fermentasi 2.doc

Upload: anggi-andini-putry

Post on 05-Mar-2016

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nama: Anggi Andini Putri

Syarah Ulfa

Kelas: 1.KI.A

Prinsip Dasar Fermentasi dan Biokimia FermentasiI. Prinsip Dasar FermentasiA. Pengertian Fermentasi Fermentasi berasal dari bahasa latin yaitu fervere yang berarti mendidih(to boil),hal ini ternyata merupakan aktifitas khamir pada ekstrak buah-buahan atau sekelia.selama fermentasi dihasilkan CO2 sehingga kondisinya menjadi anaerob. Fermentasi telah dikenal dan dipraktekkan sejak ribu tahun yang lalu tetapi tanpa disertai dengan pengetahuan tentang bagaimana proses fermentasi itu berlangsung. Perhatian terhadap segi ilmiah dari proses fermentasi dimulai sejak publikasi Louis Pasteur pada tahun 1858, yaitu mengetahui fermentasi asam laktat. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mikrobiologi dan biokimia, maka dewasa ini istilah fermentasi telah mempunyai pengertian yang lebih luas.Ditinjau dari segi biokimia, fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme untuk memperoleh energi yang diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhannya melalui pemecahan atau katabolisme terhadap senyawa-senyawa organik secara anaerobik. Proses katabolisme yang berlangsung secara aerobik disebut respirasi.Reaksi kimia dalam sel-sel hidup yang memegang peranan penting untuk menghasilkan energi adalah reaksi oksidasi dan reduksi. Dewasa ini fermentasi mempunyai pengertian yang lebih luas yaitu mencakup aktivitas metabolisme mikroorganisme baik aerobik maupun anaerobik dimana terjadi perubahan atau transformasi kimiawi dari substrat organik. Dari segi mikrobiologi industri fermentasi adalah proses untuk menghasilkan berbagai produk dengan perantara atau melibatkan mikroorganisme.Teknologi fermentasi sebagai ilmu terapan yang mendasari industri fermentasi melalui pemanfaatan secara terpadu berbagai cabang ilmu seperti mikrobiologi, biokimia, kimia, keteknikan dan beberapa tahun belakangan ini melibatkan rekayasa genetika dan biologi molekuler, yaitu mulai dari teknik produksi makanan terfermentasi, enzym, asam-asam amino, vitamin, asam-asam organik, antibiotika dan teknik produksi biomassa sampai teknik penanganan dan perlakuan air buangan.B. Prinsip prinsip Fermentasi Agar fermentasi dapat berjalan dengan optimal, maka harus memperhatikan faktor-faktor berikut ini: 1. Aseptis (Bebas kontaminan)Kata aseptik berasal dari bahasa Yunani dan dapat diturunkan menjadi dua kata a berarti tanpa dan sepsisberarti kontaminasi. Jadi dapat disimpulkan proses aseptik adalah sebuah proses tanpa kontaminasi. Aseptis bertujuan untuk untuk menjamin preparasi tersebut bebas dari mikroba, partikel dan kontaminasi pirogen pada waktu penggunaan , sebagai tambahan untuk syarat dasar sediaan obat selain kemurnian dan potensi. Dikarenakan sterilisasi tidak dapat diukur dan dijamin, praktek aseptik yang baik memiliki peran yang penting pada keseluruhan sistem penjamin kualitas(Crowe &Fenton May,2009) Karasteristik lingkungan aseptik

Untuk keperluan penjaminan sediaan steril senitasi area bersih sangat penting. Pemantauan harus dilakukan secara berkala untuk mendeteksi adnya galur mikroba yang resisten. Desinfektan dan deterjen harus dipantau terhadap kontaminasi mikrobanya, pengenceran harus dibuat dalam wadah yang telah dibersihkan sebelumnya dan hanya boleh disimpan dalam periode waktu tertentu. Untuk memenuhi kondisi saat beroprasi area ini harus dirancang untuk mencapai suatu tingkat kebersihan udara tertentu.

