family folder

Upload: zoe-rina

Post on 13-Oct-2015

158 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ANALISIS FAM FOL

TRANSCRIPT

Laporan Kasus Osteoartritis Dengan Pendekatan Kedokteran KeluargaILMU KESEHATAN MASYARAKATFAMILY FOLDER

NAMA : ZOLRINA BINTI ZOLKAPLINIM : 10-2008-233PEMBIMBING : Dr.Ferina

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA2010BAB IPENDAHULUAN

1. Latar belakang

Prinsip pokok dari dokter keluarga adalah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kedokteran secara menyeluruh. Oleh karena itu perlu diketahui berbagai latar belakang pasien yang menjadi tanggungannya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan seperti itu diperlukan adanya kunjungan rumah (home visit) serta melakukan pelayanan kesehatan standar. Untuk memajukan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat,maka perlu adanya kerjasama antara petugas kesehatan dan pasien. Pemantauan terhadap penyakit pasien tidak hanya sekadar mendapatkan pengobatan di puskesmas, malah lingkungan pasien turut diikut sertakan dalam usaha meningkatkan kesehatan pasien. Home visit atau kunjungan dilakukan dengan tujuan untuk melihat lingkungan rumah pasien dan sekaligus mengedukasi dan memberi penyuluhan yang terkait dengan penyakit pasien.

2. Tujuan

Tujuan umum: Meningkatkan pelayanan kesehatan.Tujuan khusus: Dalam rangka allo-anamnesis terhadap anggota keluarga pasien dan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi lingkungan pasien.

3. Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari kunjungan ke rumah pasien antara lain : Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien Meningkatkan hubungan dokter pasien Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien Menjamin terpenuhinya kebutuhan pasien.

BAB IIHASIL DAN TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN HOME VISIT:

Puskesmas: Puskesmas Kel.Grogol 2, Kec Grogol Petamburan, Wilayah Kota Madya Jakarta BaratNomor register: Tanggal kunjungan : 14 Juli 2011

a) Identitas Penderitai. Nama : Ibu Atikahii. Umur : 60 tahuniii. Jenis kelamin : Perempuaniv. Pekerjaan : Suri rumah tanggav. Pendidikan : Tamat SDvi. Agama : Islamvii. Alamat : RT 06 / RW05, Kaliangan, Kecamatan Tambura, Jakarta Barat : Telepon : 6312426

b) Riwayat Biologis Keluargai. Keadaan kesehatan sekarang : sedangii. Kebersihan perorangan : baikiii. Penyakit yang sering diderita : sakit sendi lutut,sukar bergerak,sakit bila mahu bangun dari dudukiv. Penyakit keturunan : tiadav. Penyakit kronis / menular : tiadavi. Kecacatan anggota keluarga : tidak cacatvii. Pola makan : baikviii. Pola istirahat : kurang , selalu terjaga malamix. Jumlah anggota keluarga : 11 orang (Bapak + Ibu + 3 anak + 3 menantu + 5 cucu)

c) Psikologis keluargai. Kebiasaan buruk : tiada , tidak merokokii. Pengambilan keputusan : hasil diskusi keluargaiii. Ketergantungan obat : tiadaiv. Tempat mencari pelayanan kesehatan : puskesmas v. Pola rekreasi : buruk

d) Keadaan rumah / lingkungani. Jenis bangunan : permanenii. Lantai rumah : keramikiii. Luas rumah : 3 x 8 m2iv. Penerangan : kurangv. Kebersihan : baikvi. Ventilasi : kurangvii. Dapur : adaviii. Jamban keluarga : adaix. Sumber air minum : ledengx. Sumber pencemaran air : tiadaxi. Pemanfaat perkarangan : tiadaxii. Sistem pembuangan limbah : tiadaxiii. Tempat pembuangan sampah : adaxiv. Sanitasi lingkungan : kurang

e) Spiritual keluargai. Ketaatan beribadah : baikii. Keyakinan tentang kesehatan : kurang

f) Keadaan sosial keluargai. Tingkat pendidikan : sedangii. Hubungan antar anggota keluarga : baikiii. Hubungan dengan orang lain : baikiv. Kegiatan organisasi sosial : kurangv. Keadaan ekonomi : kurang

g) Kultural keluargai. Adat yang berpengaruh : tidak berpengaruh

h) Daftar anggota keluarga

No Nama Hub dgn KKUmur (thn)PendidikanPekerjaanAgama Keadaankesehatan Keadaan giziImunisasiKBKet.

