edema
DESCRIPTION
kulyh UNIZARTRANSCRIPT
Definisi
Penimbunan cairan yang berlebihan di antara sel-sel tubuh atau dalam berbagai rongga tubuh
Hidrops dan dropsi adalah istilah yang dulu dipakai untuk menyatakan edem
Edema kadang diberi nama menurut lokasinya: Ascites (cavum peritonei) Hydrothorax (cavum pleura) Hydropericardium (cavum pericardium) Edema generalisata yang massif disebut
anasarca (disebut juga dropsy dan hydrops)
Distribusi Normal Cairan Tubuh Komponen terbesar dari tubuh adalah
air. Air adalah pelarut bagi semua zat
terlarut dalam tubuh baik dalam bentuk suspensi maupun larutan.
Hukum Starling
Fm = Kf (ΔP-Δπ) (Fm) Kecepatan perpindahan cairan (Kf) Permeabilitas kapiler (ΔP) Perbedaan tekanan hidrostatik
intravascular dengan ekstravaskular (Δπ) Perbedaan tekanan osmotik
Edema terjadi pada kondisi di mana terjadi:1. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler,2. Peningkatan permeabilitas kapiler3. Peningkatan tekanan osmotik interstisial4. Penurunan tekanan osmotik plasma.
Patofisiologi Edema
Ginjal mempunyai peran sentral dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh dengan kontrol volume cairan ekstraseluler melalui ekskresi natrium dan air.
VDAE didefinisikan sebagai volume darah arteri yang adekuat untuk mengisi keseluruhan kapasitas pembuluh darah arteri.
VDAE yang normal terjadi pada kondisi di mana rasio curah jantung terhadap resistensi pembuluh darah perifer seimbang
Cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena bertambahnya permeabilitas pembuluh terhadap protein disebut eksudat.
Cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena alasan-alasan lain dan bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh disebut transudat
Sindroma Nefrotik
Sindroma Nefrotik memiliki karakteristik1. Proteinuria (kehilangan protein melalui
urin kurang lebih 3,5g/hari)2. Hipoproteinemia3. Edema4. Hiperlipidemia
Edema pada Gagal JantungKongestif
Gagal jantung kongestif (Congestive Heart Failure) ditandai adanya kegagalan pompa jantung
Saat jantung mulai gagal memompa darah, darah akan terbendung pada sistem vena dan saat bersamaan volume darah pada arteri mulai berkurang
Hal ini menyebabkan VDAE berkurang yang akan mengakibatkan retensi natrium dan air
Edema pada Sirosis Hepatis
Sirosis hepatis ditandai oleh fibrosis jaringan hati yang luas dengan pembentukan nodul.
Pada sirosis hepatis, fibrosis hati yang luas yang disertai distorsi struktur parenkim hati menyebabkan peningkatan tahanan sistem porta dan diikuti dengan terbentukknya pintas portosistemik baik intra maupun ekstra hati.
Tubuh akan menafsirkan seolah-olah terjadi penurunan VDAE yang akan mengakibatkan retensi natrium dan air
Edema karena obat
Beberapa obat yang sering dipakai dalam praktek sehari-hari juga dapat menyebabkan edema Mekanisme penyebab edema karena obat di antaranya
1. Terjadinya vasokontriksi arteri renalis (OAINS, cyclosporine)
2. Dilatasi arteri sistemik (vasodilator)3. Meningkatkan reabsorbsi natrium di ginjal
(hormon steroid)4. Merusak struktur kapiler (interleukin 2).
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Edema menyebabkan pembengkakan yang
dapat mengaburkan penonjolan vena, tendon dan tulang.
Palpasi Dilakukan dengan penekanan yang cukup
kuat, dengan hati-hati dengan ibu jari sedikitnya 5 detik pada :1. Bagian dorsum setiap kaki2. Di belakang setiap maleolus medialis3. Permukaan anterior tibia
Pitting Oedema
1. Trombosis vena profunda yang baru terjadi2. Insufisiensi vena kronis akibat trombosis vena
profunda yang pernah di alami atau akibat inkompetensi katup-katup vena
3. Limfadema4. Berdiri atau duduk lama5. Dekompensasio kordis6. Sindrom Nefrotik7. Malnutrisi8. Sirosis9. Obat-obatan
Non Pitting
Limfedema yang disebabkan oleh saluran limfe yang tersumbat oleh: Tumor Fibrosis Inflamasi
Dapat juga disebabkan oleh Diseksi nodus aksilaris Terapi radiasi
Klasifikasi diuretik berdasarkan tempat kerja
Diuretik yang bekerja pada tubulus proksimalis Carbonic anhydrase inhibitor: asetazolamid
(Diamoks) Phosphodiesterase inhibitor: teofilin (diduga
diperantai cyclic adenosine monophospat
Diuretik yang bekerja pada loop of henle Sodium-potassium chloride inhibitors:
bumetanid (Bumeks), ethacrynic acid (Edecrin), furosemin (Lasix)
Diuretik yang bekerja pada tubulus kontortus distal Sodium chloride inhibitors: klortalidon
(Higroton), hidroklorotiazid (Esidriks), metolazon (Diulo)
Diuretik yang bekerja pada cortical collecting tubule Antagonis aldosteron: spironolakton (Aldakton) Sodium channel blockers: amilorid (Midamor),
triamterene (Direnium