fh.unram.ac.id€¦ · web viewkey word: minimum special criminal , crime , drugs . pendahuluan

30
JURNAL ILMIAH PENERAPAN PIDANA MINIMUM KHUSUS DALAM TINDAK PIDANA NARKOBA Oleh: SUNARDI D1A 010 167 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

Upload: vuthu

Post on 06-Jun-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

JURNAL ILMIAH

PENERAPAN PIDANA MINIMUM KHUSUS DALAM TINDAK PIDANA NARKOBA

Oleh:

SUNARDI

D1A 010 167

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2015

Page 2: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

ii

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

PENERAPAN PIDANA MINIMUM KHUSUS DALAM TINDAK PIDANA NARKOBA

Oleh :SUNARDI

D1A 010 167

Menyetujui,Mataram, November 2015

Pembimbing Utama

LUBIS, SH, M. HumNIP. 19590828 198703 1 002

Page 3: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

iii

ABSTRAK

PENERAPAN PIDANA MINIMUM KHUSUS DALAM TINDAK PIDANA NARKOBA

SunardiD1A 010167

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sanksi pidana oleh hakim di bawah ancaman pidana minimum khusus dalam tindak pidana narkoba. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan, konseptual dan kasus. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan sanksi pidana minimum khusus dalam tindak pidana narkoba bertujuan demi terwujudnya keadilan terhadap terdakwa. Adapun faktor pertimbangan hakim dalam menerapkan sanksi di bawah ancaman pidana minimum khusus dalam tindak pidana narkoba adalah karena apabila harus diterapkan terhadap terdakwa akan menjadikan suatu hukuman yang akan menghancurkan masa depan terdakwa.

Kata Kunci: Pidana Minimum Khusus, Tindak Pidana, Narkoba.

APPLICATION OF MINIMUM SPECIALIZED IN CRIMINAL DRUG CRIME

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the application of criminal sanctions by the judge under special minimum criminal sanctions in the crime of drug . The method used is a normative legal research with the approach of legislation , conceptual and cases. Based on the survey results revealed that the application of the minimum penalty specialized in drug criminal act aims for the realization of justice against the accused. The factors considered in imposing sanctions judge under special minimum criminal sanctions in criminal acts because if the drug is to be applied against the accused will make a sentence that would destroy the future of the defendant .

Key Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs .

Page 4: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

i

I. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil,

makmur, sejahtera, tertib dan damai berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera tersebut diperlukan peningkatan secara terus menerus dimana salah

satunya peningkatan di bidang pelayanan kesehatan.

Meskipun narkotika sangat bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan, namun apabila disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai dengan standar kesehatan akan menjadi bahaya bagi kesehatan. Terlebih jika disertai dengan peredaran narkotika secara gelap akan menimbulkan akibat yang sangat merugikan perorangan maupun masyarakat khususnya generasi muda bahkan dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya dapat melemahkan ketahanan nasional.1

Dalam hukum pidana dijelaskan bahwa perbuatan pidana hanya

menunjukkan kepada dilarang dan diancamnya perbuatan dengan suatu

pidana. Menggunakan, mengedarkan dan memproduksi narkoba merupakan

kejahatan dalam tindak pidana narkotika. A kibat dari narkotika bagi

penggunanya mengalami kehilangan kesadaran, membahayakan bagi

kesehatan dan merusak generasi penerus bangsa.

Tindak pidana narkoba atau narkotika berdasarkan Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009, memberikan sanksi pidana cukup berat, di samping

dapat dikenakan hukuman badan dan juga dikenakan pidana denda, tapi

dalam kenyataannya para pelakunya justru semakin meningkat. Hal ini

1Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, (Yogyakarta : Liberty, 2003), hlm. 40.

Page 5: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

ii

disebabkan oleh faktor penjatuhan sanksi pidana tidak memberikan dampak

atau deterrent effect terhadap para pelakunya. Dalam penerapannya terdapat

perbedaan pendapat diantara Hakim yang memutus perkara yang disebabkan

perbedaan persepsi tentang penerapan sistem pidana minimum khusus,

adanya penjatuhkan pidana penjara di bawah batas ancaman pidana minimum

khusus, dengan argumentasi hukumnya masing-masing, sehingga harus

ditemukan formulasi yang jelas tentang bagaimana menerapkan sistem pidana

minimum khusus agar memenuhi prinsip-prinsip keadilan, kepastian hukum

dan kemanfaatan.

