fh.unram.ac.id · web viewjurnal penegakan hukum terhadap pelanggaran pemilu berdasarkan...

26
i JURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (STUDI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA) Oleh Didik Prapta K. D1A.010 004

Upload: truongtram

Post on 05-Jul-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

i

JURNAL

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012

TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN

PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

(STUDI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA)

Oleh

Didik Prapta K.

D1A.010 004

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2014

Page 2: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

ii

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012

TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN

PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

(STUDI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA)

JURNAL

Oleh

Didik Prapta K.D1A. 010 004

Menyetujui,

( Prof. Dr. H.Gatot Dwi Hendro W.,SH.,M.Hum. )NIP. 19620323 198803 1 002

Page 3: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

iii

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012

TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN

PERWAKILAN RAKYAT DAERAH(STUDI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA)

DIDIK PRATA KD1A 010 004

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami secara jelas mengenai penegakan hukum terhadap pelanggaran pemilu DPR, DPD, dan DPRD, Penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris yang bersumber dari kepustakaan dan penelitian sosiologis bersumber dari realita sosial di pemilihan umum tanggal 9 april 2014 di Kabupaten Lombok Utara.

Penegakan hukum terhadap pelanggaran pemilu di Kabupaten Lombok Utara memang dilaksanakan dan diselesaikan sesuai dengan Undang-Undang, namun dalam pelaksanaannya masih terjadi berbagai pelanggaran karena disebabkan faktor hukum sendiri, masyarakat, penegak hukum, fasilitas dan budaya.Kata kunci : Penegakan Hukum

LAW ENFORCEMENT AGAINST VIOLATIONS OF ELECTION UNDER THE LAWS OF INDONESIA NUMBER 8 IN 2012 GENERAL ELECTION OF MEMBERS OF THE HOUSE OF

REPRESENTATIVES, REGIONAL REPRESENTATIVE COUNCIL AND REGIONAL REPRESENTATIVES

(STUDY IN NORTH LOMBOK REGENCY)

Abstract

This research aims to know and understand clearly about law enforcement against breaches of the house of representatives election, DPD, dan DPRD, this research uses the kinds of empirical research sourced from libraries and sociological research sourced from social reality in the general election on april 9, 2014 in North Lombok Regency.

Law enforcement against violations of the elections in the north Lombok Regency is indeed implemented and completed in accordance with the law, but in practice still going on various offences because of the legal factors caused themselves, society, law enforcement, and cultural facilities.Keywords: law eforcement

Page 4: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

i

I. PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah salah satu negara demokrasi terbesar di

dunia. Adanya fakta bahwa wilayah Indonesia yang begitu luas yang terdiri

dari ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke dengan

keanekaragaman dari segala hal (adat istiadat,agama,suku,dan lain-lain)

tentunya ini akan memberikan tingkat kesulitan yang lebih,dalam hal

pelaksanaan pemilihan umum dan demokrasi jika dibandingkan dengan

negara-negara demokrasi dibelahan dunia lain yang penduduknya lebih

sedikit. Terutama dalam hal melaksanakan pemilihan umumuntuk memilih

wakil-wakil rakyat yang akan duduk di dalam pemerintahan.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia menganut sistem demokrasi

Pancasila sebagaimana diungkap oleh Oka Mahendra: “Demokrasi

Pancasila menempuh cara-cara musyawarah untuk mencapai mufakat yang

dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

guna mempertemukan perbedaan pendapat”.1

Pemilihan umum adalah sarana yang bersifat demokratis untuk

membentuk sistem kekuasaan negara yang bekedaulatan rakyat dan

permusyawaratan perwakilan sebagaimana yang digariskan Undang-

Undang Dasar 1945. Oleh karena itu dalam sistem dan mekanisme

demokrasi pancasila tidak boleh terjadi “dominasi mayoritas” atau “tirani

minoritas” oleh sebab itu konsep mayoritas dan minoritas tidak selaras

dengan sikap semangat kekeluargaan.

1 A.A. Oka Mahendra, Menguak Masalah Hukum, Demokrasi Dan Pertanahan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996, hlm.144.

