dx sejahtera

4
77 Diagnosa keperawatan sejahtera (Enie Novieastari) DIAGNOSA KEPERAWATAN SEJAHTERA Enie Novieastari * Abstrak Pelayanan kesehatan yang berorientasi pada promosi atau peningkatan status kesehatan klien harus dikembangkan untuk menuju Indonesia Sehat 2010. Hal ini juga sejalan dengan perubahan paradigma di bidang kesehatan dari paradigma sakit kepada paradigma sehat. Salah satu upaya di bidang keperawatan adalah melalui perubahan orientasi dari pemberian asuhan keperawatan yang berorientasi kepada masalah menjadi pemberian asuhan yang berorientasi pada kemampuan dan kekuatan klien. Salah satu upaya itu ditunjukkan dengan perumusan atau penegakan diagnosa keperawatan sejahtera yang merupakan salah satu bentuk diagnosa keperawatan yang perlu dikembangkan. Penulisan diagnosa sejahtera ini dapat dilakukan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dan menuntut perubahan perilaku perawat dari yang berorientasi pada upaya penyembuhan kepada upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan klien. Kata kunci: promosi kesehatan, diagnosa keperawatan sejahtera, kekuatan klien Abstract Health care services shoud be directed to health promotion measures in order to achieve the Healthy Indonesia 2010. This is in line with the changing of our health paradigm from illness to wellness. One of the nursing action is improving the orientation of nursing care from problem-oriented nursing care to client’s strength orientation. Developing wellness nursing diagnosis is be- lieved as one of the nursing action to be improved in the future. Writing wellness diagnosis could be conduct in every health care facilities both clinical or community settings. It demanded the nurses to change their attitude in order to change their orientation to improve the client health and wellness. Key word: health promotion, wellness nursing diagnosis, client’s strength PENDAHULUAN Para praktisi keperawatan tentu telah paham cara merumuskan diagnosa keperawatan sebagai langkah kedua dari proses keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan pada saat ini masih lebih banyak terfokus pada upaya penyembuhan penyakit atau respons klien terhadap penyakit. Hal ini berdampak pada diagnosa yang ditetapkan oleh perawat umumnya berkaitan dengan masalah klien yang bersifat aktual dan risiko saja atau diagnosa keperawatan aktual dan risiko saja. Bila orientasi perawat diberikan pula kepada upaya promosi kesehatan maka masih ada lagi katagori lain dari diagnosa keperawatan yang dapat dikembangkan perawat yaitu diagnosa keperawatan sejahtera. Di kalangan akademisi, diagnosa keperawatan sejahtera masih menjadi diskusi yang hangat mengenai cara perumusan dan penggunaannya. Walaupun di area keperawatan komunitas dan keperawatan maternitas, diagnosa keperawatan sejahtera sudah mulai diperkenalkan kepada para mahasiswa. Penulis sendiri beranggapan bahwa saat ini perawat perlu mengangkat atau menetapkan diagnosa keperawatan yang berorientasi pada upaya promosi kesehatan klien di mana diagnosa keperawatan sejahtera merupakan salah satu bagiannya. Dengan demikian, perawat tidak hanya melakukan upaya-upaya untuk menangani masalah yang aktual atau yang bersifat penyembuhan saja tetapi juga melakukan upaya promosi kesehatan melalui penetapan diagnosa keperawatan sejahtera. Pembahasan tentang diagnosa keperawatan sejahtera karena diagnosa keperawatan ini masih jarang ditemukan di dalam kepustakaaan maupun dalam praktek keseharian para praktisi keperawatan. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan diuraikan sekilas tentang hal-hal yang berkaitan dengan diagnosa keperawatan sejahtera. KESEJAHTERAAN DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN Langkah pertama dalam memberikan asuhan keperawatan untuk membantu klien mencapai kesejahteraan adalah melalui pengkajian terhadap kemampuan klien melakukan perawatan diri, pengkajian jaringan dukungan sosial klien, dan pengkajian lingkungan tempat klien tinggal dan berinteraksi. Selanjutnya intervensi yang memudahkan klien mencapai tujuan diimplementasikan oleh perawat. Intervensi ini difokuskan pada peningkatan kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri, membantu klien mengembangkan sistem dukungan sosial, atau memelihara dan mengubah lingkungan untuk mempermudah upaya mencapai kesejahteraan. LEMBAR METODOLOGI

Upload: dokyungso1992

Post on 01-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

;.l,kmjnhbv

TRANSCRIPT

  • 77Diagnosa keperawatan sejahtera (Enie Novieastari)

    DIAGNOSA KEPERAWATAN SEJAHTERA

    Enie Novieastari *

    AbstrakPelayanan kesehatan yang berorientasi pada promosi atau peningkatan status kesehatan klien harus dikembangkan untuk menujuIndonesia Sehat 2010. Hal ini juga sejalan dengan perubahan paradigma di bidang kesehatan dari paradigma sakit kepada paradigmasehat. Salah satu upaya di bidang keperawatan adalah melalui perubahan orientasi dari pemberian asuhan keperawatan yang berorientasikepada masalah menjadi pemberian asuhan yang berorientasi pada kemampuan dan kekuatan klien. Salah satu upaya itu ditunjukkandengan perumusan atau penegakan diagnosa keperawatan sejahtera yang merupakan salah satu bentuk diagnosa keperawatan yangperlu dikembangkan. Penulisan diagnosa sejahtera ini dapat dilakukan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dan menuntut perubahanperilaku perawat dari yang berorientasi pada upaya penyembuhan kepada upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan klien.

    Kata kunci: promosi kesehatan, diagnosa keperawatan sejahtera, kekuatan klien

    AbstractHealth care services shoud be directed to health promotion measures in order to achieve the Healthy Indonesia 2010. This is inline with the changing of our health paradigm from illness to wellness. One of the nursing action is improving the orientation ofnursing care from problem-oriented nursing care to clients strength orientation. Developing wellness nursing diagnosis is be-lieved as one of the nursing action to be improved in the future. Writing wellness diagnosis could be conduct in every health carefacilities both clinical or community settings. It demanded the nurses to change their attitude in order to change their orientationto improve the client health and wellness.

    Key word: health promotion, wellness nursing diagnosis, clients strength

    PENDAHULUANPara praktisi keperawatan tentu telah paham cara

    merumuskan diagnosa keperawatan sebagai langkah keduadari proses keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan padasaat ini masih lebih banyak terfokus pada upaya penyembuhanpenyakit atau respons klien terhadap penyakit. Hal iniberdampak pada diagnosa yang ditetapkan oleh perawatumumnya berkaitan dengan masalah klien yang bersifat aktualdan risiko saja atau diagnosa keperawatan aktual dan risikosaja. Bila orientasi perawat diberikan pula kepada upayapromosi kesehatan maka masih ada lagi katagori lain daridiagnosa keperawatan yang dapat dikembangkan perawat yaitudiagnosa keperawatan sejahtera.

    Di kalangan akademisi, diagnosa keperawatansejahtera masih menjadi diskusi yang hangat mengenai caraperumusan dan penggunaannya. Walaupun di areakeperawatan komunitas dan keperawatan maternitas,diagnosa keperawatan sejahtera sudah mulai diperkenalkankepada para mahasiswa. Penulis sendiri beranggapanbahwa saat ini perawat perlu mengangkat atau menetapkandiagnosa keperawatan yang berorientasi pada upayapromosi kesehatan klien di mana diagnosa keperawatansejahtera merupakan salah satu bagiannya. Dengan

    demikian, perawat tidak hanya melakukan upaya-upaya untukmenangani masalah yang aktual atau yang bersifatpenyembuhan saja tetapi juga melakukan upaya promosikesehatan melalui penetapan diagnosa keperawatan sejahtera.

    Pembahasan tentang diagnosa keperawatan sejahterakarena diagnosa keperawatan ini masih jarang ditemukandi dalam kepustakaaan maupun dalam praktek keseharianpara praktisi keperawatan. Oleh karena itu, pada tulisan iniakan diuraikan sekilas tentang hal-hal yang berkaitan dengandiagnosa keperawatan sejahtera.

    KESEJAHTERAAN DAN DIAGNOSAKEPERAWATAN

    Langkah pertama dalam memberikan asuhan keperawatanuntuk membantu klien mencapai kesejahteraan adalah melaluipengkajian terhadap kemampuan klien melakukan perawatandiri, pengkajian jaringan dukungan sosial klien, dan pengkajianlingkungan tempat klien tinggal dan berinteraksi. Selanjutnyaintervensi yang memudahkan klien mencapai tujuandiimplementasikan oleh perawat. Intervensi ini difokuskan padapeningkatan kemampuan klien untuk melakukan perawatandiri, membantu klien mengembangkan sistem dukungan sosial,atau memelihara dan mengubah lingkungan untukmempermudah upaya mencapai kesejahteraan.

    LEMBAR METODOLOGI

  • 78 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 7, No. 2, September 2003; 77-80

    MERUMUSKAN DIAGNOSA KEPERAWATANSEJAHTERA

    Langkah-langkah yang dilakukan oleh seorangpraktisi keperawatan dalam merumuskan diagnosakeperawatan sejahtera tidak berbeda denganperumusan diagnosa yang berorientasi pada masalah(diagnosa aktual dan risiko) yang harus dimulaidengan tahap pengkajian yang meliputi pengumpulandata, analisis data, dan pengelompokkan data.

    Prosedur pengumpulan data untuk mendukungpenegakan diagnosa keperawatan sejahtera samaseperti prosedur untuk mendukung diagnosa aktualdan risiko. Pengkajian kekuatan klien dilakukanmelalui wawancara dengan klien, diskusi dengananggota keluarga, atau meninjau catatan klienmemberi data yang dapat dianalisis oleh perawatmengenai pola perilaku yang berhubungan dengankesehatan klien, atau mengelompokkankarakteristik kesehatannya (Potter & Perry, 1997,& Stolte, 2004).

    Kekuatan klien yang telah teridentifikasiselanjutnya tidak secara otomatis menjadi suaturespons yang dimasukkan ke dalam suatu diagnosakeperawatan. Perawat dalam merumuskan diagnosakeperawatan sejahtera perlu melalui penggabunganperilaku klien yang terlihat di dalam situasi klinisdengan pengetahuan teoritisnya tentangkesejahteraan, kesehatan, peristiwa transisi, sertapertumbuhan dan perkembangan yang normal(Stolte, 2004).

    Pada saat pengkajian, perawat perlumemperhatikan dan mempertimbangkan proseskesehatan apa yang sedang berlangsung pada diri klien.Karena dengan memperhatikan perilaku klien dalammenyelesaikan suatu proses akan mempermudahperumusan diagnosa keperawatan. Apabila suatuproses terjadi, klien harus dapat menyelesaikansejumlah tahapan sebelum mencapai sasaran. Denganmengidentifikasi perilaku dan langkah yang dilakukanoleh klien, perawat dapat menilai kemajuan dalammenyelesaikan proses dan menggunakan informasitersebut untuk merumuskan diagnosa keperawatan.

    Stolte (2004) telah merumuskan sejumlah prosesyang dapat digunakan dalam diagnosa keperawatansejahtera. Proses tersebut mencakup perolehan informasibaru, penyembuhan luka, pembelajaran keterampilanbaru, peningkatan status fungsional fisik, penyapihan dari

    Diagnosa keperawatan sejahtera dapatdigunakan di beragam tatanan perawatan baik rawatjalan maupun rawat inap. Diagnosa keperawatansejahtera ini dapat pula diimplementasikan dalamlingkungan perawatan akut di mana klienmenunjukkan beragam perilaku yang berhubungandengan penyakitnya dan hal lain yang berhubungandengan kesehatannya. Selain itu, pusat-pusatkesehatan yang memfokuskan pelayanannya padaupaya promosi kesehatan seperti Puskesmas jugamerupakan tatanan yang ideal untuk pengembangandiagnosa keperawatan sejahtera.

    DEFINISI DIAGNOSA KEPERAWATANSEJAHTERA

    Diagnosa keperawatan sejahtera telahdidefinisikan dalam berbagai pustaka. NANDA (1994)mendefinisikan diagnosa keperawatan sejahterasebagai suatu diagnosa yang menjelaskan responsmanusia terhadap tingkat kesejahteraan individu,keluarga, atau komunitas yang memiliki potensi untukmeningkat pada kondisi yang lebih tinggi. SedangkanCarpenito (1995) menyatakan bahwa diagnosakesejahteraan adalah satu bagian pernyataan yanghanya meliputi satu label di mana klien menginginkantingkat fungsi yang lebih tinggi. Pada dasarnya menurutStolte, Carpenito mengusulkan bahwa diagnosakesejahteraan hanya digunakan pada kasus yangberfokus pada perbaikan fungsi dan tujuannya adalahkemajuan dari satu tingkat kesejahteraan ke tingkatkesejahteraan yang lebih tinggi

    Stolte sendiri mengacu diagnosa keperawatansejahtera sebagai suatu kesimpulan dari pengkajiandata yang berfokus pada pola kesejahteraan,respons kesehatan, atau kekuatan klien yang olehperawat diintegrasikan dengan pengetahuandasarnya untuk dapat dibuat kesimpulan klinis yangmenghasilkan diagnosa keperawatan (Stolte, 2004).

    Stolte juga mengusulkan suatu pendekatanproses pada diagnosa kesejahteraan yang berfokuspada perolehan tingkah laku sehat yang progresifatau pencapaian tugas perkembangan. Pendekatanuntuk diagnosa keperawatan ini mencakup situasidi mana perawat membantu klien menyelesaikantransisi perkembangan, mencapai tingkatkesejahteraan yang lebih tinggi, atau mencapaikondisi sejahtera. (Stolte, 2004, hlm.9)

  • 79Diagnosa keperawatan sejahtera (Enie Novieastari)

    ventilator, perolehan peran baru, pencapaian tugasperkembangan (pendewasaan), perkembangankekuatan baru.

    Langkah berurutan yang terlibat dalam penyembuhanfisiologis, membuat perubahan dalam kehidupan seseorang,beradaptasi dengan penyakit, dan mempelajari informasibaru akan membantu perawat mengidentifikasi kemajuanyang harus dilakukan klien untuk mencapai tujuannya. Padatabel 1 berikut ini dapat dilihat contoh langkah proses daribeberapa proses yang berhubungan dengan kesehatan.

    Secara umum dalam pernyataan diagnosakeperawatan dapat dibedakan atas dua bagian yaitu bagianrespons klien dan kondisi yang mempengaruhinya. Ataudalam istilah Carpenito (1995), adanya pernyataan Puntuk Problem dan E untuk Etiologi. Dalam formatNANDA, dapat dinyatakan bahwa respons dapatdianggap serupa dengan label diagnostik dan kondisiserupa dengan etiologi atau faktor yang berhubungan.

    Pernyataan diagnosa keperawatan sejahtera dapatberupa pernyataan diagnosa satu bagian saja atau diagnosadua bagian. Kesulitan saat menulis diagnosa keperawatansejahtera adalah dalam mengidentifikasi kondisi tertentuyang mempengaruhi respons klien terutama bila kekuatantelah ada sebelumnya. Apabila kondisi tidak dapatdiidentifikasi, maka diagnosa satu bagian dapat

    digunakan, yaitu yang hanya terdiri atas bagian responsklien (Stolte, 2004). Di dalam bukunya Stolte hanyamenampilkan diagnosa keperawatan dengan satu bagiansaja (respons klien) karena kondisi spesifik klien yangtimbul dari kondisi klien yang nyata tidak diidentifikasi.

    Apabila perawat dapat mengidentifikasi kondisikhusus yang mempengaruhi respons klien, makadapat dituliskan diagnosa dua bagian yang terdiri darirespons klien dan kondisi yang mempengaruhinya.Rumusan diagnosa keperawatan dua bagian ini sangatbaik bagi asuhan keperawatan karena akanmemberikan arah bagi asuhan keperawatan yangdiberikan kepada klien. Jika diagnosa dua bagiandigunakan, maka sasaran jangka pendek berhubungandengan kondisi dan sasaran jangka panjangberhubungan dengan respons. Secara lebih rinci dapatdilihat pada bagan 1 berikut ini (Stolte, 2004).

    Kondisi dalam diagnosa keperawatan sejahtera, padaumumnya adalah keadaan yang memperkuat, memperluas,atau mempertahankan respons klien. Usaha perawatdiarahkan pada upaya mendukung atau meningkatkankondisi yang mempengaruhi dan selanjutnya akanmemperkuat respons klien. Perawat akan memutuskankondisi mana yang akan menjadi fokus perawatan danmemberi arah bagi penetapan sasaran jangka pendek dariasuhan keperawatan yang diberikan. Sebagai contoh Stoltemenuliskan, bila respons klien adalah memulai kedekatanmaternal (yang ditunjukkan dengan memanggil bayi dengannamanya dan mengendong bayi pada posisi berhadapan),

    Bagan 1 Hubungan antara Pengkajian, Diagnosa Keperawatan

    Sejahtera dan Sasaran

    Data yangdiobservasi

    ResponSehat

    berhubungandengan

    Kondisi yangmempengaruhi

    PengetahuanperawatTentangproses yangBerhubungandengankesehatan

    SasaranJangkaPanjang

    SasaranJangkaPendek

    +

    Pengkajian Diagnosa Sejahtera

    Tabel 1Contoh Langkah Proses yang Berhubungan dengan

    Kesehatan

    Sumber: Stolte (2004).

    Proses Langkah ProsesMemperolehPengetahuanBaru

    Mengulang kembali, mengidentifikasi,memperoleh informasi menyatakankembali, memerintahkan kembali,membuat dengan kata-kata sendiriMenggunakan informasi

    BelajarKeterampilanBaru

    Observasi praktik denganpengawasan Kompeten dalamketerampilan Mahir dalamketerampilan

    MemperolehPeran Baru

    Mengamati perilaku Peran meniruperilaku Menerima atau menolakperilaku untuk kehidupannya sendiriMenggabungkan perilaku ke dalamgaya hidup

  • 80 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 7, No. 2, September 2003; 77-80

    perawat dapat menentukan bahwa memulai menyusui bayi,kontak awal dengan bayi, atau permainan sistematik denganjanin telah memperkuat respons ini. Dari ketiga kondisi ini,satu yang paling dapat dipengaruhi oleh perawat adalahmenyusui bayi. Oleh karena itu, kondisi ini akan menjadi bagiandari diagnosa keperawatan: memulai kedekatan maternal yangberhubungan dengan permulaan menyusui bayi. Contoh-contoh lainnya dari diagnosa keperawatan sejahtera di berbagaitatanan dan sepanjang daur kehidupan klien dapat dilihat padabuku Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Stolte, 2004).

    HAMBATAN DALAM MENULIS DIAGNOSAKESEJAHTERAAN

    Pada saat ini, perawat telah terbiasa denganmengidentifikasi masalah dan menggunakan diagnosa yangberorientasi pada masalah. Kondisi tersebut menyebabkansulitnya mengubah perilaku perawat untuk tidak hanyamengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh klien tetapijuga mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang dimiliki olehklien untuk dapat mengembangkan diagnosa keperawatansejahtera. Tidak jarang pula perawat cenderung hanyamencari-cari masalah klien dan melupakan kekuatan klien.Perawat seringpula berargumen bahwa masalah klien yangaktual masih banyak yang harus ditangani sehingga belumada prioritas untuk mengembangkan diagnosa kesejahteraan.Kondisi tersebut tentulah menjadi hambatan bagi penulisandiagnosa keperawatan sejahtera yang mungkin dapatdikembangkan di berbagai tatanan pelayanan keperawatan.

    Pada tabel 2 berikut ini, Stolte (2004) secara singkatmenawarkan solusi bagi para praktisi yang mengalamikesulitan dalam menulis diagnosa keperawatan sejahtera.

    Tabel 2 Solusi yang ditawarkan untuk kesulitan dalam

    penulisan diagnosa kesejahteraan

    PENUTUPPerawat dituntut untuk melakukan perubahan

    yang bersifat perilaku agar dapat merumuskandiagnosa keperawatan sejahtera karena penggunaandiagnosa yang berorientasi pada masalah telah lebihdikenal dan dianut oleh para praktisi keperawatandibandingkan dengan pemilihan diagnosakeperawatan sejahtera yang membutuhkanpengidentifikasian kekuatan klien sebagai salahsatu langkah perumusannya.

    Upaya yang lebih konkrit dapat dilakukanuntuk mengembangkan diagnosa keperawatansejahtera ini melalui praktik langsung di tatananpelayanan keperawatan yang memfokuskanpelayanannya pada upaya promosi kesehatan klienseperti Puskesmas atau Posyandu, sehingga daftardiagnosa keperawatan sejahtera dapatdikembangkan atau divalidasi pada kondisi aktualdi negara kita. Menurut penulis, Buku DiagnosaKeperawatan Sejahtera karangan Stolte (2004)sangatlah layak untuk dijadikan pegangan bagi parapraktisi keperawatan untuk mengembangkandiagnosa keperawatan sejahtera ini (HH).

    Sumber: Stolte (2004)

    Kesulitan Solusi yang ditawarkan Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi respons sehat

    Orientasi sehat bukan orientasi masalah/peruabahn dalam nilai-nilai perawat

    Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi kondisi yang mempengaruhi

    Pengkajian klien dan lingkungan komprehensif

    Kebingungan antara respons sehat dan sasaran

    Pendekatan proses pada diagnosa keperawatan kesejahteraan

    Diagnosa keperawatan sirkular (respons dan kondisi serupa)

    Pengetahuan tentang proses yang berhubungan dengan kesehatan

    * Enie Novieastari: Staf Pengajar DasarKeperawatan dan Keperawatan Dasar FIK-UI

    KEPUSTAKAANCarpenito, L.J. (1995). Nursing diagnosis: Application to

    clinical practice. Philadelphia: Lippincott.NANDA (1994). Nursing diagnosis: Definition & Classification

    1995-1996.Potter, P.A. & Perry, A.G. (1997). Fundamentals of nursing:

    Concepts, process, & practice. St. Louis: Mosby-YearBook Inc.

    Stole, K.M. (2004). Diagnosa Keperawatan Sejahtera(E. Noviestari, Terj.). Jakarta: EGC (tulisan aslidipublikasikan tahun 1996).