evrog lansia
DESCRIPTION
koas IKMTRANSCRIPT
Universitas Kristen Krida Wacana
Evaluasi Program Pelayanan Usia Lanjut di UPTD Puskesmas
Kecamatan Klari
Periode Januari–Agustus 2014
Disusun oleh
Nisia Pratama Setiabekti
11.2012.081
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, September 2014
1
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Usia lanjut mempunyai hak yang sama dalam kehdupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, dimana upaya peningkatan kesejahteraan usia lanjut diarahkan
agar usia lanjut tetap diberdayakan sehingga berperan dalam kehiatan pembangunan
dengan memperhatikan fungsi, keterampilan, usia dan kondisi fisik dari usia lanjut
tersebut. Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih yang secara fisik
terlihat berbeda dengan kelompok lainnya.1
Menurut WHO tahun 2010, dari penduduk dunia sebesar 6,9 milyar terdapat 759
juta berusia 60 tahun ke atas (11%) dan 105 juta berusia 80 tahun ke atas (1,5%).
Sedangkan di kawasan Asia Tenggara 8% populasi adalah Lanjut usia (Lansia) atau
sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan usia harapan hidup di sebagian
besar Negara Asia Tenggara akan menjadi >75 tahun. Batasan Lansia menurut Undang-
Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan Lansia di Indonesia dikatakan Lansia
adalah seseorang yang telah mencapai usia di atas 60 tahun. Batasan umur Lansia
menurut Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2008 yang dipakai untuk pencatatan
Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia di Puskesmas yaitu: usia pra Lansia 45-59 tahun,
lanjut usia (Lansia) 60-69 tahun dan usia lanjut resiko tinggi usia 70 tahun atau lebih.1
Tercatat bahwa penduduk Indonesia pada tahun 2010 berdasarkan data sensus
penduduk 2010 yang diselenggarakan BPS di seluruh wilayah Indonesia berjumlah
237.641.326 jiwa dengan jumlah penduduk Lansia sebanyak 18.118.699 jiwa. Pada
tahun 2011 yang lalu United Nations Development Programme (UNDP) telah mencatat
bahwa usia harapan hidup penduduk Indonesia telah mencapai 69,4 tahun, sedangkan
menurut CIA World Factbook telah mencapai 70,7 tahun. Walaupun perhitungan sedikit
berbeda, tetapi yang jelas usia harapan hidup penduduk Indonesia telah melompat
dengan sangat drastis.2
Dengan meningkatnya jumlah Lansia maka akan membutuhkan penanganan
yang serius karena secara alamiah Lansia itu mengalami kemunduran, baik secara fisik,
biologi, maupun psikologis. Menurut Susenas, angka kesakitan penduduk lansia pada
tahun 2007 sebesar 31,11 persen turun pada tahun 2009 menjadi 30,46 persen, dan
angkanya menurun lagi pada tahun 2012 menjadi 26,93 persen, yaitu dari 100 orang
2
lansia terdapat 26 orang di antaranya mengalami sakit.5 Berdasarkan data Badan
Litbangkes, Kementerian Kesehatan tahun 2011, 10 penyebab kematian pada umur 65
tahun ke atas adalah stroke (24,6%), Penyakit Jantung Iskemik (12,0%), Penyakit
saluran nafas bawah kronik (8,3%), Tuberkulosis paru (6,2%), Penyakit hati (5,5%),
Hipertensi (4,6%), Diare (4,1%). Dari data terlihat penyebab kematian usia lanjut sudah
bergeser ke penyakit generatif sehingga diperlukan usaha promotif, preventif, dan
kuratif terhadap penyakit tersebut6
Pembinaan dan pelayanan kesehatan Lanjut Usia merupakan tanggung jawab
pemerintah dan dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama masyarakat seperti tertera
pada undang-undang nomor 23 tahun 1992.9 Selain itu juga tertera pada undang-undang
nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia yang menyebutkan bahwa perlu
diberikan kemudahan dalam pelayanan kesehatan Lanjut Usia.10Oleh karena itu,
diperlukan pembinaan kesehatan pada pra kelompok pra Lansia dan Lansia. Program
pembinaan kesehatan Lansia merupakan upaya kesehatan pengembangan Puskesmas
yang melakukan pelayanan kepada Lansia yang mengutamakan aspek promotif dan
preventif disamping aspek kuratif dan rehabilitatif secara pro aktif, baik, dan sopan serta
memberikan kemudahan dan dukungan bagi para Lansia. Mengingat kebutuhan
pelayanan kesehatan merupakan masalah utama bagi para Lansia maka Kementerian
kesehatan telah menetapkan kebijakan pelaksanaan pelayanan yang ramah terhadap
Lansia di puskesmas melalui Strategi Puskesmas Santun Lansia.1
Jumlah penduduk di kecamatan Klari periode Januari-Agustus 2014 mencapai
95.457 jiwa, di mana 22.456 jiwa merupakan penduduk usia lanjut, atau sekitar 23,52%
dari jumlah seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Klari. Puskesmas Klari
mengadakan upaya kesehatan pengembangan berupa upaya kesehatan usia lanjut melalui
Puskesmas Santun Lansia. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi Program Upaya
Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas Kecamatan Klari tahun 2014 untuk mengetahui
penyelesaian masalah dalam program ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di sebutkan di atas, dapat di rumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Menurut WHO 2010, terdapat 759 juta berusia 60 tahun ke atas (11%) dan 105 juta
berusia 80 tahun ke atas (1,5%).
3
Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara 8% populasi adalah Lanjut usia (Lansia)
atau sekitar 142 juta jiwa.
Berdasarkan BPS Indonesia tahun 2010, tercatat penduduk Indonesia berjumlah
237.641.326 jiwa dengan jumlah penduduk Lansia sebanyak 18.118.699 jiwa.
Menurut Susenas, angka kesakitan penduduk lansia pada tahun 2007 sebesar 31,11
persen turun pada tahun 2009 menjadi 30,46 persen, dan angkanya menurun lagi
pada tahun 2012 menjadi 26,93 persen.
Penyebab kematian usia lanjut terbanyak yaitu karena penyakit generatif
Jumlah penduduk di kecamatan Klari periode Januari-Agustus 2014 mencapai
95.457 jiwa, di mana 22.456 jiwa merupakan penduduk usia lanjut, atau sekitar
23,52% dari tolok ukur 70%.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Diketahuinya tingkat keberhasilan mengenai program upaya kesehatan Lansia di
Puskesmas Klari, Karawang pada periode Januari 2014 sampai Agustus 2014 dengan
menggunakan pendekatan sistem.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Diketahuinya frekuensi pertemuan kelompok Lansia per tahun di wilayah
kerja Puskesmas Klari periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
1.3.2.2.Diketahuinya cakupan penimbangan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Klari
periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
1.3.2.3.Diketahuinya cakupan pemeriksaan kesehatan pada Lansia di wilayah kerja
Puskesmas Klari periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
1.3.2.4.Diketahuinya cakupan penyuluhan pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas
Klari periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
1.3.2.5.Diketahuinya jenis kegiatan sektor terkait di wilayah kerja Puskesmas Klari
periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
1.3.2.6.Diketahuinya sumber pendanaan kegiatan Lansia yang berasal dari
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Klari periode Januari 2014 sampai
dengan Agustus 2014.
4
1.4. Manfaat Evaluasi
1.4.1. Bagi Evaluator
1.4.1.1. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program
Upaya Kesehatan Lansia melalui strategi Puskesmas Santun Lansia di
Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.
1.4.1.2. Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam
menjalankan program Puskesmas khususnya pada Pelayanan Upaya
Kesehatan Lansia.
1.4.2. Bagi Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang
1.4.2.1. Mengetahui masalah yang timbul dalam menggerakkan program
Pelayanan Upaya Kesehatan Lansia di Puskesmas Kecamatan Klari
disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan masalahnya
1.4.2.2. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan
program Puskesmas Santun Lansia sehingga memenuhi target cakupan
program
1.4.3. Bagi Masyarakat
1.4.3.1. Mendapatkan pelayanan yang lebih optimal dari Puskesmas
1.4.3.2. Memperoleh pembinaan dan pelayanan mengenai Program Upaya
Kesehatan Lansia sehingga meningkatkan peran serta masyarakat dan
ikut melaksananakan program kesehatan lansia.
1.4.4. Bagi Fakultas Kedokteran Ukrida
1.4.4.1. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya
di bidang kesehatan.
1.5. Sasaran
Seluruh penduduk laki-laki dan perempuan yang berusia 45-59 tahun (pra Lansia), 60-69
tahun (Lansia) dan Lansia risiko tinggi yang usia lebih dari 70 tahun dengan masalah
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Klari periode Januari 2014 hingga
Agustus 2014.
5
BAB II
Materi dan Metoda
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini adalah laporan hasil kegiatan bulanan
Puskesmas mengenai program Upaya Kesehatan Lansia di wilayah kerja Puskesmas
Klari, Karawang periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
Laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program Upaya Kesehatan
Lansia di wilayah kerja Puskesmas Klari, Karawang periode Januari 2014 sampai
dengan Agustus 2014 yang berisi kegiatan :
1. Pemantauan gizi berkala dengan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan
2. Pemeriksaan kesehatan berkala mencakup pemeriksaan tekanan darah dan status
mental serta pemeriksaan laboratorium yang diperlukan.
3. Penyuluhan perorangan dan kelompok
4. Koordinasi lintas sektor
5. Pemanfaatan pelayanan Puskesmas (balai pengobatan dan konseling).
2.2. Metoda
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data cakupan
kegiatan pada “Puskesmas Santun Lanjut Usia” di Puskesmas Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang, periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014. Data
tersebut diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan dengan menggunakan pendekatan
sistem.
Hasil cakupan kegiatan yang didapat dibandingkan dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan program
“Puskesmas Santun Lanjut Usia” di Puskesmas Kecamatan Klari. Lalu dibuat usulan
dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan dari unsur-unsur sistem. Hasil evaluasi program ini disajikan dalam bentuk
tekstular dan tabular.
6
BAB III
Kerangka Teoritis
3.1. Bagan Pendekatan Sistem
Bagan 1: Pendekatan sistem menurut Ryans
Gambaran di atas menerangkan definisi sistem menurut Ryans, dimana sistem adalah
gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan
berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang
telah ditetapkan. Elemen-elemen di mana terdiri atas :
1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga, sarana,
dana dan metode.
2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non
fisik
5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut
6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu system
7
3.2. Tolok Ukur
Tolak ukur yang di gunakan adalah buku pedoman Puskesmas Santun Lanjut
Usia yang diterbitkan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010. Buku ini digunakan
sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program upaya kesehatan
lanjut usia.
8
BAB IV
Penyajian Data
4.1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang
berasal dari:
‐ Data demografi UPTD Puskesmas Klari periode Januari-Agustus 2014
‐ Laporan bulanan UPTD Puskesmas Klari periode Januari-Agustus 2014
‐ Laporan bulanan kegiatan lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Klari periode
Januari-Agustus 2014
- Data kependudukan dari kecamatan Klari tahun 2014.
4.2. Data Umum
4.2.1. Data Geografis
4.2.1.1. Lokasi
Lokasi Gedung UPTD Puskesmas Kecamatan Klari terletak di Jalan
Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang.
4.2.1.2. Bangunan
Puskesmas Klari terdiri atas bangunan-bangunan:
Gedung Puskesmas Kecamatan Klari, Karawang adalah gedung
konkrit dua lantai. Lantai satu terdapat ruangan BPU, apotek,
serta loket pendaftaran. Lantai dua terdapat poli gigi, ruangan
TU, ruang pertemuan, dan ruangan kepala Pkm.
Gedung PONED dan KIA beserta ruang USG.
Gedung rawat inap beserta ruang rontgen
Gedung laboratorium.
Gedung MTBS beserta ruang pemeriksaan IVA.
Poli paru
4.2.1.3. Wilayah Kerja
Puskesmas Klari adalah salah satu Puskesmas dalam wilayah
Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat,
9
dengan luas wilayah 693.878 Ha, terdiri dari tanah sawah dan tanah
darat. Secara administratif wilayah kerja Puskesmas kecamatan Klari
berbatasan dengan:
‐ Sebelah utara berbatasan dengan Puskesmas Telagasari;
‐ Sebelah selatan berbatasan dengan Puskesmas Curug;
‐ Sebelah timur berbatasan dengan Puskesmas Purwasari; dan
‐ Sebelah barat berbatasan dengan Puskesmas Anggadita.
Puskesmas Klari berjarak ± 100 m dari kantor kecamatan Klari dan ±
20 km dengan kantor dinas kesehatan kabupaten Karawang dengan
waktu tempuh ± 30 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Puskesmas Klari memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 8 desa,
meliputi 66 RW dan 126 RT. Desa-desa tersebut adalah :
Desa Duren
Desa Pancawati
Desa Walahar
Desa Kiarapayung
Desa Sumurkondang
Desa Cibalongsari
Desa Klari
Desa Belendung
4.2.2. Data Demografis
4.2.2.1. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Klari pada tahun 2014
berdasarkan sumber data kependudukan Kecamatan Klari sebanyak
95.457 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 26.930 KK.
4.2.2.2. Dari jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Klari sebanyak
95.457 jiwa, 22.456 jiwa diantaranya merupakan penduduk lanjut
usia. Penduduk lanjut usia tersebut terdiri atas, kelompok usia 45-59
tahun sebanyak 16.106 jiwa, kelompok usia 60-69 tahun sebanyak
3.722 jiwa, dan kelompok usia lebih dari 70 tahun sebanyak 4.069
jiwa.
4.2.2.5 Mayoritas penduduk kecamatan Klari memiliki tingkat pendidikan
sampai SLTP/MTs sebesar 37,15% penduduk. Minoritasnya
penduduk memiliki tingkat pendidikan tertinggi hingga S1 sebesar
10
1,18% penduduk. Data tingkat pendidikan masyarakat ini
berdasarkan kelulusan UPTD puskesmas Klari tahun 2014.
4.2.2.6 Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas kecamatan
Klari menunjukkan bahwa mayoritas penduduk bekerja sebagai
buruh, yaitu sebesar 26,71%. Disusul kemudian penduduk yang
bermata pencaharian sebagai petani sebesar 15,43% dan sebagai
pedagang besar/eceran/rumah makan/hotel 18%. Sebesar 2,88%
penduduk di Kecamatan Klari adalah tidak bekerja. Ini termasuk
balita, anak usia sekolah, dan lansia, sehingga data ini tidak dapat
dipakai. Data ini berdasarkan data pekerjaan/mata pencaharian
penduduk UPTD puskesmas Klari tahun 2014.
4.2.3. Data Fasilitas Kesehatan
Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, tahun 2013 antara lain : Puskesmas
Induk (1), Puskesmas pembantu (2), Balai pengobatan swasta (27), Posyandu
lansia (7), Bidan Praktek Swasta (24), Rumah Sakit Swasta (2), Apotek (5).
4.3. Data Khusus
4.3.1. Masukan
A. Tenaga
UPTD Puskesmas Klari mempunyai dokter umum sebanyak 4 orang, 1 orang
dokter gigi, 6 orang perawat, 22 bidan, dan 29 tenaga lainnya.
B. Dana
Sumber dana di puskesmas kecamatan Klari berasal dari dana APBD tingkat II.
C. Sarana
1. Medis
Sarana medis yang di pakai pada program upaya kesehatan lanjut usia pada
puskesmas Klari meliputi stetoskop dalam gedung 3 buah, stetoskop luar
gedung 1 buah, tensimeter dalam gedung 3 buah, tensimeter luar gedung 1
buah, termometer dalam gedung 3 buah, termometer luar gedung 1 buah,
timbangan berat badan dewasa dalam gedung 3 buah, timbangan berat
badan dewasa luar gedung 1 buah, pengukur tinggi badan dalam gedung 3
buah, pengukur tinggi badan luar gedung 1 buah, senter dalam gedung 3
buah, senter luar gedung 1 buah, 1 laboratorium lengkap dalam gedung,
11
tidak terdapat laboratorium sederhana untuk kegiatan luar gedung, KMS
lansia luar gedung sebanyak 400 lembar berupa fotocopi, namun tidak
terdapat KMS lansia dalam gedung untuk pencatatan setiap pasien yang
berobat. Semua alat medis dalam kondisi baik dan dapat di pakai.
2. Non medis
Selain alat-alat medis juga terdapat sarana non medis untuk menunjang
program upaya kesehatan lansia di UPTD puskesmas Klari. Sarana non
medis meliputi 1 buah loket khusus lansia, ruang tunggu khusus lansia, 1
buah meja pemeriksaan khusus lansia, loket obat khusus lansia, ruang
rujukan khusus lansia, dan toilet khusus lansia. Dari sarana di atas yang
dapat di pergunakan efektif hanya meja pemeriksaan khusus lansia. Untuk
loket pendaftaran tidak dapat berjalan efektif namun khusus untuk lansia
diberikan nomor antrian khusus berwarna kuning untuk membedakan
dengan pasien lain.
D. Metode
1. Pemantauan gizi berkala
Pemantauan gizi berkala dilakukan dengan mengukur IMT, dengan cara
melakukan penimbangan berat badan dengan menggunakan timbangan berat
badan dewasa dan mengukur tinggi badan menggunakan pengukur tinggi
badan untuk menentukan indeks masa tubuh lansia dan kemudian
dicantumkan ke dalam KMS Lansia.
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada pasien lansia dilakukan atas indikasi pada
pasien yang berobat, atau ada rujukan dari balai pengobatan umum
puskesmas ataupun posbindu yang di lakukan di tiap desa.
3. Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala hendaknya dilakukan dengan cara
melakukan pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan status mental pada
lansia dan kemudian dicantumkan ke dalam KMS Lansia.
4. Penyuluhan
Penyuluhan hendaknya di lakukan baik secara perorangan dan kelompok.
Penyuluhan secara perorangan dilakukan pada setiap pasien yang datang
berobat ke BP puskesmas setelah selesai di lakukan pemeriksaan.
12
Sedangkan untuk penyuluhan kelompok dilakukan saat posyandu lansia
yang diadakan tiap bulan, dengan topik-topik mengenai penyakit-penyakit
yang sering pada lansia dan bagaimana cara lansia dalam memperbaiki
kualitas hidup supaya terhindar dari penyakit tersebut.
5. Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral
Kegiatan lintas sektoral dalam upaya kesehatan lansia di lakukan dengan
pengajian dan ceramah agama yang di berikan oleh tokoh-tokoh agama
setempat di luar puskesmas.
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan di lakukan di register pasien lansia yang datang berobat, KMS
lansia, formulir Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP), kartu berobat lansia yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas,
dan dilakukan setiap hari kerja pada jam kerja petugas. Sedangkan untuk
pelaporan dilakukan setiap satu bulan sekali ke Dinas Kesehatan Karawang.
4.3.2. Proses
A. Perencanaan
1. Pemantauan gizi berkala
Pemantauan gizi berkala akan dilakukan 1 kali setiap bulan saat kegiatan
posbindu di setiap desa oleh bidan desa dan kader ataupun perawat/bidan
dari Puskesmas Kecamatan Klari, pukul 08.00-10.00.
2. Pemeriksaan laboratorium
Akan dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan gula darah,
kadar hemoglobin dan pemeriksaan protein urine setiap hari kerja oleh
petugas laboratorium di Puskesmas Klari, pukul 09.00-12.00. Sedangkan
untuk pemeriksaan laboratorium sederhana di rencanakan untuk di lakukan
pemeriksaan gula darah sewaktu dan kadar asam urat yang pelaksanaannya
sesuai jadwal posbindu.
3. Pemeriksaan kesehatan berkala
Akan dilakukan 1 kali setiap bulan saat kegiatan Posbindu di setiap desa
oleh bidan desa dan kader ataupun perawat/bidan dari Puskesmas
Kecamatan Klari, pukul 08.00-10.00.
4. Penyuluhan
Penyuluhan secara perorangan dilakukan pada setiap pasien yang datang
berobat ke BP puskesmas setelah selesai di lakukan pemeriksaan.
13
Sedangkan untuk pasien-pasien yang tidak dapat datang akan dilakukan
kunjungan rumah untuk penyuluhan bagi Lansia yang tidak dapat datang ke
pertemuan oleh bidan desa atau kader, pukul 08.00-10.00.
5. Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral
Akan dilakukan pengajian agama 1 kali setiap bulan oleh tokoh masyarakat
di setiap desa.
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan akan dilakukan oleh bidan atau petugas pada formulir SP2TP,
KMS lansia dan register pasien setiap hari kerja pukul 08.00 – 13.00 WIB.
Dan akan di laporkan pada akhir bulan ke Dinas Kesehatan kabupaten
Karawang oleh bidan atau petugas program Upaya Kesehatan Lansia di
Puskesmas Klari.
B. Pengorganisasian
Struktur organisasi di UPTD Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten
Karawang, untuk Program Upaya Kesehatan Lansia adalah sebagai berikut:
Bagan 2: Struktur Organisasi Upaya Kesehatan Lansia
Dalam struktur ini tidak ditemukan pembagian yang jelas antara siapa yang
akan melakukan konseling dan penyuluhan kelompok, siapa yang akan
melakukan kunjungan rumah, serta siapa yang akan melakukan pemeriksaan
laboratorium. Kekurangan dari pembuatan struktur ini akan berdampak pada
hasil cakupan program upaya kesehatan lanjut usia.
14
Kepala Puskesmas
dr.Aziz Gopur
Koordinator Lansia
Elviana C.Perawat
Bidan desa
PenanggungjawabMedis
dr. Poppy H.
C. Pelaksanaan
1. Pelaksanaan Pertemuan
Pertemuan lansia di lakukan satu kali dalam sebulan dengan total jumlah
pertemuan dalam setahun adalah dua belas kali pertemuan. Namun pada
tahun 2014 kegiatan baru berjalan 8 kali, yaitu hingga Agustus 2014.
2. Pemantauan gizi berkala
Pemantauan gizi berkala akan dilakukan 1 kali setiap bulan saat kegiatan
posbindu di setiap desa oleh bidan desa dan kader ataupun perawat/bidan
dari Puskesmas Kecamatan Klari, selain itu pemantauan juga di lakukan
pada setiap pasien lansia yang datang berobat ke puskesmas klari setiap hari
dan jam kerja.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada pasien atas indikasi setiap hari
kerja oleh petugas laboratorium di Puskesmas Klari.
4. Pemeriksaan kesehatan berkala
Dilakukan 1 kali setiap bulan saat kegiatan Posbindu di setiap desa oleh
bidan desa dan kader ataupun perawat/bidan dari Puskesmas Kecamatan
Klari. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan di BPU bagi lansia yang dapat
memeriksakan diri ke puskesmas mulai pukul 08.00-13.00 pada hari kerja.
5. Penyuluhan
Penyuluhan secara perorangan dilakukan pada setiap pasien yang datang
berobat ke BP puskesmas pada setiap hari kerja. Penyuluhan kelompok
dilakukan 1 kali setiap bulan di setiap desa saat kegiatan posbindu atau
pertemuan lain termasuk saat kegiatan keagamaan oleh bidan desa, kader,
ataupun staf dari Puskesmas Kecamatan Klari pada pukul 09.00 hingga
11.00.
6. Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral
Untuk kegiatan lintas sektoral belum dapat di lakukan
7. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan oleh bidan atau petugas padaformulir SP2TP, KMS
lansia dan register pasiensetiapharikerjapukul08.00 – 13.00 WIB.Dan akan
di laporkan pada akhir bulan ke Dinas Kesehatan kabupaten Karawang oleh
bidan atau petugas program Upaya Kesehatan Lansia di Puskesmas Klari.
15
D. Pengawasan
1. Pencatatan dan pelaporan : Pencatan dan pelaporan dilakukan secara
bulanan. Pelaporan hasil kegiatan setiap bulan paling lama tanggal 2
untuk diserahkan ke Puskemas, dan tanggal 5 tiap bulannya untuk
pelaporan ke Dinkes.
2. Rapat
Rapat evaluasi bulanan puskesmas dilakukan pada tiap akhir bulan.
4.3.3. Keluaran
1. Frekuansi pertemuan
Frekuensi pertemuan dalam upaya kesehatan lansia dalam 1 bulan
sebanyak 1 kali. Sedangkan pertemuan hingga Agustus 2014 di lakukan
sebanyak 8 kali.
2. Jumlah Kehadiran Kader
Pada setiap pertemuan jumlah kehadiran kader adalah 4 orang, hal ini
sudah memenuhi target dimana kehadiran kader lebih dari 3 orang.
3. Cakupan penimbangan berat badan dan tinggi badan
Cara hitung :
CB = A x 100%
B x C
CB = Cakupan penimbangan
A = Jumlah lansia yang ditimbang BB dandiukur TB dalamsetahun.
B = Jumlah anggotalansia
C = Frekuens ipertemuan dalam setahun
Jumlah lansia yang ditimbang dari Januari-Agustus 2014 = 8.376 orang
Jumlah lansia= 22.456
Frekuensi pertemuan pertahun= 8x
CB = 8376 x 100%
22.456 x 8
= 4,66%
16
Cakupan penimbangan BB dan TB pada lansia sebesar 4,66%
4. Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan
Cara hitung :
CK =A x 100% B
CK = Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan
A = Jumlah lanjut usia yang diperiksa kesehatan dalam setahun.
B = Jumlah anggota kelompok lansia.
Jumlah lansia yang diperiksa kesehatan hingga Agustus 2014 = 8376
orang
Jumlah anggota lansia = 22.456 jiwa
CK = 8 3 76 x 100%
22.456
= 37.29%
Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan pada lansia sebesar
37,29%.
5. Cakupan penyuluhan
Cara hitung :
CP = A x 100%
B x C
CP = Cakupan lansia yang mendapat penyuluhan.
A = Jumlah lansia yang mendapat penyuluhan dalam setahun.
B = Jumlah anggota kelompok
C = Frekuensi penyuluhan per tahun
Jumlah lansia yang mendapat penyuluhan dalam setahun = 8376 orang
Jumlah anggota lansia = 22.456
Frekuensi penyuluhan per tahun = 8 kali
CP = 8 3 76 x 100%
22.456 x 64
17
= 0,58%
Cakupan lansia yang mendapat penyuluhan sebesar 0,58%.
*Cakupan penyuluhan kelompok dan perorangan
6. Kegiatan Lintas Sektoral: tidak ada kegiatan
7. Pendanaan kegiatan berasal dari masyarakat: tidak ada
4.3.4. Lingkungan
1. Lingkungan Fisik
Lokasi Puskesmas : cukup mudah di jangkau lansia
Transportasi : sarana transportasi cukup mudah karena ada angkutan
umum dan ojek
Fasilitas kesehatan lain: Tersedia fasilitas kesehatan lain dan dapat bekerja
sama dengan baik
2. Lingkungan non fisik
Pendidikan: Mayoritas penduduk berpendidikan hanya sampai SD/MI
24,88% dan SLTP/MTs 37,15%
Pekerjaan : Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai buruh
sebesar 26.71%
4.3.5 Umpan Balik
Didapat dari hasil rapat kerja yang membahas laporan kegiatan setiap
bulannya untuk mengevaluasi program yang telah dijalankan sudah
dilaksanakan
4.3.6 Dampak
Langsung: Menurunkan angka kesakitan Lansia belum dapat di nilai
Tidak Langsung: Meningkatkan angka harapan hidup Lansia belum dapat
di nilai
18
BAB V
Pembahasan
5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran
No. Variabel TolokUkur Pencapaian Masalah
1 Frekuensi pertemuan
(x/tahun)
8 8 (-)
2 Kehadiran kader >3 4 (-)
3 Cakupan
penimbangan
100% 4,66% (+) 95,34%
4 Cakupan
pemeriksaan
kesehatan
70% 37,29% (+) 32,71%
5 Cakupan penyuluhan 100% 0,58% (+) 99,42%
6 Kegiatan sektor
terkait
1 jenis 0 (+) 100%
5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan
N
o
Variable Tolak ukur Pencapaian M
as
al
ah
1 Sarana dan prasarana Balai pengobatan khusus
Lansia, Loket obat khusus
Lansia, Ruang konseling
khusus Lansia,
Tidak ada (+)
19
Ruang rujukan khusus Lansia
2 Pencatatan dan pelaporan SP2TP (Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas)
Tidak lengkap
pencatatan dan
pelaporan
Tidak ada KMS
dalam Gedung
(+)
5.3 Masalah Menurut Variabel Proses
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Penyuluhan - Dilakukan kunjungan
ke rumah untuk lansia
yang tidak datang ke
pertemuan
- Dilakukan di BPU
pada lansia yang berobat
Tidak terdapat data
tertulis mengenai
kegiatan ini
(+)
2. Pencatatan dan
Pelaporan
Pencatatan semua hasil
kegiatan yang dilakukan
oleh kelompok usia
lanjut
Kurang lengkapnya
pencatatan hasil
kegiatan Lansia
(+)
3. Pengorganisasian Terdapat pengaturan,
pembagian tugas yang
teratur
Tidak terdapat
pembagian tugas
secara tertulis pada
struktur dalam
melaksanakan
tugasnya
(+)
20
Bab VI
Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi Program Upaya Kesehatan Lansia
di Puskesmas Klari periode Januari 2014 sampai dengan Agutus 2014, sebagai berikut:
Masalah menurut keluaran:
A. Cakupan penimbangan sebesar 4,66% dari target 100% (masalah sebesar 95,34%).
B. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,29% dari target 70% (masalah sebesar 46,72%)
C. Cakupan penyuluhan 0,58% dari target 100% (masalah sebesar 99,42%)
D. Tidak terdapat kegiatan lintas sektoral (pengajian) dari target 1 jenis kegiatan, besar
masalah 100%.
Masalah menurut unsur lain (penyebab lain) :
Dari Masukan :
- Kurangnya sarana dan prasarana yang sesuai dengan strategi Puskesmas Santun
Lansia.
- Kurangnya jumlah pencatatan semua hasil kegiatan Lansia baik di dalam maupun di
luar gedung.
- KMS Lansia juga tidak didapatkan pada setiap kegiatan penimbangan di Posbindu,
sehingga tidak dapat mengontrol status gizi para Usia Lanjut secara berkala.
Dari Proses :
- Tidak adanya pencatatan mengenai hasil kegiatan kunjungan ke rumah bagi Lansia
yang tidak hadir dan mengikuti pertemuan ataupun penyuluhan yang diadakan di
dalam maupun di luar gedung puskesmas.
- Kurangnya pencatatan hasil kegiatan Lansia baik di dalam maupun di luar gedung
Dari Lingkungan:
21
‐ Sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Klari berpendidikan rendah
yang dapat mengakibatkan kurangnya kesadaran untuk berpartisipasi dalam
kesehatan
‐ Walaupun di Klari terdapat angkutan umum, namun angkutan umum tersebut hanya
di jalan besar saja, tidak masuk ke area pemukiman warga, sehingga untuk menuju
ke Puskesmas, warga perlu transportasi untuk mencapai jalan besar terlebih dahulu.
Dengan keterbatasan sarana transportasi yang tersedia, dapat membuat warga merasa
enggan untuk berobat karena jauh ataupun biaya trasnportasi
22
Bab VII
Prioritas Masalah
Masalah menurut keluaran:
A. Cakupan penimbangan sebesar 2,66% dari target 100% (masalah sebesar 97,34%).
B. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,29% dari target 70% (masalah sebesar 46,72%)
C. Cakupan penyuluhan 0,67% dari target 100% (masalah sebesar 99,33%)
D. Tidak terdapat kegiatan lintas sektoral (pengajian) dari target 1 jenis kegiatan, besar
masalah 100%.
Prioritas Masalah :
ParameterMasalah
A B C D
1 Besarnya masalah 4 5 5 5
2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 4 5 4 3
3. Keuntungan sosial bila masalah selesai 3 4 5 4
4. Teknologi yang tersedia 4 4 4 2
5. Sumber daya yang tersedia 4 4 4 3
Total 19 22 22 16
Keterangan derajat masalah :5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
2 = Kurang penting
23
No
1 = Sangat kurang penting
Yang menjadi prioritas masalah dalam evaluasi program upaya kesehatan lansia di wilayah
kerja Puskesmas Klari adalah :
1. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,29 % dari target 70% (masalah sebesar 32,71%)
2. Cakupan penyuluhan 0,58% dari target 100 % (masalah sebesar 99,42%)
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1. KurangnyaCakupanPemeriksaanKesehatan
Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,29% dari target 70%
Masalah: Kurangnya lansia yang melakukan pemeriksaan kesehatan
Besar Masalah : 32,71%
Penyebab:
Kurang tersedianya dan kurangnya pemanfaatan sarana medis dan non medis dalam
pemeriksaan kesehatan Lansia di luar gedung.
Kurangnya kelengkapan pencatatan pemeriksaan kesehatan bagi Lansia di dalam
maupun di luar Puskesmas, terutama di dalam gedung Puskesmas.
Kurangnya kerjasama lintas program di puskesmas yang berkaitan dengan upaya
kesehatan lansia
Kurangnya sarana promosi untuk mengajak lansia memeriksakan kesehatannya
secara berkala.
Sulitnya tansportasi bagi lansia yang termpat tinggal cukup jauh dari puskesmas.
Penyelesaian Masalah :.
Penambahan dan melengkapi sarana medis dan non medis terutama di luar gedung
Puskesmas.
Mengajukan usulan untuk menempatkan KMS di dalam gedung supaya system
pencatatan lebih efektif. Sedangkan KMS di luar gedung sebaiknya digunakan
seefektif mungkin.
Meningkatkan penyuluhan secara perorangan dalam melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala di dalam dan luar gedung.
Meningkatkan kerjasama lintas program di puskesmas
24
Mengajak masyarakat aktif saat ada kegiatan kesehatan untuk lansia
8.2. Kurangnya Cakupan Penyuluhan
Cakupan penyuluhan 0,58 % dari target 100% (masalah sebesar 99,42%)
Penyebab:
Kurangnya tenaga medis yang dapat melakukan penyuluhan baik di dalam gedung
atau pun di luar gedung Puskesmas.
Tidak terdapat data tertulis mengenai kegiatan penyuluhan kelompok di dalam
gedung Puskesmas.
Tidak terdapat data tertulis kunjungan rumah bagi Lansia yang tidak mengikuti
penyuluhan saat posyandu lansia
Kurangnya kehadiran para peserta Lansia dalam kegiatan penyuluhan, karena
rendahnya kesadaran para penduduk lanjut usia akan pentingnya upaya preventif
yang di berikan pada kegiatan ini.
Kurangnya ketertarikan lansia terhadap penyuluhan.
Penyelesaian Masalah :
Melatih tenaga medis, bidan desa, ataupun kader agar dapat melakukan penyuluhan
baik penyuluhan kelompok atau perorangan
Mengefektifkan pelaksanaan dan melengkapi pencatatan kegiatan kunjungan rumah
bagi Lansia yang tidak mengikuti penyuluhan baik di dalam maupun di luar gedung
Puskesmas.
Memberikan penyuluhan secara rutin yang topiknya berganti-ganti setiap
penyuluhan dan mudah dimengerti.
25
Bab VIII
Penutup
9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program upaya kesehatan Lansia yang dilakukan dengan cara
pendekatan sistem di Puskesmas Klari, Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai
dengan Agustus 2014 didapatkan data bahwa:
a. Hasil evaluasi program dari frekuensi pertemuan mencapai target.
b. Hasil evaluasi program dari cakupan penimbangan belum mencapai target
c. Hasil evaluasi program dari cakupan pemeriksaan kesehatan belum mencapai target
d. Hasil evaluasi program dari cakupan penyuluhan belum mencapai target
e. Hasil evaluasi program dari kegiatan lintas sektoral belum mencapai target, dari target
1 jenis kegiatan. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya kegiatan lintas sektoral
yaitu pengajian yang dilakukan 1 kali tiap bulan pada tiap desa.
f. Hasil dari evaluasi program mengenai pendanaan yang berasal dari kalangan
mayarakat sendiri, tidak ada pendanaan kegiatan yang berasal dari masyarakat.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil pencapaian program upaya
kesehatan Lansia di Puskesmas Klari belum mencapai target yang telah ditentukan. Dari
data tersebut, yang menjadi prioritas masalah, adalah:
1. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,29% dari target 70% (masalah sebesar 32,71%)
2. Cakupan penyuluhan 0,58% dari target 100% (masalah sebesar 99,42%)
Hal-hal yang dapat menyebabkan masalah di atas, adalah:
Kurang tersedianya dan kurangnya pemanfaatan sarana medis dan non medis dalam
pemeriksaan kesehatan Lansia.
Kurangnya kelengkapan pencatatan pemeriksaan kesehatan bagi Lansia di dalam
maupun di luar Puskesmas, terutama di dalam gedung Puskesmas.
Kurangnya tenaga medis yang dapat melakukan penyuluhan baik di dalam gedung atau
pun di luar gedung Puskesmas.
26
Tidak terdapat data tertulis mengenai kegiatan penyuluhan kelompok di dalam gedung
Puskesmas.
Kurangnya kehadiran para peserta Lansia dalam kegiatan penyuluhan, karena
rendahnya kesadaran para penduduk lanjut usia akan pentingnya upaya preventif yang
di berikan pada kegiatan ini.
9.2. Saran
Berdasarkan hasil evaluasi program upaya kesehatan Lansia yang telah dilakukan,
ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan
kesehatan Lansia dan cakupan penyuluhan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Klari, yaitu:
Pencatatan dan pelaporan program upaya kesehatan Lansia tiap bulan hendaknya
dilengkapi agar berguna sebagai masukan untuk menjalankan program di bulan
berikutnya, seperti kegiatan pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan
Lansia dan kegiatan penyuluhan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas.
Membuat bagan struktur organisasi secara tertulis agar terdapat pembagian tugas dan
penanggung jawab yang teratur dalam menjalankan tugasnya.
Meningkatkan pelatihan dan penataran mengenai pentingnya upaya menjaga kesehatan
Lansia kepada tenaga medis, bidan desa, dan kader, agar kegiatan posbindu di desa
binaan dapat berjalan lancar dan penyuluhan mengenai kesehatan Lansia kepada
masyarakat sehingga kepedulian masyarakat terhadap kesehatan Lansia dapat
ditingkatkan yang akhirnya dapat mewujudkan Lansia yang sehat dan mandiri.
Menggunakan lebih efektif sarana medis dan non medis yang tersedia dalam
pemeriksaan kesehatan. Dan jika memungkinkan melakukan penambahan untuk
melengkapi sarana medis dan non medis yang masih kurang terutama di luar gedung
Puskesmas. Mengingat proporsi jumlah penduduk Lansia cukup besar di Kecamatan
Klari.
Menyarankan UPTD untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan
lansia kepada masyarakat secara rutin karena mayoritas penduduk wilayah kerja UPTD
Puskesmas Klari berpendidikan rendah sehingga kepedulian masyarakat terhadap
kesehatan lansia dapat ditingkatkan dan seterusnya dapat mewujudkan lansia yang
mandiri
27
28