fh.unram.ac.id€¦ · web viewfakultas hukum universitas mataram abstrak tujuan dari penulisan...

24
RAHASIA BANK DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA JURNAL Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat S-1 Pada Program Studi Ilmu Hukum Oleh: SITI ROSYIDAH D1A 009 212 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2017

Upload: others

Post on 19-Aug-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

RAHASIA BANK DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA

JURNAL

Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanUntuk Mencapai Derajat S-1 Pada

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh:

SITI ROSYIDAHD1A 009 212

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2017

Page 2: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

RAHASIA BANK DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA

JURNAL

Oleh:

SITI ROSYIDAHD1A 009 212

Menyetujui,

Budi Sutrisno, SH.,M.HumNIP : 195910221989031002

Page 3: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

RAHASIA BANK DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA

Siti RosyidahD1A 009 212

Fakultas Hukum Universitas Mataram

Abstrak

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian hukum mengenai pengecualian rahasia bank dan bentuk perlindungan hukum yang dilakukan pihak bank kepada nasabah pada perbankan syariah. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengecualian mengenai rahasia bank pada perbankan syariah sedikit berbeda dengan perbankan konvensional yaitu Pertama, tidak diaturnya pengecualian rahasia bank untuk kepentingan piutang yang diserahkan kepada BUPLN/PUPN, seperti halnya yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan Konvensional. Kedua, pengaturan mengenai penyidik diperluas, tidak hanya terbatas pada Jaksa atau Polisi, tetapi berlaku juga bagi penyidik lain yang diberi wewenang berdasarkan Undang-Undang. Bentuk perlindungan hukum bagi nasabah dalam penerapan asas kerahasiaan bank pada perbankan syariah umumnya sama dengan perbankan konvensional ada dua cara yaitu preventif dan refresif.

Kata kunci: Rahasia Bank, Pebankan Syariah

SECRET BANK AND LEGAL PROTECTION FOR CUSTOMERS BY POSITIVE LAW IN INDONESIA

ABSTRACT       The purpose of this thesis is to find out the banking legislation already provides legal certainty regarding the exclusion of bank secrecy and forms of legal protection made by the bank to customers in Islamic banking. The research method used is normative. The results showed that the exclusion of the bank secrecy in Islamic banking is slightly different from conventional banking, namely First, that the exclusion of bank secrecy exception for interest receivable submitted to BUPLN/PUPN, as was stipulated in the Banking Law Conventional. Second, the provision of investigators expanded, not just limited to the prosecutor or the police, but also applies to other investigators who are authorized by law. Forms of legal protection for customers in the application of the principle of banking secrecy in Islamic banking is generally the same as the conventional banking there are two ways of preventive and repressive.

Keywords: Secret Bank, Islamic Banking

Page 4: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, 2008, Lembaga Keuangan Syariah, Cet ke

1, Jakarta

Doddy Donna Roesmara, Buletin Ekonomika dan Bisnis Islam, Laboraturium

Ekonomika dan Bisnis Islam (LEBI) FEB UGM

Edy Wibowo dan Untung Hendy, 2005, Mengapa Memilih Bank Syariah, Cet

ke 1, Ghalia Indonesia, Bogor

Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Cet ke 2,

Kencana, Jakarta

Hirsanudin, 2008, Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. Genta Press,

Yogyakarta

Muhamad Djumhana, 2003, Hukum Perbankan di Indonesia. Cet ke 4, PT.

Citra Aditya Bakti, Bandung

Muhamad, ed. 2004, Bank Syariah Analisis Kekuatan, Peluang, Kelemahan,

dan Ancaman, Cet ke 3, Ekonisia, Yogyakarta

Rachmadi Usman, 2003, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Indonesia.Cet. ke

4, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Rachmadi Usman, 2012, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Cet

ke 1, Sinar Grafika, Banjarmasin

Warkum Sumitro, 2004, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembga

Terkait, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Internethttp://www.bernismubarroq.blogspot

http://www.d111mpks-b.blogspot

Http://www.artikata.com/perlindungan-hukum.html

Page 5: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

i

I. PENDAHULUAN

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.1 Dalam melaksanakan

kegiatan usahanya, bank seharusnya menerapkan asas kepercayaan. Bank

merupakan suatu lembaga yang eksistensinya tergantung mutlak pada

kepercayaan dari para nasabahnya yang mempercayakan dana simpanan

mereka pada bank. Oleh karena itu, bank sangat berkepentingan agar kadar

kepercayaan masyarakat, yang telah maupun yang akan menyimpan dananya,

terpelihara dengan baik dalam tingkat yang tinggi.

Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap suatu bank. Faktor-faktor tersebut adalah:2 Integritas

pengurus, kesehatan bank yang bersangkutan dan kepatuhan bank terhadap

kewajiban rahasia bank.

Sebagaimana dikemukakan di atas salah satu faktor untuk dapat

memelihara dan meningkatkan kadar kepercayaan masyarakat terhadap suatu

bank pada khususnya dan perbankan pada umumnya ialah kepatuhan bank

terhadap kewajiban rahasia bank. Maksudnya adalah menyangkut ”dapat atau

tidaknya bank dipercaya oleh nasabah yang menyimpan dananya pada bank

tersebut untuk tidak mengungkapkan simpanan nasabah, identitas nasabah

1Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. LN No. 32 Tahun 1992, TLN No. 3473, Psl.1.

2Sofyandi, Kerahasiaan Bank, Diakses: Rabu, 23 Mei 2012, http://www.d111mpks-b.blogspot

Page 6: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

ii

tersebut kepada pihak lain.” Dengan kata lain, tergantung pada kemampuan

bank itu untuk menjunjung tinggi dan mematuhi rahasia bank.

Permasalahan yang diangkat dalam Jurnal Ilmiah ini adalah tentang

pengecualian mengenai ketentuan kerahasiaan bank pada perbankan syrariah

dan bentuk perlindungan hukum bagi nasabah dalam penerapan asas

kerahasiaan bank pada perbankan syariah. Jurnal ilmiah ini dibuat untuk

dengan tujun untuk mengetahui pengecualian mengenai ketentuan kerahasiaan

bank pada perbankan syariah menurut hukum positif di Indonesia dan

mengetahui bentuk perlindungan hukum bagi nasabah dalam penerapan asas

kerahasiaan bank pada perbankan syariah. Jurnal ilmiah ini diharapkan

memberi manfaat untuk menambah khazanah keilmuan yang dapat berguna

bagi pembangunan ilmu hukum yang berkaitan dengan hukum bisnis syariah

dan dapat memberikan manfaat praktis bagi pelaku usaha, masyarakat dan

pemerintah dalam pengembangan usaha perbankan, khususnya mengenai

masalah kerahasiaan bank. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penyusun

melakukan dengan penelitian jenis penilitian hukum normatif , metode

pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan perundang-undangan,

pendekatan konsep dan pendekatan analitis. Tehnik Pengumpulan bahan

hukum terhadap penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik studi

dokumen atau yang biasa dikenal dengan istilah studi kepustakaan. Teknik

memperoleh bahan hukum ini dilakukan dengan cara melakukan penelitian

kepustakaan, yaitu dengan mempelajari, mencatat dan menyalin buku-buku

Page 7: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

iii

literatur, peraturan perundang-undangan terkait, pendapat para sarjana, skripsi,

dan bahan lain yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.3

3Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 184

Page 8: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

iv

II. PEMBAHASAN

Pengecualian Mengenai Ketentuan Kerahasiaan Bank Menurut Hukum

Positif di Indonesia

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undnag Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perbankan secara limitatif menyebutkan pengecualian dari

ketentuan kerahasiaan bank itu sebagaimana tetera pada Pasal 41, Pasal 41A,

Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44 dan Pasal 44A. Kewajiban bank untuk memegang

teguh kerahasiaan bank tidak berlaku atau dikecualikan dalam hal-hal seperti

dibawah ini, yaitu untuk: 1. Kepentingan perpajakan; 2. Kepentingan

penyelesaian piutang bank, Dalam Pasal 41A Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

menyebutkan bahwa untuk penyelesain piutang bank yang sudah diserahkan

kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang

Negara, pimpinan Bank Indonesia memberikan izin kepada pejabat

BPUPLN/PUPN untuk memperoleh keterangan mengenai simpanan nasabah

debitor. Jika diteliti, pengecualian ini berkaitan dengan bank itu sendiri (in the

