executive summary - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23051285/1232948956/name/pci... · ditemukan...

28
i | Page EXECUTIVE SUMMARY Project Case Improvement (PCI) “Dare to be Prasmulians?” dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan bentuk aktivasi yang menarik serta meningkatkan komposisi mahasiswa/i dari luar Jabodetabek. Metode yang digunakan adalah DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). Permasalahan besar yang muncul adalah tidak meratanya brand awareness. Untuk mencari akar permasalahan, kelompok penulis melakukan riset kepada siswa/i SMA yang mengunjungi edufair SMAK1 serta kepada mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya BSD batch 7. Dari hasil riset tersebut ditemukan beberapa fakta mengenai sarana yang paling berpengaruh untuk mencari informasi mengenai universitas, persentase kunjungan edufair, penilaian tehadap booth S1 Prasetiya Mulya, serta beberapa kegiatan menarik menurut responden. Kelompok penulis juga melakukan wawancara kepada pihak MCR dan Admission selaku supplier dalam proyek ini untuk mengetahui kondisi saat ini. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, diketahui bahwa akar permasalahan adalah marketing activity yang masih standar sehingga kurang menarik. Berangkat dari akar permasalahan ini kelompok penulis menawarkan beberapa perbaikan beserta kontrolnya yang mengangkat tema utama Dare to be Prasmulians? dengan 2 target utama, yaitu : 1. Mendapatkan mahasiswa/i baru pada tahun akademis 2013 sejumlah 850 orang dengan komposisi 25% dari daerah 2. Meningkatkan tingkat attractiveness dari skala 3.61 menjadi 4.5 pada tahun 2013 Proyek ini memerlukan biaya senilai Rp 408,100,000. Apabila proyek ini berhasil, outcome yang akan diperoleh S1 Prasetiya Mulya seperti yang telah dijelaskan pada target di atas bisa tercapai. Perkiraan revenue mencapai 5x dari investasi yang telah dikeluarkan. Selain itu untuk intangible benefit yang aka didapat adalah awareness yang akan semakin luas. Biaya ini kelompok penulis proyeksikan untuk kegiatan promosi below the line antara lain pembenahan website termasuk konten di dalamnya, edufair yang terstandarisasi agar lebih atraktif, serta kompetisi dan workshop untuk menarik perhatian siswa SMA secara langsung. Sebagai langkah control dari serangkaian kegiatan yang kelompok penulis rancang, dibuat sebuah time line dan potential problem indentification untuk dijadikan sebagai patokan dari setiap pelaksanaan kegiatan. Proyek ini merupakan langkah untuk memperoleh mahasiswa/i berkompeten yang akan berdampak multiplier kepada S1 Prasetiya Mulya. Kegiatan ini juga perlu diimbangi dengan program yang mendukung dan tetap mengangkat kelebihan S1 Prasetiya Mulya, yaitu mendekatkan mahasiswa/i dengan dunia praktek.

Upload: phungliem

Post on 04-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i | P a g e

EXECUTIVE SUMMARY

Project Case Improvement (PCI) “Dare to be Prasmulians?” dilakukan dengan tujuan untuk

mendapatkan bentuk aktivasi yang menarik serta meningkatkan komposisi mahasiswa/i dari luar

Jabodetabek. Metode yang digunakan adalah DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan

Control).

Permasalahan besar yang muncul adalah tidak meratanya brand awareness. Untuk mencari

akar permasalahan, kelompok penulis melakukan riset kepada siswa/i SMA yang mengunjungi

edufair SMAK1 serta kepada mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya BSD batch 7. Dari hasil riset tersebut

ditemukan beberapa fakta mengenai sarana yang paling berpengaruh untuk mencari informasi

mengenai universitas, persentase kunjungan edufair, penilaian tehadap booth S1 Prasetiya Mulya,

serta beberapa kegiatan menarik menurut responden. Kelompok penulis juga melakukan wawancara

kepada pihak MCR dan Admission selaku supplier dalam proyek ini untuk mengetahui kondisi saat

ini.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, diketahui bahwa akar permasalahan adalah

marketing activity yang masih standar sehingga kurang menarik. Berangkat dari akar permasalahan

ini kelompok penulis menawarkan beberapa perbaikan beserta kontrolnya yang mengangkat tema

utama Dare to be Prasmulians? dengan 2 target utama, yaitu :

1. Mendapatkan mahasiswa/i baru pada tahun akademis 2013 sejumlah 850 orang dengan

komposisi 25% dari daerah

2. Meningkatkan tingkat attractiveness dari skala 3.61 menjadi 4.5 pada tahun 2013

Proyek ini memerlukan biaya senilai Rp 408,100,000. Apabila proyek ini berhasil, outcome

yang akan diperoleh S1 Prasetiya Mulya seperti yang telah dijelaskan pada target di atas bisa

tercapai. Perkiraan revenue mencapai 5x dari investasi yang telah dikeluarkan. Selain itu untuk

intangible benefit yang aka didapat adalah awareness yang akan semakin luas. Biaya ini kelompok

penulis proyeksikan untuk kegiatan promosi below the line antara lain pembenahan website

termasuk konten di dalamnya, edufair yang terstandarisasi agar lebih atraktif, serta kompetisi dan

workshop untuk menarik perhatian siswa SMA secara langsung.

Sebagai langkah control dari serangkaian kegiatan yang kelompok penulis rancang, dibuat

sebuah time line dan potential problem indentification untuk dijadikan sebagai patokan dari setiap

pelaksanaan kegiatan. Proyek ini merupakan langkah untuk memperoleh mahasiswa/i berkompeten

yang akan berdampak multiplier kepada S1 Prasetiya Mulya. Kegiatan ini juga perlu diimbangi

dengan program yang mendukung dan tetap mengangkat kelebihan S1 Prasetiya Mulya, yaitu

mendekatkan mahasiswa/i dengan dunia praktek.

ii | P a g e

DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii

DEFINE ........................................................................................................................................... 1

SIPOC ........................................................................................................................................ 1

MEASURE....................................................................................................................................... 3

VoC ........................................................................................................................................... 3

VoP ........................................................................................................................................... 8

ANALYZE ........................................................................................................................................ 12

Fishbone Diagram ..................................................................................................................... 12

IMPROVE and CONTROL ............................................................................................................... 16

Timeline .................................................................................................................................... 25

Projected Cost and Benefit ....................................................................................................... 25

1 | P a g e

DEFINE

S1 Prasetiya Mulya memiliki tujuan untuk mengumpulkan anak-anak berprestasi dan

mewadahi calon pebisnis masa depan dari berbagai daerah untuk mencari ilmu di kampus BSD. Hal

ini dilakukan dengan harapan dapat membangun networking dari mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya

sehingga saat sudah lulus dapat membangun suatu jaringan kerjasama dari berbagai daerah.

