manajemen pembelajaran pai bagi anak...

80
MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi di SDLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Program Studi Kependidikan Islam Oleh : PURWANTI 063311012 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: duonganh

Post on 13-May-2018

245 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

i

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGIANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi di SDLB Negeri Salatiga)

SKRIPSIDisusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu TarbiyahProgram Studi Kependidikan Islam

Oleh :PURWANTI

063311012

FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Purwanti

NIM : 063311012

Jurusan/ Progam Studi: Kependidikan Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

.

Semarang, 8 Juni 2011

Saya yang menyatakan

PurwantiNIM. 063311012

Page 3: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

iii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax 7615387PENGESAHAN

Naskah Skipsi dengan:

Judul : Manajemen Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus(Studi Di SDLB Negeri Salatiga)

Nama : PurwantiNIM : 063311012Jurusan : Kependidikan IslamProgam Studi : Kependidikan Islam

Telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji Fakultas TarbiyahIAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelarsarjana dalam ilmu Pendidikan IsIam. Semarang, 23 juni 2011

DEWAN PENGUJIKetua,

Ismail SM., M.Ag.NIP:19711021 199703 002

Sekretaris,

Dr. Musthofa, M.AgNIP:19710403 199603 1 002

Penguji I,

Dr. H. Raharjo, M.Ed.St.NIP: 19651123 199103 1 003

Penguji II,

Fakrur Rozi, M.Ag.NIP: 19691220 199503 1 001

Page 4: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, 5 Juni 2011

Kepada YthDekan Fakultas TarbiyahIAIN Walisongodi Semarang

Assalamu alaikum Wr. Wb.Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dankoreksi naskah skripsi dengan:Judul : MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS (STUDI DI SDLB N

SALATIGA)

Nama : Purwanti

NIM : 063311012

Jurusan : Kependidikan Islam

Program Studi : Kependidikan Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepadaFakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I

Ismail, SM, M.Ag.NIP. 19711021 199703 1 002

Page 5: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

v

NOTA PEMBIMBING Semarang, 9 Juni 2011

Kepada YthDekan Fakultas TarbiyahIAIN Walisongodi Semarang

Assalamu alaikum Wr. Wb.Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dankoreksi naskah skripsi dengan:Judul : MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS (STUDI DI SDLB N

SALATIGA)

Nama : Purwanti

NIM : 063311012

Jurusan : Kependidikan Islam

Program Studi : Kependidikan Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepadaFakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Pembimbing II

Dr. Mustofa , M.AgNIP. 19710403 199603 1 002

Page 6: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

vi

MOTTO

äí÷Š$#4’n<Î)È@‹ Î6 y™y7În/ u‘ÏpyJ õ3 Ïtø:$$Î/Ïpsà Ïã öq yJ ø9$#urÏp uZ|¡ ptø:$#(O ßgø9ω» y_urÓÉL©9$$Î/

}‘Ïdß |̀¡ ômr&4.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah danpelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”(Q.S. An Nahl:125) 1

1 Ahmad Hatta, Tafsir Qur an Perkata Dilengkapi dengan Asbabunnuzul&Tarjamah,(Jakarta; Maghfirah Pustaka,2009),cet.3, hlm. 525.

Page 7: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

vii

ABSTRAK

Judul : Manajemen Pembelajaran PAI Bagi Anak BerkebutuhanKhusus (Studi di SDLB N Salatiga)

Penulis : PurwantiNIM : 063311012

Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagianak berkebutuhan khusus. Kajiannya dilatarbelakangi oleh banyaknya anak cacatyang putus sekolah dikarenakan banyak hal. Sehingga dia tidak dapat hidupmandiri. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) BagaimanaManajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan khusus di SDLB NegeriSalatiga? (2) Apa saja kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan dalampelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan khusus diSDLB Negeri Salatiga? Datanya diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dandokumentasi. Semua data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitumetode analisis data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.

Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Kondisi objektif pembelajaran PAIbagi bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SDLB Negeri Salatiga dari pihak siswadan guru mempunyai semangat yang luar biasaMenejemen pembelajaran PAI diSDLB Negeri Salatiga sudah cukup baik karena melibatkan guru dan peserta didikuntuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Manajemen pembelajaran PAI diSDLB Negeri meliputi: a. Perencanaan yang meliputi: Penyusunan Rencana danProgram Pembelajaran (Silabus, RPP), Penjabaran Materi, Penentuan Strategi danMetode Pembelajaran, Penyediaan Sumber, Alat dan Sarana Pembelajaran,Penentuan Cara dan Alat Penilaian Proses dan Hasil Belajar, Seting LingkunganPembelajaran rencanaan, b. Pengembangan difokuskan pada tiga ranah, yaitu:kognitif, psikomotor, dan afektif, c. Pelaksanaan meliputi; Pra Intruksional,Instruksional, Evaluasi/Tindak Lanjut, dan d.Tahap penilaian berdasarkan;Evaluasi kemampuan yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum peserta didikdengan kecerdasan normal, dan usia peserta didik yang disebut dengan majuberkelanjutan. (2) Adapun faktor Kendala dalam Pelaksanaan ManajemenPembelajaran PAI di SDLB N Salatiga meliputi : a. Tingkat kesadaranmasyarakat umum dan keluarga penyandang kelainan khusus tentang artipentingnya pendidikan khusus (luar biasa) yang relatif kurang, b. Sarana danPrasarana yang kurang lengkap, c. Tidak ada buku Penunjang pembelajaran PAIkhusus PLB, d. Sumber Daya Manusia e. Pendanaan. Sedangkan upayapemecahannya meliputi: a. Sekolah mensosialisasikan pentingnya pendidikanSLB serta sekolah menyediakan buku penghubung siswa dengan orangtua untukmengajak berperan serta dalam mengawasi perkembangan belajar dankemandiriannya, b. Memanfaatkan dan mendayagunakan dengan sebaik-baiknyasarana prasarana yang ada serta mengadakan kerjasama dengan pihak lain, c.Membentuk Tim MGMP khusus bagi siswa SLB, d. Mengajukan permohonanbantuan beasiswa bagi siswa berprestasi dibidang akademik dan ketrampilankepada Walikota.

Page 8: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

viii

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman padaSKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor:158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang(al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.

A t}

B z}

T

s| Gh

j F

h} Q

kh K

d L

z| M

r Dan

z W

s H

sy

s} Y

d}

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang = au

i> = I panjang = a

u> = u panjang

Page 9: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan yang mengajari kita ilmu

dengan pena dan mengajari manusia atas apa-apa yang tidak diketahui. Shalawat

dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita, manusia yang paling

mulia, Nabi besar Muhammad Saw, berikut keluarga dan sahabat-sahabat beliau...

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang.

2. Dr. Mustofa , M.Ag selaku Ketua jurusan dan Fahrurozi M.Ag selaku

Sekretaris jurusan Kependidikan Islam atas masukan dan semangatnya.

3. Ismail SM, M.Ag dan Dr Mustofa, M.Ag yang telah berkenan meluangkan

waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing serta mengarahkan

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Para dosen serta staf pengajar dan pegawai di lingkungan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali penulis

dengan berbagai pengetahuan.

5. Kepala Sekolah, semua staf pengajar, pegawai dan siswa/siswi SDLB

Negeri Salatiga, terima kasih atas bantuan dan dukungan datanya selama

penelitian.

6. Bapak, Ibu, dan seluruh keluarga tercinta yang selalu memberi nasihat,

motifasi dan doanya untuk penulis.

7. Usfuriyah, Nenk, mbak Fani, maz Roiz, Nila, Arifah, dan kawan-kawan

KI 2006 terima kasih atas kebersamaan yang sarat makna..

8. Teman-teman KI, 2007, dan 2008 terima kasih untuk semangat dan semua

masukannya.

9. Teman-teman PPL SMP Hidayatullah serta rekan-rekan KKN desa

Madugowong Jati, semoga kita selalu berada dijalan-Nya.

10. Semua pihak yang telah memberi dukungan baik moril maupun materiil

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 10: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

x

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberi apa-apa yang berarti,

hanya do’a semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah dengan sebaik-baik

balasan serta selalu dalam lindungan-Nya.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dalam penyusunan kata, landasan teori, dan beberapa aspek

inti didalamnya. Oleh karena itu, kritik saran yang konstruktif sangat diharapkan

demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.

Amin.

Semarang, 14 Juni 2011

Penulis,

PurwantiNIM. 063311012

Page 11: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... ii

PENGESAHAN........................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ............................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

TRANSLITERASI ...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ..................................................................... 7

B. Kerangka Teoritik ................................................................ 8

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 36

C. Sumber Penelitian ................................................................ 36

D. Fokus Penelitian ................................................................... 37

E. Pengumpulan Data Penelitian ............................................... 37

F. Tenik Analisis Data .............................................................. 38

BAB IV MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SDLB N SALATIGA

A. Gambaran umum SDLB N Salatiga ...................................... 40

Page 12: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

xii

B. Manajemen Pembelajaran PAI di SDLB N Salatiga ........ 43

C. Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran PAI Bagi Anak

Berkebutuhan Khusus di SDLB N Salatiga ......................... 48

D. Faktor Kendala dan Solusi yang dilakukan dalam

Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran PAI Bagi Anak

Berkebutuhan Khusus di SDLB N Salatiga .......................... 54

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .............................................................................. 57

B. Saran .................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Piagam PASSKA Institut

Lampiran 2 : Piagam PASSKA Fakultas

Lampiran 3 : Piagam KKN

Lampiran 4 : Hasil Wawancara

Lampiran 5: : Alamat Sekolah

Lampiran 6 :Stuktur organisasi di SLB Negeri Salatiga

Lampiran 7 : Keadaan Guru Dan Karyawan SDLB Negeri Salatiga

Lampiran 8 : Daftar Nama Guru Piket SLB Negeri Salatiga

Lampiran 9 :Pembagian Tugas Guru Dalam Kegiatan Estrakulikuler

Lampiran 10 : Beban Jam Mengajar Guru SDLB Negeri Salatiga

Lampiran 11: Daftar Siswa Penerima Beasiswa Imbal Swadaya SDLB Negeri

Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011

Lampiran 12 Jadwal Pelajaran SDLB Negeri Salatiga

Lampiran 13: Tata tertib dan Sanksi peserta didik

Lampiran 14: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran15: Silabus

Lampiran16: Contoh Soal

Lampiran17: Brosur

Lampiran19: Surat Izin Riset

Lampiran20: Surat Keterangan Riset

Lampiran 21:Surat Keterangan Ko Kurikuler

Lampiran 22:Trankip Ko Kurikuler

Lampiran 23: Surat Keterangan Bebas Kuliah

Lampiran 24: Foto

Page 14: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam telah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan.

Seperti yang terdapat dalam QS. Ashaad ayat 29, dimana manusia diperintahkan

untuk mempelajari agama:

ë=» tG Ï.çm» oY ø9t“Rr&y7ø‹ s9Î)Ô8 t•»t6 ãB(#ÿrã• ­/ £‰u‹ Ïj9¾Ïm ÏG» tƒ#uät• ©. x‹tFuŠÏ9ur(#q ä9'ré&É=» t6 ø9F{ $#ÇËÒÈ

“Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh denganberkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supayamendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran” (Q.S.Ashaad/38:29).1

Pendidikan islam tidak hanya diberikan kepada anak yang mempunyai

kelengkapan fisik saja, tapi juga diberikan kepada anak yang mempunyai kelainan

dan kekurangan fisik atau mental, karena manusia mempunyai hak yang sama di

hadapan Allah SWT. Dalam QS. An Nuur ayat 61:

}§øŠ©9’n? tã4‘yJ ôã F{ $#Ól t• ymŸwur’n? tãÆl t• ôã F{$#Ól t•ymŸwur’n? tãÇÙƒ Ì• yJ ø9$#Ól t• ymŸwur

#’n? tãöN à6 Å¡ àÿRr&b r&(#q è=ä. ù' s?. Ï̀BöN à6 Ï?q ã‹ ç/...

“Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang,tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan(bersama-sama mereka) dirumah kamu sendiri...” (Q.S. An Nuur/24:61).2

Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 dalam pasal 5 ayat 2 juga

menyebutkan bahwa “setiap warga negara memiliki kelainan fisik, mental, sosial,

intelektual dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.3 Dengan kata

lain, perkembangan manusia ada yang wajar atau normal dan ada pula yang

perkembangannya terganggu (abnormal) yang akan berpengaruh terhadap mental

1 Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Perkata dilengkapi dengan Asbabunnuzul&Tarjamah,(Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2009), hlm. 736.

2 Ahmad Hatta, Tafsir, hlm. 358.3 Undang-Undang Sisdiknas 2003 (UU RI No. 20 Th. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika

Offset, 2007), hlm 6.

Page 15: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

2

dan jasmani. Sehingga dalam permasalahan pendidikan, tidak ada perbedaan

antara anak yang normal perkembangan jasmani dan rohaninya, dengan anak -

anak yang mengalami kecacatan fisik atau kelemahan mental yang sering disebut

sebagai anak berkebutuhan khusus (heward).

Anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat dimaknai dengan anak-anak yang

tergolong cacat atau yang menyandang ketunaan, dan juga anak lantib dan

berbakat. Dalam perkembangannya, saat ini konsep ketunaan berubah menjadi

berkelainan (exception) atau luar biasa.4 Konsep ketunaan berbeda dengan konsep

berkelainan. Konsep ketunaan hanya berkenaan dengan kecacatan, sedangkan

konsep bekelainan atau luar biasa mencakup anak yang menyandang ketunaan

maupun yang dikaruniai keunggulan.

Beberapa yang termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus antara lain:

tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar,

gangguan prilaku, anak berbakat, dan anak dengan gangguan kesehatan.

Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, anak berkebutuhan

khusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan

dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka

memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu

berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa

(SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk

tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB

bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G

untuk cacat ganda.5

Dalam ajaran Islam setiap manusia diciptakan untuk beribadah kepada

Allah. Kewajiban beribadah ini diwajibkan kepada manusia yang dalam keadaan

sadar, artinya mampu menggunakan akal dan hatinya untuk membedakan yang

baik dan yang buruk. Begitu pula pada anak berkebutuhan khusus, mereka tetap

4 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT.Indeks, 2009), hm. 166.

5 Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: SinarGrafika Offset, 2009), hm. vi.

Page 16: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

3

diwajibkan beribadah kepada Allah selagi dalam keadaan sadar dan tentunya

disesuaikan dengan perkembangan mereka.

Pendidikan agama Islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab

pendidikan masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk

pendidikan selanjutnya. Sebagaimana Zakiyah Daradjat mengemukakan, bahwa

pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman,

pelatihan yang dilalui sejak kecil.6 Dengan harapan mampu mewujudkan

ukhuwah islamiyah.

Pendidikan Agama Islam di sekolah dimaksudkan untuk membatasi ruang

lingkup penyelenggaraannya ditinjau dari jalur pendidikan. Pendidikan agama

Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam

meyakini, memahami, manghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan.7 Pendidikan, khususnya pendidikan

agama Islam tidak hanya diberikan kepada anak yang mempunyai kelengkapan

fisik saja, akan tetapi juga diberikan kepada anak yang mempunyai kelainan dan

kekurangan fisik atau mental.

Peserta didik dipandang sebagai makhluk Tuhan dengan fitrah yang

dimiliki, sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Setiap peserta didik

memiliki perbedaan minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman dan cara

belajar. Peserta didik tertentu mungkin lebih mudah belajar dengan cara

mendengar dan membaca, peserta didik lain dengan cara melihat dan peserta didik

yang lain dengan cara melakukan langsung.8 Oleh karena itu, kegiatan

pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar

dan cara penilain perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Kegiatan

pembelajaran perlu menempatkan mereka sebagai subyek belajar dan mendorong

mereka untuk mengembangkan segenap bakat dan potensinya secara optimal.

6 Abdul Madjid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 68.

7 Abdul Madjid, Pendidikan, hlm.12.8 Nazarudin, MM, Manajemen Pembelajaran, (Jogjakarta: Sukses Offset, 2007), hlm.20-

21.

Page 17: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

4

Pendidikan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus berbeda

dengan anak yang normal. Perbedaan ini bukan pada materi pokoknya melainkan

pada segi luasnya dan pengembangan materi pendidikan agama yang disesuaikan

dengan kemampuan anak tersebut. Para penyandang tuna tidaklah mudah untuk

dididik ajaran agama Islam, Karena kekurangan dan kelemahan mereka dalam

menangkap pelajaran agama serta tingkah laku yang berbeda dengan anak normal

pada umumnya.

Sehingga kurikulum yang digunakan SLB adalah kurikulum sekolah

reguler (kurikulum nasional) yang dimodofikasi (diimprovisasi) sesuai dengan

tahap perkembangan anak berkebutuhan khusus, dengan mempertimbangkan

karakteristik (ciri-ciri) dan tingkat kecerdasannya.9 Dengan adanya manajemen

pembelajaran yang tepat, maka diharapkan mereka akan mendapatkan sejumlah

pengalaman baru yang kelak dapat dikembangkan anak guna melengkapi bekal

hidup.10

Mengingat kondisi peserta didik yang memiliki keterbatasan intelegensi

dan juga keterbatasan lainnya, dan juga pentingnya pendidikan agama bagi umat.

Maka pelaksanaan pembelajaran PAI di SLB harus berjalan sesuai dengan tujuan,

sehingga pengetahuan yang diterima setiap anak tidak berbeda dengan anak-anak

normal. Maka, diperlukan pelaksanaan manajemen pembelajaran yang matang.

Karena manajemen pembelajaran PAI merupakan substansi manajemen yang

utama di sekolah.

Kebutuhan mengenai permasalahan keagamaan semakin kompleks

seiring perkembangan zaman. Karena itu guru PAI harus tanggap, seorang guru

harus tepat dan efektif dalam menyampaikan materi pelajaran PAI. Untuk

menciptakan peserta didik yang berkualitas dan mampu menghadapi

perkembangan zaman maka kebutuhan pembaharuan dalam metode merupakan

suatu keharusan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses dan dari segi

hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila

9 Ifdlali, “Pendidikan Inklusi Pendidikan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus” dalamhttp://smanj.sch.id/index.php/arsip-tulisan-bebas/40-artikel/115-, diakses 13 April 2011.

10 Akhoiron Rosyadi. Pendidikan Profentik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.246.

Page 18: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

5

seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75 %) peserta didik secara aktif,

baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping

menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan

rasa percaya pada diri sendiri. Sedang dari segi hasil, proses pembelajaran

dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif dari peserta didik

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75 %).11

Maka penulis tertarik untuk mengkaji pelaksanaan manajemen

Pembelajaran PAI yang diterapkan di SDLB Negeri Salatiga. Karena SDLB

Negeri Salatiga merupakan satu - satunya SDLB Negeri di Salatiga dengan siswa

terbanyak dengan berbagai ragam ketunaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka untuk mempermudah dalam

memahami permasalahan, penulis membuat rangkaian dan batasan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana Manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan khusus

di SDLB Negeri Salatiga?

2. Apa saja kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan dalam

pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan khusus

di SDLB Negeri Salatiga?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan dan mengetahui bagaimana sekolah melaksanakan

manajemen pembelajaran PAI

2. Memberikan gambaran yang jelas tentang beberapa kendala dan solusi

dalam pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

11 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik danImplementasi), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 102

Page 19: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

6

1. Bahan informasi terhadap SLB tentang pelaksanaan pembelajaran PAI

bagi anak berkepribadian khusus

2. Referensi bagi mahasiswa jurusan Kependidikan Islam dan Tarbiyah

dalam mengembangkan pembelajaran PAI bagi anak berkepribadian

khusus secara global.

Page 20: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

7

BAB II

KONSEP DASAR MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI

BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka yang berupa buku, hasil

penelitian, karya ilmiah, ataupun sumber lain yang digunakan peneliti sebagai

rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang dilakukan.

Dalam telaah pustaka ini penulis akan mendeskripsikan beberapa penelitian

yang ada relevansinya dengan judul penulis antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Wahyu Hidayati pada tahun 2008 berjudul

“Pengaruh Pembinaan Agama Islam Terhadap Perkembangan Kepribadian

Anak-Anak Di Panti Sosial” Putra Harapan Bangsa Kabupaten Rembang”.

Dalam penulisannya mengungkapkan pelaksanaan pendidikan Islam untuk

menanamkan nilai-nilai agama dan budaya islam yang benar dalam diri anak-

anak, pendidik juga harus mengajarkan anak-anak moral Islami.1

2. Penelitian yang dilakukan oleh Akhsanul Arifin yang berjudul “Manajemen

Pembelajaran Agama Islam Non Formal Bagi Penyandang Tunanetra Di Panti

Tunanetra dan Tunarungu Tunawicara Distrarastra Pemalang”, membahas

tentang pelaksanaan pembelajaran Agama Islam bagi penyandang tunanetra.2

3. Skripsi yang berjudul “Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada

Anak Tunagrahita di SDLB RMP Sostrokartono Jepara” disusun oleh Ukhtin

Muttoharoh. Dalam penulisannya mengungkapkan pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam bagi anak Tunagrahita serta perilakunya ketika proses belajar

1 Siti Wahyu Hidayati, Pengaruh Pembinaan Agama Islam Terhadap PerkembanganKepribadian Anak-Anak Dipanti Social Putra Harapan Bangsa Kabupaten Rembang, (Semarang:Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008)

2 Akhsanul Arifin, Manajemen Pembelajaran Agama Islam Non Formal Bagi PenyandangTunanetra Dipanti Tunanetra Dan Tunarungu Tunawicara Distrastra Pemalang, (Semarang: Fak.Tarbiyah, IAIN Walisongo, 2010)

Page 21: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

8

mengajar berlangsung.3 Ada titik sambung antara karya tersebut dengan

pembahasan berikut, yaitu sama-sama menyinggung tentang pembelajaran

pendidikan agama Islam bagi penyandang ketunaan. Namun, tentu saja banyak

hal yang membedakan antara karya tersebut dengan tema yang akan dipaparkan di

sini, yaitu dengan fokus penelitian anak berkebutuhan khusus secara umum.

B. Kerangka Teoritik

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai berbagai teori dan referensi

yang mendukung dengan apa yang akan dibahas. Kerangka teoritik ini akan

menguraikan tentang pembelajaran PAI, Anak Berkebutuhan Khusus, serta

Manajemen Pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, maka dapat dilihat dalam

pembahasan berikut ini:

1. Pembelajaran PAI

Pembelajaran PAI merupakan salah satu bagian yang penting dalam

kurikulum pendidikan. Pembelajaran PAI terdiri dari dua kata yaitu pembelajaran

dan PAI yang masing-masing memiliki pengertian sendiri. Oleh karena itu,

sebelum membahas tentang pembelajaran PAI, terlebih dahulu kita ketahui

pengertian dari masing-masing kata.

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti

“pengajaran”. Menurut E. Mulyasa, “pembelajaran pada hakekatnya adalah

interaksi peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan

perilaku ke arah yang lebih baik.”4 Dalam interaksi tersebut, banyak sekali

faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam

diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.

3 Ukhtin Muttoharoh, Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada AnakTunagritha di SDLB RMP Sastrokartono Jepara, (Semarang: Fak Tarbiyah, IAIN Walisongo, 2007)

4 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.100.

Page 22: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

9

Menurut Oemar Hamalik, “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan

dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.”5

Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut

kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa yang

direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar mengajar.6

Dengan demikian, pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian atau

penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya

yang memungkinkan terjadinya peristiwa belajar pada siswa.

Pembelajaran adalah proses aktif siswa untuk mempelajari dan

memahami konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Proses belajar mengajar, merupakan proses interaksi komunikasi aktif antara

siswa dengan guru dalam kegiatan pendidikan. Dalam kegiatan belajar

mengajar ada kegiatan yang dilakukan siswa dan ada kegiatan yang dilakukan

guru yang terjadi secara sinergis.

Pembelajaran menurut Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid

dalam kitabnya “At-Tarbiyah wa Turuku al-Tadris” adalah .:

”,

. “(Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan dari seorangguru kepada murid. Pengetahuan itu yang tidak hanya terfokus padapengetahuan normative saja namun pengetahuan yang memberidampak pada sikap dan dapat membekali kehidupan dan akhlaknya).Dalam buku Educational Psychology dinyatakan bahwa “learning is

an active process that needs to be stimulated and guided toward desirable out

5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 57.6 Direktorat Pembinaan SLB, Model Pembelajaran Pendidikan Khusus, (Jakarta:t.p., 2007),

hlm. 3.7 Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris, (Mesir:

Darul Ma’arif, 1968), Juz I, hlm. 61.

Page 23: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

10

comes.” 8 (Pembelajaran adalah proses akhir yang membutuhkan rangsangan

dan tuntunan untuk menghasilkan out came yang diharapkan). Dan pada

dasarnya pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta didik,

sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan

tujuan. Oleh karenanya, segala interaksi, metode dan kondisi pembelajaran

harus direncanakan dan mengacu pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki.

b. Pembelajaran PAI

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran

agama amat penting bagi kehidupan umat manusia, maka internalisasi agama

dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh

melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat.

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan terencana

untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, menghayati dan mengamalkan

ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan

Agama Islam yang pada hakikatnya merupakan sebuah proses itu, dalam

pengembangannya juga dimaksudkan sebagai rumpun mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah maupun perguruan tinggi. Dengan demikian, Pendidikan

Agama Islam (PAI) dapat dimaknai dalam dua pengertian; Pertama,sebagai

sebuah proses penanaman ajaran agama Islam. Kedua, sebagai bahan kajian

yang menjadi materi dari proses penanaman/pendidikan itu sendiri.9

Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu mewujudkan ukhuwah

Islamiyah dalam arti luas, yaitu ukhuwah fi al-ubudiyah, ukhuwah fi al-

8 Lester D. Crow and Alice Crow, Educational Psychology, (New York: American BookCompany, 1958), hlm. 225.

9 Nazarudin, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik dan MetodologiPendidikan Agama Islam di Sekolah Umum), (Yogyakarta:Teras, 2007), hlm. 12.

Page 24: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

11

insaniyah, ukhuwah fi al-wathaniyah wa al-nasab dan ukhuwah fi din al-

Islam. Ini dikarenakan PAI bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang

agama Islam, tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari

(membangun etika sosial).10 Firman Allah yang berbunyi:

’ÎA ÷s ãƒsp yJ ò6 Åsø9$#t̀Bâä !$t± o„4t̀Bur|N÷s ãƒsp yJ ò6 Åsø9$#ô‰s)sùu’ÎAré&#ZŽö•yz#ZŽ•ÏW Ÿ23$tBur

ã• ž2¤‹tƒHwÎ)(#q ä9'ré&É=» t6 ø9F{ $#

“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang AlQuran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapayang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yangbanyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambilpelajaran (dari firman Allah).” (Q.S. Al Baqarah/1:269).11

Dari ayat tersebut dapat ditafsirkan bahwa Allah memberi hikmat serta

ilmu yang benar yang mengendalikan iradat (kehendak) kepada hamba-Nya,

khususnya untuk mempelajari Al Qur’an dan agama. Dengan ilmu yang

diperolehnya, manusia dapatlah membedakan antara hakikat dan prasangka

negatif, selain itu dia akan mudah membedakan antara bisikan setan dan

ilham.12

Definisi lain menjelaskan pembelajaran adalah seperangkat kejadian

yang mempengaruhi siswa dalam situasi belajar. Sedangkan pengertian

pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu proses yang bertujuan

untuk membantu siswa dalam belajar agama Islam.

Dalam pembelajaran PAI harus didasarkan pada pengetahuan siswa

yang belajar dan lebih sering dikaitkan pada suatu materi mata pelajaran lain.

Pembelajaran PAI ini juga harus menjadi sesuatu yang direncanakan dari pada

hanya sekedar asal jadi. Pembelajaran PAI ini akan lebih membantu siswa

10 Departemen Agama, Pedoman Umum Pendidikan Agama Islam Madrasah, (Jakarta:Departemen Agama, 2003), hlm.3-4.

11 Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Per Kata Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah,(Jakarta : Maghfirah Pustaka, 2009), hlm. 51.

12 Tengku Muhammad Ash Shiddieqy, Tafsir Al Qur’anul Majid An-Nur Jilid 1, (Semarang:PT Pustaka Rizki Putra, 2000), hlm. 473-474.

Page 25: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

12

dalam memaksimalkan kemampuan yang dimiliki siswa, menikmati

kehidupan, serta kemampuan untuk berinteraksi secara fisik dan sosial

terhadap lingkungan.

Jadi pengertian pembelajaran PAI adalah proses pendidikan yang

diselenggarakan untuk mempelajari Agama Islam secara benar-benar sehingga

Agama tidak hanya sebagi pengetahuan saja, melainkan sebagai pengalaman

dan pedoman hidup seseorang.

c. Komponen-komponen sistem PAI

Jika pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, berarti

pembelajaran terdiri atas beberapa komponen yang terorganisir antara lain:

tujuan pembelajaran PAI, materi pembelajaran PAI, metode pembelajaran

PAI, media pembelajaran PAI, dan evaluasi pembelajaran PAI. Dari beberapa

komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi.

1) Tujuan Pembelajaran PAI

Pembelajaran PAI di SDLB bertujuan untuk :

a) Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan,

dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,

pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang

keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

b) Mewujudkan manusia Indonesia berakhlak mulia yaitu manusia

yang produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi

(tasammuh) serta menjaga hamoni serta personal dan sosial.13

Jadi, tujuan pembelajaran PAI disini akan mampu

memprediksikan kebutuhan-kebutuhan dan kesiapan pendidikan

Agama Islam dalam menyiapkan sumber daya yang diperlukan selaras

dengan kebutuhan siswa, orang tua, maupun masyarakat.

13 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SDLB,(Jakarta:BSNP, 2006), hlm. 4.

Page 26: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

13

2) Ruang Lingkup dan Bahan Pembelajaran PAI

Ruang lingkup pendidkan agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan dan keseimbangan antara:

a) Hubungan manusia dengan Allah SWT

b) Hubungan manusia dengan sesama manusia

c) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

d) Hubungan manusia dengan mahluk lain dan lingkungannya.14

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam

meliputi lima unsur pokok yaitu: Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak,

dan Tarikh (sejarah). Pada tingkat SDLB penekanan diberikan pada tiga

hal yaitu:15

a) Kepercayaan (i’tiqadiyah), yang berhubungan dengan rukun iman,

b) Perbuatan (‘amaliyah), yang terbagi dalam dua bagian: (1) masalah

Ibadah, berkaitan dengan rukun Islam, seperti syahadat, shalat,

zakat, puasa, haji, dan ibadah-ibadah lain yang mengatur hubungan

manusia dengan Allah SWT.; (2) masalah Mu’amalah, berkaitan

dengan interaksi manusia dengan sesamanya,

c) Etika (khulukiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti,

adab atau sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang.

Materi merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran.

Dalam konteks tertentu, materi merupakan inti dalam proses

pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan

sebagai proses penyampaian materi.

3) Metode Pembelajaran PAI

Metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang

sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan

14 DEPDIKBUD, Kurikulum Pendidikan Luar biasa, Mapel – PAI SDLB, (Jakarta: t.p,2007), hlm.2

15DEPDIKBUD, Kurikulum , hlm. 2.

Page 27: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

14

oleh komponen ini.16 Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain,

tanpa dapat diimplementasikan melalui metode yang tepat, maka

komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses

pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap guru perlu memahami secara

baik peran dan fungsi metode dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Dari uraian tentang metode tersebut dapat dipahami bahwa penerapan

metode dapat dijadikan sebagai motivasi dalam proses pembelajaran

sekaligus sebagai alat pencapaian tujuan.

Menurut al-Nahlawi dalam Ahmad Tafsir, metode untuk

menanamkan rasa iman antara lain:

a) Metode hiwar (percakapan) Qurani dan Nabawi

b) Metode kisah Qurani dan Nabawi

c) Metode Amtsal (perumpamaan) Qurani dan Nabawi

d) Metode keteladanan

e) Metode pembiasaan

f) Metode ‘Ibrah dan mauizah (nasihat)

g) Metode targhib (menceritaan hal yang menyenangkan) dan tahrib

(cerita ancaman berbuat dosa dll).17

4) Fungsi Pembelajaran PAI

Pendidikan Agama Islam di sekolah luar biasa berfungsi sebagai

berikut:

a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

siswa kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan

keluarga. Pada dasarnya pertama-pertama kewajiban menanamkan

keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam

keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkannya

16 Nazarudin, Manajemen, hlm. 15.17 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005), hlm. 135.

Page 28: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

15

lebih lanjut dalam diri siswa serta melalui bimbingan, pengajaran

dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat

berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat

perkembangannya

b) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan siswa yang memiliki bakat

khusus di bidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri

dan dapat pula bermanfaat bagi orang lain.

c) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan siswa dalam

keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam dalam

kehidupan sehari-hari.

d) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya asing yang dapat membahayakan

dan menghambat perkembangan dirinya menuju manusia Indonesia

seutuhnya.

e) Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya,

baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat

mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

f) Sumber nilai, yaitu untuk memberikan pedoman hidup untuk

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.18

2. Anak Berkebutuhan Khusus

a. Pengertian anak berkebutuhan khusus

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang terkena disfungsi

otak. Disfungsi otak merupakan istilah umum yang digunakan untuk

menyatakan akibat dari adanya cedera atau kerusakan, kelainan

18 DEPAG RI, Pedoman Umum PAI Sekolah Umum dan Sekolah Luar Biasa, (Jakarta:DEPAG, 2003), hlm. 4-5.

Page 29: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

16

perkembangan, gangguan keseimbangan biokimiawi atau gangguan aktifitas

listrik dalam otak.19

Anak berkebutahan khusus adalah anak yang memiliki kelainan atau

penyimpangan dari rata-rata anak normal dalam aspek fisik, mental dan sosial,

sehingga untuk pengembangan potensinya perlu layanan pendidikan khusus

sesuai dengan karakteristiknya.20

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik

khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya, tanpa selalu menunjukkan

pada ketidak mampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk ke dalam

ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,

kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan

kesehatan. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa

dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, ABK

memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan

kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka

memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan braille dan tunarungu

berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuhan khusus

biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan

kekhususannya masing-masing.21

Banyak faktor penyebab disfungsi otak: mulai dari masa kehamilan

ibu (kurang gizi, merokok, mengalami pendarahan), saat melahirkan

(kelahiran yang sulit, lahir premature), atau saat bayi lahir (tidak langsung

menangis, nampak biru, pucat, kuning) dan setelah bayi lahir (mengalami

radang otak atau cedera kepala).22

19Indahnya Bersabar, “Anak berkebutuhan khusus (ABK)”, dalamhttp://indahnyabersabar.wordpress.com, diakses pada 14 April 2011.

20 Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: PT. BumiAksara, 2006), hlm. 26.

21 Wikipedia, “Anak Berkebutuhan Khusus”, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/, diakses pada11 april 2011.

22 Indahnya Bersabar, Anak, hlm.2.

Page 30: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

17

b. Klasifikasi dan jenis anak berkebutuhan khusus

Menurut klasifikasi dan jenisnya anak berkebutahan khusus

dikelompokan ke dalam kelainan fisik, kelainan mental, dan kelainan

karakteristik sosial.23

1) Kelainan fisik

Kelainan fisik adalah kelainan yang terjadi pada satu atau lebih

organ tubuh mereka. Akibat kelainan tersebut timbul suatu keadaan

pada fungsi fisik tubuhnya tidak dapat menjalankan tugasnya secara

normal.24 Tidak berfungsinya anggota fisiknya terjadi pada;

a) Alat fisik indra, misalnya kelainan pada indra pendengaran

(Tunarungu), kelainan pada indra penglihatan (tunanetra), kelainan

pada fungsi organ bicara (tunawicara).

Anak berkelainan indra pendengaran atau tunarungu secara

medis dikatakan, jika dalam mekanisme pendengaran karena

sesuatu dengan lain sebab terdapat satu atau lebih organ

mengalami gangguan atau rusak. Akibatnya, organ tersebut tidak

mampu menjalankan fungsinya untuk mengantarkan dan

mempersepsi rangsangan suara yang ditangkap untuk diubah

menjadi tanggapan akustik. Secara pedagogis, seorang anak dapat

dikategorikan berkelainan indra pendengaran atau tunarungu, jika

dampak dari disfungsinya organ-organ yang berfungsi sebagai

penghantar dan persepsi pendengaran mengakibatkan ia tidak

mampu mengikuti progam pendidikan khusus untuk meniti tugas

perkembangannya.25

23 Mohammad Efendi, Pengantar, hlm. 4.24 Mohammad Efendi, Pengantar, hlm.4-7.25 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Bandung: PT. Refika Aditama,

2004), hlm 60.

Page 31: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

18

Anak berkelainan penglihatan dalam kelompok ini adalah anak

kelainan penglihatan yang sama sekali tidak mempunyai kemungkinan

dikoreksi dengan penyembuhan pengobatan atau alat optik. Akibat

kelainan penglihatan yang demikian beratnya sehinga kebutuhan

layanan pendidikan hanya dapat dididik melalui saluran selain mata.

Terminologi kelainan bicara atau tunawicara adalah

ketidakmampuan seseorang dalam mengkomunikasikan

gagasannya kepada orang lain (pendengar) dengan memanfaatkan

organ bicaranya, dikarenakan celah langit-langit, bibir sumbing,

kerusakan otak, tunarungu, dan lain-lain. Akibatnya, pesan yang

terlihat sederhana ketika disampaikan kepada lawan bicara menjadi

tidak sederhana, sulit dipahami, dan membingungkan. Kelainan

bicara ini dapat terjadi pada sisi artikulasi, arus ujaran, nada suara,

dan struktur bahasanya. 26

b) Alat motorik tubuh, misalnya kelainan otot dan tulang

(poliomyelitis), kelainan pada sistem saraf di otak yang berakibat

gangguan pada fungsi motorik(cerebral palsy), kelainan anggota

badan akibat pertumbuhan yang tidak sempurma , misalnya lahir

tanpa tangan/kaki, amputasi, dan lain-lain. Untuk kelainan pada

alat motorik tubuh ini dikenal dalam kelompok tunadaksa.27

Kelainan fungsi motorik tubuh atau tunadaksa adalah

gangguan yang terjadi pada satu atau beberapa anggota tubuh yang

menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan untuk

mengoptimalkan fungsi tubuhnya secara normal. Kelainan fungsi

motorik tubuh, baik yang diderita sejak lahir maupun yang

26 Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006),hlm. 65.

27 Aqila Smart, Anak Cacat Bukan Kiamat, (Yogyakarta: Kata Hati, 2010), hlm.44.

Page 32: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

19

diperoleh kemudian, pada dasarnya memiliki problem yang sama

dalam pendidikannya.28

2) Kelainan mental

Anak berkelainan dalam aspek mental adalah anak yang memiliki

penyimpangan kemampuan berpikir secara kritis, logis dalam menanggapi

dunia sekitarnya. Kelainan pada aspek mental ini dapat menyebar kedua

arah, yaitu kelainan mental dalam arti lebih (supernormal) dan kelainan

mental dalam arti kurang (subnormal).29 Kelainan mental dalam arti lebih

atau anak unggul, menurut tingkatannya dikelompokan menjadi: (a) anak

mampu belajar dengan cepat (rapid learner), (b) anak berbakat (gifted),

dan (c) anak genius (extremely gifted).30

Anak yang berkelainan mental (tunagrahita) yaitu anak yang

diidentifikasi memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya (di

bawah normal) sehingga untuk meniti tugas perkembangannya

memerlukan bantuan atau layanan secara khusus, termasuk di dalamnya

kebutuhan program pendidikan dan bimbingannya.31

Berdasarkan kapabilitas kemampuan yang bisa dirujuk sebagai

dasar pengembangan potensi, anak tunagrahita dapat diklasifikasikan

menjadi:

a) Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk dididik dengan rentang

IQ 50-75

b) Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk dilatih dengan rentang

IQ 25-50

28 SLBN Salatiga, http://slbnegerisalatiga.wordpress.com, diakses pada 12 April 2011.29 Mohammad Efendi, Pengantar, hlm.8.30 Karakteristik anak yang termasuk dalam kategori mampu belajar dengan cepat jika hasil

kecerdasannya berada pada rentang 110-20, anak berbakat jika indeks kecerdasannya berada padarentang 120-140, dan anak sangat berbakat atau jenius jika indeks kecerdasannya berada pada rentangdi atas 140.

31 Aqila Smart, Anak, hlm.49.

Page 33: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

20

c) Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk dirawat dengan rentang

IQ 25-kebawah.32

3) Kelainan perilaku sosial

Kelainan perilaku atau tunalaras adalah mereka yang mengalami

kesulitan untuk mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Penderita

biasanya menunjukkan perilaku yang menyimpang dan tidak sesuai

dengan aturan atau norma yang berlaku di sekitarnya.33

Klasifikasi anak yang termasuk dalam kategori mengalami

kelainan perilaku sosial di antaranya anak psychotic dan neurotic, anak

dengan gangguan emosi dan anak nakal (delinquent). Berdasarkan sumber

terjadinya tindak kelainan perilaku sosial secara penggolongan dibedakan

menjadi;

a) Tunalaras emosi, yaitu penyimpangan perilaku sosial yang ekstrem

sebagai bentuk gangguan emosi,

b) Tunalaras sosial, yaitu penyimpangan perilaku sosial sebagai bentuk

kelainan dalam penyesuaian sosial karena bersifat fungsional.

Dari pengklasifikasian tersebut, maka bentuk pendidikan anak

berkelainan di Indonesia di klasifikasikan menjadi;

a) Bagian A untuk kelompok anak Tunanetra

b) Bagian B untuk kelompok anak Tunarungu

c) Bagian C untuk kelompok anak Tunagrahita

d) Bagian D untuk kelompok anak Tunadaksa

e) Bagian E untuk kelompok anak Tunalaras

f) Bagian F untuk kelompok anak di atas rata-rata/ superior

g) Bagian G untuk kelompok anak Tunaganda.34

32 SLBN Salatiga, http://slbnegerisalatiga.wordpress.com, diakses pada 12 April 2011.33 Indahnya Bersabar, Anak.34 Mohammad Efendi, Pengantar, hlm.11.

Page 34: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

21

c. Prinsip-prinsip pembelajaran anak berkebutuhan khusus

Adanya suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah untuk

mencapai sebuah tujuan secara efektif dan efesien. Dalam hal tersebut,

seorang guru seharusnya memperhatikan prinsip-prinsip di kelas SLB maupun

di kelas inklusif secara umum. Di dalam kelas inklusif terdapat anak-anak

yang memiliki kebutuhan yang berbeda, yaitu anak-anak yang memiliki

kelainan atau penyimpangan, baik berupa fisik maupaun intelektual, sosial,

emosional, atau sensorik neurologis dibandingkan dengan anak-anak pada

umumnya dan mengemplementasikan prinsip-prinsip khusus sesuai dengan

kelainan anak;35

1) Prinsif motivasi

Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada anak agar

tetap memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam pemberian motivasi harus lebih

sering guru lakukan secara personal antara anak yang satu dan anak yang

lainnya karena masing-masing anak memiliki tingkatan masalah yang

berbeda.

2) Prinsip latar/ konteks

Adanya sebuah pengenalan antara guru dan muridnya tentu saja

akan sangat berarti. Hal ini perlu dilakukan dan dipertahankan demi

sebuah kelancaran dalam sebuah proses pencarian jati diri anak tersebut.

Yang secara tidak langsung perlu adanya orang-orang yang bersedia

mengerti dan memahami kondisinya serta dalam proses pendidikan karena

hal ini bisa menjadi salah satu peran yang tidak kalah pentingnya.36

Dengan adanya kedekatan antara guru dan muridnya, tentu saja hal ini

akan membantu dalam pengenalan seberapa besar kemampuan anak

35 Aqila Smart, Anak, hlm. 77-81.36 Meilani Kasim, Anak Berkebutuhan Khusus, dalam http://meilanikasim.wordpress.com,

diakses pada 20 Maret 2011.

Page 35: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

22

tersebut dan seberapa dalamkah masalah yang menyertainya. Tentu saja

dengan pengetahuan latar tersebut dapat membantu guru untuk

mengetahui anak tersebut masuk kedalam kategori yang ringan, sedang,

atau berat. Dengan demikian, guru dapat memberikan materi pembelajaran

kepada murid-muridnya sesuai dengan porsi anak tersebut.

Guru perlu mengenal anak didiknya secara mendalam dengan

memberikan contoh secara langsung, dapat untuk memanfaatkan sumber

belajar yang ada dilingkungan sekitar secara tepat dan semaksimal

mungkin, juga menghindari pengulangan-pengulangan materi pengajaran

yang sebenarnya tidak perlu terlalu penuh untuk ABK mengingat latar

mental dan fisik anak tersebut.

3) Prinsip keterarahan

Pada prinsip ini, setiap anak yang mengikuti kegiatan secara

mendalam, guru harus merumuskan secara matang tujuan kegiatan

tersebut secara jelas. Yang tentunya tujuan tersebut baik untuk anak

didiknya. Dalam penerapan suatu bahan dan alat yang sesuai dengan

kategori anak yang menjadi murid serta guru, juga harus dapat untuk

mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat agar sesuai dengan

porsi muridnya tersebut sehingga justru tidak menimbulkan masalah pada

anak tersebut.37

4) Prinsip hubungan sosial

Dalam sebuah proses belajar mengajar, seorang guru harus dapat

mengembangkan setiap strategi pembelajaran yang mampu untuk

mengoptimalkan interaksi antara guru dengan muridnya. Hubungan antara

murid dan sesama murid, guru dan murid dan lingkungannya, serta

interaksi yang berasal dari berbagai arah.

