang ahli matematik, tetapi comte memandang bahwa matemati bukan ilmu, hanya alat berfikir logik, dan matematika memang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena, tetapi dalam praktik fenomena memang lebih komplek Metodologi A. ComteAlat penelitian yang pertama menurut comte adalah observasi. Kita mengobservasi fakta. Tindakan mengamati sekaligus menghubungkan dengan suatu hukum yang hipotethik diperbolehkan oleh comte.Sosiologi A. ComteComte membedakan antara social static dan social dinamics, perbedaan tersebut hanya untuk tujuan analisis satu menalaah fungsi jenjang-jenjang peradaban yang kedua menalaah perubahan-perubahan jenjang tersebut. Bentham dan Mill Menurut meraka ilmu yang falid adalah ilmu yang dilandaskan pada fakta2.2.3.1 Positivisme EvalusionerBerangkat dari phisika dan biologi, digunakan doktrin evolusi biologikHerbert Spencer. Konsep evolusi spencer diilhami konsep evalusi biologik, evolusi merupakan proses dari sederhana ke kompleks, pengetahuan manusia terbatas pada kawasan phenomena Haeckel dan MonismeAgama sering melihat materi dan ruh sebagai dua yang dualistik. Haeckel memandang bahwa hal dan kesadaran itu menampilkan sifat yang berbeda, tetapi mengenai substansi yang satu, monistik.2.2.4.1 Positivisme Kritis Mach dan AvenariusFakta menjadi satu-satunya jenis unsur untuk membangun realitas, realitas bagi keduanya adalah sejumlah rangkaian hubungan beragam hal indriawi yang relatif stabil PearsonKonsep hukum merupakan merupakan suatu deskripsi tentang dunia luar, bukan persepsi. Petzoldt Hukum memungkinkan orang meilih kondisi mana yang diperkirakan lebih efektif terhadap determinasi suatu penomena, hukum hanya memberi efek logis tidak perlu sampai efek fisik.2.2.5.1 POSITIVISME SOSIAL.Positivismesosial berkembang diPerancis melalui karya Saint Simon dan para penulis sosialistis lainnya. Adapun di Inggris berkembang melalui para pema kainya seperti Jereme Bentham dan James Mill yang pada gilirannya menganggap karyanya itu berkaitan erat denganekonom termashur yaitu Thomas Maltus dan David Ricardo.Positivisme sosial mencari usaha pengembangannya melalui penggunaan metode dan hasil-hasil ilmu pengetahuan, lebih-lebih organisasi sosial.Menurut SaintSimon, manusia sekarang hidup dalam pada masa kritis karena kemajuan dalam bidang sains, dengan melenyapkan doktrin -doktrin teologis dan metafisik telah memilah-milah dasar organisasi sosial pada Abad Pertengahan. Satu masa orga nik baru dalam hal mana filsafat positif akan menjadi dasar suatu sistem baru atas keagamaan, politik, etika dan pendidikan umum diperlukan.Melalui sistem ini, masyarakat akan memperbaharui hal ini secara menyeluruh beserta organisasinya dengan mendasar kan dirinya pada satu kekuatan sementara yaitu industrialisasi.Padatulisanterakhirnya mengenaiPembaharuan Kristen(1925)SaintSimonmenganggapmasaorganikbaru untukkembalikeKristenprimitif.Comte,IdeSaintSimonmengilhamikaryaAgus Comte. Titikawalkeberangkatan filsafat Comtehukummengenai tigatingkatannya.Menuruthukumtiga tingkatannya ini, perkembanganmanusiaberlangsungmenuruttigatahap, yaitu:teologis,metafisis,,danpositif.MenurutHarunHadiwiyono(1980:110)perkembanganyang demikianituberlakuuntukperoranganmaupununtukperkembanganpemikiranseluruhumatmanusia.Padatahapteologisataudisebutjugatahaptidaknyata(fictius)di manaorang menyatakangejalaalamiahsebagai hasildariperilakulangsungdengan kekuatansupernatural.Keduatahapmetafisik.Padatahapinikekuatan supernaturalditempatikembalioleh kekuatan-kekuatan abstrakyangdiyakinimampuuntukmenghasilkan gejala yangdapatdiamati.Danakhirnyatahapanketigayaitutingkatpositif.Padatingkataninimanusiamenolak untukmencarisebab-sebabyangmendasardarisuatu gejala,hanyaberpalingkearahmenemukanhukum-hukum darisuatugejaladenqancara observasidanpenalaran. Tahapanpositifinidisebutsains,yangtugasutamanyaia1ahmeramalkangejalaagar dapatdigunakannya.Sainsdarimanapunasalnyamenghasilkanramalan,dan