Keresahan akan muncul dalam masyarakat apabila hakim dalam

putusannya menetapkan pidana yang berbeda dalam sebuah kasus yang sama,

perbedaan putusan inilah yang sering disebut sebagai disparatis pidana.

“Menurut pendapat Cheang seperti yang dikutip oleh Muladi dan Barda

Nawawi disparatis pidana adalah penerapan pidana yang tidak sama terhadap

tindak pidana yang sama (same ofference) atau terhadap tindak pidana yang

sifat bahayanya dapat diperbandingkan (offerences comparable seriosness)

tanpa dasar pembenaran yang jelas.”2 Penerapan sistem pidana minimum

khusus akan optimal apabila sistem penegakan hukum berjalan dengan baik

dan adanya kesamaan persepsi dalam menerapkan hukum.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan, yaitu : 1) Bagaimanakah penerapan sanksi pidana oleh hakim

di bawah ancaman pidana minimum khusus dalam tindak pidana narkoba? ;

2) Faktor-faktor apakah yang menjadi pertimbangan hakim dalam 2 Muladi dan Barda Nawawi, Teori-teori Pidana. Alumni. Bandung. 1998. Hal. 53.

Page 6: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

iii

menerapkan sanksi di bawah ancaman pidana minimum khusus dalam tindak

pidana narkoba?. Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini

adalah : 1) Untuk mengetahui penerapan sanksi pidana oleh hakim di bawah

ancaman pidana minimum khusus dalam tindak pidana narkoba; 2) Untuk

mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan hakim menerapkan

sanksi pidana di bawah ancaman minimum khusus dalam tindak pidana

narkoba.

Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1) Secara teoritis, merupakan

pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum pidana pada

khususnya; 2) Secara praktis, Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan

informasi kepada masyarakat dan dapat menjadi masukan bagi praktisi

hukum sehingga dapat dijadikan dasar berfikir dan bertindak bagi aparat

penegak hukum khususnya hakim dalam menerapkan hukum berdasarkan

penjatuhan pidana minimum khusus dalam tindak pidana narkotika guna

mewujudkan keadilan, ketertiban dan kepastian hukum.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif. Metode

pendekatan yang digunakan adalah pedekatan perundang-undangan,

konseptual dan pendekatan kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini

bersumber dari data kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan

hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Analisis yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu analisis kualitatif, analisis deskriptif dan analisis

sistematisisi.

II. PEMBAHASAN

Page 7: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

iv

Penerapan Sanksi Pidana Oleh Hakim Di Bawah Ancaman Pidana

Minimum Khusus Dalam Tindak Pidana Narkoba

Pidana minimum khusus adalah ancaman pidana dengan adanya

pembatasan terhadap masa hukuman minimum dengan waktu tertentu dimana

pidana minimum khusus ini hanya ada pada undang-undang tertentu saja

diluar KUHP. Hukuman minimum khusus ditujukan bagi delik-delik yang

meresahkan masyarakat dan juga membahayakan bagi masyarakat. Dalam

penerapan hukuman pidana minimum khusus diharapkan akan memudahkan

hakim untuk memutuskan perkara yang tidak terlalu berat karena sering

sekali terjadi perbedaan vonis pada kasus yang sama yang disebabkan adanya

hal-hal diluar fakta hukum yang dapat mempengaruhi bakim. Tetapi pada

kenyataanya masih banyak kekurangan-kekurangan yang ada pada hukuman

minimum khusus ini. Diantaranya adalah adanya kesenjangan vonis masa

hukuman yang berbeda dalam tindak pidana yang dilakukan tetapi mendapat

hukuman yang sama yaitu sama-sama mendapatkan hukuman minimum

khusus, seharusnya pada kasus yang lebih ringan dapat mendapatkan

hukuman yang lebih ringan. Hal tersebut menjadikan pemberian hukuman

menjadi tidak ada keadilan. Selain untuk delik yang membahayakan dan

meresahkan masyarakat, pidana minimum khusus ditujukan juga untuk

membuat efek jera bagi pelaku tindak pidana.

Hakim (Pengadilan) merupakan salah satu dari empat komponen sistem

peradilan pidana (criminal justice sistem), dimana menurut Mardjono

Page 8: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

v

Reksodiputro, sistem peradilan pidana bertujuan untuk menanggulangi

kejahatan, salah satu usaha masyarakat untuk mengendalikan terjadinya

kejahatan agar berada dalam batas-batas toleransi yang dapat diterimanya.3

Adapun komponen lainnya adalah kepolisian, kejaksaan, dan lembaga

pemasyarakatan.

Di dalam Pasal 1 angka 8 KUHAP disebutkan bahwa hakim merupakan pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.

Di dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, disebutkan bahwa Hakim dan hakim konstitusi adalah pejabat negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang diatur dalam undang-undang.

Sebagai penegak hukum, hakim mempunyai tugas pokok di bidang

yudisial, yaitu menerima, memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan setiap

perkara yang diajukan kepadanya. Dengan tugas seperti itu dapat dikatakan

bahwa hakim merupakan pelaksana inti yang secara fungsional melaksanakan

kekuasaan kehakiman.4 Secara umum kekuasaan kehakiman ini dapat

dikatakan sebagai alat negara penegak hukum, seperti halnya kepolisian dan

kejaksaan. Akan tetapi sifat dan tempatnya menurut hukum ketatanegaraan

berbeda dengan kedua institusi tersebut. Kekuasaan Kehakiman terletak

dalam bidang yudikatif dengan kebebasan yang diatur dalam undang-

undang.5

3 Mardjono Reksodiputro, Kriminologi Dan sistem Peradilan Pidana, Kumpulan Karangan Buku Kelima, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum (d/h Lembaga Kriminologi), Jakarta : Universitas Indonesia, 2007, hal. 140.

4 Bambang Sutiyoso, Metode Penemuan Hukum ; Upaya Mewujudkan Hukum Yang Pasti dan Berkeadilan. Cet.2, Yogyakarta : UUI Press, 2006, Hal. 5.

5 Sumitro, Inti Hukum Acara Pidana, Surakarta : Sebelas Maret University Press, 1994, hal. 25.

Page 9: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

vi

Hakim dalam menyelenggarakan persidangan adalah bebas, tidak

memihak dan berusaha memutus perkara sesuai dengan kemampuan

hukum yang dimilikinya, hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman, yang menyatakan bahwa kekuasan kehakiman

adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila,

demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat kita ambil contoh pada kasus

putusan No : 275/Pid.B/2012/PN. Purwakarta, dapat diketahui

bagaimanakah penerapan sanksi pidana dibawah ancaman pidana minium

khusus dalam tindak pidana narkoba sebagai berikut. Sebagaimana

putusan yang sudah disebutkan diatas, penyusun akan menganalisa

ancaman pidana yang terdapat di dalam Pasal 111 ayat (1) Undang-

undang Nomor 35 Tahun 2009 dengan putusan yang dijatuhkan oleh

hakim, sebagai berikut : Putusan atas nama terdakwa Gumelar Adi

Nugraha Bin Mas Hermawan, dalam putusannya hakim menjatuhkan

pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan denda sebesar Rp.

800.000.000,- (subsider1 bulan kurungan). Jelas bahwa putusan yang

dijatuhkan oleh majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini

telah melakukan penyimpangan terhadap Pasal 111 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yaitu dari segi pidana

penjaranya dimana batas minimal yang diatur adalah 4 (empat) tahun

Page 10: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

vii

penjara serta majelis hakim mengenyampingkan tuntutan dari jaksa

penuntut umum.

