fil & etika kom (revisi).ppt

53
Oleh : Drs. Sugandi, M.Si 1

Upload: allyna

Post on 01-Oct-2015

318 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • Oleh :Drs. Sugandi, M.Si*

  • HAKEKAT FILSAFAT KOMUNIKASIProses komunikasi dapat dilihat dalam dua perspektif besar, yaitu psikologis dan mekanis. Perspektif psikologis memperlihatkan bahwa komunikasi adalah aktivitas psikologi sosial yang melibatkan unsur-2 komunikasi. Perspektif mekanisis memperlihatkan komunikasi adalah aktifitas mekanik yang bersifat situasional dan kontektual. Refleksi komunikasi untuk mendapatkan prespektif yang lebih luas dan komprehenship ini merupakan kajian filsafat komunikasi.Filsafat komunikasi adalah disiplin yang menelaah pemahaman secara mendalam, fundamental, metodologis, sistematis, kritis dan komprehenship teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidang, sifat, tatanan, tujuan, fungsi, teknik, dan metode-metodenya (effendy, 2003) *

  • LanjutanDengan kata lain filsafat komunikasi adalah ilmu yang mengkaji setiap aspek dari komunikasi dengan menggunakan pendekatan dan metode. Pemikiran filsafat komunikasi merupakan pemikiran yang menyatu dengan pemikiran teori komunikasi.Pemikiran Richard L. Lanigan.Filsafat dalam disiplin ilmu komunikasi meletakkan titik refleksinya pada pertanyaan-pertanyaan :Apakah yang aku ketahui (masalah ontologi/metafisika)Bagaimana aku mengetahuinya (masalah epistemologi)Apakah aku yakin (masalah aksiologi)Apakah aku benar (masalah logika)*

  • LanjutanMetafisika.Metafisika adalah studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realitas. Ada beberapa hal yang direfleksikan yaitu sifat manusia dan hubungannya dengan alam.Metafisika adalah suatu kajian tentang hakekat keberadaan zat, pikiran, dan kaitan zat dengan pikiran. Obyek metafisika ada dua, yakni ada sebagai yang ada dan ada sebagai yang Illahi.Ada sebagai yang ada.Ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, suatu benda itu sungguh-2 ada tidak terkena perubahan. Cirinya adalah dapat diserapnya oleh pancaindera.Ada sebagai yang Ilahi.*

  • LanjutanIni adalah keberadaan yang mutlak, yang sama sekali tidak bergantung pada yang lain.Ini berarti bahwa suatu yang ada adalah yang seumum-umumnya dan yang mutlak, yaitu tuhan. Apabila kita berbicara tentang yang illahi berarti kita bertolak dari sesuatu yang pada dasarnya tidak dapat ditangkap oleh pancaindera.Epistemologi.Epistemologi merupakan cabang filsafat yang merefleksikan asal usul, hakekat, dan batasan pengetahuan manusia. Epistemologi berkaitan dengan kriteria penilaian atas kebenaran. Epistemologi pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh melalui metode ilmiah.

    *

  • LanjutanMetode ilmiah adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang dan mapan, sistematik dan logis.Dalam epistemologi terdapat beberapa teori kebenaran berdasarkan koherensi, korespondensi, pragmatis, dan legalisme. Epistemologi berkaitan dengan kriteria penilaian atas kebenaran.Pada dasarnya metode ilmiah dilandasi :Kerangka pemikiran yang logisPenjabaran hipotesis yang merupakan deduksi dan kerangka pemikiran.Verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenarannya secara faktual.

    *

  • LanjutanLanigan mengatakan bahwa prosesnya yang progresif dari kognisi menuju afeksi yang selanjutnya menuju konasi, epistemologi berpijak pada salah satu atau lebih teori kebearan. Aksiologi.Aksiologi adalah cabang filsafat yang ingin merefleksikan cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan diperoleh. Lanigan berpendapat bahwa aksiologi adalah studi etika dan estetika. Ini berarti aksiologi adalah suatu kajian terhadap apa itu nilai-niai manusia dan bagaimana cara melembagakannya, kajian tentang nilai manusiawi dan bagaimana cara mengekspresikannya.

    *

  • LanjutanDalam hubungannya dengan filsafat komunikasi, pentingnya bagi seorang komunikator ketika ia mengemas pemikirannya sebagai isi pesan dengan bahasa sebagai lambang, untuk terlebih dahulu melakukan pertimbangan nilai, apakah pesan yang ia komunikasikan etis atau tidak, estetis atau tidak. Logika.Logika adalah cabang filsafat yang menelaah asas dan dasar metode penalaran secara benar dalam hal ini cara berkomunikasi secara lebih baik dan benar.Logika penting dalam komunikasi karena pemikiran harus dikomunikasikan dan yang dikomunikasikan merupakan putusan sebagai hasil dari proses berpikir. Dalam hal ini berpikir logis.

    *

  • LanjutanDalam membangun perspektif ilmu ada tiga dasar elemen, antara lain epistemologi, ontologi, dan aksiologi.. Dengan berdasarkan elemen tersebut, maka ilmuwan dapat mengenali dan membedakan berbagai perspektif ilmu yang ada dalam kehidupan manusia.Hal lain, ilmuwan dapat meletakkan setiap ilmu pada tempatnya masing-masing yang saling memperkaya kehidupan manusia.Pemikiran Stephen W. Littlejohn.Perspektif yang ada dalam komunikasi dapat berbeda dengan perspektif lainnya, tdak hanya berbeda dalam hal pengelompokan akan tetapi dapat juga berbeda dalam konsepsi maupun asumsi dasar.

    *

  • LanjutanUntuk menjelaskan perbedaan konsep, landasan berpikir, fokus, dan bias masing-masing perspektif, merujuk pada bidang metatheori.Metatheory merupakan suatu bidang yang berusaha untuk menggambarkan dan menjelaskan persamaan dan perbedaan teori-teori.Apa yang seharusnya diteliti, bagaimana observasi seharusnya dilakukan, dan bentuk teori apa yang seharusnya digunakan. Perdebatan metatheory merupakan konsekuensi ketidaktentuan pada status pengetahuan pada suatu bidang ilmu tertentu.

    *

  • MANUSIA SEBAGAI PELAKU KOKUNIKASIHakekat komunikasi adalah proses ekspresi antar manusia. Setiap manusia mempunyai kepentingan untuk menyampaikan pikiran atau perasaan yang dipunyai.Proses komunikasi adalah aktifitas yang diperlukan untuk mengadakan dan melakukan tindakan komunikatif, baik yang dilakukan oleh komunikator, komunikan, aktifitas penyampaian pesan, noise yang bisa terjadi dalam setiap tindakan komunikasi.Posisi manusia dalam komunikasi dapat dilihat pada rumusan Lasswell: Who say what to whom in what channel with what effect dan rumusan Aristoteles: pembicara, argumen, pidato, dan pendegar. Rumusannya : pembicara - pendengar .Sehingga posisi manusia berada pada : who dan whom dan pembicara pendengar. *

  • LanjutanMenurut Aristoteles manusia mempunyai tiga anima (jiwa) :Anima vegatativa/roh vegetatif tumbuh-tumbuhan, fungsinya makan, tumbuh, dan berkembang biak.Anima sensitiva, binatang punya perasaan, naluri, dan nafsu mampu mengamati, bergerak, dan bertidak.Anima intelektiva roh intelek yang dimiliki manusia berpikir dan bertindak, punya kesadaran. Dengan demikian ciri manusia memiliki totalitas, yakni persatuan roh dan jasad. Anima adalah penyebab hidup, bukan penyebab kesadaran, yang menyebabkan kesadaran adalah aku/rohani. Aku adalah juga yang merasa, sedangkan pusat panca indera adalah di otak. Pemikiran Aristoteles tampaknya termasuk dalam konvergensi, yakni penggabungan tiga aliran besar.*

  • LanjutanMaterialisme.Yaitu aliran yang melihat manusia ada pada fisiknya. Keberadaan fisik merupakan unsur pokok dari kemanusiaan.Idealisme.Aliran ini mengatakan bahwa keberadaan manusia adalah pada ide. Ide terletak di pemikiran, semakin jernih pemikiran, maka seseorang akan mampu menangkap hakekat walaupun belum memiliki interaksi dengan panca indera yang dimaksud.Eksistensialisme.Aliran ini melihat manusia pada eksistensinya, yaitu sejauhmana keberadaannya diakui oleh masyarakat sekitarnya. Semakin diakui, maka semakin eksis ia.*

  • KAJIAN FILSAFAT ILMU KOMUNIKASIOntologi Ilmu KomunikasiOntologi pada dasarnya menanyakan hakekat apa dari suatu Ilmu. Ontologi dalam hal ini mencoba melihat realitas/permasalahan yang terjadi dan mengaitkannya dengan kebenaran ilmu. Dalam peranannya terhadap kajian Ilmu Komunikasi, Ontologi berupaya melihat realitas Ilmu Komunikasi sebagai sarana atau proses penyampaian pesan antar manusia. Hal ini disesuaikan oleh dua hal yaitu : 1) sesuai dengan obyek materianya yang berada dalam rumpun ilmu sosial maka ilmu komunikasi harus terjadi antar manusia. *

  • Lanjutan2) Ilmu komunikasi menggunakan paradigma dimana pesan disampaikan dengan sengaja, dilatarbelakangi oleh motif komunikasi dan usaha untuk mewujudkannya. Obyek material ilmu komunikasi adalah manusia dan tindakannya dalam konteks sosial, sementara obyek formanya adalah komunikasi itu sendiri sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia. Manusia berkomunikasi didasarkan pada emosi jiwa yang kemudian diungkapkan dalam bentuk bahasa untuk berkomunikasi. S. Langer berpendapat bahwa bahasa bermula sebagai tindakan emosional ungkapan yang meluap-luap, yang menggugah hati para pendengarnya.

    *

  • LanjutanSehingga komunikasi dapat dikatakan sebagai jalinan yang menghubungkan manusia.Epistemologi Ilmu KomunikasiEpistemologi pada dasarnya menanyakan tentang hakekat bagaimana kebenaran ilmu bisa dibuktikan. Dalam hal ini epistemologi mengaitkan ilmu dengan syarat-syarat uji kebenaran Ilmu yaitu apakah ilmu itu objektif, empiris dan sistematis?.Ilmu Komunikasi sebagai ilmu sosial yang berada dalam rumpun empiris (paham yang menekankan pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan) dapat dikembangkan berdasarkan paradigma positivist dan anti-postitivist.

    *

  • LanjutanParadigma positivist menyatakan bahwa ilmu dibangun berdasarkan fakta empirik sensual: teramati, terukur, teruji, terulang, dan teramalkan karenanya sangat kuantitatif.Sedangkan paradigma anti-positivist menyatakan ilmu menggunakan pendekatan kualitatif dan mencoba menyatukan obyek-subyek ilmu. Dalam hal ini, Ilmu komunikasi apabila dilihat dari paradigma positivist cenderung objektif, kebenaran ada pada objeknya. Sedangkan ilmu komunikasi berlatar antipositivist bersifat intersubjektif.Postivisme dan antipositivisme menurunkan jenis penelitian yang berbeda penelitian komunikasi kuantitatif berlatar positivist yang obyektif. *

  • LanjutanSedangkan penelitian komunikasi kualitatif lebih berlatar antipositivist yang intersubyektif dimana kebenaran merupakan kesepakatan antar subyek menyangkut interpretasi atas obyek. Aksiologi Ilmu Komunikasi.Aksiologis mempertanyakan kegunaan/nilai: bagaimana dan untuk tujuan apa ilmu komunikasi itu digunakan. Penilaian ini menjadi terkait oleh nilai etis atau moral. Dalam hal ini, hanya tindakan manusia yang sengaja yang dapat dikenakan penilaian etis. Akar tindakan manusia adalah falsafah hidup: kesatuan nilai-nilai yang menurut manusia memiliki derajat teragung yang jika terwujud ia yakin akan bahagia.

    *

  • LanjutanAksiologi ilmu komunikasi kemudian mempertanyakan untuk tujuan apa praktisi komunikasi menggunakan ilmunya tergantung pada pokok jawaban atas pertanyaan pokok falsafah hidup individu manusianya: apakah ilmunya akan digunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat, atau sebaliknya ? Demikian pula halnya dengan ilmuwan komunikasi, falsafah hidupnya akan menentukan dalam memilih obyek penelitian, cara melakukan penelitian, dan menggunakan produk hasil penelitiannya.Dalam menentukan apakah Komunikasi layak menjadi ilmu maka terlebih dahulu harus dikaitkan dengan pemenuhan syarat-syarat ilmu.

    *

  • LanjutanSyarat ilmu antara lain menyatakan bahwa ia harus memiliki objek kajian, dimana objek kajian tersebut harus terdiri satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya.Secara ontologis obyek material ilmu komunikasi hanya mengkaji penyampaian pesan antar manusia. Penyampaian pesan kepada yang bukan manusia berada di luar obyek kajiannya. Pesan adalah segala hasil penggunaan akal budi manusia yang disampaikan untuk mewujudkan motif komunikasi, tanpa motif maka sesuatu tidak dinilai sebagai pesan, karenanya tidak berada dalam kajian ilmu komunikasi.Syarat ilmu yang kedua menyatakan bahwa ilmu harus sistematis, dimana obyeknya itu tersusun dalam satu rangkaian sebab akibat yang tersusun secara sistematis.*

  • LanjutanDalam komunikasi sistem ini telah terjawab dan digambarkan sebagai; karena terdorong oleh motif :Mengapa manusia menyampaikan pesan, karena adanya komunikasi. Dari mana datangnya motif komunikasi, konsepsi kebahagiaan yang lahir dari naluri manusia sebagai paduan arah diturunkan dari falsafah bertindak. Dari mana konsepsi kebahagiaan hidupnya.Dari mana datangnya falsafah hidup? Diturunkan dari peralatan rohaniahnya yang bekerja secara simultan yaitu: hati nurani, akal, budi, dan seperangkat naluri. Dari mana datangnya peralatan, dari manusia, rohaniah yang bekerja secara simultan.