ramalandarimanapunasalnya menghasilkanperbuatan (action),begituungkapanComtedalammerumuskanteorinya mengenaiSains.RumussebagaimanaComtemengenalnya, menyatakansecaratepatpandangandariFrancisBacon. Hukumtigatahapanmemungkinkanklasifikasiilmupengetahuansesuaidengantingkatannyayangdigolongkannyake dalamfasepositifdi manasuatu tingkatanditentukanoleh tingkatankesederhanaandankelazimannyadarigeiala dalamhalmanaobjek-objekdaritiap-tiapilmumencapaitahapan positif.MenurutComte,tingkatan berikutmembentukbagian-bagian menurutkepentingannyadandalam keadaan yangtakber ubah-ubah.Tingkatantersebutadalah:astronomi,fisika,kimia,biologi,dansosiologi.Matematikaterpisahdarikelompokini,karenamatematika merupakandasarbagisemuailmu.Begitupulahalnya denganpsikologi,karenainidianggapbukantergolong ilmu.PsikologimenurutComte harusdidasarkankepada pengamataninstrospektif.Namun pengamatanyanginstrospektifadalahtidakmungkin,karenaantaraorganpengamat danorganyangdiamatibisajadiidentik.Puncak dari susunanilmuadalahsosiologi,ataudisebutjugafisika social,yangolehComte dibagikedalamSocialStaticss atautheoryoforderdansociodinamicsatautheoryof progress.Progresadalahsatuhukumyangesensilpadasejarah manusia.Perwujudandariprogresdiharuskanbukanterhadapindividu-individu,yangsekedarmenjadiinstrumen untuk progres,tapibagikebenaransubjeksejarahyaitu manusia. PemikiransepertiGreatBeing,padamasalalu, sekarangataumasayangakan datangmasihturutambil bagian.."Kitaselalubekerjauntukturunankitatapi dikekangolehgerakhatileluhur,darimanadiper olehunsur-unsurdanprosedur-proseduratassemuaoperasi kita.Humanitasadalahberkesinambungan dan merupakankebiasaan yang tak henti-hentinya atas ras kemanusiaan, danKetuhanan yang harus menggantikan/menempati keturunandari keagamaan yang tradisional. Kearifan dan peme1iharaan atas pengurusan kemanusiaan yang tak salah me lebihi kenyataan dari progres. Akhir dariprogresyaitusociocracy yakni satu regim absolut sosial baru yang di arahkankepada sains dan religi kemanusiaan dan diarah kanoleh satu badan hukumdari para filosof positifis. Sociocracy, dengan keterbatasan kemerdekaannya, tak mungkinmembuat penyimpangan dari keyakinan-keyakinan yang mendasar dari pemujaan positifistik.Pada bagian kerjanya yang terakhir yaitu mengenai filsafat matematik, Comte mengusulkan satu jenis barutrinitas keagamaan, yaituGreat Being (humanity),the GreatFetish (the earth)danthe Great way(space). Aspek-aspek keaqamaan dari filsafat Comte menggambarkan sejumlah besar pengikut dan melahirkan gelombang besar antosiasme.Seperti terjadi di Perancis,Piere Lafite dan Emileittre.Di Inggris, Richard Congreve dan G.H. Lewes, merekaitu adalah penganut pertama paham Comte. Bagaimapunjuga,pengaruhpemikirankeagamaan Comte,secara cepat melemahkan dirinya, kecuali pada kelompok-kelompok kecilpenggemarnya.Sementara. Itu, ide filsafatnyaseperti hukum tiga tahap, teori progres, dan sosiologi sebagai sains positif telah melakukan satu pengaruhterakhirnya terhadap sains dan filsafat.BenthamdanMills,orang Inggris yang sezaman dengan Comte,para penganutnya seperti Jeremy Bentham dan Mill, menampakkan diri dengan kekuatan yang sama, betapapun lebih sederhananya mengenai keadaan dasar dari positivisme. Pernyataannya mengatakan bahwa:setiap jenis pengetahuanyang absah digolongkan ke dalam sains. Mereka mencoba menemukan satu pemikiran sains yang didasarkan kepada fakta, sebagaimana.halnya sains pada alam.Dan mencoba untuk membuat etika itu sendiri, sebagaimana Bentham katakan sebagai sebuah "exact science". .Mereka mengang gap bahwamindmenjadi satu mekanisme asosiatif, diatur dengan hukum-hukum yang tepat yang membentuk unsur-unsur yaitu sensasi, yang dipandang sebagai fakta dasar, fakta penentu darimind. Etika-etika tradisional pada dasarnya merupakan teori dari perilaku manusia. Ini diciptakandengan satu alat yangaprioridengan apa gerangan akhir itu. Dari