fil ilmu i

8/18/2019 FIL ILMU I

1/50

FILSAFAT ILMU FILSAFAT ILMU


2/50

ORIENTASI UMUM TENTANGORIENTASI UMUM TENTANG

FILSAFAT(1)FILSAFAT(1)

PENGERTIAN FILSAFAT

UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN“APAKAH FILSAFAT ITU?”

A. ARTI ETIMOLOGIS

B. ARTI SUBJEKTIF

C. ARTI OPERASIONAL

D. ARTI OBJEKTIF


3/50

A. ARTI ETIMOLOGIS

KATA FILSAFAT (BHS YUNANI) BERARTI“CINTA AKAN HIKMAT”

PHILOS

BERARTI PENCARI SOPHIA BERARTI PENGETAHUAN

B. MAKNA SUBJEKTIF

DALAM HAL INI SETIAP AHLI DAPAT

MEMBERIKAN DEFINISI MENURUTPANDANGANNYA DAN SESUAI DENGANAPA YANG DIPELAJARINYA.




4/50

C. MAKNA OPERASIONAL

DALAM HAL INI YANG DIPIKIRKANADALAH KEGIATAN APAKAH YANG

DILAKUKAN PARA FILSUF KETIKABERFILSAFAT?

D. MAKNA OBJEKTIF

FILSAFAT OLEH SIAPAPUN DANDIMANAPUN DILAKUKAN, AKANMEMPUNYAI ARTI YANG SAMA.




5/50

FILSAFAT MERUPAKAN SUATU REFLEKSI DALAMBENTUK KEGIATAN AKAL BUDI, MAUPUNKEGIATAN PERENUNGAN. DAPAT PULADIKATAKAN SEBAGAI SUATU REFLEKSI YANG

MERUPAKAN PENGETAHUAN TAHAP KE DUA.DALAM HAL INI, PENGERTIAN YANG DITERIMA,DIRENUNGKAN LEBIH LANJUT, SEHINGGASELAIN PENGERTIAN TERSEBUT, KITAMENDAPATKAN PULA SUATU ARTI DAN MAKNA

DARI PENGERTIAN TERSEBUT. YANGDIREFLEKSIKAN FILSAFAT ADALAH APA SAJA,DAN TIDAK TERBATAS HANYA PADA BIDANGATAU THEMA TERTENTU.




6/50

PADA DASARNYA TUGAS FILSAFAT ADALAH:

. MENYAJIKAN PERTANYAAN YANG TIDAK

DISAJIKAN DALAM EMPIRIK.

!. MENGADAKAN RE"OLUSI DALAM PERSEPSI.

#. MENCEGAH PEMIKIRAN RUTIN DAN

MENGEMBALIKAN PADA PEMIKIRAN

REFLEKSI.

$. MENCEGAH PEMIKIRAN MEKANISTIK DANMENGEMBALIKANNYA PADA PEMIKIRAN

AKTIF DAN KREATIF.




7/50



PENGETAHUAN DIMULAI DENGAN RASA INGINTAHU,

KEPASTIAN DIMULAI DENGAN RASA RAGU%RAGU, DAN

FILSAFAT DIMULAI DENGAN KEDUANYA.

BERFILSAFAT DIDORONG UNTUK MENGETAHUIAPA YANG TELAH KITA TAHU DAN APA YANGBELUM KITA TAHU.

JADI UNTUK MENDAPATKAN PENGETAHUAN

YANG BENAR MELALUI FILSAFAT ADALAH :KETAHUILAH APA YANG ENGKAU TAHU DANKETAHUILAH PULA APA YANG ENGKAU TIDAKTAHU


8/50


FILSAFAT(7)FILSAFAT(7) KARAKTERISTIK BERPIKIR FILSAFAT :

MENYELURUH YAKNI HUBUNGAN ILMU

DENGAN ILMU LAIN DAN KEGUNAANNYA.

MENDASAR YAKNI TIDAK PERCAYA BEGITU

SAJA TENTANG KEBENARAN ILMU.

SPEKULATIF DENGAN PENUH PERTANYAAN

TENTANG APA ITU LOGIS, APA ITU BENAR, APA

ARTI DAN TUJUAN HIDUP DAN SEBAGAINYA.


9/50



CABANG FILSAFAT MELIPUTI:

&. EPISTEMOLOGI (FILSAFAT PENGETAHUAN)

'. ETIKA (FILSAFAT MORAL)

. ESTETIKA (FILSAFAT SENI )

. METAFISIKA

*. POLITIK (FILSAFAT PEMERINTAHAN)

+. FILSAFAT AGAMA

. FILSAFAT ILMU

-. FILSAFAT PENDIDIKAN

. FILSAFAT HUKUM

&/. FILSAFAT SEJARAH

&&. FILSAFAT MATEMATIKA


10/50

FILSAFAT ILMUFILSAFAT ILMU

FILSAFAT ILMU ADALAH BAGIAN DARI

FILSAFAT PENGETAHUAN (EPISTEMOLOGI)

YANG SECARA SPESIFIK MENGKAJI HAKIKAT

ILMU (PENGETAHUAN ILMAH).

ILMU MERUPAKAN CABANG PENGETAHUAN

YANG MEMILIKI CIRI%CIRI TERTENTU

FILSAFAT ILMU MERUPAKAN TELAAH SECARA

FILSAFAT YANG INGIN MENJAWAB BEBERAPA

PERTANYAAN MENGENAI HAKIKAT ILMU.


11/50

DASAR PENGETAHUANDASAR PENGETAHUAN

MANUSIA MAMPU MELAKUKAN PENALARANARTINYA MAMPU BERPIKIR SECARA LOGIS DANANALITIS.

PENALARAN SUATU PROSES BERFIKIR UNTUK

MENARIK SUATU KESIMPULAN BERUPAPENGETA!UAN.

BERPIKIR MERUPAKAN SUATU KEGIATAN UNTUKMENEMUKAN PENGETA!UAN YANG BENAR.

PENALARAN MERUPAKAN KEGIATAN BERPIKIR YANG MEMPUNYAI KARAKTERISTIK TERTENTUDALAM MENEMUKAN KEBENARAN.


12/50

CIRI PENALARANCIRI PENALARAN

PENALARAN MEMILIKI CIRI

POLA BERPIKIR YANG DISEBUT LOGIKA

SIFAT ANALITIK DARI PROSES BERPIKIRTERSEBUT.

"ADI PENALARAN ILMIA! ADALA! SUATU

KEGIATAN ANALISIS YANG MEMPERGUNAKANLOGIKA ILMIA!.


13/50

SUMBER PENGETAHUAN(&)SUMBER PENGETAHUAN(&)

RASIONALISME DIDASARKAN PADA FA!AM

IDEALISME YANG DIKEMBANGKAN

BERDASARKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

MANUSIA SECARA RASIONAL.

EMPIRISME YANG MENDASARKAN

PENGETA!UAN PADA PENGALAMAN YANG

KONKRIT MELALUI BERBAGAI GE"ALAALAMIA!.


14/50

INTUISIONALISME ADALA! PENGETA!UANBERDASARKAN PENARIKAN KESIMPULAN

YANG NON ANALITIK DAN !ANYA DIDASARKANPADA PERASAAN ATAU INTUISI.

FENOMENOLOGIS ADALA! PROSESPENGKA"IAN YANG DIDASARKAN PADA

GE"ALA#GE"ALA YANG BERSIFAT EMPIRISTANPA PENGEMBANGAN POSTULAT YANGBERSIFAT TEORITIS.

SUMBER PENGETAHUAN(')SUMBER PENGETAHUAN(')


15/50

METODE ILMIAH(&)METODE ILMIAH(&)

METODE ILMIA! ADALA! CARA YANG

DILAKUKAN ILMU DALAM MENYUSUN

PENGETA!UAN YANG BENAR.

SETIAP PENGETA!UAN MEMILIKI CIRI SPESIFIKMENGENAI

– APA ( ONTOMOLOGI ) – BAGAIMANA ( EPISTEMOLOGI ) DAN – UNTUK APA ( AKSIOLOGI )PENGETA!UAN

TERSEBUT DISUSUN.


16/50

LANDASAN ONTOLOGIS MERUPAKAN CARA

BERPIKIR UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN:

&. OBYEK APA YANG DITELAAH ILMU?

'. BAGAIMANA WUJUD YANG HAKIKI DARI

OBYEK TERSEBUT?. BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA OBYEK

TADI DENGAN DAYA TANGKAP MANUSIA

(SEPERTI BERPIKIR, MERASA, DAN

MENGINDERA), YANG MEMBUAHKAN

PENGETAHUAN?

METODE ILMIAH(')METODE ILMIAH(')


17/50

LANDASAN EPISTEMOLOGIS MENJAWABPERTANYAAN:

&. BAGAIMANA PROSES YANG MEMUNGKINKANDITIMBANYA PENGETAHUAN YANG BERUPAILMU?

'. BAGAIMANA PROSEDURNYA?

. HAL%HAL APA YANG HARUS DIPERHATIKANAGAR KITA MENDAPATKAN PENGETAHUANYANG BENAR?

. APA YANG DISEBUT KEBENARAN ITU SENDIRI?*. APAKAH KRITERIANYA?

+. CARA0TEKNIK0SARANA APA YANG MEMBANTUKITA DALAM MENDAPATKAN PENGETAHUAN

YANG BERUPA ILMU?

METODE ILMIAH()METODE ILMIAH()


18/50

LANDASAN AKSIOLOGIS UNTUK MENJAWABPERTANYAAN:

&. UNTUK APA PENGETAHUAN YANG BERUPA ILMUITU DIPERGUNAKAN?

'. BAGAIMANA KAITAN ANTARA CARAPENGGUNAAN TERSEBUT DENGAN KAIDAH%KAIDAH MORAL?

. BAGAIMANA PENEMUAN OBJEK YANGDITELAAH BERDASARKAN PILIHAN%PILIHAN

MORAL?. BAGAIMANA KAITAN ANTARA TEKNIK

PROSEDURAL YANG MERUPAKANOPERASIONALISASI METODE ILMIAH DENGANNORMA%NORMA MORAL0PROFESIONAL?



19/50

EPISTEMOLOGI(&)EPISTEMOLOGI(&)

EPISTEMOLOGI MERUPAKAN PEMBA!ASANMENGENAI BAGAIMANA KITA MENDAPATKANPENGETA!UAN YANG MELIPUTI

• APA !AKEKAT$ "ANGKAUAN$ RUANG LINGKUPPENGETA!UAN%

• APA MANUSIA DIMUNGKINKAN MENDAPATKANPENGETA!UAN%

• SAMPAI BATAS MANA PENGETA!UAN YANG DAPAT

DITANGKAP MANUSIA%• APA SUMBER#SUMBER PENGETA!UAN%


20/50

PERSOALAN EPISTEMOLOGI PENGETA!UAN PADADASARNYA ADALA! BAGAIMANA MENDAPATKANPENGETA!UAN YANG BENAR DENGANMEMPER!ITUNGKAN ASPEK ONTOLOGI DAN

AKSIOLOGINYA. ILMU MEMPELA"ARI ALAM SEBAGAIMANA ADANYA

DAN TERBATAS PADA PENGALAMAN KITA.

PENGETA!UAN DIKUMPULKAN OLE! ILMU UNTUKMEN"A&AB BERBAGAI PERMASALA!AN.

EPISTEMOLOGI(')EPISTEMOLOGI(')


21/50

PENGETA!UAN ILMIA! ATAU ILMU MERUPAKANALAT BAGI MANUSIA DALAM MEMECA!KANBERBAGAI PERMASALA!AN.

ILMU MENCOBA MENCARIKAN PEN"ELASANMENGENAI ALAM MEN"ADI KESIMPULAN YANGBERSIFAT UMUM DAN INPERSONAL. METODE ILMIA! ADALA! SUATU TATACARA '

PROSEDUR DALAM MENDAPATKAN PENGETA!UAN YANG DISEBUT ILMU. DENGAN DEMIKIAN MAKAILMU MERUPAKAN PENGETA!UAN YANGDIDAPATKAN MELALUI METODE ILMIA!.

EPISTEMOLOGI()EPISTEMOLOGI()


22/50

BERPIKIR ILMIAH(&)BERPIKIR ILMIAH(&)

1. BERPIKIR ADALA! KEGIATAN MENTAL UNTUKMENG!ASILKAN PENGETA!UAN.

2. METODE ILMIA! MERUPAKAN EKSPRESI

MENGENAI CARA BEKER"A PIKIRAN. DENGANDEMIKIAN MAKA PENGETA!UAN YANGDI!ASILKAN MEMPUNYAI CIRI PENGETA!UANILMIA! YAKNI SIFAT RASIONAL DAN TERU"I.

3. METODE ILMIA! MENCOBA MENGGABUNGKANCARA BERPIKIR DEDUKTIF DENGAN CARABERPIKIR INDUKTIF.


23/50

1. BERPIKIR DEDUKTIF MEMBERIKAN SIFAT

YANG RASIONAL KEPADA PENGETA!UAN

ILMIA! DAN KONSISTEN DENGAN

PENGETA!UAN SEBELUMNYA.

2. BERPIKIR INDUKTIF YANG BERDASARKAN

KRITERIA KEBENARAN KORESPONDENSI

ARTINYA PERNYATAAN ITU BENAR BILATERDAPAT FAKTA#FAKTA EMPIRIS YANG

MENDUKUNGNYA

BERPIKIR ILMIAH(')BERPIKIR ILMIAH(')


24/50

PROSES KEGIATAN ILMIAH(&)PROSES KEGIATAN ILMIAH(&)

PROSES KEGIATAN ILMIA! DIMULAI KETIKA

MANUSIA MENGAMATI SESUATU.

PENGAMATAN TER!ADAP SESUATU KARENA

MERASA TERTARIK DAN !AL INI MERUPAKAN

MASALA! YANG PERLU DI"A&AB. MANUISIA

MENCOBA MEMERCA!KAN BERBAGAI

MASALA! YANG DI!ADAPINYA DENGANBERBAGAI CARA.


25/50

UNTUK MEMECA!KAN SUATU MASALA! MAKA

ILMU MENGGUNAKAN PIKIRAN YANG

BERDASARKAN PENALARAN DAN MENCOBA

MEMNCARI PEN"ELASAN TENTANG MASALA!TERSEBUT.

MASALA! YANG DI!ADAPI ADALA! !AL YANG

NYATA MAKA MENCARI "A&ABANNYA !ARUSPADA DUNIA YANG NYATA PULA. ( BEDANYA

DENGAN PERASAAN DAN ILMU KEAGAMAAN).

PROSES KEGIATAN ILMIAH(')PROSES KEGIATAN ILMIAH(')


26/50

METODE ILMIAH(&)METODE ILMIAH(&)

METODE ILMIA! ADALA! BERIKIR DENGAN CARAMENGGABUNGKAN PENDEKATAN RASIONAL DENGANPENDEKATAN EMPIRIS.

SECARA RASIONAL$ ILMU MENYUSUN PENGETA!UANSECARA KONSISTEN DAN KUMULATIF$ SEDANGKANSECARA EMPIRIS$ ILMU MEMISA!KAN PENGETA!UAN YANG SESUAI DENGAN FAKTA DAN YANG TIDAK.METODE ILMIA! ADALA! GABUNGAN ANTARA

RASIONALISMRE DENGAN EMPIRISME.


27/50

SEMUA TEORI ILMIA! !ARUS MEMENU!I

SYARAT• KONSISTEN DENGAN TEORI SEBELUMNYA

SE!INGGA TIDAK TER"ADI KONTRADIKSIDALAM TEORI KEILMUAN SECARA

KESELURU!AN.• !ARUS COCOK DENGAN FAKTA EMPIRIS

KARENA KALAU TIDAK$ MAKA TIDAKDITERIMA KEBENARANNYA SECARA ILMIA!.

METODE ILMIAH(')METODE ILMIAH(')


28/50

PENGETA!UAN YANG BELUM TERU"IKEBENARANNYA MAKA SEMUA PEN"ELASANRASIONAL YANG DIA"UKAN !ANYA BERSIFAT

SEMENTARA DAN BIASANYA DISEBUT !IPOTESISDAN MERUPAKAN "A&ABAN SEMENTARATER!ADAP MASALA! YANG DI!ADAPI. !IPOTESIS BIASANYA DISUSUN SECARA DEDUKTIFDENGAN MENGAMBIL PREMIS#PREMIS DARI

PENGETA!UAN ILMIA! YANG SUDA! DIKETA!UISEBELUMNYA.



29/50

METODE ILMIA! DAPAT DISEBUT SEBAGAI

PERKA&INAN YANG BERKESINAMBUNGAN

ANTARA DEDUKSI DAN INDUKSI..

