fakultas tarbiyah institut agama islam...

129
i STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM PENERIMAAN SISWA BARU DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MODEL PEMALANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI) Disusun oleh: MUSLIKHUL A’MAL NIM. 063311022 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: truongliem

Post on 09-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

i

STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM PENERIMAAN

SISWA BARU DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI

MODEL PEMALANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1

dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI)

Disusun oleh:

MUSLIKHUL A’MAL

NIM. 063311022

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

ABSTRAK

Muslikhul A’mal (063311022). Program Studi Kependidikan Islam (KI). Strategi

Manajemen Humas dalam Penerimaan Siswa Baru di MTs Negeri Model

Pemalang. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

2010.

Rumusan Masalah: (1) Bagaimana keadaan awal strategi manajemen

humas dan hasil penerimaan siswa baru MTs Negeri Model Pemalang, (2)

Bagaimana strategi dan program manajemen humas MTs Negeri Model

Pemalang, (3) Bagaimana hasil penerimaan siswa baru MTs Negeri Model

Pemalang sebagai hasil strategi manajemen humasnya.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui keadaan awal strategi

manajemen humas dan penerimaan siswa baru MTs Negeri Model Pemalang, (2)

mendiskripsikan strategi dan program manajemen humas MTs Negeri Model

Pemalang, (3) mengetahui hasil penerimaan siswa baru MTs Negeri Model

Pemalang sebagai hasil dari strategi manajemen humasnya.

Jenis penelitian penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan

metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan

deskriptif yaitu peneliti terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis dan

menarik kesimpulan dari fenomena yang ada. Analisis penelitian kualitatif ini

dilakukan bersama dengan proses pengumpulan data.

Hasil penelitian meliputi: 1) keadaan awal strategi manajemen humas di

MTsN Pemalang masih sangat sederhana, hanya menggunakan strategi promosi

berupa brosur dan spanduk serta dengan mengadakan ekstra kurikuler marching

band, karena pada waktu itu MTs sudah menjalin kerja sama yang bagus dengan

SD sekitar, belum terjadi persaingan yang sangat tajam, melihat bahwa MTs

merupakan madrasah yang berumur dan kebijakan pemerintah. 2) Strategi dan

program manajemen humas MTsN Pemalang dalam meningkatkan penerimaan

siswa baru dipetakan menjadi dua, yaitu strategi manajemen humas dengan public

intern dan strategi manajemen humas dengan public ekstern. Strategi manajemen

humas dengan public intern melalui pembinaan pada tanggal 17 setiap bulan,

upacara bendera setiap hari Senin, halal bi halal dan pengajian keluarga MTsN

Pemalang. Sedangkan strategi manajemen humas dengan public ekstern

dikelompokkan menjadi tiga strategi, yaitu strategi kerja sama, strategi pencitraan

dan strategi promosi. 3) Hasil penerimaan siswa baru setelah diterapkan strategi

dan program manajemen humas belum begitu berhasil dari yang semula mendapat

rata-rata 740 jumlah pendaftar per tahun selama 5 (lima) tahun, turun menjadi 607

jumlah pendaftar rata-rata per tahunnya selama 6 (enam) tahun setelah diterapkan

strategi dan program manajemen humas. Hal ini dikarenakan belum dilakukan

analisis mendalam tentang penyusunan strategi manajemen humas, telah terjadi

salah persepsi dari masyarakat tentang seleksi penerimaan siswa baru MTsN

Pemalang dan persaingan yang semakin kompetitif.

Selanjutnya, semoga penelitian ini diharapkan menjadi khazanah dan

masukan bagi guru dan pengelola MTs Negeri Model Pemalang, bahan informasi

bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, 18 Mei 2011

Lamp : 4 (Empat) Eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

An. Sdr. Muslikhul A’mal Dekan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini

saya kirim naskah skripsi saudara:

Nama : Muslikhul A’mal

NIM : 063311022

Judul : STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM PENERIMAAN

SISWA BARU DI MTs NEGERI MODEL PEMALANG

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat

dimunaqosahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Fahrurrozi, M.Ag. Drs. H. Jasuri, M.S.I NIP. 19770816 200501 1 003 NIP. 19671014 199403 1 005

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

PENGESAHAN

N a m a : Muslikhul A’mal

N I M : 063311022

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / KI

Judul Skripsi : Strategi Manajemen Humas Dalam Penerimaan Siswa

Baru di MTs Negeri Model Pemalang

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

20 Juni 2011

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan

studi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperoleh

gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, 25 Juni 2011

Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. Hj. Sukasih, M.Pd Fakhrur Rozi, M.Ag.

NIP. 19570202 199203 2 001 NIP. 19691220 199503 1 001

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Ag. Drs, H. Soediyono, M.Pd.

NIP. 19520208 197612 2 001 NIP. 19460715 197612 1 001

Pembimbing I, Pembimbing II

Fahrurrozi, M.Ag. Drs. H. Jasuri, M.S.I

NIP. 19770816 200501 1 003 NIP. 19671014 199403 1 005

v

PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi

yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 17 Mei 2011

Deklarator,

Muslikhul A’mal

NIM. 063311022

vi

MOTTO

“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik

kepadamu …”1 (Al Qashash: 77)

1 Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 2002), hlm. 556

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segenap kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Yang mulia kedua orang tua penulis, Abah Moh. Sholeh dan Umi Afiyah,

yang selalu mencurahkan segenap kasih sayang, untaian do’a, sejuta motivasi

dan semua yang selalu diberikan kepada penulis, matur nuwun sanget,

nyuwun pangestune terus nggih?!

2. Guru-guru penulis, terutama Bapak dan Ibu Dosen Fak. Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang yang telah berkenan membimbing dan mendidik

penulis.

3. Segenap keluarga besar penulis, keluarga besar Ma’e di Pemalang dan

keluarga besar Mbah Made di Moga, yang telah membesarkan, membimbing,

menemani dan selalu mendo’akan penulis hingga seperti sekarang ini.

4. Abah (KH. Ahmad Dimyati Musthofa, BA.) beserta Umi (Hj. Sri Sumiyati)

yang selalu menyertai penulis dengan do’a dan motivasi.

5. Pujaan hati penulis, matur nuwun atas pengorbanan yang luar biasa, motivasi

dan lantunan do’a, sejak skripsi ini belum berbentuk apa-apa hingga

alhamdulillah kini telah menjadi sebuah karya kecil.

6. Adikku (Fathimatuz Zahro), matur nuwun atas laptop dan kesabarannya. Itus

adek yang baik.

7. Keluarga besar Castle Combloud Jl. Ringinsari I, no. 15 (Iping, Latip, Kang

Kodjor, Kang Peqih, Kang Karyo, Kang Lie Chun, Pak Ndut, Agus dan

alumni-alumni koz lainnya, tempat berbagi suka duka, tempat kebersamaan

dan tempat lain-lain).

8. Keluarga besar Jurusan KI, wa bil khusus KI akt. 2006 (The Next Generation

of a Manager).

9. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang (IMPP).

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiem.

Alhamdulillah segala puja dan puji syukur penulis panjatkan dengan penuh

khidmat kehadlirat Allah SWT yang selalu menganugerahkan rahmat, inayah dan

hidayah-Nya kepada kita, sehingga dengan rahmat dan ridla-Nya, penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sholawat serta salam selalu kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa cahaya Ilahi penuh rahmatan lil „alamien, sehingga kita

dapat merasakan nikmat Islam dan iman.

Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Strategi Manajemen Humas

dalam Penerimaan Siswa Baru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model

Pemalang”, perasaan syukur bahagia penuh rasa bangga tertanam dalam sanubari

penulis. Namun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

tidak telepas dari bantuan, dukungan dan do’a berbagai pihak, oleh karenanya

perkenankanlah penulis ucapkan terima kasih sebagai penghargaan atas peran

sertanya dalam penyusunan skripsi ini, kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Suja’I M. Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang

2. Fahrurrozi, M.Ag. selaku Pembimbing I dan Drs. H. Jasuri, M.SI., selaku

Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam

penulisan skripsi ini sejak awal perencanaan hingga selesai.

3. Bapak Drs. H. Sudar, M.Ag, selaku Kepala MTS Negeri Model Pemalang,

bapak Moh. Amiruddin, S.Pd dan bapak Parsikun, M.Pd yang telah berkenan

membimbing dan memberikan berbagai informasi maupun data untuk

keperluan skripsi ini, beserta para guru, staf TU dan seluruh keluarga besar

MTS Negeri Model Pemalang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajarkan ilmunya dengan ikhlas kepada

penulis selama belajar di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

5. Kedua orang tua penulis, yang mulia Abah Muhammad Sholeh dan Umi

Afiyah yang selalu mengiringi penulis dengan ketulusan do’a, motivasi dan

ix

memberikan segala yang beliau miliki demi mengantarkan penulis menjadi

manusia seperti sekarang ini, serta adik tersayang, Fathimatuz Zahro.

6. Abah (KH. Ahmad Dimyati Mushtofa, BA.) beserta Umi (Hj. Sri Sumiyati)

atas do’a, motivasi dan segala yang beliau berikan kepada penulis.

7. Permata hati penulis, yang selalu menyemangati, mendampingi dan

mendoakan penulis sejak skripsi ini belum berbentuk apa-apa hingga sekarang

telah menjadi sebuah karya ilmiah.

8. Keluarga dan teman-teman yang selalu menemani penulis dalam keadaan

apapun.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apa-apa,

hanya serangkaian ucapan terima kasih dan do’a yang tulus jaza kumullahu

khairan katsiran, amien.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis

harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca umumnya. Amin.

Semarang, 17 Mei 2011

Penulis,

Muslikhul A’mal

NIM. 063311022

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................ viii

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Penegasan Istilah ................................................................. 8

C. Rumusan Masalah ................................................................ 10

D. Tujuan Penelitian ................................................................ 10

E. Kajian Pustaka ..................................................................... 11

F. Metode Penelitian................................................................. 12

BAB II : STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM

PENERIMAAN SISWA BARU

A. Manajemen Humas Pendidikan............................................ 18

1. Pengertian Humas……………………………………... 18

2. Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat...………….. 23

3. Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat..……. .. 25

4. Fungsi Manajemen Humas …………………………… 26

B. Manajemen Strategis ……….……………………………... 31

1. Pengertian Manajemen Strategis………………………. 32

2. Analisis Kondisi Organisasi…………………………… 33

3. Formulasi Strategi……………………………………… 35

4. Pelaksanaan …………………………………………… 36

xi

5. Evaluasi………………………………………………... 37

C. Strategi Humas dalam Penerimaan Siswa Baru .................. 37

1. Strategi Humas dengan publik intern... .......................... 38

2. Strategi Humas dengan publik ekstern………………... 39

3. Penerimaan Siswa Baru.................................................. 43

BAB III : STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM

PENERIMAAN SISWA BARU DI MADRASAH

TSANAWIYAH NEGERI MODEL PEMALANG

A. Gambaran Umum MTs Negeri Model Pemalang ................ 45

1. Sejarah Singkat dan Letak Geografis MTs Negeri

Model Pemalang............................................................. 45

2. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri Model Pemalang. ... 46

3. Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta

Didik. .............................................................................. 48

4. Sarana dan Prasarana...................................................... 48

B. Kondisi Awal Strategi Manajemen Humas dan Hasil

Penerimaan Siswa Baru di MTs Negeri Model Pemalang ... 49

1. Strategi Manajemen Humas . ......................................... 49

2. Hasil Penerimaan Siswa Baru Sebelum Diterapkan

Berbagai Strategi Manajemen Humas. ........................... 52

C. Strategi dan Program Manajemen Humas MTs Negeri

Model Pemalang................................................................... 53

1. Strategi Manajemen Humas dengan Publik Intern......... 56

2. Strategi Manajemen Humas dengan Publik Ekstern . .... 56

D. Hasil Penerimaan Siswa Baru MTs Negeri Model

Pemalang sebagai hasil dari strategi humasnya .................. 66

BAB IV : ANALISIS DATA

A. Analisis Kondisi Awal Strategi Manajemen Humas dan

Hasil Penerimaan Siswa Baru di MTs Negeri Model

Pemalang .............................................................................. 72

xii

B. Analisis Strategi dan Program Manajemen Humas MTs

Negeri Model Pemalang ....................................................... 75

C. Analisis Hasil Penerimaan Siswa Baru MTs Negeri Model

Pemalang sebagai hasil dari strategi humasnya ................... 80

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan .............................................................................. 85

B. Saran .................................................................................... 87

C. Penutup ................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa madrasah adalah

sekolah agama yang mengajarkan pelajaran-pelajaran agama saja. Padahal

menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, madrasah itu setara

dengan sekolah umum, yang memiliki ciri khas keagamaan, sehingga dalam

UU itu madrasah disebut sebagai "sekolah umum berciri khas Islam”.1

Sebagai sekolah umum berciri khas Islam, kurikulum madrasah harus

memliki dua komponen pokok, yaitu komponen pendidikan umum dan

komponen pendidikan agama Islam. Jika merujuk kepada posisi yang

equivalen dengan sekolah di bawah naungan pemerintah, maka kurikulum

madrasah sepenuhnya mengikuti kurikulum yang ditetapkan pemerintah

(Depdiknas).2 Padahal di pihak lain, sesuai dengan tujuan dan historisnya,

madrasah harus tetap mempertahankan jati dirinya sebagai lembaga

pendidikan yang mengajarkan ilmu keagamaan yang lebih banyak dari pada

sekolah umum lainnya.

Dengan demikian, kurikulum yang berlaku adalah kurikulum sekolah

umum dengan penambahan kurikulum keagamaan (pada umumnya

perbandingan kurikulum madrasah adalah 70% kurikulum umum dan 30%

kurikulum agama). Dengan struktur kurikulum seperti itu, maka madrasah

memiliki pelajaran yang lebih banyak dari pada sekolah umum, sehingga

diharapkan lulusan madrasah memiliki keunggulan dalam ilmu pengetahuan

dan teknologi, serta unggul dalam penguasaan agama. Mestinya hal ini

menjadi nilai tambah yang dapat meningkatkan animo masyarakat terhadap

madrasah. Tetapi kenyataannya tetap saja madrasah dianggap sebagai lembaga

1 Adpani, http://apong-indigo.blogspot.com/, diakses pada Selasa, 24 Agustus 2010

2 Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam di Indonesia – Rekonstruksi Sejarah untuk Aksi,

(Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2006) cet. 2, hlm.130

2

pendidikan "nomor dua".3 Hal ini diperkuat dengan survey yang menunjukkan

bahwa lembaga pendidikan di bawah naungan Departemen Agama ini

mendidik 4.717.263 siswa (12,41 %) dari keseluruhan siswa pada tingkat

pendidikan dasar (SD dan SLTP) yang berjumlah 37.981.227 siswa.4

Kewajiban madrasah untuk mengakomodir materi-materi dalam dua

perspektif dan dua metodologi sekaligus, tentu saja menjadi beban berat yang

sangat sulit dipikul. Beratnya beban yang diemban madrasah akan diwariskan

kepada para siswanya, yang pada gilirannya akan mengganggu dan

menghambat pengembangan potensi siswa. Secara demikian, tidak terlalu

berlebihan jika lulusan madrasah dinilai sebagai produk pendidikan yang

selum matang atau setengah-setengah.5

Berdasarkan asumsi tersebut, tentu akan berdampak kurang bagus

terhadap perkembangan madrasah itu sendiri, di mana masyarakat menjadi

kurang percaya akan kualitas hasil didikan madrasah. Padahal pengukuhan

madrasah sebagai sekolah umum berciri khas Islam, seharusnya bisa dijadikan

modal berharga dan tempat pijakan untuk mengembangkan madrasah sebagai

lembaga pendidikan alternatif yang distingsif dan memiliki daya tarik.6

Oleh karena itulah, madrasah diharapkan untuk dapat memanfaatkan

keunggulan ini. Salah satu upaya untuk dapat memanfaatkan keunggulan

tersebut adalah dengan mengadakan komunikasi atau hubungan dengan

masyarakat luas. Komunikasi ini dimaksudkan untuk menginformasikan

bahwa sebenarnya madrasah memiliki keunggulan di banding sekolah umum,

namun selama ini belum dapat dioptimalkan, sehingga memerlukan bantuan

dari berbagai pihak untuk dapat memaksimalkan keunggulan madrasah

tersebut. Jadi komunikasi ini juga dapat diartikan sebagai sarana untuk

meminta dukungan dan kerja sama dengan masyarakat, guna perkembangan

dan kemajuan madrasah menjadi madrasah yang berkualitas.

3 Adpani, Op. Cit..

4 Choirul Fuad Yusuf (ed.), Potret Madrasah dalam Media Massa, (Jakarta: Puslitbang

Pendidikan Agama dan Keagamaan Depag RI, 2006), hlm.11 5 Khozin, Op. Cit, hlm. 132

6 Ibid, hlm. 133

3

Memang dalam perjalanannya menuju sebuah madrasah atau sekolah

yang berkualitas, yaitu sekolah yang dapat memberikan pendidikan yang

memadai dan dapat memberikan apa menjadi kebutuhan konsumen, dalam hal

ini masyarakat, maka pihak madrasah atau sekolah harus bekerja dengan

efektif, efisien dan profesional. Salah satu upaya agar kinerja sekolah dapat

berjalan efektif adalah dengan menggandeng masyarakat untuk ikut terlibat

dalam proses perkembangan sekolah. Hal ini dapat dimaklumi, karena sekolah

merupakan lembaga yang mendapat tugas untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam hal pendidikan, sehingga agar pihak sekolah dapat

mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat, maka

tentunya sekolah harus mengetahui keinginan tersebut langsung dari

masyarakat.

Pengaruh masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga sosial, terasa

amat kuat, dan berpengaruh pula kepada para individu-individu yang ada

dalam lingkungan sekolah. Lingkungan di mana sekolah berada, merupakan

masyarakat yang kompleks, terdiri dari berbagi macam tingkatan masyarakat

yang saling melengkapi dan bersifat unik, sebagai akibat latar belakang

dimensi budaya yang beraneka ragam.7 Dalam dunia kelembagaan, hubungan

antara suatu lembaga dengan masyarakat sering disebut dengan hubungan

masyarakat (humas).

Hubungan dengan masyarakat menjadi salah satu bidang garapan yang

dewasa ini banyak diberdayakan. Adapun tugas pokok bidang humas antara

lain :

1. Memberikan informasi, ide atau gagasan dari sekolah kepada masyarakat

dan pihak-pihak yang berkaitan.

2. Menampung aspirasi atau ide yang berkembang di masyarakat, khususnya

berkenaan dengan kemajuan sekolah.

3. Menjalin kerja sama dengan pihak terkait demi terwujudnya visi dan misi

sekolah.

7 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001),

cet. 3 hlm. 331

4

4. Menjadi penyambung komunikasi timbal balik antara sekolah dan

masyarakat.8

Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan

suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan

pertumbuhan pribadi peserta didik sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai

sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar,

yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat

erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien.

Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan

kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan.9 Menurut Ngalim

Purwanto dkk. (1975), hubungan antara sekolah dan masyarakat mencakup

hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah setempat,

sekolah dengan instansi atau jawatan lain, dan sekolah dengan masyarakat

umum.10

Sekolah adalah subsistem dari system social. Karena itu, sekolah atau

madrasah tidak memisahkan diri atau terasing dari masyarakatnya.

Bagaimanapun, masukan siswa dan dana adalah berasal dari masyarakat.

Lebih dari itu, di satu sisi sekolah memerlukan masyarakat dalam menyusun

program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan dari masyarakat baik

berupa calon murid/pendaftar, maupun pembiayaan (SPP/DPP) dalam

melaksankan program sekolah, madrasah dan pesantren.11

Sekolah sebagai organisasi pendidikan adalah merupakan suatu sistem

terbuka. Sebagai sistem terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu

mengadakan kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai

suprasistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau

8 Markus Basuki, http://cor-amorem.blogspot.com/2010/01/manajemen-humas.html,

diakses pada 25 Juli 2010 9 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), cet.

5, hlm. 50 10

B. Suryosubroto, Humas dalam Dunia Pendidikan - Suatu Pendekatan Praktis,

(Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 2001), hlm. 19-20 11

Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat Press,

2005), hlm.272

5

lembaga itu tidak mudah punah atau mati. 12

Hal ini berarti bahwa sekolah

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Hubungan serasi,

terpadu, serta timbal balik yang diciptakan dan dilaksanakan agar peningkatan

mutu pendidikan dan pembangunan dapat saling menunjang.13

Akan tetapi dalam pelaksanaannya, tugas kehumasan bukanlah

merupakan pekerjaan mudah. Humas harus dikerjakan oleh orang-orang yang

selalu berfikir kreatif dan inovatif untuk dapat menarik minat pelanggan.

Tugas pekerjaan seorang kahumas pelik dan luas. Karena itu, ia harus

mempunyai konsep dan harus selalu berpikir konseptual, dalam arti kata

metodologis, sistematis dan logis, agar dalam operasionalisasinya mencapai

tujuan dan sasaran. Dalam menyusun konsep kegiatan humas ia harus

menyusun suatu paparan singkat, jelas dan komprehensif, sebagai jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

- Apa fungsi humas itu?

- Apa tujuannya dan siapa sasarannya?

- Siapa pula yang dilibatkan?

- Bagaimana bentuknya mekanisme kerja?

- Sarana apa dan berapa biaya yang diperlukan?14

Supaya pelaksanaan humas dapat berjalan efektif dan efisien, dengan

kata lain dapat mencapai tujuan humas, yang diantaranya dapat dikenal oleh

masyarakat, mendapat simpati dan dukungan dari masyarakat, dengan waktu,

tenaga dan biaya yang tepat, maka diperlukan manajemen untuk

mengelolanya. Manajemen merupakan kiat untuk melaksanakan tujuan

seefektif dan seefisien mungkin dengan memaksimalkan sumber daya yang

ada. Dalam Nanang Fatah disebutkan bahwa dikatakan sebagai kiat oleh Follet

12

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia,( Jakarta: Bina Aksara, 1988), cet.1,

hlm. 189 13

Ary H.Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1996), cet. 1, hlm.187. 14

Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), cet. 3, ed. Revisi, hlm. 93-94

6

karena manajemen mencapai mencapai sasaran melalui cara-cara dengan

mengatur orang lain dalam menjalankan tugas.15

Begitu pentingnya humas, maka setiap lembaga, khususnya lembaga

pendidikan, selalu mempunyai wakil kepala sekolah yang khusus bertugas

mengurusi humas, terlebih bagi sebuah lembaga pendidikan islam. Diakui atau

tidak, lembaga pendidikan Islam atau madrasah di beberapa daerah sampai

saat ini merasakan bahwa masyarakat kerap menomorduakan madrasah.16

Hal

ini dapat dilihat pada masa penerimaan siswa baru, di mana sebagian besar

masyarakat akan berduyun-duyun mendaftarkan putra-putrinya ke sekolah

umum, khususnya sekolah umum negeri (SMP Negeri).

Fenomena ini juga dirasakan oleh MTs Negeri Model Pemalang.

Sekolah setingkat SMP yang berbasis agama islam ini juga merasakan bahwa

sebagian besar masyarakat di sekitar madrasah tersebut cenderung lebih

memilih sekolah umum, walaupun MTs ini merupakan madrasah negeri. Hal

ini wajar, karena lokasi MTs Negeri Model ini berada di pusat kota Pemalang,

yang di sekitarnya sudah berdiri SMP-SMP Negeri berstandar nasional,

bahkan sudah ada SMP yang bertaraf SBI.

Menyadari hal ini, maka pihak MTs Negeri Model Pemalang tidak

mau ketinggalan dalam menarik simpati masyarakat agar mempercayakan

putra-putrinya mengenyam pendidikan di madrasah tersebut. Upaya pihak

madrasah untuk menarik simpati masyarakat ini tentu melalui humasnya. MTs

Negeri Model Pemalang merupakan madrasah yang sangat memperhatikan

humasnya, sehingga banyak strategi yang diterapkan madrasah untuk menarik

minat masyarakat.17

Dalam upaya menarik masyarakat, MTs Negeri Model Pemalang

banyak menerapkan berbagai strategi humas untuk memperkenalkan seperti

apa dan bagaimana sebenarnya MTs Negeri Model Pemalang kepada

15

Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2004), cet. 7, hlm. 1 16

Wawancara dengan Kepala TU MTs Negeri Model Pemalang, Bapak Parsikun, dalam

survey pra riset, pada 6 Juli 2010 17

Ibid

7

masyarakat sekitar dengan kerap kali mengadakan program-program yang

melibatkan masyarakat, mengajak masyarakat untuk masuk ke dalam

lingkungan madrasah dalam even-even tertentu dan lain sebagainya.18

Namun tidak hanya itu, yang lebih penting sebagai sikap yang harus

yang dikembangkan adalah membangun persepsi dan citra positif (positive

image) terlebih dahulu, mempunyai tujuan yang baik, saling mempercayai satu

sama lain (mutual confidence), saling menghargai (mutual appreaciation),

saling pengertian antar kedua belah pihak (mutual understanding) dan

memiliki rasa toleransi (tolerance).19 Untuk membangun citra positif dari

masyarakat ini, MTs Negeri Model Pemalang menawarkan berbagai

keunggulan, di antaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana sekolah

yang lengkap, terdapat banyak kegiatan ekstra kurikuler, menampilkan

berbagai prestasi yang diraih madrasah tersebut dan lain sebagainya.

Dengan berbagai macam strategi humas ini, maka masyarakat dapat

mengenal seperti apa itu MTs Negeri Negeri Model Pemalang. Setelah

mengenal madrasah tersebut, maka tidak sedikit masyarakat yang ingin

menjadi bagian dari madrasah ini dengan mendaftarkan putra-putrinya ke

madrasah tersebut.