Faktor-Faktor Yang Mnejadi Pertimbangan Hakim Dalam Menerapkan

Sanksi Pidana Dibawah Ancaman Minimum Khusus Dalam Tindak

Pidana Narkoba

Pada dasarnya putusan hakim atau putusan pengadilan atau biasa juga

disebut dengan vonis tersebut sangat diperlukan untuk menyelesaikan perkara

pidana. Dengan adanya putusan hakim ini, diharapkan para pihak dalam

perkara pidana khususnya bagi terdakwa dapat memperoleh kepastian hukum

tentang statusnya dan sekaligus dapat mempersiapkan langkah berikutnya,

antara lain dapat berupa menerima putusan, melakukan upaya hukum, bisa

berupa banding maupun kasasi, melakukan grasi, dan sebagainya.

Berdasarkan Putusan No : 275/ Pid.B/ 2012/ PN. Purwakarta dalam

pertimbangan hakim dikemukakan bahwa alasan-alasan yang menjadi dasar

dalam menjatuhkan putusan di bawah ancaman minimum adalah: (1).

Pertimbangan tentang perbuatan terdakwa : a. Menimbang bahwa terhadap

hal tersebut perlu diperhatikan Doktrin yang menekankan kepada para

Penerap Hukum untuk menyelenggarakan keadilan, Undang-undang sangat

perlu untuk memberikan kepastian hukum, tetapi kepastian hukum tidak

selalu memberikan keadilan, karena tidak selamanya hukum sesuai dengan

tuntutan keadilan, jadi walaupun penerapan hukum subtantif merupakan suatu

keharusan bagi seorang Hakim tetapi ”Keadilan” adalah kata kunci bagi

Page 11: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

viii

penerap hukum, Hakim bukanlah mulut Undang-undang tetapi mulut jiwa

undang-undang. b. Menimbang bahwa permasalahan keadilan merupakan

permasalahan yang sangat nyata dalam menyelesaikan kasus narkotika,

apabila dikaitkan dengan fakta-fakta hukum dipersidangan Terdakwa masih

berusia sangat muda, pada saat ditangkap oleh pihak kepolisian Terdakwa

baru sekitar 4 atau 5 bulan merayakan hari kelahirannya yang ke - 18

(delapan belas tahun), Terdakwa belumlah sepenuhnya dapat digolongkan

sebagai orang yang dewasa, Terdakwa belum genap berusia 19 Tahun dan

masih berstatus pelajar yang terdaftar sebagai salah satu Mahasiswa pada

Fakultas Hukum Unversitas Pasundan Bandung pada Tahun Akademik 2012/

2013. c. Menimbang bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan

keterangan terdakwa diperoleh keterangan bahwa Terdakwa belum pernah

mencoba atau mempunyai kegiatan yang berhubungan dengan narkotika

sabelum ditangkap, keterlibatan terdakwa terhadap kasus ini hanyalah

terdakwa mendapat telephon dari temannya yang bernama Muhamad Irfan

Kamil dan mengatakan akan memberikan Narkotika dengan jenis ganja pada

terdakwa, dari fakta hukum tersebut, Majelis Hakim dapat menyimpulkan

bahwa terdakwa hanyalah calon korban dari peredaran narkotika karena para

pengedar narkotika hampir selalu memakai cara memberikan kepada anak-

anak terlebih dahulu narkotika yang akan diperdagangkannya, setelah anak

tersebut mencoba dan merasakan ketagihan maka secara otomatis anak

tersebut akan membeli dan menjadi langganan para pengedar. (2).

Pertimbangan dari aspek pelaku: a. Berdasarkan hal tersebut diatas Majelis

Page 12: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

ix

Hakim berpendapat bahwa hukum pidana minimum dalam Pasal 111 ayat (1)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika, apabila harus diterapkan terhadap terdakwa akan menjadikan suatu

