upaya meningkatkan hasil belajar siswa mata...
TRANSCRIPT
1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS PADA POKOK
BAHASAN MENGHAFAL AL-QUR’AN SURAT PENDEK
PILIHAN MELALUI PENGGUNAAN METODE
DEMONSTRASI BERKELOMPOK
(Studi Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk
Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
NUR ANISAH
NIM : 063111075
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ABSTRAK
Nur Anisah (NIM. 063111075). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur’an Surat
Pendek Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Berkelompok (Studi
Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang
Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah Walisongo
Semarang 2011.
Penelitian bertujuan untuk: 1) Mengetahui pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi di kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec.
Genuk Kota Semarang. 2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI
Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang melalui penggunaan metode demonstrasi
pada materi menghafal surat Al-„Alaq.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) dengan subjek penelitian siswa kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu
Genuk Semarang dengan jumlah siswa 30 anak. Fokus yang diteliti dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Data hasil belajar kognitif dalam
penelitian ini didapat dari nilai tes akhir siklus. Sedangkan hasil belajar
psikomotorik didapat dari observasi pada saat pembelajaran Al-Qur‟an
Haditsdengan menggunakan metode demonstrasi sedang berlangsung. Data yang
telah didapat kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Indikator keberhasilan penelitian ini dilihat hasil
belajar siswa yang mencapai ketuntasan belajar ≥ 65. Proses penelitian ini
dilakukan dalam 2 siklus. Pelaksanaan siklus I sudah dirancang sebelumnya.
Pelaksanaan siklus II merupakan hasil refleksi dari siklus I. Pengumpulan data
penelitian menggunakan metode observasi secara langsung pada saat
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dan pengambilan nilai
pada tiap akhir siklus. Pengelolaan data dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif kuantitatif. Hasil dari pengolahan data digunakan untuk
menggambarkan ketercapaian tindakan terhadap peningkatan pembelajaran. Hal
ini dibuktikan dengan hasil penelitian siklus I ketuntasan belajar mencapai 66%.
Sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 96,7 %.
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi mahasiswa, para tenaga pelajar, para peneliti, dan semua pihak
yang membutuhkan dilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
NOTA PEMBIMBING Semarang, Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Al-Qur‟an Hadits Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat
Pendek Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi
Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas VI MI Futuhiyyah 02
Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011).
Nama : Nur Anisah
NIM : 063111075
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I
Drs. Abdur Rohman, M.Ag
NIP. 19691105 199403 1 003
NOTA PEMBIMBING Semarang, Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Al-Qur‟an Hadits Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat
Pendek Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi
Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas VI MI Futuhiyyah 02
Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011).
Nama : Nur Anisah
NIM : 063111075
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
KEMENTERIAN AGAMA R.I.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan:
Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Al-Qur‟an Hadits Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat
Pendek Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi
Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02
Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011)
Nama : Nur Anisah
NIM : 063111075
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 30 Juni 2011
DEWAN PENGUJI
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Anisah
NIM : 063111075
Jurusan / Program Studi : Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Nur Anisah
NIM. 063111075
MOTTO
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2) Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5) Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-„Alaq: 1-5).
PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridla Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan
untuk:
1. Ayahanda Mat Gunawan dan ibunda tercinta Asfiyah, yang tak henti-
hentinya memberikan motivasi, dan iringan do‟a serta mencurahkan kasih
sayangnya kepada penulis. Adik-adikku tersayang (Siti Syarifah dan
Muhammad Naufal Hifdzi Kholis ).
2. Ustadz-ustadzah TPQ Nurul Iman Pandana Merdeka (Bapak Asrori, Ibu
Fatimah, Bapak A. Lisanuddin, Bu Ririn). Dan keluarga besar Pandana
Merdeka Blok. B.15 (Mbak Nur Hasanah, Mbak Yaya, Fani, Aini, Roil
dan Yamini).
3. Sahabat/i Sindikat Rongewunem (Almapa 2006), dan keluarga besar PMII
Rayon Tarbiyah Komisariat Walisongo Semarang.
Teman-teman seperjuangan kelas PAI B 2006 dan semua teman dekat penulis.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang berkat rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya skripsi penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Pada
Pokok Bahasan Menghafal Surat Pendek Pilihan Melalui Metode Demonstrasi
(Studi Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota
Semarang Tahun Ajaran 2010/2011)” dapat disajikan, shalawat serta salam
semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah menuntun
manusia ke jalan yang telah diridhai Allah.
Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu demi kelancaran dalam penulisan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Dr. Sudja‟i, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Nasirudin, M. Ag, Ketua Jurusan PAI dan H. Mursid, M. Ag selaku Sekretaris
Jurusan PAI.
3. Drs. Abdur Rohman, M.Ag, pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan petunjuk dalam penulisan skripsi.
4. Drs. H. Shodiq, M.Ag, pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
petunjuk dalam penulisan skripsi.
5. Bapak dan Ibu dosen serta segenap karyawan yang secara langsung ikut
berpartisipasi.
6. Kepala MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang, yang telah memberikan
izin mengadakan penelitian.
7. Orang tua tercinta, yang telah membesarkan, mendidik, dan menyayangi
dengan sepenuh hati.
8. Seluruh anggota keluarga yang telah memberi dukungan yang sangat
berharga.
9. Sahabat-sahabatiku mahasiswa PAI 2006 tercinta yang selalu memberi
dukungan serta do‟a sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Teriring doa semoga Allah SWT. membalas semua amal kebaikan dari
semuanya dengan sebaik-baik balasan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Semarang, Juni 2011
Nur Anisah
NIM. 063111075
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................................. v
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................................ ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Penegasan Judul .................................................................. 7
C. Perumusan Masalah ............................................................. 10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 10
E. Kajian Pustaka .................................................................... 11
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran .................................................... 13
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ............................. 13
2. Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran ................................. 15
3. Teori Belajar dan Pembelajaran ..................................... 16
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar .................... 17
B. Metode Demonstrasi ........................................................... 20
1. Demonstrasi sebagai Metode Pembelajaran ................... 20
2. Langkah-langkah dalam Mengaplikasikan Metode
Demonstrasi .................................................................. 22
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi dalam
Proses Belajar Mengajar ................................................ 24
C. Hasil Belajar ........................................................................ 25
1. Definisi Hasil Belajar .................................................... 25
2. Macam-macam Hasil Belajar ......................................... 25
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ............ 26
D. Pembelajaran Bidang Studi Al-Qur‟an Hadits di MI ............ 27
1. Pengertian Bidang Studi Al-Qur‟an Hadits .................... 27
2. Tujuan Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits di MI ............... 28
3. Ruang Lingkup Materi Al-Qur‟an Hadits di MI ............. 29
E. Pentingnya Metode Demonstrasi dalam Peningkatan Hasil
Belajar ................................................................................ 30
F. Hipotesis Tindakan .............................................................. 31
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian..................................................................... 32
B. Subyek Penelitian ................................................................ 32
C. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 32
D. Kolaborator ......................................................................... 32
E. Penentuan Variabel Penelitian ............................................. 32
F. Instrumen Penelitian ............................................................ 33
G. Prosedur Kerja Penelitian Tindakan Kelas ........................... 33
H. Metode Pengumpulan Data ................................................. 39
I. Analisis Data ....................................................................... 41
J. Indikator Keberhasilan ........................................................ 42
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian ............................................................ 44
B. Pra Siklus ............................................................................ 44
C. Hasil Penelitian ................................................................... 46
D. Pembahasan ........................................................................ 57
BAB V : SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 60
B. Saran ................................................................................... 62
C. Penutup ............................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fungsi pendidikan bagi guru paling utama adalah memimpin anak-anak
membawa ke arah tujuan yang jelas. Guru sebagai orang tua juga harus
menjadi model atau suri tauladan bagi anak-anak. Anak mendapatkan rasa
keamanan dengan adanya model dan rela menerima petunjuk maupun teguran
bahkan hukuman.1
Pendidikan sekolah juga merupakan pendidikan yang diselenggarakan
melalui prasarana yang dilembagakan. Lembaga pendidikan sekolah
merupakan tempat menuntut ilmu yang kedua setelah keluarga. Proses belajar
mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan
guru sebagai pemegang peranan utama. Guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik.2 Oleh karena itu gurulah yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan dalam arti memberikan
bimbingan dan pengajaran kepada siswa.
Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits di MI Futuhiyyah 02, utamanya di kelas
V ternyata tidak mudah. Adanya anggapan bahwa Al-Qur‟an Hadits hanyalah
pelajaran yang sekedar dibaca dan tidak harus dihafalkan maupun dipahami,
dan pelajaran ini tidak termasuk salah satu pelajaran yang menentukan saat
akhir sekolah yang membuat peserta didik menjadi statis dan kurang
berprestasi. Hal ini jika dibicarakan berlarut-larut tentunya akan sangat
membahayakan akhlaq dan aqidah generasi muda. Pengaruh yang saat ini bias
kita lihat dari permasalahan ini adanya penurunan kesadaran beribadah peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari.
Jika melihat masalah yang dialami peserta didik MI Futuhiyyah 02,
penulis sebagai calon pendidik berasumsi bahwa untuk menarik minat belajar
1 Syaiful Bahri Jamaroh, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), hlm. 5. 2Ibid., hlm. 31.
peserta didik terhadap pelajaran Al-Qur‟an Hadits adalah dengan menciptakan
suasana senang dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadits, menciptakan suasana
senang tersebut adalah dengan guru memilih metode pembelajaran yang tepat.
Karena pemilihan metode yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan,
kurang paham, dan akhirnya menurunkan motivasi dan hasil belajar peserta
didik.
Sedangkan metode adalah “suatu cara atau siasat penyampaian bahan
pengajaran tertentu dari suatu mata pelajaran, agar siswa dapat mengetahui,
memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pengajaran”. Selain itu
juga dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi dua arah antara pengajar
dan peserta didik.
Kedua kegiatan ini saling mempengaruhi dan dapat menentukan hasil
belajar. Di sini kemampuan guru dalam menyampaikan atau
mentransformasikan bidang studi dengan baik, merupakan syarat mutlak yang
tidak dapat ditawar lagi karena hal ini mempengaruhi proses belajar dan hasil
belajar siswa. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa
lebih mudah memahami pelajaran, seorang guru selain harus menguasai
materi, dia juga dituntut untuk dapat terampil dalam memilih dan
menggunakan metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang
dihadapinya. Seorang guru sangat dituntut untuk dapat memiliki pengertian
secara umum mengenai berbagai metode, baik mengenai kebaikan metode
maupun mengenai kelemahan-kelemahannya.
Ada beberapa metode yang dikenal dalam pengajaran, misalnya yaitu
metode ceramah, metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode
eksperimen, metode tanya jawab, dan sebagainya. Dengan memilih metode
yang tepat, seorang guru selain menentukan output atau hasil lulusan dari
lembaga pendidikan, juga merupakan landasan keberhasilan lembaga
pendidikan, dan juga menjadi pengalamannya disenangi bagi anak didik. Oleh
karena itu, untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kreatif dalam mata
pelajaran Al-Qur‟an Hadits, guru dapat memilih metode demonstrasi, karena
dalam pelajaran ini ada materi yang dapat diterapkan atau dipraktekkan,
seperti menghafal Al-Qur‟an dalam surat pendek pilihan.
Salah satu materi disampaikan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada pembelajaran studi Al-Qur‟an Hadits adalah
menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan disampaikan pada kelas V semester
genap.
Di lain pihak MI Futuhiyyah 02 Kudu siswa yang hidup di daerah bukan
kota besar tentu semangat belajarnya tidak begitu besar. Umumnya siswa
berasal dari orang tua ekonomi menengah ke bawah. Potensi peserta didik MI
Futuhiyyah 02 Kudu termasuk cukup baik dan perlu ditumbuhkembangkan.
Berdasarkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits
untuk pokok bahasan menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan, peserta didik
memahaminya masih rendah. Hal ini terbukti dengan hasil tes formatif pada 1
tahun terakhir yaitu tahun 2009/2010 masih banyak nilai yang di bawah KKM
yaitu (65).
Tabel 1.1
Hasil Analisis Nilai Kondisi Awal Peserta Didik
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Listiani 70 T
2 Mustofa Ridlo 60 TT
3 Ngatono Tri Wahyudi 75 T
4 Nur Isnaini 65 T
5 Sutrisno 60 TT
6 Abi Rifqi Adam 65 T
7 Abdul Aziz Muslim 45 TT
8 Ahmad Fahmi Sidiq 80 T
9 Ani Fitriyanti Solekah 55 TT
10 Awalul Iqbal 65 T
11 Choirun Nisya Febriyani 70 T
12 Dinna Ayu Lestari 65 T
13 Fantina Diah 60 TT
14 Fiqi Nur Izzah 70 T
15 Hanifatul Baroroh 65 T
16 Heru Prayogo 65 T
17 Isro'atul Muzamzamah 55 TT
18 Muhammad Anang Siswanto 50 TT
19 Muhammad Kharis Santoso 65 T
20 Muhammad Khoirun 75 T
21 Muhammad Nurrokhim 60 TT
22 Muhammad Zamroni 45 TT
23 Mariya Ulfa 70 T
24 Muhammad Slamet Riyadi 55 TT
25 Nanik Zulaikah 60 TT
26 Nurul Karomah 70 T
27 Oki Andika Dwi Wijayanto 65 TT
28 Siti Anisah 70 T
29 Sahal Machfud 65 TT
30 Sabit Aqdam Farafis 65 T
31 Siti Umi Akibah 60 TT
32 Uswatun Hasanah 75 T
33 Adi Maulana 70 T
34 Lintang Prista Budia Artamara 45 TT
Jumlah 2155
Rata-rata 63,38
Rata-rata Individual 63,38%
Rata-rata Klasikal 44,11%
Sementara ini peneliti menduga bahwa penyebab hasil belajar peserta
didik MI Futuhiyyah 02 Kudu masih rendah adalah sebagai berikut:
1. Sistem pembelajaran didominasi oleh guru, peserta didik hanya duduk
mendengarkan guru dan mengerjakan perintah guru.
2. Di dalam kelas peserta didik dianggap mempunyai kesamaan baik dari
kesiapan belajar, minat belajar, maupun sosial ekonomi dan sebagainya.
3. Model pembelajaran kurang bervariasi, setiap peserta didik hanya duduk
diam, mendengarkan keterangan guru, bertanya (bila berani) dan
mengerjakan soal yang ditugaskan oleh guru.
4. Tidak semua peserta didik mempunyai buku pegangan mata pelajaran Al-
Qur‟an Hadits.
Proses pembelajaran yang dilakukan seperti di atas, hanya akan
membuat peserta didik mudah lupa. Materi Al-Qur‟an Hadits yang sudah
dipelajari pada umumnya dapat dikuasai oleh peserta didik, akan tetapi pada
pemberian materi selanjutnya kemampuan peserta didik menjadi lemah dan
akhirnya lupa. Untuk menunjang keberhasilan belajar, guru telah berusaha dan
mencoba melaksanakan berbagai model pembelajaran. Masih mengenai
model, dapat ditambahkan model pembelajaran yang sesuai dengan pokok
bahasan menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan, namun hasil belajar
peserta didik tampaknya belum optimal.
Dalam kaitan ini peran guru sangat diperlukan. Tujuannya agar prestasi
belajar Al-Qur‟an Hadits meningkat. Untuk itu guru harus memiliki metode
pembelajaran alternatif. Salah satu alternatifnya adalah pembelajaran
hendaknya senantiasa diarahkan dengan cara peserta didik melakukan tugas
dan menentukan sendiri konsep yang seharusnya dipelajari dengan bantuan
guru. Guru senantiasa mengarahkan agar kegiatan peserta didik tidak
menyimpang dari tujuan pembelajaran.
Salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa
atas materi termasuk dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadits yang dipelajarinya
adalah melalui keterlibatan langsung/pengalaman belajar haruslah dilakukan
sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada
orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa
tidak sekedar mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks
ini, siswa belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh
pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta dapat mengembangkan
keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Hal ini juga
sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak memeliki
potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi
kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut.
Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba,
menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikia, segala
pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman
sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan
sendiri. Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri
apa yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan
guru, sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar
dengan baik apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah
mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif
dalam proses belajar di sekolah.
Dari berbagai pandangan para ahli tersebut menunjukkan berapa
urgennya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John
Dewey dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui
perbutan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Prinsip ini
didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak
pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan proporsional,
dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Modus
Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita
baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari
apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakana, dan 90% dari
apa yang kita katakana dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru
mengajar dengan banyak ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya
20% karena mereka hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta
peserta didik untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya, maka mereka
akan mengingat sebanyak 90%. Hal ini ada kaiatannya dengan pendapat yang
dikemukakan oleh seorang filsof China Confocius, bahwa: apa yang saya
dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya lakukan
saya paham. Dari kata-kata bijak ini kita dapat mengatahui betapa pentingnya
keterlibatan langsung dalam pembelajaran.
Berdasarkan keterangan di atas proses pembelajaran akan lebih
bermakna bila peserta didik “mengalami” bukan hanya “mengetahui” apa
yang dipelajari. Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan metode
demonstrasi merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta
didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Berhubungan dengan itu, melalui penelitian ini akan diteliti
pembelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menghafal Al-Qur‟an surat pendek
pilihan, materi tersebut diambil sebagai salah satu contoh materi pembelajaran
dengan metode demonstrasi pada peserta didik di MI Futuhiyyah 02 Kudu,
karena metode demonstrasi mempunyai kelebihan yaitu: 1) Perhatian siswa
lebih dipusatkan. 2) Proses belajar siswa lebih terarah. 3) Pengalaman dan
kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.3
Dengan berpijak pada beberapa persoalan yang ada di atas, maka hal
itulah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan mengambil
judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits
Pada Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan Melalui
Penggunaan Metode Demonstrasi Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas V
MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran
2010/2011)”.
B. Penegasan Judul
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Menghafal Surat Pendek
Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Berkelompok (Studi
Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang
Tahun Ajaran 2010/2011)”.
Agar terhindar dari kesalahpahaman serta salah tafsiran mengenai judul
penelitian dengan harapan agar mudah dipahami dan tidak terjadi
3Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995), hlm. 209.
kesalahpahaman, maka penulis akan memberikan istilah yang terdapat pada
judul di atas.
1. Metode
Beberapa metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut
Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru, adalah bahwa metode secara harfiah berarti (cara). Dalam pemakaian
yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan
atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan
konsep-konsep secara sistematis.4
Dan menurut Muzayyin Arifin, pengertian metode adalah cara,
bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis
administratif atau taksonomi. Seolah-seolah mendidik atau mengajar
hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling
ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses
kebersamaan menuju ke arah tujuan tertentu.5
Menurut W.J.S Poerwadarminta, metode adalah (cara) yang telah
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.6
Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas yaitu bahwa metode
secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu
hal, seperti menyampaikan mata pelajaran.
2. Metode Demonstrasi
Menurut Muhibbin Syah, metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan.7
4Muhibbin Syah, Loc. Cit, hlm. 201.
5Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Buna Aksara, 1987), hlm. 100-
101. 6W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986),
hlm. 649. 7MuhibbinSyah, Loc. cit,hlm. 208.
Dalam kamus Inggris-Indonesia, yaitu mempertunjukkan atau
mempertontonkan.8
Menurut Daryanto, metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian
informasi dalam proses belajar mengajar dengan mempertunjukkan
tentang cara melakukan sesuatu disertai penjelasan secara visual dari
proses dengan jelas.9
Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode
demonstrasi adalah di mana seorang guru memperagakan langsung suatu
hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan
yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing
murid.
3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.10
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar yang diperoleh melalui usaha dalam
menyelesaikan tugas-tugas belajar.
Berkaitan dengan proses belajar mengajar di sekolah maka yang
dimaksud hasil belajar adalah kemampuan yang telah dicapai oleh siswa
setelah adanya aktivitas belajar. Hasil tersebut digunakan sebagai tolok
ukur untuk menilai kemajuan siswa. Pada umumnya hasil belajar terhadap
suatu mata pelajaran, terutama di sekolah tingkat dasar dan menengah,
dipresentasikan dalam bentuk nilai kuantitatif dengan skala 10 atau skala
100. Artinya, nilai siswa akan diukur berdasarkan kemampuannya mulai
8Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,
1984), hlm. 178. 9 Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inofatif Teori dan Praktik dalam
Pengembangan Profesionalisme bagi Guru, (Jakarta: AV Publiser, 2009), hlm. 403. 10
Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009),
Cet.3, hlm.14.
dari 0 sampai 10 atau dari 0 sampai 100, dengan asumsi semakin tinggi
nilai kuantitatif berarti tinggi kualitas hasil belajar siswa.
Hasil belajar di sekolah ditunjukkan dengan nilai raport. Adapun alat
yang digunakan untuk mengukur hasil belajar di sekolah melalui tes atau
sering disebut ujian.
Adapun yang dimaksud dengan hasil belajar siswa dalam skripsi ini
adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa sebagai hasil belajar setelah
mengikuti kegiatan belajar, baik itu berupa angka maupun kata-kata dalam
jangka waktu tertentu.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, peneliti dapat
merumuskan permasalahan yang dihadapi oleh guru mata pelajaran Al-Qur‟an
Hadits kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang adalah:
apakah penerapan metode demonstrasi berkelompok dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota.
Semarang dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits pokok bahasan menghafal
Al-Qur‟an surat pendek pilihan?
D. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pengajaran bidang
studi al-qur‟an hadits di MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota
Semarang.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V MI Futuhiyyah 02
Kudu Kec. Genuk Kota Semarang.
Penggunaan metode demonstrasi dapat dikembangkan atau diterapkan
pada peserta didik di kelas-kelas yang lain.
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Dapat berguna terutama bagi pihak pengelola pendidikan dalam
meningkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam bidang studi
Al-Qur‟an Hadits demi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik di
masa yang akan datang.
2. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat berguna terutama bagi diri
penulis sendiri untuk dapat khazanah ilmu pengetahuan dan dapat pula
menjadi bahan masukan bagi calon guru khususnya bidang studi Al-
Qur‟an Hadits.
E. Kajian Pustaka
Penelitian tentang penggunaan metode demonstrasi pada dasarnya sudah
banyak dilakukan. Namun demikian, masing-masing penelitian memiliki
fokus yang berbeda sesuai dengan lingkup kajian masing-masing. Agar tidak
terjadi duplikasi penelitian, maka peneliti memfokuskan penelitiannya
terhadap pelaksanaan pembelajaran bidang studi Al-Qur‟an Hadits dalam
meningkatkan hasil belajar di MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota.
Semarang (Kelas V pada materi menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan
semester genap tahun ajaran 2010/2011).
Penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi bahan rujukan sekaligus
sebagai perbandingan penelitian ini adalah:
Muhammad Nail Muna (NIM 3101245). ”Aplikasi Metode Demonstrasi
dalam Pendidikan Agama Islam (Studi kasus di SLTP Al-Fattah Semarang)”.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dengan teknik
analisa deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan
pendekatan deduktif dan pendekatan induktif serta pendekatan ilmiah. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dari penerapan dari metode demonstrasi ini
menunjukkan ada relevansinya dan sesuai dan sesuai dengan pendidikan
agama islam di SLTP Al-Fattah Semarang, secara sederhana bisa dikatakan
bahwa aplikasi metode demonstrasi terhadap pendidikan agama islam adalah
selaras dan sangat berguna. Hal ini dapat dilihat dari tujuan yang dicapai di
SLTP Al-Fattah yaitu menjadikan siswanya yang cerdas dan bertaqwa kepada
Allah SWT, hal ini tidak jauh beda dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
pendidikan agama islam secara umum.
Wanita Nur Fitriana (NIM 3101334). “Metode Demonstrasi Peranannya
dalam Meningkatkan Ketrampilan Ibadah Sholat pada Anak Prasekolah di
TKIT Permata Hati Semarang”. Penelitian ini berisi bahwa anak usia dini
membutuhkan bentuk pembelajaran dimana mereka dapat merasakan langsung
pembelajaran itu, oleh karena setiap pengajar dituntut untuk dapat
memberikan satu bentuk metode dimana peserta didik tidak hanya mengerti
tetapi memahami dan merasakan langsung pembelajaran itu, ternyata dalam
hal keterampilan ibadah. Di TKIT Permata Hati Semarang untuk lebih
memfokuskan pada pelaksanaan metode demonstrasi dalam meningkatkan
keterampilan ibadah sholat anak prasekolah.
Penelitian ini merupakan penelaah kembali terhadap penelitian-
penelitian yang sudah ada, namun pada skripsi ini lebih menekankan sebuah
upaya baru melalui penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran Al-
Qur‟an Hadits dalam meningkatkan hasil belajar, sehingga pendidikan yang
diorientasikan pada pembentukan intelektual, perilaku dan sikap mampu
diintegrasikan sebagai mestinya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah kegiatan yang berproses
dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.11
Sedangkan Sholeh
Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Majid menjelaskan tentang definisi
belajar:
ان التعلم هو تغيري ىف ذهن املتعلم يطرأ على خربة سابقة فيحدث 12فيها تغيريا جديدا
Sesungguhnya belajar adalah merubah pemahaman siswa dari
pengalaman yang lama, maka di dalamnya membahas perubahan yang
baru.
Arno F. Witting mengartikan belajar adalah “learning can be
defined as any relatively permanent change in an organism behavioral
repertoire that occurs as a result of experience.”13
Menurut Skinner, belajar merupakan suatu proses adaptasi atau
penyesuaian atau tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila
ia diberi penguat.14
Persepsi yang lain diberikan oleh Devista dan Thompson dalam
bukunya Nana Syaodih Sukmadinata, yang mengartikan belajar
11 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
Rosdakarya, 2003), hlm. 89. 12 Sholeh Abdul Azis, At Tarbiyah wa Turuqut At Tadriis, (Mesir: Darul Ma‟arif, tt), hlm.
2. 13
Arno F. Witting, Psycology of Learning, (New York: Mc Graw Hill, 1981), hlm. 2. 14 Muhibbin Syah, Op. Cit, hlm. 90.
sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari
pengalaman.15
Sedangkan Slameto mendefinisikan belajar sebagai
suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.16
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar diartikan sebagai suatu proses tingkah laku yang berlangsung
secara progresif yang diperoleh dari interaksi dan pengalaman, yang
mana pengalaman itu akan lebih bermakna jika diberi penguat dengan
penguat yang lebih cepat.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi
antara peserta didik dengan pendidik, serta antar peserta didik dalam
rangka perubahan sikap. Oleh karena itu baik secara konseptual
maupun operasional konsep-konsep komunikasi dan perubahan sikap
akan selalu melekat pada pembelajaran.17
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.18
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik untuk mengubah sikap peserta
didik supaya menjadi lebih baik, serta memfalisitasi peserta didik
dengan cara melengkapi sarana prasarana yang saling mempengaruhi
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
15 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
Rosdakarya, 2003), hlm. 156. 16 Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),
hlm. 2. 17 Syaiful Bahri Djamaroh, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. II, hlm.
15-16. 18
Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2008),
hlm. 11.
2. Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran
a. Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar antara lain :
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia
menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya
bertambah, kebiasaannya bertambah.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus menurus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika
seseorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami
perubahan dari tidak bisa menulis menjadi bisa menulis.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih dari
sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang
diperoleh.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya
untuk bebrapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata,
menangis dan lain sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai
perubahan dalam pengertian belajar.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada
tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya
seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan
apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau
tingkat kecakapan mana yang dicapainya.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.19
b. Ciri-ciri Pembelajaran
Adapun ciri-ciri pembelajaran:
1) Rencana, ialah penataan ketenangan material dan prosedur yang
merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana
khusus.
2) Saling ketergantungan (Interpendence) yaitu antara unsur-unsur
sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan.
3) Tujuan yaitu sistem tujuan tertentu yang hendak dicapai.20
3. Teori Belajar dan Pembelajaran
a. Teori Belajar
Untuk memperjelas pengertian belajar diatas berikut dijabarkan
tentang teori-teori belajar yaitu:
1) Teori belajar Konstruktivis
Teori Konskruktivis merupakan teori yang berkembang dari
kerja praget, Vygotsky dijelaskan bahwa pesrta didik harus
menemukan sendiri dan mentransformasi informasi kompleks,
19 Syaiful Bahri Djamaroh, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. II, hlm.
15-16. 20
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet.
VIII, hlm. 55-56
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apalagi aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.21
2) Teori belajar bermakna David Ausabel
Teori belajar bermakna David Ausabel dijelaskan bahwa
belajar merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang.22
Adapun ciri-ciri belajar adalah merupakan tindakan
dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri.23
b. Teori Pembelajaran
Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda,
tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan interaksi
saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Adapun
teori-teori pembelajaran meliputi:24
1) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk
menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
2) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk
menjadi warga masyarakat yang baik.
3) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi
kehidupan masyarakat sehari-hari.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali
faktor-faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi belajar meliputi:
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, yang digolongkan
menjadi dua golongan yaitu:
21 Triyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis, (Surabaya:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 13. 22 Ibid., hlm. 25. 23 Dimyati, Nudjrono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), cet.1,
hlm. 7. 24
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet.
VIII, hlm. 57-64.
1) Faktor-faktor non-sosial dalam belajar
Faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang
jumlahnya, misalnya: keadaan udara, cuaca, waktu (pagi, siang,
ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannya), alat-alat yang
dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis, buku-buku, alat-
alat peraga, dan lain sebagainya).
2) Faktor-faktor sosial dalam belajar
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah
faktor manusia (sesama manusia), atau kehadiran orang atau orang-
orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, ada juga faktor
yang berasal dari dalam kelas misalnya, kalau satu kelas murid
sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain
bercakap-cakap di samping kelas, maka murid yang sedang
mengerjakan ujian akan sangat terganggu.25
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar
1) Faktor-faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini dapat dibedakan menjadi dua
yaitu tonus jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi
fisiologis tertentu.26
a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat
dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani
yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani
yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain
pengaruhnya daripada yang tidak leleh.
b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi panca
indera.
Panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang
masuknya pengaruh ke dalam individu. Orang mengenal dunia
25 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001),
cet. X, hlm. 233-234 26 Ibid., hlm. 235
sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan panca
inderanya.
2) Faktor-faktor Psikologis dalam Belajar
Menurut Arden N. Frandsen dalam bukunya Sumadi
Suryabrata mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang
untuk belajar adalah sebagai berikut:
a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih
luas.
b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk selalu maju.
c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua,
guru, dan teman-teman.
d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu
dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan
kompetensi.
e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila
menguasai pelajaran.
f) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai hasil daripada belajar.
Adapun Moslow mengemukakan motif-motif untuk belajar
itu adalah:
a) Adanya kebutuhan fisik
b) Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran.
c) Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari
masyarakat.
d) Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau
mengetengahkan diri.27
27 Ibid., hlm. 325-237.
B. Metode Demonstrasi
1. Demonstrasi sebagai Metode Pembelajaran
Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah
menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru, adalah bahwa: Metode secara harfiah berarti (cara).
Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan
sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan
fakta dan konsep-konsep secara sistematis.28
Dan menurut Muzayyin Arifin, pengertian metode adalah cara,
bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur bersifat teknis administratif
atau taksonomi. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya diartikan cara
mengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling ketergantungan antara
pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju ke arah
tujuan tertentu.29
Menurut W.J.S Poerwadarminta, Metode adalah (cara) yang telah
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.30
Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas yaitu bahwa metode
secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu
hal, seperti menyampaikan mata pelajaran.
Sedangkan pengertian metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah
adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan.31
28 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 201. 29 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Buna Aksara, 1987), hlm. 100-
101. 30 W.J.S Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1986), hlm. 649. 31 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 208
Dalam kamus Inggris-Indonesia, demonstrasi yaitu
mempertunjukkan atau mempertontonkan.32
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Dengan menggunakan
metode demonstrasi, guru atau murid memperlihatkan kepada seluruh
anggota kelas mengenai suatu proses, misalnya bagaimana cara sholat
yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.33
Menurut Daryanto, metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian
informasi dalam proses belajar mengajar dengan mempertunjukkan
tentang cara melakukan sesuatu disertai penjelasan secara visual dari
proses dengan jelas.34
Dalam konteks demonstrasi sebagai sebuah metode pembelajaran,
secara tidak langsung menempatkan demonstrasi sebagai sebuah
instrumen yang menyatu dalam cara pembelajaran siswa di dalam kelas
maupun di luar kelas. Itu artinya, desain pembelajaran secara tidak
langsung akan menggunakan prinsip-prinsip dasar metode demonstrasi
sebagai salah satu cara yang tepat untuk menyampaikan pelajaran kepada
siswa saat melaksanakan proses pembelajaran. Ide ini perlu diketengahkan
dalam praksis pembelajaran, karena metode demonstrasi menempatkan
seorang guru sebagai pemeraga yang memperagakan langsung suatu hal
yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan yang
didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing murid.
Karakter dasar metode demostrasi yang dominan dengan praktik
sejelas-jelasnya akan membantu siswa dalam memahami praktik sebuah
materi pembelajaran secara lebih komprehensif. Pada ruang yang lebih
kompromis pelaksanaan pembelajaran dapat mengkombinasikan antara
32 Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,
1984), hlm. 178. 33 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), hlm. 296. 34
Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inofatif Teori dan Praktik dalam
Pengembangan Profesionalisme bagi Guru, (Jakarta: AV Publisher, 2009), hlm. 403.
beberapa metode, seperti antara metode ceramah dan metode demonstrasi.
Dalam kerangka praksisnya, metode ceramah digunakan untuk
memberikan overview materi pada siswa, kemudian diikuti dengan
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi yang bertujuan untuk
meriilkan segala materi yang telah tersampaikan pada saat ceramah,
walaupun dalam skala mikro.
Kalau ditilik dari perspektif kesejarahan, sebenarnya semenjak
zaman Nabi Muhammad SAW, bahkan semenjak awal sejarah kehidupan
manusia, penggunaan metode demonstrasi dalam pendidikan sudah ada.
Contohnya pada waktu itu Nabi, seorang pendidik yang agung, banyak
menggunakan metode demonstrasi perilaku keseharian sebagai seorang
muslim, maupun praktek ibadah seperti menjalankan sholat, wudhu, haji
dan umrah dan lain-lain. Semua cara tersebut dipraktikkan atau
ditunjukkan oleh Nabi, lalu kemudian para umat mengikutinya.
Dari fakta sejarah tersebut, dapat dijelaskan bahwa dalam beberapa
hal terutama materi pembelajaran yang membutuhkan praktik langsung
untuk memberikan pemahaman yang komprehensif, sekaligus
ketauladanan bagi siswa, maka penggunaan metode demonstrasi bisa
menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran yang koheren dengan
kebutuhan pembelajaran tersebut.
2. Langkah-langkah dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi
Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik dan efektif, ada
beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang
terdiri dari perencanaan uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti
oleh siswa dan diakhiri dengan adanya evaluasi.
Adapun langkah-langkahnya metode demonstrasi sebagai berikut:
a. Merumuskan dengan jelas kecakapan atau keterampilan apa yang
diharapkan oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
b. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu
wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling
efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan
jelas.
d. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu
untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
e. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:
Keteranga-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan
seperlunya.
f. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu
diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa
mencoba melakukan demonstrasi.35
Faktor yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode
demonstrasi sebagai berikut:
a. Memberi kesempatan peserta didik untuk mengulangi demonstrasi
dengan bantuan penyaji.
b. Peserta lain mengulangi demonstrasi dengan bantuan dari peserta yang
sudah paham.
c. Memberi kesempatan pada semua peserta untuk berlatih sendiri.36
Tindak lanjut yang perlu digunakan dalam penggunaan metode
demonstrasi adalah sebagai berikut:
a. Bersama peserta mengevaluasi pelaksanaan dan hasil peserta.
b. Mengulangi semua langkah demonstrasi, jika perlu.
c. Memberi tugas pada peserta (membuat laporan, dan lain-lain).37
Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya diadakan
uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan
efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan
mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek
secara lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan
menyempurnakannya.
Langkah selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya yaitu saat
guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses atau cara
melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan. Kemudian siswa disuruh
35 J.J Hasibuan dan Mujiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosdakarya,
1993), hlm. 31 36
Daryanto, op.cit, hlm. 404 37 Ibid, hlm. 405.
untuk mengikuti atau mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan
guru.
Dengan demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan
baik emosi, intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman
langsung itu diperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat
daya ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya.
Untuk mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai dari penggunaan
metode demonstrasi tersebut diadakan evaluasi dengan cara menyuruh
murid mendemonstrasikan apa yang telah didemonstrasikan atau
dipraktekkan guru.
Pada hakikatnya, semua metode itu baik. Tidak ada yang paling baik
dan paling efektif, karena hal itu tergantung kepada penempatan dan
penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas. Yang paling
penting, guru mengetahui kelebihan dan kekurangan metode-metode
tersebut.
Metode demonstrasi ini dapat digunakan apabila bertujuan untuk:
memberikan keterampilan guru, memudahkan berbagai jenis penjelasan
sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme,
membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses
dengan penuh perhatian sebab lebih menarik.38
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi dalam Proses Belajar
Mengajar
Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar
memiliki arti penting. Banyak keuntungan psikologis dan pedagogis yang
dapat diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain:
a. Perhatian siswa lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa.39
38 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),
hlm. 94-95. 39 Muhibbin Syah, op.cit, hlm. 53
Kekurangan metode demonstrasi:
a. Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi memerlukan waktu dan
persiapan yang matang, sehingga memerlukan waktu yang banyak.
b. Demonstrasi dalam pelaksanaanyya banyak menyita biaya dan tenaga
(jika memakai alat yang mahal)
c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
d. Metode demonstrasi menjadi tidak efektif jika siswa tidak turut aktif
dan suasana gaduh.40
C. Hasil Belajar
1. Definisi Hasil Belajar
Menurut Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.41
Hasil belajar pada
hakikatnya merupakan kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak.
2. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah menerima pengalaman belajar. Howard Kingsley membagi
tiga macam hasil belajar yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Adapun Gagne
membagi lima kategori hasil belajar siswa di sekolah, yakni informasi
verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan
motoris.42
Ciri-ciri hasil belajar yang dicapai peserta didik melalui proses
belajar mengajar yang optimal adalah sebagai berikut:
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik.
b. Menambah keyakinan akan kemampuan diri
c. Kemantapan dan ketahanan hasil belajar
40 Tayar Yusup dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama Islam dan Bahasa
Arab, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hlm. 53. 41 Asep Jihad, Abdul Haris, op. Cit., hlm. 14 42
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1995),
cet. III, hlm. 45-46.
d. Hasil belajar yang diperoleh secara menyeluruh (komprehensif)
e. Kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan
mengendalikan diri pada proses dan usaha belajar.43
Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, kemampuan pendidik
(guru) dalam membimbing belajar peserta didik sangat dituntut. Apabila
guru dalam keadaan siap dan memiliki proficiency (berkemampuan
tinggi), harapan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas akan
tercapai.
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh proses belajar telah berjalan secara afektif.
Keefektifan pembelajaran akan tampak pada kemampuan peserta didik
dalam mencapai tujuan belajar.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa di sekolah, secara garis besar faktor tersebut dapat dibagi
menjadi dua bagian:
a. Faktor internal (faktor individu peserta didik)
Yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik
yang meliputi kesehatan mata, telinga, inteligensi, bakat dan minat
peserta didik.44
Dan faktor fisiologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang
tergolong faktor psikologis yaitu inteligensi, minat, bakat, motif,
kematangan dan kelelahan.45
b. Faktor eksternal (faktor dari luar individu peserta didik)
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,
dan teman-teman se-kelas dapat mempengaruhi semangat belajar
seorang siswa.
43 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995), hlm. 56-57. 44
Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 132. 45 Slameto, op. cit., hlm. 55
2) Lingkungan non-sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa.46
Yaitu segala sesuatu yang di luar individu peserta didik yang
merangsang individu peserta didik untuk mengadakan reaksi atau
pembuatan belajar dikelompokkan dalam faktor eksternal,
diantaranya faktor keluarga, masyarakat lingkungan, teman
sekolah, fasilitas, dan kesulitan bahan ajar.
D. Pembelajaran Bidang Studi Al-Qur’an Hadits di MI
1. Pengertian Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits
Al-Qur‟an adalah kitab suci Allah yang diturunkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW. Al-Qur‟an merupakan sumber utama ajaran
islam yang menjadi petunjuk bagi kehidupan umat manusia, dan rahmat
bagi seisi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu illahi yang
menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siswa yang mempelajari
serta mengamalkannya.
Al-Qur‟an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah. Isinya
mencakup segala pokok-pokok syari‟at yang terdapat dalam terdapat
dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya.47
Karena itu, setiap
orang yang mempelajari Al-Qur‟an, akan bertambah cinta kepadanya,
cinta untuk membacanya, untuk mempelajarinya dan menahannya serta
untuk mengamalkannya.
Sedangkan Hadits dapat diartikan sebagai pembicaraan, periwayatan
dan pernyataan, sedangkan secara khusus merupakan penuturan yang
46 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 137-138 47
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha
Putra, t.th.), hlm. 102.
disandarkan pada perbuatan dan perkataan Nabi Muhammad SAW
sebagaimana yang dituturkan kembali oleh para sahabatnya.48
Bahwasanya mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits merupakan unsur
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada diberikan kepada peserta
didik untuk memahami Al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber-sumber
ajaran agama islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk
dan landasan kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits di MI
Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah
salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan
membaca dan menulis Al-Qur‟an dan Hadits yang benar, serta hafalan
terhadap surat-surat pendek dalam al-qur‟an, pengenalan arti atau makna
secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang
akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui
keteladanan dan pembiasaan. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar
adalah untuk:
a. Pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik yang
menyangkut rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi,
dan kesadaran diri.
b. Pengembangan kemampuan baca tulis-hitung dan bernalar,
ketrampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan YME.
c. Fondasi bagi pendidikan berikutnya.
Di samping itu, juga mempertimbangkan psikologis anak, bahwa
tahap perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional
konkret (Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga
merupakan masa social imitation (usia 6-9 tahun) atau masa mencontoh,
sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang
baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman se-
48
Cyril Glase, Ensiklopedi Islam (Ringkas), terj. A Mashudi Gufron, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996), hlm. 11.
permainan), usia 9-12 tahun sebagai masa second star of individualization
atau masa individualisasi, dan usia 12-15 tahun merupakan masa social
adjustment atau penyesuaian diri secara sosial.
Secara substansial mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktekkan ajaran dan
nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur‟an Hadits sebagai sumber utama
ajaran islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam
kehidupan sehari-hari.49
Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiah bertujuan
untuk:
a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca,
menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Al-Qur‟an dan
Hadits.
b. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan
ayat-ayat Al-Qur‟an-Hadits melalui keteladanan dan pembiasaan.
c. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman
pada isi kandungan ayat Al-Qur‟an dan Hadits.
3. Ruang Lingkup Materi Bidang Studi Al-Qur‟an Hadits di MI
Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah meliputi:
a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur‟an yang benar sesuai
dengan kaidah ilmu tajwid.
b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur‟an dan pemahaman
sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengalamannya
melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari
c. Pemahaman dan pengalaman melalui keteladanan dan pembiasaan
mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan kebersihan, niat,
49
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 19.
menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi
anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih.50
E. Pentingnya Metode Demonstrasi dalam Peningkatan Hasil Belajar
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses pendidikan yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah harus melalui pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai, guru
hendaknya pandai-pandai mengelola kelas dengan memperhatikan efektifitas
dan efisiensi dari kegiatan belajar mengajar yang telah di rencanakan. Oleh
sebab itu, guru harus dapat memilih metode yang tepat untuk peserta didik.
Suatu metode dipilih dan dilaksanakan agar pembelajaran efektif dan
efisien. Peneliti memilih metode demonstrasi dalam pembelajaran Al-Qur‟an
Hadits yang menyenangkan sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti
materi pelajaran, pembelajaran dapat lebih efisien. Melalui proses saling
bekerja sama yang dikemas dengan cara yang menyenangkan. Dalam
Demonstrasi anak akan lebih bersemangat dalam belajar karena suasana kelas
seperti layaknya kegiatan belajar antar teman sehingga dapat mendorong
mereka untuk mampu membahas dan memahami pokok bahasan yang sedang
mereka pelajari. Demonstrasi dapat meningkatkan proses kerjasama antar
siswa dalam mencari pemahaman tentang materi yang diajarkan, sehingga
siswa benar-benar belajar tidak hanya secara individu, tetapi juga secara
kelompok agar semua anggota kelompoknya mampu memahami materi
pelajaran. Hasilnya, siswa saling memberi pemahaman pada sesama teman,
sehingga materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa secara menyeluruh.
Untuk mengetahui hasil proses belajar mengajar dimana guru
berinteraksi dengan peserta didik perlu diadakan evaluasi hasil belajar.
Evaluasi hasil belajar tidak bertujuan memberi nilai dan label pada anak.
50
Panitia Sertifikasi Guru, “Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG)
Kelompok Guru MI”, IAIN Walisongo Semarang, hlm. 177.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik belajar dan
bagaimana cara belajar yang paling baik diterapkan.51
Meningkat atau tidaknya hasil belajar siswa, dapat ditunjukkan dengan
adanya perbedaan hasil belajar siswa pada setiap siklus, sampai akhirnya pada
pemberian tes.
Intinya, metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Al-
Qur‟an Hadits. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa
pada tiap siklusnya dan tercapainya indikator keberhasilan yang telah
disesuaikan dengan KKM sekolah.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang relevan dan sejumlah asumsi dasar
sebagaimana dikemukakan, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah:
“Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menghafal Al-Qur‟an surat
pendek pilihan di kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu”.
51
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 130.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam
istilah Bahasa Inggris disebut Classroom Action Research Principle and
Practice merupakan bentuk penelitian Reflektif yang dilakukan oleh pendidik
terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, peningkatan prestasi belajar,
pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.52
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Futuhiyyah 02 Kudu, Genuk,
Semarang. Adapun subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas V jumlah
peserta didik dalam kelas tersebut adalah 30 siswa.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada bulan Maret 2011
sampai April 2011 di kelas V semester genap MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec.
Genuk Kota. Semarang.
D. Kolaborator
Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah orang yang
membantu untuk mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang
digarap bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini
adalah guru Al-Qur‟an Hadits di MI Futuhiyyah 02 Kudu yaitu Bapak Bukhori
S.Pd.I.
E. Penentuan Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang diamati dalam penelitian ini adalah:
52
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008), cet. V. hlm. 102
1. Variabel bebas (independen)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran
dengan metode demonstrasi.
2. Variabel Terikat (dependen)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar
siswa kelas V MI. Futuhiyyah 02 Kudu tahun 2010/2011.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar observasi, untuk memperoleh data tentang kondisi pelaksanaan
metode demonstrasi di kelas pada bidang studi Al-Qur‟an Hadits pokok
bahasan menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan. Instrumen observasi/
pengamatan disusun berdasarkan indikator-indikator yang bisa mengukur
keberhasilan dalam penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran
studi Al-Qur‟an Hadits materi menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan.
Hal ini terutama untuk mengukur proses pelaksanaan proses KBM.
2. Lembar Kerja/ Tes hasil belajar, untuk memperoleh data tentang hasil
belajar siswa setelah diterapkan menggunakan metode demonstrasi.
Lembar kerja atau penugasan selama proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung dibuat menggunakan soal-soal yang nantinya sebagai
pengukur peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan materi
menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan dalam pembelajaran studi Al-
Qur‟an Hadits.
G. Prosedur Kerja Penelitian Tindakan Kelas
1. Persiapan penelitian
Tahap persiapan diawali dengan mengajukan permohonan izin riset
ke Kantor Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang
disahkan oleh Pembantu Dekan I. Memberikan izin tersebut kepada kepala
sekolah MI. Futuhiyyah 02 Kudu, kemudian mengadakan observasi
lapangan untuk mengetahui dan menentukan sampel penelitian. Juga
melakukan observasi tentang pembelajaran Al-Qur‟an Hadits yang
dilakukan guru serta untuk melihat hasil belajarnya. Setelah menentukan
sampel kemudian menentukan materi pokok yang akan diajarkan, setelah
itu membuat rencana pembelajaran, dan penilaian lembar observasi.
2. Pelaksanaan penelitian
Langkah- langkah dalam pelaksanaan penelitian dimulai dengan
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi untuk sampel.
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai pada faktor-faktor yang diselidiki. Untuk dapat mengetahui hasil
belajar siswa dalam belajar Al-Qur‟an Hadits sebelum diberikan tindakan,
ataupun sesudah diberi tindakan. Dimana tindakan yang akan dilakukan
yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi.
Penelitian ini mengacu pada model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang secara singkat dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan alasan melakukan tindakan
tertentu agar dapat meningkatkan kualitas belajar di kelas.
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
yang dapat dilihat pada nilai rata-rata ulangan harian siswa dan nilai hasil
belajar siswa.
Menurut pendapat dari Kemmis dan MC. Taggart model penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang bersiklus yang terdiri dari
rencana, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara
berulang.53
Mengacu pada teori tentang penelitian tindakan kelas, maka
rancangan penelitian disusun menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Membuat perangkat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2) Membuat instrumen penelitian yang meliputi alat evaluasi berupa
tes disertai jawaban.
53
Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, (Bandung: Y. Rama Widya,
2006), hlm. 22.
3) Membuat lembar observasi.
b. Tindakan
Dalam tahap ini disesuaikan dengan rencana yang telah disusun dalam
rencana pembelajaran.
c. Observasi
Kegiatannya adalah melaksanakan proses observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat dan melakukan evaluasi hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan.
d. Refleksi
Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi
dikumpulkan kemudian dianalisis. Dari hasil tersebut akan dilihat
apakah telah memenuhi target yang ditetapkan pada indikator
keberhasilan. Jika belum memenuhi target, maka penelitian dilanjutkan
ke siklus berikutnya. Kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang
terjadi pada siklus sebelumnya akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini
dijabarkan sebagai berikut:
1) Siklus I:
a) Perencanaan
(1) Sebagai langkah awal rencana pembelajaran yang disiapkan
untuk siklus I, penekanan di sini adalah menyiapkan siswa
benar-benar berada pada suasana penyadaran diri dalam
pembelajaran metode demonstrasi. Sesuai dengan langkah-
langkah metode demonstrasi, peneliti menyiapkan soal
yang sesuai dengan materi Al-Qur‟an Hadits pada materi
menyimak berulang-ulang bacaan surat Al-„Alaq untuk
dikerjakan.
b) Pelaksanaan
(1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, melakukan
apersepsi menyampaikan mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits
materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq.
(2) Guru mempertegas materi menyimak bacaan surat Al-
„Alaq yang dipelajari.
(3) Guru dan kolaborator menghadapkan siswa pada materi
menyimak bacaan surat Al-„Alaq dengan kegiatan yang
akan didemonstrasi dengan keterampilan yang akan
ditunjukkan kepada siswa.
(4) Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi serta menyarankan
pada siswa untuk membuat catatan seperlunya.
(5) Secara mandiri, siswa sebelum mendemonstrasikan materi
menyimak bacaan surat Al-„Alaq diberi kesempatan
mempelajari dulu materi yang akan didemonstrasikan
nantinya.
(6) Siswa dibagi 6 kelompok yang tiap kelompok
beranggotakan 5 siswa.
(7) Siswa/ kelompok diminta untuk mendemonstrasikan
langkah-langkah secara perlahan pada materi menyimak
bacaan surat Al-„Alaq.
(8) Guru membimbing siswa yang sedang melakukan
demonstrasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi
siswa/ kelompok.
(9) Selanjutnya siswa/ kelompok bergantian
mendemonstrasikan pembelajaran menyimak bacaan surat
Al-„Alaq.
(10) Setelah siswa/ kelompok selesai menunjukkan
demonstrasinya maka selanjutnya hasil demonstrasi
didiskusikan dan ditarik kesimpulan.
(11) Guru memberikan tes akhir siklus.
c) Pengamatan
(1) Mengamati apakah siswa sudah dapat mempraktekkan
secara kelompok.
(2) Peneliti mengamati dan memberikan penilaian pada setiap
kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari proses awal
pembelajaran hingga akhir.
(3) Guru dan peneliti mengamati jalannya siswa yang
menunjukkan demonstrasi. Apakah ada kendala-kendala
yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka
mengalami kesulitan dalam mempraktekkan.
(4) Peneliti secara kolaboratif dengan guru melakukan evaluasi
terhadap individu-individu yang mampu dan tidak mampu
menyelesaikan masalahnya.
(5) Menganalisis data hasil tes siklus I serta hasil observasi.
d) Refleksi
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil kerja siswa
dari lembar pengamatan yang telah diisi oleh pengamat.
Analisis dilakukan untuk mengukur kekurangan dan kelebihan
yang terdapat pada siklus I. Hasil analisis siklus I merupakan
acuan penyusunan perencanaan siklus II. Kelebihan yang ada
dipertahankan dan kekurangan yang terjadi diperbaiki.
2) Siklus II :
a) Perencanaan
(1) Sebagai langkah awal rencana pembelajaran yang disiapkan
untuk siklus II, penekanan di sini adalah menyiapkan siswa
benar-benar berada pada suasana penyadaran diri dalam
pembelajaran metode demonstrasi.
(2) Sesuai dengan langkah-langkah metode demonstrasi,
peneliti menyiapkan soal yang sesuai dengan materi Al-
Qur‟an Hadits pada materi menghafal surat Al-„Alaq untuk
dikerjakan.
b) Pelaksanaan
(1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, melakukan
apersepsi menyampaikan mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits
materi menghafal surat Al-„Alaq.
(2) Guru mempertegas materi menghafal surat Al-„Alaq yang
dipelajari.
(3) Guru dan kolaborator menghadapkan siswa pada materi
menghafal surat Al-„Alaq dengan kegiatan yang akan
didemonstrasi dengan keterampilan yang akan ditunjukkan
kepada siswa.
(4) Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi serta menyarankan
pada siswa untuk membuat catatan seperlunya.
(5) Secara mandiri maupun kelompok, siswa sebelum
mendemonstrasikan materi menghafal surat Al-„Alaq
diberi kesempatan mempelajari dulu materi yang akan
didemonstrasikan nantinya.
(6) Siswa dibagi 10 kelompok yang tiap kelompok
beranggotakan 3 siswa.
(7) Siswa/kelompok diminta untuk mendemonstrasikan
langkah-langkah secara perlahan pada materi menghafal
surat Al-„Alaq.
(8) Guru membimbing siswa yang sedang melakukan
demonstrasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi
siswa/ kelompok.
(9) Selanjutnya siswa/ kelompok bergantian mendemonstrasi-
kan pembelajaran menghafal surat Al-„Alaq.
(10) Setelah siswa/ kelompok selesai menunjukkan
demonstrasinya maka selanjutnya hasil demonstrasi
didiskusikan dan ditarik kesimpulan.
(11) Guru memberikan tes akhir siklus.
c) Pengamatan
(1) Mengamati apakah siswa sudah dapat mempraktekkan
secara kelompok maupun mandiri
(2) Peneliti mengamati dan memberikan penilaian pada setiap
kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari proses awal
pembelajaran hingga akhir.
(3) Guru dan peneliti mengamati jalannya siswa yang
menunjukkan demonstrasi. Apakah ada kendala-kendala
yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka
mengalami kesulitan dalam mempraktekkan.
(4) Peneliti secara kolaboratif dengan guru melakukan evaluasi
terhadap individu-individu yang mampu dan tidak mampu
menyelesaikan masalahnya.
(5) Menganalisis data hasil tes siklus I serta hasil observasi.
d) Refleksi
Refleksi dilakukan siklus I, siklus II dilakukan analisis
data. Dari hasil analisis refleksi ini maka diketahui apakah
menggunakan metode demonstrasi dalam penelitian ini mampu
meningkatkan hasil belajar Al-Qur‟an Hadits khususnya pada
menghafal materi surat Al-„Alaq.
H. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan metode
tersebut:
1. Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung terhadap
proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Dalam penelitian
ini yang diobservasi adalah proses kegiatan belajar mengajar.
Metode observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung di kelas dengan
menggunakan metode demonstrasi, mulai keaktifan siswa, keterampilan
siswa dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Metode Wawancara
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi proses
pembelajaran yang selama ini berlangsung dan kendala apa saja yang
dihadapi oleh seorang guru, dan peserta didik kelas V-B MI Futuhiyyah 02
Kudu.
3. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dari bermacam-
macam data berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar
absen siswa, foto pembelajaran, lembar evaluasi, dan data lain yang
dianggap penting untuk menunjang penelitian yang ada di MI Futuhiyyah
02 Kudu.
4. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada
pokok bahasan menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan. Tes ini
diberikan pada siswa kelas V yang diberikan dengan menggunakan
metode demonstrasi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, jadi tes akhir
siklus dilakukan sebanyak dua kali. Tes yang digunakan berbentuk
tertulis. Adapun tes tertulisnya berbentuk 10 pilihan ganda (multiple
choice) dengan lima pilihan jawaban. Dari data tes inilah yang dijadikan
acuan untuk menarik simpulan pada akhir penelitian.
Metode pada penelitian ini adalah dengan cara membandingkan hasil
belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah
tindakan.
I. Analisis Data
Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan cara
membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar
siswa setelah tindakan. Data yang diperoleh dihitung dengan cara sebagai
berikut:
1. Data Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan belajar dalam akademik dapat dilihat dan diambil dari
kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan soal dianalisis dengan
cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar klasikal. Rumus
yang dipergunakan adalah:
a. Menghitung rata-rata
Untuk mengetahui nilai rata-rata tiap siswa bisa menggunakan
rumus:54
N
xx
Keterangan:
x = Rata-rata nilai
x = Jumlah seluruh nilai
N = Jumlah siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar
1) Ketuntasan belajar individu
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan
ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif
prosentase dengan perhitungan:
Ketuntasan individu x 100
54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 264.
2) Ketuntasan belajar klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan
ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif
prosentase dengan perhitungan:
Ketuntasan klasikal x 100%
Keberhasilan dapat dilihat dari jumlah siswa yang mampu
menyelesaikan atau mencapai minimal 65 % sekurang-kurangnya
85 % dari jumlah siswa yang ada pada kelas tersebut.55
2. Data Hasil Observasi
Menghitung nilai rata-rata dan kemampuan hasil klasikal hasil
belajar siswa sebelum dilakukan dengan hasil belajar setelah dilakukan
tindakan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan
hasil belajar siswa.
Pencapaian = x 100 %
Nilai yang dihasilkan merupakan hasil belajar afektif dan
psikomotorik dari hasil observasi.
Skor Nilai
1 = Tidak baik > 75% = keaktifan siswa tinggi
2 = Kurang baik 65% - 75% = keaktifan siswa sedang
3 = Cukup baik < 65% = keaktifan siswa kurang
4 = Baik
5 = Sangat baik
J. Indikator Keberhasilan
Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah
apabila:
55E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Rosdakarya, 2005), hlm. 99.
1. Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas siswa selama
pembelajaran berlangsung.
2. Hasil belajar siswa pada pokok bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat
Pendek Pilihan dapat meningkat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan
penelitian sebagai berikut:
1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui
wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits yang
dilaksanakan pada bulan Februari 2011.
2. Peneliti meminta persetujuan kepada kepala MI Futuhiyyah 02 Kudu,
Genuk, Semarang.
3. Mencari informasi dan mencatat daftar nama serta jumlah peserta didik
kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu, Genuk, Semarang. Tahun pelajaran
2010/2011.
B. Pra Siklus
Untuk mendiagnosis kondisi awal (Pra Siklus) peneliti menggunakan
nilai tes ulangan harian peserta didik pada materi pokok Menghafal Al-Qur‟an
Surat Pendek Pilihan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2009/2010. Adapun
analisis hasil tes yang dialami peserta didik adalah:
Tabel 4.1
Hasil Analisis Nilai Kondisi Awal Peserta Didik
Pra Siklus
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Listiani 70 T
2 Mustofa Ridlo 60 TT
3 Ngatono Tri Wahyudi 75 T
4 Nur Isnaini 65 T
5 Sutrisno 60 TT
6 Abi Rifqi Adam 65 T
7 Abdul Aziz Muslim 45 TT
8 Ahmad Fahmi Sidiq 80 T
9 Ani Fitriyanti Solekah 55 TT
10 Awalul Iqbal 65 T
11 Choirun Nisya Febriyani 70 T
12 Dinna Ayu Lestari 65 T
13 Fantina Diah 60 TT
14 Fiqi Nur Izzah 70 T
15 Hanifatul Baroroh 65 T
16 Heru Prayogo 65 T
17 Isro'atul Muzamzamah 55 TT
18 Muhammad Anang Siswanto 50 TT
19 Muhammad Kharis Santoso 65 T
20 Muhammad Khoirun 75 T
21 Muhammad Nurrokhim 60 TT
22 Muhammad Zamroni 45 TT
23 Mariya Ulfa 70 T
24 Muhammad Slamet Riyadi 55 TT
25 Nanik Zulaikah 60 TT
26 Nurul Karomah 70 T
27 Oki Andika Dwi Wijayanto 65 TT
28 Siti Anisah 70 T
29 Sahal Machfud 65 TT
30 Sabit Aqdam Farafis 65 T
31 Siti Umi Akibah 60 TT
32 Uswatun Hasanah 75 T
33 Adi Maulana 70 T
34 Lintang Prista Budia Artamara 45 TT
Jumlah 2155
Rata-rata 63,38
Ketuntasan Individual 63,38%
Ketuntasan Klasikal 44,11%
Dari kondisi awal ini diperoleh data bahwa siswa kelas V rata-rata nilai
hasil belajar Al-Qur‟an Hadits pada pokok bahasan Menghafal Al-Qur‟an
Surat Pendek Pilihan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2009/2010 masih
rendah. Yaitu dapat dilihat dari hasil ketuntasan klasikal 44,11%. Hal ini
disebabkan karena guru dalam menyampaikan materi cenderung monoton
(kurang bervariasi) dengan menggunakan metode ceramah, kurang mendorong
siswa untuk menyampaikan pendapat/untuk berperan aktif dalam
pembelajaran, kurang memperhatikan siswa dalam pembelajaran, dan tidak
bisa menguasai kelas yang mengakibatkan siswa masih banyak yang ramai
dalam kelas, pasif dalam penerimaan informasi maupun dalam proses
pembelajaran, sulit mengutarakan ide, takut untuk bertanya.
Dari hasil wawancara yang dilaksanakan pada hari Kamis 24 Februari
2011 dengan guru Al-Qur‟an Hadits yaitu Bapak Bukhori, S.Pd.I, dapat
diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung selama ini
masih menggunakan pola pembelajaran konvensional yang cenderung
menggunakan metode ceramah saja. Pendekatannya pun masih menggunakan
satu pendekatan penanaman nilai dan pendekatan doktrinatif, yaitu pendekatan
pembelajaran masih terpusat pada guru.
Dalam hasil wawancara yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan metode demonstrasi dapat diketahui bahwa metode
ceramah yang digunakan guru belum mampu untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Karena didalam metode ceramah siswa hanya sebagai penerima
bukan sebagai pelaku pembelajaran. Berdasarkan kondisi tersebut maka
peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar
Al-Qur‟an Hadits siswa dengan menggunakan metode demonstrasi.
C. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V MI Futuhiyyah 02
Kudu, Genuk, Semarang tahun pelajaran 2010/2011, serta dilakukan tindakan
persiapan, maka langkah berikutnya adalah pelaksanaan penelitian.
Penelitian ini dirancang dua siklus dan pada masing-masing siklus
terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hal
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Siklus I
Pelaksanaan siklus I sesuai dengan langkah-langkah pada rencana
tindakan. Tindakan siklus I terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan pertama
dan ke dua membahas materi pelajaran, sedangkan pertemuan ke tiga
sebagai pelaksanaan evaluasi siklus I.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 Maret
2011, dengan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
materi yang dibahas yaitu menyimak bacaan surat Al-„Alaq.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis tanggal 24 Maret
2011 melanjutkan pembahasan materi pertemuan pertama.
Pertemuan ketiga pada hari kamis tanggal 31 Maret 2011
melaksanakan evaluasi siklus I. Evaluasi dilaksanakan secara individu
terdiri dari 10 soal pilihan ganda (Multiple Choice) dan 5 essay.
a. Perencanaan
1) Guru menentukan materi yang akan diajarkan yaitu menyimak
bacaan surat Al-„Alaq.
2) Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran
dengan membuat rencana pembelajaran (RPP).
3) Membuat instrumen evaluasi siklus I.
4) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 ini, pertama-tama guru
membuka pelajaran dan apersepsi serta motivasi kepada siswa selama
3 menit, kemudian guru menyampaikan tujuan selama 2 menit, setelah
itu guru menyampaikan materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq,dalam
penyampaian materi ada salah satu siswa yang bertanya tentang hukum
bacaan nun sukun dan tajwid kemudian guru menjawab soal dari siswa
tersebut. Setelah guru menyampaikan materi menyimak bacaan surat
Al-„Alaq guru membimbing siswa menyimak bacaan surat Al-„Alaq
secara bersamaan. Ketika selesai membimbing siswa menyimak
bacaan surat Al-„Alaq kemudian guru membagi siswa kedalam 6
kelompok, yang tiap kelompoknya itu terdiri 5 siswa yang nantinya
tiap kelompok tersebut diberi tugas dari guru untuk
mendemonstrasikan bacaan surat Al-„Alaq ke depan kelas sesuai
kelompoknya masing-masing. Dengan bimbingan guru, siswa
mendemonstrasikan bacaan surat Al-„Alaq ke depan kelas bersama
kelompoknya yang disimak oleh kelompok lain secara bergantian.
Dalam kegiatan inti tersebut waktu yang diperlukan selama 70 menit.
Setelah semua kelompok mendemonstrasikan bacaan surat Al-
„Alaq ke depan kelas guru masih mempunyai wktu 15 menit untuk
mengevaluasi terhadap kegiatan demonstrasi yang berlangsung.
Kemudian guru memberikan simpulan dan tanggapan atas praktek
menyimak bacaan surat Al-„Alaq yang dilakukan siswa.
Setelah guru selesai mengajarkan materi surat Al-„Alaq guru
melakukan tes akhir siklus I dengan menggunakan metode tes tertulis
yang brtujuan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran
surat Al-„Alaq tersebut.
Nilai hasil belajar siswa dalam siklus I diambil dari nilai tes
siswa pada akhir siklus dengan sebanyak 10 butir soal pilihan ganda
(Multiple Choice) dan 5 butir soal essay. Nilai akhir siklus I dapat
peneliti gambarkan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Nilai Siklus I
No. Nama Siswa Nilai
1 Muhammad Ali Munnur 70
2 M. Romadhon 65
3 Muhammad Rizal 55
4 Muhammad Nurul Amin 85
5 Desi Eka Wulandari 65
6 M. Bagus Khusnl Ghoni 55
7 Siti Nur Fitriyah 90
8 Abdul Wahab 75
9 Agus Setiawan 55
10 Anis Fitriyatuz Zubaidah 75
11 Anis Setyowati 80
12 Dewi Wulandari 60
13 Desi Wulandari 70
14 Ika Rahmawati 75
15 Indriani Nur Afifah 70
16 Intan Islamiyah 60
17 M. Solekan 60
18 Mega Lia Rizqiyah 75
19 Muhammad Bayu Anggreyanto 80
20 Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar 60
21 Nur Afifah 80
22 Nurul Huda (A) 65
23 Nurul Huda (B) 75
24 Siti Nandiroh 75
25 Siti Nurul Chikmah 80
26 Siti Sa‟diyah 45
27 Ulin Nuha Ahmad 70
28 Umi Faridah 65
29 Zainal Abidin 55
30 Zayit Agus Salim 45
Jumlah 2060
Rata-rata Kelas 68,66
Ketuntasan Individual 68,66%
Ketuntasan Klasikal 66,66%
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
ada peningkatan, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal siswa 66,66%,
dan itu belum mencapai target dari penelitian. Ada 10 siswa yang
belum mencapai nilai 65, ada 4 siswa yang mendapat nilai 65 dan 16
orang mendapat nilai di atas 65. Dari data hasil belajar siswa tersebut
menunjukkan bahwa ada 10 siswa yang belum tuntas belajar dan 20
siswa yang tuntas belajar. Hal ini disebabkan karena siswa kurang
optimal dalam mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi,
hal ini terlihat dari beberapa siswa yang bermain sendiri dan bercanda
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
c. Pengamatan
Guru melakukan observasi terhadap siswa selama proses
pembelajaran di kelas dengan menggunakan Lembar Observasi Siswa
yang dipegang peneliti. Observasi ini dilaksanakan saat proses
demonstrasi dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menyimak
bacaan surat Al-„Alaq.
Bentuk aktivitas dalam metode demonstrasi materi menyimak
bacaan surat Al-„Alaq yang dilakukan oleh siswa dapat peneliti
gambarkan sebagai berikut:
Tabel 4.3
Nilai Aktivitas Siswa Siklus I
No. Nama Siswa Nilai
1 Muhammad Ali Munnur 30
2 M. Romadhon 30
3 Muhammad Rizal 35
4 Muhammad Nurul Amin 29
5 Desi Eka Wulandari 34
6 M. Bagus Khusnl Ghoni 32
7 Siti Nur Fitriyah 33
8 Abdul Wahab 35
9 Agus Setiawan 29
10 Anis Fitriyatuz Zubaidah 37
11 Anis Setyowati 36
12 Dewi Wulandari 34
13 Desi Wulandari 30
14 Ika Rahmawati 27
15 Indriani Nur Afifah 31
16 Intan Islamiyah 31
17 M. Solekan 31
18 Mega Lia Rizqiyah 33
19 Muhammad Bayu Anggreyanto 30
20 Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar 29
21 Nur Afifah 31
22 Nurul Huda (A) 29
23 Nurul Huda (B) 34
24 Siti Nandiroh 29
25 Siti Nurul Chikmah 30
26 Siti Sa‟diyah 31
27 Ulin Nuha Ahmad 28
28 Umi Faridah 32
29 Zainal Abidin 28
30 Zayit Agus Salim 28
Jumlah 933
Rata-rata Kelas 31,1%
Ketuntasan Individual 62,2%
Dari data hasil observasi pada pembelajaran siklus I dapat
diketahui bahwa aktivitas siswa dengan menggunakan metode
demonstrasi pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menyimak
bacaan surat Al-„Alaq masih dalam taraf 62,2%. Dalam hal ini
aktivitas siswa masih dikatakan “rendah” dalam proses pembelajaran
yang sedang berlangsung.
d. Refleksi
Pada siklus I penggunaan metode demonstrasi belum berjalan
sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini disebabkan karena keberanian
siswa dalam kelompok seorang diri masih rendah, hal ini ditandai
dengan siswa yang tidak serius dalam menunjukkan demonstrasinya
sehingga menjadi ramai. Selain itu, faktor lemahnya penggunaan
waktu dalam pembelajaran kurang efektif menyebabkan langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi tidak
berjalan sesuai dengan rencana tindakan. Pengaturan pembagian
kelompok yang tiap kelompoknya beranggotakan 5 orang juga
mempengaruhi kegagalan pada siklus I selama pembelajaran di kelas.
Karena terlalu banyak anak dalam satu kelompok menyebabkan
mereka tidak konsentrasi dalam mendemonstrasikan materi menyimak
bacaan surat Al-„Alaq kurang maksimal. Dengan hal seperti ini peneliti
mendiskusikan dan merefleksikan dengan guru untuk merumuskan
langkah-langkah yang akan dilakukan untuk siklus II.
Adapun rancangan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus
II untuk memperbaiki siklus I adalah:
1) Merancang langkah-langkah metode demonstrasi dengan alokasi
waktu yang tepat.
2) Merancang pembagian kelompok sehingga kekacauan dalam
mendemonstrasikan materi tidak terjadi.
2. Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan
pertama dan kedua membahas materi pembelajaran sedangkan pertemuan
ketiga sebagai pelaksanaan evaluasi siklus II. Pelaksanaan siklus II ini
berdasarkan refleksi siklus I.
Pertemuan pertama dan kedua membahas tentang materi menghafal
surat Al-„Alaq dengan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Siklus II merupakan lanjutan dari siklus I, pelaksanaan siklus II
dilaksanakan pada hari kamis tanggal 7 April 2011 dan pertemuan kedua
pada hari kamis tanggal 14 April 2011 melanjutkan materi pada
pertemuan sebelumnya.
Pertemuan ketiga pada tanggal 21 April 2011 melaksanakan evaluasi
siklus II. Evaluasi dilaksanakan secara individu terdiri dari 10 soal pilihan
ganda dan 5 soal essay.
a. Perencanaan
1) Guru menentukan materi pelajaran yang akan diajarkan yaitu
menghafal surat Al-„Alaq.
2) Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi berdasarkan hasil
refleksi dari siklus I pada materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq
dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP).
3) Membuat instrumen evaluasi siklus II.
4) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi.
b. Pelaksanaan tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini, langkah-langkahnya
masih sama seperti pada siklus I, walaupaun ada beberapa langkah
yang diperbahurui, adapun langkah pertama yang dilakukan yaitu, guru
membuka pelajaran dan apersepsi serta motivasi kepada siswa selama
3 menit, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran selama 2
menit, setelah itu guru menyampaikan materi menghafal surat Al-
„Alaq,dalam penyampaian materi ada salah satu siswa yang bertanya
tentang hukum bacaan mim sukun kemudian guru menjawab soal dari
siswa tersebut. Setelah guru menyampaikan materi menghafal surat
Al-„Alaq guru membimbing siswa menghafal surat Al-„Alaq secara
bersamaan. Ketika selesai membimbing siswa menghafal surat Al-
„Alaq kemudian guru membagi siswa kedalam 10 kelompok, yang tiap
kelompoknya itu terdiri 3 siswa yang nantinya tiap kelompok tersebut
diberi tugas dari guru untuk mendemonstrasikan hafalan surat Al-
„Alaq ke depan kelas sesuai kelompoknya masing-masing. Dengan
bimbingan guru, siswa mendemonstrasikan hafalan surat Al-„Alaq ke
depan kelas bersama kelompoknya yang disimak oleh kelompok lain
secara bergantian. Dalam kegiatan inti tersebut waktu yang diperlukan
selama 70 menit.
Setelah semua kelompok mendemonstrasikan hafalan surat Al-
„Alaq ke depan kelas guru masih mempunyai wktu 15 menit untuk
mengevaluasi terhadap kegiatan demonstrasi yang berlangsung.
Kemudian guru memberikan simpulan dan tanggapan atas praktek
menghafal bacaan surat Al-„Alaq yang dilakukan siswa.
Setelah guru selesai mengajarkan materi surat Al-„Alaq guru
melakukan tes akhir siklus II dengan menggunakan metode tes tertulis
yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam
pembelajaran surat Al-„Alaq tersebut.
Tabel 4.4
Nilai Siklus II
No. Nama Siswa Nilai
1 Muhammad Ali Munnur 80
2 M. Romadhon 75
3 Muhammad Rizal 85
4 Muhammad Nurul Amin 95
5 Desi Eka Wulandari 75
6 M. Bagus Khusnl Ghoni 65
7 Siti Nur Fitriyah 95
8 Abdul Wahab 80
9 Agus Setiawan 70
10 Anis Fitriyatuz Zubaidah 80
11 Anis Setyowati 80
12 Dewi Wulandari 75
13 Desi Wulandari 100
14 Ika Rahmawati 75
15 Indriani Nur Afifah 60
16 Intan Islamiyah 85
17 M. Solekan 70
18 Mega Lia Rizqiyah 85
19 Muhammad Bayu Anggreyanto 85
20 Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar 80
21 Nur Afifah 85
22 Nurul Huda (A) 80
23 Nurul Huda (B) 85
24 Siti Nandiroh 80
25 Siti Nurul Chikmah 90
26 Siti Sa‟diyah 65
27 Ulin Nuha Ahmad 85
28 Umi Faridah 85
29 Zainal Abidin 90
30 Zayit Agus Salim 90
Jumlah 2430
Rata-rata Kelas 81
Ketuntasan Individual 81%
Ketuntasan Klasikal 96,7%
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa pada siklus II hasil
belajar siswa mengalami peningkatan, siswa yang telah tuntas belajar
ada 29 anak dan 1 anak tidak tuntas belajar. Hal ini menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan siswa telah tercapai. Ada 2 siswa yang
mendapat nilai 65, 27 siswa mendapat nilai di atas 65 dan hanya 1
siswa yang belum mencapai nilai 65. Ketuntasan secara klasikal telah
mencapai 96,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Al-Qur‟an
Hadits materi menghafal surat Al-„Alaq dengan menggunakan metode
demonstrasi telah berhasil.
c. Pengamatan
Guru melakukan observasi terhadap siswa selama proses
pembelajaran di kelas dengan menggunakan Lembar Observasi Siswa
yang dipegang peneliti. Observasi ini dilaksanakan saat proses
demonstrasi dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menghafal
surat Al-„Alaq.
Bentuk aktivitas dalam metode demonstrasi materi menghafal
bacaan surat Al-„Alaq yang dilakukan oleh siswa dapat peneliti
gambarkan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Nilai Keaktifan Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Nilai
1 Muhammad Ali Munnur 41
2 M. Romadhon 39
3 Muhammad Rizal 41
4 Muhammad Nurul Amin 42
5 Desi Eka Wulandari 44
6 M. Bagus Khusnl Ghoni 39
7 Siti Nur Fitriyah 39
8 Abdul Wahab 45
9 Agus Setiawan 41
10 Anis Fitriyatuz Zubaidah 42
11 Anis Setyowati 39
12 Dewi Wulandari 40
13 Desi Wulandari 41
14 Ika Rahmawati 42
15 Indriani Nur Afifah 40
16 Intan Islamiyah 41
17 M. Solekan 43
18 Mega Lia Rizqiyah 41
19 Muhammad Bayu Anggreyanto 48
20 Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar 42
21 Nur Afifah 41
22 Nurul Huda (A) 43
23 Nurul Huda (B) 40
24 Siti Nandiroh 42
25 Siti Nurul Chikmah 41
26 Siti Sa‟diyah 42
27 Ulin Nuha Ahmad 40
28 Umi Faridah 40
29 Zainal Abidin 47
30 Zayit Agus Salim 45
Jumlah 1245
Rata-rata Kelas 41,5
Ketuntasan Individual 83%
Data hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi sudah mencapai taraf 83%. Dalam pelaksanaan
pembelajaran guru telah melaksanakan sesuai dengan skenario
pembelajaran, guru telah mampu menciptakan pembelajaran menjadi
lebih menarik, siswa mulai aktif saat proses pembelajaran berlangsung,
dan banyak siswa yang telah mampu mendemonstrasikan hafalan surat
Al-„Alaq dengan baik dan benar. Data di atas menunjukkan bahwa
aktivitas siswa mengalami peningkatan, berarti bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah berhasil.
1) Refleksi
Pada siklus II penggunaan metode demonstrasi telah berjalan
sesuai dengan rencana tindakan. Dalam pelaksanaan pembelajaran
pengelolaan waktu dilaksanakan dengan baik. Kemudian terlihat
adanya keseriusan siswa beserta kelompoknya dalam
mendemonstrasikan materi menghafal surat Al-„Alaq. Perubahan
pembagian kelompok juga menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berjalan
sesuai dengan rencana tindakan.
Selain itu, perhatian siswa dalam pembelajaran sudah cukup
optimal karena saat pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi siswa yang gaduh sudah mulai terkurangi, pemusatan
perhatian siswa sudah cukup optimal, penggunaan metode
demonstrasi memberikan manfaat bagi peningkatan pemahaman
siswa dalam kualitas pembelajaran, terbukti pada siklus II siswa
sudah paham dibandingkan pada siklus II. Pada siklus II hampir
semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, yang terlihat
pada hasil belajar yang dicapai.
Berdasarkan hasil pelaksanaan serta pengamatan siklus II,
peneliti mendiskusikan dan melakukan refleksi dengan guru
mengenai tindakan siklus II ini bahwa pembelajaran di siklus II ini
telah sesuai dengan rencana tindakan sehingga untuk pelaksanaan
langkah-langkah selanjutnya dapat menggunakan rencana tindakan
seperti siklus II. Peneliti dan guru pelajaran Al-Qur‟an Hadits kelas
V memutuskan untuk mencukupi pelaksanaan tindakan kelas
melalui penggunaan metode demonstrasi pada siklus II.
D. Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan diuraikan atau rangkuman hasil penelitian
dari hasil pra siklus, siklus I dan siklus II yang didasarkan pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.6
Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Kriteria Tingkat
Ketuntasan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Persentase Siswa Persentase Siswa Persentase Siswa
< 65 Tidak
Tuntas 44,11% 15 33,33% 10 3,33% 1
65 Tuntas 29,41% 10 13,33% 4 6,67% 2
> 65 Tuntas 26,47% 9 53,33% 16 90% 27
0
20
40
60
80
100
120
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Hasil Belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Keaktifan Siswa
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Diagram Hasil Belajar
dan Keaktifan Siswa
Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa hasil pengamatan
aktifitas siswa pada siklus I aspek-aspek yang diamati rata-rata masih dalam
kategori sedang/cukup. Hal ini disebabkan karena masih ada siswa beserta
kelompoknya yang tidak serius dalam mendemonstrasikan materi sehingga
suasana dalam kelas menjadi ramai dan pemusatan perhatian siswa dalam
pembelajaran belum optimal.
Sedangkan hasil evaluasi siswa pada siklus I ketuntasan klasikal
mencapai 66,66% tetapi belum dapat mencapai nilai sesuai yang telah
ditetapkan oleh peneliti, pada siklus I masih ada 10 siswa yang belum tuntas.
Pada siklus II hasil refleksi yang diperoleh yaitu pada siklus I,
penggunaan metode demonstrasi telah berjalan sesuai dengan rencana
tindakan. Hal ini dapat dilihat dalam hasil pengamatan aktifitas siswa pada
siklus II sudah masuk dalam kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena siswa
beserta kelompoknya serius dalam mendemonstrasikan materi sehingga
suasana dalam kelas menjadi tenang dan pemusatan perhatian siswa sudah
cukup optimal.
Sedangkan hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan klasikal
mencapai 96,7% berarti siswa telah tuntas belajar. Berdasarkan pembahasan
diatas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-
Qur‟an Hadits pada pokok bahasan menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan
pada kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu tahun ajaran 2010/2011 pada tingkatan
siklus I dan II dapat terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa kelas V
MI Futuhiyyah Kudu, dari sebelum dan sesudah tindakan dengan
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dengan hasil tes pada mata
pelajaran Al-Qur‟an Hadits pada materi menghafal surat Al-„Alaq.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis lakukan tentang
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an
Hadits Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan Melalui
Penggunaan Metode Demonstrasi Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas V
MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran
2010/2011)”, dengan demikian target peneliti telah tercapai. Dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Guru dalam penggunaan metode demonstrasi berkelompok pertama kali
mengenai materi surat Al-„Alaq yang akan didemonstrasikan, kemudian guru
memberikan contoh melakukan demonstrasi yang baik dan benar mengenai
materi pelajaran surat Al-„Alaq, setelah itu guru memberikan waktu kepada
siswa untuk mempraktekkan/mempertunjukkan materi surat Al-„Alaq. Jika
pendemonstrasian kurang baik dan benar maka guru langsung
memperbaikinya sebagai langkah evaluasi. Sebagaimana yang telah
disebutkan sebelumnya dari hasil masing-masing siklus yang menunjukkan
peningkatan pada proses pembelajaran pada hasil belajar kognitif berupa tes
yang berguna untuk mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa.
Sedangkan nilai aktivitas siswa sebagai observasi untuk mengukur proses
kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi
berkelompok. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan metode demonstrasi
berkelompok pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
1. Hasil Belajar Kognitif
No. Keterangan
Tindakan
Nilai Pra
Siklus Siklus I Siklus II
1 Nilai rata-rata 63,38 68,66% 81,0
2 Ketuntasan 44,11% 66,66% 96,7%
2. Aktivitas Siswa
No. Keterangan Siklus I Siklus II
1 Nilai rata-rata 31,1 41,5
2 Ketuntasan 62,2% 83%
Dari pengelolaan data dapat diketahui bahwa metode demonstrasi
berkelompok merupakan metode yang efektif digunakan dalam pelajaran Al-
Qur‟an Hadits terutama pada materi praktek seperti halnya; materi menghafal
surat Al-„Alaq, keefektifan metode ini disebabkan oleh:
a. Metode demonstrasi berkelompok memberi kemudahan pada siswa kelas
V dalam memahami materi pelajaran menghafal surat Al-„Alaq.
b. Penggunaan metode demonstrasi berkelompok dalam bidang studi Al-
Qur‟an Hadits di MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang mayoritas
siswa menyenangi dan responnya pun sangat baik, hal ini didukung
dengan sebagian besar siswa menjalankan semua perintah guru untuk
mendemonstrasikan karena ingin lebih paham.
c. Daya ingat siswa pun sangat terbantu dengan penggunaan metode
demonstrasi berkelompok dan siswa pun mempunyai pengalaman dan
kesan yang banyak.
d. Dengan penggunaan metode demonstrasi berkelompok pada bidang studi
Al-Qur‟an Hadits di MI Futuhiyyah 02 ternyata dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menghafal surat
Al-„Alaq. Hal ini terbukti dari hasil post tes setiap siklusnya selalu
meningkat.
Seperti dalam langkah-langkah metode demonstrasi, untuk
melaksanakan metode demonstrasi berkelompok yang baik dan efektif
diperlukan beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru
lain diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya evaluasi.
B. Saran
Sebelum mengakhiri penulisan ini, penulis ingin memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Penggunaan metode demonstrasi berkelompok sudah cukup baik, akan
tetapi alangkah lebih baiknya agar lebih mengoptimalkan lagi penggunaan
metode demonstrasi dalam pelajaran Al-Qur‟an Hadits sehingga
pemahaman siswa terhadap materi Al-Qur‟an Hadits pun lebih mendalam.
2. Saran untuk guru, sebaiknya proses pembelajaran KBM digunakan metode-
metode yang variatif sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan
setiap murid pun dapat kesempatan dalam memahami materi dan
merasakan dalam kehidupan sehari-harinya.
3. Saran untuk siswa, agar memiliki rasa percaya diri sehingga tidak merasa
malu untuk melaksanakan praktek di depan kelas. Selain itu, siswa juga
diharapkan agar lebih memperhatikan terhadap metode yang sedang
disampaikan guru.
4. Saran untuk para orang tua, sebaiknya proses pembelajaran Al-Qur‟an
Hadits terhadap siswa tidak sepenuhnya diserahkan kepada guru, artinya
orang tua juga ikut andil untuk memantau kegiatan belajar yang dilakukan
siswa dalam rumah maupun di sekolah setiap harinya.
C. Penutup
Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT sebagai rasa
syukur yang sangat mendalam sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini, dan berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya, penulis
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi yang
sederhana ini.
Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu proses pelaksanaan penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.
Semoga bantuan baik berupa do‟a, materi maupun tenaga dan pikiran yang
telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dan diterima sebagai amal
sholeh di hadapan Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
kesempurnaan yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Wa Allahu a’lam bi al-shawab.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zaenal, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, (Bandung: Y. Rama Widya,
2006).
Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Buna Aksara, 1987).
Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008), cet. V.
---------------, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001).
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002).
Azis, Sholeh Abdul, At Tarbiyah wa Turuqut At Tadriis, (Mesir: Darul Ma‟arif,
tt).
Darajat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995).
Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inofatif Teori dan Praktik
dalam Pengembangan Profesionalisme bagi Guru, (Jakarta: AV Publisher,
2009).
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha
Putra, t.th.).
Dimyati, Nudjrono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),
cet.1.
Djamaroh, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2000).
---------------, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. II.
Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia, 1984).
Glase, Cyril, Ensiklopedi Islam (Ringkas), terj. A Mashudi Gufron, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996).
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
cet. VIII.
Hasibuan, J.J dan Mujiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosdakarya,
1993).
Jihad, Asep, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2009), Cet.3.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Rosdakarya, 2005).
Panitia Sertifikasi Guru, “Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG)
Kelompok Guru MI”, IAIN Walisongo Semarang.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa
Arab di Madrasah.
Poerwadaminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1986).
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995).
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru,
1995), cet. III.
---------------, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995).
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
Rosdakarya, 2003).
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), cet. X.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1995).
Triyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis,
(Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007).
Witting, Arno F., Psycology of Learning, (New York: Mc Graw Hill, 1981).
Yusup, Tayar dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama Islam dan
Bahasa Arab, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional,
1983).
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : MI Futuhiyyah 02 Kudu
Mata Pelajaran : Al-Qur‟an Hadits
Kelas/semester : V/Genap
Pertemuan : I
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar
Kompetensi
Menghafalkan surat-surat pendek secara benar dan fasih
Kompetensi Dasar 1. Menghafal surat Al-„Alaq secara benar dan fasih
Indikator
Kompetensi
1. Dapat membaca surat Al-„Alaq secara baik dan
benar
2. Dapat melafalkan kalimat dari surat Al-„Alaq yang
mengandung hukum bacaan nun sukun dan tanwin
3. Dapat menunjukkan bacaan yang mengandung
hukum bacaan nun sukun dan tanwin
4. Mendemonstrasikan bacaan surat Al-„Alaq dengan
lancer
5. Dapat menghafal surat Al-„Alaq secara benar
Tujuan
Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca surat Al-„Alaq secara fasih
dan benar
2. Siswa dapat melafalkan kalimat dari surat Al-„Alaq
yang mengandung hukum bacaan nun sukun dan
tanwin
3. Siswa dapat menunjukkan bacaan yang mengandung
hukum bacaan nun skun dan tanwin.
4. Siswa dapat mendemonstrasikan bacaan surat Al-
„Alaq
Materi Pembelajaran
1. Menyimak bacaan surat Al-„Alaq
Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
Langkah-langkah Pembelajaran
No. Proses pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan 5 menit
a. Mengucapkan salam (Assalamu‟alaikum)
b. Apersepsi dan motivasi tentang pelajaran yang lalu
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan materi surat Al-„Alaq ayat
b. Guru menjelaskan hukum bacaan nun sukun dan tanwin
yang terdapat dalam surat Al-„Alaq
c. Guru membimbing siswa menyimak bacaan surat Al-„Alaq
d. Guru membentuk beberapa kelompok siswa, yang tiap
kelompoknya beranggotakan 5 siswa. Guru memberikan
tugas pada masing-masing kelompok
e. Dengan bimbingan guru, siswa mendemonstrasikan bacaan
surat Al-„Alaq bersama kelompoknya masing-masing ke
depan kelas
f. Siswa secara bergantian mendemonstrasikan materi
menyimak surat Al-„Alaq sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
70 menit
3 Kegiatan Penutup
a. Guru mengevaluasi terhadap kegiatan demonstrasi yang
berlangsung.
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
15 menit
apabila masih ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Guru memberikan simpulan atau tanggapan atas praktek
menyimak surat Al-„Alaq yang dilakukan siswa
d. Guru mengucapkan (Wassalamu‟alaikum)
Sumber Belajar
1. Buku pelajaran Al-Qur‟an Hadits untuk kelas V Madarasah Ibtidaiyah
2. LKS Al-Qur‟an Hadits Madrasah Ibtidaiyah
3. Buku lain yang relevan
Penilaian
A. Prosedur Tes
1. Tes Awal : ada
2. Tes Proses : ada
3. Tes Akhir : ada
B. Jenis dan Bentuk Tes
1. Tes Awal : lisan
2. Tes Proses : pengamatan dan tertulis
3. Tes Akhir : tertulis (terlampir)
Semarang, 17 Maret 2011
Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Peneliti
M. Bukhori, S.Pd.I Nur Anisah
NIM. 063111075
Mengetahui,
Kepala Sekolah
MI Futuhiyyah 02 Kudu
Zumrotun Nafisah
Lampiran 2
MATERI SIKLUS I
1. Melafalkan kata dan ayat Surat Al-„Alaq
2. Melafalkan dan menunjukkan bacaan yang mengandung hukum bacaan nun
mati ( ن) atau tanwin ( ـــــ ـــــ ـــــ ـــــ ـــــــ ) pada surat Al-„Alaq
Hukum bacaan nun mati ( ن) atau tanwin ( ــ ــ ــــــ ـــــ ـــــ (ـــــــ
No. Kalimat Hukum Bacaan
1. Ikhfa
2. Idzhar
3. Idgham bilaghunnah
4. Idzhar
5. Idzhar
6. Ikhfa
7. Ikhfa
8. Idgham bilaghunnah
9. Ikhfa
10. Ikhfa
11. Idzhar
3. Fazakkir
Hukum bacaan nun mati (ن) atau tanwin ( ـــــــــــــــــــــــ ) ada 5 (lima), yaitu:
a. Idzhar
Yaitu apabila ada nun mati (ن) atau tanwin (ـــــــــــــــــــــــ) bertemu dengan salah
satu huruf enam ( ه ,غ ,ع ,خ ,ح ,ء ).
Contoh :
ــــــــــــــــــــــــــ
ء ي أػط زسل أي
ح ي حكى ىغفز حه
ا خبسا خ ي خس ػه
جنت ػانت ع ي ػم صانحا ف
ؽ ي غسكى زب غفز
ىـ ني فسقا ىد
b. Idgham Bighunnah
Yaitu apabila ada () atau tanwin ( ــ ـــــ ـــــ ـــــ ـــــ ـــــ ) bertemu dengan salah satu huruf
( ,و , , ).
ــــــــــــــــــــــــــ
إ ك خسا سه
ي رس خس صال
كخاب يب و ي يسد ف
ي زقت زحى دد
c. Idgham Bilaghunnah
Yaitu apabila ada () atau tanwin ( ــ ـــــ ـــــ ـــــ ـــــ ـــــ ) bertemu dengan salah satu huruf
( ز ,ل ).
ــــــــــــــــــــــــــ
ل ي ندو يا ال نبدا
ي زسل زءف زحى
d. Iqlab
Yaitu apabila ada () atau tanwin ( ــــــ ـــــ ــــــ ـــــ ـــــ ) bertemu dengan huruf Ba (ب).
ــــــــــــــــــــــــــ
غ بصس ب ي بؼد س
e. Ikhfa‟
Yaitu apabila ada () atau tanwin ( ــ ـــــ ـــــ ـــــ ـــــ ـــــ ) bertemu dengan salah satu huruf
15 ( ك ,ق ,ف ,ظ ,ط ,ض ,ص ,ش ,ض ,ش ,ذ ,د ,ج ,د ,ث ).
ــــــــــــــــــــــــــ
ث كـنخى جناث حجس
د ينثزا يطاع ثى أي
ج إجم حبا جا
د أدادا دكـا دكـا- - dst
Lampiran 3
SIKLUS I
Kelompok I
1. M. Fiky Yusuf Bahtiar
2. Nurul Huda (B)
3. M. Ali Munnur
4. M. Bayu Anggreyanto
5. Zainal Abidin
Kelompok II
1. Mega Lia Rizqiyah
2. Intan Islamiyah
3. Dewi Wulandari
4. Desi Wulandari
5. Nur Afifah
Kelompok III
1. Nurul Huda (A)
2. Muhammad Rizal
3. M. Romadhon
4. M. Sholekan
5. M. A. Wahab
Kelompok IV
1. Desi Eka Wulandari
2. Siti Sa‟diyah
3. Siti Nurul Chikmah
4. Anis Fitriatuz Zubaidah
5. Ika Rahmawati
Kelompok V
1. Zayit Agus Salim
2. Ulin Nuha Ahmad
3. M. Bagus Khusnul
4. M. Nurul Amin
5. Agus Setiawan
Kelompok VI
1. Siti Nur Fitriyah
2. Siti Nandiroh
3. Umi Farida
4. Anis Setyowati
5. Indriyani Nur Hanifah
Lampiran 4
PEDOMAN INDIKATOR OBSERVASI SIKLUS I
Nama Siswa : …………………………………
Nomor Induk : …………………………………
Mata Pelajaran : Al-Qur‟an Hadits (Surat Al-„Alaq)
No Pernyataan Indikator Check List
1 2 3 4 5
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Menyikapi pelajaran menyimak bacaan
surat Al-'Alaq
3. Siswa mendengarkan dengan tekun
4. Memperhatikan pelajaran
5. Memahami pelajaran menyimak bacaan
surat Al-'Alaq
6. Kemampuan menjawab pertanyaan
tentang materi menyimak bacaan
surat Al-'Alaq
7. Keaktifan kelompok dalam
mendemonstrasikan materi
menyimak bacaan surat Al-'Alaq
8. Kemampuan menampilkan
praktek menyimak bacaan surat Al-Alaq
9. Kerjasama dengan teman/kelompok
10. Tepat waktu dalam menyelesaikan
Tugas
Keterangan
Skor Maksimal
Nilai Rata-rata :
Nilai : X 100%
Skor Nilai
1 = Tidak baik > 75% = keaktifan siswa tinggi
2 = Kurang baik 65% - 75% = keaktifan siswa sedang
3 = Cukup baik < 65% = keaktifan siswa kurang
4 = Baik
5 = Sangat baik
Lampiran 6
POST TEST SIKLUS I
Mata pelajaran : Al-Qur‟an Hadits
Materi : Surat al-„Alaq
Kelas/semester : V/Genap
Nama : ……………………………
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang
paling benar !
1. adalah bunyi surat al-„Alaq ayat ke….
a. 3 c. 5
b. 4 d. 6
2. Bunyi ayat ke 4 surat al-„Alaq adalah……
a.
b.
c.
d.
3. Bunyi ayat adalah merupakan ayat ke :
a. 17 c. 19
b. 18 d. 20
4. Di bawah ini ayat yang terpadat hukum nun sukun adalah…
a.
b.
c.
d.
5. Potongan ayat yang tepat untuk melengkapi ayat dibawah ini adalah..
………….
a. c.
b. d.
6. bunyi ayat sebelumnya adalah……
a.
b.
c.
d.
7. bunyi ayat sesudahnya adalah……..
a.
b.
c.
d.
8. Di bawah ini ayat yang terdapat hukum tajwid bacaan ikhfa‟ adalah………
a.
b.
c.
d.
9. Di bawah ini ayat yang terdapat hukum tajwid bacaan idzhar adalah……..
a.
b.
c.
d. A, B, C benar
10. pada potongan ayat yang bergaris bawah adalah hukum
tajwid bacaan…….
a. Idgham bigunnah c. idgham bilaghunnah
b. Ikhfa‟ d. idzhar
B. Kerjakan soal-soal di bawah ini !
1. Tuliskan bunyi ayat surat al-„Alaq ayat 2!
2. Tuliskan ayat setelahnya!
3. - - susunlah ayat tersebut sehingga menjadi benar
dan sempurna!
4. Apa nama hukum bacaan pada kata yang bergaris bawah berikut ini?
5. Ada berapa hukum bacaan nun mati dan tanwin? Sebutkan!
KUNCI JAWABAN POST TES SIKLUS I
A. Pilihan ganda
1. A
2. C
3. B
4. D
5. C
6. A
7. B
8. D
9. E
10. B
B. Isian
1.
2.
3.
4. Ikhfa‟
5. Ada 5 (lima), yaitu: Idzhar, Idghom bighunnah, Idghom bilaghunnah,
Iqlab, dan Ikhfa.
Lampiran 7
Nilai Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Muhammad Ali Munnur 70 T
2 M. Romadhon 65 T
3 Muhammad Rizal 55 TT
4 Muhammad Nurul Amin 85 T
5 Desi Eka Wulandari 65 T
6 M. Bagus Khusnl Ghoni 55 TT
7 Siti Nur Fitriyah 90 T
8 Abdul Wahab 75 T
9 Agus Setiawan 55 TT
10 Anis Fitriyatuz Zubaidah 75 T
11 Anis Setyowati 80 T
12 Dewi Wulandari 60 TT
13 Desi Wulandari 70 T
14 Ika Rahmawati 75 T
15 Indriani Nur Afifah 70 T
16 Intan Islamiyah 60 TT
17 M. Solekan 60 TT
18 Mega Lia Rizqiyah 75 T
19 Muhammad Bayu Anggreyanto 80 T
20 Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar 60 TT
21 Nur Afifah 80 T
22 Nurul Huda (A) 65 T
23 Nurul Huda (B) 75 T
24 Siti Nandiroh 75 T
25 Siti Nurul Chikmah 80 T
26 Siti Sa‟diyah 45 TT
27 Ulin Nuha Ahmad 70 T
28 Umi Faridah 65 T
29 Zainal Abidin 55 TT
30 Zayit Agus Salim 45 TT
Jumlah 2060
Rata-rata Kelas 68,66
Ketuntasan Individual 68,66%
Ketuntasan Klasikal 66,66%
Lampiran 8
Nilai Aktivitas Siswa Siklus I
No. Nama Siswa Nilai
1 Muhammad Ali Munnur 30
2 M. Romadhon 30
3 Muhammad Rizal 35
4 Muhammad Nurul Amin 29
5 Desi Eka Wulandari 34
6 M. Bagus Khusnl Ghoni 32
7 Siti Nur Fitriyah 33
8 Abdul Wahab 35
9 Agus Setiawan 29
10 Anis Fitriyatuz Zubaidah 37
11 Anis Setyowati 36
12 Dewi Wulandari 34
13 Desi Wulandari 30
14 Ika Rahmawati 27
15 Indriani Nur Afifah 31
16 Intan Islamiyah 31
17 M. Solekan 31
18 Mega Lia Rizqiyah 33
19 Muhammad Bayu Anggreyanto 30
20 Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar 29
21 Nur Afifah 31
22 Nurul Huda (A) 29
23 Nurul Huda (B) 34
24 Siti Nandiroh 29
25 Siti Nurul Chikmah 30
26 Siti Sa‟diyah 31
27 Ulin Nuha Ahmad 28
28 Umi Faridah 32
29 Zainal Abidin 28
30 Zayit Agus Salim 28
Jumlah 933
Rata-rata Kelas 31,1%
Ketuntasan Individual 62,2%
Lampiran 9
Daftar Tabel Keaktifan Siswa Siklus I
No Nama Siswa Aspek Pengamatan
Jumlah A B C D E F G H I J
1 Muhammad Ali Munnur 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 30
2 M. Romadhon 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 30
3 Muhammad Rizal 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 35
4 Muhammad Nurul Amin 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 29
5 Desi Eka Wulandari 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 34
6 M. Bagus Khusnul Ghoni 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 32
7 Siti Nur Fitriyah 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 33
8 Abdul Wahab 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 35
9 Agus Setiawan 3 2 4 3 3 4 2 3 2 3 29
10 Anis Fitriatuz Zubaidah 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 37
11 Anis Setyowati 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 36
12 Dewi Wulandari 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 34
13 Desi Wulandari 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 30
14 Ika Rahmawati 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 27
15 Indriani Nur Hanifah 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 31
16 Intan Islamiyah 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 31
17 M. Solekan 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 31
18 Mega Lia Rizqiyah 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 33
19 M. Bayu Anggreyanto 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 30
20 M. Fiky Yusuf Bahtiar 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29
21 Nur Afifah 3 3 3 4 3 2 4 2 4 3 31
22 Nurul Huda (A) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
23 Nurul Huda (B) 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 34
24 Siti Nandiroh 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 29
25 Siti Nurul Chikmah 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 30
26 Siti Sa'diyah 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 31
27 Ulin Nuha Ahmad 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 28
28 Umi Faridah 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 32
29 Zainal Abidin 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 28
30 Zayit Agus Salim 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 28
Jumlah 933
Rata-rata Kelas 31,1 %
Ketuntasan Individual 62,2 %
Keterangan :
A. Kesiapan mengikuti pelajaran
B. Menyikapi pelajaran menyimak bacaan surat Al-„Alaq
C. Siswa mendengarkan dengan tekun
D. Memperhatikan pelajaran
E. Memahami pelajaran menyimak bacaan surat Al-„Alaq
F. Kemampuan menjawab pertanyaan tentang materi menyimak bacaan surat Al-
„Alaq
G. Keaktifan kelompok dalam mendemonstrasikan materi menyimak bacaan
surat Al-„Alaq
H. Kemampuan menampilkan praktek menyimak bacaan surat Al-„Alaq
I. Kerjasama dengan teman atau kelompok
J. Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
Keterangan skor :
1 = Tidak baik
2 = Kurang baik
3 = Cukup baik
4 = Baik
5 = Sangat baik
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : MI Futuhiyyah 02 Kudu
Mata Pelajaran : Al-Qur‟an Hadits
Kelas/semester : V/Genap
Pertemuan : IV
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar
Kompetensi
Menghafalkan surat-surat pendek secara benar dan fasih
Kompetensi Dasar 2. Menghafal QS. Al-„Alaq secara benar dan fasih
Indikator
Kompetensi
6. Dapat membaca QS. Al-„Alaq secara baik dan benar
7. Dapat melafalkan kalimat dari QS. Al-„Alaq yang
mengandung hukum bacaan mim sukun
8. Dapat menunjukkan bacaan yang mengandung hukum
bacaan mim sukun
9. Hafal QS. Al-„Alaq dengan benar dan fasih
10. Mendemonstrasikan hafal QS. Al-„Alaq secara lancar
Tujuan
Pembelajaran
5. Siswa dapat membaca QS. Al-„Alaq secara fasih dan
benar
6. Siswa dapat melafalkan kalimat dari QS. Al-„Alaq
yang mengandung hukum bacaan mim sukun
7. Siswa dapat menunjukkan bacaan yang mengandung
hukum bacaan mim sukun.
8. Siswa dapat menghafal QS. Al-„Alaq dengan benar
dan fasih
9. Siswa dapat mendemonstrasikan hafalan QS. Al-
„Alaq secara lancar
Materi Pembelajaran
3. Menghafal surat Al-„Alaq
Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
Langkah-langkah Pembelajaran
No Proses pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan 5 menit
d. Mengucapkan salam (Assalamu‟alaikum)
e. Apersepsi dan motivasi tentang pelajaran yang lalu
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
g. Guru menyampaikan materi surat Al-„Alaq
h. Guru menjelaskan hukum bacaan mim sukun yang
terdapat dalam surat Al-„Alaq
i. Guru membimbing siswa menghafal surat Al-„Alaq
j. Guru membentuk beberapa kelompok siswa, yang tiap
kelompoknya beranggotakan 3 siswa. Guru memberikan
tugas pada masing-masing kelompok
k. Dengan bimbingan guru, siswa mendemonstrasikan
hafalan surat Al-„Alaq ke depan kelas bersama
kelompoknya masing-masing
l. Siswa secara bergantian mendemonstrasikan hafalan surat
Al-„Alaq sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
70 menit
3 Kegiatan Penutup
e. Guru mengevaluasi terhadap kegiatan demonstrasi yang
berlangsung.
f. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
15 menit
apabila masih ada hal-hal yang kurang jelas.
g. Guru memberikan simpulan atau tanggapan atas praktek
menghafal surat Al-„Alaq yang dilakukan siswa
h. Guru mengucapkan (Wassalamu‟alaikum)
Sumber Belajar
4. Buku pelajaran Al-Qur‟an Hadits untuk kelas V Madarasah Ibtidaiyah
5. LKS Al-Qur‟an Hadits Madrasah Ibtidaiyah
6. Buku lain yang relevan
Penilaian
A. Prosedur Tes
1. Tes Awal : ada
2. Tes Proses : ada
3. Tes Akhir: ada
B. Jenis dan Bentuk Tes
1. Tes Awal : lisan
2. Tes Proses : pengamatan dan tertulis
3. Tes Akhir : tertulis (terlmpir)
Semarang, 7 April 2011
Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Peneliti
M. Bukhori, S.Pd.I Nur Anisah
063111075
Mengetahui,
Kepala Sekolah
MI Futuhiyyah 02 Kudu
Zumrotun Nafisah
Lampiran 11
MATERI SIKLUS II
4. Melafalkan kata dan ayat Surat Al-„Alaq
5. Melafalkan dan menunjukkan bacaan yang mengandung hukum bacaan mim
mati (و) pada surat Al-„Alaq
No. Kalimat Hukum Bacaan
1. Idzhar syafawi
2. Idzhar syafawi
3. Idzhar syafawi
4. Ikhfa syafawi
6. Fazakkir
Hukum bacaan mim mati (و) ada 3 (tiga), yaitu:
a. Idghom Syafawi (Mitsliy)
Yaitu apabila ada mim mati (و) bertemu dengan huruf mim (و).
و
ينيى يقخصد نـيى يغفسة
كـنخى يؤين فيى يؼسض و
او ي خهقنا اـيى يخ
b. Ikhfa Syafawi
Yaitu apabila ada mim mati (و) bertemu dengan huruf Ba (ب).
و
ي ـؼخصى باهلل ى بسشيي
إ زبـيى بيى يبخهكى بنيس ب
يا ىى بؤين ؼظـكى بو
c. Idzhar Syafawi
Yaitu apabila ada mim mati (و) bertemu dengan salah satu huruf
Hijai‟yyah selain Mim (و) dan Ba (ب).
و و
ث أـؼج ػهيى ء سأزـكى ءاخ
خ ذنـكى خس نكى ش أهبسكى شؼا
ذ ضاق بيى ذزػا ال ىى ـسخؼخب
Lampiran 12
SIKLUS II
Kelompok III
1. Nurul Huda (B)
2. Muhammad Rizal
3. Ulin Nuha Ahmad
Kelompok IV
1. Anis Setyowati
2. Ika Rahmawati
3. Desi Wulandari
Kelompok I
1. M. Zayit Agus Salim
2. M. Nurul Huda (A)
3. M. Fiky Yusuf Bahtiar
Kelompok II
1. Indriyani Nur Hanifah
2. Anis Fitriatuz Zubaidah
3. Nur Afifah
Kelompok V
1. M. Ali Munnur
2. M. Romadhon
3. M. Bagus Khusnul
Kelompok VI
1. Dewi Wulandari
2. Siti Nurul Chikmah
3. Umi Farida
Kelompok VII
1. M. Bayu Anggreyanto
2. M. Sholekan
3. M. Nurul Amin
Kelompok VIII
1. Siti Nandiroh
2. Siti Sa‟diyah
3. Intan Islamiyah
Kelompok IX
1. Zainal Abidin
2. M. A. Wahab
3. Agus Setiawan
Kelompok X
1. Mega Ira Rizqiyah
2. Desi Eka Wulandari
3. Siti Nur Fitriyah
Lampiran 13
PEDOMAN INDIKATOR OBSERVASI SIKLUS II
Nama Siswa : …………………………………
Nomor Induk : …………………………………
Mata Pelajaran : Al-Qur‟an Hadits (Surat Al-„Alaq)
No Pernyataan Indikator Check List
1 2 3 4 5
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Menyikapi pelajaran menghafal
surat Al-'Alaq
3. Siswa mendengarkan dengan tekun
4. Memperhatikan pelajaran
5. Memahami pelajaran menghafal
surat Al-'Alaq
6. Kemampuan menjawab pertanyaan
tentang materi menghafal
surat Al-'Alaq
7. Keaktifan kelompok dalam
mendemonstrasikan materi
menghafal surat Al-'Alaq
8. Kemampuan menampilkan
praktek menghafal surat Al-Alaq
9. Kerjasama dengan teman/kelompok
10. Tepat waktu dalam menyelesaikan
Tugas
Keterangan
Skor Maksimal
Nilai Rata-rata :
Nilai : X 100%
Skor Nilai
1 = Tidak baik > 75% = keaktifan siswa tinggi
2 = Kurang baik 65% - 75% = keaktifan siswa sedang
3 = Cukup baik < 65% = keaktifan siswa kurang
4 = Baik
5 = Sangat baik
Lampiran 14
POST TES SIKLUS II
Mata Pelajaran : Al-Qur‟an Hadits
Materi : Surat Al-‟Alaq
Kelas/semester : V (lima)/genap
Nama : …………………………………
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang
paling benar !
1. adalah bunyi ayat ke ……
a. 2 b. 6 c. 4 d. 5
2. Bunyi ayat ke-7 surat Al‟Alaq adalah …
a.
b.
c.
d.
3. lanjutan ayat berikut adalah …
a. c.
b. d.
4. Di bawah ini ayat yang mengandung hukum bacaan Idzhar syafawi adalah
a. c.
b. d.
5. Tulisan ayat ke-13 surat Al-„Alaq adalah …
a.
b.
c.
d.
6. Potongan ayat yang tepat untuk melengkapi ayat di bawah ini adalah …
……
a. c.
b. d.
7. Pada kalimat yang bergaris bawah terdapat hukum
bacaan …
a. Ikhfa‟ c. Idzhar syafawi
b. Ikhfa‟ syafawi d. Idzhar halqi
8. adalah bunyi ayat ke ……
a. 6 c. 5
b. 4 d. 7
9. Bunyi ayat sebelumnya adalah ……
a. c.
b. d.
10. adalah bunyi ayat ke ……
a. 7 b. 8 c. 9 d. 10
B. Kerjakan soal-soal di bawah ini !
1. Tulislah ayat ke-17 surat Al-„Alaq !
2. Sebutkan nama hukum bacaan pada kata yang bergaris bawah berikut ini !
3. Tulislah lanjutan ayat berikut ini !
……
4. Susunlah kata-kata di bawah ini menjadi susunan ayat yang benar !
- - - - -
5. Tulislah bunyi ayat sebelum ayat berkut ini !
………
KUNCI JAWABAN POST TES SIKLUS II
A. Pilihan ganda
1. B
2. C
3. A
4. C
5. A
6. D
7. B
8. D
9. C
10. C
B. Isian
1.
2. Idzhar Syafawi
3.
4.
5.
Lampiran 15
Nilai Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Muhammad Ali Munnur 80 T
2 M. Romadhon 75 T
3 Muhammad Rizal 85 T
4 Muhammad Nurul Amin 95 T
5 Desi Eka Wulandari 75 T
6 M. Bagus Khusnl Ghoni 65 T
7 Siti Nur Fitriyah 95 T
8 Abdul Wahab 80 T
9 Agus Setiawan 70 T
10 Anis Fitriyatuz Zubaidah 80 T
11 Anis Setyowati 80 T
12 Dewi Wulandari 75 T
13 Desi Wulandari 100 T
14 Ika Rahmawati 75 T
15 Indriani Nur Afifah 60 TT
16 Intan Islamiyah 85 T
17 M. Solekan 70 T
18 Mega Lia Rizqiyah 85 T
19 Muhammad Bayu Anggreyanto 85 T
20 Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar 80 T
21 Nur Afifah 85 T
22 Nurul Huda (A) 80 T
23 Nurul Huda (B) 85 T
24 Siti Nandiroh 80 T
25 Siti Nurul Chikmah 90 T
26 Siti Sa‟diyah 65 T
27 Ulin Nuha Ahmad 85 T
28 Umi Faridah 85 T
29 Zainal Abidin 90 T
30 Zayit Agus Salim 90 T
Jumlah 2430
Rata-rata Kelas 81
Ketuntasan Individual 81%
Ketuntasan Klasikal 96,7%
Lampiran 16
Lampiran 17
Nilai Keaktifan Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Nilai
1 Muhammad Ali Munnur 41
2 M. Romadhon 39
3 Muhammad Rizal 41
4 Muhammad Nurul Amin 42
5 Desi Eka Wulandari 44
6 M. Bagus Khusnl Ghoni 39
7 Siti Nur Fitriyah 39
8 Abdul Wahab 45
9 Agus Setiawan 41
10 Anis Fitriyatuz Zubaidah 42
11 Anis Setyowati 39
12 Dewi Wulandari 40
13 Desi Wulandari 41
14 Ika Rahmawati 42
15 Indriani Nur Afifah 40
16 Intan Islamiyah 41
17 M. Solekan 43
18 Mega Lia Rizqiyah 41
19 Muhammad Bayu Anggreyanto 48
20 Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar 42
21 Nur Afifah 41
22 Nurul Huda (A) 43
23 Nurul Huda (B) 40
24 Siti Nandiroh 42
25 Siti Nurul Chikmah 41
26 Siti Sa‟diyah 42
27 Ulin Nuha Ahmad 40
28 Umi Faridah 40
29 Zainal Abidin 47
30 Zayit Agus Salim 45
Jumlah 1245
Rata-rata Kelas 41,5
Ketuntasan Individual 83 %
Lampiran 18
Daftar Tabel Keaktifan Siswa Siklus II
No Nama Siswa Aspek Pengamatan
Jumlah A B C D E F G H I J
1 Muhammad Ali Munnur 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 41
2 M. Romadhon 4 3 5 5 3 4 4 5 3 3 39
3 Muhammad Rizal 4 5 3 5 5 5 4 4 3 3 41
4 Muhammad Nurul Amin 5 4 5 3 5 4 3 4 5 4 42
5 Desi Eka Wulandari 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 44
6 M. Bagus Khusnul Ghoni 3 4 3 5 5 4 3 4 5 3 39
7 Siti Nur Fitriyah 4 4 3 5 4 3 4 5 3 4 39
8 Abdul Wahab 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 45
9 Agus Setiawan 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 41
10 Anis Fitriatuz Zubaidah 5 4 5 3 5 4 3 4 5 4 42
11 Anis Setyowati 3 4 5 4 3 4 5 4 3 4 39
12 Dewi Wulandari 4 4 4 5 4 4 4 3 3 5 40
13 Desi Wulandari 3 4 4 5 4 5 3 5 4 4 41
14 Ika Rahmawati 4 3 4 5 4 3 4 5 5 5 42
15 Indriani Nur Hanifah 4 4 4 5 4 3 4 5 4 3 40
16 Intan Islamiyah 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 41
17 M. Solekan 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 43
18 Mega Lia Rizqiyah 4 3 4 4 5 4 5 3 4 5 41
19 M. Bayu Anggreyanto 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 48
20 M. Fiky Yusuf Bahtiar 4 3 4 3 5 4 4 5 5 5 42
21 Nur Afifah 3 4 5 4 4 3 4 4 5 5 41
22 Nurul Huda (A) 4 3 4 4 5 4 5 4 5 5 43
23 Nurul Huda (B) 5 4 4 3 5 4 3 4 5 3 40
24 Siti Nandiroh 5 3 4 5 4 5 3 4 5 4 42
25 Siti Nurul Chikmah 3 4 4 4 4 5 5 4 3 5 41
26 Siti Sa'diyah 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 42
27 Ulin Nuha Ahmad 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 40
28 Umi Faridah 3 5 4 3 4 5 4 4 5 3 40
29 Zainal Abidin 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 47
30 Zayit Agus Salim 4 5 5 4 5 5 4 5 5 3 45
Jumlah 1245
Rata-rata Kelas 41,5 %
Ketuntasan Individual 83 %
Keterangan :
A. Kesiapan mengikuti pelajaran
B. Menyikapi pelajaran menghafal surat Al-„Alaq
C. Siswa mendengarkan dengan tekun
D. Memperhatikan pelajaran
E. Memahami pelajaran menghafal surat Al-„Alaq
F. Kemampuan menjawab pertanyaan tentang materi menghafal surat Al-„Alaq
G. Keaktifan kelompok dalam mendemonstrasikan materi menghafal surat Al-
„Alaq
H. Kemampuan menampilkan praktek menghafal surat Al-„Alaq
I. Kerjasama dengan teman atau kelompok
J. Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
Keterangan skor :
1 = Tidak baik
2 = Kurang baik
3 = Cukup baik
4 = Baik
5 = Sangat baik
0
20
40
60
80
100
120
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Hasil Belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Keaktifan Siswa
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Lampiran 19
DIAGRAM HASIL BELAJAR
DAN KEAKTIFAN SISWA
Lampiran 20
Siswa saat mengerjakan Post Test
Siswa saat demonstrasi hafalan surat al-„Alaq
Siswa saat guru menjelaskan surat al-„Alaq
Kelompok siswa saat menyimak bacaan surat al-„Alaq
Lampiran 21
PEDOMAN WAWANCARA
A. Wawancara dengan kepala sekolah MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang.
1. Apa visi dan misi MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang?
2. Bagaimana formasi kepengurusan MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk
Semarang?
3. Berapakah jumlah guru, karyawan dan siswa V MI Futuhiyyah 02 Kudu
Genuk Semarang?
4. Bagaimanakah prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits MI
Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang?
5. Melihat hasil demikian, lalu bagaimanakah langkah yang ditempuh oleh
guru serta pihak sekolah untuk mengantisipasi hal tersebut?
B. Wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits MI Futuhiyyah 02
Kudu Genuk Semarang.
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Al-Qur‟an Hadits di kelas V MI
Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang?
2. Apakah di MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang sudah menerapkan
model pembelajaran berbasis PAIKEM?
3. Metode pembelajaran apa yang sudah diterapkan dalam pembelajaran Al-
Qur‟an Hadits di kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang?
4. Apakah bapak pernah menggunakan metode demonstrasi saat mengajar?
5. Faktor-faktor apa saja yang menghambat dalam menerapkan metode
demonstrasi saat mengajar?
6. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dalam menerapkan metode
demonstrasi dalam mengajar?
7. Bagaimana program tindak lanjut pelaksanaan metode demonstrasi?
Lampiran 22
HASIL WAWANCARA
A. Wawancara dengan kepala sekolah MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk,
Semarang.
1. Visi dari MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang adalah:
a. Menciptakan generasi penerus yang berkualitas.
b. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
c. Berbudi pekerti luhur, berilmu dan berbudaya.
Sedangkan misi dari MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang adalah
mencetak generasi islam yang berakidah dan berakhlaq.
2. Formasi kepengurusan di MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang,
dipimpin oleh kepala sekolah, ada wakil kepala sekolah, sekretaris dan
bendahara sekolah.
3. Jumlah guru ada 12 orang guru. Jumlah siswa ada sekitar 226 siswa yang
terbagi dalam 6 kelas.
4. Hasil belajar Al-Qur‟an Hadits kelas V masih kurang dari target KKM
yang telah ditetapkan, yaitu 65.
5. Cara yang ditempuh guru Al-Qur‟an Hadits khususnya, diadakannya remidi
untuk siswa yang nilainya masih kurang/dibawah 65.
B. Wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits MI Futuhiyyah 02
Kudu Genuk Semarang.
1. Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits yang berlangsung di MI Futuhiyyah 02
Kudu Genuk Semarang secara keseluruhan dari kelas bawah sampai kelas
atas berlangsung secara klasikal.
2. Belum, metode yang digunakan saat pembelajaran Al-Qur‟an Hadits
berlangsung adalah metode ceramah/cerita atau metode tanya jawab.
3. Belum, metode yang digunakan saat pembelajaran Al-Qur‟an Hadits
berlangsung adalah metode ceramah/cerita atau metode tanya jawab.
4. Belum pernah, tapi sudah mendengar metode demonstrasi.
5. Dari segi siswa, siswa masih belum paham dengan metode pembelajaran
yang ditawarkan peneliti karena sebelumnya belum pernah dikenalkan
dengan metode tersebut saat pembelajaran.
6. Suasana yang baru saat pembelajaran untuk lebih menambah keaktifan
siswa dalam pembelajaran berlangsung serta untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
7. Metode pembelajaran ini akan dilestarikan/dipakai dalam pembelajaran
yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang sesuai dengan metode
pembelajaran ini.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : Nur Anisah
Tempat / Tanggal lahir : Semarang, 17 Mei 1988
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Kebangsaan : Indonesia
Alamat asal : Penggaron Lor RT 01 RW 03 Genuk Semarang
Alamat sekarang : Perum Pandana Merdeka RT 08 RW 03 Blok B15
Beringin Ngaliyan Semarang
Pendidikan Formal :
SD Karang Roto 05 (Lulus 2000)
MTs Futuhiyyah Kudu (Lulus 2003)
MA Futuhiyyah 02 Mranggen (Lulus 2006)
S1 IAIN Walisongo Semarang (Lulus 2011)
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang,
Saya yang bersangkutan,
Nur Anisah