fenol untuk dibaca

5
FENOL Minyak atsiri yang terdapat pada tanaman sering mengandung zat yang termasuk kelompok fenol. Beberapa contoh timol terdapat pada tanaman Timi, eugenol pada sirih, fenol juga terdapat pada Cabai jawa dan lada. Fenol berguna sebagai antiseptik untuk mengurangi radang. Fenol murni menimbulkan iritasi pada kulit dan harus dilunakkan atau diencerkan. UJI KOEFISIEN FENOL Fenol adalah zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dalam koefesien fenol. Mekanisme Kerja Fenol sebagai desinfektan yaitu dalam kadar 0,01%-1% fenol bersifat bakteriostatik. Larutan 1,6% bersifat bakterisid, yang dapat bersifat mengadakan koagulasi protein. Perbedaan Antiseptika dengan Desinfektan yaitu : Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa . Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit . Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan , yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati . Hal ini disebabkan antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan hidup, daripada disinfektan.Penggunaan disinfektan lebih ditujukan pada benda mati, contohnya wastafel atau meja. Namun, antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan baik sebagai antiseptik maupun disinfektan.Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat penyebaran penyakit. Metode koefesien fenol merupakan cara membandingkan dan mengevaluasi potensi desinfektan, dan dipergunakan bahan kimia

Upload: dwina-ramadhani

Post on 05-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hanya untuk referensi

TRANSCRIPT

Page 1: FENOL untuk dibaca

FENOL

Minyak atsiri yang terdapat pada tanaman sering mengandung zat yang termasuk kelompok fenol. Beberapa contoh timol terdapat pada tanaman Timi, eugenol pada sirih, fenol juga terdapat pada Cabai jawa dan lada. Fenol berguna sebagai antiseptik untuk mengurangi radang. Fenol murni menimbulkan iritasi pada kulit dan harus dilunakkan atau diencerkan.

UJI KOEFISIEN FENOL

Fenol adalah zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dalam koefesien fenol.Mekanisme Kerja Fenol sebagai desinfektan yaitudalam kadar 0,01%-1% fenol bersifat bakteriostatik. Larutan 1,6% bersifat bakterisid, yang dapat bersifat mengadakan koagulasi protein.

Perbedaan Antiseptika dengan Desinfektan yaitu :Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa.Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit.Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Hal ini disebabkan antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan hidup, daripada disinfektan.Penggunaan disinfektan lebih ditujukan pada benda mati, contohnya wastafel atau meja.  Namun, antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan baik sebagai antiseptik maupun disinfektan.Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat penyebaran penyakit.

Metode koefesien fenol merupakan cara membandingkan dan mengevaluasi potensi desinfektan, dan dipergunakan bahan kimia murni sebagai pembanding(Rideal Walker 1903).Metode koefesien fenol menggunakan pengenceran tertinggi (konsentrasi terendah) dari bahan kimia/desinfektan yang mematikan mikroba uji dalam satu seri interval  waktu tertentu, pada konsisi waktu tertentu. Hasilnya dibandingkan terhadap aktivitas yang diberikan  oleh fenol sebagai pembanding.

Prinsif Metode Koefesien Fenolmembandingkan aktivitas suatu produk (desinfektan) dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama. Berbagai pengenceran fenol dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume tertentu biakan bakteri.

Cara melakukan uji koefiseien fenol :1. Perbandingan aktivitas fenol dengan pengenceran baku terhadap aktivitas sampel dengan pengenceran tertentu, MIC ( konsentrasi terendah dimana pertumbuhan bakteri terhambat ) suatu antiseptik terhadap bakteri tertentu.

Page 2: FENOL untuk dibaca

2. Metode pegenceran bertingkat dengan mengurangi konsentrasi zat sebanyak setengah dari konsentrasi awal dengan volume yang sama.3. Metode turbidimetri, menentukan takaran dengan melihat kekeruhan yang terjadi setelah percobaan dilakukan

Perlu dilakukan pengujian fenol karena;1. Untuk mengevaluasi daya anti mikroba suatu desinfektan.2. Perlu diperkirakan potensi kekuatannya dan efektifitas desinfektan antara lain : konsentrasi, lamanya kontak sebagai pembunuh atau penghambat pertumbuhan.