2. Komposisi medium pertumbuhan.Medium pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat- zat makanan yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Sedangkan ISD TS1133-1 (2009:2)mendefinisikan kultur medium sebagai rumusan substansi (zat/bahan) dalam bentuk cair, setengah padat, atau padat yang mengandung bahan almi atau sintesis yang bertujuan untuk mendukung perkembangbiakan atau perbanyakan, identifikasi atau pemeliharaan mikroorganisme. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi yang disediakan dari media berupa molekul- molekul yang selanjutnya dirakit untuk menyusun kompenen sel dan memperbanyak diri sehingga sel tersebut dapat dimanfaatkan. Dengan adnya media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur tunggal dan juga memanipulasi mikroorganisme yang didapatkan untuk kepentingan tertentu. 2.1 Bahan-bahan media pertumbuhana. sumber nutrisi Analisa dari komposisi kandungan unsur sel mikroorganisme menunjukkan lebih dari 95 % dari berat kering terdiri dari unsur utama (major elements ) yaitu unsur C,O,H,N,S,P,K,Na,Ca,Mg,dan Fe. Jika sutu jenis mikroorganisme ingin ditumbuhkan dalam cawan petri atau tabung maka harus dipenuhi kebutuhan unsur tersebut dari molekul organik yang terdapat pada media. Komposisi setiap bahan pada media tertentu terhadap mikroorganisme target menggambarkan kondisi nutrisi pada habitat aslinya karena pada keadaan itulah mikroorganisme tersebut optimal tumbuh .Berikut adalah sumber nutrisi media: Sumber carbon Molekul organik umumnya mengandung karbon sebagai tulang punggungnya seperti karbohidrat, lemak, protein yang terdapat pada pepton,glukosa, dll. Bahan organik inilah yang menjadi sumber karbon utama untuk mikroorganisme heterotrof yang umum dikultivasi Sumber nitrogen

Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein, atau senyawa bernitrogen lain yang terdapat padaa pepton, meat extract, atau tryptose. Sejumlah mikroba juga dapat menggunakan sumber N organik seperti urea. Sumber oksigen

Untuk mikroorganisme heterotrof yang dikulturkan pada cawan, sebagian besar oksigen didapatkan langsung dari udara sedangkan mikroorganisme yang dikultur pada media cair sumber oksigen berasal dari oksigen yang terlarut di dalam air. Oleh karena itu aerasi pada kultur cair dapat meningkatkan pasokan oksigen kepada mikroorganisme Sumber fosfat

Sumber fosfat organik seperti beberapa protein, kofaktor ATP yang dapat dijumpai pada bahan yeast extract atau pepton. Namun hampir semua mikroorganisme dapat memanfaatkan fosfat organik yang ditambahkan langsung pada media sepertipotassium phospat,sodium phosphate, dll. Sumber unsur sekelumit Pada lingkup media cawan petri, unsur mikronutrien (Zn,Mn,Mo,Ni,Co,Cu,dll)dapat diperoleh dari aquades atau peralatan gelas. Fungsi mikronutrien ini umumnya menjadi bagian dari enzim atau kofaktor untuk menjadi katalis reaksi atau menjaga struktur protein.2.2 komposisi media pertumbuhan

Formulasi media pertumbuhan prinsipnya hampir sama dengan resep masakan di dapur yang setiap bahan bakunya diatur dengan takaran tertentu. Berikut adalah beberapa bahan-bahan yang umum dipakai dalam pembuatan media pertumbuhsn menurut Atlas(2010:96)a. Agar

Agar adalah bahan yang paling umum digunakan sebagai gelling agent pada media yang terbuat dari ekstrak alga. Agar bukan sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme namun fungsinya lebih bersifat mekanis yaitu memadatkan media cair sehingga sel tidak larut dalam cairan. Struktur agar terdiri dari D-galactose, 3,6-anhydro L-galactose, dan D-glucuronic acid. Umumnya agar terbuat dari ganggang merah. Agar cocok jadi agen pemadat karena setelah dilarutkan pada suhu mendidihh dapat didinginkan sampai 40-42oC sebelum memadat dan tidak akan mencair lagi sebelum suhu mencapai 80-90oC. Pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam. b. Peptone

Peptone adalah hasil dari hidrolisis protein yang dibentuk dari proses enzimatik atau digesti asam. Casein banyak digunakan sebagai substrat pembentuk peptone, tetapi beberapa bahan lain seperti soybean meal juga sering digunakan. c. Meat /plant extract

