evaluasi program

18
BAB I KONSEP EVALUASI PROGRAM A. Pengertian Program dan Evaluasi Program Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan. B. Kaitan antara Penelitian dengan Evaluasi program Dalam kegiatan penelitian peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu. Dalam kegiatan penelitian, peneliti dituntun oleh rumusan masalah, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengatahui tingkat ketercapaian program, dan apabila tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin mengetahui letak kekurangan dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindak lanjut atau keputusan yang akan diambil. C. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program Ciri dan persyaratan evaluasi program mengacu pada kaidah yang berlaku, dilakukan secara sistematis, teridentrifikasi penentu keberhasilan dan kebelumberhasilan program, menggunakan tolok ukur baku, dan hasil evaluasi dapat digunkan sebagai tindak lanjut atau pengambilan keputusan. D. Komponen, Subkomponen, dan Indikator Program Program merupakan satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berkait untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh sistem tersebut. Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen terdiri atas beberapa subkomponen dan masing-masng subkomponen terdapat beberapa indikator. Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan. Perlu diketahui

Upload: hapsnyu

Post on 27-Jan-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

evaluasi

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Program

BAB IKONSEP EVALUASI PROGRAM

A.    Pengertian Program dan Evaluasi Program

Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit  yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.

Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang  realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan.

 B.     Kaitan antara Penelitian dengan Evaluasi program

Dalam kegiatan penelitian  peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu.

Dalam kegiatan penelitian, peneliti dituntun oleh rumusan masalah, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengatahui tingkat ketercapaian program, dan apabila tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin mengetahui letak kekurangan dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindak lanjut atau keputusan yang akan diambil.

 C.    Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program

Ciri dan persyaratan evaluasi program mengacu pada kaidah yang berlaku, dilakukan secara sistematis, teridentrifikasi penentu keberhasilan dan kebelumberhasilan program, menggunakan tolok ukur baku, dan hasil evaluasi dapat digunkan sebagai tindak lanjut atau pengambilan keputusan.

 D.    Komponen, Subkomponen, dan Indikator Program

Program merupakan  satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berkait untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh sistem tersebut.  Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen terdiri atas beberapa subkomponen dan masing-masng subkomponen terdapat beberapa indikator.

Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan. Perlu diketahui bahwa ketidakberhasilan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi oleh komponen atau subkomponen yang lain.

 E.     Tujuan Evaluasi Program

Page 2: Evaluasi Program

Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya.

F.     Manfaat Evaluasi Program

Evaluasi  sama artinya dengan kegiatan supervisi. Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau melakukan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.

G.    Evaluator Program

Evaluator program harus orang-orang yang memiliki kompetensi yang mumpuni, di antaranya mampu melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, serta hati-hati dan bertanggung jawab. Evaluator dapat berasal dari kalangan internal (evaluator dan pelaksana program) dan kalangana eksternal (orang di luar pelaksana program tetapi orang yang terkait dengan kebijakan dan implementasi program).  H.    Hakikat antara Tujuan Program dengan Tujuan Evaluasi Program

Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit  yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk diimplementasikan di lapangan. Sedangkan evaluasi program bertujuan  untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan implementasi program yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan tindak lanjut atau pengambilan keputusan.

BAB IIPENGEMBANGAN KRITERIA DALAM EVALUASI PROGRAM

A.    Pengertian Kriteria

Kriteria diartikan sebagai patokan yang digunakan sebagai ukuran atau tolok ukur. Dalam evaluasi program, kriteria digunakan untuk mengukur ketercapaian suatu program berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan.

B.     Perlunya Disusun Kriteria

Kriteria disusun sebagai pedoman evaluator dalam melaksakan evaluasi program. Disusunnya kriteria, evaluator menjadi lebih mantap karena ada patokan, dapat digunakan sebagai bukti pertanggungjawaban dari hasil evaluasi, untuk menghindari subjektivitas evaluator, dan hasil evaluasi sama walaupun evaluator berbeda.

 C.    Dasar Penyusunan Kriteria

Penyusun kriteria adalah calon-calon evaluator. Hal ini mengingat merekalah orang-orang yang memahami tentang program yang akan dievaluasi. Dasar penyusunan kriteria adalah, peraturan atau ketetentuan yang melatarbelakangi dikeluarkannya program, pedoman pelaksanaan program, dokumen dan sumber-sumber ilmiah yang umum digunakan, hasil penelitian yang relevan, petunjuk atau pertimbangan ahli evaluasi, tim evaluator, evaluator sendiri dengan menggunakan daya nalar dan kemampuan yang dimilikinya.

Page 3: Evaluasi Program

D.    Cara Menyusun Kriteria

Wujud kriteria berupa tingkatan atau gradasi kondisi sesuatu yang dapat ditransfer menjadi nilai.

Wujud kriteria berupa kriteria kuantitatif (angka-angka) dan kriteria kualitatif (menghitung jumlah indikator yang telah tercapai).