hukuman yang akan menghancurkan masa depan terdakwa karena tidaklah

adil dan pantas bagi terdakwa untuk dijatuhi dengan hukuman minimal

tersebut, hukuman tersebut diyakini Majelis Hakim sebagai suatu pembalasan

yang sangat berat bagi terdakwa karena dapat dipastikan terdakwa tidak dapat

melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Pasundan yang

sedang dijalaninya, terdakwa akan kehilangan kesempatan untuk meraih cita-

citanya, serta penjatuhan hukuman minimal tersebut tidak serta merta akan

menjamin perbaikan bagi mental dan perkembangan jiwa terdakwa karena

dalam usia terdakwa yang masih tergolong anak-anak, penjatuhan hukuman

minimal malah akan membawa hal yang negatif karena terdakwa harus

disatukan dengan para tahanan tindak pidana narkotika yang lain dalam kurun

waktu yang lama. b. Ditinjau dari filsafat pemidanaan, pemidanaan adalah

untuk melahirkan keadilan dan mencegah adanya disparitas dalam hal

pemidanaan (Sentencing Of Disparity) sebagaimana yang dianut dalam sistem

hukum Indonesia, maka pada dasarnya pidana dijatuhkan semata-mata bukan

bersifat sebagai pembalasan sebagaimana diintrodusir Teori Retributif akan

tetapi pemidanaan hendaknya mempunyai tujuan berdasarkan manfaat

tertentu (teori manfaat atau teori tujuan) dan bukan hanya sekedar membalas

perbuatan pelaku pidana. Pidana bukanlah sekedar untuk melakukan

pembalasan atau pengimbalan kepada orang yang telah melakukan suatu

Page 13: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

x

tindak pidana, tetapi mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat,

manfaat terbesar dengan dijatuhkannya pidana terhada pelaku pidana adalah

pencegahan atas pengulangan oleh pelaku maupun pencegahan terhadap

mereka yang sangat mungkin melakukan tindak pidana. c. Pada pokoknya

Majelis Hakim sependapat dengan hal-hal yang meringankan sebagaimana

yang telah diuraikan baik oleh Jaksa/ Penuntut Umum maupun oleh Penasihat

hukum terdakwa yaitu Terdakwa masih berstatus mahasiswa, Terdakwa

masih muda dan mempunyai masa depan yang masih panjang serta bersikap

sopan dan menyesali perbuatannya. d. Berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan diatas dan dikaitkan pula dengan tujuan pemidanaan yang

bukan semata-mata sebagai pembalasan atas perbuatan terdakwa, melainkan

bertujuan untuk membina dan mendidik agar terdakwa menyadari dan

menginsyafi kesalahannya serta tidak mengulangi lagi perbuatannya,

sehingga diharapkan agar terdakwa dapat manjadi generasi penerus bangsa

yang berguna dikemudian hari, maka putusan yang akan Majelis Hakim

jatuhkan terhadap terdakwa sebagaimana dalam amar putusan Majelis Hakim

berpendapat telah patut, manusiawi dan proporsional, sesuai dengan kadar

kesalahan yang telah dilakukan Terdakwa.

III. PENUTUP

Kesimpulan

Page 14: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

xi

Adanya penjatuhan pidana di bawah batas minimum khusus dari

ketentuan undang-undang dalam tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh

hakim, tidak dapat dibenarkan berdasarkan asas legalitas (nulla poena sine

lege) yang di dalamnya mengandung unsur kepastian hukum, sebab dalam

asas nulla poena sine lege, yang berarti “tiada pidana tanpa undang-undang”,

telah dengan tegas menyatakan bahwa setiap sanksi pidana haruslah

ditentukan dalam undang-undang. Adapun menurut pendapat hakim, tindakan

menjatuhkan pidana di bawah batas minimum dari ketentuan Undang-Undang

Narkotika yang dilakukan oleh seorang hakim tidaklah melanggar asas

legalitas, sebab penjatuhan pidana tersebut bertujuan demi terwujudnya

keadilan, baik bagi terdakwa maupun masyarakat. Dan menurut hakim,

apabila terjadi pertentangan antara keadilan dan kepastian hukum maka sudah

sewajarnya keadilan lebih diutamakan dibanding kepastian hukum.

Faktor-faktor Pertimbangan yang diambil oleh hakim dalam menjatuhkan

pidana di bawah batas minimum dari ketentuan Undang-Undang Narkotika

diantaranya adalah : Pertimbangan tentang perbuatan terdakwa adalah terdakwa

terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana secara

melawan hukum memiliki narkotika golongan I dalam bentuk tanaman dan

Pertimbangan dari aspek pelaku adalah terdakwa belum pernah mencoba atau

mempunyai kegiatan yang berhubungan dengan narkotika sebelum ditangkap.

Saran

Page 15: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

xii

Sebagai salah satu pilar untuk menegakkan hukum dan keadilan, hakim

mempunyai peranan menentukan sehingga kedudukannya dijamin undang-

undang, dengan demikian diharapkan tidak ada campur tangan dari pihak

manapun terhadap para hakim ketika sedang menangani perkara tindak

pidana.

Hendaknya di dalam setiap menjatuhkan putusan dalam perkara

narkotika, seorang hakim senantiasa harus berusaha memasukkan ketiga

unsur, yang meliputi unsur keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan, di

dalam setiap putusannya, dan bukan sebaliknya hanya berusaha

memprioritaskan atau mengutamakan satu unsur saja lalu mengabaikan unsur

yang lainnya, sehingga nantinya putusan yang dihasilkannya tersebut bisa

berkualitas dan sesuai dengan yang diharapkan oleh para pencari keadilan

yakni putusan yang mengandung legal justice, moral justice, dan social

justice.

Page 16: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Achmad Rifai, Narkoba Di Balik Tembok Penjara, Aswaja Pressindo : Yogyakarta, 2014.

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, RajaGrafindo Persada : Jakarta. 2007.

Ansyahrul, 1999, Peranan Hakim Pengawas Dan Pengamal Dalam Pencapaian tujuan pemidanaan, “( Suatu Kajian Dari Konsep Sistem Peradilan Pidana Terpadu)”, Palembang.

Bagir Manan, Kekuasaan Kehakiman Republik Indonesia, Bandung : Unisba, 1995,

Bambang Sutiyoso, Metode Penemuan Hukum ; Upaya Mewujudkan Hukum Yang Pasti dan Berkeadilan. Cet.2, Yogyakarta : UUI Press, 2006

Bambang Sutiyoso dan Sri Hastuti Puspitasari, Aspek-Aspek Perkembangan Kekuasaan Kehakiman di Indonesia, Yogyakarta : UII Press, 2005

Barda Nawawi Arief. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Citra Aditya Bakti. Bandung. 2005.

______________, Masalah Pidana Perampasan Kemerdekaan Dalam KUHP Baru, Masalah-masalah Hukum No.Edisi Khusus, Universitas Diponegoro, 1987.

Bismar Siregar, Hukum Hakim Dan Keadilan Tuhan, Jakarta : Gema Insani Press, 1995,

Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan; Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggung jawaban Pidana, cet. 2, Jakarta : Kencana Prenada Media, 2006.

Eva Achjani Zulfa, Gugurnya Hak Menuntut; Dasar Penghapus, Peringan, dan Pemberat Pidana, Bogor : Ghalia Indonesia, 2010

Page 17: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Jakarta : Storia Grafika, 2002,

H. M. Koesnoe, Kedudukan dan Tugas Hakim Menurut Undang-Undang Dasar 1945, ed. 1, cet. 1Surabaya : Ubhara Press, 1998

Jan Remmelink, Hukum Pidana; Komentar atas Pasal-Pasal Terpenting dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Belanda dan Padanannya dalam Pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia, terj. Tristam P. Moeliono, Jakarta : Gramedia, 2003,

J.E. Sahetapy, Ancaman Pidana Mati Terhadap Pembunuhan Berencana, Malang : Setara Press, 2009,

Leden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana Bagian Kedua, Jakarta : Sinar Grafika, 1995

Lilik Mulyadi, Peradilan Bom Bali, Jakarta : Djambatan, 2007.

__________, Hukum Acara Pidan ; Normatif, Teoritis, Praktek Dan Permasalahannya, cet. I, Bandung :Alumni, 2007,

M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penarapan KUHAP ; Pemeriksaan Sidang Pengadilan , Banding , Kasasi, Dan Peninjauan Kembali, ed.2, cet. 6, Jakarta : Sinar Grafika, 2005,

Mardjono Reksodiputro, Menyelesaikan Pembaharuan Hukum, cet 1, Jakarta : Komisi Hukum Nasional, 2009.