    *

  • LanjutanSyarat ketiga ilmu adalah metodologis, dimana harus tersedia cara tertentu untuk membangun suatu ilmu, dan metode ini berdasarkan metode ilmiah.Sesuai dengan latar filsafat ilmunya, ilmu komunikasi mengenal dua macam metode penelitian, yaitu kuantitatif-positivist dan kualitatif anti-positivist. Kedua metode penelitian dengan dasar filsafat masing-masing menurunkan cara membangun ilmu yang berbeda dengan tujuan yang berbeda pula. Ilmu komunikasi dengan latar postivisme mencari generalisasi dan obyektifitas universal, dimana hasilnya bebas nilai. *

  • LanjutanSebaliknya ilmu komunikasi berlatar antipositivisme mencari intersubyektifitas guna membangun ilmu secara ideografik, dan hasil penelitiannya justru terkait nilai.Syarat ilmu yang keempat adalah universalitas, hal ini berlaku untuk ilmu komunikasi bagi kuantitatif-positivis untuk membangun generalisasi universal.Kuantitatif positivis yang berlatar ilmu alam, system sebab-akibat cenderung mekanistis: setiap sebab menimbulkan akibat yang pasti, terduga, dan teramalkan. Menggunakan pemaparan persyaratan ilmu, maka disimpulkan bahwa komunikasi merupakan ilmu karena memenuhi syarat-syarat ilmu pada umumnya. *

  • LanjutanPengandaian ini membuat komunikasi meredefinisikan empat persyaratan ilmu dengan mencabangkan syarat yang keempat, dimana universalitas tidak diharuskan. Namun hal ini diperlukan agar ilmu komunikasi bisa berkembang dan menjadi otonom, karena persyaratan mekanistis tidak bisa diterapkan pada manusia seutuhnya.Hal ini dikarenakan otak manusia yang terus berkembang. Perkembangan ini mengakibatkan perubahan perilaku manusia dalam upayanya beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

    *

  • KAJIAN ETIKA KOMUNIKASIPendahuan.Etika sebagai salah satu cabang pokok ilmu filsafat menelaah dan menyelidiki gejala-gejala dalam diri manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.Etika mencoba untuk meneliti tingkah laku manusia yang dianggap cerminan dari apa yang terkandung dalam jiwa atau hati nurani. Cerminan ini penting tetapi sukar ditelaah dan diselidiki.Obyek etika adalah perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran penuh (implisit dan ucapan). Hal ini disebabkan oleh karena kita tidak dapat mempertanggungjawabkan suatu perbuatan yang dilakukan diluar kesadaran. *

  • LanjutanPengertian.Etika adalah studi yang sistematis dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah dan sebagainya atau tentang prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita dalam penerapannya di dalam segala hal (William Benton, 1972).Etika adalah cabang aksiologi yang pada pokoknya mempersoalkan tentang predikat baik dan buruk dalam arti susila atau tidak susila (Louis. O. Kattsoff).Etika dan moral sering diidentikkan, padahal keduanya dapat dibedakan. Etika lebih ditujukan pada suatu sistim pengkajian, suatu sudut pandang (dalam islam disebut akhlak).*

  • LanjutanSedangkan moral lebih ditujukan kepada suatu yang dikaji atau tingkah laku perbuatan itu sendiri. Karena itu etika disebut juga filsafat kesusilaan atau filsafat moral yang berarti filsafat nilai (aksiologi).Menurut Kattsoff, ragam etika ditinjau dari pengertiannya dibagi menjadi 3, yaitu :Etika Deskriptif.Dalam pengertian ini etika bersangkutan dengan nilai dan ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah baik dan buruknya tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Etika bersangkutan dengan pencatatan terhadap corak-corak predikat serta tanggapan kesusilaan yang dapat ditemukan dalam masyarakat.*

  • LanjutanEtika Normatif.Etika ini sering dipandang sebagai suatu ilmu yang mengadakan ukuran-ukuran atau norma-norma yang dapat dipakai untuk menanggapi atau menilai perbuatan dan tingkah laku seseorang dalam bermasyarakat.Etika kefilsafatan.Analisa tentang apa yang orang maksudkan bilamana mempergunakan predikat-predikat kesusilaan. Apa yang disebut perbuatan etis, tidak etis. Jadi etika kefilsafatan mempersoalkan tentang arti-arti yang dikandung oleh istilah-istilah kesusilaan yang dipergunakan oleh orang dalam membuat tanggapan-2 kesusilaan.*

  • LanjutanUntuk memahami etika dan mengerti perbuatan yang boleh dan tidak dilakukan menurut etika, perlu memahami norma yang mengandung peraturan tentang perilaku manusia. Norma adalah peraturan atau pedoman hidup tentang bagaimana seyogyanya manusia harus bertingkah laku dan berbuat dalam masyarakat.Norma teknis dan perbuatan.Hanya berlaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu atau untuk kegiatan-kegiatan sementara dan terbatas. Contoh peraturan dalam olah raga, dalam perusahaan.Norma yang berlaku dalam masyarakat.Norma kepercayaan/keagamaan.Norma moralNorma sopan santunNorma hukum*

  • LanjutanNorma kepercayaan/keagamaanDasar dari norma ini adalah kitab suci, tujuanya adalah agar manusia beriman. Adapun sanksinya tidak didunia, tapi di akhirat nanti. Contoh : jangan membunuh, berbuat baik dan sebagainya.Rasa malu bisa menghadang dari berbuat zalim, malu sebagian dari iman. Manusia yang tidak ada rasa malu kehilangan kondratnya sebagai manusia.Norma moral.Norma moral berhubungan dengan manusia sebagai pribadi, pendukungnya adalah hati nurani. Pelanggaran terhadap norma ini adalah penyesalan, karena tidak ada kekuasaan dari luar diri manusia yang mengancam. Contoh : kasus Urip-Artalyta.Seorang ahli hukum diarahkan oleh seorang yang tidak tahu hukum.*

  • LanjutanNorma sopan santun.Norma ini didasarkan atas kebiasaan, kesopanan, kepantasan atau kepatutan yang berlaku dalam masyarakat, tujuanya adalah untuk penyempurnaan manusia sebagai masyarakat, yaitu untuk kedamaian, ketertiban, keamanan dalam hidup bersama. Ancamannya adalah cemoohan, hinaan dari masyarakat.Contoh : tidak merokok di kendaraan umum, tidak membunyikan klakson saat antrian panjang.Norma Hukum.Norma hukum pelaksanaannya dapat dituntut dan dipaksakan kepatutan dan kepantasan yang berlaku dalam masyarakat. Dasarnya adalah peraturan perundang-undangan yang dapat dipastikan mulai kapan berlaku. Contoh : kasus korupsi yang terjadi pada pemimpin/pejabat kita.*

  • Mazhab-mazhab EtikaMazhab adalah haluan atau aliran mengenai hukum fikih yang menjadi ikutan umat Islam. Atau golongan pemikir yang sepaham dalam teori, ajaran, atau aliran tertentu dibidang ilmu, cabang kesenian, dan berusaha untuk memajukan hal itu.Dalam hal mazhab dalam etika dapat diartikan pada pengertian yang kedua. Etika selalu berhubungan dengan hal-hal yang baik dan buruk, susila dan tidak susila.Dalam hal mempersoalkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kejujuran dan lainnya, maka akan muncul pertanyaan baru: benarkah ada nilai-nilai etika yang sifatnya universal, obyektif dan berlaku umum tanpa menuntut suatu syarat apapun ?.Permasalahan ini mengakibatkan timbulnya berbagai macam mazhab dalam etika. *

  • LanjutanSemua mazhab berusahan untuk memberikan jawaban dari alternatif-2 yang ada dan biasanya jawaban itu berhubungan erat dengan pandangan mazhab tentang filsafat manusia.Mazhab-2 dalam Etika :Egoisme.Kaidah atau peraturan yang berlaku dalam egoisme adalah bahwa tindakan atau perbuatan yang paling baik adalah yang memberi hasil atau manfaat bagi diri sendiri untuk jangka waktu selama diperlukan atau dalam waktu yang lama. Egoisme secara praktis nampak dalam :Hedonisme.Tema sentral dan tujuan dari Hedonisme adalah memperoleh kesenangan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani hedone yang berarti kesenangan.*

  • LanjutanTokohnya hedonisme adalah Eudoxus dan Epicurus.Menurut Epicurus : hal yang baik adalah hal yang memuaskan keinginan manusia, teristimewa keinginan akan kesenangan. Hal yang sering dianjurkan adalah agar manusia mempergunakan waktunya sebanyak mungkin untuk bersenang-senang.Eudaemonisme.Eudaemonisme berasal dari bahasa Yunani eudaemonia yang berarti bahagia atau kebahagiaan. Tujuannya adalah memperoleh kebahagiaan, baik kebahagiaan badaniah maupun kebahagiaan rohaniah.Perbedaan pokok dengan hedonisme adalah pada kebahagiaan rohaniah. Pangkal dari kebahagiaan adalah pengalaman.Manusia selalu mengejar suatu kebahagiaan, yang merupakan nilai tertinggi dalam hidupnya..