Berdasarkan fenomena tersebut, penulis merasa tertarik untuk

mengetahui kiranya bagaimana strategi humas dan pengelolaannya, untuk

dapat menarik siswa baru yang diterapkan oleh MTs Negeri Model Pemalang,

yang notabenenya sebagai sebuah madrasah yang berada di tengah-tengah

sekolah-sekolah umum negeri yang setingkat. Sehingga berangkat dari

permasalahan yang menarik tersebut, tergerak dalam diri penulis untuk

melakukan penelitian dengan judul “Strategi Manajemen Humas dalam

Meningkatkan Penerimaan Siswa Baru di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Model Pemalang”.

18

Ibid 19

Rosady Ruslan, Aspek-Aspek Hukum dan Etika Dalam Aktifitas Public Relations

Kehumasan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995), hlm. 33.

8

B. Penegasan Istilah

Penegasan istilah di sini dimaksudkan untuk menyamakan maksud dan

persepsi agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mempelajarinya. Istilah-

istilah yang perlu dijelaskan dari skripsi yang berjudul Strategi Manajemen

Humas dalam Meningkatkan Penerimaan Siswa Baru di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Model Pemalang adalah sebagai berikut:

1. Strategi

Pada mulanya strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan

sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan

suatu peperangan. Seorang yang berperang dalam mengatur strategi, untuk

memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan

menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya, baik dari sisi

kuantitas maupun kualitas. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia

akan menyusun tindakan yang harus dilakukan, baik tentang siasat

peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peprangan, maupun

waktu yang tepat untuk melakukan suatu serangan. Dengan demikian

dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik

dari dalam maupun dari luar.20

Strategi adalah rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.21

Jadi strategi berarti siasat, taktik dan teknik yang telah

direncanakan, untuk mencapai sasaran yang dituju. Dalam konteks ini,

strategi yang dimaksud adalah siasat, taktik dan teknik humas untuk

meningkatkan penerimaan siswa baru.

2. Manajemen

Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari

tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan

pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-

sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia

20

Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta:

Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijogo, 2009), hlm. 1 21

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1999), cet. 10, ed. 2, hlm. 964

9

serta sumber-sumber lain.22

Sumber-sumber tersebut adalah enam M, yaitu

men, materials, machines, methods, money dan markets.23

Manajemen yang dimaksud di sini adalah manajemen humas.

3. Humas

Humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang

berencana yang menyangkut iktikad baik, rasa simpati, saling mengerti

untuk memperoleh pengakuan, penerimaan dan dukungan masyarakat

melalui komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk mencapai

kemanfaatan dan kesepakatan bersama.24

4. Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan siswa baru merupakan suatu aktivitas yang dilakukan

pertama-tama di dalam suatu lembaga pendidikan.25

Penerimaan siswa

baru yang penulis maksud adalah penerimaan siswa yang dilakukan oleh

setiap lembaga pendidikan pada setiap awal tahun pelajaran, yang

sebelumnya berada di sekolah dasar, kemudian mendaftar di sekolah

jenjang berikutnya, yaitu SMP atau MTs.

5. MTs Negeri Model Pemalang

MTs Negeri Model Pemalang merupakan salah satu madrasah

setingkat sekolah menengah pertama yang berbasis agama dan berada di

bawah naungan departemen agama. Sedangkan istilah “Model” diberikan

oleh Departemen Agama Pusat sebagai sebuah madrasah percontohan,

karena memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai.

Madrasah model adalah madrasah negeri yang memiliki standar

tertentu dari segi sarana dan prasarana, jumlah dan kualifikasi tenaga

kependidikan (guru) dan siswa-siswi yang terseleksi sehingga pelaksanaan

pembelajaran dapat berjalan dengan intensitas tinggi.26

22

Winardi, Asas-Asas Manajemen, (Bandung: Alumni, 1979), cet. 10, ed. 7, hlm. 4 23

Ibid, hlm. 3 24

Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar Ruzz

Media, 2009), cet. 2, hlm. 201 25

Hendyat Soetopo dan Wasty Sumanto, Pengantar Operasional Adminitrasi

Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 119 26

Khozin, Op. Cit., hlm. 127

10

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan awal strategi manajemen humas dan penerimaan

siswa baru MTs Negeri Model Pemalang?

2. Bagaimana strategi dan program manajemen humas MTs Negeri Model

Pemalang?

3. Bagaimana hasil penerimaan siswa baru MTs Negeri Model Pemalang

sebagai hasil dari strategi humasnya?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui keadaan awal strategi manajemen humas dan

penerimaan siswa baru MTs Negeri Model Pemalang

2. Untuk mengetahui strategi dan program manajemen humas MTs Negeri

Model Pemalang?

3. Untuk mengetahui hasil perkembangan penerimaan siswa baru MTs

Negeri Model Pemalang sebagai hasil dari strategi humasnya?

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah informasi, wawasan

pemikiran dan pengetahuan dalam kajian manajemen humas dalam

sekolah.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian renungan

dan motivasi MTs Negeri Model Pemalang agar dapat selalu berkembang.

E. Kajian Pustaka

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian yang berkaitan dengan

manajemen humas ini, bukanlah penelitian yang pertama kali, artinya telah

banyak penulis-penulis lain yang mengambil inti permasalahan yang sama,

baik dalam skripsi, tesis maupun karya-karya ilmiah yang lain. Karya-karya

11

ilmiah yang telah menguraikan manajemen mutu terpadu antara lain sebagai

berikut:

Hery winarto, dalam skripsinya yang berjudul, ”Manajemen Humas

dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TK An Nur Tugurejo Semarang”,

yang di dalamnya mengungkapkan bahwa pengelolan humas yang dilakukan

TK An Nur Tugurejo Semarang menggunakan instrumen manajemen, yaitu

planning (perencanaan), organizating (pengorganisasian), actuating

(pelaksanaan) dan evaluating (evaluasi). Kemudian untuk pencitraan publik

yang diterapkan melalui manajemen humasnya, TK An Nur Tugurejo

Semarang lebih memfokuskan pada perbaikan yang bersifat internal, yakni

dengan cara meningkatkan kinerja para staff.27

Rokhimin, dengan judul skripsinya, ”Manajemen Strategi Kehumasan

dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat terhadap kegiatan Pendidikan di

MAN Demak”. Dalam penelitiannya ditemukan data bahwa MAN Demak

telah melaksanakan manejemen strategik kehumasan, yang meliputi fungsi

manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

Selanjutnya, masyarakat juga sudah ikut berperan serta dan mempunyai

tanggung jawab terhadap MAN Demak. Dalam menjalin humas, MAN Demak

menggunakan beberapa strategi dari yang bersifat usaha internal, maupun

usaha eksternal. Strategi itu meliputi strategi dalam menjalin hubungan antar

lembaga itu sendiri, strategi dalam menjalin hubungan dengan orang tua dan

strategi dalam menjalin hubungan dengan masyarakat luar.28

Andik Siswanto, yang mengambil judul skripsi, ”Manajemen

Pemasaran Jasa Pendidikan di Lembaga Pendidikan Tinggi Islam (Studi Kasus

di IAIN Walisongo Semarang)”. Dalam skripsinya menyebutkan fokus

penelitian lebih ke arah manajemen pemasaran IAIN Walisongo Semarang,

yang meliputi tentang bagaimana strategi dan sistem pemasaran (promosi)

27

Hery Winarto, Manajemen Humas dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TK An

Nur Tugurejo Semarang, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2010) 28

Rokhimin, Manajemen Strategik Kehumasan dalam Meningkatkan Partisipasi

Masyarakat terhadap kegiatan Pendidikan di MAN Demak, (Semarang: IAIN Walisongo

Semarang, 2010)

12

yang diterapkan. Hasil penelitian menujukkan bahwa analisis yang digunakan

oleh IAIN Walisongo Semarang, melalui UPMAnya, dalam menetapkan

strategi pemasaran jasa pendidikan melalui analisis stakeholder karena

melibatkan masyarakat sebagai partner.29

F. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam

pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab

persoalan yang sedang diselidiki atau diteliti.30

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data

yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.31

Menurut Bagda dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J.

Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.32

Sementara itu penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian

yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.33

Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat

pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui

pelaksanaan manajemen humas dan strateginya dalam meningkatkan

jumlah calon siswa baru pada masa penerimaan siswa baru.

29

Andik Siswanto, Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan di Lembaga Pendidikan

Tinggi Islam (Studi Kasus di IAIN Walisongo Semarang), (Semarang: IAIN Walisongo Semarang,

2008) 30

Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2007), hlm. 39 31

Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, presentasi, dan

publikasi hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial,

Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), Cet.I, hlm.51. 32

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002). Cet. 17, hlm.3. 33

Ibid, hlm. 17.

13

2. Sumber data

Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua,

yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukur atau alat

pengambil data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang

dicari.34

Adapun yang dimaksud sebagai sumber data primer adalah

kepala MTs Negeri Model Pemalang dan wakil kepala madrasah

bagian humas.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak

lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitian.35

Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan

yang telah tersedia. Sebagai data sekunder penulis mengambil dari

buku-buku atau dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian ini.

Data-data yang diperoleh penulis dari sumber data di atas dengan

metode pengumpulan data tersebut dapat dirangkum dalam tabel berikut:

No. Data yang diperoleh Sumber Data Metode

1. Keadaan awal strategi manajemen

humas MTsN Pemalang

Primer

Sekunder

Interview

2. Data hasil penerimaan siswa baru

MTsN Pemalang

Primer

Sekunder

Interview

Dokumentasi

3. Strategi dan program manajemen

humas MTsN Pemalang

Primer

Sekunder

Interview

Dokumentasi

4. Media humas MTsN Pemalang Primer Observasi

34

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 91. 35

Ibid, hlm 93

14

3. Metode pengumpulan data

Penelitian ini juga termasuk penelitian lapangan (field research),

yakni penelitian yang langsung dilakukan atau pada responden,36

oleh

karenanya untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi merupakan salah satu metode utama dalam

penelitian kualitatif. Secara umum observasi berarti pengamatan,

penglihatan.37

Dan dalam penelitian, metode observasi diartikan

sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala

yang tampak pada objek penelitian.38

Fungsi metode observasi ini adalah untuk mengamati

keunggulan-keunggulan dari MTs Negeri Model Pemalang, yang dapat

berguna sebagai pencitraan positif untuk menarik minat masyarakat

terhadap madrasah tersebut.

b. Metode Wawancara (interview)

Metode interview atau wawancara yaitu sebagai suatu proses

tanya jawab lisan, dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik,

yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan suaranya

dengan telinganya sendiri.39

Penulis menggunakan metode ini dengan cara melakukan

wawancara langsung dengan kepala MTs Negeri Model Pemalang,

wakil kepala madrasah bagian humas, staf TU, sample peserta didik

MTs Negeri Model Pemalang atau pihak-pihak yang mengetahui

strategi manajemen humas MTs Negeri Model Pemalang.

36

M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 11. 37

Imam Suparyogo, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2001), hlm. 167. 38

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineke Cipta, 2000), hlm.

158. 39

Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Andi, 2004), jilid 2, hlm. 217.

15

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada subjek penelitian, maupun melalui

dokumentasi. Dalam melakukan dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen., notulen rapat,

catatan harian, dan sebagainya.40

Dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui data-data yang

berupa catatan atau dokumentasi dari strategi humas Negeri Model

Pemalang, perkembangan jumlah siswa yang mendaftar di MTs Negeri

Model Pemalang, piagam penghargaan atas prestasi yang diraih, profil

MTs Negeri Model Pemalang dan lain sebagainya yang diperlukan

dalam penelitian ini.

4. Metode analisis data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber

dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan data dan

dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh. Dengan

pengamatan yang terus menerus tersebut maka akan menghasilkan data

yang banyak sekali. Oleh karena itu, supaya data-data yang banyak

tersebut dapat sesuai dengan data-data yang diperlukan dan dapat

dipahami, maka diperlukan adanya analisis data.

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa

“Data analysis is the process of systematically searching and arranging

the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you

accumulate to increase your own understanding of them and to enable you

to present what you have discovered to others”. Analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya

40

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), Cet. 12, ed. revisi, hlm. 135.

16

ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

yang dapat diceritakan kepada orang lain.41

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan..42

Namun dalam kenyataannya, analisis data kualitatif biasanya berlangsung

selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan

data. Analisis data yang digunakan ialah metode deskriptif analitik yaitu

mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan

bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan,

dokumen dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat

memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.43

Dalam aktivitas analisis data, penulis menggunakan model Miles

dan Hubberman, yang meliputi data reduction, data display dan

conclusion drawing/verification.

a. Data reduction (Reduksi data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan

polanya.44

Seluruh data yang penulis peroleh di lapangan dirangkum,

kemudian dipilih data yang sesuai dengan rumusan masalah. Di sini

berarti data mengenai implementasi manajemen humas dan strategi

humas di MTs Negeri Model Pemalang yang diperoleh dan terkumpul,

baik dari hasil penelitian lapangan/dokumentasi kemudian dibuat

rangkuman.

b. Data display (Penyajian data)

Penyajian data adalah suatu cara merangkai data dalam suatu

organisasi yang memudahkan untuk membuat kesimpulan atau tindakan

41

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2007), cet. 3, hlm. 334. 42

Ibid, hlm. 336 43

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1997) hlm. 66 44

Ibid, hlm. 338

17

yang diusulkan.45

Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Artinya data

yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih, untuk kemudian disajikan

dalam kalimat-kalimat yang sekiranya akan mudah untuk dipahami.

c. Conclusion drawing/verification

Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan ini akan diikuti dengan bukti-bukti yang diperoleh ketika

penelitian di lapangan. Verifikasi data dimaksudkan untuk penentuan

data akhir dari keseluruhan proses tahapan analisis, sehingga

keseluruhan permasalahan mengenai strategi manajemen humas dalam

meningkatkan penerimaan siswa baru di MTs Negeri Model Pemalang

dapat terungkap dan dituangkan dalam kalimat yang mudah dipahami.

45

Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), cet. 1,

hlm. 167.

18

BAB II

STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM PENERIMAAN

SISWA BARU

A. MANAJEMEN HUMAS PENDIDIKAN

1. Pengertian Humas

Istilah hubungan masyarakat (humas) dikemukakan pertama kali

oleh presiden Amerika Serikat yaitu Thomas Jefferson tahun 1807. Akan

tetapi apa yang dimaksudkan pada waktu itu dengan istilah “Public

Relations” adalah dihubungkan dengan “Foreign Relations”.1 Humas

dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang berencana yang

menyangkut iktikad baik, rasa simpati, saling mengerti untuk memperoleh

pengakuan, penerimaan dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan

sarana lain (media massa) untuk mencapai kemanfaatan dan kesepakatan

bersama.2

Humas di lingkungan organisasi kerja/instansi pemerintah

termasuk juga di bidang pendidikan adalah rangkaian kegiatan

organisasi/instansi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan

masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi tersebut, agar

mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektifitas pelaksanaan

kerja secara sadar dan sukarela.3

Dalam Al Qur‟an terdapat juga anjuran untuk melakukan hubungan

dengan sesama manusia (masyarakat), yaitu:

1 Ibid, hlm. 114

2 Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2009) cet. 2, hlm. 201 3 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1997), cet. 14, hlm.

73

19

Artinya:

“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat

dosa dan permusuhan…”4 (QS. Al Ma‟idah: 2)

Sebenarnya masih banyak definisi humas yang dipaparkan oleh

para ahli public relations. Oleh karena begitu banyaknya definisi public

relations (humas), maka para pemratek public relations dari berbagai

dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama The International

Public Relations Association (IPRA), bersepakat untuk merumuskan

sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama.

Definisinya adalah sebagai berikut:

“Public relations is a management function, of a continuning and

planned character, through which public and priate organizations

and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy

and support of those with whom they are or may be concerned – by

evaluating public opinion about themselves, in order to correlate,

as fat as possible, their own policies and procedurs, to achieve by

planned and widespread information more productive co-operation

and more eficient fulfilment of their common interest.”

Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi

yang berencana dan bersinambungan, yang dengan itu organisasi-

organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya

membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada

kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya – dengan jalan menilai

pendapat umum diantara mereka, untuk mengkorelasikan sedapat mungkin

kebijakan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana

dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif dan

pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien.5

Dalam hubungan kerja sama sesama manusia, baik itu antar

perseorangan maupun kelembagaan, sangat diperlukan budi pekerti yang

baik dalam. Anjuran ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad yang

berbunyi:

4 Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra: 2002),

hlm. 142 5 Onong Uchjana Effendy, Op. cit, hlm. 20

20

عي اب رس جنذة بي جنبدة اب عبذ الشحوي هعبر ابي جبل سض االو عنيوب عي

سسل اهلل صل اهلل علو سلن قبل اتق اهلل حثوب كنت اتبع السئت الحسنت

). توحيب خبلق النبس بخلق حسي (ساه التشهز

Artinya:

“Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abdurrahman Mu‟adz bin

Jabal ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda,

“Bertaqwalah pada Allah dimana dan kapanpun engkau berada.

Iringilah segera kejahatan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu

menghapusnya, dan pergaulilah sesama manusia dengan budi

pekerti yang baik.” ( Diriwayatkan oleh Tirmidzi).6

Apabila sekolah dapat menggandeng masyarakat dengan budi

pekerti yang baik, maka apa yang menjadi kebutuhan sekolah dari

masyarakat dapat diberikan secara suka rela oleh masyarakat.

Untuk definisi istilah „masyarakat‟, masyarakat sekolah mungkin

bisa dilukiskan sebagai kekotaan atau pedesaan, sebagai pertanian atau

non pertanian, sebagai industri atau pemukiman, sebagai kelas petengahan

atau bawahan. Jadi yang dihadapi oleh sekoah itu sebenarnya bukan satu

masyarakat yang memiliki kepentingan dan masalah yang sama, yaitu

pendidikan anak yang sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.7

Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 54 (1) disebutkan bahwa

peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta

perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan

organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu

pelayanan pendidikan.8 Oleh karena itu, dalam bidang humas, kepala

sekolah yang baik harus memahami unsur-unsur berikut:

6 6 Syaikh Imam Nawawi, Hadits Al Arba‟in An Nawawiyah, terj. Putri Yasmin, (Malang:

Putri Yasmin, 2002), hlm. 36-37 7 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan – Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,

(Bandung: Angkasa, 1986), cet. 10, hlm. 144 8 Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sisdiknas (UU RI No. 20 Th. 2003), (Jakarta

Sianar Grafika Offset, 2009), cet. 2, hlm. 35

21

a. Unsur-unsur penting pada anggota masyarakat lingkungan sekolah,

kesetiaan, kepatuhan dan perasaan terikat yang ada pada masyarakat,

cara-cara beraksi, menangani ide baru.

b. Tradisi dan adat istiadat

c. Organisasi anggota masyarakat

d. Kepemimpinan/struktur kekuatan yang terdapat dalam masyarakat

e. Situasi fisik masyarakat, ciri-ciri pengelompokan formil dan hubungan

ciri-ciri populasi.9

Beban tugas humas adalah melakukan publisitas tentang kegiatan

organisasi kerja yang patut diketahui oleh pihak luar secara luas.

Kegiatannya dilakukan dengan menyebarluaskan informasi dan

memberikan penerangan-penerangan untuk menciptakan pemahaman yang

sebaik-baiknya di kalangan masyarakat luas mengenai tugas-tugas dan

fungsi yang diemban organisasi kerja tersebut, termasuk juga mengenai

kegiatan-kegiatan yang sudah, sedang dan akan dikerjakan, berdasarkan

visi, misi dan tujuan organisasi.10

Prinsip untuk saling mengenal seperti ini

juga dianjurkan dalam al Qur‟an, seperti yang termaktub dalam QS. Al

Hujurat: 13, yaitu:

Artinya:

“…Hai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan

kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

mengenal.…”11

(QS. Al Hujurat: 13)

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tugas-tugas

pokok atau beban kerja humas suatu organisasi/lembaga adalah:

a. Memberikan informasi dan menyampaikan ide (gagasan) kepada

masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkannya.

9 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), cet. 2, hlm. 72

10 Hadari Nawawi, Op. cit, hlm.74

11 Departemen Agama RI, Op. cit, hlm. 745

22

b. Membantu pimpinan yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung

memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang

memerlukannya.

c. Membantu pimpinan mempersiapkan bahan-bahan tentang

permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik

perhatian masyarakat pada saat tertentu.

d. Membantu pimpinan dalam mengembangkan rencana dan kegiatan-

kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada

masyarakat (public service) sebagai akibat dari komunikasi timbal

balik dengan pihak luar.12

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, humas yang efisien

harus memperhatikan asas-asas tertentu sebagai berikut:

a. Obyektif dan resmi, semua informasi atau pemberitaan yang

disampaikan kepada masyarakat harus merupakan suara resmi dari

instansi/lembaga yang bersangkutan.

b. Organisasi yang tertib dan berdisiplin, humas hanya akan berfungsi

apabila tugas-tugas pokok organisasi/lembaga berjalan secara lancar

dan efektif serta memiliki hubungan kerja ke dalam dan ke luar

organisasi yang efektif pula.

c. Informasi harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk ikut

berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan secara wajar dari

masyarakat.

d. Kontinyuitas informasi, humas harus berusaha agar masyarakat

memperoleh informasi secara kontinyu sesuai dengan kebutuhan.

Untuk itu informasi lisan dan tertulis dapat dilakukan secara berkala

dan pada waktu-waktu tertentu.

e. Memperhatikan opini masyarakat, respons yang timbul di kalangan

masyarakat sebagai feed back dari informasi yang disampaikan harus

12

Hadari Nawawi, Op. cit, hlm.74

23

mendapat perhatian sepenuhnya. Respon masyarakat dapat berupa

saran-saran, pendapat, kritik, keluhan atau pertanyaan.13

Selain itu, informasi yang diberikan harus bersifat realistis, tidak

mengada-ada. Kejujuran dalam penyampaian informasi juga sangat

penting untuk menciptakan citra positif. Dalam hadits Nabi Muhammad

juga disebutkan:

هي كبى : عي اب ىششة سض اهلل عنو أى سسل اهلل صل اهلل علو سلن قبل

(ساه البخبس هسلن)... ؤهي بباهلل الم االخش فلقل خشا ا لصوت

Artinya:

“Dari Abu Hurairah ra. Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw.

bersabda: „barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah

berkata baik atau diam...‟ (Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan

Muslim).14

2. Tujuan hubungan sekolah dan masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain untuk

(1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, (2)

memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan

masyarakat, dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan

dengan sekolah.15

Bent dan Kronenberg (dalam Daryanto, 2001: 75)

mengemukakan tiga hal tujuan utama hubungan sekolah dengan

masyarakat, yaitu:

a. To prevent misunderstanding, yaitu untuk mencegah kesalahpahaman

antara masyarakat terhadap sekolah.

b. To secure financial support, yaitu untuk memperoleh sumbangan-

sumbangan finansial dan material dari masyarakat.

c. To secure coppration in policy marking, yaitu untuk menjalin kerja

sama dalam pembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan.

13

Ibid, hlm. 74 14

Syaikh Imam Nawawi, Op. cit, hlm. 35-36 15

E. Mulyasa, Op. cit, hlm. 50

24

Sementara itu, T. Sinapiar (dalam M. Ngalim Purwanto, 1995:

189) meninjau tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat dari dua

sudut, yaitu bagi kepentingan sekolah dan bagi kepentingan masyarakat.

Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan

hubungan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:

a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah.

b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

c. Memperlancar proses belajar mengajar.

d. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan

dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah. 16

Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat, tujuan humas

ini adalah:

a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama

dalam bidang mental-spiritual.

b. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah

yang dihadapi oleh masyarakat.

c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.

d. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin

meningkat kemampuannya.

Secara lebih konkrit lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan

sekolah dan masyarakat adalah:

a. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.

b. Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang

diperlukan bagi pengembangan sekolah.

c. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan

program sekolah.

d. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

16

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1995), cet. 7, hlm. 189

25

e. Mengembagkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah

dalam mendidik anak-anak.17

3. Jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat

Hubungan kerja sama sekolah dan masyarakat dapat digolongkan

menjadi tiga jenis hubungan, yaitu (1) hubungan edukatif, (2) hubungan

kultural dan (3) hubungan institusional.18

a. Hubungan edukatif

Hubungan edukatif yang dimaksud di sini adalah hubungan

kerja sama dalam hal menididik anak/murid, antara guru di sekolah

dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan

agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan antara

guru di sekolah dan orang tua di rumah, yang mengakibatkan keragu-

raguan pendirian dan sikap pada diri anak/murid, baik dalam hal norma

atau nilai-nilai sosial maupun dalam bidang ilmu pengetahuan. Kerja

sama ini juga bisa dalam bentuk bantuan fisik, seperti bantuan

pengadaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk belajar di sekolah

maupun di rumah.

b. Hubungan kultural

Hubungan kultural ini adalah usaha kerja sama antara sekolah

dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan

mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.

Telah diketahui sebelumnya, bahwa sekolah merupakan suatu lembaga

yang seharusnya dapat dijadikan barometer bagi maju-mundurnya

kehidupan, cara berpikir, kepercayaan, kesenian, adat-istiadat, dsb.

Oleh karena itu diperlukan adanya kerja sama yang fungsional antara

kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat, sehingga

kegiatan-kegiatan kurikulum sekolah dapat disesuaikan dengan

kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat, demikian pula

tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode mengajarnya.

17

Ibid, hlm. 190 18

Ibid, hlm. 194

26

c. Hubungan institusional

Hubungan institusional yaitu hubungan kerja sama antara

sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain,

baik swasta maupun pemerintah, seperti instansi pemerintah daerah,

dinas kesehatan, dinas petanian dan dinas-dinas pemerintah lain, serta

perusahaan-perusahaan negara atau swasta, yang berkaitan dengan

perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.19

4. Fungsi Manajemen Humas

Manajemen merupakan proses yang khas, yang terdiri dari

tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan

pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-

sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia

serta sumber-sumber lain.20

Manejemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan

seluruh proses kegiatan sekolah yang direncanakan dan diusahakan secara

sengaja dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinyu untuk

mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya, khususnya

masyarakat yang berkepentingan langsung dengan sekolah. Dengan

demikian, kegiatan operasional pendidikan, kinerja dan produktivitas

sekolah diharapkan semakin efektif dan efisien.21

Fungsi atau aktifitas atau suatu kegiatan dari organisasi adalah

menyesuaikan diri dengan lingkungannya, menentukan struktur kerjanya

atas dasar kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan.22

Secara umum,

fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), penggerakan (actuating) dan evaluasi (evaluating).

Namun dalam manajemen humas, menurut Cutlip-Center-Broom,

praktisi humas profesional dalam melaksanakan program humas harus

19

Ibid, hlm. 194-196 20

Winardi, Asas-Asas Manajemen, (Bandung: Alumni, 1979), cet. 10, ed. 7, hlm. 4 21

E. Mulyasa, Op. cit, hlm. 164 22

H. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000),

hlm. 46

27

terdiri atas empat langkah kegiatan atau sering juga disebut dengan empat

langkah pemecahan masalah humas.23

Keempat langkah kegiatan inilah

yang menjadi fungsi manajemen humas itu. Keempat langkah itu yaitu,

menentukan masalah (defining the problem), perencanaan dan penyusunan

program (planning and programming), melakukan tindakan dan

berkomunikasi (taking action and communicating) dan evaluasi program

(evaluating the program).24

a. Menentukan masalah (defining the problem)

Tindakan pertama yang harus dilakukan praktisi humas

sebelum menyusun program kerjanya adalah memahami situasi atau

masalah yang ada. Langkah pertama ini meliputi kegiatan untuk

meneliti dan mengawasi pengetahuan, pendapat, sikap dan tingkah

laku masyarakat (pihak-pihak yang berkepentingan atau terpengaruh

oleh tindakan dan kebijakan organisasi).

Dalam tahap pertama ini diperlukan adanya penelitian terlebih

dahulu. Yang dimaksud dengan penelitian di sini adalah data

collecting (pengumpulan data) dan fact finding (pengkajian fakta).

Yang diteliti adalah aspek-aspek yang menyangkut hubungan

organisasi dengan publik.25

Praktisi humas dapat menyusun dan

menjawab serangkaian pertanyaan seperti: di mana posisi suatu

institusi berada, apa yang diketahui atau tidak diketahui masyarakat

mengenai institusi tersebut, apakah ada kesalahan dalam pandangan

mereka, dan sebagainya.

Data faktual yang sudah terhimpun merupakan keterangan

mentah yang harus diolah terlebih dahulu. Dalam kegiatan pengolahan,

kahumas melakukan perbandingan, pertimbangan dan penilaian,

sehingga akhirnya menjadi informasi yang akurat. Data yang sudah

matang, yang kemudian menjadi informasi itu, dipilih,

23

Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta:

Kencana, 2008), cet. 1, hlm. 108 24

Ibid, hlm. 108 25

Onong Uchjana Effendy, op. cit, hlm. 98

28

diklasifikasikan, dipisah-pisahkan dan dikelompokkan-kelompokkan,

lalu disusun sedemikian rupa sehingga akan memudahkan dalam

perencanaan dan penggunaann selanjutya.26

Pada intinya, langkah pertama ini merupakan kegiatan inteligen

untuk mengumpulkan informasi atau data yang menjadi dasar berpijak

praktisi humas guna mengambil langkah selanjutnya.27

b. Perencanaan dan penyusunan program (planning and programming)

Perencanaan dalam sebuah pendidikan menempati posisi yang

strategis dalam keseluruhan proses pendidikan. Perencanaan

pendidikan itu memberikan kejelasan arah dalam usaha proses

penyelenggaraan pendidikan, sehingga perencanaan dalam sebuah

pendidikan akan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien.28

Masalah yang telah ditentukan pada langkah pertama

digunakan untuk menyusun program, tujuan, tindakan dan strategi

komunikasi. Langkah kedua ini mencakup tindakan untuk

memasukkan temuan yang diperoleh pada langkah pertama ke dalam

kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua ini merupakan

proses untuk menjawab pertanyaan, ”berdasarkan situasi yang telah

kita pelajari, maka apa yang harus kita ubah, perbuat dan katakan?”29

Proses perencanaan dan penetapan program humas mencakup

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menetapkan peran dan misi.

2) Menentukan wilayah sasaran humas.

3) Mengidentifikasi dan menentukan indicator efektivitas (indicators

of effectiveness) dari setiap pekerjaan yang dilakukan.

4) Memilih dan menentukan sasaran atau hasil yang akan dicapai.

5) Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari:

26

Ibid, hlm. 98 27

Morissan, op. cit., hlm. 108 28

Udin Syaefudin Sa‟ud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan - Suatu

Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), cet. 3, hlm. 46. 29

Morissan, op. cit., hlm. 108-109

29

a) Programming, menentukan urutan tindakan yang akan

dilakukan.

b) Penjadwalan, menentukan waktu yang diperlukan untuk

melaksanakan tindakan.

c) Anggaran, menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan.

d) Pertanggungjawaban, menetapkan siapa pihak yang akan

menyatakan tujuan sudah tercapai atau belum.

e) Menguji dan merevisi rencana sementara (tentative plan)

sebelum rencana tersebut dilaksanakan.

6) Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan akan terpenuhi.

7) Menentukan komunikasi yang diperlukan.

8) Pelaksanaan, memastikan persetujuan di antara semua pihak, siapa

saja yang perlu dilibatkan dan langkah atau tindakan apa yang

harus segera dilakukan. 30

c. Melakukan tindakan dan berkomunikasi (taking action and

communicating)

Dalam pelaksanaan hubungan sekolah-masyarakat perlu

diperhatikan koordinasi antara berbagai bagian dan kegiatan, dan di

dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi.31

Setelah

mengumpulkan fakta dan menetapkan rencana, beberapa keputusan

harus dibuat pada tahapan ini, yang mencakup tindakan apa saja yang

harus dilakukan atau pesan apa saja yang ingin disampaikan, serta

jenis media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan

dimaksud.32

Pada tahap tindakan atau pelaksanaan humas, komunikasi

banyak dilakukan. Keberhasilan komunikasi sangat ditentukan oleh

tujuh hal, yaitu:

30

Ibid, hlm. 153-154 31

Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Kegiatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), cet. 1,

hlm. 195 32

Morissan, op. cit., hlm. 183

30

1) Kredibilitas, komunikasi dimulai dengan iklim atau situasi

kepercayaan. Iklim dibangun melalui tindakan organisasi yang

menggambarkan kesungguhan untuk melayani pihak-pihak yang

berkepentingan dan masyarakat.

2) Konteks, program komunikasi harus disesuaikan dengan realita

lingkungan.

3) Isi pesan, pesan harus memiliki makna dan memiliki releansi

dengan situasi yang dihadapi penerima pesan.

4) Kejelasan, pesan harus disampaikan dengan menggunakan istilah-

istilah yang sederhana.

5) Kontinuitas dan konsistensi, komunikasi memerlukan repetisi

(pengulangan) untuk mencapai penetrasi. Repetisi, yang dilakukan

dengan berbagai variasi, dapat memberikan sumbangan untuk

pembelajaran dan persuasi, namun ceritanya harus tetap konsisten.

6) Saluran, praktisi humas harus menggunakan saluran yang sudah

mapan (established) untuk menyampaikan pesan. Saluran yang

dipilih haruslah saluran yang digunakan dan juga dihormati oleh

khalayak sasaran.

7) Kemampuan penerima, komunikasi harus memperhitungkan

kemampuan penerima. Dalam hal ini yang harus dipertimbangkan

adalah ketersediaan khalayak, kebiasaan, kemampuan membaca

dan pengetahuan yang mereka miliki. 33

d. Evaluasi program (evaluating the program)

Humas dapat dievaluasi atas dua criteria: pertama,

efektivitasnya, yaitu sampai seberapa jauh tujuan telah tercapai,

misalnya apakah memang masyarakat sudah merasa terlibat dalam

masalah yang dihadapi sekolah, apakah ada perhatian terhadap

kemajuan anaknya di sekolah, apakah mereka sudah menunjukkan

perhatian terhadap keberhasilan sekolah, apakah mereka telah mau

memberikan masukan untuk perbaikan sekolah, dan sebagainya.

33

Ibid, hlm. 206

31

Kedua, efisiensinya, yaitu sampai seberapa jauh sumber yang ada atau

yang potensial yang telah digunakan secara baik untuk kepentingan

kegiatan hubungan masyarakat.34

Penilaian atau evaluasi ini dimaksudkan agar di kemudian hari,

jika suatu kegiatan yang sama dilakukan, tidak menjumpai lagi

hambatan yang sama. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, kahumas

harus mengambil kebijaksanaan tertentu, yang pada gilirannya

melakukan penelitian, untuk kemudian mengadakan perencanaan, guna

selanjutnya menggiatkan pelaksanaan. Dengan demikian, proses

humas tidak berlangsung secara linear, melainkan circular atau

melingkar, dari evaluasi dialirkan umpan balik (feed back) ke

penelitian, yaitu menentukan masalah. Jelasnya, jika sudah dilakukan

kegiatan melalui tahap penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan

penilaian, hasil penilaian tersebut diteliti lagi, direncanakan lagii,

dilaksanakan lagi dan dinilai kembali.35

B. MANAJEMEN STRATEGIS

1. Pengertian Manajemen Strategis

Strategi berasal dari bahasa Yunani, strategos atau strategus

dengan kata jamak strategi, yang berarti cara.36

Menurut istilah, strategi

merupakan rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif

yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna

memenangkan kompetisi.37

Dalam buku lain dijelaskan bahwa “Strategy is unified

comprehensive and integrated plan that relates the strategy advantages of

the firm to the challenges of the enterprise and achieve through proper

34

Soetjipto dan Raflis Kosasi, op. cit., hlm. 196 35

Onong Uchjana Effendy, op. cit, hlm. 104 36

Alex MA, Kamus, Ilmiah Populer Kontemporer, (Surabaya: Karya Harapan, 2005),

Hlm 457.

37 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2007), cet. 2, hlm 137.

32

execution by the organization” (strategi adalah rencana yang disatukan,

menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan

dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan tujuan

utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh

perusahaan).38

Strategi dalam manajemen sebuah organisasi, dapat diartikan

sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan

strategik organisasi.39

Sedangkan definisi manajemen strategis, Kinkead-Winokur (dalam

Morissan, 2008: 152), mendefinisikan manajemen strategis sebagai “a

process that enables any organization-company, association, nonprofit or

government agency-to identify its long-term opportunities and threats,

mobilize its assets to address them and carry out a succesfull

implementation strategy” (suatu proses yang memungkinkan setiap

organisasi - perusahaan, asosiasi, lembaga non profit dan pemerintah –

mengenal peluang dan ancaman jangka panjang mereka, memobilisasi

seluruh asset untuk menangkap peluang dan menghadapi tantangan, serta

menerapkan satu strategi pelaksanaan yang berhasil).40

Manajemen strategis merupakan keputusan manajerial dan

kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penetapan kinerja jangka panjang

organisasi, yang meliputi analisa lingkungan internal dan eksternal,

disertai perumusan visi dan misi serta tujuan organisasi guna menghadapi

lingkungan tersebut.41

2. Analisis Kondisi Organisasi

38

Iwan Purwanto, Manajemen Strategi,(Bandung: CV.Yrama Widya, 2007), hlm 74. 39

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan –

Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Jogjakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), cet. 3,

hlm. 147 40

Morissan, op. cit., hlm. 152 41

Indriana Usman, Manajemen Stratejik,, http://pustaka.ut.ac.id/website/

index.php?option=com_content&view=article&id=129:ekma-4414-manajemen-stratejik&Itemid=

73&catid=28:fekon , diakses pada tanggal 15112010

33

Organisasi hidup dalam suatu system yang saling berhubungan dan

mempengaruhi, sehingga untuk mempertahankan eksistensinya, organisasi

perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan

strategiknya. Untuk mendapatkan strategi yang tepat dan valid, perlu

dilakukan suatu analisis lingkungan strategic.42

Yang dimaksudkan di sini

meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh di

dalam dan di sekeliling organisasi yang berdampak pada kehidupan

organisasi berupa kekuatan internal, kelemahan internal, peluang eksternal

dan tantangan eksternal.43

a. Lingkungan Internal, meliputi:

1) Kekuatan (Strength) adalah situasi dan kemampuan internal yang

bersifat positif yang memungkinkan organisasi memnuhi

keuntungan strategic dalam mencapai visi dan misi.

2) Kelemahan Internal (Weakness) adalah situasi dan factor-faktor

dalam organisasi yang bersifat negatif, yang menghambat

organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan

misi.

b. Lingkungan Eksternal, meliputi:

1) Peluang (Opportunity) adalah situasi dan factor-faktor luar

organisasi yang bersifat positif, yang membantu organisasi

mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan misi.

2) Tantangan/ancaman (Threat) adalah factor-faktor luar organisasi

yang bersifat negaif, yang dapat mengakibatkan organisasi gagal

dalam mencapai visi dan misi.44

Setelah dilakukan analisis SWOT tersebut, hasil analisis kemudian

digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya

dalam upaya memaksimalkan dan memanfaatkan kekuatan, serta secara

bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi

42

Akdon, Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik

untuk Manajemen Pendidikan), (Bandung: Alfabeta, 2007), cet. 2. hlm. 106 43

Ibid, hlm. 111 44

Ibid, hlm. 111-112

34

ancaman. Analisis SWOT dapat menghasilkan matriks yang merupakan

matching tool penting untuk membantu leader lembaga dalam

mengembangkan strategi pendidikannya. Strategi dihasilkan dari matriks

ini yaitu:

Internal

Eksternal

Strengths (kekuatan) Weakness (kelemahan)

Opportunity

(peluang)

S-O Memanfaatkan kekuatan untuk peluang

W-O Menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

Threats

(tantangan)

S-T Menggunakan kekuatan untuk menghadapi tantangan

W-T Memperkecil kelemahan dan menghindari tantangan

Gambar 2.1: Tabel Analisis SWOT.

a. Strategi Strength-Opportunity (SO) merupakan strategi yang

menggunakan kekuatan lembaga untuk meraih peluang-peluang yang

ada di luar lembaga. Ketiga strategi yang lain dapat dilaksanakan

untuk menerapkan strategi SO ini. Sehingga jika pada hasil analisis

ternyata diketahui bahwa lembaga memiliki banyak kelemahan, mau

tidak mau lembaga harus mengatasi kelemahan tersebut agar menjadi

kuat. Sedangkan jika lembaga menghadapi banyak ancaman, maka ia

harus berusaha menghindarinya dan berusaha konsentrasi pada

berbagai peluang yang ada.

b. Strategi Weakness-Opportunity (WO) merupakan strategi yang

bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan lembaga dengan

memanfaatkan peluang-peluang. Bisa terjadi lembaga kesulitan

memanfaatkan peluang-peluang yang ada karena banyaknya

kelemahan internal pada lembaga tersebut.

c. Strategi Strength-Threat (ST) merupakan strategi di lembaga untuk

menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman.

35

d. Strategi Weakness-Threat (WT) merupakan strategi untuk bertahan

dengan cara mengurangi kelemahan serta mengurangi ancaman.45

Analisis SWOT merupakan alat untuk menetapkan strategi yang

didasarkan pada strengths (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity

(peluang), threats (tantangan) yang akan dikembangkan menjadi program

jangka panjang dan menengah pada lembaga pendidikan. Analisis ini pada

akhirnya berfungsi untuk mengarahkan sekolah untuk menentukan strategi

yang akan dilaksanakan.

3. Formulasi Strategi

Terdapat lima langkah formulasi strategi, yaitu: (1) perumusan

misi (mission determination), yaitu pencitraan bagaimana seharusnya

sekolah bereksistensi; (2) asesmen lingkungan eksternal (environmental

external assessment), yaitu mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan

mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah; (3) asesmen

organisasi (organization assessment), yaitu merumuskan dan

mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal; (4) perumusan

tujuan khusus (objective setting), yaitu penjabaran dari pencapaian misi

sekolah yang ditampakkan dalam tujuan sekolah dan tujuan tiap-tiap mata

pelajaran; dan (5) penentuan strategi (strategy setting), yaitu memilih

strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan

menyediakan anggaran, sarana dan prasarana, maupun fasilitas yang

dibutuhkan untuk itu.46

Formulasi strategi dapat digambarkan sebagai berikut:

45

Riza Abdul Qodir (3104024), Efektivitas Manajemen Strategik di Lembaga Pendidikan

Islam (Studi Kasus di SMP Nasima Semarang), Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,

(Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2009), hlm. 18. 46

Syaiful Sagala, Op. cit, hlm. 133

Perumusan

visi dan misi

Asesmen

lingkungan

eksternal

Asesmen

lingkungan

internal

Perumusan

tujuan khusus

Penentuan

strategi dan

sasaran

36

Gambar 2.2: Formulasi Strategi

Visi adalah daya pandang yang jauh mendalam dan meluas yang

merupakan daya pikir abstrak, memiliki kekuatan yang dahsyat dan dapat

menerobos segala batas-batas fisik, waktu dan tempat. Visi sekolah adalah

tindakan, kekuatan, kecakapan atau kemampuan sekolah dalam memahami

gambaran keadaan sesuatu hal dalam suatu waktu mendatang yang dapat

menjadi kenyataan yang mengandung cita-cita, nilai, semangat motivasi,

niat yang jelas, wawasan dan keyakinan bagi individu maupun kelompok

dalam sekolah yang ingin dicapai. Visi sekolah merupakan sebuah agenda

tujuan sebagai prestasi yang harus dicapai dalam aktivitas sekolah. Proses

merumuskan visi dimulai dengan ide-ide kreatif atau dengan menciptakan

ide-ide baru dengan menggali dari tuntutan lingkungannya. Penetapan visi

harus pula melihat kemampuan dan keadaan internal organisasi.47

Sedangkan misi, misi adalah terma lain yang sering digunakan

untuk mengekspresikan tujuan organisasi. Walaupun terkadang ia mirip

dengan visi, namun misi biasanya lebih spesifik dalam mengekspresikan

nilai-nilai institusi, ia juga dianggap sebagai sarana untuk menerjemahkan

inspirasi ke dalam realitas.48

4. Pelaksanaan

Implementasi atau pelaksanaan strategi bertujuan mentransformasi

tujuan strategic ke dalam aksi, yaitu penyelenggaraan sekolah. Menurut

Schendel dan Hofer (dalam Syaiful Sagala, 2007: 139), implementasi

strategi dicapai melalui alat administrasi yang dapat dikelompokkan ke

dalam tiga kategori, yaitu:

a. struktur, yaitu siapa yang bertanggung jawab terhadap apa, kepala

sekolah bertanggung jawab kepada siapa.

b. proses, yaitu bagaimana tugas dan tanggung jawab itu dikerjakan

masing-masing personal, dan

47

Ibid, hlm. 134 48

Tony Bush, Marianne Coleman, Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan, terj.

Fahrurrozi, (Yogyakarta: IRCisod, 2008), cet. 2, hlm. 41

37

c. tingkah laku, yaitu prilaku yang menggambarkan motivasi, semangat

kerja, penghargaan, disiplin, etika dan sebagainya.

5. Evaluasi

Evaluasi dan pengendalian dalam manajemen strategi bertalian erat

dengan penilaian tindakan apa yang harus dicapai yang disesuaikan

dengan ketentuan-ketentuan rencana dan melakukan tindakan perbaikan

jika terdapat penyimpangan-penyimpangan agar tujuan yang dihasilkan

sesuai dengan yang direncanakan.

Proses yang ditempuh dalam evaluasi adalah:

a. Menentukan standar-standar atau dasar untuk kontrol.

b. Mengukur pelaksanaan.

c. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan menentukan divisi-

divisi bila ada.

d. Melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan agar

pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan yang direncanakan 49

.

Selain adanya evaluasi juga diperlukan prinsip dalam

menyukseskan strategi sehingga dapat terlaksana dengan baik diantaranya

adalah: a) Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya. b) Setiap

strategi tidak hanya membuat satu strategi. c) Strategi yang efektif

hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak

menceraiberaikan satu dengan yang lainnya. d) Strategi hendaknya

memperhatikan resiko yang tidak terlalu besar.

C. STRATEGI HUMAS DALAM PENERIMAAN SISWA BARU

Strategi pokok humas diarahkan untuk meningkatkan mekanisme

komunikasi dua arah antara lembaga dengan sasaran humas agar hasil-hasil

yang dicapai oleh lembaga dapat dikenal oleh sasaran humas, sehingga

sasaran humas akan ikut berpartisipasi aktif dalam mewujudkan tujuan

49

Iwan Purwanto, Op. cit, hlm 67-68.

38

lembaga.50

Sasaran humas meliputi dua hal, yaitu sasaran yang berupa publik

intern dan sasaran yang berupa publik ekstern.

Oleh karena itu, supaya strategi humas dapat efektif dan tepat sasaran,

maka dalam strategi humas ini perlu dibedakan pula strategi humas dengan

publik intern dan strategi humas dengan public ekstern.

1. Strategi humas dengan publik intern

Humas internal adalah hubungan yang dijalin diantara unsur-unsur

yang ada di sekolah. Humas internal meliputi:

a. Humas antara kepala sekolah dengan guru-guru.

b. Humas antara kepala sekolah dengan murid.

c. Humas antara kepala sekolah dengan pegawai TU

d. Humas antara guru-guru dengan murid.

e. Humas antara guru-guru dengan pegawai TU.

f. Humas antara murid-murid dengan pegawai TU. 51

Strategi humas dengan pelanggan internal dapat dilakukan dengan

dua metode atau kegiatan, yaitu dengan kegiatan langsung (tatap muka)

dan tidak langsung (melalui media tertentu).52

a. Kegiatan langsung, antara lain dapat berupa:

1) Rapat dewan guru.

2) Upacara sekolah.

3) Karya wisata/rekreasi bersama.

4) Penjelasan lisan pada berbagai kesempatan pertemuan.

b. Kegiatan tidak langsung, dapat berupa:

1) Penyampaian informasi melalui surat edaran

2) Penggunaan papan pengumuman di sekolah

3) Penyelenggaraan majalah dinding

50

H.A.W. Widjaja, Komunikasi – Komunikasi & Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2010), cet. 6, hlm. 59 51

Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), cet.

1, hlm. 100 52

B. Suryo Subroto, Op. cit, hlm. 128

39

4) Menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan kepada warga

sekolahnya.

Selain itu, pemberian hadiah kepada siswa juga dapat menjadi

strategi humas dalam menjalin hubungan yang baik dengan siswa.

The use of recognition awards promotes an appreciation of the

cooperative program among employers, students, faculty and the

general public. This involves the giving of certificates and possibly

cash awards to students who have been outstanding in the

completion of their coop assignments. Coordinators and employers

are invited to submit lists of names of students who have been

outstanding in the performance of their coop assignments for

consideration as awards recipients.53

Penggunaan pemberian penghargaan dapat memelihara apresiasi

terhadap program kerjasama antara atasan, para siswa, pihak sekolah dan

masyarakat umum. Penghargaan ini bisa berupa pemberian sertifikat dan

mungkin penghargaan dalam bentuk uang tunai kepada para siswa yang

telah luar biasa dalam menyempurnakan tugas hubungan kerja sama

mereka. Koordinator dan atasan diundang untuk menyerahkan daftar nama

para siswa yang telah berprestasi luar biasa dalam (membantu) tugas

hubungan kerja sama mereka untuk pertimbangan menerima hadiah.

2. Strategi humas dengan publik ekstern

Strategi humas yang berfungsi untuk memperkenalkan lembaga

kepada masyarakat dan menarik minat masyarakat juga dapat dilakukan

dengan kegiatan langsung dan kegiatan tidak langsung.

a. Kegiatan langsung, antara lain dapat berupa:

1) Gambaran keadaan sekolah melalui murid

Anak/murid merupakan mata rantai komunikasi yang

paling efektif antara masyarakat dengan sekolah. Segala sesuatu

yang dilihat, dirasakan dan dihayati oleh murid di sekolah dapat

dikomunikasikan dengan orang tua. Dari hal ini mengandung

implikasi bahwa landasan utama hubungan sekolah-masyarakat

53

Asa S. Knowles and Associates, Handbook of Cooperative Education, (San Francisco:

Jossey-Bass, 1972), 2nd

printing, p. 225

40

yang sehat adalah program pengajaran yang efektif dan taraf

hubungan guru-murid yang tinggi.54

2) Rapat dengan orang tua

Mengadakan rapat secara rutin dengan orang tua, sehingga

rapat dapat efektif dan orang tua dapat saling kenal.55

3) Pameran sekolah atau pentas seni

Pameran ini bermaksud untuk mempertunjukkan hasil-hasil

pekerjaan murid yang baik, baik berupa kecakapan khusus,

karangan-karangan murid dan lain-lain. Pameran ini dapat pula

dilakukan di luar gedung sekolah, dan akan lebih efektif lagi kalau

kegiatan ini disiarkan melalu siaran pers dan radio, sehingga dapat

menarik banyak orang dalam masyarakat.56

4) Open house

Open house merupakan suatu teknik untuk mempersilahkan

masyarakat yang berminat untuk meninjau dan mengobservasi

sekolah, baik itu untuk meninjau sarana dan prasarana sekolah,

maupun melihat hasil-hasil kegiatan dan pekerjaan murid di

sekolah yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya

setahun sekali pada penutupan tahun pengajaran.

