kelarutan timbal balik fenol

22
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL- AIR I. TUJUAN 1. Memperoleh kurva komposisi sistem fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap. 2. Menentukan suhu kritis kelarutan timbal balik sistem fenol-air. II. DASAR TEORI Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil (Darmaji, 2005). Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan :

Upload: rita-ucchata

Post on 02-Dec-2015

264 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelarutan Timbal Balik Fenol

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL- AIR

I. TUJUAN

1.      Memperoleh kurva komposisi sistem fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap.

2.      Menentukan suhu kritis kelarutan timbal balik sistem fenol-air.

II. DASAR TEORI

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat

terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan

dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada

kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut

dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di

dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.

Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun

campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan

bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti

perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada

senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus

yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik

kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang

disebut lewat jenuh yang metastabil (Darmaji, 2005).

Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan :

1. Sifat dari solute dan solvent

Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-

garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang

nonpolar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam

kloroform.

2. Cosolvensi

Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya

penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut

dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.

3. Kelarutan

Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar

larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan

dalam farmasi umumnya adalah :

Page 2: Kelarutan Timbal Balik Fenol

a. Dapat larut dalam air

Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat

larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4,

CaSO4.

b. Tidak larut dalam air

Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua oksida

dan hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua

garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3.

4. Temperatur

Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut

dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan

panas.

5. Salting Out

Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai

kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan

kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.

Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air

tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.

6. Salting In

Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat

utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut

dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.

7. Pembentukan Kompleks

Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa

tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks.

Contohnya : Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.

Daya larut suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh :

1) Jenis pelarut dan zat terlarut

Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur

baik sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur

sempurna (completely misible), air dan eter bercampur sebagian (partially

miscible),sedang air dan minyak sama sekali tidak bercampur (completely

immiscible).

2) Temperatur

Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila

temperatur dinaikkan, misalnya kaliumnitrat (KNO3) dalam air, namun terdapat

Page 3: Kelarutan Timbal Balik Fenol

beberapa zat padat yang kelarutannya menurun bila temperatur dinaikkan

misalnya pembentukan larutan air dari seriumsulfat (Ce2(SO4)3). Gas dalam

cairan Kelarutan suatu gas dalam suatu cairan biasanya menurun dengan

naiknya temperatur. Tekanan Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya

larut zat pada zat cair, tetapi berpengaruh pada daya larut gas.

Jenis-jenis larutan yang penting ada 4 yaitu :

1. Larutan gas dalam gas. Gas dengan gas selalu bercampur sempurna

membentuk larutan. Sifat-sifat larutan adalah aditif, asal tekanan total tidak

terlalu besar.

2. Larutan gas dalam cair. Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan

temperatur. Daya larut N2, H2, O2 dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan

HCl dan NH3 sangat besar. Hal ini disebabkan karena gas yang pertama tidak

bereaksi dengan air, sedangkan gas yang kedua bereaksi sehingga

membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis pelarut juga

berpengaruh, misalnya N2, O2, dan CO2 lebih mudah larut dalam alkohol

daripada dalam air, sedangkan NH3 dan H2S lebih mudah larut dalam air

daripada alkohol.

3. Larutan cairan dalam cairan. Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur

sempurna, bercampur sebagian, atau tidak sama sekali bercampur. Daya larut

cairan dalam cairan tergantung dari jenis cairan dan temperatur. Contoh : Zat-

zat yang mirip daya larutnya besar. Benzena-Toluena, Air-Alkohol, Air-Metil.

Zat-zat yang berbeda tidak dapat bercampur Air-Nitro Benzena, Air-Kloro

Benzena.

4. Larutan zat padat dalam cairan. Daya larut zat padat dalam cairan tergantung

jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan sedikit tekanan. Batas daya

larutnya adalah konsentrasi larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk

bermacam-macam zat dalam air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya.

Umumnya daya larut zat-zat organik dalam air lebih besar daripada dalam

pelarut-pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah dengan naiknya

temperatur karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif

(Sukardjo, 2003).

Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur

sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur

kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika

temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem larutan tersebut akan

kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperatur

Page 4: Kelarutan Timbal Balik Fenol

T

T 0

L1

L2

A2

A1

B2

B1

XA = 1

XCMolfraksi

XF = 1

T1

T2

timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang

berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik

di bawah temperatur kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquadest

dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan

berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari

11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6

%). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan

tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan

sempurna.Temperatur kritis adalah kenaikan temperatur tertentu dimana akan

diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan. (Karyadi,2002).

Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat

kelarutan timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap.

Disebut sistem biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu

fenol dan air. Fenol dan air kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu

ditambahan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol atau air. Jika komposisi

campuran fenol air dilukiskan  terhadap suhu akan diperoleh kurva sebagai berikut.

Gambar 1. komposisi campuran fenol air

L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-

masing adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi komponen

pada suhu kritis (Tc). Sistem ini mempunyai suhu kritis (Tc) pada tekanan tetap,

yaitu suhu minimum pada saat dua zat bercampur secara homogen dengan

Page 5: Kelarutan Timbal Balik Fenol

komposisi Cc. Pada suhu T1 dengan komposisi di antara A1  dan B1  atau pada suhu

T2 dengan komposisi di antara A2 dan B2, sistem berada pada dua fase (keruh).

Sedangkan di luar daerah  kurva (atau diatas suhu kritisnya, Tc), sistem berada

pada satu fase (jernih) (Tim Dosen Kimia Fisika, 2012).

Temperature kritis atas Tc adalah batas atas temperature dimana nterjadi

pemisahan fase.Diatas temperatur   batas atas, kedua komponen benar-benar

bercampur.Temperatur  ini ada gerakan termal yang lebih besar  menghasilkan

kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen.

Beberapa sistem memperlihatkan temperatur kritis  Tc. dimana dibawah

temperature itu kedua komponen bercampur dalam segala perbandingan dan

diatas temperature itu  kedua komponen membentuk dua fase. Salah satu

contohnya adalah air-trietilamina. Dalam hal ini pada temperature rendah kedua

komponen lebih dapat campur karena komponen-komponen itu membentuk

kompleks yang lemah, pada temperature lebih lebih tinggi kompleks itu terurai dan

kedua komponen kurang dapat bercampur ( Atkins PW ,1999).

.

III. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

1. Tabung reaksi diameter 4 cm 1 buah

2. Pemanas 1 set

3. Pengaduk 1 buah

4. Gelas kimia 1 L 1 buah

5. Buret 50 mL 1 buah

6. Statif dan klem 1 buah

7. Termometer 1 buah

b. Bahan

1. Fenol

2. Aquades

Page 6: Kelarutan Timbal Balik Fenol

IV. CARA KERJA

Titrasi dengan aquades hingga keruh,

catat ml aquades

Menyusun alat sebagai berikut

Timbang fenol 4 gram dalam tabung

Panaskan dalam penangas, sambil

aduk, catat suhu saat campuran

berubah dari keruh menjadi jernih

(T1)

Page 7: Kelarutan Timbal Balik Fenol

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

T (oC) MolFraksi Air T (oC) MolFraksi Air

36 0,76547312 56 0,90844391

39 0,78520362 53 0,92950881

40,5 0,80686765 50 0,95172342

44 0,8284904 47 0,97299742

48,5 0,8488036 44 0,98273555

51 0,8694238 42 0,98741572

54,5 0,88844172 39 0,9905281

0.765473120564466

0.785203622929517

0.806867654037339

0.828490396452808

0.848803601453942

0.869423797049893

0.88844172273802

0.908443914465703

0.929508812571819

0.951723419846043

0.972997417960983

0.982735545368866

0.987415723410825

0.9905281028404120

102030405060

Suhu vs Mol Fraksi Air

Mol Fraksi Air

Suhu

(oC)

Gambar 2. Kurva komposisi fenol air hasil percobaan

Kelarutan timbal balik dapat didefinisikan sebagai kelarutan dari suatu

larutan yang bercampur sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis.

Temperatur kritis itu sendiri merupakan kenaikan temperatur tertentu dimana

akan diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan. Kelarutan

merupakan jumlah maksimum suatu zat terlarut untuk dapat larut dalam zat

pelarut tertentu.

Percobaan ini membuktikan adanya kelarutan sistem biner fenol-air. fenol

dan air kelarutannya akan berubah apabila ke dalam campuran itu ditambahkan

dengan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol dan air. Perubahan

warna larutan dari keruh menjadi jernih dan dari jernih menjadi keruh

Page 8: Kelarutan Timbal Balik Fenol

menandakan kalau zat mengalami perubahan kelarutan yang dipengaruhi oleh

perubahan suhu. Pada percobaan ini komponen air selalu ditambahkan dan

jumlah fenolnya tetap sehingga perubahan larutan dari jernih menjadi keruh atau

sebaliknya terjadi pada suhu yang berubah-ubah. Perubahan suhu bergantung

pada komposisi atau fraksi mol kedua zat.

Pada percobaan ini dilakukan suatu pencampuran dengan komposisi

tertentu di mana campuran-campuran ini mengalami pemanasan dan

pendinginan pada suhu kelarutannya masing-masing. Pada pencampuran air-

fenol  di peroleh larutan yang tidak saling bercampur yang membentuk dua

lapisan, lapisan atas air dan lapisan bawah adalah fenol, hal ini disebabkan

karena air memiliki massa jenis yang lebih rendah dari pada fenol. Setelah

terjadi percampuran  antara air dan fenol dalam tabung yang berbeda dengan

perbandingan kompsisi yang berbeda pula, di lakukan pemanasan kemudian

pendinginan, di mana saat mencapai suhu tertentu larutan ini akan bercampur

dan akan saling memisah dan membentuk dua fasa lagi, di mana larutan

tersebut menjadi keruh lagi.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan adalah temperatur,

konsentrasi, tekanan, jenis-jenis zat pelarut, ion asing, ion senama, pengadukan,

luas permukaan. Semakin tinggi temperaturnya maka semakin cepat

kelarutannya, dan sebaliknya semakin rendah temperaturnya semakin lambatl

kelarutannya. Begitu juga dengan konsentrasi, semakin besar konsentrasinya

maka semakin lambat kelarutannya, dan sebaliknya semakin kecil

konsentrasinya semakin cepat kelarutannya. Zat terlarut yang bersifat polar akan

semakin cepat kelarutannya dalam pelarut polar dan sebaliknya zat terlarut yang

bersifat non polar akan semakin cepat kelarutannya dalam pelarut yang non

polar.

Analisa yang kita gunakan pada percobaan ini antara lain analisa

kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif dapat diartikan sebagai analisa

yang didasarkan atas pengamatan dengan panca indra kita dengan

membuktikan ada tidaknya analit. Sedangkan analisa kuantitatif merupakan

analisa yang didasarkan pada perhitungan secara matematis, seperti

pengukuran suhu, perhitung mol air dan fenol, serta perhitungan fraksi mol.

Antara suhu (T) dan fraksi mol yang diperoleh dari percobaan dapat

dibuat grafik sistem biner fenol-air, yaitu antara fraksi mol vs suhu (T). Grafik

yang terbentuk berupa parabola yang puncaknya merupakan suhu kritis yang

dicapai pada saat komponen mempunyai fraksi mol tertentu. Pada percobaan

Page 9: Kelarutan Timbal Balik Fenol

suhu kritisnya adalah 56ºC dengan komposisi campurannya adalah fraksi mol

fenol 0,042553dan fraksi mol airnya 0,90844391. Ini menunjukkan kalau pada

suhu 56ºC, komponen di dalam kurva merupakan sistem dua fase dan

komponen di luar kurva atau di luar titik kritis komponen merupakan sistem satu

fase.Komponen yang berada pada satu fase pada saat campuran larut atau

homogen yang ditandai dengan larutan berwarna jernih, sedangkan komponen

berada pada dua fase ketika dilakukan penambahan air yang menghasilkan dua

lapisan yang ditandai dengan larutan berwarna keruh. Grafik yang terbentuk

pada percobaan ini membentuk parabola.

VI. SIMPULAN DAN SARAN

a.   Simpulan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Keadaan dimana terjadinya perubahan warna dari keruh menjadi jernih dan

sebaliknya merupakan contoh kelarutan timbal balik.

2. Dalam percobaan ini, temperatur berbanding lurus dengan volume air yang

digunakan.