Divisi marketing Prasetiya Mulya untuk S1 saat ini mengalami kesulitan dalam

mempromosikan program S1 Prasetiya Mulya di luar jabodetabek. Saat ini, mahasiswa yang berasal

dari SMA luar Jakarta hanya berkisar antara 9-18%. Oleh karena itu, perlu dilakukan project

improvement dengan 2 tujuan, yaitu :

1. Menentukan aktivasi yang perlu dilakukan untuk menarik orang untuk mau datang ke booth S1

Prasetiya Mulya, baik dalam maupun luar kota.

2. Mencari cara agar lebih banyak siswa/i SMA yang mengetahui mengenai S1 Prasetiya Mulya.

Kedua tujuan di atas merupakan langkah untuk mencapai pembangunan networking mahasiswa

yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia

Dengan adanya keterbatasan waktu dan sumber daya, lingkup pencarian informasi akan

dibatasi di daerah Jabodetabek serta memanfaatkan informasi dari angkatan terbaru, yaitu batch 7

(angkatan 2011).

SIPOC

Supplier Input Process Output Customers

Divisi Marketing

and Customers

Relation (MCR)

S1 Prasetiya

Mulya

Admission

1. Presentasi

kunjungan

2. Edufair

3. Workshop

4. Info Session

1. Tim MCR mendatangi

sekolah.

2. Alternatif

Presentasi (no.3)

Buka booth (no.4)

Workshop (no. 5)

Info session (no. 6)

3. Siswa/i SMA dan/atau orang

tua mendengarkan

presentasi dari MCR

mahasiswa/I

baru S1

Prasetiya Mulya

S1 Prasetiya Mulya

2 | P a g e

Siswa/i SMA dan/atau orang

tua mendatangi booth yang

dibuka saat edufair

Siswa/i SMA menghadiri

workshop yang diadakan

oleh pihak MCR seperti

pelatihan leadership

Siswa/i SMA dan/atau orang

tua mendatangi info session

yang dilaksanakan di kampus

S1 Prasetiya Mulya BSD

4. Siswa/i SMA melakukan test

di kota terdekat

Supplier

Supplier dalam kasus ini adalah MCR dan admission. MCR bertugas melakukan berbagai

kegiatan promosi baik dari kegiatan below the line seperti melakukan presentasi kunjungan, mencari

pembicara untuk workshop, melakukan info session, dan melakukan edufair sampai kegiatan above

the line seperti menentukan media untuk beriklan. Sedangkan pihak admission berperan dalam

melakukan test masuk mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya.

Input

Kegiatan input dalam hal ini dibatasi pada kegiatan below the line. Kegiatan-kegiatan ini

didukung oleh berbagai kegiatan above the line seperti print ads di koran dan majalah, kegiatan The

Scholar setiap 3 tahun sekali, TV ads di Metro TV, radio advertising, dan berbagai kegiatan digital

marketing lainnya.

Process

Proses yang terjadi adalah pihak MCR mendatangi sekolah untuk melakukan salah satu

kegiatan seperti presentasi kunjungan, edufair, workshop, atau info session. Setelah itu, siswa/i SMA

yang tertarik akan melakukan test masuk yang diadakan oleh pihak admission.

3 | P a g e

Output

Hasil dari kegiatan ini adalah mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya angkatan baru dari berbagai

daerah di Indonesia. Output yang diharapkan adalah mahasiswa/i yang merupakan lulusan-lulusan

yang berada di atas rata-rata dari berbagai sekolah unggulan di Indonesia.

Customer

Customer dari kegiatan ini adalah S1 Prasetiya Mulya dimana jika kegiatan dari MCR berhasil,

maka S1 Prasetiya Mulya akan memiliki lulusan berkualitas dari berbagai daerah sehingga tujuan

membangun networking akan tercapai.

MEASURE

VOC

SMAK 1

Saat di SMUK 1 kami hanya berhasil mewawancarai 22 narasumber dikarenakan saat itu

semua murid sibuk dengan mengumpulkan cap booth. Siswa-siswi SMA mengunjungi stand

universitas dengan dua alasan, yaitu:

Universitas tersebut memang tujuannya setelah lulus SMA, dan

Terpaksa mengunjungi karena diharuskan guru mengumpulkan cap.

Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :

Seberapa menariknya stand tidak begitu mempengaruhi keputusan beberapa murid

dalam memilih universitas. Namun di lain pihak ada beberapa murid yang menganggap

bahwa atribut booth itu penting adanya dikarenakan booth Prasetiya Mulya yang kami

kunjungi di SMUK 1 tidak begitu menarik karena stand banner yang disediakan hanya 1

itupun juga di dalam, bukan di luar. Berbeda dengan kampus lain yang meletakkan

standing banner yang menarik di luar dan di dalam booth dengan warna yang mencolok.

Keputusan memilih universitas sangat dipengaruhi WOM berupa pendapat dan opini

dari peers, khususnya dari orangtua dan kerabat.

Hal lain yang mempengaruhi orangtua siswa dan siswa itu sendiri dalam memilih

universitas adalah reputasi dan prestasi universitas di mata dunia professional, baik

skala domestik maupun internasional. Indikatornya antara lain adalah kualitas alumni

serta perlombaan yang dimenangkan.

SDM yang bertugas menjaga stand mempengaruhi tingkat kemenarikan dari stand.

Keramahan adalah poin utama dan terpenting. Poin kedua yang didapat dari hasil

4 | P a g e

interview yang di luar dugaan kami adalah usia petugas stand. Penjaga stand berusia dan

berpenampilan muda ternyata lebih diminati.

Kami juga mempelajari stand-stand lain untuk membuat perbandingan. Ada satu hal

menarik yang kami temukan dari hasil mengobrol, yaitu strategi Binus Inter

menyediakan PS3 dengan game PES di stand-nya. Strategi tersebut mampu menarik

siswa dan mebuat mereka betah berlama-lama di sana. Selagi menunggu 2 orang

temannya asyik bermain, siswa-siswa lain yang mengantri untuk bermain mendengarkan

informasi tentang Binus Inter yang diberikan di stand.

Brand awareness Prasetiya Mulya masih sangat kecil. Hanya sebagian anak yang

berminat dan tahu Prasetiya Mulya karena menginginkan manajemen sebagai jurusan

selanjutnya ketika kuliah nanti.

Tingkat kepuasan pengunjung setelah berkunjung ke booth S1 Prasetiya Mulya adalah

cukup puas dikarenakan keramahan penjaga booth dan kelengkapan informasi yang

disediakan.