__________, Kriminologi dan System Peradilan Pidana. Universitas Indonesia : Jakarta. 2007.

Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta : Jakarta, 2008.

Muladi dan Barda Nawawi, Teori-teori Pidana. Alumni. Bandung. 1998.

Muladi, Politik Dan Sistem Peradilan Pidana, Universitas Diponegoro, Semarang, 1997.

_____, 1995, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 18: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

_____, Hak Asasi Manusia, Politik dan Sistem Peradilan Pidana, cet. 2, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2002.

Oemar Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum, Jakarta : Erlangga, 1985

Poentang Moerad, Pembentukan Hukum Melalui Putusan Pengadilan dalam Perkara Pidana. Alumni : Bandung. 2005.

Rusli Muhammad, Kemandirian Pengadilan Indonesia, cet. 1, Yogyakarta : UII Press, 2010

Sarwata. Kebijaksanaan Dan Strategi Penegakan Sistem Peradilan Di Indonesia. Lemhanas. 19 Agustus 1997.

Sigit Suseno, Sistem Pemidanaan Dalam Hukum Pidana Indonesia Di Dalam Dan Di Luar KUHP, Badan Pembinaan Hukum Nasional : Jakarta, 2012.

Sudarto dalam muladi,1985,Lembaga Pidana Bersyarat, Penerbit Alumni, Bandung.

Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, Bab-bab Tentang Penemuan Hukum , Bandung : Citra Aditya Bhakti, 1993

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Yogyakarta : Liberty, 2003.

________________, Mengenal Hukum Suatu Pengantar,Yogyakarta : Liberty, 1996,

Suparni, Niniek. Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Pidana danPemidanaan. Jakarta : Sinar Grafika, 1996.

Wirjono Prodjodikoro, 1980. Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Fresco. Bandung.

________________, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia,

Bandung : Refika Aditama, 2003

Page 19: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

B. Peraturan-peraturan :

Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP)

Indonesia, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang

Narkotika

Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang

Psikotropika

Indonesia, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang

Kekuasaan Kehakiman

C. Makalah dan Internet:

Abdul Wahid, Konfusius Melawan Mafia Kasus, Desain Hukum,

Newletter Komisi Hukum Nasional, Vol. 10, No. 2, Maret

2010

Aswandi, Kajian Terhadap Putusan Perkara No.

325/Pid.B/2002/PN.PTK Tentang Tindak Pidana

Penggelapan Terhadap Modal Kerjasama Usaha, Jurnal

Yudisial; Kajian Kehormatan, Keluhuran Martabat dan

Prilaku Hakim, Komisi Yudisial Republik Indonesia, vol-

I/no.-01/ Agustus 2007.

Barda Nawawi Arief, Pokok-Pokok Pikiran Kekuasaan

Kehakiman Yang Merdeka, (Makalah sebagai bahan

masukan untuk Penyusunan Laporan Akhir Tim Pakar

Departemen Kehakiman Periode 1998/1999)

Page 20: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewKey Word: Minimum Special Criminal , Crime , Drugs . PENDAHULUAN

Hermansyah, Peran Lembaga Pengawas Eksternal Terhadap

Hakim, Media Hukum dan Keadilan ; teropong Pengawasan

Hakim Agung Oleh Komisi Yudisial, MaPPI-FHUI, vo.V

no. 1, Maret 2006,

Paulus Effendie Lotulung, Kebebasan Hakim Dalam Sistem

Penegakan Hukum, http;/www.Ifip Org/ english/ pdf/ bali-

seminar/Kebebasan%Hakim20-%paulus20%lotulong.pdf>,

diunduh Tanggal 2 November 2015.

Sudikno Mertokusumo, Relevansi Reneguhan Etika Profesi Bagi

Kemandirian Kekuasaan Kehakiman , (Makalah

disampaikan dalam Seminar 50 Tahun Kemerdekaan

Kekuasaan Kehakiman di Indonesia di UGM tanggal 26

Agustus 1995)