3. Suhu kritis dalam percobaan kelarutan timbale balik system biner fenol-air yaitu

56oC dengan fraksi mol airnya 0,90844391.

b.   Saran

Banyaknya kesalahan yang terjadi dalam praktikum maka, disarankan:

1. Sebelum melakukan percobaan, sebaiknya praktikan hendaknya melakukan

persiapan secara matang.

2. Praktikan harus lebih hati-hati selama percobaan berlangsung, karena zat yang

digunakan adalah fenol yang apabila terkena kulit dapat menyebabkan luka.

3. Alat yang digunakan sesuai dengan standar.

Page 10: Kelarutan Timbal Balik Fenol

VII. DAFTAR PUSTAKA

Atkins PW. 1999. Kimia Fisika. “Ed ke-2 Kartahadiprodjo Irma I,

penerjemah;Indarto Purnomo Wahyu, editor. Jakarta : Erlangga. Terjemahan

dari : Physichal Chemistry.

Darmaji.2005.Kimia FisikaI.Jambi :Universitas Jambi.

Sukardjo.2003.Dasar-Dasar Kimia Fisika.Jogjakarta : Universitas Gajah Mada.

Karyadi, Beny.2002.Kimia Fisika.Jakarta :Erlangga.

Tim Dosen Kimia Fisika. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Semarang.

Mengetahui,                                                         Semarang, 10 Oktober 2012

Dosen Pengampu                                                Praktikan,

Ir. Sri Wahyuni, M.Si                                            HeliviaElvandari

NIP.                                                                    NIM. 4301410013

Page 11: Kelarutan Timbal Balik Fenol

oohH

JAWABAN PERTANYAAN

a. Tugas

1. Tulis rumus kimia fenol dan Mrnya!

Fenol mempunyai rumus kimia C6H6O dengan nilai Mr = 94. Rumus strukturnya

sebagai berikut.

2. Jika fenol yang digunakan berkadar 95% (b/b) dan massa yang ditimbang sebesar

5,140 gram, hitung jumlah mol fenol!

Massa fenol =

95100

×5 ,140=4,883 gram.

Mol fenol =

mMr

=4 ,88394

=0,052 mol

3. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan fase? Adakah perbedaan

dengan wujudnya?

Fase adalah bagian serba sama dari suatu zat yang dapat dipisahkan secara

mekanik serta serba sama dalam sifat fisika dan kimia, sedangkan wujud merupakan

bentuk zat pada suhu tertentu. Zat pada suhu yang berbeda mungkin mempunyai

wujud yang berbeda. Misal air pada suhu -10ºC wujudnya padat, sedangkan pada

suhu 10ºC wujudnya cair.

b. Pertanyaan

1. Berapa komposisi campuran fenol dan air dalam % (b/b) pada suhu kritis

larutannya?

Massa fenol = 5g Fraksi mol fenol = 0,107

Massa air = 19 g Fraksi mol air = 0,893

Komposisi campuran dalam %

Fenol =

55+19

×100% = 20,8 % Air =

195+19

×100% = 79,2 %

2. Berapa komposisi campuran fenol dan air dalam satuan mol fraksi pada suhu 50ºC,

dimana sistem berada pada satu fase dan dua fase?

Komposisi campuran pada suhu 50ºC (diambil dari Trata2 = 54,5ºC)

XF = 0,107

OH

Page 12: Kelarutan Timbal Balik Fenol

XA = 0,893

Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di atas 64,5ºC.

Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di bawah 64,5ºC.

LAMPIRAN

Data

Massa fenol yang ditimbang = 4 gram

1.    Penambahan aquades, sampai terjadi kekeruhan pertama

No. Aquades (ml) Pengamatan T1 T2 Trata-rata

1. 2,3 Keruh 42 29 35,5

2.    Penambahan aquades, setelah terjadi kekeruhan

NOAquades

(mL)