Kriteria kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu (1) tanpa pertimbangan, yaitu membagi rentangan (mis. 10-100) dalam  kategaori secara sama, dan (2) banyaknya rentangan dalam tiap kategori tidak sama karena petimbangan tertentu.

Kriteria kualitatif dibedakan menjadi dua, yaitu (1) kriteria kualitatif tanpa pertimbangan, yaitu  menghitung jumlah indikator yang telah memenuhi persyaratan, dan (2) kriteria kualitatif dengan pertimbangan, yaitu dengan cara menghitung indikator yang telah memenuhi persyaratan dengan mempertimbangkan skala prioritas atau pembobotan.

Page 4: Evaluasi Program

BAB IIIMODEL DAN RANCANGAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

 A.    Berbagai Model Evaluasi Program

Pada buku inidisajikan model evaluasi menurut Kaufan dan Thomas yang membedakan model evluasi program menjadi delapan, yaitu:

1.      Goal Oriented Eavaluation Model

Objek pengamatan model ini adalah tujuan dari program. Evaluasi dilaksanakan berkesinambungan, terus-menerus untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan program.

2.      Goal Free Eavaluation Model

Dalam melaksanakan evaluasi tidak memperhatikan tujuan khusus program, melainkan bagaimana terlaksananya program dan mencatat hal-hal yang positif maupun negatif.

3.      Formatif Summatif Evaluation Model

Model evaluasi ini dilaksanakan ketika program masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif).

4.      Countenance Evaluation Model

Model ini juga disebut model evaluasi pertimbangan. Maksudnya evaluator mempertimbangkan program dengan memperbandingkan kondisi hasil evaluasi program dengan yang terjadi di program lain, dengan objek ssaran yang sama dan membandingkan kondisi hasil pelaksanaan program dengan standar yang ditentukan oleh program tersebut.

5.      Responsif Evaluation Model

Model ini tidak dijelaskan dalam buku ini karena model ini kurang populer.6.      SSE-UCLA Evaluation Model

Model ini meliputi empat tahap, yaitua.       Needs assessment, memusatkan pada penentuan masalah hal-hal yang perlu

dipetimbangkan dalam program, kebutuhan uang dibutuhkan oleh program, dan tujuan yang dapat dicapai.

b.      Program planning, perencanaan program dievaluasi untuk mengetahui program disusun sesuai analisis kebutuhan atau tidak.

c.       Formative evaluation, evaluasi dilakukan pada saat  program berjalan.

d.      Summative program, evaluasi untuk mengetahui hasil dan dampak dari program serta untuk mengetahui ketercapaian  program.

7.      CIPP Evaluation Model (Context   Input   Process   Product)a.       Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks adalah evaluasi terhadap kebutuhan, tujuan pernenuhan dan karakteristik individu yang menangani. Seorang evaluator harus sanggup menentukan prioritas kebutuhan dan memilih tujuan yang paling menunjang kesuksesan program.

b.      Evaluasi Masukan

Page 5: Evaluasi Program

Evaluasi masukan mempertimbangkan kemampuan awal atau kondisi awal yang dimiliki oleh institusi untuk melaksanakan sebuah program.

c.       Evaluasi ProsesEvaluasi proses diarahkan pada sejauh mana program dilakukan dan sudah terlaksana sesuai dengan rencana. 

d.      Evaluasi HasilIni merupakan tahap akhir evaluasi dan akan diketahui ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan ketepatan tindakan yang diberikan, dan dampak dari program.

8.      Discrepancy ModelModel ini ditekankan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi pada setiap

komponen program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standar yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual dari program tersebut.

 B.     Ketepatan Penentuan Model Evaluasi Program

Program dibedakan dibedakan menjadi berdasarkan jenis kegiatannya, yaitu program pemrosesan (mengubah sesuatu yang dianggap bahan mentah menjadi sesuatu yang dianggap barang jadi), program layanan (program yang bertujuan memberikan kepuasan pada pihak lain), dan program umum (program yang yang bersifat umum, tidak memiliki spesifikasi sebagaimana program pemprosesan dan program layanan).

Ketepatan penentuan model evaluasi program bergantung pada jenis kegiatannya. Oleh karena itu tidak semua model evaluasi program dapat diterapkan.

 C.    Rancangan Evaluasi Program

Hal-hal yang dicantumkan dalam rancangan program adalah (1) judul kegiatan, (2) alas an dilaksanakannya evaluasi, (3) tujuan  evaluasi, (4) pertanyaan evaluasi, (5) metodologi yang digunakan, dan (6) prosedur kerja dan langkah-langkah kegiatan.

BAB IVPERENCANAAN EVALUSI PROGRAM

Membicarakan tentang analisis kebutuhan adalah merupakan sarana atau alat yang konstruktif dan positif untuk melakukan sebuah perubahan, yakni perubahan yang didasarkan atas logika yang bersifat rasional sehingga kemudian perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan “bagaimana seharusnya” dengan sasarannya adalah siswa, kelas dan sekolah.            Dalam sistem pendidikan, karena pendidikan itu sendiri hanya merupakan alat belaka, sedangkan prestasi belajar siswa adalah hal yang menjadi tujuan, maka membuat rencana mengajar  merupakan proses penting untuk menentukan alat yang tepat dalam mencapai tujuan akhir. Setelah guru berhasil menentukan materi yang akan diajarkan, perlu secara hati-hati meninjau kembali apakah dalam pemilihan materinya  sudah tepat, dalam arti sudah sesuai benar dengan kebuituhan siswa.            Ada dua cara yang lazim dilakukan dalam melakukan analisis kebutuhan, yaitu secara obyektif dan subyektif. Kedua cara tersebut dimulai dari identifikasi lingkup tujuan penting dalam program, menentukan indikator dan cara pengukuran tujuan-tujuan,

Page 6: Evaluasi Program

menyusun kriteria (standar) untuk tiap-tiap indikator dan membandingkan kondisi yang diperoleh dengan kriteria. Ciri khas dalam cara melakukan analisis kebutuhan secara subjektif adalah mengumpulkan semua evaluator untuk bersama-sama menentukan skala prioritas kebutuhan.            Selain dua cara tersebut evaluator dapat juga menggunakan gabungan dari keduanya, yaitu sebagian menggunakan cara obyektif, sebagian yang lain mernggunakan cara subyektif. Di samping itu, seorang evaluator dapat juga menambahkan bahan lain yang diambil dari pihak laur dirinya. Yang dimaksud dengan pihak luar diantaranya adalah kawan-kawan dekat atau anggota keluarga lain dari responden yang diperkirakan pihak tersebut memang diperlukan dan data yang diberikan dapat dipercaya.            Evaluasi program tidak lain adalah penelitian, dengan cirri-ciri khusus. Oleh karena evaluasi program sama dengan penelitian maka sebelum memulai kegiatan,seperti juga penelitian, harus membuat proposal. Isi dan langkah-langkah dalam penyusunan proposal sama dengan proposal dalam penelitian.            Dalam pembahasan kali ini hanya tiga hal yang akan dijelaskan secara khusus. Ketiga hal dimaksud, sekaligus butir yang rawan adalah sebagai berikut :

1.      Bagian pendahuluan, menentukan garis besar isi bagian ini.2.      Bagian metodologi berisi tiga hal pokok, yaitu penentuan sumber data, metode

pengumpulan data, dan penentuan instrumen pengumpulan data. Ada tiga sumber data yang didahului dengan huruf P (kata bahasa Inggris), yaitu :Person ( manusia), Place (tempat) dan paper (kertas dan lain-lain). Penentuan metode pengumpulan data harus disesuaikan dengan sumber data.

3.      Bagian cara menentukan evaluasi. Instrumen pengumpul data evaluasi adalah alat yang diperlukan untuk mempermudah pengumpulan data.Jenis instrument sebanyak jenis metode yang digunakan dan selanjutnya pemilihan jenis instrument pengumpulan data harus disesuaikan dengan metode yang sudah ditentukan oleh evaluator. Instrumen merupakan alat untuk mempermudah penggunaan metode dalam pengumpulan data.Ada lima langkah yang harus dilalui dalam menyusun instumen yaitu :

(a)    Identifikasi indikator sebagai obyek sasaran evaluasi.(b)   Membuat tabel hubungan antara komponen-indikator-sumber data-metode-instrumen,(c)    Menyusun butir-butir instrumen(d)   Menyusun kriteria-kriteria penilaian,dan(e)    Menyusun pedoman pegerjaan

Di dalam kisi-kisi yang merupakan alat bantu penyusunan instrumen tertentu secara khusus tidak lagi mencantumkan sumber data dan metode, tetapi langsung hubungan antara indikator dengan nomor-nomor instrumen. Di antara langkah-langkah penyusunan instrumen, yang merupakan alat bantu yang paling bermanfaat bagi penyusunan instrumen adalah kisi-kisi. Itulah sebabnya, kisi-kisi harus disusun secara cermat dan hati-hati. Petunjuk pengerjaan jangan terlupakan, agar responden tidak salah dalam membantu mengisi instrumen bagi evaluator.

BAB VLANGKAH-LANGKAH EVALUASI PROGRAM

Page 7: Evaluasi Program

Dalam bab ini dibicarakan mengenai beberapa langkah atau tahapan dalam melaksanakan evaluasi program. Secara garis besar tahapan tersebut meliputi : tahapan persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring. Penjelasan tentang langkah-langkah tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :A. Persiapan Evaluasi Program- Penyusunan evaluasi- Penyusunan instrumen evaluasi- Validasi instrumen evaluasi- Menentukan jumlah sampel yang diperlukan- Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil

Penyusunan terkait dengan model diantaranya; model CIFF, model Metfessel and Michael, model Stake, model Kesenjangan, model Glaser, model Michael Scriven, model Evaluasi Kelawanan, dan model Need Assessment.

Langkah langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument evaluasi :-    Merumuskan tujuan yang akan dicapai-    Membuat kisi-kisi-    Membuat butir-butir instrument-    Menyunting instrument     -    Instrumen yang telah tersusun perlu di validasi-    Dapat dilakukan dengan metode Sampling-    Beberapa hal yang perlu disamakan : tujuan program, tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan

program, wilayah generalisasi, teknik sampling, jadwal kegiatan B.  Pelaksanaan Evaluasi Program

            Evaluasi program dapat dikategorikan evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Keempat jenis evaluasi tersebut mempengaruhi evaluator dalam mentukan metode dan alat pengumpul data yang digunakan.            Dalam pengumpulan data dapat menggunakan berbagai alat pengumpul data antara lain : pengambilan data dengan tes, pengambilan data dengan observasi ( bias berupa check list, alat perekam suara atau gambar ), pengambilan data dengan angket, pengambilan data dengan wawancara, pengambilan data dengan metode analisis dokumen dan artifak atau dengan teknik lainya.

C.  Tahap Monitoring (Pelaksanaan)       Monitoring pelaksanaan evaluasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian

pelaksanaan dengan rencana program. Sasaran monitoring adalah seberapa pelaksaan program dapat diharapkan/ telah sesuai dengan rencana program, apakah berdampak positif atau negatif.Teknik dan alat monitoring dapat berupa :

-            Teknik pengamatan partisipatif-            Teknik wawancara-            Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi-            Evaluator atau praktisi atau pelaksana program-            Perumusan tujuan pemantauan-            Penetapan sasaran pemantauan-            Penjabaran data yang dibutuhkan-            Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dengan sifat dan sumber/jenis data

Page 8: Evaluasi Program

-            Perencanaan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan berorientasi pada tujuan monitoring

Melanjutkan mengenai sampel ada 7 jenis sampel yang dapat dijadikan sebagai metode dalam evaluasi program diantaranya adalah : (1). Proportional sampel, (2). Startified sampel, (3). Purposive sampel, (4). Quota sampel, (5). Double sampel, (6). Area probability sampel, (7). Cluster sampel. 

BAB VIANALISIS DATA DALAM EVALUASI PROGRAM

Dalam penelitian data di bagi dua yaitu data kuantitatif dan kualitatif, dengan kedua jenis ini kemudian data diolah. Jenis pertama terkait dengan statistika sedangkan yang kedua sebaliknya atau nonstatistika. Dalam menganalisis dan mengolah data kuantitatif hendaknya dilakukan dengan tabulasi data. Tabulasi merupakan coding sheet untuk memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisis data. Karena memahami secara tabulasi lebih mudah dibandingkan dengan bentuk uraian narasi yang panjang. Analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan dua cara, Pertama. Statistik Deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Kedua, Statistik Inferensial yaitu mencakup metode-metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data yang dilakukan untuk meramalkan dan menarik kesimpulan atas data dan akan berlaku bagi keseluruhan gugus atau induk dari data tersebut. Statistik ini juga disebut dengan statistik parametrik berlaku untuk data interval atau rasional jika datanya normal. Dan apabila datanya tidak normal serta berbentuk ordinal atau nominal, maka jenis statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik.

Tidak semua data dilapangan berbentuk simbol-simbol yang bisa dikuantifikasi dan dihitung secara matematis. Ada kalanya datanya abstrak yang tidak dapat dimanipulasi menjadi numerik sehingga data jenis ini hanya dapat dilakukan dengan analisis kualitatif.Kegiatan dalam menganalisis data kualitaitif dapat melalui tahapan-tahapan berikut :1. Dengan mereduksi/menyiangi data2. Display data3. Menafsirkan data4. Menyimpulkan dan verifikasi5. Meningkatkan keabsahan hasil6. Narasi hasil analisis.

Pengolahan data kan lebih mudah dengan menggunakan bantuan computer sehingga hasilnya akan dapat. diperoleh lebih cepat

BAB VIIMENYUSUN KESIMPULAN DAN RUMUSAN REKOMENDASI

            Kesimpulan adalah sesuatu yang merupakan inti dari sederetan informasi atau sajian yang menyatakan tentang status program yang sedang dievaluasi.            Kesimpulan berbentuk kalimat pernyataan kualitatif yang menunjukkan keadaan atau sifat sesuatu sehingga di dalam gerak kegiatan programdengan cepat dapat diketahui dimana posisinya.Kesimpulan sangat penting kedudukan dan isi rumusannya untuk dilanjutkan menjadi rekomendasi.

Page 9: Evaluasi Program

            Rekomendasi disusun setelah kesimpulan dibuat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rekomendasi, yaitu mengenai perlunya melihat dengan cermat alas an yang diusulkan responden tentang upaya peningkatan kualitas program yang dievaluasi dimasa yang akan datang  

BAB VIII

MENYUSUN LAPORAN EVALUASI            Menyusun laporan evaluasi adalah kegiatan akhir dari evaluasi program. Laporan hasil evaluasi disusun dalam bentuk tulisan dan dapat dipublikasikan.            Secara garis besar laporan evaluasi program terdiri dari empat pokok hal yaitu : permasalahan, metodologi evaluasi, hasil evaluasi dan kesimpulan hasil evaluasi.            Laporan evaluasi tidak ubahnya seperti laporan penelitian, ada yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dan ada yang menggunakan pendekatan kualitatif.            Laporan evaluasi menggunakan pendekatan kuantitatif umumnya tersusun dari lima atau enam bab, yaitu : pendahuluan, pembahasan kepustakaan, metodologi evaluasi, hasil evaluasi dan pembahasan (hasil evaluasi, pembahasan ), serta kesimpulan dan rekomendasi.            Laporan evaluasi menggunakan pendekatan kualitatif umumnya tersusun dari beberapa bab dan sub bab yang dapat diidentifikasi menjadi tiga bagian pokok, yaitu : pendahuluan, inti pembahasan dan kesimpulan.            Secara garis besar laporan hasil evaluasi diharapkan diususun secara ringkas, padat, jelas dan paling tidak memuat hal-hal berikut : ringkasan eksekutif, pendahuluan, kajian pustaka, komponen dalam metodologi evaluasi, hasil evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi yang terakhir adalah daftar pustaka.  

 BAB IX

TATA TULIS LAPORAN EVALUASI         Tata tulis laporan mencakup ketentuan tentang kertas, naskah, sampul, pengetikan, penomoran, ilustrasi, pengutipan, penulisan lampiran, penulisan daftar pustaka dan bahasa.1. Kertas naskah dan sampulNaskah laporan sebaiknya menggunakan jertas kwarto (21x28,5 cm) HVS 80 gram, sampul laporan sebaiknya dibuat dari kertas buffalo dengan warna disesuaiakan.2. PengetikanPengetikan mencakup penggunaan huruf, penulisan bilangan, spasi, batas tepi naskah, pengetikan alenia baru, pengisian halaman naskah, pengetikan bab sub bab.3. PenomoranPenomoran halaman diletakkan di sebelah kanan atas dua spasi di atas baris pertama teks. Nomor halaman menggunakan angka arab.4. Ilustrasi

Ilustrasi dapat terdiri dari foto, grafik, diagram, bagan, peta dan denah serta tabel.5. PengutipanKutipan harus sama dengan sumber aslinya, baik bahasa maupuin ejaannya. Penulisan kutipan diawali dan diakhiri dengan tanda kutip (“ )6. Penulisan lampiran

Page 10: Evaluasi Program

Lampiran seperti tabel, carta, dokumen, transkip wawancara dan sejenisnya ditempatkan setelah daftar pustaka7. Penulisan daftar pustakaPenulisan daftar pustaka meliputi buku, artikel, laporan atau karangan dalam jurnal atau majalah ilmiah dan penerbitan lain.8. BahasaBahasa yang digunakan untuk penulisan laporan evaluasi adalah bahasa Indonesia ragam ilmiah.

------>>> Gambaran umum kandungan buku Evaluasi Program Pendidikan Pengarang Prof.Dr. Suharsimi Arikunto dan cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, edisi kedua, penerbit Bumi Aksara, jakarata, bahwa Dalam setiap kegiatan manajemen akan dikatakan sempurna jika dalam prosesnya dilaksanakan suatu evaluasi, tidak terkecuali dalam manajemen pendidikan. Program pendidikan sebagai penjabaran dari perencanan pendidikan harus dievaluasi dengan saksama, menggunakan strategi yang tepat sehingga hasilnya dapat di pertanggungjawabkan.

Evaluasi terhadap program pendidikan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu program pendidikan dan hasil evaluasi dapat dijadikan informasi sebagai masukan untuk menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.

Dalam buku ini disusun untuk membantu siapa saja yang sedang belajar mengevaluasi program atau yang saat ini sedang menyiapkan langkah melakukan program evaluasi.

Pada bab I diuraikan tentang konsep dasar  evaluasi program, ciri-ciri evaluasi program, komponen evaluasi program, tujuan evaluasi program, syarat evaluator, dan keterkaitan antara tujuan program dan tujuan evaluasi program. Bagian ini memberikan gambaran umum secara teoretis tentang evaluasi program.   Uraian ini mampu memberikan penjelasan dan konsep dasar yang harus dipahami oleh penyusun program dan calon evaluator; khususnya bagi praktisi pendidikan. Namun, yang tampak ditonjolkan dalam uraian ini adalah program dan evaluasi program yang berkenaan dengan program pembelajaran. Padahal buku ini berjudul Evaluasi Program Pendidikan. Memang, implementasi dari program pendidikan akan sangat tampak pada pelaksanaan pembelajaran. 

Yang perlu ditambahkan dalam bab ini, menurut saya, perlu diuraikan tentang ruang lingkup program-program  pendidikan. Hal ini mengingat program pendidikan bukan hanya tentang pelaksanaan pembelajaran saja. Konsep program manajemen pengelolaan pendidikan (misalnya di tingkat satuan pendidikan) belum tampak pada bab ini. Konsep manajemen program pendidikan perlu disajikan agar pembaca mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang program-program pendidikan. Jika pembaca telah memiliki pemahaman yang relatif lengkap tentang program manajeman pendidikan barulah disajikan uraian tentang evaluasi program pendidikan.

Page 11: Evaluasi Program

Bab II menguraiakan tentang pengembangan kriteria dalam evaluasi program. Sebagaimana lingkup pembahasan pada bab I, pada bab ini juga belum tampak implementasi teknik penyusunan kriteria pada program pendidikan.

Bab III menguraikan tentang berbagai model evaluasi program dan cara menentukan model evaluasi yang tepat, dan cara menyusun rancangan evaluasi program. Pada bab ini masih berupa gambaran umum tentang model dan rancangan evalusi program. Uraian secara detail tentang model dan implementasi dalam evaluasi program pendidikan masih belum tampak. Bagi pembaca yang belum memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentu masih membutuhkan penjelasan yang lebih rinci. Demikian juga pada cara penyusunan rancangan evaluasi program.

Bab IV menguraikan tentang perencanaan evaluasi program. Sebagaimana uraian pada bab-bab sebelumnya, bab ini juga belum memberikan gambaran secara lebih lengkap tentang perencanaan evaluasi program pendidikan sebagaimana judul buku ini. Yang tampak masih terbatas pada perencanaan evaluasi program secara umum saja.

Bab V membahas tentang Langkah langkah Evaluasi Program, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu : Persiapan Evaluasi Program, yang harus dilakukan dengan cermat oleh Evaluator. Pelaksanaan Evaluasi Program dan Monitoring (pemantauan) pelaksanaan Evaluasi.

Bab VI Membahas tentang Analisis data dalam evaluasi program, membahas tentang analisis data yang diperoleh dari lapangan bisa berbentuk kualitatif dan kuantitatif. Untuk data kuantitatif biasanya menggunakan teknik statistic sedangkan untuk data kualitatif menggunakan teknik nonstatistik. Dalam pengolaan data kuantitatif langkah pertamanya adalah melakukan tabulasi data, setelah itu barulah pengolahan data.teknik pengolahan dengan statistic terbagi dua jenis yaitu deskriptif dan inferensial.

Bab VII membahas tentang menyusun kesimpulan dan rumusan rekomendasi, dan pada bab VIII membahas tentang Susunan loporan evaluasi biasanya memuat empat hal pokok, yaitu: (1) permasalahan, (2) metodologi evaluasi, (3) hasil evaluasi, (4) kesimpulan atas hasil evaluasinya.

Bab IX membahas tentang tata tulis laporan evaluasi. Penulisan laporan evaluasi memiliki beberapa tujuan yaitu untuk memberikan keterangan, memulai suati tindakan, mengoordinasi proyek, menyarankan suatu langkah atau tindakan, dan merekam kegiatan. Perlu kita ketahui tata tulis laporan mencakup ketentuan tentang kertas, naskah, sampul, pengetikan, penomoran, ilustrasi, pengutipan, penulisan lampiran, penulisan daftar pustaka, dan bahasa.

Pembelajaran Laboratorium Dan Klinik

Dalam menentukan pembelajaran ini maka harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a.    Metode harus sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan karakteristik peserta didik.

b.    Metode harus sesuai degan tujuan pembelajaran yang telah dirancang.

c.    Harus sesuai dengan kemampuan pembimbing terhadap kerangka konsep proses pembelajaran.

d.    Harus sesuai dengan sumber-sumber dan keterbatasan lahan praktek

Page 12: Evaluasi Program

e.    Harus sesuai dengan filosofi keperawatan

f.     Harus sesuai dengan kompetensi yang ada

      Disamping syarat tersebut diatas, metode pembelajaran laboratorium dan klinik yang sering

digunakan adalah sebagai berikut:

a.    Metode observasi

            Metode yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman nyata dengan mengembangkan

prilaku baru untuk pembelajaran masa mendatang. Metode ini meliputi:

1)    Observasi lapangan

Dilakukan untuk memperoleh pengalaman masa mendatang dan persfektif tentang asuhan

keperawatan, melihat perilaku orang lain serta observasi situasi klinik.

2)    Field trip (karya wisata)

Dilakukan diluar tekanan praktek dengan mengkaji pengalaman yang            tidak terdapat dilahan

utama

3)    Ronde keperawatan

Merupakan metode observasi secara langsung dengan mengkaji asuhan keperawatan dan informasi

dari kien dan berdiskusi dengan klien, hasil diskusi observasi terhadap klien dilakukan diluar

lingkungan klien.

4)    Metode demonstrasi

Merupakan metode pembelajaran dengan cara memperagaka sesuatu prosedur dan

mempergunakan alat disertai suatu penjelasan, metode ini sering digunakan pada pendidikan

keperawatan dalam materi prosedur keperawatan, metode ini dilaksanakan di rumah sakit, dan

laboratorium keperawatan. Dalam prakteknya, metode ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu

secara tidak langsung yang dilakukan oleh tenaga perawat yang disaksikan oleh peserta didik dalam

tugas sehari-hari. Dan secara langsung: adalah apa yang dipersiapkan secara teliti dan disajikan

oleh peserta dengan keahliannya dibantu pembimbing tentang bagaimana melakukan suatu

prosedur kesehatan.

Prinsip-prinsip yang dilakukan

Prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan diantaranya:

  Tujuan demonstrasi harus dirumuskan dengan jelas, oleh karena tujuan yang telah ditentukan dapat

diketahui kaecakapan atau keterampilan apa yang harus dimiliki peserta didik.

  Demonstrasi harus terlihat dengan jelas oleh setiap peserta didik, karena hanya melalui ini peserta

didik dapat mengamati secara detail langkah prosedur yang akan didemostrasikan.

  Jumlah kelompok atau kelas dalam demonstrasi harus tidak terlalu besar, sehingga setiap peserta

didik mendapatkan ambaran yang cukup dari apa yang didemonstrasikan

  Demonstrasi harus benar dan sistematis

  Ebelum demonstrasi dilaksanakan pembimbimng harus menjelaskan dan mengorientasikan peserta

didik pada peragaan yang akan dilihat

  Peserta didik harus diberi kesempatan untuk menangani paralatan atau bahan yang akan digunakan

demonstrasi dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang efektif

  Pembimbing harus konsisten tentang apa yang akan diucapkan terhadap apa yang didemonstrasikan

  Sangat diperlukan alat penunjang demonstrasi seperti slide, gambar atau film

Page 13: Evaluasi Program

  Demonstrasi harus dilakukan sesuai dengan tahapan dan sistematis

Langkah-langkah metode demonstrasi

Pada metode demonstrasi ada beberapa langkah yang akan dilaksanakan sesuai dengan urutan

atau tahapan diantaranya:

  Lakukan persiapan untuk demonstrasi diantaranya, persiapan tempat yang cukup, persiapan pasien,

persiapan alat dan lingkungan

  Jelaskan tujuan demonstrasi dan hasil yang akan diharapkan. Laksanakan setiap langkah secara

jelas dan tepat

  Beri waktu diskusi setelah demonstrasi dan ulangi bagian yang memerlukan penjelasan

  Beri kesempatan predemonstrasi pada peseta didik dengan tepat dan diawasi sesuai dengan

kebutuhan individu

  Evaluasi kemajuan peserta didik sesuia dengan tingkat kemampuan yang diharapkan

  Rencanakan tindak lanjut.

a.    Metode Bedside teaching

            Merupakan metode bimbingan yang dilakukan disamping tempat tidur klien dengan

mempelajari klien terhadap asuhan keperawatn yang dibutuhkan oleh klien.

Prinsipnya:

1.    Jumlah peserta dibatasi (5-6 orang)

2.    Diskusi awal dan pasca  demonstrasi didepan klien

3.    Lanjutkan denganredemonstrasi

4.    Kaji pemahaman peserta sesegera mungkin terhadap apa yag dihadapi

5.    Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh peserta didik

sebelumnya.

6.    Perlu persiapan fisik, psikologi dari peserta dan pembimbing

b.    Metode Nursing  Clinic

            Adalah metode penyajian pasien dengan menggunakan kehadiran seorang pasien yang

dipilih sebagai focus diskusi kelompok dengan tujuan dapat memberikan pengalaman langsung

dalam pembahasan prinsip-prinsip dan prosedur perawatan dari pasien, metode ini sering

digunakan di lahan praktek khususnya dirumah sakit.

Prinsip-prinsip yang dilakukan:

Prinsip yang digunakan dalam metode nursing clinic diantaranya adalah:

  Harus direncanakan secara teliti diantaranya pemilihan pasien, surat ijin, pemilihan lokasi, perumusan

tujuan, informasi dan lain-lain.

  Pasien harus diberi kesempatan untuk mengekspresikan kebutuhannya

  Adanya hak pasien untuk privacy dan rahasia informasi tentang dirinya

  Adanya evaluasi tentang pelaksanaan dan hasil nursing clinic

Langkah-langkah metode nursing clinic

-          Tahap permulaan :

Diawali dengan memperkenalkan peserta didik tengtang latar belakang pasien, situasi pelayanan

perawatan, tujuan diskusi, beberapa informasi yang dibutuhkan tentang pasin

-          Tahap diskusi yang berpudat pada pasien

Page 14: Evaluasi Program

Diawali dengan perkenalan dan penyajian singkat tentang pasien pada peserta didik, kemudian

menunjukka gejala-gejala khusus yang berhubungan dengan masalah pasien, demonstrasikan

tindakan keperawatan khusus beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya

-          Tahap evaluasi

Dilakukan dengan diskusi dan penilaian terhadap pasien, perilaku dan kemampuan untuk mengatasi

masalah, penilaian terhadap peserta didik serta evaluasi proses dan hasil dari nursing clinic apakah

tujuan yang ditetapkan tercapai atau belum.

  

c.    Metode penugasan membuat catatan dan laporan tertulis (Eksperensial)

            Metode ini merupakan metode yang memberikan penugasan untuk membuat catatan dan

laporan secara tertulis, dialhan praktek. Metode ini meliputi penugasan klinik, penugasan tertulis,

simulasi dan permainan.

Contoh penugasan klinik:

Melakukan keterampilan psikomotor dan pengembangan keterampilan penyelesaian masalah dalam

pengambilah keputusan berdasarkan moral dan etik.

Contoh penugasan tertulis:

1.    Menulis rencana keperawatan

2.    Studi kasus

3.    Perencanaan pendidikan kesehatan

4.    Proses pencatatan

5.    Membuat laporan kunjungan

6.    Pembuatan makalah dancatatan kerja peserta didik tentang hasil observasi di lapangan serta

pengalaman prakteknya.

Contoh simulasi dan permainan:

Menggunakan model boneka dalam melakukan keterampilan:

a.    Pemeriksaan payudara

b.    Kateterisasi urine

c.    Pemberian injeksi

d.    Metode Studi Asuhan Keperawatan(Nursing Care Study)

            Studi asuhan keperawatan merupakan suatu keiatan pemecahan masalah dimana peserta

didik melakukan pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai masalah klinik yang

mendasari pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan. Studi

ini dapat dilakukan pada pasien, kelompok atau keluarganya.

Prinsip yang digunakan:

-          Peserta didik harus dibimbing dalam menulis pasien untuk studi asuhan keperawatan, pemilihan

tersebut harus sesuai dengan kemampuan peserta didik

-          Peserta didik harus dibekali bahan rujukan yang cukup agar asuhan keperawatan dapat efektif

-          Studi asuhan keperawatan itu harus dapat dilihat dan digunakan sebagai bagian integral dari

pengalaman di lapangan

-          Pedoman studi asuhan keperawatan harus sesuai dengan petunjuk dasar pada format laporan

tertulis.

Page 15: Evaluasi Program

-          Studi asuhan keperawatan dapat dilaksanakan degna menggabungkan metode lain seperti

komprehensif atau nursing clinic dan lain-lain

-          Laporan tertulis asuhan keperawatan harus di cek, di evaluasi, dikomentari sesuai dengan petunjuk

yang ada.

Contoh bentuk laporan tertulis praktek belajar klinik/ pembelajaran klinik

I. Laporan pendahuluan1.    Diagnosa medik2.    Fokus assessment (riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik

dan      diagnostic tes)3.    Masalah/diagnosa keperawatan4.    Intervensi keperawatan dan rasional

II. Laporan khusus (Proses perawatan)1.    Pengkajian        Identitas klien        Riwayat keperawatan        Observasi dan pemeriksaan fisik        Diagnostik tes        Analisa dan sintesa Data

2.    Diagnosa keperawatan3.    Perencanaan        Prioritas masalah        Tujuan dan hasil yang diharapkan        Intervensi dan rasional

4.    Implementsi5.    Evaluasi

III. Laporan kegiatan harian

IV. Presentasi/kegiatan diskusi

Model Bimbingan Praktek

TahapKegiatan

Mahasiswa PembimbingPra interaksi(30-60 menit)

Laporan pendahuluan antara lain:

       Pengertian, focus assesment

       Patofisiologi       Rencana

keperawatan

Memberi informasi tentang pasien antara lain:

       Diagnosa medik       Nama, umur (status

pasien)

Pre conference Memahami laporan pendahuluan

Evaluasi pemahaman mahasiswa

Membaca informasi Evaluasi pemahaman

Page 16: Evaluasi Program

tentang pasien antara lain: kaitkan dengan laporan pendahuluan

mahasiswa

Introduksi Memperkenalkan diri ke pasien dan kontrak

Mengobservasi mahasiswa dan umpan balik

Kerja (4-5 jam) Validasi/pengkajian berdasarkan diagnosaMelaksanakan intevensiRonde keperawatanBed side taching

Bimbingan untuk menumbuhkan kemampuan intelektual, teknikal, interpersonalRonde keperawatanBed side taching

Terminasi Menyimpulkan dengan pasien apa yang dicapai

Bimbingan dan observasi tentang kemapuan interpersonal

Post conference LaporanEvaluasiUmpan balik

LaporanEvaluasiUmpan balik

Daftar Pustaka

    Alimul, Aziz. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto