fgd medan

24
Strategi Pengembangan Usaha Integrasi Sapi Sawit oleh BUMN Perkebunan Oleh: Dr. Ardi Novra PERANAN BUMN PERKEBUNAN DALAM MENDUKUNG KEBIJAKAN SWASEMBADA DAGING SAPI Disajikan Pada FGD (Focussed Group Discussion) Medan, 26 September 2013 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Upload: ardi-novra

Post on 05-Dec-2014

558 views

Category:

Business


7 download

DESCRIPTION

Kebersamaan dalam pencapaian swasembada daging, ruang bagi BUMN Perkebunan dalam optimalisasi peranannya sebagai unit usaha milik public. Ada banyak alternative strategis untuk melakukannya baik direct maupun indirect program. Butuh deskripsi lebih lanjut Contact me on 085377385454 (Dr. Ardi Novra) or email: [email protected]

TRANSCRIPT

Page 1: Fgd medan

Strategi Pengembangan Usaha Integrasi Sapi Sawit oleh BUMN Perkebunan

Oleh: Dr. Ardi Novra

PERANAN BUMN PERKEBUNAN DALAM MENDUKUNG KEBIJAKAN SWASEMBADA DAGING SAPI

Disajikan Pada FGD (Focussed Group Discussion)

Medan, 26 September 2013

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Page 2: Fgd medan

Basis konseptual sebuah desain rekomendasi strategi pengembangan ideal

INTEGRASI : Konsep dasar dan pengembangan SWASEMBADA : Indikator keberlanjutan DAGING SAPI : Komoditas pilihan KEBIJAKAN : Sektor produksi atau perdagangan BUMN PERKEBUNAN : Peran diharapkan INTEGRASI : Best Practice PTPN VI

Pengantarmenyamakan persepsi tentang konsep dan kebijakan

Page 3: Fgd medan

Integrasi: keragaan integrasi sawit sapi

Pengembalaan Ternak Sapi Pada Areal Perkebunan Sawit (HMT Antar Tanaman)

Kandang KOLONI Digembalakan Konsumsi HAT

SUMBER KEKUATIRAN PEMILIK/PENGUSAHA PERKEBUNAN SAWIT Dampak Negatif bagi PRODUKTIVITAS TANAMAN SAWIT

PERSEPSI AWAL ATAU YANG SEGERA TIMBUL memelihara atau mengembalakan ternak sapi dalam areal

kebun sawit

Page 4: Fgd medan

sumber dan bentuk dampak negatif

• Perilaku ternak sapi suka “mengais” sekitar pokok tanaman => kerusakan akar permukaan tanaman sawit.

• Feses segar (suhu tinggi) juga tidak baik bagi tanaman sawit

• Pemeliharaan pada areal perkebunan sawit => gangguan aktivitas pemupukan dan penyemprotan serta keracunan ternak sapi (sisa pestisida atau roundap)

• Pengembalaan tidak terkendali dan berlebihan (over grazing) => kelangkaan hijauan antar tanaman (HAT) dan pengerasan lahan (penurunan absorbsi unsur hara)

• Perilaku ternak sapi “merenggut” daun tanaman (muda) => kerusakan terutama tanaman muda (TBM)

=> SOCIAL COST bagi PERUSAHAAN

PADA DASARNYA DAPAT DIATASI DENGAN:

PENGEMBALAAN TERKENDALI SISTEM ROTASI DAN PENGAWASAN (PENGEMBALA)

Page 5: Fgd medan

Integrasi: model integrasi sawit sapi lain yang berkembang

Ternak pada siang hari dilepas (terikat) pada areal sawit berpagar (terbatas) sementara peternak berkerja dan mengumpulkan HMT untuk kebuthan pakan pada

sore dan pagi hari (pemberian) di kandang

INTEGRASI SEMI INTENSIF BANYAK BERKEMBANG PADA USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG RAKYAT

BERCIRIKAN:

SUMBER HMT MAYORITAS ADALAH HIJUAN SEGAR DAN TANPA SENTUHAN TEKNOLOGI YANG MEMADAI

Page 6: Fgd medan

Potensi besar INDUSTRI PERSAWITAN Sebenarnya BUKAN pada Hijauan Antar Tanaman (HAT): sebagai areal pengembalaan atau sumber HMTPADAHAL

PELEPAH SAWITPotensi Ha/tahun • Perkebunan sawit (± 130 pohon)

menghasilkan ±22 pelepah dengan bobot ± 2,292 kg.