BSD

Untuk mengetahui bagaimana sifat target konsumen, kami membagikan kuisioner kepada

154 mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya angkatan 2011 dengan 136 hasil valid. Kuisioner ini dibagi

menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Mencari tahu mengenai cara target konsumen dalam mencari informasi akan suatu

universitas dan bagaimana mereka mengetahui dan memutuskan untuk melanjutkan

pendidikan di S1 Prasetiya Mulya.

2. Mencari tahu mengenai beberapa hal mengenai edufair yang berkaitan dengan target

konsumen.

Hasilnya adalah sebagai berikut

Bagian 1

Tempat responden mencari informasi

mengenai universitas

Berdasarkan hasil survey, informasi mengenai

universitas paling banyak diperoleh dari

rekomendasi dan diikuti oleh edufair.

5 | P a g e

Asal informasi mengenai S1 Prasetiya

Mulya

Informasi mengenai S1 Prasetiya Mulya

paling banyak didapatkan dari

rekomendasi dan diikuti oleh edufair. Dari

hasil survey juga terlihat bahwa jumlah

mahasiswa/i yang mengetahui mengenai

S1 Prasetiya Mulya dari aktivitas kampus

seperti lomba maupun workshop masih

cukup rendah.

Media yang paling mempengaruhi keputusan

untuk kuliah di S1 Prasetiya Mulya

Dari keenam pilihan pada pertanyaan

sebelumnya, media selain edufair dan

rekomendasi jumlahnya cukup rendah dalam hal

mempengaruhi keputusan untuk kuliah di S1

Prasetiya Mulya.

Faktor yang paling mempengaruhi untuk

kuliah di S1 Prasetiya Mulya

Faktor seperti teman dan lokasi bukan menjadi

faktor yang penting bagi sebagian besar

responden dalam menentukan untuk kuliah di

S1 Prasetiya Mulya. Faktor kualitas dan

rekomendasi serta adanya jurusan yang

diinginkan merupakan faktor utama dalam

menentukan untuk kuliah disini.

6 | P a g e

Bagian 2

Dari 136 responden, hanya 3/4 yang pernah mengunjungi suatu edufair dan di antara

mereka hanya 3/5, atau 65 orang, yang pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya. Mayoritas

responden mengunjungi edufair di sekolah mereka sendiri diikuti oleh pameran. Untuk melihat

apakah ada hubungan antara kota asal sekolah dengan kunjungan edufair dan hubungan antara kota

dengan pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya, maka dilakukan test one way ANOVA.

Nilai sig. dari analisa one way ANOVA berada di atas 0.05 yang berarti ada hubungan yang

signifikan antara kedua faktor yang dibandingkan, yaitu antara kota dengan pernah ke edufair serta

7 | P a g e

antara kota dengan pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya. Untuk hubungan antara kota

dengan pernah mengunjungi edufair mungkin bila sample nya diperbesar hasilnya masih dapat

berbeda, namun untuk hubungan antara kota dengan pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya

di edufair, nilai sig mencapai 56%. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi kota responden mempengaruhi

apakah mereka pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya atau tidak dan dari hasil yang

diperoleh, sebagian besar responden yang tidak pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya

adalah mereka yang berasal dari luar daerah Jakarta dan sekitarnya.

Penilaian Tentang Booth S1 Prasetiya Mulya

Di atas 50% menilai paling banyak pada score

4 untuk ketiga faktor. Namun di posisi score

kedua terbanyak, sekitar 25% menilai 3 untuk

faktor menarik dan 25% menilai 5 untuk

faktor informatif dan ramah.

Berdasarkan data yang telah diolah, beberapa saran untuk perbaikan booth S1 Prasetiya

Mulya dapat dilihat pada bar chart di atas. Saran paling banyak adalah agar booth dibuat lebih

atraktif baik dari segi desain maupun tools yang digunakan. Saran kedua terbanyak diikuti dengan

informasi program yang lebih jelas dari setiap jurusan. Dibandingkan dengan hasil penilaian booth S1

Prasetiya Mulya sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa booth sudah informative secara

keseluruhan, namun informasi mengenai program masih kurang dimengerti. Kemudian saran

berikutnya diikuti oleh prove dalam bentuk contoh produk, prestasi mahasiswa/i, dan adanya senior

yang datang. Saran-saran lainnya terdiiri dari adanya gift, lebih interaktif, lebih sering diadakan dan

lebih mudah dijangkau, ada dosen per jurusan, dan lainnya.

8 | P a g e

Booth yang menarik menurut responden terlihat pada bar chart di atas. Dua hal utama yang

perlu diperhatikan adalah informative dan atraktif. Kemudian keramahan, prove, dan gift juga dapat

membuat suatu booth menjadi lebih menarik. Selain itu, 82.84% responden menyatakan bahwa

adanya suatu gift merupakan faktor yang penting untuk mereka. Bentuk gift yang umumnya mereka

inginkan adalah goodie bag, tas, notes dan stationary. Beberapa kegiatan yang dapat menarik

responden ke suatu booth berdasarkan hasil kuisioner adalah simulasi dan/ atau workshop, diikuti

oleh presentasi dan game.

VOP

MCR

Kami mewawancarai Pak Bona dan Pak Iwan selaku perwakilan dari divisi Marketing

Cutomer Relationship S1 Prasetiya Mulya untuk menggali lebih dalam keinginan serta usaha – usaha

apa sajakah yang sudah dilakukan oleh pihak S1 Prasetiya Mulya demi mencapai target kedepannya.

Skala prioritas S1 Prasetiya Mulya dalam mempromosikan universitas saat ini terfokus pada

edufair. Menurut divisi Marketing Customer Relationship, kegiatan edufair menjadi pilihan aktivitas

yang efektif dalam menyampaikan informasi ke siswa – siswa SMA secara mendetail dan mendalam.

Selanjutnya S1 Prasetiya Mulya melakukan kegiatan marketing ke berbagai media cetak, salah

satunya di media cetak skala nasional yaitu Kompas, lalu juga ke majalah – majalah remaja yang

sesuai dengan target market seperti GoGirl, Hai, dan Provoke. Tentunya bahasa yang diaplikasikan

ke masing – masing media berbeda – beda sesuai dengan taget market yang dituju. Pembagian

proporsi anggaran marketing S1 Prasetiya Mulya yaitu 40% untuk edufair dan 60% untuk media.

Dengan biaya promosi sekitar 3-5% dari total profit S1 Prasetiya Mulya.