Page 5: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

ii

Namun jika kita berkaca pada pemilihan umum yang telah

berlangsung sebelumnya sebagaimana diungkapkan oleh Rozali Abdullah

sebagai beikut:

“Penyelenggara Pemilihan Umum masih dianggap belum dapat menjalankan tugas,kewenangan dan fungsinya dengan sebaik-baiknya.Sangat sulit dihindari terjadinya pelanggaran dan sengketa, karena dalam penyelenggaraan pemilu banyak sekali kepentingan yang terlibat, apalagi secara jujur harus kita akui, bahwa tingkat kesadaran berdemokrasi masyarakat kita, relatif masih rendah”.2

Pemilihan umum di Kabupaten Lombok Utara yang berlangsung

tanggal 9 april 2014 masih terjadi berbagai pelanggaran dalam pemilu baik

yang dilakukan penyelengara pemilu,peserta pemilu, bahkan partai politik

Tetapi secara garis besar Undang-Undang nomor 8 Tahun 2012tentang

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, membagi pelanggaran

tersebut berdasarkan kategori jenis pelanggaran pemilu menjadi :

Pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu, Pelanggaran administrasi

pemilu, Pelanggaran pidana pemilu.

Oleh karena itu di perlukan penegakan hukum bagi pelanggaran

pemilu tersebut demi untuk mewujudkan penyelenggaraan pemilu yang

berkualitas dan memiliki integritas tinggi serta sesuai dengan yang

diamanatkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirusmuskan beberapa

permasalahan yaitu : 1) Bagaimanakah pengaturan penegakan hukum

pelanggaran pemilu berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun

2Rozali Abdullah, Mewujudkan Pemilu Yang Lebih Berkualitas, Jakarta: Raja grapindo Persada, 2009, hlm. 265

Page 6: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

iii

2012?; 2) Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum

pelanggaran pemilu terjadi di Kabupaten Lombok Utara?; 3) Bagaimana

penyelesaian pelanggaran pemilu di Kabupaten Lombok Utara?

Tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah : 1) Untuk

mengetahui dan memahami secara jelas mengenai penegakan hukum

pelanggaran pemilu menurut Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2012

terhadap pelanggaran pemilu di Kabupaten Lombok Utara; 2) Untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhin pelanggaran pemilu terjadi

di Kabupaten Lombok Utara; 3) Untuk mengetahui prosedur penyelesaian

pelanggaran pemilu di Kabupaten Lombok Utara.

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini

adalah : 1) Manfaat akademis, diharapkan memberikan pengetahuan dan

wawasan kepada kalangan mahasiswa, kalangan masyarakat tentang

penegakan hukum pelanggaran pemilu serta mengetahui prosedur

penyelesaian pelanggaran pemilu di Kabupaten Lombok Utara; 2) Manfaat

Teoritis, dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Tata Negara pada

khususnya; 3) Manfaat Praktis, dengan penelitian ini diharapakan dapat

memberikan masukan dan pengetahuan bagi KPU dan Panwaslu maupun

masyarakat dalam penegakan hukum pelanggaran pemilu.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris. Sumber dan jenis

data yang digunakan adalah data kepustakaan dan data lapangan. Sedangkan

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik

Page 7: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

iv

pengumpulan data dokumentasi, tehnik pengumpulan data lapangan yang

dilakukan dengan cara observasi dan wawancara.

II. PEMBAHASAN

Page 8: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

v

Pengaturan Penegakan Hukum Pelanggaran Pemilu Berdasarkan

Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2012

Pengaturan penegakan hukum pelanggaran pemilu berdasarkan

Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 telah diterapkan dalam pemilu di

Kabupaten Lombok Utara, Bawaslu Kabupaten Lombok Utara diberikan

kewenangan untuk mengawasi semua tahapan penyelenggaraan pemilu

DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten /Kota sesuai tingkatannya,

serta memiliki wewenang untuk menerima laporan pelanggaran pemilu.

Setiap laporan pelanggaran pemilu yang diterima oleh Panwaslu

Kabupaten Lombok Utara wajib ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan

yang telah di atur di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012.

