farmakalogi dan toksikologi antikolinergik

19
FARMAKALOGI DAN TOKSIKOLOGI ANTIKOLINERGIK Kelompok 3 : Dina Melinda Norania Muhammad Junaidi Suryati SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG TAHUN 2015

Upload: muhammadjunaidi

Post on 17-Nov-2015

97 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

cek

TRANSCRIPT

  • Kelompok 3 :Dina MelindaNoraniaMuhammad JunaidiSuryati

    SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG TAHUN 2015FARMAKALOGI DAN TOKSIKOLOGIANTIKOLINERGIK

  • DEFINISIAntikolinergiK / parasimpatolitika melawan khasiat asetilkolin dengan jalan menghambat terutama reseptor reseptor muskarin yang terdapat di SSP dan organ perifer. Zat-zat ini tidak bekerja terhadap reseptor-reseptor Nikotin kecuali zat-zat ammonium kwartener yang berdaya ringan terhadapnya. Kebanyakan antikolinergika tidak bekerja selektif bagi lima subtype reseptor-M. berefek terhadap banyak organ tubuh antara lain; mata, kelenjar eksokrin, paru-paru, jantung saluran kemih, saluran lambung-usus, dan SSP.

  • EFEK SAMPING ANTIKOLINERGIK

    mulut kering, obstipasi, retensi urin, tachycardia, palpitasi, aritmia,

    Pada dosis tinggi timbul efek sentral, seperti gelisah, ngawur, eksitasi, halusinasi, dan delirium.

  • PENGGOLONGANantimuskarinik : atropin, skopolamin, dan homatropin.Zat Ammonium Kwaterner : propantein, ipratropium dan tiotropiumZat Amin Tersier : pirenzepin, flavoxat, oksibutinin, tolterodin, dan tropicamida.

  • A. ALKALOID BELADONAAtropin

    Mekanisme Kerja:

    Mata : Atropin menyekat semua aktifitas kolinergik pada mata, sehingga menimbulkan midriasis (dilatasi pupil), mata menjadi tidak bereaksi terhadap cahaya dan sikloplegia(ketidakmampuan memfokus untuk penglihatan dekat).

  • Gastrointestinal:Atropin digunakan sebagai obat antipasmodik untuk mengurangi aktivitas saluran cerna. Atropin dan psikopolamin merupakan obat terkuat sebagai penghambat saluran cerna. walaupun motilitas (gerakan usus) dikurangi,tetapi produksi asam hidroklorat tidak jelas berpengaruh. Oleh karena itu obat ini tidak efektif untuk mempercepat penyembuhan ulkus peptikum.

    Sistem kemih:Atropin digunakan untuk mengurangi keadaan hipermotilitas kandung kemih, obat ini kadang kadang masih dipakai untuk kasus enuresis (buang air seni tanpa disadari/ngompol) diantara anak-anak, tetapi obat agonis adrenergik alfa jauh lebih efektif dengan efek samping yang sedikit.

  • Kardiovaskular:

    Atropin menimbulkan efek difergen pada sistem kardiovaskular, tergantung pada dosisnya. Pada dosis rendah efek yang menonjol adalah penurunan denyut jantung(bradikardia). Pada dosis tinggi, reseptor jantung pada nodus SA disekat, dan denyut jantung sedikit bertambah (takikardia). Tekanan darah arterial tidak dipengaruhi tetapi pada tingkat toksik , atropin akan mendilatasi pembuluh darah dikulit.

    Sekresi:Atropin menyekat kelenjar saliva sehingga timbul efek pengeringan pada lapisan mukosa mulut(serostomia). Kelenjar saliva sangat peka terhadap atropin. Kelenjar keringat dan kelenjar air mata terganggu pula dikarenakan hambatan sekresi pada kelenjar keringat menyebabkan suhu tubuh meninggi.

  • INDIKASI Pada trauma mata, salep mata atropin meyebabkan efek midriatik dan sikloplegik dan memungkinkan untuk pengukuran kelainan refraksi tanpa gangguan oleh kapasitas akomodatif mata.Sebagai obat antispasmodik untuk melemaskan saluran cerna dan kandung kemih.Mengobati kelebihan dosis organofosfat (yang mengandung insektisida tertentu) dan beberapa jenis keracunan jamur (jamur tertentu yang mengandung substansi kolinergik). Kemampuan obat ini masuk kedalam SSP sangat penting sekali.Mengurangi sekresi lendir sal nafas (rinitis), medikasi preanestetik (mengurangi lendir saluran pernafasan)

  • Efek samping: tergantung sekali pada dosis , atropin dapat menyebabkan mulut kering, gangguan miksi, meteorismus, dimensia, retensio urin, muka merah.

    Gejala keracunan: pusing, mulut kering, tidak dapat menelan, sukar bicara, haus, kabur, midriasis, fotopobia, kulit kering dan panas, demam, jantung tachicardi, TD naik, meteorismus, bising usus hilang, oligouria/anuria, inkoordinasi, eksitasi, bingung, delirium, halusinasiDiagnosis keracunan: gejala sentral, midriasis, kulit merah kering, tachikardiAntidotum keracunan: fisostigmin 2 4 mg sc dapat menghilangkan efek SSP dan anhidrosis.