9 | P a g e

Edufair dilakukan secara intensif pada bulan Agustus sampai dengan Februari awal karena

pada periode ini adalah periode dimana siswa – siswi SMA bersiap untuk mencari universitas yang

akan dituju untuk melanjutkan studinya. Sedangkan diluar periode tersebut, S1 Prasetiya Mulya

melakukan pendekatan yang berbeda seperti kegiatan seminar, workshop (akuntansi,

entrepreneurship, leadership), mengundang berbagai tenaga pengajar untuk hadir ke seminar –

seminar yang diadakan oleh S1 Prasetiya Mulya, serta mengundang ketua dan wakil ketua OSIS SMA

untuk ikut serta dalam pelatihan – pelatihan. Namun kegiatan – kegiatan ini masih terpusat di

daerah Jabodetabek.

Dalam melakukan kegiatan marketingnya, S1 Prasetiya Mulya menggunakan tenaga kerja

dari staff S1 Prasetiya Mulya sendiri dan tidak menyewa agen – agen untuk mempromosikan kampus

seperti kebanyakan yang dilakukan oleh kampus – kampus lainnya. Hal ini dilakukan oleh pihak S1

Prasetiya Mulya karena ingin menyampaikan informasi lebih mendetail dan mendalam serta

transparan, maka dari itu pihak MCR yang bertugas pun tidak menempatkan diri sebagai sales agent

yang menjual secara hard sale, namun menempatkan diri sebagai konsultan dan pendengar yang

baik bagi siswa – siswi yang datang untuk mencari informasi.

Kendala yang dialami juga oleh pihak MCR adalah pada proses pelaksanaan test masuk,

dimana semua test masuk untuk S1 Prasetiya Mulya harus didampingi oleh para psikolog yang teruji

dan teredukasi karena salah satu test masuk S1 Prasetiya Mulya adalah berupa test potensial

akademik yang notabenenya adalah berbentuk prikotes. Dengan demikian test hanya diadakan di

Jakarta dan untuk daerah Jawa hanya diadakan di Malang dengan waktu yang telah ditentukan.

MCR S1 Prasetiya Mulya pun mengungkapkan bahwa S1 Prasetiya Mulya memang masih

konservatif karena menginginkan hasil yang terbaik dengan menjaga kualitasnya. Berikut adalah

rangkuman beberapa hal yang menghambat divisi marketing dalam menarik peminat untuk S1,

yaitu :

1) Waktu expo

Waktu expo yang diselenggarakan hanya berlangsung selama satu sampai tiga hari saja.

Dengan waktu yang singkat ini maka divisi marketing mengalami kesulitan dalam

memaksimalkan penyampaian pesan kepada potencial customers.

2) Regulasi Sekolah

Tidak semua sekolah yang dikunjungi oleh divisi marketing S1 Prasetiya Mulya memberikan

izin untuk melakukan presentasi di hadapan siswa secara langsung. Padahal langkah ini diakui

sebagai cara yang paling efektif dan tepat guna. Selain itu saat ini kunjungan S1 Prasetiya Mulya

masih terbatas pada sekolah swasta saja. Mengingat regulasi untuk kunjungan ke sekolah

negeri sangat birokratif.

10 | P a g e

3) Brand Awareness yang belum merata

PMBS hanya memiliki tingkat awareness yang baik di daerah Jabodetabek. Sedangkan untuk

kota besar lain yang juga merupakan target pasar S1 Prasetiya Mulya belum begitu di kenal.

4) Keterbatasan waktu divisi marketing PMBS

Saat ini sekolah yang baru dikunjungi baru berkisar 5-10% dari keseluruhan jumlah sekolah

yang ada di Jakarta yang merupakan kelas A dan B. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan

jumlah dan waktu yang dimiliki oleh divisi marketing S1 Prasetiya Mulya.

5) Konservatif S1 Prasetiya Mulya

Sesuai regulasi pihak management S1 Prasetiya Mulya, divisi marketing tidak menggunakan

jasa agency atau outsource dalam melakukan promosi. Hal ini dikarenakan pihak kampus ingin

menyampaikan secara langsung pesan dan informasi tentang S1 Prasetiya Mulya. Ini juga

ditujukan untuk menjaga kualitas informasi serta untuk menghindari biaya komisi yang tidak

diperlukan. Di samping itu S1 Prasetiya Mulya tidak mengadakan jalur bebas tes seperti yang

dilakukan kampus lain agar kualitas mahasiswa yang masuk sesuai dengan standarisasi yang

ada. Kegiatan yang dilakukan selama ini juga masih bersifat konvensional, dalam artian tidak

ada suatu keunikan dibandingkan yang lain.

6) Keterbatasan tenaga pengajar S1 Prasetiya Mulya

Saat mengadakan workshop yang biasanya diisi oleh pengajar S1 Prasetiya Mulya sendiri, tim

MCR sulit mencari jadwal yang tepat. Hal ini diakibatkan terbatasnya tenaga pengajar yang ada

dan waktu mengajar yang cukup padat.

Admission

Berikut adalah beberapa informasi mengenai penerimaan mahasiswa/i baru dari pihak

Admission :

1) Test masuk

Kriteria penerimaan mahasiswa/i baru adalah dari test masuk yang terdiri dari psikotes,

Bahasa Inggris, dan matematika. Selain itu ada beberapa hal yang dilihat dari aplikasi pendaftar

namun tidak menentukan kelulusan, hanya sebagai nilai tambah saja, yaitu :

Prestasi akademis di sekolah. Bagi mereka yang memiliki prestasi akademis kurang

akan dimasukkan ke kategori cadangan untuk ditelusuri lebih jauh mengenai sikap

kerja dan belajarnya

Memiliki prestasi selain akademis, mengikuti aktifitas organisasi, dan aktif dalam

berbagai kegiatan.

11 | P a g e

2) Mini test

Mini test maupun kisi-kisi tidak dimungkinkan. Pada dasarnya test S1 Prasetiya Mulya

merupakan test potensi dasar yang bisa dipelajari dari bahan-bahan sekolah. Psikotes pun tidak

mungkin diberikan latihan sebelumnya. Mereka yang menyatakan bahwa test masuk Prasmul

sulit rata-rata dikarenakan tidak / kurang siap untuk ikut test. Oleh karena itu selalu

disampaikan pada penanya mengenai test masuk untuk mempersiapkan diri secara optimal,

istirahat yang cukup dan serius dalam mengerjakan seluruh test dari awal sampai akhir.

3) Pemilihan kota pelaksanaan test masuk

Kota-kota yang dipilih adalah kota-kota yang memang cukup besar pangsa pasarnya untuk

melakukan test. Banyak kota yang menjanjikan akan banyak yang ikut test, namun

kenyataannya saat diadakan test di kota tersebut pesertanya sedikit. Idealnya untuk effort yang

dilakukan dalam test luar kota, peserta minimal 15 orang. Effort yang dimaksudkan disini salah

satunya adalah SDM sebab untuk setiap test idealnya langsung ada psikolog yang ikut karena

setelah test akan langsung diumumkan hasilnya pada siang harinya. Pada hari yang sama akan

langsung dilakukan seleksi beasiswa Potential Leaders.

4) Value mahasiswa/i Prasetiya Mulya yang diharapkan

Sebagaimana values PMBS : CHAIN : Caring, Humility (Humble), Achieving, Integrity

Punya passion tentang apa yang ingin dicapai, determinasi tinggi untuk pencapaian

target / passionnya itu.

5) Sebutan mahasiswa/i Prasetiya Mulya

Sebutan yang sedang disosialisasikan adalah : Prasmulians

TARGET

1. Mendapatkan mahasiswa/i baru pada tahun akademis 2013 sejumlah 850 orang dengan

komposisi 25% dari luar Jabodetabek.

2. Meningkatkan tingkat attractiveness dari skala 3.61 menjadi 4.5 pada tahun 2013

12 | P a g e

ANALYZE

FISHBONE DIAGRAM

Kami menggunakan fish bone diagram untuk menganalisa bagian improve pada aktivitas

booth Prasetiya Mulya di kegiatan edufair yang dihadiri oleh S1 Prasetiya Mulya.

MAN

Saat ini pihak MCR S1 Prasetiya Mulya terdiri dari 8 tenaga kerja yang dimana seluruhnya

ikut berpatisipasi dalam seluruh kegiatan marketing S1 Prasetiya Mulya. Pihak MCR merasa kesulitan

dalam pelaksanaan kegiatan – kegiatan khususnya edufair yang berada di luar daerah Jabodetabek

seperti misalnya di Jogja yang merupakan target market Prasetiya Mulya dimana bisa terdapat tiga

sekolah yang harus dikunjungi namun di waktu yang berbeda karena jadwal edufair di masing –

masing sekolah juga berbeda sehingga pihak MCR bisa melakukan perjalanan bolak balik ke Jogja

dalam sebulan sebanyak tiga kali. Maka itu dalam pelaksanaannya pun terkadang pihak MCR

meminta bantuan dari para alumni maupun staff dari divisi lain untuk ikut membantu, namun

sayangnya kembali terbentur dengan jadwal masing – masing individu yang kadang tidak sejalan.

Meskipun terbentur dengan jadwal dan penempatan staff di berbagai kegiatan Edufair yang

bersamaan, pihak MCR dan Prasetiya Mulya tidak menggunakan jasa agen atau sales person dari

luar karena dirasa product knowledge akan universitas sangatlah penting dan haruslah staff dari

Prasetiya Mulya yang mempresentasikannnya sehingga value dari Prasetiya Mulya tersampaikan

dengan baik.

Brand

Awareness

tidak merata

13 | P a g e

Rata – rata penjaga di suatu booth universitas adalah 3 – 4, Prasetiya Mulya hanya

menyediakan 2 – 3 personel saja. Hal ini kembali disebabkan karena jumlah orang yang terbatas.

Dibutuhkan banyak orang pada saat peak time seperti saat diadakannya edufair pada bulan Agustus

– Februari, namun di luar waktu tersebut tidak diperlukan orang yang terlalu banyak. Kurangnya

jumlah personel dapat menyebabkan hilangnya potential customers.

MATERIAL

Kegiatan – kegiatan marketing S1 Prasetiya Mulya seperti Edufair didukung dengan berbagai

material seperti materi slide presentasi yang berisikan berbagai informasi mengenai Prasetiya Mulya

(informasi mengenai profil, lokasi, lingkungan kampus, kurikulum, kegiatan, prestasi yang telah

dicapai), brosur – brosur, standing banner. Sama halnya ketika mengadakan workshop dan pelatihan

– pelatihan, materi presentasi sangatlah penting sehingga harus efektif dan efisien dalam menunjang

kegiatan, hal ini agar dilakukan agar audience tidak cepat bosan dalam mendengar dan

memperhatikan pembicara (dari pihak Prasetiya Mulya). Kami juga melakukan survey dengan

mengikuti dua edufair yang dihadiri oleh S1 Prasetiya Mulya, yaitu di SMAK 1 BPK Penabur dan SMA

Bunda Hati Kudus Cibubur. Kami mendapatkan bahwa memang di setiap edufair, material yang

dibawa haruslah efektif dan efisien sesuai dengan luas dan kondisi booth edufair yang berbeda –

beda di setiap sekolah. Misalnya seperti di SMA Bunda Hati Kudus yang terfokus pada presentasi ke

masing – masing kelas maka pihak MCR mempersiapkan slide semenarik mungkin namun tetap

menonjolkan value – value serta kualitas dari Prasetiya Mulya dengan disertai berbagai gambar

sebagai bukti dari program – program yang ada di Prasetiya Mulya.

Beberapa permasalahan dari segi material :

• Standarisasi material

Kondisi material saat ini adalah belum adanya standarisasi akan material yang akan

dibawa dalam suatu acara. Material yang saat ini dibawa rata-rata hanya berupa material

pendukung standar seperti brosur dan x-banner tentang S1 Prasetiya Mulya.

• Stand kurang menarik

Stand Prasetiya Mulya hanya menyediakan kursi, meja, dan 2 buah standing banner

yang hanya ada di dalam booth. Universitas lain meletakkan standing banner di luar booth

sebanyak 2 – 3 buah dengan warna yang mencolok sehingga pengunjung dapat lebih tahu

keeksistensian booth pada suatu edufair. Booth yang atraktif merupakan faktor penting

untuk menjadi sebuah booth pendidikan yang menarik berdasarkan hasil survey yang telah

dilakukan, sedangkan masukan untuk booth S1 Prasetiya Mulya adalah booth harus lebih

14 | P a g e

atraktif lagi. Dari segi desain mungkin akan sulit untuk diubah sebab terbatas pada aturan

setiap sekolah yang berbeda-beda. Hal yang dapat digunakan untuk membuat stand lebih

menarik ialah melalui promotion tools.

• Promotion tools kurang menarik (standar)

Booth dari universitas lain menggunakan promotion tools yang menarik perhatian,

misalnya salah satu booth universitas menyediakan sarana games seperti PES, sehingga

ketika booth ramai, maka pengunjung yang sedang antri dapat menghabiskan waktu dengan

bermain.

• Kejelasan informasi mengenai program

Berdasarkan hasil survey, mahasiswa/i angkatan 2011 menyatakan bahwa S1

Prasetiya Mulya perlu menjelaskan mengenai program yang akan diadakan dengan lebih

jelas. Hal ini penting karena stand yang informatif merupakan faktor terpenting dalam suatu

edufair menurut responden.

METHOD

Metode yang dilakukan oleh Prasetiya Mulya masih terfokus pada edufair yang dilaksanakan

pada bulan Agustus sampai dengan awal Februari dan di luar itu mengadakan kegiatan pelatihan,

seminar, workshop ke berbagai tempat yang masih terfokus di daerah Jabodetabek. Untuk workshop

dengan SMA, S1 Prasetiya Mulya menyediakan materi yang dirasa dibutuhkan oleh sekolah untuk

meningkatkan kualitas dari siswa – siswanya tapi disamping itu nama S1 Prasetiya Mulya akan

semakin dikenal karena adanya kerja sama yang baik dengan sekolah SMA tersebut. Selain itu, info

session merupakan salah satu metode yang baik untuk mampu membuat calon mahasiswa/i dan

orang tua tertarik dan lebih mengerti dengan program yang ditawarkan oleh S1 Prasetiya Mulya.

Permasalahan dari segi method :

• Approach masih terfokus pada edufair, kegiatan selain edufair masih terfokus di

Jabodetabek

Kami mengamati bahwa Prasetiya Mulya hanya terfokus pada edufair sebagai sarana

promosi below the line sehingga lingkup dan jangkauan untuk mencapai market terbatas

karena pengunjung yang datang ke booth biasanya sudah memperoleh informasi dari luar

dan menghampiri booth untuk mendapatkan informasi lebih lengkap. Rekomendasi dan

edufair merupakan faktor terpenting dalam pencarian infromasi akan sekolah lanjutan bagi

siswa/i SMA. Namun, karena kegiatan-kegiatan sebelum edufair masih terfokus di

15 | P a g e

Jabodetabek serta jumlah kegiatan edufair yang masih terbatas di luar daerah, siswa/i dari

luar daerah masih jarang mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya.

MANAGEMENT

Pengaturan jadwal edufair, seminar, dan workshop di luar Jabodetabek masih menjadi

kendala di pihak MCR karena selain nama S1 Prasetiya Mulya yang masih belum begitu dikenal

khususnya di luar daerah Jakarta mengakibatkan terkadang workshop atau seminar yang diadakan

tidak begitu mendapat minat dari pasar meskipun diadakan di hotel berbintang sekalipun.

ENVIRONMENT

• Ukuran stand yang berbeda-beda

Ukuran stand pada setiap edu fair berbeda – beda tergantung pada regulasi dari

penyelenggara sehingga pihak S1 Prasetiya Mulya harus dapat lebih fleksibel sehingga dapat

menempatkan atribut stand dengan benar dan apik. Crosscheck mendalam pada pihak

penyelenggara sangat disarankan sehingga persiapan pun akan lebih efisien dan efektif

• Regulasi berbeda pada kegiatan promosi di edufair

Tidak semua sekolah memberikan support bagi S1 Prasetiya Mulya untuk

mengeksekusi program promosi dalam edufair maupun workshop dan kegiatan lainnya

karena dibutuhkan izin serta melalui proses yang cukup panjang. Selain itu tidak semua

sekolah mau memberikan waktu khusus untuk S1 Prasetiya Mulya agar dapat mengadakan

seminar mendalam atau sharing session mengenai program S1 Prasetiya Mulya.

16 | P a g e

IMPROVE and CONTROL

Dari hasil analisa fishbone diagram, didapatkan bahwa akar permasalahan yang ada adalah

aktivitas pemasaran yang masih standar dan belum terstandarisasi. Oleh karena itu kami

mengusulkan improvement sebagai berikut :

Berdasarkan VoC, rekomendasi dan edufair merupakan 2 hal utama bagi siswa/i SMA dalam

mencari informasi mengenai suatu universitas. Oleh karena itu kelompok penulis akan membangun

rekomendasi melalui book of idea yang akan dimasukkan ke dalam website S1 Prasetiya Mulya dan

membuatkan standarisasi tools yang digunakan saat edufair. Selain itu, beberapa kegiatan menarik

bagi siswa/i SMA adalah simulasi, workshop, dan permainan. Berangkat dari hal ini maka akan dibuat

suatu workshop berbentuk small competition yang kontennya menggunakan leadership game.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat nilai leadership S1 Prasetiya Mulya melalui cara yang

menyenangkan sehingga siswa/i SMA akan tertarik untuk mencari tahu lebih dalam mengenai S1

Prasetiya Mulya pada saat edufair. Kegiatan-kegiatan ini harus dibantu oleh kegiatan iklan S1

Prasetiya Mulya.

Selanjutnya siswa/i yang tertarik akan mencari info mengenai waktu dan tempat

pelaksanaan test sehingga kedua informasi ini harus selalu update di website. Mereka juga akan

diajak untuk mengikuti lomba regional yang akan di-trigger dengan suatu prestige. Semua kegiatan

17 | P a g e

ini akan diangkat dalam 1 tema besar yaitu “Dare to be Prasmulians?” yang memiliki nilai CHAIN

(Caring, Humility, Achieving, and Integrity)

EDUFAIR

SOP untuk edufair :

A. Layout

Layout di atas merupakan standarisasi untuk stand S1 Prasetiya Mulya. Setiap stand

harus memiliki 2 x-banner, yaitu x-banner dalam dan x-banner luar, brosur, dan tablet PC.

Lokasi pemilihan stand harus disesuaikan di setiap sekolah dimana stand harus langsung

terlihat oleh pengunjung yang memasuki ruangan.

B. Petugas

Jumlah petugas stand 2-3 orang. Tempat yang ramai (antrian yang merupakan

potential lost customer mencapai 2-3orang) harus memiliki 3 orang petugas dimana 1 orang

bertugas untuk melayani pengunjung stand dengan memanfaatkan tools Tablet PC.

18 | P a g e

C. Tablet PC

Tujuan dari Tablet PC ini adalah untuk memfasilitasi beberapa kebutuhan yang akan

dijelaskan berikutnya serta untuk mengatasi potential lost customer yang diakibatkan waktu

tunggu yang terlalu lama. Dari hasil VoP sebelumnya, waktu yang diperlukan seorang

konsultan untuk melayani seorang oengunjung dapat mencapai 20-40 menit. Dengan

demikian akan disediakan 4 unit Tablet PC tipe WM8650 seharga Rp 700.000,- per unit.

Ketentuan pemanfaatan Tablet PC adalah minimal 2 unit per booth apabila jumlah antrian

rata-rata mencapai 2-3 orang dan minimal 1 unit per booth untuk jumlah antrian rata-rata 1

orang.

Isi dari Tablet PC :

Sekilas info program S1 Prasetiya Mulya

Testimonial mahasiswa. Testimonial dari alumni SMA merupakan salah satu bentuk

prove yang meyakinkan, namun karena ada keterbatasan dari pihak program dimana

waktu studi mahasiswa/i tidak boleh diganggu, maka aplikasi dalam Tablet PC ini

akan memfasilitasi hal tersebut.

Testimonial manajer tempat alumni S1 Prasetiya Mulya bekerja. Alumni S1 Prasetiya

Mulya belum terdengar kualitasnya di dunia usaha, oleh karena itu akan dibangun

testimonial dari manajer mereka untuk membangun prove bagi orang tua dan calon

mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya.

Advertorial dan bisnis-bisnis mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya

D. X-banner dan brosur

19 | P a g e

X-banner luar (gambar kiri) akan mengangkat tema Dare to be Prasmulians? Dengan

mengangkat nilai CHAIN. Sedangkan x-banner dalam akan berisi testimonial dari manajer

alumni maupun mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya. Brosur sendiri akan ditekankan pada

undangan untuk menerima tantangan menjadi Prasmulians serta dilengkapi dengan

testimonial dari manajer dan mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya.

E. Langkah-langkah yang harus dilakukan

1. Mencari informasi seputar edufair yang akan diikuti (jadwal, jumlah peserta,

ketentuan umum saat edufair, dan daya beli dari para siswa)

2. Berkoordinasi dengan pihak sekolah mengenai spesifikasi stand dan system

pengaturan layout.

3. Mengecek daftar mahasiswa S1 Prasetiya Mulya yang berasal dari SMA yang

dikunjungi.

a. Jika mahasiswa yang bersangkutan bisa dan/atau bersedia dibawa serta

dalam kegiatan edufair, maka segera berkordinasi dengan mahasiswa untuk

materi atau testimonial yang mungkin dapat disampaikan pada saat edufair

berlangsung.

b. Jika mahasiswa tidak dapat dan/atau tidak bersedia ikut serta dalam

kegiatan edufair, maka dapat dibuat semacam video atau rekaman

testimonial dari mahasiswa tersebut.

4. Mempersiapkan promotion tools (banner, spanduk, design booth, gift, dll.) dan juga

informasi seputar kampus, alumni, dan pengembangan karir.

5. Datang dan mendekorasi stand pameran dengan spesifikasi yang telah ditentukan:

a. Standing banner S1 Prasetiya Mulya

i. Ukuran : 60 cm x 160 cm

ii. Unit : 1

b. Standing banner tentang testimonial para mahasiswa dan alumni

i. Ukuran : 60 cm x 160 cm

ii. Unit : 1

c. Tablet PC

i. Unit : sesuai ketentuan pada point “C. Tablet PC”

d. Meja untuk berdiskusi

i. Ukuran : Menyesuaikan dengan yang disediakan pihak sekolah

ii. Unit : Menyesuaikan dengan jumlah yang disediakan

20 | P a g e

e. Kursi

i. Ukuran : Menyesuaikan dengan yang disediakan pihak sekolah

ii. Unit : Menyesuaikan dengan jumlah yang disediakan

6. Berbagi testimonial dari mahasiswa alumni SMA tersebut dilakukan dengan:

a. Jika mahasiswa tersebut datang ke edufair, maka harus mengenakan jas

almamater Prasetiya Mulya, celana panjang, dan sepatu. Mahasiswa berbagi

pengalamannya selama kuliah dan menjawab pertanyaan dari juniornya

dengan suasana yang rileks,

b. Jika mahasiswa tersebut tidak dapat hadir, maka video dan testimony

tertulis disiapkan di tablet PC. Testimony tertulis juga ditampilkan pada

standing banner.

7. Meminta pengunjung stand untuk mengisi data diri mereka seperti jurusan kuliah

yang diminati, alamat, nomor telepon, email, akun FB dan Twitter pada tablet yang

telah disediakan.

8. Memberi insentif kepada pengunjung berupa pen atau gift lainnya yang telah

disediakan

9. Setelah pelaksanaan edufair berakhir, semua promotion tools dikembalikan ke

gudang S1 Prasetiya Mulya BSD

10. Sinkronisasi database siswa yang ada pada tablet PC dengan komputer yang

terhubung pada server.

11. Follow-up para pengunjung stand yang pada saat edufair telah mengisi data base,

terutama mereka yang mulai tertarik atau berminat untuk mendaftar di Prasetiya

Mulya.

12. Melakukan pencatatan akan respon dari para pengunjung yang telah di follow-up.

13. Melakukan evaluasi dari keseluruhan edufair yang telah dilakukan.

21 | P a g e

Grafik di atas merupakan alur proses edufair setelah dilakukan improvement. Bagian yang

dilingkari orange merupakan tahapan-tahapan yang belum ada sebelumnya, yaitu koordinasi

testimonial mahasiswa, pengecekan spesifikasi stand, dan verifikasi data yang diberikan.

PPI (Potential Problem Identification)

Didalam aktivitas rutin, selalu ada potensi masalah dan masalah yang terjadi. Masalah

tersebut berupa tidak tercapainya target seperti target tingkat kualitas, target jadwal, target

penjualan, dan target lainnya yang telah ditentukan. PPI bermanfaat untuk mengatasi masalah

semacam ini menjadi semakin besar. Sebelum masalah tersebut terjadi, dilakukan identifikasi

potential problem yang ada, lalu dibuat rencana untuk mengatasi masalah tersebut jika sampai

timbul.

Kelompok penulis telah menyiapkan PPI untuk tim MCR S1 Prasetiya Mulya yang terkait

dengan partisipasinya pada edufair.

22 | P a g e

No Activities Problem Identification

Corrective action PIC (orang)

Due Date

start end

1

Berkordinasi dengan pihak sekolah mengenai spesifikasi stand dan system pengaturan layout.

Adanya regulasi sekolah yang tidak sesuai

Menyesuaikan dengan regulasi yang ada

MCR (1)

2 Mempersiapkan promotion tools

Ada promotion tools yang rusak atau hilang

Mempersiapkan tools cadangan

MCR (1)

3

Datang dan mendekorasi stand pameran dengan spesifikasi yang telah ditentukan

Adanya keterbatasan yang diberikan pada stand

Lebih kreatif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada

MCR (2)

4

saat edufair setiap

petugas melakukan

tugas masing-

masing

Kurangnya jumlah

personel, sehingga

terjadi

penumpyukan tugas

atau tidak ter-cover-

nya semua

pekerjaan.

Memperbaiki

pembaikan tugas

menjadi lebih efisien

lagi sehingga dapat

memanfaatkan SDM

yang ada dengan

maksimal

MCR (2-3)

5 Follow-up para

pengunjung stand

Data tidak valid dan

tidak ada respon

lebih lanjut

Melakukan verifikasi

atas data-data yang

diberikan dan

melakukan follow-up

ulang

MCR (2)

6 evaluasi

Kurang disiplin

dalam evaluasi,

biasa Indonesia

Mengkomunikasikan

pentingnya evaluasi

agar tim dapat lebih

termotivasi untuk

melakukan evaluasi

MCR (2)

23 | P a g e

WORKSHOP

Simulasi, workshop, dan games merupakan kegiatan menarik bagi responden pada tahap

VoC. Oleh karena itu kelompok penulis mengajukan suatu kegiatan workshop berbentuk leadership

games untuk mengangkat nilai leadership S1 Prasetiya Mulya dan membuat siswa/i SMA merasa

senang dan tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai S1 Prasetiya Mulya. Berikut merupakan

detail kegiatan workshop :

• Diadakan di SMA, peserta adalah murid kelas 2 SMA

• Kompetisi antar kelompok kecil @10 orang

• Materi yang dilombakan adalah leadership

• Workshop diadakan selama 2-3 jam

• Hadiah: voucher MAP 100.000 per orang

• Leadership games yang dilombakan misalnya:

Trust Game untuk ice-breaking

Menyusun sedotan membentuk piramid

Menyusun gelas dengan tali membentuk piramid

WEBSITE

Pada website perlu diperhatikan update akan waktu dan tempat pelaksanaan test masuk

mahasiswa/i angkatan baru. Selain itu akan diberikan beberapa tambahan konten, yaitu :

Pada bagian The Program akan dimasukkan konten-konten prove, yaitu testimony

mahasiswa dan manajer serta achievement yang telah dicapai oleh mahasiswa/i S1 Prasetiya

Mulya dalam berbagai perlombaan.

Pada bagian Bookofidea akan digunakan untuk membangun rekomendasi baik dari orang

tua, saudara dari target customers, dan orang-orang yang mempengaruhi keputusan dari

target customers. Pada bagian ini akan dimasukkan konten berupa bisnis-bisnis dari

mahasiswa/i yang sudah dijalankan serta konten dari dosen mengenai ide bisnis dan peluang

yang ada. Bagian ini juga akan didukung dengan SOE dengan menggunakan key “ide bisnis”

sehingga meningkatkan value S1 Prasetiya Mulya entrepreneurship. Bookofidea juga

24 | P a g e

bertujuan untuk menunjukkan bahwa S1 Accounting, S1 Finance, dan S1 Marketing juga

memiliki jiwa entrepreneurship dan hal tersebut yang akan dibangun di S1 Prasetiya Mulya.

LOMBA REGIONAL (PILOT PROJECT)

Untuk melihat efektifitas dari lomba regional ini akan dilakukan pilot project terlebih dahulu,

yaitu di daerah kota Jakarta yang terdiri dari Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta

Timur, dan Jakarta Selatan. Pemenang akan diambil dari setiap daerah sehingga akan ada 3 orang

pemenang yang berhak memperoleh beasiswa S1 Prasetiya Mulya. Apabila pilot project ini berhasil,

maka proyek akan dilakukan per provinsi. Skala pengukuran kegiatan ini berhasil atau tidak akan

dilihat dari kuisioner dengan pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah Anda mengetahui mengenai lomba “Dare to be Prasmulians?” yang diadakan oleh

S1 Prasetiya Mulya?

2. Jika Ya, berapa % kegiatan ini membuat Anda tertarik untuk melanjutkan pendidikan di S1

Prasetiya Mulya? Skala 10-100%. Apabila mencapai skala 75% maka proyek dinyatakan

berhasil dan dapat diaplikasikan lebih luas.

Kegiatan perlombaan ini akan di-trigger melalui prestige dengan mengacu pada kegiatan

Olimpiade Sains Nasional (OSN). Sekolah pemenang akan memperoleh nama baik dan siswa/i

pemenang akan merasa bangga. Oleh karena itu kegiatan ini hanya dikhususkan bagi sekolah-

sekolah pilihan dan pemenang akan diumumkan di Koran Kompas sebesar ½ halaman Full Color.

Hadiah yang diberikan juga akan membangun prestige dari siswa/i yang menjadi pemenang.

Sistematika kegiatan :

1. Tahap 1 : menentukan SMA unggulan sebanyak 25 sekolah per daerah. Setiap sekolah hanya

boleh mengirimkan 1-2 orang peserta. Dengan demikian diharapkan sekolah akan

mengirimkan siswa/i terbaik

2. Tahap 2 : seleksi dengan test tertulis. Bekerja sama dengan pihak admission dan dosen untuk

menentukan tipe test yang akan diberikan. Pada tahap ini akan disisihkan 50% peserta

menjadi 25 orang.

3. Tahap 3 : dibentuk 5 kelompok @ 5 orang. Pada babak final ini akan dilakukan lomba

business plan dimana peran per orangan akan dinilai. Hadiah bagi pemenang yaitu :

Juara 1 -> Medali emas + uang tunai Rp 5.000.000,- + Beasiswa S1 Prasetiya Mulya

Juara 2 -> Medali perak + uang tunai Rp 3.000.000,-

Juara 3 -> Medali perunggu + uang tunai Rp 1.500.000,-

25 | P a g e

Pemenang juara 1-3 akan masuk ke surat kabar Kompas. Juara 1 akan lebih diekspos

beserta dengan asal SMA-nya.

TIMELINE

PROJECTED COST and BENEFIT

Improvement pada kegiatan edufair berfokus pada penggunaan atribut yang lebih menarik

dan terstandarisasi serta menanggulangi potential lost customer. Jika ada 1 saja potential lost

customer yang berhasil di-convert dengan asumsi nilai dibulatkan menjadi 100 juta IDR (total

26 | P a g e

revenue 4 tahun studi), maka investasi yang dilakukan akan menghasilkan return 5x lipat. Workshop

merupakan sarana untuk membuat orang tertarik mendatangi booth saat edufair dan web

merupakan sarana pendukung untuk informasi.

Target dari kegiatan ini adalah 4 orang masuk ke S1 Prasetiya Mulya per daerah karena

kegiatan ini sehingga total adalah 20 orang dengan nilai revenue mencapai 2 milyar IDR. Dengan

demikian revenue mencapai 5x lipat dari total investasi. Intangible benefit lain yang diperoleh adalah

peningkatan kualitas mahasiswa sehingga kompetensi dalam kompetisi serta kualitas alumni akan

meningkat.