Laporan diterima oleh Panwaslu Kabupaten Lombok Utara paling lambat

7 (tujuh) hari sejak ditemukannya pelanggaran pemilu tersebut. Laporan

yang telah diterima tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Panwaslu

Kabupaten Lombok Utara untuk melakukan tindakan hukum, yaitu

mengklarifikasikan, mencari bukti-bukti, mengkaji kebenaran laporan

pelanggaran pemilu tersebut. Tindakan hukum yang dilakukan paling lama

5 (lima) hari sejak penerimaan laporan pelanggaran pemilu tersebut. Hasil

kajian terhadap laporan pelanggaran pemilu yang sudah ditangani oleh

Panwaslu Kabupaten Lombok Utara akan ditindak lanjuti oleh lembaga-

lembaga yang berwenang sesuai dengan kualifikasi jenis pelanggarannya.

Laporan pelanggaran pemilu yang berkaitan dengan Kode Etik akan

diselesaikan oleh DKPP, laporan pelanggaran Administrasi Pemilu akan

Page 9: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

vi

diselesaiakan oleh KPU, KPU Provinsi/Kota, kemudian laporan

pelanggaran tindak Pidana Pemilu akan diserahkan kepada

POLRI/Penyidik kemudian hasil penyidikan diberikan kepada Jaksa

Penuntut Umum supaya diselesaiakan melalui Pengadilan Negeri. Dalam

hal pengaturan penegakan hukum terhadap pelanggaran pemilu Panwaslu

Kabupaten Lombok Utara sudah menajalankan sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tersebut, meskipun didalam

perjalanannya masih menemui banyak halangan terutama tentang

pemahaman masyarakat terhapat pelaksanaan pemilu dan aturan yang

berlaku di dalamnya. Sehingga Panwaslu secara tidak langsung juga

berperan dalam memberikan pelajaran politik bagi seluruh masyarakat

Kabupaten Lombok Utara pada umumnya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Pelanggaran

Pemilu Terjadi Di Kabupaten Lombok Utara

Berdasarkan faktor-faktor penegakan hukum yang ada dalam teori

penegakan hukum, adanya pelanggaran pemilu yang terjadi di Kabupaten

Lombok Utara dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah

sebagai berikut : 1) Faktor hukum, Faktor ini meberikan batas-batas pada

undang-unsdang saja, dalam hal penegakan hukum pemilu seperti

ketentuan-ketentuan khusus dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012,

yaitu : pengawas pemilu berwenang meyelesaikan sengketa, penanganan

tindak pidana pemilu lebih cepat dari ketentuan KUHAP, penggunaan

hakim khusus di pengadilan, pembentukan sentra penegakan hukum

Page 10: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

vii

terpadu, tidak dikenal kasasi dalam perkara tindak pidana pemilu, upaya

hukum kasasi hanya untuk putusan sengketa TUN, penerpan sanksi pidana

bersifat kumulatif, prioritas penanganan perkara pemilu; 2) Faktor penegak

hukum, faktor ini yakni berkaitan dengan pihak-pihak yang mempunyai

bentuk maupun menerapkan hukum, namun dalam kenyataannya penegak

hukum pemilu seperti Bawaslu, KPU, Panwaslu belum bisa sepenuhnya

melakukan tugas sebagai penyelenggara pemilu, terbukti masih terjadi

berbagai jenis pelanggaran pemilu. Penegak hukum yang tidak terlalu

memperhatikan terjadinya pelanggaran akan membuat pelaku pelanggaran

semakin tidak terkendali dalam jalannya pemilihan umum. Salah satu

kasus KPU yang tidak tepat waktu membuka kotak suara ketika adanya

laporan penggelembungan suara. Dan Panwaslu yang tidak mengawasi

jalannya pemilihan di kecamatan bayan, sehingga terjadi pelanggaran yang

dilakukan KPPS berkaitan dengan hak pilih; 3) Faktor sarana dan

fasilitas, sarana dan fasilitas merupakan hal penting dan mendukung

penegakan hukum pelanggaran pemilu, sejauh ini sarana dan fasilitas yang

dimiliki penyelenggara pemilu dan pengawas pemilu sudah memadai,

namun belum digunakan semaksimal mungkin; 4) Faktor masyarakat,

dalam faktor ini ada beberpa hal yang meyebabkan pelanggaran pemilu itu

terjadi, yaitu Adanya Peluang dalam hal ini peserta pemilu adalah calon

anggota legislatif dan partai politik mempunyai peranan yang penting di

dalam proses pelaksanaan pemilihan umum di Kabupaten Lombok Utara.

Kemudian karena masyarakat kurang paham, dimana keadaan masyarakat

Page 11: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

viii

di Kabupaten Lombok Utara juga menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi terjadi pelanggaran di dalam proses pemilu. Masyarakat

Kabupaten Lombok Utara sebagian besar adalah masyarakat yang

memiliki tingkat pendidikan yang belum tamat SD. Sehingga dengan

kondisi ini, pemahaman masyarakat dtentang pelaksanaan proses pemilu

yang baik kurang diperdulikan. Masyarakat cenderung tidak mau tahu

tentang pelaksanaan pemilu tersebut, serta hanya melakukan proses

pemilihan saja tanpa mereka sadari apa pentingnya tentang proses pemilu

tersebut. Dan yang terakhir adalah karena keadaan ekonomi, keadaan

ekonomi masyarakat Kabupaten Lombok Utara tergolong menengah

kebawah, hal ini bisa dilihat dari data kependudukan yang dimiliki oleh

Kabupaten Lombok; 5) Faktor kebudayaan, faktor keluarga/kerabat

merupakan suatu kebudayaan dimana Masyarakat Kabupaten Lombok

Utara adalah suatu masyarakat yang memiliki adat istiadat yang sangat

kental dan sistem kekerabatan yang tinggi. Dengan adanya hal tersebut,

masyarakat Kabupaten Lombok Utara sulit untuk dapat berubah pikiran

tentang sesuatu hal yang baru. Sistem kekerabatan inilah yang selalu

dipegang dalam pergaulan hidup sehari-hri, sehingga di dalam pelaksanaan

pemilu juga masih bisa kita temui adanya hal tersebut. Hal ini kita akan

lihat dengan kuatnya pilihan masyarakat pada calon yang memiliki

hubungan kekeluargaan dengan salah satu calon peserta pemilu.3

Penyelesaian Pelanggaran Pemilu Di Kabupaten Lombok Utara

3Wawancara, Fajar Martha sebagai Ketua KPU Kabupaten Lombok Utara, 23 Juli 2014

Page 12: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

ix

Penyelenggaraan pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota tidak lepas dari berbagai permasalahan yang timbul

karena sesuatu perbuatan baik yang dilakukan oleh warga Negara

Indonesia (WNI), peserta pemilu, maupun penyelenggara pemilu. Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2012 telah mengantisipasi dan mencegah

kemungkinan-kemungkinan terjadinya permasalahan untuk menjamin

terselenggaranya pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/kota secara demokratis berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Secara khusus Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2012 telah mengatur sistem penegakan hukum terhadap pelanggaran

dalam penyelenggaraan pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota.

Beberapa pelanggaran yang terjadi di Kabupaten Lombok Utara

Tahun 2014, antara lain penggelembungan suara di TPS II Dusun Lendang

Luar Desa Malaka, Kecamatan Pemenang. Pelanggaran ini telah

diselesaiakan berdasarkan peraturan yang berlaku, pelaku atas nama

Husairi yaitu Ketua KPPS TPS II telah terbukti memanipulasi perolehan

suara di tingkat TPS sehingga mendapatkan sanksi berdasarkan Pasal 309

Undang-Undang No.8 Tahun 2012 yaitu dipidana paling lama 4 (empat)

tahun dan denda paling banyak Rp. 48.000.000.00 (empat puluh delapan

juta rupiah). Berkaitan dengan alat peraga kampaye yang masih terpasang

sampai saat pemungutan suara, alat peraga tersebut seperti baliho, stiker,

spanduk dll. Keterlambatan panitia pengawas pemilu dalam membersihkan

Page 13: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

x

alat peraga kampaye tersebut dikarenakan kekurangan sumber daya

manusia/pekerja sehingga belum seluruhnya bisa dibersihkan, pelanggaran

ini diatur dalam Pasal 102 Undang-Undang nomor. 8 Tahun 2012.

Permasalah pemilih dibawah umur disebabkan kurang cermatnya Kepala

Dusun dalam mendaftarkan anggota pemilih didaerah, sehingga banyak

masyarakat dibawah 17 tahun dapat memilih pada tanggal 9 april lalu,

seperti yang dijelaskan dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2012, panitia pengawas pemilu menindak tegas secara lisan kepada kepala

dusun supaya tidak terjadi lagi hal tersebut. Kemudian Kepala Desa yang

ikut serta dalam kampanye yang telah melanggar norma dalam Pasal 278

yang tidak memperbolehkan PNS, TNI, POLRI, dan Perangkat Desa

mengikuti kampanye, dalam hal ini panitia memanggil Kepala Desa

tersebut untuk mengklarifikasi kejadian tersebut, tetapi Kepala Desa

tersebut menyatakan hanya melihat bukan mengikuti kampanye tersebut.

Penyelesaian pelanggaran Pemilu di Kabupaten Lombok Utara

sudah di atur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012. Pelanggaran

kode etik diselesaikan oleh DKPP berdasarkan Peraturan DKPP,

pelanggaran Administrasi Pemilu diselesaikan oleh KPU, KPU

Provinsi/Kota, kemudian pelanggaran Tindak Pidana Pemilu diselesaiakan

melalui POLRI/Penyidik yang kemudian hasil penyidikan diserahkan

kepada Jaksa Penuntut Umum yang kemudian dibawa ke Pengadilan

Negeri. Namun dalam pelaksanaannya ada beberapa pelanggaran yang

belum diselesaiakan secara tuntas oleh Pengawas Pemilihan Umum.

Page 14: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

xi

III. PENUTUP

Kesimpulan

Page 15: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

xii

Dari uraian-uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut yaitu : 1) Pengaturan penegakan hukum pelanggaran pemilu

berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 menegaskan tentang

pengaturan pelanggaran kode etik pemilu, administrasi pemilu, dan tindak

pidana pemilu. Laporan diterima oleh Panwaslu paling lambat 7(tujuh)

hari sejak ditemukannya pelanggaran tersebut dan dilakukan tindakan

hukum 5 (lima) hari sejak laporan diterima. 2) Faktor-faktor yang

mempengaruhi penegakan hukum pelanggaran pemilu terjadi di

Kabupaten Lombok Utara antara lain adalah faktor hukum yaitu

Pengaturan kerja Panwaslu yang hanya mencari pelanggaran saja tanpa

bisa memutuskan karena kurangnya bukti, bisa dilihat dari banyaknya

temuan Panwaslu yang tidak sampai ke Pengadilan. 3) Penyelesaian

pelanggaran Pemilu di Kabupaten Lombok Utara dari kasus yang terjadi

pada pemilu tahun 2014, yaitu penggelembungan suara, alat peraga

kampanye yang belum dibersihkan sampai saat pemungutan suara, pemilih

di bawah umur, Kepala Desa yang ikut serta dalam kampanye.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis dapat memberikan saran

sebagai berikut: 1) Melihat bahwa pemilu adalah suatu produk demokrasi

yang dalam pelaksanaanya menyangkut kepentingan masyarakat luas,

maka untuk kedepannya penegakan hukum terhadap pelanggaran pemilu

harus lebih memperhatikan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2012,

sehingga tidak terjadi lagi suatu pelanggaran yang tidak diselesaikan dan

Page 16: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

xiii

penegakan hukum pelanggaran pemilu dapat berjalan sesuai Undang-

Undang; 2) KPU beserta dengan Panwaslu Kabupaten Lombok Utara

perlu meningkatkan sosialisasi tentang kesadaran untuk memilih yang

lebih efektif

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Page 17: fh.unram.ac.id · Web viewJURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PEMILU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

xiv

Abdullah, Rozali. Mewujudkan Pemilu Yang Lebih Berkualitas, Rajagrapindo Persada, Jakarta, 2009.

Mahendra, A.A Oka. Menguak Masalah Hukum, Demokrasi Dan Pertanahan. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996.

Peraturan Perundang-Undangan

Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945.Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. LN No. 117 Tahun 2012.