5) Prinsip belajar sambil bekerja

37 Mohammad Efendi, Pengantar, hlm.11.

Page 36: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

23

Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus banyak memberi

kesempatan kepada anak untuk melakukan sendiri praktik atau percobaan

atau menemukan sesuatu melalui pengamatan, penelitian dan sebagainya.

Dengan demikian, anak tersebut mampu berkembang sendiri. Jangan

sampai guru justu membuat muridnya menjadi anak yang tergantung

dengan orang lain hanya karena ketidaksempurnaan yang ada dalam

dirinya tersebut. Biarkan mereka melakukan sesuatu yang dapat

mengembangkan dirinya dan ini sungguh sangat efektif bagi proses

pendidikan anak tersebut, termasuk juga untuk melatih anak-anak tersebut

agar dapat menghadapi dan mengatasi setiap masalah yang mungkin akan

sangat sering mereka jumpai.38

6) Prinsip individualisasi

Dalam prinsip ini, guru perlu mengenal kemampuan awal dan

karakteristik setiap anak secara mendalam, baik dari segi kemampauan

maupun ketidakmampuannya, dalam menyerap materi pelajaran.

Kecepatan maupun kelambatannya dalam belajar dan perilakunya sehinga

setiap kegiatan pembelajaran masing-masing anak mendapat perhatian dan

perlakuan yang sesuai.39 Dengan demikian, tidak terjadi ketimpangan

antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.

7) Prinsip menemukan

Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu

memancing anak untuk terlihat secara aktif, baik fisik, mental, sosial atau

emosionalnya. Untuk itu, peran guru sangat diperlukan di sini untuk

mengembangkan strateginya demi membuat anak didiknya menjadi lebih

terpancing dan bersemangat untuk belajar, dan mengenal, apa yang guru

terangkan kepada mereka.

38 Meilani Kasim, Anak , hlm. 1.39 Aqila Smart, Anak, hlm. 77-81.

Page 37: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

24

Dengan demikian, anak-anak tersebut kini tidak lagi merasakan

adanya kekurangan dalam dirinya dan membanding-bandingkan dirinya

dengan anak-anak normal lain yang ada hanyalah bahwa dirinya kini

menjadi seorang yang sama dengan anak normal lainnya, yaitu dirinya

mampu belajar dan berhak untuk mendapatkan pengajaran.

8) Prinsip pemecahan masalah

Guru hendaknya sering mengajukan berbagai persoalan yang ada

di lingkungan sekitar dan anak dilatih untuk mencari data, menganalisis,

dan memecahkan masalah tersebut sesuai dengan kemampuan masing-

masing dan guru sebaiknya tidak begitu memaksakan anak tersebut agar

tidak menjadikan hal tersebut menjadi sebuah beban.

Dengan prinsip pemecahan masalah tersebut, dapat merangsang

anak untuk berpikir keras dan melatih anak tersebut untuk tidak mudah

menyerah dalam keadaan apa pun. Hal ini melatih anak tersebut untuk

tetap bertahan serta mentalnya pun dapat terlatih dengan baik dalam

menghadapi segala permasalahan yang ada dalam kehidupan yang

sebenarnya.

d. Metode pembelajaran anak berkebutuhan khusus

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah, guru, dan

keluarga sehubungan dalam merencanakan pembelajaran PAI di SLB antara

lain:

1) Tunanetra

Anak tunanetra mengalami kekurangan pada gerak dan mobilitas,

perabaan serta penggunaan sisa penglihatan bagi low vision.40 Untuk

mereka pengembangan kegiatan pembelajaran PAI sebenarnya tidak

hanya di sekolah saja, akan tetapi perlu dikembangkan juga di lingkungan

40 Sutjihati Somantri, Psikologi, hlm 65.

Page 38: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

25

keluarga dan masyarakat. Adapun pengembangannya adalah sebagai

berikut;41

a) Lingkungan sekolah

Pengembangan itu dapat berupa;

(1) Pengembangan ekstra kulikuler (mengadakan kegiatan baca tulis

arab braille bagi para siswa pemula, adanya seni dan budaya

Islam)

(2) Pengembangan di asrama atau mushalla (mengadakan kegiatan

membaca al-Quran braille serta praktik-praktik ibadah lainnya)

b) Lingkungan keluarga

Pengembangan itu dapat berupa;

(1) Membiasakan pengamalan ajaran ajaran islam dalam kehidupan

sehari hari

(2) Memotivasi anak untuk selalu tekun beribadah di rumah

(3) Mengulangi kembali pelajaran pelajaran agama yang diberikan di

sekolah

(4) Melindungi anak dari pengaruh buruk di lingkungannya

c) Lingkungan masyarakat

Pengembangan itu berupa, melibatkan diri dalam kepanitian hari-hari

besar Islam di masyarakat atau di masjid-masjid.

Pada dasarnya dalam pengembangan pembelajaran agama di SLB

seperti halnya anak-anak ”awas” yaitu dengan menggunakan metode

personal, penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti serta

contoh yang dapat dihayati oleh anak dan pengulangan terhadap materi

yang abstrak maupun praktek ibadah (berkali-kali sampai dia paham).

2) Tunagrahita

41 DEPAG RI, Pendidikan, hlm. 45.

Page 39: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

26

Anak tunagrahita kekurangannya terletak pada lemahnya mental

atau intelektual.

a) Pengembangan materi

Dalam menyajikan materi keagamaan bagi anak tunagrahita harus

lebih disederhanakan dan diturunkan, bobot materinya disesuaikan

dengan kemampuan dan kesanggupan anak itu sendiri.

b) Pengembangan metode

Metode pengembangan hendaknya bervariasi.kadang satu materi harus

dengan 6 (enam) atau 8 (delapan) metode. Sebab anak tunagrahita

lebih sulit dan susah dalam menjalani proses pembelajaran

dikarenakan keterbatasannya dalam mental intelegensinya

c) Pengembangan sistem penilaian

Menilai hasil belajar PAI bagi anak tunagrahita hendaknya lebih

ditekankan pada aspek efektif dan pisikomotor, karena kemampuan

kognitifnya terbatas. Meskipun aspek kognitif harus dinilai, tetapi

jangan dijadikan ukuran atau standar pokok dari keberhasilan

belajarnya

3) Tunarungu

Kekurangan anak tunarungu atau tunawicara terletak pada

pendengaran dan percakapan.

a) Dalam pengembangan materi PAI bagi anak tunarungu tidak dalam

bentuk ceramah sebagaimana anak ”awas” (umum) lainya, tetapi

dengan cara percakapan. Jadi guru harus lebih aktif dalam percakapan.

Apalagi yang menyangkut ibadah dengan mengucapkan lafal atau

bacaan.

b) Materi hendaklah lebih menarik bagi anak. Dalam hal ini kreativitas

dan inovasi guru sangat diperlukan. Penyampaian materi hendaklah

dari hal yang abstrak ke yang kongrit, dari yang mudah ke yang sulit.

Page 40: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

27

c) Materi PAI hendaklah disesuaikan dengan kemampuan anak, serta

dilakukan pengelompokan sesuai dengan kemampuannya. Anak yang

pandai harus disendirikan dari anak yang berkemampuan sedang atau

kurang.

4) Tunadaksa

Kekurangannya paada kerusakan atau hilangnya anggota fisik.

Dalam pengembangan materi PAI bagi anak tunadaksa baik dari segi

materi maupun metodologi pengajaran hampir sama dengan anak-anak

tunanetra dan tunalaras, hanya perlu bimbingan dalam gerakan karena

keterbatasan atau kecacatan fisik mereka yang perlu diarahkan, apalagi

yang menyangkut gerakan-gerakan ibadah sholat.

5) Tunalaras

Kekurangannya terletak pada pembinaan pribadi dan sosial. Dalam

pengembangan materi PAI bagi anak tunalaras materi dan metodologi

pengajaran hampir sama dengan anak-anak tunanetra dan tunadaksa. Yang

berbeda, guru perlu mengkondisikan dan mengkonsentrasikan anak

tersebut dalam praktik ibadah maupun pembelajaran di kelas karena anak

tunalaras sangat sulit untuk berkonsentrasi atau terlalu banyak gerakan-

gerakan.42

3. Manajemen Pembelajaran

a. Pengertian Manajemen Pembelajaran

Manajemen secara etimologi berasal dari kata “to manage”

mempunyai arti mengurus, mengatur, melaksanakan atau mengelola.43 Secara

terminologi, manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian,

42 DEPAG RI, Pendidikan, hlm. 46.43 John M. Echols dan Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary, (Jakarta: PT.

Gramedia, 2003), hlm.372.

Page 41: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

28

penggerakan, dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia (SDM) dan

sumber daya yang lain guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien.44

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan

sebagai ilmu, menurut Luther Gulick, karena manajemen dipandang sebagai

suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami

mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat, menurut

Follet, karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan

mengatur orang lain untuk menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi,

karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu

tujuan atau prestasi manajer, dan para professional dituntut oleh suatu kode

etik.45

Inti dari berbagai sudut pandang dan variasi pengertian manajemen

tersebut sesungguhnya adalah usaha me-manage (mengatur) organisasi untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif, dan efesien. Efektif berarti

mampu mencapai tujuan dengan baik (doing to right think), sedangkan efesien

berarti melakukan sesuatu dengan benar (doing think right).

Manajemen pembelajaran merupakan salah satu bagian dari

manajemen pendidikan. Manajemen pembelajaran merupakan usaha dan

tindak kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional di sekolah dan usaha

maupun tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas yang

dilaksanakan sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka

mencapai tujuan program sekolah dan juga pembelajaran.46 Pembelajaran

yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu pembelajaran PAI bagi anak

berkebutuhan khusus.

44 H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: BumiAksara, 2007), cet. 6, hlm. 2.

45 Jamal Ma’ruf Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan PendidikanProfesional, (Semarang : DIVA Press, 2009), hlm. 70.

46 Syaiful Syagala, Konsep dan Wawasan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.140.

Page 42: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

29

Dari pengertian manajemen dan pembelajaran diatas, dapat

disimpulkan pengertian manajemen pembelajaran ialah suatu proses

penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan seorang guru dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran

secara efektif dan efesien.

b. Manajemen Pembelajaran PAI Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Pada hakikatnya fokus kegiatan pembelajaran yaitu interaksi pendidik

dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah

tersusun dalam kurikulum. Sebagaimana yang telah tertulis pada uraian

sebelumnya, bahwa untuk mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan,

para pendidik perlu merencanakan dan menerapkan strategi pembelajaran

terbaik. Keberhasilan belajar dan mengajar bergantung pada faktor-faktor

pendukung terjadinya pembelajaran yang efisien dan efektif.

Dalam sekolah, khususnya bidang kurikulum atau pembelajaran dibagi

dalam tiga tahapan, yaitu rencana pembelajaran, kegiatan atau pelaksanaan

pembelajaran dan penilaian hasil belajar. 47

1) Perencanaan pembelajaran

Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang menentukan

secara jelas pemilihan pola-pola pengarahan untuk pengambilan

keputusan, sehingga terdapat koordinasi dari demikian banyak keputusan

dalam kurun waktu tertentu dan mengarah kepada tujuan-tujuan yang telah

ditentukan.

Heresy dan Blanchard menyebutkan, perencanaan sebagai proses

sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan

dilakukan pada waktu yang akan datang. Sedangkan menurut Friedman,

“planning is process by which a scientific and technical is joined to

47 Permendiknas No. 49 tahun 2007, Standar Pengelolaan Pendidikan, hlm. 8

Page 43: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

30

organized action” (proses yang menggabungkan pengetahuan ilmiah dan

teknik yang diorganisasikan)48

Dalam merencanakan pembelajaran PAI di SDLB, maka

diperlukan pendekatan khusus.

2) Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari

perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan

pengajaran atau pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam

pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan

pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum.

Semua aspek tersebut akan tergambarkan dalam bagian Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) atau skenario pembelajaran. Guru membuka

pelajaran, menjelaskan materi, murid menyimak kalau perlu bertanya,

mengevaluasi dan menutup pelajaran. 49

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah

direncanakan meliputi :

a) Pengelolaan dan pengendalian kelas

Pengelolaan kelas yang kondusif sangat mendukung kegiatan interaksi

edukatif. Indikator kelas yang kondusif dibuktikan dengan alat dan

asyiknya anak didik belajar dengan penuh perhatian, seta

mendengarkan penjelasan guru yang sedang memberikan bahan

pelajaran.

b) Penyampaian informasi

Informasi yang disampaikan guru berupa bahan atau materi pelajaran,

petunjuk, pengarahan dan apersepsi yang divariasikan dalam berbagai

bentuk tanpa menyita banyak waktu untuk kegiatan pokok.

48 Musfirotun Yusuf, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, (Pekalongan : STAINPekalongan Press, 2008) hlm. 31-32.

49Zuhairi, “PelaksanaanPembelajaran“, http://zuhairistain.blogspot.com/, diambil padatanggal 20 April 2011.

Page 44: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

31

c) Penggunaan tingkah laku verbal dan non verbal

Gaya-gaya baru dalam mengajar merupakan cara kedua tingkah laku

tersebut. Keduanya saling menguatkan bila dipergunakan dengan tepat

dan benar.

d) Merangsang tanggapan balik dari anak didik

Indikator adanya tanggapan dari anak didik adalah ketika guru

menyampaikan bahan pelajaran yaitu dengan menggunakan metode

tanya jawab, ketrampilan bertanya dasar maupun lanjut, sebagai usaha

mendapat tanggapan balik dari siswa.

e) Mendiagnosis kesulitan belajar

Dalam pembelajaran guru harus mampu memperhatikan anak didik

yang kurang dapat berkonsentrasi dengan baik dalam belajar yaitu

dengan mencari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak.

f) Mempertimbangkan perbedaan individual

Dalam kelas jumlah anak didik yang banyak cenderung heterogen

(berbeda-beda). Hal inilah yang hendaknya menjadi pertimbangan

untuk kepentingan pengajaran.

g) Mengevaluasi kegiatan interaksi

Interaksi antara guru dan anak didik ini dibedakan menjadi tiga yaitu

interaksi satu arah (guru ke anak didik), interaksi dua arah (Guru ke

anak didik dan anak didik ke guru), interaksi banyak arah (guru ke

anak didik, anak didik ke guru dan anak didik ke anak didik)

3) Evaluasi pembelajaran

Evaluasi pembelajaran atau penilaian merupakan tugas guru

berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi

Page 45: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

32

atau hasil belajar peserta didik. Keputusan tersebut berhubungan dengan

tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi.50

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui

langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan

inormasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil

belajar peserta didik, penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara,

seperti penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya (portofolio), hasil

karya (produk), penugasan (proyek), kinerja(performance), dan

tertulis(paper and pencil test).51

Penilaian hasil belajar baik formal maupun nonformal diadakan

dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta

didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil

belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan

peserta didik lainnya., tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik

tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa

dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.

a) Prinsip penilaian anak berkebutuhan khusus

Standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran pada setiap

ketunaan berbeda, sesuai dengan karakteristik ketunaan yang dimiliki

oleh setiap peserta didik. Hal penting yang harus diperhatikan dalam

membedakan antara kurikulum pendidikan umum dan pendidikan

khusus adalah ciri pembelajaran dan penilaian pada pendidikan khusus

dengan memperhatikan karakteristik; kemampuan; keterbatasan baik

secara emosional, intelektual, fisikal dan etika peserta didik. Kondisi

ini membuat prinsip belajar pada pendidikan khusus menganut prinsip

belajar yang fleksibel/luwes baik dilihat dari segi waktu, materi dan

penilaian.

50 Direktorat Pembinaan SLB, Model, hlm. 8.51 DEPAG RI, Pedoman, hlm. 48.

Page 46: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

33

Agar hasil penilaian dapat menggambarkan apa yang hendak

diukur perlu diperhatikan prinsip berikut:

(1) Peserta didik dikelompokakan secara homogen untuk

memudahkan dalam pembelajaran dan penilaian. Jika peserta didik

heterogen dalam jenis ketunaan dan derajat kecerdasan harus

dilakukan dengan pendekaatan Program Pendidikan Individual

(PPI)

(2) Kenaikan kelas pada pendidikan khusus berdasarkan:

(a) Evaluasi kemampuan yang disesuaikan dengan tuntutan

kurikulum peserta didik dengan kecerdasan normal (tunanetra,

tunarungu, tunadaksa, dan tunalaras yang tidak disertai dengan

kelainan lainnya).

(b) Usia peserta didik yang disebut dengan maju berkelanjutan

(kenaikan kelas secara otomatis) untuk peserta didik dengan

keterbatasan kemampuan intelektual.

(3) Pelaporan hasil penilaian kemampuan belajar peserta didik

dilaporkan dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif yang

didekripsikan.

(4) Untuk peserta didik yang kemampuan akademiknya kurang tidak

diharuskan mengikuti Ujian Nasional (UN), cukup mengikuti

Ujian Sekolah (US) dan akan memperoleh Surat tanda Tamat

Belajar (STTB).

(5) Untuk peserta didik yang memiliki kemampuan akademik dapat

mengikuti UN dan akan memperoleh STTB.52

Guru PAI di sekolah merancang dan mengelola penilaian yang

sesuai dengan apa yang diajarkan dan waktu yang diperlukan sesuai

kebutuhan kelas. Penyelenggaraan penilaian pada progam

52 Direktorat Pembinaan SLB, Model, hlm. 9-10.

Page 47: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

34

pembelajaran dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi apakah

suatu indikator telah tampil pada diri peserta didik, yang dilakukan

sewaktu pembelajaran berlangsung atau setelah pembelajaran.

Page 48: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan

suatu gejala, peristiwa, kejadian yang bersifat sekarang1. Penelitian deskriptif juga

dapat diartikan sebagai suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara

obyektif.2 Adapun yang dimaksud kualitatif yaitu penelitian-penelitian yang

temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan

lainnya.3 Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan, lapangan, dokumen

dan sebagainya didiskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap

kenyataan atau realitas.

Penulis menggunakan metode kualitatif karena:

1. Lebih mudah mengadakan penyelesaian dengan kenyataan yang berdimensi

ganda

2. Lebih mudah menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

dan subyek peneliti

3. Memiliki kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang

timbul dari pola-pola nilai yang dihadapi.4

Metode penelitian kualitatif dilakukan secara intensif, peneliti ikut

berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi,

melakukan analisis refleksi terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di

lapangan, dan memuat laporan penelitian secara mendetail.5

1 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: SinarBaru, 1989), hlm. 64.

2 Soekijo Notoadmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002)hlm. 138.

3 Anselm Strauuss Dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 4.

4 S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 41.5 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 10 .

Page 49: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

36

Penelitian ini berkembang selama proses berlangsung yang sangat

memungkinkan adanya perubahan konsep yang sesuai dengan situasi dan kondisi

yang ada.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

a. Nama Sekolah : SDLB/ SLB Negeri Salatiga

b. Alamat Sekolah : Jl. Hasanudin Gang III (cakra) Banjaran,

Mangunsari Salatiga

2. Waktu

Dilaksanakan selama 8 kali observasi

Observasi Pertama : Kamis, 14 April 2011 , jam 08.30 – 12.00 Wib

Observasi kedua : Senin, 18 April 2011, jam 07.00- 12.00 Wib

Observasi ketiga : Kamis, 22 April 2011, jam 07.15-12.00 Wib

Observasi keempat : Selasa, 26 April 2011, jam 07.00-11.00 Wib

Observasi kelima : Senin, 2 Mei 2011, jam 07.00-12.00 Wib

Observasi keenam : Kamis, 5 Mei 2011, jam 07.00-12.00 Wib

Observasi ketujuh : Kamis, 12 Mei 2011, jam 07.30-12.00 Wib

Observasi kedelapan : Sabtu, 21 Mei 2011, jam 07.00-12.00 Wib

C. Sumber Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung,6

Sumber data ini digunakan untuk mendapatkan data tentang Manajemen

Pembelajaran PAI Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SDLB N Salatiga.

Adapun untuk memperoleh data yang dimaksud dengan melakukan wawancara

dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran PAI, siswa dan karyawan.

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), hlm 145.

Page 50: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

37

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung atau penunjang

dalam penelitian ini.7 Sumber data ini digunakan untuk mendapatkan data

tentang Manajemen Pembelajaran PAI Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di

SDLB N Salatiga. Sebagai data penunjang penulis mengambil dari buku-buku

yang berhubungan dengan penelitian ini. Mengumpulkan dokumentasi serta

menkonfirmasikan secara langsung jika ada hal-hal yang tidak dipahami

dengan orang-orang yang bersangkutan di SDLB N Salatiga.

D. Fokus Penelitian

Kajian penelitian ini difokuskan pada manajemen pembelajaran PAI

bagi anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Salatiga, yang merupakan

SDLB dengan jumlah siswa terbanyak di Salatiga.

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan

berbagai metode sebagai berikut:

1. Wawancara atau Interview

Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan oleh pewawancara untuk diberi jawabannya oleh yang

diwawancarai.8

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

wawancara tak terstruktur. Peneliti yang menggunakan jenis wawancara ini

bertujuan mencari jawaban sesuatu lebih mendalam pada subyek tertentu. Metode

ini digunakan untuk menggali data tentang profil SDLB dan Pelaksanaan

Manajemen Pembelajaran PAI bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Adapun sumber

informasinya adalah :

a. Kepala sekolah SDLB untuk mendapatkan informasi tentang profil SDLB N

Salatiga, dan perkembangannya selama ini.

7 Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 145.8Lexy, y. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,( Bandung: Rosdakarya 2004), hlm.

135.

Page 51: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

38

b. Staf pengajar untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan manajemen

pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan khusus di SDLB N Salatiga.

c. Siswa, untuk mendapatkan keterangan mengenai seberapa penting peran

pembelajaran PAI, dan kualitas pembelajaran tersebut.

d. Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan perolehan data dalam penulisan

skripsi ini yaitu wali murid.

2. Metode Observasi

Observasi merupakan salah satu metode dalam penelitian kualitatif. Secara

umum observasi berarti pengamatan, penglihatan.9 Dan dalam penelitian, metode

obserasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

gejala yang tampak pada obyek penelitian.10

Metode ini peneliti gunakan untuk mengamati secara langsung kondisi

lingkungan, sarana dan prasarana sekolah, proses pembelajaran, dan pelaksanaan

manajemen

3. Dokumentasi

Merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mencari data-data

autentik yang bersifat dokumenter, baik data itu berupa data, catatan harian,

transkip agenda program kerja, arsip, memori.11

Dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui data-data yang berupa

catatan atau tulisan yang berkaitan dengan SDLB N Salatiga, diantaranya: Profil,

visi, misi, dan tujuan, sarana prasarana, prestasi sekolah, data guru dan siswa serta

dokumen yang berkaitan dengan manajemen PAI.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk

yang lebih muah dibaca dan diinterprestasi, dalam memberikan interprestasi data

yang diperoleh, akan digunakan metode dekriptif kualitatif, yaitu suatu metode

penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian

9 Imam Suparyogo, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2001), hlm. 167.

10 S. Margono, Metode, hlm. 158.11 Suharsini Arikunto, Prosedur, hlm. 231.

Page 52: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

39

yang terjadi pada saat sekarang.12 Sehingga digunakan metode deskriptif untuk

mendeskripsikan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan khusus

yang ada di SDLB Negeri Salatiga.

Setelah data yang terkait dengan permasalahan di atas terkumpul ,

kemudian data-data tersebut dianalisis, disini peneliti akan menggunakan model

analis data interaksi, yaitu tiga aktifitas analisis (reduksi data, sajian data dan

penarikan kesimpulan), sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan

Huberman.13

Data yang diperoleh dari penelitian atau data collection yang masih

bersifat komplek dan rumit direduksi, dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok.

Data hasil penelitian direduksi, baik dari hasil penelitian lapangan/kepustakaan

kemudian dibuat rangkuman. Data yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih.

Sekiranya data mana yang diperlukan untuk penulisan laporan penelitian.

Langkah terakhir yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini akan

diikuti dengan bukti-bukti yang diperoleh ketika penelitian di lapangan. Verifikasi

data dimaksudkan untuk penentuan data akhir dari keseluruhan proses tahapan

analisis, sehingga keseluruhan permasalahan mengenai manajemen pembelajaran

PAI bagi anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Salatiga dapat dijawab

sesuai dengan kategori data dan permasalahannya.

12Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm.82.13 Sugiyono, Metode, hlm. 91.

Page 53: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

40

BAB IV

MANAJEMAN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS (STUDI DI SDLB N SALATIGA)

A. Gambaran umum SDLB N Salatiga

1. Sejarah singkat berdirinya SDLB

SLB Negeri Salatiga adalah Sekolah Luar Biasa yang beralamat di Jln.

Hasanudin gang III (cakra) Banjaran Mangunsari Salatiga.

SLB Negeri dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional. Pada

awalnya SLB Negeri Salatiga adalah SDLB Negeri Mangunsari Salatiga

(jenjang sekolah dasar ) yang berdiri tahun 1983 berdasar Inpres Nomor 4 /

1983, dengan jumlah siswa awal 4 anak jenis ketunaan Tunagrahita (C) yang

diasuh oleh 5 orang guru.

Menyesuaikan perkembangan dan sesuai dengan situasi dan kondisi

untuk lebih memberikan fasilitas anak untuk memperoleh layanan pendidikan,

dengan SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor

421.8/24686 Tanggal 25 Juni 2007 Beralih status menjadi SLB NEGERI

SALATIGA yang menyelenggarakan pelayanan pendidikan jenjang TKLB,

SDLB, SMPLB dan SMALB.1

Jumlah siswa tahun 2010/2011 yang ada di SDLB N Salatiga

berjumlah 103, terdiri dari 67 siswa laki-laki, dan 36 siswa perempuan. Dalam

penanganan bimbingan dan rehabilitasi para siswa dibedakan dalam beberapa

kelas, yaitu sesuai dengan kondisi anak tersebut. 2

Sebelum dilakukan pembelajaran PAI atau ketika anak baru masuk

sekolah SDLB, setiap anak harus melakukan tahap assesmen atau penelaahan,

pengungkapan masalah diantaranya: dengan pengkajian diagnostic, observasi,

dan wawancara.

1 Dokumentasi SDLB N Salatiga.2 Hasil Wawancara Dengan Bapak Muhlisun , Kepala Sekolah SDLB Negeri Salatiga,

Kamis Tanggal 14 April 2011.

Page 54: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

41

Setelah anak bisa mengungkapkan setiap masalah atau kebutuhan

mereka, maka dari pengajar atau pembimbing membagi mereka ke dalam

beberapa kelompok belajar.

SLB Negeri salatiga adalah sekolah yang melayani pendidikan bagi

anak berkebutuhan khusus / luar biasa / cacat jenis :

a. Tunanetra (A)

b. Tunarungu (B)

c. Tunagrahita (C)

d. Tunadaksa (D)

e. Tunalaras (E)

f. Tunaganda (G)

Namun untuk tahun ajaran ini tidak terdapat siswa tunanetra.3

2. Visi misi dan tujuan

a. Visi

Visi yang dikembangkan SLB N Salatiga adalah:

1) Mendidik siswa bisa mandiri

2) Berkemampuan optimal dan

3) Berakhlak mulia

b. Misi

Dalam rangka mencapai visi tersebut SLB N Salatiga memiliki visi

sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar mengacu pada perundang-

undangan yang berlaku

2) Melaksanakan program kurikulum yang berlaku

3) Menambah kegiatan keterampilan

4) Mengintensifkan kegiatan agama

c. Tujuan

a) Menampung anak berkebutuhan khusus (Tunanetra (A),Tunarungu

(B), Tunagrahita (C), Tunadaksa (D), Tunalaras (E), Tunaganda

3 Hasil Wawancara dengan Bp. Eko

Page 55: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

42

(G)), di daerah Salatiga dan sekitarnya dalam lembaga pendidikan

formal.

b) Mengembangkan potensi anak didik untuk menghadapi masa

depan mereka yang kompetitif.

c) Memberikan pelayanan pendidikan secara utuh dan

berkesinambungan.4

d. Keadaan pegawai dan pengajar

SDLB Salatiga merupakan salah satu SDLB yang ada di Salatiga

dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional. Pegawai (PNS) yang

ada di lingkungan SLB Salatiga yaitu mereka yang di angkat oleh

pemerintah, akan tetapi ada juga pegawai yang masih mengabdi di SLB

Salatiga. Jumlah pegawai PNS di SLB Salatiga yaitu berjumlah 20

pegawai. dimana mereka terbagi dalam beberapa tugasnya masing-masing.

Sedangkan pegawai yang masih mengabdi di SLB Salatiga yaitu

berjumlah 5 orang.

e. Sarana Prasarana

Sarana prasarana tidak lain untuk mendukung kelancaran,

keberhasilan proses belajar mengajar. Sarana prasarana di SDLB N

Salatiga sebagai pendukung jalannya proses pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1) Kantor: yang digunakan sebagai tempat manajemen dan

administrasi kerja.

2) Tata usaha: menyelenggarakan administrasi SLB, pusat informasi

SLB serta sebagai tempat pendftaran siswa baru

3) Aula: digunakan sebagai tempat acara-acara penting, misalnya

pelepasan kelulusan peserta didik, peringatan hari besar dll.

4) Ruang kelas: terdiri dari 10 ruang, dimana setiap kelasnya dihunioleh 4-6 siswa. Sedangkan siswa tersebut terbagi dalam 16Rombongan belajar. Yaitu kelas 1B10 siswa, 1C 11 siswa, 1C110siswa, 2B 3 siswa, 2C 9 siswa, 2C1 9 siswa, 3A 1 siswa, 3C 5siswa, 3C1 1 siswa, 3C Autis 2 siswa, 4C 9 siswa, 4C1 6 siswa,

4 Dokumntasi SDLB N Salatiga.

Page 56: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

43

5B 2 siswa, 5C 6 siswa, 5C1 7 siswa, 6C 4siswa, 6D 1 siswa, 6C15 siswa.5

5) Mushola: digunakan sebagai sarana untuk kegiatan praktek sholat,

kajian keislaman sholat berjamaah.