5) Kunjungan ke sekolah

Kunjungan ke sekolah oleh orang tua murid ini dilakukan

pada waktu pelajaran dilakukan. Kepada orang tua itu diberi

kesempatan untuk melihat anak-anak mereka yang sedang belajar

di dalam kelas, juga untuk melihat sarana dan prasarana atau

fasilitas sekolah, seperti laboratorium, perpustakaan, area olah raga

dan sebagainya, berikut kegiatan-kegiatan yang dilakukan di

dalamnya. Setelah selesai melihat-lihat, orang tua diajak berdiskusi

dan mengadakan penilaian.

54

B. Suryo Subroto, op. cit, hlm. 77 55

E. Mulyasa, op. cit, hlm. 169 56

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan,

(Malang: IKIP Malang, 1989), cet. 2, hlm. 233

41

6) Kunjungan ke rumah murid

Kunjungan pihak sekolah ke rumah ini bertujuan agar

pihak sekolah dapat mengetahui latar belakang hidup murid.

Banyak masalah yang dapat di pecahkan dengan teknik ini, antara

lain masalah kesehatan murid, ketidakhadiran murid, pekerjaan

rumah, masalah kurangnya pengertian orang tua tentang sekolah

dan sebagainya. Selain kunjungan ke rumah-rumah orang tua, perlu

diadakan juga kunjungan ke lembaga-lembaga di dalam

masyarakat yang menaruh minat terhadap pendidikan anak-anak.

7) Kegiatan ekstra kurikuler

Apabila ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang sudah

dianggap matang untuk dipertunjukkan kepada orang tua murid

dan masyarakat, seperti sepak bola, marching band, drama dan

sebagainya, maka tepat sekali untuk ditampilkan di depan

masyarakat, karena kegiatan itu akan menghasilkan public opinion

yang baik sekali.

8) Sarana dan prasarana sekolah

Sarana dan prasarana pendidikan, gedung/bangunan

sekolah termasuk ruang-ruang belajar, ruang praktikum, ruang

kantor, lapangan olah raga dan sebagainya beserta perabot yang

memadai dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi popularitas

sekolah. Di samping itu, dengan fasilitas yang lengkap, sekolah

juga dapat menyediakan fasilitas tersebut untuk kepentingan

masyarakat, sepanjang tidak mengganggu PBM, seperti lapangan

olah raga, aula, masjid, studio musik dan lain-lain. Demikian

sebaliknya, fasilitas masyarakat juga dapat digunakan untuk

kepentingan sekolah.57

9) Mengikutsertakan tokoh masyarakat

Tokoh-tokoh/pemuka /pakar–pakar masyarakat ini dapat

diikutsertakan dalam kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler

57

Ary H. Gunawan, op. cit, hlm, 188-189

42

sekolah, seperti kesehatan, kesenian daerah dan sebagainya, baik

secara langsung maupun tidak langsung, misalnya untuk muatan

lokal.58

b. Kegiatan tidak langsung, antara lain dapat berupa:

1) Laporan kepada orang tua siswa (raport)

Laporan tentang kemajuan anak yang merupakan hubungan

antara sekolah dan rumah dalam bentuk tertulis, laporan tersebut

diberikan kepada orang tua dalam setiap akhir semester. Laporan

itu berisi tentang hasil pekerjaan anak dengan jelas kepada orang

tuanya, yang tidak hanya sekedar berbentuk laporan angka-angka,

tetapi laporan itu harus berfungsi diagnostik, memperlihatkan

kekuatan-kekuatan anak, memberi saran-saran tentang prosedur

memperbaiki kelemahan-kelemahan anak dan mungkin termasuk

kesan umum tentang anak itu. 59

2) Majalah sekolah

Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-

guru di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali. Isi majalah ini

menjelaskan tentang kegiatan sekolah, pengumuman-pengumuman

dan sebagainya. Selain itu, sekolah dapat pula mengadakan

“booklet” atau buku. Buku kecil ini berisi petunjuk-petunjuk

pemeliharaan anak dan pendidikan, serta penjelasan tentang

kegiatan dan keadaan sekolah.

3) Surat kabar sekolah

The Twenty Eight Yearbook of The American Association

of School administrations (dalam Tim Dosen Jurusan Administrasi

Pendidikan FIP IKIP Malang, 1989: 234), menyarankan sepuluh

butir informasi yang harus terdapat dalam surat kabar sekolah,

yaitu: (1) kemajuan dan kesejahteraan murid, (2) program

pengajaran, (3) pelayanan bimbingan dan kesehatan, (4) tata tertib

58

Ibid, hlm. 189-190 59

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Op. Cit.,, hlm. 233

43

dan kehadiran di sekolah, (5) tenaga yang dipergunakan, (6)

anggota staf sekolah dan anggota alumni dari sekolah itu, (7)

program pengadaan dan pemeliharaan gedung, (8) biaya dan

administrasi, (9) perkumpulan orang tua murid dan guru, (10)

aktivitas murid.

4) Melalui radio dan televisi

Radio dan televisi sangat luas tersebar dalam masyarakat

dan memiliki daya untuk mempengaruhi orang-orang dengan

sangat kuat. Melalui alat ini, sekolah dapat merencanakan dan

mengatur program bersama dengan petugas pemancar radio

setempat, seperti program wawanacara yang berisi tentang keadaan

dan keunggulan sekolah tersebut, musik, berita dan sebagainya.60

3. Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan siswa baru merupakan salah satu kegiatan yang

pertama dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan yang biasanya dengan

mengadakan seleksi calon siswa. Menurut Drs. Ismed Syarief (dalam

Suryo Subroto, 1984: 36), menyebutkan bahwa langkah-langkah

penerimaan siswa baru pada garis besarnya adalah sebagai berikut:

a. Membentuk Panitia Penerimaan Siswa Baru

Panitia penerimaan murid baru terdiri dari Kepala Sekolah dan

beberapa guru yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu

yang diperlukan, yakni:

1) Syarat-syarat pendaftaran siswa baru

2) Formulir Pendaftaran

3) Pengumuman

4) Buku Pendaftaran

5) Waktu Pendaftaran

6) Jumlah calon yang diterima

60

Ibid, hlm. 233

44

Seluruh kegiatan penerimaan calon siswa baru harus

direncanakan dengan baik dan dibuat jadwalnya, agar kegiatan sekolah

yang lain tidak saling berbenturan.

b. Menentukan Syarat Pendaftaran Calon Siswa

Biasanya syarat pendaftaran calon siswa baru sudah diatur oleh

Kanwil Dep. Pendidikan atau Kanwil Depag Propinsi dan Dinas

Pendidikan Kabupaten. Contoh syarat-syarat pendaftaran calon siswa

baru diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Akte Kelahiran

2) Surat keterangan kesehatan

3) Surat Tanda Tamat belajar (STTB) yang disahkan

4) Salinan raport kelas tertinggi

5) Pas foto ukuran 3 x 4 sebanyak yang diperlukan

6) Mengisi formulir pendaftaran

c. Menyediakan Formulir Pendaftaran

Formulir pendaftaran dimaksudkan untuk mengetahui identitas

calon siswa dan untuk kepentingnan pengisian Buku Induk Sekolah.

d. Pengumuman Pendaftaran Calon Siswa

Hal ini dilakukan setelah segala sesuatunya sudah disiapkan,

baik perangkat, peralatan, tenaga pantia pelaksana, mapun fasilitas

yang lain.

Pengumuman dapat dilakukan melalui media massa seperti

surat kabar dan sebagainya, ataupun hanya menggunakan papan

pengumuman di sekolah.61

61

B. Suryo Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Bina

Aksara: 1984), cet. 2, ed. Revisi, hlm. 38

45

BAB III

STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM PENERIMAAN

SISWA BARU DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI

MODEL PEMALANG

A. Gambaran Umum MTs Negeri Model Pemalang

1. Sejarah Singkat dan Letak Geografis MTs Negeri Model Pemalang

Riwayat MTs Negeri Model Pemalang tidak dapat dipisahkan

dengan PGAN 4 tahun Pemalang yang didirikan pada tanggal 2 Mei 1967

oleh BAPPENDIK/PEMDA Tk.II Kab. Pemalang dengan nama

“Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP). Penegeriannya oleh Menteri

Agama dengan SK. Menteri Agama RI No. 63 tahun 1967, tanggal 21 Juni

1967 dengan nama “Pendidikan Guru Agama Negeri 4 Tahun Pemalang”

berlaku mulai tahun 1967.

Kemudian pada tahun 1978, PGAN 4 Tahun berubah menjadi

“Madrasah Tsanawiyah Negeri Pemalang” (MTsN Pemalang) berdasarkan

SK. Menteri Agama RI No. 16 tahun 1978 pada tanggal 16 Maret 1978.

Jadi Madrasah Tsanawiyah Negeri Pemalang merupakan alih fungsi

(perubahan) dari PGAN 4 Tahun Pemalang.

Selanjutnya berdasarkan SK. Menteri Agama No. E/54/1998

tanggal 12 Maret 1998 resmilah MTsN Pemalang menjadi MTsN “Model”

Pemalang sampai sekarang.1 Istilah “Model” ini diberikan kepada MTs

Negeri Pemalang, karena pemerintah bermaksud menjadikan madrasah ini

sebagai madrasah atau sekolah percontohan, karena memiliki sarana dan

prasarana yang memadai serta didukung oleh tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan yang berkompeten.2

MTsN Model Pemalang beralamat di Jl. Tentara No. 6 Kelurahan

Mulyoharjo, Kab. Pemalang. Lokasi tersebut letaknya cukup strategis,

1 Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Pemalang

2 Hasil wawancara dengan Bp. Parsikun selaku staff TU, pada tanggal 19 Januari 2011

46

yaitu ± 2 km dari Ibukota Kabupaten. Kampus MTsN Model Pemalang

merupakan suatu kesatuan tempat belajar yang nyaman dan kondusif

untuk belajar (pernah menjadi juara I Sekolah Berwawasan Wiyata

Mandala tingkat Kabupaten Pemalang pada tahun 2005).

2. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri Model Pemalang

a. Visi

Terwujudnya lulusan MTs Negeri Pemalang yang bertaqwa kepada

Allah SWT berakhlak mulia, memiliki kepribadian, berilmu,terampil

dan mampu mengaktulisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat.

Indikator ketercapaian Visi :

1. Ber imtaq dan berkepribadian :

Terbiasa melaksanakan sholat wajib 5 waktu sehari – hari.

Hafal surat-surat pendek dalam Al-Qur’an.

Terbiasa melaksanakan shodaqoh.

Memiliki akhlak yang baik, dibuktikan dengan tindakan dan

perilaku sehari-hari.

2. Ber-ilmu, Trampil :

Peserta didik menguasai seluruh mata pelajaran yang diajarkan

di MTs terutama pada mapel yang diujikan dalam UN.

Peserta didik lulus 100 % dan minimal 90% melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi.

Peserta didik dapat belajar terarah dan bermakna.

Menginternanalisasikan dan mengembangkan pendidikan

kecakapan hidup dalam seluruh mata pelajaran secara

bersungguh-sungguh.

Memberikan komitmen tinggi terhadap pelaksanaan ekstra

kurikuler bidang penelitian dan penalaran, olah raga dan seni.

b. Misi MTsN Model Pemalang adalah:

1) Melaksanakan pembelajaran yang bernuansa Islam dengan

mengutamakan pengalaman untuk mewujudkan peserta didik yang

berakhlak mulia.

47

2) Melaksanakan proses pembelajaran yang menginternalisasikan

nilai-nilai keislaman (jujur, bertanggung jawab, peduli, adil dan

rahmatan lil alamin) dalam setiap proses pembelajaran.

3) Melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu pada kurikulum

berstandar nasional dengan memfokuskan pada proses

pembelajaran aktif,inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan

(PAIKEM).

4) Melaksanakan pelatihan secara berkesinambungan kepada seluruh

SDM madrasah untuk mengembangkan kecakapan yang berkaitan

dengan bidang studi, keterampilan mengajar, soft skill, manajemen

dan kepemimpinan.

c. Tujuan

Tujuan pendidikan setiap tingkat satuan pendidikan dasar mengacu

pada tujuan umum pendidikan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan secara khusus, sesuai

dengan visi dan misi sekolah, tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri

(Model) Pemalang adalah:

1. Membiasakan peserta didik melaksanakan sholat 5 waktu.

2. Membiasakan membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an.

3. Membiasakan peserta didik untuk memberikan shodaqoh.

4. Membiasakan peserta didik melakukan tindakan yang baik dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Membiasakan peserta didik untuk belajar secara kontinyu.

6. Mewajibkan guru untuk mempersiapkan bahan ajar yang sesuai

dengan SKL.

7. Peserta didik termotivasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan

yang lebih tinggi.

8. Menjuarai lomba-lomba bidang akademik (mapel) baik tingkat

kecamatan, kabupaten, propinsi maupun nasional.

48

9. Peserta didik dapat mengimplementasikan pendidikan kecakapan

hidup dalam kehidupan sehari-hari.

10. Menjuarai lomba-lomba non akademik baik tingkat kecamatan,

kabupaten, propinsi maupun nasional.

3. Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik

MTs Negeri Model Pemalang diampu dan dibimbing oleh tenaga-

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompetensi (pedagogic,

kepribadian, professional dan social) serta memiliki kualifikasi akademik

sesuai dengan bidangnya masing-masing (11,43% S2, 88,57% S1 dan

sekarang 2 orang sedang mengikuti study lanjut S2), mengacu pada UU

No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.3

Jumlah semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tetap MTs

Negeri Model Pemalang adalah 91 orang, yaitu 69 orang tenaga pendidik

dan 22 orang merupakan tenaga kependidikan (staf Tata Usaha). Adapun

nama-nama tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta bagan struktur

organisasinya (terlampir).

Sedangkan jumlah seluruh peserta didik yang diasuh MTsN Model

Pemalang pada awal tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 1.282 siswa,

dengan rincian (terlampir).

4. Sarana dan Prasarana

MTs Negeri Model Pemalang terkenal dengan fasilitas belajar atau

sarana dan prasarana yang lengkap. Seluruh kegiatan pembelajaran, baik

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler didukung dengan sarana dan

prasarana yang sangat memadai, diantaranya yaitu:

a. 30 ruang belajar (kelas)

b. Laboratorium MIPA

c. Laboratorium Komputer (Jaringan Wireless JARDIKNAS dan Speedy)

d. Laboratorium Bahasa

e. Perpustakaan Bertaraf otomasi (Juara I Tingkat Kabupaten tahun 2006

dan 2007, sedang sekarang dalam proses penilaian ke tingkat propinsi).

3 Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Pemalang

49

f. Ruang Keterampilan

g. Lapangan Olahraga (Basket, tennis lapangan, tennis meja, sepak bola,

bola volley, sepak takraw dan badminton)

h. Gedung Olah Raga (GOR)

i. Koperasi siswa

j. Aula

k. Masjid

l. Asrama

m. Kantin Sekolah

n. Ruang Multimedia yang berisikan audio visual tentang pembelajaran.

B. Kondisi Awal Strategi Manajemen Humas dan Penerimaan Siswa Baru

MTs Negeri Model Pemalang

Strategi humas yang diterapkan MTs Negeri Model Pemalang dalam

menarik animo masyarakat untuk mendaftarkan putra-putriya ke madrasah

tersebut pada masa sekarang merupakan peningkatan strategi yang sangat

signifikan, di mana pada beberapa tahun terakhir ini banyak strategi yang

diluncurkan untuk meningkatkan penerimaan siswa baru.

Pada mulanya, tidak banyak strategi yang diterapkan sebagai upaya

untuk meningkatkan penerimaan siswa baru. Tugas humas pada waktu itu

lebih cenderung pada menjalin hubungan yang harmonis antar warga intern

madrasah dan menjalin hubungan yang harmonis kepada masyarakat umum,

sedangkan untuk meningkatkan penerimaan siswa baru belum terdapat strategi

khusus.

1. Strategi Manajemen Humas

Strategi manajemen humas yang berupaya untuk meningkatkan

penerimaan siswa baru pada waktu itu masih sangat sederhana, yaitu

hanya dengan menggunakan promosi berupa brosur dan spanduk sebagai

alat untuk memperkenalkan MTsN Pemalang sekaligus menyampaikan

informasi mengenai waktu dan syarat pendaftaran kepada masyarakat serta

memanfaatkan keunggulan madrasah untuk menarik minat masyarakat.

50

Brosur-brosur itu dikirim di SD-SD sekitar, sedangkan spanduknya

hanya dipasang di ujung jalan yang menuju MTsN Pemalang. Adapun

salah satu keunggulan yang paling dapat menarik minat masyarakat pada

waktu itu adalah dengan mengadakan ekstra kurikuler yang belum dimiliki

oleh sekolah manapun di Kab. Pemalang pada waktu itu, yaitu marching

band.4

Strategi humas yang sederhana ini disebabkan karena beberapa

faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kepala Madrasah

Kepala madrasah memegang peranan penting dalam

menentukan perkembangan madrasah. Semua program dari madrasah

sangat bergantung pada kebijakan yang ditetapkan kepala madrasah.

Berbagai strategi humas yang dilancarkan MTsN Model Pemalang

sekarang muncul setelah terjadi pergantian kepala madrasah yang

menjabat dari tahun 2005 – sekarang, yaitu Bapak Drs. H. Sudar,

M.Ag.

Sebelum itu, Bapak Drs. H. Sanuri Rahmat Syah, Bc. Hk.

selaku kepala MTsN Pemalang lebih bersikap sederhana dalam

penerapan strategi manajemen humas,5 beliau hanya menerapkan

strategi humas secara tradisi dari sebelum-sebelumnya dalam

meningkatkan penerimaan siswa baru. Hal ini karena kepala madrasah

melihat kondisi yang ada pada saat itu tidak terlalu membutuhkan

berbagai strategi untuk menarik minat masyarakat agar mendaftarkan

putra-putrinya ke madrasah tersebut, karena kondisi pada waktu itu

belum terdapat persaingan yang ketat dari sekolah-sekolah sederajat

dalam perekrutan calon siswa baru, MTs telah mendapat kerja sama

yang bagus dari SD-SD sekitar serta mengingat MTs adalah sekolah

yang sudah berumur, sehingga memungkinkan madrasah ini sudah

4 Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,

pada 13 Januari 2011 5 Hasil wawancara dengan Bp. Parsikun, selaku staff TU MTs Negeri Model Pemalang,

pada tanggal 19 Januari 2011

51

dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu, maka tugas humas yang

lebih penting adalah menjalin hubungan yang erat dan harmonis

dengan seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar (baik orang tua

siswa, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan lain maupun pejabat

pemerintahan).

b. Kerja sama dengan SD Sekitar

Dari data perkembangan penerimaan siswa baru MTs Negeri

Model Pemalang diketahui bahwa terdapat beberapa SD yang

senantiasa menjadi mitra MTs dengan mendaftarkan tamatannya ke

MTs ini selama beberapa tahun hingga sekarang. SD-SD tersebut

diantaranya adalah sebagian besar SD di desa Asem Doyong, Kec.

Taman, Kab. Pemalang, dengan jarak tempuh ± 3 Km, serta sebagian

SD di kelurahan Mulyoharjo dan kelurahan Kebondalem, Kec.

Pemalang, Kab. Pemalang, yang berjarak 0,5 Km – 1 Km. Oleh karena

MTs telah mendapat pelanggan setia tersebut, maka tugas humas yang

mendapat perhatian lebih adalah menjaga hubungan yang baik dengan

SD-SD tersebut agar selalu terjalin hubungan yang harmonis, di

samping menjaga hubungan yang harmonis pula dengan pihak-pihak

lain, dari pada menyusun berbagai macam strategi untuk

memperkenalkan MTsN Pemalang ke masyarakat luas pada umumnya.

c. Persaingan dengan Sekolah Lain

Faktor lain yang menyebabkan pihak MTs kurang begitu

gencar melancarkan promosinya adalah belum terjadi persaingan yang

ketat dari sekolah-sekolah lainnya. Persaingan yang dimaksud adalah

pada waktu itu masih sedikit sekolah umum yang dianggap bermutu,

belum ada sekolah sederajat yang mendapat predikat Sekolah Standar

Nasional, apalagi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional seperti

sekarang ini, sehingga tanpa promosi berlebih pun keinginan

masyarakat memilih MTs masih tinggi.

d. Keberadaan MTsN Pemalang

52

MTsN Pemalang merupakan sekolah yang sudah berumur,

berdiri sejak tahun 1967 dan berubah nama menjadi MTs Negeri

Pemalang pada tahun 1978 menjadikan madrasah ini kemungkinan

besar sudah dikenal oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, kepala

madrasah berpendapat bahwa dengan promosi yang sederhana pun

MTsN Pemalang sudah diketahui keberadaannya oleh masyarakat.

e. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah mengenai tata cara pelaksanaan

penerimaan siswa baru pada waktu itu juga menyebabkan pihak MTs

kurang semangat dalam menerapkan strategi untuk menarik minat

calon pendaftar. Kebijakan pemerintah pada waktu itu pernah

memperbolehkan calon siswa baru menggunakan foto copy ijazah

untuk mendaftar, sehingga tanpa dipromosikan secara berlebih pun

banyak calon siswa yang datang mendaftar ke MTsN Pemalang, di

samping mendaftar ke sekolah sederajat lainnya.6

2. Hasil Penerimaan Siswa Baru sebelum Diterapkan Berbagai Strategi

Manajemen Humas

Adapun hasil penerimaan siswa baru selama lima tahun terakhir

sebelum disusun strategi manajemen humas dalam meningkatkan

penerimaan siswa baru dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Hasil Penerimaan Siswa Baru Sebelum Diterapkan Strategi

Manajemen Humas 7

No. TahunAjaran Jumlah Pendaftar Jumlah yang Diterima

1. 2000/2001 563 341

2. 2001/2002 801 407

3. 2002/2003 740 452

4. 2003/2004 921 403

5. 2004/2005 676 573

Sedangkan grafik dari tabel tersebut adalah sebagai berikut:

6 Hasil wawancara dengan Bp. Parsikun, selaku staff TU MTs Negeri Model Pemalang,

pada tanggal 19 Januari 2011 7 Dokumentasi Data Perkembangan Penerimaan Peserta Didik Baru Madrasah

Tsanawiyah Negeri Pemalang

53

Gambar 3.1: Grafik Hasil Penerimaan Siswa Baru Sebelum Diterapkan

Strategi Manajemen Humas

Dari data tersebut, maka rata-rata jumlah pendaftar per tahun

mencapai 740 siswa. Pada masa kepemimpinan Bpk. Drs. H. Sanuri

Rahmat Syah, Bc. Hk. belum diterapkan seleksi penerimaan masuk yang

lebih selektif seperti yang dilaksanakan oleh Bpk. Drs. H. Sudar, M.Ag.,

yaitu dengan mengadakan test wawancara. Pada waktu itu penerimaan

siswa baru hanya murni dari NEM (Nilai Ebtanas Murni), sehingga

siapapun berani mendaftar di MTsN Pemalang.8

C. Strategi dan Program Manajemen Humas MTs Negeri Model Pemalang

Melihat perkembangan zaman yang semakin cepat berubah dengan

persaingan yang semakin kompetitif dan tuntutan masyarakat terhadap

pendidikan yang makin berkembang, maka pihak MTs Negeri Model

Pemalang menyusun strategi untuk mempertahankan eksistensinya dengan

senantiasa mengikuti perubahan zaman namun tetap mempertahankan jati

dirinya sebagai sekolah berciri khas Islam.9

8 Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,

pada 13 Januari 2011 9 Hasil wawancara dengan Bp. Sudar, selaku Kepala MTs Negeri Model Pemalang, pada

tanggal 16 Januari 2011

0

200

400

600

800

1000

2000/2001

2001/2002

2002/2003

2003/2004

2004/2005

Jumlah pendaftar

Jumlah yang Diterima

54

Untuk mengimbangi arus perkembangan zaman yang cepat

berkembang ini, disusunlah berbagai macam strategi untuk mempertahankan

eksistensinya dalam dunia pendidikan, bahkan berusaha menjadi lebih unggul

dalam hal prestasi dari sekolah-sekolah lainnya. Salah satu strategi yang

mendapat perhatian lebih adalah strategi humas yang dilaksanakan untuk

mendapat dukungan dari masyarakat, baik dari masyarakat intern madrasah

(para guru, staf karyawan, siswa-siswanya dan pegawai madrasah),

masyarakat umum maupun pejabat pemerintahan.

Berbagai variasi strategi dan program manajemen humas ini disusun

pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. Sudar, M.Ag. Berbagai strategi dan

program humas disusun oleh kepala madrasah, waka humas dan panitia

penerimaan peserta didik baru. Manajemen humas mendapat perhatian lebih

dengan asumsi apabila madrasah dapat menjalin hubungan yang baik dengan

berbagai pihak, maka penyelenggaraan pendidikan dapat berkembang ke arah

yang lebih bagus, prestasi madrasah dapat meningkat dan pelayanan

pendidikan semakin memuaskan.10

Adapun keseluruhan program dari manajemen humas MTsN Pemalang

pada tahun ajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut:

10

Hasil wawancara dengan Bp. Sudar, selaku Kepala MTs Negeri Model Pemalang, pada

tanggal 16 Januari 2011

55

Tabel 3.2. Program Kerja Waka Hubungan Masyarakat Tahun Pelajaran 2010/201111

No PROGRAM BENTUK KEGIATAN TARGET PELAK

SANAAN WAKTU

SUMBER

DANA KET

1 2 3 4 5 6 7 8 1

1. Konsolidasi antara

Kepala, Guru, Pegawai,

dan Karyawan

2. Mengoptimalkan peran

dan fungsi komite dalam

hal ini peran sebagai

mediator yang fungsinya

melakukan kerjasama

dengan masyarakat

3. Meningkatkan hubungan

yang harmonis antara

orang tua peserta didik

dengan Kepala Madrasah,

Guru, Pegawai, dan

Karyawan MTsN

Pemalang

4. Menampung dan

menganalisis aspirasi, ide,

tuntutan, dan berbagai

kebutuhan pendidikan

yang diajukan oleh

masyarakat

1. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara Kepala,

Guru, Pegawai, dan Karyawan MTsN Pemalang melalui

Pembinaan setiap tgl 17, Halal Bi Halal, Pengajian

Keluarga.

2. Membuat Forum Silaturrahim antara Wali Kelas dengan

orang Tua Wali di kelas masing-masing.

3. Dengan Guru Bimbingan dan Konseling memfasilitasi

orang tua peserta didik dalam membuat program kerja

(1.program belajar peserta didik, 2. problem belajar peserta

didik, 3. masalah yang biasa dihadapi diluar belajar peserta

didik).

4. Memfasilitasi program kurikulum dalam peningkatkan mutu

guru yang profesional yaitu mengikuti kegiatan meliputi 1)

Kegiatan pengembangan profesi, 2) Penelitian atau

pengkajian survey, 3) Menulis karya ilmiah, 4) Menulis

tulisan ilmiah populer di media massa, 5) Menulis makalah,

6) Menulis Modul atau Diktat, 7) Menemukan teknologi

tepat guna, 8) Membuat alat peraga, 9) Menemukan Seni

Monumental, 10) Mengikuti Kegiatan Seni Kurikulum.

5. Dengan Waka Kesiswaan memfasilitasi bantuan dana dari

dunia usaha dan industri untuk biaya pembebasan uang

sekolah bagi peserta didik yang berasal dari keluarga tidak

mampu.

1. Peserta

Didik

Kelas VII

sampai

dengan

Kelas IX

2. Guru

MTsN

Pemalang

1. Semua Guru

Wali Kelas

2. Semua orang

tua peserta

didik

Disesuaikan

dengan

jadwal yang

ada

Orang tua

peserta didik

dan MTsN

Pemalang

1. Bersama-sama

orang tua

peserta didik

membentuk

Forum

Silaturrahim

2. Bersama-sama

orang tua

peserta didik

membuat

rencana

program kerja

Forum

Silaturrahim

baik jangka

satu tahun ke

depan sampai

tiga tahun.

11

Dokumen Waka Humas MTsN Model Pemalang

56

Dalam penyusunan strategi manajemen humas di MTsN Pemalang,

dipetakan strategi humas dengan publik intern (warga madrasah sendiri) dan

strategi humas dengan public ekstern (masyarakat luas).12

1. Strategi manajemen humas dengan publik intern (warga madrasah)

Dalam menjalin hubungan dengan sesama publik internal, MTsN

Pemalang menyusun program untuk meningkatkan hubungan yang

harmonis antara kepala madrasah, guru, pegawai dan karyawan MTsN

Pemalang. Strategi manajemen humas dengan publik intern ini dilakukan

dengan kegiatan langsung (tatap muka langsung), melalui pembinaan pada

tanggal 17 setiap bulan, upacara bendera setiap hari Senin, halal bi halal

dan pengajian keluarga.

Selain itu, salah satu upaya menjalin hubungan yang lebih baik

dengan sesama guru, waka humas juga membuat program untuk

mempermudah kinerja guru, yaitu dengan memfasilitasi segala sesuatu

yang diperlukan para guru dalam pekerjaannya di MTs, salah satunya

adalah seperti membuat jaringan akses komputer madrasah. Jaringan akses

komputer madrasah merupakan sebuah penggunaan teknologi yang

digunakan untuk mengumpulkan semua tugas para guru dalam satu

komputer induk madrasah, sehingga semua guru dapat bekerja di manapun

untuk kemudian dikirim lewat jaringan internet ke komputer madrasah.13

2. Strategi manajemen humas dengan publik ekstern

Strategi manajemen humas dengan publik ekstern di MTsN Model

Pemalang dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi, yaitu strategi kerja

sama, strategi pencitraan dan strategi promosi.14

Semua strategi ini

bertujuan untuk mendapatkan kerja sama yang baik dengan berbagai

pihak, baik kerja sama dalam hal finansial, dukungan moral, peningkatan

prestasi akademik hingga untuk mendapatkan kepercayaan dari

12

Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,

pada 13 Januari 2011 13

Ibid 14

Hasil olahan penulis dari wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, pada 13 Januari

2011

57

masyarakat terhadap MTsN Pemalang untuk membimbing putra-putrinya

sebagai siswa dari madrasah ini.15

a. Strategi kerja sama

Pengelolaan bidang humas MTs Negeri Model Pemalang

diarahkan pada upaya membina dan menjalin hubungan serta kerja

sama dengan berbagai pihak, yaitu:

1) Kerja Sama dengan Orang Tua Peserta Didik

Orang tua peserta didik merupakan pelanggan utama yang

harus mendapat pelayanan lebih. Oleh karena itu MTsN Pemalang

selalu berusaha meningkatkan hubungan yang harmonis antara

orang tua peserta didik dengan kepala madrasah, guru, pegawai

dan karyawan MTsN Pemalang, yaitu dengan mengadakan

pertemuan guru dan orang tua murid pada setiap awal dan akhir

semester serta membuat forum silaturrahim antara wali kelas

dengan orang tua wali di kelas masing-masing.

Selain itu, waka humas juga membuat sebuah program,

yaitu dengan menyediakan sejenis layanan kotak suara yang berupa

pertanyaan, kritik dan saran dari orang tua terhadap madrasah

melalui layanan pesan singkat (sms) yang dapat dikirim pada

handphone khusus madrasah.

2) Kerja Sama dengan Komite Sekolah dan Instansi Terkait

Komite Sekolah merupakan lembaga independen yang

bekerja sama dengan penyelenggaraan pendidikan dengan

memberikan peran yang sangat besar dalam memberikan

sumbangan pemikiran terhadap penyelenggaraan pendidikan di

Madrasah.

Fungsi Komite Sekolah bertugas sebagai mitra utama

sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan. Dalam pertemuan

koordinasi pihak sekolah dan Komite sekolah, dibahas berbagai hal

15

Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,

pada 13 Januari 2011

58

yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan beserta

konsekuensi-konsekuensinya, termasuk dalam penggalian dan

penggunaan dana bagi penyelenggaraan pendidikan.

Komite Sekolah MTsN Pemalang terdiri dari tokoh

masyarakat setempat dan sebagian orang tua murid yang

berpengaruh, seperti guru atau tokoh masyarakat di daerahnya.

3) Hubungan dengan Perguruan Tinggi

Direncanakan kerja sama dengan Perguruan Tinggi,

terutama UNNES, STIE Pemalang, STIT Pemalang dan UPS

Tegal, dilakukan dalam membina peserta didik yang mengikuti

Olimpiade Matematika, Fisika, maupun Biologi.

Di samping itu, Madrasah Negeri Pemalang setiap tahun

mengumpulkan orang tua / wali siswa kelas III untuk memberikan

gambaran tentang proses lanjutan studi ke jenjang yang lebih

tinggi, sehingga terdapat keselarasan pandang antara peserta didik

dan orang tuanya dalam memilih sekolah sesuai harapan ke depan.

4) Hubungan Kerja Sama dengan Lingkungan Masyarakat

Hubungan kerja sama ini dimaksudkan untuk :

a) Menjaga keamanan Madrasah Negeri Pemalang dan

lingkungannya, sebagai tenaga keamanan sekolah diupayakan

mengambil dari lingkungan masyarakat setempat.

b) Menata dan menjaga taman sekolah dan lingkungannya.

5) Hubungan Kerja Sama dengan Alumni Madrasah Negeri Pemalang

a) Alumni diharapkan membentuk wadah mantan-mantan peserta

didik Madrasah Negeri Pemalang yang ada nama keluarga

alumni, termasuk keikutsertaannya, sehingga diharapkan

alumni bisa aktif dalam memberikan bantuan kepada adik-

adiknya yang masih aktif bersekolah di Madrasah Negeri

Pemalang.

59

b) Alumni diharapkan dapat banyak membantu Madrasah Negeri

Pemalang dalam penyelenggaraan pendidikan yang sangat

dibutuhkan.

c) Alumni diharapkan berperan aktif di bidang kesehatan dengan

membuka klinik kesehatan di Madrasah Negeri Pemalang

d) Alumni diharapkan dapat membuka bea siswa kepada adik-

adiknya yang berprestasi dan yang kurang mampu.

6) Hubungan Kerja Sama dengan Lembaga Bimbingan Belajar.

Beberapa lembaga bimbingan belajar di Pemalang diajak

bekerja sama dalam upaya peningkatan prestasi peserta didik.

Kerja sama tersebut dilaksanakan dalam rangka penjajakan (Try

Out) UNAS yang juga sekaligus meringankan beban biaya.

Bimbingan di sekolah lebih murah dibandingkan dengan di luar

sekolah yang dengan pertimbangan mutu menjadi skala prioritas.16

b. Strategi pencitraan

Dalam upaya menciptakan citra positif dari masyarakat, MTsN

Pemalang memanfaatkan berbagai keunggulan madrasah dan

memanfaatkan even-even tertentu serta menyusun program yang dapat

menimbulkan kesan yang baik dari masyarakat sekaligus menarik

minat masyarakat, seperti sebagai berikut:

1) Peserta didik

Sikap, penampilan dan tutur kata peserta didik dapat

dijadikan sebagai barometer dari lembaga pendidikan yang

mendidiknya. Para guru MTsN Pemalang senantiasa mengarahkan

dan membimbing siswanya untuk terbiasa bersikap sopan santun

kepada siapapun, berpenampilan rapi dan rajin beribadah. Namun

prilaku tersebut bukan berarti diniatkan agar dinilai baik oleh orang

lain, melainkan untuk membentuk jiwa yang berakhlaqul karimah

sesuai dengan tuntunan agama Islam dan misi madrasah. Namun,

prilaku akhlaqul karimah dari peserta didik tersebut dapat

16

Dokumen Waka humas MTs N Pemalang

60

berdampak pula pada ketertarikan masyarakat pada madrasah yang

mengasuhnya.

Selain itu, peserta didik juga dapat menceritakan sesuatu

yang dilihat, dirasakan dan dihayati oleh peserta didik di madrasah

kepada orang tuanya atau kepada masyarakat luas.

2) Meningkatkan Prestasi Madrasah

Salah satu faktor yang paling membuat masyarakat tertarik

dengan suatu lembaga adalah pada prestasi hasil keluarannya. Oleh

karena itu, MTsN Pemalang selalu berusaha meningkatkan prestasi

pendidikannya, baik prestasi akademik maupun non akademik,

dengan mengadakan berbagai program. Dalam beberapa tahun

terakhir ini, MTs telah berhasil meluluskan 100% siswanya dan

menjuarai beberapa perlombaan.

Apabila madrasah selalu berprestasi, maka upaya

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dapat semakin mudah.

3) Merenovasi bangunan gedung

Unuk menarik minat masyarakat, kepala madrasah

memperbaiki dan membangun bangunan yang menarik di MTsN

Pemalang, seperti membangun gapura yang megah, mengecat

ulang semua gedung MTs, menata taman dan sarana prasarana

yang ada serta menambahkan sarana dan prasarana yang

diperlukan. Dengan gedung yang megah dan menarik ini,

diharapkan masyarakat dapat tertarik terhadap MTsN Pemalang.

4) Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap

MTsN Model Pemalang terkenal dengan sarana dan

prasarana belajarnya yang lengkap. Dengan tersedianya sarana dan

prasarana yang lengkap tentu dapat menimbulkan persepsi yang

baik, seperti proses belajar mengajar dan kegiatan

ekstrakurikulernya yang dapat semakin mudah dan inovatif karena

sudah tersedia berbagai sarana pendukung, apalagi juga terdapat

beberapa fasilitas madrasah yang dapat digunakan oleh

61

masyarakat, seperti Masjid MTs Negeri Model Pemalang yang

biasa digunakan oleh masyarakat sekitar untuk sholat Jum’at dan

Pengajian Mingguan untuk masyarakat sekitar setiap hari Minggu

sore, lapangan olah raga, ruang kelas yang dapat digunakan sebagai

tempat pemilihan umum, dll.

5) Mengundang tokoh masyarakat

Tokoh-tokoh masyarakat yang diundang oleh MTs

diantaranya adalah tokoh masyarakat keagamaan, pejabat

pemerintahan, pakar pendidikan dan orang-orang yang ahli dalam

suatu bidang. Biasanya tokoh-tokoh ini diundang untuk mengisi

even-even madrasah, seperti mengundang Pejabat Pemerintahan

pada saat penyematan prestasi kepada MTs N Model Pemalang,

mengundang Kepala Kementerian Agama Kab. Pemalang untuk

menjadi pembina upacara, mengundang kepolisian untuk melatih

ekstrakurikuler PKS, dll.

Maksud dari mengundang tokoh ini adalah selain untuk

memajukan madrasah dari sisi kualitas, juga diharapkan dapat

menarik animo masyarakat terhadap madrasah.

6) Bekerja sama dengan media massa

Dalam upaya menciptakan kesan yang baik dari

masyarakat, pihak MTsN Pemalang juga bekerja sama dengan

media massa. Bentuk kerja sama dengan media massa ini biasanya

dilakukan pada saat akhirussanah MTsN Pemalang tiap akhir tahun

ajaran. Pada kesempatan itu, media massa diminta untuk meliput

rangkaian kegitan akhirussanah, mulai dari penampilan berbagai

ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh siswa MTs, hingga

prosesi wisuda.

7) Memanfaatkan momen HBI dan HBN

Moment Hari Besar Islam dan Hari Besar Nasional dapat

pula dijadikan sebagai ajang unjuk gigi MTsN Pemalang untuk

menarik simpati masyarakat. Dalam Peringatan Kemerdekaan

62

Indonesia misalnya, terdapat parade drum band atau marching

band yang selalu diikuti oleh MTsN Pemalang, mengikuti jambore

nasional pada hari Pramuka, menyelenggarakan pengajian

keagamaan dalam peringatan maulud Nabi, isra’ mi’raj, nuzulul

qur’an dan sebagainya yang juga dapat berimbas pada dikenalnya

MTsN Pemalang oleh masyarakat.

Khusus untuk marching band, ekstrakurikuler ini telah

dikenal oleh masyarakat luas karena sering diundang ke berbagai

daerah, sehingga MTs ini dikenal juga dengan marching bandnya.

8) Ekstrakurikuler pramuka

Kegiatan pramuka kerap dilaksanakan di luar lingkungan

sekolah, seperti hiking (gerak jalan) dan camping (berkemah).

Kegiatan tersebut tentu akan dilihat oleh masyarakat tempat

berlangsungnya kegiatan tersebut, sehingga akan dengan mudah

dikenal oleh masyarakat. Dalam kegiatan itu juga diadakan

berbagai kegiatan atau program yang dapat memunculkan kesan

yang baik dari masyarakat, seperti menunjukkan keahlian dan

keterampilan khusus yang dimiliki oleh anggota pramuka tersebut,

berprilaku mulia dan sebagainya, sehingga dapat menarik minat

masyarakat terhadap madrasah ini.

Selain itu, siswa pramuka MTsN Pemalang (kakak

penggalang) juga kerap turun ke SD-SD sekitar untuk

membimbing pramuka SD (tingkat siaga). Kegiatan ini dapat

mewujudkan kerja sama yang bagus antara MTs dengan SD

tersebut sehingga diharapkan siswa-siswa SD tersebut nantinya

tertarik ingin melanjutkan pendidikannya ke MTs ini.

9) Ramadlan in Campus

Kegiatan ini merupakan kegiatan keagamaan semacam

pesantren kilat yang dilaksanakan MTsN Pemalang setiap bulan

Ramadlan. Kegiatan yang diikuti oleh semua siswanya ini

dimaksudkan untuk mengisi bulan Ramadlan dengan amalan-

63

amalan ibadah. Dalam Ramadlan in Campus ini diadakan berbagai

macam kegiatan keagamaan yang meliputi pengajian (taushiyah)

yang disampaikan oleh guru MTsN Pemalang, buka dan sahur

bersama, shalat tarawih berjama’ah, tadarus Al Qur’an, mabit

(bermalam di madrasah), praktek ibadah seperti praktek wudlu,

sholat dan lain sebagainya.

Dalam kegiatan ini terkandung makna indahnya

kebersamaan antara guru dengan siswa, bila hal ini dapat terus

berjalan dengan baik, maka hubungan guru dan siswa akan selalu

harmonis. Kemudian bila diulas lebih luas lagi, apabila kegiatan ini

diketahui oleh masyarakat umum, maka dapat menjadi daya tarik

sendiri dari MTsN Pemalang.

10) Kegiatan out bound

Kegiatan out bound merupakan sebuah kegiatan karya

wisata yang diikuti oleh para pengurus OSIS MTsN Pemalang.

Kegiatan ini bertujuan untuk refreshing para pengurus OSIS dari

rutinitas agenda kerjanya. Selain untuk menyegarkan pikiran dan

semangat kembali, kegiatan ini juga dapat menjadikan MTs dikenal

oleh masyarakat tempat out bound tersebut.17

c. Strategi promosi

Dalam usahanya meningkatkan penerimaan siswa baru, MTsN

Model Pemalang juga menerapkan berbagai promosi sebagai salah satu

strategi dari manajemen humas. Strategi ini disusun oleh kepala

madrasah, waka humas, panitia penerimaan siswa baru dan seluruh

elemen MTsN Pemalang yang bekerja sama dengan media cetak

maupun media elektronik.

Strategi promosi dalam meningkatkan penerimaan siswa baru

ini dilakukan dengan dua metode, yaitu metode langsung dan metode

tidak langsung (melalui media cetak atau elektronik).

17

Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,

pada 13 Januari 2011

64

1) Metode langsung

a) Kunjungan Panitia Penerimaan Siswa Baru

Pada masa-masa penerimaan siswa baru, ada kepanitian

khusus dari panitia penerimaan siswa baru yang mendatangi

SD-SD sekitar untuk mempromosikan MTsN Pemalang. Dalam

kunjungannya ini, selain memperkenalkan MTsN Pemalang

kepada tamatan SD yang hendak mencari sekolah lanjutan, para

petugas tersebut juga menyampaikan berbagai keunggulan

madrasah, syarat-syarat pendaftaran dan fasilitas yang

disediakan bagi para siswa yang nantinya bersekolah di sana.

b) Mengundang SD terdekat

MTs mengundang SD-SD terdekat pada acara akhirus

sanah atau perpisahan kelas IX, yang diwakili oleh sebagian

siswa SD yang dibimbing oleh salah seorang gurunya.

Undangan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan MTs secara

langsung kepada siswa-siswa SD yang sebentar lagi akan

melanjutkan pendidikannya ke jenjang sekolah yang lebih

tinggi. Selain dapat dengan langsung menyampaikan informasi

tentang MTs kepada para siswa tersebut, dengan masuk ke

lingkungan kampus MTsN Pemalang, diharapkan siswa-siswa

SD ini tertarik untuk melanjutkan pendidikannya di sana,

karena dapat menyaksikan sendiri bangunan megah gedung

MTsN Pemalang dan kelengkapan sarana dan prasarananya.

2) Metode tidak langsung (melalui media cetak atau elektronik)

a) Brosur

Brosur merupakan sebuah lembaran yang biasa

digunakan menjadi alat untuk memperkenalkan sebuah

lembaga. Begitupun MTsN Pemalang, madrasah yang

berbangunan megah ini juga biasa menggunakan brosur untuk

mempromosikan dan memperkenalkan MTs kepada masyarakat

luas. Brosur yang biasanya diedarkan menjelang awal tahun

65

pelajaran ini berisi tentang waktu dan prosedur pendaftaran

penerimaan siswa baru, yang dilengkapi dengan informasi

tentang fasilitas-fasilitas yang tersedia, muatan kurikulumnya,

kegiatan ekstrakuriler, kualitas tenaga pendidik, akreditasi

madrasah dan berbagai keunggulan MTs N Pemalang dengan

kemasan yang menarik.

b) Kalender

Kalender dapat digunakan sebagai strategi untuk

mempromosikan MTsN Model Pemalang ke masyarakat luas.

Di dalamnya memuat foto-foto yang menarik dari madrasah

(yaitu foto seluruh jajaran guru dan staf TU di depan gapura

MTs, foto-foto kegiatan ekstrakurikulernya, foto penyematan

siswa berprestasi oleh kepala madrasah, foto bareng kepala

madrasah dan bupati Pemalang pada saat menerima cindera

mata kegiatan STQ tingkat Propinsi, kegiatan belajar mengajar

di ruang kelas dan sebagainya), visi, misi dan tujuan madrasah,

berbagai macam fasilitas yang tersedia, kalender akademiknya,

beberapa ekstra kurikuler dan berbagai prestasi yang telah

diraih madrasah tersebut.

Kalender tersebut dibagikan secara cuma-cuma kepada

para guru dan siswa untuk dipajang di masjid atau tempat sosial

lain di daerahnya masing-masing, sehingga madrasah ini dapat

dikenal luas oleh masyarakat.

c) Plangisasi

Plangisasi dalam MTsN pemalang digunakan untuk

menunjuk arah lokasi madrasah tersebut. Plang atau papan

penunjuk arah ini ditempatkan di sebuah tempat yang strategis,

yaitu di sebuah tempat ramai yang dapat dengan mudah dilihat

oleh siapapun yang melewatinya.

66

Dalam papan ini, selain terdapat penunjuk arah,

disebutkan juga sekelumit keunggulan MTsN Pemalang dengan

foto-foto yang menarik.

d) Teknologi Internet

Perkembangan teknologi yang semakin cepat dapat

dimanfaatkan dengan baik oleh MTsN pemalang. Melalui

kecanggihan teknologi seperti internet, MTs dapat

memanfaatkannya sebagai media promosi. Jaringan yang dapat

diakses di berbagai daerah ini semakin memudahkan usaha

MTsN pemalang untuk dapat dikenal di berbagai daerah.

Dalam situs MTsN pemalang ini dimuat visi, misi dan

tujuan MTs lengkap dengan profil dan berbagai keunggulan

MTsN Pemalang yang dikemas dengan foto-foto gedung

bangunan dan kegiatan ekstra kurikulernya yang menarik.

e) Radio

Bentuk kerja sama dengan pemancar radio ini berupa

sebuah acara komersial singkat yang biasanya gencar disiarkan

menjelang masa penerimaan siswa baru. Dalam

mempromosikan MTsN Pemalang, diinformasikan berbagai

program dan keunggulan MTs, serta waktu, syarat dan prosedur

pendaftaran calon siswa baru di madrasah tersebut.18

D. Hasil Penerimaan Siswa Baru MTs Negeri Model Pemalang Sebagai

Hasil Dari Strategi Humasnya

Setelah disusun berbagai strategi manajemen humas dalam kaitannya

untuk meningkatkan penerimaan siswa baru, maka hasil penerimaan

penerimaan siswa baru sebagai dampak dari strategi tersebut dapat dilihat

pada tabel dan grafik di bawah ini:

18

Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,

pada 13 Januari 2011

67

Tabel 3.3. Hasil Penerimaan Siswa Baru Setelah Diterapkan Strategi

Manajemen Humas19

No. TahunAjaran Jumlah Pendaftar Jumlah yang Diterima

1. 2005/2006 493 399

2. 2006/2007 576 414

3. 2007/2008 641 453

4. 2008/2009 634 435

5. 2009/2010 670 436

6. 2010/2011 626 442

Sedangkan grafik dari data tersebut adalah:

Gambar 3.2: Grafik Hasil Penerimaan Siswa Baru Setelah Diterapkan

Strategi Manajemen Humas

Dari data tersebut, diketahui bahwa rata-rata per tahun calon siswa

yang mendaftar sebanyak 607 siswa, turun 133 siswa dari rata-rata per

tahun pada 5 (lima) tahun sebelumnya. Ternyata dengan semakin

bertambah dan bervariasinya strategi manajemen humas, MTs belum dapat

meningkatkan penerimaan siswa baru. Namun hal ini bukan berarti

strategi-strategi tersebut tidak berhasil, menurut Bapak Moh. Amiruddin,

selaku wakil kepala Humas MTsN pemalang, yang dulu juga pernah

menjabat sebagai panitia penerimaan siswa pada masa kepemimpinan

Bapak Drs. H. Sanuri Rahmat Syah, Bc. Hk, terdapat perbedaan situasi

19

Dokumentasi Data Perkembangan Penerimaan Peserta Didik Baru Madrasah

Tsanawiyah Negeri Pemalang

0

100

200

300

400

500

600

700

2005/2006

2006/2007

2007/2008

2008/2009

2009/2010

2010/2011

Jumlah pendaftar

Jumlah yang Diterima

68

dan kondisi antara pada masa kepemimpinan Bapak Sanuri dulu dengan

Bapak Sudar yang dapat mempengaruhi penerimaan siswa baru.

Perbedaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Proses seleksi penerimaan siswa baru.

Pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. Sanuri Rahmat Syah,

(selama periode tahun 2000-2005) tidak ada seleksi lebih lanjut

mengenai calon siswa yang dapat diterima sebagai siswa MTsN

Pemalang. Pada waktu itu, semua tamatan SD/MI manapun dapat

menjadi siswa MTsN Pemalang apabila NEM-nya tinggi dan masih

memenuhi kuota yang dapat diterima berdasarkan rangking NEM.

Oleh karena itu, maka siapapun berani mendaftar di madrasah ini.