    *

  • LanjutanKebahagiaan tidak akan tercapai apabila manusia hanya mengejar kesenangan saja. Setiap manusia harus hidup dengan mengembangkan bakat dan kemampuan yang ada pada dirinya sehingga dengan demikian kebahagiaan yang menjadi tujuan utama akan tercapai. Deontologisme.Deontologisme berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti yang diharuskan atau diwajibkan.Deontolotgisme berpendapat bahwa baik buruknya atau benar salahnya suatu tindakan tidak diukur berdasarkan akibat yang ditimbulkannya, melainkan berdasarkan sifat-2 tertentu dari tindakan dan perbuatan yang dilakukan.*

  • LanjutanSuatu tindakan tidak dinilai dari hasil yang dicapainya, tetapi dinilai dari kewajiban moral dan keharusan. Bentuk deontologisme ada 2, yaitu :Deontologisme tindakan. Tema sentralnya adalah baik dan buruknya suatu tindakan dapat dirumuskan atau diputuskan dalam dan untuk situasi tertentu dan sama sekali tidak ada peraturan umum (etika situasi). Contoh : Jujur, bagi si A adalah baik, tetapi belum tentu bagi si B. Deontologisme peraturan. Kaidah moral yang berlaku adalah baik buruknya suatu tindakan diukur pada satu atau beberapa peraturan yang berlaku umum, dan bersifat mutlak, tidak dilihat dari baik buruknya akibat perbuatan itu. Contoh : peraturan jangan membunuh, maka perbuatan itu harus dihindari.*

  • LanjutanUtilitarianisme.Mazhab ini berpendapat bahwa baik buruknya tindakan seseorang diukur dari akibat yang ditimbulkannya. Yang menjadi tujuan adalah hasil atau konsekuensi yang timbul akibat perbuatan yang dikerjakan.Akibat baik berarti menguntungkan dan bermanfaat terutama bagi kepentingan banyak manusia dan menghindarkan akibat-2 buruk. Istilah lain untuk menyebut mazhab ini Teleologis.Ada dua bentuk utilitarianisme , yaitu :Utilitarianisme tindakan. Bentuk ini menganjurkan agar segala tindakan manusia akan mengakibatkan sedemikian rupa kelebihan akibat baik yang sebesar mungkin. Contoh : berbohong terkadang diperbolehkan demi untuk menyenangkan pasangan hidup kita.*

  • LanjutanUtilitarianisme peraturan.Semboyannya adalah bertindaklah sesuai dengan kaidah yang penetapannya menghasilkan kelebihan akibat baik yang sebesar mungkin dibandingkan akibat buruk.Suatu tindakan dianggap baik apabila pada akhirnya menghasilkan kelebihan akibat baik bagi berlakunya suatu peraturan.Theonom.Mazhab ini mengatakan bahwa kehendak Allah adalah merupakan ukuran baik buruknya suatu tindakan. Perbuatan susila harus mendasarkan diri pada kehendak dan sifat-sifat Allah, sehingga teori ini sering disebut Theological Theory.Ada dua macam teori ini, yaitu : *

  • LanjutanTeori Theonom murni.Kaidah umum yang berlaku dalam teori ini adalah :Suatu perbuatan dianggap benar atau susila apabila sesuai dengan kehendak Allah atau sesuai apabila dengan kewajiban-2 yang diperintahkan Allah kepada manusia. Contoh : membunuh tidak diperbolehkan bukan karena mengakibatkan hal-hal yang buruk, tetapi membunuh itu dilarang karena sesungguhnya Allah tidak menyukai perbuatan membunuh.Teori Theonom kodrat.Sesuai dengan hukum kodrat bahwa Allah menciptakan manusia, dan memang keberadaan manusia sudah dikehendaki oleh Allah. *

  • LanjutanManusia di dunia diberi kebebasan untuk menjalankan apa yang baik bagi dirinya, karena itu kebaikan suatu perbuatan tergantung dari manusia itu sendiri, tergantung apakah perbuatan itu dapat mewujudkan nilai-nilai manusia atau tidak.Suatu perbuatan dinilai sejauh adanya manfaat yang diberikan akibat perbuatan itu (Etika perwujudan diri).Etika Komunikasi.Komunikasi adalah penyampaian pesan atau pengertian dari seseorang kepada orang lain, baik secara langsung ataupun melalui media yang bertujuan untuk mendapatkan kesamaan pengertian antara komunikator dengan komunikan.Bagaimana mengadakan penilaian etis terhadap perilaku komunikator dan perilaku komunikan dalam berkomunikasi, apakah media yang digunakan itu efektif dan juga etis ?*

  • LanjutanSecara umum penilaian terhadap perilaku seseorang apakah etis atau tidak dapat didasarkan pada 3 macam prinsip dalam pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip itu menyingkapkan masalah pokok dalam etika, yaitu : Prinsip-prinsip apakah yang dapat dipakai sebagai dasar membuat tanggapan kesusilaan ?Perbuatan-perbuatan apakah yang dikatakan betul, artinya yang dibenarkan dari segi kesusilaan ?Makna apakah yang dikandung oleh kata seharusnya, dan apakah yang merupakan sumber wajib ?Etika komunikasi akan mencoba mencari standar etika apa yang digunakan oleh komunikator dan komunikan dalam menilai diantara teknik, isi dan tujuan komunikasi. *

  • LanjutanRichard L. Johannesen membuat pertanyaan dasar yang dipakai sebagai alat untuk membuat penilaian etika komunikasi lebih sistematis dan memiliki dasar yang kuat, yaitu :Mampukah saya menjelaskan dengan tepat apa kriteria, standar, perspektif etika yang diterapkan pada saya atau orang lain ? Apakah dasar yang konkrit bagi penilaian etika ?Mampukah saya membenarkan kelogisan dan relevansi standar ini untuk kasus tertentu ? Mengapa kriteria etika yang sangat sepadan ini termasuk standar yang sangat potensial ? Mengapa standar ini mendapat prioritas diatas standar yang relevan lainnya ?Mampukah saya menunjukkan dengan jelas dalam hal apa komunikasi dinilai berhasil atau gagal dalam memenuhi standar-standar itu ?*

  • Perbedaan Etika, Etiket, Moral dan agamaDalam kehidupan sehari-hari, batas antara etika dan etiket sangat tipis. Padahal dua terminologi tersebut sangat berbeda, meskipun disana sini tetap masih ada persamaannya.Persamaan adalah bahwa etika dan etiket menyangkut tindakan dan perilaku manusia, etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif.Perbedaan antara etika dan etiket :Etika menyangkut cara perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang atau kelompok tertentu. Etiket memberikan dan menunjukkan cara yang tepat dalam bertindak.Etiket hanya berlaku dalam pergaulan sosial. Jadi etiket selalu berlaku ketika ada orang lain. Sementara itu etika tidak memperhatikan orang lain atau tidak.*

  • LanjutanEtiket bersifat relatif, dalam arti bahwa terjadi keragaman dalam menafsirkan perilaku yang sesuai dengan etiket tertentu. Etika jauh bersifat mutlak. Prinsip etika bisa sangat universal dan tidak bisa ada proses tawar menawar.Etiket hanya menyangkut segi lahiriah saja. Sementara etika lebih menyangkut aspek internal manusia. Dalam hal etiket, orang bisa munafik, tetapi dalam hal dan perilaku etiks, manusia tidak bisa bersifat kontradiktif.Perbedaan Etika dan Estetika.Etika lebih menitik beratkan pada baik-buruknya atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia.Etika berkaitan dengan apa yang menjadi dasar bahwa tindakan manusia adalah baik atau buruk, benar atau salah.*

  • LanjutanEstetika mempermasalahkan seni atau keindahan yang diproduksi oleh manusia. Soal apresiasi yang harus dilakukan dalam proses kreatif manusiawi.Estetika berkaitan dengan imitasi atau reproduksi realitas. Seni sebagai ekspresi sosial atau ekspresi personal atas suatu realitas.Perbedaan Moral dan Hukum.Keduanya berhubungan yang erat, satu sama lain ,l,ain saling mempengaruhi dan membutuhkan. Kualitas hukum ditentukan oleh moralnya. Hukum harus dinilai atau diukur dengan norma moral. Undang-undang tidak dapat diganti apabila dalam suatu masyarakat kesadaran moralnya mencapai tahap cukup matang.*

  • LanjutanHukum hanya membatasi ruang lingkupnya pada tingkah laku lahiriah manusia, sedangkan moral menyangkut perilaku batin seseorang.Sanksi hukum biasanya dapat dipaksakan, sedangkan sanksi moral adalah pada kenyataan bahwa hati nuraninya akan merasa tidak tenang.Sanksi hukum didasarkan atas kehendak masyarakat, sedangkan moralitas tidak akan dapat diubah oleh masyarakat.Perbedaan Etika dan Agama.Etika mendukung keberadaan agama, etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk pemecahan masalah.Etika mendasarkan pada argumentasi rasional, sedangkan agama menuntut seseorang untuk mendasarkan pada wahyu.

    *

  • *

  • Etika dan Filsafat KomunikasiKajian Filsafat terhadap llmu Komunikasi.Ontologi Ilmu KomunikasiOntologi pada dasarnya menanyakan hakekat apa dari suatu Ilmu. Ontologi dalam hal ini mencoba melihat realitas/permasalahan yang terjadi dan mengaitkannya dengan kebenaran ilmu. Dalam peranannya terhadap kajian Ilmu Komunikasi, Ontologi berupaya melihat realitas Ilmu Komunikasi sebagai sarana atau proses penyampaian pesan antar manusia. Hal ini disesuaikan oleh dua hal yaitu : 1) sesuai dengan obyek materianya yang berada dalam rumpun ilmu sosial maka ilmu komunikasi harus terjadi antar manusia. *

  • Lanjutan2) Ilmu komunikasi menggunakan paradigma dimana pesan disampaikan dengan sengaja, dilatarbelakangi oleh motif komunikasi dan usaha untuk mewujudkannya. Obyek material ilmu komunikasi adalah manusia dan tindakannya dalam konteks sosial, sementara obyek formanya adalah komunikasi itu sendiri sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia. Manusia berkomunikasi didasarkan pada emosi jiwa yang kemudian diungkapkan dalam bentuk bahasa untuk berkomunikasi. S. Langer berpendapat bahwa bahasa bermula sebagai tindakan emosional ungkapan yang meluap-luap, yang menggugah hati para pendengarnya.

    *

  • LanjutanSehingga komunikasi dapat dikatakan sebagai jalinan yang menghubungkan manusia.Epistemologi Ilmu KomunikasiEpistemologi pada dasarnya menanyakan tentang hakekat bagaimana kebenaran ilmu bisa dibuktikan. Dalam hal ini epistemologi mengaitkan ilmu dengan syarat-syarat uji kebenaran Ilmu yaitu apakah ilmu itu objektif, empiris dan sistematis?.Ilmu Komunikasi sebagai ilmu sosial yang berada dalam rumpun empiris (paham yang menekankan pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan) dapat dikembangkan berdasarkan paradigma positivist dan anti-postitivist.

    *

  • LanjutanParadigma positivist menyatakan bahwa ilmu dibangun berdasarkan fakta empirik sensual: teramati, terukur, teruji, terulang, dan teramalkan karenanya sangat kuantitatif. Sedangkan paradigma anti-positivist menyatakan ilmu menggunakan pendekatan kualitatif dan mencoba menyatukan obyek-subyek ilmu. Dalam hal ini, Ilmu komunikasi apabila dilihat dari paradigma positivist cenderung objektif, kebenaran ada pada objeknya. Sedangkan ilmu komunikasi berlatar antipositivist bersifat intersubjektif.Postivisme dan antipositivisme menurunkan jenis penelitian yang berbeda penelitian komunikasi kuantitatif berlatar positivist yang obyektif. *

  • LanjutanSedangkan penelitian komunikasi kualitatif lebih berlatar antipositivist yang intersubyektif dimana kebenaran merupakan kesepakatan antar subyek menyangkut interpretasi atas obyek. Aksiologi Ilmu Komunikasi.Aksiologis mempertanyakan kegunaan/nilai: bagaimana dan untuk tujuan apa ilmu komunikasi itu digunakan. Penilaian ini menjadi terkait oleh nilai etis atau moral. Dalam hal ini, hanya tindakan manusia yang sengaja yang dapat dikenakan penilaian etis. Akar tindakan manusia adalah falsafah hidup: kesatuan nilai-nilai yang menurut manusia memiliki derajat teragung yang jika terwujud ia yakin akan bahagia.

    *

  • LanjutanAksiologi ilmu komunikasi kemudian mempertanyakan untuk tujuan apa praktisi komunikasi menggunakan ilmunya tergantung pada pokok jawaban atas pertanyaan pokok falsafah hidup individu manusianya: apakah ilmunya akan digunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat, atau sebaliknya ? Demikian pula halnya dengan ilmuwan komunikasi, falsafah hidupnya akan menentukan dalam memilih obyek penelitian, cara melakukan penelitian, dan menggunakan produk hasil penelitiannya.Dalam menentukan apakah Komunikasi layak menjadi ilmu maka terlebih dahulu harus dikaitkan dengan pemenuhan syarat-syarat ilmu.

    *

    *