executive summary - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23051285/1232948956/name/pci... · ditemukan...
TRANSCRIPT
i | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Project Case Improvement (PCI) “Dare to be Prasmulians?” dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan bentuk aktivasi yang menarik serta meningkatkan komposisi mahasiswa/i dari luar
Jabodetabek. Metode yang digunakan adalah DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan
Control).
Permasalahan besar yang muncul adalah tidak meratanya brand awareness. Untuk mencari
akar permasalahan, kelompok penulis melakukan riset kepada siswa/i SMA yang mengunjungi
edufair SMAK1 serta kepada mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya BSD batch 7. Dari hasil riset tersebut
ditemukan beberapa fakta mengenai sarana yang paling berpengaruh untuk mencari informasi
mengenai universitas, persentase kunjungan edufair, penilaian tehadap booth S1 Prasetiya Mulya,
serta beberapa kegiatan menarik menurut responden. Kelompok penulis juga melakukan wawancara
kepada pihak MCR dan Admission selaku supplier dalam proyek ini untuk mengetahui kondisi saat
ini.
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, diketahui bahwa akar permasalahan adalah
marketing activity yang masih standar sehingga kurang menarik. Berangkat dari akar permasalahan
ini kelompok penulis menawarkan beberapa perbaikan beserta kontrolnya yang mengangkat tema
utama Dare to be Prasmulians? dengan 2 target utama, yaitu :
1. Mendapatkan mahasiswa/i baru pada tahun akademis 2013 sejumlah 850 orang dengan
komposisi 25% dari daerah
2. Meningkatkan tingkat attractiveness dari skala 3.61 menjadi 4.5 pada tahun 2013
Proyek ini memerlukan biaya senilai Rp 408,100,000. Apabila proyek ini berhasil, outcome
yang akan diperoleh S1 Prasetiya Mulya seperti yang telah dijelaskan pada target di atas bisa
tercapai. Perkiraan revenue mencapai 5x dari investasi yang telah dikeluarkan. Selain itu untuk
intangible benefit yang aka didapat adalah awareness yang akan semakin luas. Biaya ini kelompok
penulis proyeksikan untuk kegiatan promosi below the line antara lain pembenahan website
termasuk konten di dalamnya, edufair yang terstandarisasi agar lebih atraktif, serta kompetisi dan
workshop untuk menarik perhatian siswa SMA secara langsung.
Sebagai langkah control dari serangkaian kegiatan yang kelompok penulis rancang, dibuat
sebuah time line dan potential problem indentification untuk dijadikan sebagai patokan dari setiap
pelaksanaan kegiatan. Proyek ini merupakan langkah untuk memperoleh mahasiswa/i berkompeten
yang akan berdampak multiplier kepada S1 Prasetiya Mulya. Kegiatan ini juga perlu diimbangi
dengan program yang mendukung dan tetap mengangkat kelebihan S1 Prasetiya Mulya, yaitu
mendekatkan mahasiswa/i dengan dunia praktek.
ii | P a g e
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii
DEFINE ........................................................................................................................................... 1
SIPOC ........................................................................................................................................ 1
MEASURE....................................................................................................................................... 3
VoC ........................................................................................................................................... 3
VoP ........................................................................................................................................... 8
ANALYZE ........................................................................................................................................ 12
Fishbone Diagram ..................................................................................................................... 12
IMPROVE and CONTROL ............................................................................................................... 16
Timeline .................................................................................................................................... 25
Projected Cost and Benefit ....................................................................................................... 25
1 | P a g e
DEFINE
S1 Prasetiya Mulya memiliki tujuan untuk mengumpulkan anak-anak berprestasi dan
mewadahi calon pebisnis masa depan dari berbagai daerah untuk mencari ilmu di kampus BSD. Hal
ini dilakukan dengan harapan dapat membangun networking dari mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya
sehingga saat sudah lulus dapat membangun suatu jaringan kerjasama dari berbagai daerah.
Divisi marketing Prasetiya Mulya untuk S1 saat ini mengalami kesulitan dalam
mempromosikan program S1 Prasetiya Mulya di luar jabodetabek. Saat ini, mahasiswa yang berasal
dari SMA luar Jakarta hanya berkisar antara 9-18%. Oleh karena itu, perlu dilakukan project
improvement dengan 2 tujuan, yaitu :
1. Menentukan aktivasi yang perlu dilakukan untuk menarik orang untuk mau datang ke booth S1
Prasetiya Mulya, baik dalam maupun luar kota.
2. Mencari cara agar lebih banyak siswa/i SMA yang mengetahui mengenai S1 Prasetiya Mulya.
Kedua tujuan di atas merupakan langkah untuk mencapai pembangunan networking mahasiswa
yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia
Dengan adanya keterbatasan waktu dan sumber daya, lingkup pencarian informasi akan
dibatasi di daerah Jabodetabek serta memanfaatkan informasi dari angkatan terbaru, yaitu batch 7
(angkatan 2011).
SIPOC
Supplier Input Process Output Customers
Divisi Marketing
and Customers
Relation (MCR)
S1 Prasetiya
Mulya
Admission
1. Presentasi
kunjungan
2. Edufair
3. Workshop
4. Info Session
1. Tim MCR mendatangi
sekolah.
2. Alternatif
Presentasi (no.3)
Buka booth (no.4)
Workshop (no. 5)
Info session (no. 6)
3. Siswa/i SMA dan/atau orang
tua mendengarkan
presentasi dari MCR
mahasiswa/I
baru S1
Prasetiya Mulya
S1 Prasetiya Mulya
2 | P a g e
Siswa/i SMA dan/atau orang
tua mendatangi booth yang
dibuka saat edufair
Siswa/i SMA menghadiri
workshop yang diadakan
oleh pihak MCR seperti
pelatihan leadership
Siswa/i SMA dan/atau orang
tua mendatangi info session
yang dilaksanakan di kampus
S1 Prasetiya Mulya BSD
4. Siswa/i SMA melakukan test
di kota terdekat
Supplier
Supplier dalam kasus ini adalah MCR dan admission. MCR bertugas melakukan berbagai
kegiatan promosi baik dari kegiatan below the line seperti melakukan presentasi kunjungan, mencari
pembicara untuk workshop, melakukan info session, dan melakukan edufair sampai kegiatan above
the line seperti menentukan media untuk beriklan. Sedangkan pihak admission berperan dalam
melakukan test masuk mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya.
Input
Kegiatan input dalam hal ini dibatasi pada kegiatan below the line. Kegiatan-kegiatan ini
didukung oleh berbagai kegiatan above the line seperti print ads di koran dan majalah, kegiatan The
Scholar setiap 3 tahun sekali, TV ads di Metro TV, radio advertising, dan berbagai kegiatan digital
marketing lainnya.
Process
Proses yang terjadi adalah pihak MCR mendatangi sekolah untuk melakukan salah satu
kegiatan seperti presentasi kunjungan, edufair, workshop, atau info session. Setelah itu, siswa/i SMA
yang tertarik akan melakukan test masuk yang diadakan oleh pihak admission.
3 | P a g e
Output
Hasil dari kegiatan ini adalah mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya angkatan baru dari berbagai
daerah di Indonesia. Output yang diharapkan adalah mahasiswa/i yang merupakan lulusan-lulusan
yang berada di atas rata-rata dari berbagai sekolah unggulan di Indonesia.
Customer
Customer dari kegiatan ini adalah S1 Prasetiya Mulya dimana jika kegiatan dari MCR berhasil,
maka S1 Prasetiya Mulya akan memiliki lulusan berkualitas dari berbagai daerah sehingga tujuan
membangun networking akan tercapai.
MEASURE
VOC
SMAK 1
Saat di SMUK 1 kami hanya berhasil mewawancarai 22 narasumber dikarenakan saat itu
semua murid sibuk dengan mengumpulkan cap booth. Siswa-siswi SMA mengunjungi stand
universitas dengan dua alasan, yaitu:
Universitas tersebut memang tujuannya setelah lulus SMA, dan
Terpaksa mengunjungi karena diharuskan guru mengumpulkan cap.
Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :
Seberapa menariknya stand tidak begitu mempengaruhi keputusan beberapa murid
dalam memilih universitas. Namun di lain pihak ada beberapa murid yang menganggap
bahwa atribut booth itu penting adanya dikarenakan booth Prasetiya Mulya yang kami
kunjungi di SMUK 1 tidak begitu menarik karena stand banner yang disediakan hanya 1
itupun juga di dalam, bukan di luar. Berbeda dengan kampus lain yang meletakkan
standing banner yang menarik di luar dan di dalam booth dengan warna yang mencolok.
Keputusan memilih universitas sangat dipengaruhi WOM berupa pendapat dan opini
dari peers, khususnya dari orangtua dan kerabat.
Hal lain yang mempengaruhi orangtua siswa dan siswa itu sendiri dalam memilih
universitas adalah reputasi dan prestasi universitas di mata dunia professional, baik
skala domestik maupun internasional. Indikatornya antara lain adalah kualitas alumni
serta perlombaan yang dimenangkan.
SDM yang bertugas menjaga stand mempengaruhi tingkat kemenarikan dari stand.
Keramahan adalah poin utama dan terpenting. Poin kedua yang didapat dari hasil
4 | P a g e
interview yang di luar dugaan kami adalah usia petugas stand. Penjaga stand berusia dan
berpenampilan muda ternyata lebih diminati.
Kami juga mempelajari stand-stand lain untuk membuat perbandingan. Ada satu hal
menarik yang kami temukan dari hasil mengobrol, yaitu strategi Binus Inter
menyediakan PS3 dengan game PES di stand-nya. Strategi tersebut mampu menarik
siswa dan mebuat mereka betah berlama-lama di sana. Selagi menunggu 2 orang
temannya asyik bermain, siswa-siswa lain yang mengantri untuk bermain mendengarkan
informasi tentang Binus Inter yang diberikan di stand.
Brand awareness Prasetiya Mulya masih sangat kecil. Hanya sebagian anak yang
berminat dan tahu Prasetiya Mulya karena menginginkan manajemen sebagai jurusan
selanjutnya ketika kuliah nanti.
Tingkat kepuasan pengunjung setelah berkunjung ke booth S1 Prasetiya Mulya adalah
cukup puas dikarenakan keramahan penjaga booth dan kelengkapan informasi yang
disediakan.
BSD
Untuk mengetahui bagaimana sifat target konsumen, kami membagikan kuisioner kepada
154 mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya angkatan 2011 dengan 136 hasil valid. Kuisioner ini dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Mencari tahu mengenai cara target konsumen dalam mencari informasi akan suatu
universitas dan bagaimana mereka mengetahui dan memutuskan untuk melanjutkan
pendidikan di S1 Prasetiya Mulya.
2. Mencari tahu mengenai beberapa hal mengenai edufair yang berkaitan dengan target
konsumen.
Hasilnya adalah sebagai berikut
Bagian 1
Tempat responden mencari informasi
mengenai universitas
Berdasarkan hasil survey, informasi mengenai
universitas paling banyak diperoleh dari
rekomendasi dan diikuti oleh edufair.
5 | P a g e
Asal informasi mengenai S1 Prasetiya
Mulya
Informasi mengenai S1 Prasetiya Mulya
paling banyak didapatkan dari
rekomendasi dan diikuti oleh edufair. Dari
hasil survey juga terlihat bahwa jumlah
mahasiswa/i yang mengetahui mengenai
S1 Prasetiya Mulya dari aktivitas kampus
seperti lomba maupun workshop masih
cukup rendah.
Media yang paling mempengaruhi keputusan
untuk kuliah di S1 Prasetiya Mulya
Dari keenam pilihan pada pertanyaan
sebelumnya, media selain edufair dan
rekomendasi jumlahnya cukup rendah dalam hal
mempengaruhi keputusan untuk kuliah di S1
Prasetiya Mulya.
Faktor yang paling mempengaruhi untuk
kuliah di S1 Prasetiya Mulya
Faktor seperti teman dan lokasi bukan menjadi
faktor yang penting bagi sebagian besar
responden dalam menentukan untuk kuliah di
S1 Prasetiya Mulya. Faktor kualitas dan
rekomendasi serta adanya jurusan yang
diinginkan merupakan faktor utama dalam
menentukan untuk kuliah disini.
6 | P a g e
Bagian 2
Dari 136 responden, hanya 3/4 yang pernah mengunjungi suatu edufair dan di antara
mereka hanya 3/5, atau 65 orang, yang pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya. Mayoritas
responden mengunjungi edufair di sekolah mereka sendiri diikuti oleh pameran. Untuk melihat
apakah ada hubungan antara kota asal sekolah dengan kunjungan edufair dan hubungan antara kota
dengan pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya, maka dilakukan test one way ANOVA.
Nilai sig. dari analisa one way ANOVA berada di atas 0.05 yang berarti ada hubungan yang
signifikan antara kedua faktor yang dibandingkan, yaitu antara kota dengan pernah ke edufair serta
7 | P a g e
antara kota dengan pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya. Untuk hubungan antara kota
dengan pernah mengunjungi edufair mungkin bila sample nya diperbesar hasilnya masih dapat
berbeda, namun untuk hubungan antara kota dengan pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya
di edufair, nilai sig mencapai 56%. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi kota responden mempengaruhi
apakah mereka pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya atau tidak dan dari hasil yang
diperoleh, sebagian besar responden yang tidak pernah mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya
adalah mereka yang berasal dari luar daerah Jakarta dan sekitarnya.
Penilaian Tentang Booth S1 Prasetiya Mulya
Di atas 50% menilai paling banyak pada score
4 untuk ketiga faktor. Namun di posisi score
kedua terbanyak, sekitar 25% menilai 3 untuk
faktor menarik dan 25% menilai 5 untuk
faktor informatif dan ramah.
Berdasarkan data yang telah diolah, beberapa saran untuk perbaikan booth S1 Prasetiya
Mulya dapat dilihat pada bar chart di atas. Saran paling banyak adalah agar booth dibuat lebih
atraktif baik dari segi desain maupun tools yang digunakan. Saran kedua terbanyak diikuti dengan
informasi program yang lebih jelas dari setiap jurusan. Dibandingkan dengan hasil penilaian booth S1
Prasetiya Mulya sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa booth sudah informative secara
keseluruhan, namun informasi mengenai program masih kurang dimengerti. Kemudian saran
berikutnya diikuti oleh prove dalam bentuk contoh produk, prestasi mahasiswa/i, dan adanya senior
yang datang. Saran-saran lainnya terdiiri dari adanya gift, lebih interaktif, lebih sering diadakan dan
lebih mudah dijangkau, ada dosen per jurusan, dan lainnya.
8 | P a g e
Booth yang menarik menurut responden terlihat pada bar chart di atas. Dua hal utama yang
perlu diperhatikan adalah informative dan atraktif. Kemudian keramahan, prove, dan gift juga dapat
membuat suatu booth menjadi lebih menarik. Selain itu, 82.84% responden menyatakan bahwa
adanya suatu gift merupakan faktor yang penting untuk mereka. Bentuk gift yang umumnya mereka
inginkan adalah goodie bag, tas, notes dan stationary. Beberapa kegiatan yang dapat menarik
responden ke suatu booth berdasarkan hasil kuisioner adalah simulasi dan/ atau workshop, diikuti
oleh presentasi dan game.
VOP
MCR
Kami mewawancarai Pak Bona dan Pak Iwan selaku perwakilan dari divisi Marketing
Cutomer Relationship S1 Prasetiya Mulya untuk menggali lebih dalam keinginan serta usaha – usaha
apa sajakah yang sudah dilakukan oleh pihak S1 Prasetiya Mulya demi mencapai target kedepannya.
Skala prioritas S1 Prasetiya Mulya dalam mempromosikan universitas saat ini terfokus pada
edufair. Menurut divisi Marketing Customer Relationship, kegiatan edufair menjadi pilihan aktivitas
yang efektif dalam menyampaikan informasi ke siswa – siswa SMA secara mendetail dan mendalam.
Selanjutnya S1 Prasetiya Mulya melakukan kegiatan marketing ke berbagai media cetak, salah
satunya di media cetak skala nasional yaitu Kompas, lalu juga ke majalah – majalah remaja yang
sesuai dengan target market seperti GoGirl, Hai, dan Provoke. Tentunya bahasa yang diaplikasikan
ke masing – masing media berbeda – beda sesuai dengan taget market yang dituju. Pembagian
proporsi anggaran marketing S1 Prasetiya Mulya yaitu 40% untuk edufair dan 60% untuk media.
Dengan biaya promosi sekitar 3-5% dari total profit S1 Prasetiya Mulya.
9 | P a g e
Edufair dilakukan secara intensif pada bulan Agustus sampai dengan Februari awal karena
pada periode ini adalah periode dimana siswa – siswi SMA bersiap untuk mencari universitas yang
akan dituju untuk melanjutkan studinya. Sedangkan diluar periode tersebut, S1 Prasetiya Mulya
melakukan pendekatan yang berbeda seperti kegiatan seminar, workshop (akuntansi,
entrepreneurship, leadership), mengundang berbagai tenaga pengajar untuk hadir ke seminar –
seminar yang diadakan oleh S1 Prasetiya Mulya, serta mengundang ketua dan wakil ketua OSIS SMA
untuk ikut serta dalam pelatihan – pelatihan. Namun kegiatan – kegiatan ini masih terpusat di
daerah Jabodetabek.
Dalam melakukan kegiatan marketingnya, S1 Prasetiya Mulya menggunakan tenaga kerja
dari staff S1 Prasetiya Mulya sendiri dan tidak menyewa agen – agen untuk mempromosikan kampus
seperti kebanyakan yang dilakukan oleh kampus – kampus lainnya. Hal ini dilakukan oleh pihak S1
Prasetiya Mulya karena ingin menyampaikan informasi lebih mendetail dan mendalam serta
transparan, maka dari itu pihak MCR yang bertugas pun tidak menempatkan diri sebagai sales agent
yang menjual secara hard sale, namun menempatkan diri sebagai konsultan dan pendengar yang
baik bagi siswa – siswi yang datang untuk mencari informasi.
Kendala yang dialami juga oleh pihak MCR adalah pada proses pelaksanaan test masuk,
dimana semua test masuk untuk S1 Prasetiya Mulya harus didampingi oleh para psikolog yang teruji
dan teredukasi karena salah satu test masuk S1 Prasetiya Mulya adalah berupa test potensial
akademik yang notabenenya adalah berbentuk prikotes. Dengan demikian test hanya diadakan di
Jakarta dan untuk daerah Jawa hanya diadakan di Malang dengan waktu yang telah ditentukan.
MCR S1 Prasetiya Mulya pun mengungkapkan bahwa S1 Prasetiya Mulya memang masih
konservatif karena menginginkan hasil yang terbaik dengan menjaga kualitasnya. Berikut adalah
rangkuman beberapa hal yang menghambat divisi marketing dalam menarik peminat untuk S1,
yaitu :
1) Waktu expo
Waktu expo yang diselenggarakan hanya berlangsung selama satu sampai tiga hari saja.
Dengan waktu yang singkat ini maka divisi marketing mengalami kesulitan dalam
memaksimalkan penyampaian pesan kepada potencial customers.
2) Regulasi Sekolah
Tidak semua sekolah yang dikunjungi oleh divisi marketing S1 Prasetiya Mulya memberikan
izin untuk melakukan presentasi di hadapan siswa secara langsung. Padahal langkah ini diakui
sebagai cara yang paling efektif dan tepat guna. Selain itu saat ini kunjungan S1 Prasetiya Mulya
masih terbatas pada sekolah swasta saja. Mengingat regulasi untuk kunjungan ke sekolah
negeri sangat birokratif.
10 | P a g e
3) Brand Awareness yang belum merata
PMBS hanya memiliki tingkat awareness yang baik di daerah Jabodetabek. Sedangkan untuk
kota besar lain yang juga merupakan target pasar S1 Prasetiya Mulya belum begitu di kenal.
4) Keterbatasan waktu divisi marketing PMBS
Saat ini sekolah yang baru dikunjungi baru berkisar 5-10% dari keseluruhan jumlah sekolah
yang ada di Jakarta yang merupakan kelas A dan B. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan
jumlah dan waktu yang dimiliki oleh divisi marketing S1 Prasetiya Mulya.
5) Konservatif S1 Prasetiya Mulya
Sesuai regulasi pihak management S1 Prasetiya Mulya, divisi marketing tidak menggunakan
jasa agency atau outsource dalam melakukan promosi. Hal ini dikarenakan pihak kampus ingin
menyampaikan secara langsung pesan dan informasi tentang S1 Prasetiya Mulya. Ini juga
ditujukan untuk menjaga kualitas informasi serta untuk menghindari biaya komisi yang tidak
diperlukan. Di samping itu S1 Prasetiya Mulya tidak mengadakan jalur bebas tes seperti yang
dilakukan kampus lain agar kualitas mahasiswa yang masuk sesuai dengan standarisasi yang
ada. Kegiatan yang dilakukan selama ini juga masih bersifat konvensional, dalam artian tidak
ada suatu keunikan dibandingkan yang lain.
6) Keterbatasan tenaga pengajar S1 Prasetiya Mulya
Saat mengadakan workshop yang biasanya diisi oleh pengajar S1 Prasetiya Mulya sendiri, tim
MCR sulit mencari jadwal yang tepat. Hal ini diakibatkan terbatasnya tenaga pengajar yang ada
dan waktu mengajar yang cukup padat.
Admission
Berikut adalah beberapa informasi mengenai penerimaan mahasiswa/i baru dari pihak
Admission :
1) Test masuk
Kriteria penerimaan mahasiswa/i baru adalah dari test masuk yang terdiri dari psikotes,
Bahasa Inggris, dan matematika. Selain itu ada beberapa hal yang dilihat dari aplikasi pendaftar
namun tidak menentukan kelulusan, hanya sebagai nilai tambah saja, yaitu :
Prestasi akademis di sekolah. Bagi mereka yang memiliki prestasi akademis kurang
akan dimasukkan ke kategori cadangan untuk ditelusuri lebih jauh mengenai sikap
kerja dan belajarnya
Memiliki prestasi selain akademis, mengikuti aktifitas organisasi, dan aktif dalam
berbagai kegiatan.
11 | P a g e
2) Mini test
Mini test maupun kisi-kisi tidak dimungkinkan. Pada dasarnya test S1 Prasetiya Mulya
merupakan test potensi dasar yang bisa dipelajari dari bahan-bahan sekolah. Psikotes pun tidak
mungkin diberikan latihan sebelumnya. Mereka yang menyatakan bahwa test masuk Prasmul
sulit rata-rata dikarenakan tidak / kurang siap untuk ikut test. Oleh karena itu selalu
disampaikan pada penanya mengenai test masuk untuk mempersiapkan diri secara optimal,
istirahat yang cukup dan serius dalam mengerjakan seluruh test dari awal sampai akhir.
3) Pemilihan kota pelaksanaan test masuk
Kota-kota yang dipilih adalah kota-kota yang memang cukup besar pangsa pasarnya untuk
melakukan test. Banyak kota yang menjanjikan akan banyak yang ikut test, namun
kenyataannya saat diadakan test di kota tersebut pesertanya sedikit. Idealnya untuk effort yang
dilakukan dalam test luar kota, peserta minimal 15 orang. Effort yang dimaksudkan disini salah
satunya adalah SDM sebab untuk setiap test idealnya langsung ada psikolog yang ikut karena
setelah test akan langsung diumumkan hasilnya pada siang harinya. Pada hari yang sama akan
langsung dilakukan seleksi beasiswa Potential Leaders.
4) Value mahasiswa/i Prasetiya Mulya yang diharapkan
Sebagaimana values PMBS : CHAIN : Caring, Humility (Humble), Achieving, Integrity
Punya passion tentang apa yang ingin dicapai, determinasi tinggi untuk pencapaian
target / passionnya itu.
5) Sebutan mahasiswa/i Prasetiya Mulya
Sebutan yang sedang disosialisasikan adalah : Prasmulians
TARGET
1. Mendapatkan mahasiswa/i baru pada tahun akademis 2013 sejumlah 850 orang dengan
komposisi 25% dari luar Jabodetabek.
2. Meningkatkan tingkat attractiveness dari skala 3.61 menjadi 4.5 pada tahun 2013
12 | P a g e
ANALYZE
FISHBONE DIAGRAM
Kami menggunakan fish bone diagram untuk menganalisa bagian improve pada aktivitas
booth Prasetiya Mulya di kegiatan edufair yang dihadiri oleh S1 Prasetiya Mulya.
MAN
Saat ini pihak MCR S1 Prasetiya Mulya terdiri dari 8 tenaga kerja yang dimana seluruhnya
ikut berpatisipasi dalam seluruh kegiatan marketing S1 Prasetiya Mulya. Pihak MCR merasa kesulitan
dalam pelaksanaan kegiatan – kegiatan khususnya edufair yang berada di luar daerah Jabodetabek
seperti misalnya di Jogja yang merupakan target market Prasetiya Mulya dimana bisa terdapat tiga
sekolah yang harus dikunjungi namun di waktu yang berbeda karena jadwal edufair di masing –
masing sekolah juga berbeda sehingga pihak MCR bisa melakukan perjalanan bolak balik ke Jogja
dalam sebulan sebanyak tiga kali. Maka itu dalam pelaksanaannya pun terkadang pihak MCR
meminta bantuan dari para alumni maupun staff dari divisi lain untuk ikut membantu, namun
sayangnya kembali terbentur dengan jadwal masing – masing individu yang kadang tidak sejalan.
Meskipun terbentur dengan jadwal dan penempatan staff di berbagai kegiatan Edufair yang
bersamaan, pihak MCR dan Prasetiya Mulya tidak menggunakan jasa agen atau sales person dari
luar karena dirasa product knowledge akan universitas sangatlah penting dan haruslah staff dari
Prasetiya Mulya yang mempresentasikannnya sehingga value dari Prasetiya Mulya tersampaikan
dengan baik.
Brand
Awareness
tidak merata
13 | P a g e
Rata – rata penjaga di suatu booth universitas adalah 3 – 4, Prasetiya Mulya hanya
menyediakan 2 – 3 personel saja. Hal ini kembali disebabkan karena jumlah orang yang terbatas.
Dibutuhkan banyak orang pada saat peak time seperti saat diadakannya edufair pada bulan Agustus
– Februari, namun di luar waktu tersebut tidak diperlukan orang yang terlalu banyak. Kurangnya
jumlah personel dapat menyebabkan hilangnya potential customers.
MATERIAL
Kegiatan – kegiatan marketing S1 Prasetiya Mulya seperti Edufair didukung dengan berbagai
material seperti materi slide presentasi yang berisikan berbagai informasi mengenai Prasetiya Mulya
(informasi mengenai profil, lokasi, lingkungan kampus, kurikulum, kegiatan, prestasi yang telah
dicapai), brosur – brosur, standing banner. Sama halnya ketika mengadakan workshop dan pelatihan
– pelatihan, materi presentasi sangatlah penting sehingga harus efektif dan efisien dalam menunjang
kegiatan, hal ini agar dilakukan agar audience tidak cepat bosan dalam mendengar dan
memperhatikan pembicara (dari pihak Prasetiya Mulya). Kami juga melakukan survey dengan
mengikuti dua edufair yang dihadiri oleh S1 Prasetiya Mulya, yaitu di SMAK 1 BPK Penabur dan SMA
Bunda Hati Kudus Cibubur. Kami mendapatkan bahwa memang di setiap edufair, material yang
dibawa haruslah efektif dan efisien sesuai dengan luas dan kondisi booth edufair yang berbeda –
beda di setiap sekolah. Misalnya seperti di SMA Bunda Hati Kudus yang terfokus pada presentasi ke
masing – masing kelas maka pihak MCR mempersiapkan slide semenarik mungkin namun tetap
menonjolkan value – value serta kualitas dari Prasetiya Mulya dengan disertai berbagai gambar
sebagai bukti dari program – program yang ada di Prasetiya Mulya.
Beberapa permasalahan dari segi material :
• Standarisasi material
Kondisi material saat ini adalah belum adanya standarisasi akan material yang akan
dibawa dalam suatu acara. Material yang saat ini dibawa rata-rata hanya berupa material
pendukung standar seperti brosur dan x-banner tentang S1 Prasetiya Mulya.
• Stand kurang menarik
Stand Prasetiya Mulya hanya menyediakan kursi, meja, dan 2 buah standing banner
yang hanya ada di dalam booth. Universitas lain meletakkan standing banner di luar booth
sebanyak 2 – 3 buah dengan warna yang mencolok sehingga pengunjung dapat lebih tahu
keeksistensian booth pada suatu edufair. Booth yang atraktif merupakan faktor penting
untuk menjadi sebuah booth pendidikan yang menarik berdasarkan hasil survey yang telah
dilakukan, sedangkan masukan untuk booth S1 Prasetiya Mulya adalah booth harus lebih
14 | P a g e
atraktif lagi. Dari segi desain mungkin akan sulit untuk diubah sebab terbatas pada aturan
setiap sekolah yang berbeda-beda. Hal yang dapat digunakan untuk membuat stand lebih
menarik ialah melalui promotion tools.
• Promotion tools kurang menarik (standar)
Booth dari universitas lain menggunakan promotion tools yang menarik perhatian,
misalnya salah satu booth universitas menyediakan sarana games seperti PES, sehingga
ketika booth ramai, maka pengunjung yang sedang antri dapat menghabiskan waktu dengan
bermain.
• Kejelasan informasi mengenai program
Berdasarkan hasil survey, mahasiswa/i angkatan 2011 menyatakan bahwa S1
Prasetiya Mulya perlu menjelaskan mengenai program yang akan diadakan dengan lebih
jelas. Hal ini penting karena stand yang informatif merupakan faktor terpenting dalam suatu
edufair menurut responden.
METHOD
Metode yang dilakukan oleh Prasetiya Mulya masih terfokus pada edufair yang dilaksanakan
pada bulan Agustus sampai dengan awal Februari dan di luar itu mengadakan kegiatan pelatihan,
seminar, workshop ke berbagai tempat yang masih terfokus di daerah Jabodetabek. Untuk workshop
dengan SMA, S1 Prasetiya Mulya menyediakan materi yang dirasa dibutuhkan oleh sekolah untuk
meningkatkan kualitas dari siswa – siswanya tapi disamping itu nama S1 Prasetiya Mulya akan
semakin dikenal karena adanya kerja sama yang baik dengan sekolah SMA tersebut. Selain itu, info
session merupakan salah satu metode yang baik untuk mampu membuat calon mahasiswa/i dan
orang tua tertarik dan lebih mengerti dengan program yang ditawarkan oleh S1 Prasetiya Mulya.
Permasalahan dari segi method :
• Approach masih terfokus pada edufair, kegiatan selain edufair masih terfokus di
Jabodetabek
Kami mengamati bahwa Prasetiya Mulya hanya terfokus pada edufair sebagai sarana
promosi below the line sehingga lingkup dan jangkauan untuk mencapai market terbatas
karena pengunjung yang datang ke booth biasanya sudah memperoleh informasi dari luar
dan menghampiri booth untuk mendapatkan informasi lebih lengkap. Rekomendasi dan
edufair merupakan faktor terpenting dalam pencarian infromasi akan sekolah lanjutan bagi
siswa/i SMA. Namun, karena kegiatan-kegiatan sebelum edufair masih terfokus di
15 | P a g e
Jabodetabek serta jumlah kegiatan edufair yang masih terbatas di luar daerah, siswa/i dari
luar daerah masih jarang mengunjungi booth S1 Prasetiya Mulya.
MANAGEMENT
Pengaturan jadwal edufair, seminar, dan workshop di luar Jabodetabek masih menjadi
kendala di pihak MCR karena selain nama S1 Prasetiya Mulya yang masih belum begitu dikenal
khususnya di luar daerah Jakarta mengakibatkan terkadang workshop atau seminar yang diadakan
tidak begitu mendapat minat dari pasar meskipun diadakan di hotel berbintang sekalipun.
ENVIRONMENT
• Ukuran stand yang berbeda-beda
Ukuran stand pada setiap edu fair berbeda – beda tergantung pada regulasi dari
penyelenggara sehingga pihak S1 Prasetiya Mulya harus dapat lebih fleksibel sehingga dapat
menempatkan atribut stand dengan benar dan apik. Crosscheck mendalam pada pihak
penyelenggara sangat disarankan sehingga persiapan pun akan lebih efisien dan efektif
• Regulasi berbeda pada kegiatan promosi di edufair
Tidak semua sekolah memberikan support bagi S1 Prasetiya Mulya untuk
mengeksekusi program promosi dalam edufair maupun workshop dan kegiatan lainnya
karena dibutuhkan izin serta melalui proses yang cukup panjang. Selain itu tidak semua
sekolah mau memberikan waktu khusus untuk S1 Prasetiya Mulya agar dapat mengadakan
seminar mendalam atau sharing session mengenai program S1 Prasetiya Mulya.
16 | P a g e
IMPROVE and CONTROL
Dari hasil analisa fishbone diagram, didapatkan bahwa akar permasalahan yang ada adalah
aktivitas pemasaran yang masih standar dan belum terstandarisasi. Oleh karena itu kami
mengusulkan improvement sebagai berikut :
Berdasarkan VoC, rekomendasi dan edufair merupakan 2 hal utama bagi siswa/i SMA dalam
mencari informasi mengenai suatu universitas. Oleh karena itu kelompok penulis akan membangun
rekomendasi melalui book of idea yang akan dimasukkan ke dalam website S1 Prasetiya Mulya dan
membuatkan standarisasi tools yang digunakan saat edufair. Selain itu, beberapa kegiatan menarik
bagi siswa/i SMA adalah simulasi, workshop, dan permainan. Berangkat dari hal ini maka akan dibuat
suatu workshop berbentuk small competition yang kontennya menggunakan leadership game.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat nilai leadership S1 Prasetiya Mulya melalui cara yang
menyenangkan sehingga siswa/i SMA akan tertarik untuk mencari tahu lebih dalam mengenai S1
Prasetiya Mulya pada saat edufair. Kegiatan-kegiatan ini harus dibantu oleh kegiatan iklan S1
Prasetiya Mulya.
Selanjutnya siswa/i yang tertarik akan mencari info mengenai waktu dan tempat
pelaksanaan test sehingga kedua informasi ini harus selalu update di website. Mereka juga akan
diajak untuk mengikuti lomba regional yang akan di-trigger dengan suatu prestige. Semua kegiatan
17 | P a g e
ini akan diangkat dalam 1 tema besar yaitu “Dare to be Prasmulians?” yang memiliki nilai CHAIN
(Caring, Humility, Achieving, and Integrity)
EDUFAIR
SOP untuk edufair :
A. Layout
Layout di atas merupakan standarisasi untuk stand S1 Prasetiya Mulya. Setiap stand
harus memiliki 2 x-banner, yaitu x-banner dalam dan x-banner luar, brosur, dan tablet PC.
Lokasi pemilihan stand harus disesuaikan di setiap sekolah dimana stand harus langsung
terlihat oleh pengunjung yang memasuki ruangan.
B. Petugas
Jumlah petugas stand 2-3 orang. Tempat yang ramai (antrian yang merupakan
potential lost customer mencapai 2-3orang) harus memiliki 3 orang petugas dimana 1 orang
bertugas untuk melayani pengunjung stand dengan memanfaatkan tools Tablet PC.
18 | P a g e
C. Tablet PC
Tujuan dari Tablet PC ini adalah untuk memfasilitasi beberapa kebutuhan yang akan
dijelaskan berikutnya serta untuk mengatasi potential lost customer yang diakibatkan waktu
tunggu yang terlalu lama. Dari hasil VoP sebelumnya, waktu yang diperlukan seorang
konsultan untuk melayani seorang oengunjung dapat mencapai 20-40 menit. Dengan
demikian akan disediakan 4 unit Tablet PC tipe WM8650 seharga Rp 700.000,- per unit.
Ketentuan pemanfaatan Tablet PC adalah minimal 2 unit per booth apabila jumlah antrian
rata-rata mencapai 2-3 orang dan minimal 1 unit per booth untuk jumlah antrian rata-rata 1
orang.
Isi dari Tablet PC :
Sekilas info program S1 Prasetiya Mulya
Testimonial mahasiswa. Testimonial dari alumni SMA merupakan salah satu bentuk
prove yang meyakinkan, namun karena ada keterbatasan dari pihak program dimana
waktu studi mahasiswa/i tidak boleh diganggu, maka aplikasi dalam Tablet PC ini
akan memfasilitasi hal tersebut.
Testimonial manajer tempat alumni S1 Prasetiya Mulya bekerja. Alumni S1 Prasetiya
Mulya belum terdengar kualitasnya di dunia usaha, oleh karena itu akan dibangun
testimonial dari manajer mereka untuk membangun prove bagi orang tua dan calon
mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya.
Advertorial dan bisnis-bisnis mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya
D. X-banner dan brosur
19 | P a g e
X-banner luar (gambar kiri) akan mengangkat tema Dare to be Prasmulians? Dengan
mengangkat nilai CHAIN. Sedangkan x-banner dalam akan berisi testimonial dari manajer
alumni maupun mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya. Brosur sendiri akan ditekankan pada
undangan untuk menerima tantangan menjadi Prasmulians serta dilengkapi dengan
testimonial dari manajer dan mahasiswa/i S1 Prasetiya Mulya.
E. Langkah-langkah yang harus dilakukan
1. Mencari informasi seputar edufair yang akan diikuti (jadwal, jumlah peserta,
ketentuan umum saat edufair, dan daya beli dari para siswa)
2. Berkoordinasi dengan pihak sekolah mengenai spesifikasi stand dan system
pengaturan layout.
3. Mengecek daftar mahasiswa S1 Prasetiya Mulya yang berasal dari SMA yang
dikunjungi.
a. Jika mahasiswa yang bersangkutan bisa dan/atau bersedia dibawa serta
dalam kegiatan edufair, maka segera berkordinasi dengan mahasiswa untuk
materi atau testimonial yang mungkin dapat disampaikan pada saat edufair
berlangsung.
b. Jika mahasiswa tidak dapat dan/atau tidak bersedia ikut serta dalam
kegiatan edufair, maka dapat dibuat semacam video atau rekaman
testimonial dari mahasiswa tersebut.
4. Mempersiapkan promotion tools (banner, spanduk, design booth, gift, dll.) dan juga
informasi seputar kampus, alumni, dan pengembangan karir.
5. Datang dan mendekorasi stand pameran dengan spesifikasi yang telah ditentukan:
a. Standing banner S1 Prasetiya Mulya
i. Ukuran : 60 cm x 160 cm
ii. Unit : 1
b. Standing banner tentang testimonial para mahasiswa dan alumni
i. Ukuran : 60 cm x 160 cm
ii. Unit : 1
c. Tablet PC
i. Unit : sesuai ketentuan pada point “C. Tablet PC”
d. Meja untuk berdiskusi
i. Ukuran : Menyesuaikan dengan yang disediakan pihak sekolah
ii. Unit : Menyesuaikan dengan jumlah yang disediakan
20 | P a g e
e. Kursi
i. Ukuran : Menyesuaikan dengan yang disediakan pihak sekolah
ii. Unit : Menyesuaikan dengan jumlah yang disediakan
6. Berbagi testimonial dari mahasiswa alumni SMA tersebut dilakukan dengan:
a. Jika mahasiswa tersebut datang ke edufair, maka harus mengenakan jas
almamater Prasetiya Mulya, celana panjang, dan sepatu. Mahasiswa berbagi
pengalamannya selama kuliah dan menjawab pertanyaan dari juniornya
dengan suasana yang rileks,
b. Jika mahasiswa tersebut tidak dapat hadir, maka video dan testimony
tertulis disiapkan di tablet PC. Testimony tertulis juga ditampilkan pada
standing banner.
7. Meminta pengunjung stand untuk mengisi data diri mereka seperti jurusan kuliah
yang diminati, alamat, nomor telepon, email, akun FB dan Twitter pada tablet yang
telah disediakan.
8. Memberi insentif kepada pengunjung berupa pen atau gift lainnya yang telah
disediakan
9. Setelah pelaksanaan edufair berakhir, semua promotion tools dikembalikan ke
gudang S1 Prasetiya Mulya BSD
10. Sinkronisasi database siswa yang ada pada tablet PC dengan komputer yang
terhubung pada server.
11. Follow-up para pengunjung stand yang pada saat edufair telah mengisi data base,
terutama mereka yang mulai tertarik atau berminat untuk mendaftar di Prasetiya
Mulya.
12. Melakukan pencatatan akan respon dari para pengunjung yang telah di follow-up.
13. Melakukan evaluasi dari keseluruhan edufair yang telah dilakukan.
21 | P a g e
Grafik di atas merupakan alur proses edufair setelah dilakukan improvement. Bagian yang
dilingkari orange merupakan tahapan-tahapan yang belum ada sebelumnya, yaitu koordinasi
testimonial mahasiswa, pengecekan spesifikasi stand, dan verifikasi data yang diberikan.
PPI (Potential Problem Identification)
Didalam aktivitas rutin, selalu ada potensi masalah dan masalah yang terjadi. Masalah
tersebut berupa tidak tercapainya target seperti target tingkat kualitas, target jadwal, target
penjualan, dan target lainnya yang telah ditentukan. PPI bermanfaat untuk mengatasi masalah
semacam ini menjadi semakin besar. Sebelum masalah tersebut terjadi, dilakukan identifikasi
potential problem yang ada, lalu dibuat rencana untuk mengatasi masalah tersebut jika sampai
timbul.
Kelompok penulis telah menyiapkan PPI untuk tim MCR S1 Prasetiya Mulya yang terkait
dengan partisipasinya pada edufair.
22 | P a g e
No Activities Problem Identification
Corrective action PIC (orang)
Due Date
start end
1
Berkordinasi dengan pihak sekolah mengenai spesifikasi stand dan system pengaturan layout.
Adanya regulasi sekolah yang tidak sesuai
Menyesuaikan dengan regulasi yang ada
MCR (1)
2 Mempersiapkan promotion tools
Ada promotion tools yang rusak atau hilang
Mempersiapkan tools cadangan
MCR (1)
3
Datang dan mendekorasi stand pameran dengan spesifikasi yang telah ditentukan
Adanya keterbatasan yang diberikan pada stand
Lebih kreatif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada
MCR (2)
4
saat edufair setiap
petugas melakukan
tugas masing-
masing
Kurangnya jumlah
personel, sehingga
terjadi
penumpyukan tugas
atau tidak ter-cover-
nya semua
pekerjaan.
Memperbaiki
pembaikan tugas
menjadi lebih efisien
lagi sehingga dapat
memanfaatkan SDM
yang ada dengan
maksimal
MCR (2-3)
5 Follow-up para
pengunjung stand
Data tidak valid dan
tidak ada respon
lebih lanjut
Melakukan verifikasi
atas data-data yang
diberikan dan
melakukan follow-up
ulang
MCR (2)
6 evaluasi
Kurang disiplin
dalam evaluasi,
biasa Indonesia
Mengkomunikasikan
pentingnya evaluasi
agar tim dapat lebih
termotivasi untuk
melakukan evaluasi
MCR (2)
23 | P a g e
WORKSHOP
Simulasi, workshop, dan games merupakan kegiatan menarik bagi responden pada tahap
VoC. Oleh karena itu kelompok penulis mengajukan suatu kegiatan workshop berbentuk leadership
games untuk mengangkat nilai leadership S1 Prasetiya Mulya dan membuat siswa/i SMA merasa
senang dan tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai S1 Prasetiya Mulya. Berikut merupakan
detail kegiatan workshop :
• Diadakan di SMA, peserta adalah murid kelas 2 SMA
• Kompetisi antar kelompok kecil @10 orang
• Materi yang dilombakan adalah leadership
• Workshop diadakan selama 2-3 jam
• Hadiah: voucher MAP 100.000 per orang
• Leadership games yang dilombakan misalnya:
Trust Game untuk ice-breaking
Menyusun sedotan membentuk piramid
Menyusun gelas dengan tali membentuk piramid
WEBSITE
Pada website perlu diperhatikan update akan waktu dan tempat pelaksanaan test masuk
mahasiswa/i angkatan baru. Selain itu akan diberikan beberapa tambahan konten, yaitu :
Pada bagian The Program akan dimasukkan konten-konten prove, yaitu testimony
mahasiswa dan manajer serta achievement yang telah dicapai oleh mahasiswa/i S1 Prasetiya
Mulya dalam berbagai perlombaan.
Pada bagian Bookofidea akan digunakan untuk membangun rekomendasi baik dari orang
tua, saudara dari target customers, dan orang-orang yang mempengaruhi keputusan dari
target customers. Pada bagian ini akan dimasukkan konten berupa bisnis-bisnis dari
mahasiswa/i yang sudah dijalankan serta konten dari dosen mengenai ide bisnis dan peluang
yang ada. Bagian ini juga akan didukung dengan SOE dengan menggunakan key “ide bisnis”
sehingga meningkatkan value S1 Prasetiya Mulya entrepreneurship. Bookofidea juga
24 | P a g e
bertujuan untuk menunjukkan bahwa S1 Accounting, S1 Finance, dan S1 Marketing juga
memiliki jiwa entrepreneurship dan hal tersebut yang akan dibangun di S1 Prasetiya Mulya.
LOMBA REGIONAL (PILOT PROJECT)
Untuk melihat efektifitas dari lomba regional ini akan dilakukan pilot project terlebih dahulu,
yaitu di daerah kota Jakarta yang terdiri dari Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta
Timur, dan Jakarta Selatan. Pemenang akan diambil dari setiap daerah sehingga akan ada 3 orang
pemenang yang berhak memperoleh beasiswa S1 Prasetiya Mulya. Apabila pilot project ini berhasil,
maka proyek akan dilakukan per provinsi. Skala pengukuran kegiatan ini berhasil atau tidak akan
dilihat dari kuisioner dengan pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah Anda mengetahui mengenai lomba “Dare to be Prasmulians?” yang diadakan oleh
S1 Prasetiya Mulya?
2. Jika Ya, berapa % kegiatan ini membuat Anda tertarik untuk melanjutkan pendidikan di S1
Prasetiya Mulya? Skala 10-100%. Apabila mencapai skala 75% maka proyek dinyatakan
berhasil dan dapat diaplikasikan lebih luas.
Kegiatan perlombaan ini akan di-trigger melalui prestige dengan mengacu pada kegiatan
Olimpiade Sains Nasional (OSN). Sekolah pemenang akan memperoleh nama baik dan siswa/i
pemenang akan merasa bangga. Oleh karena itu kegiatan ini hanya dikhususkan bagi sekolah-
sekolah pilihan dan pemenang akan diumumkan di Koran Kompas sebesar ½ halaman Full Color.
Hadiah yang diberikan juga akan membangun prestige dari siswa/i yang menjadi pemenang.
Sistematika kegiatan :
1. Tahap 1 : menentukan SMA unggulan sebanyak 25 sekolah per daerah. Setiap sekolah hanya
boleh mengirimkan 1-2 orang peserta. Dengan demikian diharapkan sekolah akan
mengirimkan siswa/i terbaik
2. Tahap 2 : seleksi dengan test tertulis. Bekerja sama dengan pihak admission dan dosen untuk
menentukan tipe test yang akan diberikan. Pada tahap ini akan disisihkan 50% peserta
menjadi 25 orang.
3. Tahap 3 : dibentuk 5 kelompok @ 5 orang. Pada babak final ini akan dilakukan lomba
business plan dimana peran per orangan akan dinilai. Hadiah bagi pemenang yaitu :
Juara 1 -> Medali emas + uang tunai Rp 5.000.000,- + Beasiswa S1 Prasetiya Mulya
Juara 2 -> Medali perak + uang tunai Rp 3.000.000,-
Juara 3 -> Medali perunggu + uang tunai Rp 1.500.000,-
25 | P a g e
Pemenang juara 1-3 akan masuk ke surat kabar Kompas. Juara 1 akan lebih diekspos
beserta dengan asal SMA-nya.
TIMELINE
PROJECTED COST and BENEFIT
Improvement pada kegiatan edufair berfokus pada penggunaan atribut yang lebih menarik
dan terstandarisasi serta menanggulangi potential lost customer. Jika ada 1 saja potential lost
customer yang berhasil di-convert dengan asumsi nilai dibulatkan menjadi 100 juta IDR (total
26 | P a g e
revenue 4 tahun studi), maka investasi yang dilakukan akan menghasilkan return 5x lipat. Workshop
merupakan sarana untuk membuat orang tertarik mendatangi booth saat edufair dan web
merupakan sarana pendukung untuk informasi.
Target dari kegiatan ini adalah 4 orang masuk ke S1 Prasetiya Mulya per daerah karena
kegiatan ini sehingga total adalah 20 orang dengan nilai revenue mencapai 2 milyar IDR. Dengan
demikian revenue mencapai 5x lipat dari total investasi. Intangible benefit lain yang diperoleh adalah
peningkatan kualitas mahasiswa sehingga kompetensi dalam kompetisi serta kualitas alumni akan
meningkat.