sini disimpulkan aturan-aturan berperilaku.Benthamdan Mill bermaksud untuk mengganti teori etika tradisional yaitu teori mengenai motif berperilaku, yakni sebab -sebab khusus berperilaku. Bila diketahui motif apa dansturan-aturan apa yang dipatuhi manusia, Bentham dan Mill yakinbahwa,akanmungkinuntukmengarahkanperilaku.manusiadengancarayangsamayaitusepertihalnyaalam dapatdikontroldenganmengenalihukum-hukumpenyebabnya.Prinsip-prinsipinisecaramendasarditeruskan dalamperkembanganpositivismeberikutnya,pertamakalidalamkerjaJohnStuartMill,sepertihalnyaSimon danComte,memperbincangkanmengenaireorganisasimasyarakatpadalandasan-landasanbaru.Bagaimanapun,iamenolakdoktrinpolitisdanfahamagamayangabsolutdari Comtedansebagai penggantinyamempertahankankemerdekaan individual. Dalamhaliniiamenganggaporganisasi sosial sebagaibagiannya.Prinsip-prinsip PolitikEkonomiklasikdariMillpadatahun1848 disimpulkandenganmenentu kanbatas-batascampurtanganpemerintahdalamurusan otonomiketerbatasan-keterbatasanitudiperlukankarena haltersebutakanmengangkathakekatmanusia sebagai satugambaransuciamandanbebasdaricampurtangan yangotoriter"SistemlogikaMillyangbarangkalimerupakankaryasitivismesangatpentingpadaabadke19,mengandung satukoreksiyangmendasarmengenaipandanganComteterhadapsains.Comtetelahmenekankanaspekrasionaldari sainsdanmenganggap halinisebagaibasis eksperimen, verifikasimengenai fakta-faktahanyasekedarpersiapan untukperumusanakan hukum-hukum.Ia telahmengeluarkandugaanbahwasatukalidirumuskan,hukum-hukumdapatlagiditundukkanterhadap testmengenaifakta-fakta,danpada akhirnyaditempatkanpadapertanyaan"suatupenelitianyang terlalumendetail".Danuntukpenelitianilmiah, ia telahmenentukanserangkaian keterbatasan-keterbatasantetapberjaga-jagadari perubahankedalam"satu kegagalandanpadasatusaatsatugangguanrasainginyangserius".PernyataanlogikaMill,merupakan ketentuanterhadapsatuempirismeyangradikaldanmendogmatisasihasil-hasilpengetahuan.Logika yang sangatprinsipilmenurutMill,adalahgeneralisasidatadan induksisekedar metoda bahwasainsmemiliki carapenyelesaiannya.Basisdariinduksiini, yaituprinsip mengenaiuniformitas darihukum alam,yangpadagilirannyakeyakinaninduktif,merupakanbuahdaribanyakgeneralisasibagian-bagian.Peramalanhanyamungkindalamilmupengetahuaninya sebagaidasardaripengalamanmasalampau,yang dengansendirinyamelengkapibukti-buktiuntukkeperluan premismayordanuntukkesimpulanpadasilogisme tradisional."Semua manusiamati,bukanmerupakanbukti bahwaPulanmati;tapipengalamanlampaukitamengenai mortalitasmenqizinkankitauntukmenyimpulkanbahwakeyakinanumumdandatakhususdengan tingkatanyang sama darisuatukeyakinanbagiyangsatudenganyanglainnya".Sebagaimanahalnyapenganutyang lain,JohnStuart Millberanggapanbahwapikiranmanusiamemilikistruktur yangsamasepertihalnyagejalaalam dandapatdiketahui dengancara yangsama."Bilakitamengetahuimanusia seluruhnya, dan tahu semua bujukan yang bertindak padanya,kita akan dapat meramalkan perilakunya dengan ramal 1ebihbanyak yang dapat kita ramalkan dari peristiwa fisik.Untuk membuat kemungkinan suatu ramalan, ia berpegangkepada pengetahuan baru yang disebut ethology, yang diperlukan untuk dipelaiari hukum-hukum mengenai pembentukan watak. Mills menempatkan sains ini berdampingan dengan Sosiologi dari Comtian dimana ia melengkapi tugas-tugasmengenai penemuan hukum-hukum kemajuan (law of progress) yang memungkinkannya untuk meramalkan ke mutlakanperistiwa-peristiwa sosial.Millberpedoman bahkan agama harus didasarkanpada pengalaman. Pengalaman, dengan segala anjuran-anjurannya itu terbatas dan tak lengkap, mengizinkan kepercayaan kepada Tuhan dalam kekuatan yang terbatas. PositivismesosialdiItali danJerman.Di Itali positivisme sosial memiliki dua pembela, yaitu Carlo Cattaneo dan Giuseppe Ferrari. Keduanya terpengaruh oleh karyaSaint Simon, dan keduanya memandang Saint Simon sebagai penerus karya Giambatista Vico, yang ia memasukkannya dengan dasar yang telah dimilikinya, yaitu mengenai "ilmu manusia dengan kemanusiaan yang sangat mendalam".KaumpositifisJerman,seperti Ernst Lass,Freidrick Jodl lebih tertarik kepada Ludwig Feuerbachdaripada kepada Saint Simon dan Comte. Tapi berselisihdalam i lmu.