PROSES INDUKSI MULAI MEMEGANG PERANAN

DALAM PENGU"IAN !IPOTESIS DIMANA

DIKUMPULKAN FAKTA#FAKTA EMPIRIS UNTUK

MENILAI APAKA! !IPOTESIOS TERSEBUTDIDUKUNG OLE! FAKTANYA ATAU TIDAK.



30/50

ALUR BERPIKIR DENGAN METODE ILMIA!

PERUMUSAN MASALA!$

PENYUSUNAN KERANGKA PIKIR$ PERUMUSAN !IPOTESIS$ PENGU"IAN !IPOTESIS$ DAN PENARIKAN KESIMPULAN.

ILMU MERUPAKAN KUMPULAN PENGETA!UAN YANG DISUSUN SECARA KONSISTEN DANKEBENARANNYA TELA! TERU"I SECARAEMPIRIS.

METODE ILMIAH(*)METODE ILMIAH(*)


31/50

PERUMUSAN

MASALAH

KHASANAH

PENGETAHUAN

ILMIAH

PENYUSUNAN

KERANGKA

BERPIKIR

PERUMUSAN

HIPOTESIS

PENGUJIAN

HIPOTESISDITERIM

A

DITOLA

K

DEDUKSI

KOHERENSI

METODE ILMIAH

INDUKSIKORESPONDENSI

PRAGMATISME


32/50

SARANA BERPIKIR ILMIAH(&)SARANA BERPIKIR ILMIAH(&)

UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN ILMIA! SECARA

BAIK$ DIPERLUKAN SARANA BERFIKIR.

SARANA BERPIKIR ILMIA! MERUPAKAN

BIDANG STUDI SENDIRI.

ADA DUA !AL DALAM MEMPELA"ARI SARANA

BERPIKIR ILMIA!.

TU"UAN MEMPELA"ARI SARANA ILMIA!

ADALA! UNTUK MEMUNGKINKAN KITA

MELAKUKAN PENELAA!AN ILMIA! SECARA

BAIK.


33/50

SARANA ILMIA! BUKAN MERUPAKAN ILMU "ADIBUKAN MERUPAKAN KUMPULAN PENGETA!UAN YANG DIPEROLE! BERDASARKAN METODE ILMIA!.

SARANA BERPIKIR ILMIA! ADALA! MERUPAKANALAT BAGI METODE ILMIA! DALAM MELAKUKANFUNGSINYA SECARA BAIK.

SARANA BERPIKIR ILMIAH(')SARANA BERPIKIR ILMIAH(')


34/50

SARANA BERPIKIR ILMIA! MEMPUNYAI METODE

TERSENDIRI YANG BERBEDA DENGAN METODE

ILMIA! DALAM MENDAPATKAN

PENGETA!UANNYA.

UNTUK DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN

BERPIKIR ILMIA! DENGAN BAIK MAKA

DIPERLUKAN SARANA YANG BERUPA BA!ASA$LOGIKA$ MATEMATIKA DAN STATISTIKA.

SARANA BERPIKIR ILMIAH()SARANA BERPIKIR ILMIAH()


35/50

BAHASA(&)BAHASA(&) MANUSIA DAPAT BERPIKIR DENGAN BAIK

BA!KAN SECARA ABSTRAK KARENA

KEMAMPUANNYA BERBA!ASA

!AKEKAT BA!ASA ADALA! MANUSIA DAPAT

BERPIKIR SECARA BERLAN"UT$ TERATUR DAN

SISTEMATIS.


36/50

PADA DASARNYA BA!ASA MEMILIKI TIGAFUNGSI FUNGSI SIMBOLIK$ FUNGSI EMOTIF$ DAN FUNGSI AFEKTIF.

DALAM KOMUNIKASI KEILMUAN$ FUNGSISIMBOLIKLA! YANG PERLU DIUSA!AKANMENON"OL.

MANUSIA DAPAT BERPIKIR DANBERKOMUNIKASI DENGAN BAIK KARENAMEMILIKI BA!ASA.