Massa (g) Suhu (0C) % Massa

Fenol Air T1 T2 T Fenol Air

1 0,2 4 2,5 42 30 36 61,54 38,46

2 0,3 4 2,8 45 33 39 58,82 41,18

3 0,4 4 3,2 47 34 40,5 69,44 30,56

4 0,5 4 3,7 52 36 44 51,95 48,05

5 0,6 4 4,3 57 40 48,5 48,19 51,81

6 0.8 4 5,1 59 43 51 43,96 56,04

7 1,0 4 6,1 61 48 54,5 39,60 60,40

8 1,5 4 7,6 62 50 56 34,48 65,12

9 2,5 4 10,1 57 49 53 28,37 71,63

10 5,0 4 15,1 56 44 50 20,94 79,06

11 12,5 4 27,6 52 42 47 12,66 87,34

12 15,0 4 43,6 48 42 44 8,58 91,52

13 17,5 4 60,1 43 41 42 6,24 93,76

14 20,5 4 80,1 40 38 39 4,76 95,24

Page 13: Kelarutan Timbal Balik Fenol

Menghitung % massa fenol dan air  

nNo

% massafenol % massa air

11.

46,5

x 100 % = 61,542,56,5

x 100 % = 38,46

22.

46,8

x 100 % = 58,822,86,8

x 100 % = 41,18

33.

47,2

x 100 % = 69,443,27,2

x 100 % = 30,56

44.

47,7

x 100 % = 51,953,77,7

x 100 % = 48,05

55.

48,3

x 100 % = 48,194,38,3

x 100 % = 51,81

66.

49,1

x 100 % = 43,965,19,1

x 100 % = 56,04

77.

410,1

x 100 % = 39,606,1

10,1 x 100 % = 60,40

88.

411,6

x 100 % = 34,487,611,6

x 100 % = 65,12

99.

414,1

x 100 % = 28,3710,114,1

x 100 % = 71,63

110.

419,1

x 100 % = 20,94 15,119,1

x 100 % = 79,06

111.

431,6

x 100 % = 12,66 27,631,6

x 100 % = 87,34

112.

447,6

x 100 % = 8,58 43,647,6

x 100 % = 91,52

113.

464,1

x 100 % = 6,24 60,164,1

x 100 % = 93,76

114.

484,1

x 100 % = 4,7680,184,1

x 100 % = 95,24

Menghitung Fraksi mol Fenol dan Fraksi mol Air

Kadar Fenol = 99,5%

Massa Fenol = 99,5 % x 4 = 3,98 gram

Mol Fenol  = 0,042553 mol

Mr Fenol = 94

Page 14: Kelarutan Timbal Balik Fenol

Mr air = 18

XAir = molair

molair+mol fenol

Contoh :

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 2,518

= 0,1389

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 0,1389

0,1389+0,042553=¿0,76547312

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 2,818

= 0,155556

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 0,1 55556

0,155556+0,042553=¿0,785203623

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 3,218

= 0,177778

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 0,1 77778

0,177778+0,042553=¿0,806867654

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 3,718

= 0,205556

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 0 ,205556

0 ,205556+0,042553=¿0,828490396

Page 15: Kelarutan Timbal Balik Fenol

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 4,318

= 0,238889

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 0 ,238889

0 ,238889+0,042553=¿0,848803601

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 5,118

= 0,283333

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 0 ,283333

0 ,283333+0,042553=¿0,869423797

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 6,118

= 0,338889

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 0 ,338889

0 ,338889+0,042553=¿0,888441723

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 7,618

= 0,422222

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 0 ,422222

0 ,422222+0,042553=¿0,908443914

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 10,118

= 0,561111

XAir = molair

molair+mol fenol

Page 16: Kelarutan Timbal Balik Fenol

XAir = 0 ,561111

0 ,561111+0,042553=¿0,929508813

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 15,118

= 0,838889

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 0 ,838889

0 ,838889+0,042553=¿0,95172342

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 27,618

= 1,533333

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 1,533333

1,533333+0,042553=¿0,972997418

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 43,618

= 2,422222

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 2,422222

2,422222+0,042553=¿0,982735545

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 60,118

= 3,338889

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 3,338889

3,338889+0,042553=¿0,987415723

- Mol fenol = 4

94 = 0,042553

Mol air = 80,118

= 4,45

Page 17: Kelarutan Timbal Balik Fenol

XAir = molair

molair+mol fenol

XAir = 4,45

4,45+0,042553=¿0,990528103

http://yustikaforict.files.wordpress.com/2012/12/kelarutan-timbal-balik-sistem-biner-

fenol-e28093-air.pdf

http://via4ict.files.wordpress.com