dx holistik - siti (autosaved)

Upload: rujitratanayanamaskara

Post on 05-Mar-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Penyakit Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan pada Infeksi Penyakit Akut pada Anak Dalam Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Senen Periode 12 Oktober 2015 14 November 2015, ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kedokteran Keluarga pada Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Oktober 2015 Pembimbing

DR. Kholis Ernawati, S.Si., M.KesKATA PENGANTAR

BismillahirrhmanirrahimAssalamualaikum Wr.WbPuji dan syukur Saya panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan menggunakan penerapan pendekatan Ilmu Kedokteran Keluarga dengan judul Penyakit Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Pada Infeksi penyakit Akut Pada Anak Dalam Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Senen Periode 12 Oktober 2015 14 November 2015 dapat diselesaikan.

Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan pendekatan Kedokteran Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 12 Oktober 2015 14 November 2015. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. DR. Kholis Ernawati, S.Si., M.Kes sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.2. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Dekan sekaligus pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.3. Prof. Dr. Hj. Qomariyah RS, MS, PKK, AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.4. dr. Yusnita, MKes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

5. Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku Sekretaris Kepaniteraan Kedokteran Keluarga dan staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

6. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.7. Dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

8. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, Dr. Fathul Jannah, M. Si, dan Rifqatussa`adah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.9. Seluruh Petugas Kesehatan dan Staff Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Yang sudah memberikan kami bimbingan dan banyak pengalaman selama kami berada di Puskesmas Kecamatan Senen.Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Amin10. Teman- teman sejawat yang ikut serta dalam kepaniteraan ilmu kesehatan masyarakat periode 12 Oktober 2015 14 November 2015.

Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.Jakarta, September 2015 PenyusunBERKAS PASIENA. Identitas Pasien

Nama:An. MartinJenis kelamin: Laki-lakiUmur: 29 bulan (2 tahun 5 bulan)

Status:Belum Menikah

Alamat: Jalan Kramat IV No. 19 RT 10 RW 12Pekerjaan

: Belum BekerjaPendidikan

: -Agama: KatolikSuku: JawaTempat berobat:Puskesmas Kec. SenenTanggal berobat: Rabu, 21 Oktober 2015B. Anamnesa

1. Keluhan Utama :

Buang air besar cair 2 hari yang lalu2. Keluhan Tambahan:

Muntah-muntah3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang bersama ibunya datang ke Poli MTBS Puskesmas Kecamatan Senen dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari lalu. BAB cair yang diderita pasien memiliki karakteristik ampas sedikit, berbau tajam, berwarna kekuningan, dan tanpa disertai darah maupun lendir. BAB cair terjadi sebanyak kurang lebih 7-9 kali pada hari pertama dan 5x pada hari kedua. BAB cair disertai muntah pada hari pertama sebanyak 2x. Muntah berisi makanan dan minuman yang dimakan dan tanpa disertai darah maupun lendir. Demam disangkal oleh ibu pasien. Menurut pengakuan ibu pasien, semenjak sakit pasien pun menjadi sangat rewel dan hanya mau digendong, padahal pasien biasanya merupakan anak yang aktif dan gemar bermain-main dengan mainan dan anak-anak BATITA seusianya. Pasien pun tidak mau makan, namun hanya ingin minum susu dan air sebanyak-banyaknya saja. Ibu pasien mengatakan bahwa ia telah membawa anaknya ke Bidan di dekat rumahnya satu hari lalu dan diberikan antibiotik, antidiare dan penurun panas, namun tidak ada perubahan. Hal inilah yang membuat ibu pasien segera membawa pasien ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan lebih baik.

Sejak usia dibawah satu tahun, pasien memang pernah beberapa kali mengalami gejala serupa. Menurut ibu pasien, hal tersebut dikarenakan pasien memiliki kebiasaan menghisap jari, memasukan benda-benda kecil ke dalam mulut termasuk benda-benda kotor yang berserakan di lantai. Pasien pun gemar membeli jajanan di luar rumah seperti cilok, gorengan dan kue-kue di warung. Dan ibu pasien juga mengira, mungkin saja anaknya sakit karena tertular teman mainnya yang juga sedang sakit yang mirip dengan pasien. Ibu pasien khawatir kondisi anaknya tidak membaik, terutama saat ibu pasin melihat pasien tampak tidak aktif seperti biasa, terus-menerus rewel. Ibu pasien berharap anaknya dapat kembali sehat seperti sedia kala dan aktif bermain dengan teman-temannya.4. Riwayat Penyakit Dahulu :

a. Riwayat kejang demam disangkal Ibu pasienb. Riwayat penyakit jantung bawaan disangkal ibu pasienc. Riwayat alergi obat disangkal ibu pasien5. Riwayat Penyakit Keluarga :a. Anggota keluarga pasien pernah ada mengalami penyakit dengan keluhan serupa, namun tidak sesering pasien.6. Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien adalah seorang anak yang tingal di lingkungan padat penduduk, yaitu Jalan Kramat IV no. 19. Pasien tinggal berama kedua orangtuanya di sebuah rumah kontrakan ang bersebelahan dengan rumah orangtua dari ibu pasien. Keluarga pasien bia dikatakan berada pada status ekonomi menengah. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, ibu pasien menerima uang sebesar 4.500.000 5000.000 dari suami yang bekerja sebagai guru SD dan guru les privatPendapatan tersebut dirasakan cukup untuk memenehi kebutuhan rumah tangga sehari hari rumah setiap bulannya, namun kadang tidak mencukupi bila ada kebutuhan di luar perkiraan. Ibu pasien adalah Ibu Rumah Tangga yang sehari-hari mengurus suami dan anaknya.Sedangkan untuk biaya pengobatan, pasien dan keluarganya berobat dengan biaya mandiri, atau tanpa jaminan asuransi kesehatan apapun. Sehingga, bila ada anggota keluarga yang menderita sakit, hal tersebut cukup memberatkan karena akan ada anggaran rumah tangga yang harus dkeluarkan untuk berobat. 7. Riwayat Kebiasaan :

Pasien memiliki pola makan yang teratur, dalam sehari pasien makan sebanyak 3 kali dan dihabiskan

Biasanya pasien mengkonsumsi makanan sehari hari berupa nasi putih, tahu dan telur dan sedikit sayur. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien adalah tergolong anak yang pemilih dalam makanan. Pasien lebih suka telur, daging ayam dan daging. Tidak ada sayuran yang pasien suka kecuali labu siam. Buah-buahan yang disukai pasien pun hanya pepaya. Pasien pun suka jajan di warung untuk membeli snack, biskuit, permen dan cilok.

Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengkonsumsi minum-minuman beralkohol, namun ayahnya perokok. Saat masih bayi, pasien tidak diberikan ASI oleh ibunya dengan alasan ASI tidak keluar. Sedari lahir, pasien hanya diberikan susu formula, saat berusia 6 bulan sampai 1 tahun pasien diberikan bubur bayi instan dan terkadang ibu membuat bubur bayi sendiri. Di atas 1 tahun pasien mulai makan makanan yang dimakan ayah dan ibu.

Pasien adalah seorang anak yang aktif dan suka sekali bermain dengan batita/balita yang ada di sekitar rumahnya. Pasien pun sangat senang menjelajahi seisi rumah dan mengacak-ngacak barang. Pasien masih memiliki kebiasaan memasukan barang-barang kecil yang bukan makanan ke dalam mulutnya, termasuk benda-benda yang kotor. Kebiasaan membersihkan tangan sebelum makan dengan tangan sangat jarang. C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum: Sakit ringan-sedangKesadaran

: Compos Mentis

2. Vital Sign

a. Tekanan darah: (tidak diukur)b. Nadi: kali/menit

c. Respirasi: (tidak diukur, anak terus menangis)d. Suhu: 37,7 oC3. Status Generalis:

Kepala

Bentuk: Normocephal Rambut: Hitam, tidak mudah dicabut

Mata: Mata cekung, Konjungtiva anemis (-/-), sklera Iktrerik (-/-), pupil isokor (+/+), refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+).

Telinga: Bentuk normal (+/+), membran timpani intak

Hidung: Bentuk normal, septum nasi di tengah (+/+) Pemeriksaan Sinus: Sinus maksilaris : nyeri tekan (-/-), Sinus Etmoidalis: nyeri tekan (-/-), Sinus Frontalis: nyeri tekan (-/-) Tenggorokkan: Tonsil T1 T1, Faring tidak hiperemis Bibir - mulut: Bibir kering, tidak sianosis, lidah kotor, karies gigi (-), karang gigi (-)

Leher

Pembesaran KGB (-/-) Pembesaran tiroid (-)

Thoraks

Cor Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistraPerkusi: Batas atas

: ICS III linea sternalis dextra Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra

Batas kiri : ICS IV linea linea mid clavicula dan

Linea axilaris anterior sinistra

Batas paru hati : ICS IV linea midclavikula dextra

Auskultasi : BJ I-II, murni, regular cepat; gallop (-), murmur (-) Pulmo AnteriorPosterior