BAHASA(')BAHASA(')


37/50

BA!ASA MEMBERIKAN KEMAMPUAN UNTUKBERPIKIR SECARA TERATUR DAN SISTEMATIS. "ADI DENGAN BA!ASA$ BUKAN SA"A MANUSIA

DAPAT BERPIKIR SECARA TERATUR NAMUN "UGADAPAT MENGKOMUNIKASIKAN APA YANGSEDANG DIA PIKIRKAN KEPADA ORANG LAIN.

KOMUNIKASI ILMIA! BERTU"UAN UNTUK

MENYAMPAIKAN INFORMASI YANG BERUPAPENGETA!UAN.NAMUN BA!ASA TIDAK BEBAS DARI BERBAGAIKEKURANGANNYA.

BAHASA()BAHASA()


38/50

LOGIKA(&)LOGIKA(&)

ILMU MERUPAKAN GABUNGAN ANTARABERPIKIR DEDUKTIF DENGAN BERPIKIRINDUKTIF.

PENALARAN ILMIA! MENYANDARKAN DIRIPADA PROSES LOGIKA DEDUKTIF DAN LOGIKAINDUKTIF.

LOGIKA ADALA! SUATU CARA BERPIKIRSECARA SA!I! ATAU SUATU CARA PENARIKANKESIMPULAN YANG DILAKUKAN DENGANSUATU CARA TERTENTU.


39/50

ADA DUA "ENIS CARA PENGAMBILANKESIMPULAN SECARA LOGIKA

LOGIKA INDUKTIF YAKNI SUATU CARABERPIKIR DIMANA DITARIK KESIMPULANSECARA UMUM DARI BERBAGAI KASUS YANGBERSIFAT INDIFIDUAL.

LOGIKA DEDUKTIF ADALA! CARA BERPIKIRDIMANA DARI PERNYATAAN YANG BERSIFATUMUM DITARIK KESIMPULAN YANG BERSIFATK!USUS. ( BIASANYA MENGGUNAKAN PREMISMAYOR$ PREMIS MINOR DAN KESIMPULAN).

LOGIKA(')LOGIKA(')


40/50

OBYEK ILMU PENGETAHUAN

OBYEK ILMU PENGETA!UAN ADALA! SASARANDAN TU"UAN PENYELIDIKAN KEILMUAN

ADA DUA "ENIS OBYEK • OBYEK MATERI SASRAN YANG BERUPA

MATERI YANG DI!ADIRKAN DALAM SUATUPEMIKIRAN ATAU PENELITIAN (DAPAT BERUPABENDA MATERIL$ NON#MATERIL$ KONKRITATAU ABSTRAK)

•

OBYEK FORMA TITIK PANDANG YANGMEN"ELASKAN PENTINGNYA $ ARTI$ POSISIDAN FUNGSI OBYEK DALAM ILMUPENGETA!UAN


41/50

MANUSIA SEBAGAI OBYEK

MATERI

PADA MANUSIA TERDAPAT BERBAGAI SIFAT YANG DAPAT MENGEMBANGKAN ILMUPENGETA!UAN TENTANG MANUSIA SEPERTI

SIFAT BIOLOGI$ PSIK!OLOGI$ ANTROPOLOGI$SOSIOLOGI$ TEOLOGI$ DLL. ILMU KESE!ATAN OBYEK MATERINYA ADALA!

MANUSIA

ILMU KEDOKTERAN%ILMU KESE!ATAN MASYARAKAT%ILMU FARMASI%ILMU KEDOKTERAN GIGI%


42/50

OBYEK APANYA YANG BERBERDA%

ILMU KESE!ATAN MASYARAKAT

MASYARAKAT ADALA! KUMPULAN

MANUSIA SEBAGAI OBYEK MATERILNYA.


43/50

SALMA FRAIBERG (THE MAGIC YEAR, &*)MENGEMUKAKAN BAHWA SETIAP ANAK KECILMEMILIKI CIRI SEBAGAI ILMUAN:

– SETIAP ANAK MEMBUAT HIPOTESIS KAUSALKEMUDIAN MENGUJINYA,

– BENTUK PENGUJIAN SERING DLM BENTUKPENGULANGAN UNTUK PENEGUHAN ILMIAH

– HASIL YANG DIDAPATKAN DARI UPAYATERSEBUT MEMBERIKAN KEPADA MEREKA

KEYAKINAN KAUSAL – PENGUJIAN TEORI KAUSAL DALAM BENTUK

TERSEBUT DI ATAS DIKUASAI SECARAINTUITIF

!UBUNGAN SEBAB AKIBAT(1)!UBUNGAN SEBAB AKIBAT(1)


44/50

TEORI RASIONALISME:

PENGETAHUAN ILMIAH DIDAPATKAN DAN

BERTAMBAH MELALUI PENALARAN DAN

INTUISI,

KELOMPOK INI MENGANGGAP MATEMATIKA

MERUPAKAN BENTUK PENGETAHUAN YANG

PALING TINGGI DIMANA SISTEM

PENGETAHUAN DIDASARKAN PADA KERANGKAKERJA AKSIOMA LOGIKA DEDUKTIF



45/50


KELOMPOK FAHAM EMPIRIME BERPENDAPAT:

PERSEPSI DARI PADA FENOMENA ALAMIAH

MERUPAKAN SUMBER DAN PENENTU UTAMA

PENGETAHUAN

KELOMPOK INI KADANG%KADANG TERLALU

MENGANDALKAN EMPIRISME SEHINGGA

MENGABAIKAN LOGIKA DALAM PENAMBAHAN

PENGETAHUAN


46/50

BACON BERPENDAPAT BAHWA:

PENGANUT RASIONALISME SPT LABA%LABAYANG MENENUN SARANG DARI BAHAN YANGKELUAR DARI TUBUHNYA

PENGANUT EMPIRISME TUA SEPERTI SEMUT%SEMUT YANG MENGUMPULKAN BAHAN TANPAMENEMUKAN SATU KETERATURAN DIDALAMNYA

EMPIRISME BARU SEPERTI LEBAH YANG

MENGUMPLKAN BAHAN, MENCERNA, DANMENAMBAHKAN DARI DIRINYA, SEHINGGATERBENTUK HASIL YG LEBIH TINGGI NILAINYA



47/50


PENALARAN MENAMBAHKAN HUBUNGAN%HUBUNGAN ABSTRAK YANG TERATUR KPDPENGETAHUAN HASIL PENGAMATAN

PREDIKSI DIPEROLEH MELALUI PROSES

LOGIKA INDUKTIF, NAMUN LOGIKA INDUKTIFTIDAK MANDIRI SEHINGGA MUDAH SALAH.

SEDANGKAN LOGIKA DEDUKTIF KARENAMANDIRI, TIDAK DAPAT MEMBENTUK TEORIPREDIKSI ( TIDAK MEMPUNYAI HUBUNGAN

DENGAN DUNIA NYATA) LOGIKA DEDUKTIF TIDAK PERNAH DAPAT

PREDIKTIF TANPA HASIL INFERENSI DEDUKTIF


48/50


MENURUT HUME,

INFERENSI INDUKTIF TIDAK MEMPUNYAISUATU KEPERLUAN LOGIS UNTUKMENYATAKAN BAHWA INDUKSI TIDAKMEMPUNYAI KEKUATAN LOGIS UTK

PEMBUKTIAN DEDUKTIF PENGALAMAN LOGIKA INDUKSI SEBANYAK

BERAPAPUN TIDAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUKMEMBENARKAN "ALIDITASNYA SECARA LOGIS

LOGIKA INDUKTIF TIDAK DAPAT

MEMBUKTIKAN SUATU HUBUNGAN YANGMENDASARKAN ANTARA SEBAB DAN AKIBAT

KETIDAK LENGKAPAN DALAM LOGIKAINDUKTIF INI DIKENAL DENGAN “ MASALAH

HUME”


49/50


RUDOLPH CARNAD ALIRAN POSITIFME LOGIS:

BERARTI TIDAKNYA SUATU HIPOTESIS

TERGANTUNG PADA DAPAT TIDAKNYA DALIL

TERSEBUT DIKAJI SECARA EMPIRIS MENURUT

PRINSIP%PRINSIP LOGIS.

HAL INI TIDAK DITERIMA SECARA ILMIAH

KARENA BUKTI EMPIRIS SEBANYAK BERAPAPUN

TIDAK DAPAT MEMBUKTIKAN SECARA PASTIBENTUK PROPORSI UMUM YANG MERUPAKAN

HUKUM ILMIAH.


50/50

TERIMA KASIH TERIMA KASIH

fil ilmu i

Documents