1SainoKK72SDBRTIslamSedang CukupLupa--

2AtikaIsteri60SDIRTIslamSedang CukupLupa--

3IrtaAnak 139STMBangunanIslamBaikCukupYa--

4IrawatiAnak 235SMADealer IslamBaikCukupYa--

5NurainiAnak 330SMAIRTIslamBaikCukupYa--

6Khoirul ACucu 18SDPelajarIslamBaikCukupYa--

7ElphieraCucu 2.16SDPelajarIslamBaikCukupYa--

8Gita R.Cucu 2.211bln--IslamBaikCukupYa--

9AndriCucu 3.15TKPelajarIslamBaikCukupYa--

10IndriCucu 3.24TKPelajarIslamBaikCukupYa--

i) Keluhan utama : sendi-sendi lutut,buku lali dan tangan merasa sakit,terutama sekali pada waktu malam sehingga mengganggu tidur

j) Keluhan tambahan : tidak bisa berdiri lama,rasa mahu duduk sepanjang masa dan jika dingin sendi terasa sakit seperti menyucuk-yucuk.

k) Riwayat Penyakit Dahulu : pernah ke puskesmas atas keluhan yang sama yaitu sendi lutut yang sakit ketika malam hari, dan sukar berdiri lama

l) Pemeriksaan fisik : keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120 / 80 mmHg.

m) Diagnosis penyakit : Osteo artritisn) Diagnosis keluarga : Suami menderita hipertensi, anak pertama pernah menghidap paru-paru berair tetapi sudah sembuh.

o) Farmakologis : Tidak lagi mengambil obat

p) Anjuran penatalaksanaan penyakit: Promotif : Perubahan gaya hidup,perbanyakkan olahraga Preventif : batasi makanan yang kandungan asam uratnya tinggi, minum susu untuk elakkan osteoporosis Kuratif : mendapatkan ubat OA (OAINS) dari puskesmas Rehabilitatif : kurangkan membuat kerja berat

q) Prognosis: dubia

TINJAUAN PUSTAKABerdasarkan diagnosis keluhan yang dialami oleh Ibu Atikah, penderita menderita osteo arthritis (OA) yang sudah dideritainya sejak 2 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan tekanan darah, didapati tensi penderita adalah 120 / 80 mmHg, kesadaran compos mentis, frekuensi nadi dan nafasnya dalam batas normal. Keluhan yang mengarah ke OA adalah sukar bergerak, rasa sakit pada sendi terutama pada waktu pagi dan malam bila pasien beristirahat, dan bertambah bila sendi digerakkan atau bila memikul beban tubuh.

PEMERIKSAAN

AnamnesisSebuah wawancara yang dilakukan antara dokter dan pasien yang bertujuan untuk mengetahui penyakit yang dikeluhkan pasien.

Riwayat penyakitRiwayat penyakit sangat penting dalam langkah awal diagnosis semua penyakit, termasuk pula penyakit reumatik. Sebagaimana biasanya diperlukan riwayat penyakit yang deskriptif dan kronologis; ditanyakan pula faktor yang memperberat penyakit dan hasil pengobatan untuk mengurangi keluhan pasien.1

UmurPenyakit reumatik dapat menyerang semua umur, tetapi frekuensi setiap penyakit terdapat pada kelompok umur tertentu. Misalnya osteoartritis lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut dibandingkan dengan usia muda. Sebaliknya lupus eritematosus sistemik lebih sering ditemukan pada wanita usia muda dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.1

Pada umumnya pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhannya sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan.

Nyeri sendiPenting untuk membedakan nyeri yang disebabkan perubahan mekanis dengan nyeri yang disebabkan inflamasi. Nyeri yang timbul setelah aktivitas dan hilang setelah istirahat serta tidak timbul pada waktu pagi hari merupakan tanda nyeri mekanis. Sebaliknya nyeri inflamasi akan bertambah berat pada pagi hari saat bangun tidur disertai kaku sendi atau nyeri yang sangat hebat pada awal gerak dan berkurang setelah melakukan aktivitas. Pada osteoartritis nyeri paling berat pada malam hari, pagi hari terasa lebih ringan dan membaik pada siang hari. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibanding gerakan yang lain. Nyeri pada OA juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati, misalnya pada OA servikal dan lumbal. OA lumbal yang menimbulkan stenosis spinal mungkin menimbulkan keluhan nyeri di betis, yang biasa disebut dengan claudicatio intermitten. Nyeri malam hari terutama bila dirasakan seperti suatu regangan merupakan nyeri akibat peninggian tekanan intra-artikular akibat suatu nekrosis avaskular atau kolaps tulang akibat artritis yang berat. Nyeri yang menetap sepanjang hari (siang dan malam) pada tulang merupakan tanda proses keganasan.1

Hambatan Gerakan SendiGangguan ini biasanya semakin bertambah berat pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

Kaku sendiKaku sendi merupakan rasa seperti diikat, pasien merasa sukar untuk menggerakan sendi (worn off). Keadaan ini biasanya akibat desakan cairan yang berada diantara sekitar jaringan yang mengalami inflamasi (kapsul sendi, sinovia atau bursa). Kaku sendi makin nyata pada pagi hari atau setelah istirahat. Setelah digerak-gerakan, cairan akan menyebar dari jaringan yang mengalami inflamasi dan pasien merasa terlepas dari ikatan (wears off). Lama dan beratnya kaku sendi pada pagi hari atau setelah istirahat biasanya sejajar dengan beratnya inflamasi sendi (kaku sendi pada artritis reumatoid lebih lama dari osteoarthritis.1

Gaya berjalanGaya berjalan yang normal terdiri dari 4 fase, yaitu heel strike phase, loading/stance phase, toe off phase, dan swing phase.

Gaya berjalan yang abnormal :a. Gaya berjalan antalgik, dimana pasien akan segera mengangkat tungkai yang nyeri atau deformitas sementara pada tungkai yang sehat akan lebih lama diletakan di lantai; biasanya akan diikuti oleh gerakan lengan yang asimetri.b. Gaya berjalan trendelenburg, disebabkan oleh abduksi koksae yang tidak efektif sehingga panggul kontralateral akan jatuh pada swing phase.c. Waddle gait, yaitu gaya berjalan trendelenburg bilateral sehingga pasien akan berjalan dengan pantat bergoyang.d. Gaya berjalan histerikal/psikogenik, tidak memiliki pola tertentu.e. Gaya berjalan paraparetik spastik, kedua tungkai melakukan gerakan fleksi dan ekstensi secara kaku dan jari-jari kaki mencengkram kuat sebagai usaha agar tidak jatuh.f. Gaya berjalan paraparetik flaksid (high stepping gait = steppage gait), yaitu gaya berjalan seperti ayam jantan, tungkai diangkat vertikal terlalu tinggi karena terdapat foot drop akibat kelemahan otot tibialis anterior.g. Gaya berjalan hemiparetik, tungkai yang parese akan digerakan ke samping dulu baru diayun kedepan karena koksae dan lutut tidak dapat difleksikan.h. Gaya berjalan ataktik/serebelar (broad base gait), kedua tungkai dilangkahkan secara bergoyang-goyang kedepan dan ditapakkan secara ceroboh diatas lantai secara berjauhan satu sama lain.i. Gaya berjalan parkinson (stopping, festinant gait), gerak berjalan dilakukan perlahan, setengah diseret, tertatih-tatih dengan jangkauan yang pendek-pendek. Tubuh bagian atas fleksi kedepan dan selama gerak berjalan, ngan tidak diayun.j. Scissor gait, yaitu gaya berjalan dengan kedua tungkai bersikap genu velgum sehingga lutut yang satu berada di depan lutut yang lain secara bergantian.

Keadaan ini hampir selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan. Terutama dijumpai pada OA lutut, sendi paha dan OA tulang belakang dengan stenosis spinal.

Kenaikan Suhu Sekitar SendiPada perubahan dengan menggunakan punggung tangan akan dirasakan adanya kenaikan suhu disekitar sendi yang mengalami inflamasi.

Bengkak SendiBengkak sendi dapat disebabkan oleh cairan, jaringan lunak atau tulang. Cairan sendi yang terbentuk biasanya akan menumpuk di sekitar daerah kapsul sendi yang resistensinya paling lemah dan mengakibatkan bentuk yang khas pada tempat tersebut.Bulge sign ditemukan pada keadaan efusi sendi dengan jumlah cairan yang sedikit dalam rongga yang terbatas. Bila dilakukan tekanan pada satu titik akan menyebabkan penggelembungan di tenpat lain. Keadaan ini sangat spesifik pada efusi sendi. Pembengkakan kapsul sendi merupakan tanda spesifik sinovitis. Pada pembengkakan tergambar batas kapsul sendi, yang makin nyata pada pergerakan dan teraba pada pergerakan pasif.3

Nyeri RabaMenentukan lokasi nyeri raba yang tepat merupakan hal yang penting untuk menentukan penyebab keluhan pasien. Nyeri raba kapsular / artikular terbatas pada daerah sendi merupakan tanda artropati atau penyakit kapsular. Nyeri raba periartikular agak jauh dari batas daerah sendi merupakan tanda bursitis atau entesopati.