6) Taman bermain: yang digunakan untuk melatih motorik kasar,

sosialisasi dengan teman bermain bersama.

7) Perpustakaan: yang berfungsi sebagai bahan bacaan dan referensi

bagi pegawai dan siswa.

8) Lapangan Olahraga: digunakan untuk Olahraga, antara lain: ruang

badminton, tenis meja, dan voly.

9) Ruang terapi, meliputi: psikoterapi, psioterapi, hidroterapi, terapi

musik.

10) Ruang praktek: digunakan para siswa untuk tata boga, dan praktek

melukis.

11) Kantin: sarana memenuhi kebutuhan siswa, guru dan karyawan

sekolah serta umum

12) Gudang: digunakan ntuk menyimpan barang-barang yang sudah

tidak terpakai.

13) UKS: usaha kesehatan sekolah

14) Kamar mandi

15) Rumah dinas penjaga.6

B. Manajemen Pembelajaran PAI di SDLB N Salatiga

1. Kondisi Objektif Siswa Belajar

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memerlukan pendidikan agama

sebagai bekal di dunia dan di akhirat. Pendidikan Agama Islam bagi Anak

Berkebutuhan Khusus bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada

siswa tentang agama Islam untuk mengembangkan ilmu agama sehingga

5 Dokumen SDLB Negeri Salatiga.6 Hasil Wawancara Dengan Ibu Tristani Guru , Kamis Taggal 14 April 2011

Page 57: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

44

menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta

berakhlak mulia sebagai pribadi dan anggota masyarakat.7

Sebelum dilakukan pembelajaran PAI atau ketika anak baru masuk

sekolah SDLB, setiap anak harus melakukan tahap assesmen atau penelaahan,

pengungkapan masalah diantaranya: dengan pengkajian diagnostic, observasi,

dan wawancara.

Setelah anak bisa mengungkapkan setiap masalah atau kebutuhan

mereka, maka dari pengajar atau pembimbing membagi mereka ke dalam

beberapa kelompok belajar.

Dua (2) jam pelajaran dengan ketentuan 30 menit perjam pelajaran

adalah alokasi pendidikan agama Islam di SLB Negeri Salatiga. Setiap kelas

yang berisi 5-9 anak tersebut mempunyai antusias yang luar biasa. Walaupun

mereka memiliki kekurangan secara mental tetapi semangat yang mereka

miliki tidak kalah dengan anak-anak mornal pada umumnya. Mereka

beranggapan bahwa disekolah adalah dunia mereka sehingga mereka lebih

nyaman berada di sekolah, karena disana mereka mendapat kasih sayang

orang-orang di samping mereka dan disana mereka dapat berkumpul dengan

teman-teman yang keberadaannya sama dengan mereka.8

Tetapi masih ada juga anak-anak yang kadang-kadang keluar sifat

arogan dan sifat malas mereka, seperti mendobrak-dobrak meja, tidak mau

menulis, sibuk dengan dunia mereka sendiri.9 Karena anak yang demikian

mempunyai kejenuhan yang mudah dalam melakukan suatu kegiatan. Tetapi

guru dapat membimbing dan mengajak mereka untuk belajar bersama

kembali.

a. Keadaan Siswa

7 Hasil Wawancara Dengan Bp. Sularno, Waka Kurikulum SDLB Negeri SalatigaTanggal 14 April 2011.

8 Hasil Wawancara Dengan Bapak Eko Puji Wiwodo Spd , Selaku Guru PAI , Tanggal14 April 2011

9 Hasil Wawancara Dengan Bapak Wagiman Selaku Guru, Kamis Tanggal 18 April2011

Page 58: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

45

1) Tunarungu (B) cara mengajarnya dengan menggunakan isyarat,

anaknya IQ normal, aktif bertanya, bahasa harus sesuai dengan

kebutuhan anak tersebut.

2) Tunagrahita ringan (C), anak belajar pelan-pelan, IQ dibawah rata-rata,

aktif bertanya tetapi tidak focus.

3) Tunagrahita sedang (C1), tidak aktif bertanya.

4) Tunadaksa (D) cara mengajarnya dengan menggunakan isyarat,

anaknya IQ normal, aktif bertanya, bahasa harus sesuai dengan

kebutuhan anak tersebut

5) Tunalaras (E) aktif bertanya dan yang ditanyakan neko-neko, normal,

nakal.

6) Tunaganda (G) tidak aktif bertanya.

7) Autis, kalau komunikasi lawannya harus memegang dagu anak autis

tersebut kemudian anak tersebut harus melihat mata lawannya yang

sedang mengajak bicara, anak tersebut kalau diajak bicara tidak

nyambung.10

2. Kondisi Objektif Guru dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di berikan sebagai tuntutan bahwa agama di

ajarkan kepada manusia dengan visi untuk menghasilkan manusia yang

bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk

menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling

menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

Pendidikan budi pekerti dimaksud agar peserta didik mulai mengenal,

meneladani dan membiasakan perilaku.

Dalam waktu yang singkat 2 (dua) jam pelajaran, 30 menit perjam

pelajaran diharapkan materi yang disampaikan kepada siswa dapat dipahami

dengan baik atau mengena kepada siswa.

Adapun konsep pembelajaran PAI di SDLB N Salatiga mulai dari

kelas 1 hingga kelas VI diterapkan konsep pendidikan integratif dengan

10 Hasil Wawancara Dengan Bapak Eko, Guru PAI.

Page 59: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

46

pendekatan joyful learning. Sebuah konsep pembelajaran yang berporos pada

kepentingan siswa, kecakapan hidup (skill life), serta kenyamanan siswa.

Lewat pembelajaran joyful learning anak akan belajar dalam suasana

bermain.11

Semua materi pelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan

perkembangan psikologis anak. Setiap topik pelajaran dibahas secara

komprehensif dari berbagai dimensi sesuai dengan kemampuan anak,

misalnya mengkaji ciptaan Allah dengan belajar di halaman, mencermati ikan

dikolam akan mengantarkan anak pada mata pelajaran matematika, IPA, IPS,

Akhlaq hingga Tauhid. Mengajak siswa mengamati anak ayam yang baru

menetas jelas tidak hanya membutuhkan pemahaman ilmu pengetahuan tetapi

juga menyaksikan peristiwa ke-Mahakuasaan Allah.

Kegiatan belajar mengajar di SDLB N Salatiga setiap kelas di huni 5-8

siswa dengan dua orang guru. SLB ini memang menganut konsep kelas kecil

agar setiap anak mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya. Guru lebih

berperan sebagai "teman" dan fasilitator. Disamping guru kelas di SD ini, juga

dilengkapi dengan guru berkeahlian khusus.12

Guru kelas selalu menemani siswa dalam berbagai kegiatan, dengan

begitu guru kelas tersebut benar-benar memahami dan dipercaya oleh siswa,

bahkan melebihi orangtua mereka sendiri. Di dalam kelas, guru kelas bertugas

membantu mempersiapkan kegiatan pembelajaran, mengendalikan kelas, dan

membantu siswa jika ada yang mengalami kesulitan.

Guru PAI dalam memberi dorongan atau motivasi kepada siswa untuk

mau bertanya dan mengulang dilakukan dengan memberi penguatan-

penguatan, misalnya dengan sanjungan ataupun penghargaan ketika siswa

berprestasi atau bertingkah laku sesuai dengan yang di harapkan.

Selain itu agar siswa termotivasi untuk melakukan perbuatan-

perbuatan baik, maka guru memberi hadiah (reward) kepada siswa, dan agar

11 Hasil Wawancara Dengan Ibu Eko Puji Widodo S.Pd, Hari Kamis Tanggal 22 April2011

12 Hasil Wawancara Dengan Ibu Sri lestari,, Hari Kamis Tanggal 22 April 2011

Page 60: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

47

siswa takut melakukan perbuatan tercela maka guru memberi sanksi

(punishment).13

Selain itu SDLB Negeri Salatiga juga membuatkan buku penghubung

antara guru kelas/wali kelas dengan orang tua/wali siswa. Fungsi buku

penghubung ini selain memberi tahu tentang keadaan/prestasi siswa

disekolahan, diharapkan siswa mendapat motivasi dari keluarga juga

digunakan untuk memberi pengumuman/pesan kepada orang tua siswa bila

sekolah mengadakan acara (libur, tes, acara keagamaan, dan lain-lain).14

Efek dengan adanya buku penghubung tersebut maka kerja sama

antara orang tua siswa dapat terjalin dengan baik. Tidak hanya dalam hal

pembelajaran saja melainkan orang tua siswa juga tanggap terhadap apa-apa

yang diperlukan sekolahan, misalnya bantuan baik berupa meteri maupun

tenaga dalam kegiatan-kegiatan yang di lakukan di sekolahan mereka tidak

segan-segan untuk membantu.15

Pendidikan atau layanan anak berkebutuhan khusus harus senantiasa

mengikut sertakan orang tua. Pengembangan kemampuan anak harus terus

menerus diupayakan secara maksimal, sampai mencapai batas kemampuan

anak itu sendiri baik kemampuan fisik, sosial dan mental. Oleh karena itu

wajar jika di SDLB dijumpai pemandangan guru yang menunggu siswa, tidak

memaksa mereka untuk tetap belajar jika mereka sudah terlihat lelah dan tidak

fokus. Meskipun demikian guru harus memiliki kiat-kiat jitu untuk membuat

siswa merasa tertarik dan senang belajar PAI. Seperti menceritakan kisah-

kisah Nabi, dan penggunaan media gambar warna-warni.

Pada akhir jam kelas terdapat jam keagamaan, dimana siswa diajak ke

mushola untuk mengikuti sholat dhuhur berjamah. Dengan demikian

13 Wawancara Dengan Bapak Muh Ihrom Guru, senin Tanggal 18 April 201114 Hasil Wawancara Dengan Bapak. Eko Puji Widodo Spd, Senin Tanggal 18 April 201115 Hasil Wawancara Dengan Bapak Eko Puji Widodo Spd, Guru PAI Kamis tanggal 5

Mei 2011

Page 61: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

48

diharapkan anak terbiasa sholat berjamaah dan untuk membiasakan siswa

sholat berjamah dengan gerakan-gerakan yang tepat.16

C. Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran PAI di SDLB Negeri Salatiga

1. Tahap Perencanaan

a. Penyusunan Rencana dan Program Pembelajaran (Silabus, RPP)

Pembuatan silabus dan RPP di SDLB Negeri Salatiga dilakukan

pada awal tahun ajaran baru. Silabus dibuat berdasarkan penjabaran dari

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kedalam materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian.17

Setiap kali pertemuan atau beberapa kali pertemuan guru

diharapkan menggunakan RPP dalam kegiatan belajar mengajar.

Keberadaan RPP sangat membantu guru dalam penyampaian materi,

karena anak yang mereka hadapi bukanlah anak normal pada umumnya

sehingga memerlukan strategi dan perencanaan yang matang (data

terlampir).

b. Penjabaran Materi

Proporsi muatan isi kurikulum satuan pendidikan di SDLB Negeri

Salatiga terdiri atas 70% aspek ketrampilan dan 30% aspek

akademik,disini siswa lebih ditekankan pada aspek ketrampilannya. Hal

ini disebabkan karena ketrampilan lebih berguna bagi mereka setelah

mereka terjun ke dalam masyarakat.18

Aspek akademik dirancang sesederhana mungkin sesuai dengan

batas-batas kemampuan yang mereka miliki dan pembelajarannya

menggunakan temetik.

Dalam menentukan struktur dan isi program SDLB Negeri Salatiga

membentuk sebuah tim kecil di bawah tanggung jawab Kepala Sekolah

16Hasil Wawancara Dengan Killa Elga Dewi anggi Murid Kelas VB Kamis Tanggal 22April 2011.

17 Hasil Wawancara Dengan Bapak Muh Ikrom Kamis Tanggal 22 April 2011 .18 Hasil Wawancara Dengan Bapak Muhlisun Selaku Kepala Sekolah Kamis Tanggal 22

April 2011

Page 62: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

49

dan Waka kurikulum. Kesemuanya tersebut dituangkan dalam bentuk

tematik karena pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus adalah

tematik.

Tim perlu memahami secara detail isi materi pelajaran yang harus

dikuasai siswa, sebab peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar.

Inti pokok ajaran agama Islam meliputi akidah (masalah keimanan)

syari’ah (masalah keislaman), dan ihsan (masalah akhlak), maka desain

kurikulum pendidikan agama Islam selayaknya juga diarahkan kepada tiga

aspek tersebut.

Dalam penerapannya, penentuan materi pendidikan agama Islam

yang mengandung tiga ajaran pokok harus memperhitungkan

kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan siswa. Pada tingkatan

sekolah dasar, siswa yang belajar pendidikan Agama Islam harus memiliki

karakteristik tertentu yang diharapkan setelah ia lulus dari sekolah tersebut

antara lain:

1) Siswa dapat mengetahui bentuk dan tata cara pelaksanaan ibadah salat

secara baik dan benar.Mengenal adab sopan santun baik dalam

berbicara, berpakaian ataupun bertindak sesuai dengan ajaran agama

Islam.

2) Memiliki sifat setia kawan, bekerja sama dan berpikir positif. Peka

terhadap lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.

3) Memiliki kesadaran beragama yang kuat.

4) Mampu membedakan nilai-nilai kehidupan yang baik yang harus

diikuti, dan menjauhi nilai-nilai yang tidak baik, melalui kisah-kisah

teladan Nabi dan Rasul dan kisah-kisah kesesatan dari para

pembangkang agama.

c. Penentuan Strategi dan Metode Pembelajaran

Pembelajaran yang berlaku di SDLB Negeri Salatiga yaitu secara

heterogen, dimana dalam I kelas bukan hanya untuk anak tunagrahita saja

melainkan untuk autis juga, tetapi dalam penempatan kelas di sesuaikan

dengan kemampuan yang anak miliki.

Page 63: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

50

Dalam penyampaian materi di dalam kelas belum tentu secara

klasikal saja tetapi bisa juga klasikal individu ataupun individu saja.

Sehingga keberadaan asisten guru sangat membantu dalam

pembelajaran.19

Guru PAI dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran

sudah dapat diterapkan untuk anak berkebutuhan khusus. Yakni dalam

penyampaian strategi maupun metode telah sesuai dengan kemampuan

peserta didik. Dalam tahap penyediaan sumber, alat dan sarana

pembelajaran guru PAI telah menerapkan/memafaatkan sarana tersebut

sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, guru PAI juga menggunakan

lingkungan sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar.

d. Penyediaan Sumber, Alat dan Sarana Pembelajaran

Sekolah yang ideal adalah sekolah yang didalamnya terdapat sarana

dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Adapun

sarana yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

antara lain ruang kelas, buku-buku yang terkait dengan Pendidikan Agama

Islam, mushola, mukena, peci, sarung, vidio, TV, VCD, iqro’, qiroati serta

hal-hal yang dapat digunakan sebagai media/sarana dalam pembelajaran.20

Selain pemilihan tema-tema materi pembelajaran SDLB Negeri

Salatiga juga mengadakan pemilihan sumber, alat dan sarana belajar.

Namun untuk beberapa sumber belajar terkadang masih menggunakan

buku ajar untuk siswa sekolah umum.

e. Penentuan Cara dan Alat Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Penilaian dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai alat

untuk mencapai tujuan atau sebagai kontrol pelaksanaan program

mengajar.

Adapun evaluasi yang diterapkan di SDLB Negeri Salatiga antara

lain dengan cara:

19 Observasi Kelas, Senin Tanggal 18 April 201120 Observasi Sarana Prasarana Kamis Tanggal 22 April 2011.

Page 64: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

51

1) Tes perbuatan, dalam tes ini dilakukan dengan praktek langsung

terhadap materi yang telah diajarkan serta dibiasakan kepada siswa.

2) Tes lisan, tes ini lebih melihat kemapuan siswa dalam memahami dan

menghafal materi.

3) Tes tertulis, tes ini dapat dilakukan melalui ulangan harian, ulangan

semesteran dan ulangan akhir sekolah.21

f. Setting Lingkungan Pembelajaran

SDLB Negeri Salatiga adalah salah satu sekolah yang mendidik

anak-anak yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata sehingga

pengaturan ruang kelas dan siswa (setting kelas) merupakan tahap yang

penting dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Karena itu kursi,

meja dan ruang belajar perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat

menunjang kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik.

Adapun setting atau formasi kelas yang digunakan di SDLB Negeri

Salatiga dalam proses belajar mengajar disesuaikan dengan kebutuhan.22

2. Tahap Pengembangan

Manajemen pembelajaran PAI di SDLB N Salatiga pada

pengembangannya, difokuskan pada tiga ranah, yaitu: kognitif, psikomotor,

dan afektif.

Kecakapan kognitif, diantaranya dengan menghafal do’a-do’a harian,

niat sholat, namun, untuk materi-materi tersebut disampaikan dalam bentuk

bahasa ibu, yaitu dilafalkan terjemah dalam bahasa Indonesia. Adapun

membaca surat-surat pendek dan bacaan di dalam sholat baru disampaikan di

kelas 4 hingga kelas 6. Teknik pembelajaran yang berorientasi pada

psikomotor diantaranya : drill, berlatih dan mempraktekkan seperti pada

materi melafalkan huruf Al-Qur'an, berwudlu dan praktek shalat. Sedangkan

teknik pembelajaran yang berorientasi pada nilai (afektif) yakni mengukur

aspek afektif melalui portofolio dan bentuk rapor.

21 Hasil Wawancara Dengan Bapak Eko Puji Wiwodo Spd , Selaku Guru PAI , Tanggal14 April 2011

22 Hasil Wawancara Dengan Bapak Muh Ikrom Guru PAI , Kamis Tanggal 22 April 2011

Page 65: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

52

Walaupun kurikulum PAI SDLB Negeri Salatiga. menggunakan

kurikulum sesuai ketentuan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP)

akan tetapi dalam pelaksanaannya kurikulum tersebut tidak sesuai dengan

kondisi peserta didik/materi masih terlalu tinggi, sehingga pihak sekolah

mendesain kurikulum sendiri yang disesuaikan dengan kemampuan peserta

didik SDLB Negeri Salatiga.

3. Tahap Implementasi atau Pelaksanaan

Setelah semua masalah pembelajaran sudah direncanakan, maka

langkah selanjutnya yaitu penerapan materi yang telah direncanakan akan

dijabarkan dan dipraktekkan di setiap kelas. Pembelajaran dikelaspun lebih

berfokus pada pembekalan akidah dan pemberian motivasi bahwasanya setiap

anak berhak mendapatkan pendidikan dan berhak hidup seperti layaknya

orang normal.

Adapun tahap pelaksanaan pembelajaran yang ada di SDLB Negeri

Salatiga antara lain:

a. Pra Intruksional

Tahap ini tahap sebelum pelajaran dimulai dengan doa pembukaan

yaitu basmalah, di lanjutkan dengan Guru mengadakan pencatatan

terhadap peserta didik yang hadir, selanjutnya guru memberikan apersepsi

yang menghubungkan materi pembelajaran peserta didik dengan atau

dengan kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik.

b. Instruksional

Pada tahap ini merupakan tahap inti dari serangkaian aktivitas

pembelajaran yang dilakukan guru dengan peserta didik dalam mencapai

suatu tujuan yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), dalam pelaksanaan pembelajaran guru PAI menggunakan

pendekatan Rasional, pendekatan emosinal dan pendekatan keteladanan.

Dan dengan menggunakan beberapa metode.

Pertama, Guru menuliskan materi di papan tulis, dan

menjelaskannya. Selanjutnya siswa menyalinnya dalam buku masing-

masing, namun bagi beberapa anak yang mangalami kesulitan, maka guru

Page 66: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

53

yang membantu menuliskannya di buku, kemudian siswa tersebut harus

menyalinya. Metode ini biasa digunakan guru pada awal pelajaran,

metode ini bisa dikatakan prolog dari awal proses pembelajaran dan

digunakan pada semua mata pelajaran PAI.

Kedua, Siswa membaca satu persatu di depan, motode ini

dilakukan agar peserta didik terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga proses proses pembelajaran tidak bersifat satu

arah, melainkan ada feed back dengan peserta didik, ketiga demontrasi,

metode ini merupakan metode interaksi edukatif yang sangat efektif dalam

membantu peserta didik untuk mengetahui proses pelaksanaan

pembelajaran, metode ini biasanya digunakan pada materi pokok atau

pokok bahasan yang membutuhkan praktek seperti materi pelaksanaan

sholat, pelaksanaan haji dan lainnya. Keempat, cerita, metode ini

merupakan metode yang di terapkan oleh semua guru mata pelajaran PAI

sebagaimana upaya untuk mengembangkan pola pikir peserta didik,

metode ini dinilai efektif dalam meningkatkan motivasi siswa dalam

menguasai materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.23

Selain metode media pembelajaran yang digunakan sesuai materi

yang diajarkan, kreatifitas guru dalam media sangat berpengaruh dalam

keberhasilan pembelajaran, SDLB Negeri Salatiga menfasilitafasi semua

sumber belajar sesuai kemampuan, seperti gedung sekolah yang relatif dan

nyaman, laboratorium IPA dan Agama, laboratorium komputer,

perpustakaan, UKS, koperasi, alat kesenian, alat olah raga, selain itu guru

PAI juga di tuntut oleh sekolah untuk menciptakan media sendiri yang

dapat memperlancar kegiatan pembelajaran PAI.

c. Evaluasi/Tindak Lanjut

Tahap ini guru PAI memberika penguatan atau kesimpulan tentang

pembelajaran yang sudah disampaikan hanya saja tidak semua guru

memberikan penugasan sebagaimana mata pelajaran yang lain, dengan

pertimbangan karena peserta didik sudah terlalu banyak mendapatkan

23 Observasi Kelas, Kamis Tanggal 22 April 2011.

Page 67: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

54

tugas, terutama yang berkaitan dengan aspek kognitif sedangkan dalam

pembelajaran PAI yang menjadi fokus adalah pengamalan dari

pengetahuan yang telah diterima oleh peseta didik, dalam hal ini adalah

aspek afektif dan psikomotorik. Selain itu guru juga memberikan saran-

saran dan motivasi.

4. Tahap Penilaian

Konsep evaluasi yang berlaku di SDLB Negeri Salatiga adalah:

a. Evaluasi kemampuan yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum

peserta didik dengan kecerdasan normal (tunarungu, tunadaksa, dan

tunawicara yang tidak disertai dengan kelainan lainnya).

b. Usia peserta didik yang disebut dengan maju berkelanjutan (kenaikan

kelas secara otomatis) untuk peserta didik dengan keterbatasan

kemampuan intelektual.

Dalam program kerja di SDLB telah ditetapkan bahwa ada evaluasi

dalam pembelajaran itu dilaksanakan 2 tahun sekali, yaitu evaluasi baik

pertengahan semester maupun akhir semester. Untuk mengetahui keberhasilan

siswa dalam melaksanakan kegiatan yang berdampak penting terhadap

peningkatan kompetensi. Namun tidak ada KKM di SDLB Negeri Salatiga,

karena semua siswa dapat naik kelas. Selanjutnya sebelum siswa dinyatakan

lulus di SDLB Negeri Salatiga siswa akan di evaluasi akhir dalam bentuk

Ujian Nasional bagi yang mampu dan cukup Ujian Sekolah bagi yang benar-

benar tidak mampu.24

D. Faktor Kendala dan Solusi Dalam Pelaksanaan Manajemen

Pembelajaran PAI di SDLB N Salatiga

Tujuan pendidikan merupakan landasan dari pelaksanaan proses

pendidikan yang dilakukan di sekolah, begitu juga dengan tujuan SDLB N

Salatiga, yaitu:

24 Hasil Wawancara Dengan Bapak Sularno Selaku Waka Kurikulum, Kamis Tanggal 22April 2011.

Page 68: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

55

1. Menampung anak berkebutuhan khusus (Tunanetra (A), Tunarungu (B),

Tunagrahita (C), Tunadaksa (D), Tunalaras (E), Tunaganda (G)), didaerah

salatiga dan sekitarnya dalam lembaga pendidikan formal.

2. Mengembangkan potensi anak didik untuk menghadapi masa depan mereka

yang kompetitif.

3. Memberikan pelayanan pendidikan secara utuh dan berkesinambungan.

Dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang mulia tersebut, tentunya harus

melalui berbagai proses dan kerja keras yang tidak mudah, namun meski demikian

pihak SDLB Negeri Salatiga tidak menyerah, dan selalu berusaha mencari solusi

penanganan setiap kendala.

Di bawah ini akan dijelaskan dua faktor tersebut yang didapatkan melalui

wawancara dan pengamatan selama penelitian, antara lain:

1. Tingkat kesadaran masyarakat umum dan keluarga penyandang kelainan

khusus tentang arti pentingnya pendidikan khusus (luar biasa) yang relatif

kurang.

Solusi: Sekolah menyediakan buku penghubung siswa dengan orangtua

untuk mengajak berperan serta dalam mengawasi perkembangan belajar dan

kemandiriannya. Sedangkan untuk menghilangkan stigma negatif tentang ABK,

Sekolah mensosialisasikan pentingnya pendidikan SLB serta sekolah mengadakan

pelatihan ketrampilan dan pengembangan bakat minat. Seperti: seni musik, seni

tari, painting, art and craft, dan rebana. Sehingga mereka tetap bisa berprestasi

dan tidak kalah dengan siswa umum lainnya.

2. Sarana dan Prasarana

Mengingat lembaga ini melayani anak berkebutuhan khusus, tentu saja

memerlukan sarana dan prasaran lebih khusus dibanding dengan lembaga

pendidikan lain untuk memberikan pelayanan yang optimal. Sedangkan lembaga

ini masih sangat terbatas sarana dan prasarananya.

Solusi: memanfaatkan dan mendayagunakan dengan sebaik-baiknya

sarana prasarana yang ada, namun setiap guru dituntut untuk menggunakan

metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

3. Dari Buku Penunjang

Page 69: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

56

Adapun buku-buku penunjang khususnya dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SLB N Salatiga untuk beberapa jenis ketunaan belum ada, hal ini

dikarenakan pihak DIKNAS yang membawai PLB belum mengeluarkan/mencetak

buku Pendidikan Agama Islam khusus untuk anak tunagrahita.

Solusi: Dalam pelaksanaannya guru menggunakan buku-buku PAI lainnya

kemudian dalam penyampaiannya disesuaikan dengan kemampuan yang mereka

miliki dan mengadakan kerjasama dengan pihak lain..

4. Sumber Daya Manusia

Secara umum kualifikasi tenaga pendidik di Sekolah Luar Biasa Negeri

Salatiga telah memenuhi persyaratan. Namun perlu ditingkatkan dalam bidang

ketrampilan.

Solusi: Membentuk Tim MGMP PAI khusus bagi SLB.

5. Pendanaan

Salah satu dana tetap bersumber dari iuran orang tua siswa yang

besarnya masih jauh dari menunjang proses belajar mengajar, mengingat kondisi

ekonomi orang tua sebagian besar lemah. Kesulitan yang utama untuk mencari

donatur, karena masyarakat masih berpendapat bahwa sekolah negeri segala

kebutuhannya dipenuhi oleh pemerintah padahal kenyataannya tidak demikian.

Solusi: Untuk menyiasati biaya operasional sekolah yang cukup besar

dalam rangka memberikan pelayanan yang wajar bagi anak berkebutuhan khusus,

sekolah mengajukan permohonan bantuan beasiswa bagi siswa berprestasi

dibidang akademik dan ketrampilan kepada pemerintah.

Tujuan pendidikan merupakan akhir dari pelaksanaan proses pendidikan

yang dilakukan di sekolah, karena sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

memiliki landasan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Akan tetapi sebagai

suatu praktek manajemen tentunya mengalami rintangan dan hambatan, disinilah

dituntut adanya kerjasama dengan berbagai elemen pendidikan.

Page 70: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

57

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari berbagai uraian dan pembahasan pada tiap bab sebelumnya, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Manajemen Pembelajaran PAI bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SDLB

Negeri Salatiga termasuk dalam kategori baik sesuai dengan fungsi-fungsi

manajemen. Hal ini dapat dilihat sebagaimana berikut:

a. Kondisi objektif pembelajaran PAI di SDLB Negeri Salatiga melibatkan

guru dan peserta didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan penerapan strategi sistem guru kelas dan guru mata pelajaran yang

berlatar belakang Pendidikan Luar Biasa dan umum telah memberikan

pengalaman pada anak tentang ajaran agama Islam. Dari pihak siswa dan

guru mempunyai semangat yang luar biasa.

b. Manajemen pembelajaran PAI di SDLB Negeri meliputi: (a) Perencanaan

yang meliputi: Penyusunan Rencana dan Program Pembelajaran (Silabus,

RPP), Penjabaran Materi, Penentuan Strategi dan Metode Pembelajaran,

Penyediaan Sumber, Alat dan Sarana Pembelajaran, Penentuan Cara dan

Alat Penilaian Proses dan Hasil Belajar, Setting Lingkungan Pembelajaran

(b) Pengembangan difokuskan pada tiga ranah, yaitu: kognitif,

psikomotor, dan afektif. (c) Pelaksanaan meliputi; Pra Intruksional,

Instruksional, Evaluasi/Tindak Lanjut (d) Penilaian berdasarkan; Evaluasi

kemampuan yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum peserta didik

dengan kecerdasan normal, dan usia peserta didik yang disebut dengan

maju berkelanjutan

2. Kendala dalam pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI di SDLB N

Salatiga meliputi :a.Tingkat kesadaran masyarakat umum dan keluarga

penyandang kelainan khusus tentang arti pentingnya pendidikan khusus (luar

biasa) yang relatif kurang, b.Sarana dan Prasarana yang kurang lengkap,

Page 71: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

58

c.Tidak ada buku Penunjang pembelajaran PAI khusus PLB d. Sumber Daya

Manusia e.Pendanaan kurang .

Adapun upaya pemecahannya meliputi: a.Sekolah mensosialisasikan

pentingnya pendidikan SLB serta sekolah menyediakan buku penghubung

siswa dengan orangtua untuk mengajak berperan serta dalam mengawasi

perkembangan belajar dan kemandiriannya. b. Memanfaatkan dan

mendayagunakan dengan sebaik-baiknya sarana prasarana yang ada,

mengadakan kerjasama dengan pihak lain. c. Membentuk Tim MGMP khusus

bagi siswa SLB. d.Mengajukan permohonan bantuan beasiswa bagi siswa

berprestasi dibidang akademik dan ketrampilan kepada Wali kota.

B. Saran masalah-masalah tersebut

Agar manajemen Pembelajaran PAI dapat terlaksana lebih baik, maka

kiranya dapat mengikuti saran-saran berikut:

1. Bagi Pihak Sekolah :

a. Guru PAI sebagai pendidik perlu mempertahankan dan lebih sabar dalam

mendidik anak-anak yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata

b. Untuk menutupi kekurangan dana, dapat dilakukan melalui pengadaan

bazaar amal atau pameran hasil karya siswa.

c. Pengawasan siswa ketika bermain harus ditingkatkan, semua tenaga

pendidik dan TU, dan karyawan harus bekerjasama

d. Mengadakan bazaar amal dan pentas seni dengan mengajukan proposal

kepada instansi-instansi pemerintah dan badan usaha.

2. Bagi Pihak Luar:

Hendaknya wali siswa dan stakeholder lain selalu memberikan dukungan atau

saran yang bermanfaat terhadap program-program sekolah, sehingga siswa

SDLB dapat menikmati pendidikan dengan layak, dapat selalu mandiri dan

berinteraksi dengan baik di tengah masyarakat.

Page 72: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Bandung: PT. RefikaAditama, 2004.

Arifin, Akhsanul, Manajemen Pembelajaran Agama Islam Non Formal BagiPenyandang Tunanetra Dipanti Tunanetra Dan Tunarungu TunawicaraDistrastra Pemalang, Semarang: Fak. Tarbiyah, IAIN Walisongo, 2010.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta, 2006.

Ash Shiddieqy, Tengku Muhammad, Tafsir Al Qur’anul Majid An-Nur Jilid 1,Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2000.

Asmani, Jamal Ma’ruf, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan PendidikanProfesional, Semarang : DIVA Press, 2009.

Abdul Aziz, Sholeh dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris, Mesir: Darul Ma’arif, 1968, Juz I.

Crow, Lester D. and Alice Crow, Educational Psychology, New York: AmericanBook Company, 1958.

DEPDIKBUD, Kurikulum Pendidikan Luar Biasa, Mapel – PAI SDLB, Jakarta:t.p, 2007.

Depag RI, Pedoman Umum PAI Sekolah Umum dan Sekolah Luar Biasa, Jakarta:Depag, 2003.

__________, Pedoman Umum Pendidikan Agama Islam Madrasah, Jakarta:Departemen Agama, 2003.

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarSDLB, Jakarta:BSNP, 2006.

Direktorat Pembinaan SLB, Model Pembelajaran Pendidikan Khusus, Jakarta:t.p.,2007.

Echols, John M. dan Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary, Jakarta:PT. Gramedia, 2003.

Efendi, Mohammad, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, Jakarta: SinarGrafika Offset, 2009.

__________, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, Jakarta: PT. BumiAksara, 2006.

Page 73: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Hasibuan, H. Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta:Bumi Aksara, 2007, cet. 6.

Hatta, Ahmad, Tafsir Qur’an Per Kata Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul danTerjemah, Jakarta : Maghfirah Pustaka, 2009.

Hidayati, Siti Wahyu, Pengaruh Pembinaan Agama Islam TerhadapPerkembangan Kepribadian Anak-Anak Dipanti Social Putra HarapanBangsa Kabupaten Rembang, Semarang: Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo,2008.

Ifdlali, “Pendidikan Inklusi Pendidikan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus”dalam http://smanj.sch.id/index.php/arsip-tulisan-bebas/40-artikel/115-,diakses 13 April 2011.

Indahnya Bersabar, “Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)”, dalamhttp://indahnyabersabar.wordpress.com, diakses pada 14 April 2011.

Kasim, Meilani, Anak Berkebutuhan Khusus, dalamhttp://meilanikasim.wordpress.com, diakses pada 20 Maret 2011.

Madjid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam BerbasisKompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Meleong, Lexy, J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya 2004.

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik danImplementasi), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Muttoharoh, Ukhtin, Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam PadaAnak Tunagritha di SDLB RMP Sastrokartono Jepara, Semarang: FakTarbiyah, IAIN Walisongo, 2007.

Nazarudin, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik danMetodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum),Yogyakarta:Teras, 2007.

Notoadmodjo, Soekijo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta,2002.

Permendiknas No. 49 tahun 2007, Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh SatuanPendidikan Non Formal.

Rosyadi, Akhoiron, Pendidikan Profentik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Page 74: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

SLBN Salatiga, http://slbnegerisalatiga.wordpress.com, diakses pada 12 April2011.

Smart, Aqila, Anak Cacat Bukan Kiamat, Yogyakarta: Kata Hati, 2010.

Somantri, Sutjihati, Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung: PT. Refika Aditama,2006.

Strauuss, Anselm Dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, Bandung:Sinar Baru, 1989.

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2008.

Sujiono, dan Yuliani Nurani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:PT. Indeks, 2009.

Suparyogo, Imam, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2001.

Syagala, Syaiful, Konsep dan Wawasan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003.

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: RemajaRosdakarya, 2005.

Undang-Undang Sisdiknas 2003 (UU RI No. 20 Th. 2003), Jakarta: Sinar GrafikaOffset, 2007.

Wikipedia, “Anak Berkebutuhan Khusus”, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/,diakses pada 14 april 2011.

Yusuf, Musfirotun, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, Pekalongan:STAIN Pekalongan Press, 2008.

Zuhairi, “PelaksanaanPembelajaran“, http://zuhairistain.blogspot.com/, diaksespada tanggal 14 April 2011.

Page 75: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Purwanti

NIM : 063311012

Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 27 Agustus 1987

Alamat Asal : Ds Sriwulan , RT. 06/ RW. 01,

Kec. Sayung,

Kab. Demak.

Pendidikan :

1. SD N Sriwulan 04 Lulus : Tahun 2000

2.MTS NS Sayung Lulus : Tahun 2003

3.MAN 2 Semarang Lulus : Tahun 2006

4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2006

Semarang, 8 Juni 2011

Penulis

PurwantiNIM. 063311012

Page 76: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

HASIL WAWANCARA

A. Dengan kepala sekolah

(Berkaitan dengan profil SDLB dan dasar operasional pelaksanaan pembelajaran PAI)

a. Bagaimana searah brdirinya SDLB?

SLB Negeri Dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional. Pada

awalnya SLB Negeri Salatiga adalah SDLB Negeri Mangunsari SAlatiga (jenjang

sekolah dasar ) yang berdiri tahun 1983 berdasar Inpres Nomor 4 / 1983, dengan

jumlah siswa awal 4 anak jenis ketunaan Tunagrahita (C) yang diasuh oleh 5 orang

guru. Menyesuaikan perkembangan dan sesuai dengan situasi dan kondisi untuk

lebih memberikan fasilitas anak untuk memperoleh layanan pendidikan, dengan SK

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi JAwa Tengah Nomor 421.8/24686 Tanggal 25

Juni 2007 Beralih status menjadi SLB NEGERI SALATIGA yang

menyelenggarakan pelayanan pendidikan jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan

SMALB. Data awal tahun pelajaran 2008 / 2009 SLB Negeri Salatiga melayani

pendidikan untuk jenjang : SDLB = 89 Siswa dalam 20 kelas / rombel, SMPLB =

29 Siswa dalam 6 kelas / rombel, SMALB = 3 Siswa dalam 1 kelas / rombel, Yang

dilayani oleh 28 tenaga guru.

b. Bagaiamana keadaan siswa dan sarana prasarananya?

Jumlah siswa tahun 2010/2011 yang ada di SDLB N Salatiga berjumlah 103,

terdiri dari laki-laki 67 siswa, 36 siswa perempuan. Dalam penanganan bimbingan

dan rehabilitasi para siswa dibedakan dalam beberapa kelas. Hal tersebut dibedakan

dalam beberapa kelas, yaitu sesuai dengan kondisi anak tersebut.

Gedung di SDLB N Salatiga merupakan suatu bangunan yang sederhana,

mapan serta fasilitasnya memungkinkan dan peralatannya sudah cukup mencukupi

dengan apa yang dibutuhkan sekarang ini.

c. Ada berapa jumlah pengasuh dalam pelaksanaan pembelajaran PAI?

Page 77: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

Dalam kegiatannya, di SDLB N Salatiga ada berbagai macam bimbingan

diantaranya yaitu: bim bimbingan dan rehabilitasi social.

1) Bimbingan Agama Islam

2) Bimbingan kecerdasan

3) Imbingan keterampilan

4) Bimbingan social

5) Bimbingan kesehatan fisik

Dari semua bimbingan tersebut, yang menangani atau sebagai pengajar

dalam pembelajaran agama islam ada 2 orang yaitu: Moh. Ikrom, Eko puji widodo

S.Pd.i.

B. Dengan pengajar dan pegawai

(Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran PAI)

a. Bgaimana keadaan peserta didik sebelum mendapat pengajaran PAI?

Sebelum dilakukan pembelajaran PAI atau ketika anak baru masuk sekolah

SDLB, setiap anak harus melakukan tahap assesmen atau penelaahan,

pengungkapan masalah diantaranya: dengan pengkajian diagnostic, observasi, dan

wawancara.

Setelah anak bisa mengungkapkan setiap masalah atau kebutuhan mereka,

maka dari pengajar atau pembimbing membagi mereka ke dalam beberapa

kelompok belajar.

b. Mengapa perlu diadakan bimbingan atau pendidikan PAI?

Dalam ajaran Islam, setiap manusia diciptakan untuk menyembah atau

beribadah kepada allah SWT. Manusia yang dalam keadaan sadar, artinya mampu

menggunakan akal dan hatinya untuk membedakan yang baik dan buruk begitu

pula bagi penyandang cacat mental atau kelainan mental atau kelainan. Kelainan

mental tetap diwajibkan untuk beribadag kepada allah SWT selagiu dalam keadaan

sadar dan dilakukan dengan kemampuan mereka.

Page 78: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

Dalam UU No. 4 tahun 1997 tentang hak penyandang cacat menegaskan

bahwa penyandang cacat merupakan bagian masyarakat Indonesia yang juga

memiliki kedudukan, hak dan kewajiban serta peran yang sama. Mereka

mempunyai hak dan kezsempatan yang sama dalam hal segala aspek kehidupan dan

penghidupan. Pada pasal 6 dijelaskan bahwa setiap penyandang cacat berhak

memperoleh (1) pendidikan pada semua satuan jalur, jenis dan jenjang pendidikan,

(2) pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai jenis dan derajat kecacatan

pendidikan dan kemampuannya, (3) perlakuan yang sama untuk berperan dalam

pembangunan dan menikmati hasil-hasilnya, (4) aksesibilitas dalam rangka

pemanggilannya, (5) rehabilitas, bantuan social, dan pemeliharaan taraf

kesejahteraan sosial dan (6) hak yang sama untuk menumbuh kembangkan bakat,

kemampuan, kehidupan sosialnya terutama bagi penyandang cacat anak dalam

lingkungan keluarga dan masyarakat.

c. Siapakah yang bertugas memberikan pembelajaran PAI?

Secara job description, di SDLB N Salatiga yang menangani pembelajaran

Agama Islam yaitu guru agama Islam itu sendiri, dimana setiap guru akan

melakukan pembelajaran kepada anak sesuai dengan kemampuan dan competensi

yang dimiliki guru agama tersebut. Dan dalam pembelajaran agama Islam sendiri

ada 2 orang yaitu:

1) Moh. Ikrom, guru PAI

2) Eko puji widodo S.Pd.i, guru PAI

d. Apa saja ruang lingkup manajemen pembelajaran (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) PAI?

Setelah semua masalah pembelajaran sudah direncanakan, maka langkah

selanjutnya yaitu penerapan materi yang telah direncanakan akan dijabarkan dan

dipraktekkan di setiap kelas. Pembelajaran dikelaspun lebih berfokus pada

Page 79: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

pembekalan akidah dan pemberian motivasi bahwasanya setiap anak berhak

mendapatkan pendidikan dan berhak hidup seperti layaknya orang normal.

Dalam program kerja di SDLB telah ditetapkan bahwa ada evaluasi dalam

pembelajaran itu dilaksanakan 2 tahun sekali, yaitu setiap semester. Akan tetapi

pelaksanaan evaluasi dilakukan yang mengacu pada kalender akademik.

e. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk mlaksanakan pembelajaran

PAI?

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pembelajaran PAI yaitu:

1) Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

2) Pembelajaran quantum teaching (setelah bisa dirayu)

3) Pembelarajaran quantum teaching (reward)

f. Metode dan strategi apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan khusus?

Permasalahan pembelajaran dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus

adalah masalah penyesuaian. Pertama-tama pengajar harus menguasai

karakteristik/strategi pembelajaran yang umum pada anak-anak, meliputi tujuan,

maateri, alat dan cara, lingkungan serta aspek-aspek lainnya. Langkah berikutnya

adalah menganalisis komponen mana saja yang perlu atau tidak perlu

dirubah/dimodifikasi ini dilakukan jika perlu. Pada tahap berikutnya yaitu guru

merayu siswa berkebutuhan khusus agar mau belajar kemudian dinasehati.

Kecerdasan berkebutuhan khusus biasa umumnya tidak berbeda jauh dengan

anak normal. Kecenderungan IQ berkebutuhan khusus ada pada batas atas sampai

bawah, jadi anak yang sangat pintar cukup pintar dan ada yang kurang pintar.

Inteligensi mereka lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi, sosiasi

dan sebagainya. Mereka juga punya emosi negative dan positif, seperti sedih,

gembira, punya rasa benci, kecewa, gelisah, bahagia dan sebagainya.

g. Bagaimana Peran Kepala Sekolah Dalam Hal Itu?

Page 80: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl... · Skripsi ini membahas pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan

Peran kepala sekolah dalam hal ini yaitu sangat mendukung kegiatan

pembelajaran bagi guru maupun murid.

h. Bagaimana keadaan siswa anak berkebutuhan khusus di SDLB N Salatiga

Keadaan siswa :

a. Tunarungu (B) cara mengajarnya dengan menggunakan isyarat, anaknya IQ

normal, aktif bertanya, bahasa harus sesuai dengan kebutuhan anak tersebut.

b. Tunagrahita ringan (C), anak belajar pelan-pelan, IQ dibawah rata-rata, aktif

bertanya tetapi tidak focus.

c. Tunagrahita sedang (C1), tidak aktif bertanya.

d. Tunadaksa (D) cara mengajarnya dengan menggunakan isyarat, anaknya IQ

normal, aktif bertanya, bahasa harus sesuai dengan kebutuhan anak tersebut

e. Tunalaras (E) aktif bertanya dan yang ditanyakan neko-neko, normal, nakal.

f. Tunaganda (G) tidak aktif bertanya.

g. Autis, kalau komunikasi lawannya harus memegang dagu anak autis tersebut

kemudian anak tersebut harus melihat mata lawannya yang sedang mengajak

bicara, anak tersebut kalau diajak bicara tidak nyambung.