PERSENYAWAAN FENOL

Karakteristik persenyawaan fenol (senyawaan fenol) adalah mempunyai suatu cincin benzene (aromatic) dan mempunyai paling sedikit satu substiuen hidroksil (-OH). Banyak senyawaan fenol yang terikat dengan gula yang di kenal sebagai glukosida yang biasa terdapat pada vacuola sel. Pada umumnya persenyawaan fenol terdapat pada tumbuhan seperti lignin (pembangun sel), antosianin (pigmen bunga) sedangkan peranan golongan fenolat yang lain masih merupakan dugaan.

Fenol sendiri mempunyai efek antiseptik dan desinfektan. Golongan fenol diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang bersifat bakterisid namun tidak bersifat sporisid. Senyawa turunan fenol yang dikenal sebagai senyawa fenolik mengandung molekul fenol yang secara kimiawi dapat diubah. Perubahan struktur kimia tersebut bertujuan untuk mengurangi efek iritasi kulit dan meningkatkan aktivitas antibakteri (Brewer, 2010). Senyawa fenolik seringkali digunakan dalam campuran sabun dan deterjen. Aktivitas antimikroba senyawa fenolik disebabkan kemampuannya merusak lipid pada membran plasma mikroorganisme sehingga menyebabkan isi sel keluar. Peningkatan sifat lipofil turunan fenol akan meningkatkan aktivitas desinfektannya. Salah satu senyawa fenolik yang paling sering digunakan adalah kresol (Siswandono, 1995; Kahrs, 1995). Fenol digunakan sebagai senyawa baku dalam pengujian desinfektan karena memiliki mekanisme kerja yang luas. Fenol dapat merusak dinding sel dan membran sel, mengkoagulasi protein, merusak ATPase, merusak sulfohidril dari protein, dan merusak DNA sehingga efektif membunuh bakteri (Siswandono, 1995; Fazlara and Ekhtelat, 2012). Mekanisme kerja dan sasaran utama dari senyawa fenol dijelaskan pada Gambar 2.6 menurut Russel and Chopra (1987). Gambar 2.6 Mekanisme kerja dan sasaran utama

Pemasukan gugus halogen, seperti klorin dan bromin ke inti fenol akan meningkatkan aktivitas antiseptik. Aktivitas ini lebih meningkat bila jumlah halogen yang dimasukkan bertambah. Polihalogenisasi fenol akan membentuk senyawa yang mempunyai kelarutan dalam air sangat kecil.

Page 3: FENOL untuk dibaca

Ikatannya dengan reseptor inti fenol lemah, sehingga aktivitasnya rendah. Pemasukan gugus nitro dapat meningkatkan aktivitas antimikroba.Sedangkan pemasukan gugus asam karboksilat dan asam sulfonat menurunkan aktivitas antimikroba karena menurunkan kelarutan dalam lemak sehingga penembusan ke membran sel bakteri menurun (Pratiwi, 2008; Ghanem, et al., 2012).

Fenol, fenol terhalogenisasi, dan alkilfenol meskipun efek antibakterinya besar tetapi tidak dapat digunakan secara sistemik karena toksisitasnya tinggi. Senyawa-senyawa tersebut hanya digunakan untuk antiseptik kulit, mulut, dan desinfektan. Contoh: timol, kresol, klorokresol, klorosilenol, dan betanaftol (Pratiwi, 2008).

-Mekanisme antibakteri senyawa fenol dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan mendenaturasi protein sel. Ikatan hidrogen yang terbentuk antara fenol dan protein mengakibatkan struktur protein menjadi rusak. Ikatan hidrogen tersebut akan mempengaruhi permeabilitas dinding sel dan membran sitoplasma sebab keduanya tersusun atas protein. Permeabilitas dinding sel dan membran sitoplasma yang terganggu dapat menyebabkan ketidakseimbangan makromolekul dan ion dalam sel, sehingga sel menjadi lisis.