ekstraksi vakum

14
Ekstraksi Vakum | HealthyEnthusiast Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstrasi pada bayi, (Sarwono, 2002). Ekstraksi vakum , seperti juga ekstraksi forsepmerupakan suatu alat yang dipakai untuk memegang kepala janin yang maih berada dalam jalan lahir. Tekanan vakum yang dianggap tidak berbahayauntuk bayi berkisar antara 0,4 – 0,6 kg /cm, (Mochtar, 1998). B. ALAT DAN TEKNIK PEMASANGAN 1. Alat yang digunakan dalam ekstraksi vakum adalah: 1. 1 buah vakum dengan manometer 2. Beberapa mangkuk (terbuat dari besi) dengan diameter 30, 40, 50, dan 60 mm. 3. Selang karet 4. Rantai besi 5. Pompa tangan 6. Alat penarik khusus 2. Teknik pemasangan a) Tindakan Instruksikan kepada asisten untuk menyiapkan ekstraktor vakum dan pastikan petugas dan persiapan untuk menolong bayi sudah tersedia. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya persyaratan ekstraksi vakum .

Upload: abraryeni

Post on 15-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ekstraksi

TRANSCRIPT

Page 1: Ekstraksi Vakum

  Ekstraksi Vakum   |   HealthyEnthusiast

Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstrasi pada bayi, (Sarwono, 2002).

Ekstraksi vakum, seperti juga ekstraksi forsepmerupakan suatu alat yang dipakai untuk memegang kepala janin yang maih berada dalam jalan lahir.

Tekanan vakum yang dianggap tidak berbahayauntuk bayi berkisar antara 0,4 – 0,6 kg /cm, (Mochtar, 1998).

 B.   ALAT DAN TEKNIK PEMASANGAN

1. Alat yang digunakan dalam ekstraksi vakum adalah:

1. 1 buah vakum dengan manometer2. Beberapa mangkuk (terbuat dari besi) dengan diameter 30, 40, 50, dan 60 mm.3. Selang karet4. Rantai besi5. Pompa tangan6. Alat penarik khusus

2. Teknik pemasangan

a)      Tindakan

Instruksikan kepada asisten untuk menyiapkan ekstraktor vakum dan pastikan petugas dan persiapan untuk menolong bayi sudah tersedia.

Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya persyaratan ekstraksi vakum.

Masukkan tangan ke wadah yang mengandung larutan klorin 0,5%, lalu bersihkan darah dan cairan tubuh yang melekat pada sarung tangan. Lepaskan secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut

b)      Pemasangan mangkok vakum

Masukkan mangkok vakum melalui introitus vagina secara miring dan setelah melewati introitus pasangkan pada kepela bayi (perhatikan agar tepi mangkok tidak terpasang pada bagian yang tidak rata atau moulage di daerah ubun-ubun kecil)

Page 2: Ekstraksi Vakum

Dengan jari tengah dan telunjuk tahan mangkok pada posisinya  dan dengan jari tengah dan telunjuk tangamn lain lakukan pemeriksaan di sekeliling tepi mangkok untuk memastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang terjepit antara mangkok dan kepala.

Setelah hasil pemeriksaan baik, keluarkan jari tangan pemeriksaan dan tangan penahan mangkok tetap pada posisinya.

Instruksikan asistenuntuk menurunkan tekanan secara bertahap. Pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) -2 (malmstroom)setelah dua menit, naikkan

hingga skala 60 (silastik)atau -6 (malstroom) dan tunggu 2 menit. Sambil menunggu his, jelaskan pada pasien bahwa pada his puncak (fase acme)pasien

harus mengedan sekuat dan selama mungkin. Tarik lipat lutut dan lipat siku agar tekanan abdomen menjadi lebih kuat.

c)      Penarikan

Pada fase acme (puncak)dari his, minta klien untuk mengedan secara simultan lakukan penarikan dengan pengait mangkuk, dengan arah sejajar lantai (tangan luar menarik pengait. Ibu jari tangan dalam pada mangkuk , telunjuk dan jari tengah pada kulit kepala bayi)

Bila belum berhasil dalam tarikan pertama, ulangi lagi pada tarikan kedua. Episiotomi(pada pasien dengan pertineum yang kaku)dilakukan saat kepala mendorong perineum dan tidak masuk kembali  saat suboksiput berada di bawah simfisis, arahkan tarikan ke atas hingga lahirlah berturut-turut dahi, mukadan dagu.

 C.   INDIKASI

Indikasi pemakaian ekstrasi vakum adalah:

1. Kelelahan ibu2. Partus tak maju3. Gawat janin yang ringan4. Toksemia gravidarum5. Rupture uteri iminens6. Ibu: memperpendek persalinan kala II, penyakit jantung kompensasi, penyakit fibrotik.7. Janin: adanya gawat janin8. Waktu: kala persalinan lama

 

D.   KONTRA INDIKASI

Kontra indikasi ekstraksi vakum adalah:

1. Ibu: dengan resiko tinggi rupture uteri2.  Kondisi ibu tidak boleh mengejan3.  Panggul sempit (disproporsi kepala panggul)4. Janin: letak lintang, presentasi muka, presentasi bokong, preterm, kepala janin menyusul

Page 3: Ekstraksi Vakum

 

E.   SYARAT-SYARAT

Syarat – syarat untuk dilakukanya ekstraksi vakum adalah:

1. Pembukaan lengkap atau hampir lengkap2. Presentasi kepala3. Cukup bulan (tidak premature)4. Tidak ada kesempitan panggul5. Anak hidup dan tidak gawat janin6. Penurunan hodge II/III7. Kontraksi baik8. Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengedan

 

F.    KELEBIHAN

Kelebihan dari prosedur ekstrasi vakum adalah dapat di pergunakan pada:

1. Pembukaan servik uteri yang belum lengkapdengan menggunakan vakum ekstrator maka pembukaan servik dapat dipercepat secara mekanis, tapi sebaiknya ekstrasi vakum baru dilakukan pada pembukaan servik uteri sekurang kurangnya 7 cm pada kepala janin belum turun (engaged)

2. Tidak memerlukan anestesi umum3. Komplikasi pada ibu atau janin lebih sedikit

 

G.  KEKURANGAN

Kekurangan dari ekstrasi forsep adalah:

Waktu untuk melahirkan janin lebih lama dari ekstrasi forsep

Ekstrasi vakum tidak dapat digunakan pada:

Letak muka Caput suksadaneum yang sudah besar Gawat janin yang berat Kondisi kepala menyusul(after coming head) pada letak sungsang Disporsisi cepalo servik

 

Page 4: Ekstraksi Vakum

H.  KOMPLIKASI

Komplikasi dari prosedur ekstraksi vakum adalah:

1. Pada ibu:

Robekan pada servik uteri Robekan pada dinding vagina dan perineum Perdarahan akibat atonia uteri atau trauma jalan lahir, dan resikoinfeksi

1. Pada anak:

Perdarahan dalam otak Caput suksadeum artificialas, yang biasanya akan hilang sendiri dalam 24-48 jam Ekskoriasi kulit kepala, sefalhematom, subgaleal hematoma Nekrosis kulit kepala, perdarahan intracranial, jaundice, fraktur klavikula, kerusakan N

VI dan VI

 

PROSES KEPERAWATAN

I.  Pengkajian

1.1. Data demografi:

Nama Umur Alamat G P A

1. Riwayat persalinan

Persalinan lampau HPHT Mulai jam berapa terasa his atau mulas-mulas

1. Inspeksi

Perhatikan keadaan perut pasien (TFU)

1. Perkusi

Menentukan batas atas fundus uteri

Page 5: Ekstraksi Vakum

1. Palpasi

TFU Menentukan letak kepala, apakah sudah masuk PAP Periksa kandung kemih Periksa his

1. Auskultasi

Apakah masih terdengar denyut jantung janin Jika ada berapa frekuensinya Dan pemeriksaan lain jika diperlukan

1. Pemeriksaan dalam

Harus dilakukan dalam keadaan steril Apa yang menjadi bagian terbawah janin Jika letakm kepala, tentukan berapa letak penurunanya/posisinya, letak ubun-ubun kecil

apakah sudah ada kaput Apakah di bagian kepala terdapat bagian-bagian janin yang lain (tangan,tali pusat, kaki) Berapa pembukaanya Bagaimana keadaan porsio Apakah ada hambatan jalan lahir Keadaan ketuban Posisi hodge

 

   II. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa keperawatan

Tujuan/kriteria hasil

Intervensi Rasional

1. Nyeri b.d robekan pada dinding vagina

Tujuan:

1. Ketidaknyamanan dapat diminimalkan.2. Klien dapat mengontrol nyeri atau menyatakan hilangnya nyeri.

 

Kriteria hasil

1. Klien menunjukkan rileks, dapat beristirahat, dan peningkatan aktivitas dengan tepat2. Mengungkapkan penurunan rasa nyeri.

Page 6: Ekstraksi Vakum

3. Kaji ketidaknyamanan melalui syarat verbal dan non verbal. Kaji pribadi dan budaya dan budaya nyeri

 

 

1. Ajarkan teknik pernafasan dan ralaksasi. Anjurkan klien memilih posisi yang nyaman, lebih baik miring kiri/agak tegak.

2. Lepaskan pakaian yang berlebihan/ketat. Biarkan lingkungan sejuk/nyaman bila mungkin.

3. Instruksikan lkien dalam menggunakan analgesic yang dikontrol.4. Pantau tekanan darah (TD) dan nadi ibu.

 

1. Sikap dan reaksi individu terhadap nyeri adalah individual dan berdasarkan pada pengalaman masa lalu, latar belakang dan konsep diri.

2. Membantu mengurangi ketidaknyamanan melalui control gerbang, stimuli kutan dan counterpressure.

 

1. Menaikkan sirkulasi kenimetrium, menaikkan relaksasi dan kenyamanan.

 

1. Memungkinkan klien untuk mengatur kontrol nyeri, kadang juga perlu medikasi.2. Hipotensi itu disebabkan oleh penurunan tahanan perifer saat percabangan vaskuler

dilatasi adalah reaksi merugikan yang utama terhadap blok epidural.

 

2.

Resiko infeksi  b.d robekan pada servik uteri dan dinding vaginaTujuan:

§ Menurunkan resiko infeksi

 

Kriteria hasil:

1. Klien bebas dari infeksi2. Tidak terjadi pembengkakan3. Tidak terjadi iritasi atau kemerahan pada robekan

Page 7: Ekstraksi Vakum

4. Tinjau ulang kondisi atau factor resiko yang ada sebelumnya5. Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misal peningkatan suhu, nadi, jumlah SDP,

bau/warna vagina)

 

 

 

 

 

 

 

1. Lakukan perawatan kulit pre operatif sesuai protocol.

 

 

 

1. Catat Hb  dan Ht, catat perkiraan kehilangan darah.

 

 

 

 

 

 

1. Berikan antibiotic spectrum luas parenteral

 

 

Page 8: Ekstraksi Vakum

1. Menurunkan kemungkinan kontaminasi.

 

1. Pecah ketuban terjadi 24 jam sebelum pembedahan dapat mengakibatkan korioamninitas sebelum intervensi bedah dan dapat mempercepat proses penyenbuhan luka.

2. Menurunkan resiko kontaminan memasuki luka insisi, sehingga menurunkan resiko infeksi pasca operasi.

3. Resiko infeksi pasca melahirkan dan penyembuhan yang buruk meningkat bila kadar hb rendah dan kehilangan darah yang berlebihan.

4. Antibiotik profilaktik dapat digunakan untuk mencegah atau menurunkan resiko terjadinya proses infeksi.

3.

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan vaskuler berlebihan.Tujuan:

§ Mencapai kestabilan dan perbaikan keseimbangan cairan

 

Kriteria hasil:

klien mampu menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan yang di buktikan dengan:

1. TTVnormal : TD:130/80 mmhg Nadi:80 x/menit, Suhu: 30° C2. Mukosa mulut lembab3. Turgor kulit baik(kembali dalam waktu kurang dari 30 detik)4. Volume perfusi sirkulasi adekuat dengan keluaran 30-50 ml/jam atau lebih besar5. Tidak terjadi perdarahan (normal tidak lebih 500 cc)6. Jumlah urin normal 1500 ml/hari.7. Kaji perubahan TTV

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: Ekstraksi Vakum

1. Ukur masukan pengeluaran dan keseimbangan cairan, catat kehilangan lewat perdarahan.

 

1. Timbang BB

 

 

1. Berikan cairan IV dan lakukan observasi ketat sesuai indikasi.2. Lakukan tirah baring.

 

 

1. Tinjau ulang pemerikaan darah cepat: HDL, jenis dan pencocokan silang. Kadar vibrinogen, hitung trombosit HPTT, DT dan kadar HCG.

2. Kekurangan cairan akibat perdarahan meningkatkan frekuensi kerja jantung, menurunkan TD, mengurangi vol denyut nadi.

3. Untuk memberikan informasi tentang status cairan, kecenderungan keseinbanhan cairan negative.

4. Perubahan secara drastis menunjukkan gangguan vol cairan dalam tubuh.5. Memperbaiki volume sirkulasi darah

 

1. Perdarahan dapat berkurang dengan meminimalkan aktivitas.2. Menentukan jumlah darah yang hilang dan dapat memberikan informasi mengenai

penyebab. Ht harus dipertahankan diatas 30% untuk mendukung transport oksigen dan nutrient

 

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Pedoman Untuk perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. EGC. Jakarta.

Hanifa, Wiknjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo. Jakarta.

Page 10: Ekstraksi Vakum

Manuaba, Ida bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. ECG. Jakarta.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. EGC. Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buklu Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

 

 Persalinan dengan ekstraktor vakum

Di Amerika Serikat, alat yang digunakan untuk melakukan penyedotan-tarikan pada kulit kepala janin untuk membantu pelahirannya disebut sebagai ekstraktor vakum. Di Eropa, alat ini disebut sebagai venlouse.

Keunggulan teoritis ekstraktor vakum dibandingkan dengan forsep antara lain adalah:(1) tidak adanya sendok baja yang mengambil ruang di dalam vagina,(2) kita tidak perlu memosisikan secara tepat sendok baja pada kepala janin,(3) kemampuan memutar kepala janin tanpa mengganggu jaringan lunak ibu, dan(4) tekanan intrakranium yang lebih rendah selama tarikan.

Di Amerika Serikat, ekstraktor vakum mangkuk lunak pada dasarnya telah menggantikan mangkuk logam. Alat ekstraksi vakurn yang sering digunakan adalah mangkuk Silastic bergaris tengah 65 mm yang dapat digunakan kembali, dan mangkuk 60 hingga 62 mm sekali pakai (Mityvac dan CMI Tender Touch).Indikasi ekstraksi vakum sama seperti indikasi pelahiran forsep. Kontraindikasi relatif mencakup presentasi wajah atau nonverteks lainnya, janin terlalu prematur, koagulopati janin, dan diketahui makrosomia.

Klasifikasi pelahiran vakum seyogianya sama seperti yang digunakan pada pelahiran forsep (termasuk station). Vakum jangan dipasang pada verteks yang belum masuk (yi., station di atas nol). Orang yang melakukan atau membantu tindakan ekstraksi vakum harus berpengalaman dan mau menghentikan prosedur ini jika tindakan tidak berlangsung mulus atau mangkuk terlepas lebih dari tiga kali.

TEKNIKFaktor penentu terpenting keberhasilan ekstraksi vakum adalah pemasangan mangkuk yang benar. Bagian tengah mangkuk harus berada di atas sutura sagitalis dan sekitar 3 cm di depan fontanel anterior. Penempatan di bagian anterior tengkorak janin—dekat fontanel anterior

Page 11: Ekstraksi Vakum

dan bukan di atas oksiput— hanya akan memperparah masalah ekstensi spina servikalis, kecuali apabila janin relatif kecil dibandingkan dengan panggul ibu. Demikian juga, pemasangan yang asimetris relatif terhadap sutura sagitalis dapat rnemperburuk asinklitismus.

Terjepitnya jaringan lunak ibu memudahkan terjadinya laserasi dan perdarahan dan hampir selalu menyebabkan mangkuk terlepas. Sebelum dan setelah ruang hampa terbentuk, serta sebelum tarikan, seluruh lingkar tepi mangkuk harus diraba. jika menggunakan mangkuk logam, dianjurkan bahwa ruang hampa dibuat secara bertahap dengan rneningkatkan pengisapan sebesar 0,2 kg/cm2 setiap 2 menit sarnpai tercapai tekanan negatif sebesar 0,8 kg/cm2. Dengan rnangkuk lunak, tekanan negatif dapat ditingkatkan hingga 0,8 kg/cm2 hanya dalam waktu sekitar 1 menit; 0,6 kg/cm2 merupakan tekanan optimal.

Tarikan harus intermiten dan terkoordinasi dengan upaya ekspulsif ibu. Tarikan dapat dimulai dengan menggunakan teknik dua-tangan; jari-jari satu tangan diletakkan menekan mangkuk pengisap sementara tangan yang lain menggenggam pegangan alat. Keunggulan teoritis alat ini adalah bahwa mangkuk biasanya akan terlepas sebelum timbul gaya tarikan yang dapat menyebabkan cedera janin. Pemutaran manual terhadap mangkuk sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan sefalohematoma dan laserasi. Sebagai petunjuk umum, setiap upaya tarikati seyogyanya disertai oleh kemajuan penurunan janin.

KOMPLIKASIKaput artifisial, atau chignon, sering terbentuk selama ekstraksi vakum. Komplikasi ekstraksi vakum lainnya adalah laserasi dan memar kulit kepala, hematoma subgalea, sefalohematoma, perdarahan intrakranium, ikterus neonatus, perdarahan subkonjungtiva, fraktur klavikula, distosia bahu, cedera saraf kranialis keenam dan ketujuh, palsi Erb, perdarahan retina, dan kematian janin. Cedera kulit kepala yang signifikan, hematoma, dan hiperbilirubinemia yang terjadi lebih sering pada pemakaian mangkuk logam daripada mangkuk lunak.

ANJURAN MENGENAI PELAHIRAN VAKUM1. Klafisikasi pelahiran vakum seyogianya sama seperti yang digunakan pada pelahiran forsep (termasuk siafion).2. Indikasi dan kontraindikasi yang digunakan untuk pelahiran forsep seyogianya juga diterapkan pada pelahiran yang dibantu vakum.3. Vakum jangan dipasang pada verteks yang belum cakap (yi., station di atas nol).4. Orang yang melakukan atau membantu tindakan harus berpengalaman.5. Operator harus mau menghentikan tindakan jika tidak berlangsung lancar atau jika mangkuk terlepas lebih dari tiga kali.

Page 12: Ekstraksi Vakum

PustakaObstetri Williams