interest of bank) untuk menjamin kelangsungan usahanya; 3. Kepentingan

peradilan pidana, merupakan pengecualian paksaan hukum yang diatur dalam

Pasal 42 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undnag Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perbankan. Untuk kepentingan peradilan dalam perkara

pidana atas permintaan polisi dalam tahap penyelidikan, Jaksa dalam tahap

penuntutan, atau Hakim dalam tahap pemeriksaan di pengadilan, kerahasiaan

bank dapat dikecualikan. Polisi, Jaksa atau Hakim tersebut dapat meminta izin

Page 9: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

v

kepada Pimpinan Bank Indonesia untuk memperoleh keterangan mengenai

simpanan tersangka atau terdakwa yang ada pada suatu bank. Dalam hal ini

pun, dasar disclosure kerahasiaan bank semata-mata diletakkan pada

kepentingan umum. Prinsip kerahasiaan bank bertujuan untuk melindungi

kepentingan individu seseorang nasabah dikorbankan demi

menyeimbangkannya dengan kepentingan masyarakat umum, yang dalam hal

ini menyangkut penyelesaian perkara tindak pidana; 4. Kepentingan

pemeriksaan peradilan perdata, pengecualian ini disebutkan dalam Pasal 43

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undnag Nomor 10 Tahun

1998 tentang Perbankan yang membatasi pada sengketa atau perkara perdata

yang terjadi antara bank dengan nasabahnya. Pasal ini memeperkenankan bank

menginformasikan kepada pengadilan tentang keadaan keuangan nasabah yang

bersangkutan dan memebrikan keterangan lain yang relevan dengan perkara

yang diajukan kepada pengadilan; 5. Kepentingan tukar menukar informasi

antar bank, dalam Pasal 44 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-

Undnag Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menetapkan bahwa dalam

rangka tukar menukar informasi antar bank, direksi bank dapat memberikan

informasi mengenai keadaan keuangan nasabah kepada bank lain. Tukar

menukar informasi antar bank tersebut dilakukan untuk memperlancar dan

mengamankan kegiatan usaha bank, antara lain guna mencegah pemberian

kredit rangkap serta mengetahui keadaan dan statusnya dari bank yang lain

sehingga bank dapat menilai tingkat risiko yang dihadapi sebelum melakukan

transaksi dengan nasabah atau dengan bank lain; 6. Kepentingan penyelesaian

Page 10: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

vi

kewarisan, pengecualian ini disebutkan dalam Pasal 44A ayat (1) Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undnag Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan, menetapkan bahwa bank wajib memberikan keterangan

mengenai simpanan nasabah penyimpan pada bank yang bersangkutan kepada

pihak yang ditunjuk oleh nasabah penyimpan. Kemudian dalam Pasal 44A ayat

(2) menetapkan bahwa dalam hal nasabah meninggal dunia, maka ahli waris

yang sah dari nasabah penyimpan yang bersangkutan berhak memperoleh

informasi atau keterangan mengenai simpanan nasabah penyimpan tersebut.

Dengan sendirinya bank berkewajiban memberikan keterangan mengenai

simpanan nasabah penyimpan kepada ahli warisnya yang sah bila yang

bersangkutan telah meninggal

Sedangkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah secara limitatif menyebutkan pengecualian dari ketentuan kerahasiaan

bank itu sebagaimana tertera pada Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42, Pasal 43,

Pasal 44, dan Pasal 44A. Kewajiban bank untuk memegang teguh kerahasiaan

bank tidak berlaku atau dikecualikan dalam hal-hal seperti di bawah ini, yaitu

untuk:4 1. Kepentingan perpajakan, ketentuan dalam Pasal 42 Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menetapkan bahwa untuk

kepentigan perpajakan, kerahasiaan bank dapat dikesampingkan guna

mengetahui keadaan keuangan seseorang yang kebetulan menjadi nasabah

penyimpan atau nasabah investor tertentu pada suatu bank syariah; 2.

Kepentingan peradilan dalam perkara pidana, pengecualian ini merupakan

4Rachmadi Usman. Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Cet. Ke 1, Sinar Grafika, Banjarmasin, 2012, hlm. 332

Page 11: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

vii

pengecualian atas paksaan hukum yang diatur dalam Pasal 43 Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Berdasarkan ketentuan

dalam pasal ini, bahwa untuk kepentingan peradilan perkara pidana atas

permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian, Jakasa Agung, Ketua Mahkamah

Agung Republik Indonesia dan pimpinan instatnsi yang diberi wewenang untuk

melakukan penyidikan, kerahasian bank dapat dikecualikan. Polisi, Jaksa,

Hakim atau penyidik lainnya dapat meminta izin kepada Pimpinan Bank

Indonesia untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan atau

investasi tersangka atau terdakwa yang ada pada suatu bank syariah; 3.