    Dosis atropin: umumnya berkisar 0,25 1 mg.

  • 2.) Skopolamin

    Mekanisme kerja:Derivat-epoksi dari atripin bekerja lebih kuat.Efek sentralnya kira-kira 3 kali lebih kuat dapat menimbulkan efek tepi yang sama dengan efek atropin, tetapi efek skopolamin lebih nyata pada SSP dan masa kerjanya lebih lama dibandingkan atropin.

  • Indikasi1. Digunakan sebagai obat mabuk jalan dalam bentuk plester2.Digunakan sebagai mediatrikum3.Digunakan sebagai obat anti kejang lambung-usus4. Digunakan sebagai premedikasi anestesi

  • Kontra indikasiGlaukoma, pembesaran prostat.

    Efek sampingSedasi, rasa mengantuk, tetapi pada dosis yang tinggi dapat menyebabkan kegelisahan / kegundahan.

  • B. ZAT AMMONIUM KWATERNER1). Propantein Dosis tinggiefek kurare(mengendurkan otot-otot lurik rangka) Banyak digunakan pada tukak lambung,gastritis dan kejang-kejang lambung-usus Dosis oral 3 dd 15 mg(HBr)2). Ipratropium Digunakan sebagai inhalasi pada asma dan bronkhitis Khasiat bronkhodilatasi dengan mengurangi hipersekresi dahak3). Tiotropium Digunakan sebagai inhalasi pada asma dan bronkhitis Khasiat bronkhodilatasinya lebih lama dari pada ipratropium Dosis 1x sehari

  • C. ZAT AMIN TERSIER1). Pirenzepin Pada dosis tinggi menghambat reseptor di organ organ (jantung, mata, lambung-usus, urogenital) Pada dosis rendah menghambat secara selektif reseptor muscarin-M dalam sel-sel parietal lambung yang membentuk Hcl Digunakan dalam tukak lambung-usus dan gastritis Dosis oral 2 dd 50 mg pada pagi hari.

    2). Flovoxat Berkhasiat merelaksasi langsung terhadap otot kandung kemih Berdaya lokal anestetis dan analgetis Kontra indikasitidak boleh digunakan pada pasien glaukoma dan pada gangguan fungsi ginjal Dosispada urge-inkontinensi 3 dd 200-400 mg (garam HCl

  • 3.Oksibutinin Khasiat spasmolitis pada otot polos kandung kemih Digunakan khusus pada urge-inkontinensi urin untuk mengurangi hasrat berkemih,juga pada kejang-kejang kandung kemih akibat iritasi oleh kateter Dosisoral 3 dd 2,5 mg(HCl), bila perlu 3-4 dd 5 mg

    4.Tolterodin Khasiatnya anti kolinergis sedang Digunakan pada urge-inkontinensi kemih Dosis oral 3dd 2,5-5 mg (tartrat)

    5.Tropicamida Khasiat anti kolinergis kuat Digunakan sebagai midriatikum untuk diagnosa Pada dosis lebih besar(larutan 1%) berefek cycloplegis melumpuhkan akomodasi Dosis untuk midriasis 1-2 tetes larutan 0,5% minimal 15mnt sebelum pemeriksaan mata

  • Contoh obat dipasaran:

    Untuk obat bronkodilator: 1. Atrovent Dosis:3-4 dd 2 semprotan dari 20mcg (bromida) 2. Teofillin Dosis: 3-4 dd 125-250mg microfine

    Untuk obat lain:1. Difenoksilat Dosis: 2,5-5mg 3-4 kali sehari 2. Difenoksin Dosis: 2tablet diawal penggunaan kemudian 1 tablet setiap kali diare. Untuk obat mata:1. Homatropin Dosis :larutan 0,5-2% 1-2 tts.

  • Contoh Obat PasaranHoloponDosis: 3kali sehari 15-30 tetes. Spaminal Dosis : 1 tablet setiap 6 8 jam, maksimum 4 tablet sehari.

  • KesimpulanAntikolinergiK / parasimpatolitika melawan khasiat asetilkolin dengan jalan menghambat terutama reseptor reseptor muskarin yang terdapat di SSP dan organ perifer.penggolongan obat antikolinergikAlkaloid Beladona : atropin, skopolamin, dan homatropin.Zat Ammonium Kwaterner : propantein, ipratropium dan tiotropiumZat Amin Tersier : pirenzepin, flavoxat, oksibutinin, tolterodin, dan tropicamida.

  • DAFTAR PUSTAKAAnonymous. Efek adrenali dan atropin di mata.http://www.rachmadan.com/2012/01/definisi-dan-ruang-lingkup farmakologi.html. (akses 12 april 2012)Anonymous. Adrenalin .http://copyaskep.wordpress.com/tag/adrenalin/(akses 12 april 2012)Departemen Farmakologi dan therapeutik fakultas kedokteran universitas Indonesia. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2009: 259-272.Katzung G B,eds Bagian farmakologi fakultas kedokteran airlangga . Buku I Farmakologi dasar dan klinik . Jakarta: Penerbit salemba Medica,2001. 184-203Lepper,hans.Farmakologi dan Toksologi. 2003. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.Mycek.mery j. farmakologi ulasan bergambar edisi 2. 2001. Jakarta : Widya Medika.