Namun keadaan berubah ketika kepemimpinan digantikan oleh

Bpk. Drs. H. Sudar, M.Ag. Pada masa dipimpin oleh Bapak Sudar,

beliau menginginkan calon siswa MTs N Pemalang adalah calon-calon

siswa yang berprestasi. Sehingga pada masa kepemimpinan Bapak

Sudar ini diadakan seleksi tambahan bagi calon siswa yang ingin

mengenyam pendidikan di MTsN Pemalang. Seleksi tersebut adalah

dengan mengadakan test wawancara (tes lisan) mengenai keahlian

dalam BTQ (Baca Tulis al Qur’an), tes kepribadian yang dinilai dari

cara berpakaian, tutur kata dan tingkah lakunya pada saat di dalam

ruang tes, serta tes minat mengenai motivasi mendaftar di MTsN

Pemalang yang juga dilakukan dengan tes wawancara.

Pada mulanya, tes tersebut mempengaruhi penerimaan siswa

baru. Jadi apabila seorang calon siswa memiliki NEM yang tinggi,

namun kurang menguasai BTQ, atau tingkah lakunya kurang sopan,

maka calon siswa tersebut belum tentu dapat diterima di MTsN

Pemalang. Namun hal ini ternyata membawa dampak bagi jumlah

penerimaan siswa baru, di mana calon siswa yang merasa kurang

mampu dalam BTQ takut mendaftar di madrasah ini.

Menyadari hal itu, maka pada tahun berikutnya pihak MTs

mengganti tes tersebut dengan interview atau wawancara penelusuran

69

bakat dan minat. Interview ini tidak mempengaruhi penerimaan siswa

baru. Interview ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam BTQ untuk selanjutnya dapat dilakukan pemetaan antara siswa

yang sudah pandai BTQ dengan yang masih memerlukan pembinaan

khusus, sehingga dapat diproses dengan baik. Akan tetapi pergantian

metode tersebut tidak serta merta membuat masyarakat kembali

berduyun-duyun mendaftar di MTsN Pemalang. Hal ini karena masih

adanya persepsi dari masyarakat mengenai tes wawancara yang ikut

menentukan dalam penerimaan siswa baru, sehingga bagi mereka yang

merasa belum menguasai ilmu BTQ tidak berani mendaftar di MTs ini.

2. Persaingan yang semakin kompetitif

Pada masa MTs masih dipimpin oleh Bapak Sanuri, selama

periode tahun ajaran 2000-2005, belum terdapat persaingan yang ketat

dari sekolah-sekolah lain yang sederajat. MTsN Pemalang

menganggap pesaing-pesaingnya adalah sekolah umum (SMP Negeri)

yang banyak berdiri di sekitar madrasah. Pada waktu itu memang

sudah terdapat sekolah setingkat MTs (SMP Negeri) favorit di

lingkungan kota Kab. Pemalang, akan tetapi status tersebut belum

begitu mengusik MTsN Pemalang dalam menarik animo masyarakat,

karena SMP tersebut sudah biasa menyandang predikat favorit,

sehingga sudah dianggap biasa oleh masyarakat kota Pemalang dan

ketertarikan masyarakat terhadap MTs masih cukup tinggi.

Namun seiring perkembangan zaman yang menuju pada

persaingan global, maka banyak sekolah umum sederajat semakin

berlomba dalam meningkatkan prestasi dan daya saingnya, yaitu

dengan persetujuan dari pemerintah menjadikan lembaganya sebagai

Sekolah Standar Nasional (SSN) dan bahkan sekolah yang berpredikat

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Hal ini tentu

menyebabkan semua mata tertuju pada lembaga pendidikan yang telah

mendapat predikat tersebut, sehingga sekolah lain menjadi

terpinggirkan di mata masyarakat. Fenomena itu terjadi pada masa

70

periode kepemimpinan Bapak Sudar. Oleh karena itulah maka Bapak

Sudar menyusun berbagai strategi promosi yang sangat banyak agar

para tamatan SD tetap tertarik dengan MTsN Pemalang.

Dari data hasil perkembangan penerimaan siswa baru pada saat

sebelum dan sesudah diterapkannya strategi manajemen humas di atas,

dapat diketahui bahwa strategi dan program manajemen humas di MTsN

Pemalang yang diterapkan selama kurun waktu 6 (enam) tahun terakhir ini

belum begitu memuaskan bila dibandingkan pada periode sebelumnya

dalam meningkatkan jumlah penerimaan siswa baru dalam segi kuantitas,

karena yang diharapkan oleh kepala madrasah bukan hanya jumlah

pendaftar yang banyak, tetapi yang lebih penting adalah calon siswa yang

mendaftar merupakan calon-calon siswa yang mempunyai prestasi lebih,

baik dalam ilmu agama maupun ilmu umum.

Sedangkan pengaruh strategi dan program manajemen humas yang

dapat mengenalkan siswa-siswi MTsN Pemalang terhadap madrasah

tersebut dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 3.4. Program Manajemen Humas yang Mempengaruhi

Penerimaan Siswa Baru20

No. Program Manajemen Humas Jumlah Siswa Prosentase

1. Brosur MTs 47 16,1 %

2. Kalender MTs 23 7,9 %

3. Internet 31 10,7%

4. Papan penunjuk arah 13 4,5 %

5. Radio 26 8,9 %

6. Mengunjungi MTs sendiri 24 8,2 %

7. Kunujungan Panitia PPDB

MTs ke SD-SD 22 7,6 %

8. Kerja sama dengan orang tua

siswa 31 10,7 %

9. Kegiatan ekskul MTs 74 25,4 %

Jumlah total 291

Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:

20

Data diperoleh dari pengambilan sample sebanyak 291 siswa dari jumlah populasi

1.200 siswa. Pengambilan sample sejumlah 291 siswa dari populasi 1.200 siswa ini berdasarkan

pada formula empiris. Lihat Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), cet. 7, hlm. 56

71

Brosur

Kalender

Internet

Papan

Radio

Mengunjungi MTs

Kunjungan panitia

PPDB MTsOrang tua siswa

Ekskul MTs

Gambar 3.3: Diagram program manajemen humas yang mempengaruhi

penerimaan siswa baru

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar para

siswa MTsN Pemalang mengenal MTs tersebut dari ekstrakurikuler yang

dimiliki madrasah tersebut. Ekstra kurikuler yang paling sering tampil di

luar lingkungan madrasah adalah marching band.21

Sedangkan strategi

manajemen humas yang lain tetap menjadi faktor pendukung untuk

semakin memperkenalkan MTsN Pemalang kepada masyarakat luas.

21

Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,

pada 13 Januari 2001

72

BAB IV

ANALISIS DATA

Dari kajian teoritis dan hasil data lapangan yang telah penulis jabarkan,

maka langkah selanjutnya adalah melakukan penganalisisan terhadap data-data

tersebut, sehingga hasilnya dapat diketahui secara transparan. Mengingat bahwa

data-data yang terkumpul bersifat kualitatif, maka dalam menganalisa data

digunakan analisis deskriptif dengan mendeskripsikan dan mengkomparasikan

dengan konsep manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang ditemukan

dalam studi kepustakaan.

Dalam Bab IV ini, penulis berusaha menganisis data sesuai dengan

rumusan masalah pada Bab I, yaitu bagaimana keadaan awal strategi manajemen

humas dan penerimaan siswa baru MTs Negeri Model Pemalang? Bagaimana

strategi dan program manajemen humas MTs Negeri Model Pemalang? Dan

bagaimana hasil penerimaan siswa baru di MTs Negeri Model Pemalang sebagai

hasil dari strategi humasnya?

A. Analisis Keadaan Awal Strategi Manajemen Humas dan Penerimaan

Siswa Baru MTs Negeri Model Pemalang

Pada mulanya, tidak banyak strategi manajemen humas yang berupaya

untuk meningkatkan penerimaan siswa baru yang diterapkan oleh MTsN

Model pemalang. Strategi manajemen humas ini berupa promosi yang

dilakukan untuk memperkenalkan MTsN Pemalang. Promosi inipun hanya

menggunakan brosur dan spanduk. Brosur dan spanduk itu selain

memperkenalkan MTs juga terdapat informasi mengenai waktu dan syarat

pendaftaran. Selain strategi promosi sederhana tersebut, untuk menarik minat

masyarakat agar menyekolahkan putra-putrinya di MTsN Pemalang, pihak

madrasah juga menunjukkan kelebihan yang pada waktu itu belum dimiliki

sekolah manapun di Kab. Pemalang, yaitu ekstrakurikuler marching band.

Strategi dan program manajemen humas yang ditempuh dalam

menarik minat masyarakat supaya mendaftarkan putra-putrinya di MTsN

73

Pemalang pada waktu itu tergolong sangat sederhana, padahal banyak terdapat

strategi dan metode humas yang dapat dimanfaatkan untuk menarik animo

masyarakat seperti yang telah penulis paparkan pada bab II. Penyusunan

strategi tersebut tentunya disusun berdasarkan visi dan misi madrasah, analisis

lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, perumusan tujuan khusus

kemudian menetapkan strategi agar strategi tersebut efektif dan efisien.

Namun melihat situasi dan kondisi pada waktu itu yang memang

belum begitu diperlukan berbagai macam promosi, maka kebijakan yang

diambil Bapak Sanuri dapat dikatakan cukup tepat. Beliau berpandangan

bahwa tanpa berbagai strategi promosipun, minat masyarakat terhadap MTsN

Pemalang masih cukup tinggi, karena pada waktu itu MTs sudah mendapat

kerja sama yang baik dengan SD-SD sekitar, persaingan yang belum begitu

ketat, MTs yang sudah lama berdiri sehingga kemungkinan besar masyarakat

sudah mengenal MTs dan sebagainya. Selain itu, masih ada yang harus

mendapat perhatian lebih, khususnya dalam manajemen humas, yaitu

membangun hubungan yang sudah terjalin agar tetap harmonis, baik dengan

orang tua siswa, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan lain maupun pejabat

pemerintahan.

Dari sini dapat diketahui bahwa Bapak Sanuri selaku kepala madrasah

menggunakan skala prioritas dalam menyusun strategi dan program-program

madrasah. Beliau melihat bahwa membangun hubungan dengan berbagai

lapisan masyarakat dan menjaga hubungan tersebut agar tetap harmonis lebih

utama dari pada menyusun berbagai promosi. Pada waktu itu MTs sudah

mendapat kerja sama dan kepercayaan yang bagus dari SD-SD sekitar, banyak

dari tamatan-tamatan SD tersebut melanjukan pendidikannya di MTsN

Pemalang. Hal ini berlangsung bertahun-tahun, sehingga yang perlu

diperhatikan adalah tetap menjaga hubungan yang baik, agar SD-SD tersebut

tetap menjadi “pelanggan setia” MTsN Pemalang.

Jadi strategi untuk meningkatkan penerimaan siswa baru pada waktu

itu adalah dengan menjaga hubungan yang sudah terjalin dengan baik antara

MTsN Pemalang dengan SD-SD sekitar, strategi promosi yang sederhana,

74

yaitu dengan brosur dan spanduk, serta mengadakan ekstra kurikuler unggulan

berupa marching band.

Hubungan yang sudah terjalin dengan baik antara MTsN Pemalang

dengan SD-SD sekitar merupakan suatu aset yang sangat penting dalam

perkembangan madrasah. Oleh karena itu, maka MTsN Pemalang harus selalu

menjaga hubungan agar SD-SD tersebut dapat menjadi mitra setia MTsN

Pemalang. Upaya menjaga hubungan dengan SD-SD tersebut bisa dengan

memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perkembangan SD tersebut,

seperti yang dilakukan pada masa-masa sekarang, yaitu dengan mengirimkan

siswa pramuka MTsN Pemalang (kakak penggalang) ke SD-SD sekitar untuk

membimbing pramuka SD (tingkat siaga) ataupun program lain yang sifatnya

dapat menguntungkan SD-SD tersebut.

Dalam hubungan masyarakat, salah satu hal yang harus diperhatikan

juga adalah adanya prinsip simbiosis mutualisme (prinsip saling

menguntungkan). Apabila dilihat dari sudut pandang MTs, maka tidak dapat

dipungkiri bahwa MTs membutuhkan dukungan, baik dukungan moril,

finansial maupun simpati dari berbagai pihak, karena pada dasarnya sekolah

atau madrasah tidak dapat memisahkan diri atau terasing dari masyarakatnya.

Bagaimanapun, masukan siswa dan dana adalah berasal dari masyarakat.

Lebih dari itu, di satu sisi sekolah memerlukan masyarakat dalam menyusun

program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan dari masyarakat baik

berupa calon murid/pendaftar, maupun pembiayaan (SPP/DPP) dalam

melaksankan program sekolah, madrasah dan pesantren.1 Namun apabila

dilihat dari kaca mata masyarakat, masyarakat juga membutuhkan hasil

konkrit dari madrasah berupa kualitas lulusan madrasah yang lebih baik dari

sebelumnya. Secara lebih lengkap lagi, kebutuhan masyarakat dari madrasah

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam

bidang mental-spiritual.

1 Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat Press,

2005), hlm.272

75

b. Memperoleh bantuan sekolah apabila terdapat masalah yang dihadapi oleh

masyarakat.

c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.

d. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat

kemampuannya.2

Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi pihak MTsN Pemalang

untuk berusaha memenuhi apa yang diinginkan oleh masyarakat, agar

masyarakat juga dengan suka rela ikut berperan aktif dalam memajukan

MTsN Pemalang, baik dari segi finansial, moral maupun sebagai calon siswa.

Sebelum diterapkan berbagai macam strategi dan program manajemen

humas, MTs dapat menarik rata-rata 740 pendaftar per tahun selama 5 (lima)

tahun. Hal ini dikarenakan pihak MTs dapat menerima semua pendaftar

selama masih memenuhi kuota atau daya tampung MTs berdasarkan ranking

NEM (Nilai Ebtanas Murni) tanpa seleksi tambahan apapun, sehingga banyak

dari tamatan SD/MI yang mendaftar di MTsN Pemalang.

B. Analisis Strategi dan Program Manajemen Humas MTs Negeri Model

Pemalang

Berbagai strategi dan program manajemen humas yang disusun untuk

mempromosikan MTsN Pemalang pada beberapa tahun belakangan ini

sebenarnya sudah baik, karena terdapat berbagai variasi strategi dan program

menarik yang dilakukan untuk memperkenalkan MTsN Pemalang sekaligus

menarik minat masyarakat pada madrasah tersebut dengan memanfaatkan

berbagai keunggulan MTs dan memaksimalkan peluang yang ada.

Dalam penyusunan strategi, hendaknya disusun berdasarkan visi, misi

dan tujuan madrasah serta analisis lingkungan, yang bertujuan agar strategi

tersebut dapat efektif dan efisien serta tepat tujuan. Analisis lingkungan yang

dimaksud adalah suatu usaha untuk mengetahui jati diri madrasah dan melihat

lingkungan lain yang ada di sekitarnya. Dalam analisis lingkungan ini terdapat

2 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1995), cet. 7, hlm. 194

76

analisis untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

terdapat dalam madrasah, atau yang dikenal dengan analisis SWOT.

Adapun analisis SWOT dari manajemen humas MTsN Pemalang

adalah sebagai berikut:

1. Strength (Kekuatan)

a. MTsN Pemalang mempunyai beberapa keunggulan, meliputi:

1) Tenaga pendidik yang berkualifikasi akademik sesuai dengan

bidangnya masing-masing (88,57% S1, 10 orang S2 dan sekarang

2 orang sedang mengikuti study lanjut S2).

2) Staff TU berjumlah 20 orang (6 orang S1 dan satu orang S2).

3) Tersedia sarana dan prasarana yang lengkap dengan bangunan

gedung yang megah serta memiliki perpustakaan type A (bertaraf

otomasi).

4) Komite madrasah yang kompeten dan berkomitmen.

5) Telah meraih berbagai prestasi, baik dari akademik maupun non

akademik.

6) Letak strategis, berlokasi di perkotaan.

7) Merupakan sekolah yang berumur, berdiri sejak tahun 1967,

sehingga sudah dikenal oleh masyarakat luas dari dahulu.

8) Mempunyai muatan kurikulum agama yang lebih banyak.

9) Mempunyai banyak ekstra kurikuler.

b. Mempunyai kepala madrasah yang visioner dan wakil kepala humas

yang mengetahui tugas kehumasan.

c. Terdapat berbagai strategi dan program humas yang bagus.

d. Telah menjalin kerja sama yang bagus dengan SD-SD sekitar.

e. Telah menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, tokoh

masyarakat, lembaga bimbel, media cetak dan lain-lain.

f. Mempunyai anggaran keuangan yang mencukupi untuk melaksanakan

tugas humas.

2. Weakness (Kelemahan)

a. Kelemahan dari MTsN Pemalang, di antaranya:

77

1) Muatan kurikulum yang dinilai terlalu banyak (dengan

mengakomodir 70% muatan kurikulum umum dan 30% kurikulum

agama), sehingga dinilai dapat menjadikan hasil pendidikan yang

setengah-setengah.

2) MTsN Pemalang biasanya dijadikan sebagai second choice (pilihan

kedua) bagi para tamatan SD setelah sekolah umum (SMP).

b. Belum terdapat analisis yang matang dalam penyusunan strategi dan

program humas MTsN Pemalang.

3. Opportunity (Peluang)

a. Mendapat dukungan dari pemerintah baik dari segi keuangan maupun

kurikulum.

b. Terdapat banyak SD di wilayah sekitar MTsN Pemalang.

c. Banyak tersedia sarana pendukung belajar di sekitar madrasah, seperti

perpustakaan umum, lembaga bimbingan belajar, warung internet dsb.

d. Perkembangan teknologi yang semakin canggih.

4. Threat (Ancaman)

a. Animo sebagian masyarakat yang kurang tertarik dengan madrasah.

b. Pandangan sebagian besar masyarakat perkotaan yang materialistis.

c. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang MTsN Pemalang.

d. Banyak terdapat sekolah yang setingkat di Kec. Pemalang, di sekitar

MTs N Model Pemalang, yaitu delapan (8) SMP Negeri, dengan satu

SMP RSBI dan dua Sekolah Standar Nasional.3

Dengan adanya analisis tersebut, selain hasilnya dapat lebih efektif,

efisien dan tepat tujuan, juga dapat memudahkan pihak MTsN Pemalang

dalam penyusunan strategi karena sudah diketahui peta kekuatan yang dapat

dimanfaatkan untuk menarik minat masyarakat sekaligus untuk menutupi

kelemahan, memaksimalkan peluang untuk meningkatkan penerimaan siswa

baru, serta menjadikan ancaman sebagai motivasi agar pihak MTs Negeri

Model Pemalang menjadi lebih giat dalam bekerja.

3 Wawancara dengan Bp. Parsikun, selaku staf TU MTsN Pemalang, pada tanggal 19

Januari 2011

78

Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat dibuat isu-isu strategis yang

disusun dalam matriks matching tool untuk mengembangkan strategi

manajemen humasnya. Isu-isu strategis yang dihasilkan dari analisis di atas

diantaranya yaitu:

Internal

Eksternal

Strengths (kekuatan) Weakness (kelemahan)

Opportunity

(peluang)

S-O

1. Memanfaatkan kelengkapan

sarana dan prasarana

madrasah untuk menarik

minat masyarakat.

2. Memanfaatkan ekstra

kurikuler untuk semakin

mempopulerkan MTs pada

masyarakat.

3. Mengadakan kerja sama

dengan berbagai lapisan

masyarakat untuk

memperkenalkan madrasah.

W-O

1. Untuk mempermudah

siswa dalam belajar, MTs

dapat menjalin kerja sama

dengan lembaga bimbel

atau memanfaatkan

teknologi.

2. MTs dapat meningkatkan

kerja sama dengan SD-SD

sekitar dan masyarakat

luas agar tidak menjadi

pilihan kedua.

Threats

(tantangan)

S-T

1. Mempromosikan kepada

masyarakat bahwa MTs

mempunyai muatan

kurikulum agama yang lebih

banyak dibandingkan

sekolah umum lain.

2. Memaksimalkan strategi dan

program humas untuk

menjelaskan bagaimana

sebenarnya MTs Negeri

Model Pemalang kepada

masyarakat luas.

3. Menunjukkan prestasi MTs

kepada masyarakat luas

dengan memamerkan

langsung pada saat ada

pameran maupun melalui

media, seperti kalender,

internet, dsb.

W-T

1. Memajukan keunggulan

yang sudah dimiliki MTs,

seperti kurikulum agama,

ekstra kurikuler dan

memanfaatkan

kelengkapan sarana dan

prasarana dengan baik.

2. Mengadakan penelitian

kepada masyarakat untuk

mengetahui kebutuhan

atau apa yang diinginkan

oleh masyarakat dari

pendidikan.

Dari sedikit contoh hasil analisis yang sudah disusun dalam matriks di

atas, maka dapat disusun perencanaan strategis sebagai tindak lanjut dari

79

analisis di atas. Adapun perencanaan strategis yang dapat dijadikan sebagai

strategi dan program manajemen humas dari isu-isu strategis di atas

diantaranya sebagai berikut:

1. Memanfaatkan kelengkapan sarana dan prasarana madrasah untuk media

pembelajaran sehingga proses belajar mengajarnya inovatif, kreatif, efektif

dan menyenangkan serta memanfaatkan kelengkapan sarana dan prasarana

untuk kepentingan masyarakat juga.

2. Mengadakan kerja sama dengan berbagai lapisan masyarakat, seperti

bekerja sama dengan tokoh masyarakat yang berpengaruh, pejabat

pemerintahan, media percetakan, stasiun radio, dan sebagainya, untuk

memperkenalkan madrasah.

3. Memanfaatkan ekstra kurikuler seperti marching band, pramuka, PKS dan

sebagainya pada PHBN (Peringatan Hari Besar Nasional), PHBI atau

even-even lainnya untuk semakin mempopulerkan MTs pada masyarakat.

4. Memajukan keunggulan yang sudah dimiliki MTs, seperti kurikulum

agama, ekstra kurikuler dan memanfaatkan kelengkapan sarana dan

prasarana dengan baik.

5. Mengadakan penelitian kepada masyarakat untuk mengetahui kebutuhan

masyarakat atau sesuatu yang diinginkan oleh masyarakat dari pendidikan.

Dalam rangka menganalisa kebutuhan masyarakat luas perlu dilihat dari

hal-hal sebagai berikut: apa yang dibutuhkan masyarakat, apa yang sedang

ramai dibicarakan masyarakat dan bagaimana pendapat masyarakat

terutama tokoh-tokoh masyarakat tentang isu-isu yang sedang ramai

dibicarakan.4

Dari contoh perencanaan strategis di atas, selanjutnya dapat dibuat

program-program humas yang relevan dan tepat sasaran dengan membagi

rencana program yang akan dijalankan ke dalam rencana jangka panjang,

jangka menengah dan jangka pendek, dengan masing-masing jangka tersebut

4 Zainal Muttaqien , Dunia Guru, Madrasah dan Tulisan Sekedar,

http://izaskia.wordpress.com/category/dunia-madrasah/, diakses pada tanggal 30 September 2010

80

sebelumnya telah diidentifikasi serta disesuaikan dengan kebutuhan madrasah

dan perkembangan masyarakat.

Kemudian dalam menyusun strategi dan program-program manajemen

humas, hendaknya juga dilakukan dengan manajemen yang rapi, yaitu dengan

memetakan dengan jelas perencanaannya, pengorganisasiannya, penanggung

jawab dan sebagainya. Dalam manajemen humas, seperti yang tertera pada

bab II, pihak madrasah hendaknya melakukan empat langkah kegiatan, yaitu

menentukan masalah (defining the problem), perencanaan dan penyusunan

program (planning and programming), melakukan tindakan dan komunikasi

(taking action and communicating) dan evaluasi program (evaluating the

program).5 Sehingga strategi dan program-madrasah juga dapat lebih efektif,

lebih efisien dan dapat diketahui tingkat keberhasilan serta bagian-bagian

yang perlu diperbaiki lagi.

C. Hasil Penerimaan Siswa Baru MTs Negeri Model Pemalang Sebagai

Hasil Dari Strategi Humasnya

Dari hasil penelitian di bab 3, diketahui bahwa hasil dari diterapkannya

berbagai strategi dan program humas dalam meningkatkan penerimaan siswa

baru di MTs Negeri Model Pemalang belum begitu memuaskan apabila

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat diketahui dari

jumlah pendaftar yang mendaftar di madrasah tersebut. Sebelum diterapkan

berbagai strategi dan program humas, MTs mendapat jumlah pendaftar rata-

rata 740 siswa pertahun selama 5 (lima) tahun, namun pada lima tahun

berikutnya setelah diterapkan berbagai variasi strategi dan program

manajemen humas, MTs hanya memperoleh rata-rata 607 siswa pertahun,

turun 133 siswa dari rata-rata per tahun pada 5 (lima) tahun sebelumnya.

Setelah diterapkan berbagai variasi strategi dan program manajemen

humas, MTsN Pemalang seharusnya dapat merengkuh jumlah pendaftar yang

lebih banyak dari tahun sebelum-sebelumnya, namun kenyataannya justru

5 Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta:

Kencana, 2008), cet. 1, hlm. 108

81

sebaliknya. Dari fakta ini berarti ada hal yang harus segera dibenahi agar

masyarakat kembali mendaftarkan putra-putrinya ke MTsN Pemalang, karena

pendaftar mempunyai peran penting dalam memajukan kualitas madrasah.

Dengan jumlah pendaftar yang banyak, maka pihak MTs dapat lebih leluasa

menyeleksi calon-calon siswa unggulan yang nantinya menjadi peserta didik

MTs ini. Apabila in put berupa masukan siswa baru yang bagus dan diproses

dengan bagus, maka dapat mengeluarkan out put yang berkualitas pula.

Kurang berhasilnya pihak MTsN Pemalang dalam merekrut jumlah

pendaftar disebabkan karena dalam penyusunan strategi dan program humas

belum melakukan analisis yang serius, sehingga belum diketahui dengan pasti

potensi dan peluang MTs yang dapat dioptimalkan untuk menarik minat, apa

yang diharapkan masyarakat dari pendidikan dan bagaimana persepsi

masyarakat tentang MTs, sehingga banyak dari masyarakat yang belum benar-

benar mengetahui tentang MTsN Pemalang.

Permasalahan lain yang dihadapi MTs dalam menarik minat

masyarakat diantaranya adalah masyarakat belum mengetahui dengan pasti

seperti apa sistem pendidikan, kualitas dan prospek dari madrasah yang

setingkat dengan SMP ini, sehingga seperti kata pepatah “tak kenal maka tak

sayang”, maka masyarakatpun tidak dapat langsung percaya dengan kualitas

MTs. Masalah ini ditambah dengan terjadinya persaingan yang semakin

kempetitif dari sekolah-sekolah umum lainnya yang terus memperbaiki

kualitasnya, sehingga tidak jarang masyarakat hanya memandang sebelah

mata pada madrasah.

Sebenarnya MTsN Pemalang sebagai sekolah berciri khas Islam

mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan sekolah umum biasa. Nilai lebih

ini berupa muatan kurikulum agama yang lebih banyak dibandingkan SMP

umum. Seharusnya kelebihan ini dapat menambah nilai jual dan daya saing

MTs dalam meningkatkan animo masyarakat apabila pihak MTs dapat

mempromosikan dengan baik tentang keunggulan tersebut, terlebih di zaman

sekarang yang semakin terjadi penurunan nilai-nilai keagamaan di tengah

masyarakat, maka peluang untuk menjaring minat masyakat pada MTs

82

menjadi semakin besar, karena hanya madrasah yang mempunyai muatan

kurikulum agama dan program keagamaan yang lebih banyak. Melalui usaha

dari dini berupa menyekolahkan siswa-siswa tamatan SD atau sekolah

sederajat ke MTsN Pemalang dapat menjadi solusi alternatif yang menjamin

untuk menghadapi royalnya dunia global namun tetap berpegang teguh pada

nilai-nilai ajaran Islam, karena dalam MTsN Pemalang mempunyai muatan

kurikulum agama yang lebih banyak ditambah dengan ekstra kurikuler

keagamaan yang banyak pula, seperti amtsilati (cara balajar kitab kuning),

tilawatil qur’an dan program-program keagamaan lain.

Diakui atau tidak, masyarakat memilih menyekolahkan putra-putrinya

di suatu lembaga pendidikan karena melihat kualitas lembaga pendidikan yang

bagus, memiliki keunggulan yang tidak dimiliki lembaga pendidikan lain dan

out put yang dihasilkan sukses atau dapat melanjutkan di sekolah berikutnya

yang favorit. Artinya hubungan akrab dengan masyarakat dapat dimulai

dengan memajukan pendidikan.6

Kelebihan MTs tersebut bisa saja direalisasikan mengingat kualitas

guru di MTsN Pemalang yang mumpuni, sarana dan prasarana lengkap dengan

perpustakaan bertaraf otomasi yang memiliki banyak koleksi buku, banyak

tokoh agama di sekitar MTs dsb. yang dapat mendukung MTs menjadi

sekolah yang komprehensif, handal dalam ilmu pengetahuan umum dan

teknolegi serta unggul dalam ilmu agama Islam.

Setelah semua sudah dapat dilaksanakan dengan baik oleh MTs, maka

langkah selanjutnya menjadi tugas manajemen humas, yaitu mempubilkasikan

MTs kepada masyarakat luas dengan menjelaskan mengenai keberadaan MTs,

baik dengan metode langsung maupun melaui media, bahwa MTs sebenarnya

mempunyai potensi lebih, tidak hanya dalam ilmu agama, melainkan juga

dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kemudian mengenai seleksi masuk bagi calon siswa MTsN Pemalang

yang berupa tes wawancara (tes lisan) mengenai keahlian dalam BTQ (Baca

6 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia,( Jakarta: Bina Aksara, 1988), cet.1,

hlm. 208

83

Tulis al Qur’an), tes kepribadian serta tes minat mengenai motivasi mendaftar

di MTsN Pemalang, merupakan strategi yang bagus untuk mendapatkan

calon-calon siswa yang tidak hanya cakap dalam ilmu umum tapi juga sudah

bisa membaca Al Qur’an dengan baik serta mempunyai sopan santun, karena

madrasah adalah lambang sekolah Islam.

Dari adanya seleksi penerimaan siswa baru di atas, dapat diketahui

bahwa MTs tidak lagi hanya menginginkan jumlah pendaftar yang banyak dari

segi kuantitas, tapi juga mengharapkan calon-calon siswa yang berkualitas.

Namun sayangnya, maksud baik dari MTs ini kurang mendapat dukungan

positif dari masyarakat. Hal ini terbukti setelah diadakaannya tes tersebut,

jumlah pendaftar semakin turun dari tahun ke tahun. Calon-calon siswa yang

merasa belum mampu dalam BTQ menjadi takut atau minder mendaftar di

MTsN Pemalang, sehingga urung mendaftar di MTsN Pemalang.

Menyadari hal itu, maka pada tahun berikutnya pihak MTs merubah

tes tersebut dengan penelusuran bakat dan minat yang juga masih berupa

wawancara. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar

siswa dalam BTQ dan tidak mempengaruhi penerimaan siswa baru. Akan

tetapi pergantian sistem tersebut tidak serta merta membuat masyarakat

kembali berduyun-duyun mendaftar di MTsN Pemalang, karena masih adanya

persepsi dari masyarakat mengenai wawancara yang ikut menentukan dalam

penerimaan siswa baru, sehingga bagi mereka yang merasa belum menguasai

ilmu BTQ tidak berani mendaftar di MTs ini.

Di sinilah pentingnya tugas humas, humas harus dapat memberi

penerangan kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang ada di MTs. Dari

kasus di atas berarti telah terjadi salah persepsi antara masyarakat dengan

MTs. Oleh karenanya, pihak humas MTsN Pemalang harus segera memberi

penjelasan yang sebenarnya mengenai program dari madrasah tersebut,

apalagi dengan adanya berbagai variasi strategi dan program manajemen

humas di MTs, maka dapat semakin memudahkan kinerja humas untuk

menyebarkan informasi MTsN Pemalang ke masyarakat luas, sehingga

harapan masyarakat kembali tertarik dengan MTsN Pemalang dapat terwujud.

84

Kemudian telah diketahui pula bahwa sebagian besar siswa MTsN

Pemalang mengenal dan tertarik dengan madrasah tersebut melalui kegiatan

ekstra kurikuler yang dimiliki. Ekstra kurikuler yang dimaksud adalah

marching band. Oleh karena itu, pihak MTs hendaknya senantiasa memajukan

keunggulan yang dimiliki, karena hal ini dapat menarik minat masyarakat, di

samping juga terus melakukan berbagai promosi, baik dengan kegiatan

langsung ataupun melalui media.

85

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan tentang Strategi

Manajemen Humas dalam Meningkatkan Penerimaan Siswa Baru di MTs

Negeri Model Pemalang, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Kondisi awal strategi manajemen humas yang berupaya untuk

meningkatkan penerimaan siswa baru pada mulanya masih sangat

sederhana, yaitu hanya dengan menggunakan promosi berupa brosur dan

spanduk sebagai alat untuk memperkenalkan MTs Negeri Model

Pemalang sekaligus menyampaikan informasi mengenai waktu dan syarat

pendaftaran kepada masyarakat serta memanfaatkan keunggulan madrasah

untuk menarik minat masyarakat berupa mengadakan ekstra kurikuler

yang belum dimiliki oleh sekolah manapun di Kab. Pemalang pada waktu

itu, yaitu marching band. Strategi yang sederhana ini menggunakan skala

prioritas, yaitu karena melihat kondisi pada waktu itu belum terdapat

persaingan yang ketat dari sekolah-sekolah sederajat lainnya, MTs telah

mendapat kerja sama yang bagus dari SD-SD sekitar serta mengingat MTs

adalah sekolah yang sudah berumur, sehingga memungkinkan madrasah

ini sudah dikenal oleh masyarakat. Jadi fokus tugas humas pada waktu itu

lebih cenderung pada menjalin hubungan yang harmonis antar warga

intern madrasah dan menjalin hubungan yang harmonis kepada SD-SD

sekitar dan masyarakat umum.

2. Berbagai variasi strategi dan program manajemen humas dalam

meningkatkan penerimaan siswa baru mulai disusun pada kepemimpinan

Bapak Drs. H. Sudar, M.Ag. karena melihat perkembangan zaman yang

semakin cepat berubah dengan persaingan yang semakin kompetitif dan

tuntutan masyarakat terhadap pendidikan yang makin berkembang.

86

Strategi manajemen humas dikelompokkan menjadi dua, yaitu strategi

manajemen humas dengan publik intern dan strategi manajemen humas

86

dengan publik ekstern. Strategi manajemen humas dengan publik intern

dilakukan dengan kegiatan langsung melalui melalui pembinaan pada

tanggal 17 setiap bulan, upacara bendera setiap hari Senin, halal bi halal

dan pengajian keluarga, serta memfasilitasi segala sesuatu yang diperlukan

para guru dalam pekerjaannya di MTs. Sedangkan strategi manajemen

humas dengan publik ekstern dapat dibagi menjadi tiga, yaitu strategi kerja

sama, strategi pencitraan dan strategi promosi.

3. Dari data hasil perkembangan penerimaan siswa baru pada saat sebelum

dan sesudah diterapkannya berbagai strategi dan program manajemen

humas, dapat diketahui bahwa strategi dan program manajemen humas di

MTsN Pemalang yang diterapkan selama kurun waktu 5 (lima) tahun

terakhir ini belum begitu berhasil dalam meningkatkan jumlah penerimaan

siswa baru dalam segi kuantitas. Hal ini dikarenakan karena dalam

penyusunan strategi dan program humas belum melakukan analisis yang

matang, sehingga belum diketahui dengan pasti potensi MTs yang dapat

dioptimalkan untuk menarik minat masyarakat, apa yang diharapkan

masyarakat dari pendidikan dan bagaimana persepsi masyarakat tentang

MTs. Namun penyebab lain mengapa MTs belum mendapat banyak

jumlah pendaftar seperti pada masa sebelumnya adalah karena telah terjadi

perbedaan situasi dan kondisi antara pada masa kepemimpinan Bapak

Sanuri dulu dengan Bapak Sudar yang dapat mempengaruhi penerimaan

siswa baru. Perbedaan tersebut adalah pada proses seleksi penerimaan

siswa baru yang pada masa kepemimpinan Bapak Sanuri tidak ada seleksi

masuk tambahan, sedangkan pada masa Bapak Sudar karena beliau

menginginkan calon siswanya merupakan calon-calon siswa yang

berkualitas, diadakan tes seleksi masuk yang berupa tes wawancara (tes

lisan) mengenai BTQ (Baca Tulis al Qur’an), tes kepribadian serta tes

minat mengenai motivasi calon siswa mendaftar di MTsN Pemalang.

Dengan adanya tes tersebut, banyak calon siswa yang tidak berani

mengikuti tes, sehingga tidak jadi mendaftar di MTsN Pemalang.

87

Perbedaan yang kedua adalah pada situasi persaingan, di mana persaingan

yang terjadi pada masa kepemimpinan Bapak Sanuri dulu belum begitu

tajam, sedangkan pada masa Bapak Sudar persaingan semakin tajam

dengan munculnya SSN dan RSBI, sehingga masyarakat lebih memilih

sekolah yang dianggap berprestasi. Kemudian dapat diketahui bahwa

sebagian besar para siswa MTsN Pemalang mengenal MTs tersebut dari

ekstrakurikuler yang dimiliki madrasah tersebut. Ekstra kurikuler yang

paling sering tampil di luar lingkungan madrasah adalah marching band.

B. Saran

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan pada

penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin memberikan saran yang

kiranya dapat bermanfaat bagi civitas MTs Negeri Model Pemalang, antara

lain sebagai berikut:

1. Dalam menyusun strategi atau program pendidikan, baik itu dari

manajemen humas maupun bidang lainnya, hendaknya dilakukan analisis

SWOT terlebih dahulu untuk menjadi acuan, selain juga harus sesuai

dengan visi, misi dan tujuan madrasah, agar strategi dan program-program

tersebut dapat tepat sasaran sekaligus dapat mewujudkan visi, misi dan

tujuan MTs Negeri Model Pemalang.

2. Dalam menyusun strategi dan program-program manajemen humas,

hendaknya juga dilakukan manajemen yang rapi, dengan memetakan

dengan jelas perencanaannya (baik untuk perencanaan jangka pendek

maupun perencanaan jangka panjang), pengorganisasiannya, penanggung

jawabnya, pelaksanaannya, pengawasan dan evaluasinya, pada awal tahun

kepengurusan, sehingga semua program dapat terlaksana dengan efektif,

efisien dan rapi, serta dapat diketahui tingkat keberhasilannya.

3. Hubungan yang sudah terbina dengan baik dengan SD-SD sekitar dan

dengan masyarakat luas hendaknya tetap dipertahankan dengan baik. Salah

88

satu upaya untuk tetap mendapat dukungan dan kerja sama yang baik

adalah dengan memberikan kontribusi positif kepada SD-SD tersebut dan

kepada masyarakat.

4. Upaya yang paling efektif dalam menarik minat masyarakat adalah dengan

memajukan pendidikannya. Oleh karena itu pihak humas harus bekerja

sama dengan bidang kurikulum, kesiswaan, bidang sarana prasarana dan

seluruh civitas madrasah untuk memajukan kualitas madrasah, baru

kemudian dipublikasikan kepada masyarakat luas.

5. Sekiranya memungkinkan, perlu diadakan kerja sama dengan salah satu

Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) favorit sekarisedenan Pekalongan

atau masih dalam Kabupaten Pemalang. Kerja sama ini berupa lulusan

terbaik dari MTs Negeri Model pemalang dapat langsung diterima di SMA

favorit tersebut tanpa melalui seleksi apapun, sehingga diharapkan

masyarakat akan semakin tertarik dengan MTs Negeri Model pemalang.

6. Pihak manajemen humas MTs harus sesegera mungkin memberi

keterangan kepada masyarakat apabila terjadi miss communication

mengenai program madrasah.

7. Pihak MTs hendaknya senantiasa memajukan keunggulan yang dimiliki,

terlebih pada keunggulan yang tidak dimiliki oleh sekolah lain, karena hal

ini dapat menarik minat masyarakat dan memenangkan persaingan, di

samping juga terus melakukan berbagai promosi, baik dengan kegiatan

langsung ataupun melalui media.

C. Penutup

Puji syukur yang senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.

kini penulis haturkan kembali kehadiratNya Yang telah melimpahkan rahmat

dan inayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu proses pelaksanaan penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.

89

Semoga bantuan baik berupa do’a, materi maupun tenaga dan pikiran yang

telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dan dicatat sebagai amal

ibadah bagi Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan

adanya saran dan kritik yang konstruktif demi perbaikan karya tulis lain di

kemudian hari. Penulis juga meminta maaf apabila ada kata-kata yang kurang

berkenan di hati pihak-pihak tertentu.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi

penulis maupun siapa saja yang mau memetik ilmu, hikmah dan pengalaman

dari tulisan ini.

Akhirnya, tiada manusia yang sempurna, hanya kepada Allah SWT

penulis berserah diri dan hanya kepada-Nya penulis memohon segala

bimbingan dan pertolongan. Wa Allahu A’lam bi al-shawab.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Qodir, Riza (3104024). Efektivitas Manajemen Strategik di Lembaga Pendidikan Islam

(Studi Kasus di SMP Nasima Semarang). Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

(Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah. 2009)

Akdon. Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik untuk

Manajemen Pendidikan). (Bandung: Alfabeta. 2007). cet. 2

Alex MA. Kamus. Ilmiah Populer Kontemporer. (Surabaya: Karya Harapan. 2005)

Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah

Penerapan. terj. Yosal Iriantara. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005). cet. 2

Arikunto, Suharsimi. Organisasi dan Administrasi. (Jakarta: Rajawali Press. 1990). cet. 1

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta.

2002). Cet. 12. ed. revisi

Azwar. Saifuddin. Metode Penelitian. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1997)

B. Suryosubroto. Humas dalam Dunia Pendidikan - Suatu Pendekatan Praktis. (Yogyakarta:

Mitra Gama Widya. 2001)

Bush, Tony. Marianne Coleman. Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan. terj.

Fahrurrozi. (Yogyakarta: IRCisod. 2008). cet. 2

Daryanto. Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta. 2001). cet. 2

Denim. Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi. presentasi. dan publikasi

hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial. Pendidikan

dan Humaniora. (Bandung: CV. Pustaka Setia. 2002). Cet.I

Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya. (Semarang: Toha Putra: 2002)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai

Pustaka. 1999). cet. 10. ed. 2

Effendy. Onong Uchjana. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. (Bandung: Remaja

Rosdakarya. 1992). cet. 3. ed. Revisi

Fatah. Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004). cet. 7

Furchan. Arief. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2007)

Gunawan. Ary H. Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro. (Jakarta: PT. Rineka

Cipta. 1996). cet. 1

H.A.W. Widjaja. Komunikasi – Komunikasi & Hubungan Masyarakat. (Jakarta: Bumi Aksara.

2010). cet. 6

Hadi. Sutrisno. Metode Research. (Yogyakarta: Andi. 2004). jilid 2

Hasan. M. Iqbal. Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya. (Jakarta: Ghalia

Indonesia. 2002)

Hamruni. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. (Yogyakarta: Fakultas

Tarbiyah UIN Sunan Kalijogo. 2009)

Hery Winarto. Manajemen Humas dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TK An Nur

Tugurejo Semarang. (Semarang: IAIN Walisongo Semarang. 2010)

Hidayat, Ara. Imam Machali. Pengelolaan Pendidikan. (Bandung: Pustaka Educa. 2010). cet. 1

Khozin. Jejak-Jejak Pendidikan Islam di Indonesia – Rekonstruksi Sejarah untuk Aksi. (Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang. 2006) cet. 2

Knowles, Asa S. and Associates. Handbook of Cooperative Education. (San Francisco: Jossey-

Bass. 1972). 2nd printing

Mohammad Ali. Strategi Penelitian Pendidikan. (Bandung: Angkasa. 1993). cet. 1

Moleong. Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002). Cet.

17

Morissan. Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional. (Jakarta: Kencana.

2008). cet. 1

Mulyasa. E. Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003). cet. 5

Mulyono. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. (Jogjakarta: Ar Ruzz Media.

2009). cet. 2

Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Gunung Agung. 1997). cet. 14

Nawawi, Hadari. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan – Dengan

Ilustrasi di Bidang Pendidikan. (Jogjakarta: Gadjah Mada University Press. 2005). cet. 3

Pidarta. Made. Manajemen Pendidikan Indonesia.( Jakarta: Bina Aksara. 1988). cet.1

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya.

1995). cet. 7

Redaksi Sinar Grafika. Undang-Undang Sisdiknas (UU RI No. 20 Th. 2003). (Jakarta Sianar

Grafika Offset. 2009). cet. 2

Rokhimin. Manajemen Strategik Kehumasan dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

terhadap kegiatan Pendidikan di MAN Demak. (Semarang: IAIN Walisongo Semarang.

2010)

Ruslan, Rosady. Aspek-Aspek Hukum dan Etika Dalam Aktifitas Public Relations Kehumasan.

(Jakarta: Ghalia Indonesia. 1995)

Sallis, Edward. Total Quality Management in Educatioan. terj. Ahmad Ali Riyadi dan

Fahrurrozi. (Jogjakarta: Ircisod. 2008). cet. 8

S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineke Cipta. 2000)

Sagala, H. Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Alfabeta. 2000)

Sagala, Syaiful. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. (Bandung: Alfabeta.

2007). cet. 2.

Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun. Perencanaan Pendidikan - Suatu

Pendekatan Komprehensif. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007). cet. 3

Siswanto. Andik. Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan di Lembaga Pendidikan Tinggi Islam

(Studi Kasus di IAIN Walisongo Semarang). (Semarang: IAIN Walisongo Semarang.

2008)

Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Kegiatan. (Jakarta: Rineka Cipta. 1999). cet. 1

Soetopo. Hendyat dan Wasty Sumanto. Pengantar Operasional Adminitrasi Pendidikan.

(Surabaya: Usaha Nasional. 1982)

Subroto, B. Suryo. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Bina Aksara:

1984). cet. 2. ed. Revisi

Sudarto. Metodologi Penelitian Filsafat. (Jakarta: Raja GrafindoPersada. 1997)

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D.

(Bandung: Alfabeta. 2007). cet. 3

Suparyogo. Imam. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 2001)

Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan – Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. (Bandung:

Angkasa. 1986). cet. 10

Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. (Jakarta: PT. Ciputat Press. 2005)

Syafaruddin. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan – Konsep. Strategi dan Aplikasi.

(Jakarta: Grasindo. 2002). cet. I

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang. Administrasi Pendidikan.

(Malang: IKIP Malang. 1989). cet. 2

Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2001). cet. 3

Winardi. Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Alumni. 1979). cet. 10. ed. 7

Yusuf. Choirul Fuad (ed.). Potret Madrasah dalam Media Massa. (Jakarta: Puslitbang

Pendidikan Agama dan Keagamaan Depag RI. 2006)

REFERENSI INTERNET

Adpani. http://apong-indigo.blogspot.com/. diakses pada Selasa. 24 Agustus 2010

Markus Basuki. http://cor-amorem.blogspot.com/2010/01/manajemen-humas.html. diakses pada

25 Juli 2010

Usman, Indriana. Manajemen Stratejik.

http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=129:ek

ma-4414-manajemen-stratejik&Itemid= 73&catid=28:fekon. diakses pada tanggal

15112010

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Profil MTs Negeri Model Pemalang

2. Lampiran Kalender Akademik MTs Negeri Model Pemalang

3. Lampiran Nama Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Negeri

Model Pemalang Tahun Ajaran 2010/2011

4. Lampiran Struktur Organisasi MTs Negeri Model Pemalang

5. Lampiran Data Perkembangan Penerimaan Peserta Didik Baru MTs Negeri

Model Pemalang

6. Lampiran Jumlah Peserta Didik MTs Negeri Model Pemalang Tahun Ajaran

2010/2011

7. Lampiran Muatan Kurikulum dan Ekstrakurikuler MTs Negeri Model

Pemalang

8. Lampiran Daftar Prestasi MTs Negeri Model Pemalang

9. Lampiran Pedoman Wawancara dan Pedoman Angket

10. Lampiran Hasil Wawancara dan hasil Angket

11. Lampiran Hasil Dokumentasi

12. Lampiran Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

13. Lampiran Surat Mohon Izin Riset

14. Lampiran Surat Keterangan dari MTs Negeri Model Pemalang

15. Lampiran Sertifikat Passka Institut

16. Lampiran Sertifikat Passka Fakultas

17. Lampiran Piagam KKN

18. Biodata Penulis

DAFTAR NAMA TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

MTs NEGERI MODEL PEMALANG TAHUN AJARAN 2010/2011

a. Daftar Tenaga Pendidik

1) Drs. H. Sudar, M.Ag. 29) Sofiudin, S.Ag.

2) Dra. Siti Fasichah 30) Rela Susilowati, S.Pd.

3) Hj. Roziyah, S. Ag. 31) Syaefudin Zuhri, S.Ag.

4) Moh. Sholeh, S.Pd.I 32) Aziz Saleh, S.Pd.

5) Marsudi, S.Pd. 33) Drs.Ghufron

6) Raharjo, S.Pd. 34) Soffana Imawati, S.Pd.

7) Hj. Badriyah, BA. 35) Qori’ah, S.Pd.

8) Dra. Hj. Yuasis Arini 36) Dra.Dyah Sukraeni

9) Muhtar, S.Ag. 37) Drs. H. Faizin

10) Drs. Widodo, M.Si. 38) Drs. Pujo Hardiman

11) H. Dalail, S.Pd. 39) Sudirman, S.Pd.

12) Kholifah, S.Pd. 40) Moh. Amiruddin, S.Pd.

13) Rokhmani, S.Pd. 41) Musyaripah, S.Ag.

14) Mufidah, S.Ag. 42) Evi Fauziyah, S.Ag.

15) Dra. Krisnawaty 43) Drs. Ubaidah

16) Drs. Sugiyanto 44) Umi Suciati, S.Ag.

17) H. Agus To’ati, S.Ag. 45) Hidayat, S.Ag.

18) Umi Nur Hikmah, S.Pd. 46) Nur Efti Trisnasari, S.Ag.

19) Saefurrohman, S.Ag. 47) Siti Istiqomah, S.Ag.

20) Kurdiyanto, S.Pd. 48) Sakdiyah, S.Pd.

21) Prihartini, B.A. 49) Sri Herlina, S.Pd.

22) Dra. Anisah 50) Hery Widayanto, S.Pd.

23) Dullah Karim, S.Pd. 51) Diana Rossa, S.Sos.

24) Susilo Hadi Prayitno, M.SI 52) Rini Nunuk A., S.Pd.

25) Agus Purwanto, S.Pd. 53) Suterseni, S.Kom.

26) Nur Khilfah, S.Pd. 54) Dra. Fathonah Budiasih

27) Ahmad Muzaki, S.Ag. 55) Linda Kusnitasari, S.Pd.

28) Umi Kholifah, S.Pd. 56) Siswa Raharjo, S.Pd.

57) Sarifudin Zaelani, S.Pd. 64) Ani Heriyanti, S.Pd.

58) Komarudin, S.Pd. 65) Umu Umaroh, S.Ag.

59) Musta’in, S.Pd. 66) Upik Muzdalipah, S.Pd.

60) Eni Samiasih, S.Pd. 67) Yuniati, S.Pd.

61) Waryatun, S.Pd. 68) Rizky Mariani, S.Pd.

62) Abdul Kosim, S.Ag 69) Akip Ariyanto, A.md.Kom

63) Ilman Rosyadi, S.Ag.

b. Daftar Tenaga Kependidikan

1) Komar, SE 12) Kartiyan

2) Sih Budiarti 13) Sumar Toyib

3) Sri Mujiastuti 14) Waryo

4) Moh. Shodik 15) Bawon Sekhatun

5) Ahmad Manna, S.Si. 16) Najib Dahirin

6) Jasmin 17) Joko Priyono

7) Parsikun, M.Pd. 18 Suryanti

8) Lili Nur Latifah, A.Md. 19) Makmuri

9) Abdurrohman 20) Wahyudi

10) Anjar Pujiasih, S.Pd. 21) Tri Yuli Widayanto

11) Rina Dhini Indriyanti, A.Md. 22) Alef Theria Zulfa, S.E

STRUKTUR ORGANISASI

MTs NEGERI MODEL PEMALANG

TAHUN AJARAN 2010/2011

Kepala Sekolah

Drs. H. Sudar, M.Ag.

Komite Madrasah Staff TU

Ketua Ketua

Drs. H. Jasuri, M.SI Komar, S.E.

Sekretaris Bendahara

Komar, S.E. Sri Mujiastuti

Anggota

Anggota

Guru

Waka. Kurikulum Waka. Kesiswaan Waka. Humas Waka. Sarpras Koordinator BP/BK

Drs. Widodo, M.SI Sudirman, S.Pd. Moh. Amiruddin, S.Pd. Dra. Siti Fasichah Sarifudin Jaelani, S.Pd.

Anggota Guru

JUMLAH SISWA MTs NEGERI MODEL PEMALANG

TAHUN AJARAN 2010 / 2011

KELAS JUMLAH SISWA

Tingkat Bagian L P Jumlah

VII

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

14

14

26

22

24

25

24

22

22

28

26

27

19

24

23

22

22

20

20

18

40

41

45

46

47

47

46

42

42

46

Sub Jumlah 1 221 221 442

VIII

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

12

10

24

22

22

22

22

22

24

22

28

30

20

20

20

22

22

22

22

22

40

40

44

42

42

44

44

44

46

44

Sub Jumlah 2 202 228 430

IX

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

20

20

20

20

20

20

22

22

21

22

20

20

20

20

20

22

20

20

21

20

40

40

40

40

40

42

42

42

42

42

Sub Jumlah 207 203 410

Rekapitulasi:

KELAS JUMLAH SISWA

Tingkat Bagian L P Jumlah

VII

VIII

IX

1 s.d. 10

1 s.d. 10

1 s.d. 10

221

202

207

221

228

203

442

430

410

TOTAL (1+2+3) 630 652 1.282

MUATAN KURIKULUM DAN EKSTRAKURIKULER

MTs NEGERI MODEL PEMALANG

A. KURIKULUM

Struktur kurikulum yang diterapkan MTsN Pemalang adalah sebagai

berikut:

KOMPONEN KELAS DAN ALOKASI WAKTU

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al Qur’an Hadits

b. Aqidah Akhlaq

c. Sejarah Kebudayaan Islam

d. Fiqih

2. Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia

4. Bahasa Inggris

5. Bahasa Arab

6. Matematika

7. Pengetahuan Alam

8. Pengetahuan Sosial

9. Seni Budaya

10. Penjaskes

11. Teknologi Informasi&Komunikasi

12. BK (Bimbingan Konseling)

2

2

2

2

2

4

5

3

5

5

4

2

2

2

1

2

2

2

2

2

5

4

3

5

5

4

2

2

2

1

2

2

2

2

2

5

5

3

5

5

4

2

2

2

1

B. Muatan Lokal

1. Bahasa Jawa

2. Baca Tulis Qur’an

3. Amtsilati

4. Bahasa Mandarin

1

1

1

-

1

1

-

1

1

-

-

-

C. Pengembangan Diri

(Ekstrakurikuler)

Jumlah 46 46 46

B. EKSTRAKURIKULER

Untuk mengembangkan diri siswa-siswinya, MTsN Model Pemalang

mengadakan program bimbingan konseling dan ekstra kurikuler sebagai

berikut:

1) Kursus Komputer

2) Kursus Bahasa (Inggris, Arab, Mandarin)

3) Bimbingan Belajar

4) Pramuka

5) Menjahit

6) Olah raga (Karate, pencak silat, basket, tenis lapangan, tennis meja, sepak

bola, bola volley, sepak takraw, badminton, atletik)

7) Tilawatil Qur’an

8) Amtsilati (Cara balajar kitab kuning)

9) Patroli Keamanan Sekolah (PKS)

10) Palang Merah Remaja (PMR)

11) Marching Band

12) Seni Musik (Pop, dangdut, campur sari, qashidah)

13) Kaligrafi

14) Karya Ilmiah Remaja (KIR)

15) Jurnalistik / majalah dinding

16) Ramadhan in campuss

17) Keterampilan menenun.

DAFTAR PRESTASI MTs NEGERI MODEL PEMALANG

SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR

1. Prestasi Akademik

a. Tahun Pelajaran 2005/2006 lulus 94,7% dari jumlah 521 siswa

b. Tahun Pelajaran 2006/2007 lulus 99,7% dari jumlah 444 siswa

c. Tahun Pelajaran 2007/2008 lulus 100% dari jumlah 375 siswa

d. Tahun Pelajaran 2008/2009 lulus 100% dari jumlah 394 siswa.

2. Prestasi Non Akademik

a. Tingkat Propinsi

1) Lomba Olimpiade Matematika tingkat Propinsi di Yogyakarta Tahun

2009.

2) Lomba Olimpiade IPS tingkat Propinsi di UNNES Semarang tahun

2009.

3) Lomba MTQ tingkat Propinsi di Demak tahun 2009.

4) Juara 5 PMR tingkat Propinsi di Semarang tahun 2009.

b. Tingkat Kabupaten

1) Juara I (satu) lomba Perpustakaan Tingkat Kabupaten Pemalang dua

kali berturut-turut, 2006 dan 2007.

2) Juara I (satu) Lomba Wawasan Wiyata Mandala Tingkat Kabupaten

Pemalang.

3) Juara Tergiat I (satu) Lomba Perkemahan dalam rangka HUT Pramuka

dari tahun 2004-2006 tingkat Kabupaen.

4) Juara I (satu) Lomba MTQ Tingkat Kabupaten Pemalang.

5) Juara I (satu) Kelas A Putra Cabang Pencak Silat pada POPDA

Tingkat Kabupaten Pemalang tahun 2008.

6) Juara III (tiga) kelas F Putra Cabang Pencak Silat pada POPDA

Tingkat Karisedenan Pekalongan tahun 2009.

7) Juara I (satu) Lomba MTQ Putra tingkat Kabupaten Pemalang tahun

2009.

8) Juara I (satu) Lomba MTQ Putri tingkat Kabupaten Pemalang tahun

2009.

9) Juara I (satu) Paramanandi (Gitapati) tingkat Kabupaten Pemalang

tahun 2009.

10) Juara Tergiat III Perkemahan dalam rangka HUT Pramuka ke 48 tahun

2009.

11) Juara I Tartil tingkat Kabupaten Pemalang tahun 2009.

PEDOMAN WAWANCARA DAN ANGKET

A. Pedoman Wawancara

1. Kepada Kepala Madrasah

a. Bagaimana strategi dan program manajemen humas dalam

meningkatkan penerimaan siswa baru?

b. Siapa yang menggagas penerapan strategi manajemen humas tersebut?

c. Apa yang menjadi alasan pihak madrasah menyusun berbagai strategi

dan program manajemen humas tersebut?

d. Bagaimana hasil jumlah pendaftar pada masa penerimaan siswa baru

setelah diterapkan berbagai strategi dan program humas?

2. Kepada Wakil Kepala Hubungan Masyarakat

a. Apa saja program kerja manajemen humas MTsN Model Pemalang?

b. Bagaimana strategi dan program manajemen humas dalam

meningkatkan penerimaan siswa baru?

c. Bagaimana hasil strategi manajemen humas dalam meningkatkan

penerimaan siswa baru?

d. Bagaimana keadaan awal strategi manajemen humas dalam

meningkatkan penerimaan siswa baru? Dan bagaimana hasil

penerimaan siswa baru pada masa tersebut?

e. Mengapa terjadi penurunan setelah diterapkan berbagai strategi dan

program humas tersebut?

B. Pedoman Angket Kepada Peserta Didik

1. Dari mana kamu mengetahui MTsN Model Pemalang?

a. Brosur MTs e. Brosur MTs

b. Kalender MTs f. Kalender MTs

c. Internet g. Guru MTs

d. Papan penunjuk arah f. Ekstrakurikuler MTs, seperti marching

band, pramuka, OSIS dll.

2. Apa yang kamu suka dari MTsN Model Pemalang?

a. Pendidikan Agama Islamnya lebih banyak dari SMP umum

b. Sarana dan Prasarana yang lengkap

c. Gedung sekolahnya besar dan megah

d. Ekstrakurikulernya banyak

e. Prestasi sekolahnya bagus

f. Lainnya……………………

HASIL WAWANCARA DENGAN BAPAK Drs. H. SUDAR, M.Ag.

(KEPALA MTs NEGERI MODEL PEMALANG)

Hari : Sabtu

Tanggal : 16 Januari 2011

Waktu : 10.00-11.00

Tempat : Ruang Kepala Madrasah

1. Bagaimana strategi dan program manajemen humas dalam

meningkatkan penerimaan siswa baru?

Strategi dan program manajemen humas yang berusaha untuk

meningkatkan penerimaan siswa baru di sini sangat banyak. Kami sengaja

membuat berbagai program tersebut untuk menarik minat masyarakat terhadap

madrasah yang pada akhir-akhir ini kelihatannya semakin menurun dari pada

periode sebelum saya. Program tersebut diantaranya adalah berupaya terus

memajukan prestasi dan kualitas MTs, merenovasi bangunan gedung MTs,

mengundang siswa SD-SD terdekat pada acara akhirus sanah MTs dan

bekerja sama dengan berbagai lapisan masyarakat.

2. Siapa yang menggagas penerapan strategi manajemen humas tersebut?

Strategi-strategi tersebut diterapkan setelah dilakukan koordinasi

dengan komite madrasah, para wakil kepala madrasah dan rekan-rekan guru

pada waktu awal-awal saya datang di sini sebagai kepala madrasah. Dalam

rapat koordinasi tersebut, saya juga memberikan gambaran-gambaran tentang

program yang sekiranya dapat menarik minat masyarakat, seperti yang telah

saya katakan tadi contohnya. Sedangkan untuk pelaksanaan strategi dan

program untuk semakin mempopulerkan madrasah dan menarik minat

masyarakat tentu dilaksanakan oleh seluruh komponen warga madrasah dan

bekerja sama dengan masyarakat.

3. Apa yang menjadi alasan pihak madrasah menyusun berbagai strategi

dan program manajemen humas tersebut?

Sebenarnya, pada mulanya kami ingin lebih memajukan kualitas dan

prestasi madrasah ini sesuai dengan visi dan misi madrasah. Hal ini karena

melihat perkembangan zaman seperti sekarang yang semakin cepat berubah,

persaingan dengan sekolah lain yang makin kompetitif dan tuntutan

masyarakat terhadap pendidikan yang makin berkembang, sehingga mau tidak

mau kami juga harus terus memajukan kualitas madrasah. Dalam usaha

memajukan kualitas ini kami lakukan sedini mungkin, yaitu sejak pada saat

seleksi peserta didik baru. Pada saat penerimaan peserta didik baru, kami

berupaya untuk mencari calon peserta didik unggulan, sehingga dalam seleksi

penerimaan siswa baru ini kami adakan test BTQ (Baca Tulis al Qur’an) yang

dilakukan dengan tes lisan, tes kepribadian dan tes minat. Namun setelah

diadakan tes tersebut, jumlah pendaftar di sini semakin berkurang, oleh

karenanya diadakanlah strategi-strategi dan program humas tersebut dengan

bekerja sama dengan berbagai pihak untuk kembali menarik minat masyarakat

mendaftarkan putra-putrinya ke sini.

4. Bagaimana hasil jumlah pendaftar pada masa penerimaan siswa baru

setelah diterapkan berbagai strategi dan program humas?

Secara kuantitas, jumlah pendaftar selama kurun waktu saya di sini

masih lebih sedikit apabila dibandingkan dengan periode pada saat madrasah

dipimpin oleh Bapak Sanuri. Namun kami tetap berusaha untuk terus

meningkatkan minat masyarakat menyekolahkan putra-putrinya ke madrasah

ini, sehingga dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah pendaftar di sini

secara perlahan semakin meningkat lagi walaupun masih belum sebanyak

pada periode Bapak Sanuri.

HASIL WAWANCARA DENGAN BAPAK MOH. AMIRUDDIN, S.Pd.

(WAKIL KEPALA HUMAS MTs NEGERI MODEL PEMALANG)

Hari : Kamis

Tanggal : 13 Januari 2011

Waktu : 09.30-11.00

Tempat : Ruang Wakil Kepala MTs Negeri Model Pemalang

1. Apa saja program kerja manajemen humas MTsN Model Pemalang?

Program kerja dari manajemen humas MTsN Pemalang dapat dilihat di

daftar program kerja waka humas MTsN Pemalang. Program humas yang

utama adalah meningkatkan hubungan yang harmonis antara kepala madrasah,

guru, pegawai dan karyawan MTsN Pemalang melalui pembinaan pada

tanggal 17 setiap bulan yang diisi oleh kepala madrasah, upacara bendera

setiap hari Senin, halal bi halal, pengajian keluarga dan memfasilitasi segala

sesuatu yang diperlukan para guru dalam pekerjaannya di MTs, seperti

program kami yang baru, yaitu membuat jaringan akses komputer madrasah.

Jaringan akses komputer madrasah merupakan sebuah penggunaan teknologi

yang digunakan untuk mengumpulkan semua tugas para guru dalam satu

komputer induk madrasah, sehingga semua guru dapat bekerja di manapun

untuk kemudian dikirim lewat jaringan internet ke komputer madrasah.

Selain meningkatkan hubungan yang harmonis dengan seluruh warga

madrasah sendiri, kami juga berupaya menjalin hubungan yang baik pula

dengan masyarakat luas. Dalam menjalin hubungan yang baik dengan

masyarakat luas, kami mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti

dengan komite madrasah, orang tua peserta didik, lingkungan masyarakat,

alumni-alumni kami, lembaga bimbel dan dengan perguruan tinggi seperti

UNNES, STIT Pemalang, STIE Pemalang dan UPS Tegal.

2. Bagaimana strategi dan program manajemen humas dalam

meningkatkan penerimaan siswa baru?

Dalam usaha meningkatkan penerimaan siswa baru, kami bekerja sama

dengan berbagai pihak untuk membuat berbagai program yang sekiranya dapat

memperkenalkan sekaligus menarik minat masyarakat terhadap MTs. Program

tersebut adalah dengan melakukan promosi seperti menyebarkan brosur,

kalender, memasang papan penunjuk arah ke MTs di jalan yang ramai dilewati

orang, internet dan radio. Dalam promosi melalui media-media tersebut

disebutkan berbagai keunggulan MTs, visi dan misi MTs serta foto-foto

menarik dari kegiatan anak-anak MTs. Selain itu kami juga mengadakan

kunjungan langsung dari panitia penerimaan siswa baru kami ke SD-SD

sekitar dan mengundang SD-SD terdekat pada saat upacara wisuda atau

akhirussanah MTs.

Sedangkan untuk menarik minat masyarakat, kami berusaha

menimbulkan kesan yang baik dari masyarakat. Upaya-upaya untuk

menimbulkan kesan yang baik ini kami berusaha dengan segenap kawan-

kawan guru untuk memajukan madrasah agar selalu berprestasi, merenovasi

bangunan gedung, menyediakan sarana dan prasarana madrasah untuk

kepentingan masyarakat, seperti masjid dan lapangan olah raga, kerap

mengundang tokoh masyarakat dalam kegiatan-kegiatan madrasah,

menampilkan ekstra kurikuler MTs, seperti marching band dan pramuka pada

Peringatan Hari Besar Nasional, Hari Besar Islam ataupun ketika diundang

oleh masyarakat. Di samping itu, yang tak kalah pentingnya adalah dari anak-

anak peserta didik kami. Sikap dan penampilan peserta didik kami juga dapat

menjadi gambaran dari madrasah kami, mereka juga dapat menceritakan

pengalamannya belajar di madrasah ini kepada masyarakat luas. Selain itu,

kami juga mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak yang tadi telah saya

sebutkan untuk meningkatkan animo masyarakat terhadap madrasah kami.

3. Bagaimana hasil strategi manajemen humas dalam meningkatkan

penerimaan siswa baru?

Untuk hasil jumlah pendaftar pada penerimaan peserta didik baru dapat

dilihat di data perkembangan penerimaan peserta didik baru MTsN Pemalang.

Dari data tersebut diketahui bahwa setelah diterapkan berbagai program

humas tersebut selama enam tahun sejak MTs ini dipimpin oleh Bapak Sudar,

karena adanya berbagai strategi dan program humas tersebut berasal dari ide-

ide Bapak Sudar, jumlah pendaftar di MTs ini lebih menurun dari segi

kuantitas dibandingkan pada saat kepemimpinan sebelumnya, yaitu Bapak

Sanuri. Akan tetapi, hasil strategi program humas kami selama ini masih

proses, masih belum final, jadi kami masih terus berusaha menarik minat

masyarakat agar semakin meningkat.

4. Bagaimana keadaan awal strategi manajemen humas dalam

meningkatkan penerimaan siswa baru? Dan bagaimana hasil penerimaan

siswa baru pada masa tersebut?

Pada masa kepemimpinan Bapak Sanuri, strategi manajemen humas

yang berupaya untuk meningkatkan penerimaan siswa baru sangat sederhana,

yaitu hanya dengan menggunakan promosi berupa brosur dan spanduk sebagai

alat untuk memperkenalkan MTsN Pemalang sekaligus menyampaikan

informasi mengenai waktu dan syarat pendaftaran kepada masyarakat serta

memanfaatkan keunggulan madrasah untuk menarik minat masyarakat yang

berupa ekstrakurikuler marching band. Strategi dan program manajemen

humas yang sederhana ini karena pada waktu itu MTs telah mendapat kerja

sama yang bagus dengan SD-SD sekitar, persaingan dengan sekolah lain yang

belum terlalu ketat, keberadaan MTs yang memang telah berumur sehingga

sudah dikenal masyarakat luas dan kebijakan pemerintah yang pada waktu itu

mengesahkan foto copy ijazah untuk mendaftar, sehingga tanpa berbagai

macam strategi promosipun banyak calon siswa yang mendaftar ke MTsN

Pemlang selain mungkin juga telah mendaftar di sekolah-sekolah lain.

Untuk hasilnya juga dapat dilihat di data perkembangan penerimaan

peserta didik baru, di mana selama kurun waktu lima tahun pada waktu itu

kami dapat merekrut jumlah pendaftar yang sangat banyak.

5. Mengapa terjadi penurunan setelah diterapkan berbagai strategi dan

program humas tersebut?

Permasalahan yang ditengarai sebagai penyebab mengapa pada masa

kepemimpinan Bapak Sudar atau setelah diterapkan berbagai strategi dan

program humas tersebut, jumlah pendaftarnya makin turun dari segi kuantitas

itu karena dua faktor, yaitu:

a. Proses seleksi penerimaan peserta didik baru

Pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. Sanuri Rahmat Syah

tidak ada seleksi lebih lanjut dalam penerimaan siswa baru, sedangkan

pada saat kepemimpinan Bapak Sudar, diadakan seleksi tambahan, berupa

test wawancara (tes lisan) mengenai keahlian BTQ (Baca Tulis al Qur’an),

tes kepribadian yang dinilai dari cara berpakaian, tutur kata dan tingkah

laku pada saat di dalam ruang tes, serta tes minat mengenai motivasi

mendaftar di MTsN Pemalang. Pada mulanya, tes tersebut mempengaruhi

penerimaan siswa baru, jadi apabila seorang calon siswa memiliki NEM

yang tinggi, namun kurang menguasai BTQ, atau tingkah lakunya kurang

sopan, maka calon siswa ini belum tentu dapat diterima di MTs. Akan

tetapi hal ini ternyata membawa dampak bagi jumlah penerimaan siswa

baru, di mana calon siswa yang merasa kurang mampu dalam BTQ takut

mendaftar di madrasah ini, oleh karenanya pihak madrasah mengganti tes

tersebut dengan penelusuran bakat minat. Penelusuran bakat minat ini

tetap dilakukan dengan wawancara, dan wawancara ini tidak

mempengaruhi penerimaan siswa baru, hanya untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam BTQ, untuk selanjutnya dapat dilakukan

pemetaan antara siswa yang sudah pandai BTQ dengan yang masih

memerlukan pembinaan khusus, sehingga dapat diproses dengan baik.

Jadi dapat dikatakan pada masa kepemimpinan Bapak Sanuri

masih asal-asalan dalam menerima peserta didik baru, atau siapapun bisa

diterima menjadi siswa MTsN Pemalang selama masih memenuhi kuota

berdasarkan urutan NEM. Sedangkan pada masa Bapak Sudar, beliau

menginginkan peserta didik di madrasah ini adalah peserta didik unggulan,

maka untuk mendapatkan itu dipilihlah calon-calon siswa unggulan, yang

juga dapat membaca al Qur’an, masa siswa MTs tidak dapat membaca al

Qur’an? Sehingga bisa jadi calon siswa yang merasa belum menguasai

BTQ tidak jadi mendaftar di MTs ini.

b. Persaingan yang semakin kompetitif

Pada masa MTs masih dipimpin oleh Bapak Sanuri, belum terdapat

persaingan yang ketat dari sekolah sederajat lain. MTsN Pemalang

menganggap pesaing-pesaingnya adalah sekolah umum (SMP Negeri)

yang banyak berdiri di sekitar madrasah. Pada waktu itu memang sudah

terdapat sekolah setingkat MTs (SMP Negeri) favorit di lingkungan kota

Kab. Pemalang, akan tetapi status tersebut belum begitu mengusik MTsN

Pemalang dalam menarik animo masyarakat, karena SMP tersebut sudah

biasa menyandang predikat favorit, sehingga sudah dianggap biasa oleh

masyarakat kota Pemalang dan ketertarikan masyarakat terhadap MTs

masih cukup tinggi.

Namun, pada masa periode kepemimpinan Bapak Sudar banyak

bermunculan sekolah umum sederajat yang menjadi Sekolah Standar

Nasional (SSN) dan bahkan sekolah yang berpredikat Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI). Hal ini tentu menyebabkan semua mata

tertuju pada lembaga pendidikan yang telah mendapat predikat tersebut,

sehingga sekolah lain menjadi terpinggirkan di mata masyarakat. Oleh

karena itulah Bapak Sudar menyusun berbagai strategi promosi yang

sangat banyak dan menarik agar para tamatan SD tetap berminat dengan

MTsN Pemalang.

HASIL ANGKET

Program humas yang mempengaruhi siswa MTsN Model Pemalang

mendaftar di Madrasah tersebut:

No. Program Manajemen Humas Jumlah Siswa Prosentase

1. Brosur MTs 47 16,1 %

2. Kalender MTs 23 7,9 %

3. Internet 31 10,7%

4. Papan penunjuk arah 13 4,5 %

5. Radio 26 8,9 %

6. Mengunjungi MTs sendiri 24 8,2 %

7. Kunjungan Panitia PPDB MTs ke SD-

SD 22 7,6 %

8. Kerja sama dengan orang tua siswa 31 10,7 %

9. Kegiatan ekskul MTs 74 25,4 %

Jumlah total 291

LAMPIRAN DOKUMENTASI

KERJA SAMA MTsN PEMALANG PAPAN PENUNJUK ARAH

DENGAN PEMDA PEMALANG MTsN PEMALANG

BROSUR MTsN PEMALANG KALENDER MTsN PEMALANG

KEGIATAN PRAMUKA MTsN KEGIATAN RAMADHAN IN

PEMALANG CAMPUSS

PRESTASI YANG TELAH DIRAIH KEGIATAN AKHIRUS SANAH

MTsN PEMALANG MTsN PEMALANG

BANGUNAN GEDUNG MTsN PEMALANG

YANG DAPAT MENARIK MINAT MASYARAKAT

GAPURA MTsN PEMALANG RUANG KELAS YANG NYAMAN

YANG MEGAH

AULA MTsN PEMALANG LAPANGAN OLAH RAGA

YANG GAGAH YANG LUAS

BIODATA PENULIS

Nama : Muslikhul A’mal

Tempat, tanggal lahir : Pemalang, 20 Juni 1988

Alamat : Jl Bahagia Rt. 05 Rw. 01 Banyumudal Moga

Pemalang

Phone/ HP : 0857 41 627 1 57

Pendidikan Formal : MI Dewi Masyithoh Moga Pemalang (Lulus 2000)

SMP Negeri 1 Moga Pemalang (Lulus 2003)

SMA Negeri 3 Pemalang (Lulus 2006)

S1 IAIN Walisongo Semarang tahun 2006

Pengalaman Organisasi :

Pengurus HMJ Jurusan KI Fakultas Tarbiyah Tahun 2007-2009

Pengurus ORDA IMPP Tahun 2007-2009

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 18 Mei 2011

Muslikhul A’mal

NIM 063311022