2.2.6.1 POSITIVISME EVOLUSIONARYPositivismeevolusionary membagi kepercayaan terhaadapkemajuan mengenai positivisme sosial tapi membatasinyadalam cara yang berbeda. Positivisme evolusionary didasarkan bukan pada masyarakat atau seiarah tapi pada alam,lingkungan fisik atau biologi. Pelopor pertama yangsegera muncul dari kalangan filsafat ini adalah CharlesLyell yang bekerja dalam bidang geologi dengan doktrinnya mengenai evolusi biologis. Lyell dalam bukunyamengenaiPrinciples of Geologymendemonstrasikan bahwakeadaan yang aktual dari bumi adalah bukan hasil dariserangkaian gempa bumi (sebagaimana telah diargumentasikanoleh Curvier) tapi agak pelan, lambat, dan merupakanperbuatan yang tak kelihatan. Doktrin mengenaievolusipada tahun 1859 memperoleh kemenangan dengan publikasiDarwin mengenaiOrigin of Species, yang sajian pertamanya memperlihatkan.bukti-bukti yang serasi mengenaievolusi biologis dan merumuskan doktrin dalam satu carayang tepat. Doktrin Lyell dan Darwin memungkinkan perumusan ide mengenai alam dan kemajuan yang mendasar darikeseluruhan jagat raya, dimulai dengan kosmik nebula danmelalui perkembangan yang tak dapat diinterpretasikan mengenai dunia inorganic dan dunia organik, dilanjutkan kepadaperkembangan superorganik yaitu perkembangan mengenai dunia manusia dan sejarah. Hal ini terlalu berlebih-lebihan untuk dicatat bahwa teori ilmiah yang memperlengkapi kesempatan untuk mengangkat ide filsafat positivismeevolusionarytidakmembentukunsur-unsurdaribuktiyangcukup.Spencer. PentingnyadariHerbertSpencerdanhasil kerjanyayangterakhirmempengaruhikerjanya,tergantung kepadapertahanannyadari kemajuan yanguniversalsebagai suatukesinambungandan evolusiyangtaklinierdari nebulayangprimitifkepadahasilyanglebihtersaring mengenaikebudayaanmanusia.Spencermenggunakanistilahevolusidalampilihannya untukkemajuansebagaimana yang diungkapkannyadalamartikelnya tahun1857danbahkaniamemperlihatkankemajuanyang menyeluruhsebagaimanadicontohkandalamevolusibiologis. Definisinyamengenaievolusisebagaijalanpintas darikeadaanyang homoginkekeadaanyanghetrogen,atau dariyangsederhanakekeadaanyangkompleks,sebagaimana disarankanolehperkembangan organismetumbuh-tumbuhan danbinatanq,yangbagian-bagiannyasecarakimiawi dan biologipadapertamakalinyatakjelas tapi yangkemudian dibedakansepertihalnyaberdasarkanjaringan atau organ.Spencer berpendapatbahwaprosesinidapatditemukanpada semualapangankenyataan.Dankarenaitu, tiap-tiapdarilapanganinimempunyaipengetahuanyang khasnyayangtugasnyamengenalidanmenjelaskanciri-ciri ini.Filsafatmerupakanprosespenggeneralisasianpenge`ahuanyangsangat besar.Tugasfilsafatmulaidengan memperluasgeneralisasidaripengetahuan-pengetahuanIndividual.Darigeneralisasiinimencarikenyataan, suatupengetahuanyanglengkapmenyatu.Bagaimanapun jugamenurutSpencertanpafilsafattakadasains,yang dapatmenempatiagama.Kebenaranagamayaituhakekatdariduniadengan segalaisinyadankesemuanyaitumeliputiyangmistery yangselalumemerlukanuntukdiinterpretasikan. Kese.luruhanagamabagaimanapuntakmampudalammemberikan interpretasiini.Karenaitutugas utamanya atasagama yangautentikharusmengingatkanmanusiaakanmisteri daripenyebabutamanya.Tugasdarisainsharusmemperluasketerbatasanyang timbuldarisuatugejala.Diluar keterbatasannyainiadakekuatan-kekuatanyangtakterbatasdantakdiketahuidi manasemuagejalaberketergantungan.Halyangtakdiketahuidarikekuataninidinyatakanpadaketidakmampuanmemecahkanmasalahpadabatas-batasdarifilsafatdansains,beberapamasalah seperti mengenaihakekatdariruang,waktu,zat,danenergilain, lamanyakesadaran,sertasubjekpemikiran.Manakalapandangankeagamaandari Comtetentanghumanitassedikitmemilikikeberhasilandiantaraparafilsafatdansaintis, makasebaliknyaSpencermenemukanbanyakpenganutdiantaramereka,danuntukbeberapadekadediperlukansikap bagi para kaumintelekumumnya.BagaimanapunjugapositivisyanglainsepertihalnyaRobertoArdigomenolak agnosticismdanmenyangkalbahwaseseorangdapatbicara mengenaiketidak-mampuan,padasatuperasaanyang absolut.LebihdariituArdigo inginmemberikandefinisi kembaliprosesevolusidenganmenganggaphalinisebagai perjalanan/petualangandarikeadaanyangtidakjelaskeadaanyanglebihjelaslebihmenunjukpengalamanpsikologisdaripadabiologis.Spencerbanyakmenulismengenailapanganpengetahuansepertibiologi, politik,etik,danpendidikan. Sewaktuiamengalihkanperhatiannyakepadasosiologi,ia mencobauntukmemperbaikiinidaritugaspolitikdan praktissebagaimanatelahComte berikan,danmemandang sosiologisebagaidisiplin teoritisyangtugasnyauntuk menje1askanperkembanganmasyarakatmanusiadalamkeadaan sekarang.Pernyataannyainiditerimaolehbeberapa penganutsosiologipositivistis, seperti John Lubbock, EdwardTylorEmileDurkheim,dan WilliamGrahamSumner, yangdipengaruhi secara kuat oleh Spencer.Positivisme evolusionary, adalah bentuk yang keras samajauhnya dari materialisme seperti halnya dari spiri tualisme.Spencer menegaskan bahwa proses evolusi dapat ditafsirkan menurut istilah zat dan gerak, dan menurut istilah spiritual dan kesadaran. Kemutlakan yang dinyatakan dapatdidefinisikan tidak sebagai zat tidak pula sebagai pikiran. Positivisme mencakup dua arah yang menginter pretasikan konsep evolusi secara materialistis dan arah yangmenginterpretasikannya secara spiritualistik. Hukum-hukum pengawetan mengenai zat ditemukan oleh Antoine Lavoiser tahun 1789 dan hukum pengawetan energiTermasukdalampenemuanRobertMayermengenaipersamaankerjadiambil sebagaibuktidari suatuhipotesabahwasuatu zattunggal,dalamhalmanazat danenergiadalahsifat-sifatyangtakdapatdipisahkanyaitu subjeketernaldarievolusikosmikdanbiasanyamenentu kan semua ciri ini.Heckeldanmomisme.FilosofJermanErnstHaeckelmengemukakanpandanqannyabahwazatdanenergi-adalah sifat-sifatyanqtakdapatdipisahkandarihakekat dasar nyayakni"minisme"danmenggunakannyauntukmelawanduanamayangiapandangterkenalbagisemuakonsep-konsep namayangberdasarkepadadualismeyaituspiritdan barang,mengenaiTuhandandunia.Haeckeljugamenemukansebuahketentuanpengesahanmengenaievolusibiologidan kebutuhannyayangiasebut "hukumbiogenitikadasar" mengenaikesejajaranantaraontogenyyaituperkembangan individual,danphylogenyyakniperkembanganmahluk -mahlukdi mana individualtermasukdi dalamnya.Monisme diterima oleh banyakparaahlikimia, biologi,danpsikologisdansemakinpopulermelaluidifusidaritulisan Haeckeldanbeberapakaryalainseperti LudwigBucher tahun1855.Monisme punmemberikanilhamkepadaparapengeritikkesusasteraandansejarah. Sebuahpengantarterhadap bukuSejarahKesusasteraanInggriskaryaHippolyteTaine telahmeninggalkannamasebagaisuatuperwujudandarikecenderunganiniyaitu"Keburukandankebajikanadalah karya-karyaseperti.halnyagaram dan gula dan setiap datum yang kompleks dilahirkan dari pertemuan dari data yang lebih sederhana di mana hal ini berketergantungan.Lombroso. Madhab kaum positif untuk hukum pidana, dipelopori oleh Caesare Lombroso, menggambarkan inspira sinya dari materialistik lebih khusus lagi dari positivisme deterministik. Madhab ini mengajarkan bahwa tingkah laku kriminal tergantung kepada kecenderungan yangtak dapat dihindari yang ditentukan oleh konstitusi organik dari penjahat. Struktur dari konstitusi ini akan dianalisa oleh sains yang sesuai yaitu antropologi criminal.Wundt. Positivisme evolusionary juga ditafsirkan secaraspiritualistik, khususnya oleh Wilhelm Wundt, yang berupaya untuk mengganti "kesejajaran psikofisikal" dengan monisme materialistik.DoktrinWundt berupa peristiwa mental yang tak tergantung kepada peristiwa organik tapi membentuk serangkaian penyebab-penyebab dengan sendirinya dan untuk titikberkesesuaian terhadap serangkaian peristiwa organik.Ia menjadikan doktrin ini sebagai dasar penelitian psikologisnya dan untuk beberapa dekade menetapkan hipo teaskerjanya dari eksperimental psikologi. Selain itumengusahakan sebuah "psikologi deskriptif". Seper ti halnya Spencer Wundt bermaksud untuk mempelajari pro sesevolusionary yang menghasilkan kelembagaan, adat istiadat, bahasa, dan seluruh ekspresi dari sosial manusia.Pengaruhpositivismeevolusionary.Evolusionary positivismetelahmeninggalkanwarisanterhadapfilsafat masakinisepertiide-idemengenaisatuuniversal,continuous,necessary,dannecessarilyprogressive,suatuideyangmembentuklatarbelakangdan perkiraanyangimplisitatau eksplisitbahkanbanyakpara filsufyangtakmengenalhutangnyaterhadappositivisme yangdalam kenyataannya menentang ini. Ide mengenai evo lusi adalah mendasar bagi C.S. Pierce, William James, danDewey, sama seperti terhadap George Santayana, SamuelAlexander, dan A.N. Whitehead. Beberapa dari para filsafat ini telah mencari untuk memindahkan karakter nessitarian dari ide evolusi dan termasuk yang ada didalamnya seperti unsur dari perubahan, atau kebebasan, kesenangan baru dan kreatifitas. Bergson, yang menafsirkanevolusi dalam pengertian kesadaran dan menuntut denganperwatakan yang kreatif, secara eksplisit mengakuihutangnyaterhadap Spencer. Ini bukan tanpa alasan bahwa muridnyaEdouard Le Roy mengistilahkan doktrin Bergsonitu "positivisme baru" yang berarti satu interpretasi spritual mengenai evolusi kosmik.Mengenai penting dan luasnya difusi dari pewarisan positivisme tak menandai keabsahannya. Tak satupun disip1in ilmiah mampu mengemukakan bukti-bukti yang cocok dengan unilinier, continuous, dan evolusi kosmik pro gresif. Kenyataannya, pada lapangan yang sangat luas, di managejala evolusi dianggap sangat berdekatan seperti halnyabiologidanevolusi rupanyaketahanannyaberkurang yangciri-cirinyapositivismeberkaitandenganini.2.2.7.1 POSITIVISME KRITIS.Empiriocriticisme.Padadekadeterakhirabadke19 mulaimemperolehbanyakkritikmelaluikaryaErnstMach danRichard Avenarius.Di Jerman dan Austria positivisme kritisinidikenal dengan empiriocriticisme. Mach danAvenariuskeduanya berpendapat bahwa fakta-fakta merupakan kelompok-kelompok atau kumpulan-kumpulan yang relatif stabilyang satu sama lain berkaitan dan berketergantungan.Sensasi merupakan unsur yang sederhana yang tergambardalam satu kelembagaan yaitu pada fisik dan persepsi ataukesadaran diri. Unsur-unsur ini adalah netral bukan fisikmaupun psikis, dan setiap wujud berbeda antara, antara ketidak menampakkannya fisik dan fisis. Dari segi ini,segala sesuatu adalah merupakan seperangkat sensasi dan pe mikiran mengenai sesuatu merupakan seperangkat yang sama yang dianggap sebagai penerima atau penggambarannya. Bagi Avenarius bagaimanapun juga proses pendalaman (interiorization) yang ia sebut introjection, dan dalam hal mana sesuatu dipandang sebagai modifikasi dari subjekatau sebagai bagian dari kesadaran, adalah merupakan suatu kepalsuan atas keaslian pengalaman. Bagi Avenarius dan Mach, sains dan pengetahuan pada umumnya hanya merupakan suatu instrumen di mana organisme manusia menggunakan nya untuk menghadapi ketidakterbatasan banyaknya sensasi-sensaidan untukberbuatdipandangdarisudutsensasi-sensaidalamcaralainsebagaipengawetandirinya. Fungsiilmupengetahuansepertihalnyaekonomibukanlah untukkmerenungatau bekerjasecarateoritis.Tapiini bertugasuntukmenyelaraskanprinsip-prinsipyangtakbermakna,danpadaakhirnyaadalah keselarasanpenyesuaianyangprogresifdariorganismeterhadaplingkungan.Teori-teori mengenaikonsep-konsep,hukum-hukum keilmuandan kausalitas sangat berbeda dari positivisme klasikal merupakan hasil yang utama dari empiriocriticisme. Menurut Match, konsep merupakan hasil dari abstraksi yangselektif dari sejumlah banyak kelompok fakta-fakta danmempertimbangkan bahwa unsur-unsur dari fakta-faktasecara biologis penting, yakni hal ini cocok untuk membangkitkan reaksi yang cocok dalam organisme. Manakalakeragaman pentingnva reaksi.-reaksi secara biologis:lebih kecil ketimbang keragaman fakta-fakta, maka tugas utamanya adalah menyederhanakan dan mengklasifikasi fakta-fakta melalui konsep-konsep, yang satu sama lain membentuk sasaran atas reaksi yang sesuai. Dan manakala minat dalam hal mana manusia menghadapi fakta berbeda, hal itu merupakan konsep yang berbeda yang menunjukkanterhadap susunan yang sama mengenai fakta. pekerja laboratorium, dokter, hakim, insinyur, dan saintis kesemuanyamemiliki konsep masing-masing dan mendifinisikannya dalamcara-cara yang terbatas yang sesuai untuk merangsangreaksi atau sekelompok reaksi yang masing-masing diminatinya.Konsepmengenaihukum,yang oleh positivisme klasikdikonsepkan sebagai hubungan yang tetap antara fakta -faktadalam positivisme kritis mengalami transformasi yangradikal memberikan sejenis summa mengenai prinsip -prinsipdasar tentang sains mengenai waktu. Betapapun Pearson menggunakan konsep Machian, hal ini memberi berbagai inspirasi kepadaMach sendiri. Pearson me negaskan bahwa hukum ilmiah merupakan satu uraian bukan resep. Hal ini tak pernah menerangkan mengenai kebiasaan persepsi kita, kesan yang kita rasakan yang kita arahkan kedunia luar. Sebagai pengganti deskripsi, Mach lebih mennyukai untuk berbicara mengenai larangan bahwa hukum mentukan harapan kita mengenai gejala. Di pihak lainmenambahkan "Betapapun kita menganggap hal ini merupakanlarangan berbuat suatu petunjuk yang beragam terhadap apayang terjadi di alam, atau suatu indikasi guna pernyataan kita dan pemikiran kita tentang penyelesaian hal-halyang terjadi terdahulu, kemungkinan keterbatasan hukum bisa saja terjadi.Mach dan Pearson mencari untuk membebaskan konsep kausalitas dari konsep kekuatan, yang mereka pandang sebagaisatu pemisah anthropomorphic. Mach beranggapanahwa kegunaan ide matematis hendaknya digantikan. Apa bila sains berhasil mengumpulkan berbagai unsur kedalam suatu persamaan, maka tiap unsur berfungsi bagi yang lain nya Ketergantungan diantara unsur-unsur menjadi timbal balikdanserempak(simultan)sedangkanhubunganantara penyebab dan akibat menjadi terbalik. Dari titik pandangwaktu ini, dengan segala susunannya yang tak dapat diubah padatahap sensasi adalah nyata dan sebagai sensasi. Waktudipandang sebagai sains, dari sisi lain merupakan satukonsep ekonomis yang bertugas untuk penyusunan dan peramalan mengenai fakta-fakta.Kira-kira pada garis yang sama, para penganut Mach, sepertihalnya Joseph Petzold mengusulkan untuk menggantikanprinsip kausalitas "hukum dari penentu univocal" yangjuga dapat diterapkan terhadap kasus-kasus perbuatan yangtimbal batik. Sesuai dengan hukum ini, orang dapat menemukan tiap gejala yang artinya memperbolehkan penentuangejala dalam satu cara yang meniadakan kemungkinan kebersamaan dari berbeda-bedanya penentu. Menurut Petzold, hukum ini membolehkan penyaringan dari dan diantara kondisi-kondisi yang tak terbatas apakah hal itu menentu kan gejala atau ditempatkan antara gejala dan gejala penyebabnya yang secara efektif memberikan sumbangan terha dap penentuan gejala itu sendiri.Pearson tergambar dari uraiannya mengenai konsephukum yang konsekuensinya bahwa hukum-hukum ilmiah hanya memiliki kelogisan bukan kefisikan. Teori mengenai gerakplanet seperti logis menurut teori lingkaran, tapi dalamkasus ini antara logika dan kebutuhannya berkembang daridefinisi dan aksioma dalam hal mana secara mental kitamemulai dan tidak berada dalam rangkaian dari perasaan yangberkesanyangkitaharapkanpadataraflainsecara tepatmenjelaskannya.Keperluanterletakdiduniakonsepsi,danhanyatakdisadaridantaklogisdipindahkan keduniapersepsi.2. PRINSIP FILSAFAT POSITIVISMEApasebenarnyahakekatdarifilsafatpositifini?mengapamemilikihakekatsepertiitu?Danbagaimanamelaksanakanhakekattersebut?Ditinjaudarikeseluruhannya,filsafatpositivisme:a.Darisegikarakteristiknyamengatakanbahwailmuhanyamerupakanpengetahuanyangsahihdanfaktahanyamerupakanobjekpengetahuanyangmungkin.b.Ditinjaudarimetodenya,menurutNicollaAbbaganosebagaimanadisadurolehPaulEdwardsdalamTheEncyclopediaofPhilosophy(1972 :414)mengatakanbahwafilsafatinimemilikimetodeyangtakberbedadengansains.Dankarenaitutaskofphilosophyistofindthegeneralprinciplescommontoall thesciences.c.PrinsipkerjanyamenggunakantatacarakerjaFrancisBacon,yang seorangInggris yang berpandanganempiris.d.Hakekatperkembangandarifilsafatiniditunjangkarenaterjadinyarevolusiindustri.Dengandemikian,makasetiapterjadi revolusisebenarnyamerupakankesempatan untuk menghadirkan ide baru. Dalam kegiatanrevolusi, orang pada kehilangan pegangan, dan kehadiran filsafat seperti positivisme ini merupakangin segar untuk menyejukan situasi.e.Secara mendasar positivisme lebih mengutamakan fakta atau kenyataan, atau segala yang tampak. Dengan katalain, ditinjau dari segi sasarannya adalah segalagejala.Kalau demikian maka sebenarnya positivismeini mengabaikan hukum yang telah ada. Karena kehadiran hukum itu setelah gejala yang ada diolah, diklasifikasikan. Di sini hakekat filsafat ini sebenarnya kejelian dalam mengamati, dan ketajaman penga matan dalam menyimpulkan hasil pengamatannya. Oleh sebab itu, tak ayal lagi kehadiran suatu teori hanyamungkin apabila orang telah melihat gejala, dan geja la tadi dipikirkan, sehingga diperoleh hukum-hukum.Berkenaan dengan itu apa bedanya dengan empirisme?Memang keduanya memiliki kesamaan di samping perbedaan. Kesamaannya mengutamakan pengalaman. Sedangkanperbedaannya positivisme membatasi diri pada penga laman-pengalaman yang objektif, tetapi empirisme menerima pengalaman-pengalaman batiniah atau pengalaman-pengalaman subjektif (Hadiwiyono:1980:110)f.Ruang lingkup positivisme, sebenarnya ada dua saja,yaitu positivisme sosial dan positivisme evolusionary. Mengapa dikatakan positivisme sosial, karenamelihat ciri utamanyamasalah-masalah sosial.Sedangkan mengapa dikatakan positivisme evolusionary,karena keadaannya bersifat teoritis. Dan karena itu,cara kerja dalam filsafat positivisme ini sendirimemiliki perbedaan. Bagaimana perbedaannya ?Yangsatu bersumber kepada peristiwa-peristiwa sosial danyang lain bersumber kepada peristiwa-peristiwa alam.g.Untuk memahami filsafat positivisme ini, menurutKoento Wibisono (1983:37- 38) perlu memahamipengertian positif, yang menurut beliau:(1) Sebagailawan atau kebalikan sesuatu yang bersifat khayal, maka pengertian positif diartikan sebagai pensifatan yang nyata. Hal ini sesuai denganajarannya yang menyatakan bahwa filsafat positivisme itu, dalam menyelidiki objek sasarannyadidasarkan pada kemampuan akal, sedangkan halhal yang tak dapat dijangkau oleh akal tidakakan dijadikan sasaran penyelidikan. (2) Sebagal lawan dari tidak bermanfaat, maka pengetianpositif diartikan sebagai pensifatan sesuatuyang bermanfaat. Hal ini sesuai dengan ajarannya yang menyatakan bahwa di dalam filsafatpositivisme, segala sesuatu harus diarahkankepada pencapaian kemajuan. (3) Sebagai lawanatau kebalikan sesuatu yang meragukan, makapengertian positif, diartikan sebagai pensifatan sesuatu yang sudah pasti. Hal ini sesuaidengan ajarannya yang menyatakan bahwa filsafatharussampaipadasuatukeseimbangan yang logisyang membawa kebaikan bagi setiap individu danmasyarakat. (4) Sebagai lawan atau kebalikansesuatu yang kabur, maka pengertian positif diartikan sebagai pensifatan sesuatu yang(jelas)atau tepat, baik mengenai gejala-gejala yangnampak maupun mengenai apa yang sebenarnya kitabutuhkan, sebab cara berfilsafat yang lamahanya memberikan pedoman yang tidak jelas, dan hanya mempertahankan disiplin yang diperlukandengan mendasarkan diri pada kekuatan adikodrati. (5) Sebagai lawan atau kebalikan sesuatu yang negatif, maka pengertian positif dipergunakan untuk menunjukkan sifat-sifat pandangan filsafatnya yang selalu menuju ke arahpenataan atau penertiban.