• Menyediakan 6.292 kg pelepah segar (setara 1.636 kg pelepah kadar bahan kering 26%).

TAPIPADA LIMBAH (PERKEBUNAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN

Page 7: Fgd medan

LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN (PKS)

TANDAN BUAH KOSONG atau Empty Fruits Bunch (EFB) potensial diolah dalam bentuk pellet disertai pengayaan gizi dapat digunakan sebagai pupuk tandan sebar (PTS) dengan potensi 35% TBS.

LUMPUR SAWIT atau Palm Sludge (PS) merupakan hasil ikutan proses pemisahan CPO dan minyak makan dengan potensi 20% dari TBS. SERAT SAWIT atau Palm Pressing Fibre (PPF) merupakan hasil ikutan proses penempaan (pressing) buah sawit segar setelah perebusan (sterilisasi) dan pelepasan buah dengan potensi sekitar 10% dari TBS.

BUNGKIL SAWIT atau Palm Kernel Cake (PKC) merupakan hasil ikutan proses pengolahan inti sawit menjadi palm kernel oil (PKO) dengan potensi sekitar 49,5% inti sawit.

Page 8: Fgd medan

Simbiosis Mutualisme Integrasi Sapi Sawit

Sumber Pakan

Sumber Pupuk Organik

SIMPLE Simbiosis Mutualism

PRINSIP PEMUPUKAN TANAMAN: PUPUK TERBAIK BAGI TANAMAN ADALAH YANG BERSUMBER DARI TANAMAN ITU

SENDIRIPelepah (janjangan), serat, TKKS, dan lumpur sawit (komposing))

Penggunaan langsung (kelemahan proses dekomposisi butuh waktu lama)

TERNAK SAPI “MESIN BIOLOGIS“ AKSELERASI PRODUKSI PUPUK

ORGANIK

Valu

e A

dded U

saha T

ern

ak

LIMBAH

PADAT (FESES)

CAIR (URINE)

FEED

BA

CK

Page 9: Fgd medan

Lebih lengkap tentang Integrasi Sapi Sawit

Page 10: Fgd medan

Kebijakan Swasembada Daging Sapi 2014Kondisi (current issue) saat ini timbul “pesimistis” akan tercapai pada tahun 2014

Tidak seharusnya mengurangi partisipasi dan kepedulian pihak-pihak terutama BUMN

DEFINISI DAN INDIKATOR CAPAIAN SWASEMBADA

Terkait KEBIJAKAN REVITALISASI 2005 komoditas Daging Sapi menjadi salah satu dari 5 komoditas prioritas

• SWASEMBADA: > 85% Kebutuhan Daging Sapi dipenuhi oleh Produksi Domestik

• Kondisi saat ini sekitar 40% masih berasal dari IMPOR (Bakalan maupun daging)

• IMPOR cenderung akan meningkat dari tahun ke tahun

GROWTH PRODUKSI < KONSUMSI

• Kebijakan IMPOR (International Trade) menjadi salah satu faktor penentu capaian swasembada

Page 11: Fgd medan

SWASEMBADA BERKELANJUTAN

SUSTAINABILITY: Tidak hanya tergantung pada POPULASI TOTAL

Tetapi PADA KAPASITAS PRODUKSI TERNAK SAPI SIAP POTONG

• Sumber terbesar adalah TERNAK SAPI BAKALAN• Sumber lainnya adalah TERNAK AFKIR (Pejantan dan

Betina Afkir)KAPASITAS PRODUKSI TERNAK SAPI BAKALAN

JUMLAH BETINA PRODUKTIF (Mesin Produksi)

formula ukuran indikator SWASEMBADA

KB85,0MRx)BPxCRx5,0(

)SS(SwasembadaStatus

CR = Calving rate (angka kelahiran)MR = Angka kematian anak sampai siap potongBP = Jumlah betina produktifKB = Kebutuhan sapi siap potong

IF Nilai SS < 1 maka belum swasembada= 1 maka swasembada minimal> 1 maka swasembada

> 1/0,85 maka surplus

Page 12: Fgd medan

Kebijakan Pemerintah terkait Swasembada

MANAJEMEN DATA

Pertanyaan apakah Statistik memuat informasi :

• Jumlah ternak sapi betina produktif (Hasil PKB)

• Calving rate ternak sapi betina (recording data)

• Mortality rate (periode sapih dan selama penggemukan)

• Konsumsi dan/atau kebutuhan sapi siap potongSWASEMBADA DAGING SAPI

Penurunan populasi sapi 15,30% (sensus 16,73 juta ekor tahun 2001 menjadi 14,17 juta ekor tahun 2013) => diduga terjadi pengurasan ternak sapi betina produktif

• Program penjaringan betina produktif (RPH)

• Program pemeriksaan kebuntingan (PKB)

• Insentif pemeliharaan sapi bunting (Rp. 500.000/ekor

• Program Aksi Perbibitan

Page 13: Fgd medan

Peran dan Kedudukan BUMN

PP No. 3 tahun 1983, fungsi BUMN mencakup dua peranan sekaligus, yaitu sebagai:

kesatuan bisnis yang menghasilkan laba aparatur negara yang dibebani penugasan oleh Pemerintah

DAHLAN ISKAN (Menteri BUMN):

• Sekitar Rp 10 triliun lebih dana yang disediakan pemerintah dan dititipkan ke pihak bank khusus untuk KUPS tidak terserap.

• salah satu pemikiran yang bisa dilakukan meningkatkan serapan KUPS bekerja sama dengan BUMN dan BUMD yang ada di daerah

profit oriented plus public service

Peluang partisipasi dalam pencapaian swasembada

? Jika ada rencana BUMN untuk akuisisi pternakan sapi di Australian

Tidak mencoba mengembangkan potensi sendiri dan menjadi ancaman bagi peternak sapi domestik (jangka panjang)

Page 14: Fgd medan

Peran diharapkan dari BUMN Perkebunan

FOKUS PADA BREEDING

• Usaha pengembangbiakan membutuhkan investasi besar yang bersifat jangka panjang (longterm investment)

• Jangka waktu pengembalian modal relatif cukup lama dengan IRR relatif sedang

• Pengembangan oleh BUMN dalam skala besar (terkonsentrasi) akan memberikan insentif bagi produktivitas berkelanjutan;

• Aplikasi teknologi reproduksi akan lebih efektif

• Kontrol pengurasan sapi betina produktif lebih efisien

• Menjaga komposisi ideal ternak sapi produktif

• Kontrol produksi sebagai instrumen stabilisasi harga pasar

• Fokus hanya pada fattening (terutama sapi lokal) hanya sedikit membantu percepatan produksi (memindahkan

• Fokus pada breeding tidak serta merta menutup peluang bagi pengembangan usaha fattening (subsidi silang)

• Potensial diintegrasikan dengan implementasi CSR (tanggung jawab sosial perusahaan)

Fattening sebagai pendukung

Page 15: Fgd medan

PENGEMBANGAN USAHA INTEGRASI SAWIT SAPI (ISS) PTP NUSANTARA VI

Best Practice Integrasi Sawit Sapi

Page 16: Fgd medan

Sekilas Usaha Integrasi Sawit Sapi (ISS) PT. Perkebunan VI

• Lokasi eks Pabrik Crumb Rubber (± 7 Ha) di Desa Muhajirin: aksesibilitas sangat baik (masuk ±2 km dgn jalan hotmik sejak 2013) dari jalan raya Ness (baik)

• Jarak pasar sasaran potensial (konsumen) relatif dekat (Jambi ±40 km, Sengeti ±18 km dan Muaro Bulian ±9 km).

• Dekat sumber input pelepah sebagai pakan utama (areal kebun Batanghari dan Ma. Jambi).

• Unit usaha tersendiri (corporate) dibawah koordinasi Direktur Renbang dengan struktur manajemen: SK. No. 08/06.D1/III/2012 tanggal 27 Maret 2012 tentang Penyempurnaan Struktur Organisasi (SO) PTP Nusantara VI (Persero).

Page 17: Fgd medan

SIKLUS INTEGRASI PTPN VI

Keunggulan: Efisiensi tenaga kerja dan sumber air untuk sanitasi dan

pembersihan kandang

Page 18: Fgd medan

INTEGRASI aktivitas usaha ISS PTPN VI DUAL PURPOSE (tujuan ganda)

Breeding Fattening

Page 19: Fgd medan

Jenis Produk dan Sumber Penerimaan

Page 20: Fgd medan

Pelaksanaan Fungsi Pelayanan Publik Usaha ISS

Aspek strategi pemasaran

Alokasi Pelepasan Ternak Sapi Siap Potong Usaha ISS PTPN VI

No Pelepasan Ternak Sapi Siap Potong Jumlah hari

Alokasi (%)

Jumlah (ekor per….)

Total Harian periode hari

A Harian 311 45.0% 0.14% 900 3B Khusus

a. Menjelang dan awal puasa (H-7dan H+3 10 10.0% 1.00% 200 20b. Selama Ramadahan (H+3 sampai H+23) 20 7.5% 0.38% 150 8c. Menjelang Idul Fitri (H-7) 7 20.0% 2.86% 400 57d. Menjelang Idul Adha (H-10) 10 15.0% 1.50% 300 30e. Menjelang Natal dan Tahun Baru 7 2.5% 0.36% 50 7Jumlah 365 100.0% 6.23% 2.000 125

Stabilisasi Supply dan Harga Pasar

Page 21: Fgd medan

Strategi Pengembangan Integrasi Sawit SapiPilihan Alternatif

ISSModel AlternatifUnit Usaha

TersendiriMitra

Kerjasama

KELOMPOK PETERNAK

BUMN NON-KEBUN

(BULOG)

CSR

Bina Mitra

Bina Lingkungan

Buruh Kebun

Program Pemberdayaan

Pengelolaan Tunggal

Pengelolaan Bermitra

Kemitraan SEKTOR

INPUT

KemitraanSEKTOR OUPUT

Supplier Bahan Pakan (Pelepah)

Pelaku Gaduhan (Penggemukan)

Pem

asa

ran

Pem

belia

n

1

2 3

4

5

Page 22: Fgd medan

RINCIAN PILIHAN STRATEGI

A-1• Seluruh aktivitas mulai dari pengolahan pakan, budidaya dan pemasaran oleh unit usaha ISS

• Dampak bagi masyarakat sekitar terbatas pada penyerapan tenaga kerja.

• Ada peluang modifikasi proses pengolahan pelepah sawit dengan perajangan dilokasi kebun sebelum didroping untuk dicampur (mixer) di lokasi usaha budidaya

A-2• Kerjasama dengan kelompok masyarakat dengan membuka

peluang pengembangan kemitraan penggemukan sapi potong• Bakalan produksi usaha pembibitan dipelihara oleh kelompok

masyarakat mitra binaan ISS dengan sistem bagi hasil (profit sharing)

KEMITRAAN SEKTOR OUTPUT

Seperti yang dikembangkan oleh ISS PTPN VI saat ini

Jika ingin adanya partisipasi masyarakat baik dari internal (buruh perkebunan) atau masyarakat sekitar (program CSR), maka pilihan alternatif A-2 dan A-3 atau keduanya

A-3• Kerjasama dengan kelompok masyarakat dengan membuka

peluang pasokan pelepah rajangan dari olaha kelompok mitra• Usaha ISS dapat memfasilitasi penggadaan alat perajang

(chopper) dan membeli rajangan pelepah dari masyarakat KEMITRAAN SEKTOR INPUT

Page 23: Fgd medan

Peluang alternatif strategi lainUsaha kemitraan dengan pihak lain

A-4• Sharing investasi dan tugas antara BUMN Perkebunan dengan

BUMN lainnya • BUMN Perkebunan melakukan budidaya (breeding dan

fattening) ternak sapi yang menjadi stock pihak lain seperti BULOG

A-5• Kemitraan dengan kelompok masyarakat dengan fasilitasi

atau bantuan permodalan usaha kepada kelompok mitra • BUMN Perkebunan melakukan pembinaan dan fasilitasi

pemasaran produk hasil usaha kelompok mitra

KEMITRAAN DENGAN BUMN atau Badan Usaha Lain terutama BULOG

KEMITRAAN DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT (PEMBERDAYAAN)

Kelompok mitra dapat berasal • Kelompok internal dalam program pemberdayaan karyawan terutama

buruh perkebunan• Kelompok eksternal (masyarakat sekitar areal kebun sawit) dalam

program tanggung jawab sosial (CSR) baik bina lingkungan maupun bina mitra (PKBL)

• Jika fasilitasi modal usaha harus dikembalikan maka penggunaan olahan limbah ternak sapi dapat menjadi angsuran mitra binaan.

Page 24: Fgd medan

Stategi modifiasi lainnya yang lebih partisipatif dan memberdayakan tanpa mengabaikan tujuan profit BUMN

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Helping to take ISPO Certificate by

Integrated Palm Oil and Cattle Farming

Peran BUMN SupplyTechnical Service dan Infrastruktur

Produksi Pendukung