KrepitusKrepitus merupakan bunyi berderak yang dapat diraba sepanjang gerakan struktur yang terserang. Krepitus halus merupakan krepitus yang dapat didengar dengan menggunakan stetoskop dan tidak dihantarkan ke tulang di sekitarnya. Keadaan ini ditemukan pada radang sarung tendon, bursa atau sinovia. Pada krepitus kasar, suaranya dapat terdengar dari jauh tanpa bantuan stetoskop dan dapat diraba sepanjang tulang. Keadaan ini disebabkan kerusakan rawan sendi atau tulang.Gejala ini lebih berarti untuk pemeriksaan klinis OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Dengan bertambah beratnya penyakit, krepitasi dapat terdengar sampai jarak tertentu. Gejala ini mungkin timbul karena gesekan kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi digerakkan atau secara pasif dimanipulasi.3

Gangguan FungsiFungsi sendi dinilai dengan observasi pada penggunaan normal; seperti bangkit dari kursi dan berjalan dapat digunakan untuk menilai sendi koksae, lutut dan kaki.

Gambaran Radiologi :a. Foto konvensional lutut posisi APPada sebagian besar kasus radiografi pada sendi lutut yang terkena osteoartritis sudah cukup memberikan gambaran diagnostik. Gambaran radiologi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah : 7 Penyempitan celah sendi akibat hilangnya kartilago.Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung beban) Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral Kista tulang Osteofit pada pinggir sendi, sentral, marginal atau periostal Perubahan struktur anatomi sendi akibat hilangnya sebagian besar dari tulang rawanKemudian diikuti oleh perubahan yang lambat pada tulang yaitu: Meningkatnya gambaran taji (spur). Adanya tanda destruksi kartilago. Meningkatnya sclerosis pada tepi sendi disertai dengan hilangnya garis normal sendi. Kecenderungan untuk mengadakan subluksasi. Perubahan bentuk osteofit dari taji menjadi lingkaran atau hilangnya bagian penting dari tulang.b. CT-ScanCT-Scan dapat memperlihatkan kelainan jaringan lunak lebih baik daripada foto konvensional. Pemeriksaan ini merupakan alternative yang baik dan mungkin bermanfaat pada situasi dimana keterangan lebih lanjut tentang osteofit sangat diperlukan.c. Magnetic resonance imaging (MRI)MRI dapat memberi penekanan pada jaringan atau status metabolik yang berbeda. MRI memiliki beberapa keuntungan diantaranya MRI tidak mengionisasi. Tetapi terdapat beberapa kerugian dari MRI yaitu medang magnet yang kuat dapat menggerakan objek metal seperti logam asing dalam mata, menyebabkan gangguan alat pacu jantung, memanaskan bahan logan sehingga menimbulkan luka baker, dan menarik bahan logam ke dalam magnet.Pada keadaan tertentu, MRI merupaka pilihan utama yang cost effective dalam menilai sendi lutut dimana diduga terdapat kerusakan internal.d. Ultrasonografi (USG)USG memberikan informasi unik dengan menimbulkan gambaran berdasarkan lokasi interface akustik dan jaringan. Namun USG memiliki kekurangan karena ketergantungannya kepada operator. Kelebihan USG dapat dilihat dari penggunaannya untuk menuntun aspirasi cairan sendi maupun ditempat lain dan dapat dipakai untuk menilai sifat permukaan rawan sendi.e. ArtrografiUntuk pemeriksaan ini diperlukan suntikan bahan kontras kedalam sendi, diikuti oleh pemeriksaan radiology. Kegunaan daripada artrografi ini antara lain untuk memeriksa struktur dalam sendi seperti meniscus sendi lutut yang tidak dapat dilihat dengan pemeriksaan radiology konvensional. Namun pemeriksaan ini junga mengandung resiko, antara lain kemungkinan masuknya bakteri kedalam sendi atau adanya reaksi terhadap bahan kontaras atau anastesi local.

PEMERIKSAAN LABORATORIUMAnalisis cairan sendiJenis-jenis pemeriksaan cairan sendi meliputi : Pemeriksaan makroskopis : pemeriksaan rutin, viskositas, potensi terbentuknya bekuan, dan volume. Pemeriksaan mikroskopis : jumlah leukosit, hitung jenis leukosit. Mikrobiologi : pencegahan khusus (silver, PAS, Ziehl Nielson), kultur bakteri, jamur, virus, dan bakteri tahan asam; menganalisa antigen atau asam nukleat mikroba. Serologi : kadar komplemen hemolitik, kadar komponen komplemen, autoantibody. Kimiawi : glukosa, protein total, pH, pO2, asam organic, LDH.5

Pada pemeriksaan pasein yang menderita OA :a. Laju endap darah normalb. Serum kolesterol sedikit meninggic. Pemeriksaan faktor rheumatoid negatifHasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tak banyak berguna. Darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas-batas normal, kecuali OA generalisata yang harus dibedakan dengan artritis peradangan. Pemeriksaan imunologi (ANA, faktor reumatoid dan komplemen) juga normal. Pada OA yang disertai peradangan, mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan (