strategi guru pai dalam membina akhlak siswa di smp...

98
STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM PLUS BAITUL MAAL PONDOK AREN Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S1 Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam Oleh : SYAHLEFI Nim : 207011000305 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M

Upload: dokhanh

Post on 10-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA

DI SMP ISLAM PLUS BAITUL MAAL PONDOK AREN

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S1

Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Oleh :

SYAHLEFI

Nim : 207011000305

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 2: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 3: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 4: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 5: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 6: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, zat

Yang Maha Indah, dengan segala keindahan-Nya, zat Yang Maha Pengasih

dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua

mahluk-Nya. Alhamdulillah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, shalawat beserta salam mahabbah semoga senantiasa

dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai pembawa risalah Allah

terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis, menghaturkan terima kasih sedalam-

dalamnya kepada kepada :

1. Prof. Dr. H. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bahrissalim, MA selaku Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Syafiuddin Siddik, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd., selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan banyak arahan, bimbingan serta motivasi,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan

Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan penuh

keikhlasan serta dedikasi tinggi untuk menyampaikan bimbingan, arahan

Page 7: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

vi

dan motivasi untuk selalu menambah wawasan dan tidak kenal berhenti

untuk mencari ilmu.

7. Segenap karyawan dan karyawati UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah membantu penulis selama studi dan penyusunan skripsi ini.

8. Ibunda tercinta (Rumyati) dan Ayahanda (Endung Nurdin), yang telah

memberikan segala yang terbaik kepada penulis hingga detik ini. Adik-

adik (Nur Apriyani dan Suami, Muhammad Kohar, Nur’aini, Muhammad

Nur Alim), beserta seluruh keluarga besar atas do’a dan dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepala Sekolah (Susilo Edy, S.Si) beserta Dewan Guru dan Staff SMP

Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren, Tangerang Selatan-Banten. Terima

kasih atas waktu yang telah diberikan kepada penulis dalam melaksanakan

observasi, serta kontribusi yang konstruktif demi penyelesaian skripsi ini.

10. Rekan-rekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan

Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2007 (non

reguler) yang telah banyak memberikan saran dan kritik konstruktif

kepada penulis demi penyelesaian skripsi ini.

11. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada sahabat dan kerabat yang

tidak mungkin disebut satu persatu yang telah banyak membantu hingga

terselesaikannya skripsi ini.

Hanya kepada Allah jualah penulis berserah diri, semoga semua amal baik

yang telah diperbuat mendapat pahala yang setimpal. Akhirnya atas segala

kekurangan yang ada, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Harapan

penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan Pendidikan Islam.

Jakarta, 03 Januari 2013

Penulis,

Syahlefi

Page 8: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

vii

Page 9: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i

LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ……………………… iii

ABSTRAK ……………………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR ……………………………………………….. v

DAFTAR ISI …………………………………………………………. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang Masalah …………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah ………………….……………………. 9

C. Pembatasan Masalah……….……………………………….. 9

D. Perumusan Masalah…..……………………………………. 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.…………………………… 10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembinaan Akhlak …………………………………………. 11

1. Pengertian Akhlak ……………………………………… 11

2. Sumber-sumber Ajaran Akhlak ………………………… 13

3. Pembinaan Akhlak Siswa ……………………………… 15

B. Peran Guru PAI dalam Membina Akhlak Siswa …………… 23

C. Hal-hal yang Menyebabkan Penyimpangan Akhlak Pada Siswa

1. Pengaruh Media ……………………………………….... 27

2. Pengaruh Lingkungan Terhadap Peserta Didik ………… 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………… 32

B. Metode dan Teknik Penelitian ……………………………… 32

C. Populasi dan Sampel ……………………………………….. 34

D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 35

E. Teknik Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Data ………… 36

Page 10: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren 39

B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ……………………………… 41

C. Sarana dan Prasarana …………………………………………. 43

D. Profil Tenaga Pendidik dan Kependidikan …………………… 45

E. Deskripsi Analisa dan Interpretasi Data ……………………… 50

1. Kegiatan Ibadah Siswa…..……………………………….. 51

2. Keteladanan………………….…………………………… 55

3. Penyelenggaraan Kegiatan Hari-hari Besar Islam ...……... 59

4. Pembiasaan dan Pembelajaran PAI di Kelas …………….. 61

5. Pembiasaan Sambut Pagi ………………………………… 67

6. Pengadaan Kultum ……………………………………….. 69

7. Pemberian Reward ……………………………………….. 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………... 72

B. Saran-saran …………………………………………………... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa

dan negara.1

Undan-undang tersebut menegaskan pentingnya Pendidikan Agama

Islam bagi setiap warga negara Indonesia, sehingga nilai-nilai spiritual

keagamaan diorientasikan dalam Sistem Pendidikan Nasional, hal itu

disebabkan karena Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan

keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama

Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada

Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Kewajiban orang tua untuk membekali anak-anaknya dengan ilmu, baik

ilmu umum maupun ilmu agama, sebagai bekal kehidupan di masa mendatang,

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2008), h.2

Page 12: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

2

dalam hal ini memberikan ilmu agama Islam, terutama tentang akhlak yang

baik, kepada anak-anak.

Syafaruddin Anzizhan mengatakan : “Sering kali kekeliruan yang ada

dalam mendidik anak adalah karena kesalahan orang tua. Dan ini bisa

menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan anggota masyarakat, bahkan

menurut kalangan ahli pendidik, karena jika orang tua gagal mendidik anak

sejak dini, maka jangan heran jika kelak anak itu menjadi musuhnya di

kemudian hari.”2

Hal ini pun seirama dengan Tujuan Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional No. 2 Tahun 1989 pada Bab II Pasal 4 Tentang Tujuan Pendidikan

Nasional yaitu : Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.3

Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran merupakan suatu cita-cita yang

bernilai normatif. Sebab dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus

ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak

didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosial, baik disekolah maupun

diluar sekolah.4

Akhlaq yang mulia adalah salah satu pokok ajaran Islam, karena itu

salah satu dari tujuan pendidikan agama Islam adalah membentuk anak didik

yang berahklaq mulia dan berkepribadian yang baik sehingga akan

menghasilkan manusia yang bermoral, berjiwa bersih, mempunyai kemauan

yang keras, tahu arti kewajiban, menghormati hak-hak orang lain serta dapat

membedakan mana perbuatan yang benar dan mana perbuatan yang salah.

2 Syafaruddin Anzizhan, Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan, (Jakarta : PT.

Grasindo, 2008), Cet. Ke-3, h. 55 3 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 74-75

4 Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Refika Aditama, Cet.

Ke-1, 2007), h. 13

Page 13: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

3

Diharapkan mereka menjadi tunas-tunas bangsa yang tangguh, karena maju

mundurnya suatu bangsa serta hancur dan sejahteranya suatu bangsa, itu

tergantung dari kepribadian.

Dalam kondisi krisis moneter dan di tengah kebablasan sebuah

reformasi, anak-anak muslim menjadi sangat terancam, mereka sulit

menemukan sesuatu yang dapat dijadikan teladan dalam masyarakat. Lebih

banyak tontonan daripada tuntunan. Apa yang di idealkan dalam pelajaran

agama ternyata bukan sebuah nilai yang laris dalam masyarakat. Bahkan nilai-

nilai yang trend di dalam masyarakat justru yang menyimpang dari akhlaq yang

mulia. Khususnya di kota-kota besar terutama yang orang tuanya mampu,

dimana hampir semua anak-anaknya mengenal berbagai media informasi dan

komunikasi seperti : radio, televisi, telepon, handphone, komputer, internet

bahkan DVD player atau PS (play station).

Sudah sepantasnya jika para orang tua lebih teliti dalam memilih

pendidikan untuk anak. Anak adalah karunia terbesar yang dianugerahkan Allah

SWT kepada kita. Orang tualah yang mengarahkan anak-anaknya bersekolah

pada lembaga pendidikan Islam terutama anak usia dini, agar anak terbiasa

dengan suasana kehidupan yang dekat dengan nilai-nilai religius, berpegang

teguh pada al-Qur’an dan as-Sunnah.

Dengan penerapan konsep pendidikan agama Islam. Diharapkan tercipta

generasi penerus yang tangguh, berpengetahuan luas dan berkepribadian luhur.

Tidak lapuk diterjang badai kehidupan, memiliki nilai-nilai agama yang kuat

dalam generasi penerus bangsa.

Pendidikan akan menghasilkan apa yang diharapkan dengan proses

belajar mengajar yang tidak hanya mengandalkan kemampuan kognitif saja.

Akan tetapi juga mengandalkan kemampuan afektif dan psikomotorik pada

siswa, sehingga pendidikan bukan sekedar menyampaikan materi pelajaran,

akan tetapi suatu proses mengubah perilaku (akhlaq) siswa sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Oleh sebab itu, dalam proses mendidik terdapat kegiatan

membimbing dan membina siswa agar siswa berkembang sesuai dengan tugas-

tugas perkembangannya, melatih keterampilan baik keterampilan intelektual

Page 14: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

4

maupun keterampilan motorik sehingga siswa dapat dan berani hidup dalam

masyarakat yang penuh tantangan dan rintangan.

Oleh karena itu seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan

mengimplementaikan berbagai strategi yang dianggap cocok dengan minat dan

bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk di dalamnya

memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin

efektifitas pembelajaran.5

Pada hakekatnya yang disebut pendidikan adalah “pengaruh bimbingan,

arahan dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi

dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Kepribadian

yang dimaksud adalah semua aspek yang sudah matang yaitu meliputi cipta,

rasa dan karyanya”.6

Salah satu tugas guru PAI dalam mewujudkan pendidikan akhlak adalah

mengembangkan Strategi Belajar Mengajar (SBM) selalu efektif, yaitu

menciptakan kondisi belajar yang kondusif bernuansa Islami, yang

mempengaruhi siswa agar mereka belajar dengan penuh konsentrasi dan tenang

sehingga mereka meraih prestasi yang memuaskan.

Dengan demikian Tujuan yang utama dalam pendidikan ialah pendidikan

akhlaq, baik perangai dan tingkah lakunya, manis tutur bahasanya, jujur dalam

segala perbuatannya, suci murni hatinya. Jiwa pendidikan dan penghidupan,

jiwa kemajuan, jiwa rumah tangga dan sekolah, haruslah pendidikan akhlaq.

Tidak berlebihan kalau kita katakan bahwa pendidikan adalah mencapai sifat

yang tinggi dan akhlaq yang sempurna dalam adat kebiasaan, dalam segala hal

dan dalam adab sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi berbeda

sekali dengan fenomena yang terjadi saat ini, dalam era globalisasi yang serba

modern ini, banyak sekali remaja-remaja yang sikap dan keberagamaannya

sangat minim sekali, terutama dalam masalah akhlaq/tingkah laku, misalnya

banyak remaja yang terlibat dalam tawuran, narkoba, pakaian seksi dan sikap-

5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2008), h. 14

6 Syaiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif , (Jakarta : PT.

Rineka Cipta,2000), Cet. Ke-I, h. 36

Page 15: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

5

sikap kenakalan remaja lainnya. Berkaitan dengan hal ini, maka seseorang harus

memiliki ilmu tentang Pendidikan Agama Islam, khususnya tentang akhlaq,

sehingga dengan pengetahuannya itu seseorang dapat berakhlaq dengan baik

sesuai dengan norma-n

orma yang berlaku.7

Syamsul Nizar menyatakan : setidaknya ada dua hal yang melanda

peserta didik pada era modern dewasa ini, yaitu kosongnya jiwa dari peserta

didik dari nilai-nilai spiritual (akhlaq) dan tegarnya dimensi materialistis pada

kehidupan manusia modern. Atau sebaliknya dengan lebih dominan aspek

spiritual dan melepaskan aspek material. Untuk melepaskan dari kedua hal

tersebut, maka peserta didik memerlukan nilai spiritual dan memahami ajaran

agamanya secara totalitas, yang menurutnya lagi, adalah spirit Islam dengan

nilai-nilai moralnya yang tinggi untuk kebahagiaan kehidupan peserta didik

sebagai Khalifah di muka bumi.8

Telah disepakati bersama bahwa pembinaan akhlaq sangat penting

dilakukan oleh guru dalam rangka menciptakan peserta didik yang berkualitas.

Namun kenyataannya banyak institusi pendidikan dan guru-guru terutama guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mengesampingkan pendidikan akhlaq. Hal

ini dapat diketahui dari minimnya jam pelajaran PAI di sekolah yang

mneyebabkan kesulitan bagi guru untuk membina akhlaq siswa karena muatan

pelajaran agama Islam sangat padat. Selain itu, sudah menjadi sebuah fenomena

masih terdapat guru PAI yang melaksanakan proses pembelajaran hanya

mengandalkan kemampuan berceramah, akibatnya pembelajaran PAI di sekolah

hanya menampilkan gejala verbalisme yang membosankan bagi siswa.

Sementara sekolah sendiri tidak memiliki program pembinaan akhlaq siswa

secara khusus dan berkelanjutan.

7 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1970), Cet. Ke-1, h.14

8 Syamsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta : Gaya

Media Pratama, 2001), Cet. I, h. 4

Page 16: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

6

Segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan

perkembangan anak, yaitu pengaruh-pengaruh yang membawa kepada hal-hal

yang yang baik dan berguna. Baik berguna bagi anak itu sendiri maupun

berguna bagi kehidupan bersama.

Pengaruh yang bersifat negatif ini sangat mudah merasuk dalam jiwa

anak. Pengaruh yang negatif ini bisa berasal dari buku-buku bacaan seperti

komik, majalah, koran dan sebagainya. Dan juga teman-teman sepergaulan baik

di sekolah maupun di lingkungan masyarakat tempat tinggal. Oleh karena itu

orangtua dan guru harus selalu mengadakan pengawasan yang teliti terhadap

anak didiknya, agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang

tidak diinginkan.

Walaupun pendidikan agama menjadi hal yang penting dalam membina

ahklaq siswa, namun banyak pendidikan Islam yang belum melakukan

pembinaan secara baik misalnya, sarana dan prasarana yang belum ada, tidak

adanya program pembelajaran akhlaq, dan media pembelajaran yang kurang

mendukung. Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal :

1. Tidak adanya itikad baik dari lembaga pendidikan untuk mengutamakan

Pendidikan Agama Islam, karena tidak diujikan di pendidikan Nasional.

2. Guru Pendidikan Agama Islam hanya memenuhi kewajiban mengajar

sebagai guru PAI.

3. Tidak adanya dukungan dari orang tua9.

Tidak semua sekolah mengabaikan pendidikan akhlaq siswa, masih ada sekolah-

sekolah yang berusaha menyelenggarakan pendidikan akhlaq. Salah satu sekolah

yang berusaha menerapkan pembinaan akhlaq adalah SMP Islam Plus Baitul

Maal, yang terletak di wilayah Tangerang Selatan, Kecamatan Pondok Aren.

Fenomena yang ada dalam Pendidikan Agama Islam khususnya

pendidikan akhlaq. Berkaitan dengan hal di atas dalam penelitian ini, penulis

ingin mencoba meneliti lebih dalam di sebuah sekolah yang memiliki nilai plus

diantara sekolah-sekolah lain yaitu SMP Islam Plus Baitul Maal yang terletak di

9 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Islam Plus Baitul, Bapak Susilo Edy, S.Si.,

14 Januari 2012.

Page 17: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

7

wilayah tangerang selatan tepatnya di Kecamatan Pondok Aren, SMP Islam Plus

Baitul Maal merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berasaskan Islam,

yang menanamkan nilai-nilai akhlaq/nilai-nilai Islami pada setiap siswa-

siswinya, bahkan kepada guru-gurunya pun harus menjadi qudwah (panutan)

yang pantas untuk ditiru dan diteladani oleh siswa-siswi SMP Islam Plus Baitul

Maal. Dengan landasan ini penulis ingin meneliti lebih dalam tentang akhlaq

siswa-siswi dan strategi yang diterapkan di sekolah tersebut.

Fenomena tersebut banyak terjadi diberbagai lembaga pendidikan, baik

lembaga pendidikan yang berlabel Islam apalagi lembaga pendidikan umum.

Walaupun demikian masih terdapat beberapa sekolah yang masih memiliki

program pembinaan akhlaq siswa secara jelas, terukur dan berkelanjutan. Salah

satu diantaranya adalah SMP Islam Plus Baitul Maal yang berlokasi di Jl.

Pesantren Ceger No. 62 Pondok Aren Tengerang Selatan.

Visi dan Misi Sekolah SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren:

Visi : “Terwujudnya sekolah Islami Unggul dengan membentuk Insan yang

Soleh, Cerdas, mandiri dan Bertanggung Jawab serta mampu berperan dalam

masyarakat”.

Misi :

1. Menyelenggarakan sistem sekolah berbasis mutu yang dipadukan dengan

konsep sekolah dakwah yang berorientasi pada pelayanan publik.

2. Menyelenggarakan pendidikan yang mengarahkan pada pembentukan

kepribadian muslim melalui pembiasaan di sekolah secara terstruktur

dan sistematis.

3. Membentuk generasi unggul memiliki kemampuan di bidang IMTAQ

dan IPTEK.

4. Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan

quatum learning student aktive learning and fun learning.

5. Menyelenggarakan kegiatan rekayasa kurikulum dalam proses belajar

mengajar agar mampu meraih prestasi akademi tinggi.

Page 18: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

8

6. Meningkatkan kesadaran peserta didik sebagai mahluk sosial dalam

tatanan kemasyarakatan dan aktif memelihara serta melestarikan

lingkungan.10

Tujuan Pendidikan di SMP Islam Plus Baitul Maal :

Tujuan pendidikan dasar dan menengah adalah meletakkan dasar-dasar

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

1. Mempersiapkan siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,

rajin beribadah, dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Mempersiapkan Sumber Daya Insan Kamil yang menguasai IPTEK

berdasarkan IMTAQ.

Dari beberapa penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

proses pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam bukan hanya melibatkan

intelektualitas saja tetapi juga melibatkan unsur spiritual, dan pendidikan juga

sangat menekankan perubahan perilaku/akhlaq peserta didik, jika dalam proses

pendidikan tidak terjadi perubahan dalam perilaku/akhlaq peserta didik, maka

dapat dikatakan pendidik belum berhasil. Oleh karena itu, tugas seorang guru

PAI bukan hanya mengajarkan materi saja tetapi juga dapat menanamkan dan

mengimplementasikan nilai-nilai akhlaq kepada murid-muridnya dalam

kehidupan sehari-hari, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Namun

untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah seperti membalikkan telapak

tangan. Akan tetapi membutuhkan kerja keras serta upaya yang maksimal, oleh

karena itu disamping menguasai materi yang akan diajarkan, seorang guru PAI

yang profesional juga selayaknya memiliki strategi khusus dalam pembelajaran

PAI di sekolah.

Kegiatan rohani Islam menjadi ciri khas sekolah ini, suasana belajar

mengajar sangat kondusif, karena didasari niat tulus ikhlas dari para pendidik

dan peserta didik.

10

Dokumen SMP Islam Plus Baitul Maal, Pondok Aren, 13 Januari 2012.

Page 19: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

9

Dengan alasan dan landasan di atas, penulis ingin mengangkat sebuah

tema atau judul Skripsi yaitu “STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA

AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM PLUS BAITUL MAAL PONDOK

AREN”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi guru PAI dalam membina akhlaq siswa di SMP Plus

Baitul Maal Pondok Aren ?

2. Apakah strategi yang diterapkan sudah efektif ?

3. Apakah tujuan-tujuan tersebut mudah tercapai ?

4. Masalah-masalah apa saja yang terjadi terkait dengan upaya mencapai

tujuan tersebut ?

5. Apakah masalah-masalah tersebut juga terjadi pada sekolah yang hendak

diteliti ?

C. Pembatasan Masalah

Penulisan topik yang terlalu luas ruang lingkupnya tidak akan mencapai

sasaran secara efektif, oleh karena itu untuk memudahkan dan mengarahkan

pembahasan, dalam hal ini dibatasi masalah pada :

1. Pembinaan akhlaq siswa SMP Islam Plus Baitul Maal.

2. Strategi guru PAI yang digunakan di SMP Islam Plus Baitul Maal dalam

membina akhlaq siswa ?

3. Objek penelitian adalah siswa kelas VII s/d IX Tahun Pembelajaran

2012-2013.

Page 20: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

10

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, penulis

merumuskan masalah dalam penulisan Skripsi ini adalah :

1. Strategi apa saja yang tepat untuk diterapkan guru PAI membina akhlaq

siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren ?

2. Seberapa efektif strategi yang diterapkan guru PAI untuk membina

akhlaq siswa di sekolah SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan strategi guru PAI dalam membina akhlaq siswa

di SMP Islam Plus Baitul Maal.

b. Untuk mengetahui efek strategi yang diterapkan guru PAI dalam

membina akhlaq siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan mampu :

a. Secara Umum

memberi manfaat bagi banyak pihak, terutama bagi guru PAI, kepada

sekolah dan mahasiswa calon guru PAI.

b. Secara Khusus

1) Memberikan input kepada guru PAI tentang strategi yang harus

digunakan dalam pembelajaran PAI.

2) Sebagai kontribusi bagi dunia pendidikan bahwa strategi mengajar

sangat mempengaruhi daya serap dan perubahan akhlaq siswa.

3) Bagi penulis sendiri penelitian ini diharapkan dapat menjadi

konsentrasi lebih lanjut sehingga dapat mengetahui permasalahan

yang dihadapi dan dapat dicari solusinya.

Page 21: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

11

Page 22: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembinaan Akhlak Siswa

1. Pengertian Akhlak

Dilihat dari sudut bahasa, kata akhlak adalah bentuk jama‟ dari khuluk, khuluk di

dalam kamus al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Di dalam

kitab Da’aratul Ma’arif di katakan : “akhlak adalah sifat-sifat manusia yang terdidik”.

Dengan demikian orang yang berakhlak berarti memiliki sifat-sifat terdidik.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa

manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat

lahir berupa pebuatan baik, disebut akhlak yang mulia (akhlaq mahmudah), sedangkan

akhlak yang buruk (akhlaq mazmumah) disebut akhlak yang tercela sesuai

pembinaannya.

Ahmad Amin, mengatakan bah wa akhlak ialah kebiasaan kehendak1. Ini berarti

kebiasaan atau kehendak itu bisa dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut

akhlak. Bilakehendak itu dibiasakan memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak

dermawan.

Dalamensiklopedi pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak,

kesusilaan (kesadaran etik dan moral), yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari

sikap jiwa yang benar terhadap Khaliqnya dan terhadap sesama manusia.2Pengertian ini

memberi kesan bahwa akhlak itu terkait dengan perilaku positif.

Pada dasarnya akhlak mengajarkan bagaimana seseorang seharusnya

berhubungan dengan Tuhan penciptanya, sekaligus bagaimana seseorang harus

berhubungan dengan sesama manusia. Istilah “sesama manusia” dalam konsep

1 Ahmad Al-Amin, Kitab Al-Akhlaq, (Cairo : Daarul Kutub Al-Misriya), h. 15

2 Soegarda Poerbawakatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung, 1976), h. 9

Page 23: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

12

akhlakadalah bersifat universal, bebas dari batas-batas kebangsaan maupun perbedaan-

perbedaan lainnya.3

Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah “keadaan jiwa seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan.”

Sejalan dengan itu Imam Al-Ghazali mengatakan , “akhlak ialah suatu sifat yang

tertanam di dalam jiwa yang darinya timbul perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”

Berdasarkan beberapa definisi akhlak di atas, terdapat lima ciri dalam perbuatan

akhlak, yaitu sebagai berikut :

1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa

seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa

pemikiran.

3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang

yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

4. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya,

bukan main-main atau bersandiwara.

5. Perbuatan ahklak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata

karena Allah SWT.

Akhlakmemiliki pengertian yang sangat luas dan hal ini memiliki perbedaan yang

signifikan dalam istilah moral dan etika. Standar atau ukuran baik buruk akhlak adalah

berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah sehingga bersifat universal dan abadi. Sedangkan

moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik dan buruk yang diterima oleh masyarakat

umum, adat istiadat menjadi standarnya. Sementara itu, etika lebih banyak dikaitkan

dengan ilmu atau filsafat, akal sebagai standarnya. Hal ini menyebabkan standar etika dan

moral bersifat temporal.4

Dalam pembahasan akhlak ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk

mengatakan akhlak tersebut. Istilah-istilah itu ialah :

a. Etika

Perkataan etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan.

Dalam pelajaran filsafat, etika merupakan bagian daripadanya. Di dalam

3 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-

2, h. 32 4 Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta :

PT. Ghalia Indonesia), hal. 152-153

Page 24: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

13

ensiklopedi pendidikan dikatakan bahwa etika adalah filsafat tentang nilai,

kesusilaan tentang baik dan buruk, kecuali etika mempelajari nilai-nilai, ia

merupakan juga pengetahuan tentang nilai-nilai itu sendiri.5

b. Moral

Perkataan moral berasal dari bahasa latin “mores” yaitu jamak dari kata mos yang

berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa

moral adalah baik buruk perbuatan dan kelakuan.

c. Kesusilaan

Selain istilah-istilah di atas, di dalam bahasa Indonesia untuk membahas baik

buruk tingkah laku manusia juga sering digunakan istilah kesusilaan. Kesusilaan

berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an. Susila berasal

dari bahasa Sansekerta, yaitu su dan sila. Su berarti baik atau bagus dan sila

berati dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Di dalam kamus bahasa

Indonesia dikatakan, susila berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya. Dan

kesusilaan sama dengan kesopanan.6

2. Sumber-sumber Ajaran Akhlak

Sumber ajaran akhlak adalah al-Qur‟an dan Hadits, tingkah laku Nabi

Muhammad SAW merupakan contoh suri tauladan bagi umat manusia semua. Ini

ditegaskan oleh Allah SWT dalam al-Qur‟an Surat Al-Ahzab ayat 21 :

“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.(Qs. Al-Ahzab : 21)

Tentang akhlak pribadi Rasulullah dijelaskan pula oleh „Aisyah ra. Diriwayatkan

oleh Imam Muslim dari „Aisyah ra. Berkata : “Sesungguhnya akhlakRasulullah itu

adalah al-Qur’an.” (HR. Muslim). Hadits Rasulullah meliputi perkataan dan tingkah

laku beliau, merupakan sumber akhlaq yang kedua setelah al-Qur‟an. Segala ucapan dan

5Asmaran, Pengantar Studi Akhlaq, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. 2,

h. 6 6Ibid,... h. 9-10

Page 25: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

14

perilaku beliau senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah SWT, Sebagaimana Allah

SWT berfirman dalam al-Qur‟an Surat An-Najm ayat 3-4 :

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa

nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan

(kepadanya).(QS. An-Najm : 3-4).

Dalam ayat lain Allah SWT memerintahkan agar selalu mengikuti jejak

Rasulullah SAW dan tunduk terhadap apa yang dibawa oleh beliau, Allah SWT

berfirman :

Artinya : “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada

RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah

untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan

orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara

orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu,

Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan

bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya” (QS.

Al-Hasyr : 7 ).

Al-Qur‟an dan Al-Hadits adalah pedoman hidup yang menjadi asas bagi

setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlaqul karimah

dalam ajaran Islam. Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul adalah ajaran yang paling mulia

dari segala ajaran maupun hasil renungan dan naluri manusia harus tunduk

mengikuti petunjuk dan pengarahan al-Qur‟an dan As-Sunnah.

Dari pedoman itulah diketahui kriteria mana perbuatan baik dan mana

perbuatan buruk. Nabi bersabda: “Aku tinggalkan untukmu dua perkara, kamu

Page 26: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

15

tidak akan sesat selamanya jika kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu

al-Qur’an dan Sunnahku”.(HR. Al-Bukhari).7

3. Pembinaan Akhlak Siswa

a. Pengertian Pembinaan Akhlak

Secara bahasa strategi dapat diartikan sebagai “siasat, kiat, trik, atau

cara”. Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam

bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.8

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai “a plan, method or

series of activities designed to achieves a particular aducational goal”. Yaitu

strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang

rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama,

strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk

penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam

pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya,

arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.

Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran,

pemanfaatan berbagai fasilitas san sumber belajar semuanya diarahkan dalam

upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu

dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan

adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.9

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak

Terlaksananya berbagai kegiatan pembinaan akhlak di SMP Islam Plus

Baitul Maal, tentu saja adanya berbagai faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain :

7 M.Yatiman Abdullah, Studi Akhlaq dalam Persepektif Al-Qur’an,(Jakarta : Sinar

Grafika, 2007), cet. Ke-1, h. 22 8 Pupuh Fathurrahman dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Refika Aditama,

2007), Cet. 1, h. 3 9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : PT. Prenada Media Group, 2008), cet-

5, h. 126

Page 27: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

16

1) Adanya dukungan dari pihak sekolah terhadap pembinaan akhlak

Diantara hal yang ditempuh oleh pihak sekolah para guru-guru terutama

guru pendidikan agama Islam untuk mencapai tujuan pendidikan, adalah

dengan kegiatan-kegiatan pembinaan akhlak. Sekolah sebagai tempat lokasi

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, memiliki peran yang cukup penting

untuk tercapainya tujuan pembembinaan akhlak di sekolah. Situasi yang

kondusif dsertai dukungan dari seluruh tenaga pendidik dan kependidikan

memudahkan bagi para pengurus untuk berkoordinasi dengan semua pihak

dalam pembinaan akhlak siswa.

Pihak sekolah juga memberikan kepada guru pendidikan agama Islam

untuk mempergunakan ruang kelas, masjid dan sarana yang ada sebagai salah

satu bentuk dukungan yang diberikan terhadap berlangsungnya kegiatan

pembinaan akhlak siswa.10

2) Adanya dukungan dari guru-guru terhadap kegiatan pembinaan akhlak

Guru-guru sebaga ujung tombak pelaksana pendidikan merupakan salah

satu unsur pokok yang bersentuhan dengan siswa dalam kegiatan sehari-hari.

Dukungan dari guru-guru selain pengintegrasian nilai-nilai ajaran agama dalam

penyampaian materi pelajaran sehari-hari, juga pemberian motivasi kepada

para siswa untuk mengikuti kegiatan rohani Islam yang di bina oleh guru

pendidikan agama Islam.

3) Mayoritas siswa yang beragama Islam

Siswa sebagai subjek utama pendidikan, merupakan sumber daya yang

akan diarahkan perkembangannya sesuai dengan tujuan dalam pendidikan.

Dengan mayoritas jumlah siswa yang beragama Islam.11

, memang seharusnya

dapat dijadikan sebagai motivasi bagi tenaga pendidik khususnya guru

pendidikan agama Islam untuk mengembangkan potensi-potensi spriritual para

siswa sesuai dengan pencapaian dimensi-dimensi yang digariskan dalam

tujuan pendidikan, baik pendidikan Islam maupun pendidikan nasional.12

10

Wawancara dengan Bapak Edi Susilo, S.Si. tanggal 12 Januari 2012 11

Dokumen SMP Islam Plus Baitul Maal, Pondok Aren 13 Januari 2012. 12

Menurut Hasbullah, terdapat dua dimensi kesamaan yang ingin dicapai dalam

pendidikan Islam maupun pendidikan nasional, yaitu dimensi duniawi dan dimensi transendental.

Page 28: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

17

Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Wina Sanjaya

dalam bukunya menyatakan, mengelompokkan kedalam strategi penyampaian

penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran

kelompok dan strategi pembelajaran individual atau group indiviual learning.

Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam

bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen

menyebutkan dengan strategi pembelajaran langsung (direct instruction).

Mengapa dikatakan strategi pembelajaran langsung, sebab dalam strategi ini,

materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa, siswa tidak dituntut untuk

mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasainya secara penuh. Dengan

demikian, dalam strategi eksposeri guru berfungsi sebagai penyampai informasi.

Berbeda dengan strategi discovery. Dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan

ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktifitas, sehingga tugas guru lebih

banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang

demikian, strategi ini sering juga dinamakan strategi belajar tidak langsung.

Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, dan

kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh

kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana

mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh dari strategi ini adalah

melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio.

Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok

dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar seseorang atau oleh beberapa

orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok

besar atau pembelajaran klasikal atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-

kelompok kecil atau buzz group. Strategi kelompok tidak memperhatikan

kecepatan belajar individual, setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu,

belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memiliki kemampuan tinggi

akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan biasa-biasa saja.

Lihat Hasbullah dalam bukunya Otonomi Pendidikan, Kebijakan Otonomi Daerah dan

Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, 2006.

Page 29: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

18

Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan yang kurang akan merasa tergusur

oleh siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi.

c. Strategi Pembinaan Akhlak Siswa

Yang dimaksud dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan

dalam menggunakan strategi pembinaan. Prinsip umum penggunaan strategi

pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok dengan

semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini seperti

yang dikemukakan oleh Killen, “no teaching strategy is better than other in all

circumstances, so you have to be able to use a variety of teaching strategis, and

make rational descisions about when each of the teaching strategies is likely to

most effective.”Apa yang dikemukakan oleh Killen itu, jelas bahwa guru harus

mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh karena itu,

guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran

atau pembinaan sebagai berikut :

1) Berorientasi Pada Tujuan

Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus

digunakan guru. Guru yang senang berceramah, hampir setiap tujuan

menggunakan strategi penyampaian, seakan-akan dia berfikir bahwa segala

jenis tujuan dapat dicapai dengan strategi yang demikian. Hal ini tentu saja

keliru. Apabila kita menginginkan siswa terampil menggunakan alat

tertentu, katakanlah terampil menggunakan thermometer sebagai alat

pengukur suhu badan, tidak mungkin menggunakan strategi penyampaian.

Untuk mencapai tujuan yang demikian, siswa harus praktik secara

langsung. Demikian halnya juga manakala kita menginginkan agar siswa

dapat menyebutkan hari dan tanggal proklamasi kemerdekaan suatu Negara,

tidak akan efektif kalau menggunakan strategi pemecahan masalah

(diskusi). Untuk mengejar tujuan yang demikian cukup guru menggunakan

strategi cermah atau pengajaran secara langsung.

Page 30: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

19

2) Aktivitas

Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar

adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong

aktifitas siswa. Aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada fisik, akan tetapi

juga meliputi aktifitas yang bersifat psikis seperti aktifitas mental. Guru

sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh disikap siswa

yang pura-pura aktif.

3) Individualitas

Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.

Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya

yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Sama seperti

seorang dokter yang profesional manakala ia menangani 50 orang pasien,

seluruhnya sembuh dan dikatakan dokter yang tidak baik manakala ia

menangani 50 orang pasien 49 orang sakitnya bertambah parah atau bahkan

mati. Demikian juga halnya guru, dikatakan guru yang baik manakala ia

menangani 50 orang siswa, seluruhnya berhasil mencapai tujuan, dan

sebaliknya dikatakan guru yang tidak baik atau tidak berhasil tatkala ia

menangani 50 orang siswa, 49 orang siswa tidak mencapai tujuan

pembelajaran.

4) Integritas

Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh

pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif

saja, akan tetapi juga meliputi perkembangan aspek psikomotorik. Oleh

karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek

kepribadian siswa secara terintegrasi. Penggunaan metode diskusi.

Contohnya, guru harus mampu merancang dan strategi pelaksanaan diskusi

tidak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus

mendorong siswa agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan,

misalkan mendorong siswa agar berani mengeluarkan gagasan atau ide yang

Page 31: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

20

orisinil, mendorong siswa untuk bersikap jujur, tanggung jawab dan

sebagainya.13

d. Pembinaan Akhlak

Pembinaan akhlak dapat diartikan perbuatan yang sungguh-sungguh dalam

rangka membentuk anak dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan

yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan

konsisten.Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa adalah

hasil usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang

ada dalam diri manusia, termasuk didalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat,

fitrah, kata hati, dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan

yang tepat.

Dengan demikian, didalam peningkatan pendidikan agama di sekolah,

yang dimaksud dengan pendidikan agama bukan hanya bimbingan yang diberikan

oleh seluruh staf pengajar, staf pemimpin sekolah, pegawai, alat serta peraturan

dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Dalam pembentukan akhlaq siswa hendaknya setiap guru menyadari

bahwa dalam pembentukan akhlaq sangat diperlukan pembinaan dan latihan,

akhlaq pada siswa bukan hanya diajarkan secara teoritis, akan tetapi juga harus

diajarkan kearah kehidupan praktis, untuk itu pelaksanaannya dapat ditempuh

melalui cara berikut ini :

a) Pembiasaan

Islam memandang bahwa cara penanaman akhlaq melalui pembiasaan

adalah merupakan metode influentif yang paling meyakinkan

keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk siswa menjadi

berakhlaq. Hal ini karena perbuatan yang sudah menjadi kebiasaan sukar

untuk ditinggalkan. Penanaman akhlaq pada siswa seharusnya sudah

dimulai sejak ia kecil dengan pembiasaan dan latihan yang cocol dan

sesuai dengan perkembangan jiwanya.

b) Pengajaran

13

Wina, Op.cit, h. 131-133

Page 32: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

21

Kalau pada tahap pertama merupakan upaya praktis agar siswa dapat

berbuat secara tepat, maka pada tahap kedua ini disamping kebiasaan

berakhlaq tetap dilanjutkan dengan penanaman pengertian melalui

pengajaran, hal ini bertujuan agar siswa tidak hanya berpedoman

pada“asal berbuat” tetapi siswa diusahakan tahu mengapa ia berbuat.

Penanaman pendidikan di sini mempertemukan antara pengertian

(teoritis) dengan latihan (pembiasaan).

Pengertian perlu ditanamkan pada siswa melalui pengajaran, karena

kebiasaan jika tidak diimbangi dengan memberikan berupa penjelasan,

maka kebiasaan-kebiasaan itu tidak akan bermakna. Untuk itu agar

kebiasaan itu bermakna, maka perlu diimbangi dengan penjelasan-

penjelasan supaya siswa tersebut dapat mengerti maknanya dan paham

hikmahnya, tahu maksud dan tujuannya mengapa perbuatan itu

dilakukan. Hal tersebut bila keduanya (toeritis dan praktis) sudah

ditanamkan pada siswa, maka akan terlihat perubahan sikap pada dirinya.

c) Keteladanan Guru

Guru sebagai pendidik yang memberi pengetahuan dan bimbingan pada

siswanya harus memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya,

karena tingkah laku dan perbuatan yang diperlihatkan guru dalam

pergaulan dan berperilaku akan menjadi gambaran bagaimana siswa akan

bersikap. Oleh karenanya seorang guru harus membari contoh berprilaku

yang baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan menjadi contoh

yang baik dalam perkembangan jiwa dan akhlaq para siswanya.

Perilaku dan akhlaq yang baik bagi seorang guru akan sangat

mempengaruhi jiwa anak yang nantinya akan menjadi teladan anak

dalam berbuat dan bertindak. Dengan sikap dan perilaku yang baik dari

seorang guru merupakan dasar siswa dalam berperilaku dan berakhlaq

yang baik.14

14

M. Athiyah Al-Abrasi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang,

1970), cet-5, hal. 112

Page 33: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

22

Ada beberapa faktor lainnya yang mendukung dalam pembinaan akhlak

siswa diantaranya :

a) Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan primer bagi setiap individu, di

dalamnya terjadi hubungan hubungan manusia yang paling intensif,

karena itulah keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam

kehidupan manusia, tempat ia belajar menyatakan diri sebagai manusia

sosial, dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.15

Faktor keluarga merupakan faktor utama yang sangat

mempengaruhi perkembangan anak. Menurut WA. Gerungan, yang

dimaksud dengan keutuhan keluarga adalah : pertama, keutuhan struktur

keluarga yaitu dengan adanya ayah, ibu dan anak, kedua, keutuhan

interaksi yang harmonis antar keluarga.

b) Sekolah

Sekolah adalah lingkungan pendidikan. Menurut Zakiah Daradjat,

sekolah adalah lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan,

pemdidikan, pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana. Di dalam

kelas gurulah yang bertugas mendidik siswanya. Guru adalah tenaga

pendidikan yang secara teknis mempunyai bekal ilmu dan keterampilan

untuk membantu anak didik memperoleh sikap dan perilaku terpuji.

Begitu pula dengan guru Pendidikan Agama Islam. Pendidikan agama

akan berhasil bila gurunya memiliki personalitas yang utuh terhadap

kebenaran agama yang diajarkannya.

Masalah guru merupakan topik yang tidak habis-habisnya dibahas

dalam berbagai seminar, diskusi dan workshop untuk mencari berbagai

alternatif pemecahan terhadap berbagai persoalan yang dihadapi guru

dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik di

lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan karena guru, berdasarkan

sejumlah penelitian pendidikan, diyakini sebagai faktor dominan yang

menentukan tingkat keberhasilan anak didik dalam melakukan

15

WA. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung : Eresco, 1988), Cet. Ke-1, hal. 180

Page 34: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

23

transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta internalisasi etika dan

moral. Karena itu, tidaklah berlebihan apabila masyarakat yang

mempunyai kepedulian terhadap pendidikan selalu mengarahkan

perhatiannya pada berbagai aspek yang berkaitan dengan guru dan

keguruan.

Selain dihadapkan dengan berbagai persoalan internal, guru juga

mendapat dua tantangan eksternal, yaitu pertama, krisis akhlaq dan moral

anak bangsa, dan kedua, tantangan masyarakat global.16

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan agama

sebagai salah suatu proses penanaman, pengembangan dan pemantapan

nilai-nilai keimanan yang menjadi fundamental spiritual manusia yang

termanifestasikan melalui sikap dan tingkah laku sesuai dengan ajaran

agama.

c) Masyarakat

Masyarakat adalah lingkungan yang luas sekaligus paling banyak

menawarkan pilihan, karena sebagian besar waktu anak dalam sehari

dihabiskan dalam lingkugannya. Pada tahap pertama pengaruh

lingkungan masyarakat ini diawali dengan pergaulan antar teman. Pada

usia 9-15 tahun, hubungan perkawinan merupakan hubungan akrab yang

disebabkan oleh kesamaan minat dan kepentingan saling membagi

perasaan dan saling tolong-menolong untuk memecahkan masalah

bersama. Kuatnya pengaruh teman ini sering dianggap sebagai penyebab

buruknya tingkah laku anak, tetapi bagaimanapun segalanya kembali

pada dirinya sendiri.17

Selanjutnya seiring dengan perkembangan zaman dan bermunculan

fenomena kehidupan pembekalan setiap anak dengan pembinaan akhlaq

menjadi sangat urgen. Mentalitas anak-anak akan terbina apabila dalam

masyarakatnya sudah dibekali dengan baik oleh lingkungannya.

16

Indra Jati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar, (Jakarta : Paramadina, 2001), h. 38 17

Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997), Cet.

Ke-4, hal. 129

Page 35: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

24

B.Peran Guru PAI dalam Membina Akhlak Siswa

Seiring dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan “kompetensi guru

sebagaimana dimaksud pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi”18

Kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, sub kompetensi

dalam kompetensi pedagogik adalah :

1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami

peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan

kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal

peserta didik.

2. Merancang pembelajaran termasuk memahami landasan pendidikan untuk

kepentingan pembelajaran yang meliputi, landasan pendidikan,

menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi

pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang

ingin dicapai dan materi ajar, dan menyusun Program Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) berdasarkan strategi yang dipilih.

3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi, menata latar (setting)

pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi,

merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil

belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis

hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat

ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan hasil penilaian

pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara

umum.

18

www. Google.com, Perangkat Pembelajaran KTSP, Empat Kompetensi Bagi Guru

(Pondok Aren :19 Agustus 2012)

Page 36: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

25

5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensinya meliputi, memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan

berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk

kemampuan non akademik.

Kompetensi guru adalah kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas sebagai agen pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran maka guru dituntut

untuk kreatif dalam menyiapkan metode dan strategi yang cocok untuk kondisi

anak didiknya.

Sehubungan dengan fungsi guru sebagai pengajar, pendidik dan

pembimbing. Maka perlu adanya berbagai peranan pada diri seorang guru, tidak

terkecuali guru Pendidikan Agama Islam. Peranan guru ini akan senantiasa

menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan berbagai interaksinya, baik

dengan siswa, sesama guru maupun dengan staf yang lain.19

Sebagai pengajar guru mempunyai tugas menyelenggarakan proses belajar

mengajar. Dengan demikian guru pendidikan agama Islam, haruslah

merencanakan, mempersiapkan, serta menyampaikan materi yang berkaitan

dengan pemdidikan agama Islam.

Sebagai pendidik, guru Pendidikan Agama Islam lebih cenderung untuk

melakukan pembiasaan terhadap materi yang sudah disampaikan. Maksudnya

siswa tidak hanya dituntut untuk memahami materi yang telah disampaikan.

Tetapi juga merealisasikannya. Seperti membiasakan sholat berjama’ah dan

diskusi tentang keagamaan.

Sebagai pembimbing, guru mempunyai tugas memberi bimbingan kepada

siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, sebab proses belajar siswa

berkaitan erat dengan bebagai masalah di luar kelas yang sifatnya non akademis,.

Oleh karenanya guru pendidikan agama Islam selalu memantau dan mendekati

siswa yang dianggap bermasalah untuk dicari faktor penyebabnya serta mampu

mencari solusinya.

19

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Bagi Guru dan

Calon Guru, (Jakarta : CV. Rajawali, 1990), Cet. Ke-3, hal. 141

Page 37: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

26

Dengan demikian dalam kaitannya dengan pembinaan akhlak siswa

seorang guru PAI harus mampu memahami peserta didik secara mendalam

melaksanakan pembelajaran dengan baik, melaksanakan evaluasi secara benar dan

memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan potensinya melalui

pembiasaan, pengajaran dan keteladanan guru.

Sebagai seorang guru yang profesional ketika ingin melakukan sebuah

tindakan, agar tindakannya dapat menghasilkan sesuatu yang dituju. Maka

selayaknya mempersiapkan sebuah strategi yang khusus. Disamping ia harus

menguasai materi yang akan diajarakan, seorang guru juga harus mempersiapkan

dan merencanakan strategi pembelajaran agar kegiatan pembelajaran yang

berlangsung dapat berjalan secara efektif dan efisien serta tidak menjenuhkan bagi

peserta didik.

Sebagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Plus

Baitul Maal, banyak menghadapi karakteristik murid yang berbeda, disini seorang

guru dituntut untuk memiliki strategi yang khusus dan tepat dalam upaya

membina akhlaq siswa.

Pendidikan agama dimaksudkan untuk membangun aspek keimanan dan

ketaqwaan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang. Pendidikan agama

ini didefinisikan menjadi usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam

membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran agama Islam. Hal

ini dibedakan dari pengajaran agama yang dianggap hanya memberi pengetahuan

agama kepada anak agar mereka mempunyai ilmu pengetahuan agama.

Akhlak termasuk diantara makna yang terpenting dalam hal ini.

Tingkatannya berada sesudah aqidah. Akhlak berkaitan dengan hubungan

muammalah manusia dengan orang lain, baik secara individu maupun kelompok.

Tetapi perlu diingat akal tidak terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia

dengan manusia lainnya, tetapi lebih dari itu mengatur hubungan manusia dengan

segala yang terdapat dalam wujud kehidupan ini, bahkan sampai mengatur

hubungan dengan antara hamba dengan Tuhan-Nya.

Page 38: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

27

C. Hal-hal Yang Menyebabkan Penyimpangan Akhlak Siswa

1. Pengaruh Media

Menurut Arief S. Sadirman Media Pendidikan adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat siswa sedemikian rupa sehingga

proses belajar terjadi.20

Secara harfiah media memiliki arti perantara atau pengantar.21

Sedangkan

Education Association mendefinisikan sebagai benda yang dimanipulasikan,

dilihat, dibaca, didengar, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan

dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas

program instruksional.

Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat

merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audiensi (siswa) sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada dirinya. Penggunaan media

secara kreatif akan memungkinkan audiens (siswa) untuk belajar lebih baik dan

dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Kebanyakan para ahli pendidikan membedakan antara media dan alat

peraga, namun kedua istilah tersebut juga dapat digunakan saling bergantian.

Adapun yang membedakan keduanya terletak pada fungsi bukan pada

subtansinya. Sumber belajar dikatakan alat peraga jika hal tesebut fungsinya

hanya sebagai alat bantu saja dan dikatakan sebagai media jika sumber belajar itu

merupakan bagian yang integral dari seluruh kegiatan belajar.

Pendidikan akhlak semakin terasa diperlukan terutama pada saat di mana

semakin banyak tantangan dan godaan sebagai dampak dari kemajuan dibidang

Iptek. Orang akan dengan mudah berkomunikasi dengan apapun yang ada di

dunia ini, yang baik ataupun yang buruk, karena ada alat teknologi informasi dan

komunikasi. Peristiwa yang baik atau yang buruk dengan mudah dapat dilihat di

televisi, internet, facebook, twitter dan media cetak seperti Koran, majalah, buku-

20

Arief S. Sadirman, Media Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996),

Cet. IV, hal. 5 21

Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal. 12

Page 39: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

28

buku bahkan tempat-tempat hiburan yang menyuguhkan adegan maksiat juga

banyak pola hidup yang hedonistic dan materlistik semakin menggejala.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat disaksikan bahwa tindak keragaman

oleh para anak-anak remaja khususnya pada dasarnya mereka peroleh dengan

meniru dari lingkungannya, baik berupa pembiasaan atau pengajaran yang

intensif. Para ahli ilmu sholat misalnya, mereka laksanakan karena hasil melihat

perbuatan jiwa menganggap bahwa dalam segala hal anak merupakan peniru yang

ulung.22

Begitu pula jika anak diberi teladan yang buruk. Apabila anak selalu

mendengar perkataan-perkataan yang buruk, celaan dan kata-kata yang munkar,

maka sudah barang tentu anak itu akan mudah meniru dan membiasakan diri

dengan kalimat tersebut, sehingga pada akhirnya akan merasa mengeluarkan kata-

kata keji dan munkar.23

Anak-anak pada umur 8 – 15 tahun ditandai dengan perkembangan

kecerdasan cepat. Pada usia ini anak berfantasi, berkhayal, dan menyukai cerita-

cerita baik dalam sinetron, film dan buku yang dipandang sebagai kenyataan. Hal

ini penting dan perlu mendapat perhatian, karena anak suka meniru seolah-olah

dirinya yang dikisahkan dalam cerita tersebut. Di sinilah letak pentingnya

pemilihan tokoh identifikasi dan figur yang positif yang seharusnya dijadikan

contoh bagi anak-anak.

Anak memiliki rasa heran kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan

pada anak. Berbeda dengan rasa kagum yang ada pada orang dewasa, maka rasa

kagum anak ini belum bersifat kritis dan kreatif. Mereka hanya kagum pada sifat

keindahan lahiriah saja. Hal ini merupakan langkah pertama dari pernyataan

kebutuhan anak akan dorongan untuk mengenal (new ecperience). Rasa kagum

mereka dapat disalurkan melalui media-media yang menimbulkan rasa takjub.24

22

Jalaludin, Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Kalam Mulia, 1987), Cet.

Ke -1, hal. 30 23

Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, terj. (Semarang :

CV. As-Syifa, 1981), Cet. I, Hal. 190 24

Jalaludin, Ramayulis, Op.Cit., hal. 31

Page 40: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

29

Karena bukan manusia saja yang memiliki pengaruh besar terhadap

perkembangan peserta didik, media yang berwujud berbagai bentuk, seperti

televisi, video, computer, internet dan handphone. Media-media ini telah

membuat wawasan anak-anak dan remaja berkembang lebih cepat daripada masa

sebelumnya. Perubahan yang terlihat dalam realita masyarakat dari dampak

kemajuan teknologi pada media informasi dan telekomunikasi memang

berpengaruh positif, namun dampak negatif yang ditimbulkan juga cukup besar.

Akibatnya para orangtua merasakan mendidik anak zaman sekarang sangat sulit

dan melelahkan.

2. Pengaruh Lingkungan Terhadap Peserta Didik

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia (peserta

didik). Ia dapat berupa manusia dan dapat pula bukan berupa manusia seperti

tumbuh-tumbuhan, binatang, sungai, gunung, laut udara dan sebagainya.25

Bahkan

selain itu ada pula sesuatu yang berada di luar diri manusia yang tidak tampak

oleh manusia (gaib), tetapi keberadaannya pasti. Hal ini dapat diketahui melalui

informasi dari kitab suci (Al-Qur’an). Golongan ini meliputi Jin dan Malaikat.

Di antara lingkungan tersebut, ada yang memiliki pengaruh besar dalam

perkembangan peserta didik, yaitu lingkungan keluarga (orang tua), teman dan

setan. Ketiga hal ini sering mewarnai kehidupan peserta didik. Hal ini perlu

diketahui pendidik agar dapat menentukan sikap dan bertindak sesuai dengan

kebutuhan pendidikan.

a). Pengaruh lingkungan Keluarga

Orang tua adalah orang yang paling berpeluang mempengaruhi peserta

didik. Hal itu dimungkinkan karena merekalah yang paling awal bergaul dengan

anaknya, paling dekat dalam berkomunikasi, dan paling banyak menyediakan

waktu untuk anak, terurama ketika ia masih kecil. Tidak sulit dipahami apabila

orangtua memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan anaknya.

25

Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke-I, hal.

107

Page 41: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

30

Peluang besar dalam mempengaruhi anak seperti di atas perlu

dimanfaatkan oleh setiap orangtua secara maksimal. Ia harus menciptkan suasana

yang kondusif agar semua potensi anak dapat berkembang optimal. Apabila orang

tua tidak mendidik anak dengan sungguh-sungguh maka akibatnya anak tidak

dapat berkembang sesuai dengan harapan. Bahkan potensi anak yang paling asasi

(fitrah diniyah) dapat bergeser.

b). Pengaruh Teman

Teman sangat berarti bagi setiap manusia. Dari anak-anak sampai

orangtua, baik laki-laki maupun perempuan, baik yang kaya maupun yang miskin,

baik orang-orang baik maupun orang tidak baik, semuanya membutuhkan teman.

Rasanya, kebahagiaan ini tidak lengkap apabila tidak memiliki teman. Buktinya,

ketika gembira, orang membutuhkan teman dan pada waktu sedih orang juga

membutuhkan teman atau sahabat.

Teman itu bervariasi. Kadang-kadang teman membawa berkah, rezeki dan

kebahagiaan. Akan tetapi, perlu juga hati-hati karena banyak juga orang yang

rusak, bahkan sengsara karena teman. Bahkan banyak yang terjerumus dalam

pergaulan bebas, obat-obatan terlarang (narkotika) karena bergaul dengan teman

yang berprilaku buruk. Teman sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang.

Ada orang yang perilakunya buruk berubah menjadi baik setelah berteman dengan

orang baik. Begitu pula sebaliknya, tidak sedikit orang yang pada awalnya

akhlaknya baik, tetapi kemudian akhlaknya menjadi buruk setelah bergaul dengan

teman yang berprilaku buruk. Ada orang tua yang telah berusaha membimbing

anak di rumah dengan sebaik-baiknya, tetapi anak terpengaruh oleh temannya

yang berakhlak buruk sehingga ia mempertunjukkan perilaku buruk dihadapan

orang tua. Jangan kaget, teman dapat mewarnai, bahkan dapat mengubah agama

seorang anak.

c). Pengaruh Setan

Dalam Al-Qur’an dikemukakan bahwa setan telah banyak

menghancurkan kehidupan manusia, mulai dari manusia pertama (Nabi Adam As)

Page 42: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

31

sampai sekarang, bahkan sampai manusia di akhir zaman. Kurang lebih terdapat

113 kata yang berarti setan dalam al-Qur’an.

Untuk mengatasi masalah di atas diperlukan upaya yang sangat serius

pula. Semua komponen masyarakat terkait yang meliputi orang tua, pemilik

warnet, pemilik stasiun televisi, pengelola mall, dan play station seyogianya

peduli terhadap perkembangan anak dan remaja. Program-program yang disajikan

harus diseleksi sedemikian rupa, jadwal operasi yang juga dipertimbangkan agar

anak dan remaja tidak larut menikmatinya sehingga melupakan pelajaran,

kewajiban dan tugas-tugas penting lainnya sebagai generasi masa depan.

Page 43: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren,

yang beralamat : Jalan Pesantren No.62 B Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan

Kode Pos 15222, Telp. 021-7358755, Faximile (021) 7357622.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari tanggal 02 Oktober 2012 sampai dengan skripsi

ini ditulis.Dalam melaksanakan penelitian ini, langkah-langkah yang ditempuh

adalah sebagai berikut :

a. Tahap pendahuluan;

b. Menginventarisasikan jumlah siswa yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini;

c. Melaksanakan pengumpulan data melalui angket yang telah disebarkan

yaitu sebanyak 2 eksemplar/orang;

d. Mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, guru dan siswa;

B. Metode dan Teknik Penelitian

1. Metode Penelitian

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu metode penelitian yang tentunya pada pemecahan masalah yang terjadi

sekarang dan bersifat aktual.

Page 44: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

33

Sebagaimana diungkapkan oleh Nana Suryana sebagai berikut: ”…Metode

penelitian deskriptif digunakan apabila bertujuan mendeskripsikan atau

menjelaskan peristiwa-peristiwa dan kegiatan yang ada dimana sekarang yang ada

pada metode ini adalah studi kasus, studi pengembangan, studi komunikasi”.1

Metode penelitian deskriptif bisa mendeskripsikan satu variabel atau lebih dari

satu variabel.

2. Teknik Penelitian

Untuk mengumpulkan data yang diharapkan dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik pengumpulan data yaitu : obeservasi, angket, wawancara,

ceklist dan studi dokumentasi.

a. Observasi yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke

tempat yang dijadikan objek, yakni SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok

Aren. Untuk memperoleh gambaran konkret mengenai masalah yang

dibahas dalam penelitian ini;

b. Angket merupakan alat pengumpulan data dengan cara menggunakan

komunikasi tidak langsung dengan sejumlah responden yaitu melalui

daftar pertanyaan secara tertulis. Dalam penelitian ini responden adalah

pelajar SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren;

c. Wawancara, menurut Suaharsini Arikunto adalah sebagai berikut :

”......sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara untuk memperoleh

informasi dari terwawancara”.2Dalam melakukan wawancara ini penulis

mengajukan pertanyaan langsung dengan cara berdialog untuk

memperoleh sejumlah informasi tentang masalah yang diteliti. Dalam

penelitian ini yang menjadi responden yaitu kepala sekolah, guru dan

siswa SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren.

d. Ceklist dan Studi Dokumentasi, data ini diambil dari dokumentasi

berdasarkan kenyataan praktis yang berlangsung di lokasi penelitian.

Yaitu SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren, Kel. Jurang Mangu

1Sofian Effendi, MetodePenelitianSurvei, (Jakarta : PT. Pustaka LP3S Indonesia, 1995),

h.5 2SuharsiniArikunto, MetodePenelitian, (Jakarta : RinekaCipta, 1994), Cet. Ke-1, h. 15

Page 45: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

34

Timur, Kec. Pondok Aren-Kota Tangsel. Studi dokumentasi ini juga

untuk mengetahui data yang tidak mungkin diambil melalui observasi,

seperti keadaan gedung, sarana dan prasarana sekolah, arsip, laporan

tentang data guru, siswa, bentuk-bentuk sarana fisik.

Adapun metode yang peneliti gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut :

a. Metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan cara

mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan bacaan,

baik dari buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan strategi guru PAI

dalam membina akhlak siswa.

b. Penelitian lapangan, penelitian lapangan adalah mendatangi SMP Islam

Plus Baitul Maal Pondok Aren dan mengadakan wawancara atau tanya

jawab secara lisan, kepada guru-guru di SMP Islam Plus Baitul Maal

Pondok Aren, agar penulis mendekati masalah yang dibahas, sehingga

kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah ”keseluruhan objek penelitian apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada diwilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi studi atau penelitian juga disebut populasi studi

atau studi sensus”.3

2. Sampel

Sampel adalah ”sebagian atau wakil populasi yang diteliti, bertujuan untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel”.4 Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah siswa kelas VII dan VIII SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok

Aren berjumlah 105 orang dengan sampelnya sebanyak 30 orang siswa.

3SuharsiniArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPengantarPraktek, (Jakarta : RinekaCipta,

1998), Cet. Ke-2, h. 117 4SuharsiniArikunto, Ibid, h. 117

Page 46: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

35

Tabel 1

Sampel Penelitian5

No. Populasi Jumlah Sampel Rombel

1 105 30 2

Jumlah 105 30 2

Adapun teknik pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik random

sampling, teknik ini digunakan dengan dasar memberikan kesempatan kepada

seluruh anggota sampel, dengan demikian kecenderungan penulis untuk memihak

kepada anggota sampel yang diperkirakan dapat memberikan jawaban yang

dikehendaki penulis dapat terjawab.

Menjabarkan indikator menjadi butir-butir soal berdasarkan kajian teori yang

mendukung. Selanjutnya dikemukakan pula indikator akhlaq siswa, sebagai

berikut :

a. Mengamati

b. Mendengarkan

c. Mengingat

d. Mencatat

e. Melakukan kegiatan-kegiatan positif

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data penyusunan skripsi ini, menggunakan dua

metode pendekatan penelitian, yakni:

1. Library Research (penelitian kepustakaan)

Peneliti mencari sumber-sumber buku yang ada di perpustakaan UIN

Syahid dan buku-buku lain yang berisi teori-teori yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam skripsi ini.

5Dokumen SMP Islam Plus BaitulMaal, PondokAren, 21 Agustus 2012

Page 47: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

36

2. Field Research (penelitian lapangan)

Penulis melakukan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan objek

penelitian, yakni SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren, Kota Tangerang

Selatan-Banten, adapun penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Wawancara, penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah dan

guru PAI dalam membina akhlak siswa;

b. Angket, yakni memberikan beberapa pertanyaan kepada responden,

dalam hal ini penulis menyebarkan angket kepada siswa/i sekolah

tersebut yang semuanya berjumlah 30 orang, questioner dalam penelitian

ini berbentuk pilihan ganda (tertutup) berisi 10 pertanyaan dan bersifat

tidak langsung berisi 10 pertanyaan.

E. Teknik Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Data

Pengolahan data ini dimaksudkan untuk membuat data berbicara dan

mempunyai arti sehingga dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan yang

dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Pengolahan data adalah “usaha konkret untuk membuat data tersebut dapat

berbicara, sebab berapun besar jumlah dan tinggi nilai data yang terkumpul

(sebagai fase pelaksanaan pengumpulan data) apabila tidak tersusun dalam suatu

organisasi dan diolah menurut sistematika yang baik”.6(Dikdasmen, 2003 : 35).

Adapun kegiatan penulis sehubungan dengan pengolahan data ini ada

beberapa tahap lagi yang harus ditempuh untuk sampai pada hal yang diperlukan

yaitu dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Menyeleksi Data

Langkah pertama yang penulis lakukan dalam pengolahan data ini, adalah

memeriksa dan menyeleksi data yang telah terkumpul dari responden ini

memenuhi syarat criteria sebagai berikut :

a. Setiap lembar angket yang penulis sebarkan kepada responden dalam

kondisi lengkap, dalam artian tidak ada bagian yang hilang atau rusak;

6DepartemenPendidikanNasional,ManajemenBerbasisSekolah, (Jakarta :

DirektoratPendidikanDasardanMenengah, 2003), h. 35

Page 48: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

37

b. Pengisian sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan pengisiannya

jelas/pemilihan yang dilakukan responden sehingga tidak menimbulkan

keraguan. Selain itu berdasarkan hasil penelitian angket tersebut

kenyataan hasil sesuai yang diharapkan.

2. Tabulasi Data

Tabulasi data antara lain bertujuan untuk melihat kecenderungan jawaban

dari setiap pertanyaan dalam angket, dan mengetahui frekuensi dari masing-

masing alternatif jawaban yang lainnya. Adapun tujuan tersebut dapat dicapai

melalui pentabulasian data sebagai berikut:

a. Menyediakan jalur-jalur yang sesuai dengan kebutuhan penelitian,

misalnya dalam bentuk table yang terdiri atas kolom, nomor, alternative

jawaban dan frekuensi.

b. Menghitung frekuensi dan prosentase untuk setiap kategori untuk setiap

kategori jawaban-pertanyaan.

3. Penentuan pedoman pengumpulan data, agar yang diperoleh dapat diolah

secara tepat yang sesuai dengan kebutuhan penelitian sehingga dapat ditarik

kesimpulan yang dapat dipercaya, maka perlu ditetapkan teknik pengolahan

data yang digunakan sebagai pedoman hasil penelitian yang dilakukan.

Setelah data sudah dikumpulkan, penulis menjabarkan dalam bentuk

uraian dan interpretasi untuk diambil kesimpulannya.

Setelah data yang ada dan diklasifikasikan lalu dilakukan analisis data.

Dari teknik analisa yang dipandang tepat untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu

teknik deskriptif (persentase) dengan rumus :

Rumus P = F X 100 %

N

Keterangan :

P = Prosentase

F = Frekwensi yang dihasilkan

N = Jumlah Populasi yang ada

100 % = Bilangan Tetap

Page 49: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

38

Selanjutnya untuk menguji validitas data, digunakan uji statistik dengan

teknik korelasi dan regresi sederhana dengan menentukan hubungan masing-

masing variebel X dan Y, regresi sederhana untuk menentukan kontribusi variabel

X dan varibel Y.

Untuk mengetahui analisis regresi terdapat beberapa persyaratan yang

harus dipenuhi, yaitu : (1) sampel diambil secara acak, (2) variabelnya

berhubungan secara linier, dan (3) variabelnya berdistribusi normal. Adapun

langkah-langkah analisis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis parsial, untuk menjawab variabel X dan Y, dilakukan analisis

parsial variabel dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menghitung rata-rata dari skor jawaban pada tiap item dengan rumus :

X=∑ fx

∑ f

Keterangan :

X = nilai rata-rata

F = frekwensi jumlah siswa

X= nilai angket

b. Menghitung skor rata-rata dari tiap indikator jawaban

c. Menghitung rata-rata skor responden dari seluruh item dalam suatu

variabel, selanjutnya diinterpretasikan dalam lima norma absolut

sebagai berikut:

100 % Seluruhnya

75 % Sebagian besar

51 % - 74 % Lebih dari setengahnya

50 % Setengahnya

25 % - 49 % Hampir setengah

1 % - 24 % Sebagian kecil

0 % Tidak ada

Setelah dilakukan kajian penelitian maka penulis menyimpulkan hasil-

hasil penelitian tersebut dengan melakukan penafsiran terhadap yang diperoleh

dari hasil kajian statistik. Dengan demikian, akan diketahui hasil penelitian ini

secara pasti dan sesuai dengan rumusan penelitian yang dibahas.

Page 50: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren

SMP Islam Plus Baitul Maal terletak di Kelurahan Jurang Mangu,

Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten. Sekolah ini

didirikan pada tahun 2005.Dan berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten, sehingga sekolah ini SMP

Islam bukan Madrasah Tsanawiyah. Yayasan Baitul Maal ini didirikan oleh tiga

orang yang memiliki visi misi yang sama terhadap dunia pendidikan khususnya di

wilayah Pondok Aren yaitu, Bpk. Imanul Hakim, M.Sc., Bpk. Budi Setiawan

M.Si., dan Bpk. Budi Prayogo, SE., MM.

Letaknya yang sangat nyaman dan asri membuat proses belajar mengajar

menjadi lebih kondusif. Apalagi didampingi oleh para guru yang profesional dan

berkompeten. Dengan kondisi yang seperti ini, memungkinkan bagi para siswa

untuk dapat belajar lebihnyaman karena lokasinya yang jauh dari keramaian jalan

raya. Meskipun demikian, di lain sisi kenyataan ini juga mengharuskan para siswa

untuk menempuh lokasi yang cukup jauh untuk mencapai sekolah (+ 300 M) yang

pada umumnya ditempuh dengan berjalan kaki, karena belum adanya angkutan

umum yang melewati jalur ini. Tahun pertama didirikannya SMP Islam Plus

Baitul Maal memiliki siswa sebanyak 42 siswa (tahun pelajaran 2005/2006), tahun

kedua sebanyak 89 siswa (tahun pelajaran 2006/2007), dan pada tahun ketiga

sebanyak 155 siswa tahun pelajaran 2007/2008).

Page 51: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

40

Jumlah siswa SMP yang mendaftar dan yang diterima dalam kurun waktu

3 tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tahun

Pendaftar

Diterima

L P Jml L P Jml

2008/2009 24 26 48 16 21 37

2009/2010 24 22 46 12 11 23

2010/2011 35 27 62 20 16 36

*Dokumen SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren.

SMP Islam Plus Baitul Maal menjadi salah satu sekolah yang sangat

diminati masyarakat di wilayah Pondok Aren, tingginyaminat masyarakat untuk

menyekolahkan anaknya di sekolah ini.Terbuktidengan banyaknya orang tua yang

ingin menyekolahkan anaknya di SMP tersebut, contohnya pada tahun pelajaran

2010/2011 saja yang mendaftar 62 orang sedangkan yang diterima hanya 36

orang, disamping karena keterbatasan ruang kelas, juga rombongan ruang belajar

yang tidak terlalu banyak dimaksudkan agar proses belajar mengajar berlangsung

lebih efektif.SMP Islam Plus Baitul Maal sejak awal mula berdiri hingga sekarang

telah mengalami tiga pergantian kepala sekolah yaitu :

1. Bpk. Agus Winarjo, S.Pd. (2005-2008)

2. Ibu Lina Noviyanti, S.Pd. (2008-2010)

3. Bpk. Susilo Edy, S.Si (2010-Sekarang)1

Sejarah berdirinya SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren dilatar belakangi

hal-hal sebagai berikut :

a. Mengingat masyarakat Kelurahan Jurang Mangu Timur, Kec. Pondok

Aren sebagian besar beragama Islam, maka didirikanlah SMP Islam Plus

Baitul Maal.

b. Banyaknya permintaan dari orang tua wali murid SD Baitul Maal agar

didirikannya SMP Islam Plus Baitul Maal.

1Dokumen, SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren 27 Desember 2012

Page 52: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

41

c. Adanya peluang di wilayah Pondok Aren karena belum adanya SMP Islam

Terpadu

d. Karena berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Nasional

(Kemendiknas).2

B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Pendidikan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia secara mental dan spiritual guna menghadapi tantangan

masa depan. Agar terwujud suatu pendidikan yang dapat menciptakan manusia

yang berkualitas, lembaga pendidikan sebagai mediatornya dituntut untuk dapat

mengembangkan dan membenahi tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan

tuntutan dan perkembangan zaman terutama berkaitan dengan ilmu pengetahuan

dan teknologi (iptek) yang semakin cepat. Tanpa adanya penyesuaian tuntutan dan

perkembangan tersebut, lembaga pendidikan dipastikan akan semakin tertinggal

oleh kemajuan zaman dan akhirnya tidak lagi diminati oleh masyarakat.

Untuk alasan itulah diperlukan arah dan kebijakan bagi setiap lembaga

sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan, antara lain berupa visi,

misi dan tujuan sekolah. Visi sekolah merupakan unsur utama dalam organisasi,

yang akan menggerakkan ke mana sekolah akan memusatkan segala aktivitasnya.

Sekalipun visi sangat bersifat abstrak dalam bentuk suatu harapan dari nilai yang

akan dicapai organisasi, tapi mampu untuk merencanakan serangkaian aktivitas

organisasi untuk menuju tercapainya visi tersebut.

Visi sekolah dapat diartikan sebagai imajinasi moral yang menggambarkan

profil sekolah yang diinginkan di masa mendatang. Imajinasi seperti itu akan

selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa

datang. Misalkan kita mengimajinasikan sekolah yang bermutu bagus, diminati

oleh masyarakat, memiliki jumlah guru yang cukup dengan kualitas yang baik,

fasilitas sekolah yang baik, dan sebagainya.3Misi diartikan dengan tindakan atau

upaya untuk mewujudkan visi, jadi misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk

2Wawancaradengan Kepsek., Bpk. Susilo Edy, S.Si., (Pondok Aren, 09 November 2012).

3 Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta : Depdiknas

Dirjen Dikdasmen, 2002), h. 8

Page 53: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

42

rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk

mewujudkan visi. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi

tuntutan yang dituangkan dalam bentuk visi dengan berbagai indikatornya.4

Bertolak dari visi dan misi, selanjutnya sekolah merumuskan tujuan. Jika

visi dan misi terkait dengan jangka waktu yang sangat panjang, maka tujuan

dikaitkan dengan jangka waktu menengah. Dengan demikian tujuan pada

dasarnya merupakan tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah yang

telah dicanangkan.

Adapun Visi SMP Islam Plus Baitul Maal adalah :

1. Visi SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren

“Terwujudnya sekolah Islami Unggul dengan membentuk Insan yang

Soleh, Cerdas, mandiri dan Bertanggung Jawab serta mampu berperan dalam

masyarakat”.

2. Misi SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren

Untuk mewujudkan Visi tersebut maka dirumuskanlah Misi SMP Islam

Plus Baitul Maal Pondok Arenadalah :

a. Menyelenggarakan sistem sekolah berbasis mutu yang dipadukan dengan

konsep sekolah dakwah yang berorientasi pada pelayanan publik.

b. Menyelenggarakan pendidikan yang mengarahkan pada pembentukan

kepribadian muslim melalui pembiasaan di sekolah secara terstruktur dan

sistematis.

c. Membentuk generasi unggul memiliki kemampuan di bidang IMTAQ dan

IPTEK.

d. Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan quatum

learning student aktive learning and fun learning.

e. Menyelenggarakan kegiatan rekayasa kurikulum dalam proses belajar

mengajar agar mampu meraih prestasi akademi tinggi.

f. Meningkatkan kesadaran peserta didik sebagai mahluk sosial dalam

tatanan kemasyarakatan dan aktif memelihara serta melestarikan

lingkungan.5

4Ibid, ... h. 13.

Page 54: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

43

3. Tujuan SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren

a. Mampu meraih hasil UAN di atas rata-rata dan lulus 100 %

b. Memiliki gugus depan yang mampu finalis di tingkat Kabupaten / Kota

c. Meningkatkan kualitas peserta didik dibidang ekstra kurikuler olah raga

dengan membentuk tim volley ball, Sepak Bola, dan Pencak Silat.

d. Memperkenalkan peserta didik tentang kemajuan IPTEK “Komputer”.6

C. Sarana dan Prasarana

Salah satu faktor pendukung dalam mempengaruhi proses belajar

mengajar adalah sarana dan yang memadai. Keberhasilan sebuah pendidikan

sangat ditentukan oleh kelengkapan fasilitas dan sumber belajar. Sebaliknya

pendidikan tanpa didukung oleh sarana atau fasilitas yang kurang memadai

pendidikan tersebut akan mengalami kesulitan dalam mencapai keberhasilan

tujuan pendidikan. Oleh karena itu, sarana dan prsarana dan sumber belajar

merupakan hal yang sangat esensial dan perlu dipertimbangkan dalam proses

pembaharuan pendidikan.

Untuk mencapai program yang telah digariskan dalam kurikulum

penunjang di sekolah ini terdiri dari :

1. Gedung

Gedung sekolah SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren, cukup baik

untuk tempat pendidikan, karena gedung ini memenuhi syarat sebagai sarana

pendidikan. Syarat yang dimiliki gedung tersebut adalah gedungnya permanen.

2. Perpustakaan

SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren, memiliki satu buah ruang

khusus perpustakaan yang terdiri dari 4 lemari buku, untuk berbagai macam buku

bacaan. Dan banyak pula dari para siswa yang menghabiskan jam istirahat sekolah

untuk membaca buku-buku bacaan yang tersedia di perpustakaan sekolah, kerena

ruangannya yang nyaman bersih dan ber-AC serta jumlah buku yang sangat

5 Dokumen SMP Islam Plus Baitul Maal, Pondok Aren, 03 Juli 2012.

6Wawancara Khusus, Kepala Sekolah SMP I Baitul Maal, Bpk. Susilo Edy, S.Si, (23

Oktober 2012)

Page 55: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

44

memadai sesuai kebutuhan para siswa dalam menunjang proses pembelajaran di

sekolah ini.7

3. Peralatan Olahraga

1. Futsal

2. Bola Basket

3. Matras Pencak Silat.8

4. Administrasi Sekolah

Untuk tercapainya pendidikan yang telah ditentukan dalam kurikulum,

perlu adanya pengadministrasian pelaksanaan kurikulum yang menjadi tugas dan

tanggung jawab masing-masing sekolah.

Administrasi mempunyai dua pengertian, pengertian secara sempit dan

pengertian secara luas. Pengertian secara sempit sering diartikan sebagai tata

usaha, sedangkan pengertian secara luas adalah “aktivitas-aktivitas untuk

mencapai suatu tujuan”.9

Adapun data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala

sekolah, bahwa administrasi yang digunakan di SMP I Plus Baitul Maal Pondok

Aren meliputi:

a. Administrasi pengajaran yang meliputi jadwal pelajaran tata tertib

sekolah, daftar kenaikan kelas, dan rekapitulasi nilai, pedoman

kegiatan ekstra kurikuler dan sebagainya.

b. Administrasi kesiswaan meliputi : masalah buku pokok, buku induk,

buku point pelanggaran tata tertib, buku penghubung orangtua siswa

dan guru.

c. Administrasi personalia meliputi : daftar riwayat hidup guru,

pekerjaan guru serta menjaga lembaran-lembaran guru kelas, daftar

aktivitas guru, daftar induk pegawai.

7 Wawancara Khusus, Kepsek SMP Islam Baitul Maal, Bpk Susilo Edy, S.Si., (Pondok

Aren, 23 Oktober 2012). 8 Wawancara Khusus, Waka. Bidang Kurikulum dan Guru PAI, Ibu Endang Retnosari,

S.Pd.I, (Pondok Aren 05November 2012). 9 Abu Ahmadi, Administrasi Pendidikan, (Semarang : CV. Toha Putra, 1998), Cet. Ke-1,

h. 8

Page 56: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

45

d. Administrasi sarana dan prasarana meliputi : daftar inventaris buku-

buku, daftar inventaris alat-alat pelajaran, perabotan, perpustakaan,

daftar pengeluaran alat-alat tulis dan sebagainya.10

D. Profil Tenaga Pendidik dan Kependidikan

1. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Guru sebagai pendidik urutan kedua setelah orang tua, peranan guru

sangat besar artinya dalam proses pendidikan, mengingat seorang guru adalah

orang yang membimbing dan mengarahkan peserta didik, guru sebagai

pendidik yang telah dipercaya untuk mendidik, sudah tentu memiliki

kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki orang tua. Misalnya, seorang guru

dalam mendidik harus mempunyai persiapan yang matang, sehingga

pendidikan itu akan terarah, juga seorang guru juga memiliki waktu yang

telah disediakan untuk mendidik murid-muridnya.

Dalam menjalankan tugas, seorang guru harus membimbing, mencari

pengalaman-pengalaman pada murid, memiliki pengetahuan yang

diharapakan dan harus mampu pula untuk senantiasa mengintrospeksi dirinya

sendiri.

Demikian halnya guru SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren

kiranya mampu untuk memberikan pendidikan, nampak sekali guru-guru

pada sekolah tersebut sangat bersemangat dalam menjalankan tugasnya.

Dengan adanya semangat yang tinggi diharapkan, guru di SMP Islam Plus

Baitul Maal mampu membimbing dan membina perkembangan murid, agar

kelak mereka hidup layak, serta mampu berdiri sendiri serta dewasa jasmani

dan rohani, sesuai dengan latar belakang berdirinya SMP Islam Plus Baitul

Maal tersebut.

b. Profil Guru PAI SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren Tangsel

10

Wawancara Khusus, Kepsek. SMP IslamPlus Baitul Maal, Bpk. Susilo Edy, S.Si.,

(Pondok Aren, 23 Oktober 2012).

Page 57: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

46

SMP Islam Plus Baitul Maal memiliki 2 (dua) orang guru PAI yang

mana kedua guru tersebut memiliki latar belakang studi agama yang

mumpuni karena keduanya lulusan pondok pesantren, adapun profil guru PAI

yang mengampu jam pelajaran PAI di kelas IX SMP Islam Plus Baitul Maal

Pondok Aren.Bernama bapak Abdul Madjid, S.Pd.I, beliau lahir di Wonosobo

pada tanggal 05 September 1976, dan bertempat tinggal di wilayah pondok

aren yaitu komplek Taman Mangu Indah, Blok E-13, No. 02, RT. 03/06

Pondok Aren Tangerang Selatan.Riwayat pendidikan beliau dari SD Negeri

Kali Urang II melanjutkan sekolah Madrasah Tsanawiyah di pondok

pesantren Hidatul Mubtadi’ di Purwodadihingga tamat Madrasah Aliyah

masih di pondok pesantren Hidatul Mubtadi’ Purwodadi, setelah tamat

MA/Aliyah beliau kuliah Strata satu (S.1)di Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Sholahuddin Al-Ayyubi di wilayah Tanjung Priuk Jakarta Utara.

Abdul Madjid memulai karirnya sebagai guru pada tahun 2000 hingga

sekarang di SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren, selain mengajar di

sekolah beliau juga aktif mengajar lesprivate baca tulis al-Qur’an dari rumah

ke rumah (door to door).Serta mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Unit

Umum di SMP Islam Plus Baitul Maal sejak tahun 2009 sampai sekarang

bagian sarana dan prasarana sekolah.Abdul Madjid juga memiliki

pengalaman organisasi sebagai Ketua Remaja Masjid Al-Falah pada tahun

1998 kepala bidang dakwah dan pendidik Masjid Al-Falah tahun 2006 sampai

sekarang. Pengalaman workshop dan karya ilmiah yang pernah diikuti

diantaranya, seminar ekonomi Islam di Universitas Indonesia pada tahun

2007, seminar BAZNAS tahun 2005, serta menulis karya ilmiah berupa

modul untuk mahasiswa PAUD “Metode Pengembangan Moral dan Nilai

Agama”. Dan modul untuk perkuliahan Diploma tiga (D.3) yang berjudul

“Meniti Jalan Islam”.Sehingga dengan bekal keilmuan dan pengalaman yang

telah dimilikinya, beliau di amanahkan oleh Waka.bidang kurikulum untuk

mengampu mata pelajaran PAI, dengan bekal tersebut diharapakan mampu

membina akhlak siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren.

Page 58: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

47

Sedangkan guru PAI yang kedua yang mengampu jam pelajaran PAI di

kelas VII dan VIII adalah Ibu Endang Retnosari, S.Pd.I, beliau lahir

Pekalongan pada tanggal 01 Juni 1984, alamat rumah beliau di Jl.

Pesanggrahan Raya No. 32 RT. 01/03, Kel. Pondok Betung, Pondok Aren,

Kota Tangerang Selatan. Riwayat pendidikan beliau SDN 04 Jakarta Selatan,

dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama di Pondok Pesantren Nurul

Khotimah di daerah Kuningan-Jawa Barat hingga tamat Madrasah Aliyah.

Setelah tamat MA beliau melajutkan ke perguruan tinggi di Institut Ilmu Al-

Qur’an (IIQ) Jakarta hingga meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam. Riwayat

pekerjaan diantaranya, mengajar TPA, pernah mengajar di Sekolah Dasar

selama enam bulan, dan mengajar di SMP Islam Plus Baitul Maal yang kini

telah memasuki tahun keenam masa pengabdiannya di SMP

tersebut.Pengalaman-pengalaman organisasi yang pernah di ikuti diantaranya,

sekretaris di OSIS sewaktu masih di Madrasah Aliyah, Sie. Dakwah dan

Ruhiyah di Remaja Masjid tempat beliau tinggal selain itu, beliau juga

memiliki pengalaman berupa workshop dan karya ilmiah yang pernah dibuat

diantaranya modul bahasa Arab kelas VII untuk SMP/Madrasah

TsanawiyahSe-Kecamatan Pondok Aren.

Untuk menunjang Proses Belajar Mengajar (PBM) perlu didukung oleh

tenaga pendidik dan kependidikan. Jumlah guru yang terdapat di SMP Islam

Plus Baitul Maal yaitu berjumlah 23 orang, jumlah guru tersebut sebagian

besar merupakan Sarjana Strata 1 yang memiliki kemampuan diberbagai

macam disiplin ilmu, ada tiga orang yang masih Diploma tiga (D.3).

Page 59: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

48

Tabel Tenaga Pendidik danKependidikan11

No Nama Guru Tempat/Tgl

Lahir

Status

Pegawai

Mata

Pelajaran

Tugas

Tambahan

1 Susilo Edy, S.Si. Pati,

14/07/1974 GTY -

Kepsek

2 Ermawati, S.Pd. Jakarta,

25/11/1971 GTY IPS Kesiswaan

3 Endang Retnosari,

S.Pd.I

Pekalongan,

01/06/84 GTY PAI Kurikulum

4 Abdul Malik, SE.I Jakarta,27/09

/1983 GTY IPS -

5 Ridha Muslimah,

S.Pd.

Mentok,

03/12/1974 GTY

Bhs.

Indonesia -

6 Yayat Riatna,S.Pd.

Cirebon,15/1

2/1985 GTY

Bhs.

Inggris -

7 Asnah, S.Psi.

Jakarta,

08/06/1977 GTY BK -

8 Hasyim, S.Pd. Tangerang,0

3/05/1982 GTY Matematik -

9 Uswatun

Hasanah,S.Pd.

Brebes,

03/02/1985 GTY IPA -

10 Octavia Indrasari, SE. Jakarta,25/10

/1981 GTY IPS -

11 Ahmad Fauzi, S.Hum. Tangerang,0

6/03/1986 GTY

Bahasa

Arab -

12 M. Lutfi Firdaus,

S.Pd.

Tangerang,2

5/05/1988 GTT Matematik -

13 Sri Mukholifah, S.Pd.I Tangerang,2

5/09/1988 GTT PKn -

14 M. Chandra P., A.Md. Plaju,17/04/1

977 GTT TIK -

15 Rina Noviani, S.Pd. Jakarta,

16/11/1973 GTY

Bimbingan

Konseling -

16 Agus Winardjo, S.Pd.I Surabaya,23/

08/1970 GTY Penjaskes -

17 Abdul Madjid, S.Pd.I Wonosobo,0

5/09/1974 GTY PAI -

18 Surati, S.Pd. Jakarta,21/07

/1971 GTY SBK -

19 Feri Triswantoro, SE. Jakarta,29/03

/1974 GTY TIK -

20 Diah P. , A.Md Jakarta,30/09

/1974 GTY

Mulok Al-

Qur’an -

11

Dokumen, SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren, 23Oktober 2012

Page 60: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

49

21 Maya Yunus, S.Ag. Jakarta,21/03

/1974 GTY

Mulok Al-

Qur’an -

22 Moch. Chalim, S.Pd.I Pekalongan,0

1/02/1984 Staff - Tata Usaha

23 Isgiantoro, A.Md. Jakarta,

20/02/1979 Staff - Tata Usaha

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar guru

yang mengajar di SMP Islam Plus Baitul Maal adalah merupakan lulusan

(S.1) pendidikan. Di samping itu, guru-guru di SMP Islam Plus Baitul Maal

sebagian besar mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan keahliannya,

sehingga mereka dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik.

Namun demikian, masih ada sebagian kecil guru yang mengajar tidak sesuai

dengan bidang ilmu yang dikuasainya. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi

pembelajaran yang dilakukannya. Karena mereka sudah menjadi bagian dari

SMP Islam Plus Baitul Maal, maka hal tersebut kiranya perlu mendapatkan

perhatian dari kepala sekolah untuk dilakukan pelatihan yang dapat

membantu mereka dalam menjalankan tugas dan kewajibannya agar kegiatan

belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan bersama-sama dapat tercapai.

c. Keadaan Murid

Murid adalah objek pertama dalam proses belajar mengajar, maka

dalam pendidikan pertolongan yang diberikan oleh guru terhadap murid atas

pertumbuhan seorang anak untuk dibina ketingkat kedewasaan murid, perlu

ada bimbingan dan pengarahan yang positif dari orang dewasa, baik dari

lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Tabel Keadaan Murid12

SMP Islam Plus Baitul Maal Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Kelas Rombel Putra Putri Jumlah

1 VII 2 20 21 41

2 VIII 2 21 17 38

3 IX 2 14 12 26

Jumlah 6 55 50 105

12

Dokumen, SMP IslamPlus Baitul Maal Pondok Aren, Tangsel.

Page 61: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

50

Secara umum PAI bertujuan untuk meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang ajaran-

ajaran agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini senada dengan tujuan

pendidikan dasar yang berfungsi untuk meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian dan akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.13

E. Deskripsi, Analisa dan Interpretasi Data

1. Strategi Guru PAI Dalam Membina Akhlak Siswa

Pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren

dilaksanakan baik dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Pembinaan

dilingkungan sekolah dilakukan kegiatan “Sambut Pagi” yang rutin dilaksanakan

setiap hari dimulai dari hari senin hingga jum’at, materi dari kegiatan tersebut

diantaranya : shalat dhuha berjama’ah, tadarrus, tahsin dan tartil al-Qur’an,

kultum dari para siswa yang dibimbing oleh guru-guru PAI yang ada di SMP

Islam Plus Baitul yaitu Bpk. Abdul Madjid, S. Pd.I dan Ibu Endang Retnosari,

S.Pd.I secara bergantian sesuai jadwal yang telah dibuat oleh kepala sekolah.

Selain itu, ada pula pembinaan akhlak yang sifatnya pemberianpenghargaan

(reward) kepada siswa yang dalam kurun waktu satu semester tidak pernah

melanggar aturan sekolah berupa pembebasan biaya SPP, dan bagi siswa yang

melanggar pun ada sanksi yang telah ditentukan oleh pihak sekolah sehingga

upaya ini diharapkan mampu membina akhlak di SMP Islam Plus Baitul Maal

agar berakhlak terpuji. Tidak hanya sampai disitu saja, upaya sekolah pun

menggalang kerjasama dengan orang tua siswa di rumah dengan memberikan

buku pemantauan kegiatan ibadah yang wajib ditanda tangani oleh orang tua

siswa masing-masing. Dan pada hari-hari besar Islam, pihak sekolah

menyelenggarakan kegiatan dengan mengundang pembicara dari luar sekolah

13

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda

Karya, 2007), h. 13.

Page 62: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

51

untuk memberikan motivasi kepada para siswa agar senantiasa memiliki akhlak

terpuji, karena sekolah memandang betapa pentingnya akhlak terpuji bagi para

siswa di sekolah. Sehingga guru PAI yang diberi tanggung jawab selalu berupaya

bagaimana mencari solusi tepat dalam upaya pembinaan akhlak siswa di sekolah

tersebut.

Dalam upaya membina akhlak siswa ada beberapa strategi atau langkah-

langkah yang dilakukan oleh guru PAI, yaitu :

a. Kegiatan Ibadah Siswa

Ibadah yang dimaksud disini meliputi aktivitas-aktivitas yang tercakup

dalam rukun Islam ditambah ibadah-ibadah lainnya yang bersifat sunnah.

Kegiatan ibadah bagi siswa didasarkan pada prinsip implementasi

pengalaman atas rukun Islam dan penjabaran maknanya bagi kehidupan nyata

di SMP Islam Plus Baitul Maal kegiatan ini disebut “Sambut Pagi”, misalnya

bahwa sholat merupakan benteng bagi seseorang untuk menghindarkan diri

dari perbuatan keji dan munkar, zakat sebagai upaya membersihkan jiwa dan

harta, puasa sebagai latihan untuk mengembangkan sifat sabar dan kejujuran

serta melahirkan kepedulian sosial, serta ibadah haji yang memiliki nilai-nilai

historis.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru PAI kelas IX, Bapak

Abdul Madjid, S.Pd.I mengatakan“………….Pengamalan bentuk-bentuk

ibadah yang merupakan pondasi dasar hukum Islam ini, akan memungkinkan

timbulnya rangsangan dari dalam diri siswa untuk dapat secara mendalam

memahami kegiatan agamanya dan mampu menerjemahkannya dalam

kehidupan sehari-hari”14

. Secara akademis kegiatan ini merupakan bentuk

implementasi praktis dari pengetahuan teoritik dan kognitif yang diperoleh

siswa mengenai ajaran dan bentuk-bentuk ritual keagamaannya.

Kegiatan keagamaan ini bertujuan untuk menjadikan siswa sebagai

seorang muslim yang disamping berilmu juga mampu mengamalkan ajaran

agama dalam kehidupan sehari-hari.

14

Wawancara Khusus, dengan Guru PAI Bpk. Abdul Madjid, S.Pd.I, (Pondok Aren,

09November 2012)

Page 63: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

52

Tabel 1

Keikutsertaan Siswa dalamKegiatan Ibadah

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban S

Prosentase

%

1

Saya mengikuti

setiap kegiatan

ibadah yang

diselenggarakan

oleh sekolah.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

22

6

2

0

75,25

17,30

4,45

0,00

Jumlah 30 100%

Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa keikutsertaan siswa

dalam kegiatan ibadah yang dilakukan sekolah tergolong tinggi, hanya

sebagian saja yang tidak intensif mengikuti ibadah.Namun demikian, hal

tersebut perlu menjadi perhatian guru PAI kedepan agar setiap siswa tanpa

terkecuali dapat mengikuti kegiatan ibadah yang diselenggarakan oleh

sekolah.

Berdasarkan pada tabel di atas dapat ditafsirkan bahwa seluruh siswa

SMP Islam Plus BM, sebagian besar 72,5% menyatakan selalu mengikuti

setiap kegiatan ibadah yang diselenggarakan oleh sekolah, sedangkan ada

0,00% siswa yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 2

Pemantauan Kegiatan Ibadah Siswa Oleh Pihak Sekolah

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

2

Sekolah memantau

setiap kegiatan

Ibadah.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

22

7

1

0

73,00

20,33

6,67

0,00

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru PAI,

adanya upaya dari sekolah untuk senantiasa memantau setiap kegiatan ibadah

yang dilakukan oleh siswa dengan memberikan buku pemantauan ibadah

yang ditanda tangani oleh guru pembimbing dan orang tua siswa masing-

Page 64: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

53

masing.Tujuannya agar orang tua dapat membantu guru pembimbing dalam

hal ini guru PAI dalam membina anak-anak mereka di sekolah.

Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa seluruh siswa SMP Islam

PlusBM lebih dari setengahnya menyatakan bahwa sekolah memantau setiap

kegiatan ibadah yang dilaksanakan dalam hal pembinaan akhlak siswa.

Tabel 3

Pengisian Buku Pemantauan Ibadah

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

3

Setiap kegiatan

ibadah, saya

mengisi buku

pemantauan ibadah.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-

kadang

d. Tidak Pernah

16

10

3

1

57,00

30,00

9,65

3,35

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan data pada tabel 3 di atas, para siswa di SMP Islam PlusBM

Pondok Aren sebagian besar mengisi buku pemantauan ibadah, dikarenakan

buku pemantauan tersebut menjadi nilai tambah bagi para siswa jika di isi.

Apabila buku pemantauan ibadah tersebut tidak di isi sudah dikategorikan

pelanggaran oleh pihak sekolah, walaupun masih ada sebagian kecil 3,35%

yang tidak pernah mengisi dan mereka menerima sanksi yang telah ditentukan

oleh sekolah. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa seluruh siswa SMP

Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren lebih dari setengahnya menyatakan selalu

mengisi buku pemantauan ibadah yang diberikan oleh sekolah.

Tabel 4

Kegiatan Sholat Dhuha di Sekolah

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

4

Saya sholat dhuha

sesuai anjuran dari

sekolah.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

14

10

5

1

47,00

35,00

15,00

3,00

Jumlah 30 100 %

Page 65: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

54

Guru PAI di SMP Islam Plus BM seringkali menjelaskan tentang faedah

shalat dhuha, sehingga para siswa di sekolah tersebut melaksanakan sholat

dhuha merasa lebih kepada satu kebutuhan, orientasinya bukan karena anjuran

sekolah lagi, akan tetapi lebih kepada kesadaran individu. Hal ini disebabkan

karena para siswa paham akan manfaat yang di dapat oleh seorang hamba

Allah, apabila mereka taat dalam beribadah dan dilaksanakan secara terus-

menerus (dawam). Walaupun masih ada sebagian kecilnya 3,00% yang tidak

pernah mengikuti kegiatan dhuha terutama siswa yang suka melanggar aturan

dan telah diberi sanksi tegas oleh pihak sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI para siswa di SMP Islam

Plus Baitul Maal Pondok Aren sangat antusias dalam melaksanakan sholat

dhuha berjama’ah, termasuk materi-materi yang diberikan oleh guru PAI

selaku pembimbing dan siswa yang mendapat giliran kultum. Dengan demikian

dapat dilihat pada jawaban angket walaupun kurang dari setengahnya sebagian

besar siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal sangat setuju melaksanakan sholat

dhuha sesuai anjuran sekolah.

Tabel 5

Pemantauan Orang Tua di Rumah Berkaitan dengan Ibadah

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

5

Di rumah orang tua

saya menegur saya

jika tidak

mengerjakan sholat

lima waktu.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

12

10

8

0

40,00

33,3

26,7

0,00

Jumlah 30 100%

Kerjasama antara orang tua murid dan guru sangat diperlukan, terutama

dalam hal pembinaan akhlak. Karena dalam dua puluh empat jam siswa lebih

banyak waktunya di rumah, di sekolah hanya tujuh jam selebihnya orang tua

memiliki waktu yang lebih luas dalam memantau perkembangan anaknya di

rumah terutama dalam melaksanakan ibadah. Sebagai umat Islam sholat

merupakan ibadah yang sifatnya urgen. Berdasarkan hasil wawancara kepala

sekolah dibantu guru juga melibatkan orang tua siswa dalam pembinaan

Page 66: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

55

akhlak.Sekolah memberikan buku pemantauan ibadah yang dilaksanakan siswa

di sekolah maupun di rumah dan disertai tanda tangan orang tua siswa dan guru

PAI.

Tabel 6

Kebiasaan Sholat Dhuha di Rumah

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

6

Sholat dhuha di

sekolah mendorong

saya untuk terbiasa

sholat dhuha sehari-

hari.

a. Setuju

b. Sangat setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

10

12

8

0

33,3

40,0

26,7

0,00

Jumlah 30 100%

Kebiasaan yang baik ternyata tidak hanya dilakukan di sekolah, para siswa

di SMP Islam Plus BM merasa terbiasa melaksanakan shalat dhuha walaupun

mereka sedang berada di rumah. Saat libur di hari sabtu dan minggu kegiatan

ibadah shalat dhuha rutin dilaksanakan di rumah, dan orang tua para siswa

tersebut ikut memantau kegiatan ibadah di rumah dengan mengisi buku

pemantauan ibadah untuk orang tua siswa yang telah diberikan oleh pihak

sekolah pada setiap awal semester.

Berdasarkan data tabel 6di atas 33,3% responden menyatakan setuju, 40%

responden menyatakan sangat setuju, sebagian kecil 26,7% responden

menyatakan kurang setuju, dan 0,00% responden menyatakan tidak setuju.

Sebagian besar siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal menyatakan sangat setuju

terbiasa melaksanakan sholat dhuha sehari-hari atas dorongan dari sekolah,

karena mereka diberi pemahaman akan makna dan nilai-nilai yang ada pada

sholat dhuha sehingga mereka terbiasa untuk melaksanakannya.

2. Keteladanan

Pendidikan Agama Islam di sekolah pada dasarnya bertujuan untuk

membina kepribadian siswa agar tumbuh dan berkembang serta memiliki

pemahaman tentang agama Islam. Dengan adanya pemahaman yang mendalam

tentang agama Islam, maka akan menimbulkan kesadaran untuk melaksanakan

ajaran-ajaran agama Islam. Kegiatan ektrakurikuler yang diadakan berkaitan

Page 67: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

56

dengan berbagai bentuk kegiatan-kegiatan PAI dimaksudkan untuk melatih siswa

agar senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran pokok dalam ajaran Islam.

Pembinaan akhlak melalui kegiatan di luar jam sekolah (ekskul) merupakan

kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang materinya tidak

terdapat dalam uraian kompetensi dasar atau silabus pendidikan agama Islam.

Kegiatan ini dilakukan baik di sekolah maupun di luar jam sekolah dengan

maksud memperluas pengetahuan dan wawasan siswa dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan. Agar kegiatan eksktrakurikuler dapat terlaksana dengan baik

dan memperoleh hasil serta manfaat yang optimal, perlu diperhatikan beberapa hal

berikut, Adanya program kerja atau kerangka acuan untuk masing-masing

kegiatan ekstrakurikuler, Jenis program kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan hendaknya diprioritaskan pada : Kegiatan yang banyak diminati

siswa, adanya Pembina yang mempunyai kemampuan/kompetensi dibidangnya,

ketersediaan sarana dan prasarana pendukung, kegiatan yang dilakukan dalam

rangka upaya mendukung keimanan dan ketaqwaan, adanya dukungan dari orang

tua siswa, tidak menganggu waktu efektif belajar sekolah.

Tabel 7

KeteladanKepala Sekolah

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban S

Prosentase

%

7

Menurut saya

Kepsek sudah

memberikan

keteladanan dengan

baik.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak setuju

20

8

2

0

65,00

25,00

10,00

0,00

Jumlah 30 100%

Siswa sebagai amanah yang diberikan oleh orang tua kepada sekolah,

maka ia harus di bina dengan cara yang terbaik. Dalam segala hal seorang kepala

sekolah harus memberikan keteladanan yang baik kepada guru-guru dan anak

didiknya (siswa). Seringkali kekeliruan dalam mendidik siswa adalah kesalahan

kepala sekolah contohnya, sekolah menyuruh siswanya disiplin sementara ada

kepala sekolah yang masih datang tidak tepat waktu atau semaunya. Hal ini dapat

menimbulkan perilaku buruk bagi guru dan siswa. Namun tidak demikian halnya,

Page 68: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

57

pada SMP Islam Plus Baitul Maal kedisiplinan sudah dimulai dari kepala sekolah

mereka yang datang selalu lebih awal dari siswa dan guru, berdasarkan hasil

wawancara dengan kepala sekolah, hal tersebut dimaksudkan guna memberi

keteladanan kepada para guru dan siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok

Aren agar senantiasa menghargai waktu, karena apabila kepala sekolah dan guru

terlambat datang maka pembelajaran akan terkurangi akibat keterlambatan datang

ke sekolah.

Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar siswa SMP

Islam Plus Baitul Maal lebih dari setengahnya menyatakan setuju jika kepala

sekolah mereka sudah memberikan keteladanan dengan baik.

Tabel 8

Keteladanan Guru PAI

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

8

Menurut saya guru

PAI saya mampu

menjadi teladanyang

baik.

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak setuju

18

8

3

1

60,0

25,0

10,2

3,00

Jumlah 30 100 %

Pendidikan dengan teladan dapat dilakukan oleh para pendidik dengan

menampilkan perilaku yang baikdi depan peserta didik. Penampilan perilaku yang

baik (akhlakul karimah) dapat dilakukan dengan sengaja maupun dengan tidak

sengaja. Keteladanan yang disengaja adalah keadaan yang diadakan oleh pendidik

agar diikuti atau ditiru oleh peserta didik, seperti memberikan contoh cara

membaca al-Qur’an yang benar dan mengerjakan shalat dengan benar.

Keteladanan itu disertai penjelasan atau perintah agar diikuti. Demikian halnya

dengan guru PAI di SMP Islam Plus BM yang senantiasa menampilkan perilaku

yang baik di depan para siswa dan mempraktekkannya secara langsung, seperti

ketaatan dalam ibadah apabila waktu dzuhur telah tiba guru terlebih dahulu

mengambil air wudhu, setelah itu mengarahkan para siswa untuk menuju ke

masjid. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru PAI, umumnya para

Page 69: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

58

guru di SMP Islam PlusBM diharuskan memberi keteladanan yang baik kepada

para siswa, hal ini sesuai dengan anjuran kepala sekolah di SMP tersebut.

Tabel 9

Keteladanan Oleh Orang Tua

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

9

Orang tua saya

memberi teladan

yang baik tentang

perilaku dalam

kehidupan sehari-

hari.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

10

12

8

0

33,3

40,00

26,7

0,00

Jumlah 30 100%

Sudah sepatutnya orang tua apabila menghendaki generasi yang berakhlak

mulia maka harus dimulai dari diri sendiri.Dalam hal ini adalah orang tua, kepala

sekolah dan guru.Orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya, anak cenderung

meniru perilaku yang nampak disekitarnya.Jika yang terlihat itu baik maka besar

kemungkinan anak pun mengikutinya.Pendidikan dengan keteladan dilakukan

oleh orang tua dengan mengajak anak-anaknya mengetahui intisari suatu perkara

yang disaksikan, diperhatikan, diinduksi dan ditimbang-timbang.Misalnya anak

diajak untuk merenungkan kisah Nabi Yusuf yang dianiaya oleh saudara-

saudaranya dan mengambil pelajaran dari kisah tersebut.

Berdasarkan data tabel di atas 33,3% responden menyatakan selalu, 40,0%

responden menyatakan sering, sebagian kecil 26,7% responden menyatakan

kadang-kadang, dan 0,00% yang menyatakan tidak pernah. Maka dapat

disimpulkan bahwa hampir seluruhnya para orang tua di SMP Islam Plus Baitul

Maal memberi teladan yang baik tentang perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Page 70: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

59

3. Penyelenggaraan Kegiatan Hari-hari Besar Islam

Tabel 10

Penanda Tanganan Buku Pemantauan Ibadah Oleh Orang Tua

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

10

Orang tua saya

menanda tangani

buku pemantauan

ibadah.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

9

15

6

0

52,5

30,7

16,75

0,00

Jumlah 30 100%

Buku pemantauan ibadah adalah buku yang telah diberikan oleh pihak

sekolah kepada seluruh orang tua siswa, tujuannya adalah agar orang tua di SMP

Islam Plus BM ikut serta dan membantu memantau kegiatan ibadah yang telah

dilakukan oleh putra-putri mereka di sekolah tersebut. Penanda tanganan buku

dilakukan oleh guru pembimbing kegiatan oleh guru PAI dan disertai pula tanda

tanda tangan dari masing-masing siswa, jika ada siswa yang membolos dalam

melakukan kegiatan, maka orang tua dapat langsung melihat tanda tangan guru

pembimbing dalam buku tersebut.

Berdasarkan data pada tabel 10 sebagian besar siswa (52,5%) responden

menyatakan selalu, sebagian kecil (30,7%) responden menyatakan sering,

responden menyatakankadang-kadang (16,75%) dan sebagian lainnya (0,00%)

responden menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa

seluruh siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren menyatakan selalu

orang tuanya menanda tangani buku pemantauan ibadah.

Tabel 11

Penyelenggaraan Acara PHBI

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

11

Setiap hari besar

Islam, sekolah saya

mengadakan acara.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

20

6

4

0

63,23

17,35

11,37

0

Jumlah 30 100 %

Page 71: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

60

Maksud dari kegiatan hari-hari besar Islam adalah kegiatan yang

dilaksanakan untuk memperingati dan merayakan hari besar Islam sebagaimana

biasa dilaksanakan oleh masyarakat Islam di Indonesia atau bahkan di seluruh

dunia, berkaitan dengan peristiwa-peristiwa bersejarah, seperti maulid Nabi

Muhammad SAW, Isra Mi’raj, 1 muharram dan lain sebagainya.

Realisasi dari bentuk kegiatan ini diharapkan siswa-siswi SMP Islam Plus

Baitul Maal mampu memahami betapa pentingnya perilaku terpuji dalam

kehidupan dan berbagai hal yang baik sehingga tujuan pihak sekolah mengundang

para penceramah yang untuk memberikan motivasi tentang pentingnya akhlak

terpuji dapat tercapai bagi para siswa di sekolah ini.

“……….tujuan diadakannya peringatan dan perayaan hari-hari besar

Islam ini antara lain adalah untuk melatih para siswa untuk berperan serta dalam

upaya-upaya menyemarakkan syi’ar Islam yang berkembang dalam masyarakat

melalui kegiatan yang positif dan bernilai baik bagi pembinaannilai-nilai akhklak

Islamiyahbaik untuk diri dan masyarakatnya”.15

Tabel 12

Pemberian Motivasi Akhlak Oleh Pihak Luar Sekolah

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

12

Dalam

memperingati hari

besar Islam, sekolah

saya mengundang

pembicara untuk

memberi motivasi

kepada siswa agar

berakhlak terpuji.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

16

9

5

0

55,0

30,0

15,0

0,00

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data tabel di atas, dalam membina akhlak siswa agar menjadi

terpuji (mulia) seorang guru tidak dapat bekerja sendiri harus melibatkan pihak

orang tua dan para pembicara (da’i) yang di undang ke sekolah melalui

momentum hari-hari besar Islam tujuannya agar siswa tidak jenuh hanya

mendengar dari gurunya saja di sekolah, hal ini rutin dilakukan oleh SMP Islam

15

Wawancara, Kepsek SMP Islam Plus Baitul Maal, Bpk. Susilo Edy, S.Si., (Pondok

Aren, 09 November 2012).

Page 72: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

61

Plus BM dalam rangka pembinaan akhlak di sekolah.Berdasarkan hasil

wawancara penulis dengan kepala sekolah, kegiatan tersebut setahun bisa sampai

empat kali yaitu, peringatan maulid Nabi Saw, peringatan Isra’ Mi’raj Nabi

Muhammad Saw, peringatan 1 Muharram dan kegiatan pesantren kilat di bulan

Ramadhan.

Berdasarkan data tabel diatas, dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa

lebih dari setengahnya 55,0% responden menyatakan sekolah selalumengundang

para pembicara dalam memperingati hari-hari besar Islam untuk memberi

motivasi kepada siswa agar berakhlak terpuji (akhlakul karimah).

4.Pembiasaan dan Pembelajaran PAI di Kelas

Tabel 13

Suasana Kelas Ketika Pelajaran PAI

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

13

Setiap pelajaran PAI

berlangsung, kelas

terasa berisik.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

0

1

9

20

0,00

5,00

30,0

65,0

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru PAI di SMP Islam Plus

BM, pelanggaran-pelanggaran yang kadang dilakukan siswa adalah berisik di

kelas, biasanya dimulai dari satu siswa apabila mendengar satu keributan yang

lain ikut serta, berisik tersebut disebabkan apabila teman-teman mereka mulai

iseng pada saat menulis catatan materi di papan tulis (whiteboard).

Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa keadaan di dalam kelas pada

saat proses belajar mengajar berlangsung berjalan kondusif sesuai dengan

pernyataan responden yang lebih dari setengahnya 65,0 % menyatakan kadang-

kadang berisik di kelas. Dan 0,00 % menyatakan selalu maka dapat disimpulkan

bahwa Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas pada SMP Islam Plus Baitul Maal

tidak selalu berisik sesuai dengan hasil wawancara dengan guru PAI di sekolah

tersebut.

Page 73: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

62

Tabel 14

Suasana Pembelajaran di Kelas

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

14

Ketika pelajaran

berlangsung, siswa

bercanda di kelas.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

0

1

19

10

0,00

3,30

65,0

32,0

Jumlah 30 100%

Dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif, salah satunya adalah

dengan cara menegur siswa yang bercanda. Tabel di atas menunjukkan bahwa

masih terdapat siswa yang masih melanggar aturan untuk tidak bercanda di kelas.

Ini berarti bahwa guru kurang jeli dalam menguasai kelas, padahal menguasai

kelas menjadi tugas guru guna menjamin kenyamanan siswa dalam belajar.

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa kondisi seperti ini

disebabkan karena karakteristik siswa yang berbeda-beda, waktu belajar yang

sangat sempit, sehingga guru lebih banyak mengejar target materi dan kurang

mempedulikan hal-hal yang dianggap tidak terlalu penting.Berdasarkan tabel di

atas responden yang menyatakan selalu (0,00%) sebagian kecil (3,30%) responden

menyatakan sering, dan sebagian besar lebih dari setengahnya (65,0%) responden

menyatakan kadang-kadang, dan (3,30%) responden menyatakan tidak pernah.

Tabel 15

Kesan Siswa

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel Prosentase %

15

Saya merasa

nyaman dan senang

belajar PAI.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

20

9

1

0

65,00

30,00

5,00

0,00

Jumlah 30 100%

Guru PAI disebut juga sebagai bapak ruhani (spiritual father) bagi peserta

didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan

meluruskan perilaku yang buruk.Hal tersebut sudah nampak pada guru PAI di

Page 74: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

63

SMP Islam BM, dimana siswa mereka merasa nyaman dan senang apabila jam

pembelajaran PAI berlangsung.

Berdasarkan tabel di atas menandakan bahwa tidak semua siswa merasa

nyaman dan senang belajar PAI karena masih ada yang menyatakan kadang-

kadang, walaupun sebagian besar 65,00% responden menyatakan, 30,00 %

responden menyatakan sering, dan hanya sebagian kecil saja 5,00% responden

kadang-kadang, dan 0,00% menyatakan tidak pernah.

Tabel 16

Manfaat Mempelajari PAI

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

16

Dengan

mempelajari PAI,

perilaku saya

menjadi lebih baik.

a. Setuju

b. Sangat setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

16

10

4

0

55,00

30,00

15,00

0,00

Jumlah 30 100%

Dalam paradigma Jawa, pendidik diidentikkan dengan guru (gu dan ru)

yang berarti “digugu” dan “ditiru”. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru

memiliki seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya mereka (guru)

memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat kehidupan

ini.Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru memiliki kepribadian yang utuh, yang

karenanya segala tindak-tanduknya patut dijadikan panutan dan suri teladan oleh

siswanya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa peran guru PAI sangat berkaitan dengan

perilaku siswa agar menjadi lebih baik, menggunakan bahasa yang baik dan benar

ketika melaksanakan pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami materi

pembelajaran.Dengan demikian pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru PAI

dapat berjalan dengan baik karena tidak ada kendala yang yang dihadapi oleh

siswa dalam memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru.

Guru PAI di SMP Islam Plus BM sudah memiliki latar belakang

pendidikan dan pengalaman organisasi yang cukup memadai, karena keduanya

(Bpk. Abdul Madjid,S.Pd.I dan Ibu Endang Retnosari, S.Pd.I) telah mengenyam

Page 75: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

64

pendidikan selama 6 tahun di pondok pesantren dan masing-masing berpendidikan

strata satu (S.1) program studi bidang Pendidikan Agama Islam, sehingga

denganbekal tersebut keduanya diamanahkan mengampu mata pelajaran PAIdi

sekolah tersebut. Berdasarkan tabel di atas 55,00% responden menyatakan setuju,

30,00% menyatakan sangat setuju, 15,00% responden menyatakan kurang setuju,

sebagian kecil 0,00% responden menyatakan tidak setuju.

Tabel 17

Pelaksanaan Tugas

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

17

Sepengetahuan saya,

siswa-siswa

mengerjakan tugas

tepat pada

waktunya.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

16

10

3

0

55,0

33,0

10,0

0,00

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa kondisi seperti ini

disebabkan karena karakteristik siswa yang berbeda-beda, waktu belajar yang

sangat sempit, sehingga guru lebih banyak yang mengejar target materi dan

kurang mempedulikan hal-hal yang tidak dianggap terlalu penting.

Kegiatan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran adalah

memeriksa tugas-tugas yang telah diberikan untuk memastikan apakah seluruh

siswa sudah mengerjakan dan siap untuk belajar. Di samping itu, hal ini dilakukan

untuk meningkat mutu belajar siswa dan menanyakan pemahaman siswa tentang

materi yang sudah dibahas sehingga siswa merasa mendapat perhatian dari guru.

Dengan demikian berdasarkan tabel di atas dapat ditafsirkan bahwa siswa

di SMP Islam Plus Baitul Maal selalu mengerjakan tugas tepat pada waktunya

sesuai dengan data angket yang lebih dari setengahnya 55,0% responden

menyatakan selalu menyelesaikan tugas tepat waktu.

Page 76: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

65

Tabel 18

Pemberian Sanksi Kepada Siswa Yang Berisik di Kelas

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

18

Guru memberi

sanksi kepada siswa

yang berisik di

kelas.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

15

12

3

0

55,3

35,3

6,60

0,00

Jumlah 30 100%

Guru sebaiknya memberikan sanksi kepada siswa yang berisik di kelas,

agar memberikan efek jera terhadap siswa yang melanggar dan siswa yang tidak

melanggar agar lebih mentaati segala tata tertib yang berlaku di sekolah. Dan hal

ini sudah dilakukan oleh guru di SMP Islam Plus BM, sesuai dengan pernyataan

responden yang hampir setengahnya 55,5% menyatakan selalu, responden yang

menyatakan sering 35,3% dan 5,5% responden menyatakan kadang-kadang, akan

tetapi masih ada juga guru yang tidak memberi sanksi hanya sebagian kecilnya

saja 4,1% responden yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 19

Pemberian Sanksi Kepada Siswa Yang Bercanda di Kelas

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

19

Guru memberi

sanksi kepada siswa

yang bercanda di

kelas.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

23

5

2

0

75,00

15,00

10,00

0,00

Jumlah 30 100%

Setiap sekolah memang selalu ada saja siswa yang melanggar aturan,

namun sejauhmana upaya guru dalam meminimalisir siswa yang bercanda, yaitu

dengan cara memberi sanksi bagi siswa yang suka bercanda di kelas terasa cukup

efektif di SMP Islam Plus Baitul Maal karena para siswa pun merasa takut akan

sanksi yang diberikan apabila bercanda. Hal ini dapat di lihat pada tabel di atas

hampir keseluruhan 75,0% responden menyatakan selalu ada sanksi bagi siswa

yang bercanda di kelas. Berdasarkan tabel di atas sebagian besar (75,0%)

Page 77: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

66

responden menyatakan selalu, (15,0%) responden menyatakan sering, sebagian

kecil (10,0%) responden menyatakan kadang-kadang dan (0,00%) responden

menyatakan tidak pernah.

Tabel 20

Sanksi Kepada Siswa Yang Tidak Mengerjakan Tugas

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

20

Guru memberi

sanksi kepada siswa

yang tidak

mengerjakan tugas

tepat waktu.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

21

7

2

0

70,00

23,75

6,25

0,00

Jumlah 30 100%

Tugas merupakan salah satu faktor penting untuk mengevaluasi

pembelajaran, dengan memberikan tugas para siswa akan lebih bersemangat untuk

mengikuti pembelajaran. Tugas-tugas yang diberikan dapat berupa soal dari

Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Pekerjaan Rumah (PR), agar para siswa yang

diberikan tugas tersebut mengerjakan tugas tepat waktu guru di SMP Islam Plus

Baitul Maal memberikan sanksi, sehingga dengan sanksi tersebut para siswa

merasa khawatir apabila tugas-tugas yang telah diberikan tidak dikerjakan tepat

pada waktunya.

Tabel 21

Sikap Siswa Atas Sanksi Yang Diberikan

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

21

Siswa yang diberi

sanksi atas

pelanggaran yang

dilakukan siswa

menerima dan

menyadarinya.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

16

13

1

0

55,00

40,00

5,00

0,00

Jumlah 30 100%

Setiap pelanggaran yang dilakukan para siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal

ada sanksinya sesuai dengan buku kredit point yang dibuat dan disetujui oleh

orang tua wali murid yang disertai materai, sehingga apabila dikemudian hari ada

yang melanggar siswa menyadari dan menerima sanksi tersebut. Berdasarkan

Page 78: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

67

tabel di atas sebagian besar 55,0% responden menyatakan selalu, 40,0%

responden menyatakan sering, sebagian kecil 5,00% responden menyatakan

kadang-kadang, dan 0,00% responden menyatakan tidak pernah.

Tabel 22

Penerapan Sanksi Berat Bagi Siswa Yang Berulangkali Melanggar

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

22

Siswa yang

berulang-ulang

melanggar diberi

sanksi yang berat.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

14

10

5

1

47,00

35,00

15,00

3,00

Jumlah 30 100%

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI, para siswa di SMP Islam

Plus Baitul Maal sejauh ini tidak ada siswa yang melakukan pelanggaran yang

berat, seperti tawuran antar sekolah, kasus narkoba dan lain sebagainya. Hanya

sebatas berisik dan bercanda di kelas pun sudah dianggap pelanggaran terhadap

aturan sekolah. Berdasarkan hasil angket 47,0% responden menyatakan selalu,

sebagian responden 35,0% menyatakan sering, 15,0% menyatakan kadang-

kadang, sebagian kecil 3,00% menyatakan tidak pernah.

5. Pembiasaan Sambut Pagi

Tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membiasakan,

menyucikan, membimbing dan mengarahkan hati manusia untuk dekat (taqarrub)

kepada Allah Swt. Hal tersebut karena tujuan utama pendidikan Islam adalah

upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu

membiasakan diri dalam peribadatan kepada peserta didik, berarti ia mengalami

kegagalan di dalam tugasnya, sekalipun peserta didik memiliki prestasi akademis

yang luar biasa. Hal tersebut mengandung arti akan keterkaitan antara ilmu dan

amal shaleh.

Page 79: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

68

Tabel 23

Keikut Sertaan Siswa dalam Sambut Pagi

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

23

Saya senang

mengikuti sambut

pagi di sekolah saya.

a. Setuju

b. Sangat Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

20

7

3

0

60,0

25,0

15,0

0,00

Jumlah 30 100%

Dalam istilah bahasa arab guru dikenal juga dengan sebutan mu’addib

adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab

dalam membangun peradaban yang jelas dan berkualitas.16

Dalam hal ini, para

siswa di SMP Islam Plus BM dibiasakan untuk memiliki tanggung jawab dalam

mengikuti kegiatan “Sambut Pagi” yang memang sudah menjadi kewajiban untuk

mengikutinya. Karena dalam kegiatan tersebut, ada buku pemantauan ibadah yang

di tanda tangani oleh guru pembimbing dan orang tua. Sejauhmana pemahaman

siswa akan nilai-nilai ibadah dapat dilihat dari buku pemantauan tersebut.

Berdasarkan tabel 23 sebagian besar (60,0%) responden menyatakan

setuju, (25,0%) responden menyatakan sangat setuju, dan sebagian kecil (15,0%)

responden menyatakan kurang setuju, (0,0%) responden menyatakan tidak setuju.

Dengan demikian lebih dari setengahnya siswa di SMP Islam PlusBM Pondok

Aren menyatakan setuju dengan kegiatan sambut pagi di sekolah mereka.

Tabel 24

Manfaat Sambut Pagi

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel Prosentase %

24

Bagi saya kegiatan

sambut pagi

membuat saya

merasa lebih dekat

kepada Allah SWT.

a. Setuju

b. Sangat setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

7

20

3

0

25,00

60,00

15,00

0,00

Jumlah 30 100%

16

Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Amzah, 2010), cet. Ke-1, hal. 90

Page 80: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

69

Hasil dari data tabel menunjukkan bahwa program pembinaan akhlak siswa

yang di laksanakan pihak SMP Islam Plus BM ternyata sangat berpengaruh

terhadap nilai-nilai religius kepada sang pencipta (khalik). Dengan jawaban

responden lebih dari setengahnya menyatakan sangat setuju dengan kegiatan

sambut pagi di sekolah.Berdasarkan tabel di atas sekitar (25,00%) responden

menyatakan setuju, lebih dari setengahnya (60,00%) responden menyatakan

sangat setuju, sebagian kecil (15,00%) responden menyatakan kurang setuju,

(0,00%) responden menyatakan tidak setuju.

6. Pengadaan Kultum

Maksud dan tujuan PAI adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan

kepribadian manusia (peserta didik) secara menyeluruh dan seimbang yang

dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran, (intelektual), diri manusia yang

rasional, perasaan dan indra. Maksud dan tujuan diadakan pemberian kultum di

oleh para siswa di SMP Islam PlusBM adalah melatih sikap tanggung jawab yang

rasional, menumbuhkan keberanian tampil dihadapan teman-teman dan guru

pembimbing mereka untuk memberikan ceramah agama.Orientasinya apabila ada

salah satu dari siswa yang mendapat tugas mengisi acara pada saat PHBI pun pada

umumnya siswa tidak merasa canggung lagi karena sudah dibiasakan pada saat

kegiatan “Sambut Pagi”.Dan kegiatan kultum tersebut biasanya dilaksanakan

setelah shalat dhuha berjama’ah. Untuk materi yang disampaikan sudah dibuatkan

konsep oleh guru PAI, siswa hanya tinggal menghapal materi kultum yang akan

disampaikan.

Tabel 25

Kesiapan Mengisi Kultum

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel Prosentase %

25

Saya siap untuk

mengisi kultum jika

mendapat giliran.

a. Setuju

b. Sangat setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

12

10

8

0

40,0

33,3

26,7

00,0

Jumlah 30 100%

Page 81: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

70

Pembagian tugas kultum yang sudah terjadwal membuat siswa di SMP Islam

PlusBM tidak canggung berdiri didepan teman-temannya untuk memberi ceramah

agama, karena mereka sudah membaca, memahami dan menghapal konsep yang

telah diberikan guru PAI sebelum tampil mengisi kultum. Berdasarkan data tabel

di atas 40,0% responden menyatakan setuju, 33,3% responden menyatakan sangat

setuju, sebagian kecil 26,7% menyatakan kurang setuju. Namun dapat

disimpulkan bahwa hampir seluruhnya siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal siap

untuk mengisi kultum jika mendapat giliran.

7. Pemberian Reward

Setiap perbuatan baik pasti akan ada balasan kebaikannya pula, hal inilah

yang selalu ditanamkan oleh SMP Islam Plus BM dalam rangka membina akhlak

para siswanya. Pemberian penghargaan (reward) kepada siswa yang berperilaku

baik akan menumbuhkan semangat dan persaingan yang sehat antara sesama

siswa. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru PAI, siswa yang pernah

mendapatkan reward berupa pembebasan SPP selama 6 bulan semakin giat dalam

belajar dan selalu menunjukkan perilaku yang baik, hal ini menandakan efektifitas

reward sangat berperan dalam membina akhlak para siswa di sekolah tersebut.

Dan reward itu sendiri diberikan setiap akhir semester (enam bulan sekali) yang

dinilai dari berbagai aspek yaitu, ibadah, perilaku, pengerjaan tugas tepat waktu

dan tidak melanggar aturan yang telah dibuat oleh pihak sekolah.

Tabel 26

Efek Pembebasan SPP

No. Pernyataan Alternatif

Jawaban Sampel

Prosentase

%

26

Pembebasan SPP

bagi siswa yang

berperilaku baik

mendorong saya

untuk tidak

melanggar aturan.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

15

13

8

0

55,0

35,0

20,0

0,00

Jumlah 30 100%

Fase usia SMP biasanya berlangsung antara 12 sampai dengan 15 tahun. Fase

ini ditandai dengan semakin meningkatnya sikap sosial.Gejala yang dominan pada

Page 82: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

71

masa ini adalah kecenderungan untuk bersaing yang berlangsung antar teman

sebaya dan lingkungan jenis kelamin yang sama.17

Pada periode ini ada

kesempatan yang sangat baik untuk membantu siswa, menumbuhkan sikap

bertanggung jawab dan menguasai nilai-nilai akhlak, terutama yang bersumber

dari agama Islam.

Pemberian penghargaan (reward)kepada siswa yang berperilaku baik dapat

menjadi motivasi dan juga dapat menumbuhkan persaingan yang sehat antara

sesama siswa. Namun pada kenyataannya tidak semua guru yang melakukannya,

hal tersebut berdasarkan hasil angket yang menunjukkan bahwa 55,0% guru yang

selalu memberikan reward, 35,0% responden menyatakan sering, dan hanya

sebagian kecil 20,0% responden yang menyatakan kadang-kadang, dan 0,00%

responden menyatakan tidak pernah.

17

Ibid,...h. 121

Page 83: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari serangkaian studi penelitian tentang strategi guru PAI dalam

membina akhlak siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren Kota

Tangerang Selatan, hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat beberapa strategi yang diterapkan oleh sekolah atau guru PAI di

SMP Islam Plus Baitul Maal dalam membina akhlak siswa diantaranya dengan

membuat perencanaan yang jelas dan otentik untuk setiap kegiatan yang

dilaksanakan ternyata mampu mengarahkan akhlak para siswanya menjadi

lebih baik, diantaranya adalah : kegiatan sambut pagi, sholat dhuha

berjama’ah, tadarrus dan tahsin al-Qur’an, memberi keteladanan yang baik

dari orang tua dan guru di sekolah, mengundang para pembicara dari luar

sekolah untuk memberikan motivasi tentang akhlak terpuji, pelatihan kultum

bagi siswa serta pemberian penghargaan (reward) kepada para siswa yang

tidak pernah melanggar aturan ternyata cukup efektif dalam hal pembinaan

akhlak di SMP Islam Plus Baitul Maal. Terbukti dari sekian banyak siswanya

Page 84: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

73

tidak ada yang pernah melakukan pelanggaran berat karena khawatir akan

sanksi yang diberikan oleh pihak sekolah dan termotivasi dengan reward yang

diberikan sekolah.

2. Berdasarkan dari hasil penelitian, bahwa srategi yang diterapkan oleh sekolah

dan guru PAI cukup efektif. Terbukti dari akhlak para siswa-siswi di sekolah

tersebut yang mencerminkan akhlak yang mulia. Hal ini dapat terwujud

karena adanya dukungan dari pihak sekolah terhadap kegiatan pembinaan

akhlak siswa, serta adanya pemberian kesempatan untuk mempergunakan

sarana dan prasarana sekolah dalam kegiatan pembinaan akhlak. Kedua,

adanya dukungan dari para guru dan kepala sekolah yang senantiasa

memberikan keteladanan akhlak terpuji kepada para siswanya di setiap

pembelajaran khususnya pelajaran PAI. Ketiga, keikutsertaan pihak luar pun

ikut mempengaruhi dalam memotivasi para siswa agar berakhlak terpuji.

Keempat, dukungan berupa jumlah siswa yang mayoritas beragama Islam

sebagai peserta didik.

B. Saran-saran

Setelah membahas skripsi ini, penulis memberikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Kaitannya dengan pembinaan akhlak, hendaknya kepala sekolah

memberikan pelatihan yang lebih mendalam berkenaan dengan teori dan

konsep pembinaan akhlak dan aplikasinya di lingkungan sekolah kepada

para guru, sehingga dapat menunjang pengelolaan berbagai aktifitas yang

ada, agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.

2. Pihak-pihak penyelenggara pendidikan hendaknya meningkatkan

kerjasama dengan orang tua bagaimana meningkatkan motivasi para siswa

agar berakhlak terpuji. Perlu adanya kerjasama dengan pihak orang tua

dikarenakan waktu siswa sebenarnya lebih banyak berada di luar sekolah,

sehingga para orang tua siswa diharapkan mampu untuk membantu para

Page 85: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

74

guru baik untuk mengarahkan maupun dengan memberikan contoh-contoh

teladan hal-hal yang berkaitan dengan ajaran agama Islam.

3. Orang tua dan guru hendaklah mampu membimbing dan mengarahkan

anak-anak mereka dengan maksimal dalam upaya menanamkan dan

membiasakan nilai-nilai agama pada anak, sehingga anak akan terbiasa

melakukan amalan-amalan yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam

dan dapat menjadi modal dasar dalam kehidupan dikemudian hari.

Page 86: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Administrasi Pendidikan, Semarang, Toha Putra, 1991, cet. I

Ahmad, Khursyid, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam (terj.), Semarang, Pustaka

Progresif, 1992, cet. Ke-2

Al-Abrasi, Athiyyah M, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan

Bintang, 1970, cet. V

Arikunto, Suharsini, Metode Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 1994, cet. I

Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar Praktek, Jakarta :

Rineka Cipta, 1998, cet. II

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994),

cet. II.

Anzizhan, Syafarudin, Sistem Pengambilan Keputusan, Jakarta : PT. Grasindo,

2008, cet. III

Aminudin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, Jakarta :

PT. Ghalia Indonesia, 2008

Bahri, Saiful Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :

PT. Rineka Cipta, 2000, cet. II

Daradjat, Dzakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1970, cet. I

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang

: CV. Toha Putra, 1989, cet. II

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta, Balai Pustaka, 1999.

Departemen Pendidikan Nasional, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta :

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003)

Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta :

Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, 2002.

Effendi, Sofian, Metode Penelitian Survei, Jakarta : PT. Pustaka LP3S Indonesia,

1995

Page 87: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan

Faturrahman, Pupuh, Strategi Belajar dan Mengajar, Bandung : Refika Aditama,

2007, cet. I

Gerungan, WA., Psikologi Sosial, Bandung, Eresco, 1988, cet. I

Gunarsa, Singgih, D., Psikologi Perkembangan, Jakarta : BPK Gunung Mulia,

1995, cet. Ke-2

Tapangsara, Humaidi, Akhlak Yang Mulia, Surabaya, PT. Bina Ilmu, 1980

http://www.google.com, Perangkat Pembelajaran KTSP, Empat Kompetensi

Bagi Guru,12/08/2012

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan

Disertasi, Ciputat, Logos, 2000

Kartono, Kartini, Psikologi Umum, Bandung, Mandar Maju, 1996, cet. Ke-3

Jati Sidi, Indra, Menuju Masyarakat Belajar, Jakarta : Paramadina, 2001

Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2007

Nizar, Syamsul, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta :

Hida Karya Agung, 1961

Poerbawakatja, Soegarda, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung,

1976

Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999

Sardiman, AM., Interaksi dan Motivasi Mengajar, Pedoman Bagi Guru dan

Calon Guru, Jakarta : CV. Rajawali, 1990, cet. III

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana, 2008

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008,

cet. II

Wirawan, Sarlito, Psikologi Remaja, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997, cet.

Ke-7

Yatiman, Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta : Sinar

Grafika, 2007, cet. I

Page 88: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 89: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 90: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 91: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 92: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 93: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 94: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 95: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 96: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 97: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan
Page 98: STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24751/3/... · Dan ini bisa menimbulkan hal-hal yang buruk bagi anak dan