Ekstrak daging dan tumbuahan mengandung asam amino, peptida dengan berat molekul rendah, karbohidrat, vitamin, mineral, dan trace matals. Ekstrak jaringan hewan mengandung lebih banyak bahan protein larut air dan glikogen sedangkan tumbuhan lebih banyak karbohidrat didalamnya.d. Faktor tumbuh

Banyak mikroorganisme yang membutuhkan faktor tumbuh spesifik yang harus ada dalam media pertumbuhannya. Beberapa diantaranya adalah vitamin, asam amino, asam lemak dan nutrisi dari darah e. Kompenen selektif

Suatu bahan yang berfungsi untuk menghambat pertumbuahn mikroorganisme non target disebut kompene selektif. Kompenen selektif dipakai pada media selektif yang berguna untuk mengisolasi bakteri spesifik dari populasi campuran. Bile salts (garam empedu), selenite, tetra- hionate, tellurite, azide,phenylethanol, sodium lauryl sulfate, sodium chloride(konsentrasi tinggi), dan beberapa pewarna (eosin, Crystal Violet, dan Methylene Blue) umumnya dipakai sebagai bahan selektif. Bahan antimikroba juga dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri tertentu, diantaranya adalah ampicillin,chloroampenicol, colistin, cycloheximide,gentamicin, kanamcyin, nalidixic acid,sulfadiazine, dan vancomycin.f. Kompenen diferensial

Berbeda dengan kompenen selektif, kompenen diferensial ini tidak menekan pertumbuhan mikroorganisme tertentu namun sebagai bahan untuk memudahkan pembedaan mikroorganisme target dari populasi campurannya (deteksi visual). Bahan diferensial seperti pH indikator akan membuat koloni target berbeda warna karena memproduksi asam. Bahan lainnya berupa kromogenik yang mampu berubah warna jika suatu reaksi enzim spesifik terjadi. g. pH buffer

pH buffer digunakan untuk menjaga pH media selama digunakan untuk tumbuh karena beberapa mikroorganisme akan tumbuh optimal pada kisaran pH yang spesifik.

3. Penyiapan inoculum(inokulasi)

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengat tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi. Berikut adalah langkah melakukan inokulasi :a. Menyiapkan ruang Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui jalan agar terkena sinar ultraviolet b. Pemindahan dengan pipet

Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni c. Pemindahan dengan kawat inokulasi

Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari nikel atau platina. Ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diameternya 1-3mm. Dalam melakukan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala. Metode penanaman inokulum

Metode gores

Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan dipermukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah. Diantara garis-garis goresan akan terdapat sel sel yang terpisah dan akan membentuk koloni Metode tebar Setetes inokulum diletakkan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petri dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan untuk menginokulasi pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik Metode tuang Dilakukan dengan pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni,1997) Metode tusuk

Metode tusuk dilakukan dengan cara meneteskan atau menusukkan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokulum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni,1997)

4. Kultur BatchPada kultur batch, mikroorganisme ditumbuhkan sampai mencapai fase pertumbuhan maksimal kemudian dipanen produknya (berupa biomassa atau produk metabolitnya). Dalam industri bioteknologi yang menggunakan teknik kultur batch, pemanenan produk metabolit sekunder misalnya antibiotik biasanya dipanen pada fase eksponensial atau fase stasioner karena sintesis metabolit sekundernya berlangsung pada fase tersebut.

C. Desain Bioreaktor

Istilah fermenter (bioreaktor) digunakan untuk tempat fermentasi. Pada prinsipnya fermenter harus menjamin pertumbuhan mikroba dan produk dari mikroba di dalam fermenter. Semua bagian di dalam fermenter pada kondisi yang sama dan semua nutrien termasuk oksigen harus tersedia merata pada setiap sel dalam fermenter dan produk limbah seperti; panas, CO2, dan metabolit harus dapat dikeluarkan (remove). Masalah utama fermenter untuk produksi skala besar adalah pemerataan medium kultur dalam fermenter. Harus homogen artinya medium kultur harus tercampur merata. Oleh karena itu, wadah perlu didesain sedemikian rupa sehingga proses dalam wadah dapat dimonitor dan dikontrol. Wadah (fermenter) memberikan kondisi lingkungan fisik yang cocok bagi katalis sehingga dapat berinterkasi secara optimal dengan substrat. Desain fermenter mulai dari yang sederhana (tangki dengan putaran) sampai yaang integrated system dengan komputer.Reaksi fermentasi multifase1. Fase gas (mengandung N2, O2 dan CO2)2. Fase cair (medium cair dan substrat cair), dan3. Fase padat.Sistem fermentor dibagi dua yaitu :

1. Tertutup

Semua nutrien ditambahkan pada awal fermentasi dan pada akhir fermenetasi dikeluarkan bersama produknya. Sebagai contoh: pembuatan bir (brewing), antibiotik, dan enzym. 2. Terbuka

Secara kontinyu (terus menerus) terjadi pemasukan medium kultur dan pengeluaran medium bersama produk. Sebagai contoh: SCP (petrokimia).

D. Prinsip kultivasi mikroba dalam sistem cairMikroba berada dalam cairan yang mengandung nutrien sebagai substrat untuktumbuh dan berkembang bercampur dengan produk-produk yang dihasilkan termasuk limbah. Nutrien dan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal mikroba harus tercampur merata (homogen) pada semua bagian fermenter. Untuk mendapatkan sistem Fermentasi yang optimum, maka fermenter harus memenuhi syarat sebagai berikut:1. Terbebas dari kontaminan2. Volume kultur relatif konstan (tidak bocor atau menguap)3. Kadar oksigen terlarut harus memenuhi standar4. Kondisi lingkungan seperti: suhu, pH harus terkontrol. Stirred tank reactor system model yang banyak dipakai.E. Metode Fermentasi 1.TertutupPertumbuhan mikroba dapat diamati dengan cara mengukur jumlah sel atau konsentrasi biomassa. Khususnya kapang, perngamatan pertumbuhan dengan cara menghitung jumlah sel memerlukan pemisahan sel dari miselum terlebih dahulu, sehingga lebih efisien jika dilakukan pengukuran konsentrasi biomassa.Pada fermentasi ini tidak dilakukan lagi penambahan komponen substrat setelah inokulasi kedalam medium steril didalam fermentor, kecuali penambahan oksigen (udara steril). Antibuih dan asam atau basa untuk mengatur pH.2. Kontinyu

Fermentasi kontinyu larutan nutrien steril dalam volume tertentu ditambahkan kedalam fermentor secara kontinyu, dan pada saat yang sama larutan yang berisi sel dan produk-produk metabolisme dikeluarkan dari fermentasi dengan volume yang sama. Penambahan medium baru dengan kecepatan yang sesuai dengan menghasilkan keadaan steady-state, dimana pembentukan sel-sel baru sama dengan sel-sel yang dikeluarkan dari fermentor. Jadi dalam keadaan steady state, konsentrasi sel, laju pertumbuhan, konsentrasi nutrien dan konsentrasi produk tidak mengalami perubahan dengan bertambahnya waktu fermentasi.3.Fed-BatchTindakan penambahan medium baru secara teratur pada kultur tertutup (batch culture), tanpa mengeluarkan cairan kultur yang ada didalam fermentor. Jadi pada sistem ini volume kultur makin lama makin bertambah.F. Desain media

Medium untuk fermentasi biasa disebut substrat. Biasanya pada teknologi fermentasi digunakan bahan dasar yang mengandung karbon. Oleh karena itu, kebanyakan berasal dari tumbuhan dan sedikit dari produk hewani. Sebagai contoh; biji-bijian (grain), susu (milk). Natural raw material berasal dari hasil pertanian dan hutan. Karbohidrat; gula, pati (tepung), selulosa, hemiselulosa, dan lignin.1. Gula, bahan makanan yang mengandung gula mudah dan relatif mudah didapatkan untuk proses biotek.2. Pati, jagung, padi, ganum, kentang, dan pohong (kassava) didegradasi menjadi gula sederhana (monosakarida) dengan hidrolisis sebelum fermentasi. Pati juga dapat digunakan sebagai bahan bakar non minyak (etanol).

3. Selulosa

4. Substrat dari limbah industri: Molase (tetes tebu), mengandung 50 % gula sebagai substrat untuk produksi antibiotik, asam organik. Whey (air dadih), Damen dan ampas tahu, bahkan urine hewan ternak.

II.Biokimia fermentasiEduard Buchner adalah seorang kimiawan Jerman. Ia lahir di Munich pada 20 Mei 1860, putra dari Dr Ernst Buchner, Profesor Luar Biasa of Forensic Medicine dan dokter di University, dan Friederike ne Martin. Pada tahun 1907 ia memenangkan Nobel Kimia untuk karyanya di fermentasi. Buchner memulai studi dalam bidang kimia pada tahun 1884 bersama Johann Friedrich Wilhelm Adolf Ritter von Baeyer dan botani bersama profesor Karl von Ngeli di Lembaga Botani Mnchen. Ia mendapatkan gelar doktor pada tahun 1888 dari Universitas Mnchen setelah ia bekerja sama selama beberapa waktu bersama Otto Fischer di Erlangen. Banyak disangka kalau labu Bchner ditemukan oleh Eduard. Sebenarnya alat laboratorium kimia ini ditemukan oleh seorang kimiawan industri Ernst Bchner.Dia awalnya ditakdirkan untuk karier komersial tetapi, setelah kematian dini pada 1872 ayahnya, kakaknya Hans, sepuluh tahun lebih tua darinya, memungkinkan baginya untuk mengambil pendidikan yang lebih umum. Dia lulus di Grammar School di tempat kelahirannya dan setelah masa studi singkat di Munich Polytechnic di laboratorium kimia E. Erlenmeyer senior, ia mulai bekerja di pabrik pengalengan melestarikan dan, dengan mana ia kemudian pindah ke Mombach pada Mainz.Masalah-masalah kimia yang sangat tertarik kepadanya di Politeknik dan pada tahun 1884 ia berpaling segar studi baru dalam ilmu murni, terutama dalam bidang kimia dengan Adolf von Baeyer dan botani dengan Profesor C. von Naegeli di Botani Institute, Munich. Terakhir, ia belajar di bawah pengawasan khusus saudaranya Hans (yang kemudian menjadi terkenal sebagai seorang ahli bakteriologi), bahwa publikasi pertamanya, Der Einfluss des Sauerstoffs auf Grungen (Pengaruh oksigen di fermentations) melihat cahaya di 1885.Dalam perjalanan penelitiannya dalam kimia organik, ia mendapat bantuan khusus dan stimulasi dari T. Curtius dan H. von Pechmann, yang asisten di laboratorium di masa itu. Lamont Beasiswa yang diberikan oleh Fakultas Filsafat selama tiga tahun membuatnya mungkin baginya untuk melanjutkan studinya. Setelah satu istilah di Erlangen di laboratorium Otto Fischer, di mana telah Curtius Sementara itu ditunjuk sebagai direktur dari departemen analitis, ia mengambil gelar doktor di University of Munich pada tahun 1888. Tahun berikutnya melihat penunjukan sebagai Asisten Dosen di laboratorium organik A. von Baeyer, dan pada 1891 Dosen di Universitas.

Dengan cara moneter khusus hibah dari von Baeyer, adalah mungkin bagi Buchner untuk mendirikan laboratorium kecil untuk kimia fermentasi dan untuk memberikan kuliah dan melakukan percobaan pada fermentations kimia. Pada tahun 1893 eksperimen pertama dibuat pada pecahnya sel-sel ragi, tetapi karena Dewan Laboratorium berpendapat bahwa "tidak ada yang akan dicapai oleh ini" - penggilingan dari sel-sel ragi sudah dijelaskan selama 40 tahun , yang kedua pernyataan itu dikonfirmasi oleh penelitian yang akurat literatur - studi tentang isi sel-sel ragi disisihkan untuk tiga tahun. Pada musim gugur 1893 Buchner mengambil alih pengawasan di departemen analitis T. Curtius 'laboratorium di Universitas Kiel dan memantapkan dirinya di sana, yang dianugerahi gelar Profesor pada tahun 1895. Tahun 1896 ia dipanggil sebagai Profesor Luar Biasa untuk Kimia Analitik dan Farmasi di laboratorium kimia H. von Pechmann di Universitas Tbingen. Selama liburan musim gugur tahun yang sama dengan penelitian-penelitian ke dalam isi sel ragi itu berhasil recommenced di Hygienic Institute di Munich, di mana kakaknya berada di Dewan Direksi. Sekarang dia dapat bekerja pada skala yang lebih besar sebagai fasilitas yang diperlukan dan dana yang tersedia.Pada 9 January 1897, hal itu mungkin untuk mengirim kertas pertamanya, ber Garung alkoholische ohne Hefezellen (Pada fermentasi alkohol tanpa ragi sel), ke editor Chemischen Berichte der Deutschen Gesellschaft. Pada bulan Oktober, 1898, ia ditunjuk ke Dewan Kimia Umum di College Pertanian di Berlin dan dia juga memegang lectureships kimia pertanian dan percobaan-percobaan kimia pertanian serta pada pertanyaan fermentasi industri gula. Dalam rangka untuk mendapatkan bantuan yang memadai untuk penelitian ilmiah, dan untuk dapat benar-benar melatih para asistennya sendiri, ia menjadi habilitated di Universitas Berlin pada tahun 1900.Pada tahun 1909 ia dipindahkan ke Universitas Breslau dan dari sana, pada tahun 1911, untuk Wrzburg. Hasil penemuan Buchner pada fermentasi alkohol gula yang ditetapkan dalam buku Die Zymasegrung (peragian), 1903, bekerjasama dengan saudaranya Profesor Hans Buchner dan Martin Hahn. Ia dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1907 untuk biokimia penyelidikan dan penemuan non-selular fermentasi.Pada tahun 1900 Buchner menikahi Lotte Stahl. Dalam Perang Dunia I ia menjabat sebagai mayor di sebuah rumah sakit lapangan yang ada di Fokschan (Kerajaan Rumania). Pada tanggal 3 Agustus 1917 Buchner terluka. Luka-luka ini diterima dalam aksinya yang selalu di depan, dan kemudian akibat luka itu ia meninggal 9 hari kemudian di Munich tepatnya pada tanggal 12 Agustus 1917.A. Definisi biokimia fermentasi

Websters dictionary: Bios = Yunani, artinya hidup Kimia mahluk hidup; Ki mia yang terjadi dan menjadi ciri kehidupan.WebNet dictionary: Biokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup; sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia B. Pengertian biokimia

Penggunaan mahluk hidup atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang atau jasa secara industri.C. Macam macam biokimia fermentasi

a) Fermentasi asam laktat Yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.Reaksinya: C6H12O6 > 2 C2H5OCOOH + EnergienzimProsesnya :1. Glukosa > asam piruvat (proses Glikolisis).enzimC6H12O6 > 2 C2H3OCOOH + Energi2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 > 2 C2H5OCOOH + 2 NADpiruvat dehidrogenasaEnergi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :8 ATP 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP. b) Fermentasi Alkohol

Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol. Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.Reaksinya :1. Gula (C6H12O6) > asam piruvat (glikolisis)2. Dekarbeksilasi asam piruvat.Asampiruvat > asetaldehid + CO2.piruvat dekarboksilase (CH3CHO)3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol(etanol).2 CH3CHO + 2 NADH2 > 2 C2HsOH + 2 NAD

Ringkasan reaksi :C6H12O6 > 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energic) Fermentasi Asam Cuka

Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob..Reaksi aerob:

C6H12O6 > 2 C2H5OH > 2 CH3COOH + H2O + 116 kal(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka

DAFTAR PUSTAKA

Debby Sumanti,Ir,MS, Materi Teknologi Fermentasi dalam PelatihanTeknologi Hasil Pertanian. (www.teknologifermentasi.com)

https://sites.google.com/site/emodulbiologi/materi/bab-ii---teknik-yang-digunakan-dalam-bioteknologi/2-1-teknik-fermentasi

http://jakaoktasanovajaka.blogspot.com/2012/04/rekayasa-bioprosesprinsip-dasar-dan.html

http://www.artikelkimia.info/proses-pemecahan-karbohidrat-31420925062011