evrog lansia

40
Universitas Kristen Krida Wacana Evaluasi Program Pelayanan Usia Lanjut di UPTD Puskesmas Kecamatan Klari Periode Januari–Agustus 2014 Disusun oleh Nisia Pratama Setiabekti 11.2012.081 Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, September 2014 1

Upload: jimmy-christeven

Post on 26-Dec-2015

99 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

koas IKM

TRANSCRIPT

Page 1: evrog lansia

Universitas Kristen Krida Wacana

Evaluasi Program Pelayanan Usia Lanjut di UPTD Puskesmas

Kecamatan Klari

Periode Januari–Agustus 2014

Disusun oleh

Nisia Pratama Setiabekti

11.2012.081

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta, September 2014

1

Page 2: evrog lansia

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Usia lanjut mempunyai hak yang sama dalam kehdupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, dimana upaya peningkatan kesejahteraan usia lanjut diarahkan

agar usia lanjut tetap diberdayakan sehingga berperan dalam kehiatan pembangunan

dengan memperhatikan fungsi, keterampilan, usia dan kondisi fisik dari usia lanjut

tersebut. Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih yang secara fisik

terlihat berbeda dengan kelompok lainnya.1

Menurut WHO tahun 2010, dari penduduk dunia sebesar 6,9 milyar terdapat 759

juta berusia 60 tahun ke atas (11%) dan 105 juta berusia 80 tahun ke atas (1,5%).

Sedangkan di kawasan Asia Tenggara 8% populasi adalah Lanjut usia (Lansia) atau

sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan usia harapan hidup di sebagian

besar Negara Asia Tenggara akan menjadi >75 tahun. Batasan Lansia menurut Undang-

Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan Lansia di Indonesia dikatakan Lansia

adalah seseorang yang telah mencapai usia di atas 60 tahun. Batasan umur Lansia

menurut Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2008 yang dipakai untuk pencatatan

Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia di Puskesmas yaitu: usia pra Lansia 45-59 tahun,

lanjut usia (Lansia) 60-69 tahun dan usia lanjut resiko tinggi usia 70 tahun atau lebih.1

Tercatat bahwa penduduk Indonesia pada tahun 2010 berdasarkan data sensus

penduduk 2010 yang diselenggarakan BPS di seluruh wilayah Indonesia berjumlah

237.641.326 jiwa dengan jumlah penduduk Lansia sebanyak 18.118.699 jiwa. Pada

tahun 2011 yang lalu United Nations Development Programme (UNDP) telah mencatat

bahwa usia harapan hidup penduduk Indonesia telah mencapai 69,4 tahun, sedangkan

menurut CIA World Factbook telah mencapai 70,7 tahun. Walaupun perhitungan sedikit

berbeda, tetapi yang jelas usia harapan hidup penduduk Indonesia telah melompat

dengan sangat drastis.2

Dengan meningkatnya jumlah Lansia maka akan membutuhkan penanganan

yang serius karena secara alamiah Lansia itu mengalami kemunduran, baik secara fisik,

biologi, maupun psikologis. Menurut Susenas, angka kesakitan penduduk lansia pada

tahun 2007 sebesar 31,11 persen turun pada tahun 2009 menjadi 30,46 persen, dan

angkanya menurun lagi pada tahun 2012 menjadi 26,93 persen, yaitu dari 100 orang

2

Page 3: evrog lansia

lansia terdapat 26 orang di antaranya mengalami sakit.5 Berdasarkan data Badan

Litbangkes, Kementerian Kesehatan tahun 2011, 10 penyebab kematian pada umur 65

tahun ke atas adalah stroke (24,6%), Penyakit Jantung Iskemik (12,0%), Penyakit

saluran nafas bawah kronik (8,3%), Tuberkulosis paru (6,2%), Penyakit hati (5,5%),

Hipertensi (4,6%), Diare (4,1%). Dari data terlihat penyebab kematian usia lanjut sudah

bergeser ke penyakit generatif sehingga diperlukan usaha promotif, preventif, dan

kuratif terhadap penyakit tersebut6

Pembinaan dan pelayanan kesehatan Lanjut Usia merupakan tanggung jawab

pemerintah dan dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama masyarakat seperti tertera

pada undang-undang nomor 23 tahun 1992.9 Selain itu juga tertera pada undang-undang

nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia yang menyebutkan bahwa perlu

diberikan kemudahan dalam pelayanan kesehatan Lanjut Usia.10Oleh karena itu,

diperlukan pembinaan kesehatan pada pra kelompok pra Lansia dan Lansia. Program

pembinaan kesehatan Lansia merupakan upaya kesehatan pengembangan Puskesmas

yang melakukan pelayanan kepada Lansia yang mengutamakan aspek promotif dan

preventif disamping aspek kuratif dan rehabilitatif secara pro aktif, baik, dan sopan serta

memberikan kemudahan dan dukungan bagi para Lansia. Mengingat kebutuhan

pelayanan kesehatan merupakan masalah utama bagi para Lansia maka Kementerian

kesehatan telah menetapkan kebijakan pelaksanaan pelayanan yang ramah terhadap

Lansia di puskesmas melalui Strategi Puskesmas Santun Lansia.1

Jumlah penduduk di kecamatan Klari periode Januari-Agustus 2014 mencapai

95.457 jiwa, di mana 22.456 jiwa merupakan penduduk usia lanjut, atau sekitar 23,52%

dari jumlah seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Klari. Puskesmas Klari

mengadakan upaya kesehatan pengembangan berupa upaya kesehatan usia lanjut melalui

Puskesmas Santun Lansia. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi Program Upaya

Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas Kecamatan Klari tahun 2014 untuk mengetahui

penyelesaian masalah dalam program ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di sebutkan di atas, dapat di rumuskan

permasalahan sebagai berikut:

Menurut WHO 2010, terdapat 759 juta berusia 60 tahun ke atas (11%) dan 105 juta

berusia 80 tahun ke atas (1,5%).

3

Page 4: evrog lansia

Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara 8% populasi adalah Lanjut usia (Lansia)

atau sekitar 142 juta jiwa.

Berdasarkan BPS Indonesia tahun 2010, tercatat penduduk Indonesia berjumlah

237.641.326 jiwa dengan jumlah penduduk Lansia sebanyak 18.118.699 jiwa.

Menurut Susenas, angka kesakitan penduduk lansia pada tahun 2007 sebesar 31,11

persen turun pada tahun 2009 menjadi 30,46 persen, dan angkanya menurun lagi

pada tahun 2012 menjadi 26,93 persen.

Penyebab kematian usia lanjut terbanyak yaitu karena penyakit generatif

Jumlah penduduk di kecamatan Klari periode Januari-Agustus 2014 mencapai

95.457 jiwa, di mana 22.456 jiwa merupakan penduduk usia lanjut, atau sekitar

23,52% dari tolok ukur 70%.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Diketahuinya tingkat keberhasilan mengenai program upaya kesehatan Lansia di

Puskesmas Klari, Karawang pada periode Januari 2014 sampai Agustus 2014 dengan

menggunakan pendekatan sistem.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Diketahuinya frekuensi pertemuan kelompok Lansia per tahun di wilayah

kerja Puskesmas Klari periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.

1.3.2.2.Diketahuinya cakupan penimbangan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Klari

periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.

1.3.2.3.Diketahuinya cakupan pemeriksaan kesehatan pada Lansia di wilayah kerja

Puskesmas Klari periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.

1.3.2.4.Diketahuinya cakupan penyuluhan pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas

Klari periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.

1.3.2.5.Diketahuinya jenis kegiatan sektor terkait di wilayah kerja Puskesmas Klari

periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.

1.3.2.6.Diketahuinya sumber pendanaan kegiatan Lansia yang berasal dari

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Klari periode Januari 2014 sampai

dengan Agustus 2014.

4

Page 5: evrog lansia

1.4. Manfaat Evaluasi

1.4.1. Bagi Evaluator

1.4.1.1. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program

Upaya Kesehatan Lansia melalui strategi Puskesmas Santun Lansia di

Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.

1.4.1.2. Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam

menjalankan program Puskesmas khususnya pada Pelayanan Upaya

Kesehatan Lansia.

1.4.2. Bagi Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang

1.4.2.1. Mengetahui masalah yang timbul dalam menggerakkan program

Pelayanan Upaya Kesehatan Lansia di Puskesmas Kecamatan Klari

disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan masalahnya

1.4.2.2. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan

program Puskesmas Santun Lansia sehingga memenuhi target cakupan

program

1.4.3. Bagi Masyarakat

1.4.3.1. Mendapatkan pelayanan yang lebih optimal dari Puskesmas

1.4.3.2. Memperoleh pembinaan dan pelayanan mengenai Program Upaya

Kesehatan Lansia sehingga meningkatkan peran serta masyarakat dan

ikut melaksananakan program kesehatan lansia.

1.4.4. Bagi Fakultas Kedokteran Ukrida

1.4.4.1. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya

di bidang kesehatan.

1.5. Sasaran

Seluruh penduduk laki-laki dan perempuan yang berusia 45-59 tahun (pra Lansia), 60-69

tahun (Lansia) dan Lansia risiko tinggi yang usia lebih dari 70 tahun dengan masalah

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Klari periode Januari 2014 hingga

Agustus 2014.

5

Page 6: evrog lansia

BAB II

Materi dan Metoda

2.1. Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini adalah laporan hasil kegiatan bulanan

Puskesmas mengenai program Upaya Kesehatan Lansia di wilayah kerja Puskesmas

Klari, Karawang periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.

Laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program Upaya Kesehatan

Lansia di wilayah kerja Puskesmas Klari, Karawang periode Januari 2014 sampai

dengan Agustus 2014 yang berisi kegiatan :

1. Pemantauan gizi berkala dengan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi

badan

2. Pemeriksaan kesehatan berkala mencakup pemeriksaan tekanan darah dan status

mental serta pemeriksaan laboratorium yang diperlukan.

3. Penyuluhan perorangan dan kelompok

4. Koordinasi lintas sektor

5. Pemanfaatan pelayanan Puskesmas (balai pengobatan dan konseling).

2.2. Metoda

Evaluasi program ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data cakupan

kegiatan pada “Puskesmas Santun Lanjut Usia” di Puskesmas Kecamatan Klari,

Kabupaten Karawang, periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014. Data

tersebut diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan dengan menggunakan pendekatan

sistem.

Hasil cakupan kegiatan yang didapat dibandingkan dengan tolok ukur yang telah

ditetapkan sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan program

“Puskesmas Santun Lanjut Usia” di Puskesmas Kecamatan Klari. Lalu dibuat usulan

dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang

ditemukan dari unsur-unsur sistem. Hasil evaluasi program ini disajikan dalam bentuk

tekstular dan tabular.

6

Page 7: evrog lansia

BAB III

Kerangka Teoritis

3.1. Bagan Pendekatan Sistem

Bagan 1: Pendekatan sistem menurut Ryans

Gambaran di atas menerangkan definisi sistem menurut Ryans, dimana sistem adalah

gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan

berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang

telah ditetapkan. Elemen-elemen di mana terdiri atas :

1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga, sarana,

dana dan metode.

2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

3. Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem.

4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem

tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non

fisik

5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut

6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu system

7

Page 8: evrog lansia

3.2. Tolok Ukur

Tolak ukur yang di gunakan adalah buku pedoman Puskesmas Santun Lanjut

Usia yang diterbitkan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010. Buku ini digunakan

sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program upaya kesehatan

lanjut usia.

8

Page 9: evrog lansia

BAB IV

Penyajian Data

4.1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang

berasal dari:

‐ Data demografi UPTD Puskesmas Klari periode Januari-Agustus 2014

‐ Laporan bulanan UPTD Puskesmas Klari periode Januari-Agustus 2014

‐ Laporan bulanan kegiatan lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Klari periode

Januari-Agustus 2014

- Data kependudukan dari kecamatan Klari tahun 2014.

4.2. Data Umum

4.2.1. Data Geografis

4.2.1.1. Lokasi

Lokasi Gedung UPTD Puskesmas Kecamatan Klari terletak di Jalan

Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang.

4.2.1.2. Bangunan

Puskesmas Klari terdiri atas bangunan-bangunan:

Gedung Puskesmas Kecamatan Klari, Karawang adalah gedung

konkrit dua lantai. Lantai satu terdapat ruangan BPU, apotek,

serta loket pendaftaran. Lantai dua terdapat poli gigi, ruangan

TU, ruang pertemuan, dan ruangan kepala Pkm.

Gedung PONED dan KIA beserta ruang USG.

Gedung rawat inap beserta ruang rontgen

Gedung laboratorium.

Gedung MTBS beserta ruang pemeriksaan IVA.

Poli paru

4.2.1.3. Wilayah Kerja

Puskesmas Klari adalah salah satu Puskesmas dalam wilayah

Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat,

9

Page 10: evrog lansia

dengan luas wilayah 693.878 Ha, terdiri dari tanah sawah dan tanah

darat. Secara administratif wilayah kerja Puskesmas kecamatan Klari

berbatasan dengan:

‐ Sebelah utara berbatasan dengan Puskesmas Telagasari;

‐ Sebelah selatan berbatasan dengan Puskesmas Curug;

‐ Sebelah timur berbatasan dengan Puskesmas Purwasari; dan

‐ Sebelah barat berbatasan dengan Puskesmas Anggadita.

Puskesmas Klari berjarak ± 100 m dari kantor kecamatan Klari dan ±

20 km dengan kantor dinas kesehatan kabupaten Karawang dengan

waktu tempuh ± 30 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Puskesmas Klari memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 8 desa,

meliputi 66 RW dan 126 RT. Desa-desa tersebut adalah :

Desa Duren

Desa Pancawati

Desa Walahar

Desa Kiarapayung

Desa Sumurkondang

Desa Cibalongsari

Desa Klari

Desa Belendung

4.2.2. Data Demografis

4.2.2.1. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Klari pada tahun 2014

berdasarkan sumber data kependudukan Kecamatan Klari sebanyak

95.457 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 26.930 KK.

4.2.2.2. Dari jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Klari sebanyak

95.457 jiwa, 22.456 jiwa diantaranya merupakan penduduk lanjut

usia. Penduduk lanjut usia tersebut terdiri atas, kelompok usia 45-59

tahun sebanyak 16.106 jiwa, kelompok usia 60-69 tahun sebanyak

3.722 jiwa, dan kelompok usia lebih dari 70 tahun sebanyak 4.069

jiwa.

4.2.2.5 Mayoritas penduduk kecamatan Klari memiliki tingkat pendidikan

sampai SLTP/MTs sebesar 37,15% penduduk. Minoritasnya

penduduk memiliki tingkat pendidikan tertinggi hingga S1 sebesar

10

Page 11: evrog lansia

1,18% penduduk. Data tingkat pendidikan masyarakat ini

berdasarkan kelulusan UPTD puskesmas Klari tahun 2014.

4.2.2.6 Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas kecamatan

Klari menunjukkan bahwa mayoritas penduduk bekerja sebagai

buruh, yaitu sebesar 26,71%. Disusul kemudian penduduk yang

bermata pencaharian sebagai petani sebesar 15,43% dan sebagai

pedagang besar/eceran/rumah makan/hotel 18%. Sebesar 2,88%

penduduk di Kecamatan Klari adalah tidak bekerja. Ini termasuk

balita, anak usia sekolah, dan lansia, sehingga data ini tidak dapat

dipakai. Data ini berdasarkan data pekerjaan/mata pencaharian

penduduk UPTD puskesmas Klari tahun 2014.

4.2.3. Data Fasilitas Kesehatan

Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, tahun 2013 antara lain : Puskesmas

Induk (1), Puskesmas pembantu (2), Balai pengobatan swasta (27), Posyandu

lansia (7), Bidan Praktek Swasta (24), Rumah Sakit Swasta (2), Apotek (5).

4.3. Data Khusus

4.3.1. Masukan

A. Tenaga

UPTD Puskesmas Klari mempunyai dokter umum sebanyak 4 orang, 1 orang

dokter gigi, 6 orang perawat, 22 bidan, dan 29 tenaga lainnya.

B. Dana

Sumber dana di puskesmas kecamatan Klari berasal dari dana APBD tingkat II.

C. Sarana

1. Medis

Sarana medis yang di pakai pada program upaya kesehatan lanjut usia pada

puskesmas Klari meliputi stetoskop dalam gedung 3 buah, stetoskop luar

gedung 1 buah, tensimeter dalam gedung 3 buah, tensimeter luar gedung 1

buah, termometer dalam gedung 3 buah, termometer luar gedung 1 buah,

timbangan berat badan dewasa dalam gedung 3 buah, timbangan berat

badan dewasa luar gedung 1 buah, pengukur tinggi badan dalam gedung 3

buah, pengukur tinggi badan luar gedung 1 buah, senter dalam gedung 3

buah, senter luar gedung 1 buah, 1 laboratorium lengkap dalam gedung,

11

Page 12: evrog lansia

tidak terdapat laboratorium sederhana untuk kegiatan luar gedung, KMS

lansia luar gedung sebanyak 400 lembar berupa fotocopi, namun tidak

terdapat KMS lansia dalam gedung untuk pencatatan setiap pasien yang

berobat. Semua alat medis dalam kondisi baik dan dapat di pakai.

2. Non medis

Selain alat-alat medis juga terdapat sarana non medis untuk menunjang

program upaya kesehatan lansia di UPTD puskesmas Klari. Sarana non

medis meliputi 1 buah loket khusus lansia, ruang tunggu khusus lansia, 1

buah meja pemeriksaan khusus lansia, loket obat khusus lansia, ruang

rujukan khusus lansia, dan toilet khusus lansia. Dari sarana di atas yang

dapat di pergunakan efektif hanya meja pemeriksaan khusus lansia. Untuk

loket pendaftaran tidak dapat berjalan efektif namun khusus untuk lansia

diberikan nomor antrian khusus berwarna kuning untuk membedakan

dengan pasien lain.

D. Metode

1. Pemantauan gizi berkala

Pemantauan gizi berkala dilakukan dengan mengukur IMT, dengan cara

melakukan penimbangan berat badan dengan menggunakan timbangan berat

badan dewasa dan mengukur tinggi badan menggunakan pengukur tinggi

badan untuk menentukan indeks masa tubuh lansia dan kemudian

dicantumkan ke dalam KMS Lansia.

2. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada pasien lansia dilakukan atas indikasi pada

pasien yang berobat, atau ada rujukan dari balai pengobatan umum

puskesmas ataupun posbindu yang di lakukan di tiap desa.

3. Pemeriksaan kesehatan berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala hendaknya dilakukan dengan cara

melakukan pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan status mental pada

lansia dan kemudian dicantumkan ke dalam KMS Lansia.

4. Penyuluhan

Penyuluhan hendaknya di lakukan baik secara perorangan dan kelompok.

Penyuluhan secara perorangan dilakukan pada setiap pasien yang datang

berobat ke BP puskesmas setelah selesai di lakukan pemeriksaan.

12

Page 13: evrog lansia

Sedangkan untuk penyuluhan kelompok dilakukan saat posyandu lansia

yang diadakan tiap bulan, dengan topik-topik mengenai penyakit-penyakit

yang sering pada lansia dan bagaimana cara lansia dalam memperbaiki

kualitas hidup supaya terhindar dari penyakit tersebut.

5. Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral

Kegiatan lintas sektoral dalam upaya kesehatan lansia di lakukan dengan

pengajian dan ceramah agama yang di berikan oleh tokoh-tokoh agama

setempat di luar puskesmas.

6. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan di lakukan di register pasien lansia yang datang berobat, KMS

lansia, formulir Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP), kartu berobat lansia yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas,

dan dilakukan setiap hari kerja pada jam kerja petugas. Sedangkan untuk

pelaporan dilakukan setiap satu bulan sekali ke Dinas Kesehatan Karawang.

4.3.2. Proses

A. Perencanaan

1. Pemantauan gizi berkala

Pemantauan gizi berkala akan dilakukan 1 kali setiap bulan saat kegiatan

posbindu di setiap desa oleh bidan desa dan kader ataupun perawat/bidan

dari Puskesmas Kecamatan Klari, pukul 08.00-10.00.

2. Pemeriksaan laboratorium

Akan dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan gula darah,

kadar hemoglobin dan pemeriksaan protein urine setiap hari kerja oleh

petugas laboratorium di Puskesmas Klari, pukul 09.00-12.00. Sedangkan

untuk pemeriksaan laboratorium sederhana di rencanakan untuk di lakukan

pemeriksaan gula darah sewaktu dan kadar asam urat yang pelaksanaannya

sesuai jadwal posbindu.

3. Pemeriksaan kesehatan berkala

Akan dilakukan 1 kali setiap bulan saat kegiatan Posbindu di setiap desa

oleh bidan desa dan kader ataupun perawat/bidan dari Puskesmas

Kecamatan Klari, pukul 08.00-10.00.

4. Penyuluhan

Penyuluhan secara perorangan dilakukan pada setiap pasien yang datang

berobat ke BP puskesmas setelah selesai di lakukan pemeriksaan.

13

Page 14: evrog lansia

Sedangkan untuk pasien-pasien yang tidak dapat datang akan dilakukan

kunjungan rumah untuk penyuluhan bagi Lansia yang tidak dapat datang ke

pertemuan oleh bidan desa atau kader, pukul 08.00-10.00.

5. Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral

Akan dilakukan pengajian agama 1 kali setiap bulan oleh tokoh masyarakat

di setiap desa.

6. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan akan dilakukan oleh bidan atau petugas pada formulir SP2TP,

KMS lansia dan register pasien setiap hari kerja pukul 08.00 – 13.00 WIB.

Dan akan di laporkan pada akhir bulan ke Dinas Kesehatan kabupaten

Karawang oleh bidan atau petugas program Upaya Kesehatan Lansia di

Puskesmas Klari.

B. Pengorganisasian

Struktur organisasi di UPTD Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten

Karawang, untuk Program Upaya Kesehatan Lansia adalah sebagai berikut:

Bagan 2: Struktur Organisasi Upaya Kesehatan Lansia

Dalam struktur ini tidak ditemukan pembagian yang jelas antara siapa yang

akan melakukan konseling dan penyuluhan kelompok, siapa yang akan

melakukan kunjungan rumah, serta siapa yang akan melakukan pemeriksaan

laboratorium. Kekurangan dari pembuatan struktur ini akan berdampak pada

hasil cakupan program upaya kesehatan lanjut usia.

14

Kepala Puskesmas

dr.Aziz Gopur

Koordinator Lansia

Elviana C.Perawat

Bidan desa

PenanggungjawabMedis

dr. Poppy H.

Page 15: evrog lansia

C. Pelaksanaan

1. Pelaksanaan Pertemuan

Pertemuan lansia di lakukan satu kali dalam sebulan dengan total jumlah

pertemuan dalam setahun adalah dua belas kali pertemuan. Namun pada

tahun 2014 kegiatan baru berjalan 8 kali, yaitu hingga Agustus 2014.

2. Pemantauan gizi berkala

Pemantauan gizi berkala akan dilakukan 1 kali setiap bulan saat kegiatan

posbindu di setiap desa oleh bidan desa dan kader ataupun perawat/bidan

dari Puskesmas Kecamatan Klari, selain itu pemantauan juga di lakukan

pada setiap pasien lansia yang datang berobat ke puskesmas klari setiap hari

dan jam kerja.

3. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada pasien atas indikasi setiap hari

kerja oleh petugas laboratorium di Puskesmas Klari.

4. Pemeriksaan kesehatan berkala

Dilakukan 1 kali setiap bulan saat kegiatan Posbindu di setiap desa oleh

bidan desa dan kader ataupun perawat/bidan dari Puskesmas Kecamatan

Klari. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan di BPU bagi lansia yang dapat

memeriksakan diri ke puskesmas mulai pukul 08.00-13.00 pada hari kerja.

5. Penyuluhan

Penyuluhan secara perorangan dilakukan pada setiap pasien yang datang

berobat ke BP puskesmas pada setiap hari kerja. Penyuluhan kelompok

dilakukan 1 kali setiap bulan di setiap desa saat kegiatan posbindu atau

pertemuan lain termasuk saat kegiatan keagamaan oleh bidan desa, kader,

ataupun staf dari Puskesmas Kecamatan Klari pada pukul 09.00 hingga

11.00.

6. Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral

Untuk kegiatan lintas sektoral belum dapat di lakukan

7. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dilakukan oleh bidan atau petugas padaformulir SP2TP, KMS

lansia dan register pasiensetiapharikerjapukul08.00 – 13.00 WIB.Dan akan

di laporkan pada akhir bulan ke Dinas Kesehatan kabupaten Karawang oleh

bidan atau petugas program Upaya Kesehatan Lansia di Puskesmas Klari.

15

Page 16: evrog lansia

D. Pengawasan

1. Pencatatan dan pelaporan : Pencatan dan pelaporan dilakukan secara

bulanan. Pelaporan hasil kegiatan setiap bulan paling lama tanggal 2

untuk diserahkan ke Puskemas, dan tanggal 5 tiap bulannya untuk

pelaporan ke Dinkes.

2. Rapat

Rapat evaluasi bulanan puskesmas dilakukan pada tiap akhir bulan.

4.3.3. Keluaran

1. Frekuansi pertemuan

Frekuensi pertemuan dalam upaya kesehatan lansia dalam 1 bulan

sebanyak 1 kali. Sedangkan pertemuan hingga Agustus 2014 di lakukan

sebanyak 8 kali.

2. Jumlah Kehadiran Kader

Pada setiap pertemuan jumlah kehadiran kader adalah 4 orang, hal ini

sudah memenuhi target dimana kehadiran kader lebih dari 3 orang.

3. Cakupan penimbangan berat badan dan tinggi badan

Cara hitung :

CB = A x 100%

B x C

CB = Cakupan penimbangan

A = Jumlah lansia yang ditimbang BB dandiukur TB dalamsetahun.

B = Jumlah anggotalansia

C = Frekuens ipertemuan dalam setahun

Jumlah lansia yang ditimbang dari Januari-Agustus 2014 = 8.376 orang

Jumlah lansia= 22.456

Frekuensi pertemuan pertahun= 8x

CB = 8376 x 100%

22.456 x 8

= 4,66%

16

Page 17: evrog lansia

Cakupan penimbangan BB dan TB pada lansia sebesar 4,66%

4. Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan

Cara hitung :

CK =A x 100% B

CK = Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan

A = Jumlah lanjut usia yang diperiksa kesehatan dalam setahun.

B = Jumlah anggota kelompok lansia.

Jumlah lansia yang diperiksa kesehatan hingga Agustus 2014 = 8376

orang

Jumlah anggota lansia = 22.456 jiwa

CK = 8 3 76 x 100%

22.456

= 37.29%

Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan pada lansia sebesar

37,29%.

5. Cakupan penyuluhan

Cara hitung :

CP = A x 100%

B x C

CP = Cakupan lansia yang mendapat penyuluhan.

A = Jumlah lansia yang mendapat penyuluhan dalam setahun.

B = Jumlah anggota kelompok

C = Frekuensi penyuluhan per tahun

Jumlah lansia yang mendapat penyuluhan dalam setahun = 8376 orang

Jumlah anggota lansia = 22.456

Frekuensi penyuluhan per tahun = 8 kali

CP = 8 3 76 x 100%

22.456 x 64

17

Page 18: evrog lansia

= 0,58%

Cakupan lansia yang mendapat penyuluhan sebesar 0,58%.

*Cakupan penyuluhan kelompok dan perorangan

6. Kegiatan Lintas Sektoral: tidak ada kegiatan

7. Pendanaan kegiatan berasal dari masyarakat: tidak ada

4.3.4. Lingkungan

1. Lingkungan Fisik

Lokasi Puskesmas : cukup mudah di jangkau lansia

Transportasi : sarana transportasi cukup mudah karena ada angkutan

umum dan ojek

Fasilitas kesehatan lain: Tersedia fasilitas kesehatan lain dan dapat bekerja

sama dengan baik

2. Lingkungan non fisik

Pendidikan: Mayoritas penduduk berpendidikan hanya sampai SD/MI

24,88% dan SLTP/MTs 37,15%

Pekerjaan : Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai buruh

sebesar 26.71%

4.3.5 Umpan Balik

Didapat dari hasil rapat kerja yang membahas laporan kegiatan setiap

bulannya untuk mengevaluasi program yang telah dijalankan sudah

dilaksanakan

4.3.6 Dampak

Langsung: Menurunkan angka kesakitan Lansia belum dapat di nilai

Tidak Langsung: Meningkatkan angka harapan hidup Lansia belum dapat

di nilai

18

Page 19: evrog lansia

BAB V

Pembahasan

5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran

No. Variabel TolokUkur Pencapaian Masalah

1 Frekuensi pertemuan

(x/tahun)

8 8 (-)

2 Kehadiran kader >3 4 (-)

3 Cakupan

penimbangan

100% 4,66% (+) 95,34%

4 Cakupan

pemeriksaan

kesehatan

70% 37,29% (+) 32,71%

5 Cakupan penyuluhan 100% 0,58% (+) 99,42%

6 Kegiatan sektor

terkait

1 jenis 0 (+) 100%

5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan

N

o

Variable Tolak ukur Pencapaian M

as

al

ah

1 Sarana dan prasarana Balai pengobatan khusus

Lansia, Loket obat khusus

Lansia, Ruang konseling

khusus Lansia,

Tidak ada (+)

19

Page 20: evrog lansia

Ruang rujukan khusus Lansia

2 Pencatatan dan pelaporan SP2TP (Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Terpadu Puskesmas)

Tidak lengkap

pencatatan dan

pelaporan

Tidak ada KMS

dalam Gedung

(+)

5.3 Masalah Menurut Variabel Proses

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Penyuluhan - Dilakukan kunjungan

ke rumah untuk lansia

yang tidak datang ke

pertemuan

- Dilakukan di BPU

pada lansia yang berobat

Tidak terdapat data

tertulis mengenai

kegiatan ini

(+)

2. Pencatatan dan

Pelaporan

Pencatatan semua hasil

kegiatan yang dilakukan

oleh kelompok usia

lanjut

Kurang lengkapnya

pencatatan hasil

kegiatan Lansia

(+)

3. Pengorganisasian Terdapat pengaturan,

pembagian tugas yang

teratur

Tidak terdapat

pembagian tugas

secara tertulis pada

struktur dalam

melaksanakan

tugasnya

(+)

20

Page 21: evrog lansia

Bab VI

Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi Program Upaya Kesehatan Lansia

di Puskesmas Klari periode Januari 2014 sampai dengan Agutus 2014, sebagai berikut:

Masalah menurut keluaran:

A. Cakupan penimbangan sebesar 4,66% dari target 100% (masalah sebesar 95,34%).

B. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,29% dari target 70% (masalah sebesar 46,72%)

C. Cakupan penyuluhan 0,58% dari target 100% (masalah sebesar 99,42%)

D. Tidak terdapat kegiatan lintas sektoral (pengajian) dari target 1 jenis kegiatan, besar

masalah 100%.

Masalah menurut unsur lain (penyebab lain) :

Dari Masukan :

- Kurangnya sarana dan prasarana yang sesuai dengan strategi Puskesmas Santun

Lansia.

- Kurangnya jumlah pencatatan semua hasil kegiatan Lansia baik di dalam maupun di

luar gedung.

- KMS Lansia juga tidak didapatkan pada setiap kegiatan penimbangan di Posbindu,

sehingga tidak dapat mengontrol status gizi para Usia Lanjut secara berkala.

Dari Proses :

- Tidak adanya pencatatan mengenai hasil kegiatan kunjungan ke rumah bagi Lansia

yang tidak hadir dan mengikuti pertemuan ataupun penyuluhan yang diadakan di

dalam maupun di luar gedung puskesmas.

- Kurangnya pencatatan hasil kegiatan Lansia baik di dalam maupun di luar gedung

Dari Lingkungan:

21

Page 22: evrog lansia

‐ Sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Klari berpendidikan rendah

yang dapat mengakibatkan kurangnya kesadaran untuk berpartisipasi dalam

kesehatan

‐ Walaupun di Klari terdapat angkutan umum, namun angkutan umum tersebut hanya

di jalan besar saja, tidak masuk ke area pemukiman warga, sehingga untuk menuju

ke Puskesmas, warga perlu transportasi untuk mencapai jalan besar terlebih dahulu.

Dengan keterbatasan sarana transportasi yang tersedia, dapat membuat warga merasa

enggan untuk berobat karena jauh ataupun biaya trasnportasi

22

Page 23: evrog lansia

Bab VII

Prioritas Masalah

Masalah menurut keluaran:

A. Cakupan penimbangan sebesar 2,66% dari target 100% (masalah sebesar 97,34%).

B. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,29% dari target 70% (masalah sebesar 46,72%)

C. Cakupan penyuluhan 0,67% dari target 100% (masalah sebesar 99,33%)

D. Tidak terdapat kegiatan lintas sektoral (pengajian) dari target 1 jenis kegiatan, besar

masalah 100%.

Prioritas Masalah :

ParameterMasalah

A B C D

1 Besarnya masalah 4 5 5 5

2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 4 5 4 3

3. Keuntungan sosial bila masalah selesai 3 4 5 4

4. Teknologi yang tersedia 4 4 4 2

5. Sumber daya yang tersedia 4 4 4 3

Total 19 22 22 16

Keterangan derajat masalah :5 = Sangat penting

4 = Penting

3 = Cukup penting

2 = Kurang penting

23

No

Page 24: evrog lansia

1 = Sangat kurang penting

Yang menjadi prioritas masalah dalam evaluasi program upaya kesehatan lansia di wilayah

kerja Puskesmas Klari adalah :

1. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,29 % dari target 70% (masalah sebesar 32,71%)

2. Cakupan penyuluhan 0,58% dari target 100 % (masalah sebesar 99,42%)

Bab VIII

Penyelesaian Masalah

8.1. KurangnyaCakupanPemeriksaanKesehatan

Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,29% dari target 70%

Masalah: Kurangnya lansia yang melakukan pemeriksaan kesehatan

Besar Masalah : 32,71%

Penyebab:

Kurang tersedianya dan kurangnya pemanfaatan sarana medis dan non medis dalam

pemeriksaan kesehatan Lansia di luar gedung.

Kurangnya kelengkapan pencatatan pemeriksaan kesehatan bagi Lansia di dalam

maupun di luar Puskesmas, terutama di dalam gedung Puskesmas.

Kurangnya kerjasama lintas program di puskesmas yang berkaitan dengan upaya

kesehatan lansia

Kurangnya sarana promosi untuk mengajak lansia memeriksakan kesehatannya

secara berkala.

Sulitnya tansportasi bagi lansia yang termpat tinggal cukup jauh dari puskesmas.

Penyelesaian Masalah :.

Penambahan dan melengkapi sarana medis dan non medis terutama di luar gedung

Puskesmas.

Mengajukan usulan untuk menempatkan KMS di dalam gedung supaya system

pencatatan lebih efektif. Sedangkan KMS di luar gedung sebaiknya digunakan

seefektif mungkin.

Meningkatkan penyuluhan secara perorangan dalam melakukan pemeriksaan

kesehatan secara berkala di dalam dan luar gedung.

Meningkatkan kerjasama lintas program di puskesmas

24

Page 25: evrog lansia

Mengajak masyarakat aktif saat ada kegiatan kesehatan untuk lansia

8.2. Kurangnya Cakupan Penyuluhan

Cakupan penyuluhan 0,58 % dari target 100% (masalah sebesar 99,42%)

Penyebab:

Kurangnya tenaga medis yang dapat melakukan penyuluhan baik di dalam gedung

atau pun di luar gedung Puskesmas.

Tidak terdapat data tertulis mengenai kegiatan penyuluhan kelompok di dalam

gedung Puskesmas.

Tidak terdapat data tertulis kunjungan rumah bagi Lansia yang tidak mengikuti

penyuluhan saat posyandu lansia

Kurangnya kehadiran para peserta Lansia dalam kegiatan penyuluhan, karena

rendahnya kesadaran para penduduk lanjut usia akan pentingnya upaya preventif

yang di berikan pada kegiatan ini.

Kurangnya ketertarikan lansia terhadap penyuluhan.

Penyelesaian Masalah :

Melatih tenaga medis, bidan desa, ataupun kader agar dapat melakukan penyuluhan

baik penyuluhan kelompok atau perorangan

Mengefektifkan pelaksanaan dan melengkapi pencatatan kegiatan kunjungan rumah

bagi Lansia yang tidak mengikuti penyuluhan baik di dalam maupun di luar gedung

Puskesmas.

Memberikan penyuluhan secara rutin yang topiknya berganti-ganti setiap

penyuluhan dan mudah dimengerti.

25

Page 26: evrog lansia

Bab VIII

Penutup

9.1. Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program upaya kesehatan Lansia yang dilakukan dengan cara

pendekatan sistem di Puskesmas Klari, Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai

dengan Agustus 2014 didapatkan data bahwa:

a. Hasil evaluasi program dari frekuensi pertemuan mencapai target.

b. Hasil evaluasi program dari cakupan penimbangan belum mencapai target

c. Hasil evaluasi program dari cakupan pemeriksaan kesehatan belum mencapai target

d. Hasil evaluasi program dari cakupan penyuluhan belum mencapai target

e. Hasil evaluasi program dari kegiatan lintas sektoral belum mencapai target, dari target

1 jenis kegiatan. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya kegiatan lintas sektoral

yaitu pengajian yang dilakukan 1 kali tiap bulan pada tiap desa.

f. Hasil dari evaluasi program mengenai pendanaan yang berasal dari kalangan

mayarakat sendiri, tidak ada pendanaan kegiatan yang berasal dari masyarakat.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil pencapaian program upaya

kesehatan Lansia di Puskesmas Klari belum mencapai target yang telah ditentukan. Dari

data tersebut, yang menjadi prioritas masalah, adalah:

1. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,29% dari target 70% (masalah sebesar 32,71%)

2. Cakupan penyuluhan 0,58% dari target 100% (masalah sebesar 99,42%)

Hal-hal yang dapat menyebabkan masalah di atas, adalah:

Kurang tersedianya dan kurangnya pemanfaatan sarana medis dan non medis dalam

pemeriksaan kesehatan Lansia.

Kurangnya kelengkapan pencatatan pemeriksaan kesehatan bagi Lansia di dalam

maupun di luar Puskesmas, terutama di dalam gedung Puskesmas.

Kurangnya tenaga medis yang dapat melakukan penyuluhan baik di dalam gedung atau

pun di luar gedung Puskesmas.

26

Page 27: evrog lansia

Tidak terdapat data tertulis mengenai kegiatan penyuluhan kelompok di dalam gedung

Puskesmas.

Kurangnya kehadiran para peserta Lansia dalam kegiatan penyuluhan, karena

rendahnya kesadaran para penduduk lanjut usia akan pentingnya upaya preventif yang

di berikan pada kegiatan ini.

9.2. Saran

Berdasarkan hasil evaluasi program upaya kesehatan Lansia yang telah dilakukan,

ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan

kesehatan Lansia dan cakupan penyuluhan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Klari, yaitu:

Pencatatan dan pelaporan program upaya kesehatan Lansia tiap bulan hendaknya

dilengkapi agar berguna sebagai masukan untuk menjalankan program di bulan

berikutnya, seperti kegiatan pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan

Lansia dan kegiatan penyuluhan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas.

Membuat bagan struktur organisasi secara tertulis agar terdapat pembagian tugas dan

penanggung jawab yang teratur dalam menjalankan tugasnya.

Meningkatkan pelatihan dan penataran mengenai pentingnya upaya menjaga kesehatan

Lansia kepada tenaga medis, bidan desa, dan kader, agar kegiatan posbindu di desa

binaan dapat berjalan lancar dan penyuluhan mengenai kesehatan Lansia kepada

masyarakat sehingga kepedulian masyarakat terhadap kesehatan Lansia dapat

ditingkatkan yang akhirnya dapat mewujudkan Lansia yang sehat dan mandiri.

Menggunakan lebih efektif sarana medis dan non medis yang tersedia dalam

pemeriksaan kesehatan. Dan jika memungkinkan melakukan penambahan untuk

melengkapi sarana medis dan non medis yang masih kurang terutama di luar gedung

Puskesmas. Mengingat proporsi jumlah penduduk Lansia cukup besar di Kecamatan

Klari.

Menyarankan UPTD untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan

lansia kepada masyarakat secara rutin karena mayoritas penduduk wilayah kerja UPTD

Puskesmas Klari berpendidikan rendah sehingga kepedulian masyarakat terhadap

kesehatan lansia dapat ditingkatkan dan seterusnya dapat mewujudkan lansia yang

mandiri

27

Page 28: evrog lansia

28