ETIOLOGI CHRONIC KIDNEY DISEASE

1. Nefropati diabetik (riwayat diabetes, proteinuria, retonopati)2. Nefropati hipertensif3. Hipertensi (peningkatan tekanan darah, urinalisis normal, ada riwayat keluarga)4. Penyakit glomerular non-diabetik (presentasi nefrotik atau nefritik)5. Penyakit ginjal kistik (gejala-gejala saluran kemih, sedimen urin yang abnormal,

kelainan pada temuan radiologis)6. Penyakit tubulointerstitial (riwayat ISK dan refluks, paparan obat secara kronis,

abnormalitas pada temuan radiologis, sindrom tubuler diantaranya defek pada konsentrasi urin dan abnormalitas pada urinalisis)

FAKTOR RESIKO CKD

1. Umur diatas 60 tahun2. Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal3. ISK berulang4. Penyakit autoimun seperti SLE5. Paparan obat seperti NSAID6. Etnis dan ras tertentu : afro-amerika, latino, hispanik, indian-amerika, alaska)

MANAJEMEN CKD

Manajemen pasien CKD kompleks dan memerlukan evaluasi komprehensif dari 4 komponen utama :

1. Terapi spesifik untuk penyakit ginjal yang sebenarnya2. Komplikasi yang terjadi akibat penurunan fungsi nefron3. Strategi untuk mengurangi progresi CKD4. Penanganan komorbiditas pada pasien, khususnya faktor resiko penyakit

kardiovaskular

GEJALA-GEJALA SINDROM UREMIK

Secara umum, patofisiologi sindrom uremik bisa dibagi menjadi dua abnormalitas :

1. Konsekuensi karena akumulasi produk metabolisme protein2. Konsekuensi karena kehilangan fungsi ginjal, seperti abnormalitas pada homeostasis

cairan dan elektrolit serta hormonala. Kelainan cairan dan elektrolit : ekspansi volume dan kontraksi, hipernatremia dan

hiponatremia, hiperkalemia dan hipokalemia, asidosis metabolik, hiperpospatemia, hipocalcemia

b. Gangguang endokrin-metabolik : hiperparatiroidism sekunder, osteomalasia adinamik, osteomalasia defisiensi vitamin-D, karbohidrat intolerans, hiperuricemia,

hipertrigliseridemia, peningkatan level Lp(a), penurunan level HDL, PEM, gangguan tumbuh kembang, infertilitas dan disfungsi seksual, amenorrhea, hipotermia, deposisi beta-2 mikroglobulin, amyloidosis

c. Gangguan neuromuskular : cepat lelah, gangguan tidur, sakit kepala, mentasi yang terganggu, letargi, asterixis, iritabilitas muskular, neuropati perifer, restless leg syndrome, paralisis, mioklonus, kejang, koma, kram otot, sindrom dialisis disekuilibrium, miopati

d. Gangguan kardiovaskular dan pulmonal : hipertensi arterial, CHF atau edema, pericarditis, kardiomiopati, paru uremik, aterosklerosis yang dipercepat, hipotensi dan aritmia, kalsifikasi vascular

e. Gangguan dermatologis : pucat, hiperpigmentasi, gatal, ekimosis, uremic frostf. Gangguan gastrointestinal : anoreksia, mual muntah, uremik fetor, gastroenteritis,

ulkus peptik, pendarahan, hepatitis, ascites, peritonitis, cegukan (toksin produk protein mempengaruhi saraf phrenik dan saraf vagal yang mengatur proses penarikan nafas tetapi epiglottis tertutup secara tiba-tiba)

g. Gangguan hematologi dan imunologi : anemia, limfositopenia, bleeding diathesis, rentan infeksi, splenomegali dan hipersplenisme, leukopeni, hipocomplementemia