InspeksiDinding dada simetris

Retraksi -/-

Tertinggal gerak -/-Dinding dada simetris

Retraksi -/-

Tertinggal gerak -/-

Palpasi Fremitus D=S

Tertinggal gerak -/-Fremitus D=S

Tertinggal gerak -/-

PerkusiSonor di seluruh lapang paruSonor di seluruh lapang paru

AuskultasiSuara napas dasar vesikuler +/+

Rhonki -/-

Wheezing -/-Suara napas dasar vesikuler +/+

Rhonki -/-

Wheezing -/-

Abdomen Inspeksi

: Perut datar simetris

Palpasi

: Nyeri tekan epigastrium (-)

Hepar dan lien tidak teraba Turgor kulit perut sedikit melambat. Perkusi

: Timpani pada seluruh lapang abdomen

Auskultasi : Bising usus (+) kesan meningkatEkstremitas

Superior

: Akral hangat Clubbing finger (-/-)

Edema (-/-)

Sianosis (-/-) Inferior

: Akral hangat

Clubbing finger (-/-)

Edema (-/-)

Sianosis (-/-)D. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukukanBERKAS KELUARGAA. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga: Tn. B (Ayah pasien)b. Identitas Pasangan: Ny. M (Ibu pasien)c. Struktur Komposisi Keluarga: The Nuclear FamilyTabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumahNoNamaKedudukan dalam keluargaGenderUmurPendidikanPekerjaanKeterangan

Tambahan

(termasuk peran)

1Tn. BKepala Rumah TanggaLaki-laki26 tahunS1Guru SDPencari nafkah utama

Pelindung keluarga

Pemberi rasa aman dan nyaman

2Ny. MIsteriPerempuan20 tahunSMAIbu rumah tangga Pengasuh

Anak, pengurus rumah tangga, Juru masak

3An. MAnak KandungLaki-laki29 bulan--Anak, Pasien

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah: sendiriDaerah perumahan: Padat Penduduk

Karakteristik Rumah dan LingkunganKesimpulan

Luas rumah: 5x4 m2An. M tinggaldi rumah kontrakan yang dibayar pertahun bersama kedua orangtuanya. Rumah terdiri dari 1 kamar, 1 ruangan tamu yang bersatu dengan ruang keluarga, 1 dapur dan 1 kamar mandi. Total penghuni dalam 1 rumah sebanyak 3 orang. Ventilasi udara dan pencahayaan baik, terdapat 2 buah jendela di bagian depan rumah dan 1 buah di kamar yang selalu dibuka setiap pagi. Terdapat kamar mandi dan tempat pembuangan sampah. Air bersih tersedia.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 3 orang

Luas halaman rumah: Tidak ada halaman rumah

Rumah satu lantai

Lantai rumah terbuat dari: keramik

Dinding rumah terbuat dari: tembok

Jamban keluarga: ada

Tempat bermain: ada

Penerangan listrik: 1000 watt

Ketersediaan air bersih: ada

Tempat pembuangan sampah: ada

b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga

(kendaraan, elektronik, peralatan RT) 1 buah motor bebek 1 buah sepeda 3 buah handphone 1 buah laptop 1 buah TV 1 buah radio 1 buah DVD 1 buah kulkas 1 buah penanak nasi 1 buah dispenserc. Denah Rumah (gambar)

Gambar 1. Denah Rumah tempat tinggal pasien

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Perilaku terhadap sakit dan penyakit: Bila pasien sakit, akan segera diobati. b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan: Bila pasien sakit, ibu pasien segera membawa pasien ke bida dekat rumah. Bila tidak membaik, baru dibawa ke Puskesmas atau dokter praktek pribadi. Namun belum memiliki asuransi kesehatan.

c. Perilaku terhadap makanan: Pasien makan-makanan yang cukup setiap harinya. Namun memiliki kebiasaan jajan juga di luar rumahd. Perilaku terhadap lingkunganLingkungan di dalam rumah cukup bersih namun memiliki got yang kotor dan terlihat mampat. 4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

FaktorKeteranganKesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatanPasien datang ke puskesmas dengan kendaraan pribadi (motor)Pasien dan keluarga biasa berobat Puskesmas Kec. Senen. Jarak yang ditempuh sekitar 1 km dari tempat tinggal dengan motor. Tarif pelayanan dirasa cukup murah jika dibandingkan berobat di tempat praktek pribadi dokter di dekat rumahnya atau berobat ke Rumah Sakit. Keluarga pasien merasa cukup puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas Kec. Senen.

Tarif pelayanan kesehatanRelatif murah

Kualitas pelayanan kesehatanCukup memuaskan

4. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan Makan :

Kaluarga pasien memiliki pola makan yang cukup teratur yaitu 3 kali sehari dan selalu dihabiskan, meski begitu pasien kerap memilih-milih makanan, lebih suka jajan dan minum susu formula. Ibu pasien mengaku, selain memasak sendiri ia juga sering membeli lauk di Warteg bila tidak sempat memasak. Menu makanan keluarga pasien sehari-hari berupa nasi putih, tempe, tahu, ayam dan sayur sayuran dan ditambah dengan susu. b. Status Gizi dan Kebutuhan Energi Pasien :

Tinggi Badan

: 89 cm

Berat Badan

: 13 Kg

Penghitungan Kebutuhan Asupan Gizi :

BB Ideal

: (2 x n (tahun)) + 8 = (2 x 2) + 8 = 12 Kg BB menurut TB = BB/PB: -2 SD - +2 SD (normal)Grafik 1. Berat Badan menurut Tinggi Badan anak LAKI-LAKI usia 2-5 tahun (WHO, 2013)

Kesan : Berat Badan menurut Tinggi badan Pasien An. M berdasarkan Grafik di atas adalah Normal.Tabel 4. Interpretasi kurva pertumbuhan WHO berdasarkan status gizi

Keterangan :

1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata

2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh dari garis median menggambarkan masalah pertumbuhan.

3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2.

4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.

5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO dapat menggunakan tabel berikut ini.

Catatan :

1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal. Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.

2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik jika diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang / tinggi atau IMT terhadap umur.

3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.

4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi lebih.

5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva, 1997).

Kebutuhan kalori pasien seharusnya :

Kebutuhan kalori pasien = 100 kalori/Kg BB Berat badan ideal pasien = 12 kg Keb.Kalori basal

= 100 kal x 10 kg = 1.000 kkal= 20 x 12 Kg = 240 kkal

= 1240 kkal Protein 10% total kalori= (10 % x 1.240 kkal) : 4 = 31 gr Lemak 20% total kalori = (20% x 1.240 kkal) : 9 = 27,5 gr Karbohidrat 70% total kalori = (70% x 1.240 kkal) :4 = 217 grc. Penerapan Pola Gizi Seimbang :Dalam keluarga An. H ini sudah memenuhi 13 Pesan Dasar Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) dengan benar. Hal tersebut dikarenakan keluarga pasien telah mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, kecukupan energi sehari hari yang kadang berlebihan.Tabel 5.Food RecallHariWaktuMenuJumlah Kalori

Minggu18 Oktober 2015Pagi

Siang

Malam1 botol susu, 1/4 porsi bubur ayam.

1/4 porsi nasi, 1/2 potong ayam, 1/4 mangkuk sayur, 1 bakwan, 3 gelas air putih.

1 potong tempe,1 potong tahu, 1 porsi nasi goringKarbohidrat : 270,97 g

Protein : 39,6 gr

Lemak : 34,7 gr

Kalori total

=1083,88+158,4+312,3 = 1554,58 kkal

Senin19 Oktober 2015Pagi

Siang

Malam porsi bubur Ayam, 1 gelas air putih

Nasi putih 1/4 porsi, Pecel Ayam 1/2 potong, 1 gelas air putih, 1/2 porsi sayurNasi putih 1/2 porsi, telur mata sapi, 1 gelas air putihKarbohidrat :275,37 gr

Protein :39,28 gr

Lemak :35,44 gr

Total :705,09 kkal

Kalori total

= 1101,48+157,12+318,96

= 1577,56 kkal

Selasa20 Agustus 2015Pagi

Siang

Malam1/4 piring nasi putih + 1 buah telur

1 piring mie instan1/4 piring nasi putih + 1/2 potong ayam + 1/2 porsi sayurKarbohidrat 276,9 g

Protein 38.4 g

Lemak 35,5 g

Kalori total

=1107,6+153,6+319,5

=1580,7kkal

Rata rata total kalori = (1554,58 + 1577,56+ 1580,7) kkal : 3 = 1570,94 kkal Kesan : Berdasarkan kebutuhan total kalori perhari, kalori pasien saat ini lebih dari cukup5. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga

Keluarga pasien sudah memiliki kesadaran penuh untuk berobat ke pelayanan kesehatan.

Keluarga pasien sangat mendukung pasien untuk segera cepat sembuh. Hal tersebut di tunjukkan dengan cara Ibu pasien mmebawa pasien untuk berobat ke puskesmas secara teratur dan menjaga gizi seimbang pasien.b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga

Ayah pasien memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta, sedangkan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga yang sibuk dengan pekerjaan rumah. Keduanya memiliki kesibukan yang hampir serupa sehingga waktu untuk anaknya tidak terlalu banyak. Anggota keluarga pasien belum memiliki asuransi kesehatan. Hal ini dapat memperberat pengeluaran anggaran rumah tangga, terutama bila sakit yang diderita cukup berat. Dengan latar belakang pendidikan orang tua pasien yang berbeda, terkadang timbul perbedaan pendapat dan keyakinan akan kebenaran yang berlebihan terhadap diri sendiri. Tempat tinggal mereka berada di lingkungan padat penduduk terkadang menimbulkan ketidaknyamanan karena merupakan tempat yang saling berdempet antara satu rumah dengan rumah yang lain.B. Genogram

1. Bentuk Keluarga:

Bentuk Keluarga pasien ini adalah The Nuclear Family. Dimana dalam satu rumah hanya terdapat suami isteri atau ayah dan ibu serta anak.2. Tahapan Siklus Keluarga

Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap keluarga kedua yaitu keluarga sedang mengasuh anak dimana anak tertua dalam keluarga tersebut adalah balita berusia 29 bulan.

Masalah yang sering muncul pada tahap ini adalah :

Suami merasa diabaikan, karena waktu istri lebih banyak digunakan untuk mengurus dan memperhatikan anak.

Terdapat peningkatan perselisihan argumen antara suami dan istri.

Interupsi dalam jawal yang kontinu (lelah sepanjang waktu).

Kehidupan sosial dan seksual yang terganggu dan menurun. Terabaikannya kebersihan dan kebiasaan anak di luar rumah.Tugas-tugas pasangan suami-istri pada tahap ini antara lain:

Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.

Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.

Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

Memperluas hubungan persahabatan dengan keluarga besar dengan pertambahan peran-peran orangtua kakek dan nenek.3. Family Map(gambar)

Gambar 3. Genogram

4. Dinamika keluarga:

Anggota keluarga terbiasa saling membantu satu sama lain. Jika ada masalah, pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah sehingga setiap anggota keluarga bisa menyampaikan pendapatnya secara bebas. Tn. B sebagai suami senantiasa menenangkan, memberikan kasih sayang dan membantu memberikan solusi jika ada salah satu anggota keluarga yang mempunyai masalah.Keluarga Ny. M biasa berkumpul setiap hari saat sarapan sebelum beraktivitas dan saat sore hari setelah pulang dari aktivitas di pagi atau siang hari. Keluarga Ny. M biasa berkumpul saat akhir pekan jika masing-masing tidak mempunyai aktivitas. Dalam pembagian keuangan tidak ada masalah karena Ny. M sebagai pengatur keuangan keluarga dapat membagi keuangan sesuai kebutuhan.5. Fungsi keluarga:1) Biologis:

Untuk meneruskan keturunan : Keluarga An. M termasuk ke dalam kategori keluarga yang dapat meneruskan keturunan dengan baik, dimana Tn. B dan Ny. M adalah kedua orang tua yang masih dalam usia produktif dalam memiliki keturunan Keluarga Tn. B dapat memilihara dan membesarkan anak dengan baik serta bersama sama dengan istri merawat dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Merawat dan membesarkan anak dan anggota keluarga merupakan tanggung jawab kedua orang tua pasien.

2) Psikologis:

Memberikan identitas, rasa aman dan nyaman terhadap anggota keluarga sudah berjalan sebagaimana mestinya. Perhatian terhadap seluruh anggota keluarga berjalan baik pada keluarga Tn. B. Walaupun terkadang terdapat adanya perbedaan pendapat antara kedua orang tua, namun, pada keluarga pasien An. H perhatian keluarga diberikan terhadap keadaan sakit anaknya tersebut.

Pembinaan terhadap kepribadian anggota keluarga diajarkan oleh orang tua dalam keluarga Tn. B.

Memberikan identitas keluarga berjalan dengan sebagaimana fungsi psikologis. Melakukan hubungan dengan keluarga lain atau masyarakat sudah berjalan dengan baik karena pasien dan suami pasien sering ikut serta dalam kegiatan kegiatan yang diadakan di lingkungan sekitar tempat pasien tinggal.3) Sosial Budaya:

Menerapkan nilai nilai dan norma sosial budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal pasien sudah dilakukan dengan cukup baik. Sosialisasi juga sudah dilakukan oleh keluarga Tn. B dengan cara sering bertemu, berbicara dan turut serta dalam berbagai kegiatan yang ada.4) Ekonomi:

Pencari nafkah utama dalam keluarga ini adalah Tn. B, untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dalam keluarganya. Pengaturan keuangan dalam keluarga dilakukan oleh Ny. M dengan baik agar dapat cukup untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga.

5) Pendidikan:

Tn. B dan Ny. M bersama sama mendidik anak sesuai dengan usia tumbuh kembang anak. Memenuhi peranan sebagai anggota keluarga yang dewasa sudah diterapkan oleh Tn. B dan Ny. M sebagai orangtua bagi anaknya.C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga

Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu :1. Masalah dalam fungsi biologis: saat ini pasien memiliki gizi seimbang sesuai dengan umur dan tinggi badannya. Namun, pasien masih kurang dalam mendapatkan asupan buah dan sayur untuk anak seusianya.2. Masalah dalam fungsi psikologis: Ibu pasien mengetahui bahwa pasien terkena diare. Beberapa hari sebelumnya pasien masih terlihat sehat dan ceria layaknya anak yang suka bermain dengan teman-temannya, namun setelah pasien sakit, kondisi pasien menjadi lebih rewel dan tidak seaktif biasanya. 3. Masalah perilaku kesehatan: Ibu pasien mengetahui bahwa pola makan pasien kurang sehat, karena pasien suka jajan-jajanan sembarangan di sekitar rumahnya. Ibu pasien pun tidak memiliki kebiasaan mencucikan tangan anaknya bila anaknya ingin makan dengan tangan. Dan ibunya yang terkadang menyuapi pasienpun jarang menggunakan sabut saat mencuci tangan. D. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi pasien terhadap penyakit)

Alasan kedatangan : Ibu pasien datang berobat ke poliklinik MTBS Puskesmas Senen dengan keluhan BAB cair sebanyak lebih dari 5 kali pada anaknya sejak 2 hari yang lalu, keluhan disertai muntah dan demam. Harapan Ibu pasien datang dengan harapan bahwa dengan penyakit yang dialami pada pasien saat inidapat segera sembuh dan pasien kembali ceria seperti biasanya. Kekhawatiran Ibu pasien khawatir bila pasien tidak segera periksa ke dokter kondisi pasien akan semakin memburuk dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Persepsi Ibu pasien terhadap penyakit

Menurut ibu pasien, penyakit pasien ini merupakan akibat dari kebiasaan pasien jajan sembarang di sekitar rumah, sering memasukan barang-barang ke mulut dan tidak ada kebiasaan mencuci tangan denga sabun sebelum makan. 2. Aspek Klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

(klinis dan gizi jika tidak normoweight)

Diagnosa Kerja: Gastroenteritis Akut Viral dengan dehidrasi sedang Diagnosa banding: Gastroenteritis akut bacterial dengan dehidrasi sedang3. Aspek Resiko Internal : (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)a. GenetikAnggota keluarga pasien yang lain pernah mengalami keluhan serupab. PekerjaanPasien belum bekerjac. Gaya hidupPasien masih suka jajan-jajan sembarangan oleh orangtuanya. d. Pola makanPola makan pasien dalam satu hari sebanyak 3 kali dan selalu dihabiskan. Namun pasien tidak terlalu suka makan sayur dan buah.e. Aktivitas sehari- hariPasien merupakan anak yang sangat aktif. Sehari-hari pasien bermain di dalam rumah dengan mainannya atau bermain dengan anak-anak seusianya di sekitar rumah. Pasien sedang dalam masanya menjelajahi isi rumah dan memiliki keingintahuan yang sangat besar. f. KebiasaanPasien masih memiliki kebiasaan memasukan barang-barang selain makanan ke dalam mulut. Pasien pun masih suka menghisap jari. 4. Aspek Resiko Eksternal dan psikososial keluarga Bentuk keluarga pasien yaitu The Nuclear Family dimana dalam satu rumah terdapat suami isteri dan anak. Hal ini memiliki peran yang penting dalam keluarga yaitu kepedulian dan perhatian terhadap seluruh anggota keluarga serta memberikan rasa aman dan nyaman tinggal di rumahnya. Tahapan siklus keluarga Tn. B termasuk kedalam tahapan keluarga kedua yaitu keluarga sedang mengasuh anak dimana anak nya berusia 29 bulan. Fungsi keluarga yaitu fungsi biologis, fungsi psikologis, fungsi sosial budaya, fungsi ekonomi dan fungsi pendidikan dalam keluarga pasien sudah berjalan dengan baik. Namun tidak satupun anggota keluarga yang memiliki asuransi kesehatan. Peran keluarga: seluruh anggota keluarga menjalankan perannya masing masing dalam keluarga dengan baik dan harmonis. Ibu pasien tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum menyuapi anaknya. Dan ibu pasien tidak memiliki kebiasaan mencucikan tangan anaknya deangan sabun saat pasien ingin makan sendiri dengan tangan5. Aspek Fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

(derajat fungsional 1-5)

Secara Aspek fungsional, pada pasien ini memiliki nilai fungsional 4 karena pada penyakit ini pasien sudah tidak dapat melakukan aktivitas, pasien menjadi jarang bermain dengan teman-temannya, pasien terlihat tidak bersemangat dan tidak ceria lagi. Pasien lebih banyak rewel dan selalu ingin digendong.E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 6. Rencana Pelaksanaan

ASPEKKEGIATANSASARANWAKTUHASIL YANG DIHARAPKAN

Personal Menjelaskan kepada ibu pasien, bahwa gejala yang diderita anaknya merupkan gejala dari diare akut dengan dehidrasi sedang. Pada anak seusianya, diare sering disebabkan karena virus yang ditularkan dari orang-orang terdekat. Dan penularannya diakibatkan oleh kebersihan yang kurang baik ataupun makanan yang tidak terjamin kebersihannya. Menjelaskan pada ibu pasien bahwa penyakit yang dialami pasien saat ini dapat disembuhkan, dan kondisi pasien bisa kembali seperti sedia kala asalkan ibu mau mengikuti semua instruksi dan memahami informasi yang diberikan petugas kesehatanOrangtua PasienSaat pasien berobat ke puskesmas Ibu pasien memahami penyakit yang diderita anaknya, sehingga diharapakan ibu dapat lebih menjaga kebersihan agar diare yang menyerang anaknya tidak berulang.

Kekhawatiran ibu menjadi reda sekaligus paham menganai hal-hal apa saja yang yg haru dikhawatirkan Ibu pasien dapat memahami bahwa penanganan yang diberikan pada pasien guna untuk membantu proses penyembuhan dari penyakit pasien.

Aspek Klinik Pemberian terapi medikamentosa : Paracetamol Syrup 120mg/5mlDosis: 10mg/KgBB = 130cc/kali.Cara pemberian: Berikan 1 sendok takar Parasetamol Syrup bila anak deman Tablet Zinc 1 tab/hari selama 10 hari. Cara meminum: 1 tablet zinc dilarutkan dalam satu sendok air dan diminumkan sehari sekali sampai 10 hari meski diare sudah berhenti

Oralit 10 bungkus. Instruksi: buat oralit sebanyak 900 cc dan habiskan dalam 3 jam pertama. Nutrisi pasien tercukupi: Memberikan pengertian bahwa pasien dapat tetap makan seperti biasa dengan pola dan jumlah yang sama, namun dengan lebih menjaga kebersihannya. Bila diare semakin memburuk dan anak tampak lemah dan sulit minum, segera bawa kembali ke yankes terdekat.

Pasien Saat pasien berobat di puskesmas Diharapkan paracetamol dapat meredakan demam pada anak.

Tablet zinc diharapkan mampu bekerja dalam reepitelisasi vili usus yang rusak sehingga mampu membatu pasien mencapai kesembuhannya Pemberian Oralit diharapkan dapat menghindari pasien dari dehidrasi yang lebih lanjut dan mengembalikan status rehidrasinya. Harapannya agar menghindari hal terburuk akibat dehidarasi yang terus berlanjut. Mengingat diare pada balita dapat dengan cepat menyebabkan kematian.

Aspek Risiko Internal Tidak membiasakan anak untuk jajan sembarangan meskipun anak merengek menginkannya Mengajarkan anak secara bertahap agar tidak sembarangan memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Mengajarkan anak secara perlahan agar mau makan sayur dan buah Pasien dan Keluarga

Saat home visite Anak mau makan sayur dan buah sehingga nutrisinya seimbang dan daya tahan tubuhnya meningkat.

Eksternal (psikososial keluarga) Menyarankan pada ibu pasien serta suaminya untuk memperhatikan keadaan pasien yang membutuhkan pengobatan Mengajarkan dan menjelaskan pada ibu pasien tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terutama sebelum makan dan setelah BAB. Menyarankan pada ibu pasien untuk menerapkan pola hidup sehat dan menjaga makanan yang dimakan dan kebersihannya termasuk kebersihan peralatan makan

Pasien dan keluargaSaat home visit Ibu pasien memberikan perhatian dan mengingatkan pasien untuktidak membeli jajanan dimanapun dan mengajarinya untuk selalu mencici tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah beraktivitas dan buang air. Ibu pasien dapat menerapkan pola hidup sehat dan bersih.

Fungsional Memberikan pemahaman kepada ibu dan ayah bahwa anak menjadi rewel dan tidak aktif karena sakit yang dideritanya dan dehidrasinya. Bila anak telah sembuh dari sakitnya, aktifitasnya akan kembali seperti biasa. OranguaSaat di puskesmas dan saat home visit Diharapkan agar anak mendapat perhatian lebih banyak sehingga dapat mempercepat kesembuhannya dan dapat beraktifitas seperti biasa.

F. Analisa Kasus1. Analisa Aspek Personal

Aspek personal pada kasus ini berada pada ibu pasien karena pasien masih berusia balita yang belum bisa mengungkapkan kekhawatiran, harapan maupun persepsinya.

Keluhan keluhan yang dilihat ibu pasien saat ini merupakan tanda bahwa orangtua pasien memiliki respon kekhawatiran, sehinggaibu pasien memutuskan untuk membawa anaknya berobat. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).Orangtua pasien sadar bahwa penyakit anaknya dapat mungkin disebabkan oleh berbagaimacam hal, seperti kebiasaan buruk dan jajan yang sembarangan. Meski tahu hal tersebut dapat menyebabkan sakit, orangtua pasien sedikit acuh sampai akhirnya anaknya sakit dan merasa menyesal. Dalam hal ini butuh dilakukan pendekatan dan edukasi lebih dalam lagi mengenai penyakit yang diderita anaknya dan bagaimana cara mencegaknya.2. Analisa Aspek Klinik

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis Gastroenteritis Akut dengan Dehidrasi Sedang. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didaptkan keluhan BAB cair lebih dari 4 kali sehari tanpa disertai darah dan lendir, disertai muntah 2 kali berisi makanan, terdapat peningkatan bising usus, Diare disertai dengan gejala dehidrasi ringan, antara lain: anak rewel, tampak kehausan dan dari pemeriksaan fisik didapatkan mata cekung dang turgor kulit yang menurun

Tatalaksana sesuai dengan panduan WHO yaitu 5 Pilar Tatalaksana Diare Yaitu:

a. Rehidrasi dengan oralit

b. Suplemn Zinc selama 10 hari

c. Nutrisi seimbang

d. Antibiotik selektif (kalau pada kasus diare yang diduga bakteri)

e. Edukasi3. Analisa Aspek Risiko Internal

Risiko internal pada pasien ini lebih kepada kebiasaan dan aktifitas anak seusianya. Anak usia di bawah 3 tahun masih memiliki kebiasaan memasukan jari maupun benda-benda selain makanan ke dalam mulut, hal tersebut dapat mejadi salah satu faktor predisposisi terjadinya diare pada anak usia balita. Aktifitasnya yang terlalu aktif seperti sedang senang menjalajah dan ingin tahu dapat membuat balita terpapar sesuatu yang kotor yang dapat menjadi penyebab terjadinya bakteriTidak adanya kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan jajan yang tidak sehat pun menjadi faktor risiko internal terjadinya diare.4. Analisa Aspe Eksternal (Psikososial Keluarga)

Tidak satupun anggota keluarga yang memiliki asuransi kesehatan. Saat ditanya alasannya, karena Tn. B masih belum sempat untuk membuatnya. Padahal, dengan adanya asuransi kesehatan, dapat meringankan beban finansial keluarga jika tiba-tiba ada anggota keluarga yang sakit. Ada beberapa faktor risiko terjadinya diare pada anak yang ada pada lingkungan dan keluarga pasien antara lain: Ibu tidak terbiasa mencuci tangan dengan sabun sebelum menyuapi anak, ataupun tidak terbiasa mencucikan tangan anak sebelum anak makan dengan tangan.Tukang jualan jajanan yang ada di sekitar rumah tidak bisa dijamin kebersihannya. Sehingga untuk menghindari anak terkena diare akibat jajan sembarangan, perlu dibiasakan sejak dini untuk tidak terbisa jajan sembarangan.5. Analisa Derajat Fungsional

Derajat fungsional terdiri dari 1-5. Pada pasien ini berada pada derajat fungsional 4 karena terjadi penurunan aktifitas yang membuat pasien rewel dan hanya ingin digendong, Dan hampir seluruh aktifitasnya tergantung pada keluarga.D. Prognosis1. Ad Vitam

: ad bonam2. Ad Sanasionam: ad bonam3. Ad Fungsionam: ad bonamU

WC

Dapur

T

B

Lemari Panjang (Buku)

S

Ruang Keluarga

&

Ruang Tamu

Kamar

Teras

2