Kepentingan pemeriksaan peradilan perdata, dari ketentuan dalam Pasal 45

Undang-Undang Nomo 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dapat

diketahui bahwa pengecualian yang terjadi antara bank syariah dengan

nasabahnya; 4. Kepentingan tukar menukar informasi antar-bank, sebagaimana

ditentukan dalam Pasal 46 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah ditetapakn bahwa dalam rangka tukar menukar informasi

antar-bank, direksi bank dapat memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya

kepada bank lain. Dengan merujuk kepada ketentuan dalam Pasal 46 Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah maka Direksi dapat

memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada Bank Syariah lainnya,

yang dilakukan dalam rangka tukar menukar informasi antar-bank; 5.

Permintaan, persetujuan, atau kuasa dari nasabah penyimpan atau nasabah

investor secara tertulis, dalam Pasal 47 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah ditetapkan bahwa bank syariah wajib memberikan

Page 12: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

viii

keterangan mengenai simpanan nasabah penyimpan atau nasabah investor pada

bank yang bersangkutan kepada pihak yang ditunjuk oleh nasabah penyimpan

atau nasabah investor. Keterangan mengenai simpanan nabah penyimpan atau

nasabah investor tersebut akan diberikan oleh bank yang bersangkutan dengan

persyaratan bilamana sebelumnya: adanya permintaan, persetujuan, atau kuasa

dari nasabah penyimpan atau nasabah investor dan dibuat secara tertulis yang

ditujukan kepada bank syariah dimana nasabah penyimpan atau nasabah

investor menempatkan dana; 6. Kepentingan penyelesaian kewarisan,

pengecualian atas rahasia bank dalam kegiatan usaha perbankan syariah

berlaku dalam hal adanya ahli waris yang sah untuk memperoleh keterangan

mengenai simpanan nasabah sebagaimana ditentukan dalam Pasal 48 Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dalam ketentuan

Pasal 48 tersebut telah ditetapkan bahwa ahli waris yang sah dari nasabah

penyimpan atau nasabah investor berhak memperoleh keterangan mengenai

simpanan nasabah penyimpan atau nasabah investor dalam hal nasabah

penyimpan atau nasabah investor meninggal dunia. Jika diperhatikan,

pengecualian atas rahasia bank ini didasarkan kepada kepentingan ahli waris

dalam rangka penyelesaian pembagian harta kewarisan yang pewarisnya

menjadi nasabah perbankan syariah.

Analisis penyusun yaitu bahwa beberapa pengecualian mengenai

ketentuan kerahasiaan bank dalam Undang-Undang Perbankan Syariah yang

berbeda dengan Undang-Undang Perbankan Konvensional, antara lain:5 1.

5Bernis Mubarroq, Perbankan Syariah, Diakses: Selasa, 5 Maret 2012, http://www.bernismubarroq.blogspot

Page 13: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

ix

Tidak diaturnya pengecualian rahasia bank untuk ke pentingan piutang yang

diserahkan kepada BUPLN/PUPN, seperti halnya yang diatur dalam Undang-

Undang Perbankan Konvensional. Dengan demikian pengecualian rahasia bank

yang dapat dimintakan izinnya ke Bank Indonesia terbatas untuk kepentingan

perpajakan, dan kepentingan peradilan dalam perkara pidana. Disamping itu

terdapat pengecualian lainnya yang tidak memerlukan izin dari Bank Indonesia,

yaitu dalam perkara perdata antara bank dengan nasabahnya, dalam rangka

tukar menukar informasi antar bank, dan atas permintaan, persetujuan atau

kuasa dari nasabah, serta bagi ahli waris yang sah dalam hal nasabah

meninggal dunia; 2. Pengaturan mengenai penyidik diperluas, tidak hanya

terbatas pada Jaksa atau Polisi, tetapi berlaku juga bagi penyidik lain yang

diberi wewenang berdasarkan Undang-Undang (Pasal 43 Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan).

Bentuk Perlindungan Hukum bagi Nasabah dalam penerapan Asas

Kerahasiaan Bank pada Perbankan Syariah

Page 14: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

x

Berkaitan dengan perlindungan hukum bagi nasabah, Marulak Pardede

mengemukakan bahwa dalam sistem perbankan Indonesia, mengenai lingkup

perlindungan bagi nasabah penyimpan dana dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu:6 1. Perlindungan Secara Implisit (Implicit deposit Protection), yaitu

perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank yang

efektif, yang dapat menghindarkan terjadinya kebangkrutan bank; 2.

Perlindungan Secara Eksplisit (Explicit Deposit Protection), yaitu perlindungan

melalui sebuah lembaga yang menjamin simpanan masyarakat, sehingga

apabila bank mengalami kegagalan, maka lembaga tersebut yang akan

mengganti dana masyarakat yang disimpan pada bank yang gagal tersebut.

Perlindungan ini diperoleh melalui pembentukan lembaga yang menjamin

simpanan masyarakat, sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 29 tahun 1998 tentang kewajiban terhadap bank umum.

Sedangkan menurut hasil pengamatan bentuk perlindungan yang dilakukan

yaitu: 1. Perlindungan Secara Preventif yitu dengan cara: Pembuatan peraturan

baru, Pelaksanaan peraturan yang ada, perlindungan nasabah deposan lewat

lembaga asuransi deposito, Memperketat perizinan bank, memperketat

pengaturan di bidang kegiatan bank, memperketat pengawasan bank. 2.

perlindungan secara refresif yakni dengan memberikan sanksi terhadap

pelanggarnya , baik sanksi administratif maupun sanksi pidana sesuai dengan

peraturan yang sudah ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah

6 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Cet. Kseenam, Jakarta, 2010, Hlm. 175

Page 15: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

xi

III.PENUTUP

Kesimpulan

Page 16: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

xii

Pengecualian mengenai ketentuan kerahasiaan bank pada perbankan syariah

hampir sama dengan perbankan konvensional namun ada beberapa pengaturan

yang membedakannya yaitu: Pertama, tidak diaturnya pengecualian rahasia

bank untuk kepentingan piutang yang diserahkan kepada BUPLN/PUPN,

seperti halnya yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan Konvensional.

Dengan demikian pengecualian rahasia bank yang dapat dimintakan izinnya ke

Bank Indonesia terbatas untuk kepentingan perpajakan, dan kepentingan

peradilan dalam perkara pidana. Disamping itu terdapat pengecualian lainnya

yang tidak memerlukan izin dari Bank Indonesia, yaitu dalam perkara perdata

antara bank dengan nasabahnya, dalam rangka tukar menukar informasi antar

bank, dan atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari nasabah, serta bagi ahli

waris yang sah dalam hal nasabah meninggal dunia. Kedua, pengaturan

mengenai penyidik diperluas, tidak hanya terbatas pada Jaksa atau Polisi, tetapi

berlaku juga bagi penyidik lain yang diberi wewenang berdasarkan Undang-

Undang (Pasal 43 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan).

Bentuk perlindungan hukum bagi nasabah dalam penerapan asas kerahasiaan

bank pada perbankan syariah umumnya sama dengan perbankan konvensional

ada dua cara yaitu: Pertama, perlidungan secara preventif yakni dengan

membuat peraturan baru, pelaksanaan aturan yang ada, memperketat perizinan

bank, memperketat pengaturan dibidang kegiatan bank. Selain itu upaya yang

dilakukan untuk menjaga rahasia bank yakni kelaziman operasional, pencatatan

pada bank. Kedua, perlindungan secara refresif yakni dengan memberikan

sanksi terhadap pelanggarnya , baik sanksi administratif maupun sanksi pidana

Page 17: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewFakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui undang-undang perbankan sudah memberikan kepastian

xiii

sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor

21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Saran

Pengaturan mengenai rahasia bank sebagai perlindungan hukum bagi nasabah

pada dasarnya sudah baik. Untuk itu diharapkan pemerintah selaku penyusun

kebijakan publik harus sedapat mungkin menyikapi dan mempertimbangkan

wacana eksistensi Undang-Undang yang melindugi nasabah dengan

menerapkan asas kerahasiaan bank secara nasional khususnya Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.